konverter kit produk dalam negeri menggunakan tabung fleksibel.docx
TRANSCRIPT
Konverter kit produk dalam negeri menggunakan tabung fleksibel.
I. Seputar bahan bakar gas untuk kendaraan
a. Gas apa saja yang biasa dipergunakan untuk kendaraan?
Terdapat banyak gas yang dapat digunakan dibidang otomotif untuk kendaraan.
Diantaranya adalah gas CNG, LGV, Hidrogen dan lain-lain. Gas CNG (Compressed
Natural Gas) dan LGV (Liquid Gas Vehicle) adalah gas yang biasa dipakai pada
dunia otomotif. Sementara klasifikasi gas LGV menurunkan lagi dua gas yang biasa
dipakai yaitu gas LPG dan gas Vigas. Gas Vigas adalah gas yang akan digunakan di
Indonesia nantinya dengan oktan 98 dan hanya dapat ditemukan distasiun pengissian
bahan bakar gas (SPBG). Di Negara Jerman gas yang dipergunakan untuk klasifikasi
LGV adalah LPG dan bahkan untuk kendaraan umum seperti bis dalam kota sudah
menggunakan gas hidrogen. Hidrogen juga dapat dihasilkan dari air melalui proses
elektrolisis, namun proses ini secara komersial lebih mahal daripada produksi
hidrogen dari gas alam, seperti dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa
hidrokarbon seperti metana (CH4).
b. Apa perbedaan antara gas CNG, LPG dan Vigas?
Penggunaan bahan bakar gas dibidang otomotif yang umum adalah CNG
(Compressed Natural Gas) atau LGV (Liquid Gas Vehicle). Hanya saja ada
perbedaan dari kedua penggunaan bahan bakar gas tersebut. CNG adalah gas alam
berupa methan (CH4) sedangkan LGV adalah campuran gas hidrokarbon (C3-C4)
yang mana penyusun utamanya adalah propana (C3H8) dan butana (C4H10), gas ini
dihasilkan dari gas alam metana melalui suatu proses. Dikarenakan susunan kimia
kedua gas tersebut maka khusus untuk CNG atau methan (CH4, yang hanya memiliki
1 karbon) diperlukan tekanan (pressure) yang tinggi untuk memasukkan gas kedalam
tangki hingga gas tersebut menjadi cair (kurang lebih 200 bar atau 2800 psi).
Dikarenakan jumlah susunan karbon yang banyak maka untuk LGV diperlukan
tekanan rendah untuk memasukkan gas kedalam tabung hingga cair. Sementara LPG
dan Vigas kedua-duanya merupakan kelompok LGV yang mana penyusun kimia
utamanya adalah propana dan butana. Jenis gas LGV yang akan diterapkan oleh
pemerintah adalah Vigas (Vehicle Gas) dan hanya didapatkan distasiun pengisian
bahan bakar gas (SPBG). Perbedaannya terletak pada nilai RON oktannya, untuk
LPG nilai oktannya 110 hingga 120 dan untuk Vigas nilai oktannya sebesar 98.
Artinya Vigas yang akan diterapkan oleh pemerintah sudah disesuaikan oktannya
mendekati oktan pertamax yang besarnya 95.
c. Apakah ada perbedaaan dari gas-gas tersebut dari tingkat
bahayanya?
Sepakat sesuai dengan definisi dan penggunaan kosakatanya bahwa gas merupakan
bahan bakar bukan bahan peledak, maka semua bahan bakar apakah itu bahan bakar
minyak (BBM) atau bahan bakar gas (BBG) kedua-duanya memiliki tingkat bahaya
yang sama yaitu terbakar. Sementara perbedaan karakter dari kedua klasifikasi gas
CNG dan LGV (LPG dan Vigas) adalah sifat menempati ruang diudara. Gas CNG
atau metana (CH4) yang hanya memiliki 1 karbon lebih ringan dibandingkan dengan
gas LGV (LPG dan Vigas) yang memiliki banyak karbon dalam kandungannya. Oleh
karena itu gas CNG lebih ringan dan menyebar diudara sedangkan untuk gas LGV,
apakah itu LPG atau Vigas lebih berat dan menyebarnya berada dibawah. Artinya
juga bahwa gas CNG dan LGV memiliki tingkat bahaya yang sama jika kadar gasnya
diudara menjadi pekat dan tidak tergantung lagi dari posisi gas tersebut dibawah atau
menyebar, yang jelas diudara menjadi pekat. Jika kadar gasnya pekat diudara maka
sifat terbakarnya gas akan berubah menjadi meledak karena sifat terbakarnya bahan
bakar secara spontan. Seperti kita ketahui bahwa penggunaan kosakata “ruang bakar”
pada istilah teknik di dunia otomotif seperti mobil adalah proses pembakaran bahan
bakar yang jenuh dalam ruang tertutup hingga meledak dan terjadi secara spontan
untuk menggerakkan mesin.
d. Bagaimana menyikapi tingkat bahaya penggunaan gas CNG dan LGV?
Hindari terjadinya kepekatan bahan bakar dalam ruangan sehingga proses terbakarnya
bahan bakar secara spontan (atau sering disebut meledak) dapat dihindari. Tingkat
bahaya ini sebenarnya dapat diminimalisasi jika penanganan dan cara penggunaannya
benar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sosialisasi penggunaan bahan bakar gas
dan minyak (BBG dan BBM) kepada masyarakat yang benar. Apakah CNG yang
ringan dan LGV (LPG atau Vigas) yang lebih berat, dapat diatasi dengan
menggerakkan gas tersebut sehingga tidak menjadi pekat, seperti penggunaan
ventilasi atau kipas pada ruangan. Terjadinya ledakan tabung 3kg dimasyarakat
dikarenakan penggunaan gas yang tidak benar dan tidak disosialisaikan dengan baik,
pembiaran masyarakat menggunakan gas dalam ruangan tertutup. Sebagai contoh, di
negara Jerman pada awal-awal penggunaan gas LPG pada kendaraan terdapat
larangan untuk memarkir kendaraan ber-BBG di basement, dengan bantuan
sosialisasi, kebiasaan penggunaan BBG dan bantuan teknologi (menggunakan kipas
dan ventilasi di basement) maka saat ini diperbolehkan kendaraan ber-BBG untuk
parkir dibasement.
e. Bagaimana menyikapi tingkat bahaya penggunaan gas LPG dan
Vigas?
Seperti kita ketahui bahwa gas CNG, LPG dan Vigas merupakan gas tidak berwarna,
tidak berbau, dan bersifat non logam, maka penggunaan LPG dengan tabung fleksibel
(tabung 3kg atau 12kg) lebih aman dibandingkan dengan penggunan gas yang lain
menggunakan tabung fix yaitu bau yang diberikan pada gas LPG bertabung 3kg atau
12kg sebagai indikator kebocoran, tidak seperti Vigas yang menggunakan tabung fix.
f. Bagaimana kualitas bahan bakar LPG dan Vigas?
Seperti halnya bahan bakar minyak (BBM) kualitas bahan bakar gas (BBG) juga
dipertanyakan. Memang terdapat kualitas LPG yang beredar saat ini akibat proses
mendapatkan gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) dari gas alam metana. Selain
itu kadar campuran kedua gas tersebut propana dan butana tadi akan berdampak
mempengaruhi kualitas gas LPG dan Vigas secara keseluruhan. Dengan kadar
campuran kedua gas tersebut akan dapat menghasilkan nilai oktan yang berbeda
setelah dicampur dengan unsur kimia lainnya. Yang ditakutkan adalah kadar air
dalam gas LPG dan Vigas. Hal ini tidak terjadi karena kandungan air dalam gas LPG
dan Vigas rendah akibat proses tekanan untuk mencairkan gas propana dan butana
menjadi gas LPG dan Vigas. Berbeda dengan biogas (gas methana, CH4) yang
dihasilkan dari fermentasi dari bahan organik mengandung air yang banyak. Jadi
methana yang dipergunakan untuk proses mendapatkan propana dan butana hingga
LPG dan Vigas dipergunakan gas methana dari alam yang mana kandungan airnya
kecil sekali.
II. Seputar distribusi gas di kendaraan
a. Bagaimana gas ditampung pada kendaraan?
Didunia otomotif bahan bakar ditampung dalam wadah tertentu yang dirancang
dengan baik. Untuk wadah tampung BBM dibuatkan tidak secanggih wadah tampung
BBG karena BBM bersifat cair dan tidak bertekanan sedangkan gas tidak cair dan
mempunyai tekanan. Oleh karena itu wadah tampung BBM dinamakan tangki dan
wadah tampung gas dinamakan tabung yang dapat menahan daya tekanan dari gas itu
sendiri. Teknologi tabung gas CNG lebih canggih dibandingkan teknologi tabung gas
LPG dan Vigas karena tekanan gas CNG lebih tinggi dibandingkan gas LPG dan
Vigas. Ingat, hal ini disebabkan daya tampung gas CNG dihasilkan dari pemampatan
gas CNG hingga penggunaannya effisien bukan membuat gas CNG menjadi cair.
Makin tinggi tekanannya akibat pemampatan gas CNG maka semakin banyak
nantinya gas yang dapat dipergunakan. Berbeda dengan gas LPG dan Vigas yang
mana dengan tekanan tertentu gas tersebut akan mencair. Makin banyak LPG dalam
bentuk cair maka semakin banyak gas nantinya yang dapat dipergunakan. Tekanan
dalam tabung LPG dan Vigas berkisar 10 bar atau sekitar 100 psi sedangkan tekanan
dalam tabung CNG dapat berkisar 200 psi hingga 400 psi bahkan bisa lebih dari itu
tergantung dari daya tampung yang ditetapkan dan banyaknya gas yang akan
dipergunakan.
b. Apakah ada perbedaan gas distribusi pada gas CNG dan LPG?
Setelah wadah tampung bahan bakar gas, gas juga harus didistribusikan ke
engine/mesin. Pada semua teknologi distribusi bahan bakar apakah itu BBM atau
BBG menggunakan teknologi piping (pipa). Teknologi distribusi gas CNG harus
lebih kokoh dibandingkan dengan gas LPG dan Vigas karena daya tekan gas CNG
dari tabung lebih besar dibandingkan dengan LPG dan Vigas. Dijalur distribusi pipa
hingga masuk kedalam engine/mesin dipertahankan tekanan gas CNG berkisar antara
15 psi hingga paling tinggi 20 psi. Tekanan gas LGV (LPG dan Vigas) sangat rendah
dibadingkan dengan distribusi gas CNG dan bahkan lebih rendah dibandingkan
dengan tekanan dari fuel pump menggunakan BBM yang berkisar antara 2 – 4,2 bar
(28 – 58,8 psi).
III. Seputar teknologi konverter kit
a. Bagaimana prinsip kerja konverter kit?
Sebenarnya cara kerja konverter kit apakah konverter untuk gas CNG, LPG, Vigas
bahkan Bio-Ethanol adalah umum dan simpel. Sesuai dengan arti kosakatanya
“konversi” adalah menyesuaikan dan konverter kit adalah alat yang dapat
menyesuaikan kinerja mesin sehingga bahan bakar apa saja dapat menggerakkan
mesin tersebut. Kinerja Konverter kit dapat dijabarkan sesuai dengan pertanyaan :
1. Jenis apa yang akan dipakai pada mesin?
2. Bagaimana bahan bakar ditampung?
3. Bagaimana bahan bakar didistribusikan?
4. Bagaimana manajemen bahan bakar disesuaikan (Teknologi EFI)?
5. Bagaimana keselamatan dan keamanannya?
Jenis apa saja bahan bakar yang akan dipergunakan sudah dibahas diatas. Yang
tersisa adalah pertanyaan 2 sampai 5. Bahan bakar ditampung dan didistribusikan
sudah di jabarkan juga diatas dan yang tersisa adalah pertanyaan nomor 4 dan 5.
Tetapi pertanyaan inilah yang sangat prinsipil dan mendasar. Terhadap pertanyaan
nomor 4 inilah letak dari fungsi konverter kit untuk kendaraan era sekarang ini
menggunakan teknologi EFI yang secara elektrik kinerja engine/mesin diatur atau
dikontrol. Dengan merubah besaran-besaran dalam kontrol modul (Electronic Control
Unit, ECU) yang terdapat pada kendaraan maka bahan bakar apa saja dapat
dipergunakan dengan baik untuk engine kendaraan. Untuk pertanyaan nomor 5 yang
juga sangat penting akan dibahas nanti dibawah.
b. Apa perbedaan konverter kit menggunakan gas CNG dan LPG?
Secara keseluruhan prinsip kerja konverter kit adalah sama yaitu penyesuaian bahan
bakar terhadap kinerja mesin dan letak perbedaannya yang paling prinsipil adalah
pada penanganan bahan bakar ditampung (tabung) dan didistribusikan (penurunan
tekanan). Oleh karena itu pada konverter kit menggunakan gas CNG diperlukan satu
alat yang dinamakan “Vaporized” yaitu penurunan tekanan sehingga gas terkumpul
dengan baik dan bertekanan rendah. Bagaimana bahan bakar dikontrol secara elektrik
adalah sama karena nilai RON oktan gas CNG dan LPG hampir sama yaitu antara
110 dan 120.
c. Apakah penggunaan dari gas LPG dapat merusak mesin kendaraan?
Penggunaan gas LPG atau Vigas tidak akan merusak mesin kendaraan bahkan lebih
baik dari pada penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dengan nilai
oktan berkisar antara 83-88. Sedangkan kompresi kendaraan oleh produsen otomotif
seperti negara Jepang dan Eropa menetapkan konstruksi kendaraan dengan kompresi
tertentu menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan minimal 95. Oleh karena itu
kita sering mendapatkan kendaraan yang dikatakan “mengelitik” karena penggunaan
bahan bakarnya tidak sesuai dengan kompresi mesinnya. Sedangkan bahan bakar
LPG dan Vigas mempunyai nilai oktan 98 (Vigas) dan 110 hingga 120 (LPG).
Penggunaan berkala oli pelumas dengan viskositas yang tinggi dapat meningkatkan
perawatan mesin mobil dengan penggunaan bahan bakar gas (BBG).
d. Apakah penggunaan gas LPG dapat membuat mesin kendaraan menjadi panas?
Seperti kita ketahui panas mesin kendaraan terjadi akibat ledakan dalam ruang bakar
dan gerakan mesin yang berulang-ulang serta gesekannya. Mesin bisa menjadi sangat
panas jika ledakan tidak sempurna terjadi akibat bahan bakar yang digunakan untuk
menggerakkan mesin tidak sesuai. Mesin “mengelitik” dapat dikatakan terjadi akibat
ledakan yang tidak sempurna yang juga mengakibatkan panas mesin yang berlebihan.
Dengan menggunakan bahan bakar gas (BBG) maka akan terjadi ledakan yang
sempurna dan akhirnya membuat panas mesin berkurang. Panas yang yang
disebabkan oleh gesekan dapat diredam dengan penggunaan berkala oli pelumas
dengan viskositas tinggi.
e. Apakah ada sistem indikator bahan bakar pada konverter kit ini?
Indikator pada konverter kit yang beredar saat ini menggunakan tabung fix, peralatan
sensor untuk indikator bahan bakar gas dalam tabung dipasang didalamnya (build in)
seperti halnya tangki BBM. Untuk konverter kit produk dalam negeri ini karena
menggunakan tabung fleksibel yang terdapat diwarung-warung maka sensor indikator
gas dipasang diluar tabung yaitu dengan menggunakan tekanan pada jalur distribusi
gas berupa tanda gas dalam keadaan penuh/full (hijau), akan habis (kuning) dan
sudah habis (merah). Selain itu konverter kit ini dilengkapi dengan teknologi
pencampuran BBM dan BBG pada saat gas LPG akan mendekati habis dalam tabung
sehingga penggunaan gas LPG benar-benar effisien dalam penggunaannya. Indikator
merah akan menyala jika gas dalam tabung benar-benar habis dalam tabung dan
secara otomatis kendaraan bekerja dengan menggunakan BBM. Pada saat tabung
LPG baru dipasang maka secara otomatis pula gas LPG mengambil alih bahan bakar
untuk menjalankan mesin secara keseluruhan dan pada waktu yang bersamaan
indikator warna hijau menyala. Indikator warna kuning akan menyala jika kondisi gas
dalam tabung akan habis yang akan menyebabkan tekanan juga berkurang.
f. Apakah teknologi produk dalam negeri ini dapat dikembangkan
menjadi konverter kit menggunakan gas CNG?
Konverter kit menggunakan bahan bakar gas LPG dapat dikembangkan menjadi
konverter kit menggunakan bahan bakar gas CNG karena seperti yang sudah dibahas
diatas bahwa perbedaan dari kedua konverter kit tersebut terletak pada tabung dan
distribusi gas pada kendaraan. Dengan menggunakan tabung dengan daya tekanan
tinggi (tabung special) dan alat “vaporized” maka kendaraan menggunakan bahan
bakar gas CNG dapat berjalan dengan konverter kit produk dalam negeri ini. Masalah
engine management untuk effisiensi dan performance mobil diperlukan tuning dan
setting yang baik.
g. Apakah nantinya teknologi konverter kit menggunakan tabung fleksibel ini dapat
dikembangkan menjadi konverter kit menggunakan tabung fix ?
Pertanyaan ini juga dapat langsung dijawab dengan kata “Ya” karena jenis bahan
bakar gasnya nanti yang diisi di SPPG yaitu Vigas merupakan famili/kategori LGV
(Liquid Vehicle Gas). Tabung dapat dibuat tidak seperti tabung menggunakan gas
CNG yang harus dapat menahan tekanan tinggi. Peralatan “Vaporized” pun tidak
diperlukan karena tekanan dalam tabung Vigas sama dengan tabung 3kg atau 12 kg.
Hanya saja engine management harus dilakukan dengan setting dan tuningnya karena
nilai oktan yang berbeda antara LPG dan Vigas, nilai RON oktan Vigas 98 dan RON
oktan LPG 110 – 120. Artinya dengan memasang tabung fix pada kendaraan maka
Vigas dapat langsung dipergunakan pada kendaraan setelah diisi terlebih dahulu di
SPBG.
h. Bagaimana tingkat effisiensi dari penggunaan gas LPG?
Karena nilai RON oktannya tinggi pada gas LPG maka tingkat effisiensi dan
performance-nya juga tinggi. Hal ini disimpulkan dari terjadinya pembakaran yang
sempurna pada ruang bakar. Pembakaran yang sempurna akan merubah energi panas
menjadi energi gerak yang diperlukan oleh kendaraan. Oleh karena itu seperti
biasanya dan kenyataannya pada saat kita menggunakan BBM pertamax akan terjadi
penghematan dan performance yang baik pada kendaraan dibandingkan
menggunakan premium, hanya saja harga BBM pertamax lebih mahal dibandingkan
dengan harga premium.
i. Bagaimana perawatan dalam menggunakan konverter kit?
Seperti konverter kit lainnya yang beredar, pada saat konverter kit sudah terpasang
maka perawatannya sangat mudah. Yang harus diperhatikan adalah perawatan berkala
pada penggunaan oli pelumas pada mesin. Perawatan pada komponen konverter kit
yang harus diperhatikan adalah selang-selang fleksibel pada instalasi konverter kit
dan biasanya dapat dilihat oleh mata. Jika menggunakan gas tabung LPG fleksibe
diwarung ada bau yang dapat menditeksi kebocoran secara langsung.
IV. Seputar Pemasangan atau Instalasi konverter kit gas pada kendaraan
a. Apakah konverter kit ini dapat dipasang disemua kendaraan?
Konverter kit produk dalam negeri menggunakan tabung fleksibel dapat
dipergunakan disemua mobil yang berteknologi EFI karena instalasinya sangat
mudah dan aman bagi kendaraan berteknologi EFI yaitu merubah besaran-besaran
kinerja mesin setelah elektronik control modul (ECU).
b. Berapa lama pemasangan atau instalasi konverter kit?
Karena tidak menggunakan tabung fix maka pemasangan memerlukan waktu yang
singkat dan tidak terlalu lama yaitu berkisar 3 sampai 4 jam. Lebih singkat waktunya
dibandingkan dengan konverter kit yang beredar menggunakan tabung fix. Apalagi
jika pemasangan konverter kit pada jenis mobil yang sama atau sudah pernah
dipasang.
c. Apakah pemasangan konverter kit akan merubah struktur ruang
mesin yang signifikan?
Pemasangan konverter kit dibagian engine sangat simpel yaitu pemasangan konverter
kit pada intake. Perubahan pada sistem intake mesin juga tidak signifikan karena pada
intake hanya dibuatkan lubang-lubang yang dapat ditutup kembali. Kabeling atau
perubahan kabel-kabel untuk control mesin dapat dikembalikan lagi seperti semula.
d. Jika konverter kit dilepas, apakah pengerjaannya mudah dan tidak banyak
merubah struktur mesin kendaraan?
Jika konverter kit dilepas maka lubang-lubang untuk konverter kit pada intake dapat
ditutup kembali dengan baut dan kabel-kabel untuk konverter kit dapat dikembalikan
lagi seperti semula. Pengerjaannya mudah dan lebih cepat daripada pemasangan
konverter kit.
e. Apakah pemasangan konverter kit dapat dilakukan oleh user?
Pemasangan konverter kit ini sebenarnya dapat dilakukan langsung oleh user tetapi
disarankan di pasang oleh tenaga ahli yang sudah terdidik dengan sertifikat karena
yang terpenting dari pemasangan konverter kit adalah test kebocoran, uji coba, setting
dan tunning. Pada tindakan setting dan tunning inilah sangat diperlukan tenaga ahli
dalam permesinan.
f. Tindakan apakah yang menjadi prioritas pada saat pemasangan?
Tindakan yang perioritas pada saat pemasangan adalah tindakan test kebocoran dan
uji coba. Prioritas terakhir adalah tindakan setting dan tunning yang sangat diperlukan
oleh mesin sehingga performance mesin maksimal dan effisiensi bahan bakar
tercapai.
V. Seputar Keamanan dan Keselamatan gas menggunakan konverter kit
a. Bagaimana keselamatan dan keamanan penggunaan gas CNG
dan LPG pada kendaraan?
Tingkat kemanan dan keselamatan pada konverter kit menggunakan CNG terletak
pada tabung dengan daya tekanan tinggi dan jalur distribusi yang kokoh. Sedangkan
pada konverter kit LPG menggunakan tabung fleksibel yang diletakkan dalam
kemasan atau jacket. Jadi tabung fleksibel 3 kg atau 12kg dimasukkan kedalam
wadah yang dilengkapi dengan sensor gas untuk deteksi kebocoran gas, sensor
temperature dan peralatan valve untuk membuang gas (ventilasi) jika terjadi
kebocoran. Dalam wadah ini juga terdapat konstruksi dudukan tabung gas 3kg atau
12kg sehingga tidak mudah goyang didalam wadah. Wadah ini akhirnya diikat
menggunakan breaket pada body mobil untuk menghindari goncangan didalam mobil.
Wadah ini juga harus lulus dari uji test crashing dan impact sehingga konverter kit ini
lebih aman dibandingkan dari konverter kiit yang beredar saat ini tanpa ada kemasan
tabungnya (Keamanan Ganda).
b. Apakah ada jaminan tingkat keamanan dan keselamatan pada konverter kit ini?
Jaminan keamanan terhadap tabung ditingkatkan dengan menggunakan kemasan atau
wadah yang melindungi tabung 3kg atau 12kg. Jaminan terhadap komponen distribusi
gas seperti pada konverter kit lainnya, sifatnya umum dan juga kondisi tekanannya
rendah sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Kedepannya akan didapatkan sertifikat
SNI jika keberadaan dari SNI itu sendiri sudah rampung.
c. Bagaimana jaminan mutu konverter kit produk dalam negeri?
Mutu konverter kit dapat dikatakan terjamin karena menggunakan komponen yang
sudah teruji dan kadaluarsanya yang lama seperti pipa steinlessstell dan valve yang
biasa dipergunakan pada kendaraan yang sudah teruji dipakai pada mobil bertahun-
tahun. Komponen elektronik dalam kontrol modul dengan lifetime 25 tahun sesuai
standard international yang berlaku.
d. Apakah teknologi konverter kit tabung fleksibel merupakan teknologi yang
aman?
Sesuai penggunaan konverter kit yang sudah beredar dinegara-negara yang sudah
menggunakan konverter kit, teknologi ini sudah dapat dikatakan aman. Sementara
konverter kit menggunakan tabung fleksibel produk dalam negeri ini dikatakan aman
karena prinsip dasarnya sama tetapi yang membedakan hanya terletak pada
penggunaan gas LPG memakai tabung fleksibel. Tabung 3kg atau 12kg sudah ber
SNI.
e. Apakah teknologi ini sudah didukung oleh SNI?
SNI untuk konverter kit sedang disusun dengan menyiapkan laboratorium test ujinya
terhadap produk konverter kit. Sedangkan jika SNI ini sudah dapat diterapkan dengan
acuan standar negara pengguna konverter kit LPG atau CNG maka akan berlaku
standar konverter kit dengan hanya menggunakan tabung fix sementara konverter kit
produk dalam negeri ini menggunakan tabung fleksibel. Standar yang mengacu pada
konverter kit menggunakan tabung fleksibel akan bertentangan dengan konverter kit
menggunakan tabung fleksibel karena negara-negara produsen konverter kit tersebut
tidak terdapat tabung 3kg atau 12kg (tabung fleksibel) di warung. Hal ini akan
menjadi dilema produk dalam negeri dalam hal standarisasinya.
f. Apakah ada sertifikat lainnya untuk mendukung konverter produk dalam negeri
ini?
Nantinya Konverter kit akan dilengkapi dengan beberapa sertifikasi seperti sertifikat
uji kelayakan jalan, sertifikasi YPLKI mengenai effisiensi bahanbakar dan instansi
terkait lainnya seperti BBPT dan lain-lain.
VI. Seputar lingkungan hidup dan lain-lain
a. Apakah penggunaan gas CNG dan LPG ramah lingkungan?
Penggunaan gas CNG dan LPG sangat ramah lingkungan dan bersih bebas dari polusi
diudara karena sesuai sifatnya gas ini bebas dari unsur logam.
b. Apakah penggunaan gas LPG mendukung program rumah kaca
dengan tema pemanasan globalnya?
Konverter kit menggunakan gas LPG sangat mendukung program pemanasan global.
Bahkan program konverter kit produk dalam negeri ini menggunakan gas LPG dapat
diikutsertakan pada program pemanasan global yang saat ini merupakan program
dunia yaitu CDM (Clean Development Mechanism) sesuai piagam Kyoto yang
kantornya terletak dinegara Jerman di kota Frankfurt. Program kontribusi
pengurangan CO2 akan diperhitungkan oleh CDM dan akan dibayar seperti yang
dilakukan oleh perusahan semen gresik dalam manajemennya.
c. Apakah terdapat emisi kebisingan pada mesin?
Karena oktan gas LPG lebih tinggi dari bahan bakar minyak (BBM) premium maka
pembakaran dengan menggunakan gas LPG menjadi lebih sempurna dan juga akan
menghasilkan suara mesin yang lebih halus dibandingkan dengan bahan bakar
minyak premium.
d. Bagaimana periode payback produk konverter kit produk dalam negeri ini?
Setelah uji coba didapatkan effisiensi menggunakan konverter kit produk dalam
negeri : (uji coba menggunakan mobil Yaris yang termasuk mobil irit)
Konversi kg ke liter untuk LPG sesuai berat jenisnya dan desitynya : 1 kg LPG = 1,7
liter LPG ( +/- 2 liter). Jadi 12kg LPG sama dengan 24 liter LPG (Harga
Rp. 78.000,-)
Jika mobil Yaris perbandingan liter dan jarak tempuh menggunakan premium adalah
1 liter → 10 km maka untuk 24 liter bensin premium dengan harga
Rp. 108.000,- adalah 240 km. (Rp. 4.500,- per liter).
Jika dengan bahan bakar gas LPG didapat perbandingan 1 liter → 10 km maka
effisiensi : Rp. 108.000 – Rp. 78.000 = Rp. 30.000,-. Effisiensi menggunakan tabung
12kg kurang lebih 30%.
Jika dalam 1 bulan pengguna bahan bakar mengeluarkan dana sebesar Rp.
2.000.000,-per bulan maka dengan menggunakan BBG akan terjadi effisiensi sebesar
Rp. 2.000.000,- x 30% = Rp. 600.000,-. Jika harga konverter kit adalah Rp.
9.000.000,- maka dalam 15 bulan investasi sudah dapat dilunasi dan selanjutnya
pengguna konverter kit dapat menikmati effisiensi dari bahan bakar LPG.
Effisiesi juga didapat dari tenaga ahli saat pemasangan konverter kit dikendaraan
bermotor dengan setting dan tuningnya. Jika tenaga ahli pada saat pemasangan dapat
melakukan setting dan tuning yang baik hingga mendapatkan perbandingan liter dan
jarak tempuh 1 : 15 maka effisiensi akan didapatkan lagi kurang lebih 50%. Jadi
begitu dahsyatnya penggunaan konverter kit yang disesuaikan dengan bahan bakar
gasnya. Ingat nilai oktan LPG mencapai 120 bukan 98 sehingga diharapkan
didapatkan lagi effisiensi yang baik dari performance dan pembakaran kendaraan
yang sempurna. Dianjurkan menggunakan tabung LPG 12kg untuk optimalisasi.
Pakai konverter kit, kendaraan makin ramah lingkungan
Jakarta (ANTARA News) - Bila ingin menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan,
cobalah memasang konverter kit bahan bakar gas di mobil Anda. Dengan alat itu, mobil akan
memanfaatkan dua jenis bahan bakar, dengan bensin dan juga gas.
"Kalau nyalain mobil, pakai tenaga dari bensin. Habis itu, pakai gas," kata Service Advisor PT.
Autogas Indonesia, Toto Taufik. Dia juga mengatakan, bensin hanya dipakai untuk memanaskan
mesin serta bila mobil berakselerasi tinggi.
Menurut dia, menggunakan bahan bakar gas, baik itu LGV atau CNG, punya banyak manfaat.
Selain lebih hemat karena harga gas lebih murah, mesin pun lebih bersih karena pembakaran
lebih sempurna.
"Jadi mengurangi polusi."
Untuk mobil yang sudah dipasangi konverter kit, tentu lebih ideal bila bensin dan gas selalu diisi
penuh. Jika persediaan gas habis, mobil akan memakai bensin untuk bisa melaju. Namun, bila
persediaan gas masih penuh sedangkan bensin tidak ada, apakah mobil masih bisa melaju?
"Kalau hanya ada gas, masih bisa sepuluh kali start mobil pakai gas saja, tapi itu juga untuk
darurat."
Autogas Indonesia menawarkan instalasi sekaligus konventer kit, baik itu untuk LGV dan CNG.
Untuk mesin 4 silinder, biaya pemasangan dan kit seharga Rp12 juta. Sedangkan mesin 6 silinder
butuh Rp16 juta. Namun, Toto mengatakan ada penawaran khusus bagi orang yang memesan
konventer kit di IIMS 2012.
"Khusus di IIMS, yang mau memasang akan dapat diskon Rp1 juta."
KONVERSI BBG
Memahami Teknologi Konversi (Tematis BBM)
Setiap ada isu pemerintah mencabut subsidi bbm (bahan bakar minyak) maka pembahasan
penggunaan BBG (bahan bakar gas) pun ikut jadi bahan perbincangan. Padahal konversi bbm ke
BBG di Indonesia sudah muncul 1986 ketika converter kit BBG dipasang di sejumlah armada
taksi.
Nah, ketika pemerintah mengumumkan rencana pencabutan subsidi BBM pada April 2012,
konversi bbm ke BBG pun jadi trending topic. Aplikasi converter kit BBG pun kembali diulas
olehbanyakpihak.
Tugas utama converter kit adalah membuat mesin mobil yang awalnya hanya bisa minum bbm
bisa juga bekerja menggunakan BBG.
Converter kit BBG yang umum dipasarkan adalah jenis bi-fuel (hybrid). Sehingga bila peranti ini
dipasang, mobil memiliki hybrid fuel system alias dua sistem pasokan bahan bakar (bbm dan
BBG).
Ya, pengoperasian sistem ini berlangsung secara otomatis. Jika tangki gas berisi penuh dan
sistem bekerja dengan baik, mesin akan mengunakan BBG.
Jika gas di tangki habis, ECU sistem gas akan meminta sistem bbm mobil untuk bekerja. Hal itu
bisa terjadi karena komputer sistem gas bekerja bareng bersama ECU mobil.
Converter kit BBG itu terdiri dari beberapa komponen. Mereka adalah tangki, regulator,
electronic valve, reducer, filter, injektor dan ECU (Electronic Control Unit). Masing-masing
punya fungsi.
Umumnya sistem ini dapat dipasang di mobil tanpa perlu melakukan banyak modifikasi pada
kendaraan. Anda hanya perlu sedikit merelakan lantai bagasi dibor untuk memasang baut
pengikat bracket tangki.
Anda juga mesti rela berkurangnya volume bagasi karena dipakai untuk menaruh tangki gas. Ada
juga tangki yang bisa diletakkan di tempat ban serep. Kalau pun model ini yang diambil, ruang
bagasi tetap akan tereduksi oleh ban cadangan.
Kalau di Amerika Serikat, untuk memasang converter kit ini mesti dilakukan mekanik yang
memiliki sertifikat khusus. Hal ini untuk memastikan pemasangan sistem memenuhi standar
keamanan dan keselamatan yang ditentukan pemerintah.
Kalau tertarik ada beberapa manufaktur converter kit BBG. Contohnya CNG United, BRC Gas
Equipment, Go Natural, Unitax, dan lainnya. Harga yang ditawarkan terbentang di kisaran
AS$1.500-2.000 (sekitar Rp 13,5–18 juta). Itu baru kitnya saja, belum termasuk biaya instalasi.
Komponen converter kit BBG
TANGKI
Tangki untuk menyimpan gas. Kapasitasnya bervariasi mulai dari 45 liter, 55 liter, dan 65 liter.
Komponen ini bisa dipasang di kolong mobil atau bagasi.
REGULATOR
Peranti ini dipasang di tangki. Fungsinya untuk membuka atau menutup saluran bahan bakar dari
tangki ke pipa menuju mesin secara otomatis. Di sini juga terdapat indikator untuk memantau
jumlah gas yang tersedia di tangki.
ELECTRONIC VALVE
Gas yang keluar dari regulator mengalir lewat pipa menuju EV (Electronic Valve). Selain
sebagai filter, komponen ini juga berfungsi mengubah gas menjadi kabut.
REDUCER
Gas yang sudah menjadi kabut dikirim ke reducer. Sesuai namanya reducer mengurangi tekanan
gas dari 8-15 bar menjadi 1,2 bar.
FILTER GAS
Setelah tekanan dikurangi, gas dikirim menuju filter gas lagi.
INJEKTOR
Berfungsi menyemprotkan kabut gas ke intake manifold.
ECU
Semua proses kerja sistem ini dikontrol oleh ECU tersendiri. ECU BRC ini juga berkomunikasi
dengan ECU mobil.
Instalasi
SEBELUM PEMASANGAN
Struktur kendaraan mesti diperiksa untuk melihat
apakah bisa dipasang converter kit. Misalnya
apakah tersedia tempat untuk mengikat regulator,
ECU maupun tangki gas.
Mesin mobil bekerja dalam kondisi prima. Periksa
sistem kelistrikan dan pengkabutan kendaraan.
PEMASANGAN
Regulator gas mesti terpasang dengan kuat di bodi
mobil. Tempat pemasangan mesti rata agar bracket
bisa memegang regulator dengan kuat dan
meminimalisasi potensi getaran yang terjadi.
Sambungan pipa gas mesti diikat dengan clamp
metal atau plastik. Jalur gas tersebut tidak boleh
menggantung, tapi menempel ke bodi mobil.
Tangki gas mesti terpasang dengan kuat pula.
Bracket-nya mesti terpasang ke bodi menggunakan
baut.
Perbedaan CNG dan LPG
Bahan bakar gas terbagi menjadi dua jenis: Liquefied Petrolium Gas (LPG), dan Compressed
Natural Gas (CNG). LPG merupakan bahan bakar serupa dengan kebutuhan rumah tangga
atau sering disebut juga dengan Elpiji. Gas ini tetap berasal dari minyak bumi, tapi memiliki
proses yang termasuk dalam jajaran top product. Dengan menambahkan tekanan dan
menurunkan suhu, maka LPG juga dapat disebut sebagai bahan bakar gas cair.
Sedangkan CNG merupakan gas alam propane yang terkompresi. Alhasil, jenis gas ini
memerlukan tabung penyimpanan untuk tekanan tinggi. Agar lebih ekonomis, SPBG perlu
dibuat berdekatan dengan sumber gas alam.
233/68-69(28Mar-10Apr12)
Penulis : Dwi Wahyu R.