konvensional
DESCRIPTION
laporan praktikum dasar sistem kendaliTRANSCRIPT
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME) FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : ANDREAN MASDA NIM : 03041181320040
PRAKTIKUM II
SISTEM KENDALI KONVENSIONAL
1. Tujuan Percobaan
a. Mempelajari cara kerja relay dan kontaktor
b. Dapat mendesain sistem otomasi sederhana
2. Alat dan Bahan
Untuk melaksanakan percobaan yang dilakukan, peralatan yang dipergunakan
adalah:
a) Relay 24 V DC : 2 Buah
b) Kontaktor Magnet : 1 Buah
c) Motor DC : 1 Buah
d) Push button NO : 2 Buah
e) Push button NC : 2 Buah
f) Limit switch : 2 Buah
g) Lampu 5 watt : 2 Buah
h) Power Supply 220 V AC, 24 V DC
i) Kabel secukupnya
j) Obeng
3. Dasar Teori
Kontaktor Magnet
Kontaktor Magnet Merupakan Jenis Saklar Yang Bekerja Secara Magnetic
Yaitu Kontak ( NO & NC ) Bekerja Apabila Kumparan Di Aliri Arus / Tegangan,
Penggunaan Kontaktor Magnet Jauh Lebih Baik Dari Pada Saklar Biasa.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME) FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : ANDREAN MASDA NIM : 03041181320040
Sebuah Kontaktor Magnet Terdiri Dari :
1. Kumparan / Koil.
2. Beberapa Kontak NO ( Normally Open )
3. Beberapa Kontak NC ( Normally Close )
Kumparan / Koil Adalah Lilitan yang Apabila Di Aliri Arus / Tegangan Maka
Akan Tejadi Magnetisasi Yang Akan Menarik Kontak - Kontaknya Sehingga Input &
Output Pada Kontak NO Akan Terhubung & Sebaliknya Untuk Kontak NC Akan
Terputus / Tidak Terhubung.
Apabila Pada Kumparan Kontaktor Diberi Tegangan Terlalu Tinggi / Tidak
Sesuai Dengan Spesifikasi Maka Akan Menyebabkan Berkurangnya Umur / Merusak
Kumparan Kontaktor. Tetapi Bila Tegangan Yang Diberikan Terlalu Rendah Maka
Akan Menimbulkan Tekanan Antara Kontak-Kontak Dari Kontaktor Menjadi
Berkurang Yang Nantinya Dapat Menimbulkan Bunga Api Pada Permukaannya Serta
Dapat Merusak Kontak-Kontaknya.
Untuk Beberapa Keperluan Digunakan Juga Kumparan Arus ( Bukan
Tegangan ), Akan Tetapi Dari Segi Produksi Lebih Disukai Kumparan Tegangan
Karena Besarnya Tegangan Umumnya Sudah Di Normalisasi & Tidak Tergantung
Dari Keperluan Alat Pemakaiannya.
Kontaktor Magnet Ada 2 Jenis :
1. Kontaktor Magnet AC ( Terdapat Kumparan Hubung Singkat Berfungsi Sebagai
Peredam Getaran Saat Kedua Inti Besi Saling Melekat )
2. Kontaktor Magnet DC.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME) FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : ANDREAN MASDA NIM : 03041181320040
Spesifikasi Dari Kontaktor Magnet Yang Harus Di Perhatikan :
1. Kemampuan Daya Kontaktor yang disesuaikan dengan Beban yang akan
diperlukan.
2. Kemampuan menghantarkan arus dari kontak-kontaknya.
3. Kemampuan Tegangan dari Kumparan Magnet.
Kontak Pada Kontaktor Magnet Terdiri Dari :
1. Kontak Utama ( Digunakan Untuk Rangkaian Daya )
2. Kontak Bantu ( Digunakan Untuk Rangkaian Pengontrol / Pengunci ) Agar
Penggunaan Kontaktor Dapat Disesuaikan Dengan Beban Yang Akan Dikontrol,
Maka Pada Setiap Kontaktor Selalu Dilengkapi Dengan Plat Nama Yang Berisikan
Data-Data Mengenai :
1. Perusahaan Pembuat Kontaktor.
2. Nomor Seri Pembuatan.
3. Tegangan Nominal Beban.
4. Tegangan Kerja Kontaktor.
5. Kemampuan Arus Yang Dapat DiAlirkan.
6. Kelas Operasi.
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME) FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : ANDREAN MASDA NIM : 03041181320040
Kontak In Put / Kontak Yang DiHubungkan Ke Supply Pada Kontaktor Magnet
Biasanya Kontak Dengan Nomor 1, 3, 5 . Dan Untuk Kontak Out Put / Kontak Yang
DiHubungkan Pada Beban / Rangkaian Biasanya Dengan Nomor 2, 4, 6 . Sedangkan
Untuk Kontak Penguncinya DiGunakan Kontak Nomor 13 & 14.
Relay
Relay adalah peralatan yang dioperasikan secara elektrik yang secara
mekanik akan men-switch sirkuit elektrik. Relay adalah bagian yang penting dalam
sistem kontrol, karena kegunaannya dalam kendali jarak jauh, dan mengendalikan
listrik tegangan tinggi dengan menggunakan listrik tegangan rendah. Ketika tegangan
mengalir ke dalam elektromagnet pada sistem kontrol relay, maka magnet akan
menarik lengan logam pada arah magnet, dengan demikian kontak terjadi.
Switch/kontaktor pada relay bisa memiliki jenis NO atau NC ataupun dua-duanya.
Relay adalah sebuah saklar yang dioperasikan dengan menggunakan medan
magnet. Saklar kontak yang terdapat dalam sebuah relay dapat terdiri atas 1 kutub
ataupun banyak kutub. Perlu diketahui, bahwa karakteristik operasi suatu relay
adalah pada saat relay diaktifkan, relay tidak langsung bekerja, namun terdapat delay
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME) FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : ANDREAN MASDA NIM : 03041181320040
sebesar beberapa milisecond. Sehingga dalam merancang suatu rangkaian relay, hal
ini perlu diperhatikan.
Gambar 1. Diagram Relay
Diagram yang menggambarkan logika kerja relay adalah sebagai berikut:
Dengan memanfaatkan sebuah relay, dapat dirangkai rangkaian pengendali
otomatis yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan berbagai peralatan
industri secara otomatis. Biasanya rangkaian relay merupakan integrasi dari
berbagai komponen seperti switch (saklar), relays, timers dan counters.
Membedakan NC dengan NO:
NC (Normally Closed) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak
diberi tegangan) terhubung dengan common.
NO (Normally Open) : saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak
diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.
Bagian-bagian relay dapat diketahui dengan 2 cara, yakni:
1. Dengan cara melihat isi dalam relay tersebut
2. Dengan menggunakan multimeter (Ohm)
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME) FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : ANDREAN MASDA NIM : 03041181320040
Cara mengetahui relay tersebut masih berfungsi atau tidak dapat dilakukan
dengan cara memberikan tegangan yang sesuai dengan relay tersebut pada bagian
koilnya. Jika kontaknya masih bekerja NC to NO atau NO to NC, maka dapat
dikatakan bahwa relay tersebut masih dalam keadaan baik.
Jenis-jenis Relay
1. SPST ( Single Pole Single Throw. )
2. SPDT (Single Pole Double Throw.) : Terdiri dari 5 buah pin, yaitu: (2) koil, (1)
common, (1) NC, (1) NO.
3. DPST (Double Pole Single Throw.) Setara dengan 2 buah saklar atau relay SPST.
4. DPDT (Double Pole Double Throw.) Setara dengan 2 buah saklar atau relay
SPDT.
5. QPDT (Quadruple Pole Double Throw.) Sering disebut sebagai Quad Pole Double
Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua buah
relay DPDT. Terdiri dari 14 pin(termasuk 2 buah untuk koil).
Gambar. 1 Jenis-jenis relay
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME) FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : ANDREAN MASDA NIM : 03041181320040
Limit Switch
Gambar Limit Switch
Pada limit switch ini, terdapat 3 cable connector yang menggunakan screw
seperti terlihat pada gambar . Jika listrik dialirkan pada dudukan-1 dan dudukan-2,
maka limit switch ini akan bersifat NC pada kondisi normal, sedangkan jika listrik
dialirkan pada dudukan-1 dan dudukan-3 maka limit switch akan bersifat NO pada
kondisi normal. Limit switch bekerja saat lempengan besi di bagian bawah tertekan.
4 . Prosedur percobaan:
Percobaan 1.
1. Dengan menggunakan sebuah switch, power supply 220 V, Kontaktor Magnet
AC, rangkaian lampu 5 watt, dan kabel secukupnya, rangkailah rangkaian fisik
yang dapat menjalankan logika berikut ini:
2. Jika switch di-ON-kan, maka lampu akan menyala.
3. Jika switch di-OFF-kan, maka lampu akan mati.
4. Gambarkan ladder diagram dan wiring diagramnya
Percobaan 2.
Dengan menggunakan sebuah push button NO, push button NC, limit switch,
power supply 220 V AC, relay 24 V DC, 2 buah rangkaian lampu 5 watt, motor
DC, dan kabel secukupnya, rangkailah rangkaian listrik yang dapat menjalankan
logika berikut ini:
HIMPUNAN MAHASISWA ELEKTRO (HME) FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA NAMA : ANDREAN MASDA NIM : 03041181320040
Jika push button NO ditekan, maka lampu merah dan motor akan menyala, dan
lampu hijau akan mati.
Lampu merah hanya akan mati jika push button NC ditekan atau limit switch
ditekan, dan lampu hijau menyala.
Gambarkan ladder diagram dan wiring diagramnya.