konspirasi perang salib

Upload: eindrayadi

Post on 07-Jul-2015

119 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

KONSPIRASI POLITIK NASRANI DALAM GEJOLAK PERANG SALIB TERHADAP UMAT ISLAM

Oleh : EKO INDRAYADI NIM. 109033200006

JURUSAN ILMU POLITIK SEMESTER II FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2010/2011

A. Latar Belakang Perang Salib Dari beberapa dekade perkembangan zaman dalam dunia Islam. Ada beberapa peristiwa penting di dalam proses perkembangan Islam ke seluruh penjuru dunia. Salah satu peristiwa itu adalah Perang Salib, yang bermula dari suatu konflik teopolitik antara orang-orang Kristen Barat dan kaum muslim di Asia Barat dan Mesir. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perang ini menurut Philip K. Hitti dalam Fadil, Adanya reaksi umat Kristen yang ada di Eropa terhadap dunia Islam di Asia, yang berawal sejak tahun 632 mengenai ekspansi, bukan hanya ke daerah Syiria dan Asia Kecil, tetapi juga Spanyol dan Sicilia.1 Selain itu, faktor lainnya adalah keinginan mengembara dan gerakan militer suku Teutonia yang melakukan rekontruksi terhadap peta Eropa yang dimulai sejak adanya konflik penghancuran gereja, Holy Sepulchre merupakan gereja yang didirikan di atas makam Yesus (Isa AS red.), pembangunannya dilakukan oleh Khalifah Tathmiyah al-Hakim pada tahun 1009, sedangkan gereja merupakan tujuan dari beribu-ribu jemaah Eropa.2 Akar konflik akhirnya muncul disini, dimana adanya tindakan kesewenangwenangan terhadap jemaah Kristen yang akan ke Palestina (Yerusalem red.) melalui Asia Kecil oleh penguasa Saljuk. Faktor lain, tahun 1095 adanya ekspansi dari bangsa Seljuk yang telah menduduki daerah Asian dan Marmora yang sebelumnya merupakan kekuasaan dari Kaisar Bizantium, Alexius Commenus. Hal ini menyebabkan konstantinopel terancam. Sehingga, Paus yang merupakan pimpinan tertinggi umat Kristen berupaya melakukan sintegrasi antara dua kekuatan besar di dalam umatnya, yaitu gereja Yunani dan Romawi yang sebelumnya mengalami segresi akibat politik pada tahun 1009-1054. Tanggal 26 November 1905 di Clermont (Prancis Tenggara), Paus Urbanus II menyampaikan pidato agitasi terhadap pendeta dan masyarakat Kristen di Eropa Barat. Dalam pidatonya Paus menyerukan kepada seluruh umat Kristen untuk ikut serta dalam perang suci untuk merebut hak-hak mereka dari tangan umat muslim, serta menaklukan mereka. Ada beberapa pernyataan dari Paus yang mendorong umat Kristen untuk ikut serta dalam perang ini, selain perasaan fanatik yang mendalam terhadap agama yang dianut oleh mereka, yaitu: Pertama, adanya perlindungan dari gereja terhadap orang1

Fadil Sj, Pasang Surut Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta: UIN Malang Press, 2008), hlm. 222. 2 Ibid,. hlm. 223.

orang yang berperang, baik itu berupa harta, maupun keluarga. Kedua, adanya sugesti pengampunan dosa bagi tiap orang yang ikut berperang, sehingga mau tidak mau mereka ikut untuk melakukan usaha penebusan dosa yang bersifat heroik ini. Ketiga, adanya doktrin dues vult (kehendak Tuhan), yang bersifat brain washing bagi kalangan penganut Kristen. Pernyataan Paus yang ketiga merupakan faktor dominan di kalangan umat Kristiani untuk bergabung dan terlibat dalam perang yang diberi nama Perang Salib, karena adanya penggunaan simbol salib sebagai identitas dari umat Kristen. Pada tahun 1097 telah terkumpul sebanyak 150.000 orang, sebagian besar mereka berasal dari Perancis dan Normandia. Orang yang mendaftarkan diri tediri dari raja, hingga rakyat jelata, perampok, pembegal, dan penyamun, karena terdorong oleh sugesti penebusan dosa. B. Priodisasi Perang Salib 1. Perang Salib Pertama (1095-1147 M) Perang Salib ini bermula dari seorang pendeta Peter dari Prancis, tetapi kemudian mendapatkan dukungan dari Paus di Vatikan, oleh raja Kristen di Eropa dan oleh kepala Kristen Ortodox yang berkedudukan di konstatinopel. Paus Urbanus II mengadakan pidato yang berapi-api di Clermont Prancis pada tanggal 26 November 1095 yang menurut penilaian Prof. Philip K. Hitti sebagai pidato yang paling berkesan dalam sejarah.3 Akibat dari pidato Paus tersebut adalah persatuan bangsa Eropa yang diikat dengan rasa solidaritas teologis. Dimana, pada setiap negara Kristen terbentuklah sebuah konsulidasi militer dalam rangka menggayang umat muslim. Dari permulaan inilah penyerbuan Barat Kristen ke dunia Islam yang berjalan kurang lebih 200 tahun lamanya, dari mulai 1095-1293 M dengan 8 kali penyerbuan. Pada permulaan peperangan, orang-orang Kristen Eropa mencapai maksudnya untuk merebut Palestina. Selanjutnya, mereka menduduki daerah sekitarnya, sehingga dapat mendirikan 4 kerajaan di bagian Timur, yaitu kerajaan di Baitul Maqdis, di Antiochia, di Tripolisia dan di Edessa. Ketika tentara Salib menduduki Palestina terjadilah pembunuhan massal dan penyembelihan besar-besaran. Kepala, tangan dan kaki manusia yang mati dibunuh berserakan di sepanjang jalan kota suci itu. Menurut Ibnu Atsur, tidak kurang dari3

Philip K. Hitti, History of The Arab,(London: The Macmillan Press Ltd., 1974), hlm. 636.

70.000 manusia menjadi korban.4 Suatu pembunuhan yang korbannya hampir sebanding dengan pembunuhan massal di Bagdad ketika penyerbuan Hulago yang diperkirakan 750.000 orang5. Hampir bersamaan pula dengan korban di Andalusia oleh tindakan ratu Esabella dan raja Ferdinand yang diperkirakan 340.000 orang lebih.6 Tindakan-tindakan di luar batas kemanusian tersebut merupakan perbuatan yang sangat bertolak belakang dengan apa yang diajarkan dalam agama yang dibawa oleh Nabi Isa AS kepada umat Nasrani yang berada di Eropa. Perang yang terjadi antara umat Islam dan Kristen, lebih tepat disebut sebagai perang kekuasaan karena agama sebenarnya tidaklah mengajarkan mengenai pembunuhan atau pembantaian terhadap sesama manusia yang memiliki akal dan budi pekerti. Akan tetapi, setelah bertahun-tahun umat Islam berada di dalam tekanan pasukan salib yang amoral dan tidak berprikemanusian muncullah seorang pahlawan Islam termansyur bernama Imanuddin Zanki, gubernur dari Maousul, yang berhasil mengusir tentara salib yang mencengkramkan kuku kekuasaannya di wilayah Aleppo dan Humah. Kemenangan itu merupakan kemenangan pertama kali bagi umat Islam, yang disusul dengan kemenangan-kemenangan lainnya terhadap tentara salib.7 2. Perang Salib Kedua (1147-1179 M) Dengan adanya kekalahan yang terjadi pada perang salib pertama. Terjadilah kontak komunikasi antara tentara salib kepada Paus, sebagai pimpinan tertinggi gereja untuk meminta bantuan. Akibat dari hal ini, maka terjadilah penyerbuan kedua pada tahun 1147 s.d 1179 M yang dipimpin oleh raja Lois VII dari Perancis, kaisar Kourad dari Jerman, dan putra Roger dari Sisilia. Menyambut serangan tersebut, muncullah Nuruddinn Zanki, yang merupakan putra dari Imanuddin Zanki. Peperangan terjadi dengan sengit, baik di pihak muslim maupun pihak Kristen. Akan tetapi, kekalahan kembali terjadi pada pihak Kristen pada perang yang kedua ini. Namun, karena menyadari adanya seorang pemimpin ulung di daerah Pantai Timur Laut Tengah, maka tentara salib mengubah bentuk strategi perang mereka dengan mengkonsentrasikan penyerangan ke arah Mesir. Di Mesir peperangan ini melahirkan4 5

Zainal Abidin Ahmad, Sejarah Islam dan Umatnya, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 125. Ibid,. hlm. 125. 6 Ibid,. hlm. 125. 7 Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, (Bogor: PrenadaMedia, 2003), hlm. 188.

seorang pahlawan yang kelak akan menyatukan Islam, namanya adalah sultan Shalahuddin al-Ayubi. Dengan adanya pimpinan dari Shalahuddin tentara Islam dapat merebut kembali Baitul Muqadas, kota yang menjadi tujuan tentara salib. Walaupun, ia telah mendapatkan kemenangan gemilang, Shalahuddin tidak lalai dan mabuk kemenangan. Ia sadar kelalaian hanya akan menguntungkan musuh-musuhnya. Menyadari kekalahan ini, pasukan salib memperkuat dirinya pada suatu pelabuhan yang memiliki wilayah strategis dengan keadaan alam yang sukar untuk ditaklukan, yaitu pelabuhan Shour di sebelah Barat. Tentara salib meminta bantuan dengan cara mengirimkan seorang pendeta ke Eropa untuk menemui Paus. 3. Perang Salib Ketiga (1189-1192 M) Karena adanya permintaan dari seorang pendeta, Eropa mengirimkan tentara salibnya yang ketiga. Mula-mula datang raja Australia dan Jerman bernama Frederik membawa sebanyak 200.000 orang. Kemudian pada tahun 1190 datang lagi tentara Eropa dengan pimpinan Richart The Lion Heart sehingga tentara salib ini sangat kuat dan dapat merebut kota Okka. Peristiwa ini sangat menyedihkan hati kaum muslimin. Apalagi setelah mendengar pembunuhan yang dilakukan oleh Richard yang telah menewaskan sebanyak 3000 orang tawanan Islam. Kelalaian inilah yang mnimbulkan sebuah penyesalan mendalam dalam hati sultan Shalahuddin karena dia membiarkan musuh memperkuat diri pada pelabuhan Shour yang merupakan titik sentral perhubungan dengan Eropa untuk meminta bantuan. Karena menyadari akan kelalaian yang telah diperbuat olehnya, sultan akhirnya mengirim utusan ke Magribi untuk meminta bantuan kepada sultan Yaqub ibn Yusuf ibd Abdul Mamun, raja terbesar dari daulah Muwahiddin yang menguasai daerah Magribi (Maroko) dan Andalusia Selatan. Akan tetapi, sang sultan tidak mau menuruti kehendak dari Shalahuddin agar memotong dan menghalang-halangi jalan masuk tentara Eropa yang hendak masuk melalui jalur Timur. Sayang, sang sultan menolak karena khawatir dan takut tentara salib menyerang kerajaannya. Sehingga konsekuensinya adalah masuknya tentara salib dengan mudah melalui selat Gibraltar. Berulang kali tentara salib berusaha untuk merebut kota Yerusalem yang sudah dua abad berada dalam kekuasaan mereka, tetapi semuanya gagal. Sebab itu, mereka mencoba melakukan pengalihan penyerbuan menuju Mesir, pusat pemerintahan Shalahuddin, dan meninggalkan kota yang telah mereka kuasai: Kaisariya, Yaffa dan Asqalan, terbuka tanpa perlindungan. Kesempatan ini digunakan oleh Shalahuddin

untuk memukul musuh dari belakang sehingga Shalahuddin dapat merebut kota Yaffa dan merampas semua perbekalan tentara salib yang ada di sana. Tentara salib kalang kabut. Pada saat itu Richard jatuh sakit dan meminta damai kepada sultan Shalahuddin. Secara diam-diam kemudian Shalahuddin menyamar menjadi seorang dokter Arab dan datang ke kemah Richard untuk mengobati. Shalahuddin merawat dan mengobati luka-lukannya sehingga sembuh. Saat itulah, sultan Shalahuddin menunjukkan siapa dirinya. Menghadapi kenyataan ini Richard mengucapkan terimakasih dan memutuskan untuk mengakhiri perang berkepanjangan ini. Akhirnya, pada tahun 1192 M terjadilah perjanjian perdamaian antara tentara salib dan umat muslim di bawah pimpinan Shalahuddin. Setahun kemudian, pada tahun 589 H/1193 M sultan Shalahuddin wafat pada usia 75 tahun. Demikianlah akhir dari perang salib yang berkobar di Timur, tetapi peperangan ini bukanlah akhir dari segala konspirasi dan imperialis Kristen yang berupaya untuk merebut dan menguasi wilayah Islam. Pertempuran di wilayah Barat dan Spanyol masih terus berlanjut hingga umat Islam terusir dari sana. Di samping itu, umat Islam harus membayar dengan biaya yang mahal demi untuk mempertahankan tanah airnya dari tentara salib. Kerugian yang bersifat materi hingga nyawa merupakan tebusan yang harus dibayar. Kerugian ini menimbulkan dampak defisit kekuatan politik dan perekonomian yang berujung pada kelemahan umat Islam. Akibatnya, terjadilah tindakan-tindakan pemisahan diri dari bagian-bagian negara Islam (separatism), hal ini semakin melemahkan kekuatan Islam. 4. Perang Salib Keempat dan Seterusnya Berita meninggalnya sultan Shalahuddin dan terpecah-pecahnya kekuatan Islam, telah menyebabkan Paus Cylencius III mengerahkan kekuatan tentara salib ke IV hingga tentara salib ke VIII untuk melakukan penyerangan ke wilayah Islam. Tetapi, serangan ini tidak sedahsyat perang salib sebelumnya karena dukungan tidak sekuat pada saat perang salib pertama hingga ketiga. Penyerangan ini berlangsung hingga tahun 1292 M dan pada akhirnya tentara salib benar-benar terusir dari wilayah Timur.

C. Analisis

Berdasarkan beberapa referensi yang telah penulis baca, maka penulis berusaha mencari intisari atau interaksi kausal yang menyebabkan terjadinya perang salib. Ada dua permasalahan utama yakni berupa internal dan eksternal yang dapat kita jadikan landasan ataupun acuan utama dari penyebab perang salib. Faktor internal, yaitu: Pertama, timbulnya perpecahan-perpecahan di dalam umat Islam ditandai oleh lahirnya imarat-imarat kecil, sesudah masa khalifah Umayyah di Spanyol. Masa ini disebut dengan mulk al-thawaif (raja-raja golongan), selain itu adanya perbendaan faham teologis antara Syiah dan Sunni yang meruncing ke arah politik.8 Perpecahan secara internal di dalam tubuh pemerintahan umat Islam, telah menciptakan kelemahan yang sangat merugikan. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya faktor eksternal, yakni tindakan dari pemuka agama Kristen untu menguasai wilayah kekuasaan Islam. Secara de facto, penyerangan yang dilakukan umat Kristen yang ada di Eropa bukanlah karena faktor teologis semata, karena Islam adalah agama yang mengetahui perubahan yang mengarah kepada penyimpangan dalam agama Kristen. Namun juga, dikarenakan karena ketakutan dari raja-raja Eropa yang beragama Kristen terhadap kemajuan intelektual umat Islam yang meliputi kekuatan politik (The power of states), kekuatan ekonomi (The power of economic), kekuatan budaya dan peradaban (The power of culture).9

DAFTAR PUSTAKA

8 9

Ibn Al-Atsir, Ekspedisi Shalahuddin Al-Ayubi:Tahun 570 H-589 H, (Jakarta: Pustaka Qalami, 2004). Harun Nasution, Sejarah Ringkas Islam, (Jakarta: Djambatan, 1994).

Abidin, Zainal Ahmad, 1979, Sejarah Islam dan Umatnya, Jakarta: Bulan Bintang. Al-Atsir. 2004. Ekspedisi Shalahuddin Al-Ayubi (Tahun 570 H 589 H) . Jakarta : Pustaka Qalami. Fadil, SJ. 2008. Pasang Surut Peradaban Islam Dalam Lintasan Sejarah. Yogyakarta : UIN Malang Press. Hee, Lew Men. 2000. Sejarah Peradaban Dunia. Jakarta : CV. Ananda. Hitti , Philip K, 1974, History of The Arab, London: The Macmillan Press Ltd. Nasution, Harun. 1994. Sejarah Ringkas Islam. Jakarta : Djambatan. Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Bogor : Prenada Media. Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.