kota lubukiinggau -...

16
_... - Disebartuaskan oleh : Bagian Hukum Setda Kota Lubukiinggau DIcetak 0Ieh : PERCT. IIAWAR (0733-323202) Deuin & Lay Out R.1nc:ong Rancok SlIlIIio Oeuin (0733) 32A4OIIlII1367C1094O·

Upload: vukien

Post on 14-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

_ ... -Disebartuaskan oleh :

Bagian Hukum SetdaKota Lubukiinggau

DIcetak 0Ieh :PERCT. IIAWAR (0733-323202)

Deuin & LayOutR.1nc:ongRancok SlIlIIio Oeuin(0733) 32A4OIIlII1367C1094O·

rEEl:l.iijiui!iEIII:illl:limllliiHifilll•~:..:;;;....,~~

, ,.

LEMBARANDAERAHKOTA LUBUKLINGGAU

Nomor 06 Tahun 2003Seri C

PERATURANDAERAH KOTA LUBUKLINGGAUNOMOR 41 TAHUN 2003

a. bahwa berdasarkan Undang. - undangnornor 7 tahun 2001 tentangPembentukan Kota Lubuklinggau, makaPemerintah Kota Lubuklinggau berwenangdan berkewajiban mengurus RumahTangganya sendiri untuk meningkatkandayaguna dan hasilguna penyelenggaraanpemerintahan dalam rangka pelayananterhadap masyarakat di dalam KotaLubuklinggau;

Daerah yang luas, nyata dan bertang-gungjawab diperlukan pembiayaanpemerintahan dan pembangunan daerahyang berasal dari PendapatanAsli Daerah,khususnya yang bersumber dari RetribusiDaerah antara lain adalah Retribusi Pasardi dalam Kota Lubuklinggau;

bahwa untuk melaksanakan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan b, makadipandang perlu untuk menetapkanPeraturan D~aerahmengenai RetribusiPasar.

1. Undang-undang nomor 8 tahun 1981tentang Hukum Acara Pidana ( LembaranNegara Republik Indonesia tahun 1981nomor 76, Tambahan Lembaran Negaranomor 3209 );

2 Undang· undang nomor 18 tahun 1997tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah (Lembaran Negara Republik In-donesia tahun 1997 nomor 41, TambahanLembaran Negara nomor 3685) sebagai-mana telah diubah dengan Undang .undang nomor 34 tahun 2000 tentangPerubahan atas Undang-undang nomor 18tahun 1997 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah ( Lembaran NegeraRepublik Indonesia tahun 2000 nomor246, Tambahan Lembaran Negara nomor4048 );

3. Undang· undang nomor 22 tahun 1999tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia tahun 1999nomor 60, Tambahan Lembaran Negaranomor 3639 );

4. Undang - undang nomor 25 tahun 1999tentang Perimbangan Keuangan antaraPemerintah Pusat dan Daerah ( LembaranNegara Republik Indonesia tahun 1999nomor72, Tambahan Lembaran Negaranomor 3848);

5. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2001tentang Pembentukan Kota Lubuklinggau(Lembaran Negara Republik Indonesiatahun 2001 Nomor 87, TambahanLembaran Negara nomor 4114);

6. PeraturanPemerintah Nomor 66 Tahun2001 tentang Retribusi Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesiatahun 2001 nomor 119, TambahanLembaran Negara nomor 4139 );

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor174 tahun 1997 tentang Pedoman TataCara Pemungutan Retribusi Daerah;

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor175 tahun 1997 tentang Pedoman TataCara Pemeriksaan di bidang RetribusiPasar;

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor147 tahun 1998 tentang KomponenPenetapan Tarif Retribusi;

10. Keputusan Menteri Dalam Negeri danOtonomi Daerah nomor 21 tahun 2001tanggal 18 Juli 2001 tentang TeknikPenyusunan dan Materi Muatan Produk -produk Hukum Daerah ;

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri danOtonomi Daerah nomor 22 tahun 2001tanggal 18 Juli 2001 tentang BentukProduk - produk Hukum Daerah;

12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor7 Tahun 2003 tentang PedomanOperasional Penyidik Pegawai Negeri SipilDaerah dalam Penegakan PeraturanDaerah.

DEWANPERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTALUBUKLINGGAU

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAUTENTANG RETRIBUSI PASAR

BAB IKETENTUAN UMUM

3. Kepala Daerah adalah Walikota Lubuklinggau yangselanjutnya disebut Walikota;

4. Dinas Koperasi dan Pengelolaan Pasar adalah DinasKoperasi dan Pengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau;

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Koperasi danPengelolaan Pasar Kota Lubuklinggau;

6. Pasaradalah tempat yang diberi batas tertentu dan terdiriatas halaman / pelataran, bangunan berbentuk los danatau kios dan bentuk lainnya yang dikelola olehPemerintah Kotadan khusus disediakan untuk pedagang;

7. Kawasan Pasar adalah pembagian lokasi I wilayah yangmemisahkanantara satu unit pasardenganunit pasar lainnyasehingga jelas hak, kewajiban dan pertanggung-jawabanmasing - masing unit pasar termasuk pungutan Retribusi;

8. Kios adalah bangunan tetap di pasar yang beratap dandipisahkan dengan dinding pemisah mulai dari lantaisampai dengan langit - langit yang dipergunakan untukusaha berjualan;

9. Rukoadalah ruangan untuk berdagang yang permanen danbertingkat dibatasi dengan dinding dengan penggunaanlantai dasar sebagai tempat berdagang dan lantai atasnyasebagai tempat tinggal;

pembayaran retribusi yang terhutang menurut PeraturanPerundang - undangan Retribusi Daerah;

10. Pelataran adalah bangunan untuk berdagang berupa papanyang memanjang dan beratap tidak dibatasi dengandinding berada di lapangan terbuka di dalam pasar;

17. SuratKetetapan Retribusi Daerah yang selanjutnyadisingkat SKRDadalah surat keputusan yang menentukanbesarnya jumlah retribusi yang terhutang ;

11. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yangdisediakan atau diberikan oleh Pemerintah Kota untuktujuan, kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapatdinikmati oleh Orang Pribadi atau Badan;

18. Surat Keputusan Retribusi Daerah KurangBayarTambahanyang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah suratkeputusan yang menentukan tambahan atas jumlahretribusi yang telah ditetapkan;

12. Retribusi Pasar yang selanjutnya disebut Retribusiadalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasartradisional, pelataran, los, kios yang dikelola daerah dankhusus disediakan untuk pedagang ;

19. Surat Ketetapan Retribusi Lebih Bayar yang selanjutnyadisingkat SKRDLB <ldalah suarat keputusan yangmenetapkan jumlah kelebihan pembayaran retribusikarena jumlah kredit retribusi lebih besar daripadaretribusi yang terhutangatau tidak seluruhnya terhutang;

13. Penyewa adalah setiap Orang atau Badan Hukum yangdengan sah telah memilik izin dari Walikota untukmenempati kios di dalam pasar;

20. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkatSTRDadalahsurat untuk melakukan penagihan retribusidan disertai sanksi administrasi berupa bunga atau denda;

14. Tempat berjualan adalah kios, los, pelataran dan tanahlapang yang termasuk dalam tanah pasar;

21. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan ataskeberatan terhadap SKRD, SKRDKBT, SKRDLB atauterhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketigayang diajukan oleh Wajib Retribusi;

15. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yangmerupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untukmemanfaatkan jas.l pelayanan fasilitas umum;

22. Badan adalah suatu bentuk Badan yang meliputiPerseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroanlainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengannama atau bentuk apapun Persekutuan,. Perkumpulan,Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yangsejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha tetap danBentuk Usaha Lainnya;

16. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah yangselanjutnya disingkat SPORDadalah surat yangdigunakanWajib Retribusi untuk melaporkan data Objek Retribusidan Wajib Retribusi sebagai dasar perhitungan dan

23. Penyidikan Tindak Pidana di bidang Retribusi Daerahadalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh PenyidikPegawai Negara Sipil yang selanjutnya disebut Penyidikuntuk meneari serta mengumpulkan bukti dan denganbukti itu membuat terang tindak pidana di bidangRetribusi Daerah yang terjadi serta menentukantersangkanya.

(2) Tidak termasuk Objek Retribusi adalah pelayananpenyediaan fasilitas pasar yang dimiliki dan atau dikelolapihak swasta maupun Perusahaan Daerah.

BAB IINAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

c

Subjek Retribusi adalah Orang Pribadi at au Badan yangmenggunakan pelayanan fasilitas di dalam pasar dan fasilitaspasar lainnya yang dibangun diatas tanah milik P~merintahDaerah.

Dengan nama Retribusi Pasar dipungut Retribusi at aspenggunaan fasilitas pasar tradisional I pelataran, los dankios yang dikelola oleh daerah.

BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI

a. Di dalam Pasar :Adalah semua fasilitas pasar tradisional berupakios, los, pelataran halaman yang khusus disediakanuntuk pedagang termasuk we umum dalam pasar,parkir kendaraan di halaman pasar dan pemakaianlistrik dari kantor pasar.

BAB IVCARAMENGUKUR TINGKAT PENGGUNAANJASA

b. Kawasan sekitar Pasar :Adalah para pengguna jalan, pengunjung pasar,pedagang kakil ima, pedagang. asongan, gerobak

. dorong, bakulan, pedagang pujasera, pedagangmusiman I pasar kaget, hamparan kakilimadalam

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis tempatdan kelas pasar yang digunakan serta kemampuan masyarakatpengguna jasa.

BAB VPRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN

BAR VIISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur danbesarnya tarif retribusi dimaksud untuk menutup biayapenyelenggaraan penyediaan pelayanan fasilitas pasardengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat danaspek keadilan.

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas yangterdiri atas Kios, Los, Ruko, Pelataran / halaman, luaslokasi dan jangka waktu pemakaian;.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inimeliputi bbya penyusutan, biaya bunga pinjaman, biayaoperasional dan pemeliharaan .

(2) Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inidigunakan untuk menentu~lan kelas pasar

f")\ !!-I~c '-::"'~ =':~:'-,:::':-:;3r'a djrr>:::ksudpada 2S'3.t (2) pas2:lin;\ -' j •. - .. -.- I . -, -'

ditetapkan oleh Walikota.

BAB VIJENIS PUNGUTAN RETRIBUSI

(4) Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut :

(1) Pedagang yang menggunakan tempat berdagang di dalampasar dikenakan retribusi tempat, retribusi kebersihandan retribusi penertiban.

(2) Pedagangsebagaimana dimaksud pasal3 huruf b PeraturanDaerah ini dikenakan retribusi kebersihan.

(3) Pengguna fasilitas pasar berupa we umum dan saranaparkir serta jalan dalam lokasi pasar dikenakan retribusiuntuk 1 ( satu ) kali pakai.

NO LOKASI PASAR KELAS PASAR LUAS TARIFJenis Bangunan

1. LUBUKLINGGAU a. KiosLantai II M2 Rp.2.000,-/Bulan/I M2 Rp.1.800,-/Bulan/II M2 Rp.1.500,-/Bulan

b. Kios Lantai II /I M2 Rp.1.500,-/Bulanc. Los f' M2 Rp. 500,-/Harid. Ruko 1M2 Rp.2.000,-/Bulane. Pelataran - M2 Rp. 500,-/Hari

2. PASARSATELIT a. Kios 1M2 Rp.1.500,-/BulanII M2 Rp. 1.000,-/Bulan

b. Pelataran - M2 Rp. 500,-/Hari

NO LOKASI PASAR Jenis Bangunan Luas Tarif (Rp)1. Pasar Lubuklinggau a. Kios Nl2 Rp. 40,-/Hari

b. Pelataran M2 RpAOO,-/HariKawasan Sekitar Pasar - - Rp.500 s.d Rp.1.000,-/hariPasar PUjasera - - Rp.1000, -s.d Rp.2000, -IHariPasar Musiman/kaget - - Rp.1000,-s.d Rp.2.500,-/Har

2. Pasar Satelit a. Kios 1'112,~, Rp. 40,-lHarib. Pelataran M2 Rp. 300,/Hari

Kawasan sekitar Pasar - M2 Rp. 400,/Hari

NO Lokasi Pasar Jenis Bangunan Luas Tarif1. Pasar Lubuklinggau Kios Nl2 Rp. 25,- 1 Hari2. Pasar Setelit Kios Nl2 Rp. 25,-1 Hari

NO LOKASI PASAR JENIS PUNGUTAN TARIF1. Pasar Lubuklinggau Buang Air Keeil

nRp. 400,- I kali

Buang Air Besar Rp. 500,- I kaliMandi Rp. 600,- I kali

2. Pasar Satelit Buang Air Keeil Rp. 400,- I kaliBuang Air Besar

I

Rp. 500,- I kaliMandi Rp. 600,- I kali

NO LOKASI PASAR JENIS KENDARMN TARIF1. Pasar Lubuklinggau Kendaraan Niaga Rp. 2.500,- I kali

Kendaraan Umum Rp. 1.500,- IkaliSepeda Motor Rp. 1.000,- I kaliGerobak Rp. 1.000,- I kaliBeea " Rp. 1.000,- I kaliSepeda Rp. 500,- I kali

2. Pasar Satelit Kendaraan Niaga Rp. 2.500,- I kaliKendaraan Umum Rp. 1.500,- I kaliSepeda Motor Rp. 1000,- I kaliGerobak Rp. 1.000,- I kali

. Beea Rp. 1.000,· I kaliSepeda Rp. 500,- I kali

NO LOKASI PASAR JENIS KENDARAAN TARIF .

1. Pasar Lubuklinggau Kendaraan Niaga Rp. 2.000,- I kaliKendaraan Umum Rp. 1.500,- I kaliOjek Rp. 1.000,· I kaliSepeda Motor Rp. 500,- I kaliTaksi Kota Rp. 1.000,· I kaliBeea Rp. 500,· I kaliSepeda Rp.400,· I kaliGerobak Dorong Rp. 400,· I kali

BAB XSURAT PENDAFTARAN·

Untuk pemakaian listrik pada setiap tempat berjualan akandipungut bayaran sesuai dengan tarif yang telah ditentukanoleh PLN dengan ditambah toeslag sebesarRp. 2.500,- (duaribu lima ratus rupiah) setiap bulan.

BAB VIIIWILAYAH PEMUNGUTAN

(2) SPORO sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal iniharus diisi dengan jelas, benar dan lengkap sertaditandatangani oleh Wajib Retribusi atau Kuasimya;

c(3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian

SP8RD s2b3g:imana dim:::ksud pad a ayat (1) p::s2l iniditetapkan oleh Walikota.

Retribusi yang terhutang dipungut di wilayah daerah tempatpenyediaan pelayanan fasilitas pasar diberikan.

BAB XIPENETAPAN RETRIBUSI

(1) Berdasarkan SPOROsebagaimana dimaksudpada pasal13ayat (1) ditetapkan retribusi terhutang denganmenerbitkan SKROatau dokumen lain yang dipersamakan .

.Masa Retribusi adalah jangka waktu lamanya 1 (satu ) bulanatau ditetapkan lain oleh Walikota.

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukandata baru dan atau data yang semula belum terungkapyang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang

. terhutang, rnaka dikeluarkan SKROKBT .Saat retribusi terhutang adalah pad a saat ditetapkannya SKROatau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRO atau dokumenlain yangdipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pasal ini dan SKROKBTsebagaimanadimaksud ayat .(2) pasal ini ditetapkan oleh Walikota.

BAB XIITATA CARA PEMUNGUTAN

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran·retribusi diatur dengan Keputusan Walikota.

BAB XVTATA CARA PENAGIHAN

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan dan SKRDKBT.

(1) Retribusi terhutang berdasarkan SKRDatau dokumen lainyan,gdipersamakan, SKRDKBT,STRDdan Surat KeputusanKeberatan yang menyebabkan jumlah retribusi yang harusdibayar bertambah, yang tidak atau kurang dibayar olehWajib Retribusi dapat ditagih melalui Badan UrusanPiutang dan Lelang Negara ( BUPLN).

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunyaatau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupabunga sebesar 2 % ( dua persen ) setiap bulan dari retribusiyang terhutang atau kurang bayar dan ditagih denganmenggunakan STRD.

(2) Penagihan Retribusi melalui BUPLN dilaksanakanberdasarkan Peraturan Perundang - undangan yangberlaku.

BAB XVIKEBERATAN

BAB XIVTATA CARA PEMBAYARAN

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanyakepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk at as SKRDatau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBTdanSKRDLB;

(1) Pembayaran retribusi yang terhutang harus dilunasisekaligus.

(2) Retribusi terhutang dilunasi selambat - lambatnya 15 (lima belas ) hari sejak diterbitkannya SKRDatau dokumenlain yang dipersamakan, SKRDKBTdan STRD.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indone-sia dengan disertai alasan • alasan yang jelas;

) -)(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan at as BABXVII

ketetapan retribusi, Wajib Retribusi harus dapat PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARANmembuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusitersebut; Pasal 21

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi

2 ( dua ) bulan sejak tanggal SKRDatau dokumen lain dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada

yang dipersamakan, SKRDKBTditerbitkan, kecuali apabila Walikota.

Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwajangka waktu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar (2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam ) bulan

0kekuasaannya; sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran

c.retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini,

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana harus memberikan keputusan.dimaksud pada ayat (2) dan (3) pasal ini, Surat Keberatantidak dipertimbangkan; (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) pasal ini, telah dilampaui dan Walikota tidak(6) Pengajuan keberatan tidak menangguhkan kewajiban memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian

membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLBharusditerbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

Pasal 20(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai hutang retribusi

(1) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam ) bulan lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana

sejak Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan pada ayat (1) pasal ini, langsung diperhitungkan untukatas keberatan yang diajukan. melunasiterlebih dahulu hutang retribusi tersebut.

(2) Keputusan Walikota atas keberatan dapat berupa (5) Pengembalian pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud

menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau pada ayat (1) pasal ini, dilakukan dalam jangka waktu pal-

menambah besarnya retribusi terhutang. ing lama 3 ( tiga ) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi

(1) pasal ini, telah lewat dan Walikota tidak memberikan . dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua ) bulan,

suatu keputusan, keberatan yang diajukan dianggap Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2 % ( dua

dikabulkan. persen ) sebulan atas keterlambatan pembayarankelebihan retribusi.

20 21

BAB XVIIIPENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN

RETRIBUSI... (1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaranretribusi diajukan secara tertulis kepada Walikota dengansekurang . kurangnya menyebutkan :

a. Nama danalamat Wajib Retribusi;b. Masa Retribusi;c. Besarnya kelebihan pembayaran;d. Alasan yang singkat dan jelas.

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan danpembebasan retribusi.

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaranretribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos

(2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pasal ini diberikan denganmemperhatikan kemampuan retribusi.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasanretribusi ditetapkan oleh Walikota.

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau pengirimanpos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterimaoleh Walikota. BAB XIX

KADALUARSA PENAGIHAN

. (1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan denganmenerbitkan Surat Perintah Membayar KelebihanRetribusi;

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluarsasetelah melampaui jangka waktu 6 ( enam) bulanterhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuatiapabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidangRetribusi.

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkandengan hutang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksudpada BAB XVII pasal 21 ayat (4) Peraturan Daerahini pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuandan bukti pemindahbukuan juga bertaku sebgai buktipembayaran.

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) pasal ini, tertangguh apabila :

a. Diterbitkan surat teguran atau;b. Ada pengakuan hutang retribusi dari Wajib Retribusi

baik langsung maupun tidak langsung.

BAB xxKADALUARSAPENAGIHAN

BAB XXIIKETENTUAN PENYIDIKAN

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluarsasetelah melampaui jangka waktu 6 ( enam ) bulan sejakterhutangnya retribusi kecuali apabila Wajib Retribusimelakukan tindak pidana di bidang Retribusi.

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkunganPemerintah Daerah tertentu diberi wewenang khusussebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindakpidana di bidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksuddalam Undang - undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.

- (2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) pasal ini tertangguh apabila:

a. Diterbitkan surat teguran atau;b. Ada pengakuan hutang retribusi dari Wajib Retribusibaik langsung maupun tidak langsung.

(2), Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) pasal ini adalah :a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti

keteranganatau laporan berkenaan dengan tindakpidana di bidang Retribusi Daerah agar keteranganatau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

BAB XXIKETENTUAN PIDANA

b. Menerima, mencari, mengumpulkan dan menelitiketerangan mengenai Orang Pribadi atau Badantentang kebenaran perbuatan yang dilakukansehubungan dengan tindak pidanaRetribusi Daerahtersebut;

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibansehingga merugikan keuangan daerah diancam pidanakurungan paling lama 1 ( satu ) bulan atau denda palingbanyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terhutang;

c. Meminta keterangan dan barang bukti dari OrangPribadi atau Badansehubungan dengan tindak pidanadi bidang Retribusi Daerah;

(2) Tindak pidana yang dimaksud ayat (1) pasal ini adalahpelanggaran.

d. Memeriksa buku - buku, catatan - catatan dandokumen - dokumen lain yang berkenaan dengantindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkanbarang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen

· dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadapbarang bukti tersebut;

BAB XXIIIKETENTUAN PENUTUP

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidangRetribusi Daerah;

g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan at au tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksaidentitas orang atau dokumen yang dibawasebagaimana dimaksud pada huruf c pasal ini;

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semuaketentuan yang mengatur tentang Retribusi Pasar dalamdaerah sebelum berlakunyaPeraturan Daerah ini, dinyatakantidak berlaku lagi.

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindakpidana Retribusi Daerah;

Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah inisepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjutoleh Walikota

1. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dandiperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Melakukan tindakan lain yang perlu untukkelancaran penyidikan tindak pidana di bidangretribusi daerah menurut hukum yang dapatdipertanggu ngjawabkan.

- (3) Penyic;lik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)memberitahukan dimulainya penyidikan danmenyampaikan hasH penyidikannya kepada PenuntutUmum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara RepublikIndonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalamUndang - undang Hukum acara Pidana yang berlaku.

')Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannyadalam Lembaran Daerah Kota Lubuklinggau.

Ditetapkan di Lubuklinggau.pada tanggal 30 Desember 2003

Diundangkan di LubuklinggauPada tanggal 31 Desember 2003

H. UBAIDILLAH IDRUS, SHPEMBINATK. INIP.440012311

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAUTAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C