kppu

11
PERBEDAAN UU NOMOR 10 TAHUN 2004 DENGAN UU NOMOR 12 TAHUN 2011: Disahkanya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 ini mempunyai dampak hukum terhadap Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan dimana sesuai dengan asas bahwa ketika ada suatu peraturan perundang-undangan yang sama , maka yang digunakan adalah peraturan perundang-undangan yang baru. Hal ini dipertegas dalam Pasal 102 dimana berbunyi : “Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku”. Sehingga dengan adanya Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 ini menggantikan Undang-undang yang lama yaitu Undang-undang Nomor 10 tahun 2004. Perubahan yang mencolok terdapat pada Hirarkhi Peraturan Perundang-undanganya dimana dalam UU No 10 tahun 2004 (1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang; 3. Peraturan Pemerintah; 4. Peraturan Presiden; 5. Peraturan Daerah.

Upload: binbinadi

Post on 15-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

TRANSCRIPT

Page 1: KPPU

PERBEDAAN UU NOMOR 10 TAHUN 2004

DENGAN UU NOMOR 12 TAHUN 2011:

Disahkanya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 ini mempunyai dampak

hukum terhadap Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan

peraturan perundang-undangan dimana sesuai dengan asas bahwa ketika ada suatu

peraturan perundang-undangan yang sama , maka yang digunakan adalah  peraturan

perundang-undangan yang baru. Hal ini dipertegas dalam Pasal  102 dimana berbunyi :

“Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2004

tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4389), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku”.

Sehingga dengan adanya Undang-undang Nomor 12 tahun 2011 ini menggantikan

Undang-undang yang lama yaitu Undang-undang Nomor 10 tahun 2004. Perubahan

yang mencolok terdapat pada Hirarkhi Peraturan Perundang-undanganya dimana

dalam UU No 10 tahun 2004

 (1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

3. Peraturan Pemerintah;

4. Peraturan Presiden;

5. Peraturan Daerah.

Kemudian ditataran tingkat desa, BPD (Badan Pemusyawaratan Desa) bersama

Pemerintsh Desa mempunyai kewenangan pembuatan Peraturan Desa (PERDES).

Dalam UU Nomor 12 tahun 2011 secara ekspliisit bahwa hierarkhi tata urutan

perundang-undangan :

1. UUD 1945

2. Ketetapan  MPR

3. UU/ PERPU

4. Peraturan Pemerintah

Page 2: KPPU

5. Peraturan Presiden

6. PERDA Provinsi

7. PERDA Kabupaten

Perbedaan yang mencolok dimana hirarkhi sudah jelas dimana dalam UU 10 Tahun

2004 tidak ada Ketetapan MPR, sedang didalam UU No 12 tahun 2011 Mengenai

ketetapan MPR tercantum secara ekspliisit didalam Pasal 7, dimana posisi kedua

setelah  UUD 1945.

ANALISIS SUBTANSI HASIL REVISI UU NO. 10 TAHUN 2004

DENGAN UU NO. 12 TAHUN 2011

Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan merupakan

pelaksanaan dari perintah Pasal 22A Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata

cara pembentukan undang-undang diatur lebih lanjut dengan undang-undang.” Namun,

ruang lingkup materi muatan Undang-Undang Nomor 12  Tahun 2011 diperluas tidak

saja Undang-Undang tetapi mencakup pula Peraturan Perundang-undangan lainnya,

selain Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan didasarkan

pada pemikiran bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara

hukum, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan

kenegaraan termasuk pemerintahan harus berdasarkan atas hukum yang sesuai

dengan sistem hukum nasional. Sistem hukum nasional merupakan hukum yang

berlaku di Indonesia dengan semua elemennya yang saling menunjang satu dengan

yang lain dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 3: KPPU

Undang-Undang Nomor 12  Tahun 2011 merupakan penyempurnaan terhadap

kelemahan kelemahan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, yaitu antara lain:

· Materi dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 banyak yang menimbulkan

kerancuan atau multitafsir sehingga tidak memberikan suatu kepastian hukum;

· Teknik penulisan rumusan banyak yang tidak konsisten;

· Terdapat materi baru yang perlu diatur sesuai dengan perkembangan atau

kebutuhan hukum dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan

· Penguraian materi sesuai dengan yang diatur dalam tiap bab sesuai dengan

sistematika.

Sebagai penyempurnaan terhadap Undang-Undang sebelumnya, terdapat materi

muatan baru yang ditambahkan dalam Undang-Undang Nomor 12  Tahun 2011, yaitu

antara lain:

1. penambahan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai salah satu jenis

Peraturan Perundang-undangan dan hierarkinya ditempatkan setelah Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2.   perluasan cakupan perencanaan Peraturan Perundang-undangan yang tidak hanya untuk

Prolegnas dan Prolegda melainkan juga perencanaan Peraturan Pemerintah, Peraturan

Presiden, dan Peraturan Perundang undangan lainnya;

3. pengaturan mekanisme pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

4. pengaturan Naskah Akademik sebagai suatu persyaratan dalam penyusunan Rancangan

Undang-Undang atau Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dan Rancangan Peraturan

Daerah Kabupaten/Kota;

5. pengaturan mengenai keikutsertaan Perancang Peraturan Perundang undangan, peneliti,

dan tenaga ahli dalam tahapan Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan

6.   penambahan teknik penyusunan Naskah Akademik dalam Lampiran I Undang-Undang

Nomor 12 tahun 2011.

Page 4: KPPU

Secara umum Undang-Undang yang baru memuat materi-materi pokok yang disusun

secara sistematis sebagai berikut:

1.   asas pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

2.   jenis hierarki dan materi muatan Peraturan Perundang-undangan;

3.   perencanaan Peraturan Perundang-undangan;

4.   penyusunan Peraturan Perundang-undangan;

5.   teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan;

6.   pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang;

7.   pembahasan dan penetapan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dan

Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;

8.   pengundangan Peraturan Perundang-undangan;

9.   penyebarluasan;

10. partisipasi masyarakat dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,

dan

11. ketentuan lain lain yang memuat mengenai pembentukan Keputusan Presiden

dan lembaga negara serta pemerintah lainnya.

PERBEDAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2004 DENGAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN

PERUNDANG-UNDANGAN

  

1. Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-Undangan :

a.       Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 :

         Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;  

         Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

         Peraturan Pemerintah;  

         Peraturan Presiden; 

         Peraturan Daerah.      

b.      Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 :

Page 5: KPPU

         Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 

         Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

         Undang-Undang/Peraturan Pemerintah  Pengganti

         Peraturan Pemerintah;

         Peraturan Presiden;

         Peraturan Daerah Provinsi; dan

         Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

2.      Materi Muatan yang harus diatur oleh Undang-Undang berisi hal-hal :

a.       Pasal 8 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 :

         mengaturlebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang meliputi: 

      hak-hak asasi manusia; 

      hak dan kewajiban warga negara; 

      pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian

kekuasaan negara;  

      wilayah negara dan pembagian daerah;  

      kewarganegaraan dan kependudukan;  

      keuangan negara,

         diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untak diatur dengan Undang-

Undang.

b.      Pasal 10 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 :

   pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 

   perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;

pengesahan perjanjian internasional tertentu;

   tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau

   pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.

3.      Materi Muatan Mengenai Ketentuan Pidana :

a.       Pasal 14 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 :

Page 6: KPPU

Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam

Undang-Undang dan Peraturan Daerah.

b.      Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 :

(1) Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam :

      Undang-Undang;

      Peraturan Daerah Provinsi; atau 

      Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

(2) Ketentuan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c

      berupa ancaman pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana

      denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). 

(3) Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dapat

     memuat ancaman pidana kurungan atau pidana denda selain sebagaimana

     dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan yang diatur dalam Peraturan

     Perundang-undangan lainnya.

4.      Pengujian Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dan Peraturan Perundang-Undangan lain dibawah Undang-

Undang terhadap Undang-Undang :

a.       Pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 belum diatur lembaga

yudikatif mana yang berwenang untuk menguji Undang-Undang terhadap

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Peraturan

Perundag-Undangan lain dibawah Undang-Undang terhadap Undang-Undang.

b.      Pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 diatur mengenai hal tersebut

yaitu dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) :

(1) Dalam hal suatu Undang-Undang diduga bertentangan dengan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

pengujiannya

dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi.

(2) Dalam hal suatu Peraturan Perundang-undangan di bawah

Undang-Undang diduga bertentangan dengan Undang-Undang,

pengujiannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Page 7: KPPU

TUGASPERBANDINGAN UU NOMOR 10 TAHUN 2004

DENGAN UU NOMOR 12 TAHUN 2011

Page 8: KPPU

DARI

PAK IWAN RAHCMAD

DOSEN KPPU

OLEH

MIFTA FARID

120710101253

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2015