kontribusi media melawan radikalisme di indonesia...

155
KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA (Studi Kasus Pemberitaan Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Yasir Arafat NIM : 1112051100049 PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M  

Upload: others

Post on 28-Dec-2019

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI

INDONESIA

(Studi Kasus Pemberitaan Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Yasir Arafat

NIM : 1112051100049

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

 

Page 2: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

LEMBAR PERSETUJUAN

KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA

(Studi Kasus Pemberitaan Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Oleh

Yasir Arafat

NIM. 1112051100049

Pembimbing

Kholis Ridho, M.Si

NIP.19781142009121002

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

 

Page 3: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yasir Arafat

NIM : 1112051100049

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul KONTRIBUSI MEDIA

MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA (Studi Kasus Pemberitaan

Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018) adalah benar merupakan karya saya sendiri

dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan

yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya

dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau

keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta, 25 Juni 2019

Yasir Arafat

NIM 1112051100049

 

Page 4: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI

INDONESIA (Studi Kasus Pemberitaan Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018)

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta pada

tanggal 12 Juli 2019, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Program Studi Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta, 12 Juli 2019

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota

Kholis Ridho, M.Si Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, MA NIP. 197801142009121002 NIP. 197104122000032001

Anggota :

Penguji I Penguji II

Muhtadi, M.Si Ade Rina Farida, M.Si

NIP. 197506012014111001 NIP. 197705132007012018

Pembimbing

Kholis Ridho, M.Si

NIP.197801142009121002

 

Page 5: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

i

ABSTRAK

Nama : Yasir Arafat

NIM : 112051100049

KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA

(Studi Kasus Pemberitaan Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018)

Memasuki era digital 4.0 masyarakat begitu dimanjakan oleh kemajuan

teknologi informasi. Karenanya masyarakat dengan mudah mendapatkan dan

menyebarkan informasi. Namun demikian sering kali infromasi yang berkembang

tidak memili sumber yang jelas. Bahkan tidak jarang kemajuan teknologi

informasi ini dimanfaatkan jaringan terorisme untuk menyebarkan paham radikal

di masyarakat.

Maka dari itu, diperlukan peran lebih dari media massa untuk mengurangi

penyebaran radikalisme di Indonesia. Sebagai salah satu media yang dipercaya

dan menjadi rujukan masyarakat dengan jumlah readership mencapai 1.409.784.

Harian Kompas telah menjadikan radikalisme sebagai isu yang terus diawasi

sekurangnya sejak satu dasawarsa terakhir.

Berdasarkan latar belakang di atas, dipandang penting untuk mengeksplorasi

peran Harian Kompas dalam menyampaikan konten-konten pemberitaan

radikalisme di Indonesia. Apa saja wacana yang diulas Harian kompas terkait isu

radikalisme dari sisi teks, konteks, dan kognisi sosial. Untuk itu, penulis

menggunakan model analisis Teun A. Van Djik di mana dimensi wacana pada

level teks, konteks, dan kognisi sosial relevan dengan bahasa skripsi ini.

Penelitian ini menggunakan paradigma kritis guna menemukan makna di

balik teks pemberitaan radikalisme dalam Harian Kompas. Serta memakai

pendekatan kualitatif melalui teknik studi dokumentasi dikuatkan dengan

wawancara mendalam kepada penulis berita agar mendapatkan data secara

menyeluruh.

Hasil dari penelitian ini dapat dikatakan dari segi teks Harian Kompas

menunjukkan bahwa Indonesia kuat dan tidak takut dengan terorisme. Bagaimana

diperlukan peran aktif tokoh masyarakat, aparatur desa, dan pemerintah dalam

mendeteksi adanya penyebaran radikalisme. Diperkuat oleh pandangan penulis

berita bahwa saat ini radikalisme, terorisme, dan isu khilafah merupakan ancaman

serius bagi Indonesia. Meski radikalisme menjadi konsen Harian Kompas akan

tetapi intensitas dalam pemberitaannya Harian Kompas masih melihat kebutuhan

dan momentum. Pasalnya, masih ada masalah lain di Indonesia yang perlu

mendapat perhatian seperti pemberantasan korupsi, pembangunan ekonomi, dan

penataan birokrasi. Terlebih bagi Harian Kompas memberitakan sebuah isu secara

terus menerus tanpa henti, juga dapat membuat masyarakat atau pembacanya

merasa jenuh atau bosan. Oleh karenanya diharapkan agar isu radikalisme menjadi

perhatian semua elemen terutama untuk Polri, Mentri Politik Hukum dan HAM,

serta Presiden Indonesia Joko Widodo.

Kata kunci : Wacana, Radikalisme, Harian Kompas.

 

Page 6: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

ii

KATA PENGATAR

Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur peneliti panjatkan

kepada Allah SWT karena atas nikmat dan karuniaNya penelitian skripsi ini dapat

berjalan dengan baik tanpa halangan yang berarti. Shalawat dan serta salam juga

tidak lupa ditunjukkan kepada Nabi besar Muhammad SAW. Begitu banyak

kesan dan manfaat yang dirasakan oleh peneliti saat menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga mendapatkan pelajaran bahwa

tidak ada kesuksesan tanpa usaha dan kerja keras. Selain itu, peneliti menjadi

lebih terbuka dalam berpikir bahwa Islam adalah agama yang begitu menjunjung

tinggi perbedaan serta penuh cinta kepada seluruh manusia.

Peneliti skripsi ini tentu memiliki beragam tantangan dalam

pengerjaannya. Namun, dengan adanya dukungan dan semangat dari berbagai

pihak, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya. Karena itu,

dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga

kepada :

1. Orangtua tercinta, Ayahnda Bapak H. Achmad Ghozali, S.Ag dan Ibunda

HJ. Latifah Ghani yang sangat luar biasa memerjuangkan dan mendukung

peneliti untuk bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya. Tak pernah

berhenti memberikan kasih sayang serta doa tulus sehingga peneliti bisa

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. HJ.

Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A.

3. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D., Wakil Dekan I Bidang Akdemik Dr.

Siti Napsiyah, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Sihabuddin

Noor, M.Ag., Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Cecep Sastra

Wijaya MA.

4. Ketua Jurusan Jurnalistik Kholis Ridho, M.Si., Serketaris Jurusan

Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A. yang telah meluangkan

 

Page 7: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

iii

waktunya untuk sekedar berkonsultasi dan meminta bantuan dalam hal

perkulihan.

5. Bapak Helmi Hidayat, MA. sebagai Dosen Pembimbing pertama dan

Bapak Kholis Ridho yang telah begitu bijaksana menerima peneliti untuk

melanjutkan bimbingan skripsi dengan tulus memberikan ilmunya kepada

peneliti di tengah kesibukan yang padat, serta membimbing peneliti

dengan sabar agar skripsi ini selesai dengan baik dan juga bermanfaat.

6. Kepada Bapak Muhtadi, M.Si dan Ibu Ade Riyana M.Si yang telah

menjadi penguji dalam sidang Munaqasah. Peneliti banyak berterima kasih

telah mengoreksi skripsi sehingga bisa menjadi lebih baik lagi.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

mengajari dan memberi ilmu kepada peneliti. Mohon maaf apabila ada

kesalahan kata atau sikap yang menyinggung selama perkulihan.

8. Segenap Staf Perpustakaan Utama UIN Jakarta dan Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tela berbaik hati dalam

meberikan buku-buku yang dibutuhkan oleh peneliti.

9. Kompas Gramedia dan Mas Marcellus Hernowo selaku narasumber yang

telah menerima dengan baik serta meluangkan waktunya untuk peneliti.

10. Teruntuk abang tercinta yang tak akan pernah tergantikan. Selalu

mengajarkan peneliti dengan perbuatan, mengenalkan peneliti dengan

dunia perkuliahan semoga segenap amal ibadah abang diterima di sisi

Allah (alm) Miftah Faridl. Bang, bahagia yah di surganya Allah. Adik

lelaki Insan Kamil dan Adik permpuan Aulia Rahmah yang selalu

memberi motivasi dan semangat setiap harinya.

11. Teruntuk Neng Sri Anggraini yang tidak kenal menyerah menyemangati,

membantu, dan mendo‘kan peneliti hingga penelitian ini dapat selesai

dengan baik. Semoga lelah kita menjadi berkah.

12. Untuk teman-teman Jurnalistik, Rheza Alfian, Harry Riandayasa, Roni

Kurniawan, Angga Satria Perkasa, Achmad Fauzi, Parama Sumbada, Alief

 

Page 8: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

iv

Mumtaz, Farouq Audah, Reza Amanda, M. Badruzaman, Yusuf Yanuar.

Terima kasih telah memberikan banyak moment yang menyenangkan

sehingga perkuliahan ini berkesan. Semoga kita sukses kawan., semoga

silaturahmi di antara kami tidak terputus sampai di sini.

13. Kawan-kawan Konsentrasi Jurnalistik 2012 yang telah belajar dan

berjuang bersama selama di UIN Jakarta.

14. Keluarga Besar Forum Komunikasi Mahasiswa Attaqwa (FKMA) tempat

peneliti berbagi pemikiran

15. Keluarga besar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Institut UIN Jakarta

yang telah banyak memberi pelajaran bagi peneliti di luar bangku

perkuliahan

16. Keluarga besar Mursalat Pictures (MP) yang menjadi wadah peneliti

menimba ilmu, mengenal arti pesahabatan, dan kemandirian.

17. Keluarga besar penghuni Kosan Bar-Bar (Techung, Kujeng, Roy, Burik,

Rongrong. Ilham, Lutfi, dan Kopok) yang telah menerima, membantu, dan

memfasilitasi peneliti berteduh dari teriknya matahari dan dinginnya

malam Ciputat.

Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi yang tidak dapat

disebutan stau persatu. Semoga amal dan kebaikan kalian selalu dijabah oleh

Allah SWT.Dengan segala kekurangan dan keterbatasan peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini, semoga apa yang telah peneliti lakukan dapat

bermanfaat untuk para pembaca, memberikan nilai kebaikan khususnya bagi

peneliti maupun pembaca sekalian dan semoga dapat menjadi kebaikan dalam

bidang dakwah dan komunikasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Aamiin Ya Rabbal Alamiiin

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, 3 Juli 2019

Yasir Arafat

 

Page 9: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGATAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 7

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 8

E. Metode Penelitian ....................................................................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ....................................................................................................... 11

G. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 14

A. Teori Wacana ........................................................................................................... 14

B. Studi Dokumentasi ................................................................................................... 27

C. Media Massa............................................................................................................. 28

D. Radikalisme .............................................................................................................. 37

E. Konsep Terorisme ..................................................................................................... 40

F. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 47

BAB III GAMBARAN UMUM........................................................................... 50

A. Profil dan Sejarah Harian Kompas .......................................................................... 50

B. Visi dan Misi Harian Kompas .................................................................................. 52

C. Nilai-nilai Dasar Harian Kompas ............................................................................. 54

D. Struktur Organisasi Harian Kompas ........................................................................ 54

E. Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi Kompas ................................................ 55

F. Gambaran Umum Pembaca Kompas ........................................................................ 61

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA ........................................ 62

A. Analisis Level Teks .................................................................................................. 62

1. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Jaringan Teroris Dibongkar dalam

 

Page 10: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

viii

Harian Kompas. ....................................................................................................... 62

Analisis Berita I Judul: ―Jaringan Teroris Dibongkar‖ (Selasa,15 Mei 2018) ....... 62

Analisis Berita II Judul : ―RUU Antiterorisme Segera Disahkan‖ (Selasa, 15 Mei

2018) ......................................................................................................................... 69

Analisis Berita III Judul : ―Memelihara Ukhuwah Curabhaya‖ (Selasa, 15 Mei

2018) ......................................................................................................................... 76

Analisis Berita IV Judul : ―Sejumlah Provinsi Lebih Siaga‖ (Selasa, 15 Mei 2018)

.................................................................................................................................. 84

Analisis Berita V Judul : ―Gubernur Minta Warga Tenang‖ (Edisi 15 Mei 2018) 90

Analisis Tajuk Rencana Judul : Tekadkan ‖Terorisme Sampai di Sini!‖ (Edisi 15

Mei 2018) .................................................................................................................. 97

B. Analisis Kognisi Sosial .......................................................................................... 104

C. Analisis Konteks Sosial .......................................................................................... 114

D. Interpretasi Peneliti ................................................................................................ 119

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 124

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 124

B. Saran ....................................................................................................................... 126

 

Page 11: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik............................... 10

Tabel 2.1 1 Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik............................ 17

Tabel 2.2 Elemen Wacana Teun A. Van Djik ........................................................ 18

Tabel 4.1 Berita Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018 ............................................. 62

Tabel 4.2 Jaringan Teroris Dibongkar ................................................................... 67

Tabel 4.3 RUU Antiterorisme Segera Disahkan .................................................... 74

Tabel 4.4 Memelihara Ukhuwah Curabhaya ......................................................... 81

Tabel 4.5 Sejumlah Provinsi Lebih Siaga .............................................................. 89

Tabel 4.6 Gubernur Minta Warga Tenang ............................................................. 95

Tabel 4.7 Tekadkan ‖Terorisme Sampai di Sini!‖ ............................................... 102

 

Page 12: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 49

Gambar 4.1 Pascabom Bunuh Diri di Surabaya..................................................... 66

Gambar 4.2 Pembahasan Revisi UU Antiterorisme ............................................... 73

Gambar 4.3 Konsolidasi Mahasiswa-Pemuda Indonesia ....................................... 80

Gambar 4.4 Penggeledahan Rumah ....................................................................... 88

Gambar 4.5 Penggerebekan Terduga Teroris......................................................... 94

Gambar 4.6 UGM Kecam Aksi Teroris ............................................................... 101

Gambar 4.1 Framework munculnya Gerakan Radikalisme Islam ....................... 115

 

Page 13: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak terelakkan lagi, perubahan dunia terus berjalan hal ini bisa terjadi

disebabkan oleh beberapa faktor yang memengaruhinya seperti terjadi pertukaran

umat manusia karena migrasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan pertumbuhan

penduduk (populasi) sehingga berdampak pada prilaku, cara pandang dan

tindakan umat manusia. Secara nyata perubahan dunia baik dalam hal cara

pandang, prilaku, dan tindakan tampak semakin jelas ketika era komunikasi

membanjiri kehidupan umat beragama.

Akibat dari kemajuan teknologi informasi dan perkembangan zamanlah

semua dapat diketahui oleh siapa saja. Sensor hanya ada pada diri kita sendiri

bukan pada orang lain. Kepekaan akan banjirnya informasi mejadi salah satu cara

yang paling penting untuk menapaki hidup di era digital seperti sekarang. Nyaris

tidak ada yang dapat disembunyikan semua terbuka dan menjadi konsumsi publik

dalam wilayah kebudayaan, politik global, ekonomi, dan teknologi.1

Di era digital 4.0 seperti saat ini, masyarakat dimudahkan dengan

kecanggihan teknologi informasi terutama dalam hal mencari, menerima, dan

memberikan sebuah informasi kepada khalayak ramai. Terlebih melalui media

massa seperti media cetak (koran, tabloid, majalah), media elektronik (televisi,

radio) dan media online beragam macam informasi dapat dengan mudah diterima

masyarakat.

Sebab media massa mampu menyajikan konten yang dapat menarik perhatian

masyarakat. Hanya saja mestinya masyarakat menyadari, bahwa tidak semua

informasi dari media massa sesuai dengan realitas yang ada. Kebebasan

berekspresi yang telah dijamin undang-undang sering kali disalah gunakan

sehingga informasi yang berkembang dan diterima masyarakat tidak memiliki

sumber bahkan cenderung menyesatkan.

Karenanya kini media massa telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi

individu tapi juga bagi masyarakat dan kelompok. Sesuai peranannya media

massa berfungi sebagai pemberi informasi, edukasi, control sosial, serta sebagai

1 Dr. Zuly Qodir, Radikalisme Agama di Indonesia, h. 43

 

Page 14: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

2

sarana hiburan.2

Seiring dengan perkembangan zaman, media massa seperti media cetak bisa

menjadi alat propaganda yang dikemas melalui pemberitaannya. Sebab salah satu

peran media cetak ialah dapat mengubah pola pikir masyarakat. Dengan cara

membangun opini masyarakat dalam tiap-tiap tulisan pemberitaannya sehingga

dapat menjalin relasi antara wacana dan kekuasaan.

Pada dasarnya, peran media massa lebih kepada mendefinisikan tentang

bagaimana seharusnya sebuah realitas dipahami. Bagaimana realitas itu dijelaskan

dengan cara tertentu kepada khalayak. Di antara berbagai fungsi dan media dalam

mendefinisikan realitas. Fungsi pertama adalah media sebagai mekanisme

integrasi sosial. Media di sini berfungsi menjaga nilai-nilai kelompok dan

mengontrol bagaimana nilai-nilai kelompok itu dijalankan. Media massa dilihat

sebagai media diskusi antara pihak-pihak dengan ideologi dan kepentingan yang

berbeda-beda.3

Media massa sebagai bentuk nyata dari pers, memiliki kecendrungan dalam

menyampaikan suatu informasi. Nilai berita yang tinggi menjadi alasan utama

sebuah peristiwa ditulis dalam berita dan disampaikan kepada masyarakat.

Dengan gaya atau ciri khas penulisanya masing-masing. Karena peran media ialah

mendefinisikan bagaimana realitas seharusnya dipahami dan dijelaskan kepada

masyarakat dengan jelas dan akurat.

Akan tetapi dalam merespon sebuah isu, media tidak hanya bersandar pada

nilai-nilai berita saja. Namun yang dianggap penting oleh media biasanya juga

dipengaruhi oleh tujuan dari media itu sendiri. Jelasnya tujuan media bisa dilihat

dari visi dan misi media tersebut yang telah tercatat dalam code of conduct

perusahaan.

Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, ditulis, diberitakan wartawan,

hingga sudut pandang isi berita haruslah mencerminkan karakteristik media

tersebut. Kehadiran media massa seharusnya sebagai sarana penyampai informasi

yang tepat dan faktual kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa dituntut

2 William L.Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana, 2003), h.17.

3Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta: LKiS, 2006), h.

220.

 

Page 15: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

3

untuk memberikan informasi yang netral dan berimbang kepada publik.4

Salah satu isu yang berkembang melalui media massa ialah mengenai

radikalisme berujung aksi terorisme. Sebenarnya jika melihat dari sejarah, paham

radikal berawal dari gerakan fundamentalisme Islam di negara-negara Timur

Tengah yang mayoritas beragama Islam. Meski ada perbedaan kultural dan

mungkin juga pemahaman mengenai ajaran Islam, gerakan fundamentalisme

Islam seperti ini mempunyai tujuan yang sama. Solidaritas di antara gerakan-

gerakan Islam yang melihat umat Islam telah didominasi oleh kekuatan negara

atau kekuatan Internasional cenderung menyerang kredibilitas Islam, membuat

mereka bangun serta berjuang dengan mengatas namakan Islam.5

Imbas dari gerakan fundamentalisme yang berpaham radikal membuahkan

aliran keagamaan yang berpaham radikal di Timur Tengah, Eropa, hingga Asia.

Dari aliran keagamaan itulah benih terorisme terbangun hingga akhirnya

menelurkan aksi terorisme dengan melakukan serangan bom bunuh diri.

Sebenarnya kasus terorisme sudah ada sejak lama namun pemberitaan mengenai

radikalisme dan terorisme tidak melulu intens muncul dalam satu masa.

Namun pada awal tahun 2018 pemberitaan mengenai terorisme kembali

mengemuka dikala Indonesia mendapat serangan teror bom bunuh diri. Tidak

main-main pelaku yang masih satu keluarga ini melakukan aksi teror di tiga lokasi

di Surabaya mulai dari kantor kepolisian hingga rumah ibadah. Lebih lagi pelaku

juga melibatkan anak di bawah umur yakni buah hatinya sendiri dalam aksi teror

bom bunuh diri tersebut.

Diduga Jamaah Ansharud Daulah (JAD) adalah pihak yang paling

bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini. Sebab beberapa hari usai kejadian

Tim Detasemen 88 Antiteror Polri menangkap 15 terduga teroris yang merupakan

anggota dan petinggi JAD di sejumlah tempat persembunyian mereka mulai dari

Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang, Jawa Timur.6

Masih terjadinya aksi teror di Indonesia tak lepas dari doktrin gagal paham

tentang jihad dalam islam. Para pelaku teror selalu berpikir bahwa aksi yang ia

4 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2008). H. 29

5Endang Turmudi & Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia,(Jakarta, LIPI

Press, 2005), h. 105. 6 Harian Kompas, Jaringan Teroris Dibongkar, edisi 15 Mei 2018.

 

Page 16: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

4

lakukan atas dasar perintah agama. Hingga akhirnya mereka membuat sebuah

oraganisasi berlandaskan Islam. Namun sayang hal tersebut justru menjadi jalan

bagi para teroris untuk menyusupkan pemahaman-pemahaman radikal di

masyarakat.7

Sebagai salah satu media yang banyak dipercaya masyarakat Harian Kompas

dituntut untuk selalu menyajikan sebuah informasi yang netral, berimbang, dan

mengedukasi masyarakat. Dalam edisi 15 Mei 2018 Headline Kompas membahas

aksi terorisme di Surabaya dengan headline berjudul Jaringan Teroris Dibongkar.

Kompas menceritakan kejadian bom bunuh diri di tiga lokasi mulai dari gereja

hingga kantor kepolisian di Surabaya. Pasca peristiwa itu pihak kepolisian melalui

Densus 88 Antiteror berhasil menggerebek para jaringan terduga teroris dalam

aksi bom bunuh diri tersebut yakni Jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD).

15 orang telah ditangkap di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Empat di

antaranya dengan keadaan tewas tertembak yakni Anton Ferdiantoro dan Budi

Satrio. Budi ini merupakan tokoh penting JAD adapaun dua terduga teroris

lainnya tidak diungkapkan ke publik.8

Merespons masih munculnya aksi terorisme di Indonesia, dalam berita

lainnya Harian Kompas juga menulis tentang RUU Antiterorisme Segera

disahkan. Diberitakan Kompas bahwa RUU ini mestinya sudah harus diselesaikan

pada Juni 2018. Mengingat, RUU ini membahas persoalan-persoala yang krusial

mengenai terorisme seperti definisi terorisme dan keterlibatan Tentara Nasional

Indonesia (TNI) yang sudah disepakati oleh anggota Partai Politik (Parpol)

koaslisi pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Kesepakatan tersebut diambil setelah Mentri Koordinator Politik, Hukum,

dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dengan tujuh sekretaris jendral dan

ketua fraksi partai koalisi pemerintah di Jakarta. Beberapa saat sebelum

pertemuan digelar, Presiden Joko Widodo juga menyatakan sikap akan

mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang jika RUU

Antiterorisme yang draftnya dikirmkan pemerintah ke DPR pada Februari 2016

tak kunjung disahkan hingga akhir Juni mendatang. Pasalnya Polri butuh payung

7 Endang Turmudi & Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia,(Jakarta, LIPI

Press, 2005), h. 106. 8 Harian Kompas, Jaringan Teroris Dibongkar, edisi 15 Mei 2018.

 

Page 17: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

5

hukum yang efektif untuk memberantas terorisme.9

Keseriusan Harian Kompas mendukung pemberantasan terorisme juga jelas

terlihat dalam tulisan di Tajuk Rencana Edisi 15 Mei 2018 ini. Tegas Harian

Kompas memberi judul Tekadkan “Terorisme Sampai di Sini”. Kompas

mengawalinya dengan lead, Tak ada yang bisa diminimalkan dalam derita akibat

terorisme. Luka yang ada, apalagi kehilangan anggota keluarga, dan luka psikis

akan selalu menganga.

Di mana dapat kita sadari bahwa paragraf pembuka ini merupakan kecaman

Harian Kompas terhadap aksi terorisme di Indonesia. Hal itu juga didukung

dalam paragraf selanjutnya, yakni kejahatan manusia ini sungguh amat keji tapi

tidak mau sirna di negeri ini.

Di satu sisi, Harian Kompas juga mengkritisi atas respons-respons yang

diberikan para petinggi negri. Kompas menyambungkan bahwa setiap kali aksi

teror seperti di Surabaya, kita mendengar tokoh dan pimpinan nasional berseru

bahwa negara tidak boleh kalah dalam melawan perang melawan terorisme.

Dalam perjalanan waktu, pernyataan tersebut seperti bergaung di ruang hampa.

Teroris bisa hanya mencibir dengan sinis pernyataan itu sambil berkata

―Buktikan!‖.10

Ditambah lagi Konsen dari Harian Kompas inilah yang membuat peneliti

merasa bahwa penelitian pemberantasan terorisme di Indonesia penting untuk

dilakukan. Namun peneliti menduga Harian Kompas belum melakukan kontrol

sosial dalam pemberitaannya, sebab seringkali pemberitaan dari media hanya pada

saat peristiwa tersebut terjadi tidak terus menerus dan berkelanjutan.

Dengan menggunakan metode analisis wacana kritis Teun A, Van Djik

diharapkan penelitian ini dapat membuahkan hasil yang bermanfaat bagi

masyarakat. Terlebih wacana yang dibangun melalui tema terorisme adalah

persoalan semua elemen di Indonesia. Maka dibutuhkan peran media massa untuk

terus mengedukasi maskarakat agar tidak mudah terpapar paham radikal dan

memahami bahaya terorisme.

Analisis wacana kritis diartikan bahwa tidak ada media yang sepenuhnya

9 Harian Kompas, RUU Antiterorisme Segera disahkan, edisi 15 Mei 2018.

10 Harian Kompas, Tajuk Rencana : Tekadkan “Terorisme Sampai di Sini”, edisi 15 Mei

2018.

 

Page 18: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

6

netral. Media bukanlah sekadar saluran yang bebas, ia juga sebagai subjek yang

mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan pemihakkannya.11

Ketika membicarakan konten dalam sebuah media massa, sejatinya kita telah

berbicara mengenai sebuah ―wacana‖. Hal itu tanpa disadari hamper setiap hari

kita telah menampung berbagai macam wacana yang dikonstruk oleh opini publik

atau pemberitaan dalam media massa. Pada dasarnya media massa bukanlah suatu

yang bebas dan independent. Media mewakili realitas sosial yang terkait dengan

berbagai macam kepentingan. Ketrtarikan media ini berhubungan dengan

kepentingan yang berbeda dalam maupun luar media massa itu sendiri. Dalam

memproduksi sebuah berita, media massa sering dipengaruhi oleh berbagai faktor

internal dan eksternal.12

Faktor internal yang mempengaruhi penerbitan suatu berita itu terdapat dalam

pekerja media itu sendiri. Seperti para wartawan, kebijakan redaksi kepentingan

pemilik media, dan isu-isu sensitive seperti keagamaan dan terorisme. Lalu untuk

faktor eksternalnya seperti kebutuhan pasar (konsumen), system kebebasan pers,

dan para pengiklan. Karena faktor-faktor inilah yang sering kali mempengaruhi

media dalam memuat sebuah berita yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti

pemberitaan di Harian Kompas dengan headline Jaringan Teroris Dibongkar,

edisi 15 Mei 2018 dengan mengambil judul KONTRIBUSI MEDIA

MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA (Studi Kasus Pemberitaan

Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian kali ini, peneliti memakai Harian Kompas edisi 15 Mei

2018, berdasarkan pembatasan masalah di atas maka masalah pada penelitian kali

ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

11

Eriyanto, Analisis Wacaca: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS,2001).

H. 36. 12

Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical

Doscourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004). H. 2

 

Page 19: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

7

1. Batasan Masalah

a. Fokus pemberitaan tentang isu radkalisme dan jaringan teroris di

Indonesia pada headline Harian umum Kompas edisi 15 Mei 2018.

b. Menggali metode analisis wacana Teun A. Van Djik yang

digunakankan Harian Kompas atas pemberitaan isu radikalisme dan

jaringan teroris.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah agar dapat mengurangi

penyebaran radikalisme di Indonesia melalui peran dari media massa.

Dengan cara menginformasikan mengenai paham, aliran, dan bentuk

radikalisme yang ada di lingkungan masyarakat. Serta memberikan

pendidikan kepada masyarakat dengan penyampaian berita secara

berkelanjutan mengenai perkembangan peluang munculnya kelompok

radikal. Dalam konteks ini penulis meneliti peran media sebagai pemberi

informasi, edukasi, dan kontrol sosial pada Harian Kompas edisi 15 Mei

2018 yang secara lebih rinci dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana wacana pemberitaan Jaringan Teroris Dibongkar di

Kompas dilihat dari level teks?

2. Bagaimana wacana pemberitaan Jaringan Teroris Dibongkar di

Kompas dlihat dari level kognisi sosial

3. Bagaimana wacana pemberitaan Jaringan Teroris Dibongkar di

Kompas dilihat dari level konteks sosial?

C. Tujuan Penelitian

Atas dasar rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian kali ini

adalah

1. Mengetahui tentang wacana pemberitaan Jaringan Teroris dan

Radikalisme dalam Harian Kompas dilihat dari level teks

2. Mengetahui kognisi sosial yang melatarbelakangi pemberitaan Jaringan

Teroris dan Radikalisme dalam Harian Kompas

3. Mengetahui konteks sosial yang melatarbelakangi pemberitaan Jaringan

Teroris dan Radikalisme dalam Harian Kompas

 

Page 20: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

8

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Sebagai karya ilmiah diharapkan hasil dari penelitian ini memberikan

kontribusi postif untuk mengembangkan wacana ilmu komunikasi terkhusus bagi

mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta agar meningkatkan pengetahuan

dalam bidang karya jurnalistik. Terutama mengenai analisis teks media dan

analisis wacana kritis. Serta untuk memperkaya kajian teks media yang

menganalisa radikalisme dan terorisme menggunakan teori analisis wacana Teun

A. Van Djik.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian

serupa, bagaimana peran media massa sebagai kontrol sosial dapat menambahkan

informasi lebih kepada masyarakat dalam hal ini kaitannya dengan radikalisme di

Indonesia.

Serta memberi gambaran terhadap masyarakat mengenai wacana yang terjadi

pada pemberitaan di sebuah media. Juga dapat memberikan pengetahuan

tambahan bagi praktisi media, mahasiswa, masyarakat, serta wartawan dalam

melaksanakan tugas jurnalistik agar tidak terlepas dari ideologi media.

E. Metode Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian wacana kritis dengan

pendekatan kualitatif dan memakai model analisis deskriptif. Teori yang

digunakan ialah Teori Wacana Kritis (Critical Discourse) model Teun A. Van

Djik. Adapun level yang diteliti menurut teori CD Fairclough, yaitu level segi

teks, level segi kognisi sosial, dan level segi konteks sosial.

Critical Discourse Analysis (CDA) adalah jenis penelitian wacana yang

mempelajari cara penyalah gunaan kekuasaan sosial, dominasi, serta ketimpangan

yang terjadi, diproduksi, dan mengulas teks dan pembicaraan dalam konteks

sosial. Dengan begitu penelitian analisis wacana kritis mengambil posisi lebih

eksplisit, dan ingin memahami, mengekspos serta mengulas ketimpangan sosial

 

Page 21: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

9

yang terjadi.13

Menurut Lexy J. Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan nilai-nilai. Penelitian

ini dilakukan secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.14

2. Teknik pengumpulan data

a. Observasi Teks

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis Teun A. Van Djik

untuk mengetahui dari segi teks berita dengan cara menganalisa teks berita

Harian Kompas edisi Selasa, 15 Mei 2018. Observasi merupakan metode yang

digunakan peneliti untuk mengamati atau melakukan pengindraan langsung

terhadap suatu kondisi, situasi, proses, aktivitas, dan perilaku yang dianggap

peneliti dapat digunakan sebagai data pelengkap. Observasi atau pengamatan

langsung merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan

utnuk jenis penelitian kualitatif . 15

b. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu

wawancara bebas terpimpin (semi structured interview) yang merupakan

wawancara dengan menggunakan interview guide atau pedoman wawancara yang

dibuat berupa daftar pertanyaan.16

Agar mengetahui pendapat narasumber terkait

radikalisme sebagai prasyarat dalam analisis deskriptif. Pada level ini penulis

merasa penting mengkonfirmasi penentuan arah kecenderungnan mengurangi

radikalisme.

Perolehan data bisa didapatkan dengan cara tanya jawab secara lisan, ataupun

dengan menggunakan surat elektronik (email). Hal tersebut disesuaikan dengan

13

Teun A. Van Djik¸ Principles Of Crictical Analysis (London, Sage, 2003), h. 11 14

J. Lexy Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda,

2007), h. 6. 15

Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:

Gintanyali, 2004), h. 186. 16

Denzin, Norman K, Lincoln, Yonna S, Handbook of Qualitative Research, Dariyanto

dkk (edisi terjemahan Indonesia), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009).

 

Page 22: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

10

narasumber yang ingin diwawancarai. Peneliti melakukan Wawancara dengan

Editor Desk Politik dan Hukum Harian Kompas Marcelicius Hernowo.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data-data yang diperoleh melalui dokumen-

dokumen. Dokumen-dokumen tersebut bisa berupa artikel, jurnal, buku-buku

serta bahan bacaan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Dokumen-dokumen

bisa diperoleh peneliti dari internet, perpustakaan, atau sumber lain yang bisa

digunakan untuk analisis dalam penelitian ini.

3. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data penelitian penulis menggunakan teknin observasi

participant dan non participant, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

Kemudian data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan metode analisis

Teun A. Van Djik.

Digambarkan teori ini mempunya tiga level tahapan analisis, yakni level

mulai dari segi teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Nantinya ketiga tahapan

analisis ini akan digabungnkan menjadi satu kesatuan analisis.

Dimulai dari dimensi teks, Van Djik melik sebuah teks dari beberapa struktur/

tingkatan yang disetiap strukturnya itu saling berkaitan. Tingkatan tersebut

meliputi struktur mikro, struktur, makro, dan super struktur. Pada aspek Kognisi

sosial akan meneliti proses produksi teks berita dengan melibatkan wartawan

sebagai penulis teks berita. Sedangkan sisi konteks sosialnya yaitu membahas

mengenai suatu masalah yang terbangun dan berkembang di masyarakat.

Tabel 1.1 Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik

Struktur Wacana Hal Yang Diamati

Teks

Menganalisis bagaimana

starategi wacana yang

digunakan untuk

menggambarkan seseorang atau

peristiwa tertentu. Bagaimana

strategi tekstual dipakai untuk

memarjinalkan suatu kelompok,

gagasan atau peristiwa tertentu.

Critical Linguistik

 

Page 23: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

11

Kognisi Sosial

Menganalisis bagaimana

Kognisi penulis dalam

memahami seseorang atau

peristiwa tertentu yang akan

ditulis

Wawancara Mendalam

Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana

wacana yang berkembang

dalam masyarakat, proses

produksi dan reproduksi

seeorang atau peristiwa

digambarkan

Studi Pustaka, Penelusuran,

Sejarah dan Wawancara

Sumber : Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media

(Yogyakarta: LkiS, 2006), 275.

4. Teknik Penulisan Skripsi

Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada Sk Rektor Nomor 507 Tentang

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang digunakan peneliti untuk mengikuti aturan tentang

keseragaman penulisan karya ilmiah.

F. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis melakukan penelitian ini lebih lanjut, penulis terlebih dahulu

melakukan penelusuran koleksi skripsi di Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah, Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syari Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Utama Universitas Indonesia,

Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia. Dari

koleksi skripsi yang telah ditelusuri, terdapat beberapa skripsi yang fokusnya

hampir sama dengan penelitian ini, namun berbeda dengan beberapa aspek,

diantaranya ialah

1. ―Konstruk Radikalisme di Media Islam (Analisis Wacana Pemberitaan Isis

di Republika Online dan Suaraislama.com) ditulis oleh mahasiswa

Jurnalistik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarifhidayatullah Jakarta,

yaitu Devi Yuliana.

2. ―Analisis Wacana Parpol Islam dalam Rubrik ―Pesta Demokrasi‖ Harian

Republika― ditulis oleh Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI)

 

Page 24: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

12

Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni Devy Cahyo Puspitamingrum.

Dari beberapa sumber referensi yang telah disebutkan terdapat aspek-

aspek yang membedakan dari skripsi penulis. Pertama ditulis oleh Devi

Yuliana Mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta membahas tentang ―Konstruk

Radikalisme di Media Islam (Analisis Wacana Pemberitaan Isis di

Republika Online dan Suaraislama.com). pada skripsi ini objek

pembahasannya ialah radikalisme dalam media Islam sedangkan objek

pembahasan yang penulis teliti iala peran media melawan paham

radiklisme di Indonesia. Untuk skripsi Analisis Wacana Parpol Islam

dalam Rubrik ―Pesta Demokrasi‖ Harian Republika yang ditulis oleh Devy

Cahyo Puspaningrum skripsi ini menggunakan teori yang sama yakni

analisis wacana. Hanya saja menjadikan partai politik sebagai objek

kajiannya sedangankan penulis sendiri menjadikan media massa sebagai

objek kajian utama dalam penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Setiap bab terdiri

atas sub-sub yang memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Sistematika

penulisan tersebut antara lain sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN TEORI

Bab ini menguraikan mengenai teori Konstruksi Sosial Media Massa, Model

Teun A. Van Djik dan dengan menggunakan dokumentasi berita.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menjelaskan konsenterasi politik media harian umum Kompas

tentang harian berbasis nasional dan komunitas pembaca yang beragam; profil

tentang sejarah, visi dan misi serta struktur organisasi harian umum Kompas;

profil pembaca harian umum Kompas.

 

Page 25: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

13

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini berisi mengenai penjelasan hasil penelitian dan analisis mengenai

penelitian yang telah diperoleh peneliti pada penelitiannya.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta saran sari peneliti

mengenai hal-hal yang telah dibahas dalam penelitian ini.

 

Page 26: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Wacana

Secara etimologi, istilah wacana seperti yang diketehui dalam bahasa

sangsekerta wac/ wak/ vak yang memiliki arti ‗berkata‘ atau ‗berucap‘. Kemudian

kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata ‗ana‘ yang berada di

belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang bermakna membedakan

(nominalisasi).

Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan.

Dalam kamus bahasa jawa Indonesia karangan Wojowasito terdapat kata waca

berarti abca, waca berarti mengucapkan dan kata wacana berarti perkataan.1

Analisis wacana atau discourse analiysis adalah suatua cara atau metode untuk

mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam pesan-pesan

komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis wacana berkenaan

dengan isi komunikasi, yang sebagian di antaranya berupa teks.

Di samping itu, analisis wacana juga mendapat memumungkinkan kita

melacak variasi cara yang digunakan oleh komunikator (penulis, pembicara,

sutradara) dalam upaya mencapai tertentu yang disampaikan.

Analisis wacana adalah ilmu baru yang mucul beberapa puluh tahun

belakangan ini. Aliran-aliran linguistic selama ini membatasi pengalisiannya

hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagian ahli bahasa

memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana.2

Meskipun pendefinisian mengenai wacana kenyataannya memang berbeda-

beda sesuai dengan perspektif teori yang digunakan, pada umunya disepakati

bahwa wacana sebenarnya adala proses sosiokultural sekaligus juga proses

linguistic.

Seperti yang benyak dilakukan dalam penelitian mengenai organisasi

pemberitaan selama tahun 1960-an, analisis wacana menekankan pada “How the

ideological significance of news is part and parcel of the methods used to process

news” (bagaimana signifikansi ideologis merupakan bagian dan menjadi paket

1 Mulyana, kajian Wacana: Teori, Metode dan Aolikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005), h.3. 2 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 170.-171

 

Page 27: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

15

metode yag digunakan untuk memproses media).

Kata wacana adalah salah satu kata yang banyaj disebut saat ini selain

demokrasi, hak asasi manusia, masyarakat sipil, dan lingkungan hidup/ akan tetapi

seperti umunya banyak kata, semakin tinggi disebut dan dipakai kadang bukan

jelas tapi semakin membingungkan ada yang mengartikan wacana lebih besar dari

kalimat.3

Menurut Collins English Dictionary, wacana adalah kemunikasi verbal yang

berupa ucapan dan percakapan. Sedangkan menurut J.S badudu wacana

merupakan rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi satu

denga yang lainnya. Hingga membentuk satu kesatuan maka terbentuklah makna

yang serasi di antara kalimat.

Teun A. van Djik menyatakan bahwa wacana itu sebenarnya adalah bengunan

teoritis yang abstrak (The abstract theoretical) dengan begitu wacana belum dapat

dilihat sebagai perwujudan fisik bahasa. Adapun perwujudan wacana adalah teks.4

Secara ringkas teori wacana mencoba menjelaskan terjadinya sebuah peristiwa

seperti terbentuknya sebuah kalimat atau pernyataan. Maka dari itu dinamakanlah

analisis wacana. Sebuah kalimat bisa terungkap bukan hanya karena ada orang

yang membentuknya denga motivasi atau kepentingan subjek tertentu. Terlepas

dari apa pun motivasi atau kepentingan oranag ini, kalimat yang ditukarnya

tidaklah dapat dimanipulasi. Kalimta itu hanya dibentuk dan hanya akan

bermakna sela ia tunduk pada sejumlah ―aturan‖ gramatika yang berbeda diliar

kendaaaali sipembuat kalimat. Aturan-aturan kebahasaan tidak terbentuk secara

individual. Sebab bahasa selalu menjadi milik bersama di ruang publik5

Istilah wacana sekarang ini dipakai sebagai terjemahan dari perkataan bahasa

Inggris yakni discourse. Kata discourse berasa dari bahsa latin yang berarti lari

kian kemari. Yang jugabisa siartikan komunikasi denga pikiran. Dengan kata-

kata: ekspresi ide-ide atau gagasan, koversasi, atau percakapan.

Ismail Muhaimin mengartikan wacana sebagai ―Kemampuan untuk maju

(dalam pembahasaan) yang terartur dan semestinya,‖ dan komunikasi buah

3 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: PT. LKiS

Pelangi Aksara, 2008), h, 1. 4 Abdul Rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malanga: Bayu Media), h. 4.

5 Abdul Rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malanga: Bayu Media), h. 9.

 

Page 28: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

16

pikiran, baik lisan maupun tulisan yang resmi dan teratur‖.6 Jika definisi dipakai

sebagai pegangan, maka dengan sendirinya semua tulisan yang teratur atau logis

adalah wacana. Karena itu, sebuah wacana harus punya dua unsur penting yakni

kesatuan dan kepaduan.

Sebuah tulisan adalah sebuah wacana, tetapi apa yang dinamakan wacana itu

tidak perlu sesuatu yang tertulis seperti diterangkan dalam kamus Websters:

Sebuah pidatopun adalah wacana juga. Jadi, wacana dikenal lisan dan tertulis.

Istilah wacana dipergunakan untuk mencakup bukan hanya percakapan atau

obrolan. Tetapi juga pembicaraan di muka umum, tulisan, serta upaya formal

seperti laporan ilmiah dan sadiwara atau lakon.

Dalam pengertian yang lebih sederhana, wacana berarti cara objek atau ide

yang diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan

pemahaman tertentu yang tersebar luas.7

Diskursus atau analisis wacana merupakan sebuah tindakan sosial yang di

dalamnya terdapat dialog yang bersufat sosial. Artinya pernyataan yang dibuat ,

kata-kata yang sigunakan bergantung di mana dan pada keadaan apa pernyataan

itu dibuat, kata-kata yang digunakan bergantung bagaimana dan pada keadaan apa

pernyataan itu dibuat. Dengan kata lain, analisis wacana dibentuk secara sosial

dan secara historis, akibatnya akan terdapat diskursus yang berbeda-beda

tergantung institusi dan praktek sosial yang membentuknya, dan dengan posisi

siapa yang berbicara serta ditunjukkan kepada siapa.

Dengan memperhatikan kenyataan bahwa diskursus tidak pernah netral, maka

implikasi penelitian dengan analisis diskursus berguna untuk menyibak

permasalahan ketidakseimbangan yang terjadi dalam masyarakat

(ketidakseimbangan yang mendasar tentang kelas, memaksakan

ketidakseimbangan dalam hal, ras, gender dan religi).8

1. Model Analisis Wacana Teun A. Van Dijk

Analisis wacana model Teun A. Van Djik sama seperti dengan analisis

wacana model lain, seperti model Roger Fowler dan kawan-kawan, model Theo

6 Abdul Rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malanga: Bayu Media), h 10.

7 Abdul Rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malanga: Bayu Media), h. 21

8 M. Antonious, ed., Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta:

Gitanyali, 2006), h. 65.

 

Page 29: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

17

van Leeuwen, model Sara Mills, dan model Norman Fairclough, yang meneliti

sebuah teks dan dihubungkan pada konteks sosial. Analisis wacana model Teun

A. Van Djik merupakan model analisis yang banyak digunakan pada sebuah

penelitian karena Van Djik telah menggabungkan beberapa elemen wacana,

sehingga sangat praktis digunakan dan cocok untuk meneliti berbagai wacana.

Analisis wacana model Van Djik meneliti bagaimana sebuah teks diproduksi.

Menurut Van Djik, teks memiliki arti dalam sebuah struktur masyarakat. Bukan

hanya sisi teks saja yang perlu diteliti, tapi bagaimana kesadaran pembuat teks

dalam memahami konteks sosial yang ada. Dengan analisis ini akan terlihat

bagaimana wartawan menggambarkan nilai-nilai yang ada di masyarakat melalui

kesadarannya, dan digunakannya dalam membuat teks.Selain itu, dalam analisis

wacana ini juga meneliti bagaimana sebuah konteks sosial berkembang di

masyarakat.9

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis wacana model

Teun A. Van Djik meneliti beberapa dimensi atau bangunan dalam melihat sebuah

wacana, yaitu meneliti dimensi struktur teks, dimensi kognisi sosial yang

merupakan kesadaran dari wartawan, dan dimensi konteks sosial yang

berkembang dalam masyarakat. Berikut skema penelitian model Van Djik beserta

penjelasannya:

Tabel 2.1 1 Struktur Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Djik 10

Struktur Wacana Hal Yang Diamati

Teks

Menganalisis bagaimana

starategi wacana yang

digunakan untuk

menggambarkan seseorang atau

peristiwa tertentu. Bagaimana

strategi tekstual dipakai untuk

memarjinalkan suatu kelompok,

gagasan atau peristiwa tertentu.

Critical Linguistik

9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2005),

h. 222. 10

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2005),

h. 275.

 

Page 30: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

18

Kognisis Sosial

Menganalisis bagaimana

kognisis penulis dalam

memahami seseorang atau

peristiwa tertentu yang akan

ditulis

Wawancara Mendalam

Konteks Sosial

Menganalisis bagaimana

wacana yang berkembang

dalam masyarakat, proses

produksi dan reproduksi

seeorang atau peristiwa

digambarkan

Studi Pustaka, Penelusuran,

Sejarah dan Wawancara

Sumber : Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media,

(Yogyakarta: LKiS, 2005), h. 275.

a. Teks

Melalui berbagai karyanya, Van Dijk membuat analisis wacana yang dapat

didayagunakan. Ia melihat bagian teks suatu wacana terdiri atas berbagai

struktur/tingkatan, yang masing-masing bagian saling mendukung. Van Dijk

membaginya ke dalam tiga tingkatan:

1) Struktur Makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang

dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini

bukan hanya isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

2) Superstruktur adalah kerangka suatu teks: Bagaimana struktur dan elemen

wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

3) Struktur mikro adalah makna wacana yang dapat diamati dengan

menganalisis kata, kalimat, preposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai

dan sebagainya.

Struktur wacana yang dikemukakan Van Dijk ini dapat digambarkan sebagai

berikut:11

Tabel 2.2 Elemen Wacana Teun A. Van Djik

Struktur Wacana Hal Yang Diamati Elemen

Struktur Makro Tematik

(Apa yang dikatakan?) Topik

Superstruktur Skematik

(bagaimana pendapat

disusun dan dirangkai?)

Skema

Struktur Mikro

Semantik

(Makna yang ingin

ditekankan dalam teks

berita)

Latar, maksud detail,

peranggapan,

nominalisasi

11

Alex Sobur, Analisis Teks Madia (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 74.

 

Page 31: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

19

Struktur Mikro

Sintaksis

(Bagaimana pendapat

disampaikan?)

Bentuk, kalimat,

koherensi, kata ganti

Struktur Mikro Stalistik

(Pilihan kata apa yang

dipakai)

Leksikon

Struktur Mikro

Retoris

(Bagaimana dan dengan

cara apa penekanan

dilakukan?)

Grafis, Metafora,

Ekspresi

Sumber : Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2005),

h. 228-229.

Dalam pandangan Van Dijk segala teks bisa dianalisis dengan

menggunakan elemen tersebut. Meski terdiri dari beberapa elemen. Semua elemen

itu merupakan suatu kesatuan, saling berhubungan, dan mendukung satu sama

lainnya.

Untuk memperoleh gambaran ihwal elemen-elemen struktur wacana tersebut,

berikut adalah sekedar penjelasan singkat mengenai elemen-elemen tersebut:

1. Struktur Makro (Tematik)

Secara harfiah tema berarti ‖sesuatu yang telah diuraikan‖, atau ‖sesuatu yang

telah ditempatkan‖. Kata ini berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti

‘meletakkan‘. Dilihat dari sudut sebuah tulisan yang telah selesai. tema adalah

suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui tulisan.

Sebuah tema bukan merupakan hasil dari seperangkat elemen yang spesifik,

melainkan wujud-wujud kesatuan yang dapat kita lihat di dalam teks atau bagi

cara-cara yang kita lalui agar beraneka kode dapat terkumpul dan koheren.

Tematisasi merupakan proses pengaturan tekstual yang diharapakan pembaca

sedemikian sehingga dia dapat memberikan perhatian pada bagian-bagian

terpenting dari isi teks, yaitu tema.

Tema sebuah wacana akan tampak dalam pengembangan wacana. Tema pun

akan memandu alur pengembangan sebuah wacana lisan maupun tulisan.12

Kata tema kerap disandingkan dengan topik. Kata topik berasal dari bahasa

Yunani topoi yang berarti tempat. Topik secara teoritis dapat digambarkan

sebagai dalili (preposisi), sebagai bagian dari informasi penting dari suatu

12

ID Parera, Teori Semantik Erlangga (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 233

 

Page 32: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

20

wacana dan memainkan peranan penting sebagai pembentuk kesadaran sosial.

Tematik juga sering disebut sebagai tema atau topik.13

Teun A. Van Dijk mendefinisikan topik sebagai struktur makro dari suatu

wacana. Dari topik, kita bisa mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh

komunikator dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat

dapat diamati pada struktur makro suatu wacana.

Topik ini jika kita menggunakan kerangka Van Dijk, dalam teks akan

didukung oleh beberapa subopik. Masing-masing subtopik ini mendukung,

memperkuat, bahkan membentuk topik utama.14

2. Superstruktur (Skematik)

Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan

sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks

disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Skematik merupakan

strategi penulis dalam mengemas pesannya dengan memberikan tekanan bagian

mana yang didahulukan, dan bagian mana yang diakhirkan.

Struktur Skematik atau Superstruktur menggambarkan bentuk umum dari

suatu teks. Bentuk wacana umum itu disusun dengan sejumlah kategori atau

pembagian umum seperti pendahuluan, isi, kesimpulan, pemecahan masalah,

penutup dan sebagainya. Skematik mungkin merupakan strategi dari komunikator

untuk mendukung makna umum dengan memberikan sejumlah alasan pendukung.

Apakah informasi penting disampaikan di awal, atau pada kesimpulan

bergantung kepada makna yang didistribusikan dalam wacana. Dengan kata lain,

struktur skematik memberikan tekanan: bagian mana yang didahulukan, dan

bagian mana yang bisa dikemudiankan sebagai strategi untuk menyembunyikan

informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menempatkan

bagian penting di bagian akhir agar terkesan kurang menonjol.

Menurut Van Dijk, arti penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk

mendukung tema/topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun

bagian-bagian tertentu dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan

tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai

13

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 229. 14

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik,

dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2009), h.. 76.

 

Page 33: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

21

strategi untuk menyembunyikan informasi penting.15

Yang penting dalam analisis wacana adalah makna yang ditunjukkan oleh

struktur teks. Dalam studi linguistik konvensional, makna kata dihubungkan

dengan arti yang terdapat dalam kamus, sedangkan dalam analisis wacana, makna

kata adalah praktik yang ingin dikomunikasikan sebagai suatu strategi.

3. Struktur Mikro

a) Semantik

Semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu, sema dari kata benda, yang berarti

tanda atau lambang.16

Dalam pengertian umum semantik adalah disiplin ilmu

bahasa yang menelaah makna satuan lingual, baik makna leksikal, maupun makna

gramatikal. Makna leksikal adalah makna unit semantik yang terkecil yang

disebut leksem, sedangkan makna gramatikal adalah makna yang berbentuk dari

penggabungan satuan-satuan kebahasaan.

Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai makna lokal (local

meaning) yakni makna yang muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan

antar proposal yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks.

Analisis wacana banyak memusatkan perhatian pada dimensi teks seperti makna

yang eksplisit ataupun implisit, makna yang sengaja disembunyikan dan

bagaimana orang menulis atau berbicara mengenai hal itu. Dengan kata lain,

semantik tidak hanya mendefinisikan bagian mana yang penting dari struktur

wacana, tetapi juga menggiring ke arah sisi tertentu dari suatu peristiwa.17

Semantik digunakan untuk menggambarkan diri sendiri/kelompok sendiri

secara positif, sebaliknya menggambarkan pihak lain secara negatif.

Berikut ini, elemen-elemen yang berpengaruh dalam semantik:

1. Latar

Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti)

yang ingin ditampilkan. Latar merupakan elemen wacana yang dapat menjadi

alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Latar merupakan

15

Alex Sobur, Analisis Teks Madia : : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2009), h. 78. 16

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 1989), h.

3. 17

Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 1989), h.

80

 

Page 34: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

22

bagian dari berita atau pun skenario film yang dapat mempengaruhi semantik

(arti) yang ingin ditampilkan. Seorang penulis skenario ketika menulis skenario

(script) biasanya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar

yang dipilih menentukkan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa.

Latar dapat menjadi alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks.

Oleh karena itu, latar teks merupakan elemen yang berguna karena dapat

membongkar apa maksud yang ingin disampaikan oleh pembuat teks. Kadang

maksud atau isi utama tidak dibeberkan dalam teks, tetapi dengan melihat latar

apa yang ditampilkan dan bagaimana latar tersebut disajikan, kita bisa

menganalisis apa maksud tersembunyi yang ingin dikemukakan oleh pembuat

teks sesungguhnya.18

2. Detil

Detil merupakan strategi bagaimana pembuat teks mengekspresikan sikapnya

dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh penulis

skenario tidak selalu disampaikan secara terbuka, tapi dari pihak mana yang

dikembangkan dan diceritakan dengan detil yang besar. Pada elemen detil akan

diketahui efek apa dari penguraian detail terhadap pemahaman dan pemakanaan

khalayak

Elemen wacana detil berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan seseorang. Komunikator/pembuat berita/penulis scenario akan

menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra

yang baik. Informasi yang menguntungkan komunikator, bukan hanya

ditampilkan secara berlebih tetapi juga dengan detil yang lengkap, kalau perlu

dengan data-data, dan panjang lebar, yang merupakan penonjolan yang dilakukan

secara sengaja untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak.19

Detil yang

lengkap dan panjang lebar merupakan penonjolan yang dilakukan secara sengaja

untuk menciptakan citra tertentu kepada khalayak.

3. Maksud

Elemen yang dimaksud ialah melihat apakah teks itu disampaikan secara

eksplisit ataukah tidak, apakah fakta disajikan secara telanjang ataukah tidak.

18

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 237. 19

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 238.

 

Page 35: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

23

Umumnya, informasi yang menguntungkan komunikator/pembuat teks akan

diuraikan secara eksplisit dan jelas, sebaliknya informasi yang merugikan akan

diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi, tujuan akhirnya adalah

kepada publik, hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator.

Informasi yang menguntungkan disajikan secara jelas, dengan kata-kata yang

tegas, dan menunjuk langsung pada fakta. Sementara itu, informasi yang

merugikan disajikan dengan kata tersamar dan berbelit-belit. Dengan semantik

tertentu, seorang komunikator dapat menyampaikan secara implisit informasi atau

fakta yang merugikan dirinya, sebaiknya secara eksplisit akan menguraikan

informasi yang menguntungkan dirinya.

b) Sintaksis

Sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana

untuk untuk menggabungkan kata menjadi kalimat. Sintaksis juga merupakan

bagian dari tata bahasa yang membicarakan sruktur frase dan kalimat.20

Secara

etimologis, kata sintaksis berasal dari kata Yunani (sun ‘dengan‘ + tattein=

‘menempatkan‘). Jadi, kata sintaksis secara etimologis berarti

menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.

Ramlan mengatakan, ‖Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa

yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase‖.21

Strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan secara

negatif, dapat dilakukan dengan menggunakan sintaksis (kalimat) pada pemakaian

kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik, pemakaian

kalimat aktif atau pasif, peletakkan anak kalimat, pemakaian kalimat yang

kompleks dan sebagainya.

Salah satu strategi pada level semantik ini diantaranya dengan pemakaian:

1. Koherensi

Koherensi adalah pengaturan secara rapih kenyataan dan gagasan, fakta dan

ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami pesan yang

dikandungnya. Koherensi digunakan untuk menghubungkan informasi antar

20

Hery Guntur Tarigan, Pengajaran Sintaksis (Bandung: Angkasa, 1984), h. 51. 21

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik,

dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2009), h. 80.

 

Page 36: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

24

kalimat dalam wacana.22

Dalam analisis wacana, koherensi adalah pertalian atau jalinan antar kata,

preposisi atau kalimat. Dua buah kalimat atau preposisi yang menggambarkan

fakta yang berbeda dapat dihubungkan dengan memakai koherensi, sehingga fakta

yang tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika

komunikator menghubungkannya.23

Koherensi merupakan elemen wacana untuk melihat bagaimana seorang

secara strategis menggunakan wacana untuk menjelaskan suatu fakta atau

peristiwa. Apakah peristiwa itu dipandang saling terpisah, berhubungan, atau

malah sebab akibat. Pilihan-pilihan mana yang diambil ditentukan oleh sejauh

mana kapan kepentingan komunikator terhadap peristiwa tersebut.

Koherensi dapat ditampilkan melalui hubungan sebab akibat, bisa juga disebut

penjelas. Koherensi ini secara mudah dapat diamati, diantaranya dari kata

hubungan yang dipakai untuk menghubungkan fakta/preposisi. Kata hubung yang

dipakai (dan, akibat, tetapi, lalu, karena, meskipun) menyebabkan makna yang

berlainan ketika hendak menghubungkan preposisi.

2. Kata Ganti

Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan

menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai

oleh komunikator untuk menunjukan di mana posisi seseorang dalam wacana.24

Kata ganti adalah suatu gejala universal bahwa dalam berbahasa sebuah kata

yang mengacu kepada manusia, benda, atau hal, tidak akan dipergunakan berulang

kali dalam sebuah konteks yang sama. Pengulangan kata yang sama tanpa suatu

tujuan yang jelas akan menimbulkan rasa yang kurang enak. Pengulangan hanya

diperkenankan kalau kata itu dipentingkan atau mendapat penekanan.25

3. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berfikir

22

Abdul Rani, Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang: Batu Media, 2004), h. 3. 23

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik,

dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2009), h. 81. 24

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 253. 25

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik,

dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2009), h. 82.

 

Page 37: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

25

logis, yaitu prinsip kausalitas.26

Bentuk kalimat ini menentukan apakah subjek

diekspresikan secara eksplisit atau implisit dalam teks. Kalimat aktif umumnya

digunakan agar seorang menjadi subjek dari tanggapannya, sebaliknya kalimat

pasif menempatkan seseorang sebagai objek. Seseorang juga dapat ditampilkan di

akhir, tetapi bisa juga ditempatkan di awal.27

Struktur kalimat bisa dibuat aktif,

bisa juga dibuat pasif, tetapi umumnya pokok yang dipandang penting selalu

ditempatkan di awal kalimat. Semua struktur kalimat tersebut adalah benar,

tetapi semua variasi menunjukan pada tingkatan mana ynag ditonjolkan, mana

yang difokuskan, bagian mana yang difokuskan dengan kata- kata khusus, frase,

atau anak kalimat yang secara langsung mempengaruhi makna kata secara

keseluruhan.

Bentuk lain adalah bagaimana proposisi-preposisi diatur dalam suatu

rangkaian kalimat. Proposisi mana yang ditempatkan di awal kalimat, dan mana

yang di akhir kalimat. Penempatan itu dapat mempengaruhi makna yang timbul

karena akan menunjukkan bagian mana yang lebih ditonjolkan kepada khalayak.28

c) Stalistik

Pusat perhatian stalistika adalah style, yaitu cara yang digunakan seorang

pembicara atau penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan

bahasa sebagai sarana.

Apa yang disebut gaya bahasa itu sesungguhnya terdapat dalam segala ragam

bahasa: ragam lisan dan ragam tulis, ragam sastra dan ragam non sastra, karena

gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang

tertentu untuk maksud tertentu. Akan tetapi secara tradisional gaya bahasa selalu

ditautkan dengan teks sastra, khususnya teks secara tertulis.29

d) Retoris

Strategi dalam level retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika

seseorang berbicara atau menulis. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan

berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan kepada

26

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 251. 27

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 252. 28

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik,

dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2009), h. 81. 29

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik,

dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya, 2009), h. 82.

 

Page 38: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

26

khalayak.

Pemakaian retoris diantaranya dengan menggunakan gaya repetisi

(pengulangan), aliterasi (pemakaian kata-kata yang permulaannya sama bunyinya

seperti sajak), sebagai suatu strategi untuk menarik perhatian, atau untuk

menekankan sisi tertentu agar diperhatikan oleh khalayak. Bentuk gaya retoris

lain adalah ejekan (ironi).

Tujuan retoris adalah melebihkan sesuatu yang positif mengenai diri sendiri

dan melebihkan keburukan pihak lawan. Strategis retoris juga muncul dalam

bentuk interaksi, yakni bagaimana pembicara menempatkan/memposisikan

dirinya di antara khalayak.30

b. Kognisi Sosial

Metode analisis model Teun A. Van Djik menawarkan suatu analisis yang

disebut kognisi sosial. Selain menganalisis sebuah struktur teks, kita juga harus

meneliti bagaimana teks tersebut diproduksi, yaitu dengan melakukan penelitian

atas kesadaran mental wartawan dalam memandang peristiwa yang diangkat pada

sebuah teks (Eriyanto, 2001:260).

Dengan menggunakan analisis kognisi sosial wartawan, maka akan

terpecahkan kenapa struktur teks dalam berita bisa seperti itu, sesungguhnya

struktur teks yang penuh makna tersebut merupakan karya seseorang wartawan

yang memiliki kesadaran, Eriyanto mengatakan bahwa wartawan bukan individu

yang netral, tetapi memiliki nilai, pengalaman, dan pengaruh ideologi yang

didapat dari kehidupannya.

Maka, struktur teks yang dibuat beberapa wartawan hasilnya tidak akan sama,

karena teks bukan sekedar menyusun kata menjadi kalimat, kalimat menjadi

sebuah paraghraf. Setiap orang memiliki nilai, pengalaman, dan pengaruh ideologi

yang berbeda. Hal ini terjadi karena masing-masing daerah memiliki nilai, dan

ideologi yang tidak sama, sehingga setiap orang akan berbeda dalam memahami

suatu realitas. Begitupun seorang wartawan, akan menghasilkan teks berita

berdasarkan kesadaran yang diperoleh dari pengalan hidup pribadi.

Kognisi sosial menjadi bagian yang penting dan tidak terpisahkan untuk

memahami teks wacana. Oleh karena itu, dibutuhkan peneliti atas kognisi dari

30

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 258.

 

Page 39: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

27

wartawan yang memproduksi teks wacana tersebut. Adapun cara pencarian data

dengan melakukan proses wawancara mendalam pada narasumber yang berkaitan,

terutama penulis teks wacana.

c. Konteks Sosial

Salah satu cara dari analisis wacana adalah meneliti sebuah wacana yang

terkonstruksi dalam masyarakat. Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat

bagaimana sebuah makna tersebar dan dianut bersama dalam masyarakat.31

Dalam

hal ini yang diteliti adalah keberadaan sebuah peristiwa yang telah terjadi di

lingkungan masyarakat, yang mana peristiwa tersebut digunakan wartawan untuk

dijadikan sebagai bahan beritanya.

Van Djik dalam Eriyanto mengatakan, ada dua poin penting dalam

menganalisis mengenai masyarakat, yaitu kekuasaan, dan akses.

Kekuasaan dilihat sebagai alat kontrol yang dimiliki kelompok dominan yang

mempengaruhi cara pandang, seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan.

Dengan memiliki uang, status, dan pengetahuan, umumnya akan memperoleh

suatu kekuasaan.

Dengan kekuasaan, maka kelompok dominan akan leluasa dalam membuat

keputusan karena kedudukannya yang tinggi dan merasa berhak untuk

mengeluarkan suara atas kepentingannya, yang suara kelompok minoritas akan

terkalahkan oleh suara kelompok dominan. Dalam media massa, orang yang

diwawancarai dan mendapatkan porsi yang besar dalam berita merupakan orang

yang memiliki kedudukan tinggi dan pengetahuan yang lebih bidang yang

ditekuninya.

B. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adala salah satu metode pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek

sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Studi dokumentasi merupakan salah

satu cara yang dapat dialkukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran

dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang

31

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 271.

 

Page 40: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

28

ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.32

Dokumen tersebut

di antaranya ialah:

1. Dokumen Pribadi

Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis

tentang tindakan, pengalaman, dan kepecayaan. Tujuan dari studi dokumen

pribadi adalah untuk memperoleh sudut pandang orisinal dari kejadian atau situasi

nyata yang pernah dialami subjek secara langsung disertai dengan situasi sosial

yang melingkupinya dan bagaimana subjek mengartikan kejadian dan situasi

tersebut.33

2. Dokumen Resmi

Dokumen resmi dapat dibagi dalam dua kategori yakni dokumen internal dan

eksternal. Dokumen internal dapat berupa catatan, seperti memo, pengumuman,

instruksi, aturan suatu lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil notulensi rapat

keputusan pimpinan, dan lain sebagainya. Dokumens eksternal dapat berupa

bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial seperti majalah,

koran, buletin, surat pernyataan, dan lain sebagainya.

Dokumen resmi dipandang mampu memberikan gambaran mengenai aktivitas,

keterlibatan individu pada suatu komunitas tertentu dalam setting sosial. Selain

itu, perjalanan karir, jabatan, dan tanggung jawab yang pernah diterima oleh

individu tertentu mampu memberikan gambaran kepribadian dan karakter dari

orang tersebut.34

C. Media Massa

1. Pengertian dan Fungsi Media Massa

Media ialah agen memilih sumber berita. Media massa atau Mass Media

adalah saluran-saluran atau cara berbagi pesan-pesan massa. Media massa dapat

berupa surat kabar, video, CD-ROM, computer, TV, radio, dan sebagainya.

Sumber berita tidak memilih kepada khalayak, karena dengan posisinya sebagai

32

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Salemba

Humanika, 2010), h. 143 33

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Salemba

Humanika, 2010), h.144. 34

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Salemba

Humanika, 2010), h. 146.

 

Page 41: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

29

menyampaikan pendapatannya kepada khalayak, karena dengan posisinya sebagai

agen, juga memilih dan menentukan siapa yang berhak dan dalam kapasitas apa

seseorang berperan sebagai sumber berita. Pekerjaan media pada dasarnya adalah

pekerjaan yang berhubungan dengan pembentukan realitas. Pada dasarnya,

realitas bukan sesuatu yang tersedia, yang tinggal ambil oleh wartawan.

Sebaliknya, semua pekerjaan jurnalis pada dasarnya adalah agen. Bagaimana

peristiwa yang acak, kompleks, itu disusun sedemikian rupa sehingga membentuk

suatu berita.35

Fungsi media massa secara universal di antaranya, yaitu: 1) To Inform,

(menginformasi), 2) To Educate (Mendidik), 3) To Entertain (Menghibur), dan 4)

To Influence (Mempengaruhi). Dengan penjelasan sebagai berikut 1) To Inform,

(menginformasi), penyampaian informasi yang berkaitan dengan peristiwa,

gagasan, atau pikiran orang lain yang bersifat informative, 2) To Educate

(Mendidik), media sebagai sarana pendidikan massa (mass education) media

membuat informasi baik berupa tulisan atau visual yang mengandung

pengetahuan apabila pesannya dapat menambah pengembangan intelektual,

sehingga masyarakat bertambah ilmu pengetahuan mauapun wawasannya. 3) To

Entertain (Menghibur), memeberikan pesan yang bisa menghilangkan ketegangan

pikiran masyarakat dalam bentuk berita, ceritap pendek, cerita bersambutng, cerita

bergambar, sinetron, drama, musik, dan lainnya. 4) To Influence (Mempengaruhi),

fungsi mempengaruhi pendapat, pikiran, bahkan perilaku masyarakat inbilah yang

merupakan hal peling penting dalam kehidupan masyarakar. Karena itulah, media

yang memiliki kemandirian (Independent) akan mampu bersuara dan berpendapat,

dan bebas melakukan pengawasan social (Sosial control).36

Manusia membutuhkan komunikasi sebagai jembatan yang mampu mencegah

dan menghilangkan konflik antar pribadi, antar kelompok, antar suku, antar

bangsa dan antar ras, serta membina persatuan dan kesatuan umat manusia.37

Salah satu fungsi penting dalam komunikasi bagi masyarakat yaitu, kebutuhan

35

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LkiS, 2002), h. 27. 36

Diah Wardhani, Media Relation. Sarana Membangun Reputasi Organisasi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 25. 37

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2003), h. 27.

 

Page 42: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

30

untuk mendapatkan informasi. Fungsi memberikan informasi diartikan bahwa

media massa menyebarkan informasi kepada khalayak. Khalayak selalu haus akan

informasi tentang segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Semakin

berkembangnya teknologi saat ini pun, telah memberikan kontribusi besar dalam

penyebaran informasi. Komunikasi media massa semakin canggih dan kompleks

serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa ke masa.38

Di dalam pandangan kaum konstruksionis, media dilihat bukan sebagai

saluran bebas seperti yang dipandang oleh kaum positivis. Media ialah subjek

yang mengonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan

pemihakkannya. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang

mendefinisikan realitas. Dalam hal ini digambarkan, bagaimana media memahami

dan memaknai sebuah realitas dan dengan cara apa realitas itu dibingkai oleh

media.

Bingkai media diperlihatkan melalui konsepsi dan skema interpretasi wartawan

dalam menyusun, mengisahkan, menulis, dan menekankan fakta dari suatu

peristiwa tertentu. Setiap berita memiliki bingkai yang menjadi pusat ide. Apa

saja tersaji dalam berita yang kita baca setiap hari adalah produk dari

pembentukan realitas media.

Realitas pada media tidak serta melahirkan berita, melainkan melalui proses

interaksi antar penulis berita (wartawan) dengan fakta. Terjadi proses dialektika

antara apa yang dipikirkan dan apa yang dilihat oleh wartawan sehingga isi berita

merupakan realitas yang telah mengalami proses konstruksi kembali. Pembuatan

berita pada dasaranya merupakan proses penyusunan atau konstruksi kumpulan

realitas sehingga menimbulkan wacana yang bermakna. Media massa sudah

menyelimuti setiap aspek kehidupan manusia hingga saat ini. Dapat dikatakan, tak

seorang pun yang dapat menghindarkan diri dari terpaan berita yang disajikan

media massa. Karena sifat dan faktanya, pekerjaan media massa yaitu

menceritakan peristiwa sehingga kesibukan utama media massa ialah

mengonstruksikan berbagai realitas yang akan disampaikan kepada khalayak.39

Berita yang kita baca bukan hanya menggambarkan realitas, bukan hanya

38

Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2007), h. 3. 39

Ibnu Hamas, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta: Granit, 2004), h.

 

Page 43: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

31

menunjukkan pendapat sumber berita, tetapi juga konstruksi dari media itu

sendiri. Lewat berbagai instrument yang dimilikinya, media ikut membentuk

realitas yang tersaji dalam pemberitaan.

Selain dibentuk dalam berbagai jenis, berita pun disajikan dengan konstruksi

tertentu. Adapun unsur-unsur yang menjadi konstruksi berita adalah.40

a. Headline (judul berita)

Headline dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek. Tapi cukup memberitahukan

persoalan pokok peristiwa yang diberitakan.

b. Lead (teras berita)

Lead merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari peristiwa yang

dilaporkannya.

c. Body (kelengkapan atau kejelasan berita)

Body adalah penjelasan secara rinci dan dapat melengkapi serta memperjelas fakta

atau data yang disuguhkan dalam lead tadi.

2. Media Cetak

Media cetak adalah proses menghasilkan tulisan dalam berbagai macam

dan aneka bentuk sesuai dengan maksud dan tujuannya. Dalam proses produksi

tersebut terjadi komunikasi antar manusia, sehingga media cetak tidak hanya

sebatas alat saja, tetapi juga memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi massa.41

Media cetak tergolong jenis media massa yang paling populer. Media cetak

merupakan media komunikasi yang bersifat tertulis atau tercetak. Jenis media

cetak yang beredar di masyarakat sangat beragam. Secara garis besar, media

cetak dapat diklasifikasikan menjadi surat kabar, tabloid dan majalah.42

Sejak awal perubuhannya hingga saat ini, media cetak telah mengalami

berbagai perubahan yang amat besar. Dari sisi perwajahannya, spesifikasi

bahasanya, kualitas pesan dan lain sebagainya semua telah berubah dengan

40

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik

(Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), h. 115-130. 41

R. Masri Sareb Putra, Media Cetak Bagaimana Merancang dan Memroduksi (Jakarta:

Graha Ilmu, 2007), h.6. 42

Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pnegantar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.40.

 

Page 44: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

32

perubahan masyarakat dan kemajuan teknologi pendukungnya.43

Peran media cetak sangatlah penting, sehingga sulit dibayangkan negara-

bangsa (nation-state) modern bisa hadir tanpa keberadaannya. Selama berabad-

abad media cetak menjadi satu-satunya alat pertukaran dan penyebaran

informasi, gagasan dan hiburan, yang sekarang ini dilayani oleh aneka media

komunikasi. Selain menjadi alat utama menjangkau publik, media cetak juga

menjadi sarana utama untuk mempertemukan para pembeli dan penjual.44

1. Surat Kabar

Surat kabar adalah media komunikasi yang berisi informasi aktual dari

berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, kriminal, budaya, seni,

olahraga dan sebagainya. Surat kabar merupakan media massa tertua sebelum

ditemukan film, radio, dan televisi. Surat kabar lebih menitik beratkan pada

penyebaran informasi (fakta atau peristiwa) agar diketahui publik.45

Menurut Onong Uchjana Effendy surat kabar adalah lembaran tercetak

yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat, dengan ciri-ciri terbit secara

periodik, bersifat umum, isinya termasa atau aktual, mengenai apa saja dan

dari mana saja di seluruh dunia yang mengandung nilai untuk diketahui khalayak

pembaca.46

Sementara itu, Kurniawan Junaedhi mengemukakan surat kabar adalah

sebutan untuk penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak,

berupa lembaran berisi berita-berita, karangan-karangan, dan iklan. Surat kabar

diterbitkan secara berkala serta diedarkan secara umum. Isi dari surat kabar pun

harus aktual dan harus bersifat universal. Maksudnya, pemberitaannya harus

bersangkut paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan.

Menurut jenisnya surat kabar dibagi menjadi berkala harian dan surat kabar

berkala mingguan. Surat kabar juga dapat digolongkan menjadi surat kabar

khusus dan surat kabar umum. Surat kabar khusus adalah surat kabar yang

membawakan suara partai politik atau menjadi terompet partai politik yang

43

Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik (Ciputat: Logos

Wacana Ilmu, 1999), h.88. 44

William L.Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana, 2003), h.17. 45

Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h.40. 46

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), h.241.

 

Page 45: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

33

disokongnya, sedangkan surat kabar umum adalah surat kabar yang tidak

membawakan suara partai, atau golongan tertentu dalam masyarakat. Isi

pembertaannya pun tidak mewakili suara partai atau golongan tertentu.47

Menjelang abad ke-20, dunia persuratkabaran mampu meraih kredibilitas

yang lebih baik melalui pembentukan suatu organisasi profesional. Pada

awal abad ini, pengaruh individu dalam pers semakin rontok dan berubah

menjadi bentuk perusahaan semakin besar. Secara bertahap perubahan itu terjadi

hingga surat kabar tumbuh membentuk press association yang cukup besar. Di

sini, kelangsungan pers ditunjang pula oleh kekuatan ekonomi yang terus berpacu

mengikuti perkembangan zaman.

Sekian tahun lalu, keberadaan surat kabar dianggap segera berakhir. Kalaupun

surat kabar dapat bertahan setelah adanya televisi, dapat dinilai surat kabar

tidak akan banyak berpengaruh terhadap khalayak. Pandangan ini memiliki alasan

karena banyak surat kabar di kota-kota besar terpaksa gulung tikar. Namun sejak

tahun 1970, koran terbukti mampu bertahan meskipun prosesnya memang tidak

mudah. Sekalipun surat kabar gagal bertahan, surat kabar yang mampu

menyajikan pelayanan baru, khususnya di daerah pinggiran kota berhasil

menyelamatkan diri. Pada awal tahun 1970-an, volume aneka koran yang

beredar naik pesat dibandingkan sepuluh tahun lalu.48

2. Karakteristik Surat Kabar

Dalam buku Dasar-dasar Jurnalistik karya Hoeta Soehoed, Karl Batwizh

mengemukakan terdapat lima karakteristik dari surat kabar yaitu:49

a) Publisitas : Surat kabar diterbitkan untuk publik dan masyarakat

umum.

b) Periodisitas : Surat kabar terbit pada waktu yang telah ditentukan

sebelumya. Periode terbit, jarak dan waktu antara dua terbitan bersifat

tetap dan teratur.

c) Aktualitas : Isi dari surat kabar aktual, belum pernah dimuat

sebelumnya.

d) Universalitas : Isi dari surat kabar tidak mengenai satu persoalan saja.

e) Kontinuitas : Isi dari surat kabar berkesinambungan.

47

Kurniawan Junaedhi, Ensiklopedia Pers Indonesia (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1991), h.257. 48

William L.Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana, 2003), h.20. 49

Hoeta Soehoed, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP,

2003), h.11.

 

Page 46: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

34

3. Spesifikasi Surat Kabar

Surat kabar dapat diklasifikasikan berdasarkan frekuensi penerbitan, sirkulasi,

format isi, dan kelas sosial pembacanya. Sebagai berikut penjelasan singkatnya:50

a) Frekuensi Pemberitaan : Surat kabar dibedakan menjadi dua, yaitu surat

kabar harian dan surat kabar mingguan.

b) Sirkulasi : Surat kabar adalah media komunikasi massa yang

menjangkau khalayak regional, nasional, maupun lokal.

c) Format isi : format sebuah surat kabar harus disusaikan dengan rubrik-

rubrik yang ada di dalamnya.

Kelas sosial budaya: berdasarkan kelas sosial pembacanya, surat kabar

dibedakan menjadi dua jenis yaitu High Brow Newspaper dan Boulevard

Newspaper. High BrowNewspaper adalah surat kabar untuk golongan menengah

sampai golongan atas, sedangkan Boulevard Newspaper adalah surat kabar untuk

golongan menengah sampai golongan bawah.

3. Pengertian Berita

Belum ada definisi berita secara universal. Untuk memperkuat penyajian

atas peristiwa apa yang sedang kita pantau dan bagaimana menyajikannya,

reporter pencari berita harus mempunyai definisi sendiri mengenai lingkup

pekerjaannya.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, berita adalah cerita atau keterangan

mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Menurut Dean Lyle Spencer

berita adalah suatu kejadian nyata yang dapat menarik perhatian sebagaian dari

pembaca. Adapula pengertian berita menurut William S Maulsby yaitu suatu

penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta- fakta yang mempunya

arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian para pembaca surat

kabar.51

Dalam buku Here‟s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita

didefinisikan sebagai informasi tentang kejadian yang baru, penting, dan

bermakna (significant), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan

dan layak dinikmati oleh mereka. Definisi berita tersebut mengandung unsur-

50

Kasali Rhenald,Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti), 1992, h.101. 51

Imam Suhirman, Menjadi Jurnalis Masa Depan (Bandung: Dimensi Publisher, 2005),

h.1

 

Page 47: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

35

unsur Baru dan penting, Bermakna dan berpengaruh, Menyangkut hidup orang

banyak, Relevan dan menarik.52

Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping

opini (views). Tidak ada rumusan tunggal mengenai pengertian berita.

Bahkan, menurut Earl English dan Clarence Hach News is difficult to be

define, because it involves many variable factors. Berita sulit didefinisikan,

sebab ia mencakup banyak faktor variable.

Sedangkan Romli mendefinisikan berita sebagai laporan peristiwa yang

memiliki nilai berita. Nilai berita yaitu aktual, faktual, penting dan menarik.53

Selain itu, Hoeta Soehoet mengemukakan definisi berita sebagai berikut:54

1. Berita adalah keterangan menganai sebuah peristiwa atau isi pernyataan

manusia.

2. Berita bagi seseorang adalah keterangan mengenai peristiwa/isi pernyataan

manusia yang perlu untuk mewujudkan filsafat hidupnya

3. Berita bagi surat kabar adalah keterangan mengenai peristiwa/isi

pernyataan yang diperlukan bagi pembacanya untuk mewujudkan filsafat

hidupnya.

Namun demikian, banyak pakar komunikasi mencoba merumuskan definisi

berita, dengan penekanan yang berbeda terhadap unsur yang dikandung

sebuah berita. Nothclife seorang pakar komunikasi Inggris menekankan

pengertian berita pada unsur ―keanehan‖ atau ketidaklaziman, sehingga menarik

perhatian dan rasa ingin tahu.

Sementara itu, Micthel V. Charnley mengemukakan pengertian berita yang

lebih lengkap dan layak dijadikan acuan. Ia mengatakan, berita adalah laporan

tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, serta

menyangkut kepentingan mereka.

Dari pengertian tersebut, kita melihat terdapat empat unsur yang harus

dipenuhi oleh sebuah berita sekaligus menjadi karakteristik utama sebuah

berita dapat dipublikasikan di media massa. Berita memiliki empat unsur

yaitu cepat, nyata, penting dan menarik. Keempat unsur ini yang dikenal

52

Helena Olii, Berita dan Informasi (Jakarta: Indeks, 2007), h.25. 53

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),

h.133. 54

Hoeta Soehoed, Dasar-dasar Jurnalistik, h.23.

 

Page 48: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

36

dengan nilai-nilai berita.55

Berita dapat dibedakan dari beberapa segi yakni segi sifat kejadian, cakupan

isi, dan bentuk penyajian. Dari ketiga faktor tersebut masih dapat diklasifikasikan

kembali. Dilihat dari segi sifat kejadiannya berita dibedakan antara berita yang

terduga, seperti perayaan hari nasional, dan berita tak terduga seperti ledakan

bom, kebakaran, kecelakaan lalu lintas dan semacamnya. Jika dilihat dari segi

cakupan isinya, berita terbagi pada berita politik, ekonomi, kebudayaan,

pendidikan, hukum, seni, agama, kriminal, militer, olahraga, ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan sebagainya. Berita juga dapat dibedakan

dari bentuk penyajiannya seperti berita langsung (spotnews), berita komprehensif

(comprehensive news) dan feature.

4. Komposisi Berita

Berita dalam surat kabar memiliki komposisi yang membangun berita

tersebut. Komposisi dalam berita terdiri dari judul berita, teras berita (lead),

tubuh berita (isi berita) dan penutup berita. Berita yang baik haruslah

memiliki empat komposisi tersebut.

Judul berita merupakan hal yang penting dalam berita karena judul mewakili

isi berita itu sendiri. Judul yang baik akan menarik perhatian khalayak

pembaca. Setiap media memiliki aturan dan prisinsip tersendiri dalam

menulis judul berita. Kekhasan prinsip dalam merumuskan judul berita itu

yang akan membuat media bersangkutan dapat diterima oleh pasar dengan baik

atau tidak. Koran-koran nasional lazimnya cenderung akan merumuskan judul-

judul beritanya secara standar.56

Dalam suatu berita, judul dimaksudkan untuk mempromosikan berita tersebut.

Biasanya judul dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menimbulkan dan

meningkatkan keinginan khalayak untuk membaca berita tersebut. Selain untuk

mempromosikan berita, judul berfungsi sebagai cara memperkenalkan isi berita

kepada khalayak pembaca.

Selanjutnya adalah teras berita atau lead. Teras berita adalah paragraf pertama

55

Asep Syamsul M Romli, Jurnalistik Praktis (Bandung: Rosda, 2005), h.3-6. 56

Kunjana Rahardi, Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media (Depok: Gramata

Publishing, 2010), h.134.

 

Page 49: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

37

yang memuat fakta atau informasi terpenting dari keseluruhan berita.57

Teras

berita berisi bagian berita yang paling mendapat perhatian dalam penulisan berita

karena teras berita merupakan pintu gerbang yang mengantarkan pada isi, atau

sebagai jembatan antara judul dan isi.58

Kekuatan berita terletak pada lead. Jika leadnya bagus, maka khalayak

akan terus membaca. Selain itu lead merupakan laporan singkat yang bersifat

klimaks dari peristiwa yang dilaporkannya. Agar memenuhi rasa ingin tahu

pembacanya secara cepat, lead disusun sedemikian rupa yang dirumuskan sebagai

5W+1H (What, Who, When, Where, Why, dan How). Dengan demikian baik

pembaca, pendengar, ataupun penonton akan segera tahu mengenai persoalan

pokok dari sebuah peristiwa yang dilaporkannya.59

Setelah lead atau teras berita, terdapat pula tubuh berita atau isi berita. Tubuh

berita merupakan bagian isi berita yang berda setelah judul, baris tanggal dan

teras berita. Tubuh berita berisi paparan lengkap mengenai fakta sebuah peristiwa,

pernyataan, atau pendapat. Biasanya isi berita berupa penjelasan lebih terperinci

dari lead.

Setelah isi berita, terdapat penutup berita. Penutup berita merupakan bagian

akhir dari struktur penulisan berita yang berperan penting. Akhir kalimat dalam

struktur penulisan berita merupakan penguat tulisan yang bersanding dengan

judul, lead, dan body keseluruhan laporan.60

D. Radikalisme

1. Definisi Radikalisme

Radikalisme merupakan suatu paham yang mengkehendaki adanya perubahan,

pergantian, dan penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke

akarnya. Bila mana perlu menggunakan cara-cara kekerasan. Radikalisme

menginginkan adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua

aspek kehidupan masyarakat. Kaum radikal beranggapan bahwa rencana yang

57

Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2006),h.126. 58

Suhaemi, Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009), h.41-44 59

Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Otganisasi, Produk, & Kode Etik

(Jakarta:Yayasan Nuansa Cendikia, 2004), h.120. 60

Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.119.

 

Page 50: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

38

dugunakan adalah rencana-rencana yang paling ideal. Tentu saja melakukan

perubahan (pembaruan) merupakan hal yang wajar dilakukan bahkan harus

dilakukan demi menuju masa depan yang lebih baik. Namun perubahan yang

sifatnya revolusioner seringkali lebih banyak ‖memakan korban‖ sementara

keberhasilannya tidak sebanding. Oleh karena itu, sebagian ilmuan sosial

menyarankan perubahan dilakukan secara perlahan-lahan tetapi berkelanjutan dan

sistematis, ketimbang revolusioner tetapi tergesa-gesa.

Terkait dengan radikalisme, hal ini seringkali beralaskan pemahaman sempit

agama yang berujung pada aksi teror bom tumbuh bersama sistem. Sikap ekstrem

ini berkembang biak di tangah-tengah panggung yang mempertontonkan

kemiskinan, kesenjangan sosial, atau ketidakadilan. Pelaku elite politik yang tidak

akomodatif terhadap kepentingan rakyat dan hanya kelompok atau partainya

menjadi tempat persemaian subur bagi radikalisme. Karena itu memberangus

radikalisme tidak cukup hanya dengan menangkap dan menggiring para pelaku

teror ke pengadilan. Bahkan, hukuman mati tidak cukup untuk memadamkan

kobaran radikalisme.61

Dapat ditarik pengertian bahwa radikalisme Islam adalah sebuah gerakan

berbasis Islam yang dimaksudkan untuk melakukan perbaruan dalam masalah

sosial, politik, atau keagamaan, dilakukan dengan cara drastis, keras, dan tanpa

kompromi kepada pihak-pihak yang dianggap musuh, dengan satu prinsip bahwa

hanya Syariat Islam yang mampu mengatasinya sehingga pendirian Negara Islam

dan penerapan Syariat Islam menjadi ide perjuangannya.62

Menilik dari sejarahnya, gerakan fundamentalisme Islam ternyata bukan

hanya terjadi di Timur Tengah, tetapi juga di negara-nrgara lain yang

berpenduduk Islam, seperti Indonesia. Meskipun ada perbedaan kultural dan

mungkin juga pemahaman Islam, gerakan fundamentalisme Islam di negara-

negara ini seperti mempunyai tujuan yang sama. Solidaritas di antara gerakan-

gerakan Islam yang melihat umat Islam telah didominasi oleh kekuatan negara

atau kekuatan Internasional yang cenderung menyerang kredebilitas Islam,

61

Dr. Zuly Qodir, Radikalisme Agama di Indonesia, h. 116 - 117 62

Nurjannah, Faktor Pemicu Munculnya Radikalisme Islam Atas Nama Dakwah, (Jurnal

Dakwah, Vol. XIV, No. 2 Tahun 2003), h. 181.

 

Page 51: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

39

membuat mereka bangun dan berjuang dengan mengatas namakan Islam.63

Lahirnya kelompok-kelompok Islam garis keras atau radikal tidak bisa

dipisahkan dari latar belakang sosial dan cara pandang mereka. Paling tidak ada

dua sebab yang mendorong terjadinya perilaku radikal, pertama, para penganut

Islam garis keras mengalami semacam kekecewaan dan aliensi karena

―ketertinggalan‖ umat Islam terhadap kemajuan barat, akhirnya mereka

menggunakan kekerasan untuk menghalangi ofensif materialistik dan penetrasi

barat. Kedua, kemunculan kelompok-kelompok garis keras itu tidak terlepas dari

adanya pendangkalan agama dari kalangan umat Islam sendiri, khususnya

angkatan mudanya.

Pendangkalan itu terjadi karena mereka terpengaruh atau terlibat dalam

gerakan-gerakan Islam radikal atau garis keras yang umumnya terdiri dari mereka

yang berlatar belakang pendidikan eksakta dan ekonomi. Latar belakang seperti

itu menyebabkan fikiran mereka penuh dengan hitungan- hitungan matematik dan

ekonomis yang rasional dan tidak ada waktu untuk mengkaji Islam secara

mendalam. Mereka mencukupkan diri dengan interpretasi keagamaan yang

didasarkan pada pemahaman secara literal atau tekstual. Bacaan atau hafalan

mereka terhadap ayat-ayat suci al-Qur‘an dan Hadist dalam jumlah besar memang

mengagumkan. Akan tetapi, pemahaman mereka terhadap substansi ajaran Islam

lemah karena tanpa mempelajari pelbagai penafsiran yang ada, kaidah-kaidah

ushul fiqh, maupun variasi pemahaman terhadap teks-teks yang ada.64

2. Motif Radikalisme

kecendrungan terjadinya terorisme adalah akibat adanya tekanan social atau

tekanan lain yang berkaitan dengan berbagai kepentingan. Namun demikian tidak

jarang bahwa terjadinya terorisme itu uga diakibatkan oleh adanya bentuk-bentuk

penyimpangan perilaku dari pelakunya.

Jika dilihat dari cara yang dialkuakan dalam menteror, terdapat teror fisik

dengan menggunakn alat-alat tertentu dengan sasaran jasmani melalui

pembunuhan, penganiayaan, dan sejenisnya. Selain itu terdapat juga peneroran

63

Endang Turmudi & Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia,(Jakarta, LIPI

Press, 2005), h. 105. 64

Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda dan Islam Kita: “Agama Masyarakat

Negara Demokrasi”, (Jakarta: The Wahid Institute, 2006), h. xxvi.

 

Page 52: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

40

melalui mental seseorang dangan cara meneror mental tanpa harus menyakiti

jasmani korban.65

3. Meluasnya Radikalisme

Melihat dari jumlahnya, gerakan keagamaan Islam ini telah muncul secara

endemic di masa reformasi. Hal ini bisa dimaklumi karena masa reformasilah

gerakam – gerakan Islam ini bisa secara bebas muncul dan menyuarakan ide-ide

dan kepentingan mereka. Meskipun isu yang dikemukakan hamper sama dengan

yang dikemukankan oleh gerakan-gerakan Islam di zaman Orde Baaru, seperti

dalam masalah penerapan syariat Islam atau mendirikan negara Islam., apa yang

disuarakan oleh gerakan Islam di masa reformasi kelihatan lebih tegas. Mereka

tidak merasa takut untuk mengatakan bahwa mereka ingin menerapkan syariat

Islam atau bahkan mendirikan negara Islam. Selain itu, apa yang berkaitan dengan

gerakan-gerakan Islam ini adalah bahwa mereka ternyata sudah menyaipkan

berbagai konsep yang berkaitan dengan berbagai isu penting dilihat dari sisi

Islam.

Dengan kenyataan seperti itu, reformasi politik di Indonesia sebenarnya telah

ikut mendorong lahirnya kelompok atau gerakan Islam dengan karakter ini

tertopang olleh situasi kebebasan yang diberikan oleh reformasi. Pada sisi lain,

harapan meraka yang berkembang sejak kebangkitan Islam tidak tersalurkan

secara proporsional di samping adanya tantangan baru yang mengancam Islam

sebagai agama.66

E. Konsep Terorisme

Teror mengandung arti penggunaan kekerasan, untuk menciptkan atau

mengondisikan sebuah iklim ketakutan di dalam kelompok masyarakat yang luas,

dibandingkan hanya jatuhnya korban kekerasan. Dalam perkembangannya lalu

muncul suatu konsep yang memberi pengertian bahwa terorisme adalah cara atau

teknik intimidasi dengan sasaran sistematik, demi suatu kepentingan politik

tertentu. Hendropriyono dalam Bukunya yang berjudul Terorisme: Fundamentalis

Kristen, Yahusi, dan Islam mengutip pendapat Whittaker tentang beberapa

65

Budi Gunawan, Terorisme: Mitos dan Konspirasi (Jakarta: Forum Media Utama,

2006), h. 8-10 66

Endang Turmudi & Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta, LIPI

Press, 2005), h. 120=121.

 

Page 53: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

41

pengertian terorisme antara lain menurut Walter Reich yang menyatakan, bahwa

terorisme adalah suatu strategi kekerasan yang dirancang untuk meningkatkan

hasil-hasil yang diinginkan, dengan cara menanamkan ketakutan di kalangan

masyarakat umum. Terorisme adalah penggunaan atau ancaman penggunaan

kekerasan yang bertujuan untuk mencapai terjadinya perubahan politik.

Beberapa pengertian lain yang dikutip dari FBI, terorisme adalah penggunaan

kekuatan atau kekerasan secara di luar hukum terhadap manusia dan harta benda

untuk menakut-nakuti suatu pemerintahan, penduduk sipil, atau bagian dari

mereka dengan sasaran lebih lanjut adalah hal yang menyangkut politik atau

sosial.

Dari suatu forum diskusi antara para akademisi, profesional, pakar, pengamat

politik, dan diplomat tertentu, yang diadakan di kantor Menteri Koordinator

Politik dan Keamanan pada tanggal 15 September 2001, menyimpulkan

pengertian terorisme, sebagai berikut: ―Terorisme dapat diartikan sebagai tindakan

kekerasan yang dilakukan sekelompok orang (ekstremis, suku bangsa) sebagai

jalan terakhir untuk memperoleh keadilan, yang tidak dapat dicapai melalui

saluran resmi atau jalur hukum.‖67

Negara Barat bahkan menuliskan pengertian terorisme secara resmi melalui

undang-undang negara, yang merupakan payung hukum untuk diterjemahkan

kedalam berbagai strategi operasional masing-masing dalam kegiatan-kegiatan

antiterorisme. Amerika Serikat telah mendefinisikan terorisme menurut Kode

Kriminal Federal (Chapter 113B of Part I of Title 18 of the United States Code,

tentang terorisme dan daftar tindakan kriminal yang berhubungan dengan

terorisme). Pada Section 2331 of Chapter 113b, terorisme didefinisikan sebagai

‗kegiatan-kegiatan yang melibatkan kekerasan atau aksi-aksi yang mengancam

kehidupan, yang merupakan pelanggaran terhadap undang-undang kriminal

Amerika Serikat atau negara manapun dan yang terjadi karena keinginan untuk (i)

menakut-nakuti atau memaksa penduduk sipil; (ii) mempengaruhi kebijakan

pemerintah dengan intimidasi atau paksaan, atau (iii) memberikan dampak

terhadap langkah suatu pemerintah dengan cara perusakan massal, pembunuhan

atau penculikan; dan terjadi pada mulanya di dalam jurisdiksi teritorial Amerika

67

A. M. Hendropriyono, Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam, (Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara, 2009), h. 26

 

Page 54: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

42

Serikat atau terjadi pada mulanya di luar jurisdiksi teritorial Amerika Serikat‘.

Inggris mendefinisikan terorisme dalam Terrorism Act 2000, sebagai

penggunaan ancaman yang dirancang untuk memperngaruhi pemerintah atau

menakut-nakuti masyarakat umum atau kelompok masyarakat dan penggunaan

ancaman yang dilakukan untuk kepentingan pengembangan suatu kepentingan

yang bersifat politik, agama atau ideologi yang melibatkan kekerasan secara nyata

(serius) terhadap manusia, melibatkan perbuatan yang merusak harta benda,

membahayakan kehidupan manusia selain dirinya sendiri dan menimbulkan suatu

akibat nyata terhadap kesehatan atau keamanan masyarakat umum atau kelompok

masyarakat atau dicancang secara nyata (serius) untuk mengganggu.

Pengertian tentang terorisme dapat dirangkum dari hasil kajian filsafat analitis

bahasa. Sebagai suatu metode berpikir yang radikal (mendalam) dan bersifat

netral, filsafat analitis bahasa tidak memberikan penafsiran tentang realitas dan

tidak ikut campur dalam penggunaan bahasa.

Penerapan verification principle untuk menguji apakah suatu pernyataan itu

dapat dikatakan sebagai bermakna atau tidak, merupakan suatu cara yang

bertentangan dengan prinsip metafisika. Hal tersebut berarti, bahwa analitika

bahasa tidak akan meneliti terorisme dari sisi historis, ideologis ataupun

penafsiran teologisnya. Analisis bahasa hanya melakukan verification (verifikasi)

terhadap ungkapan-ungkapan dari pihak Osama bin Laden, yang mencerminkan

pemikirannya tentang realitas dunia dan mengapa dia melakukan terorisme.68

Dari verifikasi tersebut ditemukan letak ketidakterakturan pemikiran Osama

bin Laden. Tugas filsafat adalah melakukan kritik terhadap kekeliruan-kekeliruan

yang terjadi, bukan untuk menemukan kebenaran-kebenaran yang terdapat pada

ungkapan-ungkapan mereka yang selama ini tidak perlu lagi mendapatkan kritik.

Jika konsep analitis diterapkan di sini, maka secara filosofis pengertian

terorisme dapat ditemukan melalui dua pendekatan: 1. Dari segi keseluruhan yang

lebih besar, yang di dalamnya terdapat bagian eksistensi terorisme. 2. Dari segi

bagian-bagian yang menyusun suatu kesatuan yang lebih besar, yang merupakan

eksistensi terorisme.

Secara sistematik kedua pendekatan tersebut digunakan sebagai kerangka

68

A. M. Hendropriyono, Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam, (Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara, 2009), h. 33.

 

Page 55: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

43

penelitian filosofis agar dapat menjawab pertanyaan yang sederhana tentang

esensi makna dari terorisme.

Pendekatan pertama, terorisme merupakan suatu ide tentang tindak kekerasan

atau ancaman kekerasan. Terorisme dalam konteks ini merupakan bagian dari

suatu wacana besar tentang ilmu perang, seperti perang terbatas maupun perang

total, perang terbuka maupun clandestine campaign (kampanye tertutup,

klandestin, gerakan bawah tanah) serta filsafat perang. Pendekatan kedua,

terorisme merupakan suatu konsep yang tersusun dari prinsip:

1) Ketidakteraturan pikiran dan masalah dalam kepribadian manusia.

2) Psikologi massa (public), baik publik yang ketakutan maupun publik

yang menaruh simpati buta.

Pelembagaan terhadap penghalalan segala cara dan penggalangan opini publik

inilah yang merupakan eksistensi terorisme. Terorisme merupakan suatu realitas

dan realitas di dunia tersebut diwujudkan dalam bahasa, yang merupakan

ungkapan pemikiran dari seseorang yang hidup dalam kemajemukan

lingkungannya. Bahasa dalam terorisme digunakan sebagai ungkapan pemikiran

Osama bin Laden dan George Walker Bush di dalam refleksinya menghadapi

realitas. Suatu konsep dinyatakan dalam bentuk ungkapan dan ungkapan

pemikiran adalah suatu bahasa. Ekspresi dalam terorisme menggunakan bahasa

yang menjadi masuk akal, karena digunakan manusia untuk menyampaikan pesan

mereka kepada manusia lain.69

Pelaku terorisme bukan hanya perorangan atau jaringan seperti Al Qaeda,

tetapi juga termasuk negara. Tindak kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan

mereka baik secara fisik ataupun psikologis, berlaku terhadap siapa saja tanpa

batasan atau tidak terkecuali, baik terkait ataupun tidak terkait dengan hal yang

sedang dipermasalahkan. Keberhasilan atau kegagalan terorisme tergantung

kepada opini publik yang terbentuk untuk mendukung eksistensinya.

Kebutuhan dukungan publik yang dilontarkan oleh Osama bin Laden tampak

dari tindakan bahasa yang bertujuan untuk mempengaruhi dapat dilihat dari

kutipan sebagai berikut ―...the american people rose against their government‘s

war in Vietnam. They must do the same today. The american people should stop

69

A. M. Hendropriyono, Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam, (Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara, 2009), h. 35.

 

Page 56: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

44

the massacre... by their government.‖ (Rakyat Amerika dulu bangkit menentang

pemerintahannya dalam perang di Vietnam. Mereka harus melakukan hal yang

sama sekarang ini. Rakyat Amerika harus menghentikan pembunuhan yang

dilakukan oleh pemerintah mereka).

Dari ungkapan Osama bin Laden tersebut terlihat bahwa ia menginginkan

rakyat Amerika bergerak seperti yang terjadi di masa perang Vietnam dahulu,

sehingga membuat Amerika Serikat menderita kekalahan. Bahasa yang digunakan

Osama bin Laden merupakan bahasa orang yang mengharapkan sesuatu, dari

kenyataan yang pernah berlaku di Vietnam. Kenyataan hidup manusia berada

dalam satu keanekaragaman, sebagaimana dalam bahasa yang dijumpai sehari-

hari. Keanekaragaman yang dimaksud oleh Wittgenstein bukanlah bermacam-

macam bahasa seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa

Jepang, dan semacamnya, serta juga bukan bahasa kedokteran, bahasa sastra,

bahasa filsafat, dan semacamnya, melainkan keanekaragaman bahasa yang kita

jumpai dalam hidup sehari-hari.70

Menurut Wittgenstein bahwa permainan kata-kata itu meliputi bahasa perintah

untuk dipatuhi, bahasa lelucon atau komedi, bahasa pertanyaan, bahasa orang

berterima kasih, bahasa berdoa, bahasa orang memaki, dan sejenisnya. Setiap

ragam permainan bahasa itu mengandung aturan tertentu yang mencerminkan ciri

khas dari corak permainan bahasa yang bersangkutan. Sebagaimana seperti

biasanya dalam sebuah permainan, orang yang terlibat dalam permainan catur

misalnya, mempunyai aturan sendiri yang tidak sama dengan permainan sepak

bola, begitu pula halnya yang terjadi dalam tata permainan bahasa, masing-masing

mempunyai aturannya sendiri-sendiri. Tidak mungkin terhadapnya diberlakukan

aturan yang berlaku secara umum. Sebagai suatu relaitas kehidupan, terorisme

adalah ungkapan dari pemikiran atau perasaan para pelakunya sehingga

merupakan suatu bahasa, yang mempunyai aturan sendiri.

Tujuan para pelaku terorisme dan motivasinya di masa lalu beragam, yaitu

demi keuntungan ekonomi (gold), memperoleh gengsi sosial (glory), memaksakan

ideologi, penafsiran keyakinan atau eksploitasi agama, kebudayaan, hegemoni,

kekuasaan, dominasi kultural, atau pemaksaan konsep filsafat.

70

A. M. Hendropriyono, Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam, (Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara, 2009), h. 38.

 

Page 57: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

45

Terorisme tidak mempunyai nilai, karena nilai dalam aksiologi terdiri atas

etika (baik atau buruk), norma moral (salah atau benar), dan nilai estetika (elok

atau tidak elok). Bahasa dalam terorisme adalah bahasa universal, yang penilaian

terhadapnya juga bersifat universal. Oleh karena itu, nilai dari terorisme

ternegasikan secara penuh oleh jatuhnya korban manusia yang tidak bersalah.

Terorisme menggunakan suatu bahasa dalam mengungkapkan pikiran atau

keyakinan pihak pelaku yang menimbulkan panik dan ketakutan di kalangan

masyarakat luas. Caranya adalah melalui kekerasan ataupun ancaman kekerasan,

baik secara fisik ataupun psikis terhadap siapa saja tanpa terkecuali. Ketakutan

yang meluas itu diharapkan dapat menjadi suatu dukungan publik, untuk menekan

sasarannya. Bagi terorisme yang penting adalah mencapai tujuan, walaupun

dengan menghalalkan segala cara.

Dari pembahasan di atas, dapat diperoleh bagian dari sebuah pengertian

tentang terorisme, yaitu terorisme merupakan tindak kejahatan yang dilakukan

oleh pihak yang nilai kebenarannya terletak di dalam dirinya sendiri. Kebenaran

yang dimaksud adalah kebenaran dari sumber pengetahuan para teroris, seperti

halnya semua sumber pengetahuan juga bernilai pasti benar, jika saja alat-alat

penerapan mereka bekerja secara normal71

1. Islam tidak mengajarkan radikalisme dan terorisme

Meskipun kaum radikalis kontemporer banyak mengklaim keyakinan dan

tindakan mereka didasarkan pada agama, namun perlu dipahami bahwa agama

tidak mengajarkan radikalisme dan terorisme.

Memang benar kalua agama menganjurkan kita memmiliki pahan dan

keyakina secara radikal dalam arti memahami ajaran agama Islam dengan

mendalam sampai ke akar-akarnya. Akan tetapi agama tidak mengajarkan

radikalisme seperti pemaknaan yang berkembang seperti sekarang ini yang

cenderung negative memandang keyakinan, faham, dan caranya beragama yang

paling benar dan yang lain salah bahkan mungkar. Menegakkan keyakinan dan

paham serta cara-cara kekerasan bahkan melakukan teror (terorisme) dan

membolehkan pembunuhan yang menakutkan.

71

A. M. Hendropriyono, Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam, (Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara, 2009), h. 39.

 

Page 58: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

46

Sebelum menjelaskan bagaiman agama mengajarkan kedamaian, bukan

kekerasan dan kekacauan, kiranya perlu lebih dahulu dijelaskan bahwa Islam dan

agama besar manapun tidak dapat disangkutpautkan dengan radikalisme dan

terorisme. Sebagaiman dijelaskan dalam Oxford Encyclopedia of Modern Islamic

World bahwa:

Kaum muslim terlibat dalam terorisme pada xaman modern dan sebagaimana

keterlibatan Yahudi dan Kristen dalam terorisme. Mereka kadang memakai

agama sebagai pembenaran.72

Lebih jauh dikatakan bahwa ―Tidak ada sangkut paunya terorisme dengan Islam

dan agama besar manapun.‖

a. Terorisme Bukan dari Islam

Adalah suatu kenyataan bahwa –sehubungan dengan isu terorisme— u mat

Islam seringkali berada dalam posisi tersudutkan. Hal ini tejadi selain

disebabkan kekacauan dalam melihat Islam –dalam arti normative denga

Islam dalam arti rasional pemikiran hasil pemikiran ahli dan ulama serta

islam dalam arti sosiologis empiric, perilaku orang yang menganut

Islam—juga karena nama Islam sering dicata untuk tindakan-tindakan

teror.73

Selain karena para teroris mengambila nama Islam, gambaran citra buruk

mengenai Islam, khususnya umat Islam di Timur Tengah terus

dihubungkan denga terorisme. Bahkan Juliet Lodge secara eksplitis

mengumukakan tanggapan bahwa Capitanchik yang menggunakan kata

“Islamic Terorrism”, yang meskipun menggunakan tanda petik tetapi

nuansanya tetap aterlihat kentara,

Namun perlu disadari bahwa Islam sama sekali menolak tindakan-tindakan

teror, apalagi terorisme. Dari makna generiknya saj kedua istilah itu

bertolak belakang, kalua terorisme meiliki muatan ancaman kekerasan

yang menimbulkan ketakutan, kebencian, bahkan pembunuhan, maka

Islam bermakna keselamatan, penyerahan diri, dan kecintaan kepada

72

Richard Norton, Terorism, dalam John L. Esposito (Ed) The Oxford Encyclepodia of

The modern Islamic World, (1995) 73

Lihat Syahrin harahap, Metoodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuludin,

(Jakarta Rajawali Press, 2002)

 

Page 59: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

47

Tuhan. Kecintaan kepada tuhan berarti kecintaan pada sesame, dan

dambaan terhadap situasi masyarakat yang tanpa kekacauan.

Dalam perspektif ini memang sangat tidak layak jika Islam disudutkan

dengan alasan prilaku kekerasan, termasuk image kekerasan dalam

penyebarannya, sehingga Islam di-image-kan sebagai ‗agama pedang‘.74

F. Kerangka Berpikir

12 Oktober 2002, bom mengguncang Bali. Dua bom meledak dalam kurun

waktu yang hampir bersamaan, tidak kurang 200 jiwa tewas seketika. 5 Agustus

2003, kembali bom meledak di kawasan Hotel JW Marriot Mega Kuningan

Jakarta. 9 September 2004, terjadi lagi ledakan dahsyat di Kedubes Australia.

Bom bunuh diri terjadi 12 Mei 2018, menyasar kantor kepolisian di Surabaya.

Miris pelaku turut menyertakan istri serta anaknya dalam melancarkan aksi teror

ini.

Inilah beberapa peristiwa terorisme yang pernah terjadi di Indonesia.

Akibatnya ratusan orang telah meregang nyawa sia-sia. Sampai saat ini tak ada

seorang pun yang bisa menjawab, kapan aksi keji ini akan berakhir. Kejahatan

yang mengancam hak asasi manusia ini menuai berbagai kecaman di kalangan

masyarakat. Tak ada satupun yang menghendaki aksi teror seperti itu melanda

bumi pertiwi.

Padahal bukan tidak mungkin melalui peran media massa penyebaran

radikalisme yang menjadi cikal bakal terbentuknya jaringan teroris bisa

diantisipasi keberadaannya. Media di sini berfungsi menjaga nilai-nilai kelompok

dan mengontrol bagaimana nilai-nilai kelompok itu dijalankan. Media massa

dilihat sebagai media diskusi antara pihak-pihak dengan ideologi dan kepentingan

yang berbeda-beda.75

Pada dasarnya pekerjaan media adalah pekerjaan yang berhubungan dengan

pembentukan realitas. Pada dasarnya, realitas bukan sesuatu yang tersedia, yang

tinggal ambil oleh wartawan. Sebaliknya, semua pekerjaan jurnalis pada dasarnya

adalah agen. Bagaimana peristiwa yang acak, kompleks, itu disusun sedemikian

74

Prof. Dr. Syahrin Harahap, M.A, Upaya Kolektif Mencegah Radikalisme & Terorisme,

(Depok, SIRAJA, 2017). h. 29-33. 75

William L.Rivers, Media Massa & Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana, 2003), h.17.

 

Page 60: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

48

rupa sehingga membentuk suatu berita.76

Dalam menyikapi isu radikalisme, dapat dikatakan bahwa radikalisme Islam

merupakan sebuah proses politik yang mengancam dunia (Islam maupun non

Islam) sebagai sebuah gerakan politik keagamaan. Radikalisme memang bukan

fenomena Islam saja, tetapi fenomena global yang melanda dunia ketika kondisi

dunia dianggap tidak sesuai dengan apa yang menjadi gagasannya. Itulah gagasan

tentang ―dunia Idaman‖ di masa lampau, dengan menjadikan apa-apa yang terjadi,

dan ada sekarang dianggap tidak sesuai dengan ajaran kitabiah sehingga harus di

rombak.77

Selama ini, peran serta masyarakat hanya dilihat dalam konteks yang sempit,

artinya manusia cukup dipandang sebagai tenaga kasar untuk mengurangi biaya

pembangunan. Dengan kondisi ini, partisipasi masyarakat "terbatas" pada

implementasi dan penerapan program. Masyarakat tidak dikembangkan dayanya

menjadi kreatif dari dalam dirinya dan harus menerima keputusan yang sudah

diambil "pihak luar". Akhirnya, partisipasi menjadi bentuk yang pasif dan tidak

memiliki "kesadaran kritis".78

Hanya saja mereka para teroris selalu saja berhasil mendoktrin oknum

masyarakat dengan paham-paham radikal yang dimilikinya. Parahnya lagi banyak

dari penganut pahan radikal ini merupakan orang yang memiliki pendidikan tinggi

dan wawasan yang luas. Hal tersebut seringkali membuat kita bertanya-tanya

bagaimana paham radikal ini bisa begitu massif tersebar di masyarakat.

Atas dasar itu mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai

peran media melawan paham radikalisme di Indonesia. Terlebih media massa

memiliki peran sebagai kontrol sosial. Karena peranannya inilah wadah potensial

untuk mengangkat, mebuat, bahkan menggiring opini ke arah yang lebih baik.

76

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta:

LkiS, 2002), h. 27. 77

Qodir. Dr. Zuly, Radikalisme Agama di Indonesia, h. 38. 78

Nasdian. Fredian Tonny, Pengembangan Masyarakat , h. 90

 

Page 61: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

49

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Sumber : Data Primer Peneliti 2019

MASYARAKAT Minimnya pengetahuan tentang

radikalisme membuat masyarakat mudah terpapar paham radikalisme

Hingga akhirnya tergabung dalam organisasi berpaham radikal

MEDIA Media memiliki fumgsi hiburan,

informasi, edukasi, kontrol sosial

Mestinya media bisa mengcounter penyebaran paham radikal dengan terus mengedukasi

masyarakat

RADIKALISME Radikalisme menginginkan adanya perubahan secara total terhadap

suatu kondisi kehidupan masyarakat.

Pergerakan yang massif dan tersembunyi berujung pada aksi

terorisme

 

Page 62: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

50

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Profil dan Sejarah Harian Kompas

Pada mulanya berkisar antara tahun 1960-an Petrus Kanisius Ojong dan Jakob

Oetama bertemu dan membicarakan mengenai dilarang masuknya majalah luar

negeri ke Indonesia. Pada saat itu PK Ojong merupakan Pemimpin Redaksi Star

Weekly, sedangkan Jakob Oetama adalah Pemimpin Redaksi majalah Penabur.

Mereka bertemu dan memperbincangkan mengenai pembaca Indonesia yang

terkucil karena tidak ada majalah luar negeri yang diperkenankan masuk ke

Indonesia. Kemudian keduanya sepakat untuk membentuk sebuah terobosan yang

mendobrak isolasi tersebut dengan sebuah majalah bernama "Intisari". Intisari

adalah awal dari kerjasama PK. Ojong dengan Jakob Oetama. Disebut Sang

Pemula karena memang kemudian menjadi awal dari Kelompok Kompas

Gramedia (KKG).

Majalah Intisari terbit pada 7 Agustus 1963 dengan 22 artikel, hitam putih,

berukuran 14x17,5 cm, tebal 128 halaman, dan tanpa cover. Jakob Oetama

tercantum sebagai pemimpin redaksi, tetapi PK Ojong dan Adi Subrata tidak

tercantum sebagai pengasuh. Penjualan pertama teijual sebanyak 10.000

eksemplar.

Kemudian memasuki tahun 1965, suhu politik di Indonesia memanas akibat

adanya aksi dari Partai Komunis Indonesia yang melakukan kegiatan sepihak dan

menyuarakan dibentuknya angkatan kelima untuk menghadapi alat-alat kemanan

negara yang sah, yaitu ABRI. Menanggapi hal tersebut Panglima TNI AD Letjen

Ahmad Yani bersama Drs. Frans Seda, rekannya di kabinet, mencetuskan ide agar

dibentuknya koran untuk melawan pers komunis. Kemudian Frans Seda

menghubungi rekannya di Partai Katolik, Ignatius Josef Kasimodan rekannya di

Intisari PK Ojong dan Jakob Oetama. Mereka menggarap ide tersebut dan

mempersiapkan penerbitan. Pada awalnya, mereka memilih nama "Bentara

Rakyat" karena bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa yang

membela rakyat bukanlah PKI. Soekarno mendengar rencana penerbitan Koran

tersebut dan menyarankan agar diberi nama "Kompas" yang berarti sebagai

 

Page 63: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

51

pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau hutan rimba.

Maka jadilah Kompas sebagai nama Koran tersebut hingga saat ini, sementara

itu Bentara Rakyat dijadikan sebagai nama Yayasan Bentara Rakyat sebagai

penerbit Harian Kompas. Para pendiri Yayasan Bentara Rakyat adalah para

pemimpin organisasi Katolik seperti: Partai Katolik, Wanita Katolik, PMKRI, dan

PK Ojong. Pengurus yayasan terdiri dari Ketua: IJ Kasimo, Wakil Ketua: Drs.

Frans Seda, Penulis I: FC Palaunsuka, Penulis II: Jakob Oetama, dan Bendahara:

PK Ojong.

Walaupun mendapat dukungan dari berbagai pihak, proses ijin terbit tetap

mengalami kesulitan. Sejumlah syarat diungkapkan PKI dan kaki tangannya untuk

mempersulit terbitnya Kompas. Berbagai persyaratan dapat dilalui sampai

akhirnya hanya satu persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu dan menyuarakan

dibentuknya angkatan kelima untuk menghadapi alat-alat kemanan negara yang

sah, yaitu ABRI. Menanggapi hal tersebut Panglima TNI AD Letjen Ahmad Yani

bersama Drs. Frans Seda, rekannya di kabinet, mencetuskan ide agar dibentuknya

koran untuk melawan pers komunis.

Kemudian Frans Seda menghubungi rekannya di Partai Katolik, Ignatius Josef

Kasimodan rekannya di Intisari PK Ojong dan Jakob Oetama. Mereka menggarap

ide tersebut dan mempersiapkan penerbitan. Pada awalnya, mereka memilih nama

"Bentara Rakyat" karena bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa

yang membela rakyat bukanlah PKL Soekarno mendengar rencana penerbitan

Koran tersebut dan menyarankan agar diberi nama "Kompas" yang berarti sebagai

pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau hutan rimba. Maka jadilah

Kompas sebagai nama Koran tersebut hingga saat ini, sementara itu Bentara

Rakyat dijadikan sebagai nama Yayasan Bentara Rakyat sebagai penerbit Harian

Kompas. Para pendiri Yayasan Bentara Rakyat adalah para pemimpin organisasi

Katolik seperti: Partai Katolik, Wanita Katolik, PMKRI, dan PK Ojong. Pengurus

yayasan terdiri dari Ketua: IJ Kasimo, Wakil Ketua: Drs. Frans Seda, Penulis I:

FC Palaunsuka, Penulis II: Jakob Oetama, dan Bendahara: PK Ojong.

Walaupun mendapat dukungan dari berbagai pihak, proses ijin terbit tetap

mengalami kesulitan. Sejumlah syarat diungkapkan PKI dan kaki tangannya untuk

mempersulit terbitnya Kompas. Berbagai persyaratan dapat dilalui sampai

 

Page 64: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

52

akhirnya hanya satu persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu mengumpulkan bukti

adanya 3.000 calon pelanggan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut Frans Seda

berinisiatif mengumpulkan tanda tangan dari sejumlah anggota partai, guru-guru

sekolah, dan anggota-anggota Koperasi Kopra Primer di Kabupaten Ende Lio,

Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Flores Timur. Dalam waktu singkat, tanda

tangan dapat terkumpul dan ijin terbit pun berhasil didapat. Pers PKI yang

bereaksi keras terhadap Kompas pun mulai menghasut masyarakat dengan

mengartikan Kompas sebagai Komando Pastor.

Harian Kompas lahir pada tanggal 28 Juni 1965 dengan mengusung motto

"Amanat Hati Nurani Rakyat". Kompas pertama terbit dengan empat halaman

berisi sebelas berita luar negeri dan tujuh berita dalam negeri di halaman pertama.

Berita utama di halaman satu ketika itu beijudul "KAA Ditunda Empat Bulan". Di

halaman pertama pojok kiri atas tertulis nama Pemimpin Redaksi: Drs. Jakob

Oetama. Staf Redaksi: Drs. J. Adisubrata, Lie Hwat Nio SH, Marcel Beding, Th.

Susilastuti, Tan Soei Sing, J. Lambangdjaja, Tan Tik Hong, Th. Ponis Purba,

Tinon Prabawa, dan Eduard Liem.

Oplah Harian Kompas selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya sejak

dicetak di percetakan yang lebih baik. Dari yang semula hanya 4.800 eksemplar

menjadi 8.003 eksemplar. Pada 26 Juni 1967, oplah Kompas 30.650 eksemplar.

Setahun kemudian menjadi 44.400 eksemplar. Dua tahun kemudian penjualan

Kompas telah mencapai 80.412 eksemplar. Dari jumlah itu, sekitar 40% teijual di

Jakarta kurang lebih 31.000, selebihnya beredar di luar Jakarta. Setelah tahun

1980-an oplah Kompas mengalami perkembangan pesat hingga 600.000 pada

tahun 1986 selama sebulan. Sekarang rata-rata

500.000 eksemplar (Senin-Jumat), sekitar 600.000 di hari Sabtu-Minggu.

Oplah terbesar dicapai pada waktu ulang tahun Bung Karno ke 100 tahun dengan

oplah 750.000 eksemplar dalam edisi khusus.1

B. Visi dan Misi Harian Kompas

Moto "Amanat Hati Nurani Rakyat" di bawah logo Kompas menggambarkan

visi dan misi bagi disuarakannya hati nurani rakyat. Kompas ingin berkembang

sebagai institusi pers yang mengedepankan keterbukaan, meninggalkan

1 Company Profile, Harian Kompas

 

Page 65: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

53

pengkotakan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan. Ingin berkembang

sebagai "Indonesia Mini", karena Kompas sendiri adalah lembaga yang terbuka

dan kolektif. Ingin ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa. Kompas ingin

menempatkan kemanusiaan sebagai nilai tertinggi, mengarahkan fokus perhatian

dan tujuan pada nilai-nilai yang transenden atau mengatasi kepentingan

kelompok. Rumusan bakunya adalah "humanism transcendental". "Kata Hati

Mata Hati", pepatah yang kemudian ditemukan menegaskan semangat empati dan

compassion Kompas.

a) Visi Harian Kompas

―Menjadi Institusi Yang Memberikan Pencerahan Bagi Perkembangan

Masyarakat Indonesia Yang Demokratis Dan Bermartabat, Serta Menjunjung

Tinggi Asas Dan Nilai Kemanusiaan‖

Dalam kiprahnya di industri pers ―Visi Kompas‖ berpartisipasi membangun

masyarakat Indonesia baru berdasarkan Panca Sila melalui prinsip humanisme

transcendental (persatuan dalam perbedaan) dengan menghormati individu dan

masyarakat adil dan makmur. Secara lebih spesifik bisa diuraikan sebagai berikut:

1. Kompas adalah lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka.

2. Kompas tidak melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentubaik

politik, agama, sosial, atau golongan, ekonomi.

3. Kompas secara aktif membuka dialog dan berinteraksi positif dengan

segala kelompok.

4. Kompas adalah Koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan

cita-cita bangsa.

5. Kompas bersifat luas dan bebas dalam pandangan yang dikembangkan

tetapi selalu memperhatikan konteks struktur kemasyarakatan dan

pemerintahan yang menjadi lingkungan.

b) Misi Harian Kompas

―Mengantisipasi Dan Merespon Dinamika Masyarakat Secara Profesional,

Sekaligus Memberi Arah Perubahan (Trend Setter) Dengan Menyediakan Dan

Menyebarluaskan Informasi Terpercaya‖.

Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa, menjadi nomor satu dalam

semua usaha diantara usaha-usaha lain yang sejenis dalam kelas yang sama. Hal

tersebut dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan kerja sama dengan

perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam lima sasaran operasional,

 

Page 66: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

54

yaitu:

1. Kompas memberikan informasi yang berkualitas dengan ciri: cepat,

cermat, utuh, dan selalu mengandung makna.

2. Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan

untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicerminkan dalam

gaya kompak, komunikatif dan kaya nuansa kehidupan dan kemanusiaan.

3. Kualitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai melalui upaya intelektual

yang penuh empati dengan pendekatan rasional, memahami jalan pikiran

dan argumentasi pihak lain, selalu berusaha mendudukan persoalan

dengan penuh pertimbangan tetapi tetap kritis dan teguh pada prinsip.

4. Berusaha menyebarkan informasi seluas-luasnya dengan meningkatkan

tiras.

5. Untuk dapat merealisasikan visi dan misi Kompas harus memperoleh

keuntungan dari usaha. Namun keutungan yang dicari bukan sekadar demi

keuntungan itu sendiri tetapi menunjang kehidupan layak bagi karyawan

dan pengembangan usaha sehingga mampu melaksanakan tanggung jawab

sosialnya sebagai perusahaan.2

C. Nilai-nilai Dasar Harian Kompas

Seluruh kegiatan dan keputusan harus berdasarkan dan mengikuti nilai- nilai

sebagai berikut:

a) Menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat dan

martabatnya.

b) Mengutamakan watak baik

c) Profesionalisme

d) Semangat kerja tim.

e) Berorientasi pada kepuasan konsumen (pembaca, pengiklan, mitra kerja –

penerima proses selanjutnya)

f) Tanggung jawab sosial.

g) Selanjutnya, kita bertingkah laku mengikuti nilai-nilai tersebut, dengan

begitu kita akan memberikan jasa yang memuaskan bagi pelanggan.3

D. Struktur Organisasi Harian Kompas

Kompas diterbitkan oleh PT. Kompas Media Nusantara. Perusahaan ini

dipimpin langsung oleh Jacob Oetama sebagai direktur utama. Dalam organisasi

ini, seperti penerbitan lain, terdapat tiga komponen utama yang menjadi tulang

punggung terbitnya Kompas, yakni Penerbit, Redaksi, dan Perusahaan. Pemimpin

umum dijabat oleh Jacoeb Oetama dan wakil pemimpin umum: S.T. Sularto,

Agung Adiprasetyo. Editoral Directorate : Rikard Bagun. Editor In Chief :

2 Disarikan dari dokumentasi Pusat Informasi Kompas (PIK) Litbang Kompas Gramedia.

3 Disarikan dari dokumentasi Pusat Informasi Kompas (PIK) Litbang Kompas Gramedia.

 

Page 67: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

55

Budiman Tanuredjo. Managing Editor : Mohammad Bakir. National Desk Editor :

Banu Astono. Presidential Bureau Editor : Suhartono. Politic & Law Desk Editor :

Marcelius Hernowo. Sunday Desl Editor : Indira Permanasari. Economic Desk

Editor : Andreas Maryoto. Sports Desk Editor : Adi Prinantyo. Metro Desk Editor

: Dahono Fitrianto. International Desk Editor : Johanes Waskita Utama. Science

& Technology Desk Editor : Gesit Ariyanto. Education & Culture Desk Editor :

Antonius Tomy Trinugroho. Article Desk Editor : Sri Hartati. Youth, Child, &

Lifestyle Desk Editor : Budi Suwama. Visual Desk Editor : Ignatius Danu

Kusworo. Multimedia Desk Editor : Nasru Alam Aziz. Community Desk Editor :

Nugroho Fery Yudho.4

E. Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi Kompas

PT. Kompas Media Nusantara adalah lembaga media massa, pemimpin

tertinggi adalah Pemimpin Umum, Pemimpin Umum dibantu oleh Wakil

Pemimpin Umum Bidang Non Bisnis dan Wakil Pemimpin Umum Bidang Bisnis,

lalu ada Pemimpin Redaksi yang bertanggung jawab bidang redaksi, dan

Pemimpin Perusahaan yang bertanggung jawab bidang bisnis. Dibawah Pemimpin

Redaksi ada Redaktur Pelaksana dan dibawahnya terdapat Kepala Desk, Kepala

Biro dan paling bawah adalah reporter. Di bidang isnis, dibawah Pemimpin

Perusahaan ada General Manajer Iklan dan General Sirkulasi, dan General

Manajer marketing comnmunication. Di antara dua bidang itu, ada bagian

Penelitian dan Pengembangan, Direktorat SDM-Umum, dan Teknologi Informasi.

Mereka sifatnya supporting dan dibawah supervisi Wakil Pemimpin Umum non

bisnis, sementara untuk Pemimpin Perusahaan disupervisi Wakil Pemimpin

Umum bidang bisnis.

Pembagian dalam Struktur Organisasi ini, dimaksudkan untuk memudahkan

pembagian sistem kerja.―Produk‖ Kompas yang dihasilkan itu merupakan hasil

kerja sinergis dari unit-unit yang ada dalam struktur organisasi. Produk kompas

adalah Koran dan berita. Adapun tahap manajemen produk itu adalah sebagai

berikut:

4 Disarikan dari dokumentasi Pusat Informasi Kompas (PIK) Litbang Kompas Gramedia.

 

Page 68: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

56

1. Bidang Redaksi

a. Perencanaan

Dilaksanakan rapat pagi dalam merencanakan berita yang akan dimuat,

berdasarkan:

1) Adanya undangan acara yang diterima Harian Kompas.

2) Peliputan berita yang ditetapkan di tiap-tiap desk.

3) Penetapan event tertentu, dimana dalam upaya pencarian berita

disesuaikan dengan aktualitas peristiwa yang terjadi.

b. Pengorganisasian

Redaktur mengkoordinasikan wartawan-wartawan untuk mencari dan menulis

berita sesuai dengan yang direncanakan dalam rapat pagi dan menunjuk

wartawannya untuk mengerjakan tugas-tugas pencarian berita tersebut.

c. Pelaksanaan

Dilaksanakan rapat sore untuk menetapkan berita yang akan dimuat dalam

surat kabar (dalam bentuk yang belum jadi) dan membuat head line berita.

Apabila data belum akurat maka akan ditambah atau dicari lagi. Setelah data

berita akurat, berita disunting oleh desk sunting. Setelah disetujui, kemudian akan

disunting dalam bentuk lay out Koran untuk dicetak. Dead line ditetapkan pukul

23.00. Percetakan dimulai pukul 01.00.Pencetakan sesuai dengan jumlah oplag.

d. Pengevaluasian

Dilakukan evaluasi ditiap-tiap desk/bidang redaktur, selain mengevaluasi

berdasarkan masukan dari pembaca yang menelepon atau mengirimkan fax/email.

Evaluasi akan dibahas pula dalam rapat Rabu (rapat minnguan) sebagai dasar

perencanaan yang juga akan dibahas dalam rapat pagi. Evaluasi dilihat dari segi:

1) Pencetakan susunan huruf dan kata-kata

2) Bentuk dan susunan berita pada setiap halaman

3) Isi beritanya

Sumber berita lain selain wartawan dari penulis-penulis dan berbagai kantor

berita. Kompas dikenal dengan keunggulan dari segi penulisan opini. Penulis

opini Kompas, misalnya : Kwik Kian Gie, Mudji Sutrisno, Arief Budiman,

Zuhairi Misrawi, Muhtadin AR, Aloysius Budi Nugroho, Herry Tjahjono dll.

Pembagian berita: berita daerah, berita luar negeri, berita dalam negeri, berita

 

Page 69: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

57

olahraga dll.

2. Direktorat SDM-Umum

Direktorat SDM-Umum dipimpin oleh seorang Direktur, dan dibawahnya ada

empat manajer yang memimpin bidang Umum, Penerimaan & Penempatan,

Remunerasi (Kesejahteraan). Pendidikan & Pelatihan.

a. Bidang Umum, berkewajiban menyediakan sarana & prasarana

untuk setiap karyawan, agar mendapatkan kenyamanan dalam

melakukan tugasnya. Ruang kerja yang memadai dan peralatan

kerja disediakan oleh perusahaan.

b. Bidang Penerimaan dan Penempatan, unit yang merekrut calon

karyawan dan menempatkan di unit sesuai dengan bidang dan

keahliannya. Perkembangan dari calon karyawan sampai pensiun

menjadi tanggung jawab dari bidang Penerimaan dan Penempatan.

c. Bidang Kesejahteran (Remunerasi), adalah unit yang mengurusi

kesejahteraan karyawan misalnya: tunjangan perumahan, cuti,

sekolah, dokter, obat, rumah sakit dll.

d. Pendidikan & Pelatihan, unit yang mendidik & memersiapkan

calon karyawan untuk memasuki dunia kerja di bidangnya.

Training untuk peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia atau

karyawan menjadi tanggung jawab dari unit ini.

3. Bidang Penelitian & Pengembangan

Kepala Penelitian dan Pengembangan yang kedudukannya sejajar dengan

Pemimpin Redaksi (Pemred), bertanggung jawab secara langsung kepada

Pemimpin Umum Harian Kompas. Kepala Litbang membawahi 4 bidang yang

mempunyai kedudukan sejajar, yaitu:

a. Pusat Informasi Kompas (PIK)

Pusat Informasi Kompas dipimpin oleh seorang Manajer membawahi tiga

bagian:

1) Bagian Akuisisi : bagian pengadaan dan perawatan bahan pustaka.

2) Bagian Pengolahan Arsip Elektronik : bagian pengolahan arsip

elektronik mencakup kegiatan pengolahan Harian Kompas dan

informasi dari sumber lain ke dalam bentuk elektronik.

3) Bagian Layanan Informasi: bagian ini mempunyai kegiatan layanan

informasi dan kegiatan sirkulasi.

Pusat Informasi Kompas merupakan satu unit/bidang yang pada dasarnya

bertugas mengumpulkan, mengolah dan melakukan temu kembali informasi yang

dibutuhkan. Kegiatan Pusat Informasi Kompas bukan hanya sebagai pusat

 

Page 70: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

58

dokumentasi, tetapi merupakan pusat informasi. Fungsi Pusat Informasi Kompas

adalah untuk mendukung kinerja redaksi dalam menerbitkan Harian Kompas, dan

secara rinci mempunyai tugas:

1) Mengembangkan koleksi baik buku, terbitan berkala dan data

terolah.

2) Mengelola arsip Harian Kompas dan beberapa terbitan berkala

yang dipilih berdasarkan kebutuhan redaksi ke dalam bentuk arsip

elektronik.

3) Memberikan informasi untuk internal yaitu: wartawan dan

karyawan yang tergabung dalam Kelompok Kompas – Gramedia

(KKG) dan melayani masyarakat umum.

b. Pusat Penelitian Kompas (Puslitkom)

Pusat penelitian Kompas (Puslitkom) pimpinan seorang Manajer, bertugas

menangani penelitian dari hasil kerja redaksi yang hasilnya diserahkan pada

bagian redaksi. Penelitian dilakukan dengan bantuan dari mahasiswa dengan

mengadakan polling terhadap pelanggan Kompas dan masyarakat umum.

c. Pusat Penelitian Bisnis (Puslitbis)

Pusat Penelitian Bisnis (Puslitbis) dipimpin oleh seorang Manajer Puslitbis,

menangani riset pasar / konsumen, memantau pendapat masyarakat terhadap

perubahan Kompas, dan mengadakan penelitian terhadap kemungkinan

pengembangan Kompas.Forum Pembaca Kompas yang ditangani selama ini untuk

memberi masukan / kritik tentang Harian Kompas.

d. Bidang Database

Updating database Kompas perlu ditangani setiap kali agar koleksi database

Harian Kompas selalu up-todate.Bidang Database Kompas dipimpin oleh seorang

manajer Database.Biodata tokoh-tokoh politik, pengusaha, artis dan orang-orang

terkenal selalu di update sehingga datanya tetap relevan menjadi tanggung jawab

dari unit ini.Database juga setiap kali memuat profil kabupaten seluruh Indonesia.

Buku otonomi daerah dengan isi profil kabupaten telah terbit , dan telah menyusul

buku partai Indonesia.

4. Bidang Teknologi Informasi

Bidang paling baru dalam organisasi Kompas, ini didirikan tahun 1996 dan

irestrukturisasi tahun 2003, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya

 

Page 71: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

59

teknologi informasi dengan cepat dan tepat, serta bisa memberikan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan. Oleh karena itu, Bidang Teknologi Informasi (TI)

diarahkan untuk lebih berorientasi pada memberikan pelayanan yang tuntas (end-

to-end sevices) dalam bidangnya, dan tidak hanya berorientasi pada teknologi

saja. Untuk mewujudkan hal ini, maka Bidang TI membentuk tim kerja dalam

melaksanakan tugasnya. Ada tim yang bertanggung jawab untuk

mengintegrasikan jasa layanan dan ada tim yang bertanggung jawab untuk men-

deliver layanan tersebut. Kedua tim ini bekerja secara proyek maupun rutin, dan

didukung oleh Senior Analyst, Staf Sekretariat, Administrasi dan Gudang. Secara

struktur, tim kerja ini dibangun dari tiga bidang keahlian yang dipimpin oleh

seorang General Manajer, dan masing-masing bidang keahlian dipimpin oleh

seorang Manajer, yaitu Software & Aplikasi, Hardware & Infrastruktur dan

Helpdesk & Support.

a. Software dan Aplikasi (SA)

Bidang SA diisi oleh para programmer dan system analis yang bertanggung

jawab untuk membangun / mengintegrasikan software, aplikasi dan database

menjadi suatu sistem informasi yang diperlukan. Pekerjaan tersebut harus

diselesaikan tepat waktu, mudah digunakan, bebas dari kesalahan dan cost

effective.Untuk itu bidang SA dituntut untuk memiliki metoda kerja yang

sistematis dan melaksanakan penelitian yang terarah. Bekerjasama dengan bidang

lain, bidang SA memberikan dukungan tingkat lanjut bagi permasalah software

dan aplikasi, serta memastikan bahwa database perusahaan selalu dalam kondisi

up and running.

b. Hardrware dan Infrastruktur (HI)

Bidang HI bertanggung jawab untuk membangun / mengintegrasikan

hardware dan infrastruktur untuk menjalankan sistem informasi yang

diperlukan.Para ahli hardware dan jaringan komputer serta telekomunikasi di

bidang ini juga dituntut untuk menyelesaikan pekerjaannya secara tepat waktu,

handal dan cost effective.Sama dengan Bidang SA, Bidang HI juga memberikan

dukungan tingkat lanjut bagi permasalahan hardware dan infrastruktur, serta

memastikan bahwa hardware dan infrastructure komputer & telekomunikasi

perusahaan selalu dalam kondisi up and running.

 

Page 72: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

60

c. Help, Desk, dan Support (HDS)

Bidang HDS merupakan ujung tombak TI dalam men-deliver layanan TI, serta

menangkap kebutuhan dan kesulitan para pengguna sumber daya TI di

perusahaan.Oleh karena itu secara proaktif Bidang HDS melaksanakan

inventarisasi, instalasi, perawatan, perbaikan dan dukungan teknis, serta

memberikan pelatihan agar sumber daya TI perusahaan dapat dimanfaatkan secara

optimal.Bidang HDS disebar ke beberapa lokasi kerja dan masing-masing

dikepalai oleh seorang Supervisor.Secara regular mereka menghadiri dan

mengadakan pertemuan dengan user.

5. Bidang Bisnis

Masyarakat Indonesia semakin beragam pola dan gaya hidupnya. Komunikasi

massa di Indonesia semakin maju, dan jaringan informasi semakin canggih.

Akibatnya, terjadi peningkatan kualitatif kebutuhan informasi. Artinya, sekarang

bukan sekadar membutuhkan fakta saja, tetapi petunjuk yang lebih mengarah pada

makna dari fakta itu, bagi dirinya, keluarganya dan lingkungannya.

Atas dasar pemikiran itu ada gagasan, dalam usaha penerbitan Kompas mulai

dikembangkan pemikiran yang tidak hanya didasarkan pada orientasi produk,

tetapi bergerak sampai jarak tertentu ke orientasi pasar. Artinya, dalam membuat

produk ditingkatkan kesadaran dan pemikiran terhadap situasi pasar, maupun

perkembangan kebutuhan konsumen mengenai informasi.

a. Fungsi Bisnis :

1) Bertanggung jawab dan berkewajiban menjadikan lembaga

Kompas menjadi badan usaha komersial yang sehat.

2) Mengatur pendapatan dan pembiayaan kegiatan usaha, agar media

sebagai produk laku terjual.

3) Memantapkan agar unit bisnis dan personilnya sebagai intitusi

sosial yang punya nilai ekonomis dan kemasyarakatan.

4) Mengedarkan produk agar bisa dikomsumsi pada saat pembaca

membutuhkannya.5

5 Disarikan dari dokumentasi Pusat Informasi Kompas (PIK) Litbang Kompas Gramedia.

 

Page 73: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

61

F. Gambaran Umum Pembaca Kompas

Posisi media cetak dengan penetrasi dan keterbacaannya, media cetak masih

efektif dalam menentukan tahapan menuju pembelian, 74% pembaca media cetak

yang berada direntang usia produktif (20-49 tahun), 54% pembaca media cetak

yang berasal dari kelas atas, 36% pembaca media cetak yang merupakan

pengambil keputusan pembelian produk.6 Koran sebagai media beriklan sangat

penting untuk produk yang mengutamakan unsur trust.7

Di tengah maraknya era digital, koran masih tetap menjadi acuan informasi.

Kredibilitas yang kuat dan kurasi konten yang ketat menjadi kunci memenangi

persaingan dengan media dari berbagai platform. Di Indonesia, Kompas menjadi

pilihan utama pembaca koran dalam menentukan referensi berita atau iklan. Total

oplah Kompas dengan rataan distribusi ke seluruh Indonesia sebanyak 469.928

Titas dengan jumlah Readership mencapai 1.409.784 artinya rata-rata satu

eksemplar koran Kompas dibaca oleh 2-3 orang. Sejalan dengan temuan Nielsen,

survei Litbang Bisnis Kompas juga mengindikasikan peran media cetak. Terutama

koran dalam pembelian.8

62% pembaca mendapatkan Kompas dengan cara berlangganan yang

menjadikan Kompas surat kabar dengan tiras terbesar di Indonesia dan daya

jangkau penyebaran paling luas. Pembaca Kompas adalah pembaca setia dan

konsisten yang mencerminkan Indonesia mini, kaum muda yang produktif dengan

tingkat intelegensia tinggi, serta orang-orang yang secara social berpengaruh dan

berada pada posisi yang menentukan. Lebih rinci pembaca laki-laki Kompas jauh

lebih dominan yakni 82% dibanding perempuan. Serta jika dilihat dari tingkat

Pendidikan mayoritas pembaca adalah lulus Pendidikan atau 66%.9

6 Survei Nielsen Consumer & Media View (CMV) kuarta III 2017

7 Hellen Katherina, Direktur Eksekutif Nielsen Media.

8 Angket Pembaca Kompas 2016 Litbang Bisnis Kompas

9 Sumber data Penelitian Bisnis Kompas, Mediakit Kompas 2018.

 

Page 74: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

62

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Analisis Level Teks

1. Analisis Wacana Kritis Level Teks Berita Jaringan Teroris Dibongkar

dalam Harian Kompas.

Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, jika ditinjau

dari segi teks Teun A. Van Djik membaginya ke dalam tiga tingkatan. Pertama,

Struktur Makro, terdiri dari tematik. Kedua, Superstruktur, terdiri dari skematik.

Ketiga, Struktur Mikro, terdiri dari semantik, sintaksis, Stalistik, dan retoris.

Berikut rincian analisis berita Harian Kompas edisi 15 Mei 2018 :

Tabel 4.1 Berita Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018

NO Judul Berita

1 Jaringan Teroris Dibongkar

2 RUU Antiterorisme Segera Disahkan

3 Memelihara Ukhuwah Curabhaya

4 Sejumlah Provinsi Lebih Siaga

5 Gubernur Minta Warga Tenang

6 Tajuk Rencana : Tekadkan ‖Terorisme Sampai di Sini!‖

Sumber : Harian Kompas Edisi 15 Mei 2018

Analisis Berita I Judul: ―Jaringan Teroris Dibongkar‖ (Selasa,15 Mei 2018)

a. Struktur Makro: Tematik

Tema yang biasa disebut topik ini menggambarkan apa yang ingin

diungkapkan oleh penulis dalam berita yang dibuatnya.1

Tema teks berita terdapat pada paragraf 1 :

―Tim Detasemen 88 Antiteror Polri menggerebek sejumlah tempat persembunyian

dan aktivitas terduga teroris, Senin (14/5/2018). Penggerebekan dilakukan di

Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang, jawa Timur. Sebanyak 13 orang

ditangkap‖2

Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini berdasarkan pada berita

1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis, 2001),

h. 229. 2 “Jaringan Teroris Dibongkar” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 75: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

63

Harian Kompas edisi 15 Mei 2018 memuat penggerebekkan yang dilakukan oleh

Densus 88 kepada jaringan teroris di sejumlah daerah di Jawa Timur, Indonesia.

b. Super Struktur: Skematik

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan. Skema pemberitaan

yang dimaksud pada teks pertama sebagai berikut:

1) Pada bagian awal berita memuat penangkapan terduga teroris yang

dilakukan oleh Densus 88 di sejumlah daerah di Jawa Timur, Indonesia.

―Tim Detasemen 88 Antiteror Polri menggerebek sejumlah tempat

persembunyian dan aktivitas terduga teroris, Senin (14/5/2018).

Penggerebekan dilakukan di Surabay, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang,

jawa Timur. Sebanyak 13 orang ditangkap‖3 (Paragraf 1)

2) Pada bagian isi berita memuat langkah nyata pihak kepolisiaan Republik

Indonesia mengantisipasi serangan susulan oleh jaringan teroris setelah

ledakan bom di Surabaya.

―Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung

Mangera mengatakan, dari 13 orang yang ditangkap, empat orang tewas

ditembak saat melawan petugas. Para petugas ini ditangkap di Surabaya

dan Sidoarjo.‖ (Paragraf 3). ―Terduga teroris yang tewas adalah Anton

Ferdiantono dan Budi Satrio, keduanya di Sidoarjo. Budi tokoh penting

Jamaah Ansharud Daulah (JAD) du Surabaya dan saat digeledah di

rumahnya ditemukan bahan peledak. Adapun dua terduga teroris lainnya

yang tewas masih belum diketahui identitasnya‖ (Paragaraf 4)

3) Berita ini ditutup dengan berbagai kecaman yang dikemukanan oleh

berbagai elemen masyarakat Indonesia maupun mancanegara atas aksi

terorisme di Surabaya ini.

―Secara terpisah, Presiden Joko Widodo dalam semua acara yang

dihadirinya. Senin, mengajak semua pihak untuk mendo‘akan para korban

atas aksi terorisme. Tak hanya itu, presiden mengajak semua pihak untuk

melawan radikalisme dan terorisme.‖ (Paragaraf 9). Serangan bom di

Surabaya mendapat kecaman dari sejumlah pemimpin dunia dan lembaga

internasional. Perdana Mentri Australia Malcom Trunbull, di Camberra,

dengan keras mengecam serangan teror itu, seperti dilaporkan

koresponden Kompas di Brisbane, Harry Baskara.‖4 (Paragraf 14).

3 “Jaringan Teroris Dibongkar” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

4 “Jaringan Teroris Dibongkar” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 76: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

64

c. Struktur Mikro:

1) Semantik

Latar

Latar pada teks berita pertama terdapat pada teasure dan paragraf 1.

―Serangan teror di Surabaya menunjukkan adaptasi pola serangan

simpatisan NIIS, yakni menggunakan anak-anak. Polisi menangkap

sejumlah teroris dibeberapa kota.‖ (Teasure). ―Tim Detasemen 88

Antiteror Polri menggerebek sejumlah tempat persembunyian dan aktivitas

terduga teroris, Senin (14/5/2018). Penggerebekan dilakukan di Surabaya,

Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang, Jawa Timur. Sebanyak 13 orang

ditangkap.‖5 (Paragraf 1).

Detil

Detil pada teks berita pertama terdapat pada paragraf 1 dan 3.

―Tim Detasemen 88 Antiteror Polri menggerebek sejumlah tempat

persembunyian dan aktivitas terduga teroris, Senin (14/5/2018).

Penggerebekan dilakukan di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang,

Jawa Timur. Sebanyak 13 orang ditangkap.‖ (Paragraf 1).

―Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Frans Barung

Mangera Mengatakan, dari 13 orang yang ditangkap, empat orang tewas

ditambak saat melawan petugas. Para terduga teroris ini ditangkap di

Surabaya dan Sidoarjo.‖ (Paragraf 3).

Maksud

Maksud pada pemberitaan teks pertama terdapat pada paragraf 4.

―Terduga teroris yang tewas adalah Anton Ferdiantono dan Budi Satrio,

keduanya di Sidoarjo. Budi tokoh penting Jamaah Ansharud Daulah (JAD)

di Surabaya dan saat digeledah di rumahnya ditemukanbahan peledak.

Adapun dua terduga teroris lainnya yang juga tewas masih belum

diketahui identitasnya. Di Malang penggeladahan dilakukan terhadap

rumah MA (47) seorang pegawai kantor Pos Besar Malang, serta istrinya

(49), pada Senin.‖ (Paragraf 4).

Pra-Anggapan

Pra-anggapan pada teks pemberitaan pertama terdapat pada paragraf 2.

Pra-anggapan dibuat oleh penulis, karena berkaitan dengan serangan bom

di tiga lokalsi di Surabaya.

5 “Jaringan Teroris Dibongkar” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 77: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

65

―Penggerebekkan dilakukan guna mencegah teror susulan setelah

peledakan bom di tiga gereja pada Minggu (13/5) pagi, di Rumah Susun

Sederhana Sewa Wonocolo di Sidoarjo, Minggu malam, dan dan terakhir

di Markas Polrestabes Surabaya, Senin pagi.‖6 (Paragraf 2).

2) Sintaksis

• Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat pasif dan kalimat aktif terdapat pada paragraf 1.

1) ―Tim Detasemen 88 Antiteror Polri menggerebek sejumlah tempat

persembunyian dan aktivitas terduga teroris, Senin (14/5/2018).

Penggerebekan dilakukan di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang,

Jawa Timur. Sebanyak 13 orang ditangkap.‖ (Paragraf 1).

• Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi bersifat aditif atau penambahan

―dan‖, seperti pada kalimat:

―Tim Detasemen 88 Antiteror Polri menggerebek sejumlah tempat

persembunyian dan aktivitas terduga teroris, Senin (14/5/2018).

Penggerebekan dilakukan di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang,

Jawa Timur. Sebanyak 13 orang ditangkap.‖ (Paragraf 1).

2) Menggunakan kata hubung relasi penambahan ―adapun‖, seperti pada

kalimat:

―Terduga teroris yang tewas adalah Anton Ferdiantono dan Budi Satrio,

keduanya di Sidoarjo. Budi tokoh penting Jamaah Ansharud Daulah (JAD)

di Surabaya dan saat digeledah di rumahnya ditemukan bahan peledak.

Adapun dua terduga teroris lainnya yang juga tewas masih belum

diketahui identitasnya. Di Malang penggeladahan dilakukan terhadap

rumah MA (47) seorang pegawai kantor Pos Besar Malang, serta istrinya

(49), pada Senin.‖ (Paragraf 4).

3) Menggunakan kata hubung penegasan, seperti pada kalimat:

―Secara terpisah, Presiden Joko Widodo dalam semua acara yang

dihadirinya. Senin, mengajak semua pihak untuk mendo‘akan para korban

atas aksi terorisme. Tak hanya itu, presiden mengajak semua pihak untuk

melawan radikalisme dan terorisme.‖ (Paragraf 9).

• Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti pemiliki/ kepunyaan yakni ―-nya‖, seperti

pada kalimat:

―Terduga teroris yang tewas adalah Anton Ferdiantono dan Budi Satrio,

kedua-nya di Sidoarjo.‖ (Paragraf 4).

2) Menggunakan kata ganti ―mereka‖ sebagai kata ganti orang ketiga

jamak, seperti pada kalimat:

6 “Jaringan Teroris Dibongkar” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 78: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

66

 

Page 79: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

67

• Metafora

Unsur metafora dalam berita pertama ini terdapat pada paragraf 1.

―Tim Detasemen 88 Antiteror Polri menggerebek sejumlah tempat

persembunyian dan aktivitas terduga teroris, Senin (14/5/2018).

Penggerebekan dilakukan di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang,

Jawa Timur. Sebanyak 13 orang ditangkap.‖ (Paragraf 1)

• Ekspresi

Ekspresi yang menggambarkan sikap haru dan simpati terdapat pada

paragraf 4.

―Secara terpisah, Presiden Joko Widodo dalam semua acara yang

dihadirinya, Senin, mengajak semua pihak untuk mendo‟akan para korban

atas aksi terorisme. Tak hanya itu, presiden mengajak semua pihak untuk

melawan radikalisme dan terorisme.‖ (Paragraf 9)

Tabel 4.2 Jaringan Teroris Dibongkar

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema

Tim Detasemen 88 Antiteror Polri menggerebek

sejumlah tempat persembunyian dan aktivitas

terduga teroris, Senin (14/5/2018). Penggerebekan

dilakukan di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan

Malang, jawa Timur. Sebanyak 13 orang

ditangkap. (Paragraf 1)

Superstruktur Skematik

Pendahuluan : Tim Detasemen 88 Antiteror Polri

menggerebek sejumlah tempat persembunyian dan

aktivitas terduga teroris, Senin (14/5/2018).

Penggerebekan dilakukan di Surabay, Sidoarjo,

Pasuruan, dan Malang, jawa Timur. Sebanyak 13

orang ditangkap. (Paragraf 1)

Isi : “Kepala Bidang Humas Polda Jatim

Komisaris Besar Frans Barung Mangera

mengatakan, dari 13 orang yang ditangkap, empat

orang tewas ditembak saat melawan petugas. Para

petugas ini ditangkap di Surabaya dan Sidoarjo.

(Paragraf 3).‖ ―Terduga teroris yang tewas adalah

Anton Ferdiantono dan Budi Satrio, keduanya di

Sidoarjo. Budi tokoh penting Jamaah Ansharud

Daulah (JAD) du Surabaya dan saat digeledah di

rumahnya ditemukan bahan peledak. Adapun dua

terduga teroris lainnya yang tewas masih belum

diketahui identitasnya. (Paragaraf 4)‖

Penutup : ―Secara terpisah, Presiden Joko Widodo

dalam semua acara yang dihadirinya. Senin,

mengajak semua pihak untuk mendo‘akan para

korban atas aksi terorisme. Tak hanya itu, presiden

 

Page 80: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

68

mengajak semua pihak untuk melawan radikalisme

dan terorisme. (Paragaraf 9)‖ ―Serangan bom di

Surabaya mendapat kecaman dari sejumlah

pemimpin dunia dan lembaga internasional.

Perdana Mentri Australia Malcom Trunbull, di

Camberra, dengan keras mengecam serangan teror

itu, seperti dilaporkan koresponden Kompas di

Brisbane, Harry Baskara. (Paragraf 14)‖

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stalistik,

Retoris.

Latar : Terdapat di teasure berita, Serangan teror

di Surabaya menunjukkan adaptasi pola serangan

simpatisan NIIS, yakni menggunakan anak-anak.

Polisi menangkap sejumlah teroris dibeberapa kota.

Detil : Terdapat pada paragraf 1 dan 3, pada

paragraf ini menerangkan tindakan pihak ke

polisian Indonesia dalam hal ini Densus Antiteror

88 Mabes Polri menangkap para pelaku teror bom

ditiga tempat di Surabaya. selain itu paragraf ini

juga menyebutkan jumlah pelaku dan lokalsi

penangkapan.

Maksud : Terdapat di Paragraf 4, menyebutkan

identitas para pelaku yang merupakan tokoh

penting Jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD)

pihak kepolisian juga menemukan bahan peledak

dalam setiap lokalsi yang digeledah.

Praanggapan : Pra-anggapan pada teks

pemberitaan pertama terdapat pada paragraf 2.

Penggerebekkan yang dilakukan pihak kepolisian

berkaitan dengan serangan bom di tiga lokalsi di

Surabaya. Serta untuk mencegah teror susulan

setelah aksi peledakan bom.

Koherensi : Banyak jalinan kata yang

menunjukkan pertentangan dalam berita ini.

Penambahan dan penanda waktu, seperti kata

„dan‟, „adapun‟, „tak hanya itu‟.

Bentuk Kalimat : Berita ini banyak menggunakan

kalimat aktif atau berawalan me- seperti

„menggerebek‟, dan kalimat pasif atau berawalan

di- seperti „dilakukan‟.

Kata Ganti : menunjukan kata ganti orang kedua

seperti „ia‟, dan kata ganti orang ketiga jamak

seperti „mereka‟.

Leksikon : terdapat pemilihan kata „menggerebek‟,

dan „peledakan‟.

Grafis : Ditujukan dengan foto sikap siaga

Kepolisisan pasca bom bunuh diri di Surabaya.

Terlihat seorang warga yang gerak-geriknya

mencurigakan di dekat Markas Resor Kota Besar

 

Page 81: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

69

Surabaya tengah diperiksa polisi bersenjata

lengkap dengan begitu ketat.

Metafora : Terdapat kata yang bukan makna

sebenarnya yaitu „menggerebek‟.

Ekspresi : terdapat kata yang menunjukkan

ekspresi haru dan simpati yaitu „mendo'akan‟.

Sumber : Data Primer Peneliti 2019

Analisis Berita II Judul : ―RUU Antiterorisme Segera Disahkan‖ (Selasa, 15

Mei 2018)

a. Struktur Makro Tematik

Tema yang bisa disebut topik ini menggambarkan apa yang ingin

diungkapkan oleh penulis dalam berita yang dibuatnya.7

Tema dalam teks berita ini terdapat di paragraf 1:

―Pembahasan Rancangan Undang-Undang Antiterorisme ditargetkan selesai pada

Juni mendatang. Sejumlah persoalan krusial dalam RUU itu, seperti tentang

definisi terorisme dan pelibatan Tentara Nasional Indonesia, sudah disepakati di

kalangan internal parpol koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil

Presiden Jusuf Kalla.‖

Tema yang diangkat penulis dalm berita ini berdasarkan perintah Presiden Joko

Widodo yang menginginkan RUU Antiterorisme segera disahkan sebagai payung

hukum Polri memberantas terorisme.

b. Super Struktur : Skematik

Super struktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan. Skema pemberitaan

pada teks kedua sebagai berikut :

1) Pada bagian awal pemberitaan menggambarkan kesepakatan antara

Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla dengan parpol pendukung

dalam pembahasan RUU Antiterorisme.

―Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan antara Mentri Koordinator

Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto dengan

tujuh sekretaris jendral dan ketua fraksi partai politik anggota koalisi

pemerintah di Jakarta, Senin (14/5/2018). Tujuh partai itu adalah PDI-

P, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa

(PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Nasdem, dan

Partai Hanura.‖8 (Paragraf 2).

7 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis, 2001),

h. 229. 8 “RUU Antiterorisme Segera Disahkan” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 82: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

70

2) Pada bagian tengah berita berisi tentang bentuk kesepakatan antara

pemerintah dengan parpol pendukung.

―Wiranto menegaskan dalam pertemuan antara dirinya dengan

pimpinan parpol anggota koalisi, telah ditandai sejumlah kesepakatan,

seperti tentang definisi dan pelibatan TNI. ―Dengan demikian tidak ada

lagi yang perlu kita debatkan. Dalam waktu singkat, revisi itu mudah-

mudahan segera kita dapat undangkan,‖ kata Wiranto.‖ (Paragraf 5).

3) Berita diakhiri dengan pernyataan dari Kepala Polri Jendral (Pol) Tito

Karnavian dan Anggota Pansus RUU Antiterorisme dari Fraksi PDI-P

Risa Mariska.

―Secara terpisah, Kepala Polri Jendral (Pol) Tito Karnavian

menyatakan tak keberatan TNI terlibat dalam penanganan terorisme.

Detail peran TNI selanjutnya akan diatur dalam Perpres. ―Polri tidak

keberatan TNI bergabung. Kita punya musuh bersama untuk

kepentingan bangsa dan negara. Kita yakin kelompok (teroris) itu bisa

kita atasi bersama-sama,‖ ujarnya. (Paragraf 10). ―Anggota Pansus

RUU Antiterorisme dari Fraksi PDI-P Risa Mariska, mengatakan,

RUU yang tengah dibahas itu sudah mengakomodasi sejumlah hal

yang selama ini dibutuhkan aparat penegak hukum untuk membrantas

terorisme secara lebih preventif dan tak hanya reaktif.‖9 (Paragraf 11).

c. Struktur Mikro

1) Semantik

Latar

Latar pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 1.

―Pembahasan Rancangan Undang-Undang Antiterorisme

ditargetkan selesai pada Juni mendatang. Sejumlah persoalan

krusial dalam RUU itu, seperti tentang definisi terorisme dan

pelibatan Tentara Nasional Indonesia, sudah disepakati di kalangan

internal parpol koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan

Wakil Presiden Jusuf Kalla.‖10

(Paragraf 1).

Detail

Detail pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 2 dan 4

―Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan antara Mentri

Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam)

Wiranto dengan tujuh sekretaris jendral dan ketua fraksi partai

politik anggota koalisi pemerintah di Jakarta, Senin (14/5/2018).

9 “RUU Antiterorisme Segera Disahkan” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

10 “RUU Antiterorisme Segera Disahkan” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei

2018.

 

Page 83: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

71

Tujuh partai itu adalah PDI-P, Golkar, Partai Amanat Nasional

(PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan

Pembangunan (PPP), Partai Nasdem, dan Partai Hanura.‖ (Paragraf

2). Dan ―Beberapa saat sebelum pertemuan digelar, Presiden Joko

Widodo mengatakan akan mengeluarkan peraturan pemerintah

pengganti Undang-undang jika RUU Antiterorisme yang draftnya

sudah dikirmkan pemerintah ke DPR pada Februari 2016 tak

disahkan hingga akhir Juni mendatang. Pasalnya, Polri butuh

payung hukum yang efektif dalam memberantas terorisme.‖

(Paragaraf 4).

Maksud

Maksud pada teks berita kedua terdapat pada paragraf 2.

―Kesepakatan itu diambil dalam pertemuan antara Mentri

Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam)

Wiranto dengan tujuh sekretaris jendral dan ketua fraksi partai

politik anggota koalisi pemerintah di Jakarta, Senin (14/5/2018).

Tujuh partai itu adalah PDI-P, Golkar, Partai Amanat Nasional

(PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan

Pembangunan (PPP), Partai Nasdem, dan Partai Hanura.‖ (Paragraf

2).

Pra – Anggapan

Pra – anggapan pada teks pemberitaan pertama terdapat pada

paragraf 4.

―Beberapa saat sebelum pertemuan digelar, Presiden Joko Widodo

mengatakan akan mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti

Undang-undang jika RUU Antiterorisme yang draftnya sudah

dikirmkan pemerintah ke DPR pada Februari 2016 tak disahkan

hingga akhir Juni mendatang. Pasalnya, Polri butuh payung hukum

yang efektif dalam memberantas terorisme.‖11

(Paragraf 4).

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Terdapat kalimat pasif dan kalimat aktif pada paragraf 1 dan 4.

1) ―Pembahasan Rancangan Undang-Undang Antiterorisme

ditargetkan selesai pada Juni mendatang. Sejumlah persoalan

krusial dalam RUU itu, seperti tentang definisi terorisme dan

pelibatan Tentara Nasional Indonesia, sudah disepakati di kalangan

11

“RUU Antiterorisme Segera Disahkan” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei

2018.

 

Page 84: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

72

internal parpol koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan

Wakil Presiden Jusuf Kalla.‖12

(Paragraf 1).

2) ―Beberapa saat sebelum pertemuan digelar, Presiden Joko Widodo

mengatakan akan mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti

Undang-undang jika RUU Antiterorisme yang draftnya sudah

dikirimkan pemerintah ke DPR pada Februari 2016 tak disahkan

hingga akhir Juni mendatang. Pasalnya, Polri butuh payung hukum

yang efektif dalam memberantas terorisme.‖13

(Paragraf 4)

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi penekanan, dalam kalimat:

―Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan, jika presiden

meminta pembahasan RUU itu harus selesai paling lambat Juni,

DPR siap ketuk palu pada Mei. ―Tinggal pemerintah

menyelesaikan masalah diinternalnya agar satu suara,‖ katanya.‖

(Paragraf 6).

2) Menggunakan penanda koherensi pertentangan ―namun‖, dalam

kalimat :

―Namun, ada sejumlah fraksi di DPR yang meminta definisi itu

ditambahkan dengan frasa ―Tujuan atau motif politik, ideologi, dan

tindakan mengancam keamanan negara‖. (Paragraf 8).

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti orang pertama jamak ―kita‖, seperti

dalam kalimat :

―Kita punya musuh bersama untuk kepentingan bangsa dan negara.

Kita yakin kelompok (teroris) itu bisa kita atasi bersama-sama,‖

(Paragraf 10)

2) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak ―mereka‖ dalam

kalimat :

―Selain pidana penjara, mereka juga bisa dikenai pidana tambahan

berupa pencabutan hak untuk memilik paspor dan pos lintas batas

dalam jangka waktu paling lama lima tahun.‖ (Paragraf 13).

3) Stalistik

Leksikon

12

“RUU Antiterorisme Segera Disahkan” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei

2018. 13

“RUU Antiterorisme Segera Disahkan” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei

2018.

 

Page 85: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

73

 

Page 86: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

74

disahkan. Pasca teror bom bunuh diri di Surabaya DPR dan pemerintah

bertekad mengesahkan RUU Antiterorisme ini sebagai pegangan bagi

pihak Kepolisian dalam memberantas aksi terorisme di Indonesia.

Ekspresi

Ekspresi sebuah tindakan atau kecaman, terdapat dalam paragraf 4.

―Beberapa saat sebelum pertemuan digelar, Presiden Joko Widodo

mengatakan akan mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti

Undang-undang jika RUU Antiterorisme yang draftnya sudah

dikirimkan pemerintah ke DPR pada Februari 2016 tak disahkan

hingga akhir Juni mendatang. Pasalnya, Polri butuh payung hukum

yang efektif dalam memberantas terorisme.‖

Tabel 4.3 RUU Antiterorisme Segera DIisahkan

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema Pembahasan RUU Antiterorisme antara

Pemerintah, parpol koalisi pemerintah,

dan DPR RI (Paragraf 1)

Superstruktur Skematik Pendahuluan : Terdapat pada paragraf

2, yang berisi kesepakatan antara

Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf

Kalla dengan parpol pendukung dalam

pembahasan RUU Antiterorisme.

Pemerintah yang diwakili

Menkopolhukam, Wiranto bertemu

dengan tujuh sekretaris jendral dan

ketua fraksi parpol koalisi di Jakarta.

Isi : Terdapat di paragraf 4, berisi

pernyataan tentang poin-poin

kesepakatan berupa definisi dan

pelibatan TNI dalam pemberantasan

terorisme.

Penutup : Terdapat diparagraf 10 dan

11 yang berisikan tentang pernyataan

dari Kepala Polri Jendral (Pol) Tito

Karnavian dan Anggota Pansus RUU

Antiterorisme bahwa Polri setuju

dengan pelibatan TNI dan anggota

pansus menilai RUU ini sudah

mengakomodasi sejumlah hal yang

selama ini dibutuhkan aparat

penegakan hukum untuk memberantas

terorisme secara lebih preventif dan tak

 

Page 87: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

75

hanya reaktif.

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stalistik,

Retoris

Latar : Terdapat di paragraf 1,

pernyataan pembahasan Rancangan

Undang-Undang (RUU) Antiterorisme

ditargetkan selesai pada Juni

mendatang. Sejumlah persoalan krusial

dibahas dalam RUU tersebut seperti

definisi terorisme dan pelibatan Tentara

Nasional Indonesia.

Detil : Terdapat pada paragraf 2 dan 4,

pada paragraf tersebut menjelaskan

Menkopolhukan bertemu dengan tujuh

sekretaris jendral dan ketua fraksi

partai koalisi di Jakarta.

Maksud : Terdapat pada paragraf 2,

bahwa ketujuh partai tersebut ialah

PDI-P, Golkar, Partai Amanat Nasional

(PAN), Partai Kebangkitan Bangsa

(PKB), Partai Persatuan Pembangunan

(PPP), Partai Nasdem, dan Partai

Hanura.

Praanggapan : Terdapat pada

paragraft 4, pernyataan Presiden Joko

Widodo akan mengeluarkan peraturan

pemerintah pengganti Undang-undang

jika RUU Antiterorisme yang draftnya

sudah dikirmkan pemerintah ke DPR

pada Februari 2016 tak disahkan

hingga akhir Juni mendatang.

Koherensi : Berita ini menggunakan

penanda koherensi penekanan, seperti

dalam kalimat: jika presiden meminta

pembahasan RUU itu harus selesai

paling lambat Juni, DPR siap ketuk

palu pada Mei.

Bentuk Kalimat : Berita ini banyak

menggunakan kalimat aktif atau

berawalan me- seperti „mendatang‟,

„mengeluarkan‟dan kalimat pasif atau

berawalan di- seperti „disepakati‟,

„digelar‟.

Kata Ganti : Berita ini menunjukkan

kata ganti orang pertama jamak seperti

'kita' dan kata ganti orang ketiga jamak

seperti 'mereka'

Leksikon : Terdapat pemilihan kata

'krusial', 'payung hukum'

 

Page 88: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

76

Grafis : Ditujukan dengan foto

Anggota perumus RUU Nomor 15

Tahun 2013, RUU inilah yang akan

direfisi pemerintah yang draftnya sudah

sejak bulan Februari diajukan

pemerintah namun belum kunjung

disahkan. Pasca teror bom bunuh diri di

Surabaya DPR dan pemerintah

bertekad mengesahkan RUU

Antiterorisme ini sebagai pegangan

bagi pihak Kepolisian dalam

memberantas aksi terorisme di

Indonesia.

Ekspresi : Terdapat kata yang

menunjukkan tanggapan serius yaitu

'mengeluarkan'

Sumber : Data Primer Peneliti 2019

Analisis Berita III Judul : ―Memelihara Ukhuwah Curabhaya‖ (Selasa, 15 Mei

2018)

a. Struktur Makro Tematik

Tema pada teks berita ini terdapat di paragraf 1 :

―Ibarat petinju yang menolak kalah meski dihantam bertubi-tubi oleh

saudara sendiri. Itulah karakter Surabaya mengahdapi teror bom dua hari

terakhir.‖14

Penulis mengangkat tema berdasarkan aksi teror bom bunuh diri yang

dilakukan jaring Jamaah Ansharud Daulah (JAD) di tiga lokalsi di

Surabaya. Parahnya lagi pelaku aksi teror mengikutsertakan anggota

keluarganya dalam menjalankan aksi bom bunuh diri kali ini.

b. Super Struktur : Semantik

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan.skema

pemberitaan pada teks kedua sebagai berikut:

1) Bagian pendahuluan pada berita ketiga diawali dengan perumpaan

seorang petinju yang sedang bertarung di atas ring. Kota Surabaya

diguncang tiga bom sekaligus dalam waktu yang berdekatan.

14

“Memelihara Ukhuwah Curabhaya” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 89: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

77

―Jatuh dipukul bangun lagi. Tersungkur dihajar lagi, tetap masih

bangkit. Ibarat petinju yang menolak kalah meski dihantam bertubi-

tubi oleh saudara sendiri. Itulah karakter Surabaya mengahdapi teror

bom dua hari terakhir.‖ (paragraf 1).

2) Pada bagian isi berita ketiga menjelaskan nama para pelaku teror dan

lokalsi bom diledakkan. Ditambah lagi para pelaku juga

mengikutsertakan anak kandung mereka untuk meledakan bom bunuh

diri di tiga lokalsi. Aksi teror tersebut menewaskan 8 orang dan 44

lainnya terluka.

―Pukulan telak pertama adalah teror bom di Gereja Santa Maria Tak

Bercela di Jalan Ngagel madya, Gereja Kristen Indonesia di Jalan

Diponogoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno, Minggu

(13/5/2018). Serangan dilakukan Dikta Oeprianto (48), dan Puji

Kuswati (43) yang secara keji melibatkan empat anak mereka. Dua

putra Dita, YF (18) dan FH (16), meledakan diri di Gereja Santa Maria

Tak Bercela. Puji membawa dua putirnya, FS (12) dan FR (9),

meledakan diri di Gereja Kristen Indonesia Pusat Surabaya.‖ (Paragraf

2).

―Teror yang mengakibatkan Dita sekeluarga tewas, 8 orang meninggal,

dan 44 orang terluka tak membuat gentar warga Surabaya atau

Curabhaya menurut Prasasti Trowulan Bertarikh 1358 atau Kakawin

Nagarakretagama lebih dari 30 orang umat Gereja Santa Maria Tak

Bercela mengikuti ekaristi, Senin (14/5) pukul 05.30.‖ (Paragraf 3).

3) Pada bagian penutup berita ketiga berisi mengenai permohonaan maaf

dan ajakan untuk tidak takut dengan terorisme dari Walikota Surabaya.

Serta respon masyarakat atas serangan bom bunuh diri tersebut.

―Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkali-kali meminta maaf

karena salah satu pemicu teror bom ialah belum maksimal melayani

publik. Namun, ia menegaskan jangan pernah takut, apalagi menyerah.

Penjagaan dan kewaspadaan ditingkatkan dari sisi strategis dan

intensitas.‖ (Paragraf 10).

―Di depan Gereja Santa Perawan Maria dari Gunung Karmel (Katedral

Malang) di Jalan Ijen, Malang, Senin malam. Ratusan orang

menyanyikan ―Indonesia Raya‖ dan ―Ibu Pertiwi‖ sambil memegang

lilin menyala. Diiringi dengan biola Aji Prasetyo, warga Malang

menyatakan keprihatinan dan mengirim doa bagi warga Surabaya,

―Berkumpul di sini kami menunjukkan kepada mereka (teroris) bahwa

bangsa ini tidak pernah takut,‖ ujar Aji Prasetyo, juru bicara Aksi

Aliansi Damai Malang (Adam).‖15

(Paragraf 13).

15

“Memelihara Ukhuwah Curabhaya” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 90: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

78

c. Struktur Mikro

1. Semantik

Latar

Latar dalam berita ketiga ini terdapat pada paragraf 8.

―Sejak teror pertama simpati dan persaudaraan warga. ―Kota Pahlawan‖

kian mekar. Karangan Bunga dan tanda duka ditujukan kepada gerja dan

para korban. Lini masa media sosial penuh dengan kecaman teror bom. Di

Tugu Pahlawan, ribuan orang menyalakan lilin dan memanjatkan doa

untuk keamanan. Bonek pendukung Persebaya Surabaya, berkampanye

melalui spanduk di sejumlah kampung sebagai simbol perlawanan

terhadap terorisme. Unit Tranfusi Darah PMI Kota Surabaya, Minggu dan

Senin, didatangi ratusan donor.‖16

(Paragraf 8).

Detail

Detail dalam berita ini terdapat pada paragraf 2, 3, dan 5.

―teror bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel madya,

Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponogoro, dan Gereja Pantekosta di

Jalan Arjuno. Serangan dilakukan Dikta Oeprianto (48), dan Puji Kuswati

(43) yang secara keji melibatkan empat anak mereka. Dua putra Dita, YF

(18) dan FH (16), meledakan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela. Puji

membawa dua putirnya, FS (12) dan FR (9), meledakan diri di Gereja

Kristen Indonesia Pusat Surabaya.‖ (Paragraf 2).

―Teror yang mengakibatkan Dita sekeluarga tewas, 8 orang meninggal,

dan 44 orang terluka tak membuat gentar warga Surabaya.‖ (Paragraf 3).

―teror terjadi di gerbang Polrestabes Surabaya di Jalan Sikatan. Bom

diledakkan Tri Murtiono dan Tri Ernawati yang membawa ketiga

anaknya, MS, MAM, dan AAP..‖ (Paragraf 5).

Maksud

Maksud dalam berita ini terdapat pada paragraf 8.

―Sejak teror pertama simpati dan persaudaraan warga. ―Kota Pahlawan‖

kian mekar. Karangan Bunga dan tanda duka ditujukan kepada gerja dan

para korban. Lini masa media sosial penuh dengan kecaman teror bom. Di

Tugu Pahlawan, ribuan orang menyalakan lilin dan memanjatkan doa

untuk keamanan. Bonek pendukung Persebaya Surabaya, berkampanye

melalui spanduk di sejumlah kampung sebagai simbol perlawanan

terhadap terorisme. Unit Tranfusi Darah PMI Kota Surabaya, Minggu dan

Senin, didatangi ratusan donor.‖

16

“Memelihara Ukhuwah Curabhaya” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 91: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

79

Pra-Anggapan

Pra-Anggapan pada teks pemberitaan ketiga terdapat pada paragraf 9.

―Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkali-kali meminta maaf karena

salah satu pemicu teror bom ialah belum maksimal melayani publik.

Namun, ia menegaskan jangan pernah takut, apalagi menyerah. Penjagaan

dan kewaspadaan ditingkatkan dari sisi strategis dan intensitas.‖17

(Paragraf 9).

2. Sintaksis

Bentuk Kalimat

Berita ini terdapat kalimat aktif dan pasif ada pada paragraf 1 dan 5

1) ―Jatuh dipukul bangun lagi. Tersungkur dihajar lagi, tetap masih

bangkit. Ibarat petinju yang menolak kalah meski dihantam bertubi-

tubi oleh saudara sendiri.‖ (Paragraf 1)

2) ―Bom diledakkan Tri Murtiono dan Tri Ernawati yang membawa

ketiga anaknya, MS, MAM, dan AAP.‖ (Paragraf 5)

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi rentetan ―pertama‖, dalam kalimat

berikut :

―Pukulan telak pertama adalah teror bom di Gereja Santa Maria Tak

Bercela di Jalan Ngagel madya, Gereja Kristen Indonesia di Jalan

Diponogoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno, Minggu

(13/5/2018).‖ (Paragraf 2).

2) Menggunakan penanda koherensi aditif ―atau‖, dalam kalimat berikut

:

―Teror yang mengakibatkan Dita sekeluarga tewas, 8 orang meninggal,

dan 44 orang terluka tak membuat gentar warga Surabaya atau

Curabhaya menurut Prasasti Trowulan Bertarikh 1358 atau Kakawin

Nagarakretagama,‖ (Paragraf 3).

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti orang pertama jamak ―kami‖, seperti dalam

kalimat :

―Kami mangampuni teror bom, sekaligus tidak takut. Kami berdoa

agar Tuhan mengampuni para pelaku teror bom karena kebencian

hanya bisa diselesaikan dengan cinta dan kasih,‖ (Paragraf 4).

17

“Memelihara Ukhuwah Curabhaya” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 92: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

80

 

Page 93: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

81

Pada gambar pemberitaan ini Kompas menampilkan foto

Konsolidasi Mahasiswa-Pemuda Surabaya yang tengah memberi hormat

kepada bendera merah putih. Hal ini merupakan bentuk nyata untuk

mengingatkan masyarakat indonesia agar mengamaskan ajaran pancasila

dan bhineka tunggal ika dalam kehidupan sehari-hari.

Metafora

Unsur metafora dalam berita ini terdapat pada paragraf 1

―Jatuh dipukul bangun lagi. Tersungkur dihajar lagi, tetap masih bangkit.

Ibarat petinju yang menolak kalah meski dihantam bertubi-tubi oleh

saudara sendiri. Itulah karakter Surabaya mengahdapi teror bom dua hari

terakhir.‖

Ekspresi

Ekspresi yang menggambarkan sikap yang tak takut atau menyerah pada

paragraf 3.

―Teror yang mengakibatkan Dita sekeluarga tewas, 8 orang meninggal,

dan 44 orang terluka tak membuat gentar warga Surabaya atau Curabhaya

menurut Prasasti Trowulan Bertarikh 1358 atau Kakawin

Nagarakretagama,‖ (Paragraf 4).

Tabel 4.4 Memelihara Ukhuwah Curabhaya

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema Penulis mengangkat tema berdasarkan

aksi teror bom bunuh diri yang dilakukan

jaring Jamaah Ansharud Daulah (JAD) di

tiga lokalsi di Surabaya. Parahnya lagi

pelaku aksi teror mengikutsertakan

anggota keluarganya dalam menjalankan

aksi bom bunuh diri kali ini.

Superstruktur Skematik Pendahuluan : ―Jatuh dipukul bangun

lagi. Tersungkur dihajar lagi, tetap masih

bangkit. Ibarat petinju yang menolak

kalah meski dihantam bertubi-tubi oleh

saudara sendiri. Itulah karakter Surabaya

mengahdapi teror bom dua hari terakhir.‖

(paragraf 1).

Isi : ―Pukulan telak pertama adalah teror

bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela di

Jalan Ngagel madya, Gereja Kristen

 

Page 94: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

82

Indonesia di Jalan Diponogoro, dan

Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno,

Minggu (13/5/2018). Serangan dilakukan

Dikta Oeprianto (48), dan Puji Kuswati

(43) yang secara keji melibatkan empat

anak mereka. Dua putra Dita, YF (18) dan

FH (16), meledakan diri di Gereja Santa

Maria Tak Bercela. Puji membawa dua

putirnya, FS (12) dan FR (9), meledakan

diri di Gereja Kristen Indonesia Pusat

Surabaya.‖ (Paragraf 2).

―Teror yang mengakibatkan Dita

sekeluarga tewas, 8 orang meninggal, dan

44 orang terluka tak membuat gentar

warga Surabaya atau Curabhaya menurut

Prasasti Trowulan Bertarikh 1358 atau

Kakawin Nagarakretagama lebih dari 30

orang umat Gereja Santa Maria Tak

Bercela mengikuti ekaristi, Senin (14/5)

pukul 05.30.‖ (Paragraf 3).

Penutup : ―Wali Kota Surabaya Tri

Rismaharini berkali-kali meminta maaf

karena salah satu pemicu teror bom ialah

belum maksimal melayani publik. Namun,

ia menegaskan jangan pernah takut,

apalagi menyerah. Penjagaan dan

kewaspadaan ditingkatkan dari sisi

strategis dan intensitas.‖ (Paragraf 10).

Dan ―Di depan Gereja Santa Perawan

Maria dari Gunung Karmel (Katedral

Malang) di Jalan Ijen, Malang, Senin

malam. Ratusan orang menyanyikan

―Indonesia Raya‖ dan ―Ibu Pertiwi‖

sambil memegang lilin menyala. Diiringi

dengan biola Aji Prasetyo, warga Malang

menyatakan keprihatinan dan mengirim

doa bagi warga Surabaya, ―Berkumpul di

sini kami menunjukkan kepada mereka

(teroris) bahwa bangsa ini tidak pernah

takut,‖ ujar Aji Prasetyo, juru bicara Aksi

Aliansi Damai Malang (Adam).‖

(Paragraf 13).

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stalistik,

Retoris.

Latar : Terdapat di paragraf 8, pasca

serangan teror bom bunuh diri ditiga

lokalsi di Surabaya. Masyarakat sangat

bersimpati simpati dan persaudaraan

 

Page 95: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

83

warga. ―Kota Pahlawan‖ kian mekar.

Karangan Bunga dan tanda duka ditujukan

kepada gerja dan para korban. Lini masa

media sosial penuh dengan kecaman teror

bom. Di Tugu Pahlawan, ribuan orang

menyalakan lilin dan memanjatkan doa

untuk keamanan. Bonek pendukung

Persebaya Surabaya, berkampanye

melalui spanduk di sejumlah kampung

sebagai simbol perlawanan terhadap

terorisme. Unit Tranfusi Darah PMI Kota

Surabaya, Minggu dan Senin, didatangi

ratusan donor.

Detil : Terdapat di paragraf 3 dan 5,

pernyataan yang menjelaskan identitas

pelaku bom bunuh diri beserta para

anggota keluarganya yang juga ikut dalam

aksi tersebut.

Maksud : Terdapat di paragraf 8, pasca

serangan teror bom bunuh diri tersebut

warga Surabaya kian bersatu berempati

dengan para korban dan menyatakan tidak

takut dengan terorisme.

Praanggapan : Terdapat di paragraf 9,

dalm pernyataannya Wali Kota Surabaya

Tri Rismaharini meminta maaf karena

salah satu pemicu teror bom ialah belum

maksimal melayani publik. Namun, ia

menegaskan jangan pernah takut, apalagi

menyerah. Penjagaan dan kewaspadaan

ditingkatkan dari sisi strategis dan

intensitas.

Koherensi : Dalam berita kali ini

menggunakan penanda rentetan dan aditif,

seperti 'pertama' dan 'atau'

Bentuk Kalimat : Berita ini banyak

menggunakan kalimat aktif atay

berawalan me- seperti 'menolak' dan

'membawa' serta kalimat pasif atau

berawalan di seperti 'dipukul' dan

'diledakkan'.

Kata Ganti : Menunjukan kata ganti

orang pertama jamak seperti 'kami' dan

kata ganti orang ketiga jamak 'mereka'.

Leksikon : Terdapat pemilihan kata

'tersungkur' dan 'bertubi-tubi'

Grafis : Menunjukkan foto Konsolidasi

Mahasiswa-Pemuda Surabaya yang tengah

 

Page 96: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

84

memberi hormat kepada bendera merah

putih. Hal ini merupakan bentuk nyata

untuk mengingatkan masyarakat indonesia

agar mengamaskan ajaran pancasila dan

bhineka tunggal ika dalam kehidupan

sehari-hari.

Metafora : Terdapat kata yang bukan

makna sebenarnya Jatuh dipukul bangun

lagi. Tersungkur dihajar lagi, tetap masih

bangkit

Ekspresi :Terdapat yang menggambarkan

sikap yang tak takut atau menyerah yaitu

'tak membuat gentar'

Sumber : Data Primer Peneliti 2019

Analisis Berita IV Judul : ―Sejumlah Provinsi Lebih Siaga‖ (Selasa, 15 Mei

2018)

a. Struktur Makro : Tematik

Tema dalam teks berita ini terdapat di paragraf 1 :

―Sejumlah wilayah di Tanah Air, mulai dari Maluku, Nusa Tenggara

Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, hingga Sumatera Utara,

meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme. Kewaspadaan ini

terkait dengan sejumlah ledakan bom yang terjadi di Surabaya dan

Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu dan Senin (13-14/5/2018).‖18

Tema yang diangkat penulis dalam berita ini berdasarkan situasi yang

ada di beberapa wilayah di Tanah Air yang memperketat pengamanan

dan kewaspadaan pasca serangan bom bunuh diri di tiga lokalsi di

Surabaya.

b. Super Struktur : Skematik

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan. Skema

pemberitaan pada teks kedua sebagai berikut :

1) Bagian awal pemberitaan yaitu menceritakan beberapa wilayah di

Indonesia sedangan memperketat pengamanan dan kewaspadaan

pasca serangan bom di Surabaya.

―Sejumlah wilayah di Tanah Air, mulai dari Maluku, Nusa

Tenggara Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, hingga Sumatera

Utara, meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme.

18

“Sejumlah Provinsi Lebih Siaga” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 97: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

85

Kewaspadaan ini terkait dengan sejumlah ledakan bom yang terjadi

di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu dan Senin (13-

14/5/2018).‖19

(Paragraf 1).

2) Pada bagian tengah berita, berisi tentang kekhawatiran warga akan

munculnya aksi teror serupa di wilayah tempat tinggalnya. Hingga

pemerintah daerah mengajak masyarakat untuk membantu bersama

aparat menjaga kondusifitas keamanan di daerahnya.

―Sejumlah warga Ambon, Senin (14/5), menuturkan, ada sebersit

rasa takut pada diri mereka. Ada yang memilih tak mau ke pasar.

Namun, berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah pasar dan pusat

perbelanjaan, suasana masih normal.‖ (Paragraf 3).

―Sementara itu, Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Andap

Budhi berharap adanya partisipasi warga untuk membantu aparat.

Dari sisi pengamanan terbuka, sejak Maret lalu, polisi sudah

dikerahkan untuk menjaga pelaksanaan ibadah di sejumlah rumah

ibadah di Ambon.‖ (Paragraf 7).

3) Berita ini diakhiri dengan harapan keikutsertaan masyarakat dalam

menjaga keamana di wilayahnya melalui peran aktif RT/RW.

―Di Kupang, peran ketua RT dan RW akan ditingkatkan demi

mencegah masuknya kelompok teroris dan paham radikal. Para

ketua RT dan RW akan dilatih aparat intelijen negara agar punya

keterampilan dasar memantau, menilai, dan menganalisis kondisi

masyarakat. Peran RT/RW ini bagian dari Permendagri Nomor 2

Tahun 2018 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat

(FKDM).‖20

(Paragraf 7).

c. Struktur Mikro

1) Semantik

Latar

Latar pada teks berita ini terdapat pada paragraf 1.

―Sejumlah wilayah di Tanah Air, mulai dari Maluku, Nusa

Tenggara Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, hingga Sumatera

Utara, meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme.

Kewaspadaan ini terkait dengan sejumlah ledakan bom yang terjadi

di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.‖21

(Paragraf 1).

19

“Sejumlah Provinsi Lebih Siaga” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018. 20

“Sejumlah Provinsi Lebih Siaga” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018. 21

“Sejumlah Provinsi Lebih Siaga” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 98: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

86

Detail

Detail pada teks berita ini terdapat pada paragraf 2 dan 8

‖Di Kota Ambon, Maluku, warga berharap aparat bekerja

maksimal guna mencegah aksi teror di provinsi yang pernah

didatangi sejumlah teroris kala konflik bernuansa agama belasan

tahun silam itu. Warga juga diminta waspada dan peka terhadap

kondisi di lingkungannya.‖22

(Paragraf 2).

―Di Kupang, peran ketua RT dan RW akan ditingkatkan demi

mencegah masuknya kelompok teroris dan paham radikal. Para

ketua RT dan RW akan dilatih aparat intelijen negara agar punya

keterampilan dasar memantau, menilai, dan menganalisis kondisi

masyarakat. Peran RT/RW ini bagian dari Permendagri Nomor 2

Tahun 2018 tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat

(FKDM).‖ (Paragaraf 8).‖

Maksud

Maksud dari teks berita ini terdapat pada paragraf 7.

―Sementara itu, Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Andap

Budhi berharap adanya partisipasi warga untuk membantu aparat.

Dari sisi pengamanan terbuka, sejak Maret lalu, polisi sudah

dikerahkan untuk menjaga pelaksanaan ibadah di sejumlah rumah

ibadah di Ambon.‖ (Paragraf 7).

Pra-Aanggapan

Pra-Anggapan pada teks berita ini terdapat pada paragraf 9.

―Selama ini pemerintah selalu terlambat mendapatkan informasi

atas suatu kejadian di lapangan. Informasi diperoleh pemerintah

selalu dari polisi atau TNI. Padahal, pemerintah pun memiliki

Badan Kesatuan Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) sampai di

tingkat RT/RW. Peran Kesbangpol antara lain memberikan

informasi tentang ancaman keamanan setempat.‖23

(Paragraf 9).

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Terdapat kalimat pasif dan aktif pada paragraf 2 dan 7

1) ―Di Kota Ambon, Maluku, warga berharap aparat bekerja

maksimal guna mencegah aksi teror di provinsi yang pernah

didatangi sejumlah teroris kala konflik bernuansa agama belasan

tahun silam itu..‖24

(Paragraf 2).

22

“Sejumlah Provinsi Lebih Siaga” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018. 23

“Sejumlah Provinsi Lebih Siaga” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018. 24

“Sejumlah Provinsi Lebih Siaga” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 99: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

87

2) ―Sementara itu, Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Andap

Budhi berharap adanya partisipasi warga untuk membantu aparat.

Dari sisi pengamanan terbuka, sejak Maret lalu, polisi sudah

dikerahkan untuk menjaga pelaksanaan ibadah di sejumlah rumah

ibadah di Ambon.‖ (Paragraf 7)

Koherensi

1) menggunakan penanda koherensi pertentangan ‗namun‘, dalam

kalimat :

―Sejumlah warga Ambon, Senin (14/5), menuturkan, ada sebersit

rasa takut pada diri mereka. Ada yang memilih tak mau ke pasar.

Namun, berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah pasar dan pusat

perbelanjaan, suasana masih normal.‖ (Paragraf 3)

2) Menggunakan penanda koherensi waktu ‗sementara itu‘ dalam

kalimat :

―Sementara itu, Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Andap

Budhi berharap adanya partisipasi warga untuk membantu aparat.

Dari sisi pengamanan terbuka, sejak Maret lalu, polisi sudah

dikerahkan untuk menjaga pelaksanaan ibadah di sejumlah rumah

ibadah di Ambon. (Paragraf 7)‖

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti orang ketiga jamak ‗mereka‘, seperti

dalam kalimat :

―Sejumlah warga Ambon, Senin (14/5), menuturkan, ada sebersit

rasa takut pada diri mereka. Ada yang memilih tak mau ke pasar.‖

(Paragraf 3 ).

2) Menggunakan kata ganti orang pertama jamak ‗kami‘, seperti

dalam kalimat :

‖Bayangan konflik membuat kami tetap takut. Kami berharap

aparat negara bekerja dengan maksimal. Jangan sampai terjadi dan

menimbulkan korban jiwa,‖ (Paragraf 4).

4) Stilistik

Leksikon

1) ―Di Kota Ambon, Maluku, warga berharap aparat bekerja

maksimal guna mencegah aksi teror di provinsi yang pernah

didatangi sejumlah teroris kala konflik bernuansa agama belasan

tahun silam itu,‖ (Paragraf 2).

2) ―Sejumlah warga Ambon, Senin (14/5), menuturkan, ada sebersit

rasa takut pada diri mereka. Ada yang memilih tak mau ke pasar.‖

(Paragraf 4).

5) Retoris

 

Page 100: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

88

 

Page 101: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

89

Tabel 4.5 Sejumlah Provinsi Lebih Siaga

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema Sejumlah wilayah di Tanah Air, mulai dari Maluku,

Nusa Tenggara Timur, Banten, Bali, Kalimantan

Barat, hingga Sumatera Utara, meningkatkan

kewaspadaan terhadap terorisme. Kewaspadaan ini

terkait dengan sejumlah ledakan bom yang terjadi

di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. (Paragraf 1).

Superstruktur Skematik Pendahuluan : Sejumlah wilayah di Tanah Air,

mulai dari Maluku, Nusa Tenggara Timur, Banten,

Bali, Kalimantan Barat, hingga Sumatera Utara,

meningkatkan kewaspadaan terhadap terorisme.

Kewaspadaan ini terkait dengan sejumlah ledakan

bom yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa

Timur, (Paragraf 1).

Isi : Sejumlah warga Ambon, Senin (14/5),

menuturkan, ada sebersit rasa takut pada diri

mereka. Ada yang memilih tak mau ke pasar.

Namun, berdasarkan pantauan Kompas di sejumlah

pasar dan pusat perbelanjaan, suasana masih

normal, (Paragraf 3). Sementara itu, Kepala Polda

Maluku Inspektur Jenderal Andap Budhi berharap

adanya partisipasi warga untuk membantu aparat.

Dari sisi pengamanan terbuka, sejak Maret lalu,

polisi sudah dikerahkan untuk menjaga pelaksanaan

ibadah di sejumlah rumah ibadah di Ambon.‖

(Paragraf 7).

Penutup : Di Kupang, peran ketua RT dan RW

akan ditingkatkan demi mencegah masuknya

kelompok teroris dan paham radikal. Para ketua RT

dan RW akan dilatih aparat intelijen negara agar

punya keterampilan dasar memantau, menilai, dan

menganalisis kondisi masyarakat. Peran RT/RW ini

bagian dari Permendagri Nomor 2 Tahun 2018

tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat

(FKDM), (Paragraf 7).

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris

Latar : Terdapat di paragraf 1, Sejumlah wilayah di

Tanah Air, mulai dari Maluku, Nusa Tenggara

Timur, Banten, Bali, Kalimantan Barat, hingga

Sumatera Utara, meningkatkan kewaspadaan

terhadap terorisme.

Detil : Terdapat di paragraf 2 dan 8, Sejumlah

wilayah meningkatkan kewaspadaan terhadap

terorisme termasuk ouka kota yang perna

 

Page 102: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

90

mengalami konflik bernuasa keagamaan di

Indonesia. Ditambah dengan seruan untuk

melibatkan peran ketua RT dan RW demi

mencegah masuknya kelompok teroris dan paham

radikal.

Maksud : Terdapat di paragraf 7, mewakili pihak

kepolisian, Kepala Polda Maluku Inspektur

Jenderal Andap Budhi berharap adanya partisipasi

warga untuk membantu aparat.

Praanggapan : Terdapat di paragraf 9, Selama ini

pemerintah selalu terlambat mendapatkan informasi

atas suatu kejadian di lapangan. Informasi diperoleh

pemerintah selalu dari polisi atau TNI. Padahal,

pemerintah pun memiliki Badan Kesatuan

Kebangsaan dan Politik (Kesbangpol) sampai di

tingkat RT/RW. Peran Kesbangpol antara lain

memberikan informasi tentang ancaman keamanan

setempat.

Koherensi : Berita ini menggunakan jalinan kata

pertentangan dan penanda waktu, seperti kata

'namun' dan 'sementara itu'

Bentuk Kalimat : Berita ini banyak menggunakan

kalimat aktif atau berawalan me- seperti

„mencegah‟ dan pasif atau berawalan di-

„didatangi‟

Kata Ganti : Menunjukkan kata ganti orang ketiga

jamak 'mereka' dan kata ganti orang pertam jamak

'kami'

Leksikon : Terdapat pilihan kata 'bernuansa

agama' dan 'sebersit'

Grafis : Ditujukan dengan foto pihak kepolisian

tengah menggeledah salah satu rumah terduga

teroris jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD)

pasca serangan bom bunuh diri di Surabaya.

Metafora : Terdapat kata yang bukan makna

sebenarnya yaitu 'Konflik bernuansa agama'

Ekspresi : Ada kata yang menunjukkan ekpresi

rasa takut yaitu 'sebersit rasa takut'.

Sumber : Data Primer Peneliti 2019

Analisis Berita V Judul : ―Gubernur Minta Warga Tenang‖ (Edisi 15 Mei 2018)

a. Struktur Makro : Tematik

Tema yang bisa disebut topik ini menggambarkan apa yang ingin

 

Page 103: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

91

diungkapkan oleh penulis dalam berita yang dibuatnya.25

Tema pada teks

berita terdapat pada paragraf 1 :

―Gubernur Anies terus berkomunikasi secara intensif dengan Forum

Komunikasi Pimpinan Daerah untuk memastikan kondisi Jakarta aman.‖26

Tema yang diangkat penulis pada pemberitaan ini berdasarkan pada

pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan yang menegaskan

bahwa ibu kota Indonesia ini dalam situasi kondusif setelah terjadinya

serangan bom bunuh diri di Kota Surabaya, Jawa Timur.

b. Super Struktur : Skematik

Super Struktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan pada teks pertama

sebagai berikut :

1) Bagian awal pemberitaan ini adalah pernyataan Gubernur DKI Jakarta

Anis Baswedan yang menegaskan bahwa ibu kota Indonesia ini dalam

situasi kondusif.

―Gubernur Anies terus berkomunikasi secara intensif dengan Forum

Komunikasi Pimpinan Daerah untuk memastikan kondisi Jakarta

aman.‖ (Paragraf 1).

2) Pada bagian isi berita ialah Anis Baswedan menghimbau agar warga

tidak menyebarkan ketakuan dengan berita bohong atau hoaks. Serta

dari pihak kepolisian yang menyrukan agar warga tidak panik.

―Anies mengimbau warga tidak menyebarkan ketakutan, seperti

menyebarkan berita hoaks terkait teror di Jakarta. ‖Tidak perlu panik,

tidak perlu menunjukkan sikap yang berlebihan, dan jika menemukan

ada tanda-tanda mencurigakan, jangan menyebarkan kekhawatiran,

apalagi hoaks. Namun, tanggap dan laporkan karena semua posisinya

siaga dan siap untuk merespons,‖ (Paragaraf 5).

―Hal serupa disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya

Komisaris Besar Argo Yuwono. Ia meminta warga tidak panik dan

tidak memercayai pesan berantai yang beredar.‖ (Paragraf 6).

3) Berita ini ditutup dengan ajakan dari Uskup Agung Jakarta yang

mengingatkan warga agar terus menjaga kerukunan dan jangan sampai

terprovokasi oleh kejadian teror bom Surabaya.

25

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis, 2001),

h 229. 26

“Gubernur Minta Warga Tenang” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 104: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

92

―Secara terpisah, Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Pr

mengatakan, umat beragama jangan sampai terprovokasi oleh kejadian

teror bom di Surabaya. Untuk mengantisipasi ancaman teror di Jakarta,

Keuskupan Agung Jakarta terus berkomunikasi dengan pihak

kepolisian.‖ (Paragraf 9).

c. Struktur Mikro

1) Semantik

Latar

Latar pada teks berita pertama terdapat pada paragraf 1

―Gubernur Anies terus berkomunikasi secara intensif dengan

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah untuk memastikan kondisi

Jakarta aman.‖

Detil

Detil pada teks berita ini terdapat pada paragraf 2 dan 3

‖Sampai dengan tadi pagi pun kami masih berkomunikasi terus

(dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah/Forkompimda),

memantau perkembangan terakhir,‖ (Paragraf 2).

―Anies mengatakan, lebih dari 36.000 petugas siaga dan

memastikan semua obyek vital di Jakarta aman. Petugas juga

bakal merespons cepat semua laporan masyarakat.‖27

(Paragraf 3).

Maksud

Maksud pada teks pemberitaan ini terdapat pada paragraf 5

―Anies mengimbau warga tidak menyebarkan ketakutan, seperti

menyebarkan berita hoaks terkait teror di Jakarta. ‖Tidak perlu

panik, tidak perlu menunjukkan sikap yang berlebihan, dan jika

menemukan ada tanda-tanda mencurigakan, jangan menyebarkan

kekhawatiran, apalagi hoaks. Namun, tanggap dan laporkan karena

semua posisinya siaga dan siap untuk merespons,‖ (Paragraf 5).

Pra – Anggapan

Pra-anggapan pada teks berita ini terdapat pada paragraf 6, yakni

himbauan pihak kepolisian agar warga tidak panik dan tidak

mudah percaya dengan pesan daaari media sosial.

27

“Gubernur Minta Warga Tenang” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 105: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

93

―Hal serupa disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya

Komisaris Besar Argo Yuwono. Ia meminta warga tidak panik dan

tidak memercayai pesan berantai yang beredar.‖28

(Paragraf 6).

2) Sintaksis

Bentuk kalimat

Bentuk kalimat aktif dan pasif terdapat di paragraf 5 dan 6

1) Anies mengimbau warga tidak menyebarkan ketakutan, seperti

menyebarkan berita hoaks terkait teror di Jakarta.

2) Hal serupa disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya

Komisaris Besar Argo Yuwono. Ia meminta warga tidak panik dan

tidak memercayai pesan berantai yang beredar.

Koherensi

1) Menggunkan penanda koherensi bersifat aditif atau penambahan

‗dan‘, seperti pada kalimat :

―Anies mengatakan, lebih dari 36.000 petugas siaga dan

memastikan semua obyek vital di Jakarta aman. Petugas juga bakal

merespons cepat semua laporan masyarakat.‖ (Paragraf 3).

2) Menggunakan kata hubung pertentangan ‗namun‘, seperti pada

kalimat :

‖Tidak perlu panik, tidak perlu menunjukkan sikap yang

berlebihan, dan jika menemukan ada tanda-tanda mencurigakan,

jangan menyebarkan kekhawatiran, apalagi hoaks. Namun, tanggap

dan laporkan karena semua posisinya siaga dan siap untuk

merespons,‖ (Paragraf 5).

3) Menggunakan kata hubung penanda tempat atau lokalsi ‗di sini‘

seperti pada kalimat :

‖Saya garis bawahi, di sini, di tingkat kelurahan, baik dari

kepolisian, TNI, maupun dari pemerintah, bekerja bersama-sama,

dan di sana ada unsur Babinsa, ada unsur Babinkamtibmas, ada

RT/RW, semua dalam posisi bekerja bersama di lapangan,‖

(Paragraf 4).

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti ‗saya‘ sebagai kata ganti orang pertama

tunggal, seperti pada kalimat :

‖Saya garis bawahi, di sini, di tingkat kelurahan, baik dari

kepolisian, TNI, maupun dari pemerintah, bekerja bersama-sama,

dan di sana ada unsur Babinsa, ada unsur Babinkamtibmas, ada

28

“Gubernur Minta Warga Tenang” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei 2018.

 

Page 106: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

94

 

Page 107: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

95

Pada gambar pemberitaan Kompas menampilkan foto Anggota

Gegana Polda Jatim berjaga saat penggerebekan satu rumah kontrakan

terduga teroris di Dusun Jedong, Desa Urangagung, Kecamatan Sidoarjo,

Sidoarjo, Jawa Timur. Dari rumah tersebut, petugas mengamankan 4 orang

(2 perempuan dan 2 pria).

Metafora

Unsur metafora pada berita ini terdapat pada paragraf 3.

―Anies mengatakan, lebih dari 36.000 petugas siaga dan

memastikan semua obyek vital di Jakarta aman. Petugas juga bakal

merespons cepat semua laporan masyarakat.‖ (Paragraf 3).

Ekspresi

Ekspresi ayng menggambarkan sikap tenang siap siaga terdapat

pada paragraf 6 :

―Hal serupa disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya

Komisaris Besar Argo Yuwono. Ia meminta warga tidak panik dan

tidak memercayai pesan berantai yang beredar.‖ (Paragraf 6).

Tabel 4.6 Gubernur Minta Warga Tenang

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema Gubernur DKI Jakarta Anis Baswedan

menegaskan bahwa ibu kota Indonesia

ini dalam situasi kondusif setelah

terjadinya serangan bom bunuh diri di

Kota Surabaya, Jawa Timur. (Paragraf

1).

Super Struktur Skematik Pendahuluan : ―Gubernur Anies terus

berkomunikasi secara intensif dengan

Forum Komunikasi Pimpinan Daerah

untuk memastikan kondisi Jakarta

aman.‖ (Paragraf 1).

Isi : ―Anies mengimbau warga tidak

menyebarkan ketakutan, seperti

menyebarkan berita hoaks terkait teror di

Jakarta. ‖Tidak perlu panik, tidak perlu

menunjukkan sikap yang berlebihan, dan

jika menemukan ada tanda-tanda

mencurigakan, jangan menyebarkan

kekhawatiran, apalagi hoaks. Namun,

tanggap dan laporkan karena semua

 

Page 108: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

96

posisinya siaga dan siap untuk

merespons,‖ (Paragaraf 5).

Penutup : ―Secara terpisah, Uskup

Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Pr

mengatakan, umat beragama jangan

sampai terprovokasi oleh kejadian teror

bom di Surabaya. Untuk mengantisipasi

ancaman teror di Jakarta, Keuskupan

Agung Jakarta terus berkomunikasi

dengan pihak kepolisian.‖ (Paragraf 9).

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris.

Latar : Latar pada teks berita pertama

terdapat pada paragraf 1, Gubernur

Anies terus berkomunikasi secara

intensif dengan Forum Komunikasi

Pimpinan Daerah untuk memastikan

kondisi Jakarta aman.

Detil : Detil pada teks berita ini terdapat

pada paragraf 2 dan 3 penyataan yang

menegaskan kondisi aman di Jakarta dan

lebih dari 36.000 petugas bersiaga

mengamankan Ibu Kota.

Maksud : Maksud pada teks

pemberitaan ini terdapat pada paragraf

5, Anies mengimbau warga tidak

menyebarkan ketakutan, seperti

menyebarkan berita hoaks terkait teror di

Jakarta.

Praanggapan : Pra-anggapan pada teks

berita ini terdapat pada paragraf 6, yakni

himbauan pihak kepolisian agar warga

tidak panik dan tidak mudah percaya

dengan pesan daaari media sosial.

Koherensi : Berita ini banyak jalinan

kata yang menunjukkan penanda aditif,

pertentangan, dan lokalsi, seperti kata

'dan', 'namun', dan 'di sini'.

Bentuk Kalimat : Berita ini banyak

menggunakan kalimat aktif atau

berawalan me- seperti 'menyebarkan'

dan kalimat pasif atau berawalan di-

seperti 'disampaikan'

Kata Ganti : Menunjukkan kata ganti

orang pertama tunggal seperti 'saya' dan

kata ganti orang ketiga tunggal seperti

'ia'

Leksikon : Terdapat pemilihan kata

 

Page 109: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

97

'intensif' dan 'obyek vital'

Grafis : Ditunjukkan dengan foto

penggerebekan terduga teroris di Dusun

Jedong, Desa Urangagung, Kecamatan

Sidoarjo, Sidoarjo, Jawa Timur

Metafora : Terdapat kata yang bukan

makna sebenarnya yaitu 'obyek vital'

Ekspresi : Terdapat kata yang

menunjukkan sikap tenang siap siaga

'tidak panik'

Sumber : Data Primer Peneliti 2019

Analisis Tajuk Rencana Judul : Tekadkan ‖Terorisme Sampai di Sini!‖ (Edisi

15 Mei 2018)

a. Struktur Makro : Tematik

Tema yang bisa disebut topik ini menggambarkan apa yang ingin

diungkapkan oleh penulis dalam berita yang dibuatnya.29

Tema pada teks

berita terdapat pada paragraf 1 :

―Tak ada yang bisa diminimalkan dalam derita akibat terorisme. Luka

yang ada, apalagi kehilangan anggota keluarga, dan luka psikis akan selalu

menganga.‖

Tema yang diangkat penulis pada tajuk rencana ini berdasarkan beberapa

aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Terlebih pemerintah hanya

bereaksi responsif bukan antisipatif mencegah aksi serupa terjadi kembali

di negeri ini.

b. Super Struktur : Skematik

Super Struktur ini bisa dilihat dari skema penulisan. Skema penulisann

pada teks ini sebagai berikut :

1) Bagian awal tajuk rencana menceritakan akibat yang dialami bila

aksi terorisme masih terus terjadi di Indonesia. Serta kekecewan

dari penulis atas respon yang ditunjukkan oleh pemerintah

menanggapi persoalan terorisme.

29

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis, 2001), h 229.

 

Page 110: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

98

―Setiap kali terjadi aksi teror seperti di Surabaya, kita mendengar

tokoh dan pimpinan nasional berseru bahwa negara tidak boleh

kalah dalam perang melawan terorisme. Dalam perjalanan waktu,

pernyataan tersebut seperti bergaung di ruang hampa. Teroris bisa

hanya mencibir dengan sinis pernyataan itu sambil berkata,

‖Buktikan!‖ . (Paragraf 3).

2) Pada bagian tengah tajuk rencana berisikan upaya pemerintah

mengusulkan revisi RUU Antiterorisme yang belum juga

terrealisasi.

―Dalam situasi yang tidak kondusif seperti sekarang ini,

pemerintah berusaha mendapatkan solusi melalui penyelesaian

Rancangan Undang-Undang Antiterorisme, yang sudah

disampaikan ke DPR Februari 2016. UU No 15/2003 yang ada

dinilai terlalu responsif dan kurang antisipatif.‖ (Paragraf 5).

3) Tajuk rencana ini diakshiri dengan harapan dari penulis agar

pemerintah bisa cepat tanggap dalam menyelesaikan persoalan

terorisme di Indonesia supaya tidak terjadi lagi korban yang mati

dengan sia-sia.

―Meminimalkan dampak dan memaksimalkan upaya

pemberantasan terorisme kita harapkan bisa menjadi program

prioritas pemerintah. Dari pengalaman yang ada, bisa saja upaya

ini tidak mudah. Apalagi kita melihat bahwa perangkat hukum

yang diperlukan belum siap, sementara modus terorisme sendiri

terus berkembang, seperti pelibatan anak-anak dan perempuan.‖

(Paragraf 11).

c. Struktur Mikro :

1) Skematik

Latar

Latar pada tajuk rencana ini terdapat pada paragraf 3

―Setiap kali terjadi aksi teror seperti di Surabaya, kita mendengar

tokoh dan pimpinan nasional berseru bahwa negara tidak boleh

kalah dalam perang melawan terorisme. Dalam perjalanan waktu,

 

Page 111: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

99

pernyataan tersebut seperti bergaung di ruang hampa. Teroris bisa

hanya mencibir dengan sinis pernyataan itu sambil berkata,

‖Buktikan!‖ (Paragraf 3).

Detail

Detail pada tajuk rencana ini terdapa pada paragraf 5 dan 7

―Dalam situasi yang tidak kondusif seperti sekarang ini,

pemerintah berusaha mendapatkan solusi melalui penyelesaian

Rancangan Undang-Undang Antiterorisme, yang sudah

disampaikan ke DPR Februari 2016. UU No 15/2003 yang ada

dinilai terlalu responsif dan kurang antisipatif.‖ (Paragaraf 5).

―Ringkas kata, apa pun langkah yang akan diambil, kita berharap

itu merupakan upaya yang maksimal, dan efektif. Bangsa ini

sebenarnya sudah geram, tetapi juga lelah dengan isu terorisme.‖

(Paragraf 7).

Maksud

Maksud pada tajuk rencana ini terdapat pada paragraf 8

―Bangsa menunggu adanya pemerintah yang bisa mencerabut

terorisme dari Bumi Indonesia once and for all, tuntas,

menyeluruh, dan selamanya. Ahli sudah banyak, aparat tersedia,

dana dicukupi, jadi kurang apa lagi?‖ (Paragraf 8).

Pra-Anggapan

Pra-anggapan pada tajuk rencana ini terdapa pada paragraf 7

―Ringkas kata, apa pun langkah yang akan diambil, kita berharap

itu merupakan upaya yang maksimal, dan efektif. Bangsa ini

sebenarnya sudah geram, tetapi juga lelah dengan isu terorisme.

Sementara harapan sejahtera secara ekonomi sekarang ini tengah

diredupkan oleh pelemahan rupiah dan dampak ikutannya.‖

(Paragraf 7).

2) Sintaksis

Bentuk Kalimat

Terdapat kalimat aktif dan kalimat pasif pada paragraf 5 dan 7

 

Page 112: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

100

1) Dalam situasi yang tidak kondusif seperti sekarang ini, pemerintah

berusaha mendapatkan solusi melalui penyelesaian Rancangan

Undang-Undang Antiterorisme, yang sudah disampaikan ke DPR

Februari 2016. UU No 15/2003 yang ada dinilai terlalu responsif

dan kurang antisipatif.‖ (Paragraf 5).

2) ―Ringkas kata, apa pun langkah yang akan diambil, kita berharap

itu merupakan upaya yang maksimal, dan efektif.‖ (Paragraf 7).

Koherensi

1) Menggunakan penanda koherensi perbandingan ‗seperti‘, dalam

kalimat.

―Dalam perjalanan waktu, pernyataan tersebut seperti bergaung di

ruang hampa. Teroris bisa hanya mencibir dengan sinis pernyataan

itu sambil berkata, ‖Buktikan!‖ (Paragraf 3).

2) Menggunakan penanda koherensi waktu ‗sementara‘, dalam

kalimat.

―Sementara harapan sejahtera secara ekonomi sekarang ini tengah

diredupkan oleh pelemahan rupiah dan dampak ikutannya.‖

(Paragraf 7).

Kata Ganti

1) Menggunakan kata ganti orang pertama jamak ‗kita‘, seperti dalam

kalimat :

―Setiap kali terjadi aksi teror seperti di Surabaya, kita mendengar

tokoh dan pimpinan nasional berseru bahwa negara tidak boleh

kalah dalam perang melawan terorisme.‖ (Paragaraf 3).

3) Stilistik

Leksikon

1) ―Tak ada yang bisa diminimalkan dalam derita akibat terorisme.

Luka yang ada, apalagi kehilangan anggota keluarga, dan luka

psikis akan selalu menganga,‖ (Paragraf 1).

2) ―Kejahatan terhadap kemanusiaan ini sungguh amat keji, tetapi

belum mau sirna dari negeri ini.‖ (Paragraf 2).

 

Page 113: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

101

 

Page 114: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

102

―Kita garis bawahi butir kekurangan di atas karena kelemahan kita

adalah kurang antisipatif. Jika kita sudah antisipatif, aksi di

Surabaya semestinya sudah tercium.‖ (Paragraf 6).

Tabel 4.7 Tekadkan ”Terorisme Sampai di Sini!”

Struktur Elemen Keterangan

Makro Tema Berdasarkan beberapa aksi terorisme

yang terjadi di Indonesia. Terbaru bom

bunuh diri meledak di tiga lokalsi di

Surabaya. Terlebih pemerintah hanya

bereaksi responsif bukan antisipatif

mencegah aksi serupa terjadi kembali di

negeri ini.

Super Struktur Skematik Pendahuluan : ―Setiap kali terjadi aksi

teror seperti di Surabaya, kita mendengar

tokoh dan pimpinan nasional berseru

bahwa negara tidak boleh kalah dalam

perang melawan terorisme. Dalam

perjalanan waktu, pernyataan tersebut

seperti bergaung di ruang hampa. Teroris

bisa hanya mencibir dengan sinis

pernyataan itu sambil berkata,

‖Buktikan!‖ . (Paragraf 3).

Isi : ―Dalam situasi yang tidak kondusif

seperti sekarang ini, pemerintah berusaha

mendapatkan solusi melalui penyelesaian

Rancangan Undang-Undang

Antiterorisme, yang sudah disampaikan

ke DPR Februari 2016. UU No 15/2003

yang ada dinilai terlalu responsif dan

kurang antisipatif.‖ (Paragraf 5).

Penutup: ―Meminimalkan dampak dan

memaksimalkan upaya pemberantasan

terorisme kita harapkan bisa menjadi

program prioritas pemerintah. Dari

pengalaman yang ada, bisa saja upaya ini

tidak mudah. Apalagi kita melihat bahwa

perangkat hukum yang diperlukan belum

siap, sementara modus terorisme sendiri

terus berkembang, seperti pelibatan

anak-anak dan perempuan.‖ (Paragraf

 

Page 115: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

103

11).

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik,

Retoris.

Latar : Terdapat di paragraf 3, Setiap

kali terjadi aksi teror seperti di Surabaya,

kita mendengar tokoh dan pimpinan

nasional berseru bahwa negara tidak

boleh kalah dalam perang melawan

terorisme. Dalam perjalanan waktu,

pernyataan tersebut seperti bergaung di

ruang hampa.

Detil : Terdapat di paragraf 5 dan 7,

Dalam situasi yang tidak kondusif seperti

sekarang ini, pemerintah berusaha

mendapatkan solusi melalui penyelesaian

Rancangan Undang-Undang

Antiterorisme, yang sudah disampaikan

ke DPR. Apa pun langkah yang akan

diambil, kita berharap itu merupakan

upaya yang maksimal, dan efektif.

Maksud : Terdapat di paragraf 8, Bangsa

menunggu adanya pemerintah yang bisa

mencerabut terorisme dari Bumi

Indonesia once and for all, tuntas,

menyeluruh, dan selamanya. Ahli sudah

banyak, aparat tersedia, dana dicukupi,

jadi kurang apa lagi?

Praanggapan : Terdapat di paragraf 7,

Ringkas kata, apa pun langkah yang akan

diambil, kita berharap itu merupakan

upaya yang maksimal, dan efektif.

Bangsa ini sebenarnya sudah geram,

tetapi juga lelah dengan isu terorisme.

Koherensi : Tajuk rencana ini banyak

jalinan kata yang menunjukkan penanda

perbandingan dan pertentangan,

contohnya 'seperti' dan 'sementara'

Bentuk Kalimat :Tajuk rencana ini

banyak menggunakan kalimat aktif atau

berawalan me- seperti 'mendapatkan' dan

kalimat pasif atau berawalan di- seperti

'disampaikan'

Kata Ganti : Menunjukkan kata ganti

orang pertama jamak seperti 'kita'

Leksikon : Terdapat pemilihan kata

'menganga' dan 'keji'

Grafis : Ditujukan dengan foto foto

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa

Universitas Gadjah Mada Obed Kresna

 

Page 116: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

104

membacakan pernyataan kecaman

terhadap peristiwa serangan teroris di

Surabaya

Metafora : Terdapat kata yang bukan

makna sebenarnya yaitu 'menganga'

Ekspresi : Terdapat kata yang

menunjukkan ekpresi kecewa yaitu

'kelemahan kita'

Sumber : Data Primer Peneliti 2019

B. Analisis Kognisi Sosial

1. Analisis Kognisi Sosial Jaringan Teroris Dibongkar dalam Harian

Kompas edisi 15 Mei 2018.

Selain menganalisis teks, dalam analisis wacana juga penting untuk

mengamati kognisi sosial, yakni bagaimana suatu teks itu bisa diproduksi.

Karena teks berita merupakan suatu hasil dari buah pemikiran wartawan.

Segala konsep yang ada terlebih dulu akan melewati tahap pemikiran konsep

dari para pelaku media. Dalam analisis wacana Van Djik, kognisi sosial

terutama dihubungkan dengan proses produksi berita. Titik kunci dalam

memahami produksi berita adalah dengan meneliti proses terbentuknya teks.

Proses terbentuknya teks initidak hanya bermakna bagaimana suatu teks itu

dibentuk, proses ini juga memasukkan informasi bagaimana peristiwa itu

ditafsirkan, disimpulkan, dan dimaknai oleh wartawan.30

Dalam penelitian ini, tidak hanya melakukan analisis pada teks beritanya

saja. Akan tetapi dilakukan juga pendalaman mengenai bagaimana proses

terbentuknya teks tersebut sehingga bisa diterbitkan. Peneliti telah melakukan

wawancara kepada Marcellus Hernowo selaku Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas. berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti, Marcellus

Hernowo mengatakan bahwa proses produksi berita Harian Kompas diawali

dengan satu pemikiran yakni mengedepankan egalitariannisme antara

Pemimpin Redaksi (Pemred), Redaktur Pelaksana (Redpel), Editor, dan

reporter dalam memaknai isu yang berkembang. Seperti yang dikatakan

berikut ini:

30

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS,

2001), h. 266.

 

Page 117: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

105

―Jadi gini, di Kompas itu selalu diputuskan bahwa kita bekerja secara tim

dan kolektif. Karenanya egalitarian itu menjadi suatu yang penting bagi

kami. Anda mau seorang Pemred, Redpel; Reporter ya sama kita bisa

saling berdiskusi bebas, walaupun memang dalam tata kelolanya

diputuskan atas kesepakatan bersama. Nah dalam membangun sebuah

forum dikusi ada beberapa cara seperti dalah setiap hari kita ada dua kali

rapat yakni pagi dan sore. Pagi dari jam 10-11 yang dikuti oleh Redpel dan

editor. Rapat pagi itu buat mengevaluasi kinerja, membaca isu, dan

merencanakan liputan untuk hari itu. Kemudian rapat sore pada jam 4,

dalam rapat tersebut setiap deesk menyampaikan beritanya apa lalu kita

tentukan bersama. Disampaikan dalam waktu bersamaan untuk

menentukan isu mana yang layak dijadikan headline (HL) selesainya

penulisann berita langsung dilakukan bila ada kekurangan bisa langsung

ditambahkan. Ada lagi rapat mingguan tapi ini sifatnya hanya untuk para

editor saja.‖31

Seperti yang telah dikatakan dalam wawancara di atas, Harian Kompas

dalam memproduksi berita diawali dengan satu pemikiran yang sama yakni

egalitarian artinya semua orang memiliki hak yang sama dalam

menyampaikan argumentasi sebuah isu untuk menjadi sebuah objek

pemberitaan. Sebab dalam etos kerjuanya Harian Kompas menggunakan

sstem kolektif atau kerja tim. Artinya sebelum menentukan isu, meliput, dan

menulis berita terdapat sesi diskusi antara Pimred, Redpel, dan editor.

Tahapan dilanjutkan dengan rapat redaksi terdapat dua kali pertemua yakni

pagi dan sore, untuk membahas dan mengungkap isu apa yang menarik. Hasil

rapat menentukan isu apa yang akan digarap. Tahap terakhir kemudian

melakukan pencarian informasi dengan mendistribusikan penugasan liputan

kepada reporter.

Pagi dan sore menjadi waktu bagi para Pimred, Redpel, dan Editor

melakukan rapat redaksi. Pada pagi hari membicarakan mengenai evaluasi

terbita Kompas pada hari sebelumnya mulai dari penulisann, isu, dan juga

kinerja reporter di lapangan. Kemudian juga membaca isu atau memetakan hal

apa yang akan dan sesuai dengan kriteria berita dalam Harian Kompas.

Setelah mendapatkan isu dan angel berita yang ingin diangkat barulah

menentukan mekanisme di lapangan dalam hal ini kordinasi antara edeitor

dengan reporter.

31

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 118: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

106

Berdasarkan pemaparan wawancara tadi, Harian Kompas dalam

menentukan berita yang ingin dimuat didahulukan dengan melihat isu yang

berkembang di lapangan. Tak terkecuali dengan pemberitaan radikalisme dan

aksi terorisme di Indoensia. Sampai saat ini, berbagai media di tanah air

memberitakan aksi terorisme namn sayang tidak secara terus-menerus dan

hanya pada saat peristiwa tersbut terjadi. hal ini membuat masyarakat belum

teredukasi penuh mengenai perkembangan penyebaran radikalisme di

Indonesia.

Sebagai media besar dan tertua di Indonesia, Harian Kompas selalu

berusaha memberikan pencerahan atas isu radikalisme dan terorisme ini.

Pentingnya mengawal isu ini mengingat bahwa Indonesia adalah Negara

dengan penduduk yang beragam latar belakang suku, bahsa, dan agama meski

mayoritas beragama muslim. Seperti dikatakan berikut ini :

―Kami memandang terorisme itu satu dari lima masalah serius di

Indonesia. Kelimanya adalah korupsi, narkoba, radikalisme/ terorisme,

populisme (kesenjangan sosial), serta ketimpangngan kaya dan miskin.

Lalu apakah itu saling berdiri sendiri? Kami pikir tidak semua ada

kaitannya, seperti kesenjangan bisa masuk ke populisme yakni kegairahan

menonjolkan identitas baik agama dan suku yang juga memunculkan pula

korupsi. Kalau terorisme yang dijual adalah korupsi dan kemiskinan

masyarakat serta narkoba juga sama menjadi masalah serius bangsa dan

yang terpenting kita harus memberantas secara bersama dan

komperhensif.‖32

Dari wawancara di atas, dapat dikatakan bahwa terorisme merupakan salah

satu konsen Harian Kompas sebab ia merasa bahwa isu ini merupakan

persoalan bangsa yang harus diselelsaikan secara bersama dengan

komprehensif. Artinya harus diselesaikan secara menyeluruh, pihak keamanan

dalam hal ini Kepolisian Republik Indonesia harus bisa membongkar jarigan

para teroris dimulai dari penyebaran paham-paham radikal di masyarakat tidak

hanya menangkap para pelaku di lapangan tapi juga menelurusi aktor

intelektual ketua jaringan teroris. Untuk itu dalam memberantas jaringan

terorisme di Indonesia diperlukan pula peran media masa seperti Harian

32

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 119: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

107

Kompas untuk terus memberikan informasi sejak dini mengenai bahaya dari

pemahaman radikal yang berujung pada aksi terorisme.

―Kalau berbicara seberapa pentingnya peran media, yang jelas saya

memandang bahwa ini merupaka isu yang sangat strategis. Dalam hal?

Strategis untuk negara ini, terorisme itu isu yang tidak bisa dianggap

remeh kalau kita membandingklan 15-20 tahun ke depan kita memandang

itu menjadi persoalan yang sangat serius bagi negara ini, Kita harus

konsisten dan membahasnya secara spesifik walaupun dalam prakteknya

tidak bisa dipisahkan artinya radikalisme, terorisme, dan korupsi tidak

hanya itu saja artinya kita juga harus berbicara mengenai elit politik.

Karna elit politik sering memproduksi kekacauan yang bisa memicu

terjadinya terorisme. Jika melihat dari indeks rasio gini harus diturunkan

supaya kesenjangan masyarakat tidak terlalu jauh dan itu menjadi penting.

Tapi memang ada isu yang sifatnya langsung misalnya revisi RUU

terprisme. Karena itu bersifat harus dan mendesak yang harus segera

disahkan, meski itu tidak cukup yang penting kita sudah berada dalam

track yang benar dan harus komsisten di jalan kita, yang kita yakin benar

dan baik.‖33

Dapat dikatakan bahwa terorisme merupakan salah satu dari lima isu

penting bagi Harian Kompas. Karenanya isu mengenai terorisme ini akan

terus dikawal secara lebih spesifik. Harian Kompas menilai bahwa munculnya

buah pikir radikalime hingga berujung pada aksi tindak terorisme bukan hanya

berasal dari pemikiran jaringan radikal di Indonesia. Tapi juga disebabkan

para elit pemerintah yang sering membuat masyarakat gerah dengan tindakan

korupsinya. Bukan saja elit pemerintah, kesenjangan sosial di masyarakt pun

dapat memicu seseorang untuk berpikir radikal hingga menyalurkannya

dengan bergabung bersama jaringan teroris.

Menurut Harian Kompas isu ini masih akan menjadi permasalahan bangsa

di masa depan. Karenanya kala itu Harian Kompas juga mendesak untuk

segera disahkannya Revisi RUU Terorisme oleh DPR RI. Sebab itu

merupakan langkah penting yang harus diambil jika negara ini ingin

memberantas terorisme. Denga telah dihakannya RUU tersebut Kepolisian

republik Indonesia kini telah memiliki payung hukum untuk melawan

terorisme dan memutuh penyebaran radikalisme di Indonesia. Meski baru

hanya dapat memunculkan dalam bentuk pemberitaan Harian Kompas

33

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 120: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

108

meyakini bahwa ini sudah dijalan yang benar dalam membantu memberantas

terorisme di Indonesia.

―Dalam konsen ini kami berusaha untuk terus mengabarkan dan

memberikan informasi kepada masyarakat. Mengingatkan yang berkuasa

dan menghibur pembaca, sesuai dengan visi dan misi Kompas. Lalu kami

mengharuskan mejadi bagian dari arah kemajuan bangsa menjadi lebih

baik dan itu akan kami lakukan dengan sangat serius. Misalnya gini, kami

sangat mendesak RUU Terorisme itu harus segera disahkan melihat

urgensi yang ada. Tapi kami tidak sendiri yang berda di garda terdepan

dalam mendorong lembaga legislatif dalam mengesahkan RUU tersebut.

Ini merupakan kerja dari semua pihak. Memang ada kalanya momen-

momen kita harus kencang dalam mendorong agar segera terealisasi jika

begitu kondisinya maka kami haru akan melakukannya dengan sangat

serius. Pada tahun 2000an terorisme itu bukan semata masyarakat atau

oknum tertentu. Akan tetapi dapat muncul karena ada ketimpangan sosial

hal tersebut bisa dilihat dari polanya ada pelaku intelektual dan lapangan.

Pada kondisi tertentu ada isu-isu yang sangat penting di masyarakat

misalnya mengkapanyekan bagaimana deradikalisai harus dilakukan

dengan baik banyak contoh dari media asing. Dan juga kami banyak

menulis feature mengenai apa yang betul-betul menjadi kebutuhan

pembaca. Seperi apa dan bagaimana bisa diketahui bahwasanya mereka

yang menjadi oknum terorisme merupakan seorang pemikir intelek dan itu

seringkali kita diskusikan bersama di litbang Kompas.‖34

Menurut Marcellus Hernowo dapat dikerahui konsen kompas ialah tidak

lepas untuk selalu memberitakan dan memberikan informasi kepada

masyarakat. Ia mengakui bahwa Harian Kompas dengan sangat serius

mengabdikan untuk menjadi bagian arah kemajuan bangsa. Maka dari itu

sampai kapanpun akan terus mengawal sebuah isu yang dapat mengahncurkan

bangsa Indonesia termasuk penyebaran radikalisme dan aksi terorisme. Iapun

menyadarai bahwa ada kalanya dalam waktu tertentu Harian Kompas

memberitakannya secara terus-menerus sampai terealisasi. Salah satunya ialah

Revisi RUU terorisme yang dengan gencar Kompas beritakan agar segera

disahkan oleh lembaga legislatif. Karna itu merupakan dasar bagi pihak

kepolisian.

Tidak hanya itu adapun isu-isu yang berkaitan seperti mengkapenyekan

deradikalisasi di masyarakat memakai gaya penulisann feature kami

sesuaikang dengan kebutuhan masyarakat. Dapat diketahui melalui kajian

34

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 121: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

109

Litbang Kompas bahwasanya selain pelaku dilapangan, terdapat aktor

intelektual yang menyebar luaskan paham radikalisme serta merancang sebuah

aksi terorisme.

―Ini menjadi suatu konsen kami mangkannya salah satu bentuk nyatanya

ialah banyak memberi tempat apa yang menjadi identitas-identitas asli

Indonesia. Hal tersebut menurut kami dapat menjadi salah satu cara untuk

meredam paham radikalisme dan gerakan terorisme. Maka gagasan dari

kami adalah banyak menulis mengenai keragaman Indonesia. Apa yang

menjadi ciri khas atau identitas Indoensia itu sendiri karna itu harus tetap

dijaga. Contoh saja Negara Jepang, mereka bisa maju karena mereka

menjaga dan mempraktikannya apa yang menjadi budayaya sendiri. Kalau

Amerika maju dengan mimpi bersama yang mereka jaga yakni trinitas.

Sukarno sering berpidato kau kita bukanlah negara Islam, artinya kita

harus melindungi rakyat sipil dan Hak Asasi Manusia (HAM) kita jaga

mimpi bersama. Kesejahteraan sosial merupakan hal yang paling penting.

Karena itu Kompas memberi tempat pada hal yang demikian. Setiap ajaran

besar selalu punya ciri khasnya masing masing. Apa sih yang menjadi

mimpi kita? Kami juga melakukan ekpedisi memaknai Indonesia melalui

jalur rempah, misi terumbu karang, jejak-jeka terumbu karang yang sangat

bagus. Itu semua dilakukan untuk menjaga bahwa inilah identirtas

kebangsan kita. Bahwa dengan Sumber Daya Alam (SDA) menjadi

kekuatan bangsa Indonesia. Seperti ekspedisi kuliner mulai dari masakan

sunda, jawa, hingga timur papua. Itukan seperti menunjukkan ini loh

indonesia, negara yang mempunyai kekhasandisetiap daerahnya masaing-

masing. Mulai dari suku, bahasa, kearifan lokall yang harus terus dijaga

keberagamannya agar memperkuat ideologi kita. Dan bila ada yang tidak

cocok dengan identitas bangsa kita maka tidak akan mudah masuk ke

masyarakat seperti ideologi radikalisme. Itulah yang kami lakukan, bisa

juga dengan prestasi olahraga sebab hal tersebut juga menjadi bahasa

universal. Isu mengenai identitas Indonesia, kekayaan SDA, budayaya,

dan menjaga kesejahteraan sosial dengan hidup penuh toleransi demikian

yang banyak kami kasih tempat dalam tulisan-tulisan di Kompas supaya

keberagaman terus terjaga di Indonesia. Jadi terkadang memang ada isu

langsung seperti RUU serta memberantas terorisme kita memang agak

lebih soft.‖35

Menyoal konsen Harian Kompas mengawal isu terorisme dan menangkal

penyebaran radikalisme di Indonesia. Merujuk dari wawancara di atas dapat

dikatakan bahwa dalam Harian Kompas banyak memberikan tempat dalam

hal ini penulisan berita-berita yang bertemakan identitas Indonesia. Karena

menuru Marcellus Hernowo dengan kita melestarikan budaya asli Indonesia

itu akan memperkuat keyakina kita akan ideologi bangsa Indonesia yakni

35

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 122: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

110

Pancasila. Memunculkan keragaman Indonesia mulai dari agama suku,

bahasa, dan budayaya. Sebab pendiri bangsa Indonesia yakni Soekarno pernah

menyatakan bahwa Indonesia ini bukanlah negara Islam. Karenanya

diperlukan sebuah toleransi beragama yang baik di masyarakat. Harian

Kompas meyakini bahwasanya dengan kita terus menjaga indeologi bangsa

maka hal tersebut dapat memperkokoh keyakinan masyarakat. Artinya

masyarakat tidak akan mudah terpengaruh dengan ideologi-idelogi baru di

luar pancasila semisal radikalisme dan exterimisme yang menjadi cikal bakal

aksi terorisme.

Dengan menjunjung tinggi pancasila maknanya adalah melindungi rakyat

sipil, menjaga HAM, dan kesejahteraan sosial masyarakat. Memberi tempat

untuk menulis mengenai isu keIndonesiaan lainnya merupaka hal yang

Kompas lakukan untuk terus mengedukasi masyarakat. Seperti dengan

melakukan ekspedisi rempah Indonesia, terumbu karang, kebudayayaan

Indonesia. Melalui SDA yang ada di Indonesia dapat pula menunjukkan inilah

identitas Indonesia. Kearifan lokal yang terjaga, toleransi umat beragama, dan

keberagaman suku serta budayaya.

―Kami memandang bahwa selama ini terorisme adalah kriminalitas bahwa

itu merupakan tindak pidana/ kejahatan. Kompas tidak pernah memnadang isu

ini berkaitan dengan agama. Itu juga masalah kemanusiaan, jadi itu sebuah

tindak pidana hukum dan kami sangat konsen bahwa sebuah yang mengancam

kemanan negara harus diproses secara hukum. Kami mendukung tindakan

dengan sisi softnya dengan menulis banyak berita mngenai identitas

keindonesiaan kami juga tidak memandang bahwa terorisme itu sebuh

gerakan-gerakan yang masalah ke-Islaman ini sebuah tindak pidana. Karena

tindakan itu melanggar hukum dan itu melanggar kesepakantan kami

berkehidupan secara keberagaman dan kebersamaan dan hal tersebut

melanggar kesepatan kita bersama.‖36

Melihat dari pernyataan di atas Harian Kompas juga menanggapi

bahwasanya aksi terorisme merupakan bentuk kriminalitas artinya sebuah

tindak pindana kejahatan. Dengan tegas Harian Kompas menyatakan bahwa

terorisme bukan sebuah persoalan agama apalagi mengaitkannya dengan

agama Islam. Sebuah tindak pidana harus diselesaikan secara hukum para

pelaku dengan keji meledakkan bom di ruang publik yang masyarakat sipil

36

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 123: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

111

sudah banyak menjadi korbannya. Jika pihak kepolisian pelakukan penegakan

hukum, maka Harian Kompas meresponsnya dengan cara memberitakan

kejadian tersebut dan melakukan kajian untuk teroris memberi informasi ke-

Indonesiaan jangan sampai masyarakat terpapar ideolgi radikal.

―Waktu awal itu banyak berkiblat pada Afganistan, pengeboman di Bali

misalnya banyak dari para pelaki merupakan alumni jaringan teroris di

Afganistan, lalu agak bergeser ke ISIS sempat dari Filipina dan sekrang

banyak aksi pribadi bahkan sekrang banyak yang tidak berafilisiasi dengan

jaringan besar di luar negeri. Dan sekarang bisa kita lihat bersama bahwa kini

pergerakannya sudah mulai berevolusi bisa dari gadget melihat dari internet

atau teknologi nah kita harus antisipasi bahwa apakah kita harus anti teknologi

itu juga tidak. Kita harus bisa mengantisipasi pergerakan itu ada sebuah pola

yang berbeda dan semakin tidak bisa terkontrol seperti aksi di Surabaya itu

memakai satu keluarga bahwa itu juga sebenarnya menjadi polemik di

kalangan terorisme itu sendiri, terorisme juga tidak serta merta dating isu dari

luar juga bisa menjadi pemicu.‖37

Dalam kajiana Litbang Kompas dapat diketahui bahwa ada pola yang

berubah dalam aksi terorisme di Indonesia. Pada awalnya aksi terorisme

berkaitan dengan jaringan yang ada di luar negeri atau negara Timur Tengah

seperti Al-Qaeda dan ISIS. Namun kini para pelaku teror lebih banyak

bergerak secara individu atau terikat dalam jaringan sendiri. Melihat peristiwa

yang terjadi di Surabaya, pola pelaku berubah dengan menggunakan anggota

keluarga yakni anak dan istrinya sebagai pembawa bom bunh diri. Nyatanya

menurut kajian litbang Kompas haltersebut juga menjadi perdebatan di dalam

jaringan teroris.

Terlebih kemajuan teknologi juga dapat menjadi media pembelajarab bagi

para pelaku dalam merakit sebuah bom dengan daya ledak yang cukup besar.

Akan tetapi itu bukan juga menjadi alasan untuk masyarakat anti akan

teknologi. Dapat dikatakan bahwa kemajuan teknologi dapat dijadikan

manfaat dan jalan berbuat kejahatan.

―Pengesahan RUU terorisme ini merupakan salah satu jalan karena cara ini

harus dilakukan dan tidak bisa berjalan sendiri. Misalnya peningkatan

kesejahteraan, budayaya membaca supaya lebih kritis, peningkatan inovasi

digital. Kebijakan dalam memilih informasi di media social juga harus

ditingkatkan itu merupakan tugas kita semua bukan hanya tugas pemerintah,

aparat keamanan, media, dan masyarakat. Terorisme itu buka sebuah

37

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 124: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

112

persoalan hanya dari satu kasus mereka saling berhubungan.‖38

Harian Kompas pun menilai bahwa pengesahan RUU Terorisme

merupakan langkah yang harus segera dilakukan. Karena itu merupakan dasar

hukum kepolisian menangkap dan mempersempit ruang geraka para pelaku

terorisme. Akan tetapi bukan hanya kepolisin dan pemerintah pemberantasan

paham radikal dan jaringan terorisme adalah tugas kita bersama.

―Toleransi, intoleransi, dan keberagaman menjadi isu yang saat ini cukup

penting bagi kompas. Tentang saat ini Indonesia sudah cukup toleran atau

justru intoleran dan bagaimana perkembangan keduanya, Isu toleransi,

intoleransi dan keberagaman saat ini juga menjadi isu sangat penting.

Pasalnya, isu-isu itu menyangkut kondisi riil saat ini dan masa depan kita

sebagai sebuah bangsa.‖39

Melihat dari wawancara di atas Harian Kompas juga menyoroti bagai

mana isu toleransi dak keberagaman yang ada di Indonesia. Seperti dalam

Hasil Survei Nasional Kerukunan Umat Beragama yang dilakukan

Kementerian Agama pada tahun 2015 menunjukkan, rata-rata nasional

kerukunan umat beragama berada pada poin 75,36 dalam rentang 0-100.

Angka ini menempatkan Indonesia pada kategori kerukunan tinggi.

Kerukunan tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bekerjanya

dimensi kerukunan, yaitu toleransi, kesetaraan dan kerja sama secara

signifikan. Namun, tak dapat dipungkiri rata-rata kerukunan nasional itu

menyisakan beberapa catatan.40

Toleransi antar umat beragama merupaka proses saling mebiarkan,

mengakui dan menghormati keyakinan orang lain sebagai suatu sikap

perwujudan penahan diri terhadap sikap pihak lain yang tidak sama. Toleransi

dalam kehidupan umat beragama harus didasarkan kepada tiap agama menjadi

tanggungjawab pemeluknya dan memiliki bentuk ibadat (ritual) dengan sistem

dan caranya sendiri. Dengan demikian toleransi merupaka sikap menghormati

38

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019. 39

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Minggu, 30 Juni 2019. 40

Diakses dari https://pkub.kemenag.go.id/artikel/41249/survei-kemenag-tingkat-

kerukunan-umat-beragama-di-indonesia-tinggi pada Jum‘at, 27 Juni 2019, pukul 19.44 wib.

 

Page 125: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

113

perbedaan atau prinsip orang lain tanpa harus mengorbankan diri sendiri.41

―Iya, civil society juga dibahas. Sebab demokrasi yang sehat juga

membutuhkan civil society kuat. Menjaga kerukunan umat beragama menjadi

tanggung jawab semua pihak, mulai dari pemerintah, civil society, tokoh

agama dan tokoh masyarakat, serta masyarakat itu sendiri.‖42

Selain isu radikalisme dan toleransi umat beragama Harian Kompas juga

membahas isu mengenai civil society. Dalam menjaga kerukunan umat

beragama di Indoensia diperlukan pula sivil society yang kuat artinya tatanan

masyarakat yang mandiri dan berani mengemukakan pendapat di ruang publik

yakni hidup berdemokrasi secara damai. Maka dibutuhkan sinergi dari seluruh

eleman masyarakat.

―Iya. Ini dimaksudkan agar masyarakat/pembaca kompas memahami

bentuk/profil terorisme di Indonesia. Pemahaman itu akan memudahkan

langkah untuk memahami dan selanjutnya menyusun langkah yang tepat

untuk mengatasinya. Berita perlu dilakukan. Tentang perlunya berita yang

terus menerus atau tidak, itu melihat kebutuhan dan momentum. Pasalnya,

juga ada masalah lain di Indonesia yang perlu mendapat perhatian seperti

pemberantasan korupsi, pembangunan ekonomi, dan penataan birokrasi.

Berita yang terus menerus tanpa henti, juga dapat membuat

masyarakat/pembaca jenuh atau bosan.‖43

Tidak hanya memberitakan saat peristiwanya saja, Marcellus Hernowo

juga mengatakan bahwa Harian Kompas tidak hanya membuat berita

terorisme saat peritiwanya saja. Akan tetapi dalam beberapa waktu juga

menulis mengenai jaringan, bentuk, dan ciri dari radikalisme. hal tersebut

diperlukan untuk memberikan pemahaman yang lebih mengenai radikalisme

kepada masyarakat. Hanya saja ia mengakui bahwa pembeirtaan mengenai

radikalisme tidak diberitakan secara terus menerus dikarenakan Harian

Kompas melihat kebutuhan dan momentum agar menjaga para pembacanya

tidak bosan. Terlebih menurutnya ada persoalan lain yang perlu juga

diperhatikan.

41

Amir Fadhilah, Toleransi dan Konflik Antar Umat Beragama, 42

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Minggu, 30 Juni 2019. 43

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Minggu, 30 Juni 2019.

 

Page 126: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

114

C. Analisis Konteks Sosial

1. Analisis Konteks Sosial Berita Jaringan Teroris Dibongkar Harian

Kompas edisi 15 Mei 2018

Dimensi terakhir analisis Van Djik adalah analisis sosial. Menurut Guy

Cock, konteks merupakan salah satu dari tiga hal yang sentral dalam wacana.

Ia berpendapat bahwa konteks memasukkan semua situasi dan hal yang berada

di luar teks dan memengaruhi pemakaian bahasa. Analisis sosial (konteks

sosial) berkaitan dengan latar, situasi, peristiwa, atau kondisi sosial yang

sedang terjadi saat itu.

Berawal dari ideologi Islamisme yakni tipologi ideologi besar kelima yang

menjadi orientasi kelompok-kelompok gerakan di Indonesia pasca reformasi.

Empat tipologi ideologi besar lainnya adalah kiri-Radikal, kiri-Moderat,

kanan-Konservatif, dan kanan-Liberal beserta varian-varian lainnya

keempatnya itu bersumberdari pemikiran barat. Kini, dalam hal ini

dikemukakan tipologi yang kelima yakni Islamisme. Dalam bahasa Greg

Fearly Islamisme dikatakan sebagai gerakan yang bercirikan: (1) gerakan

kebangkitan Islam dari keterpurukan abad ke -29. (2) sebagai perjalanna dari

khafilah (transisi) Islam internasional yang berideologi fundamnetalis global.44

44

Dr. Zuly Qodir, Radikalisme Agama di Indonesia, Pustaka Pelajar, Celeban Timur UH

III/ 548 Yogyakasrta, h. 25.

 

Page 127: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

115

Agama/ Ideologi

Reformasi

Demokrasi

Masyarakat

Kesempatan Politik

Mobilisasi

Ideologi

Gerakan Keagamaan Islam Non Mainstream

Identifikasi

Gambar 4.1 Framework munculnya Gerakan Radikalisme Islam

Sumber : Dr. Zuly Qodir, Radikalisme Agama di Indonesia.

Ditambah lagi kurangnya pemahaman agama bagi sebagian masyarakat, dapat

dengan mudah terpengaruh untuk menjadi bagian kelompok radikal ini.

Khususnya kalangan pemuda, radikalisasi mereka lebih dipengaruhi oleh berbagai

peristiwa global. Faktor teknologi informasi dan komunikasi modern menjadi hal

penting yang berperan dalam transmisi paham atau sikap radikal kelompok baru

 

Page 128: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

116

ini.45

Jika kita melihat pada Jajak Pendapat yang dilakukan Litbang Kompas,

bahwasanya fenomena radikalisme bernuansa agama memasuki babak baru.

Hasrat warga Indonesia bergabung dengan kelompok radikal di luar negeri

membuktikan radikalisme sebagai paham telah berkembang dan terserap.

Publik memandang negara harus bersikap tegas terhadap penyebaran gerakan

radikal.

Meski mayoritas publik meyakini lingkungan tempat tinggal mereka saat

ini relatif aman dari penyebaran paham radikal, tiga dari empat responden

tetap mengkhawatirkan pengaruh radikalisme terhadap keluarga mereka.

Publik memandang ada sejumlah faktor yang turut menyuburkan radikalisme

di Tanah Air. Pemahaman keliru mengenai ideologi keagamaan dinilai sebagai

faktor yang paling besar mendorong berkembangnya radikalisme bernuansa

agama, diikuti dengan faktor ketimpangan kesejahteraan sosial ekonomi,

antara lain:

1. Keterbatasan pekerjaan

Rendahnya tingkat pendidikan dan terbatasnya lapangan pekerjaan juga

dipandang publik menyuburkan radikalisme. Sebanyak 14 persen publik jajak

pendapat meyakini hal tersebut. Selain itu, lemahnya penegakan hukum dinilai

turut meningkatkan pula radikalisme. Satu dari lima responden menyatakan,

penegakan hukum terlampau lemah untuk mengontrol tumbuhnya ideologi

radikal bernuansa agama, apalagi menekan aksi teror.

Tak heran, separuh responden menyatakan, penanganan penyebaran

paham radikal oleh pemerintah belum memadai. Kekecewaan ini justru lebih

banyak disuarakan oleh responden pemeluk agama Islam. Sebagian publik

menyatakan bahwa peran organisasi keagamaan dan tokoh agama untuk

membentengi warga dari pengaruh paham radikal belum memadai.

Merunut kembali sikap Indonesia terhadap gerakan radikal yang kembali

marak, sejak pertengahan 2014 pemerintah telah melarang penyebaran

ideologi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Indonesia. Pada 4 Agustus

45

M. Zaki Mubarak, Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan dalam Islam

Radikal di Indonesia Kontemporer, Episteme, Volume 10 No. 1, Juni 2015, h. 81.

 

Page 129: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

117

2014, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto

menilai bahwa paham yang dianut NIIS tidak sesuai dengan ideologi

Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan kebinekaan di Indonesia.

Penegasan yang sama disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam

pidatonya pada pembukaan seminar ‖Perkembangan ISIS di Indonesia dan

Penanggulangannya‖ (Kompas, 23/3). Menurut Kalla, gerakan kelompok

militan NIIS bertujuan mendirikan sistem pemerintahan ala kekhalifahan

Islam yang disebutnya sebagai ‖keinginan untuk kembali ke masa lalu‖ alias

tidak sesuai dengan kondisi faktual masa kini.

Senada dengan sikap pemerintah, Majelis Ulama Indonesia (MUI)

bersama 39 organisasi kemasyarakatan Islam juga bersepakat menolak paham

NIIS. MUI dan organisasi kemasyarakatan Islam memandang gerakan NIIS

yang bertindak penuh kekerasan sangat berpotensi memecah belah persatuan

umat Islam dan menggoyahkan NKRI. Tidak hanya di Indonesia, kebijakan

yang sama juga dilakukan banyak negara lain di dunia.

2. Kepribadian bangsa

Sikap pemerintah, MUI, dan organisasi kemasyarakatan Islam tersebut

sejalan dengan pandangan mayoritas publik. Sebanyak sembilan dari 10

responden menilai paham radikal dari NIIS tidak sesuai dengan kepribadian

bangsa Indonesia. Mayoritas publik juga menolak cara-cara kekerasan yang

digunakan kelompok radikal itu demi memaksakan keyakinan mereka.

Gerakan radikal bernuansa agama dipandang oleh publik mengganggu

harmoni kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat Indonesia yang

majemuk.

Namun, larangan itu seakan tidak menghentikan upaya segelintir pihak

untuk memberikan dukungan kepada gerakan radikal tersebut. Badan Nasional

Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat, sekitar 514 WNI masuk ke

Suriah meski belum bisa dipastikan apakah mereka terlibat paham kelompok

NIIS atau tidak.

Menghadapi pengaruh NIIS di Indonesia, pemerintah menyiapkan

sejumlah langkah untuk meredam gelombang penyebaran paham radikal yang

mendukung NIIS. Pemerintah tengah mengkaji formulasi produk hukum

 

Page 130: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

118

untuk mengatur sanksi pidana bagi para simpatisan dan pengikut NIIS serta

berencana menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang

(perppu) yang mengatur larangan WNI pergi ke negara konflik.

Meski sebagian kalangan menolak wacana penerbitan perppu, publik

justru menilai langkah tersebut beralasan. Sebanyak tujuh dari 10 responden

memandang perppu bisa menjadi payung hukum menangani gerakan NIIS.

Mayoritas publik juga mendukung langkah pemerintah untuk mencabut izin

agen perjalanan yang terindikasi melapangkan jalan WNI untuk bergabung

dengan NIIS. Publik juga mendukung langkah Kementerian Komunikasi dan

Informatika yang akan memblokir situs yang teridentifikasi memuat ajaran

dan paham radikal.

3. Pendidikan keagamaan

Merebaknya gerakan radikal di masyarakat dinilai tak terlepas dari

pembiaran negara terhadap aksi-aksi kekerasan bernuansa keagamaan selama

ini. Di sisi lain, upaya penanganan dengan hanya bertumpu pada perburuan

pelaku teror justru berpeluang memunculkan teror dalam bentuk baru bagi

demokratisasi dan supremasi sipil.

Tanpa menafikan peran polisi dan tentara, para pemuka agama dipandang

perlu turun tangan untuk menciptakan dan menyebarkan pemikiran agama

yang moderat dan benar. Separuh responden meyakini pentingnya pendidikan

keagamaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan penguatan wawasan

kebangsaan untuk mencegah penyebaran paham radikal. Selain itu, sikap tegas

pemerintah juga diperlukan untuk mencegah ideologi radikal berkembang.

Kemampuan dalam merangkul ulama atau tokoh masyarakat yang bisa

berdialog dengan kelompok-kelompok agama akan sangat membantu upaya

pencegahan paham radikal ini.46

Tidak hanya radikalisme, merujuk dari survei Kemenag: Tingkat

Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Tinggi Hasil Survei Nasional

Kerukunan Umat Beragama yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag)

pada tahun 2015 menunjukkan, rata-rata nasional kerukunan umat beragama

46

Diakses dari http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/12864108 pada Jum‘at, 27

Juni 2019, pukul 19.50 wib.

 

Page 131: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

119

berada pada poin 75,36 dalam rentang 0-100. Angka ini menempatkan

Indonesia pada kategori kerukunan tinggi.

Kerukunan tinggi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah bekerjanya

dimensi kerukunan, yaitu toleransi, kesetaraan dan kerja sama secara

signifikan. Namun, rata-rata kerukunan nasional itu menyisakan beberapa

catatan. Kemenag tak menutup mata bahwa masih ada sejumlah kasus di

sejumlah daerah.

Misalnya, konflik pendirian rumah ibadah yang masih terjadi di beberapa

daerah seperti kasus di Aceh singkil, Tolikara, Bekasi, dan daerah-daerah

lainnya. Akan tetapi, kasus-kasus tersebut dinilai tak merepresetasikan

Indonesia. Adapun tiga daerah dengan kerukunan agama tertinggi adalah Nusa

Tenggara Timur (83,3 persen), Bali (81,6 persen) dan Maluku (81,3 persen).

Survei dilakukan secara kuantitatif dan pengambilan sampel dilakukan

melalui multistage random sampling dengan jumlah responden 2.720 orang,

dan margin of error 17 persen. Adapun responden mewakili keluarga yang

tersebar di 34 ibu kota provinsi. Tingkat kerukunan diukur melalui tiga

indikator yaitu tingkat toleransi, kesetaraan dan kerjasama antar umat

beragama.47

Berdasakan pemaparan di atas, dapat diasumsikan bahwa radikalisme

masih berkembang di Indonesia. Masyarakat dituntut untuk selalu waspada

dalam melihat atau berkehidupan bernegara. Diperlukan langkah persuasif dari

pihak kepolisian, tentara, dan tokoh agama dalam memerangi radikalisme di

Indonesia. Apalagi dalam memerangi radikalisme atau yang akrab disebut

deradikalisasi ini juga masif dilakukan oleh media massa seperti Harian

Kompas bukan tidak mungkin akan mempersempit ruang gerak para jaringan

teroris yang menjadi aktor utama penyebaran pemahamn-pemahaman radikal

di masyarakat.

D. Interpretasi Peneliti

Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya, Penelitian ini

menggunakan metode penelitian wacana kritis dengan pendekatan kualitatif

47

Diakses dari https://pkub.kemenag.go.id/artikel/41249/survei-kemenag-tingkat-

kerukunan-umat-beragama-di-indonesia-tinggi pada Jum‘at, 27 Juni 2019, pukul 19.44 wib.

 

Page 132: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

120

dan memakai model analisis deskriptif. Teori yang digunakan ialah Teori

Wacana Kritis (Critical Discourse) model Teun A. Van Djik. Adapun level

yang diteliti menurut teori CD Fairclough, yaitu level segi teks, level segi

kognisi sosial, dan level segi konteks sosial.

Dalam analisis wacana kritis (Critical Discourse Analiysis/ CDA), wacana

di sini tidak dipahami dalam studi bahasa. Pada akhirnya, analisis wacana

memang menggunakan bahasa dalam teks untuk dianalisis, tetapi bahasa yang

dianalisis di sini agak berbeda dengan studi bahasa dalam pengertian linguistik

tradisisonal. Bahasa diamalisis bukan dengan menggambarkan semata dari

aspek kebahasaan, tetapi juga menghubungkan dengan konteks. Konteks di

sini berarti dipakai untuk tujuan praktik tertentu, termasuk di dalamnya

praktik kekuasaan.48

Konsep awal teori ini bermula dari gagasan Alfred Sxhuldz yaitu konsep

fenomenologi. Merupakan sebuah konsep yang mengamati gejala-gejala

sehingga dapat mengabarkan bagaimana fenomena tersebut dihadirkan ke

publik. Konsep ini didukung oleh Peter Berger dan Thomas Luckman dengan

aliran interaksi simbolis dan fenomenologi Schuldz. Berger berpendapat

bahwa konstruksi realistas secara sosial memusatkan perhatiannya pada proses

ketika individu menanggapi kejadian disekitarnya berdasakan pengalaman.49

Mereka menyatakan bahwa pemahaman kita terhadap sesuatu muncul akibat

komunikasi dengan orang lain realitas sosial sesungguhnya tidak lebih dari

sekedar hasil konstruksi sosial dalm komunikasi tertentu.50

Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini yakni agar dapat mengurangi

penyebaran radikalisme di Indonesia melalui peran dari media massa. Dengan

cara menginformasikan mengenai paham, aliran, dan bentuk radikalisme yang

ada di lingkungan masyarakat. Serta memberikan pendidikan kepada

masyarakat dengan penyampaian berita secara berkelanjutan mengenai

perkembangan peluang munculnya kelompok radikal. Dalam konteks ini

48

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKis, 2001),

h. 7. 49

Engkus Kuswarno, M.S, Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan Contoh

Penelitiannya, (Jakarta, Widya Padjajaran, 2008), h. 22-23 50

Peter L.Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise in

The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan Bakri (Jakarta: LP3ES, 1990), h. 75.

 

Page 133: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

121

penulis meneliti peran media sebagai pemberi informasi, edukasi, dan kontrol

sosial pada Harian Kompas edisi 15 Mei 2018 yang secara lebih rinci dapat

dirumuskan bagaimana wacana pemberitaan Jaringan Teroris Dibongkar di

Kompas dilihat dari level teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.

Jacob Otama menyatakan bahwa terorisme klasik melakukan propaganda

melalui aksi (propaganda by deeds) sehingga memerlukan dukungan media

massa. Terorisme melakuakn maksimal para jurnalis untuk memperbesar hasil

baik yang didapatnya. Kebanyakan jurnalis tidak merasa membantu keberhasil

operasi terorisme., karena liputan yang telah dijamin oleh kebebasan pers

dalam negara demokrasi. Kekerasan merupakan berita karena jarang terjadi,

sehingga jika berita tersebut diturunkan dapat mengentakkan atau menarik

perhatian publik. Senaliknya, suatu keterangan bukanlah berita yang menarik,

karena merupakan keadaan yang biasa dijumpai sehari-hari. Suatu kalimat

legendaris dalam dunia pemberitaan berbunyi, bahwa ‗kejadian seseorang

digigit anjing tidak menarik, dibandingkan kejadian anjing digigit orang‘.

Terdapat keadaan yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme)

antara para teroris dan media. Peliputan media telah menyediakan keuntungan

konstan bagi teroris. Media telah memperkuat tindakan-tindakan teroris

sebagai suatu yang penting secara politis di luar porsi yang semestinya. Para

teroris selalu mengerti betapa pentingnya manipulasi media , karena

keberhasilan terorisme sangat ditentukan oleh peran media masa nasional dan

internasional, yang berfungsi menyebarkan kejadian walau sangat mengerikan

dengan bebas tanpa batas. Secara tendensius hal tersebu terjadi di negara-

negara lliberal demokrasi, yang kacau dalam membedakan antara kebebasan

(politik etis) dengan penelanjangan (politik porno).51

Mengambil dari hasil wawacara pribadi dengan Editor Desk Politik dan

Hukum Harian Kompas Marcellus Hernowo, terdapat sebuah pernyataa

bahwa radikalisme dan terorisme merupakan salah satu konsen Harian

Kompas.

―Kami memandang terorisme itu satu dari lima masalah serius di

Indonesia. Kelimanya adalah korupsi, narkoba, radikalisme/ terorisme,

51

A.M Hendropriyono, Terorisme Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam, (PT. Kompas

Media Nusantara, Oktober 2009), h. 217.

 

Page 134: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

122

populisme (kesenjangan sosial), serta ketimpangngan kaya dan miskin.

Lalu apakah itu saling berdiri sendiri? Kami pikir tidak semua ada

kaitannya,‖52

Harian Kompas merasa isu ini merupakan persoalan bangsa yang harus

diselelsaikan secara bersama dengan komprehensif. Artinya harus diselesaikan

secara menyeluruh.Untuk itu dalam memberantas jaringan terorisme di

Indonesia diperlukan pula peran media masa seperti Harian Kompas untuk

terus memberikan informasi sejak dini mengenai bahaya dari pemahaman

radikal yang berujung pada aksi terorisme.

―Ini menjadi suatu konsen kami mangkannya salah satu bentuk nyatanya

ialah banyak memberi tempat apa yang menjadi identitas-identitas asli

Indonesia. Hal tersebut menurut kami dapat menjadi salah satu cara untuk

meredam paham radikalisme dan gerakan terorisme. Maka gagasan dari

kami adalah banyak menulis mengenai keragaman Indonesia. Apa yang

menjadi ciri khas atau identitas Indoensia itu sendiri karna itu harus tetap

dijaga. artinya kita harus melindungi rakyat sipil dan Hak Asasi Manusia

(HAM) kita jaga mimpi bersama. Kesejahteraan sosial merupakan hal

yang paling penting. Karena itu Kompas memberi tempat pada hal yang

demikian.‖53

Menyoal konsen Harian Kompas mengawal isu terorisme dan menangkal

penyebaran radikalisme di Indonesia. Merujuk dari wawancara di atas dapat

dikatakan bahwa dalam Harian Kompas banyak memberikan tempat dalam

hal ini penulisan berita-berita yang bertemakan identitas Indonesia. Karena

dengan kita melestarikan budaya asli Indonesia. Memunculkan keragaman

Indonesia mulai dari agama suku, bahasa, dan budayaya. Karenanya

diperlukan sebuah toleransi beragama yang baik di masyarakat. Harian

Kompas meyakini bahwasanya dengan kita terus menjaga indeologi bangsa

maka hal tersebut dapat memperkokoh keyakinan masyarakat. Artinya

masyarakat tidak akan mudah terpengaruh dengan ideologi-idelogi baru di

luar pancasila semisal radikalisme dan exterimisme yang menjadi cikal bakal

aksi terorisme.

―Kami memandang bahwa selama ini terorisme adalah kriminalitas bahwa

itu merupakan tindak pidana/ kejahatan. Kompas tidak pernah memnadang isu

ini berkaitan dengan agama. Itu juga masalah kemanusiaan, jadi itu sebuah

52

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Minggu, 30 Juni 2019. 53

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 135: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

123

tindak pidana hukum dan kami sangat konsen bahwa sebuah yang mengancam

kemanan negara harus diproses secara hukum. Kami mendukung tindakan

dengan sisi softnya dengan menulis banyak berita mngenai identitas

keindonesiaan kami juga tidak memandang bahwa terorisme itu sebuh

gerakan-gerakan yang masalah ke-Islaman ini sebuah tindak pidana. Karena

tindakan itu melanggar hukum dan itu melanggar kesepakantan kami

berkehidupan secara keberagaman dan kebersamaan dan hal tersebut

melanggar kesepatan kita bersama.‖54

Melihat dari pernyataan di atas Harian Kompas juga menanggapi

bahwasanya aksi terorisme merupakan bentuk kriminalitas artinya sebuah

tindak pindana kejahatan. Dengan tegas Harian Kompas menyatakan bahwa

terorisme bukan sebuah persoalan agama apalagi mengaitkannya dengan

agama Islam. Sebuah tindak pidana harus diselesaikan secara hukum para

pelaku dengan keji meledakkan bom di ruang publik yang masyarakat sipil

sudah banyak menjadi korbannya. Jika pihak kepolisian pelakukan penegakan

hukum, maka Harian Kompas meresponsnya dengan cara memberitakan

kejadian tersebut dan melakukan kajian untuk teroris memberi informasi ke-

Indonesiaan jangan sampai masyarakat terpapar ideolgi radikal.

54

Wawancara pribadi dengan Marcellus Hernowo, Editor Desk Politik dan Hukum

Harian Kompas, Kamis, 6 Juni 2019.

 

Page 136: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

124

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan mengenai Peran Media Melawan Radikalisme di Indonesia

Analisis Wacana Pemberitaan Jaringan Teroris Dibongkar dalam Harian

Kompas Edisi 15 Mei 2018 yang terlihat dari tiga dimensi yang telah

dijelaskan oleh Teun. A Van Djik adalah sebagai berikut:

Dapat dilihat bahwa Harian Kompas menjadikan radikalisme menjadi isu

yang konsen mereka perhatikan di antara isu lainnya yakni korupsi, Hak Asasi

Manusia (HAM), ketimpangan sosial, narkoba, da populisme. Sebab isu

radikalisme ini akan berujung pada aksi terorisme yang mana tindakan

tersebut meruokan musuh bersama dan masalah serius bagi bangsa Indonesia.

Konsen Harian Kompas membantu pihak kepolisan memberantas

terorisme tertuang dalam setiap pemberitaannya. Meski ini merupakan isu

penting yang menjadi salah satu konsennya. Namun Harian Kompas tidak

memberitakannya sevara terus-menerus mengingat akan kebutuhan dan

momentum yang ada terlebih jika diberitakan secara masif akan

memmunculkan kebosanan bagi pembacanya.

Alhasil untuk mengurangi penyebaran radikalisme di Indonesia Harian

Kompas melalukan peliputan yang bertemakan ke-Indonesiaan. Di sana

banyak memuat tentang kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan keragaman

suka, budaya, dan bahasa Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan agar para

masyarakat dapat terus teredukasi Indonesia sebenarnya yang penuh dengan

toleransi dan kerukunan umat beragama sehingga memperkokoh ideologi

masyarakat Indonesia yakni Pancasila. Lebiih rinci penelitian ini juga

menggunakan model analisis Teun A. Van Djik yang membaginya dalam tiga

bagian yakni teks, kognisi sosial, dan konteks sosial yaitu:

1. Dilihat dari segi teks, dari pemberitaan Harian Kompas dapat dikatakan

bahwa adikalisme merupakan akar persoalan dari aksi teririsme yang

sering terjadi di Indonesia. Karenanya hal tersebut telah lama menjadi

persoalan bangsa yang kini terus dikurangi penyebarannya oleh

 

Page 137: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

125

pemerintah. Pihak kepolisisan dalam hal ini Mabes Polri pun terus

melakukan penangkapan bagi para terduga terorisme. Beberapa kelompok

masyarakat telah dikategorisasikan sebagai gerakan terorisme, radikal, dan

ekstremisme, secara tidak langsung mendelegitimasi di Indonesia masih

banyak jaringan teroris. Harian Kompas dalam penulisannya tidak jarang

menggunakan kalimat metafora dan juga kalimat aktif dibanding kalimat

pasif.

2. Dilihat dari segi kognisi sosial, editor Harian Kompas menilai selain

radikalisme dan terorisme menjadi konsen kompas dan permasalahan

bangsa. Bahwasanya aksi terorisme bukanlah persoalan agama akan tetapi

itu merupakan tindak kejahatan yang jelas harus dihukum pidana. Sebab

kerap melakukan bentuk kekerasan dan aksi teror, meskipun dengan tujuan

mendirikan negara Islam. Keadaan ini dinilai Harian Kompas bukanlah

wujud dari kesejahteraan bagi masyarakat atau dalam Islam yang

dikatakan Rahmatan ‗Lil Alamin. Sedangkan editor Harian Kompas

melihat ada perubahan pola dalam penyebaran radikalisme dan aksi

terorisme di Indoensia yang pada mulanya berkiblat dari negera Timur

Tengah kini sudah beralih kepada pergerakan pribada hingga membawa

anggota keluarga seperti yang terjadi di Surabaya.

3. Dilihat dari segi konteks sosial, masyarakat mengangap radikalisme telah

berkembang di Indonesia meski belum masuk dalam fase darurat akan

tetapi sebagian masyarakat mengkhawatirkan perkembangan dari isu ini

sebab nantinya eadikalisme akan bermuara pada tindakan terorisme.

Terdapat pula beberapa hal yang memicu masyarakat terjerumus dalam

jaringan atau gerakan radikal seperi keterbatasan pekerjaan, menipisnya

kepribadian bangsa, dan minimnya pemahaman agama di masyarakat.

 

Page 138: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

126

B. Saran

Melalui penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Saat ini kemudaha mendapatkan informasi sangat didukung dengan

kemajuan teknologi. Kini siapapun dapat membuat, mengirim, dan

menerima informasi termasuk berita. Karenanya masyarakat sekarang ini

dituntut untuk lebih cermat dan teliti dalam melihat dan menyikapi suatu

berita yang diberikan oleh media, pasatikan kredibilatas media tersebut.

Serta lebih mencerna dari mana suber berita di sampaikan sehingga tidak

menciptakan anggapan negatif terhadap isu yang sedang terjadi dan

termakan dengan berita bohong atau hoaks

2. Masyarakat atau publik mampu bersikap kritis dan memberikan penilaian

terhadap isu pemberitaan, sehingga dapat menfaat informasi dari yang

disampaikan sumber penulis berita.

 

Page 139: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

127

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ardianto, Elvinaro dkk. Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007).

Birowo, Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi

(Yogyakarta: Gintanyali, 2004).

Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana,

2008).

Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka

Cipta, 1989).

Ed, M. Antonious. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi

(Yogyakarta: Gitanyali, 2006).

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti, 2003).

Eriyanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

(Yogyakarta: LkiS, 2002).

Eriyanto, Analisis Wacaca: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta:

LKiS,2001).

Fadhilah, Amir. Toleransi dan Konflik Antar Umat Beragama.

Gunawan, Budi. Terorisme: Mitos dan Konspirasi (Jakarta: Forum Media

Utama, 2006).

Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah

Studi Critical Doscourse Analysis terhadap Berita-berita Politik,

(Jakarta: Granit, 2004).

Hamas, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta:

Granit, 2004).

Harahap, Lihat Syahrin. Metoodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu

Ushuludin, (Jakarta Rajawali Press, 2002).

Harahap, Prof. Dr. Syahrin M.A, Upaya Kolektif Mencegah Radikalisme

& Terorisme, (Depok, SIRAJA, 2017).

Hendropriyono, A. M. Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam,

(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2009).

 

Page 140: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

128

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial (Salemba Humanika, 2010).

ID Parera, Teori Semantik Erlangga (Jakarta: Erlangga, 2004).

Junaedhi, Kurniawan. Ensiklopedia Pers Indonesia (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1991).

Kuswarno, Engkus M.S. Etnografi Komunikasi: Suatu Pengantar dan

Contoh Penelitiannya, (Jakarta, Widya Padjajaran, 2008).

Moelong, J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosda, 2007).

Mondry, Pemahaman Teori dan Praktek Jurnalistik (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2008).

Mubarak, M. Zaki. Dari NII ke ISIS: Transformasi Ideologi dan Gerakan

dalam Islam Radikal di Indonesia Kontemporer, Episteme, Volume

10 No. 1, Juni 2015.

Muhtadi, Asep Saeful. Jurnalistik Pendekatan Teori dan Praktik (Ciputat:

Logos Wacana Ilmu, 1999).

Mulyana, kajian Wacana: Teori, Metode dan Aolikasi Prinsip-Prinsip

Analisis Wacana (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005).

Norton, Richard. Terorism, dalam John L. Esposito (Ed) The Oxford

Encyclepodia of The modern Islamic World, (1995).

Nurjannah, Faktor Pemicu Munculnya Radikalisme Islam Atas Nama

Dakwah, (Jurnal Dakwah, Vol. XIV, No. 2 Tahun 2003).

Olii, Helena. Berita dan Informasi (Jakarta: Indeks, 2007).

Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKiS, 2007).

Peter L. Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality,

A Treatise in The Sosiological of Knowledge (Terj) Hasan Bakri

(Jakarta: LP3ES, 1990).

Putra, R. Masri Sareb. Media Cetak Bagaimana Merancang dan

Memroduksi (Jakarta: Graha Ilmu, 2007).

Qodir, Dr. Zuly. Radikalisme Agama di Indonesia, Pustaka Pelajar,

Celeban Timur UH III/ 548 Yogyakarta.

Rahardi, Kunjana. Dasar-dasar Penyuntingan Bahasa Media (Depok:

Gramata Publishing, 2010).

 

Page 141: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

129

Rani, Abdul. Analisis Wacana Sebuah Kajian (Malang: Batu Media,

2004).

Rhenald, Kasali. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di

Indonesia (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti), 1992.

Rivers,William L. Media Massa & Masyarakat Modern (Jakarta: Kencana,

2003).

Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Praktis (Bandung: Rosda, 2005).

Sobur, Alex. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis

Wacana, Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Rosdakarya,

2009).

Soehoed, Hoeta. Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: Yayasan Kampus

Tercinta IISIP, 2003).

Sudibyo, Agus. Politik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta:

LKiS, 2006).

Suhaemi, Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2009).

Suhandang, Kustadi. Pengantar Jurnalistik Seputar Otganisasi, Produk, &

Kode Etik

Suhirman, Imam. Menjadi Jurnalis Masa Depan (Bandung: Dimensi

Publisher, 2005).

Sumadiria, Haris. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006).

Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar (Bogor: Ghalia Indonesia,

2011).

Tarigan, Hery Guntur. Pengajaran Sintaksis (Bandung: Angkasa, 1984).

Turmudi, Endang & Riza Sihbudi, Islam dan Radikalisme di

Indonesia,(Jakarta, LIPI Press, 2005).

Van Djik¸ Teun A. Principles Of Crictical Analysis (London, Sage, 2003).

Wahid, Abdurrahman. Islamku Islam Anda dan Islam Kita: ―Agama

Masyarakat Negara Demokrasi‖, (Jakarta: The Wahid Institute,

2006).

Wardhani, Diah. Media Relation. Sarana Membangun Reputasi

Organisasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008).

Yonna S, Denzin, Norman K, Lincoln. Handbook of Qualitative Research,

 

Page 142: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

130

Dariyanto dkk (edisi terjemahan Indonesia), (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2009).

B. Website

Diakses dari http://www.kompasdata.id/Search/NewsDetail/12864108

pada Jum‘at, 27 Juni 2019, pukul 19.50 wib.

Diakses dari https://pkub.kemenag.go.id/artikel/41249/survei-kemenag-

tingkat-kerukunan-umat-beragama-di-indonesia-tinggi pada Jum‘at,

27 Juni 2019, pukul 19.44 wib.

Diakses dari https://pkub.kemenag.go.id/artikel/41249/survei-kemenag-

tingkat-kerukunan-umat-beragama-di-indonesia-tinggi pada Jum‘at,

27 Juni 2019, pukul 19.44 wib.

Company Profile. http://profile.print.kompas.com/profil/. Diakses pada

Jum‘at 27 Juni 2019 pukul 00.01.

C. Berita Koran

“Gubernur Minta Warga Tenang” dikutip dari Harian Kompas edisi 15

Mei 2018.

“Jaringan Teroris Dibongkar” dikutip dari Harian Kompas edisi 15 Mei

2018.

“Memelihara Ukhuwah Curabhaya” dikutip dari Harian Kompas edisi 15

Mei 2018.

“RUU Antiterorisme Segera Disahkan” dikutip dari Harian Kompas edisi

15 Mei 2018.

“Sejumlah Provinsi Lebih Siaga” dikutip dari Harian Kompas edisi 15

Mei 2018.

Tajuk Rencana Harian Kompas : Tekadkan “Terorisme Sampai di Sini”,

edisi 15 Mei 2018.

 

Page 143: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

LAMPIRAN

 

Page 144: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

 

Page 145: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

 

Page 146: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

TRANSKRIP WAWANCARA

Bersama Editor Desk Politik dan Hukum Harian Kompas Marcellus Hernowo

Kamis, 6 Juni, 2018 di Menara Kompas Lt. 5.

Yasir Arafat

Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jurusan Jurnalistik

112051100049

1. Bagaimana proses produksi berita di Kompas?

Jadi begini, di Kompas itu selalu diputuskan bahwa kita bekerja secara tim dan

kolektif. Karenanya egalitarian itu menjadi suatu yang penting bagi kami. Anda

mau seorang Pemred, Redpel, Reporter itu sama artinya bisa saling berdiskusi.

Walau memang, dalam tata kelolanya hasil dari sebuah diskusi diputuskan atas

kesepakatan bersama. Nah dalam membangun sebuah forum diskusi ada beberapa

cara, dalam setiap hari kita ada dua kali rapat yakni pagi dan sore. Pagi dari jam

10-11 yang dikuti oleh Redpel dan editor. Rapat pagi itu buat mengevaluasi

kinerja, membaca isu, dan merencanakan liputan untuk hari itu. Kemudian rapat

sore dimulai pada jam 4. Dalam rapat tersebut setiap desk menyampaikan berita

atau isu apa yang ingin diangkat lalu kita tentukan bersama. Dalam waktu

bersamaan ditentukan juga isu mana yang layak dijadikan headline (HL)

bersandar pada nilai-nilai beritanya. Selesai peliputan, penulisan berita langsung

dilakukan. Bila nantinya terdapat kekurangan editor bisa langsung menyampaikan

kepada reporter untuk ditambahkan. Terdapat pula rapat mingguan tapi ini

sifatnya hanya untuk para editor saja.

2. Bagaimana penentuan isu dalam setiap berita?

Kami berdiskusi yang diikuti editor pada setiap desk. Kami rapat mengenai isu

apa yang hari ini sedang berkembang. Lalu rapat sorenya mengikuti

perkembangan pembahasan dari diskusi rapat tadi pagi. Kalau misalkan berlarut-

larut dalam penentuan sebuah isu, Pimpinan Redaksi (Pimred) mempunyai hak

veto untuk menentukan. Tapi itu jarang terjadi biasanya bisa selesai dan

menemukan isu apa yang akan kita munculkan dengan diskusi bersama. Karna

sering kita berdiskusi kita sudah banyak tahu jalan pikiran dan konsen masing-

masing editor jadinya lebih mudah dan sudah saling memahami.

3. Bagaimana Indikator Headline (HL)?

Penentuan HL berawal dari isu yang didikusikan bersama dan berdasarkan nilai

berita yang terkandung di dalamnya. Apasih ciri khas dari Kompas itu sendiri,

yakni harus sesuai dengan visi misi kami yang ingin menjadi pencerah

masyarakat. Menjadi sebuah Indonesia mini, itu semua yang kami sajikan tidak

hanya dalam pemberitaan tapi juga dalam berkehidupan. Jadi itu dibuat biar

supaya kita pun melakukannya dalam keseharian, kami tidak mungkin bicara

demokrasi, Indonesia yang majemuk kalau kami sendiri tidak mempraktekannya.

Seperti di dalam Kompas ini, kita bangun rasa toleransi beragama karna di sini

terdiri dari beragam keyakinan agama. Sebagai contoh saja, di sini makan dalam

satu meja yang sama tidak ada pembedaan. Itu lah sebenarnya ada keterbuakaan

dan bisa dipahami tanpa terkecuali. Hal tersebut sudah menjadi tradisi kami dan

itu menjadi salah satu cara membangun sistem demokrasi dan kebersamaan. Jadi

bisa saling kontrol dan mengevaluasi antara anggota maupun editor. Ada

 

Page 147: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

keterbukaan, kami sadar Kompas itu koran bukan Qur‘an jadi bisa salah. Kami

juga tidak sempurna, tapi kita harus menyadari kemungkina kami bisa salah.

Supaya mencari sesuatu hal yang kami yakini sesuai dengan garis kebijakannya.

Karena bisnis koran itu adala bisnis kepercayaan. Artinya jangan sampai membuat

pembaca kecewa dan tidak nyaman.

4. Bagaimana Sistem reporter dalam mencari isu dan membuat berita?

Dalam menetukan sebuah isu, itu tadidiperlukan sebuah diskusi bersama. Ada

banyak kemungkinan, pertama reporter bisa mencari sendiri, dikoordinasikan

secara langsung, dan juga bisa berdiskusi dengan editornya. Terrgantung dengan

bagaimana isu, kondisi, pada hari itu, dan reporter itu sendiri. Tapi yang mesti

digaris bawahi bahwa komunikasi menjadi hal yang sangat penting dan itulah

diskusi. Bisa juga karena reporter yang sudah berpengalaman dalam sebuah desk

memungkinkan banyak berdiskusi dengan editornya. Mengingat diawal dalam

penjaringan reporter setiap desk akan mengalami pendidikan selama satu tahun.

Baru setelah itu mendapat kontrak, akan tetapi ada proses ecvaluasi tiap enam

bulan. Setelahnya, ada pula kelas dan pematengan materi. Kalau seandainya

seorang reporter baru tidak cocok dengan kerja di kompas mungkin lebih baik

mencari pekerjaan tetmpat yang lain. Artinya jangan sampai membuang waktu

yang tidak perlu. Karena pada intinya kami juga tidak mau menyandera dalam

artian melihat perkembangan dari reporter itu sendiri. Setelah satu tahu cocok

dengan mekanisme kerja di Kompas baru diangkat jadi karyawan.

5. Bagaimana Kompas memandang radikalisme dan terorisme di

Indonesia?

Kami memandang terorisme itu satu dari lima masalah serius di Indonesia.

Kelimanya adalah korupsi, narkoba, terorisme (radikalisme termasuk di

dalamnya), populisme, serta ketimpangngan kaya dan miskin. Lalu apakah itu

saling berdiri sendiri? Kami pikir tidak, semua saling berkaitan. Seperti

ketimpangan kaya dan miskin bisa masuk ke populisme yakni kegairahan

menonjolkan identitas baik agama dan suku yang juga memunculkan pula

korupsi. Kalau terorisme yang dijual adalah korupsi dan kemiskinan masyarakat.

Ditambah lagi narkoba juga sama menjadi masalah serius bangsa. Oleh karenanya

yang terpenting kita harus memberantas secara bersama dan komperhensif.

6. Seberapa penting peran media memberantas terorisme di Indonesia?

Kalau berbicara seberapa pentingnya peran media, yang jelas saya memandang

bahwa ini merupakan isu yang sangat strategis. Dalam hal? Strategis untuk negara

ini, terorisme itu isu yang tidak bisa dianggap remeh. Kalau kita

membandingklan 15-20 tahun ke depan, terorisme merupakan persoalan yang

sangat serius bagi negara ini. Kita harus konsisten dan membahasnya secara

spesifik. Walaupun dalam prakteknya tidak bisa dipisahkan antara radikalisme,

terorisme, dan korupsi. Tidak hanya itu, kita juga harus berbicara mengenai elit

politik. Karna elit politik sering memproduksi kekacauan yang bisa memicu

terjadinya terorisme. Jika melihat dari indeks rasio gini harus diturunkan supaya

kesenjangan masyarakat tidak terlalu jauh dan itu menjadi penting. Tapi memang

ada isu yang sifatnya langsung misalnya revisi RUU Terorisme. Karena itu

bersifat harus dan mendesak untuk segera disahkan. Meski itu tidak cukup sampai

di situ yang penting kita sudah berada dalam track yang benar dan harus

komsisten di jalan yang kita yakin benar dan baik.

 

Page 148: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

7. Upaya Apa yang sudah Kompas lakukan untuk membantu

memberantas terorisme?

Dalam konsen ini kami berusaha untuk terus mengabarkan dan memberikan

informasi kepada masyarakat. Mengingatkan yang berkuasa dan menghibur yang

papa, sesuai dengan visi dan misi Kompas. Lalu kami mengharuskan mejadi

bagian dari arah kemajuan bangsa menjadi lebih baik dan itu akan kami lakukan

dengan sangat serius. Misalnya gini, kami sangat mendesak RUU Terorisme itu

harus segera disahkan melihat urgensi yang ada. Tapi kami tidak sendiri yang

berada di garda terdepan dalam mendorong lembaga legislatif dalam

mengesahkan RUU tersebut. Ini merupakan kerja dari semua pihak. Memang ada

kalanya momen-momen tertenru kita harus kencang dalam mendorong agar segera

terealisasi jika begitu kondisinya maka kami akan melakukannya dengan sangat

serius. Pada tahun 2000-an terorisme itu bukan semata masyarakat atau oknum

tertentu. Akan tetapi dapat muncul karena ada ketimpangan sosial hal tersebut

bisa dilihat dari pola ada pelaku intelektual dan lapangan. Pada kondisi tertentu

ada isu-isu yang sangat penting di masyarakat misalnya mengkapanyekan

bagaimana deradikalisai harus dilakukan dengan baik banyak contoh dari media

asing. Dan juga kami banyak menulis feature mengenai apa yang betul-betul

menjadi kebutuhan pembaca. Seperi apa dan bagaimana bisa diketahui mereka

yang menjadi oknum terorisme merupakan seorang pemikir intelek dan itu

seringkali kita diskusikan bersama di Litbang Kompas. Dalam diskusinya kami

juga mengundang NU dan Muhamadiyah sebagai representasi organisasi Islam

terbesar di indonesia membahas bagaimana munculnya radikalisme dan kaum

populisme di kota-kota besar dengan banyaknya tekanan dari diri sendiri kita jadi

teraleniasi. Jika sudah begitu agamalah yang harus menjadi pegangan.

8. Bagaimana Kompas mengawal Isu aradikalisme dan terorisme ini?

Ini menjadi suatu konsen kami, mangkannya salah satu bentuk nyatanya ialah

banyak memberi tempat (menuliskan) apa yang menjadi identitas Indonesia. Hal

tersebut menurut kami dapat menjadi salah satu cara untuk meredam paham

radikalisme dan gerakan terorisme. Maka gagasan dari kami adalah banyak

menulis mengenai keragaman Indonesia. Apa yang menjadi ciri khas atau

identitas Indoensia itu sendiri karna itu harus tetap dijaga. Contoh saja Negara

Jepang, mereka bisa maju karena mereka menjaga dan mempraktikannya apa yang

menjadi budayanya sendiri. Presiden pertama Indonesia Sukarno sering berpidato

kau kita harus melindungi rakyat sipil dan Hak Asasi Manusia (HAM). Kita jaga

mimpi bersama. Kesejahteraan sosial merupakan hal yang paling penting. Karena

itu Kompas memberi tempat pada hal yang demikian. Setiap ajaran besar selalu

punya ciri khasnya masing-masing. Kami juga melakukan ekpedisi memaknai

Indonesia melalui jalur rempah, jejak-jejak terumbu karang yang sangat bagus. Itu

semua dilakukan untuk menjaga bahwa inilah identirtas kebangsan kita. Bahwa

dengan Sumber Daya Alam (SDA) menjadi kekuatan bangsa Indonesia. Seperti

ekspedisi kuliner mulai dari masakan sunda, jawa, hingga timur papua. Itukan

seperti menunjukkan ini loh Indonesia, negara yang mempunyai kekhasan disetiap

daerahnya. Mulai dari suku, bahasa, kearifan lokal yang harus terus dijaga

keberagamannya hal tersebut dimkasudkan agar memperkuat ideologi kita,

Bangsa indonesia. Artinya bila ada yang tidak cocok dengan identitas bangsa kita.

Maka tidak dengan mudah masuk ke dalam lingkungan masyarakat seperti

ideologi radikalisme berbeda dengan ideologi kita pancasila. Itulah yang kami

 

Page 149: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

lakukan, memperkuat ideologi bangsa bisa juga dengan prestasi olahraga sebab

olahraga dapat menjadi bahasa universal. Isu mengenai identitas Indonesia,

kekayaan SDA, budaya, dan menjaga kesejahteraan sosial dengan hidup penuh

toleransi demikian yang banyak kami kasih tempat dalam tulisan-tulisan di

Kompas. Itu semua agar keberagaman terus terjaga di Indonesia.

9. Bagaimana memandang aksi terorisme yang mengtasnakaman

agama?

Kami memandang bahwa selama ini terorisme adalah kriminalitas. Itu merupakan

tindak pidana/ kejahatan. Kompas tidak pernah memnadang isu ini berkaitan

dengan agama. Terorisme juga masalah kemanusiaan. Jadi terorisme sebuah

tindak pidana hukum dan kami sangat konsen bahwa semua yang mengancam

kemanan negara harus diproses secara hukum. Artinya bahwa kami mendukung

dengan bertindak dari sisi softnya yakni dengan menulis banyak berita mngenai

identitas keindonesiaan. Kami juga tidak memandang bahwa terorisme itu sebuh

gerakan-gerakan yang masalah ke-Islaman ini sebuah tindak pidana. Karena

tindakan itu melanggar hukum dan itu melanggar kesepakantan kita bersama

dalam berkehidupan secara keberagaman dan kebersamaan.

10. Adakah Pola dalam terorisme?

Waktu awal itu banyak berkiblat pada Afganistan, pengeboman di Bali misalnya

banyak dari para pelaku merupakan alumni jaringan teroris di Afganistan.

Kemudian agak bergeser ke ISIS sempat dari Filipina dan sekrang banyak aksi

pribadi bahkan sekarang banyak yang tidak berafilisiasi dengan jaringan besar di

luar negeri. Saat ini bisa kita lihat bersama bahwa pergerakannya sudah mulai

berevolusi bisa dari gadget melihat dari internet atau teknologi. Nah kita harus

antisipasi bahwa apakah kita harus anti teknologi? Itu juga tidak. Kita harus bisa

mengantisipasi pergerakan itu ada sebuah pola yang berbeda dan semakin tidak

bisa terkontrol. Seperti aksi di Surabaya yang memakai satu keluarga. Bahwa itu

juga sebenarnya menjadi polemik di kalangan jaringan teroris itu sendiri karna

menggunakan keluarga sendiri. Terorisme juga tidak serta merta datang, isu dari

luar negri juga bisa menjadi pemicunya.

11. Bagaimana padangannya mengenai RUU terorime yang sudah

disahkan?

Pengesahan RUU Terorisme ini merupakan salah satu jalan memberantas

terorisme di Indonesia. Karena memang cara ini harus dilakukan dan tidak bisa

berjalan sendiri. Misalnya peningkatan kesejahteraan, budayaya membaca supaya

lebih kritis, peningkatan inovasi digital. Kebijakan dalam memilih informasi di

media social juga harus ditingkatkan itu merupakan tugas kita semua bukan hanya

tugas pemerintah, aparat keamanan, media, dan masyarakat. Terorisme itu buka

sebuah persoalan hanya dari satu kasus mereka saling berhubungan.

12. Bagaimana Kompas memandang tentang toleransi, intoleransi, dan

keberagaman di Indonesia? Apakah Indoneisia sudah cukup toleran

atau justru intoleran? Dan bagaimana pandangan anda mengenai

perkembangan kelompok keduanya?

Toleransi, intoleransi, dan keberagaman menjadi isu yang saat ini cukup penting

bagi kompas. Tentang saat ini Indonesia sudah cukup toleran atau justru intoleran

dan bagaimana perkembangan keduanya, bisa dilihat dari kesimpulan sejumlah

survey seperti yang dilakukan Kementerian Agama, Wahid Institute, atau Setara

Institute. Masalah seperti itu juga bisa dilihat jika mencermati komponen-

 

Page 150: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

komponen yang ada, misalnya dalam penyusunan indeks negara rentan (fragile

state index).

13. Selain memberitakan mengenai radikalisme, apakah tema mengenai

toleransi, intoleran, dan keberagama juga menjadi isu penting bagi

Kompas? Jika penting kenapa? Jika tidak penting kenapa?

Isu toleransi, intoleransi dan keberagaman saat ini juga menjadi isu sangat

penting. Pasalnya, isu-isu itu menyangkut kondisi riil saat ini dan masa depan

kita sebagai sebuah bangsa.

14. Apakah Kompas juga intens membahas tema mengenai

perkembangan civil society? Lalu bagaimana sebaiknya sikap kita

dalam menjaga kerukunan umat beragama?

Iya, civil society juga dibahas. Sebab demokrasi yang sehat juga membutuhkan

civil society kuat. Menjaga kerukunan umat beragama menjadi tanggung jawab

semua pihak, mulai dari pemerintah, civil society, tokoh agama dan tokoh

masyarakat, serta masyarakat itu sendiri.

15. Selain memunculkan berita saat peritiwa terorisme terjadi, apakah

kompas juga membahas mengenai aliran, bentuk, dan ciri-ciri yang

radikalisme dan terorisme? Kenapa hal tersebut harus dibahas dan

diketahui masyarakat?

Iya. Ini dimaksudkan agar masyarakat/pembaca kompas memahami bentuk/profil

terorisme di Indonesia. Pemahaman itu akan memudahkan langkah untuk

memahami dan selanjutnya menyusun langkah yang tepat untuk mengatasinya.

16. Apakah perlu memberitakan dengan (terus menerus/berkelanjutan)

radikalisme dan terorisme agar publik lebih teredukasi dan

memahami mengenai bahaya keduanya? Jika ia apakah sudah

dilakukan? Jika tidak Kenapa?

Berita perlu dilakukan. Tentang perlunya berita yang terus menerus atau tidak, itu

melihat kebutuhan dan momentum. Pasalnya, juga ada masalah lain di Indonesia

yang perlu mendapat perhatian seperti pemberantasan korupsi, pembangunan

ekonomi, dan penataan birokrasi. Berita yang terus menerus tanpa henti, juga

dapat membuat masyarakat/pembaca jenuh atau bosan.

17. Upaya apa yang akan Kompas lakukan untuk lebih mengedukasi

masyarakat mengenai bahaya radikalisme dan terorisme serta

toleransi beragama?

Kompas beberapa kali menyampaikan berita tentang materi itu. Litbang Kompas

juga melakukan penelitian dan kemudian menyampaikan dalam tulisan untuk

memberi gambaran yang lebih utuh kepada masyarakat/pembaca tentang hal itu.

 

Page 151: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

Dokumentasi Wawancara

 

Page 152: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

 

Page 153: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

 

Page 154: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul

 

Page 155: KONTRIBUSI MEDIA MELAWAN RADIKALISME DI INDONESIA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47288... · 2019-10-04 · Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul