konstruksi tubuh dan kebudayaan

11
OLIMPIADE Pesta Olahraga Yang Sakral Menjadi Profan Muhammad Syaiful Rohman 10/306973/PSA/02293 Program Pascasarjana Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2012

Upload: muhammad-syaiful-rohman

Post on 26-May-2015

787 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

OLIMPIADE Pesta Olahraga Yang Sakral Menjadi Profan

Muhammad Syaiful Rohman

10/306973/PSA/02293

Program Pascasarjana Antropologi

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

2012

Page 2: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

1 | P a g e

I. PENDAHULUAN

Dunia olahraga adalah sebuah arena kontestasi yang sungguh menyenangkan, sebuah

ajang adu sehat, adu bakat, adu kuat, adu strategi, adu keindahan tubuh, dan terutama adu

gengsi. Melalui olahraga, seorang atlet atau olahragawan akan menunjukkan prestasinya

setelah sekian lama berlatih dan mengolah tubuh sedemikian rupa. Para atlet ini akan

menjaga pola makan dan pola tidur untuk memperoleh tubuh yang sehat dan kuat. Mereka

mengkonsumsi makanan tinggi protein dan kalori serta mengurangi asupan karbohidrat untuk

membentuk tubuh agar lebih proporsional. Maka tak perlu heran jika atlet atau olahragawan

memiliki fisik tubuh yang sehat, kuat, dan berotot.

Olimpiade adalah salah satu ajang yang mempertemukan manusia dari berbagai latar

belakang suku dan ras. Melalui kegiatan empat tahunan ini, para atlet akan berjuang untuk

menunjukkan prestasi terbaiknya. “Men Sana in Corpore Sano” yang berarti didalam tubuh

yang sehat terdapat jiwa yang kuat adalah slogan yang sudah sering kita dengar mungkin

sejak di sekolah dasar. Slogan ini menjadi ikon olimpiade saat pertama kali diselenggarakan

di Yunani beberapa abad yang lampau. Selain ungkapan “Men Sana in Corpore Sano” ini,

masih ada lagi semboyan olimpiade yaitu: Citius, Altius, Fortius, (tercepat, tertinggi, terkuat).

Judo, Pancalomba, Dayung, Berlayar, Menembak, Tenis Meja, Taekwondo, Tenis, Triathlon,

Bola Voli, Angkat Besi, Gulat, Olahraga air, Atletik, Panahan, Bulu Tangkis, Bola Basket,

Tinju, Canoe / kayak, Olahraga Sepeda, Berkuda, Anggar, Sepakbola, Senam, Bola Tangan,

dan Hoki adalah jenis-jenis olahraga yang dipertandingan dalam olimpiade.

Indonesia, dalam ajang olimpiade di London, Inggris pada tanggal 27 Juli hingga 12

Agustus 2012 nanti akan mengirimkan 21 atlet yang terdiri atas 9 pebulu tangkis, 6 lifter

angkat besi, 2 atlet dari cabang atletik, dan masing-masing 1 atlet dari setiap cabang renang,

anggar, panahan, dan menembak. Hingga saat ini cabang bulu tangkis masih menjadi andalan

Indonesia dalam meraup pundi-pundi emas olimpiade. Di cabang bulu tangkis ini, pesaing

terkuat Indonesia adalah Cina, Korea, Jepang, dan beberapa negara Asia lainnya.

Namun, Tahukah anda? Mengapa olah raga basket didominasi atlet bertubuh tinggi

besar dari Amerika? Sedangkan oleh raga yang berhubungan dengan ketangkasan seperti

bulu tangkis dan tenis meja didominasi oleh atlet asal Asia? Dan mengapa antropologi perlu

mempelajari tubuh?

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Bryan S Turner membagi ke dalam 2 penyebab. Pertama: Tubuh mempunyai kajian

yang berkaitan erat dengan manusia, khususnya sisi evolusi manusia sebagai makhluk

mamalia berdarah hangat. Evolusi merupakan salah satu strategi adaptasi sekaligus survival

Page 3: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

2 | P a g e

terhadap berbagai bentuk perubahan alam. Kata “Manusia” disini bermakna “humanitas”,

yang mempunyai kecondongan gerak ke arah pemaknaan manusia secara sosial. Makna tubuh

manusia secara sosial dapat kita lihat pada beberapa studi kasus gender misalnya. Kedua,

Antropologi mempunyai kajian yang mampu menghubungkan antara dua entitas yang selama

ini selalu berada pada posisi mendua, yakni nature dan culture. Perkembangan evolusi

merupakan salah satu contoh yang cukup jelas betapa manusia mengalami perkembangan

dikarenakan keterkaitan antar alam dan budaya manusia yang sifatnya disjungtif (saling

timbal balik).

Beberapa antropolog yang menaruh perhatian terhadap studi tubuh diantaranya adalah :

1) Franz Boaz

Di awal abad 20, Boaz memunculkan ide mengenai relativisme budaya.

Manusia adalah makhluk alam (human nature) yang mempunyai relativisme

kebudayaan pada masing-masing area. Boaz menentang adanya budaya yang

lebih luhur atau lebih rendah. Relativisme kebudayaan ini, oleh boaz

dikembangkan dalam penelitan relativisme perbedaan ras.

Kajian tubuh berdasarkan ras, dikembangkan oleh Boaz hanya terkonsentrasi

pada ukuran bentuk tengkorak manusia (Anthropometri). Boaz meneliti tulang

tengkorak pada bagian sisi kepala kiri anak-anak migran yang dilahirkan di

USA. Pada anak migran keturunan Eropa timur dan selatan, mempunyai indeks

ukuran batok kepala (cephalix) lebih besar dan memanjang serta lebih

membundar di banding batok kepala milik sang ayah. Ukuran yang

dikembangkan oleh Boaz ini tidak dilanjutkan hingga ke prasangka rasial yang

negatif.

2) Marcell Mauss:

Teknik tubuh ala Marcell Mauss adalah cara dimana pada tiap-tipa masyarakat

tahu dalam menggunakan tubuh mereka sebagai instrumen yang bisa dipelejari.

Seperti bernafas, berenang, berlari hingga berlari.

Mauss membagi klasifikasi teknik tubuh ke dalam dua bagian yakni:

a) Didasarkan pada latar belakang gender (maskulin-feminin).

b) Didasarkan pada kronologi usia manusia. Seperti teknik melahirkan,

teknik memasuki masa dewasa dan seterusnya. Pandangan mauss ini

kemudian diikuti oleh Mead diakhir tahun 40 an.

3) Bronislaw Kaspar Malinowski

Page 4: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

3 | P a g e

Teori kebudayaan Malinowski berdasarkan komparasi dengan tubuh secara

biologis. Kebudayaan merupakan instrumen esensial untuk pemenuhan

ketubuhan.

misal: Sistem keagamaan berguna untuk kenyamanan dan perlindungan; sistem

ekonomi berguna untuk metabolisme dan pemenuhan nutrisi;

perkawinan berguna untuk berfungsinya alat reproduksi; kontrol sosial

berguna untuk kenyamanan tubuh; sistem pendidikan berguna untuk

relaksasi, dst.

Dalam bukunya Sex and Repression in Savage Society (1927) dan The Sexual

Life of Savages (1929), Malinowski menyimpulkan bahwa seks lebih sosiologis

dan kulutral dibanding hanya sekedar relasi pertemuan dua tubuh. Seks

merupakan kebahagiaan tertinggi dari pengalaman “kedagingan” individu.

4) Margareth Mead

Margerth Mead merupakan antropolog yang menggabungkan antara kajian

psikososial dalam sebuah siklus perjalanan manusia. Ia melaporkan sebuah

penelitian tentang proses perkembangan bayi Bali.

Gerak tubuh bayi di Bali dibandingkan dengan gerak tubuh bayi di New Haven,

USA. Pada bayi di Bali jarak kronologi gerak, lebih lebar. Dalam artian mereka

merayap dan langsung ke proses jongkok. Gerak merangkak terlewati sehingga

unsur menangis dalam proses tersebut terlewatkan pula. Hal ini disebut oleh

mead sebagai Hyperextension. Implikasi yang terjadi menurut Mead adalah bayi

di Bali mempunyai tingkat kemandirian dan gerak yang lebih luwes ketika

menginjak masa remaja dan dewasa.

Secara general, dalam pertumbuhan tubuh, bayi akan melewati proses merayap

(frogging); merangkak (creeping); jongkok (squatting); berdiri (standing);

berjalan (walking).

5) Arnold Van Gennep

Tubuh sebagai simbol transisi sosial individu dalam masyarakat. Tubuh sosial

terpahat di dalam tubuh fisik. Dalam hal ini tubuh tidak berada di sana dan tidak

berada di sini (neither here nor there).

Misal: - Upacara penyunatan - Klitoridektomi

- Upacara perataan gigi - Tato Mentawai

Page 5: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

4 | P a g e

Pasca masa krisis bagian tubuh berubah, tidak hanya secara fisik semata, namun

juga secara sosial. Sehingga timbul hak dan kewajiban baru individu dalam

masyarakat.

6) Mary Douglas

Tubuh merupakan ranah dimana arus balik interaksi terjadi. Tubuh

menyediakan dirinya sebagai medium dalam sebuah struktur sosial dimana ia

mampu menjadi sebuah image.

Tubuh mempunyai struktur fungsi yang kompleks. Dari tiap-tiap bagian tubuh

mempunyai fungsi simbol dan relasi yang berbeda. Mis: Simbol tubuh yang

digambarkan sebagai sampah adalah urine, potongan, kuku dan tinja.

7) Michel Foucault:

Modernitas membuat tubuh masyarakat pada esensinya bersifat disipliner. Hal

ini bisa terlihat pada bengkel kerja, sekolah, barak militer, penjara.

Tubuh yang didisiplinkan, melalui empat hal:

a) Seni penyebaran (art of distribution): Menempatkan tubuh individu pada

masing-masing fungsi.

Misal: Tentara Barak Pasien Rumah Sakit

Anak Muda Sekolah Narapidana Penjara

b) Kontrol Aktivitas (The control of Activity)

Dalam setiap ruang lingkup kerja, tubuh diharuskan tepat waktu; Tubuh

dibentuk seusai ritme yang teratur.

c) Strategi untuk menambah waktu (The organization of Geneses):

Tubuh dibedakan melalui penyusunan program secara bertingkat.

Misal: Kelas I, kelas 2, kelas 3.

d) Tubuh sebagai kekuatan yang Tersusun (The Composition of Forces)

Konfigurasi pasukan; Perbedaan dalam kelas berdasarkan kecerdasan,

ketangkasan hingga kekuatan.

8) Bryan S Turner

Tubuh sebagai persoalan reproduksi.

Tubuh internal sebagia media pengekang hasrat

Misal: Asketisme; selibat.

Di awal abad 20, tubuh mengalami perubahan yang ditandai dengan 3

fenomena:

Page 6: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

5 | P a g e

Munculnya post fordisme. Pasca industri memasuki ruang jasa dan

perdagangan. Tubuh dimanjakan sehingga mampu merubah konsep tubuh

cantik; tubuh fit hingga tubuh sporty.

Munculnya Feminisme. Kesetaraan antara tubuh laki-laki dan perempuan.

Meningkatnya jumlah populasi dunia, sehingga jumlah manusia dan gerak

seksualitas tubuh menjadi terkendalikan.

misal: One Child Policy di China; Keluarga Berencana di Indonesia.

9) Arthur Frank

Tubuh yang Disiplin: Tubuh yang diawasi dan diatur.

Tubuh yang bercermin: Tubuh yang melakukan konsumsi

Misal: Pembelanjaan kosmetika; sabun kecantikan dll.

Tubuh yang mendominasi: Tubuh yang mempunyai komando; kharisma dan

kekuasaan.

Tubuh yang Berkomunikasi: Medium tampak dalam bentuk penyadaran.

Misal: Ritual

III. PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DALAM OLAHRAGA

Selama ini jika kita mendengar istilah kata “science” maka pikiran kita akan

merujuk pada teknologi canggih tingkat tinggi, sehingga ada semacam keengganan kalau

tidak mau dikatakan malas untuk memahami apa ari kata “science” sesungguhnya. Science

bukanlah sesuatu yang jauh di awang-awang dan sulit untuk dilakukan, namun science ada

disekeliling kita, ada dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang sangat sederhana sampai

kepada hal-hal yang lebih kompleks dan rumit. Hanya saja memang pemahaman kita tentang

science perlu ditingkatkan. Pemahaman sederhana tentang science sangat perlu dan harus

diketahui oleh para pelaku olahraga sebagai landasan yang benar dan tepat dalam melakukan

aktivitas olahraga. Jadi, jika mau berprestasi sampai tingkat internasional, maka penerapan

ilmu pengetahuan dalam olahraga harus diterapkan dalam pembinaan dan pelatihan untuk

atlet.

Ilmu pengetahuan adalah landasan penguasaan dari sebuah penalaran manusia.

Pemahaman-pemahaman baru diperoleh dari suatu proses pemikiran, penalaran, dan

penelitian sehingga menghasilkan suatu data analisa yang utuh, komplit, serta empiric yang

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah akademis. Penguasaan teknologi harus dimiliki

jika ingin memperlihatkan eksistensi diri di era persaingan global saat ini. Bahkan

Page 7: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

6 | P a g e

penguasaan teknologi menjadi indikator kesuksesan di semua bidang, baik di bidang industri,

pertanian, kesehatan, dan bahkan di bidang olahraga.

Hal spesifik yang menjadi dasar pemikiran dari sport science adalah diskusi

mendalam kebutuhan atlet secara individual. Proses ini merupakan ranah atlet dan

pelatih dan performa atlit. Untuk kebanyakan atlet, informasi didapat dari adanya

pengukuran yang dilakukan secara berkala mengikuti program latihan yang telah dibuat. Jika

memungkinkan dilihat perlu, seorang ilmuwan akan melakukan pengukuran dengan acuan

dari literatur terbaru, dimana alat ukur tersebut telah digunakan oleh organisasi olahraga yang

bersangkutan. Seorang ilmuwan olahraga harus dapat memastikan adanya pengukuran yang

memenuhi unsur:

a) Informasi yang valid

b) Gerakan yang spesifik pada olahraga tertentu.

c) Kesimpulan/hasil yang dapat dipertanggung jawabkan atau reliabel

d) Sensitif dalam mendeteksi perubahan kecil pada area yang sedang diukur/dites

Data yang diperoleh dapat dibandingkan dengan respon atlit dengan

menggunakan alat ukur yang sama, sehingga optimal dalam penilaian teori dan data terbaru

yang dapat dibukukan pada atlet tersebut. Informasi ini dapat dipergunakan untuk:

a) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan atlet yang berhubungan dengan

kecabangannya.

b) Mengukur keefektifan program latihan

c) Menyediakan sasaran jangka pendek

d) Mengevaluasi status kesehatan atlet

e) Mengidentifikasi kesiapan atlit baik dalam latihan maupun dalam pertandingan.

Secara umum sport science ada 5 cabang yaitu:

1. Fisiologi

Fisiologi merupakan area yang mendapat perhatian besar dalam sport science

dimana area ini melihat bagaimana tubuh atlet beradaptasi, bereaksi dan berespon

dalam latihan dan kegiatan olahraga yang efektif dan aman.

Memahami Ilmu Fisiologi dapat membantu Atlet:

Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan melalui tes kebugaran.

Membuat evaluasi apakah periode latihan telah berhasil atau tidak.

Membuat struktur dan mengembangkan teknik latihan untuk adaptasi yang

optimal.

Page 8: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

7 | P a g e

2. Psikologi

Psikologi merupakan area dari sport science yang berhubungan dengan pikiran,

perasaan, emosi atlet yang biasanya disebut dengan mental. Area ini berhubungan dengan

motivasi, kepercayaan diri, emosi yang dapat mempengaruhi performa dan perilaku atlet baik

dilatihan maupun dipertandingan. Perkembangan bidang ini dalam olahraga prestasi

berkembang dengan sangat pesat karena diyakini dapat meningkatkan performa atlet. Bahkan

dalam berbagai tulisan psikologi olahraga dikatakan “80 % kemenangan atlet ditentukan oleh

faktor mental”. Artinya faktor mental memegang peranan yang sangat penting dalam

menentukan prestasi seorang atlet.

Ilmu Psikologi dapat membantu atlet dalam:

Mampu tampil dengan baik/lebih baik dan konsisten

Meningkatkan kualitas pengalaman dalam pertandingan.

Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas mental yang baik dalam latihan

maaupun pertandingan

3. Biomekanik

Biomekanik merupakan studi yang mempelajari tentang mekanisme system

biologis yang dalam hal ini adalah gerakan. Biomekanik merupakan area yang berhubungan

dengan analisa dari gerakan manusia. Area ini menjelaskan tentang bagaimana dan mengapa

tubuh manusia bergerak dengan cara sedemikian rupa. Bagi olahragawan hal ini sangat

diperlukan agar memahami dengan baik mana gerakan yang baik dan berguna serta efisien.

Juga berguna dalam mempelajari interaksi antara peralatan yang digunakan dalam olahraga

tertentu serta lingkungan yang digelutinya. Implementasi sport biomechanic di negara-negara

yang prestasi olahraganya baik sudah diterapkan dengan baik dan merupakan bagian dari

sistem pelatihan.

Biomekanik dapat membantu atlet dalam:

Mengidentifikasi teknik terbaik untuk meningkatkan performa atlit

Menjelaskan cara-cara yang aman dalam melakukan gerakan yang efektif untuk

menghindari resiko cedera pada atlit.

Menyediakan/memberikan analisa mendalam pada peralatan olahraga yang dipakai

oleh para atlit

4. Nutrisi

Sangatlah penting untuk mengkunsumsi makanan yang cukup dan seimbang

setiap hari untuk menjaga agar tubuh tetap sehat. Asupan nutrisi yang seimbang dan tepat

Page 9: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

8 | P a g e

merupakan kunci kesuksesan performa atlet. Kombinasi kalori yang tepat antara asupan

karbohidrat, protein, dan lemak akan menghasilkan energi yang menunjang performa

maksimal seorang atlet Nutrisi yang tidak tepat akan menyebabkan cedera dan mengambat

proses pemulihan pada atlet setelah melakukan aktivitas latihan atau pertandingan. Asupan

glycogen (seperti karbohidrat, roti, pasta, dan lain-lain) yang kurang pada saat latihan dapat

menyebabkan kekurangan glycogen kronis, jika hal ini terjadi selama beberapa periode dapat

menimbulkan cedera pada jaringan tubuh. Hasil penelitian menunjukkan, tubuh sangat

tergantung pada lemak dan protein, dimana lemak dan protein merupakan cadangan energi

alternatif yang dapat meningkatkan protein dalam otot.

5. Kedokteran Olahraga

Kedokteran olahraga menjadi bagian yang penting dalam aktivitas olahraga

terutama olahraga yang dituntut prestasi. Dalam kedokteran olahraga meliputi beberapa

bidang penting diantaranya:

Pemeliharaan kesehatan atlet

Penanganan cedera

Pemulihan cedera

Doping

Terapi

Massase

Nutris

Lantas dimana peranan ilmu antropologi? Apakah memang tidak punya peran

signifikan dalam kehidupan sehari-hari? Pertanyaan-pertanyaan ini muncul menyeruak begitu

saja dalam pikiran saya, dan mungkin juga teman-teman yang lain yang sedang belajar ilmu

antropologi.

Penguasaan akan konsep kultur (culture) memang sesuatu yang sangat mendasar

keperluannya bagi antropologi dan harus dikuasai, termasuk antropologi terapan. Saya punya

kecenderungan pribadi, bahwa untuk antropologi terapan, khususnya lagi untuk bidang

antropologi pembangunan (development anthropology), saya lebih tertarik kepada aliran

cultural studies yang lebih berkembang di Inggris, atau lebih khusus lagi cultural

developmentalism. Semua yang disebut oleh Prof. Koentjaraningrat dengan istilah

“kebudayaan”, “sistem nilai-budaya”, dan “sikap mental” adalah termasuk kedalam konsep

kultur, menurut aliran cultural developmentalism.

Kultur dalam kajian-kajian cultural development adalah “sistem ideasional”, atau

“sistem gagasan”, atau the state of mind yang mendorong pola perilaku yang khas pada suatu

Page 10: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

9 | P a g e

kelompok sosial tertentu. Kultur, pada satu saat berada pada posisi independent variable bila

dikaitkan dengan kemajuan perekonomian suatu masyarakat. Namun di saat lain, untuk

mencapai kemajuan perekonomian tersebut kultur-pun bisa direkayasa melalui public policy,

dan kultur berubah menjadi dependent variable. Tempat yang pas bagi kultur adalah seperti

yang diungkapkan oleh Daniel Patrict Moynihan, bahwa “The central conservative truth is

that it is culture, not politics, that determines the success of a society. The central liberal

truth is that politics can change a culture and save it from itself” (dikutip dalam Huntington

2000:xiv).

Aliran cultural developmentalism cukup mengartikan kultur secara umum seperti

itu. Mereka tidak terlalu pusing apakah kultur itu ada di dalam otak manusia (seperti

pendapat aliran antropologi kognitif) atau di arena publik di luar diri manusia (seperti

pendapat Geertz); atau apakah kultur itu berstruktur serba-dua (menurut Levi-Strauss) atau

serba-empat (menurut strukturalisme Belanda), atau cukup bersistem saja (menurut aliran

materialisme kultural).

IV. PENUTUP

Antropologi terapan adalah satu bidang dalam ilmu antropologi di mana

pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), dan sudut-pandang (perspective) ilmu

antropologi digunakan untuk menolong mencari solusi bagi masalah-masalah praktis

kemanusiaan dan memfasilitasi kebutuhan pembangunan. Ada juga orang yang

mendefinisikan antropologi terapan sebagai “the field of inquiry which is concerned with the

relationships between anthropological knowledge and the uses of that knowledge in the world

beyond anthropology” (Chambers 1989:x). Secara strategis, dalam kajian-kajian antropologi

terapan, antropolog harus memperlihatkan bagaimana konsep teoritis diterapkan secara

empiris ke dalam kenyataan sehari-hari, yang pada gilirannya analisis empiris ini akan

berguna untuk keperluan praktis dan sekaligus memberikan umpan-balik bagi pengembangan

teori dan konsep antropologi. Jadi dalam antropologi terapan, teori dan praktis adalah saling

memperkuat secara dialektis.

Yang diperlukan dalam suatu tindakan salah satunya adalah aksi afirmatif atau di

Eropa dikenal sebagai diskriminasi positif yang menunjuk kepada kebijakan yang bertujuan

untuk menyebarluaskan akses ke pendidikan atau pekerjaan bagi kelompok non-dominan

secara sosial-politik berdasarkan sejarah (terutama minoritas atau perempuan). Motivasi

untuk aksi afirmatif adalah mengurangi efek diskriminasi dan untuk mendorong institusi

publik seperti universitas, rumah sakit, dan polisi untuk lebih dapat mewakili populasi

(http://plato.stanford.edu/entries/affirmative-action)

Page 11: Konstruksi Tubuh dan Kebudayaan

10 | P a g e

Dalam kaitannya dengan olimpiade, dalam cabang berenang harusnya yang

dikirim adalah orang Bajo. Sejak lahir, orang Bajo ini sudah dikenalkan dengan kultur

maritim, mereka terkenal jago berenang bahkan ada yang mengatakan bahwa paru-paru orang

Bajo sebagian besar mirip insang pada ikan. Dengan kemampuan sejak lahir ini, tidak

menutup kemungkinan bahwa mereka akan mampu menyumbang medali emas bagi

kontingen Indonesia di olimpiade. Sedangkan cabang menembak dan panahan, orang dayak

atau orang papua memiliki pengalaman yang tak meragukan lagi. Ketepatan bidikan mereka

dalam memburu binatang buruan tak bisa diremehkan. Orang Dayak dan orang Papua sudah

terbiasa di kehidupan sehari-harinya dengan panah ataupun sumpit. Jika mereka diberi

kesempatan mengikuti olimpiade, tidak menutup kemungkinan juga mereka bakal

menyumbang emas.

Perlu diingat juga bahwa setiap ilmu terapan adalah dilandasi oleh satu nilai

tertentu. Sementara itu science menuntut objektifitas, tidak subjektif, dan tidak berpihak dan

menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Antropologi terapan secara historis lahir bersama

dengan pandangan etnosentrisme Ero-Amerika. Antropologi terapan Indonesia, jika

berkembang, juga punya kemungkinan kecenderungan akan diwarnai oleh Indonesia sentris,

atau mungkin Jawa sentris.

BAHAN BACAAN

Benedict, Ruth.

1962 Pola-pola Kebudajaan. (terjemahan ke dalam bahasa Indonesia) Jakarta:

Penerbit Pustaka Rakjat

Koentjaraningrat

1974 Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Lubis, Mochtar.

1977 Manusia Indonesia (Sebuah pertanggungan jawab). Jakarta: Inti Idayu Press

Tim Penyusun Sport Science KONI Pusat,

2012 Pemahaman Dasar Sport Science dan Penerapan Iptek Olahraga

Kompas edisi Jumat 13 Juli 2012 dalam kolom olahraga

Kompas edisi Minggu 15 Juli 2012 dalam kolom olahraga