kriptografi menggunakan hybrid cryptosystem dan digital

12
ISSN: 1978-1520 JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_pageend_page 34 ISSN PRINT : 2407-4322 ISSN ONLINE : 2503-2933 Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital Signature Halim Agung* 1 , Ferry 2 1,2 Universitas Bunda Mulia; Jl. Lodan Raya No.2, 021-6909090 1,2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Desain, Jakarta e-mail: * 1 [email protected] Abstrak Keamanan informasi pada saat ini menjadi lebih mudah untuk disalahgunakan oleh pihak lain ketika informasi itu dikirim dan disimpan. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka dilakukan penelitian yang menciptakan suatu aplikasi yang menggunakan metode hybrid cryptosystem dan digital signature. Metode hybrid cryptosystem dilakukan dengan menggabungkan algoritma RC4 dan RSA. Metode digital signature dilakukan dengan menggunakan fungsi hash SHA-512 dengan pendekatan algoritma RSA. Aplikasi yang dibangun dapat melakukan enkripsi dan dekripsi pada file serta meningkatkan keamanan dalam mengirim data dengan hybrid cryptosystem dan digital signature. Berdasarkan hasil penelitian maka semua tipe file yang diuji berhasil dienkripsi dan didekripsi serta semakin besar ukuran file, maka semakin lama proses enkripsi dan dekripsinya. Kata kunci: Hybrid Cryptosystem, RC4, RSA, SHA-512, Digital Signature. Abstract Security of information at this point becomes easier to be abused by another party when that information is sent and stored. To overcome these problems then do research to create an application that uses a hybrid method cryptosystem and digital signature. Methods in hybrid cryptosystem is done by combining the RC4 and RSA. Digital signature method is done by using a hash function SHA-512 with RSA algorithm approach. Applications that are built to perform encryption and decryption on files as well as improving security in sending data by hybrid cryptosystem and digital signature. Based on the research results of all the file types tested successfully encrypted and decrypted as well as the larger the file size, the longer the encryption and decryption process. Keywords: Hybrid Cryptosystem, RC4, RSA, SHA-512, Digital Signature. 1. PENDAHULUAN riptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga kerahasiaan pesan, data atau informasi dengan cara menyamarkannya menjadi bentuk tersandi yang tidak mempunyai makna [1]. Dalam kriptografi terdapat dua proses utama yaitu enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses penyandian plain text menjadi cipher text. Sedangkan dekripsi adalah proses penyandian kembali cipher text menjadi plain text. Untuk membangun sistem aplikasi pengiriman informasi yang terjaga keamanan dan kerahasiaan informasi tersebut, peneliti menggunakan proses enkripsi dan dekripsi dengan metode hybrid cryptosystem. Menurut Kuppuswamy dan Al-Khalidi pada tahun 2014, hybrid encryption adalah model enkripsi yang menggabungkan dua atau lebih sistem enkripsi. Hybrid encryption K

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

ISSN: 1978-1520

JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page

34 ISSN PRINT : 2407-4322

ISSN ONLINE : 2503-2933

Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan

Digital Signature

Halim Agung*1, Ferry2

1,2Universitas Bunda Mulia; Jl. Lodan Raya No.2, 021-6909090 1,2Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Desain, Jakarta

e-mail: *[email protected]

Abstrak

Keamanan informasi pada saat ini menjadi lebih mudah untuk disalahgunakan oleh

pihak lain ketika informasi itu dikirim dan disimpan. Untuk menanggulangi masalah tersebut

maka dilakukan penelitian yang menciptakan suatu aplikasi yang menggunakan metode hybrid

cryptosystem dan digital signature. Metode hybrid cryptosystem dilakukan dengan

menggabungkan algoritma RC4 dan RSA. Metode digital signature dilakukan dengan

menggunakan fungsi hash SHA-512 dengan pendekatan algoritma RSA. Aplikasi yang dibangun

dapat melakukan enkripsi dan dekripsi pada file serta meningkatkan keamanan dalam mengirim

data dengan hybrid cryptosystem dan digital signature. Berdasarkan hasil penelitian maka

semua tipe file yang diuji berhasil dienkripsi dan didekripsi serta semakin besar ukuran file,

maka semakin lama proses enkripsi dan dekripsinya.

Kata kunci: Hybrid Cryptosystem, RC4, RSA, SHA-512, Digital Signature.

Abstract Security of information at this point becomes easier to be abused by another party

when that information is sent and stored. To overcome these problems then do research to

create an application that uses a hybrid method cryptosystem and digital signature. Methods in

hybrid cryptosystem is done by combining the RC4 and RSA. Digital signature method is done

by using a hash function SHA-512 with RSA algorithm approach. Applications that are built to

perform encryption and decryption on files as well as improving security in sending data by

hybrid cryptosystem and digital signature. Based on the research results of all the file types

tested successfully encrypted and decrypted as well as the larger the file size, the longer the

encryption and decryption process.

Keywords: Hybrid Cryptosystem, RC4, RSA, SHA-512, Digital Signature.

1. PENDAHULUAN

riptografi adalah ilmu sekaligus seni untuk menjaga kerahasiaan pesan, data atau informasi

dengan cara menyamarkannya menjadi bentuk tersandi yang tidak mempunyai makna [1].

Dalam kriptografi terdapat dua proses utama yaitu enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah

proses penyandian plain text menjadi cipher text. Sedangkan dekripsi adalah proses penyandian

kembali cipher text menjadi plain text. Untuk membangun sistem aplikasi pengiriman informasi

yang terjaga keamanan dan kerahasiaan informasi tersebut, peneliti menggunakan proses

enkripsi dan dekripsi dengan metode hybrid cryptosystem.

Menurut Kuppuswamy dan Al-Khalidi pada tahun 2014, hybrid encryption adalah

model enkripsi yang menggabungkan dua atau lebih sistem enkripsi. Hybrid encryption

K

Page 2: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 35

dilakukan dengan cara menggabungkan asymmetric encryption dan symmetric encryption untuk

mendapatkan keuntungan berupa kelebihan dari masing-masing enkripsi [2].

Digital signature adalah mekanisme otentikasi yang memungkinkan pembuat pesan

dapat melampirkan sebuah kode yang bertindak sebagai tanda tangan. Tanda tangan digital

dibuat dengan menggunakan fungsi hash pada pesan, lalu mengenkripsi hash tersebut dengan

private key pembuat. Tanda tangan tersebut menjamin sumber dan integritas pesan [3].

Penggunaan hybrid cryptosystem dalam penelitian ini adalah dengan menggabungkan

algoritma RC4 dan RSA serta SHA-512 untuk membuat digital signature dengan pendekatan

RSA. Skema hybrid encryption menggunakan teknik mengenkripsi public key untuk

memperoleh shared key yang digunakan untuk enkripsi pesan yang asli dengan menggunakan

enkripsi symmetric key [4].

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Muhammad Rusli pada tahun 2010, Tanda

tangan digital memanfaatkan fungsi hash satu arah untuk menjamin bahwa tanda tangan itu

hanya berlaku untuk dokumen yang bersangkutan saja. Sedangkan RSA merupakan algoritma

enkripsi yang rumit sehingga tidak mudah untuk dibobol. Algoritma ini memiliki dua kunci

yaitu kunci public dan kunci privat [5].

Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya [6], dibangun aplikasi enkripsi dan

dekripsi menerapkan algoritma Affine Chiper dan RC4 dengan menggunakan bahasa

pemrograman PHP yang dijalankan pada browser. Oleh karena itu, beberapa kelebihan dalam

aplikasi yang akan dibangun diantaranya adalah dengan menggunakan hybrid cryptosystem dan

digital signature berbasis web.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kriptografi

Menurut Kromodimoedjo [7], Kriptografi adalah ilmu mengenai teknik enkripsi dimana

data diacak menggunakan suatu kunci enkripsi menjadi sesuatu yang sulit dibaca oleh seseorang

yang tidak memiliki kunci dekripsi. Dekripsi menggunakan kunci dekripsi mendapatkan

kembali data asli. Proses enkripsi dilakukan menggunakan suatu algoritma dengan beberapa

parameter. Biasanya algoritma tidak dirahasiakan, bahkan enkripsi yang mengandalkan

kerahasiaan algoritma dianggap sesuatu yang tidak baik. Rahasia terletak di beberapa parameter

yang digunakan, jadi kunci ditentukan oleh parameter. Parameter yang menentukan kunci

dekripsi itulah yang harus dirahasiakan.

2.2 Hybrid Cryptosystem

Menurut Ronald Cramer dan Victor Shoup, skema hybrid encryption menggunakan

teknik mengenkripsi public key untuk memperoleh shared key yang digunakan untuk enkripsi

pesan yang asli dengan menggunakan enkripsi symmetric key [4]. Kelebihan memakai hybrid

cryptosystem : (1) Kombinasi dari symmetric encryption dan asymmetric encryption

memberikan kemudahan asymmetric encryption dengan kecepatan symmetric encryption. (2)

Dengan menggunakan symmetric encryption yang 100 – 1000 kali cepat daripada asymmetric

encryption, memberikan pemecahan masalah terhadap waktu enkripsi yang lama oleh

asymmetric encryption. (3) Asymmetric encryption menyediakan solusi pendistribusian kunci

dan masalah transmisi data ketika memakai symmetric encryption. (4) Ketika digunakan

bersama-sama, performa dan pendistribusian kunci meningkat tanpa adanya pengurangan dalam

keamanan. Kekurangan dari hybrid cryptosystem : (1) Hybrid cryptosystem mewarisi

kekurangan dari symmetric encryption dan asymmetric encryption. (2) Lebih rumit.

Page 3: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

ISSN: 1978-1520

JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page

36 ISSN PRINT : 2407-4322

ISSN ONLINE : 2503-2933

2.3 RC4

Algoritma kriptografi Rivest Cipher 4 (RC4) (Gambar 1) merupakan salah satu

algoritma kunci simetris dibuat oleh Rivest Shamir Adleman Data Security Inc (RSADSI) yang

berbentuk stream chipher. Algoritma ini ditemukan pada tahun 1987 oleh Ronald Rivest dan

menjadi simbol keamanan RSA (merupakan singkatan dari tiga nama penemu yaitu Rivest,

Shamir dan Adleman). Algoritma ini dibuat berdasarkan penggunaan permutasi acak [3].

Gambar 1. Proses Algoritma RC4

Tahap pertama, state yang diberi nilai awal berupa array yang merepresentasikan suatu

permutasi dengan 256 elemen. Array yang mempunyai 256 elemen ini (dengan indeks 0 sampai

dengan 255) dinamakan S. Proses inisialisasi S :

Kode 1 . Proses inisialisasi S

For i = 0 to 255 do

S[i] = I;

T[i] = K[I mod length];

Tahap kedua menggunakan T untuk membuat awal permutasi untuk dari S. Dimulai dari

S[0] sampai S[255] dan untuk setiap S[i], S[i] ditukar dengan byte didalam S sesuai dengan

skema yang diperintahkan oleh T[i].

Kode 2 . Proses permutasi awal

J = 0;

For i = 0 to 255 do

j = (j + S[i] + T[i] ) mod 256;

swap (S[i], S[j]);

Dikarenakan operasi yang digunakan untuk S adalah permutasi. S masih mengandung

semua nomor dari 0 sampai 255. Dengan demikian berakhirlah proses persiapan kunci RC4.

Untuk membangkitkan kunci enkripsi, dilakukan proses berikut:

Page 4: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 37

Kode 3 . Proses persiapan kunci RC4

i = j = 0;

i = (i + 1) mod 256;

j = (j + S[i]) mod 256;

swap (S[i], S[j]);

t = (S[i] + S[j]) mod 256;

k = S [t];

Untuk mengenkripsi, XOR nilai k dengan byte plain text dan untuk mendekripsi, XOR nilai k

dengan byte cipher text.

2.4 Rivest Shamir Adleman (RSA)

Algoritma ini ditemukan oleh Ron Rivest, Adi Shamir dan Leonard Aldeman. RSA

adalah singkatan dari huruf depan 3 orang yang menemukannya pada tahun 1977 di MIT

(Massachussets Insitute of Technology). RSA adalah blok cipher yang terdiri dari plain text dan

cipher text berupa integer diantara 0 dan n – 1 dimana tipikal size untuk n adalah 1024 bits

(21024) atau 309 digit desimal [3]. Menurut Sentot Kromodimoeljo [7], keamanan RSA

mengandalkan sukarnya menguraikan bilangan yang sangat besar.

Setiap pengguna memilih, menggunakan random number generator (Gambar 2), dua

bilangan prima yang sangat besar p dan q. Untuk produk n = pq, jika p dan q diketahui, fungsi

Euler dapat dengan mudah dikomputasi yaitu ∅(n) = (p-1)(q-1). Kemudian pengguna memilih,

menggunakan random number generator, suatu bilangan e antara 1 dan ∅(n) yang koprima

dengan ∅ (n). Berikutnya pengguna mengkomputasi inverse dari e modulo ∅ (n): 𝑑≡𝑒−1 (𝑚𝑜𝑑

∅(𝑛)). Kemudian pengguna mempublikasi kunci publiknya 𝐾𝐸 = (n, e), dan merahasiakan kunci

pribadinya 𝐾𝐷 = (n, d), rumus untuk mengenkripsi menggunakan kunci publik adalah 𝑀𝑒 mod

n, dimana M adalah representasi naskah asli ketika mengenkripsi. Rumus untuk mendekripsi

menggunakan kunci pribadi adalah 𝑀𝑑 mod n, dimana M adalah representasi naskah asli

(menggunakan bilangan bulat) ketika mendekripsi.

Gambar 2. Proses Algoritma RSA

Page 5: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

ISSN: 1978-1520

JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page

38 ISSN PRINT : 2407-4322

ISSN ONLINE : 2503-2933

2.5 Digital Signature

Digital signature adalah mekanisme otentikasi yang memungkinkan pembuat pesan

dapat melampirkan sebuah kode yang bertindak sebagai tanda tangan. Tanda tangan digital

dibuat dengan menggunakan fungsi hash pada pesan, lalu mengenkripsi hash tersebut dengan

private key pembuat. Tanda tangan tersebut menjamin sumber dan integritas pesan [3].

Gambar 3. Proses Digital Signature

Untuk proses tanda tangan (Gambar 3), pesan terlebih dahulu dienkripsi dengan

kriptografi fungsi hash dan kemudian hasil dari fungsi hash tersebut dienkripsi dengan private

key user pengirim. Setelah itu pesan dan tanda tangan diberikan kepada user penerima. Untuk

proses verifikasi, pesan yang dikirim akan dienkripsi dengan fungsi hash dan untuk tanda

tangan yang diterima akan dienkripsi dengan menggunakan kunci publik user pengirim.

Kemudian hasil dari keduanya dicocokkan, apabila kedua hasil tersebut sama maka tanda

tangan itu sah, jika sebaliknya maka tidak sah. Dalam Digital Signature Standard (DSS), fungsi

hash yang dipakai pada umumnya adalah SHA-1, tetapi berdasarkan standar Federal

Information Processing Standard Publications diumumkan bahwa fungsi hash SHA-1 pada

akhir tahun 2013 tidak akan digunakan, tetapi fungsi hash SHA-2 telah disetujui pemakaiannya

untuk Digital Signature Standard. Output dari fungsi hash SHA-2 diperbolehkan untuk

dipotong ukurannya hingga sama seperti ukuran key pair.

2.6 SHA-512 (Secure Hash Algorithm)

Algoritma SHA dirancang oleh National Security Agency (NSA) dan dijadikan standard

FIPS (Federal Information Processing Standard) pada tahun 1993. SHA dibuat berdasarkan

fungsi hash MD4 dan desain modelnya menyerupai MD4. Pada tahun 2005, NIST memberikan

pengumuman dengan tujuan menghapus setahap demi setahap penggunaan SHA-1 dan

mengharapkan pindah pada SHA-2 pada tahun 2010.

Algoritma SHA-512 (Gambar 4) menerima input pesan dengan panjang maksimum

kurang dari 2128 bits dan akan menghasilkan keluaran berupa 512 bit message digest. Input

pesan akan diproses dalam blok 1024 bit. Proses terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu [3]: (1)

Menambah jumlah bits. pesan diberi lapisan sehingga panjang pesan menjadi sama dengan 896

modulo 1021 ( panjang ≡ 896(mod 1024)). (2) Menambahkan panjang bits. blok sebanyak 128

bit ditambahkan pada akhir pesan. (3) Inisialisasi hash buffer. Buffer sebesar 512 bit dipakai

untuk penyangga dan menghasilkan fungsi hash. Buffer tersebut direpresentasikan menjadi

delapan 64 bit integer, yaitu : a = 6A09E667F3BCC908, b = BB67AE8584CAA73B, c =

3C6EF372FE94F82B, d = A54FF53A5F1D36F1, e = 510E527FADE682D1, f =

Page 6: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 39

9B05688C2B3E6C1F, g = 1F83D9ABFB41BD6B, h = 5BE0CD19137E2179. (4) Memproses

pesan dalam blok 1024 bit (128 karakter).

Gambar 4. Proses 1 Algoritma SHA-512

Modul ini merupakan bagian utama dan terbagi menjadi 80 babak (Gambar 5). Modul

ini direpresentasikan sebagai F pada Gambar 4. Setiap babak menerima input sebanyak 512 bit

nilai buffer, abcdefgh dan memperbarui konten buffer. Pada input babak pertama, buffer

memiliki nilai hash penyangga, 𝐻𝑖−1. Setiap babak (round) t memakai 64 bit nilai 𝑊𝑡, diperoleh dari 1024 bit blok yang sekarang ini diproses (𝑀𝑖). Nilai-nilai ini diperoleh dengan

menggunakan message schedule yang akan dijelaskan kemudian. Setiap babak juga

menggunakan konstanta tambahan 𝐾𝑡, dimana 0 ≤𝑡 ≤79. Hasil dari babak ke-80 menjadi input

babak pertama (𝐻𝑖) untuk dihitung di blok selanjutnya.

Gambar 5. Proses 2 Algoritma SHA-512

Page 7: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

ISSN: 1978-1520

JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page

40 ISSN PRINT : 2407-4322

ISSN ONLINE : 2503-2933

(5) Output. Setelah semua 1024 bit blok sudah diproses, hasil dari babak terakhir adalah 512 bit

message digest. Rangkuman dari proses SHA-512 adalah seperti berikut:

Kode 4 . Proses SHA-512

𝐻0= IV

𝐻𝑖= SUM64 (𝐻𝑖−1 , abcdefgh𝑖) MD = 𝐻𝑁

dimana : IV = Initial value dari buffer abcdefgh, yang tercantum dalam tahap ketiga, abcdefgh𝑖 = hasil dari babak terakhir dari proses tahap keempat, N = jumlah blok dalam pesan (termasuk

pesan yang bit-nya sudah ditambah), SUM64 = penambahan modulo 264, MD = Hasil message

digest.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Deskripsi Sistem

Tujuan pembuatan sistem ini adalah menerapkan algoritma RC4 dan RSA untuk

mengamankan file sehingga file tersebut menjadi tidak dapat terbaca, serta menerapkan

algoritma SHA-512 untuk pembuatan tanda tangan digital dengan pendekatan RSA. Gambar 6

adalah proses yang harus dilewati dalam melakukan enkripsi dan dekripsi file dengan bantuan

flowchart sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program.

Gambar 6. Flowchart Enkripsi

Berikut adalah penjelasan dari flowchart enkripsi (Gambar 6) : (1) Pilih file yang ingin

dienkripsi. (2) Pengguna harus memasukkan kunci RC4 berupa karakter apapun dengan panjang

minimal 6 karakter dan maksimal 35 karakter dan kemudian pengguna memasukkan

username/email penerima. (3) Sistem akan melakukan proses enkripsi pada file yang dipilih

dengan algoritma RC4. (4) Kunci yang dipakai untuk melakukan proses enkripsi RC4 akan

dienkripsi dengan menggunakan algoritma RSA (menggunakan kunci publik penerima). (5)

Melakukan proses fungsi hash SHA-512 pada file yang dipilih. (6) Hasil dari fungsi hash SHA-

Page 8: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 41

512 akan dienkripsi dengan algoritma RSA (menggunakan private key pengirim). (7)

Menampilkan hasil dari proses enkripsi.

Gambar 7. Flowchart Dekripsi

Berikut adalah penjelasan dari flowchart dekripsi (Gambar 7) : (1) Pilih file yang ingin

didekripsi. (2) Pengguna harus memasukkan private key miliknya sendiri. (3) Sistem akan

memerika apakah private key yang dimasukkan valid atau tidak. Jika private key tidak valid,

masukkan lagi private key. Jika valid, proses dekripsi berjalan. (4) Sistem akan melakukan

proses dekripsi pada encrypted RC4 key dengan algoritma RSA (menggunakan private key

penerima) dan menghasilkan kunci RC4. (5) Melakukan proses dekripsi RC4 pada cipher file

dengan menggunakan kunci RC4 sehingga menghasilkan original file. (6) Melakukan fungsi

hash pada original file sehingga menghasilkan kode hash. (7) Kemudian, sistem melakukan

proses dekripsi signed message dengan menggunakan algoritma RSA (menggunakan private key

pengirim) dan menghasilkan digital signature. (8) Digital signature dan kode hash dicocokkan.

Jika sama, maka digital signature tersebut valid. Jika tidak sama, maka digital signature

tersebut tidak valid. (9) Menampilkan hasil dari proses dekripsi dan link download file.

3.2 Implementasi Proses dan Algoritma

Implementasi proses dan algoritma berguna untuk mengetahui proses dan algoritma

yang berjalan didalam aplikasi. Berikut proses dan algoritma tersebut: (1) Enkripsi, File yang

sudah dipilih akan dienkripsi (algoritma RC4) dengan memakai kunci RC4 yang dimasukkan.

Kemudian kunci RC4 akan dienkripsi (algoritma RSA) dengan menggunakan kunci publik user

penerima. Untuk proses digital signature, file yang dipilih akan dienkripsi dengan fungsi hash

SHA-512 dan akan menghasilkan kode hash. Kode hash akan dienkripsi (algoritma RSA)

dengan memakai private key user pengirim. User penerima akan mendapatkan pesan berupa

Page 9: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

ISSN: 1978-1520

JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page

42 ISSN PRINT : 2407-4322

ISSN ONLINE : 2503-2933

hasil enkripsi file, encrypted RC4 key dan digital signature. (2) Dekripsi, Dimulai dengan

dekripsi (algoritma RSA) pada encrypted RC4 key dengan menggunakan private key user

penerima sehingga menghasilkan kunci RC4. Kunci RC4 akan digunakan untuk proses dekripsi

cipher file dengan menggunakan algoritma RC4 sehigga menghasilkan file asli (original file).

Kemudian, dilanjutkan dengan proses fungsi hash SHA-512 pada file asli yang akan

menghasilkan data berupa kode hash. Untuk proses pengecekan digital signature, signed

message akan didekripsi (algoritma RSA) dengan menggunakan kunci publik user pengirim dan

akan menghasilkan kode hash. Kode hash inilah yang akan dicocokkan dengan kode hash hasil

dari fungsi hash SHA-512 pada file yang sudah didekripsi dengan algoritma RC4. Apabila kode

hash sama, maka digital signature tersebut valid. Apabila tidak sama, maka digital signature

tersebut tidak valid.

4. HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISA

Pengujian yang dilakukan terhadap aplikasi penelitian ini adalah pengujian dengan

metode black box testing. Pengujian dilakukan dengan menjalankan fungsi dan fitur yang ada

dari aplikasi ini dan kemudian dilihat apakah hasil dari fungsi-fungsi tersebut sesuai dengan

yang diharapkan. Pada tahap pengujian enkripisi dan dekripsi ini dilakukan pada semua tipe file.

Apabila sudah terenkripsi akan menjadi file yang tidak dapat dibaca dan jika didekripsi akan

kembali menjadi file asli.

4.1 Pengujian Enkripsi

Pada tahap ini, penulis akan melihat apakah aplikasi dapat melakukan enkripsi pada tipe

file yang berbeda dan apakah ukuran file hasil enkripsi akan berubah atau tidak (Gambar 8).

Gambar 8. Kumpulan File Sebelum Enkripsi

Page 10: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 43

Gambar 9. Kumpulan File Sesudah Enkripsi

Proses enkripsi berjalan lancar, semua file berhasil dienkripsi tanpa ada kesalahan

(Gambar 9). Semua file sudah berubah ke dalam data yang tersandikan. Untuk lama waktu yang

digunakan tergantung pada besar kecilnya ukuran file yang dienkripsi, semakin besar ukuran file

yang dienkripsi, maka semakin lama prosesnya (Tabel 1).

Tabel 1. Tabel Perbandingan Waktu Enkripsi RC4, RSA dan Digital Signature No File size

(kilo byte)

RC4

(seconds)

RSA

(seconds)

Digital

Signature

(seconds)

1 avatar6350036_1.jpg 14 0.007944 0.001734 0.677006

2 dfd.vsdx 47 0.021637 0.000445 0.709867

3 eeveelution.gif 503 0.232231 0.000566 0.705131

4 help.html 6 0.002681 0.000587 0.642744

5 Jan Egeland.mp3 4,156 1.960754 0.000471 0.631788

6 kata baru.txt 2 0.001122 0.000636 0.735973

7 login.php 9 0.004966 0.000541 0.665007

8 main.css 2 0.000689 0.000351 0.595182

9 MD5.doc 313 0.153175 0.000496 0.540173

10 Pertemuan 5-6.ppt 3,169 1.576211 0.000652 0.507572

11 PhotoGrid_Video_1447992979446.mp4 1,153 0.595523 0.000457 0.615909

12 preview_upload.js 1 0.000347 0.000478 0.481527

13 Rancangan desain web.docx 134 0.104737 0.000641 0.705099

14 Routing.rar 1,000 0.558101 0.000656 0.752243

15 scorpioo.psd 834 0.379278 0.000695 0.778649

16 skripsi.mdj 239 0.109206 0.000629 0.682094

17 skripsi.zip 1,840 0.938549 0.000536 0.863025

18 SustainableSecuritySytems.pdf 6,080 3.269827 0.000502 0.693938

19 windows usb tool.exe 2,658 1.254976 0.000653 0.529341

Page 11: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

ISSN: 1978-1520

JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page–end_page

44 ISSN PRINT : 2407-4322

ISSN ONLINE : 2503-2933

4.2 Pengujian Dekripsi

Pada tahap ini akan dilihat apakah aplikasi dapat melakukan dekripsi, mengubah file ke

bentuk asli. Proses dekripsi berjalan lancar, semua tipe file bisa didekripsi ke bentuk semula.

Untuk lama waktu yang digunakan tergantung pada besar kecilnya ukuran file yang didekripsi

(Tabel 2).

Tabel 2. Tabel perbandingan waktu dekripsi RC4, RSA dan Digital Signature No File size

(kilo byte)

RC4

(seconds)

RSA

(seconds)

Digital

Signature

(seconds)

1 avatar6350036_1.jpg 14 2.141079 2.190182 0.366205

2 dfd.vsdx 47 2.649317 2.725003 0.416949

3 eeveelution.gif 503 2.513554 2.772050 0.357053

4 help.html 6 2.119369 2.178595 0.350522

5 Jan Egeland.mp3 4,156 4.203862 2.088987 0.258178

6 kata baru.txt 2 2.781333 2.820436 0.480201

7 login.php 9 2.777125 2.739618 0.235670

8 main.css 2 1.791682 1.588316 0.300143

9 MD5.doc 313 1.655117 1.448513 0.313107

10 Pertemuan 5-6.ppt 3,169 4.066828 2.597749 0.245226

11 PhotoGrid_Video_1447992979446.mp4 1,153 3.180801 2.510595 0.357048

12 preview_upload.js 1 3.031873 2.979321 0.152543

13 Rancangan desain web.docx 134 2.911118 2.748332 0.302609

14 Routing.rar 1,000 2.850364 2.222635 0.489873

15 scorpioo.psd 834 2.400501 1.839820 0.431766

16 skripsi.mdj 239 2.026790 1.745637 0.399882

17 skripsi.zip 1,840 3.980820 2.959932 0.384567

18 SustainableSecuritySytems.pdf 6,080 5.763520 2.222832 0.351661

19 windows usb tool.exe 2,658 3.636447 2.102243 0.250440

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai mengimplementasikan hybrid

cryptosystem dan digital signature adalah semua file yang dienkripsi berubah menjadi file

berekstensi (*.encr). Semua file yang sudah dienkripsi dapat dikembalikan ke file aslinya dalam

proses dekripsi dan tidak mengalami perubahan dengan tingkat keberhasilan 100% serta ukuran

file yang semakin besar dapat mempengaruhi lama proses enkripsi dan dekripsi

6. SARAN

Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah (1) aplikasi

dalam penelitian ini berbasis web dapat bervariasi menggunakan bahasa pemrograman dan

metode yang lain agar dapat memberikan keamanan yang lebih baik, serta diharapkan dapat

dikembangkan menjadi berbasis mobile apps. (2) aplikasi dalam penelitian ini hanya dapat

memproses file tunggal, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat memproses file yang lebih

banyak dan ukuran yang lebih besar tanpa memperlambat proses enkripsi dan dekripsi

Page 12: Kriptografi Menggunakan Hybrid Cryptosystem dan Digital

Jatisi, Vol. 3 No. 1 September 2016 45

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Bunda Mulia yang telah

memberi dukungan financial terhadap penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Munir, R., 2006, Kriptografi, Informatika, Bandung.

[2] Kuppuswamy, P. dan Saeed Q.Y. Al-Khalidi, 2014, Hybrid Encryption/Decryption

Technique Using New Public Key and Symmetric Key Algorithm. MIS review Vol.19.

No.2. hal.1-13.

[3] Stallings, W., 2011, Cryptography and Network Security, Principles and Practices, fifth

edition, Pearson Education, UK.

[4] Cramer, R. dan Victor Shoup, 2004, Design and Analysis of Practical Public-Key

Encryption Schemes Secure Against Adaptive Chosen Ciphertext Attack. SIAM Journal on

Computing 33 (1). hal. 167–226.

[5] Rusli, M. dan Marlina, 2010, Tanda Tangan Digital dengan Metode RSA. Jurnal Teknologi

Informasi Universitas Bunda Mulia Vol.6. No.1. hal. 1–3.

[6] Agung, H. & Budiman, 2015. Implementasi Affine Chiper dan RC4 pada Enkripsi File

Tunggal. SNATIF 2015, Kudus: 243-250.

[7] Kromodimoeljo, S., 2010, Teori & Aplikasi Kriptografi, SPK IT Consulting