proteksi rele gagah prakoso

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan dari transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya gardu induk bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik menjaditenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegangan menengah atau tegangan distribusi.Gardu Induk juga merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu induk distribusi melalui feeder tegangan menengah. Gardu induk memiliki sistem proteksi yang berfungsi sebagai sistem pengaman pada peralatan listrik yang terdapat pada gardu

Upload: gagah-prakoso

Post on 27-Sep-2015

68 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tentang proteksi rele pada gardu induk

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan dari transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya gardu induk bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik menjaditenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegangan menengah atau tegangan distribusi.Gardu Induk juga merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu induk distribusi melalui feeder tegangan menengah.Gardu induk memiliki sistem proteksi yang berfungsi sebagai sistem pengaman pada peralatan listrik yang terdapat pada gardu induk yang diakibatkan oleh gangguan alam, gangguan teknis, kesalahan operasi, dan penyebab lainya. Sistem proteksi pada gardu induk merupakan komponen perlengkapan yang sangat penting kegunaannya pada gardu induk.

1.2 TujuanMakalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mata kuliah sistem proteksi. Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mempelajari lebih dalam mengenai sistem proteksi pada gardu induk serta mempelajari bagaimana teknik pemasangan dan fungsinya pada peralatan listrik.

1.3 Batasan MasalahDalam makalah ini kami akan membatasi topik permasalahan yang akan kami bahas yaitu, mengenai Sistem Proteksi Pada Gardu Induk.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Gardu IndukGardu induk di sebut juga gardu unit pusat beban yang merupakan gabungan dari transformer dan rangkaian switchgear yang tergabung dalamsatu kesatuan melalui sistem kontrol yang saling mendukung untuk keperluan operasional. Pada dasarnya gardu induk bekerja mengubahtegangan yang dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik menjaditenaga listrik menjadi tegangan tinggi atau tegangan transmisi dansebaliknya mengubah tegangan menengah atau tegangan distribusi.Gardu Induk juga merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Pengaturan daya ke gardu-gardu induk lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu induk distribusi melalui feeder tegangan menengah.Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi).Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik. Fungsi gardu induk secara umum :a. Mentransformasikan daya listrik :1. Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).2. Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).3. Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).4. Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50/60 Hertz).b. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari system tenaga listrik.c. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan menengah yang ada di gardu induk.d. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.e. Menyalurkan tenaga listrik (kVA, MVA) sesuai dengan kebutuhan pada tegangan tertentu. Daya listrik dapat berasal dari Pembangkit atau dari gardu induk lain.

2.2 KLASIFIKASI GARDU INDUKGardu induk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam menurut dari segi fungsi, segi pemasangan, dll. Berikut adalah jenis-jenis dari Gardu Induk :1. Gardu induk (substations) berdasarkan dari pemasangan peralatan dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :a. Gardu Induk Pasang Luar (out door substation)Gardu induk jenis pasangan luar terdiri dari peralatan tegangan tinggi pasangan luar. Pasangan luar yang dimaksud adalah diluar gedung atau bangunan. Walaupun ada beberapa peralatan yang lain berada di dalam gedung, seperti peralatan panel kontrol, meja penghubung (switch board) dan baterai. Gardu Induk jenis ini ini memerlukan tanah yang begitu luas namun biaya kontruksinya lebih murah dan pendinginannya murah.b. Gardu Induk Pasangan Dalam (indoor door substation)Disebut Gardu induk pasangan dalam karena sebagian besar peralatannya berada dalam suatu bangunan. Peralatan ini sepertihalnya pada gardu induk pasangan luar. Dari transformator utama, rangkaian switchgear dan panel kontrol serta batere semuanya. Jenis pasangan dalam ini dipakai untuk menjaga keselarasan dengan daerah sekitarnya dan untuk menghindari bahaya kebakaran dan gangguan suara.c. Gardu Induk Semi-Pasangan Luar (semi-out door substation)Sebagian peralatan tegangan tingginya terpasang di dalam gedung dan yang lainnya dipasang diluar dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan. Karena konstruksi yang berimbang antara pasangan dalam dengan pasangan luar inilah tipe gardu induk ini disebut juga gardu induk semi pasangan dalam. d. Gardu Induk Pasangan Bawah Tanah (underground substation)Sesuai dengan namanya, gardu induk pasangan bawah tanah hampir semua peralatanya terpasang dalam bangunan bawah tanah. Hanya alat pendinginan biasanya berada diatas tanah, dan peralatan-peralatan yang tidak memungkinkan untuk ditempatkan di bangunan bawah tanah. Gardu induk jenis ini umumnya berada dipusat kota, karena tanah yang tidak memadai.

2. Gardu induk (substations) berdasarkan dari tegangan dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :a. Gardu induk transmisiYaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran transmisi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota, dan sebagainya). Gardu induk transmisi yang ada di PLN adalah tegangan tinggi 150 KV dan tegangan tinggi 30 KV.b. Gardu induk distribusiyaitu gardu induk yang menerima tenaga dari gardu induk transmisi dengan menurunkan tegangannya melalui transformator tenaga menjadi tegangan menengah (20 KV, 12 KV atau 6 KV) untuk kemudiantegangan tersebut diturunkan kembali menjadi tegangan rendah (127/220 V atau 220/380 V) sesuai dengan kebutuhan.3. Gardu induk (substations) berdasarkan dari fungsinya dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :a. Gardu Induk Penaik TeganganMerupakan gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan sistem. Gardu Induk ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra tinggi atau tegangan tinggi.b. Gardu Induk Penurun TeganganMerupakan gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan tinggi yang lebih rendah dan menengah atau tegangan distribusi.Gardu Induk terletak di daerah pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban) dilayani.c. Gardu Induk Pengatur TeganganPada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage drop) transmisi yang cukup besar. Oleh karena diperlukan alat penaik tegangan, seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.d. Gardu Induk Pengatur BebanBerfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban, dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam utama.e. Gardu Induk DistribusiGardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.

4. Gardu induk (substations) berdasarkan dari isolasi yang digunakan dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :a. Gardu induk dengan isolasi udaraMerupakan gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensionalmemerlukan tempat terbuka yang cukup luas.b. Gardu induk yang menggunakan isolasi gas SF 6Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit.

5. Gardu induk (substations) berdasarkan dari sistem rel/ busbar yang digunakan dapat diklasifikasikan menjadi bebarapa jenis, antara lain :a. Gardu induk sistem ring busbar.Merupakan gardu induk yang busbarnya berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

b. Gardu induk sistem single busbar.Merupakan gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi.c. Gardu induk sistem double busbar.Merupakan gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.d. Gardu induk sistem satu setengah (on half) busbar.Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan perubahan system (manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang terpasang secara deret (seri).

2.3. Peralatan Dan Perlengkapan Gardu IndukGardu induk merupakan suatu sistem Instalasi listrik yang terdiri dari beberapa perlengkapan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik dari jaringan transmisi ke jaringan distribusi primer.Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi dan pemeliharaan. ,Secara umum perlatan dan perlengkapan pokok yang ada di Gardu Induk terdiri dari :1. Transformator DayaTransformator daya atau tenaga merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi (500 KV) ke tegangan menengah (200 KV) atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan).2. Transformator TeganganTrafo tegangan disebut juga potensial transformator adalah trafo yang berfungsi menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah, untuk sumber tegangan alat-alat ukur dan alat-alat proteksi. Fungsi trafo tegangan (potensial transformer) :1. Memperkecil besaran tegangan pada sistem tenaga listrik menjadi besaran tegangan untuk sistem pengukuran atau proteksi.2. Mengisolasi rangkaian sekunder tehadap rangkaian primer. 3. Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatan sisi sekunder.

3. Transformator ArusTrafo arus disebut juga current transformer (CT) berfungsi untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran dan pengaman. Menurut tipe kontruksinya :a. Tipe Cincin (ring/window tipe)b. Tipe Tangki Minyakc. Tipe cor-coran Cast Resin (mounded cast resin tipe) Fungsi transformator arus adalah :a. Menyesuaikan besaran arus pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus untuk sistem pengukuran atau proteksi.b. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer.c. Memungkinkan standar arus pengenal pada sisi sekunder

4. Transformator BantuTransformator bantu adalahtrafo yang digunakan untukmembantu beroperasinya secarakeseluruhan gardu induk tersebut.Jadi merupakan pasokan utamauntuk alat-alat bantu seperti motor-motor3 fasa yang digunakansebagai motor pompa sirkulasiminyak trafo beserta motor-motorkipas pendingin. Yang palingpenting adalah sebagai pasokan sumber tenaga cadangan sepertisumber DC yang merupakansumber utama jika terjadi gangguandan sebagai pasokan tenaga untukproteksi sehingga proteksi tetapbekerja walaupun tidak adapasokan arus AC.

5. Busbar/ relMerupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga, Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik/daya listrik. Bahan dari rel terbuat dari bahan tembaga (bar copper atau hollow conductor). Ada beberapa jenis konfigurasi busbar yang digunakan hingga saat ini.6. AressterBerfungsi sebagai alat untuk melindungi isolasi atau mengamankan instalasi (peralatan listrik pada instalasi) dari gangguan tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian, alat ini bersifat sebagai by-pass disekitar isolasi yang membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat sistem pentanahan sehingga akan menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidakmerusak isolasi peralatan listrik.7. Saklaar Pemisah (PMS)Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian yang tidak berbeban. Oleh karena itu pemisah tidak boleh dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Cara pemasangan PMS dibedakan ataspasangan dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara manual, motor, pneumatic atau angin dan hidrolis.8. Pemutus TenagaPemutus tenaga (PMT) adalah peralatan atau saklar untuk menghubungkan atau memutuskan suatu rangkaian/jaringan listrik sesuai dengan ratingnya. PMT memutuskan hubungan daya listrik bila terjadi gangguaan, baik dalam keadaan berbeban maupun tidak berbeban dan proses ini di lakukan dengan cepat. Pada waktu menghubungkan atau memutus beban, akan terjadi tegangan recovery yaitu suatu fenomena tegangan lebih dan busur api, oleh karena itu sakelar pemutus dilengkapi dengan media peredam busur api tersebut, seperti media udara dan gas SF6.9. Sakelar PentanahanSakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah / bumi yang berfungsi untuk menghilangkan/ mentanahkan tegangan induksi pada konduktor pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem. Sakelar Pentanahan ini dibuka dan ditutup hanya apabila sistem dalam keadaan tidak bertegangan (PMS dan PMT sudah membuka).

10. KompensatorKompensator didalam sistem Penyaluran tenaga Listrik disebut pula alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada saluran transmisi atau transformator, dengan mengatur daya reaktif atau dapat pula dipakai untuk menurunkan rugi daya dengan memperbaiki faktor daya. Alat tersebut ada yang berputar dan ada yang stationer, yang berputar adalah kondensator sinkron dan kondensator asinkron, sedangkan yang stationer adalah kondensator statis atau kapasitor shunt dan reaktor shunt.

11. Rele Proteksi dan Papan AlarmRele proteksi yaitu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan akibat gangguan dan membatasi daerah yang terganggu sekecil mungkin. Kesemua manfaat tersebut akan memberikan pelayanan penyaluran tenaga listrik dengan mutu dan keandalan yang tinggi. Sedangkan papan alarm atau announciator adalah sederetan nama-nama jenis gangguan yang dilengkapi dengan lampu dan suara sirine pada saat terjadi gangguan, sehingga memudahkan petugas untuk mengetahui rele proteksi yang bekerja dan jenis gangguan yang terjadi.12. BateraiSumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi pada gardu induk. Peranan dari batery sangat penting karena pada saat gangguan terjadi, batery sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan alat-alat kontrol dan proteksi. Bentuk fisik baterai yang digunakan pada gardu induk :Menurut bahan elektrolit yang digunakan maka baterai dapat dibedakan atas dua, yaitu:a. Baterai timah hitam (lead acid storage batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan asam belerang. Baterai timah hitam ada dua macam yaitu:1. Lead-antimony2. Lead-calciumb. Baterai alkali (alkali stroge batery) : bahan elektrolitnya adalah larutan alkali (patassium hydroxide). Batery alkali ada dua macam yaitu:1. Nickel-iron-alkaline storage batery (NI-Fe batery).2. Nickel-cadmium battery (Ni-Cd battery).

2.4. Sistem Proteksi Gardu IndukSistem proteksi adalah suatu sistem pengaman pada peralatan listrik yang terdapat pada gardu induk yang diakibatkan oleh gangguan alam, gangguan teknis, kesalahan operasi, dan penyebab lainya.

2.4.1. Pemutus TenagaPemutus tenaga (PMT) adalah suatu alat otomatis yang mampumemutus/menutup rangkaian pada semua kondisi yaitu kondisi gangguan maupun kondisi normal, atau dapat juga sebagai alat yang dibutuhkan untuk mengontrol jaringan tenaga listrik dengan membuka circuit dengan menutup circuit (sebagai sakelar) dengan membawa beban secara pengawasan manual atau otomatis, sedangkan jika dalam keadaan gangguan atau keadaan tidak normal PMT dapat membuka dengan bantuan rele yang mendeteksi, sehingga gangguan dapat dipisahkan. Selama beroperasi pada keadaan normal PMT dapat dibuka dan ditutup tanpa menimbulkan akibat yang merugikan. Dalam keadaan gangguan atau keadaan yang tidak normal relay akan mendeteksi dan menutup rangkaian tripping dari PMT maka akan menggerakkan mekanisme penggerak untuk membuka kontak-kontak PMT.

2.4.2. Relay ProteksiRelay adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur/ memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan lain. Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Elemen pengindera. Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik, seperti arus, tegangan, frekuensi, dan sebagainya tergantung relay yang dipergunakan. Pada bagian ini besaran yang masuk akan dirasakan keadaannya, apakah keadaan yang diproteksi itu mendapatkan gangguan atau dalam keadaan normal, untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding. 2. Elemen pembanding. Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran itu diterima oleh elemen oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada saat keadaan normal dengan besaran arus kerja relay. 3. Elemen pengukur/penentu. Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet pada besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau memberikan sinyal.

Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar, dengan cara :1. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem dan juga manusia.2. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.

2.4.3. Relay Proteksi BusbarSebagai proteksi utama Busbar adalah RELE Differensial, yang berfungsi mengamankan pada busbar tersebut terhadap gangguan yang terjadi di busbar itu sendiri. Konfigurasi Busbar ada 3 macam :1. Busbar tunggal ( Single Busbar ).2. Busbar ganda ( Double Busbar ).3. Busbar 1,5 PMT.Gangguan pada busbar relatif jarang (kurang lebih 7 %) dibandingkan dengan gangguan pada penghantar (kurang lebih 60 %) dari keseluruhan gangguan tetapi dampaknya akan jauh lebih besar dibandingkan pada gangguan penghantar, terutama jika pasokan yang terhubung ke pembangkit tersebut cukup besar. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh gangguan di bus jika gangguan tidak segera diputuskan antara lain adalah kerusakan instalasi, timbulnya masalah stabilitas transient, dimungkinkan OCR dan GFR di sistem bekerja sehingga pemutusan menyebar.

2.4.4. Proteksi Trafo TenagaProteksi transrmator daya terutama bertugas untuk mencegah kerusakan transformator sebagai akibat adanya gangguan yang terjadi dalam petak/ bay transformator, disamping itu diharapkan juga agar pengaman transformator dapat berpartisipasi dalam penyelenggaraan selektifitas sistem, sehingga pengamanan transformator hanya melokalisasi gangguan yang terjadi di dalam petak/bay transformator saja.Maksud dan tujuan pemasangan relay proteksi pada transformator daya adalah untuk mengamankan peralatan /sistem sehingga kerugian akibat gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil mungkin dengan cara :1. Mencegah kerusakan transformator akibat adanya gangguan/ketidak normalan yang terjadi pada transformator atau gangguan pada bay transformator.2. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan atau sistem.3. Melepaskan (memisahkan) bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus gangguan dapat dihindari atau dibatasi seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat beroperasi.4. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.5. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang tbaik kepada konsumen. Serta mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.Jenis Proteksi Trafo tenagaTrafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983 Bagian Satu, C) : Relay arus lebih (Over Current Relay)Berfungsi mengamankan transformator jika arus yang mengalir melebihi dari nilai yang diperkenankan lewat pada transformator tersebut dan arus lebih ini dapat terjadi oleh karena beban lebih atau gangguan hubung singkat. Arus lebih ini dideteksi oleh transformator arus atau current transformator (CT).Relai arus lebih tak berarah dan Relai Hubung Tanah Tak berarah atau cukup disebut relai arus lebih dan relai hubung tanah. Relai ini berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa maupun fasa tanah dan dapat digunakan sebagai :a. Pengaman utama penyulang (jaringan tegangan menengah)b. Pengaman cadangan pada trafo, generator dan transmisi.c. Pengaman utama untuk sistem tenaga listrik yang kecil dan radial.d. Pengaman utama motor listrik yang kecil.

Gambar : Pemasangan OCR 3 Phasa

Relay arus hubung tanah (Ground Fault Relay)Rele hubung tanah merupakan rele Pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan terpasang pada jaringan tegangan tinggi, tegangan menengah juga pada pengaman Transformator tenaga.Karakteristik Waktu Kerja OCR/GFRa. Relai Arus Lebih Seketika (instantenous) Bekerja tanpa waktu tunda Setelan arus sangat besar Terdapat disisi primer atau sekunder trafob. Relai Arus Lebih Waktu Tertentu (definite) Bekerja dengan waktu tunda Waktu kerja relai tidak dipengaruhi besar arus gangguan Terdapat disisi primer atau sekunder trafoc. Relai Arus Lebih Waktu Terbalik (Inverse) Bekerja dengan waktu tunda Waktu kerja relai sangat bergantung dengan besar arus gangguan yang melalui relai Terdapat disisi primer atau sekunder trafo.

Gambar: Pemasangan secara bersama OCR dan GFR

Relay beban lebihTegangan Menengah (TM) mempunyai bentuk dan karakteristik sebagai berikut: Pemutus tenaga (circuit-breaker) tegangan menengah yang dilengkapi dengan rele beban Lebih 3 (tiga) fasa yang mempunyai karakteristik waktu yang mengacu kepada rumus cold start dari karakteristik thermis rele beban lebih(over load relay)yang disesuaikan pada arus nominal untuk daya tersambung (In)

Relay tangki tanahAlat ini berfungsi untuk mengamankan transformator bila ada hubung singkat antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan pada transformator.

Relay ganggauan tanahBerfungsi mengamankan Transformator Daya dari gangguan hubung tanah, di dalam dan di luar daerah pengaman trafo.Rele Gangguan Tanah Terbatas ini berfungsi untuk mengamankan transformator terhadap tanah didalam daerah pengaman transformator khususnya untuk gangguan didekat titik netral yang tidak dapat dirasakan oleh RELE differential, yang disambung ke instalasi trafo arus ( CT ) dikedua sisi.

Relay suhuBerfungsi untuk mendeteksi suhu minyak trafo dan kumparan secara langsung, yang akan membunyikan alarm serta mentripkan Circuit Breaker

Gambar Relay Suhu

Relay BucholzRelay Bucholz adalah relai yang berfungsi mendeteksi dan mengamankan terhadap gangguan transformator yang menimbulkan gas.Timbulnya gas dapat diakibatkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah: Hubung singkat antar lilitan pada atau dalam phasa Hubung singkat antar phasa Hubung singkat antar phasa ke tanah Busur api listrik antar laminasi Busur api listrik karena kontak yang kurang baik.

Gambar Relay Bucholz

Relay JansenRELE JANSEN ini berfungsi untuk mengamankan pengubah tap (tap changer) dari transformator. Tap changer adalah alat yang terpasang pada trafo,berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran (sekunder) akibat beban maupun variasi tegangan pada sistem masukannya (input). Tap changer umumnya dipasang pada ruang terpisah dengan ruang untuk tempat kumparan,dimaksudkan agar minyak tap changer tidak bercampur dengan minyak tangki utama. Untuk mengamankan ruang diverter switch apabila terjadi gangguan padasistem tap changer , digunakan pengaman yang biasa disebut : RELE JANSEN (bucholznya Tap changer). Jenis dan tipe rele jansen bermacam-macam bergantung pada merk Trafo: misalnya RS 1000, LF 15 ,LF 30. Rele jansen dipasang antara tangki tap changer dengan konservator minyak tap changer.

Gambar Relay Jansen Relay tekanan lebihRelay Tekanan Lebih ini berfungsi mengamankan tekanan lebih pada transformator, dipasang pada transformator tenaga dan bekerja dengan menggunakan membrane.Tekanan lebih terjadi karena adanya flash over atau hubung singkat yang timbul pada belitan transformator tenaga yang terendam minyak, lalu berakibat decomposisi dan evaporasi minyak, sehingga menimbulkan tekanan lebih pada tangki transformator.

Gambar Relay Tekanan Lebih Lightning arrester(dibahas pada point 2.4.6) Rellay differensialBerfungsi mengamankan transformator terhadap gangguan di dalam transformator, antara lain adalah kejadian flash over antara kumparan dengan kumparan atau kumparan dengan tangki atau belitan dengan belitan di dalam kumparan ataupun beda kumparan.

Gambar Relay Differensial2.4.5. Sistem Pentanahan Titik Netral Trafo TenagaAdapun tujuan pentanahan titik netral transformator daya adalah sebagai berikut :1.Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu sistem.2.Membatasi tegangan-tegangan pada fasa yang tidak terganggu (pada fasa yang sehat).3.Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan dalam penyaluran tenaga listrik.4.Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient yang disebabkan oleh penyalaan bunga api yang berulang-ulang (restrike ground fault).5.Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi serta memudahkan dalam menentukan lokasi gangguan. Metoda-metoda pentanahan titik netral transformator daya adalah sebagai berikut : 1. Pentanahan mengambang (floating grounding)2. Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)3. Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)4. Pentanahan langsung (effective grounding)5.Pentanahan melalui reaktor yang impedansinya dapat berubah-ubah (resonant grounding) atau pentanahan dengan kumparan Petersen (Petersen Coil).

2.4.6. ArresterSurge Arrester merupakan peralatan yang didesain untuk melindungi peralatan lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir) dan pengaruh follow current. Sebuah arrester harus mampu bertindak sebagai insulator, mengalirkan beberapa miliampere arus bocor ke tanah pada tegangan sistem dan berubah menjadi konduktor yang sangat baik, mengalirkan ribuan ampere arus surja ke tanah, memiliki tegangan yang lebih rendah daripada tegangan withstand dari peralatan ketika terjadi tegangan lebih, dan menghilangan arus susulan mengalir dari sistem melalui arrester (power follow current) setelah surja petir atau surja hubung berhasil didisipasikan.Lightning Arrester/ Arrester/ Surge Arrester memiliki peran penting di dalam koordinasi isolasi peralatan di gardu induk. Fungsi utama dari Lightning Arrester adalah melakukan pembatasan nilai tegangan pada peralatan gardu induk yang dilindunginya. Panjang lead yang menghubungkan arrester pun perlu diperhitungkan, karena inductive voltage pada lead ini ketika terjadi surge akan mempengaruhi nilai tegangan total paralel terhadap peralatan yang dilindungi.Spesifikasi Arrester pada jaringan listrik tegangan menengah:a. Peralatan listrik terpasang di tengah jaringan 5 kA, 24 kVb. Peralatan listrik terpasang di ujung jaringan 10 kA, 24 kVc. Jaringan ujung SUTM tanpa peralatan listrik 10 kA, 24 kVPada LBS pemasangan arrester dipasang atau dijumper dari jumperan SUTM ke bhusing LBS dan harus lurus sehingga arus petir akan lebih cepat mengalir ke arrester dan tidak akan merusak peralatan LBS.2.4.7. Proteksi PetirTujuan dari proteksi petir pada serandang adalah untuk mengamankan peralatan dan instalasi dari sambaran langsung surja petir. Ada beberapa model pengaman petir antara lain Kawat pentanahan/ Earth Wire/ GSW (Galvanized Steel Wire) yang direntangkan pada serandang, pemasangan Franklin Rod atau Early Streamer pada bagian atas serandang. Kawat Pentanahan atau Earth Wire/ GSW adalah peralatan untuk melindungi peralatan utama dari sambaran surja petir. Kawat tanah terbuat dari baja yang sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi dengan aluminium. Jumlah Kawat Pentanahan/ EW/ GSW pada serandang diletakkan pada posisi tertinggi pada serandang tersebut sehinggga mempunyai sudut perlindungan yang aman (minimum 30 drajat) terhadap peralatan di bawahnya. Pemasangannya dengan cara menggunakan klem penegang yang dipress atau klem penegang dengan mur baut.

BAB IIISTUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN BEBAN AUXILIARY PLTU PERAKPLTU Perak sebagai pembangkit termal yang berperan dalam menyeimbangkan tegangan pada rating system 150 kV diwilayah Surabaya Utara dan Madura serta penyuplai daya reaktif. Dalam beroperasinya PLTU Perak dibutuhkan peralatan auxiliary untuk mendukung sistem steam generating pada boiler dan turbin Sistem yang digunakan pada beban Auxiliary PLTU Perak untuk satu unit terdiri dari 2 (dua) sunber daya, yaitu : 1. Pemakaian sendiri generator utama 50 MVA, dimana beban auxiliary ini menggunakan daya sendiri dari generator utama melalui sebuah trafo auxiliary 6 MVA 13.8kV/3.3 kV. 2. Starting, yaitu beban auxiliary memperoleh suplai daya dari incoming PLN 150 kV melalui sebuah trafo starting 6 MVA 13.8kV/3.3 kV. Penggunaan sistem starting ini digunakan saat generator mengalami outage atau saat start up sehingga tidak ada suplai daya dari generator utama.

Gambar 4. Skema kelistrikan beban auxiliary PLTU Perak

Terdapat tiga rating tegangan yang bekerja pada sistem beban auxiliary PLTU Perak yaitu 1. Tegangan 13.8 kV, merupakan rating tegangan keluaran generator. Daya keluaran generator ini juga akan digunakan untuk beban-beban auxiliary PLTU. 2. Tegangan 3.3 kV, merupakan tegangan keluaran dari trafo auxiliary 13.8/3.3 kV dan Trafo Starting 150/3.3 kV yang akan menyuplai beban auxiliary seperti trafo P/C 3.3/0.38 kV, Motor Force Draft Fan, Motor Circulating Water Pump dan lainnya 3. Tegangan 0.38 kV, merupakan tegangan untuk menyuplai beban dengan tegangan 0.38 kV melalui keluaran trafo 3.3/0.38 kV

Low Voltage Circuit Breaker dan Rele arus lebih yang digunakan pada beban auxiliary PLTU Perak adalah pabrikasi Mitsubishi yaitu LVCB tipe NF dan relay COC1. Setting rele arus lebih menyesuaikan dari beban yang terdapat pada sistem beban auxiliary PLTU Perak. Dengan menelaah sistem koordinasi proteksi, maka diperlukan setting ulang pada masing-masing rele sehingga didapatkan koordinasi yang lebih selektif dan efektif. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Meskipun Pengaman peralatan kelistrikan utama sistem beban auxiliary PLTU Perak sudah diakomasi oleh pengaman sistem kontrol, namun perlu kita melakukan optimalisasi pada sistem koordinasi proteksi arus lebih agar kerusakan dan kesalahan dapat kita minimalisasi. Dalam artikel ini, penulis menemukan beberapa permasalahan, yaitu : 1. Kurang optimalnya setting dan koordinasi rele arus lebih pada sistem beban auxiliary PLTU Perak. 2. Setting proteksi arus lebih yang statis dan tidak sinergi dengan pola operasi dari sistem penyuplai daya. 3. Dalam melakukan koordinasi dibutuhkan waktu yang cepat dan selektifitas dalam mengamankan gangguan.

Untuk melakukan analisis koordinasi sistem pengaman pada beban auxiliary PLTU Perak, diambil satu tipikal yang mewakili sistem pengamanan menggunakan pendekatan adaptif. Adapun tipikal yang akan diambil pada tugas akhir ini adalah Beban auxiliary 380 v, yaitu yang terdiri dari beban motor pompa, mcc turbin dan mcc boiler Beban auxiliary 3.3 kV, yaitu trafo P/C Trafo #3 3.3kV/380 V dan beban motor Beban auxiliary 13.8 kV yaitu trafo auxiliary 13.8 / 3.3 kV

Koordinasi antar rele akan dilakukan mulai dari low voltage circuit breaker LVCB305, LVCB311, 3 B/L, rele 50-51 #3, 51BA #3 hingga 51A #3. Semua rele tersebut akan dilakukan optimalisasi koordinasi dan hubungan interlock satu sama lain.

Dari hasil simulasi dan penelaahan koordinasi proteksi arus lebih yang ditunjang oleh analisis load flow didapat kurva koordinasi proteksi eksisting seperti pada gambar 5 dan gambar 6

Pada kurva diatas terjadi beberapa setting yang tidak optimal yaitu : Terjadi overlapping antara rele 50-51#3 dan rele 51BA#3 sehingga selektifitas pada bus 3.3 kV dan kontinuitas operasinya unit dapat terganggu. Hal dapat terjadi ketika adanya hubung singkat yang bersifat unbolted yang memiliki besar arus hubung singkat pada wilayah inverse dari jangkauan rele 50-51#3 Pengaturan setting nilai arus low set masih terlalu besar dari nilai full load ampere dari peralatan yang diamankan, yaitu pada rele 50-51#3 terhadap full load ampere primer trafo P/C 3.3/0.38 kV dan rele 51BA#3 terhadap full load ampere sekunder auxiliary trafo #3 .

Rele 51A#3 dan 51BA#3 merupakan rele manufaktur mitsubhisi COC1 dimana juga memiliki fungsi instaneous namun pada setting existing tidak dipergunakan. Hal ini bisa berakibat lamanya respon pengaman terhadap adanya gangguan hubung singkat. Arus inrush trafo P/C #3 dianggap sebagai arus gangguan oleh rele 50-51#3

Untuk mengetahui dan menyetting rele diperlukan data hubung singkat pada setiap bus yaitu :

Berikut kalkulasi dan resetting LVCB dan rele yang berada pada tipikal koordinasi proteksi

Penyesuaian spesifikasi CB 305 adalah 225 Ampere Instantaneous Pickup (I>>) 997 A Ihighset

733 Ilowset Sehingga penyesuaian spesifikasi CB 311 adalah 800 Ampere Instantaneous Pickup (I>>) 1724 Ihighset 14350.4 A

1670.9 A Ilowset Sehingga penyesuaian spesifikasi CB 3B/L adalah 1670.9 Ampere Instantaneous Pickup (I>>) 14350 A > IhighsetPada kalkulasi dan resetting diatas dapat diketahui bahwa jenis LVCB ini memiliki keterbatasan dalam pengaturan time delay. Hal ini disebabkan oleh tipe circuit breaker yang menggunakan pengindera termal-magnetik yang fungsinya masing-masing adalah untuk mengamankan beban berlebih dan hubung singkat. Pada pengesetan CB 3B/L masih dalam bentuk low magnetic setting. Dapat diketahui bahwa pada arsiran merah terjadi overlapping sehingga bila terjadi arus gangguan pada bus 141 (bus beban motor pompa 380 v) sebesar nilai arus gangguan yang diarsir maka CB ini akan bekerja secara bersamaan. Resiko yang dapat terjadi adalah hilangnya supply daya untuk tegangan 0.38 kV sesuai dengan table 4.2 [4]. Pada LVCB 311 dilakukan resetting magnetis dari 3200 Ampere menjadi 6400 Ampere

Berikut hasil plotting dari hasil perhitungan dan resetting tap dan time delay

Setelah dilakukan ploting Time Current Curve untuk koordinasi rele 13.8 dan 3.3 kV maka ploting koordinasi untuk semua sistem beban auxiliary PLTU Perak dapat dilakukan dengan hasil seperti pada gambar 8

Setelah dilakukan perbaikan pada resetting pada koordinasi proteksi eksisting, maka selanjutnya akan dilakukan studi koordinasi rele arus lebih yang adaptif berdasarkan cogeneration unit. Skema suplai beban tersebut dapat direpresentasikan melalui status circuit breaker yaitu membuka atau menutup. Jika CB 3A/L menutup menandakan suplai beban auxiliary berasal dari keluaran generator, dan jika CB 3 AT meutup maka suplai beban auxiliary berasal dari suplai incoming starting trafo. Hasil kombinasi dari skema tersebut membentuk 3 (tiga) kombinasi Setiap kondisi dari group memiliki nilai arus gangguan hubung singkat yang berbeda akibat koordinasi suplai beban dan perubahan impedansi akibat komponen beban yang ikut memberi kontribusi. Berikut plotting kurva yang menggambarkan karakteristik hubung singkat minimum 30 cycle pada setiap bus pada tipikal tersebut

Dapat dianalisis bahwa adanya signifikansi perbedaan arus hubung singkat minimum hingga mencapai dua kalinya pada bus 3.3 #3 dan bus 150 dimana pada bus tersebut disensing oleh rele 50-51#3. Hal tersebut dikarenakan adanya penambahan arus kontribusi karena skema suplai beban yang diperoleh dari incoming trafo starting melalui CB 3AT. Sehingga dapat dikatakan bahwa rele 50-51#3 adalah rele cogeneration yang akan mensensing besarnya arus gangguan saat skema grup 1, grup 2 dan grup 3. Pada skema grup 1 dan grup 2 tidak dijadikan dasar aplikasi adaptif dikarenakan besar arus gangguannya mendekati sama.

Karena adanya perbedaan arus gangguan akibat kontribusi sumber daya, maka untuk mengurangi fault clearing time, maka pada relay 50-51#3 sebagai rele yang menopang arus kontribusi tersebut akan bekerja secara adaptif mengikuti pola operasi sumber daya.

Untuk mencapai skema adaptif maka dibutuhkan komunikasi antara rele dengan central control computer. Central control computer ini akan bekerja sesuai dengan algoritma dibawah ini, dimana perubahan skema adaptif ditentukan dari kombinasi antara circuit breaker 3AT dan 3B/H

Dari hasil simulasi dan resetting yang mengikuti skema suplai daya (adaptif) maka besar fault clearing time dapat diminimalkan sebesar 100 ms.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULANJaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik terdiri dari banyak peralatan yang berbeda jenis dan karakteristik dan secara fisik dipisahkan oleh pemutus tenaga (PMT). PMT berfungsi untuk memisahkan/menghubungkan satu bagian jaringan dengan bagian lain, baik jaringan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu. Bagian-bagian jaringan tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau lebih.Dalam usaha untuk meningkatkan keandalan penyediaan energi listrik, kebutuhan sistem proteksi yang memadai tidak dapat dihindarkan. Sistem proteksi terdiri dari peralatan CT, PT, PMT, Catu daya dc/ac, relai proteksi, teleproteksi yang diintegrasikan dalam suatu rangkaian wiring. Disamping itu diperlukan juga peralatan pendukung untuk kemudahan operasi dan evaluasi seperti sistem recorder, sistem scada dan indikasi relai.Fungsi peralatan proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar.Sistem Proteksi harus memenuhi syarat sebagai berikut :- Sensitif yaitu mampu merasakan gangguan sekecil apapun- Andal yaitu akan bekerja bila diperlukan (dependability) dan tidak akan bekerja bila tidak diperlukan (security).- Selektif yaitu mampu memisahkan jaringan yang terganggu saja.- Cepat yaitu mampu bekerja secepat-cepatnya.Jika proteksi bekerja sebagaimana mestinya, maka kerusakan yang parah akibat gangguan mestinya dapat dihindari/dicegah sama sekali, atau kalau gangguan itu disebabkan karena sudah adanya kerusakan (insulation break down di dalam peralatan), maka kerusakan itu dapat dibatasi sekecilnya. Selain itu bagian sistem/ peralatan yang dilalalui arus gangguan dapat dihindari dan kestabilan sistem dapat terjaga.Sebaliknya jika proteksi gagal bekerja atau terlalu lambat bekerja, maka arus gangguan ini berlangsung lebih lama, sehingga panas yang ditimbulkannya dapat mengakibatkan kebakaran yang hebat, kerusakan yang parah pada peralatan instalasi dan ketidak stabilan sistem. Tangki trafo daya yang menggelembung atau jebol akibat gangguan biasanya karena kegagalan kerja atau kelambatan kerja proteksi. Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi juga akan mengakibatkan bekerjanya proteksi lain disebelah hulunya (sebagai remote back up) sehingga dapat mengakibatkan pemadaman yang lebih luas atau bahkan runtuhnya sistem (collapse).Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi dapat disebabkan antara lain oleh : Relainya telah rusak atau tidak konsisten bekerjanya. Setelan (seting) relenya tidak benar(kurang sensitif atau kurang cepat). Baterainya lemah atau kegagaLan sistem DC suply sehingga tidak mampu mengetripkan PMT-nya. Hubungan kotak kurang baik pada sirkit tripping atau terputus. Kemacetan mekanisme tripping pada PMT-nya karena kotor, karat, patah atau meleset. Kegagalan PMT dalam memutuskan arus gangguan yang bisa disebabkan oleh arus gangguanya terlalu besar melampaui kemampuan pemutusan (interupting capability), atau kemampuan pemutusannya telah menurun, atau karena ada kerusakan. Kekurangsempurnaan rangkaian sistem proteksi antara lain adanya hubungan kontak yang kurang baik. Kegagalan saluran komunikasi tele proteksi.

DAFTAR PUSTAKA

http://antara191.blogspot.com/2012/10/gardu-induk.htmlhttp://bops.pln-jawa-bali.co.id/artikel/ProteksiPenghantar.pdfhttp://switchyard-electric.blogspot.com/2011/04/konsep-dasar-gardu-induk.htmlhttp://gikotapinang.files.wordpress.com/2011/11/proteksi-gi.ppthttp://www.undiknas.ac.id/upload/Materi%20Kuliah/Fakultas%20Teknik%20dan%20Informatika/Teknik%20Elektro/I%20Wayan%20Sukadana,%20S.T.,M.T./sistem%20proteksi.pdfhttp://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-24221-2210105053-Paper.pdf

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Inderalaya , Maret 2015

Penyusun

MAKALAH

SISTEM PROTEKSI DAN PERLATAN PROTEKSIPADA GARDU INDUK

Disusun oleh :GAGAH PRAKOSO03121004069

JURUSAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA