kriteria proper pengendalian pencemaran air...
TRANSCRIPT
Kriteria PROPER
Pengendalian Pencemaran Air
2014
PENGUATAN KAPASITAS PROPER 2014
Sekretariat PROPER
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
Perbedaan Kriteria Air PROPER 2013 dibandingkanKriteria Air PROPER 2014 (1)
Aspek Kriteria PROPER 2013 Kriteria PROPER 2014
Ketaatan terhadaptitik penaatan
HITAMindustri sawit yang menerapkan Aplikasilahan (LA), ketaatanpemantauan pada air tanah dan tanah < 100%, tidak berlakuuntuk titik penaatan air limbah.
MERAH1. Terdapat titik penaatandan/atau air buangan/air limbahpemanfaatan LA (untuk industrisawit) yang tidak pernah dipantauselama periode penilaian.2. Untuk kegiatan Hotel, RumahSakit dan Industri PengolahLimbah Domestik yang menggunakan kembali air limbahnya untuk penyiramantanaman;3. industri sawit yang menerapkan Aplikasi lahan (LA), ketaatan pemantauan pada air tanah dan tanah < 100%, tidak berlaku untuk titik penaatan air limbah.
Perbedaan Kriteria Air PROPER 2013 dibandingkanKriteria Air PROPER 2014 (2)
Aspek Kriteria PROPER 2013 KriteriaPROPER
2014
Ketaatan Terhadap Parameter yang dipantau
HITAMa. Tidak pernah melakukan pemantauan seluruh parameter
yang dipersyaratkan selama periode penilaian sesuaidengan:1. izin pembuangan limbah cair;2. baku mutu nasional atau provinsi3. izin pemanfaatan lahan
b. Tidak melakukan pengukuran parameter pH,TSS, COD, dan debit harian bagi perusahaan yang mempunyaikewajiban pengukuran harian
HITAM-
Ketaatan terhadap izin
HITAM :Tidak mempunyai izin pembuangan air limbah (IPLC) ke badan air, laut, atau land application.
Catatan:Khusus industri sawit yang menerapkan land applicationbatasan BOD lebih besar dari 10.000 ppm mendapat peringkat hitam Masukan agroindustri
HITAM-
Catatan:-
Perbedaan Kriteria Air PROPER 2013 dibandingkanKriteria Air PROPER 2014 (3)
Aspek Kriteria PROPER 2013 Kriteria PROPER 2014
Ketaatan Terhadap jumlah data tiap parameter yang dilaporkan
HITAMa. Tidak pernah melaporkan data seluruh paramater
yang dipersyaratkan selama priode penilaianb. Melaporkan data palsuc. Tidak melaporkan data pengukuran parameter pH,
hrian dan/atau debit harian dan/atau TSS hariandan/atau COD harian
HITAMMelaporkan data palsu
Ketaatan terhadappemenuhan bakumutu
HITAM1. Ada data hasil pemantaua melebihi 500% baku
mutu air limbah selama periode penilaian2. tidak melakukan
pemantauan kualitas air laut
HITAMMelampaui Baku Mutu dan sudah pernah dikenakan sanksi administrasi
Ketaatan terhadapketentuan teknis
HITAMa. Tidak memenuhi seluruh ketentuan yang
dipersyaratkan dalam sanksi administrasib. Melakukan by pass
HITAMMelakukan by pass (membuang air limbah kelingkungan tanpapengolahan)
ASPEK PENILAIAN1. Ketaatan Terhadap Izin
2. Ketaatan Terhadap Titik Penaatan
3. Ketaatan Terhadap Parameter Baku Mutu Air Limbah
4. Ketaatan Terhadap Pelaporan Data Per Parameter
5. Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu :
a. Data Swapantau
b. Data Primer
6. Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
1. KETAATAN TERHADAP IZIN
Jenis Izin :
1. Izin Pembuangan Air Limbah ke sumber air
2. Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut
3. Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi Lahan Industri Kelapa Sawit
4. Izin injeksi Air Limbah ke Formasi untuk Industri Migas
Semua industri wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan untuk kegiatannya
1. Kriteria Ketaatan Terhadap Izin
Biru
Merah
Hitam
1. Mempunyai Izin Pembuangan Limbah
Cair (IPLC) ke badan air / Laut / Land
Application;
2. Izin dalam proses akhir (persyaratan izin
sudah lengkap)
Tidak mempunyai Izin Pembuangan Air
Limbah (IPLC) ke badan air / Laut / Land
Application (LA).
-
2. KETAATAN TERHADAP TITIK PENAATAN
Titik Penaatan :
“satu lokasi atau lebih yang dijadikan acuan untuk pemantauan dalam rangka penaatan baku mutu air limbah”
Semua industri wajib memantau seluruh titik penaatan pembuangan dan/ atau pemanfaatan air limbah ke lingkungan
2. Kriteria Ketaatan Terhadap Titik Penaatan
Biru
Merah
Hitam
Memantau seluruh titik penaatan dan/atau air buanganyang harus dikelola sesuai dengan peraturan
-------------------------------------
a. Bagi Industri yang seluruh air limbahnya diserahkan ke pengolah ai rlimbah di kawasan, maka tingkat ketaatan dinyatakan 100% (disertai bukti kontrak kerjasama pengelolaan
air limbah dengan pihak kawasan/estate regulation)
b. Bagi Industri Migas yang telah melakukan injeksi air terproduksi untuk kepentingan
pressure maintance ke formasi maka tingkat ketaatan 100%
c. Bagi industri yang proses produksinya menggunakan kembali (reuse/recycle) 100% air
limbahnya dan sudah dilengkapi SOP pengelolaan air limbah dan logbook
pengelolaan air limbah, maka tingkat ketaatan dinyatakan100%
Terdapat titik penaatan dan/atau air buangan/air limbah
pemanfaatan LA (untuk industri sawit) yang tidak pernah dipantau
selama periode penilaian.
Untuk kegiatan Hotel, Rumah Sakit dan Industri Pengolah Limbah
Domestik yang menggunakan kembali air limbahnya untuk
penyiraman tanaman;
industri sawit yang menerapkan Aplikasi lahan (LA), ketaatan
pemantauan pada air tanah dan tanah < 100%, tidak berlaku untuk
titik penaatan air limbah.
Catatan: Peringkat Merah, bagi industri yang memiliki IPLC ke laut, namun tidak melakukan pemantauan kualitas air laut sesuai
dengan IPLC
-
3. KETAATAN TERHADAP PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH
Parameter :
“unsur pencemar dalam air limbah yang wajib dipantau (diukur)”
Kewajiban Pengukuran :
a. Bulanan : parameter sesuai dalam baku mutu air limbah
b. Harian : sesuai yang dipersyaratkan per jenis industri misalnya : debit, pH, TSS (untuk pertambangan) dan COD (untuk industri kimia)
Ketaatan parameter yang dipantau mengikuti hirarki :
a.Baku Mutu Izin yang menetapkan Baku Mutu Air Limbah;
b.Baku Mutu Daerah (Spesifik);
c.Baku Mutu Nasional (Spesifik);
d.Baku Mutu yang tercantum dalam dokumen AMDAL/UKL-UPL;
e.Baku Mutu sesuai Kepmen LH No. 51 LAMPIRAN C Golongan 1
CONTOH HIRARKI PENENTUAN PARAMETER BAKU MUTU AIR
LIMBAHNo Parameter Kepmen LH No.
52 tahun 1995
Perda Jateng No.
10 tahun 2004
IPLC
Hotel XXX
1. BOD 30 30 30
2. COD 50 50 50
3. TSS 50 50 50
4. Minyak Lemak - 5 5
5. MBAS - 5 5
6. pH 6-9 6-9 6-9
7. Coliform - 400 300
8. NH3 - N - - 10
9. Debit - 1,5 m3/km.hari 1,5 m3/km.hari
PARAMETER BAKU MUTU AIR LIMBAH
Industri yang belum memiliki BMAL spesifik :
• Industri manufaktur Prasarana dan Jasa : pH, BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak, NH3, Hg, Pb, Cd, Cr, Cr(+6), Ag, Zn, Sn, Ni, As, Cu;
• Industri Agro : pH, BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak (Industri Teh hanya pH, BOD, COD, TSS)
• Industri Penambangan Mangan menggunakan BMAL industri tambang nikel
3. Kriteria Ketaatan Terhadap Parameter (1)
A. Memantau 100% seluruh
parameter yang
dipersyaratkan sesuai
dengan:
1. IPLC (Izin Pembuangan
Limbah Cair);
2. Baku Mutu Nasional atau
Provinsi;
Khusus untuk Industri Sawit
yang menerapkan Aplikasi
lahan (LA), parameter yang
dipantau untuk air limbah yang
di aplikasi, air tanah dan tanah
>90%. (Untuk parameter pH
dan BOD harus terpantau)
A. Memantau <100%
parameter yang
dipersyaratkan sesuai
dengan:
1. IPLC (Izin
Pembuangan Limbah
Cair);
2. Baku Mutu Nasional
atau Provinsi.
Khusus untuk Industri
Sawit yang menerapkan
Aplikasi lahan (LA),
parameter yang
dipantau untuk air
limbah yang di aplikasi,
air tanah dan tanah
<90%. (Untuk parameter
pH dan BOD harus
terpantau)
-
Biru Merah Hitam
3. Lanjutan Kriteria Ketaatan Terhadap Parameter (2)
B. Melakukan pengukuran
parameter pH, TSS, COD, dan
debit harian, bagi perusahaan
yang mempunyai kewajiban
pengukuran
C. Menghitung beban
pencemaran
B. Melakukan pengukuran
parameter pH, TSS, COD dan
debit harian, bagi perusahaan
yang mempunyai kewajiban
pengukuran
C. Tidak menghitung bebam
pencemaran
Biru Merah Hitam
1. Khusus industri Manufaktur, Prasarana, Jasa (MPJ) parameter Total Zat Padat Larut atau Total Dissolve
Solid (TDS) tidak dipertimbangkan dalam penilaian untuk badan air penerima ke laut;
2. Khusus Industri Agro yang belum memiliki baku mutu spesifik wajib mengacu kepada Kepmen 51 thn.
1995 Lampiran C Golongan 1 dengan parameter BOD, COD, pH, TSS, Minyak dan Lemak, sedangkan
untuk industri Teh parameter hanya BOD, COD, pH, TSS;
3. Khusus Industri MPJ yang belum memiliki Baku Mutu spesifik wajib mengacu kepada Kepmen LH No. 51
Tahun 1995 Lampiran C golongan 1 dengan parameter BOD, COD, pH, TSS, Minyak dan Lemak, NH3,
Hg, Pb, Cd, Cr, Cr(+6), Ag, Zn, Sn, Ni, As, Cu;
4. Industri Pertambangan Mangan, menggunakan Baku Mutu (BM) Tambang Nikel.
5. Ketaatan parameter yang dipantau mengikuti hirarki :
a. Baku Mutu IZIN (IPLC) yang menetapkan Baku Mutu Air Limbah;
b. Baku Mutu Daerah (Spesifik);
c. Baku Mutu Nasional (Spesifik);
d. Baku Mutu yang tercantum dalam dokumen AMDAL/UKL-UPL;
e. Baku Mutu sesuai Kepmen LH No. 51 LAMPIRAN C Golongan 1
4. KETAATAN TERHADAP PELAPORAN DATA PER-PARAMETER
Melaporkan data secara lengkap selama periode penilaian yang terdiri dari :
1.Pemantauan kualitas air limbah;
2.Produksi bulanan (riil) atau bahan baku;
3.Catatan pH dan debit harian air limbah yang dibuang.
4.Parameter TSS harian untuk pertambangan
5.Parameter COD harian untuk industri petrokimia, Kawasan Kimia, Rayon dan Oleokimia dasar
6.Perhitungan beban pencemaran
CONTOH EVALUASI KETAATAN TERHADAPDATA PER-PARAMETER YANG DILAPORKAN
Parameter Jul Agt Sep Okt Nov Des Ja
n
Peb Mrt Apr Mei Jun Jmlh
data
Ada
data
Pers
en
pH 7 7 8 7 8 10 8 7 7 8 7 7 12 12 100
BOD 25 19 28 20 15 30 34 22 19 23 27 20 12 12 100
COD 40 39 47 33 30 40 49 55 33 46 - 36 12 11 92
TSS 44 36 38 45 36 47 40 43 34 54 - 45 12 11 92
Paramet
er
Jul Agt Sep
Okt Nov
Des Jan
Peb
Mrt Apr Mei Jun Jmlh
data
Ada dat
a
Per
sen
pH 7 7 8 7 8 8 8 7 7 8 X X 10 10 100
BOD 22 23 27 25 18 - - 32 21 26 X X 10 8 80
COD - - - - - - - - - - X X 10 0 0
TSS 47 - 34 45 36 47 4
0
43 34 45 X X 10 9 90
Melaporkan data
secara lengkap sesuai
dengan yang
dipersyaratkan >90%
sebagai berikut:
1. Pemantauan
kualitas air limbah;
2. Produksi bulanan
(riil) atau bahan
baku;
3. Catatan debit
harian air limbah
yang dibuang.
4. Ketaatan Terhadap Jumlah Data per-Parameter Yang
Dilaporkan (1)
Biru Merah Hitam
Melaporkan data
sesuai dengan yang
dipersyaratkan
< 90% sebagai
berikut:
1. Pemantauan
kualitas air limbah
2. Produksi bulanan
(riil) atau bahan
baku;
3. Catatan debit
harian air limbah
yang dibuang.
Melaporkan data
palsu.
Tersedia data pemantauan
harian minimal 90% dari
seluruh data pemantauan
rata-rata harian dalam satu
bulan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku:
a. Industri Petrokimia,
Kawasan Industri, Rayon,
Oleokimia Dasar parameter
COD dan pH
b. Industri Minyak Goreng
dan Keramik parameter pH
c. Industri Pertambangan
parameter pH dan TSS atau
debit
d. parameter pH untuk
Industri Agro sesuai yang
dipersyaratkan
4. Ketaatan Terhadap Jumlah Data per-Parameter Yang
Dilaporkan (2)
Biru Merah Hitam
Tersedia data pH harian
dan/atau debit harian
dan/atau TSS harian
dan/atau COD harian,
setiap bulan tersedia
data < 90% dari data
pemantauan rata-rata
harian dalam satu bulan
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Melaporkan data palsu.
Khusus industri kelapa
sawit yang menerapkan
aplikasi lahan jumlah
data per outlet dihitung
berdasarkan parameter
yang dipantau dikalikan
dengan frekuensi
pemantauan kemudian
dibagi dengan jumlah
total data yang harus
tersedia dalam satu
periode penilaian.
Tingkat ketaatan
pelaporan adalah >90%
4. Ketaatan Terhadap Jumlah Data per-Parameter Yang
Dilaporkan (3)
Biru Merah Hitam
Khusus industri kelapa
sawit yang menerapkan
aplikasi lahan jumlah
data per outlet dihitung
berdasarkan parameter
yang dipantau dikalikan
dengan frekuensi
pemantauan kemudian
dibagi dengan jumlah
total data yang harus
tersedia dalam satu
periode penilaian.
Tingkat ketaatan
pelaporan adalah
<90%.
CONTOH EVALUASI KETAATANTERHADAP DATA PER-PARAMETER
YANG DILAPORKAN (1)Param
eter
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data %
pH 7 7 8 7 8 10 8 7 7 8 7 7 6-9 12 11 92
BOD 25 19 28 20 15 30 34 22 19 23 27 20 30 12 11 92
COD 40 39 47 33 30 40 49 55 33 46 - 36 50 11 10 91
TSS 44 36 38 45 36 47 40 43 34 54 - 45 50 11 10 91
Param
eter
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Pe
b
Mrt Apr Me
i
Jun BMAL Data %
pH 7 7 8 7 8 8 8 7 7 8 X X 6-9 10 10 100
BOD 22 23 27 25 18 - - 32 21 26 X X 30 8 7 88
COD - - - - - - - - - - X X 50 0 0 0
TSS 47 - 34 45 36 47 40 43 34 45 X X 50 9 9 100
CONTOH EVALUASI KETAATANTERHADAP DATA PER-PARAMETER
YANG DILAPORKAN (2)Param
eter
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data %
pH 9 8 8 7 7 7 8 8 8 7 8 7 6-9 12 11 100
BOD 23 29 18 24 25 23 27 28 21 21 26 22 30 12 11 100
COD 45 49 37 43 40 44 52 55 32 41 40 33 50 12 10 83
TSS 36 35 36 41 32 43 48 48 36 43 31 42 50 12 12 100
Para
mete
r
Jul Agt Se
pOkt No
vDes Jan Pe
bMrt Ap
rMei Jun BM
ALDat
a%
pH 7 8 9 9 8 7 7 8 8 9 7 100 6-
9
12 12 100
BOD 24 22 23 27 28 18 21 20 23 34 46 152 30 12 9 75
CO
D
41 36 43 31 42 41 32 43 40 48 88 212 50 12 10 83
TSS 40 39 55 33 30 40 49 45 33 74 105 204 50 12 8 67
Parameter BOD pada Bulan Juni melebihi 500 % BMAL
5. KETAATAN TERHADAP BAKU MUTU AIR LIMBAH
Evaluasi Penaatan Baku Mutu Air Limbah dilakukan terhadap :
A. Data Swapantau Bulanan
1.Kualitas Air Limbah
2.Data harian air limbah (debit, pH, TSS, COD)
3.Beban Pencemaran
B. Data Primer
Perusahaan dapat melakukan split sampel terhadap data yang diambil Tim Proper.
Pengambilan split sampel harus dituliskan dalam berita acara pengawasan
5. KETAATAN TERHADAP BAKU MUTU AIR LIMBAH
Khusus Rumah Sakit: parameter sesuai Kepmen Nomor 58 tahun 1995 : NH3 bebas, Fospat, pH, BOD, COD, TSS, E-Coli.
Tetapi untuk parameter NH3 bebas dan Fosfat tidak masuk dalam penilaian baku mutu
Data Swapantau
Perusahaan (Sekunder).
Data hasil pemantauan
memenuhi ≥ 90 % baku
mutu dalam satu periode
penilaian tiap titik penaatan
tiap parameter dalam
periode penilaian
memenuhi baku mutu dari
data yang dilaporkan.
Pemantauan kontinyu data
hasil pemantauan
memenuhi ≥ 95% ketaatan
dari data rata-rata harian
yg dilaporkan stiap bulan
dalam kurun waktu 1 tahun
5. Kriteria Ketaatan Terhadap Baku Mutu Air Limbah (1)
Biru Merah Hitam
Data Swapantau
Perusahaan (Sekunder).
Data hasil pemantauan
memenuhi <90 % baku
mutu dalam satu periode
penilaian tiap titik penaatan
tiap parameter pada setiap
titik penaatan. Data hasil
pemantauan parameter pH
harian dan/atau debit harian
dan/atau COD harian
memenuhi ≤95% ketaatan
dari data rata-rata harian
yang dilaporkan setiap
bulan dalam kurun waktu
satu tahun
-
Untuk kegiatan pertambangan
di lepas pantai (off shore), titik
penaatan ambient air laut
sesuai dengan AMDAL. Data
hasil pemantauan parameter
TSS dan kekerusahan
memenuhi ≥ 95% contoh
tambang timah dengan
menggunakan kapal keruk/
kapal hisap memenuhi baku
mutu TSS dan kekeruhan. Titik
penaatan ambient air laut
sesuai dengan Amdal
Memenuhi Beban pencemaran
dalam peraturan telah
memenuhi ≥ 90%
5. Kriteria Ketaatan Terhadap Baku Mutu Air
Limbah(2)
Biru Merah Hitam
Data hasil pemantauan
parameter TSS dan
kekeruhan memenuhi <
95% ketaatan
memenuhi Beban
pencemaran dalam
peraturan telah memenuhi
<90 ketaatan
-
5. Ketaatan Terhadap Baku Mutu Air Limbah (3)
Biru Merah Hitam
Catatan:
1. Pengambilan sampel air limbah oleh Tim PROPER dapat dilakukan di luar periode penilaian
PROPER
2. Perusahaan dapat melakukan split sampel pada saat pengambilan data primer oleh Tim
PROPER.
3. Khusus industri sawit yang menerapkan land application batasan BOD lebih besar dari 10.000
ppm mendapat peringkat hitam .
4. Khusus industri tambang timah dengan menggunakan kapal keruk atau kapal hisap memenuhi
baku mutu TSS dan kekeruhan.
5. Khusus rumah sakit parameter NH3 bebas dan fosfat tidak masuk dalam penilaian pemenuhan
baku mutu.
Data Pemantauan
Tim PROPER
(Primer)
Data hasil
pemantauan
memenuhi 100 %
baku mutu pada saat
pengambilan sampel
dilapangan
Data hasil
Pemantauan Tim
PROPER (Primer)
Data hasil
pemantauan terdapat
paramater yang
melebihi baku mutu
-
Contoh Matrik Penaatan Parameter, Pelaporan dan Baku Mutu (1)
No.
PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU
Parameter
Jumlah data pemantauan
sesuai peraturan /
izin
Jumlah data yang dilaporkan
Tingkat Ketaatan
Jumlah Parameter
yang dipantau
sesuai peraturan
/ izin
Jumlah Paramater
Pemantauan (sesuai
Ketentuan)
Tingkat Ketaatan
Jumlah data yang tidak memenuhi baku mutu
(100 % < x < = 500%)
Tingkat Ketaatan
Jumlah data yang
tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%)
Keterangan
4 4 100% 0
1 pH 12 12 100%1
92% -
2 BOD 12 12 100%1
92% -
3 COD 12 11 92% 1 91%
4 TSS 12 11 92% 1 91%
Tingkat Ketaatan Pelaporan 92%Tingkat Ketaatan
Parameter 100%Tingkat Ketaatan Pemenuhan Baku
Mutu91%
0
Contoh Matrik Penaatan Parameter, Pelaporan dan Baku Mutu (2)
No.
PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU
Parameter
Jumlah data pemantauan
sesuai peraturan /
izin
Jumlah data yang dilaporkan
Tingkat Ketaatan
Jumlah Parameter
yang dipantau
sesuai peraturan
/ izin
Jumlah Paramater Pemantaua
n (sesuai Ketentuan)
Tingkat Ketaatan
Jumlah data yang
tidak memenuhi baku mutu (100 % < x < = 500%)
Tingkat Ketaatan
Jumlah data yang
tidak memenuhi baku mutu ( x > 500%)
Keterangan
4 3 75% 0
1 pH 10 10 100%0
100% -
2 BOD 10 8 80%1
88% -
3 TSS 10 9 90% 0 100%
Tingkat Ketaatan Pelaporan 80%Tingkat Ketaatan
Parameter75%
Tingkat Ketaatan
Pemenuhan Baku Mutu
88%
0
6. KETAATAN TERHADAP KETENTUAN TEKNIS
1. Laboratorium terakreditasi
2. Saluran air limbah : kedap dan tidak tercampur drainase
3. By pass
4. Pengenceran
5. Alat ukur debit
6. Ketentuan teknis LA (untuk sawit)
Ketentuan teknis : saluran air limbah, by pass, pengenceran
4
5
Saluran air hujan
Unit 1
Unit 21
2 3
7
Unit 3
Air bersih
8Saluran air hujan 6
Manakah yang merupakan saluran by pass, pengenceran, penggabungan saluran air limbah dengan air hujan?Saluran mana yang harus dilengkapi dengan flow meter?
6. Kriteria Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
BIRU
1. Menggunakan jasa laboratorium eksternal atau internal yang sudah terakreditasi atau
yang ditunjuk oleh gubernur.
2. Memisahkan saluran air limbah dengan limpasan air hujan.
3. Membuat saluran air limbah yang kedap air.
4. Memasang alat pengukur debit (flowmeter).
5. Tidak melakukan pengenceran.
6. Tidak melakukan by pass air limbah.
7. Memenuhi seluruh ketentuan yang dipersyaratkan dalam sanksi administrasi.
8. Tambahan persyaratan teknis untuk industri sawit yang menerapkan land application
harus memenuhi ketentuan teknis:
a. dilakukan pada lahan selain lahan gambut.
b. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permeabilitas lebih besar 15 cm/jam.
c. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan permea bilitas kurang 1,5 cm/jam.
d. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2
meter.
e. Tidak ada air larian (run off) yang masuk ke sungai.
f. Tidak melakukan pengenceran air limbah yang dimanfaatkan.
g. Tidak membuang air limbah pada tanah di luar lokasi yang ditetapkan dalam
Keputusan.
h. Tidak membuang air limbah ke sungai bila melebihi ketentuan yang berlaku.
MERAH 1. Tidak memenuhi salah satu persyaratan teknis;
2. Tidak memenuhi sebagian ketentuan yang dipersyaratkan dalam sanksiadministrasi.
HITAMMelakukan by pass (membuang air limbah ke lingkungan tanpapengolahan)
Catatan: Khusus Industri pertambangan, energi, dan migas tidak wajib memasang flowmeter pada
saluran air limbah drainase dan cooling water.
SEKRETARIAT PROPERGEDUNG B LANTAI 4SE
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUPJL. D.I. PANJAITAN KAV 24 JAKARTAS 13410TELP: 62-21-8520886 | FAX : 62-21-8520886
PROPER.MENLH.GO.ID
Terima Kasih