korupsi dalam presepsi pancasila

14
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu wilayah, baik negara, partai politik, ormawa, Lembaga Swadaya Masyarakat maupun organisasi lainnya sewajarnya memiliki pemimpin guna mencapai tujuan serta meningkatkan kinerja para anggotanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pemimpin harus dapat mengelola dan mengerahkan segala unsur yang ada dengan sebaik- baiknya. Di Indonesia yang merupakan negara demokrasi yang berpegang teguh pada pancasila, sudah sepatutnya mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dalam semua unsur kehidupan, salah satunya dalam hal kepemimpinan. Kepemimpinan dalam pancasila adalah kepemimpinan yang mengantarkan masyarakat pada kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 1.2 Rumusan Masalah a. Apa pengertian kepemimpinan menurut Pancasila ? b. Apa saja kriteria pemimpin yang ideal ditinjau dalam konsepsi pancasila ? c. Bagaimana sistem pemilihan pemimpin dalam konsepsi pancasila ?

Upload: nida-usanah

Post on 02-Jul-2015

164 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu wilayah, baik negara, partai politik, ormawa, Lembaga

Swadaya Masyarakat maupun organisasi lainnya sewajarnya memiliki

pemimpin guna mencapai tujuan serta meningkatkan kinerja para

anggotanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang pemimpin harus

dapat mengelola dan mengerahkan segala unsur yang ada dengan sebaik-

baiknya.

Di Indonesia yang merupakan negara demokrasi yang berpegang teguh

pada pancasila, sudah sepatutnya mengaplikasikan nilai-nilai pancasila

dalam semua unsur kehidupan, salah satunya dalam hal kepemimpinan.

Kepemimpinan dalam pancasila adalah kepemimpinan yang mengantarkan

masyarakat pada kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian kepemimpinan menurut Pancasila ?

b. Apa saja kriteria pemimpin yang ideal ditinjau dalam konsepsi

pancasila ?

c. Bagaimana sistem pemilihan pemimpin dalam konsepsi pancasila ?

Page 2: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

2

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan

a. Memahami arti kepemimpinan menurut pancasila

b. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pemimpin yang

ideal

c. Mengetahui sistem pemilihan pemimpin dalam konsepsi

pancasila

1.3.2 Manfaat

a. Manfaat Teoritis

Mampu memahami pengertian kepemimpinan menurut

konsepsi pancasila

Mampu mengindentifikasikan criteria pemimpin menurut

konsepsi pancasila

Mampu mengidentifikasi system pemilihan pemimpin

menurut konsepsi pancasila

Meningkatkan pengembangan ilmu penegetahuan

khususnya pemahaman tentang kepemimpinan pancasila

b. Manfaat Praktik

Memahami nilai – nilai pancasila dalam kepemimpinan

Mengaplikasikan nilai – nilai pancasila dalam

kepemimpinan

Meningkatkan pemahaman kepada masyarakat tentang

pemimpin yang ideal menurut konsepsi pancasila

Meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam memilih

seorang pemimpin

Meningkatkan rasa partisipasi masyarakat dalam pemilu

Page 3: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

3

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Kepemimpinan Menurut Pancasila

Pemimpin dapat didefinisikan sebagai orang yang mendapat amanah,

bertugas dan berkewajiban memimpin orang lain ( organisasi ) serta

memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur

orang lain. Pemimpin mempunyai peran yang sangat penting di sebuah

organisasi. Dilihat dari perannya yang sangat penting, seorang pemimpin

diwajibkan dapat membawa organisasi yang dipimpinnya ke arah yang

lebih baik guna mencapai tujuan bersama.

Seorang pemimpin tidak akan berarti jika ia mampu menjadi pemimpin

yang berprestasi untuk dirinya namun tidak berhasil menumbuhkan serta

mengembangkakn potensi orang/ organisasi yang dipimpinnya. Bagi suatu

organisasi apapun yang ingin maju dan berkembang dalam bidangnya,

maka kepemimpinan yang baik sangat dibutuhkan dengan tujuan :

Menghindari keputusan yang menguntungkan sebelah pihak, sehingga

dapat diputuskan lebih terarah.

Menghindari pengambilan keputusan yang tergesa – gesa.

Memanfaatkan tenaga kerja maupun sumber daya lain yang ada

dengan baik dan bijaksana.

Menurut pancasila, pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang hikmat dan

bijaksana, yaitu pemimpin yang senantiasa mengetahui, memahami, serta

mengaplikasikan nilai – nilai kebenaran Tuhan dan akal rasio. Seorang

pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang menunutun, mendorong,

dan membimbing asuhannya oleh karena itu, seorang memimpin dalam

Page 4: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

4

menjalankan tugas kepemimpinannya harus berpegang teguh pada asas

berikut ini :

Ing Ngarsa Sung Tuladha : pemimpin harus dapat menjadikan dirinya

sebagi teladan bagi orang yang dipimpinnya, baik dalam sifat maupun

perbuatannya.

Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus dapat memberi semangat

berkarya dan berkreasi pada orang – orang yang dipimpinnya.

Tut Wuri Handayani : Pemimppin harus dapat mendorong orang –

orang yang dipimpinnya berani bertindak dan bertanggung jawab.

Menurut Wahjosumidjo, Kepemimpinan Pancasila adalah bentuk

kepemimpinan modern yang selalu menyumberkan diri pada nilai-nilai dan

norma-norma pancasila. Kepemimpinan Pancasila harus mampu

memanfaatkan semua sumber daya baik pada masyarakat maupun

lingkungan yang berjiwa sila – sila Pancasila dengan baik dan bijaksana

guna mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan Pancasila merupakan

kepemimpinan yang universal sehingga menonjolkan dua unsure yaitu

rasionalitas dan semangat kekeluargaan.

Jadi ada tiga sumber pokok Kepemimpinan Pancasila, yaitu :

Pancasila, UUD 1945, dan GBHN

Nilai-nilai kepemimpinan universal

Nilai-nilai spiritual nenek moyang

II.2 Kriteria Pemimpin Yang Ideal Ditinjau Dalam Konsepsi Pancasila

Untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi, maka seorang pemimpin

harus dapat mengelola dan mengarahkan semua elemen yang ada di

dalamnya dengan baik dan teratur. Seorang pemimpin harus dapat bekerja

sama secara harmonis dengan orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang

Page 5: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

5

baik mampun melayani orang yang dipimpinnya lebih baik dari pelayanan

yang diberikan mereka. Untuk itu dibutuhkan penerapan manajemen yang

baik.

Dalam suatu pemilihan pemimpin, masyarakat terkadang hanya memilih

sesuai hati mereka, atau biasanya hanya kandidat-kandidat yang bisa

menjajikan kesejahteraan maupun janji lain yang membuat masyarakat

tergiur. Padahal Pemimpin yang baik, seharusnya adalah pemimpin yang

ideal sesuai dengan kriteria jika ditinjau dari konsepsi Pancasila.

Beberapa standard kriteria menurut Pancasila yaitu :

1. Jujur

2. Dapat dipercaya

3. Komunikatif

4. Cerdas

Berikut ini beberapa criteria lain pemimpin yang ideal menurut konsepsi

Pancasila :

1. Low Profile.

Kriteria awal yang harus dimiliki seorang pemimpin yang arif dan

bijaksana adalah belajar untuk hidup sederhana dan tidak angkuh

akan jabatannya. Karena dengan kerendahan hati tersebut pemimpin

sadar dan selalu ingat bahwa jabatan yang diemban adalah suara

rakyat yang harus dijalankan dengan sebaik mungkin dan bekerja

secara maksimal serta memetingkan kepentingan bersama guna

terealisasikannya tujuan bersama

2. Tegas

Tegas berarti tidak ragu – ragu dalam mengambil keputusan namun

dengan pertimbangan yang matang antara kelebihan dan

kekurangannya. Pemimpin yang tegas akan menjadi panutan yang

Page 6: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

6

mampu mengambil keputusan terbaik bagi orang / organisasi yang

dipimpinnya.

3. Jujur.

Kriteria ini mungkin menjadi dambaan pemimpin bagi organisasi

yang ingin sejahtera. Pemimpin yang jujur tidak akan menutupi

kesalahannya. Pemimpin yang jujur akan berkata sesuai dengan

kondisi yang ada, meskipun hal tersebut dapat mengecewakan orang

/ organisasi yang dipimpinnya, tapi setidaknya telah berkata jujur tak

ada kebohongan.

4. Kreatif

Pemimpin yang kratif tak akan kehilangan akal dalam memberi

solusi atas permasalahan yang ada. Pemimpin yang kreatif juga akan

membawa keuntungan tersendiri karena dapat memaksimalkan

segala sumber yang ada menjadi sebuah manfaat yang besar. Oleh

karena itu, pemimpin yang kreatif akan disukai orang / organisasi

yang dipimpinnya

5. Berani

Berani mempunyai arti yang sangat luas dalam banyak aspek.

Namun dalam kriteria pemimpin yang ideal ini, berani mempunyai

arti berani membela yang benar meski aka nada permasalahan yang

akan dihadapi, namun ia tidak takut selama ia benar. Berani disini

juga berarti berani melakukan terobosan maupun hal – hal baru lain

yang berguna.

6. Tanggung Jawab

Tanggung jawab akan menjadi momok yang sangat penting jika

telah menyangkut hajat orang banyak. Untuk itu, seorang pemimpin

harus bertanggung jawab atas semua ucapan dan perbuatannya.

Page 7: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

7

Pemimpin yang baik tak hanya pandai bicara, tak hanya pandai

mengumbar janji kan tetapi mampu merealisasikan apa yang telah

diucapkannya. Karena janji tak akan berarti tanpa adanya tanggung

jawab. Salah satu penyebab hilangnya kepercayaan pada pemimpin

adalah tidak adanya rasa tanggung jawab dari pemimpin itu sendiri.

7. Pantang Menyerah

Jika ada pamimpin yang cepat menyerah jika dihantam kegagalan

bertubi – tubi, mungkin akan banyak orang yang mempertimbangkan

kelayakannya. Seorang pemimpin sejatinya harus siap bergerak

seburuk apapun keadaannya. Pemimpin harus tahan banting terhadap

semua permasalahan, pantang menyerah, memunculkan ide – ide

kreatif serta bekerja sama yang baik dengan anggotanya guna

menuju keadaan yang lebih baik.

8. Positive Thinking

Bayangkan jika ada pemimpin yang selalu curiga dan tak mudah

percaya pada anggotanya. Mungkin pemimpin tersenbut akan

kesulitan karena harus mengerjakan semua tugas seorang diri karena

takut pekerjaan tersebut menuahkan hasil yang tak sesuai harapan

jika dikerjakan oleh orang lain ( anggota ). Seharusnya pemimpin

bisa percaya pada anggotanya, menyerahkan pekerjaan kepadanya

dan ia cukup memberi dukungan yang positif serta memberi arahan

maupun solusi jika dibutuhkan, namun ia juga harus selalu

mengontrol keadaan para anggotanya.

9. Bijaksana

Pemimpin yang bijaksana tentu tidak mau stagnan dalam

pengetahuannya. Ia akan terus belajar dari pengalaman dan kejadian

– kejadian yang ada di sekitarnya untuk mengatasi masalah yang

terjadi dan untuk meningkatkan kesejahtareaan anggotanya.

Page 8: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

8

Oleh karena itu, belajar sangat penting bagi seorang pemimpin

karena belajar tidak akan pernah ada habisnya.

10. Adil

Memang, adil merupakan salah satu sifat manusia yang sulit sekali

untuk diaplikasikan. Pandangan setiap orang tentang adil berbeda –

beda. Mungkin saja sebuah keputusan bagi si A adil untuk dirinya,

namun bisa saja si B menanggapi berbeda. Ia merasa keputusan

tersebut tak adil untuk dirinya. Disinilah seorang pemimpin

bertindak. Ia diperlukan sebagai mediasi dan pencari kebenaran

untuk menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan permasalahan

yang lain.

11. Komitmen

Tidak ada yang mampu menggerakkan seseorang jika tidak adannya

komitmen dalam dirinya untuk bergerak lebih baik. Dengan

berjalannya waktu, komitmen yang tertanam dalam jiwa seorang

pemimpin akan memotivasi dirinya untuk terus bersemangat dalan

kesehariannya. Dan secara tidak langsung hal tersebut akan

berdampak positif bagi orang – orang disekelilinnya. Mereka akan

ikut bersemangat dan tidak loyo karena mendapat suntikan semangat

dari pemimpinnya sendiri.

12. Visi yang Jelas

Visi yang jelas merupakan hal terpenting dalam suatu organisasi.

Sebuah organisasi akan kehilangan arah dan tujuan serta bertindak

semaunya jika ia dipimpin oleh seorang pemimpin yang tidak

memiliki visi yang jelas. Untuk itu, pemimpin seharusnya

mempunyai target yang ingin dicapai, tentunya untuk

mensejahterakan para anggotanya. Visi yang jelas akan membuat

Page 9: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

9

pemimpin dan anggota tahu jalan yang benar ataupun salah dalam

mewujudkan visi yang dicapai.

Selain beberapa kriteria yang telah dijaskan di depan, seorang pemimpin

yang ideal juga harus mempunyai jiwa nasionalis, semangat gotong

royong dan kekeluargaan, berasas kebersamaan dan kesatuan, mampu

mensejahterakan anggota, serta senantiasa berpedoman pada nilai – nilai

pancasila.

II.3 Sistem Pemilihan Pemimpin Dalam Konsepsi Pancasilaa

Pada masa sekarang ini, hampir semua negara di dunia menggunakan

demokrasi tidak langsung atau domokrasi perwakilan. Hal ini berarti

kekuasaan rakyat diwakili oleh Badan Perwakilan Rakyat. Di Indonesia

salah satu cara untuk memilih pemimpin atau wakil rakyat adalah melalui

Pemilihan Umum (Pemilu), karena pemilu merupakan salah satu contoh

cara pemilihan seorang pemimpin yang berdasarkan nilai pancasila.

Menurut UU No. 3 Tahun 1999 Pemilu adalah sarana pelaksanaan

kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945. Sementara itu, tujuan pemilu di Indonesia adalah untuk

memilih seorang pemimpin, dalam hal ini adalah para wakil rakyat yang

duduk di kursi DPR, DPRD I dan DPRD II.

Pada masa sekarang, system dan peraturan dalam pemilu direvisi yang

diharapkan pemilu bisa berjalan lebih baik dan rakyat pun tidak merasa

kecewa atas pilihannya karena calon yang diajukan dalam pemilu sangat

banyak sehingga rakyat bisa memilih wakil / pemimpin yang

diinginkannya. Sehingga kebebasan hak asasi manusia lebih diperhatikan.

Pada pemilu yang telah berlangsung sampai sekarang ini, mungkin sudah

bagus. Akan tetapi pada pelaksanaanya masih ada sedikit kejanggalan –

kejanggalan yang terjadi di lapangan. Beberapa contoh diantaranya yakni

Page 10: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

10

maraknya system suap menyuap untuk memilih calon wakil raykat,

pemanipulasian surat suara, banyaknya parpol yang menyalahi aturan

dalam berkampanye, ditambah kinerja KPU yang tidak cekatan dalam

menanggapi pelanggaran yang terjadi.

Pelaksanaan pemilu di Indonesia mungkin masih belum sesuai dengan

nilai luhur pancasila tetapi dari system dan peraturan tentang pemilu

mungkin mendekati dengan nilai – nilai pancasila. Sehingga diharapkan

dengan system peraturan pemilu yang berdasarkan pancasila, pemilu dapat

dilaksanakan dengan baik sesuai dengan asas luber jurdil.

Berikut ini beberapa nilai moral pancasila sebagai sumber kepemimpinan :

1. Sila pertama – Ketuhanan Yang Maha Esa

Iman dan Takwa

Saling menghormati

Kebebasan ibadah

2. Sila Kedua – Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Hak – hak dan kewajiban azasi

Toleransi dan kemanusiaan

Kerja sama

3. Sila Ketiga – Persatuan Indonesia

Patriotisme dan Nasionalisme

Persatuan dan Kesatuan

Bhineka Tunggal Ika

4. Sila Keempat – Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat

Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan

Musyawarah mufakat

Melaksanakan putusan

Page 11: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

11

5. Sila Kelima – Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Gotong royong

Familier

Damai

Macam – Macam Hak Pilih

Hak untuk ikut serta dalam pemilu disebut hak pilih, hak pilih terdiri atas :

Hak pilih aktif, yaitu hak untuk memilih wakilnya di DPR

Hak pilih pasif, yaitu hak untuk dipilih menjadi anggota DPR

Syarat – Syarat Pemilih

Beberapa persyaratn untuk menjadi pemilih dalam pemilu :

Pada waktu pendaftaran, pemilih sudah genap 17 tahun atau sudah

kawin

Terdaftar sebagai pemilih

Tidak terganggu jiwanya / ingatannya

Tidak sedang menjalani hukuman pidana kurungan yang diancam

hukuman 5 tahun atau lebih

Tidak sedang dicabut hak pilihannya berdasarkan keputusan

pengadilan

Syarat – Syarat Dipilih

Beberapa persyarat yang wajib dipenuhi jika menjadi kandidat dalam

pemilu :

Warga Negara RI berusia minimal 21 tahun dan bertakwa kepada

Tuhan YME

Dapat berbahasa Indonesia, mampu menulis dan membaca dengan

baik, berpendidikan minimal SMA atau sederajat, serta

berpengalaman di bidang kemasyarrakatan.

Page 12: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

12

Setia pada Pancasila dan UUD 1945

Bukan bekas anggota organisasi terlarang PKI, termasuk organisasi

massanya atas organisasi terlarang lainnya

Tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya

Terdaftar dalam daftar calon

Bertempat tinggal dalam wilayah RI yang dibuktikan dengan KTP

atau keterangan dari lurah setempat.

Asas Pemilihan Umum

Asas yang dianut dalam pemilihan umum di Indonesia adalah sbb :

Langsung

Artinya rakyat yang telah memenuhi persyatan memilih berhak

secara langsung berpartisipasi memberikan suaranya menuruti hati

nuraninya tanpa perantara

Umum

Artinya pemilihan itu berlaku menyeluruh bagi setiap warga negara

Indonesia yang telah memenuhi persyaratan yang telah disebutkan di

atas.

Bebas

Artinya tiap warga negara bebas menggunakan hak pilihnya untuk

memilih tanda gambar yang dikehendakinya tanpa ada pengaruh,

tekanan, ataupun paksaan dari pihak manapun.

Rahasia

Artinya para pemilih dijamin oleh peraturan tidak akan diketahui

oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun tentang apa dan/atau

siapa yang dipilih.

Jujur

Artinya dalam penyelenggaran pemilu, penyelenggara/pelaksana,

pemerintah dan partai politik peserta pemilu, pengawas dan

pemantau pemilu termasuk pemilih, serta semua pihak yang terlibat

Page 13: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

13

secara tidak langsung harus bersikap dan bertindak jujur, sesuai

peraturan perundangan yang berlaku.

Adil

Artinya dalam penyelenggaraan pemilu, setiap pemilih dan partai

peserta pemilu mendapat perlakuan yang sama serta bebas dari

kecurangan pihak manapun.

Page 14: Korupsi dalam Presepsi Pancasila

14

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang hikmat dan bijaksana,

yaitu pemimpin yang senantiasa mengetahui, memahami, serta

mengaplikasikan nilai – nilai kebenaran Tuhan dan akal rasio.

Seorang pemimpin diharuskan selalu melayani bawahannya sendiri

lebih baik dari bawahannya tersebut melayani dia. Pemimpin yang

baik dan ideal selalu memadukan kebutuhan dari bawahannya

dengan kebutuhan organisasi dan kebutuhan masyarakat secara

keseluruhannya.

Beberapa standard kriteria seorang pemimpin menurut Pancasila

yaitu : jujur, dapat dipercaya, komunikatif, dan cerdas

2. Saran

Seorang pemimpin, apabila dirinya sudah terpilih dan diberi

amanat hendaknya melaksanakan kepercayaan yang telah diberikan

kepadanya dengan baik. Seseorang sudah berani mencalonkan

untuk menjadi seorang pemimpin berarti harus bisa bertanggung

jawab terutama kepada diri-sendiri dan masyarakat yang

dipimpinnya, tidak hanya sekadar membuat janji-janji.

Sebagai warga masyarakat, tentunya kita harus bisa menilai dan

menentukan seseorang yang akan kita percayai sebagai pemimpin.

Dalam menentukan pilihan tidak hanya melihat karena mereka

banyak memberikan janji yang baik-baik, tetapi setidaknya kita

bisa melihat kenyataannya bagaimana jiwa kepemimpinannya dan

rasa tanggung jawabnya dalam kehidupan nyata/sehari-hari.