koordinasi proteksi rele arus lebih pada …

18
Universitas Indonesia KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE DI GI CIAWI TRAFO 1 BOGOR Femy Sanana Sanvia, Iwa Garniwa M.K. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia ABSTRAK Perubahan bentuk jaringan distribusi radial menjadi bentuk jaringan spindle pada GI Ciawi Bogor bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik dengan adanya penyulang express yang dapat berfungsi sebagai suplai cadangan. Untuk menunjang sistem yang handal maka diperlukan adanya sistem proteksi yang baik. Pada sistem proteksi jaringan distribusi spindle digunakan rele arus lebih sebagai pengaman dari gangguan hubung singkat. Tahapan awal dalam menentukan setting rele arus lebih adalah dengan melakukan studi aliran daya untuk menentukan arus beban maksimum (nominal) yang melalui rele. Selanjutnya dilakukan perhitungan arus gangguan hubung singkat untuk menentukan setting arus pada rele. Skripsi ini akan membahas mengenai koordinasi proteksi rele arus lebih pada perencanaan jaringan distribusi spindle GI Ciawi Trafo 1 Bogor. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan bahwa koordinasi antar rele telah bekerja sesuai urutan dengan waktu kerja antar rele berkisar 0,1-0,2 detik. Kata kunci : jaringan distribusi spindle; koordinasi proteksi; rele arus lebih ABSTRACT Changes in the radial distribution network form into the spindle network form at GI Ciawi Bogor aims to increase the reliability of power system with the express feeder which could serve as backup supply. To support the reliability of power system then it is necessary to have a good protection system. The protection system of spindle distribution network uses the overcurrent relay to protect from nuisance overcurrent. The first step of determining overcurrent relay setting is perform power flow studies to determine the maximum load current (nominal) passing through the relay. Further step is perform the short circuit fault current calculations to determine the current setting of the relay. This thesis will discuss about coordination of overcurrent relay in the planning of spindle distribution network in GI Ciawi Transformers 1 Bogor. The result of simulations is the coordination between the relay has been working sequentially with the work time of relay range is 0,1-0,2 seconds. Keywords: spindle distribution network; protection coordination; overcurrent relay I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam meningkatkan keandalan dan mutu suplai listrik kepada beban-beban dalam upaya menghindari pemadaman listrik secara keseluruhan pada pelanggan listrik, PLN Bogor menerapkan perencanaan sistem jaringan distribusi spindle pada jaringan distribusi 20 kV di GI Ciawi, Bogor, yang semula berbentuk jaringan distribusi radial. Oleh karena itu, untuk menambah fungsi keandalan dalam jaringan distribusi spindle diperlukan peninjauan mengenai penyetelan proteksi rele pada jaringan distribusi spindle. Dalam menentukan waktu Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA PERENCANAAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE DI GI CIAWI TRAFO 1 BOGOR

Femy Sanana Sanvia, Iwa Garniwa M.K. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

ABSTRAK Perubahan bentuk jaringan distribusi radial menjadi bentuk jaringan spindle pada GI Ciawi Bogor bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga listrik dengan adanya penyulang express yang dapat berfungsi sebagai suplai cadangan. Untuk menunjang sistem yang handal maka diperlukan adanya sistem proteksi yang baik. Pada sistem proteksi jaringan distribusi spindle digunakan rele arus lebih sebagai pengaman dari gangguan hubung singkat. Tahapan awal dalam menentukan setting rele arus lebih adalah dengan melakukan studi aliran daya untuk menentukan arus beban maksimum (nominal) yang melalui rele. Selanjutnya dilakukan perhitungan arus gangguan hubung singkat untuk menentukan setting arus pada rele. Skripsi ini akan membahas mengenai koordinasi proteksi rele arus lebih pada perencanaan jaringan distribusi spindle GI Ciawi Trafo 1 Bogor. Berdasarkan hasil simulasi didapatkan bahwa koordinasi antar rele telah bekerja sesuai urutan dengan waktu kerja antar rele berkisar 0,1-0,2 detik. Kata kunci : jaringan distribusi spindle; koordinasi proteksi; rele arus lebih

ABSTRACT Changes in the radial distribution network form into the spindle network form at GI Ciawi Bogor aims to increase the reliability of power system with the express feeder which could serve as backup supply. To support the reliability of power system then it is necessary to have a good protection system. The protection system of spindle distribution network uses the overcurrent relay to protect from nuisance overcurrent. The first step of determining overcurrent relay setting is perform power flow studies to determine the maximum load current (nominal) passing through the relay. Further step is perform the short circuit fault current calculations to determine the current setting of the relay. This thesis will discuss about coordination of overcurrent relay in the planning of spindle distribution network in GI Ciawi Transformers 1 Bogor. The result of simulations is the coordination between the relay has been working sequentially with the work time of relay range is 0,1-0,2 seconds. Keywords: spindle distribution network; protection coordination; overcurrent relay

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam meningkatkan keandalan dan mutu suplai listrik kepada beban-beban dalam upaya

menghindari pemadaman listrik secara keseluruhan pada pelanggan listrik, PLN Bogor

menerapkan perencanaan sistem jaringan distribusi spindle pada jaringan distribusi 20 kV di

GI Ciawi, Bogor, yang semula berbentuk jaringan distribusi radial. Oleh karena itu, untuk

menambah fungsi keandalan dalam jaringan distribusi spindle diperlukan peninjauan

mengenai penyetelan proteksi rele pada jaringan distribusi spindle. Dalam menentukan waktu

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 2: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

kerja rele digunakan studi arus beban maksimum dan arus hubung singkat yang diperoleh dari

sistem spindle.

1.2 Tujuan

Perancangan sistem koordinasi proteksi dilakukan dengam melakukan penyetelan rele

arus lebih dan rele gangguan tanah untuk setiap penyulang listrik pada perencanaan jaringan

distribusi spindle di GI Ciawi Bogor agar diperoleh sistem proteksi yang selektif.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah dalam perancangan sistem proteksi ini dibatasi pada beberapa hal yaitu simulasi

dilakukan pada perencanaan jaringan distribusi spindle 20 kV pada GI Ciawi Bogor (Trafo 1)

dengan menggunakan bantuan perangkat lunak ETAP 6.0. Simulasi ini dilakukan pada

kondisi normal dimana setiap penyulang listrik tidak terhubung langsung dengan Gardu

Hubung (GH), kecuali penyulang express. Rele yang akan digunakan dalam konfigurasi

sistem proteksi adalah rele arus lebih dan rele gangguan tanah yang mengikuti standar PLN

(SPLN 52-3:1983, Pola Pengamanan Sistem Bagian Tiga : Sistem Distribusi 6 kV dan 20 kV)

dan memiliki karakteristik waktu terbalik (standard/ normal inverse).

II. DASAR TEORI

2.1 Rele Arus Lebih

Rele arus lebih (Overcurrent Relay/OCR) merupakan peralatan yang mendeteksi adanya

arus lebih, baik yang disebabkan oleh adanya gangguan hubung singkat atau beban lebih yang

dapat merusak peralatan sistem tenaga yang berada dalam wilayah proteksinya. Rele arus

lebih akan bekerja apabila arus yang terdeteksi oleh rele melebihi setting nilai ambang batas

arusnya.

Fungsi utama OCR adalah sebagai pengaman utama atau cadangan untuk gangguan

hubung singkat yang terjadi pada sistem, terutama gangguan hubung singkat fasa ke fasa dan

gangguan hubung singkat fasa ke tanah. Oleh karena itu, rele arus lebih memiliki 2 jenis

pengamanan yang berbeda yaitu pengamanan terhadap hubung singkat fasa (OCR/Over

Current Relay) dan pengamanan hubung tanah(GFR/ Ground Fault Relay).

2.2 Jenis OCR Berdasarkan Karakteristik Waktu

Karakteristik waktu kerja rele proteksi secara garis besar dapat dikelompokkan sebagai

berikut, yaitu:

a. Rele waktu sesaat (Instantaneous relay)

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 3: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

Rele yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) dengan jangka waktu kerja rele mulai

dari pick up hingga bekerja sangat singkat (10 – 20 ms). Berikut ini adalah karakteristik

rele waktu sesaat :

Gambar 1. Karakteristik Rele Waktu Seketika (Instantaneous Relay)

Sumber : The Art and Science of Protective Relaying. C Russel Masson (2005)

b. Rele arus lebih waktu tertentu (Definite time-lag relay)

Rele ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi gangguan hubung

singkat dan besarnya arus gangguan melampaui settingnya (Is), dan jangka waktu kerja

rele dimulai dari kondisi rele mendeteksi arus gangguan (kondisi pick up) sampai kerja

rele diperpanjang dengan waktu tertentu yang tidak tergantung dengan besarnya arus

yang mengerjakan rele. Berikut ini adalah karakteristik rele arus lebih waktu tertentu :

Gambar 2. Karakteristik rele arus lebih waktu tertentu (Definite Time Relay)

Sumber : The Art and Science of Protective Relaying. C Russel Masson (2005)

c. Rele arus lebih waktu terbalik (Inverse Time Relay)

Rele yang bekerja dengan waktu saat terjadinya gangguan dan bekerjanya kontak-kontak

pada rangkaian pemutus, saling berbanding terbalik dengan besar arus gangguan atau besaran

lainnya yang mengerjakan rele tersebut.

Gambar 3. Karakteristik rele arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)

Sumber : The Art and Science of Protective Relaying. C Russel Masson (2005)

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 4: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

Rele ini akan bekerja dengan nilai waktu tunda yang berbanding terbalik dengan besarnya

arus (inverse time), yaitu semakin besar arus gangguan yang mengalir maka semakin kecil

waktu tundanya. Rele jenis ini memiliki karakteristik kecuraman waktu-arus yang

dikelompokkan menjadi: standar/normal inverse, long time inverse, very inverse, dan

extremely inverse.

Gambar 4. Perbandingan kelengkungan kurva karakteristik inverse time

d. Rele Arus Lebih Inverse Definite Minimum Time (IDMT)

Rele ini merupakan kombinasi karakteristik antara rele arus lebih waktu terbalik (inverse

time) dan relai arus lebih waktu tertentu (definite time). Rele ini memiliki karakteristik kerja

waktu yang berbanding terbalik untuk arus gangguan yang kecil setelah kondisi pick up dan

berubah menjadi waktu tertentu untuk nilai arus gangguan besar.

Gambar 5. Karakteristik rele arus lebih IDMT

III. METODE PENELITIAN

3. 1 Objek dan Parameter Penelitian

Objek penelitian yang digunakan pada skripsi ini berupa konfigurasi diagram satu garis

jaringan distribusi tipe spindle, yaitu perencanaan jaringan distribusi spindle GI Ciawi Trafo 1

Bogor. Sedangkan parameter keluaran dalam penelitian skripsi ini adalah sistem koordinasi

rele proteksi yang baik, meliputi nilai arus setting (Isetting) dan Time Multiplier Setting (TMS),

agar sistem proteksi yang didesain memiliki keandalan kerja yang tinggi dan selektif.

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 5: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

3.2 Instrumen Penelitian

Spesifikasi perangkat lunak yang dipergunakan dalam penelitian skripsi ini adalah

perangkat lunak ETAP 6.0.0. Perangkat lunak ETAP tersebut digunakan untuk mendesain

konfigurasi diagram satu garis, perhitungan data dan simulasi sistem koordinasi rele proteksi.

3.3 Langkah-langkah Perancangan Sistem Proteksi

Tahapan perancangan sistem proteksi tersebut dapat digambarkan dalam diagram alir

sebagai berikut :

Gambar 6. Diagram alir perancangan sistem koordinasi proteksi rele

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Jaringan Distribusi Spindle GI Ciawi Trafo 1 Bogor

Pembentukan jaringan spindle dilakukan dengan menghubungkan beberapa penyulang

menjadi dalam satu jaringan spindle dengan sumber tegangan berasal dari trafo 1 GI Ciawi

dan berakhir pada GH IDO. Penyulang listrik yang dihubungkan antara lain adalah penyulang

Jeruk, Kiwi, dan Anggur serta dengan penambahan sebuah penyulang ekspres. Berikut ini

adalah rencana konfigurasi sistem proteksi pada jaringan spindle Trafo 1 GI Ciawi Bogor :

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 6: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

Gambar 7. Rencana konfigurasi diagram satu garis sistem proteksi Jaringan Spindle

4.2 Karakteristik Komponen Pada Perencanaan Jaringan Spindle

a. Data Sumber Jaringan Listrik dan Trafo Daya GI Ciawi

Ø Data Sumber Jaringan Listrik (Power Grid)

• Rated kV = 150 kV

• Daya Aktif (P) = 12,108 MW

• Daya Reaktif (Q) = 8,771 Mvar

Ø Data Trafo Tenaga 1 GI Ciawi

• Merk = MEIDEN

• Tipe = BORSL

• Kapasitas Daya = 60 MVA

• Tegangan = 150/20 kV

• Impedansi (%Z) = 12,5

• FLA (Arus Nominal) = 230,9 A (Primary); 1732 A (Secondary)

• Ratio CT Trafo = 400/5

• Hubungan Belitan = Ynyn0 (3 fasa,4 kawat)

• Frekuensi = 50 Hz

Ø Data Trafo Distribusi

• Merk = TRAFINDO

• Standar = SPLN 50/97

• Tegangan = 20 kV/400 V

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 7: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

• Impedansi (%Z) = 7 %

• Hubungan Belitan = Ynyn0 (3 fasa,4 kawat)

• Frekuensi = 50 Hz

Ø Data Rele

• Merk = Siemens

• No Seri = 7SJ512

• Karakteristik = Normal Inverse

• Inominal = 5 A

Gambar 8. Rele Arus Lebih Siemens 7SJ512

4.3 Perhitungan Penyetelan Arus dan Waktu Kerja Rele

Untuk mendapatkan sistem koordinasi proteksi yang selektif, maka hal yang sangat

utama untuk diperhatikan adalah perhitungan penyetelan arus dan waktu kerja rele. Kaidah

yang dapat digunakan dalam perhitungan setting rele adalah:

1. Penentuan karakteristik rele dimulai dari sisi yang paling dekat hilir (dekat beban).

Rele yang terletak pada bagian ini harus mempunyai settingwaktu yang paling singkat.

2. Pemilihan karakteristik rele berdasarkan letak rele tersebut. Rele yang berada paling

hilir harus mempunyai karakteristik yang cepat dalam merespon adanya arus gangguan

hubung singkat. Pemilihan kurva karakteristik tergantung dari hasil perhitungan dan

koordinasi relenya.

3. Penentuan faktor pengali waktu pada kurva rele (Time Multiplier Setting/TMS) dengan

memilih TMS terkecil untuk bagian paling hilir, sedangkan untuk daerah selanjutnya

tergantung dari perhitungan dan koordinasi rele.

4. Waktu interval setiap rele digunakan 0.4 detik dengan asumsi telah memperhitungkan

waktu overshoot, pembukaan pemutus tenaga, faktor kesalahan dan faktor keamanan.

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 8: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

5. Sistem proteksi harus tetap stabil pada kondisi operasi normal terberat yang mungkin

timbul. Kondisi operasi normal yang terberat yang diperhitungkan dalam analisa unjuk

kerja sistem proteksi adalah starting motor induksi.

6. Untuk setting rele yang terpasang pada penyulang dihitung berdasarkan arus nominal.

Untuk rele inverse biasanya diset sebesar 1,2 sampai dengan 1,3 x Inominal

(berdasarkan Kesepakatan Bersama Pengelolaan Sistem Trafo-Penyulang 20 kV

PLN tahun 2012). Sehingga setting pada rele arus lebih adalah sebagai berikut:

1.2 arus nominal ≤ I setting < 0.5 arus hubung singkat minimum

Pada penyetelan rele gangguan tanah yang menjadi acuan adalah arus gangguan

hubung singkat ke tanah. Penyetelan pada rele gangguan tanah memiliki nilai yang

lebih kecil dari arus nominal yang mengalir. Berikut ini adalah kaidah yang digunakan

untuk setting GFR :

I setting = 0,2 x I nominal [Ampere] (4.1)

Pada setting OCR dan GFR, nilai arus nominal yang digunakan merupakan nilai arus

jatah (Ijatah) pada setiap gardu distribusi. Arus jatah merupakan arus yang harus ditanggung

sebuah gardu distribusi/seksi pada suatu penyulang, yaitu merupakan total nilai antara arus

nominal untuk gardu/seksi itu sendiri dan nilai arus nominal untuk gardu/seksi dibawahnya.

Alasan penggunaan nilai arus jatah dalam setting OCR dan GFR adalah dengan

mengasumsikan adanya pengaruh nilai nominal dari seksi lain yang berada dibawah gardu

distribusi yang dimaksud. Berikut ini adalah tabel nilai arus jatah untuk setiap gardu

distribusi pada setiap penyulang di GI Ciawi : Tabel 1. Nilai arus jatah pada setiap gardu

No. Penyulang Seksi yang dilalui arus Rele Arus Beban (A) I jatah (A)

1. GI CIAWI R_GI 395,5 395,5 2.

Jeruk

GD TIM R_1 67,4 153,1 3. GD KMI R_1a 47,9   85,7 4. GD MIC R_1c 28,6 37,8 5. GD YYK R_1e 9,2 9,2 6. Kiwi GD TFJ R_2 189,9 189,9 7.

Anggur

GD ANR R_4 138,3 436,2 8. GD PFP R_4b 132,9 297,9 9. GD PFB R_4d 108,2 165 10. GD UPB R_4f 44,5 56,8 11. GD IDO R_4h 12,3 12,3

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 9: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

Sehingga persamaan yang digunakan dalam penyetelan arus OCR dan GFR pada

perencanaan jaringan distribusi spindle GI Ciawi Trafo 1 Bogor adalah :

Isetting OCR = 1,2 x Ijatah gardu distribusi [Ampere] (4.2)  

Isetting OCR = 1,2 x Ijatah gardu distribusi [Ampere] (4.3)

4.3.1 Penentuan Setting Trafo Arus (CT) dan Trafo Tegangan (PT)

Tabel 2. Setting Nilai Rasio CT

No. Penyulang Seksi yang dilalui arus Rele Arus

Beban (A) I jatah

(A) Rasio CT

1. GI Ciawi GI CIAWI R_GI 395,5 395,5 400/5 2.

Jeruk

GD TIM R_1 67,4 153,1 200/5 3. GD KMI R_1a 47,9 85,7 100/5 4. GD MIC R_1c 28,6 37,8 40/5 5. GD YYK R_1e 9,2 9,2 10/5 6. Kiwi GD TFJ R_2 189,9 189,9 200/5 7.

Anggur

GD ANR R_4 138,3 436,2 500/5 8. GD PFP R_4b 132,9 297,9 300/5 9. GD PFB R_4d 108,2 165 200/5 10. GD UPB R_4f 44,5 56,8 60/5 11. GD IDO R_4h 12,3 12,3 15/5

Kelas error CT yang digunakan adalah 7,5 VA Class 5P10 (IEC 60044-1), yaitu rating

burden sebesar 7,5 VA dengan error tidak melebihi 5% hingga batas akurasi rating

arusnya. Sedangkan untuk setting trafo tegangan (PT), rating yang digunakan adalah 20

kV/150 kV. Sedangkan kelas akurasi yang digunakan adalah kelas 3P, yaitu dengan batas

error sebesar 3% untuk trafo proteksi. Hal ini sesuai dengan standar IEC 60044-2.

4.3.2 Setting Nilai Arus Untuk OCR dan GFR

Dalam menentukan nilai setting arus rele, penulis mengambil nilai arus setting yaitu

sama dengan 1,2 arus jatah untuk setiap gardu distribusi, yang merupakan nilai setting arus

primernya. Pada rele, setiap nilai arus setting tersebut yang terbaca pada kumparan

sekunder CT merupakan nilai setting arus primer yang dibagi dengan ratio CT, yang

dinyatakan dalam persamaan berikut:

!!"##$%&!"#$%&"' =  !!"##$%&!"#$%"

!"!"#$% (4.5)

Sebagai contoh, pada rele R_1 (GD_TIM) ditentukan nilai setting arus untuk relenya

adalah 1,2 dari arus jatahnya = 183,72 A. Maka nilai setting arus sekunder nya dapat

ditentukan sebagai berikut :

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 10: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

I!"##.!"#$%&"'R! =!!"##.!"#$%"!!

!"!"#$%= !,!  !  !"#$#%

!"!"#$%= !"#,!"  !

!"= 4,59  !

Berikut ini adalah tabel nilai setting arus pada rele fasa: Tabel 3. Arus Setting Pada Rele Fasa

No. Penyulang Rele 1,2 Arus Jatah (A)

0,5 Arus Gangguan

Minimum (A)

Rasio CT

Isetting sekunder (A)

1. GI Ciawi R_GI 474,6 5465 400/5 5,93 2.

Jeruk

R_1 183,72 4145 200/5 4,59 3. R_1a 102,84 2210 100/5 5,14 4. R_1c 45,36 1830 40/5 5,67 5. R_1e 11,04 1705 10/5 5,52 6. Kiwi R_2 227,88 2855 200/5 5,70 7.

Anggur

R_4 523,44 4845 500/5 5,23 8. R_4b 357,48 2380 300/5 5,96 9. R_4d 198 2385 200/5 4,95 10. R_4f 68,16 2405 60/5 5,68 11. R_4h 14,76 2405 15/5 4,92

Sedangkan untuk rele tanah, setting arus pada rele tanah adalah sebagai berikut : Tabel 4. Arus Setting Pada Rele Tanah

No. Penyulang Rele Arus Gangguan Minimum L-G

(A)

0,2 Arus Jatah (A)

Rasio CT

Isetting sekunder (A)

1. GI Ciawi R_GI 12540 79,1 400/5 0,99 2.

Jeruk

R_1 7850 30,62 200/5 0,77 3. R_1a 3660 17,14 100/5 0,86 4. R_1c 2960 7,56 40/5 0,95 5. R_1e 2710 1,84 10/5 0,92 6. Kiwi R_2 4960 37,98 200/5 0,95 7.

Anggur

R_4 9950 87,24 500/5 0,87 8. R_4b 4140 59,58 300/5 0,99 9. R_4d 4120 33 200/5 0,83 10. R_4f 4080 11,36 60/5 0,95 11. R_4h 4050 2,46 15/5 0,82

4.3.3 Penentuan Time Multiplier Setting (TMS)

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada penyetelan waktu koordinasi rele adalah sebagai

berikut:

a. Penentuan karakteristik rele dimulai dari bagian yang paling hilir (dekat dengan beban).

Rele yang terletak pada bagian ini harus mempunyai penyetelan waktu yang paling

singkat.

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 11: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

b. Pemilihan faktor pengali waktu pada kurva rele (Time Multiplier Setting/TMS) dengan

memilih TMS yang terkecil untuk bagian paling hilir, sedangkan untuk daerah

selanjutnya tergantung dari perhitungan dan koordinasi rele.

c. Penyetelan waktu minimum dari rele arus lebih, terutama pada penyulang listrik tidak

lebih kecil dari 0,3 detik. Hal ini sesuai dengan keputusan PLN agar rele tidak sampai

trip akibat adanya arus inrush dari trafo-trafo distribusi yang sudah tersambung pada

jaringan distribusi.

d. Waktu interval antar rele digunakan 0.3 – 0.4 detik dengan anggapan bahwa waktu

overshoot, pembukaan pemutus tenaga, faktor kesalahan dan faktor keamanan telah

diperhitungkan waktunya.

Persamaan untuk mendapatkan waktu kerja rele menurut IEC standard adalah:

! =   !.!"#(!!!!)!!  !

[detik] (4.6)

Dimana :

• TMS (Time Multiplier Setting) adalah setting waktu atau kurva yang akan digunakan

(detik).

• If//Is adalah perbandingan dari arus primer terhadap setting arus (Ampere).

• K dan α merupakan konstanta karakteristik rele arus lebih waktu terbalik. Masing-

masing karakteristiknya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Karakteristik operasi waktu jenis rele inverse time

(Catalogue Overcurrent Relay Type MC30/VAMP 40/MIFF II)

Karakteristik K α Setting Waktu (TMS)

Standar Inverse 0,14 0,02 !"# =

!!!!

!,!"− 1 . !

0,14

Very Inverse 13,5 1 !"# =

!!!!

− 1 . !

13,5

Extremely Inverse 80 2 !"# =

!!!!

!− 1 . !

80

Long time Inverse 120 1 !"# =

!!!!

− 1 . !

120

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 12: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

Pada standar PLN, kurva karakteristik untuk rele arus lebih yang biasa digunakan adalah

karakteristik waktu terbalik (standar/normal inverse). Sehingga persamaan untuk menentukan

nilai TMS pada rele arus lebih adalah :

TMS =!!!!

!,!"!! .!

!,!" [detik] (3.17)

Waktu kerja pada bagian paling hilir ditetapkan adalah t = 0,3 detik. Hal ini diputuskan

atas pertimbangan agar rele tidak akan trip lagi akibat arus inrush yang timbul dari trafo-trafo

distribusi yang sudah tersambung pada jaringan distribusi ketika PMT penyulang tersebut

dimasukkan. Tabel 6. Setting TMS pada rele fasa

No. Penyulang Rele TMS (detik) Karakteristik Kurva

1. GI Ciawi R_GI 0,925 SI/NI 2.

Jeruk

R_1 0,848 SI/NI 3. R_1a 0,614 SI/NI 4. R_1c 0,459 SI/NI 5. R_1e 0,260 SI/NI 6. Kiwi R_2 0,143 SI/NI 7.

Anggur

R_4 0,816 SI/NI 8. R_4b 0,569 SI/NI 9. R_4d 0,516 SI/NI 10. R_4f 0,444 SI/NI 11. R_4h 0,263 SI/NI

Tabel 7. Setting TMS pada rele gangguan tanah

No. Penyulang Rele TMS (detik) Karakteristik Kurva

1. GI Ciawi R_GI 1,523 SI/NI 2.

Jeruk

R_1 1,257 SI/NI 3. R_1a 0,890 SI/NI 4. R_1c 0,634 SI/NI 5. R_1e 0,337 SI/NI 6. Kiwi R_2 0,219 SI/NI 7.

Anggur

R_4 1,349 SI/NI 8. R_4b 0,948 SI/NI 9. R_4d 0,796 SI/NI 10. R_4f 0,624 SI/NI 11. R_4h 0,342 SI/NI

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 13: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

Pada perancangan koordinasi sistem proteksi rele ini, penulis menggunakan rele arus

lebih dengan merk Siemens dengan nomor seri 7SJ512. Rele tersebut dipilih karena umumnya

berfungsi sebagai pengaman pada sistem distribusi tegangan menengah. Selain itu, jenis rele

yang digunakan dalam perancangan ini terdiri atas rele arus lebih untuk fasa (OCR) dan tanah

(GFR).

Berikut ini adalah nilai penyetelan rele yang digunakan dalam simulasi gangguan

hubung singkat untuk mendapatan koordinasi kerja rele :

Tabel 8. Setting rele OCR dan GFR untuk perencanaan jaringan spindle

Rele Merek CT

Setting Rele Fasa Tanah

Iset TMS Kurva Iset TMS Kurva R_GI Siemens 7SJ512 (51) 400/5 5,93 0,925 SI/NI 0,99 1,523 SI/NI

R_1 Siemens 7SJ512 (51) 200/5 4,59 0,848 SI/NI 0,77 1,257 SI/NI

R_1a Siemens 7SJ512 (51) 100/5 5,14 0,614 SI/NI 0,86 0,890 SI/NI

R_1c Siemens 7SJ512 (51) 40/5 5,67 0,459 SI/NI 0,95 0,634 SI/NI

R_1e Siemens 7SJ512 (51) 10/5 5,52 0,260 SI/NI 0,92 0,337 SI/NI

R_2 Siemens 7SJ512 (51) 200/5 5,70 0,143 SI/NI 0,95 0,219 SI/NI

R_4 Siemens 7SJ512 (51) 500/5 5,23 0,816 SI/NI 0,87 1,349 SI/NI

R_4b Siemens 7SJ512 (51) 300/5 5,96 0,569 SI/NI 0,99 0,948 SI/NI

R_4d Siemens 7SJ512 (51) 200/5 4,95 0,516 SI/NI 0,83 0,796 SI/NI

R_4f Siemens 7SJ512 (51) 60/5 5,68 0,444 SI/NI 0,95 0,624 SI/NI

R_4h Siemens 7SJ512 (51) 15/5 4,92 0,263 SI/NI 0,82 0,342 SI/NI

4.4 Hasil Simulasi Koordinasi Rele Arus Lebih

Simulasi koordinasi rele proteksi pada jaringan distribusi spindle GI Ciawi Trafo 1 Bogor

ini dilakukan pada kondisi normal, yaitu kondisi penyulang listrik kerja tidak ada yang

terhubung dengan GH, kecuali penyulang ekspres. Dalam simulasi ini hanya memperhatikan

nilai arus yang mengalir secara langsung saja dari sumber listrik GI kepada setiap penyulang

listrik kerja, yaitu penyulang Jeruk, Kiwi, dan Anggur.

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 14: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

4.4.1 Kasus Gangguan pada Penyulang Jeruk

Berdasarkan hasil simulasi gangguan pada penyulang Jeruk, dapat terlihat bahwa saat

gangguan 3 fasa dan satu fasa ke tanah, urutan kerja rele telah menunjukkan koordinasi

yang sesuai. Pada gangguan tiga fasa, selisih waktu kerja menunjukkan angka dibawah 120

mili detik. Sedangkan pada gangguan satu fasa ke tanah, perbedaan jeda waktu kerja rele

cukup singkat yaitu rata-rata 45 mili detik. Selain itu, waktu kerja pada sebagian besar rele

bernilai konstan yaitu rele bekerja dengan nilai waktu yang sama untuk setiap titik

gangguan. Sebagai contoh pada rele R_1c yang selalu bekerja pada nilai 0,408 detik dan

rele R_1a yang bekerja pada waktu 0,499 detik. Berikut ini adalah tabel hasil simulasi

koordinasi rele fasa dan rele tanah pada kasus gangguan di Penyulang Jeruk : Tabel 9. Data waktu kerja OCR dan GFR saat gangguan pada penyulang Jeruk

Fault Waktu Kerja Rele Fasa

(detik) Margin/Selisih Waktu Kerja

Rele Fasa (detik) R_1e R_1c R_1a R_1 R_1e R_1c R_1a R_1

GD_YYK 0,34 0,408 0,499 0,632 - 0,068 0,091 0,133 GD_MIC 0,408 0,499 0,615 - - 0,091 0,116 GD_KMI 0,499 0,612 - - - 0,113 GD_TIM 0,612 - - - -

Fault Waktu Kerja Rele Tanah

(detik) Margin/Selisih Waktu Kerja

Rele Tanah (detik) R_1e R_1c R_1a R_1 R_1e R_1c R_1a R_1

GD_YYK 0,113 0,159 0,204 0,249 - 0,046 0,045 0,045 GD_MIC 0,159 0,204 0,249 - - 0,045 0,045 GD_KMI 0,204 0,249 - - - 0,045 GD_TIM 0,249 - - - -

4.4.2 Kasus Gangguan pada Penyulang Kiwi

Pada simulasi saat gangguan terjadi pada penyulang Kiwi, karena hanya terdapat satu

buah gardu distribusi pada penyulang ini, yaitu GD TFJ, maka hanya rele R_2 yang

bekerja saat terjadi gangguan 3 fasa dan gangguan satu fasa ke tanah agar arus gangguan

tidak sampai menuju GI. Waktu kerja rele R_2 bernilai sangat singkat. Berikut ini adalah

tabel hasil simulasi koordinasi rele fasa dan rele tanah pada kasus gangguan di penyulang

Kiwi : Tabel 10. Data waktu kerja OCR dan GFR saat gangguan pada penyulang Kiwi

Fault Waktu Kerja Rele

Fasa (detik) Waktu Kerja Rele Fasa

(detik) R_2 R_2

GD_TFJ 0,34 0,113

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 15: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

4.4.3 Kasus Gangguan pada Penyulang Anggur

Berdasarkan hasil simulasi gangguan pada penyulang Anggur, dapat terlihat bahwa

saat gangguan 3 fasa, urutan kerja rele telah sesuai dan waktu kerja antar rele pada gardu

distribusinya memiliki rata-rata perbedaan waktu yaitu antar 68-200 mili detik. Sedangkan

pada gangguan satu fasa ke tanah, perbedaan waktu kerjanya cukup singkat antar rele yaitu

45-46 mili detik. Selain itu, waktu kerja pada sebagian besar rele bernilai konstan yaitu rele

bekerja dengan nilai waktu yang sama untuk setiap titik gangguan. Sebagai contoh pada

rele R_4d yang selalu bekerja pada nilai 0,408 detik dan rele R_4f yang bekerja pada

waktu 0,499 detik. Berikut ini adalah tabel hasil simulasi koordinasi rele fasa dan rele

tanah pada kasus gangguan di Penyulang Anggur : Tabel 11. Data waktu kerja OCR dan GFR saat gangguan pada penyulang Anggur

Fault Waktu Kerja Rele Fasa (detik) Margin/Selisih Waktu Kerja Rele Fasa

(detik) R_4h R_4f R_4d R_4b R_4 R_4h R_4f R_4d R_4b R_4

GD_IDO 0,34 0,408 0,499 0,717 0,908 - 0,068 0,091 0,218 0,191 GD_UPB 0,408 0,499 0,715 0,905 - - 0,091 0,216 0,190 GD_PFB 0,499 0,712 0,901 - - - 0,213 0,189 GD_PFP 0,711 0,899 - - - - 0,188

GD_ANR 0,675 - - - - -

Fault Waktu Kerja Rele Fasa (detik) Margin/Selisih Waktu Kerja Rele Fasa

(detik) R_4h R_4f R_4d R_4b R_4 R_4h R_4f R_4d R_4b R_4

GD_IDO 0,113 0,159 0,204 0,249 0,295 - 0,046 0,045 0,045 0,046 GD_UPB 0,159 0,204 0,249 0,295 - - 0,045 0,045 0,046 GD_PFB 0,204 0,249 0,295 - - - 0,045 0,046 GD_PFP 0,249 0,295 - - - - 0,046

GD_ANR 0,295 - - - - -

4.5 Perbandingan Sistem Proteksi Pada Setiap Sisi Incoming Gardu Distribusi dengan

Sistem Proteksi Pada Sisi Penyulang

Berikut ini adalah tabel perbandingan hasil simulasi sistem pengamanan pada setiap sisi

incoming gardu distribusi dan sistem pengamanan pada sisi penyulang berdasarkan nilai

waktu kerja rele yang paling cepat tanggap/rele yang pertama kali bekerja ketika terdapat

gangguan :

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 16: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

Tabel 12. Data perbandingan waktu kerja rele fasa yang paling cepat tanggap

Penyulang Fault

Sistem Proteksi pada sisi Incoming Gardu Distribusi

Sistem Proteksi Pada Sisi Penyulang

Rele Fasa Yang Bekerja

Waktu Kerja Rele Fasa (detik)

Rele Fasa Yang Bekerja

Waktu Kerja Rele Fasa (detik)

Jeruk

GD_YYK R_1e 0,34 R_1 0,612

GD_MIC R_1c 0,408 R_1 0,612

GD_KMI R_1a 0,499 R_1 0,612

GD_TIM R_1 0,612 R_1 0,612

Kiwi GD_TFJ R_2 0,34 R_2 0,34

Anggur

GD_IDO R_4h 0,34 R_4 0,83

GD_UPB R_4f 0,408 R_4 0,828

GD_PFB R_4d 0,499 R_4 0,825

GD_PFP R_4b 0,711 R_4 0,824

GD_ANR R_4 0,675 R_4 0,67

Tabel 13. Data perbandingan waktu kerja rele tanah yang paling cepat tanggap

Penyulang Fault

Sistem Proteksi pada sisi Incoming Gardu Distribusi

Sistem Proteksi Pada Sisi Penyulang

Rele Tanah Yang

Bekerja

Waktu Kerja Rele Tanah

(detik)

Rele Tanah Yang

Bekerja

Waktu Kerja Rele Tanah

(detik)

Jeruk

GD_YYK R_1e 0,113 R_1 0,249 GD_MIC R_1c 0,159 R_1 0,249 GD_KMI R_1a 0,204 R_1 0,249 GD_TIM R_1 0,249 R_1 0,249

Kiwi GD_TFJ R_2 0,113 R_2 0,113

Anggur

GD_IDO R_4h 0,113 R_4 0,295 GD_UPB R_4f 0,159 R_4 0,295 GD_PFB R_4d 0,204 R_4 0,295 GD_PFP R_4b 0,249 R_4 0,295 GD_ANR R_4 0,295 R_4 0,295

Berdasarkan hasil perbandingan antara waktu kerja rele yang paling cepat tanggap, dapat

terlihat bahwa waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi incoming gardu distribusi lebih cepat

dibandingkan dengan waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi penyulang saat terjadinya

gangguan. Terdapat selisih waktu kerja rele yang cukup besar pada kedua sistem. Pada saat

gangguan hubung singkat tiga fasa terjadi, selisih waktu kerja rele fasa antara kedua sistem

mencapai hingga + 400 mili detik. Sedangkan pada gangguan hubung singkat satu fasa ke

tanah, selisih waktu kerja rele tanah antara kedua sistem mencapai hingga + 180 milidetik.

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 17: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

Hal ini menunjukkan bahwa sistem proteksi pada sisi incoming gardu distribusi memiliki

keunggulan dalam kecepatan (speed) yang lebih tinggi dalam menanggapi gangguan hubung

singkat, dimana sistem proteksinya memberikan respon waktu yang tepat. Selain itu

keunggulan lain pada sistem proteksi sisi incoming gardu distribusi ini adalah faktor

selektifitas proteksi yang lebih baik, dimana dengan adanya komponen pengaman pada setiap

gardu distribusi/seksi pada setiap penyulang akan lebih meningkatkan efektivitas dalam

mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja serta mempermudah untuk mengetahui titik

terjadinya gangguan pada sistem sehingga penanganan gangguan akan lebih cepat untuk

dilakukan.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat

disimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Langkah-langkah dalam menentukan setting arus pada rele adalah melakukan simulasi

aliran daya untuk mendapatkan arus nominal setiap seksi dan perhitungan arus gangguan

hubung singkat yang mungkin melewati rele. Penyetelan arus pada rele harus lebih besar

dari arus beban maksimum dan lebih kecil dari arus gangguan minimum.

2. Dari hasil simulasi koordinasi rele, terlihat bahwa koordinasi antar rele telah berjalan

dengan baik, yaitu bekerja sesuai urutan pada setiap seksi dengan waktu kerja antar rele

utama dan rele backup rata-rata 0,1-0,2 detik.

3. Sistem proteksi pada setiap sisi incoming gardu distribusi dapat diterapkan pada sistem

jaringan distribusi spindle untuk memperoleh sistem proteksi yang lebih selektif.

4. Waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi incoming gardu distribusi lebih cepat

dibandingkan dengan waktu kerja rele pada sistem proteksi sisi penyulang saat terjadinya

gangguan, yaitu selisih waktu kerja rele pada saat gangguan hubung singkat tiga fasa

terjadi adalah + 400 mili detik dan selisih waktu kerja rele pada saat gangguan hubung

tanah mencapai hingga + 180 milidetik.

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013

Page 18: KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH PADA …

Universitas Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Blackburn , J. Lewis.Symmetrical Components for Power Systems Engineering. Marcel

Dekker, 1993.

------------------------. Protective Relaying: Principles and Application. CRC Press, 2006.

Buku Kesepakatan Bersama Pengelolaan Sistem Proteksi Trafo- Penyulang 20 kV PT PLN

(Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali

Gers, Juan M. & Holmes, Edward J..Protection of Electricity Distribution Network. IEE

Press, 2004.

Hewitson, L. G., et al. Practical Power System Protection. Newnes Elsevier,2004.

Masson, C Russel. The Art and Science of Protective Relaying.General Electric Ltd, 2005.

Tleis, Nasser. Power Systems Modelling and Faults Analysis. Newnes Elsevier, 2008.

Koordinasi Proteksi..., Femy Sanana Sanvia, FT UI, 2013