kriptografi menggunakan hybrid cryptosystem dan digital
TRANSCRIPT
ISSN: 1978-1520
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
34 ISSN PRINT : 2407-4322
ISSN ONLINE : 2503-2933
Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan
Digital Signature
Halim Agung*1, Ferry2
1,2Universitas Bunda Mulia; Jl. Lodan Raya No.2, 021-6909090 1,2Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Desain, Jakarta
e-mail: *[email protected]
Abstrak
Keamanan informasi pada saat ini menjadi lebih mudah untuk disalahgunakan oleh
pihak lain ketika informasi itu dikirim dan disimpan. Untuk menanggulangi masalah tersebut
maka dilakukan penelitian yang menciptakan suatu aplikasi yang menggunakan metode hybrid
cryptosystem dan digital signature. Metode hybrid cryptosystem dilakukan dengan
menggabungkan algoritma RC4 dan RSA. Metode digital signature dilakukan dengan
menggunakan fungsi hash SHA-512 dengan pendekatan algoritma RSA. Aplikasi yang dibangun
dapat melakukan enkripsi dan dekripsi pada file serta meningkatkan keamanan dalam mengirim
data dengan hybrid cryptosystem dan digital signature. Berdasarkan hasil penelitian maka
semua tipe file yang diuji berhasil dienkripsi dan didekripsi serta semakin besar ukuran file,
maka semakin lama proses enkripsi dan dekripsinya.
Kata kunci: Hybrid Cryptosystem, RC4, RSA, SHA-512, Digital Signature.
Abstract Security of information at this point becomes easier to be abused by another party
when that information is sent and stored. To overcome these problems then do research to
create an application that uses a hybrid method cryptosystem and digital signature. Methods in
hybrid cryptosystem is done by combining the RC4 and RSA. Digital signature method is done
by using a hash function SHA-512 with RSA algorithm approach. Applications that are built to
perform encryption and decryption on files as well as improving security in sending data by
hybrid cryptosystem and digital signature. Based on the research results of all the file types
tested successfully encrypted and decrypted as well as the larger the file size, the longer the
encryption and decryption process.
Keywords: Hybrid Cryptosystem, RC4, RSA, SHA-512, Digital Signature.
1. PENDAHULUAN
riptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga kerahasiaan pesan, data atau informasi
dengan cara menyamarkannya menjadi bentuk tersandi yang tidak mempunyai makna [1].
Dalam kriptografi terdapat dua proses utama yaitu enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah
proses penyandian plain text menjadi cipher text. Sedangkan dekripsi adalah proses penyandian
kembali cipher text menjadi plain text. Untuk membangun sistem aplikasi pengiriman informasi
yang terjaga keamanan dan kerahasiaan informasi tersebut, peneliti menggunakan proses
enkripsi dan dekripsi dengan metode hybrid cryptosystem.
Menurut Kuppuswamy dan Al-Khalidi pada tahun 2014, hybrid encryption adalah
model enkripsi yang menggabungkan dua atau lebih sistem enkripsi. Hybrid encryption
K
Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 35
dilakukan dengan cara menggabungkan asymmetric encryption dan symmetric encryption untuk
mendapatkan keuntungan berupa kelebihan dari masing-masing enkripsi [2].
Digital signature adalah mekanisme otentikasi yang memungkinkan pembuat pesan
dapat melampirkan sebuah kode yang bertindak sebagai tanda tangan. Tanda tangan digital
dibuat dengan menggunakan fungsi hash pada pesan, lalu mengenkripsi hash tersebut dengan
private key pembuat. Tanda tangan tersebut menjamin sumber dan integritas pesan [3].
Penggunaan hybrid cryptosystem dalam penelitian ini adalah dengan menggabungkan
algoritma RC4 dan RSA serta SHA-512 untuk membuat digital signature dengan pendekatan
RSA. Skema hybrid encryption menggunakan teknik mengenkripsi public key untuk
memperoleh shared key yang digunakan untuk enkripsi pesan yang asli dengan menggunakan
enkripsi symmetric key [4].
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Rusli pada tahun 2010, Tanda
tangan digital memanfaatkan fungsi hash satu arah untuk menjamin bahwa tanda tangan itu
hanya berlaku untuk dokumen yang bersangkutan saja. Sedangkan RSA merupakan algoritma
enkripsi yang rumit sehingga tidak mudah untuk dibobol. Algoritma ini memiliki dua kunci
yaitu kunci public dan kunci privat [5].
Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya [6], dibangun aplikasi enkripsi dan
dekripsi menerapkan algoritma Affine Chiper dan RC4 dengan menggunakan bahasa
pemrograman PHP yang dijalankan pada browser. Oleh karena itu, beberapa kelebihan dalam
aplikasi yang akan dibangun diantaranya adalah dengan menggunakan hybrid cryptosystem dan
digital signature berbasis web.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kriptografi
Menurut Kromodimoedjo [7], Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana
data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh seseorang
yang tidak memiliki kunci dekripsi. Dekripsi menggunakan kunci dekripsi mendapatkan
kembali data asli. Proses enkripsi dilakukan menggunakan suatu algoritma dengan beberapa
parameter. Biasanya algoritma tidak dirahasiakan, bahkan enkripsi yang mengandalkan
kerahasiaan algoritma dianggap sesuatu yang tidak baik. Rahasia terletak di beberapa parameter
yang digunakan, jadi kunci ditentukan oleh parameter. Parameter yang menentukan kunci
dekripsi itulah yang harus dirahasiakan.
2.2 Hybrid Cryptosystem
Menurut Ronald Cramer dan Victor Shoup, skema hybrid encryption menggunakan
teknik mengenkripsi public key untuk memperoleh shared key yang digunakan untuk enkripsi
pesan yang asli dengan menggunakan enkripsi symmetric key [4]. Kelebihan memakai hybrid
cryptosystem : (1) Kombinasi dari symmetric encryption dan asymmetric encryption
memberikan kemudahan asymmetric encryption dengan kecepatan symmetric encryption. (2)
Dengan menggunakan symmetric encryption yang 100 – 1000 kali cepat daripada asymmetric
encryption, memberikan pemecahan masalah terhadap waktu enkripsi yang lama oleh
asymmetric encryption. (3) Asymmetric encryption menyediakan solusi pendistribusian kunci
dan masalah transmisi data ketika memakai symmetric encryption. (4) Ketika digunakan
bersama-sama, performa dan pendistribusian kunci meningkat tanpa adanya pengurangan dalam
keamanan. Kekurangan dari hybrid cryptosystem : (1) Hybrid cryptosystem mewarisi
kekurangan dari symmetric encryption dan asymmetric encryption. (2) Lebih rumit.
ISSN: 1978-1520
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
36 ISSN PRINT : 2407-4322
ISSN ONLINE : 2503-2933
2.3 RC4
Algoritma kriptografi Rivest Cipher 4 (RC4) (Gambar 1) merupakan salah satu
algoritma kunci simetris dibuat oleh Rivest Shamir Adleman Data Security Inc (RSADSI) yang
berbentuk stream chipher. Algoritma ini ditemukan pada tahun 1987 oleh Ronald Rivest dan
menjadi simbol keamanan RSA (merupakan singkatan dari tiga nama penemu yaitu Rivest,
Shamir dan Adleman). Algoritma ini dibuat berdasarkan penggunaan permutasi acak [3].
Gambar 1. Proses Algoritma RC4
Tahap pertama, state yang diberi nilai awal berupa array yang merepresentasikan suatu
permutasi dengan 256 elemen. Array yang mempunyai 256 elemen ini (dengan indeks 0 sampai
dengan 255) dinamakan S. Proses inisialisasi S :
Kode 1 . Proses inisialisasi S
For i = 0 to 255 do
S[i] = I;
T[i] = K[I mod length];
Tahap kedua menggunakan T untuk membuat awal permutasi untuk dari S. Dimulai dari
S[0] sampai S[255] dan untuk setiap S[i], S[i] ditukar dengan byte didalam S sesuai dengan
skema yang diperintahkan oleh T[i].
Kode 2 . Proses permutasi awal
J = 0;
For i = 0 to 255 do
j = (j + S[i] + T[i] ) mod 256;
swap (S[i], S[j]);
Dikarenakan operasi yang digunakan untuk S adalah permutasi. S masih mengandung
semua nomor dari 0 sampai 255. Dengan demikian berakhirlah proses persiapan kunci RC4.
Untuk membangkitkan kunci enkripsi, dilakukan proses berikut:
Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 37
Kode 3 . Proses persiapan kunci RC4
i = j = 0;
i = (i + 1) mod 256;
j = (j + S[i]) mod 256;
swap (S[i], S[j]);
t = (S[i] + S[j]) mod 256;
k = S [t];
Untuk mengenkripsi, XOR nilai k dengan byte plain text dan untuk mendekripsi, XOR nilai k
dengan byte cipher text.
2.4 Rivest Shamir Adleman (RSA)
Algoritma ini ditemukan oleh Ron Rivest, Adi Shamir dan Leonard Aldeman. RSA
adalah singkatan dari huruf depan 3 orang yang menemukannya pada tahun 1977 di MIT
(Massachussets Insitute of Technology). RSA adalah blok cipher yang terdiri dari plain text dan
cipher text berupa integer diantara 0 dan n – 1 dimana tipikal size untuk n adalah 1024 bits
(21024) atau 309 digit desimal [3]. Menurut Sentot Kromodimoeljo [7], keamanan RSA
mengandalkan sukarnya menguraikan bilangan yang sangat besar.
Setiap pengguna memilih, menggunakan random number generator (Gambar 2), dua
bilangan prima yang sangat besar p dan q. Untuk produk n = pq, jika p dan q diketahui, fungsi
Euler dapat dengan mudah dikomputasi yaitu ∅(n) = (p-1)(q-1). Kemudian pengguna memilih,
menggunakan random number generator, suatu bilangan e antara 1 dan ∅(n) yang koprima
dengan ∅ (n). Berikutnya pengguna mengkomputasi inverse dari e modulo ∅ (n): 𝑑≡𝑒−1 (𝑚𝑜𝑑
∅(𝑛)). Kemudian pengguna mempublikasi kunci publiknya 𝐾𝐸 = (n, e), dan merahasiakan kunci
pribadinya 𝐾𝐷 = (n, d), rumus untuk mengenkripsi menggunakan kunci publik adalah 𝑀𝑒 mod
n, dimana M adalah representasi naskah asli ketika mengenkripsi. Rumus untuk mendekripsi
menggunakan kunci pribadi adalah 𝑀𝑑 mod n, dimana M adalah representasi naskah asli
(menggunakan bilangan bulat) ketika mendekripsi.
Gambar 2. Proses Algoritma RSA
ISSN: 1978-1520
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
38 ISSN PRINT : 2407-4322
ISSN ONLINE : 2503-2933
2.5 Digital Signature
Digital signature adalah mekanisme otentikasi yang memungkinkan pembuat pesan
dapat melampirkan sebuah kode yang bertindak sebagai tanda tangan. Tanda tangan digital
dibuat dengan menggunakan fungsi hash pada pesan, lalu mengenkripsi hash tersebut dengan
private key pembuat. Tanda tangan tersebut menjamin sumber dan integritas pesan [3].
Gambar 3. Proses Digital Signature
Untuk proses tanda tangan (Gambar 3), pesan terlebih dahulu dienkripsi dengan
kriptografi fungsi hash dan kemudian hasil dari fungsi hash tersebut dienkripsi dengan private
key user pengirim. Setelah itu pesan dan tanda tangan diberikan kepada user penerima. Untuk
proses verifikasi, pesan yang dikirim akan dienkripsi dengan fungsi hash dan untuk tanda
tangan yang diterima akan dienkripsi dengan menggunakan kunci publik user pengirim.
Kemudian hasil dari keduanya dicocokkan, apabila kedua hasil tersebut sama maka tanda
tangan itu sah, jika sebaliknya maka tidak sah. Dalam Digital Signature Standard (DSS), fungsi
hash yang dipakai pada umumnya adalah SHA-1, tetapi berdasarkan standar Federal
Information Processing Standard Publications diumumkan bahwa fungsi hash SHA-1 pada
akhir tahun 2013 tidak akan digunakan, tetapi fungsi hash SHA-2 telah disetujui pemakaiannya
untuk Digital Signature Standard. Output dari fungsi hash SHA-2 diperbolehkan untuk
dipotong ukurannya hingga sama seperti ukuran key pair.
2.6 SHA-512 (Secure Hash Algorithm)
Algoritma SHA dirancang oleh National Security Agency (NSA) dan dijadikan standard
FIPS (Federal Information Processing Standard) pada tahun 1993. SHA dibuat berdasarkan
fungsi hash MD4 dan desain modelnya menyerupai MD4. Pada tahun 2005, NIST memberikan
pengumuman dengan tujuan menghapus setahap demi setahap penggunaan SHA-1 dan
mengharapkan pindah pada SHA-2 pada tahun 2010.
Algoritma SHA-512 (Gambar 4) menerima input pesan dengan panjang maksimum
kurang dari 2128 bits dan akan menghasilkan keluaran berupa 512 bit message digest. Input
pesan akan diproses dalam blok 1024 bit. Proses terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu [3]: (1)
Menambah jumlah bits. pesan diberi lapisan sehingga panjang pesan menjadi sama dengan 896
modulo 1021 ( panjang ≡ 896(mod 1024)). (2) Menambahkan panjang bits. blok sebanyak 128
bit ditambahkan pada akhir pesan. (3) Inisialisasi hash buffer. Buffer sebesar 512 bit dipakai
untuk penyangga dan menghasilkan fungsi hash. Buffer tersebut direpresentasikan menjadi
delapan 64 bit integer, yaitu : a = 6A09E667F3BCC908, b = BB67AE8584CAA73B, c =
3C6EF372FE94F82B, d = A54FF53A5F1D36F1, e = 510E527FADE682D1, f =
Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 39
9B05688C2B3E6C1F, g = 1F83D9ABFB41BD6B, h = 5BE0CD19137E2179. (4) Memproses
pesan dalam blok 1024 bit (128 karakter).
Gambar 4. Proses 1 Algoritma SHA-512
Modul ini merupakan bagian utama dan terbagi menjadi 80 babak (Gambar 5). Modul
ini direpresentasikan sebagai F pada Gambar 4. Setiap babak menerima input sebanyak 512 bit
nilai buffer, abcdefgh dan memperbarui konten buffer. Pada input babak pertama, buffer
memiliki nilai hash penyangga, 𝐻𝑖−1. Setiap babak (round) t memakai 64 bit nilai 𝑊𝑡, diperoleh dari 1024 bit blok yang sekarang ini diproses (𝑀𝑖). Nilai-nilai ini diperoleh dengan
menggunakan message schedule yang akan dijelaskan kemudian. Setiap babak juga
menggunakan konstanta tambahan 𝐾𝑡, dimana 0 ≤𝑡 ≤79. Hasil dari babak ke-80 menjadi input
babak pertama (𝐻𝑖) untuk dihitung di blok selanjutnya.
Gambar 5. Proses 2 Algoritma SHA-512
ISSN: 1978-1520
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
40 ISSN PRINT : 2407-4322
ISSN ONLINE : 2503-2933
(5) Output. Setelah semua 1024 bit blok sudah diproses, hasil dari babak terakhir adalah 512 bit
message digest. Rangkuman dari proses SHA-512 adalah seperti berikut:
Kode 4 . Proses SHA-512
𝐻0= IV
𝐻𝑖= SUM64 (𝐻𝑖−1 , abcdefgh𝑖) MD = 𝐻𝑁
dimana : IV = Initial value dari buffer abcdefgh, yang tercantum dalam tahap ketiga, abcdefgh𝑖 = hasil dari babak terakhir dari proses tahap keempat, N = jumlah blok dalam pesan (termasuk
pesan yang bit-nya sudah ditambah), SUM64 = penambahan modulo 264, MD = Hasil message
digest.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Deskripsi Sistem
Tujuan pembuatan sistem ini adalah menerapkan algoritma RC4 dan RSA untuk
mengamankan file sehingga file tersebut menjadi tidak dapat terbaca, serta menerapkan
algoritma SHA-512 untuk pembuatan tanda tangan digital dengan pendekatan RSA. Gambar 6
adalah proses yang harus dilewati dalam melakukan enkripsi dan dekripsi file dengan bantuan
flowchart sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program.
Gambar 6. Flowchart Enkripsi
Berikut adalah penjelasan dari flowchart enkripsi (Gambar 6) : (1) Pilih file yang ingin
dienkripsi. (2) Pengguna harus memasukkan kunci RC4 berupa karakter apapun dengan panjang
minimal 6 karakter dan maksimal 35 karakter dan kemudian pengguna memasukkan
username/email penerima. (3) Sistem akan melakukan proses enkripsi pada file yang dipilih
dengan algoritma RC4. (4) Kunci yang dipakai untuk melakukan proses enkripsi RC4 akan
dienkripsi dengan menggunakan algoritma RSA (menggunakan kunci publik penerima). (5)
Melakukan proses fungsi hash SHA-512 pada file yang dipilih. (6) Hasil dari fungsi hash SHA-
Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 41
512 akan dienkripsi dengan algoritma RSA (menggunakan private key pengirim). (7)
Menampilkan hasil dari proses enkripsi.
Gambar 7. Flowchart Dekripsi
Berikut adalah penjelasan dari flowchart dekripsi (Gambar 7) : (1) Pilih file yang ingin
didekripsi. (2) Pengguna harus memasukkan private key miliknya sendiri. (3) Sistem akan
memerika apakah private key yang dimasukkan valid atau tidak. Jika private key tidak valid,
masukkan lagi private key. Jika valid, proses dekripsi berjalan. (4) Sistem akan melakukan
proses dekripsi pada encrypted RC4 key dengan algoritma RSA (menggunakan private key
penerima) dan menghasilkan kunci RC4. (5) Melakukan proses dekripsi RC4 pada cipher file
dengan menggunakan kunci RC4 sehingga menghasilkan original file. (6) Melakukan fungsi
hash pada original file sehingga menghasilkan kode hash. (7) Kemudian, sistem melakukan
proses dekripsi signed message dengan menggunakan algoritma RSA (menggunakan private key
pengirim) dan menghasilkan digital signature. (8) Digital signature dan kode hash dicocokkan.
Jika sama, maka digital signature tersebut valid. Jika tidak sama, maka digital signature
tersebut tidak valid. (9) Menampilkan hasil dari proses dekripsi dan link download file.
3.2 Implementasi Proses dan Algoritma
Implementasi proses dan algoritma berguna untuk mengetahui proses dan algoritma
yang berjalan didalam aplikasi. Berikut proses dan algoritma tersebut: (1) Enkripsi, File yang
sudah dipilih akan dienkripsi (algoritma RC4) dengan memakai kunci RC4 yang dimasukkan.
Kemudian kunci RC4 akan dienkripsi (algoritma RSA) dengan menggunakan kunci publik user
penerima. Untuk proses digital signature, file yang dipilih akan dienkripsi dengan fungsi hash
SHA-512 dan akan menghasilkan kode hash. Kode hash akan dienkripsi (algoritma RSA)
dengan memakai private key user pengirim. User penerima akan mendapatkan pesan berupa
ISSN: 1978-1520
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
42 ISSN PRINT : 2407-4322
ISSN ONLINE : 2503-2933
hasil enkripsi file, encrypted RC4 key dan digital signature. (2) Dekripsi, Dimulai dengan
dekripsi (algoritma RSA) pada encrypted RC4 key dengan menggunakan private key user
penerima sehingga menghasilkan kunci RC4. Kunci RC4 akan digunakan untuk proses dekripsi
cipher file dengan menggunakan algoritma RC4 sehigga menghasilkan file asli (original file).
Kemudian, dilanjutkan dengan proses fungsi hash SHA-512 pada file asli yang akan
menghasilkan data berupa kode hash. Untuk proses pengecekan digital signature, signed
message akan didekripsi (algoritma RSA) dengan menggunakan kunci publik user pengirim dan
akan menghasilkan kode hash. Kode hash inilah yang akan dicocokkan dengan kode hash hasil
dari fungsi hash SHA-512 pada file yang sudah didekripsi dengan algoritma RC4. Apabila kode
hash sama, maka digital signature tersebut valid. Apabila tidak sama, maka digital signature
tersebut tidak valid.
4. HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA
Pengujian yang dilakukan terhadap aplikasi penelitian ini adalah pengujian dengan
metode black box testing. Pengujian dilakukan dengan menjalankan fungsi dan fitur yang ada
dari aplikasi ini dan kemudian dilihat apakah hasil dari fungsi-fungsi tersebut sesuai dengan
yang diharapkan. Pada tahap pengujian enkripisi dan dekripsi ini dilakukan pada semua tipe file.
Apabila sudah terenkripsi akan menjadi file yang tidak dapat dibaca dan jika didekripsi akan
kembali menjadi file asli.
4.1 Pengujian Enkripsi
Pada tahap ini, penulis akan melihat apakah aplikasi dapat melakukan enkripsi pada tipe
file yang berbeda dan apakah ukuran file hasil enkripsi akan berubah atau tidak (Gambar 8).
Gambar 8. Kumpulan File Sebelum Enkripsi
Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 43
Gambar 9. Kumpulan File Sesudah Enkripsi
Proses enkripsi berjalan lancar, semua file berhasil dienkripsi tanpa ada kesalahan
(Gambar 9). Semua file sudah berubah ke dalam data yang tersandikan. Untuk lama waktu yang
digunakan tergantung pada besar kecilnya ukuran file yang dienkripsi, semakin besar ukuran file
yang dienkripsi, maka semakin lama prosesnya (Tabel 1).
Tabel 1. Tabel Perbandingan Waktu Enkripsi RC4, RSA dan Digital Signature No File size
(kilo byte)
RC4
(seconds)
RSA
(seconds)
Digital
Signature
(seconds)
1 avatar6350036_1.jpg 14 0.007944 0.001734 0.677006
2 dfd.vsdx 47 0.021637 0.000445 0.709867
3 eeveelution.gif 503 0.232231 0.000566 0.705131
4 help.html 6 0.002681 0.000587 0.642744
5 Jan Egeland.mp3 4,156 1.960754 0.000471 0.631788
6 kata baru.txt 2 0.001122 0.000636 0.735973
7 login.php 9 0.004966 0.000541 0.665007
8 main.css 2 0.000689 0.000351 0.595182
9 MD5.doc 313 0.153175 0.000496 0.540173
10 Pertemuan 5-6.ppt 3,169 1.576211 0.000652 0.507572
11 PhotoGrid_Video_1447992979446.mp4 1,153 0.595523 0.000457 0.615909
12 preview_upload.js 1 0.000347 0.000478 0.481527
13 Rancangan desain web.docx 134 0.104737 0.000641 0.705099
14 Routing.rar 1,000 0.558101 0.000656 0.752243
15 scorpioo.psd 834 0.379278 0.000695 0.778649
16 skripsi.mdj 239 0.109206 0.000629 0.682094
17 skripsi.zip 1,840 0.938549 0.000536 0.863025
18 SustainableSecuritySytems.pdf 6,080 3.269827 0.000502 0.693938
19 windows usb tool.exe 2,658 1.254976 0.000653 0.529341
ISSN: 1978-1520
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page
44 ISSN PRINT : 2407-4322
ISSN ONLINE : 2503-2933
4.2 Pengujian Dekripsi
Pada tahap ini akan dilihat apakah aplikasi dapat melakukan dekripsi, mengubah file ke
bentuk asli. Proses dekripsi berjalan lancar, semua tipe file bisa didekripsi ke bentuk semula.
Untuk lama waktu yang digunakan tergantung pada besar kecilnya ukuran file yang didekripsi
(Tabel 2).
Tabel 2. Tabel perbandingan waktu dekripsi RC4, RSA dan Digital Signature No File size
(kilo byte)
RC4
(seconds)
RSA
(seconds)
Digital
Signature
(seconds)
1 avatar6350036_1.jpg 14 2.141079 2.190182 0.366205
2 dfd.vsdx 47 2.649317 2.725003 0.416949
3 eeveelution.gif 503 2.513554 2.772050 0.357053
4 help.html 6 2.119369 2.178595 0.350522
5 Jan Egeland.mp3 4,156 4.203862 2.088987 0.258178
6 kata baru.txt 2 2.781333 2.820436 0.480201
7 login.php 9 2.777125 2.739618 0.235670
8 main.css 2 1.791682 1.588316 0.300143
9 MD5.doc 313 1.655117 1.448513 0.313107
10 Pertemuan 5-6.ppt 3,169 4.066828 2.597749 0.245226
11 PhotoGrid_Video_1447992979446.mp4 1,153 3.180801 2.510595 0.357048
12 preview_upload.js 1 3.031873 2.979321 0.152543
13 Rancangan desain web.docx 134 2.911118 2.748332 0.302609
14 Routing.rar 1,000 2.850364 2.222635 0.489873
15 scorpioo.psd 834 2.400501 1.839820 0.431766
16 skripsi.mdj 239 2.026790 1.745637 0.399882
17 skripsi.zip 1,840 3.980820 2.959932 0.384567
18 SustainableSecuritySytems.pdf 6,080 5.763520 2.222832 0.351661
19 windows usb tool.exe 2,658 3.636447 2.102243 0.250440
5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai mengimplementasikan hybrid
cryptosystem dan digital signature adalah semua file yang dienkripsi berubah menjadi file
berekstensi (*.encr). Semua file yang sudah dienkripsi dapat dikembalikan ke file aslinya dalam
proses dekripsi dan tidak mengalami perubahan dengan tingkat keberhasilan 100% serta ukuran
file yang semakin besar dapat mempengaruhi lama proses enkripsi dan dekripsi
6. SARAN
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah (1) aplikasi
dalam penelitian ini berbasis web dapat bervariasi menggunakan bahasa pemrograman dan
metode yang lain agar dapat memberikan keamanan yang lebih baik, serta diharapkan dapat
dikembangkan menjadi berbasis mobile apps. (2) aplikasi dalam penelitian ini hanya dapat
memproses file tunggal, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memproses file yang lebih
banyak dan ukuran yang lebih besar tanpa memperlambat proses enkripsi dan dekripsi
Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 45
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Bunda Mulia yang telah
memberi dukungan financial terhadap penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Munir, R., 2006, Kriptografi, Informatika, Bandung.
[2] Kuppuswamy, P. dan Saeed Q.Y. Al-Khalidi, 2014, Hybrid Encryption/Decryption
Technique Using New Public Key and Symmetric Key Algorithm. MIS review Vol.19.
No.2. hal.1-13.
[3] Stallings, W., 2011, Cryptography and Network Security, Principles and Practices, fifth
edition, Pearson Education, UK.
[4] Cramer, R. dan Victor Shoup, 2004, Design and Analysis of Practical Public-Key
Encryption Schemes Secure Against Adaptive Chosen Ciphertext Attack. SIAM Journal on
Computing 33 (1). hal. 167–226.
[5] Rusli, M. dan Marlina, 2010, Tanda Tangan Digital dengan Metode RSA. Jurnal Teknologi
Informasi Universitas Bunda Mulia Vol.6. No.1. hal. 1–3.
[6] Agung, H. & Budiman, 2015. Implementasi Affine Chiper dan RC4 pada Enkripsi File
Tunggal. SNATIF 2015, Kudus: 243-250.
[7] Kromodimoeljo, S., 2010, Teori & Aplikasi Kriptografi, SPK IT Consulting