kowil penting bagi hanneg

18
PENTINGNYA KEBERADAAN KOMANDO KEWILAYAHAN Oleh : Kolonel Inf. Juanda.S, M.Si (Han) 1. Pendahuluan. Organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. ( Sopiah, 2008,2). Sebagai sebuah sistem, organisasi memiliki elemen-elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan, yang didalamnya mencakup 3 unsur yaitu input, trasformasi dan output. Sistem bekerja dalam dua kondisi yaitu yang bersifat tertutup dan yang terbuka, namun organisasi merupakan sebuah sistem yang terbuka , karena organisasi harus melakukan interaksi dengan lingkungannya, dan lingkungan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan ataupun kegagalan sebuah organisasi. Meskipun lingkungan berperan besar dalam operasional sebuah organisasi, namun dalam implementasinya, organisasi sulit mengendalikan pengaruh lingkungan terhadap organisasi. Aktivitas organisasi akan menerapkan suatu pola tertentu yang berlangsung secara sistematis dan hampir selalu bersifat berulang. Kegiatan yang bersifat insidentil dapat terjadi dan juga berulang tetapi bukan menjadi bagian dari aktivitas organisasi karena tidak berlangsung secara sistematis. Dalam sebuah organisasi yang terdiri dari sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama, melakukan kegiatan bersama,

Upload: wandassffd

Post on 25-Jun-2015

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kowil Penting Bagi Hanneg

PENTINGNYA KEBERADAAN

KOMANDO KEWILAYAHAN

Oleh : Kolonel Inf. Juanda.S, M.Si (Han)

1. Pendahuluan. Organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama

yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu

tujuan. ( Sopiah, 2008,2). Sebagai sebuah sistem, organisasi memiliki elemen-elemen yang saling

bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan, yang didalamnya mencakup 3 unsur yaitu input,

trasformasi dan output. Sistem bekerja dalam dua kondisi yaitu yang bersifat tertutup dan yang

terbuka, namun organisasi merupakan sebuah sistem yang terbuka , karena organisasi harus

melakukan interaksi dengan lingkungannya, dan lingkungan memberikan kontribusi terhadap

keberhasilan ataupun kegagalan sebuah organisasi. Meskipun lingkungan berperan besar dalam

operasional sebuah organisasi, namun dalam implementasinya, organisasi sulit mengendalikan

pengaruh lingkungan terhadap organisasi. Aktivitas organisasi akan menerapkan suatu pola tertentu

yang berlangsung secara sistematis dan hampir selalu bersifat berulang. Kegiatan yang bersifat

insidentil dapat terjadi dan juga berulang tetapi bukan menjadi bagian dari aktivitas organisasi karena

tidak berlangsung secara sistematis. Dalam sebuah organisasi yang terdiri dari sekelompok orang

yang memiliki tujuan yang sama, melakukan kegiatan bersama, menjalin sebuah ikatan yang disadari

bahwa setiap orang memilki keterbatasan, sehingga dengan saling memperkuat kelemahan yang ada

pada setiap individue dalam organiasi, berharap dan berupaya dapat mencapai tujuan secara optimal,

dengan memanfaatkan sumberdaya secara efektif dan efisien. Tujuan organisasi merupakan sebuah

kekuatan tersendiri yang memberi semangat kepada setiap individu untuk mau melakukan kerjasama

karena merasa memiliki tujuan yang sama yang ingin dicapai . Karena tujuan yang ingin dicapai

inilah elemen-elemen organisasi melakukan proses kegiatan, dan setiap elemen bergerak mengarah

kepada tujuan yang akan dicapai.

2. Proses pembentukan atau likuidasi sebuah organisasi. Secara normal proses

pembentukan atau likuidasi organisasi akan diawali dengan kajian akademik, sebagai sebuah

pernyataan, data, fakta yang dijadikan sebagai argumen yang memperkuat bukti bahwa keberadaan

sebuah organisasi dibutuhkan dan dibentuk atau tidak dibutuhkan ( dalam kasus likuidasi atau

pembubaran organisasi ), dan ditindak lanjuti dengan proses lebih mendalam melalui penelitian dan

pengembangan, untuk memperoleh data dan fakta yang lebih lengkap yang akan menjadi dasar yang

digunakan untuk memperkuat sebuah argumen agar pembentukan atau likuidasi tersebut benar-benar

Page 2: Kowil Penting Bagi Hanneg

2

sesuai kebutuhan organisasi. Seperti yang terjadi di TNI, beberapa waktu yang lalu, meresmikan

organisasi baru yaitu Kodiklat TNI. Proses pembentukan ini membutuhkan waktu yang cukup lama,

karena semenjak tahun 2006 wacana pembentukan organisasi ini sudah mulai dimunculkan. Kenapa

Kodiklat TNI dibentuk ? Karena TNI menganggap ada beberapa misi yang penting tetapi belum

ditangani oleh sebuah organisasi yang tepat sesuai dengan tugasnya untuk melaksanakan misi

tersebut. Beberapa misi telah berlangsung, tetapi sebagian besar dianggap menyalahi ketentuan

organisasi. Contohnya, Akmil harus menyelenggarakan pendidikan pembentukan Sepamilwa, yang

bukan tugasnya, hanya bersifat titipan, organisasinyapun tidak berubah, yang mengakibatkan

konsentrasi pendidikan Akademi Militer terganggu. Contoh lain, BAIS TNI, menyelenggarakan

pendidikan Intelijen, sementara kedudukan Bais TNI sebuah badan staf yang tidak berwenang

menyelenggarakan pendidikan, sehingga keluar dari ketentuan organisasi.

Semenjak TNI dibentuk sampai dengan saat sekarang, telah terjadi dinamika pembentukan

dan likuidasi organisasi yang relatif timbul tenggelam. Kondisi ini dipengaruhi oleh pemikiran yang

belum terkonsentrasi kepada keyakinan atas tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan dipengaruhi

oleh perkembangan lingkungan baik dengan pertimbangan Geografi, Demografi dan kondisi sosial,

termasuk perkembangan lingkungan strategis, sebagai hasil penilaian organisasi dan pengaruhnya

terhadap kepentingan nasional. Seperti yang disampaikan pada awal tulisan ini, pengaruh

lingkungan sangat besar, sementara organisasi cenderung tidak dapat mengendalikan lingkungan,

sehingga yang paling mungkin adalah organisasi yang menyesuaikan dengan erkembangan dan

situasi lingkungan disekitarnya, agar tujuan organisasi dapat tercapai lebih baik.

Beberapa contoh yang dapat disampaikan adalah likuidasi Komando kewilayahan jajaran

Angkatan darat, awalnya terdapat 17 Kodam, karena tekanan kondisi perekonomian negara yang

lemah dan menganggap bahwa ancaman terhadap kedaulatan negara relatif kecil, maka terjadi

likuidasi menjadi hanya 9 Kodam, namun dengan berkembangnya waktu dan perkiraan kebutuhan

akhirnya secara bertahap, Kodam yang semula di likuidasi beberapa diantaranya sudah mulai

dibentuk kembali, yaitu Kodam XI/Pattimura, Kodam Iskandar Muda, Kodam Mulawarman

(Tanjungpura). Contoh berikutnya Kobangdiklat, karena pertimangan tertentu dilikuidasi, namun

perkembangan selnjutnya dibentuk kembali dengan nama Kodiklat, karena TNI mempertimbangkan

perlunya organisasi yang melakukan misi yang khusus menangani Doktrin, Pendidikan dan Latihan.

Pembentukan dan likuidasi organisasi dalam sebuah Institusi besar, bukan hal yang tabu, selama

proses tersebut melalui prosedur yang benar dan sesuai aturan serta menjamin organisasi lebih

efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya.

3. Keberadaan Komando kewilayahan dalam doktrin dan strategi pertahanan negara.

Page 3: Kowil Penting Bagi Hanneg

3

Pimpinan yang mengelola organisasi, dapat saja silih berganti dan dengan kemampuan,

dedikasi dan motivasi masing-masing, menerima beban tugas untuk melaksanakan misi organisasi,

tidak untuk merubah atau melakukan misi lain, sehingga sebagai pimpinan organisasi hanya

berwenang menentukan visi, sebagai sebuah inovasi untuk menentukan jalan yang efektif dan

efisien agar misi organisasi lebih terarah serta dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi yang

lebih besar. Karena organisasi TNI sebagai sub sistem yang menjadi salah satu elemen organisasi

dalam sebuah organisasi Negara, harus dapat melaksanakan tujuan organisasi sebagai sebuah

tugas dan bekerjasama dengan organisasi lainnya untuk dapat menunjang tercapainya tujuan

nasional yang telah disepakati bersama oleh seluruh komponen bangsa.

Pada perkembangan politik dalam negeri setelah terjadi tuntutan reformasi di Indonesia,

beberapa elemen masyarakat , paling tidak kelompok yang mengatas namakan mewakili suara rakyat

menyuarakan tuntutan pembubaran komando kewilayahan, mulai tingkat Kodam, Korem, sampai

dengan Babinsa. Tuntutan kelompok ini, tentu saja berpengaruh terhadap pandangan publik, yang

masing-masing dengan argumennya menyatakan setuju, menolak atau mempertimbangkan.

Bahkan dikalangan Tentara sendiripun muncul berbagai wacana, bahkan beberapa senior

menuangkan hasil buah pikiran, meskipun bukan mewakili suara organisasi, tetapi menyulut

perdebatan didalam organisasi tentara sendiri. Bagi Angkatan Darat, wacana ini tentu saja tidak

diterima, dengan berbagai argumen yang pada akhirnya diarahkan bahwa keberadaan organisasi ini

menjadi bagian dari upaya untuk mendukung Doktrin Pertahanan Negara yang ditetapkan oleh

Kementrian Pertahanan.

Wacana yang dimunculkan untuk melakukan pengurangan jumlah personel dibeberapa

organisasi jajaran TNI dengan berbagai alasan yang salah satunya diarahkan untuk penghematan

agar dapat menambah anggaran yang akan digunakan untuk mengadakan,meningkatkan dan

memperbaiki kondisi alut sista yang dirasakan memang masih kurang, perlu mempertimbangkan

berbagai aspek yang berkaitan dengan ketentuan yang berlaku bagi pembentukan dan likuidasi

organisasi. Sejauh ini wacana tersebut tidak didukung oleh data hasil penelitian dan

pengembangan, sebagaimana yang seharusnya yang dilakukan oleh institusi dalam pembentukan,

likuidasi, revitalisasi dan hal lain yang berkaitan dengan organisasi. Wacana yang dimunculkan

mengandung arti bahwa keberadaan organisasi TNI diantaranya adalah Koramil dan Babinsa,

kekuatan personel Batalyon, dianggap tidak efektif dalam menjalankan misi TNI, sehingga perlu

dikurangi atau di hilangkan.

Page 4: Kowil Penting Bagi Hanneg

4

Dalam sistem yang berlaku dalam negara yang menganut azas demokrasi, siapapun boleh

mengungkapkan perasaan dan pikirannya atas segala sesuatu yang dianggap tidak sesuai, belum

sesuai , dibutuhkan atau tidak dibutuhkan, sejauh pemikiran yang dikemukakan sudah didasari oleh

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak dilakukan hanya karena kepentingan sesaat

atau kepentingan terselubung untuk memperoleh keuntungan dari ketiadaan sebuah organisasi.

Siapapun, selama tidak dapat menunjukkan data dan fakta tentang bukti hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa organisasi yang akan dikurangi kekuatannya, disempitkan daerah tugasnya

tersebut efektif atau tidak efektif, sebagai suatu pertimbangan dilakukan perubahan, akan akan sulit

untuk dapat direalisasikan karena tuntutan atau keinginan tidak berdasar, apalagi bila keberadaan

organisasi yang ingin dirubah tersebut, menjadi bagian penting dari kebijakan negara.

Keberadaan Komando kewilayahan, merupakan hasil kajian dan menjadi pertimbangan atas

pengalaman negara dalam menghadapi ancaman,sehingga Komando kewilayahan termasuk

didalamnya Koramil dan Babinsa, telah diperankan semenjak awal kemerdekaan. Efektifitas

Koramil dan Babinsa sudah terbukti, dimana Koramil pada zaman perang kemerdekaan, telah

menunjukkan kinerjanya, yang secara efektif dapat mengajak masyarakat secara bersama-sama

berjuang untuk melawan para penjajah, dapat mengajak masyarakat untuk memberikan bantuan

kepada para pejuang bangsa yang melakukan perlawanan kepada musuh demi rakyat agar terbebas

dari penjajahan. Komando kewilayahan pada waktu itu bahkan mengendalikan tugas pemerintahan

sipil yang tidak operasional sementara keberadaan pemerintah sangat dibutuhkan masyarakat dalam

pembinaan dan pengaturan roda kehidupan disegala aspek. (Julius Pour, 2009, h.225-30)

Pada era orde lama, partai Komunis bahkan sampai memberi gelar kepada para Babinsa

sebagai “Setan Desa” . Setan desa sebuah sebutan bagi Babinsa, karena setiap gerak langkah

dan dinamika kehidupan dipedesaan tidak lepas dari pemantauan para babinsa, sehingga apabila ada

kegiatan yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah, akan segera diketahui karena Babinsa

akan melaporkan kepada Komando atasnya sesuai dengan ketentuan jabatannya, selaku babinsa.

Kementrian pertahanan, dalam buku Doktrin pertahanan (2008, 52) juga sangat jelas

mengungkapkan, bahwa “ Keberhasilan perang semesta ditentukan oleh kemnunggalan TNI –

Rakyat. Karena itu, pembangunan pertahanan dan gelar kekuatan berdemensi kewilayahan

( teritorial) dan diselenggarakan dengan tujuan untuk membangun dan memelihara kemanunggalan

TNI-Rakyat bagi terwujudnya daya tangkal bangsa” Dengan demikian tugas TNI adalah menciptakan

kondisi agar rakyat secara suka rela membantu Angkatan bersenjata apabila keadaan krisis, seperti

yang pernah dialami Indonesia pada awal kemerdekaan. Tugas ini tidak dapat dilakukan secara

Page 5: Kowil Penting Bagi Hanneg

5

serta merta pada saat menghadapi masa krisis, tetapi membutuhkan proses yang memakan waktu

tenaga dan pikiran, agar kondisi yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan perang semesta

dapat terwujud dan membutuhkan kehadiran Koramil dan Babinsa disetiap wilayah darat.

Pengurangan kekuatan tanpa konsep yang jelas yang tidak didukung dengan kajian yang

konfrehensif, merupakan keputusan yang mengada-ada dan mengarah kepada penentangan

terhadap doktrin pertahanan negara.

Disisi lain, tanpa keberadaan Koramil dan Babinsa lingkungan sosial masyarakat, akan

membuka peluang berkembangnya organisasi yang menjadi bahaya laten bagi negara Indonesia.

Komunis akan berkembang pesat, karena indikasi kemunculan mereka sudah terlihat, dari kasus di

Jawa Timur, perhimpunan anak - anak keturunan Komunis sudah berani secara terang-terangan

melakukan rapat, bahkan mengundang anggota DPR. Beruntung sebuah ormas membubarkan

kegiatan tersebut. TB. Hasanudin, wakil ketua komisi I DPR RI dalam wawancara televisi yang

disiarkan oleh Metro TV pada hari Senin, tanggal 27 September pukul 18.55, menyampaikan harapan

bahwa penanganan teroris melalui beberapa tahapan dengan melakukan operasi Intelijen, operasi

kewilayahan dan bila ini gagal baru dilakukan operasi tempur ( seperti yang dilakukan Kepolisian saat

ini ) dan dengan melibatkan seluruh komponen bangsa diseluruh wilayah. Dengan pengurangan

personel Babinsa dan Koramil, kerawanan atas ancaman teroris akan menjadi lebih besar, karena

pemantauan ( operasi kewilayahan) akan berkurang jangkauan wilayahnya. Konsep ini , akan

meningkatkan munculnya ancaman bagi negara dan bangsa Indonesia. Pengurangan Koramil, juga

akan mengakibatkan Doktrin Pertahanan Negara Indonesia yang diterbitkan Kementrian pertahanan

tidak dapat atau paling tidak menjadi berkurang efektifitasnya. Lebih kasar lagi dapat disampaikan

bahwa Doktrin Pertahanan Negara yang disusun Kementrian Pertahanan dianggap salah.

4. Gelar Komando Kewilayahan. Gelar kekuatan Angkatan darat disusun dengan

menyiapkan 2 unsur penting yaitu Balahanpus dan Balahanwil, yang masing-masing mengemban

tugas sesuai dengan kepentingan pertahanan negara. Balahanwil berada diwilayah tertentu yang

ditetapkan oleh TNI dengan tugas sebagai pengembangan dari opsi Kompartementasi yang

dikembangkan dari doktrin pertahanan negara. Gelar kekuatan yang menganut pola

kompartementasi dan dengan tugas yang telah ditetapkan, merupakan implementasi sistem

pertahanan semesta, mempertimbangkan geografi Indonesia yang sangat luas dan tersebar dan

dengan pola penggelaran seperti itu, diharapkan ancaman yang muncul di setiap wilayah dapat

ditangkal secara dini oleh kekuatan kompartemen.

Komando kewilayahan dalam hal ini adalah Komando daerah Militer, menerima beban tugas

Page 6: Kowil Penting Bagi Hanneg

6

untuk menyelenggarakan pembinaan kesiapan operasional wilayah, menyelenggarakan pembinaan

teritorial, melaksanakan operasi pertahanan sesuai tingkatannya berdasarkan kebijakan Panglima TNI

dan menyelenggarakan dukungan bantuan administrasi bagi komando/satuan yang melaksanakan

operasi diwilayah kompartemen. Dalam melaksanakan tugas pembinaan teritorial, Komando

kewilayahan mengerahkan segala daya upaya untuk mewujudkan kemanunggalan TNI dengan

rakyat, suatu kondisi yang berindikasikan tumbuhnya kesadaran berbangsa dan bernegara dalam

masyarakat dalam bela negara, adanya kerelaan dan keikhlasan rakyat membantu TNI dalam upaya

mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selaku Komando kewilayahan, yang mengemban tugas sebagai pengelola kompartemen

strategis, harapannya mampu melaksanakan tugas sebagai penyanggah awal terhadap ancaman

diwilayahnya, mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan tugas mempertahankan,

melindungi dan memelihara kedaulatan dan keutuhan negara. Namun pada kenyataannya,

kompartemen strategis yang dibentuk, belum mampu melaksanakan semua beban tugas yang

diberikan, mengingat beberapa keterbatasan, diantaranya keterbatasan kekuatan personel dan

gelar / dislokasi organisasi. Sehingga pada kondisi tertentu, dalam keadaan dimana wilayah

kompartemen menghadapi permasalahan, masih membutuhkan bantuan perkuatan dari wilayah lain

dan TNI mengerahkan kekuatan dari wilayah lain dengan pertimbangan tinjauan kepentingan negara.

Dengan demikian, baik dalam wilayah komparteman maupun antar kompartemen, terjadi pergerakan

satuan dari satu wilayah kewilayah lain, baik yang berasal dari balahanwil lain atau dari balahanpus,

untuk melaksanakan sebuah atau beberapa tugas.

Organisasi Komando kewilayahan, sebagai Kompartemen strategis, terdiri dari Satuan tempur,

Bantuan tempur dan satuan administrasi yang penggelarannya sesuai dengan pertimbangan

kepentingan pertahanan, sehingga dislokasi satuan tempur dan bantuan tempur tidak terikat oleh

wilayah administrasi pemerintahan daerah. Sebagai contoh, sebuah Kodam, paling tidak memiliki

Dua Korem, satu satuan Infanteri pemukul Kodam, satu Batalyon Zeni Tempur, satu Batalyon

Kavaleri, satu Batalyon Arteleri Medan dan satu Baterai Arteleri pertahanan udara. Setiap Korem

paling tidak memiliki satu satuan Infanteri.

Dihadapkan dengan wilayah administrasi pemerintahan daerah, belum semua Propinsi terdapat

Kodam, belum semua Kabupaten/Kota terdapat Kodim, belum semua Kecamatan terdapat Koramil

dan belum semua desa terdapat Babinsa, yang menyebabkan komando kewilayahan harus

melaksanakan interaksi beberapa mitra kerja disetiap tingkat pemerintahan daerah. Kondisi ini terjadi

karena alasan penggelaran Komando kewilayahan tidak terikat dan tidak menyesuaikan dengan

perkembangan pemerintahan daerah, disamping pertimbangan keterbatasan personel dan organisasi

terutama mempertimbangkan penilaian perkiraan ancaman. Dengan demikian, dalam satu wilayah

Page 7: Kowil Penting Bagi Hanneg

7

kerja Kodam terdapat beberapa propinsi, wilayah kerja Korem terdapat beberapa Kabupaten, yang

tidak semua kabupaten terdapat Kodim. Sedangkan keberadaan satuan teritorial yang dalam hal ini

adalah Batalyon Infanteri sebagai satuan organik Korem, dengan pertimangan prediksi ancaman,

akan di tempatkan menjadi satuan yang tidak terpusat, membagi kekuatan Batalyon dengan dislokasi

kekuatan tersebar sesuai kebutuhan tugas Korem.

5. Komando Kewilayahan , pentingnya penyusunan ADO.

Dalam ketentuan pelaksanaan tugas Komando kewilayahan (Angkatan Darat ), terdapat

kewajiban organisasi untuk menyusun naskah yang berkaitan dengan tugas pokok organisasi.

Beberpa naskah yang menjadi kewajiban untuk disusun oleh komando kewilayahan berkaitan dengan

tugas pembinaan adalah, Buku petunjuk teritorial, yang berisi tentang data umum kondisi wilayah

ditinjau dari 8 aspek gatra, Telaah Pembinan teritorial, berisikan tentang analisa dan diskusi tentang

kondisi yang ada dihadapkan dengan kepentingan pembinaan, Analisa potensi wilayah, analisa

potensi pertahanan dan Program pembinaan teritorial, yang terbagi menjadi 2 untuk kepentingan kowil

sendiri dan untuk bahan masukan bagi pemerintahan daerah. Naskah yang berkaitan dengan tugas

operasi, kowil menyusun Analisa daerah operasi (ADO), sebagai penjabaran secara detail dari analisa

potensi pertahanan. ADO, disamping bermanfaat bagi kowil sendiri, tetapi juga berperan penting

bagi satuan yang akan melaksanakan tugas diwilayah Kowil.

Data dan informasi kewilayahan yang disusun dalam naskah ADO, adalah sebuah informasi

dalam bentuk naskah yang diterbitkan oleh komando kewilayahan yang menyajikan tentang segala

hal yang berkaitan dengan data dan informasi untuk mendukung kebutuhan pelaksanaan operasi

didaerah, menyangkut Geografi, Demografi, Sumberdaya dan Kondisi sosial, yang telah diolah oleh

komando kewilayahan melalui penelaahan dan analisis yang memungkinkan bagi para pengguna

ADO untuk segera dapat memanfaatkannya tanpa harus melalui proses lanjutan.

Berkenaan dengan tugas TNI dalam OMP dan OMSP, maka satuan tempur harus senantiasa

siap bergerak dan melaksanakan tugas operasi diwilayah Kodam atau Bila Batalyon Infanteri sebagai

satuan organik Korem, maka Batalyon ini harus siap melaksanakan tugas di semua kabupaten/Kota

yang berada diwilayah kerja Korem. Keadaan ini memungkinkan karena Sumberdaya yang tersedia

didalam organisasi Kodim yang terbatas sehingga tidak memungkinkan melaksanakan tugas OMP

maupun OMSP secara mandiri dan masih membutuhkan perkuatan dari satuan operasional.

Bagi satuan penugasan yang digelar untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi

oleh komando kewilayahan, data dan informasi wilayah sangat diperlukan, sejauh ini bagi pasukan

yang diperbantukan dapat mengakses informasi yang akurat mengenai kondisi yang ada di wilayah

tersebut dari komando kewilayahan setempat, melakukan adaptasi seperlunya dengan wilayah

Page 8: Kowil Penting Bagi Hanneg

8

penugasan yang baru. Data dan Informasi wilayah penugasan merupakan sebuah kebutuhan bagi

satuan penugasan untuk dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok satuan secara efektif dan

efisien.

Untuk menyiapkan batalyon agar dapat melaksanakan tugas operasi disuatu wilayah tertentu

salah satu adalah penyiapan data dan informasi yang lengkap tentang wilayah dimana satuan akan

ditugaskan. Data dan informasi tidak mungkin dihimpun dan diolah oleh satuan setingkat Batalon

karena organisasi Batalyon tidak mempunyai kewajiban untuk melakukan tugas tersebut dan tugas

tersebut tidak tertuang dalam tugas pokoknya. Oleh sebab itu tugas menghimpun dan mengoleh

data dan informasi tentang wilayah diserahkan kepada Komando kewilayahan yang dalam salah satu

uraian tugasnya adalah penguasaan wilayah. Proses menghimpun dan mengolah data dan informasi

bagi penyusunan ADO telah dibekalkan kepada aparatur komando kewilayahan mulai dari tingkat

Babinsa sampai pada organisasi setingkat Komando daerah Militer.

Mengingat suatu tugas operasi yang dibatasi dengan waktu dan sasaran, maka bagi setiap

satuan yang menerima tugas dari komando diatasnya, membutuhkan data dan informasi yang sudah

diolah, sehingga bagi satuan penugasan tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan tenaga untuk

menghimpun dan mengolah data dan informasi tentang wilayah dimana mereka ditugaskan dan akan

memanfaatkan data dan informasi yang telah dioleh yang diterima dari komando kewilayahan.

Hanya apabila dalam melaksanakan tugas operasi terdapat dinamika dan menemukan ketidak

sesuaian antara data dan informasi yang diterima dari komando kewilayahan dengan kondisi nyata

dimana mereka melaksanakan operasi, akan menjadi bahan masukan bagi penyempurnaan ADO

yang telah ada dan pada saat dibutuhkan, maka ADO yang telah disempurnakan tersebut dapat

memberi bekal yang lebih detil bagi satuan penugasan yang mungkin akan melakukan tugas operasi

diwilayah yang sama. Namun demikian akan lebih menguntungkan apabila Satuan Teritorial, jauh

hari sebelum terjadi permasalahan di komando kewilayahan telah menerima ADO dari setiap

komando kewilayahan setingkat Kodim, sehingga lebih awal dapat mempelajari dan mengenali

wilayah dimana satuan ini mungkin akan melaksanakan tugas operasi.

6. Kesimpulan dan saran.

a. Kesimpulan. Dengan memperhatikan berbagai permasalahan yang disampaikan

diatas, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat disampaikan sebagai berikut :

1) Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai satu atau beberapa tujuan,

yang diawaki oleh sekelompok orang yang memiliki pandangan dan pemikiran yang

sama terhadap tujuan yang ingin dicapai dan didukung dengan sumberdaya lainnya,

Page 9: Kowil Penting Bagi Hanneg

9

dengan adanya tujuan maka awak organisasi bergerak, melakukan aksi, bekerjasama

untuk saling memperkuat antar elemen organisasi dengan arah yang sama. Kegiatan

organisasi berlangsung secara sistematis dan dilakukan secara berulang dengan pola

tertentu sesuai dengan kesepakatan bersama.

2) Keutuhan akan organisasi ditentukan oleh adanya misi yang harus

dilakukan, pembentukan maupun likuidasi organisasi menganut proses dan prosedur

tertentu, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Pengaruh lingkungan terhadap

organisasi sangat besar, namun organisasi relatif tidak dapat mengendalikan

lingkungan sehingga cenderung organisasi yang akan menyesuaikan dengan

lingkungan.

3) Keberadaan Komando kewilayahan merupakan implementasi dan

pencerminan pengalaman negara dan kepentingannya bagi pertahanan. Keberadaan

Komando kewilayahan dalam doktrin pertahanan negara sebagai organisasi yang

disiapkan untuk mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat yang dinilai sebagai salah

satu syarat keberhasilan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

4) Gelar komando kewilayahan saat ini mempertimbangkan prediksi

ancaman yang mungkin dihadapi, sehingga pembentukannya tidak berjalan seiring

dengan pembentukan Pemerintahan daerah, yang dirasakan menjadi beben berat bagi

komando kewilayahan dan unsur-unsur pendukungnya.

5) Untuk mendukung pelaksanaan OMP dan OMSP, kowil menyusun ADO,

dengan mempertimbangkan kondisi kekuatan yang terbatas, sehingga pada situasi

dimana permasalahan yang timbul tidak dapat diatasi sendiri dan membutuhkan

perkuatan, maka ADO merupakan panduan bagi satuan yang melaksanakan tugas

diwilayah Kowil, agar tugas pook dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien.

b. Saran. Dari kesimpulan yang disampaikan, disarankan beberapa hal yaitu :

1) Pembentukan dan likuidasi organisasi penting didukung dengan hasil kajian

yang mendalam disertai dengan hasil penelitian dan pengembangan tentang efetifitas

dan efisiensi organisasi dalam melaksanakan misi dan kepentingan yang lebih luas.

2) Keberadaan komando kewilayahan saat ini penting untuk dipertahankan dan

bila mungkin dislokasi gelarnya diperluas dengan menyesuaikan perkembangan

Page 10: Kowil Penting Bagi Hanneg

10

administrasi pemerintahan daerah dengan tidak meninggalkan penilaian kemungkinan

ancaman dan efektifitas dukungannya terhadap doktrin dan strategi pertahanan negara.

3) Setiap satuan teritorial ( Yonif, Yonkav, Yonzipur ) perlu lebih awal mempelajari

ADO yang disusun Kowil, sesuai kemungkinan jangkauan wilayah penugasannya,

sehingga dalam melaksanakan tugas operasi, pengenalan wilayah tidak menjadi

kendala yang mempengaruhi keberhasilan operasi.

4) Latihan satuan teritorial, sebaiknya menggunakan daerah latihan di wilayah Kowil,

untuk memperoleh gambaran seutuhnya tentang kodisi wilayah dan meningkatkan

penguasaan medan disetiap wilayah Koeil yang menjadi jangkauan tugas satuannya.

Untuk memperoleh bahan bacaan lain, Kunjungi juga : http://revealbrain.blogspot.com