konstitusi nkri

14
KONSTITUSI NKRI Dikdik Baehaqi Arif | [email protected]

Upload: dikdik-baehaqi-arif

Post on 05-Dec-2014

2.563 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: konstitusi nkri

KONSTITUSI NKRIDikdik Baehaqi Arif | [email protected]

Page 2: konstitusi nkri

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.

Negara lahir karena dorongan manusia sebagai makhluk sosial (animal social/homo socius), sebagai makhluk politik (animal politicum/zoon politicon), dan untuk melindungi individu, kelompok, dan masyarakat

Pengertian Negara

Page 3: konstitusi nkri

• Wilayah• Rakyat• Pemerintahan yang

berdaulat

Konstitutif

• Tujuan negara• Konstitusi• Pengakuan dari

negara lain• Masuk dalam PBB

Deklaratif

UNSUR PEMBENTUK NEGARA(Konvensi Montevideo, Uruguay: 1993)

Page 4: konstitusi nkri

Konstitusi

Page 5: konstitusi nkri

• Istilah konstitusi “constitution” (bahasa Inggris), “constitutie” (bahasa Belanda), “constitutionel” (bahasa Prancis), “verfassung” (bahasa Jerman), “constitutio” (bahasa Latin), “fundamental laws” (Amerika Serikat).

• Undang-Undang Dasar (bahasa Belanda Grondwet). Perkataan wet diterjemahkan menjadi undang-undang, dan grond berarti tanah/dasar

• Istilah UUD (grondwet) adalah bagian tertulis dari suatu konstitusi, sedangkan constitution (konstitusi) memuat baik peraturan tertulis maupun yang tidak tertulis (L.J Van Apeldoorn)

Konstitusi dan UUD

Page 6: konstitusi nkri

Konstitusi adalah peraturan tertulis, kebiasaan, dan konvensi-konvensi kenegaraan (ketatanegaraan) yang menentukan susunan dan kedudukan organ-organ negara, mengatur hubungan antara organ-organ negara itu, dan mengatur hubungan organ-organ negara tersebut dengan warga negara. (Jimly Asshiddiqie)

Semua konstitusi selalu menjadikan kekuasaan sebagai pusat perhatian, karena kekuasaan itu perlu diatur dan dibatasi sebagaimana mestinya.

Pengertian Konstitusi

Page 7: konstitusi nkri

Herman Heller membagi pengertian konstitusi menjadi tiga, yaitu:1. Konstitusi dalam pengertian politis-sosiologis. Konstitusi

mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan.

2. Konstitusi dalam pengertian yuridis. Konstitusi merupakan suatu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat yang selanjutnya dijadikan suatu kesatuan kaidah hukum.

3. Konstitusi pengertiannya lebih luas dari undang-undang dasar. Konstitusi adalah yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tertinggi yang berlaku dalam suatu negara.

Pengertian yang lain

Page 8: konstitusi nkri

• 17 Agt 1950-5 Juli 1959

• Dekrit Presiden, 5 Juli 1959-sekarang

• 27 Des 1949—17 Agt 1950

• 18 Agt 1945—27 Des 1949.

UUD 1945

Konstitusi RIS

UUDS 1950

UUD 1945

KONSTITUSI NKRI

Page 9: konstitusi nkri

Perubahan Pertama UUD 1945

Ditetapkan tanggal 19 Oktober 1999 dalam Sidang Umum MPR (berlangsung tanggal 14-21 Oktober 1999).

Dalam perubahan pertama itu, MPR mengubah Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 UUD 1945.

Page 10: konstitusi nkri

Perubahan Kedua UUD 1945 Ditetapkan tanggal 18 Agustus 2000 dalam Sidang

Tahunan MPR tahun 2000 (tanggal 7-18 Agustus 2000).

Pada sidang tahunan tersebut, MPR mengubah dan/atau menambah Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25A, bab X, Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Bab XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B, dan Pasal 36C UUD 1945.

Page 11: konstitusi nkri

Perubahan Ketiga UUD 1945 Ditetapkan tanggal 9 November 2001 dalam Sidang Tahunan MPR

Tahun 2001 (tanggal 1-9 Nopember 2001). Melalui Sidang Tahunan itu, MPR mengubah dan/atau menambah

Pasal 1 ayat (2) dan (3); Pasal 3 ayat (1), (3), dan (4); Pasal 6 ayat (1) dan (2); Pasal 6A ayat (1), (2), (3), dan (5); Pasal 7A; Pasal 7B ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 7C; Pasal 8 ayat (1) dan (2); Pasal 11 ayat (2) dan (3); Pasal 17 ayat (4); Bab VIIA, Pasal 22C ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 22D ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6), Pasal 23 ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23A; Pasal 23C; Bab VIIIA, Pasal 23E ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F ayat (1) dan (2); Pasal 23G ayat (1) dan (2); Pasal 24 ayat (1) dan (2); Pasal 24A ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 24C ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) UUD 1945.

Page 12: konstitusi nkri

Perubahan Keempat UUD 1945 Ditetapkan tanggal 10 Agustus 2002 dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2002 (tanggal 1-11

Agustus 2002). Dalam naskah perubahan keempat ini, MPR menetapkan:

1. UUD Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, dan ketiga, dan perubahan keempat ini adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat;

2. Penambahan bagian akhir pada perubahan kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan kalimat “Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-9 tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan;

3. Perubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 3 ayat (2) dan (3), Pasal 25E Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 25A;

4. Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dan pengubahan substansi Pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan negara;

5. Pengubahan dan/atau penambahan Pasal 2 ayat (1); Pasal 6A ayat (4); Pasal 8 ayat (3); Pasal 11 ayat (1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 ayat (3); Bab XIII; Pasal 31 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2); Bab XIV, Pasal 33 ayat (4) dan ayat (5); Pasal 34 ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4); Pasal 37 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5); Aturan Peralihan Pasal I, II, dan III; Aturan Tambahan Pasal I dan II Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 13: konstitusi nkri

PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Antara lain:• Amandemen UUD 1945• Penghapusan doktrin Dwi

Fungsi ABRI• Penegakan hukum, HAM, dan

pemberantasan KKN• Otonomi Daerah• Kebebasan Pers• Mewujudkan kehidupan

demokrasi

Tuntutan Reformasi

• Pembukaan• Batang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan Peralihan - 2 ayat Aturan Tambahan• Penjelasan

Sebelum Perubahan

• Kekuasaan tertinggi di tangan MPR

• Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden

• Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir

• Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang

• Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi

Latar Belakang Perubahan

Menyempurnakan aturan dasar, mengenai:

• Tatanan negara• Kedaulatan Rakyat• HAM• Pembagian kekuasaan• Kesejahteraan Sosial• Eksistensi negara demokrasi

dan negara hukum• Hal-hal lain sesuai dengan

perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa

Tujuan Perubahan

• Pasal 3 UUD 1945• Pasal 37 UUD 1945• TAP MPR No.IX/MPR/1999• TAP MPR No.IX/MPR/2000• TAP MPR No.XI/MPR/2001

Dasar Yuridis

• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945

• Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

•Mempertegas sistem presidensiil

• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal

• Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”

Kesepakatan Dasar

• Sidang Umum MPR 1999

Tanggal 14-21 Okt 1999• Sidang Tahunan MPR 2000

Tanggal 7-18 Agt 2000• Sidang Tahunan MPR 2001

Tanggal 1-9 Nov 2001• Sidang Tahunan MPR 2002

Tanggal 1-11 Agt 2002

Sidang MPR

• Pembukaan • Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan Peralihan

- 2 pasal Aturan Tambahan

Hasil Perubahan

Page 14: konstitusi nkri

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)

Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)

Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000)

Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001)

Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002)

Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)

NASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945