konsep taskhÎr menurut mutawwali...

119
KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWI (ANALISA AYAT-AYAT PENUNDUKKAN ALAM) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar sarjana Agama Islam (S.Ag) Oleh Nur Istikomah 11140340000215 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2018 M

Upload: truongmien

Post on 06-Jul-2019

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWI

(ANALISA AYAT-AYAT PENUNDUKKAN ALAM)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar sarjana Agama Islam (S.Ag)

Oleh

Nur Istikomah

11140340000215

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 2: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWI

(ANALISA AYAT-AYAT PENUNDUKKAN ALAM)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar sarjana Agama Islam (S.Ag)

Oleh

Nur Istikomah

11140340000215

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/ 2018 M

Page 3: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa
Page 4: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa
Page 5: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa
Page 6: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

ABSTRAK

Nur Istikomah (11140340000215)

TASKHÎR dalam Penafsiran Mutawwali Al-Sya’rawi

(Analisa ayat-ayat Penundukkan Alam)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan

mengenai taskhīr pada keadaan zaman yang semakin modern dengan semakin

pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi. Melihat pada dampak

dan manfaat ilmu pengetahuan dan tekhnologi, melalui penafsiran Mutawwali al-

Sya’rawi mengenai bagaimana penundukkan yang Allah berlakukan terhadap

ciptaanNya dan rahasia apa yang ada dibalik taskhīr itu sendiri yang di harapkan

mampu memberikan titik terang dari permasalahan yang ada sekarang ini.

Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan penelitian kepustakaan atau

Library Searching. Sementara pembahasan menggunakan metode pendekatan

Maudhu’I atau tematik dengan merujuk pada Seorang Tokoh penggagas metode tafsir

tersebut, Yakni Abdull Hayy al-Farmawi.

Penulis mengambil mufassir Mutawwali al-Sya’rawi karena beliau adalah

salah satu mufassir kontemporer yang juga merupakan imam masa kini, yang tidak

diragukan lagi kecerdasan dalam bidang agama maupun ilmu pengetahuan modern.

Dalam menjelaskan ayat-ayat al-Quran beliau terkenal dengan metode yang sangat

mudah dipahami dan menekankan pada titik keimanan pada setiap hal yang beliau

jelaskan. Namun, beliau juga tidak terlepas dari menjunjung kemaslahatan dalam

menjelaskan Al-Quran sebagai solusi untuk setiap permasalahan yang dihadapi umat

di era modern ini.

Penulis memilih tema Taskhīr karena menurut penulis hal ini berkaitan

dengan keseimbangan hidup alam semesta dan menjadi permasalahan adalah sering

diabaikan oleh manusia. Keberadaan kekuatan dibalik setiap fenomena alam yang

terjadi sering terabaikan oleh sikap manusia yang angkuh dan merasa menjadi

penguasa.

Adanya Taskhir ingin menunjukkan bahwasannya Allah menciptakan alam

semesta sebagai sarana bagi manusia untuk lebih mudah menjalankan kewajibannya

sebagai khalifah di bumi. Mengingatkan kembali peran manusia sebagai

penyeimbang alam semesta yang di klaim menjadi makhluk yang paling sempurna

dengan bekal akal yang mampu memunculkan berbagai rahasia-rahasia alam dan

memanfaatkannya. Sebagai bentuk syukur dan rasa hormat manusia kepada alam

semesta mampu ditunjukkan dengan menahan diri dari keserakahan, keinginan untuk

bermewah-mewahan dan mengubah cara pandang pada diri manusia itu sendiri,

bahwa Alam semesta hadir sebagai penyempurna tugas manusia, manusia ada sebagai

wakil Tuhan di bumi dan manusia adalah pemelihara alam semesta yang tidak

semestinya merasa memiliki alam dan bersikap angkuh seolah-olah alam ada untuk di

eksploitasi.

Page 7: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, Penulis panjatkan syukur kepada Allah swt. Yang telah

memberikan begitu banyak nikmat kepada penulis, sehingga penulis mampu

menyelesaikan penelitian ini dengan tepat waktu. Penulis bersyukur karena meski

dengan segala kekurangan Allah swt masih memberi penulis kemudahan dan

kelancaran melalui jalan yang tidak terduga-duga. Semoga Allah senantiasa

memberikan rahmat, taufiq dan HidayahNya agar skripsi ini mampu memberi

manfaat kepada siapa saja yang membacanya.

Sholawat serta salam takkan pernah tertinggal untuk sang Revolusioner dunia

yakni baginda Nabi Agung Muhammad saw. Keluarga, sahabat serta ummat beliau

yang teguh dalam memegang dan menjalankan ajaran beliau hingga akhir zaman.

Tak terlepas dari begitu banyak hal yang penulis lewati, penulis menyadari

akan kekurangan dan kesalahan yang mungkin masih banyak terdapat pada skripsi

ini, berbagai kesulitan dan hambatan yang sering penulis alami. Namun, berkat dari

Doa, dukungan dan semangat yang baik langsung maupun tidak langsung penulis

terima mampu menjadi salah satu kekuataan yang akhirnya menggerakan penulis

untuk mampu menyelesaikan penelitian ini sebagai salah satu syarat yang harus

ditempuh dalam mencapai gelar akademik strata satu (S1) dari Fakultas Ushuluddin

di UIN Jakarta.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut andil dalam penyelesaian

penelitian ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Lilik Umi Kalstum dan Ibu Banun Binaningrum, selaku ketua jurusan dan

sekretaris jurusan di UIN Jakarta ini, yang telah banyak membantu penulis

dalam serangkaian proses akademik.

2. Kepada bapak pembimbing Ahmad Rifqi Muchtar, yang tidak pernah bosan

menjadi tempat berbagi pemikiran untuk menunjang penullisan ini, yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk penulis yang tak kurang-kurang

memberikan pengarahan agar skripsi ini menjadi layak.

Page 8: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

ii

3. Kepada bapak ibu Dosen Ushuluddin UIN Jakarta yang telah banyak

memeberikan bekal ilmu yang menunjang penulisan ini.

4. Kepada semua pihak perpustakaan, baik perpustakaan UIN Jakarta,

perpustakaan Umum lainnya yang banyak sekali membantu penulis dalam

menemukan tulisan yang berkaitan dengan tema yang penulis angkat.

5. Kepada Orang tua dan kakak-kakak tercinta. Atas doa dan dukungan kalian

telah menjadi sumber semangat untuk setiap jengkal langkah penulis.

6. Kepada keluarga yang mampu memberikan semangat, baik moril maupun

materil sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

7. Kepada sahabat-sahabat yang telah setia menjadi teman berbagi keluh dan

kesah, berbagi ilmu dan berbagi semangat dalam setiap kesempatan.

Atas itu semua, penulis tak mampu membalas setiap kebaikan kalian.

Penulis hanya mampu berdoa supaya Allah membalas setiap kebaikan kalian

dan mampu menjadi amal hingga hari akhirat.

Akhirnya, penulis harapkan semoga skripsi ini mampu menjadi

manfaat bagi penulis khusunya dan memberikan sedikit ilmu bagi pembaca

pada umumnya

Jakarta, 13/08/2018

Penulis

Page 9: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

iii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................

LEMBAR PERNYATAAN ...........................................................................

ABSTRAK ......................................................................................................

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Batasan Masalah................................................................................... 7

C. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

E. Manfaat penelitian ................................................................................ 8

F. Metodologi Penelitian .......................................................................... 9

G. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 10

H. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 10

I. Sistematika Penulisan .......................................................................... 11

BAB II. PROFIL MUTAWWALI AL-SYA’RAWI DAN KITAB TAFSIRNYA

A. Riwayat Hidup Mutawwali al-Sya’rawi............................................... 14

B. Karya al-Sya’rawi ................................................................................ 17

C. Pandangan Ulama terhadap al-Sya’rawi .............................................. 18

D. Tafsir al-Sya’rawi Khawâtîri Hawl al-Qur’ân .................................... 18

BAB III. SUBJEK, OBJEK DAN PELAKSANA TASKHIR

A. Allah sebagai Penunduk / Taskhir........................................................ 25

B. Manusia sebagai Pelaku Taskhir .......................................................... 36

C. Objek-objek Taskhir ............................................................................ 43

BAB IV. TASKHIR DAN KAITANNYA DENGAN TUGAS KE-KHALIFAH-

AN

A. Penundukkan Alam Semesta ................................................................ 78

Page 10: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

iv

B. Taskhir dan Tugas manusia sebagai Khalifah ...................................... 78

C. Taskhir dan Ikhtiyar manusia ............................................................... 92

D. Taskhir sebagai Bentuk Nikmat ........................................................... 94

E. Manusia dan Larangan Bersikap Angkuh ............................................ 96

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 99

B. Kritik dan Saran ................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102

Page 11: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

v

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Padanan Aksara

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

b Be ب

t Te ت

ts te dan es ث

j Je ج

h h dengan garis di bawah ح

kh ka dan ha خ

d De د

dz de dan zet ذ

r Er ر

z Zet ز

s Es س

sy es dan ye ش

s es dengan garis di bawah ص

d de dengan garis di bawah ض

t te dengan garis di bawah ط

z zet dengan garis di bawah ظ

ʻ Koma terbalik di atas ع

hadap kanan

gh ge dan ha غ

f Ef ف

q Ki ق

k Ka ك

l El ل

m Em م

n En ن

Page 12: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

vi

w We و

h Ha ه

Apostrof , ء

y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahsa Arab, seperti vocal dalam Bahasa Indonesia, terdiri dari

vocal tunggal atau monoftong dan vocal rangkap atau diftong. Untuk vocal

tunggal, ketentuan alih aksanya adalah sebagai berikut:

Tanda vocal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fathah

I Kasrah

U Dammah

Adapun vocal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda vocal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

ي Ai A dan i

و au A dan u

Vokal Panjang

Tanda vocal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

â a dengan topi di atas ى ا

î i dengan topi di atas ى ي

û u dengan topi di atas ى ي

Page 13: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

1

BAB I

PENDAHULUAN

KONSEP TASKHȊR1 MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIY

(ANALISA AYAT-AYAT PENUNDUKAN ALAM)

A. Latar Belakang Masalah

Alam mendapat tempat yang penting dalam al-Qur’an. Alam adalah anugerah

Tuhan yang sudah seharusnya setiap manusia jaga kelestariannya dan keindahannya.

Dalam al-Quran sering diulang-ulang tentang alam dan proses penciptaannya.

Lingkungan adalah suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen yang

didalamnya juga mengandung campur tangan manusia untuk membentuk suatu

ekosistem yang totalitas.2 Alam merupakan sebuah refleksi dialog puitis Sang Khaliq

kepada Makhluk-Nya yang mengandung jutaan makna dan tujuan. Namun, di sisi lain

1 Taskhîr secara Bahasa berasal dari kata Sakhkhara yang merupakan fîʻil mȃdlî ṯsulaṯî

mujarrȃd dari kata sakhara. Kata Sakhkhara memiliki Masdar ر را-سخ رة-تسخي مسخ yang mengikuti و

pola ت فعيل-ف عل- ومفعلة yang bermakna tunduk atau menundukkan. Ahmad Al Munawwir dalam Kamus

masyhurnya mengartikan kata ر secara etimologi dengan makna menundukkan, menurut beliau سخ

makna secara Bahasa dari kata ر ر juga berarti سخ : yang artinya tunduk atau menundukkan. Lihat ق ه

Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka

Progres,1997)h.618. Sebagaimana Al-Munawwir, Ibnu Manẕur dalam kitabnya Lisān al-ʻArāb. juga

memaknai kata ر dengan makna yang sama yakni menundukkan. Beliau mencontohkan pemaknaan سخ

kata ر ,ini dengan memberikan contoh ayat pada QS Ibrahim [11] ayat 32-33. Lihat : Ibnu Manẕur سخ

Lisȃn al-ʻArab, (Beirut: Dȃr Sadr, tt) h. 352. vol 4. Menurut Istilah, kata Taskhīr adalah kekuasaan

Allah menundukkan alam semesta sehingga dapat dihuni dan dimanfaatkan oleh umat manusia.

Quraish Shihab dalam tafsirnya yang dimaksud dengan Taskhīr dalam konteks ini adalah

menundukkan sesuatu agar mudah digunakan oleh pihak lain. Lihat: Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,

(Jakarta:Lentera Hati, 2002) h. 63.vol.7. Sesuatu yang ditundundukkan Allah tidak mempunyai pilihan

dan daya sehingga manusia akan merasa lebih tenang dengan mengetahui sifat-sifat benda tersebut. 2 Muhammad Sirojuddin Chalili, “Konservasi Sumberdaya Alam Dalam Islam Sebagai

Wujud Pendidikan Dan Akhlaq Manusia Terhadap Lingkungan”, Jurnal Program Studi PGMI II, no. 1

(Maret 2016): 76

Page 14: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

2

alam juga menyimpan begitu banyak rahasaia keIlahian, yang hanya bisa dimengerti

oleh mereka yang membuka mata batinnya.

Dalam Islam, selalu diajarkan bahwa sebagai salah satu misi diturunkannya

ajaran Islam adalah seorang hamba dituntut untuk bersikap santun dan bersahabat

dengan alam.3 Semua ciptaan Allah, dalam ragam jenis, jumlahnya adalah ciptaan

yang harus di jaga, karena semuanya senantiasa berhubungan satu sama lain secara

harmonis, terukur dan berkesinambungan.4 Alam diciptakan dengan seperangkat

kemukjizatannya oleh sang Kuasa, seperti dalam firmanNya :

ماواتواألر فيخلقالس هاروالفلكالتيتجريفيالبحربماينفعالناسوماأنزلإن ضواختالفالليلوالن

فيهامن ماءمنماءفأحيابهاألرضب عدموتهاوبث حابكلدآبةوتصريفالرياحوالساللهمنالس

ماءواألرضآلياتلقومي عقلون رب ينالس 5المسخ

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan

siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi

manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu

Dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia Tebarkan di dalamnya

bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang

Dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-

tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti.

Sebagai makhluk Allah yang diharuskan untuk menghambakan diri kepada

Allah, manusia tentu memerlukan pangan, sandang dan papan untuk hidup dan bekal

ia dalam melaksanakan kewajibannya dalam beribadah kepada Allah swt. Untuk

memenuhi kebutuhannya manusia diberi akal untuk mampu mengolah alam dan

semua yang ada untuk dimanfaatkan dalam rangka beribadah kepada Allah. Dalam

maksud yang lain bahwa manusia sudah seharusnya memanfaatkan potensinya

3 Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI,

Indonesia,” Eksploitasi Alam Dan Perusakan Lingkungan (Istinbath Hukum Atas Ayat-Ayat

Lingkungan)” (Jakarta: Jurnal Reflita,2015) Vol. 17. No. 2 4 M Quraish Shihab, Penciptaan Bumi dalam Perspektif al-Qur’an (Jakarta: Lajnah

Pentashihan al-Qur’an, 2010), h.10 5Qs. Al-Baqarah [2]: 164

Page 15: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

3

dengan maksimal tetapi tidak sampai berlebihan atau bahkan melampaui batas.

Dalam al Qur’an Allah menjelaskan:

فيذلكآلياتلقوم ماواتومافياألرضجميعامنهإن رلكممافيالس رونوسخ ي ت فك 6

Dan Dia Menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi

untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-

orang yang berpikir.

Dalam hal ini penundukkan yang dimaksud adalah penundukan secara

sunnatullah. Atas ketetapan Allah dan kemampuan yang dianugerahkan kepada

manusia.7 Tak dapat dipungkiri bahwa keberadaan manusia di alam ini seperti dua

sisi mata uang, satu sisi manusia membutuhkan alam dan di sisi yang lain alam

membutuhkan manusia.8 Sebagai makhluk yang dimuliakan dengan akal, seorang

manusia harusnya sadar betul dengan perannya di dunia ini adalah sebagai khalifah

dan mampu berbuat apapun dalam rangka memegang amanah, tanggung jawab dalam

mengelola bumi.

Di abad yang sudah modern seperti sekarang ini para ahli bioteknologi sudah

berhasil merekayasa genetika tanaman sehingga berubah dari sifat-sifat aslinya. Hal

itu bermanfaat bagi kemaslahan umat bukan hanya saat ini tapi mungkin saja untuk

abad abad selanjutnya. Karena itu ketika Alquran menjelaskan mengenai alam raya

selalu dikaitkan dengan kebesaran dan keagungan Allah, dengan peran manusia

sebagai pengelola sekaligus Khalifah dan Hamba Allah.9

sesuai dengan firmanNya dalam QS al Baqarah:11:

6 QS Al Jatsiyyah [45]:13

7 M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung:Mizan, 1997), h.441

8 Muhammad Ihsan “Perspektif Filsafat Pendidikan Islam Tentang Alam Dan Lingkungan”

Jurnal Hunafa:program studi Tarbiyyah, IV, no. 31-40 (Maret 2017):h.32 9 M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung:Mizan, 1997), h.444

Page 16: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

4

ماءماءفأخرجبهمنالثمرات ماءبناءوأنزلمنالس رزقالكمفالتجعلواالذيجعللكماألرضفراشاوالس

-10٢٢-للهأنداداوأنتمت علمون

(Dia-lah) yang Menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit

sebagai atap, dan Dia-lah yang Menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia

Hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu

janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu

mengetahui.

Al Quran telah banyak menguak fakta-fakta ilmiah yang dengan sendirinya

terbukti melalui setiap ciptaan-Nya. Perlu di garis bawahi bahwa setiap ciptaan Allah

tidak pernah berhenti dari menunjukkan eksistensi Allah sebagai Sang Pencipta.11

Kewajiban manusia adalah bersyukur kepada Allah dengan diciptakannya alam

dengan segala fasilitasnya. Dalam beberapa redaksi Allah menyebutkan untukmu,

bahwa alam memang benar-benar untukmu (manusia) yang terkadang juga

menyebutkan jenis hewan tertentu untuk menunjukkan karakteristik masing-masing.12

Perkembangan ilmu pengetahuan tidak akan berhenti walaupun hanya

sesaat.13

menurut Quraish Shihab,manusia dalam al Quran memiliki potensi untuk

meraih ilmu dan mengembangkannya dengan seizin Allah swt. Modernitas

memunculkan sebuah pertanyaan mendasar bagi sebagian orang, kenapa semakin

canggih tekhnologi justru menimbulkan bencana bagi manusia dan alam itu

sendiri?.14

Jawaban dari pertanyaan tersebut mungkin saja terletak pada sikap manusia

yang membebas-lepaskan tekhnologi yang ada tanpa mengetahui baik buruk dari alat

tersebut yang pada akhirnya menimbulkan berbagai kerusakan. Hal ini sudah

diantisipasi dalam al Quran di banyak suratnya mengenai peringatan kepada manusia

agar tidak merusak alam.

10

QS al Baqarah:11 11

Jacques Jomier, Horizon Al-Qur’an (Jakarta:Bale Kajian Tafsir Al-Qur’an Pase,2002), h.

37 terj. Hasan Basri 12

Ahmad Baiquni, Al Quran dan ilmu pengetahuan kealaman (Yogyakarta:Dana Bakti Prima

Yasa, 1997),h.6 13

Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an (Jakarta: Zaman, 2014),h.16 14

M Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, h.435

Page 17: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

5

الذيني فسدونفياألرضوليصلحون -١٥١-ولتطيعواأمرالمسرفين 15

dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas,

yang berbuat kerusakan di bumi dan tidak mengadakan perbaikan.

Al Quran dalam banyak ayat selalu menunjukkan bahwa dia sebagai petunjuk

bagi manusia, baik secara teoritis maupun praktis. Al Quran bukan hanya teks yang

menujukkan tingkat ketaqwaan seseorang, namun lebih jauh dari itu al Quran adalah

sebuah pesan moral yang dalam konteks yang konkrit.16

Semua telah Allah atur

sebagaimana rupa, agar dengannya manusia mampu mengambil manfaat untuk

kehidupannya. Mulai dari hal yang tidak terpikirkan akal sampai hal-hal yang

mendetail.

Begitulah keadilan Allah, sehingga mataharipun mampu terus memancarkan

sinarnya setiap hari tanpa memerlukan bahan bakar, suku cadang atau bahkan

perawatan khusus. Kiranya siapa yang mampu melakukan itu semua jika bukan

karena keadilan Allah swt. Namun, kebanyakan manusia adalah menggunakan setiap

fasilitas tersebut dengan tanpa dibarengi rasa syukur dan berlebihan hingga pada

akhirnya memunculkan kerusakan pada lingkungan.

menurut Lynn White Jr.17

krisis lingkungan yang tengah terjadi sekarang ini

adalah akibat kesalahan manusia menanggapi persoalan ekologinya. Manusia

bertindak terhadap alam sesuai dengan apa yang mereka pikirkan untuk diri mereka

sendiri. Tegasnya dia menyatakan bahwa krisis lingkungan manusia hari ini sangat

dipengaruhi oleh keyakinan tentang alam kita dan takdirnya, yakni oleh agama.18

15

QS Asyu’ara : 151-152 16

Elya Munfarida “Metodologi Penafsiran Al-Qur’an Menurut Fazlur Rahman” Jurnal

Komunika, Vol. 9, No. 2, (Juli - Desember 2015) 17

Adalah seorang sejarawan asal Amerika, Dia adalah seorang profesor sejarah abad

pertengahan di Princeton dari tahun 1933 sampai 1937, dan di Stanford dari tahun 1937

sampai 1943. Dia adalah presiden dari Mills College, Oakland, dari tahun 1943 sampai 1958

dan seorang profesor di University of California, Los Angeles dari tahun 1958 hingga 1987 18

Fackruddin M, Mangunjaya, Konservasi Alam Dalam Islam. (Jakarta: Yayasan Obor

Jakarta,2005)h.7

Page 18: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

6

Memelihara lingkungan dalam Islam merupakan sebuah totalitas dalam

Ibadah. Sebab itu Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebuah jargon yang

mendorong manusia agar tidak melakukan kerusakan di bumi dan tidak pula menjadi

aspek yang mempercepat laju kerusakan di muka bumi. 19

oleh karena itu perlu

kiranya ada sebuah konsep yang menjelaskan bagaimana Allah memberikan segala

nikmatnya melalui setiap ciptaanNya untuk mampu diolah oleh manusia dengan

sebaik-baiknya.

Dari uraian latar belakang diatas, akhirnya penulis menamai judul penelitian

ini dengan “KONSEP TASKHĪR DALAM AL-QU’RᾹN MENURUT

MUTAWWALI AL-SYA’RAWIY (Analisa Ayat-Ayat Penundukkan Alam)”. Penulis

memilih Mutawwali Al-Sya’rawi karena menurut penulis cara beliau menafsirkan al-

Qur’an dengan bil Lisȃn atau melalui ceramah-ceramah secara tidak langsung beliau

mampu menjelaskan dengan mencangkup seluruh aspek dan lebih mudah untuk

dipahami. Beliau juga juga salah satu mufassir Kontemporer20

yang mengetahui dan

menyaksikan secara langsung permasalahan yang ada saat ini. Bagi orang-orang yang

hidup pada zaman yang sudah modern21

ini, metode yang mudah sangat membantu

19

Fachruddin M Mangunjaya, konservasi alam dalam Islam, h.234 20

Kontemporer (al-muʻasir) artinya masa ini atau dewassa ini. Istilah Kontemporer menurut

pemikiran Islam Arab tepatnya sejak tahun 1967, ketika dunia Arab mengalami kekalahan perang

dengan Israel. Yang kemudian mulai melakukan kritik diri (al-naqd adz-dzati), kemudian bangkit

memperbarui kekurangan-kekurangan model pemahaman Islam yang lebih kekinian. Abdul Mustaqim,

Dinamika Sejarah Tafsir al-Quran: Studi aliran-aliran Tafsir dari Periode Klasik, Pertengahann

Hingga Modern Kontemporer, h, 145-146. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer berarti

dalam waktu yang sama ; semasa;sewaktu; pada masa kini; dewasa ini. Lihat:Departemen Pendidikan

Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4 (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 729 21

Modern (al-Hadîts) biasanya merujuk kepada sesuatu yang “terkini” dan yang baru. Istilah

Modern dalam Bahasa inggris adalah bentuk kata sifat yang berarti “relating to people or things form

modern times and not form a time in the past, terkait dengan orang atau sesuatu dimana modern.

Bukan masa lampau.” Atau juga bisaberarti, “designed and made using the most the most recent ideas

and method , seek to find new forms of expression and reject traditional, sesuatu yang dirancang

menggu8nakan ide-ide dan metode baru, mencari sesuatu untuk menemukan bentuk ekspresi baru dan

menolak yang tradisional.” Zaaman Modern dalam konteks sejarah peradaban barat dimulai sejak abad

XV M, hinggaa abad XIX M, atau kira-kira abad IX H hingga XIV H. namun menurut konteks-

konteks sejarah perkembangan aliran atau madzhab tafsir, periode modern dimulai sejak abad XVIII M

atau sekitar abad VII H, ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh pemikit modern Islam. Lihat: Abdul

Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Quran: Studi aliran-aliran Tafsir dari Periode Klasik,

Pertengahann Hingga Modern Kontemporer, h, 145-147. Modern juga berarti being it this time ; now

existing, ect.Lihat: Erie Burkley, The Oxford English Dictionary, Vol. VI L-M (Oxford: The

Clarendon Pres, Cet. IV, 1978),h. 573

Page 19: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

7

untuk menemukan solusi dan pencerahan atas problem yang ada. Disamping itu,

beliau pun sangat menitik beratkan pada bagaimana permasalahan yang ada saat ini

dapat terselesaikan dengan tetap menimbulkan kemaslahatan bersama namun tetap

dengan keimanan manusia kepada Allah swt terpatri dihati. Untuk itu muncullah

judul tersebut, untuk lebih memahami pesan dari maksud peraturan Allah mengenai

penundukkan alam, untuk mengetahui apa rahasia dan informasi sains dibalik

penundukkan tersebut. Yang mungkin saja belum diketahui oleh masyarakat dari

masa turunnya Al-Qur’an. Konsep ini juga dimaksudkan supaya setiap pembaca

mengetahui bahwa sebagai bukti akan kekuasaan Allah, bahwa untuk menjaga

lingkungan Allah juga sudah memiliki peraturan yang begitu adil dan menyeluruh.

B. Batasan Masalah

Dari keseluruhan masalah yang timbul dan sudah dijelaskan didalam latar

belakang masalah, yang akan menjadi fokus dan perhatian penulis adalah melihat

pada ayat-ayat mengenai Taskhîr atau ayat-ayat Penundukkan alam dalam al Quran

menurut pandangan Mutawwali Al-sya’rawi dalam tafsirnya.

Dalam buku Indeks Terjemah al-Quran kata yang bermakna Tunduk terdapat

terdapat 61 ayat dengan redaksi dan bentuk kata yang berbeda. Kemudian dalam

kamus Modern Indonesia Arab terdapat 5 bentuk kata yang bermakna Tunduk. Yakni

س-طأطأ–أطرقأستحياء-أطرق-خضع منك semua kata tersebut bermakna tunduk sebagai

kata kerja dan hanya ada satu yang merupakan kata sifat yakni س penundukan di .منك

sini digunakan dalam penundukkan manusia secara fisik, seperti menundukkan

kepala.

Namun, akar kata Sakhr yang memiliki makna Penundukan, penulis menemukan

14 ayat yang memiliki makna yang sama dengan bentuk kata yang berbeda-beda.

Yakni ر رات - المسخ ر – مسخ رناها – وسخ رها – سخ Penulis membatasi penelitian - سخ

hanya pada ayat yang memiliki akar kata sakhr yang bermakna Penundukan.

Page 20: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

8

Penundukan di sini adalah penundukan terhadap alam dan kata ini lebih dekat

pemaknaannya dengan penundukkan yang berkaitan dengan benda alam, sedangkan

kata-kata lain bermakna penundukkan yang berarti menundukkan yang berkaitan

dengan fisik manusia.

Penulis membatasi pembahasan hanya pada ر yang berarti penundukan سخ

terhadap alam semesta.

C. Perumusan masalah

Untuk memudahkan penulis mengenai pembahasan yang akan dibahas maka

penulis membatasi pembahasan mengenai ayat-ayat terkait penundukkan alam, yang

akan di kaji secara komprehensif dan mendalam. Agar dapat ditemukan konsep

taskhîr dan bagaimana aplikasi dalam pengolahan Alam.

a. Bagaimana pandangan Al-Sya’rawi mengenai ayat-ayat Taskhîr didalam al

Quran?

b. Bagaimana Implikasi dari konsep Taskhîr ini dalam praktek pengolahan

alam?

D. Tujuan penelitian

Dengan adanya penelitian ayat-ayat yang berkenaan dengan lingkungan dan menjaga

alam disini, diharapkan

1. mampu memberikan kesadaran kepada pembaca betapa indah alam raya ini

jika dimanfaatkan dengan bijak. Betapa besar kekuasaan Allah dan betapa

rendah dan tak berdayanya manusia.

2. Untuk mengingatkan pembaca bahwa Islam sempurna dan Islam itu adalah

keindahan, dengan adanya konsep Taskhîr diharapkan pembaca mengetahui

dan mampu mengolah lingkungannya dengan tidak berlebihan dan seimbang.

3. Untuk mengetahui rahasia dibalik setiap peraturan Allah dalam hal ini adalah

penundukkan alam dan menunjukkan bahwa Taskhîr adalah salah satu bentuk

kekuasaan Allah swt yang berlaku dan terlihat melalui wajah alam semesta.

Page 21: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

9

4. Disamping itu juga untuk menambah wawasan bahwa sebelum sains

memberikan bukti-bukti ilmiah, al Qur’an sudah jauh lebih dulu memberikan

informasi yang mendalam.

E. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi salah satu referensi bagi pembaca

mengenai ayat-ayat Penundukkan alam dan cara yang dianjurkan dalam

mengolah alam.

2. Penelitian ini diharapkan mampu menyadarkan kembali akan pentingnya

menjaga alam, melihat dan berfikir betapa Allah sangat peduli akan

lingkungan alam sekitar melalui ayat-ayat-Nya.

3. Menjelaskan bahwa perkembangan manusia dari segala aspek mampu

memberikan dampak kepada alam di sekitarnya. Baik positif maupun negatif.

4. Mengetahui konsep Taskhîr dalam pengolahan alam didalam al Quran dan

informasi mengenai fakta sains dalam peraturan Allah yang mampu memberi

kesadaran kepada pembaca bahwa alam senantiasa menunjukkan kekuasaan

Allah, dengan demikian diharapkan pembaca lebih menghargai dan menjaga

lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Metodologi penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaaan atau Library Searchiung,

yakni menghimpun buku-buku dan berbagai artikel terkait dengan tema yang

dibahas oleh penulis.

Sementara daalam bagian pembahasan penulis menggunakan metode

Maudhu’I atau metode tematik yang digunakan oleh beberapa mufassir untuk

menjelaskan al-Quran dengan jelas sehingga mudah untuk dipahami. Metode

Maudhu’I adalah menghimpun seluruh ayat al-Quran yang memiliki tujuan

dan tema yang sama.

Ada banyak mufassir yang mengusung metode tematik ini, salah

satunya adalah Abdul Hayy al-Farmawi. Beliau dalam bukunya menjelaskan

Page 22: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

10

dengan sangat detail mengenai metode tafsir ini serta merumuskan langkah-

langkah yang digunakan agar mudah untuk digunakan.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah:

a. Menetapkan masalah yang akan di bahas.

b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang dibahas

c. Menyusun runtutan ayat dengan masa turunnya dan mengetahui

asbabun nuzul

d. Menyusun pembahasan dalam kerangka yang sempurna

e. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis yang relevan

f. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan jalan

menghimpun ayat-ayat yang sama.

Kemudian penulis mencari dalam beberapa buku indeks al-Quran untuk

mengetahui kata yang bermakna sama dengan kata tunduk.

G. Metode pengumpulan data

Mengumpulkan ayat al Quran menggunakan Muʻjam al Mufahroz Li Alfaẓil

Qur’an. Buku indeks al-Quran, kamus-kamus dan buku-buku ensiklopedi al-Quran.

Awal pembahasan penulis menetapkan tema yang akan penulis bahas, untuk

kemudina mencari ayat-ayat yang terkait dengan tema yang akan di bahas, melihat

runtutan ayat berdasarkan masa turunnya dan penulis juga membaca mengenai

asbabun nuzul dan keterkaitan antara ayat yang penuli bahas dengan ayat-ayat yang

lain. Kemudian penulis mencoba untuk mempelajari ayat-ayat tersebut dengan

seksama melalui kitab-kitab tafsir yang penulis ambil dari seorang mufasir yakni

Mutawwali al-Sya’rawi.

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pengolahan data deksriptif analitik.

Dimana untuk media penulis dalam mengkaji dan memaparkan hasil dari penelitian

dari data-data yang tersedia baik data primer maupun data sekunder, kemudian

mengolahnya dan menjelaskannya dengan proposional dan komprehensif. Sehingga

akan tampak jelas jawaban atas pertanyaan topik yang dibahas. Adapun teknik

Page 23: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

11

penulisan skripsi di sini , penulis menggunakan buku pedoman penulisan skripsi dari

UIN Jakarta tahun 2017.

H. Tinjauan Pustaka

Kajian al Quran mengenai kealaman bukan sesuatu yang baru, sudah ada banyak

pembahasan atau penelitian mengenai hal ini. Kesemuanya menggunakan metode dan

proses penelitian yang bermacam-macam. Diantaranya:

Jamal Fikri, 2010. Fakultas Tarbiyyah, Institut Agama Islam Negeri, dalam

Jurnal yang berjudul “SAINS DAN TEKHNOLOGI DALAM AL-QURAN DAN

IMPLIKASINYA DALAAM PEMBELAJARAN” dalam penjelasannya, Jamal Fikri

menjelaskan mengenai prinsip-prinsip dalam al-Quran dalam kajian-kajian ilmiah

yang dilakukan oleh ulama, salah satunya adalah Prinsip Taskhir dimana didalamnya

ia menjelaskan bahwa taskhir adalah satu prinsip yang tidak bias berdiri sendiri tanpa

adanya tekhnologi dan potensi diri dari manusia agar alam mampu dimanfaatkan

dengan baik. Sedangkan perbedaan dengan penulisan ini, penulis mencoba

menerangkan apa taskhir itu dengan lebih dalam kemudian implikasi terhadap

kehidupan sehari-hari manusia.

I. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan dalam penulisan ini lebih terarah dan tersusun, maka penulis

menyusun sistematika peulisan sebagai berikut:

BAB I dalam bab awal sebagai pendahuluan penulis mencantumkan tentang

beberapa sub bab. yakni, Latar belakang masalah, di mana didalamnya dijelaskan

alasan dan latar belakang mengapa penulis memilih untuk mengkaji tema tersebut.

Kemudian ada sub bab Rumusan dan Batasan masalah, agar pembahasan lebih

terfokuskan pada pembahasan tertentu maka penulis memberi Batasan kepada

pembahasan. Kemudian ada pula Tujuan dan manfaat penelitian, sub bab ini sangat

penting di mana letak manfaat penelitian ini akan terlihat jelas dalam sub bab

Page 24: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

12

tersebut, karena didalamnya penulis menuliskan apa saja hal yang kiranya bermanfaat

yang didapat setelah peneleitian ini rampung dilakukan. Kemudian ada tinjauan

pustaka, di mana dialamnya penulis menyajikan berbagai hasil penelitian dari

berbagai pihak untuk mengetahui sudah seberapa banyak dan apa saja hal yang

dibahas oleh peneliti lain terkait tema yang sama dengan penulis, sehingga penulis

mampu mncari celah pada bagian mana yang kiranya belum dikaji oleh kebanyakan

peneliti. Kemudian ada sistematika penulisan, di mana di sini penulis mencoba

menjelaskan alur penulisan penelitian yang digunakan oleh penulis agar lebih jelas

dan terarah.

BAB II, didalamnya terdapat bab mengenai profil dari mufasir yang akan

dijadikan rujukan dalam tema ini, yakni Mutawwali Al-Sya’rawi. Didalam bab ini

juga terdapat sub-sub kecil memuat profil dari al-Sya’rawi yang akan membahas

mengenai siapa beliau dan beberapa hal terkait beliau. Mulai dari latar belakang

pendidikannya , factor yang mempengaruhi pemikirannya sampai kepada metode

yang dipakai oleh al-Sya’rawi dalam menafsirkan al-Qur’an.

BAB III, dalam bab tiga karena penelitian ini menggunkan metode Tematik,

maka di bab ini penulis menuliskan ayat-ayat yang terkait dengan Taskhîr atau

Penundukkan alam. mulai dari teks ayat, terjemah hingga tafsiran ayat tersebut. Dari

sini maka akan di ketahui apa saja yang melingkupi penundukkan itu sendiri. Di

dalam bab ini terdapat sub-sub yang akan merinci bab tiga, seperti ayat-ayat al-

Qur’an mengenai Allah sebagai penunduk langit dan bumi, laut dan angina, kemudian

juga mengenai manusia sebagai pelaku atau pelaksana penundukan makhluk yang

hidup. Kemudian objek-objek penundukan, yakni alam semesta.

Pada sub bab ini akan terlihat pula mengenai pengertian Taskhîr, ruang

lingkup Taskhîr dan manfaat dari Taskhîr itu sendiri pada sub bab ini akan dijelaskan

juga peran dari Allah, Manusia dan Alam itu sendiri sehingga terciptalah

Penundukkan Allah kepada makhlukNya dan dampak kepada manusia dana lam

sekitarnya.

BAB IV pada bab ini penulis mulai menjelaskan mengenai penafsiran al-

Sya’rawi mengenai Taskhîr itu sendiri. Didalamnya terdapat sub-sub kecil seperti

Page 25: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

13

penundukkan alam semesta, peran manusia sebagai khalifah, kemudian peran

manusia sebagai hamba Allah. Pada sub bab selanjutnya, disebutkan pula Pendapat

al-Sya’rawi mengenai hubungan antara Taskhir dan Tauhid, kemudian Taskhir

dengan dzikir, kemudian juga mengemukakan bagaimana sebenarnya solusi al Quran

atas kerusakan alam yang terjadi di alam.

Mulai dari bagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati, menjelaskan pola

kehidupan manusia modern, sampai bagaiaman peran manusia sebagai khalifah dan

Abdullah sebagai penyeimbang ekosistem. Penting penulis untuk sedikit membahas

mengenai pola hidup masyarakat yang menyebabkan ketidakseimbangan alam ini,

yang kemudian berujung pada kerusakan alam.

BAB V, pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan

oleh penulis menggunakan penafsiran dari Mutawwali al-Sya’rawi, dengan metode

Library searching mengenai makna ayat mengenai Penundukkan Alam dan konsep

dari Taskhir dari ayat-ayat yang sudah diuraikan dengan mendalam dan

komprehensif. Kemudian adalah kritik dan saran.

Selanjutnya yang tak kalah penting adalah DAFTAR PUSTAKA, yang berisi

buku-buku, artikel, jurnal atau penelitian lain yang masih terkait dengan tema judul

yang dibahas oleh penulis yakni mengenai Taskhir atau ayat-ayat penundukkan alam.

Page 26: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

14

BAB II

MUTAWWALI AL-SYA’RAWI dan KITAB TAFSIRNYA

A. Riwayat Hidup Mutawwali al-Sya’rawi

Syaikh Mutawwali al-Sya‟rawi adalah seorang ulama tafsir yang lahir didesa

Daqadus, distrik Mith Ghamr. Provinsi Daqahlia, Mesir 16 April 1911 M. ia

menghabiskan masa kecil nya untuk menempuh Pendidikan di desanya dan pada usia

yang masih belia yakni usia 11 tahun beliau telah hafal al-Quran. 1 terlihat kegigihan

dalam diri beliau dalam menghafal al-Quran, terbukti beliau sudah hafal ketika

usainya masih sangat muda di bawah bimbingan sang guru.2

Syeikh Abdullah al-Anshari sangat ingin anaknya menjadi ulama, oleh

karenanya ketika ayahnya menyerahkannya kepada seorang guru penghafal quran

didesanya Syeikh Abdul Majid Basya, sang ayah sampai berpesan “pukul dan

patahkan saja tulang rusuknya kalau dia tidak mau menghafal.” Dari sini mulailah

terbentuk al-Sya‟rawi menjadi seorang dai yang terkenal lugas, tegas, santun dan

berwawasan luas.3

Beliau menyelesaikan kuliahnya pada fakultas Bahasa Arab di al-Azhar,

Kairo tahun 1940 M. ia melanjutkan Pendidikan doktoral pada tahun 1940 M dan

mendapat gelar ‘Alamiyyat dalam bidang sastra dan Bahasa arab. 4 Setelah lulus dari

fakultas tersebut beliau ditugaskan untuk mengajar di sebuah pesantren di Thanta.

Kemudian beliau berpindah-pindah pesantren untuk mengajar ke beberapa kota.

1Mutawwali al-Sya‟rawi, Jihad dalam Islam, ( Jakarta: Republika, 2011), h. iv-v, terj.Usman

Hatim, dkk 2 Istibsyaroh, Hak-Hak Perempuan Relasi Gender menurut Tafsir al-Sya’rawī, (Jakarta:

TERAJU Mizan Publika, 2004), h. 21 3 Harry Mohammad, dkk, Tokoh-Tokoh Berpengaruh dalam Islam abad ke-20,

(Jakarta:Gema Insani, 2006), h. 273-275 4 Ahmad al Marsi Husein Jauhar, Muhammad Mutawwali al-Asya’rawi: Imam al-‘Asr (Al-

Qahirah : Handat Misr, 1990), h. 74

Page 27: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

15

Setelah banyak malang melintang mengajar dunia pesantren, akhirnya beliau

memutuskan untuk hijrah ke Saudi Arabia pada tahun 1950 M. di sana beliau

mengajar di Universitas Ummul Qurro fakultas Syariah. Melalui saluran tv Nur ‘ala

Nur di Mesir ia berdakwah, mulai dari acara televisi itulah beliau mulai dikenal oleh

masyarakat Mesir.5

Adanya perselisihan antara raja Saudi dan presiden Jamal abdul Naseer

akhirnya membuatnya memutuskan kembali untuk menuju Kairo dan menjadi

direktur di kantor Syekh al-Azhar Syekh Husein Ma‟mun. beliau juga menjadi ketua

delegasi al-Azhar di Algeria dan menetap di sana selama 7 tahun. Kemudian kembali

lagi ke Kairo dan ditugaskan sebagai Kepala Departemen Agama provinsi Gharbiyah.

Karir al-Sya‟rawi dalam Pendidikan semakin menanjak dari mulai mengajar

di al-Azhar Tanta, kemudian berpindah ke al-Azhar Iskandaria untuk kemudian

menjadi dosen di Universitas al-Malik Abdul Aziz sebagai dosen Tafsir Hadis. Beliau

juga diangkat sebagai asisten pengembangan Bahasa Arab dan menjadi asisten dari

Grand Syeikh Hasan Makmun pada tahun 1964 M. Beliau juga mamangku jabatan

sebagai rektor pasca sarjana di Universitas al-Malik Abdul Aziz. Dalam pemerintahan

ia di tunjuk sebagai Menteri Wakaf dalam kabinet Mamduh Salim. Beberapa jabatan

pun pernah ia tolak seperti menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya Universitas al-

Syu‟ub al-Islamiyyah al-„Arabiyyah dan menolak menjadi anggota Majelis

Permusyawaratan Rakyat.6

Di mata para sahabatnya, beliau adalah orang yang baik akhlak dan adabnya.

Al-sya‟rawi memiliki sejumlah karangan, diantaranya Al-Israu wa al-Mi’raju, al-

Syura wa at Tasyri’u fi al-Islami dan lain sebagainya. Beliau wafat pada tahun 1998

pada usia 87 tahun dan di kebumikan di Mesir.7

5 Istibsyaroh, Hak-Hak Perempuan Relasi Gender menurut Tafsir al-Sya’rawī, h. 27

6 Nasrul Hidayat, Konsep al-Wasatiyyah dalam Tafsir al-Sya;rawi, (Tesis : Pascasarjana UIN

Alauddin Makasar, 2016), h. 29 7 Harry Mohammad, dkk, Tokoh-Tokoh Berpengaruh dalam Islam abad ke-20, h. 277

Page 28: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

16

Seorang pribadi dan sebuah pemikiran tidak hanya terlahir dari pemahaman

akademik saja, melainkan situasi sosio politik yang menjadi lingkungan dimana

seseorang tumbuh dan menuangkan segala pemikirannya. Tak terkecuali dengan

mufassir yang satu ini, Mutawwali al-Sya‟rawi tumbuh di Mesir dengan keadaan

mesir yang saat itu tidak stabil karena pergantian sistem perpolitikan.sehingga

mampu melahirkan sebuah karya besar yang menyumbangkan pemikiran khusunya

didunia tafsir.8

Latar belakang sosio kultural yang dialami oleh al-Sya‟rawi menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi pemikirannya terhadap menafsirkan al-Quran.

Keadaan Mesir yang pada saat itu penuh dengan polemik politik dengan bergantinya

sistem pemerintahan, dari pemerintahan monarki konstitusional menjadi republik. Hal

ini juga membuat al-Sya‟rawi menjadi salah satu aktivis yang menyerukan

pembebasan Mesir dari penjajahan Inggris, Bersama dengan beberapa ulama lain

yang juga menginginkan kebebasan untuk Mesir. Namun dalam pembebasan tersebut

membuat Mesir menjadi sangat terpuruk dari berbagai sisi, baik sosial maupun moral

yang akhirnya menjauhkan manusia dari ajaran Islam. 9

Al-Sya‟rawi sudah terjun kedalam dunia politik semenjak usia belia. Beliau

diperkanalkan dengan partai alWafid yang pada saat itu ayahnya adalah salah satu

dari aktivis partai bersama keluarga. Hal ini yang kemudian membawa al-Sya‟rawi

pada aktivitasnya didalam partai ketika masih duduk dibangku sekolah sampai ketika

ia mengenyam Pendidikan sarjana di Kairo.

Banyak perbedaan yang terjadi didunia Pendidikan ketika Muhammad Ali

Pasha menjadi pemimpin Mesir kala itu. Sistem Pendidikan diganti menjadi paralel

yakni memisahkan antara Pendidikan tradisional dengan Pendidikan sekuler.

Kemudian di kepemimpinan selanjutnya mulai membentuk Lembaga dan

8 Hikmatiar Pasya‟, Studi Metodologi Tafsir al-Sya’rawi, (Jurnal: Studia Quranika,

Universitas Darrussalam Gontor, 2007), h. 144, Vol 1, No 2 9 Badruzzaman M. Yunus, Tafsir Asy-Sya’rawi : Tinjauan Terhadap Sumber, Metode, dan

Ittijah, (Disertasi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 40. Mengutip dari Ahmad al-Mursi

Husein Jauhar, Asy-Syeikh Muhammad al-Mutawalli asy-Sya’rawi : Imam al-‘Ashr, h. 12.

Page 29: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

17

menjadikan Lembaga Al-Azhar menjadi rujukan bagi masyarakat untuk menimba

ilmu di sana.

B. Karya Al-Sya’rawi

Mutawwali al-Sya‟rawi adalah ulama yang tidak diragukan lagi tingkat

ketaqwaannya dan keluasan ilmunya, terbukti dengan ketawadhuan dan pemikirannya

yang luas, beliau enggan untuk menuliskan renungannya dalam berbagai hal didalam

sebuah tulisan. Karena bagi beliau ilmu yang diperdengarkan atau disampai langsung

oleh narasumber aslinya akan lebih mudah untuk diterima dan dimengerti. Karena

menurut beliau hal ini akan lebih besar manfaatnya untuk manusia. Oleh karena itu

oleh ceramah-ceramah beliau dikumpulkan dan dibukukan oleh orang-orang yang

mencintai beliau dan menginginkan ilmu beliau akan terus mampu untuk disebar

luaskan sepeninggal beliau nanti.10

Ceramah-ceramahnya mengenai suatu hal dikumpulkan dan kemudian di

bukukan atas izinnya dan kemudian menjadikan buku ata kumpulan dari ceramah-

ceramahnya menjadi karya-karya yang fenomenal dan sangat disukai oleh masyarakat

baik di Mesir maupun duluar Mesir. Diantaranya11

adalah:

1. Kitab Tafsir Al-Sya‟wrawi atau Khawātir al-Sya’rawi atau hasil

perenungan dari Mutawwali al-Sya‟rawi

2. Isra Mi’raj

3. Asra’I bismillāhirrahmānirrahīm

4. Al-Islam wa al-Fikr wa al-Mu’assir

5. Al-Islam wal Mar’ah, Aqidatun wal Manhajun

6. Al-Syu’ra wa al-Tasyri’ fi al-Islam

7. Al-Shalat wa Arkan al-Islam

8. Al-Tariq illa Allah

10

Istibsyaroh, Hak-Hak Perempuan Relasi Gender menurut Tafsir al-Sya’rawī, h. 31 11

Nasrul Hidayat, Konsep al-Wasatiyyah dalam Tafsir al-Sya;rawi, (Tesis : Pascasarjana

UIN Alauddin Makasar, 2016), h. 31

Page 30: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

18

9. Al-Fatawa

10. Labbaika Allahuma labbaika

11. 100 sual wa al-Jawab di al-Fiqh al-Islam

12. Al-Mar’ah kamaa Aradhaha Allah.

Dan masih banyak lagi karya-karya fenomenal dari beliau yang

menyumbangkan pemikiranya dalam dunia keilmuan Islam tidak hanya sebagai

bacaan namun juga sebagai salah satu solusi untuk membenahi manusia pada zaman

modern ini.

C. Pandangan Ulama tentang Al-Sya’rawi

Dikenal sebagai seorang intelektual yang berwawasan luas, beberapa ulama

pun turut berpendapat mengenai sosok Mutawwali al-Sya‟rawi, diantaranya:

Yusuf Qardhawi, beliau berpendapat bahwa Al-Sya‟rawi adalah seorang

penafsir yang handal. Beliau terlihat sangat menekuni dunia sufisme atau kebatinan.

Penafsirannya tak terbatas ruang da waktu, penafsiran Al-Sya‟rawipun tidak hanya

terbatas pada kisi-kisi kehidupan saja namun juga mencangkup keseharian dalam

kehidupan.12

Abdul Fattah al Fawi seorang dosen Falsafah di Universitas Dar al-„Ulum

Kairo mengatakan bahwa al-Sya‟rawi bukan seseorang yang beku didepan nas, tidak

hanya menggunakan akal dan tidak pula condong pada kebatinan, justru beliau

menghormati nas, menggunakan akal dan terpancar dari dalam dirinya keterbukaan

dan kekharismatikan.13

Syeikh al-Azhar Muhammad Sayyid Tantawi menunjukkan rasa hormatnya

dan mengahargai usaha al-Sya‟rawi dalam menyebarkan ajaran-ajaran Islam

ditengah-tengah masyarakat yang serba materialistis.

D. Tafsir al-Sya’rawi

12

Riesti Yuli Mentari, Penafsiran al-Sya’rawi terhadap al-Quran tentang Wanita Karir,

(Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 33 13

Nasrul Hidayat, Konsep al-Wasatiyyah dalam Tafsir al-Sya;rawi, (Tesis : Pascasarjana

UIN Alauddin Makasar, 2016), h.33

Page 31: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

19

Kitab tafsir ini pada mulanya tidak diperuntukkan untuk ditullis kemudian

dibukukan, awalnya al-Sya‟rawi menjelaskan dengan kemampuan komunikasi yang

dimilikinya untuk menjelaskan al-Quran yang ia sebut sebagai perenungan dirinya

terhadap makna dibalik setiap ayat al-Quran. Kitab yang kini dapat kita baca adalah

hasil dari ide dan kreasi muridnya yang awalnya hanya dimuat di sebuah majalah al-

Liwa al-Islamiy. 14

Tafsir ini dinamakan sebagai kitab tafsir al-Sya‟rawi adalah sesuai dengan

nama dari syeikh Mutawwali al-Sya‟rawi sang pemilik. Menurut Ali Iyazi judul yang

terkenal yakni Tafsir al-Sya‟rawi Khawatir al-Sya‟rawi Haula al-Qur‟an. Yang

dimaksudkan sebagai sebuah perenungan dari al-Sya‟rawi terhadap ayat-ayat al-

Quran yang tentu bisa salah dan benar terhadap orang menafsirkan.15

Di awal kitab

tafsirnya ada pernyataan al-Sya‟rawi mengenai keaslian karyanya:

“Hasil renungan saya terhadap al-Quran bukan berarti tafsiran al-

Quran, melainkan hanya percikan pemikiran yang terlintas dalam hati

seorang mukmin saat membaca al-Quran. Kalau memang al-Quran

dapat ditasirkan, sebenarnya yang lebih berhak menafsirkannya adalah

Rasulullah SAW, karena kepadanya lah al-Quran diturunkan. Dia

banyak menjelaskan kepada manusia ajaran al-Quran dari dimensi

ibadah, karena hal itulah yang diperlukan umatnya saat ini. Adapun

rahasia al-Quran tentang alam semesta, tidak ia sampaikan karena

kondiri sosia-intelektual saat itu tidak memungkinkan untuk dapat

menerimanya. Jika hal out disampaikan akan menimbulkan polemic

yang pada gilirannya akan merusak puing-puing agama, bahkan akan

memalingkan umat dari jalan Allah SWT.”16

Kitab ini diterbitkan oleh Akhbar al Yawm Idarah al Kutu wa al-Maktabah

pada tahun 1991, yang merupakan hasil kumpulan dari ceramah-ceramah dan pidato-

pidato al-Sya‟rawi yang kemudian dibukukan. Pada buku ini terdapat sambutan daru

ketua umum safir al-Azhar yakni Prof. Dr. Abdullahsyah,MA. beliau mengatakan

bahwa buku tafsir ini di tulis oleh ulama yang berpikiran maju dan modern tanpa

14

www.islamiyat.com 15

https://iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=3&id=199 (diakses pada tanggal 20-08-2018, pukul

14:13 WIB) 16

Mutawwali al-Sya‟rawi, Tafsir al-Sya’rawi, (Kairo: Akhbal al-Yawm, 1991), h.5, Vol. 1

Page 32: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

20

harus bertentangan dengan akidah Islam.17

Pada bagian pengantar disebutkan bahwa

kitab ini pada awalnya adalah sebuah perenungan al-Sya‟rawi yang tidak ditulis

dengan gaya Bahasa yang ilmiah atau seperti buku, akan tetapi ditulis seperti dengan

gaya Bahasa ceramah-ceramah al-Sya‟rawi untuk menunjukkan kepada tujuan dari

ditulisnya buku tafsir tersebut adalah agar mampu dibaca dan dipahami oleh semua

kalangan, tidak diperuntukkan untuk segelintir golongan saja.18

Dalam pengantarnya al-Sya‟rawi juga mengatakan bahwa al-Quran bukan

sekedar kitab agama namun sebagai sebuah mukjizat yang takkan pernah pudar

keagungannya. Al-Sya‟rawi mengatakan bahwa buku ini hadir sebagai satu

manfestasi nyata dalam mengemban amanah ilmu yang diajarkan Allah swt. Yang

merupakan hasil ijtihad yang akan menjadi kunci bagi pengemban wawasan al-Quran.

Sebelum menerangkan ayat dihadapan muridnya, al-Sya‟rawi kerap kali

merenung untuk beberapa saat agar mampu berkonsentrasi dan mampu

menyampaikan dengan optimal. Ketika menjelaskan beliau tidak membawa kitab

tafsir, namun beliau hanya membawa kitab suci al-Quran. Seakan seluruh yang hadir

ikut merasakan pancaran al-Quran dan merasakan kedamaian, ketika al-Sya‟rawi

menjelaskan tak henti-hentinya takbir menggema dalam majelis tersebut.19

1. Metode penafsiran Al-Sya’rawi20

Sebenarnya dalam menafsirkan al-Quran tidak bisa dengan jelas dijelaskan

metode apa yang al-Sya‟rawi pakai, karena ketika menjelaskan kandungan ayat

al-Quran beliau menyampaikan dalam bentuk ceramah-ceramah tidak

menggunakan Bahasa ilmiah.

Namun, jika melihat pada kitab tafsirnya ketika beliau menjelaskan satu ayat,

beliau seringkali mengkaitkan satu ayat dengan ayat yang lain. Sedangkan dalam

17

Lihat Tafsir al-Sya‟rawi, ix,Vol 1 18

Lihat Tafsir al-Sya‟rawi, h 18, Vol 1 19

Nasrul Hidayat, Konsep al-Wasatiyyah dalam Tafsir al-Sya;rawi, (Tesis : Pascasarjana UIN

Alauddin Makasar, 2016), h.35 20

Nasrul Hidayat, Konsep al-Wasatiyyah dalam Tafsir al-Sya;rawi, (Tesis : Pascasarjana

UIN Alauddin Makasar, 2016), h.36

Page 33: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

21

menafsirkan al-Quran ada beberapa metode yang digunakan, seperti metode bil

ma’tsur dengan bil ra’yi.

Ketika ia menggunakan bil ma’tsur maka ia merujuk pada :

a. Penafsiran dengan al-Quran

b. Penafsiran al-Quran dengan riwayat

c. Penafsiran al-Quran dengan perkataan Sahabat

Ketika menggunakan metode Penafsiran bil ra‟yi, Al-Sya‟rawi meyakini

bahwa didalam al-Quran tidak mungkin ada pengulangan, karena pengulangan

adalah sebuah kesia-siaan. Dalam ayat-ayat yang membahas mengenai

penciptaan Adam as. Terlihat beliau benar-benar menggunakan ijtihad dalam

memahami isi ayat tersebut.

Disini penulis hendak menuliskan satu contoh mengenai penafsiran al-

Sya‟rawi yang menggunakan metode bil ma‟tsur ayat dengan ayat, seperti

ketika beliau menjelaskan mengenai QS al-An‟am [6]: 75

٥٧-واألرض وليكون من الموقنين وكذلك نري إب راهيم ملكوت السماوات

Dan demikianlah Kami Memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan

(Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk

orang-orang yang yakin.

al-Sya‟rawi menjelaskan bahwa kata ملكوت menunjukkan pada suatu hakikat

yang tidak terlihat. Ia menunjukkan bahwa kata ملكوت merupakan kata kerja

dari kata malak yang berarti menguasai yang menunjukkan pada pelaku.

Sehingga makna ملكوت menunjukkan pada kekuasaan yang besar.21

Kemudian

untuk memudahkan pendengar dengan penjelasan tersebut al-Sya‟rawi

menjelaskan menggunakan ayat lain QS asy-Syu‟ara [26] : 77-81.

21

Mutawwali al-Sya‟rawi, Tafsir al-Sya’rawi, (Kairo: Akhbal al-Yawm, 1991), h.340, Vol. 3

Page 34: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

22

مني والذي هو يطع -٥٧-الذي خلقني ف هو ي هدين -٥٥-فإن هم عدو لي إل رب العالمين

٧٨-والذي يميتني ثم يحيين -٧٨-وإذا مرضت ف هو يشفين -٥٧-ويسقين

Sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya

Tuhan seluruh alam, (yaitu) Yang telah Menciptakan aku, maka Dia yang

Memberi petunjuk kepadaku, dan Yang Memberi makan dan minum

kepadaku; dan apabila aku sakit, Dia-lah yang Menyembuhkan aku, dan

Yang akan Mematikan aku, kemudian akan Meng-hidupkan aku (kembali),

Kata malakut melalui kisah nabi Ibrahim menunjukkan sesuatu yang tak

terbatas oleh sesuatu yang fisik, namun ada sesuatu yang lain yang menjadi

sebuah alasan sesuatu itu terjadi, yakni Allah sebagai sebuah kebenaran hakiki

yang keberadaannya gaib. Al-Sya‟rawi menjelaskan lagi menggunakan sebuah

logika bahwa dokter memang mengobati, tapi dokter tidak menyembuhkan.

Karena mengobati adalah sesuatu yang fisik, sedangkan sesuatu yang fisik

membutuhkan sesuatu yang non-fisik dan itu adalah hak mutlak Allah sebagai

penyembuh.22

Jika melihat pada penafsiran beliau, maka bisa dilihat bahwa beliau sangat

detail menjelaskan dari sisi kebahasaan, beliau tidak pernah melepaskan

pemahaman kebahasaannya dalam memahami dan merenungi sebuah ayat.

Dalam menjelaskan suatu ayat al-Sya‟rawi mengupas tuntas dengan sangat

tajam dari sisi lafadz yang berpedoman pada kaidah-kaidah nahwu, shorof,

balagagh dan kaidah-kaidah Bahasa lainnya. Sedangkan kerika menerangkan

mengenai aqidah dan keimanan beliau merujuk pada mufassir terdahulu.23

Al-

Sya‟rawi adalah ulama kontemporer yang merasakan dunia kemodernan, oleh

karena itu selain menjelaskan dengan sangat detail beliau juga mencoba

menjelaskan mengenai suatu ayat sesuai dengan gaya Bahasa ilmia agar lebih

mudah dipahami dan diamalkan oleh orang zaman ini.

22

Mutawwali al-Sya‟rawi, Tafsir al-Sya’rawi, (Kairo: Akhbal al-Yawm, 1991), h.340, Vol. 3 23

Riesti Yuli Mentari, Penafsiran al-Sya’rawi terhadap al-Quran tentang Wanita Karir,

(Skripsi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 38 mengutip Muhammad Ali „Iyazi, Al-Mufassirin

al-Hayatuhum wa manjhajuhum, (Teheran: Al-Mu‟assasah Al-Thaba‟ah wa Al-Nashr, t,t h 270

Page 35: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

23

Menurut Umar Hasyim, al-Sya‟rawi mencoba membedah makna dari

lafadz untuk kemudian ditemukan korelasi ayat dengan ayat yang lain untuk

menemukan maknanya. Langkah yang dilakukan al-Sya‟rawi dalam

menuliskan kitabnya sama seperti kitab-kitab lain yang menggunakan me-tode

tahlili, yakni menjelaskan kosa kata dan lafadz, unsur kebahasaan, tujuan dari

ayat, makna ayat dan menjelaskan pula I‟jaz dari ayat tersebut.24

Dilihat

secara sisitematikanya kitab ini terdiri dari 18 Jilid,:

1. Jillid I berisi pendahuluan dan tafsir QS al-Fatihah sampai QS al-

Baqarah ayat 154

2. Jilid II QS al-Baqarah ayat 155 sampai QS Ali-Imran ayat 13

3. Jilid III QS Ali Imran ayat 15 sampan 189

4. Jilid IV QS Ali „Imran ayat 190 sampai QS al-Nisa ayat 100

5. Jilid V QS al-Nisa ayat 101 sampai QS al-Maidah 54

6. Jilid VI QS al-Maidah ayat 55 sampai QS al-An‟am ayat 109

7. Jilid VII QS al-An‟am ayat 110 sampai QS al-A‟raf ayat 188

8. Jilid VIII QS al-A‟raf ayat 189 sampai QS al-Taubah ayat 44

9. Jilid IX QS al-Taubah ayat 45 sampai QS Yunus ayat 14

10. Jilid X QS Yunus ayat 15 sampai QS Hud ayat 27

11. Jilid XI QS Hu>d ayat 28 sampai QS Yu>suf ayat 96.

12. Jilid XII QS Yu>suf ayat 97 sampai QS al-H{ijr ayat 47.

13. Jilid XIII QS al-H{ijr ayat 48 sampai QS al-Isra>ayat 4.

14. Jilid XIV QS al-Isra>ayat 5 sampai QS al-Kahfi ayat 98.

15. Jilid XV QS al-Kahfi ayat 99 sampai QS al-Anbiya>ayat 90.

16. Jilid XVI QS al-Anbiya> ayat 91 sampai QS al-nu>r ayat 35.

17. Jilid XVII QS al-Nu>r ayat 36 sampai QS al-Qas}as}ayat 29.

18. Jilid XVIII QS al-Qas}as}ayat 30 sampai QS al-Ru>m ayat 58.

19. Jilid XIX QS al-Ru>m ayat 59 sampai QS al-Ahzab ayat 63.

24

Nasrul Hidayat, Konsep al-Wasatiyyah dalam Tafsir al-Sya;rawi, (Tesis : Pascasarjana

UIN Alauddin Makasar, 2016), h. 40

Page 36: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

24

Berdasarkan Tabel, tafsir ini tidak memuat seluruh al-Quran, ada beberapa

surat yang tidak terdapat dalam tafsir ini, yakni QS Luqman sampai QS An-

Nas, yakni dari juz ke 21 sampai juz 30.

Sebenarnya jika dilihat dari metode dan coraknya kitab tafsir ini akan sulit

untuk diidentifikasi metodenya karena dalam penjelasannya beliau

menggunakan ceramah-ceramah dan ketika di bukukan pun bahas yang

digunakan adalah bukan Bahasa ilmiah. Jika dilihat corak yang beliau

gunakan adalah lebih kepada corak adabi ijtima’I yakni corak sastra

kebahasaan dan kemasyarakatan yakni menjelaskan petunjuk ayat yang

berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan serta mencari solusi

atas permasalah yang muncul berdasar petunjuk ayat dengan menggunakan

Bahasa yang mudah untuk dimengerti.

Dilihat dari kitab tafsir belilau, kitab tafsir al-Sya‟rawi tidak terikat pada

satu metode tertentu, karena kitab ini awal mulanya tidak diperuntukkan

untuk dibukukan, tetapi berbentuk perenungan dan ceramah-ceramah

Mutawwali Al-Sya‟rawi, kemudian gaya Bahasa yang digunaka al-Sya‟rawi

adalah gaya Bahasa yang tidak ilmiah, agar hal ini mudah untuk dipahami

oleh pendengar atau kini pembaca, corak tafsirnya adalah social

kemasyarakatan sebagai salah satu tujuan sya;rawi untuk membenahi

moralitas manusia di zaman modern ini melalui petunjuk-petunjuk al-Quran,

bisa dikatakan juga bahwa tafsir ini juga tafsir tematik yakni usaha untuk

menjelaskan sesuatu yang masih satu tema. Kemudian beliau juga

menekankan pada sisi kebahasaan agar mampu menyelami makna ayat

dengan totalitas, nuansa sufistik juga terasa dalam tafsirnya ketika beliau

mencoba menjelaskan mengenai aqidah dan keimanan yang merujuk pada

beberapa kitab-kitab mufassir terdahulu, seperti al mannar, kitab Fi Dzilalil

Quran, tafsir at-Thabari dan beberapa tafsir lainnya.

Page 37: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

25

BAB III

SUBJEK, OBJEK DAN PELAKSANA TASKHȊR

Al-Quran banyak menjelaskan mengenai alam semesta. mulai dari proses

penciptaan sampai kepada manfaat dibalik penciptaannya. Melalui Al-Quran Allah

memberitahukan kepada manusia bahwa ayat-ayat tersebut adalah sebagai pengingat

dan bahan renungan agar manusia berpikir dan terus mengkaji lebih dalam mengenai

informasi yang terkandung didalam Al-Quran. Disadari bahwa perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan Tekhnoloogi telah banyak membantu dalam meningkatkan kualitas

kehidupan dan kesejahteraan manusia di dunia.1 Bersamaan dengan itu maka

pemanfaatan hasil dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnoloogi yang pesat

telah melahirkan tuntutan dan kesadaran baru akan pentingnya landasan etika dan

dimensi spiritualitas serta moralitas dalam kemodernan zaman ini.

Bagi umat Islam kesadaran akan Iman, takwa, ilmu pengetahuan dan

tekhnologi itu sangat berkaitan. Al-Quran turun dan membawa pemahaman mengenai

sisi ketuhanan dan moralitas bagi manusia. Di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan

Allah yang sifatnya absolut, yakni kebenaran Qur‟ani dan kebenaran Qauni. Dalam

Bahasa Agama ketentuan-ketentuan pasti dari Allah yang tidak mampu dirubah

dengan apapun dikenal dengan istilah Sunnatullah. Yakni segala sesuatu tunduk pada

perintah Allah sesuai dengan peran dan fungsinya di dalam alam semesta. keduanya

hanya bisa didekati dengan memahami sunnah Rosulullah saw. Hal ini menjadi cara

yang efektif tentunya dengan melalui Pendidikan dan pembudayaan secara

berkesinambungan.

A. Allah sebagai Penunduk atau Subjek Taskhīr

Allah swt. Adalah pencipta terbaik. Namun, Allah pun mengakui bahwa

makhlukNya mampu menciptakan sesuatu untuk dirinya. Namun hal ini mampu

1 Contoh sederhana mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi adalah

kemudahan manusia untuk berpindah-pindah tempat dengan waktu yang singkat menggunakan alat

transportasi yang dilahirkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu sendiri.

Page 38: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

26

dibuat dari bahan yang sudah tersedia di alam semesta, sedangkan Allah sebagai

Penunduk agar bahan tersebut mampu ditundukan pula oleh manusia. Allah swt.

Tidak pernah menciptakan sesuatu atau berbuat sesuatu dengan sia-sia, seperti dalam

firmannya QS Al ʻImrȃn [03] : 191

السماوات واألرض رب نا ما خلقت ىذا باطال الذين يذكرون اللو قياما وق عودا وعلى جنوبهم وي ت فكرون في خلق

-سبحانك فقنا عذاب النار -

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam

keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan

bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau Menciptakan semua

ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.

Begitupun dengan adanya penundukkan Allah swt atau yang sering kita sebut

dengan Taskhīr, bahwa dibalik itu semua ada rahasia dan manfaat yang jarang

disadari oleh manusia. Salah satu fungsinya untuk keberlangsungan hidup manusia di

alam semesta ini, diantaranya:

Sebagai Tuhan semesta alam Allah menunjukkan kekuasaan dan

kebesaranNya melalui tanda-tanda didalam alam semsta sebagai pencipta yang

tunggal.

-الحمد للو رب العالمين -

Segala Puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam,

Ketika nabi Adam as dan siti Hawa diturunkan kedalam bumi, kondisi bumi

masih belum ada apapun. Hanya ada pepohonan, sungai, gunung dan segala yang ada

di alam secara alami.2 tidak ada tukang bangunan, tidak ada alat transportasi, tidak

ada apapun selain fasilitas alami dan bekal kemampuan yang sudah Allah ajarkan

kepadanya sewaktu di surga.

Ketika turun ke bumi beliau mencoba untuk membuat model sarana dan

prasana yang pernah beliau lihat di surga, mencoba mem-visualilsasikan ilmu

pengetahuan yang beliau dapat langsung dari Allah swt. Dikerjakan dan diwujudkan

2 Suhartono, dkk, Rahasia al-Qur‟an dalaam Biometric, (Malang :Malang Press, 2007), h. 7

Page 39: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

27

dengan wujud yang sederhana. Namun, meski demikian hal ini juga membutuhkan

Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi.3

Semakin berkembang dunia keilmuan, maka didalam dunia modern, terdapat

istilah yang dikenal dengan sumber daya, yang terbagi menjadi tiga macam yakni

sumber daya alam, Manusia dan Tekhnologi. Ketika membahas mengenai Taskhîr

tentu tidak akan terlepas dari sumber daya manusia, tekhnologi maupun alam.

Ketika membahas tentang penundukkan Allah swt terhadap alam, serta

mengetahui ruang lingkupnya melalui keahlian manusia terhadap sesuatu yang sejak

nabi Adam as sudah dicontohkan sebagai manusia pertama yang menjajaki bumi.

Adanya Taskhîr dalam alam menunjukkan bahwa Sang Pencipta adalah satu

atau tunggal. Karena Dia mampu menciptakan alam semesta dengan sangat teratur

dan seimbang. Menurut Bediuzzaman Said Nursi4 beliau mengatakan bahwa sebuah

kekuasaan yang tunggal dan sejati tidak mungkin adanya musuh, sekutu atau campur

tangan pihak lain. Begitu juga dalam penciptaan alam semesta.5 karena jika ada lebih

dari satu kekuasaan maka yang terjadi hanyalah ketidak-teraturan disebabkan

banyaknya keinginan pula.

Seluruh makhluk berada pada ketergantungannya kepada Sang Pencipta

sebagai pengatur dan tempat bergantung. Namun, kebutuhan dan ketergantungan

kepada Sang Pencipta di sini bukan hanya terjadi pada jagad raya saja, namun juga

dialami oleh manusia yang memiliki jiwa.6 Manusia memang mempunyai kehendak

bebas, namun jika kita bisa memahami lebih jeli lagi, pada setiap aktivitas yang kita

lakukan, apapun yang dikerjakan tidak mutlak karena usaha manusia itu sendiri,

namun ada Allah yang senantiasa menjadi faktor utama.

3 Faidur Rochman, Kompetensi Jurusan dalam Mengintegrasikan wacana Sain, tekhnologi

dan keislaman. Makalah dari Fakultas Saintek UIN Malang (UIN Malang: 13 Agustus, 2004) hl 8 4 Atau yang dikenal dengan Said Nursi 1878 – 23 Maret 1960 adalah seorang ulama ulama

Islam terkemuka yang menulis Risale-i Nur, sebuah karya tafsir Al-Qur'an setebal lebih dari enam ribu

halaman. Ia diberi dengan sebutan Bediüzzaman, yang berarti "keajaiban zaman".oleh molla fethullah

gurunya dari siirt. Adalah anak dari Sufi Mirza dan Nuriye 5 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ayat Al-Kubra menemukan Tuhan pada wajah Alam Semesta,

(Jakarta:Anatolia,2009) h. x 6 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ayat Al-Kubra menemukan Tuhan pada wajah Alam Semesta.

h.xi

Page 40: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

28

Oleh karena itu, ketika membahas mengenai hal tersebut tentu sangat

berhubungan dengan makna Taskhîr, di sini peran Taskhîr sangat jelas bahwa sebagai

Pencipta yang Tunggal Allah swt. dengan segala izinNya menundukkan alam semesta

dan mengatur segalanya agar berguna bagi manusia dan keteraturan seluruh

makhlukNya. Karena manusia hanya akan bergantung kepada Allah dalam segala

kegiatannya.

Menurut Nursi, manusia sebagai makhluk paling bebas, hanya mampu

menggunakan kebebasannya sampai pada derajat-derajat tertentu. Kemudian dari

pernyataan tersebut Nursi mengajukan sebuah pertanyaan bahwa bagaimana andil

para makhluk yang tak bernyawa dalam proses kerja yang ada di alam ini?.7

Dengan demikian, maka bisa disimpulkan bahwa sekecil dan sebesar apapun

makhluk ciptaan Allah swt, akan selalu membutuhkan kebutuhan, baik itu makan

atau yang lainnya demi kelangsungan hidup mereka.8 Kebutuhan tersebut Allah

penuhi dengan tepat waktu dan dalam takaran yang sesuai. Hal ini menunjukkan

bahwa sifat Allah adalah memang Maha Pemeliharaha dan tempat Bergantung.

Di antara aspek penting tauhid adalah penegasan keesaan Tuhan. Oleh

karenanya setiap makhluk haruslah bertauhid kepada penciptanya dan melakukan

sesuatu yang terbaik untuk keseluruhan ciptaan Allah. Tak ada yang Allah ciptakan

dengan sia-sia, buktinya setiap yang Ia ciptakan selalu mempunyai nilai dan Allah

menciptakan sesuatu dalam kebenaran dan untuk kebenaran. Setiap suatu penciptaan

adalah hasil suatu yang istimewa dan luhur serta kepastian akan kegunaannya.setiap

yang Allah ciptakan adalah sesuatu yang tak tergantikan dan sependek apapun

kehidupan makhluk yang Allah ciptakan adalah sebuah ibrah dan mukjizat yang

senantiasa menunjukkan eksistensi penciptanya.9

7 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ayat Al-Kubra menemukan Tuhan pada wajah Alam Semesta.

h.xiii 8 Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ayat Al-Kubra menemukan Tuhan pada wajah Alam Semesta.

h.xiii 9 Fachruddin M Mangunjaya dkk, Menanam sebelum kiamat Islam Ekologi dan Gerakan

Lingkungan Hidup, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2007), h.115

Page 41: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

29

Allah sebagai pencipta tentu menjadi tempat bergantung bagi para

MakhlukNya, sehingga Taskhîr sebagai salah satu nikmat dan karunia Allah swt yang

nyata bagi setiap ciptaanNya.

رض وأسب عليكم نعمو ااىرة وباطن ومن الناس من ألم ت روا أن اللو سخر لكم ما في السماوات وما في األ

-يجادل في اللو بغير علم ول ىدى ول كتاب منير

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah Menundukkan apa yang

ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan

Menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara

manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau

petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.10

Salah satu nikmat adanya taskhîr adalah memudahkan manusia untuk menundukkan

sesuatu yang beguna bagi dirinya, ada banyak sekali contoh yang dapat dikemukakan,

namun secara sederhana di sini penulis akan memberikan satu gambaran mengenai

Taskhīr dan nikmat Allah mengenai bahtera yang berlayar di laut. Pada QS Ibrahim

:32-3311

dan QS Al-Jȃtsiyah [45] : 12-1312

, Allah menjelaskan bahwa Dia

menundukkan bahtera agar manusia mampu membawa barang-barangnya dan

berlayar di laut dengan tenang dan nyaman. Padahal jika Allah mau Dia bisa

membuat laut berombak dan angin mengganas sehingga bahtera tenggelam, namun

maha Kuasa Allah sehingga Dia membuat manusia mampu membuat bahtera dari

bahan-bahan yang sudah Allah sediakan di alam, sehinga tidak mudah tenggelam

dihantam oleh ombak dan angin.

10

QS Luqman [31]:20 11

وسخر لكم الفلك لتجري في البحر بأمره م اللو الذي خلق السماوات واألرض وأنزل من السماء ماء فأخرج بو من الثمرات رزقا لك هار --وسخر لكم األن هار -وسخر لكم الشمس والقمر دآئبين وسخر لكم الليل والن - Allah-lah yang telah Menciptakan

langit dan bumi dan Menurunkan air (hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia

Mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah Menundukkan kapal

bagimu agar berlayar di lautan dengan Kehendak-Nya, dan Dia telah Menundukkan sungai-sungai

bagimu. Dan Dia telah Menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam

orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu. 12

وسخر لكم ما في السماوات وما في --م تشكرون اللو الذي سخر لكم البحر لتجري الفلك فيو بأمره ولتبت غوا من فضلو ولعلك -األرض جميعا منو إن في ذلك ليات لقوم ي ت فكرون - Allah-lah yang Menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal

dapat berlayar di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya,

dan agar kamu bersyukur. Dan Dia Menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi

untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.

Page 42: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

30

Allah menundukkan laut dan angin sehingga manusia mampu berlayar dan

Allah mengingatkan manusia bahwa ketenangan dan kemudahan yang tengah

dirasakan manusia semata-mata adalah nikmat Allah swt.,yakni nikmat kelautan yang

sangat jelas disamping nikmat laut itu sendiri. 13

adanya bulan dan matahari yang

terus bergerak pada porosnya tanpa ada kerusakan sedikitpun selama ratusan tahun ia

diciptakan, tanpa adanya bahan bakar dan terus Allah pelihara agar manusia mampu

memetik manfaat darinya.

Sebagai Penguasa alam semesta, Taskhīr juga merupakan bentuk refleksi14

dialog dari Sang Khaliq kepada Makhluk agar manusia mampu memetik manfaat

yang mengajarkan keseimbangan dan keteraturan alam semesta.

والن هار والفلك التي تجري في البحر بما ينفع الناس وما أنزل إن في خلق السماوات واألرض واختالف الليل

والسحاب المسخر اللو من السماء من ماء فأحيا بو األرض ب عد موتها وبث فيها من كل دآب وتصريف الري ا

-لسماء واألرض ليات لقوم ي عقلون ب ين ا

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan

siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang bermanfaat bagi

manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa air, lalu dengan itu

Dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering), dan Dia Tebarkan di dalamnya

bermacam-macam binatang, dan perkisaran angin dan awan yang

Dikendalikan antara langit dan bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-

tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang mengerti. 15

Hukum yang berlaku di alam semesta masih eksis dikalangan masyarakat

karena dalam sebuah masyarakat adanya sebuah pengertian antara anggota

masyarakat bahwa mereka memerlukan sebuah hukum yang mampu mengatur

mereka menjadi satu pemahaman atau pandangan untuk sumur hidup sehingga

mereka mampu untuk hidup aman didunia ini.16

Di sini kita dapat menyaksikan segala sesuatu di alam semesta menampilkan

keteraturan dan harmoni yang luar biasa. Terlihat dalam setiap benda dan makhluk

13

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h 63 vol.7 14

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesaia Refleksi berarti Suatu pantulan di luar kesadaran

sebagai jawaban atas suatu hal dari sesuatu pekerjaan dari luar kebiasaan. Di sini Taskhīr merupakan

pantulan dari kekuasaan Allah dan cara Allah berdialog dengan manusia dan alam semesta. 15

QS Al-Baqarah [2]:164 16

Munir Fuady, Teori-Teori Besar Dalam Hukum, h. 14

Page 43: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

31

dalam hubungannya dengan sesamanya ataupun timbal balik yang harmonis. Hal ini

juga menunjukkan bahwa sebuah eksistensi menunjukkan eksistensi yang lain, di sini

tidak lain adalah Allah Sang Khaliq dan alam semesta sebagai makhluq.17

Jika kita perhatikan lebih seksama bagaimana ada siang dan malam, turunnya

hujan dengan teratur dan bertahap serta angin yang dihembuskan dengan seimbang

dan oksigen yang selalu tersedia itu semua diambil dari khazanah kekayaan Yang

Maha Pengasih. Pun ketika kita melihat tumbuh kembang manusia, ada banyak

kolaborasi yang sepadan sehingga menumbuhkan manusia dengan kualitas yang baik.

Baik dari segi asupan makanan yang kaya akan gizi, Pendidikan yang memadai dan

kesehatan yang terus diperhatikan.

Alam semesta disisi lain sebagai sumber manfaat bagi manusia juga sebagai

petunjuk dan menunjukkan eksistensi Sang pencipta yang satu, yang Tunggal. Semua

bermuara pada asma-asma Allah yang maha bijaksana.18

Ketika kesadaran manusia

terhadap kehadiran Tuhannya dalam setiap makhlukNya tumbuh maka dengan itu

sudah mampu mencegah manusia untuk membuat kerusakan di bumi.

Terhitung sejak abad ke-17 tepatnya setelah manusia berhadapan dengan teori

tekhnologi dan revolusi industri di Eropa, penggunaan bahan kimiawi dan proses

mekanis tidak dapat dikontrol lagi, hal ini menimbulkan kerusakan ekosistem. Oleh

karena itu harus dilakukan konservasi alam yang sejalan dengan berkembangnya

kemajuan modern.19

Meskipun sudah sejak lama peraturan mengenai prinsip-prinsip konservasi

merujuk pada hukum Islam namun pada kenyataannya banyak yang tidak diterapkan

di era modern sekarang ini. Salah satu alasannya ialah bahwa manusia modern kurang

menyukai hukum yang mereka nilai kurang absah dalam pandangan mereka.

17

Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ayat Al-Kubra menemukan Tuhan pada wajah Alam Semesta.

h.xvii 18

Bediuzzaman Said Nursi, Al-Ayat Al-Kubra menemukan Tuhan pada wajah Alam Semesta.

h.xxi 19

Fachruddin M Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam, (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2005)h.51

Page 44: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

32

Kebanyakan negara pun tidak memberi pengakuan resmi atas adanya hukum syari‟ah

ini.20

Sejak nabi Adam as, Allah sudah menurunkan perintah untuk mengkonservasi

alam baik dalam skala kecil maupun skala yang cukup besar. Kemudian sampai

kepada zaman Nabi saw, ada atau tidaknya permasalah mengenai alam, konservasi

harus tetap dilakukan dengan sungguh-sungguh dan terus menerus.21

Karena Bersama

alam manusia mampu sejahtera dan dengan melalaikan alam maka manusia akan

kehilangan ketenangannya.

Allah menciptakan bumi dengan satu tujuan yakni agar manusia mudah dalam

menjalankan ibadah. Oleh karena itu naif sekali rasanya jika manusia yang hidup di

bumi yang begitu subur dan indah ini namun lalai dalam beribadah namun justru

memanfaatkan alam sesuai dengan hawa nafsurnya, ha ini sudah dijelaskan seperti

pada QS ar Rum [30]:29.22

Mustahil bagi manusia mampu menjalankan kehidupan

dengan tenang tanpa pengawasan dari aturan sang Penciptanya. Juga aneh jika

manusia dalam menggunakan sumber daya alam yang ada dengan tanpa dibatasi oleh

kalimat-kalimat Tuhan yang dengan jelas tergambar pada alam semesta ini.

Dengan melihat dan menjaga alam semesta seharusnya manusia semakin

menyadari akan kehadiran Allah sang Maha pencipta dan semakin beriman dan

menyadari bahwa Allah ada pada setiap ciptaanNya.

Allah adalah pengetahuan yang tidak mampu dijangkau dengan akal semata,

kemudian melalui Taskhîr Allah mengajak manusia untuk berpikir dan melakukan

kajian ilmiah yang pada akhirnya akan mengajak manusia mengenal siapa Tuhannya.

-والقمر والنجوم مسخرات بأمره إن في ذلك ليات لقوم ي عقلون وسخر لكم الليل والن هار والشمس

Dan Dia Menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan

bintang-bintang dikendalikan dengan perintah-Nya. Sungguh, pada yang

demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang

yang mengerti,23

20

Fachruddin M Mangunjaya dkk, Menanam sebelum kiamat Islam Ekologi dan Gerakan

Lingkungan Hidup, h.112 21

Ulfah Utami, Konservasi sumber daya alam h.157 22

Fachruddin M Mangunjaya, Konservasi Alam dalam Islam,h.17 23

QS An-Nahl [16]:12

Page 45: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

33

Maurice bucaille seorang ahli bedah merasakan nikmatnya Iman setelah ia

meneliti ayat-ayat al-Quran yang berkenaan dengan sistem alam atau alam semesta. ia

pernah menyatakan bahwa para ilmuan dan seluruh dokter ahli merasa terkejut ketika

mengetahui bahwa ada ayat-ayat al Quran yang memuat fenomena alam. Kemudian

ia mengatakan bahwa agama dan ilmu pengetahuan selalu dipandang sebagai sesuatu

yang sama dalam Islam. Oleh karenanya untuk abad yang sudah modern ini ayat-ayat

al-Quran bisa digunakan sebagai dasar untuk mengkaji secara ilmiah dan

mengungkap fakta ilmiah yang sudah ratusan abad al-Quran informasikan.24

Pada QS Al-Imrȃn [03] : 191 Allah menyebutkan

ولي األلباب إن في خلق السم اوات واألرض واختالف الليل والن هار ليات أل

Pada diskursus oleh para cendekiawan muslim, orang-orang cenderung ingin

mengkombinasikan unsur-unsur ʻulamā dan pemikir. Istilah ûlû al-bāb yang

merupakan penemuan baru saat itu sebagai orang yang tidak hanya mengetahui

sesuatu yang berbau agama saja namun juga orang yang mengetahui sesuatu secara

umum dan keseluruhan.

Dalam Bahasa Al-Quran ûlû al-bāb mempunyai pengertian orang yang

memiliki pemikiran yang luas. Maksudnya adalah orang yang memiliki pemikiran

berlapis-lapis dan orang yang memiliki perasaan yang peka terhadap sekitarnya.25

Melalui berbagai ciptaan Allah, Allah mengajak manusia untuk merenung dan

memikirkan fenomena alam yang penuh misteri dan keajaiban sebagai pertanda

adanya Allah swt. Pada QS al-Anʻam [6]:8026

Allah berkali-kali menyerukan manusia

24

Maurice Bucaille dkk, Pengetahuan Modern dalam Al-Qur‟an, (Surabaya:Al-Ikhlas,1995)

terj. Khozin Afandi, h.15 25

Dawan Rahardjo, Ensiklopedi Al-Quran Tasir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci,

(Jakarta: Paramadina, 1996) h. 551 26

و ق ومو قا -ي كل شيء علما أفال ت تذكرون ل أتحاجوني في اللو وقد ىدان ول أخاف ما تشركون بو إل أن يشاء ربي شيئا وسع رب وحآج- Dan kaumnya membantahnya. Dia (Ibrahim) berkata, “Apakah kamu hendak membantahku

tentang Allah, padahal Dia benar-benar telah Memberi petunjuk kepadaku? Aku tidak takut kepada

(malapetaka dari) apa yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali Tuhan-ku Menghendaki sesuatu.

Ilmu Tuhan-ku meliputi segala sesuatu. Tidakkah kamu dapat mengambil pelajaran?

Page 46: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

34

agar menggunakan akal yang sudah dikaruniakan kepadanya untuk mampu

mengambil pelajaran atas setiap hal yang terjadi disekitanya. 27

Ibrahim kecil, sepanjang waktu mencoba mencari siapa Tuhannya melalui

fenomena alam yang dia lihat. Kisah ini Allah abadikan dalam QS Al-An‟am [06]:73-

79. Selain nabi Ibrahim as, ada pula nabi Muhammad saw. Yang senantiasa

bertafakkur mengenai alam, keagungan dan kekuatan yang maha dahsyat dibalik alam

semesta sekitar beliau di gua hira di jabal nur.28

Dan masih banyak lagi kisah nabi as

yang menyeru kepada umatnya dengan memanfaatkan unsur alam.

Fasilitas alam yang Allah sediakan adalah untuk mengenal pencipta manusia

dan segala hal yang ada dalam komponen alam semesta. tanpa mengenal ciptaan

Allah swt., akan sulit bagi seseorang untuk mengenal Tuhannya. Allah sudah

menjelaskan “Kenalilah CiptanNya dan jangan mengenali DzatNya.”29

Alam adalah

segala hal yang ada di sekitar manusia. Alam mudah untuk diperlakukan dan diamati.

Islam adalah agama yang mementingkan ilmu pengetahuan bukan hanya

menganjurkan tapi mewajibkan secara syar‟i. Al Qur‟an sangat memuliakan orang

yang memiliki ilmu dan akan mengangkat derajatnya.30

Dengan ilmu seseorang akan

mampu mencapai derajat kemuliaan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Atas

dasar itulah al Quran tidak membatasi pengertian ulama hanya sebatas orang yang

mengetaui agama, namun al-Quran menjuluki seorang ilmuwan atau saintis juga

sebagai ulama, ketika yang ia kaji dan pembahasan adalah mengenai fenomena alam

dan ciptaanNya.

Taskhīr sebagai contoh bagi manusia pengaplikasian pemanfaatan Sumber

Daya Alam yang baik. Tuntunan Islam agar tidak berlebihan dan seimbang baik lahir

27

Imron Rassidy, Fenomena Flora dan Fauna dalam Perspektif Al-Qur‟an (Malang:UIN-

Malang Press, 2008) h. 17 28

Ulfah Utami, Konservasi sumber daya alam (Malang:UIN-Malang Press, 2008), h.2 29

Ulfah Utami, Konservasi sumber daya alam, h.3 30

منوا منكم يل انشزوا فانشزوا ي رفع اللو الذين آيا أي ها الذين آمنوا إذا قيل لكم ت فسحوا في المجالس فافسحوا ي فسح اللو لكم وإذا ق -والذين أوتوا العلم درجات واللو بما ت عملون خبير - ..Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah,

niscaya Allah akan Mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.

Page 47: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

35

dan batin sudah termaktub dalam al Quran. Dalam Qs Al Zumar:23 Allah

menjelaskan bahwa

و جلود الذين يخشون رب هم ثم تلين جلودىم وق لوب هم اللو ن زل أحسن الحديث كتابا متشابها مثاني ت قشعر من

-إلى ذكر اللو ذلك ىدى اللو ي هدي بو من يشاء ومن يضلل اللو فما لو من ىاد

Allah telah Menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Quran yang

serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-

orang yang takut kepada Tuhan-nya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati

mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia

Memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa

Dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi

petunjuk. Al-Quran tidak menggunakan metode baru untuk menjelaskan soal ini, hanya

saja dia menunjukkan eksistensi siapa dibalik alam semesta ini. Didalam hukum alam

terdapat keserasian-keserasian dan kesatuan. Seluruh jagat raya berada dalam

keseragaman dan dalam hukum-hukum alam sendiri terdapat kesesuaian yang mutlak.

Pemikiran manusia telah membawanya melampaui bumi, angkasa bahkan planet-

planet.31

Penggunaan sumber daya alam yang baik dapat dimulai dari menjaga

keseimbangan jiwa, keseimbangan yang sempurna yang dimiliki oleh seorang

manusia adalah ketika seluruh anggota tubuhnya secara fisiologis mampu berguna

dan difungsikan dengan baik.32

Keseimbangan jiwa dan tubuh manusia akan sangat berpengaruh pada caranya

memperlakukan alam sekitarnya. Jika jiwanya baik maka dia akan senantiasa berbuat

baik dan menjaga alam sekitarnya karena ia sadar alam yang asri akan memberi

dampak positif terhadap tubuh manusia. Di sini hal terpentingnya adalah tetap

menjaga rantai makanan pada alam agar tetap terjaga. Dengan rantai makanan maka

bisa dilihat sehat atau tidaknya lingkungan disekitarnya.33

31

Afzalur Rahman, Al-Qur‟an Sumber Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:PT Rineka Cipta,

1992)h.15 . ter.M Arifin. 32

Ulfah Utami, Konservasi sumber daya alam, h.157 33

Ulfah Utami, Konservasi sumber daya, h.158

Page 48: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

36

Pemanfaatan SDA di sini pula tak terlepas dari tujuan diciptakannya manusia,

yakni sebagai khalifah di bumi. Sebagai pemegang amanah, manusia sudah

seharusnya menjalankan perannya dengan sebaik mungkin. 34

Pada QS Al-A‟raf [7]:

10 Allah sudah mengingatkan bahwa

-ولقد مكناكم في األرض وجعلنا لكم فيها معايش قليال ما تشكرون

Dan sungguh, Kami telah Menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami

Sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu

bersyukur.

Sayyid Quthb dalam tafsirnya mengatakan bahwa Allah sudah

menghamparkan bumi bagi manusia agar ia mampu menjadi ladang rizqi baginya.

Allah menempatkan manusia sebagai khalifah karena Allah pecaya bahwa manusia

mampu menggunakan dengan baik bumi Allah ini dengan limpahan rizqi yang Allah

beri.

Allah menjadikan manusia penghulu bagi makhluk-makhluk Allah yang lain.

Dia yang menciptakan tabiat alam semesta ini kondusif bagi keberadaan manusia. Dia

yang mempersiapkan segala sesuatunya untuk manusia dan tidak menciptakan

makhlukNya untuk saling berlawanan.35

Allah menciptakan alam yang indah ini

bukan untuk dirusak, melainkan untuk dijaga. Tanpa kuasa Allah manusia tidak dapat

melakukan apapun termasuk pemanfaatan alam.

B. Manusia sebagai Pelaksana Taskhîr

Turunan kata Sakhr ada yang bermakna Sakhr (mengolok-olok)36

dan ada pula

yang bermakna Sakhkhara atau Taskhîr (menundukkan). Adapun kata sakhr yang

34

Anwar Sutoyo, Manusia dalam perspektif al-Quran (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2015)h.

70 35

Anwar Sutoyo, Manusia dalam perspektif al-Quran h. 70 36

Kata Taskhīr sebenarnya berasal dari kata sakhr bentuk Masdar dari kaya sakhira-

yaskharu-sakhran yang mempunyai arti dasar “merendahkan” atau “menundukkan”.

Makna pertama dikembangkan bersifat mengolok-olok, merendahkan, meninggalkan dan

menghina yang semua makna tersebut cenderung sebagai sesuatu yang bersifat merendahkan orang

lain. Seperti contoh yang dijelaskan Ibnu Manẕur dalam kitabnya ال يسخر قوم من قوم janganlah kamu

merendahkan suatu kaum dengan kaum yang lain.. Makna kedua “menundukan” dikembangkan

menjadi memaksa, karena hal ini menundukkan yang dipaksa, kemudian berjalan dengan baik, karena

hal ini mampu membuat orang yang berjalan tunduk pada peraturan berjalan atau etika berjalan.

Lihat: Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur‟an Kajian Kosakata, (Jakarta:Lentera Hati, 2007) h.867-

Page 49: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

37

pecahannya menggunakan makna dasar menundukkan seluruhnya berkaitan dengan

kekuasaan Allah menundukkan alam semesta sehingga dapat bermanfaat untuk

makhlukNya.

Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menundukkan

adalah alam dan benda-benda lain megikuti aturan-aturan Allah yang berlaku pada

setiap benda tersebut.37

Seperti sudah dijelaskan diatas bahwa Taskhîr adalah sebuah kata yang

bermakna sebagai menudukkan sesuatu agar mudah digunakan oleh pihak lain38

.

Manusia sesuai dengan tujuan selain untuk menyembah Allah juga maksud

penciptaannya adalah sebagai Khalifah dengan maksud untuk menguji manusia dan

memberinya penghormatan, jadi esensi penciptaanya adalah sebagai pelaksana tugas

sesuai tuntunan Allah dan RasulNya sesuai keahliannya.39

Pun juga ketika manusia

dihadapkan dengan alam semesta.

Ada makhluk yang diciptakan dengan sifat ditundukkan sehingga tidak

mempunyai pilihan, namun ada kiha yang diberikan pilihan sehingga punya

kebebasan dalam bersikap dan berbuat. Kebebasan memilih dan berikhtiyar hanya

diberikan kepada manusia dan jin dan makhluk lain menolak. Seperti dalam QS al-

Ahzab[33]:7240

al-Sya‟rawi menjelaskan ayat ini adalah bahwa manusia merasa

mampu melaksanakan amanat saat dia diberikan dan menerima amanat, tapi banyak

kita temukan bahwa manusia gagal saat pelaksanaannya.

868.vol.3. dapat disimpulkan bahwa fenomena-fenomena alam itu tunduk pada ketentuan-ketentuan

yang berlaku baginya dari ketentuan Allah swt. Hal ini menunjukkan bahwa semua kejadian itu

mempunyai hukum yang tidak bisa disalahi. Dalam ilmu modern atau bahasa ilmu pengetahuan hal ini

dinamakan dengan hukum alam. Sedangkan dalam bahasa al-Quran hal ini dikenal dengan istilah

sunnatullȃh yakni takdir Allah yang tak dapat diubah. Seperti dalam firmannya QS al ahzȃb [33] : 62 37

Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur‟an Kajian Kosakata. h. 868.vol.3 38

Quraish Shihab, Tafsir Misbah (Jakarta:PT Lentera Hati, 2022)h. 62 vol 7 39

Anwar Sutoyo, Manusia Dalam Perspektif Al-Qur‟an, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2015),

h.66 40

نسان إنو كان الوما جهول إنا عرضنا األمان على السماوات واألرض والجبال فأب ين أن ها وحملها ال -يحملن ها وأشفقن من -

Sesungguhnya Kami telah Menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi

semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya

(berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat

bodoh,

Page 50: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

38

1. Manusia sebagai Khalifah41

di Bumi

Manusia adalah makhluk yang dibekali dengan dua sumber pengetahuan yang

utama, yakni bekal Fotriyyah dan yang kedua adalah bekal Sumber Daya

Alam. Kedua hal ini menjadi hal yang akan mengantarkan manusia pada

pendayagunaan lingkungan sekitarnya dengan baik dan aktif.

Pada QS al-Baqarah ayat 164

ينفع الناس وما إن في خلق السماوات واألرض واختالف الليل والن هار والفلك التي تجري في البحر بما

والسحاب أنزل اللو من السماء من ماء فأحيا بو األرض ب عد موتها وبث فيها من كل دآب وتصريف الريا

-المسخر ب ين السماء واألرض ليات لقوم ي عقلون

Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam

dan siang, kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang

bermanfaat bagi manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit

berupa air, lalu dengan itu Dihidupkan-Nya bumi setelah mati

(kering), dan Dia Tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang,

dan perkisaran angin dan awan yang Dikendalikan antara langit dan

bumi, (semua itu) sungguh, merupakan tanda-tanda (kebesaran Allah)

bagi orang-orang yang mengerti.

pada ayat diatas Allah menunjukkan bahwa alam semesta adalah tanda-tanda

kekuasaan Allah yang harus diperhatikan, baik secara ilmiah maupun secara

fisiologis. Pemahaman tentang alam semesta dan fenomena-fenomena alam, pada

akhirnya akan mengajak manusia untuk menemukan Tuhannya serta hokum alam dan

sunnatulah yang mengatur perjalanan alam semesta.42

menyebutkan kata ر yang المسخ

bermakna Dikendalikan menurut Al Qurṯûbi dalam penjelasannya yang dimaksud

dengan taskhîr pada ayat diatas adalah awan yang dikendalikan oleh Allah swt yang

41

Khalifah memiliki makna ganda, yang pertama sebagai kepala negara dan yang kedua

menunjukkan fungsi manusia itu sendiri di dalam muka bumi ini sebagai makhluk yang paling mulia.

Lihat: Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-quran (Jakarta: Paramadina, 1996), h. 139 42

Muhaimin, dkk. Studi Islam dalam ragam Dimensi dan Pendekatan, (Jakarta: Kharisma

Putra Utama, 2017), h. 307

Page 51: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

39

dihembuskan dari satu tempat ke tempat yang lain, kemudian dia bisa berada diantara

langit dan bumi tanpa ada satupun penyangga atau sesuatu yang mengikatnya.43

Dalam QS al-Aʻraf: 54 Allah juga menjelaskan mengenai taskhir

الليل الن هار يطلبو إن ربكم اللو الذي خلق السماوات واألرض في ست أيام ثم است وى على العرش ي غشي

-العالمين حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره أل لو الخلق واألمر ت بارك اللو رب -44

Sungguh, Tuhan-mu (adalah) Allah yang Menciptakan langit dan bumi dalam

enam masa, lalu Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia Menutupkan malam

kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia Ciptakan) matahari,

bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala

penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh

alam.

Adanya Allah menurunkan ayat-ayat mengenai alam semesta, bukan berarti

itu sebagai pemenuhan atas kebutuhan ilmiah semata, namun Allah juga ingin agar

manusia juga berfikir mengenai keberagaman alam semesta dan fenomena-

fenomenanya.45

Terbukti hal ini menjadi objek yang sangat diminati dibidang ilmu

pengetahuan untuk terus dikaji. Seperti dalam penciptaan bumi. Segala manfaatannya

sudah dibuktikan oleh para pakar saintifik modern melalui kajian yang merka

lakukan. Menurut Ath Thabari dalam tafsirnya ayat ini menjelaskan mengenai

bagaimana siang dan malam saling bergantian kemudian Allah menjelaskan

mengenai penciptaan langit dan bumi, matahari, bulan dan bintang yang kesemuanya

tunduk terhadap perintah Allah swt.46

Namun, tentunya setiap ayat al Qur‟an yang

mengandung fakta ilmiah tidak seharusnya untuk diperdebatkan karena ia merupakan

wahyu dari Sang Pencipta.47

Akal yang Allah titipkan kepada manusia adalah sebagai salah satu jalan agar

manusia mampu berfikir dan merenungi dengan seksama bagaimana Alam diciptakan

43

Imam al-Quthubi, Tafsir al-Qurthubi (Jakarta:Pustaka Azam, 2007) hal. 461-462 vol 2 44

QS Al-Aʻraf [7]:54 45

Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an (Jakarta: Zaman, 2014), h 328 46

Aṯ Ṯabari, Tafsir aṯ Ṯabari, terj Abdul Somad dan Yusuf Hamdan, (Jakarta:Pustaka Azzam,

2008) vol.11, h.192 47

Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an, h 328

Page 52: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

40

dan bagaimana manusia segarusnya diberlakukan dengan positif agar memberi

dampak yang baik terhadap dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Peniptaan manusia dialam semesta memunculkan sebuah pertanyaan bagi

malaikat, seperti dalam QS al-Baqarah/2:30

ماء ونحن وإذ قال ربك للمالئك إني جاعل في األرض خليف قالوا أتجعل فيها من ي فسد فيها وي سفك الد

-ا ل ت علمون نسبح بحمدك ون قدس لك قال إني أعلم م

Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu Berfirman kepada para malaikat, “Aku

hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau

hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,

sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia

Berfirman, “Sungguh, Aku Mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Sebuah kehormatan bagi manusia adalah mengembang tugas berat itu adalah

perintah Allah kepada malaikat untuk bersujud kepada Adam. Kepatuhan malaikat

kepada Allah yang membuat mereka bersujud. Allah menciptakan sesuatu pasti

dengan maksud dan tujuan tertentu. Allah meminta agar manusia mampu merenungi

penciptaan langit dan bumi beserta isinya dan semua fenomena alam yang terjadi

disekitar kehidupannya.

Semenjak dahulu manusia sudah tercipta dengan naluri dan fitrahnya untuk

tahu lebih banyak mengenai keadaan alam semesta. namun keterbatasan pengetahuan

dan perangkat yang mendukung membuat manusia tidak sampai pada apa yang di

cari. Namun seiring berjalannya waktu dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

tekhnologi, manusia mulai mampu membuka rahasia-rahasa alam semsta.

Kehadiran manusia modern di permukaan bumi bertujuan mengemabn tugas

dan misi yang diamanahkan Allah. Tidak hanya bertugas untuk mematuhi Allah,

namun juga untuk mengemban tugas sebagai khalifah yang bertugas memelihara dan

memakmurkan bumi. Perangkat insting dan perangkat ilmu-ilmu yang berkembang

kini memunculkan perbedaan pemahaman bagi setiap manusia, ini semakin

menjelaskan bahwa dalam setiap fenomena alam menunjukkan kemaha kuasa-an

Allah swt.

bekal pengetahuan yang semakin di kembangkan dan menjadi maju serta

Page 53: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

41

dengan bukti-bukti yang ditemukan dan memberikan berbagai informasi bahwa

banyak peristiwa penting yang terjadi di bumi semenjak ratusan juta tahun yang lalu.

Dalam al-Quran surat al-A‟raf/7:24-25 Allah sekan menunjukkan bahwa bumi sudah

ditetapkan sebgaai tempat untuk dihuni oleh manusia. Bumi sudah dipersiapkan

dengan segla sesuatunya untuk kebutuhan manusia.

Berbagai keunggulan penciptaan manusia yang menjadikan manusia menjadi

makhluk pilihan sebagai khalifah di bumi, manusia mempunyai otak yang berfungsi

dan kemampuan menyimpan informasi dalam bhentuk memori. Otak manusia mampu

mengkoordinasikan lima fungsi indranya dengan baik dan seimbang. Kecerdasan

manusia sudah terlihat sejak zaman perunggu dan logam, berbagai peralatan yang

mampu mereka ciptakan. Manusia jaman purba sudah mampu mencampur timah dan

tembaga sehingga diperoleh logam yang padat.

Segala fasilitas yang ada, manusia dibekali pula dengan ilmu,akal dan hati,

seperti dalam QS an-Nahl/16:78, manusia tanpa ketiga hal diatas tidak mungkin

mampu menyerap ilmu pengetahuan, karena pintu-pintu pengetahuan itu melalui

indra manusia. 48

2. Manusia sebagai Penyeimbang alam semesta

Manusia terlahir dengan sepaket perangkat yang tak dimiliki oleh makhluk

makhluk lain. Manusia terlahir dengan sebuah Fitrah, seperti dalam QS ar-Rum [30]:

30

ين حنيفا فطرة اللو التي ف ين القيم ولكن أكث ر فأقم وجهك للد ها ل ت بديل لخلق اللو ذلك الد طر الناس علي

-الناس ل ي علمون

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah

Allah disebabkan Dia telah Menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada

perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan

manusia tidak mengetahui,

Kemudian, Fitrah dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan

keyakinan terhadap Allah dan unsur-unsur atau sistem yang dianugerahkan Allah

48

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Tafsir Ilmi : Eksistensi kehidupan di alam semesta,

h. 48

Page 54: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

42

swt kepada setiap manusia. Unsur-unsur tersebut mencangkup unsur Jasmani,

rohani, nafs dan iman. Fitrah iman menjadi pondasi yang mewadahi semua fitrah

yang Allah beri. Berfungsi sebagai pemberi arah kepada manusia sekaligus

pengendali bagi fitrah-fitrah yang lain. Karena sebagai pelaksana tugas di bumi

manusia dilengkapi dengan empat jenis fitrah tersebut agar mampu

melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.49

Dalam tugasnya sebaga khalifah di bumi, manusia juga diperintahkan untuk

menggunakan kekayaan alam semesta untuk kehidupannya di muka bumi ini. Di

dalam mengelola sumber daya alam sudah dipastikan ada kerusakan akibat

eksploitasi yang dilakukan manusia. Allah telah berfirman dalam al-Quran

bahwasannya manusia yang lalai akan akan menimbulkan bencana dan

konsekuensi yang harus ditanggung oleh para perusak tanpa memberikan

manfaat.50

Selama ini manusia memandang dirinya terpisah dari alam dan tidak ada

keterkaitannya. Manusia adalah pemimpin otorites yang menurutnya boleh

melakukan apa saja. Manusia dibekali potensi diri atau kecenderungan bawaan,

seperti kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan. Menurut Sayyid Quthb

kecenderungan manusia memandang indah an kemudia mencintai.51

Manusia

diberi kuasa untuk mengembangkan potensi baik dari dirinya untuk mampu

digunakan sebagai alat untuk memahami alam dan memanfaatkan alam dengan

sebaik-baiknya.

Dalam teori Antrophosentrisme manusia sebagai penguasa dari segala bentuk

tindakan dan moral sejalan dengan interaksi social baik secarqa negative maupun

positif. Namun kelemahan dari teori ini adalah manusia tidak begitu peduli

dengan fungsi lingkungan di sekitarnya. Padahal sebagai makhluk Allah yang

dibekali denngan seperangkat alat intuitif dan wujud yang sempurna seharusnya

49

Anwar Sutoyo, Manusia dalam Perspektif al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.

91 50

Hasan Basri Jumin, Sains dan Tekhnologi dama Islam (Jakarta: Rajagrafindo Persada,

2012), h. 90 51

Anwar Sutoyo, Manusia dalam Perspektif al-Quran, h. 135

Page 55: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

43

manusia mampu menjadi penyeimbang dan mengubah cara pandangnya terhadap

alam sekitarnya.

C. Objek-objek Taskhîr

Sebagai makhluk yang patuh terhadap Tuhannya, alam semesta akan

senantiasa menjalankan apapun yang Allah perintahkan seperti dalam QS

Fushilat/41:11. Alama akan dengan senang hati maupun terpaksa akan mengikuti

peraturan Allah agar mampu memberikan manfaat kepada makhluk- makhluk lain.

1. Taskhîr Pada Langit dan Bumi

QS ar-Ra‟du [13]:2 Allah menyebutkan

كل يجري اللو الذي رفع السماوات بغير عمد ت رون ها ثم است وى على العرش وسخر الشمس والقمر

األمر ي فصل اليات لعلكم بلقاء ربكم توقنون ألجل مسمى يدب ر

Allah yang Meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,

kemudian Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia Menundukkan matahari dan

bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia

Mengatur urusan (makhluk-Nya), dan Menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-

Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhan-mu.

Langit dan bumi menjadi makhluk yang Allah tundukkan karena ia menolak

tanggung jawab amanat dari Allah dan memilih tunduk dan tidak memiliki pilihan.

Langit diciptakan dalam posisi terangkat dan dipegang dari atas dan tidak

membutuhkan tiang penyangga. Dalam QS al Hajj[22]:65 Al-Sya‟rawi menjelaskan

bahwa lafadz Yumsiku/menahan menunjukkan adanya kekhususan bagi langit yang

tidak kita tahu.52

Bila diperhatikan, ungkapan penciptaan langit dan bumi adalah dalam enam masa

dalam QS al furqon[25]:59

ن هما في ست أيام ثم است وى على العرش الر -حمن فاسأل بو خبيرا الذي خلق السماوات واألرض وما ب ي

52

Mutawwali al-Sya‟rawi, Tafsir al-Sya‟rawi, h. 171. Vol. 7

Page 56: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

44

Yang Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam

enam masa, kemudian Dia Bersemayam di atas Arasy, (Dia-lah) Yang Maha

Pengasih, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada orang yang lebih

mengetahui (Muhammad).

Mengkaitkan antara penciptaan langit yang enam masa dengan sifat Allah yakni

maha pengasih. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sebagai pencipta sangat kasih

kepada makhluk yang diciptakannya dan Allah akan senantisa memiliki, menjaga dan

memelihara semua ciptaanNya.53

Penting untuk diperhatikan bahwa ketika al-Quran

membahas mengenai langit dan bumi, maka maksudnya adalah alam semesta. karena

yang dimaksud langit adalah semua yang ada di langit dan yang dusebut dengan bumi

adalah semua yang ada di bawah. Terkait pula semua makhluk yang ada diantara

keduanya.

Dalam kitab tafsirnya al-Sya‟rawi menjelaskan bahwa banyak dari para ilmuan

yang bertanya-tanya apakah langit itu memiliki tubuh atau hanya gumpalan udara?,

Allah menjelaskan melalui ayat-ayatNya bahwa alam semesta adalah bentuk dari

kekuasaan dan kebenaran. Allah menganjurkan kepada manusia agar memikirkan

penciptaan langir dan bumi, sehingga kita akan mendapatkan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak manusia.

2. Taskhîr Pada Matahari, Bulan Dan Bintang

Salah satu fakta besar dalam ilmu pengetahuan modern adalah terungkapnya

bahwa bintang-bintang terbang lurus ke depan melalui ruang seperti bola-bola yang

ditembakkan dari sebuah Meriam, dengan kecepatan yang tak terkira. Tata surya

seperti bintang dan planet-planet berjalan dan bergerak menuju rasi Lyra dengan

kecepatan yang tak terhitung di bumi.54

Bintang-bintang sangat diperlukan oleh para

navigator untuk mengetahui di belahan bumi mana mereka berada, seperti penjelasan

quran:

-م ي علمون وىو الذي جعل لكم النجوم لت هتدوا بها في المات الب ر والبحر قد فصلنا اليات لقو

53 Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran Kemenag RI, Tafsir Ilmi,: Penciptaan Jagat Raya, h.

6 54

Ahmad Mahmud Soliman, Scientific Trends in The Qur‟ȃn, h. 20

Page 57: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

45

Dan Dia-lah yang Menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu

menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah

Menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang-orang yang

mengetahui.

Allah menundukkan bulan, bintang dan hal ini sudah terbukti dalam berbagai

hal terutama bagi pelayar, agar mengetahui kemana kapal akan diarahkan. 55

matahari

merupakan tipikal bintang yang memancarkan cahayanya sendiri, sedangkan bulan

dan galaksi yang lain bersinar karena ia menerima pantulan cahaya dari matahari.

Hubungan Islam dengan kajian ilmu yang berkaitan dengan astronomi

sangatlah erat, karena dalam praktiknya setiap harinya membutuhkan ilmu astronomi.

Seperti peredaran bulan dan matahari. Bulan berguna untuk menentukkan waktu

berpuasa, matahari berguna sebagai penentu arah kiblat. Wajar kiranya jika astronomi

dinilai sebagai sebuah mukjizat bagi kaum muslimin. Dengannya mampu

memunculkan ilmuwan-ilmuwan yang unggul dalam bidangnya.56

Pada QS Al-A‟raf : 54 disebutkan

خلق واألمر ت بارك اللو رب ي غشي الليل الن هار يطلبو حثيثا والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره أل لو ال

-العالمين

Sungguh, Tuhan-mu (adalah) Allah yang Menciptakan langit dan bumi dalam

enam masa, lalu Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia Menutupkan malam kepada

siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia Ciptakan) matahari, bulan dan

bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah! Segala penciptaan dan

urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.

Menurut Al-Sya‟rawi setelah Allah menciptakan alam semesta, tidak kemudian

Allah tidak berkuasa. Allah tidak membiarkan alam berkembang dengan sendirinya,

kadang Allah membatalkan ketentuannya pada alam melalui mukjizat. Ini penting

agar dipahami bahwa alam tidak semata-mata berjalan menurut hukum kausalitas.57

Dalam beberapa ayat al-Qur‟an, Allah menginformasikan bahwa penciptaan alam

55

Mir Aneesuddin, Fatwa al-Quran tentang alam semesta, (Jakarta:Serambi, 2000), h. 20 56

Jamal Badi dkk, Islamic Creative Thinking berpikir kreatif berdasarkan metode Qur‟ani,

(Bandung: Mizania, 2004), h.185 57

Al-Sya‟rawi, Tafsir Al-Sya‟rawi, (Jakarta:Duta Azhar, 2006), vol. 4, h. 661

Page 58: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

46

semesta mempunyai waktu yakni selama enam masa dalam perhitungan Allah. Salah

satunya seperti dalam Qs Yunus [10]:3

العرش يدب ر األمر ما من شفيع إن ربكم اللو الذي خلق السماوات واألرض في ست أيام ثم است وى على

-إل من ب عد إذنو ذلكم اللو ربكم فاعبدوه أفال تذكرون

Sesungguhnya Tuhan kamu Dia-lah Allah yang Menciptakan langit dan bumi

dalam enam masa, kemudian Dia Bersemayam di atas Arasy (singgasana) untuk

mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah

ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhan-mu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak

mengambil pelajaran?

al-Qur‟an juga menginformasikan bahwa sebelumnya langit dan bumi merupakan

sebuah gumpalan yang menyatu namun al-Qur‟an tidak menginformasikan

bagaimana keduanya berpisah. Hanya saja kebenaran keterpisahan keduanya

dibenarkan dalam kebenaran ilmiah. Seperti penellitian yang sudah dilakukan oleh

para ilmuan. Seperti Edwin P. Hubble yang menyatakan dalam penelitiannya bahwa

alam semesta pernah mengalami pemuaian. 58

Pemuaian yang terjadi menurut fisikawan Rusia mengatakan bahwa kejadian

tersebut melahirkan miliaran galaksi dan bintang-bintang yang hal ini sesuai dengan

informasi al-Quran mengenai jutaan bahkan miliaran galaksi yang penuh dengan

gugusan bintang. Hal ini mungkin yang dinamakan juga dengan teori Big Bang. Ini

adalah isyarat bagi para manusia yang tidak mempercayai Allah swt. Anjuran bagi

mereka untuk mengkaji secara ilmiah untuk dipelajari dan diamati mengenai alam

semesta.59

Begitu detailnya Allah menciptakan alam semesta sehingga pada setiap

penciptaannya dibuat dengan ukuran tersendiri termasuk bumi, bulan dan matahari.

Hal ini dikemukakan oleh ahli astronomi Yunani Kuno, Hipparchus pada tahun 140

SM mengatakan model Geosentris bumi dengan mengatakan bahwa bumi sebagai

pusat alam semesta telah bertahan berabad-abad lamanya. Kemudian adalah seorang

ahli astronomi dari Polandia mengganti model geosentris dengan heliosentris, yang

58

Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur‟an, (Bandung: Mizan, 1998),h.171 59

Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur‟an, h.172

Page 59: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

47

mana hal ini mengatakan bahwa yang menjadi pusat tata surya bukan lagi bumi, akan

tetapi matahari dengan orbit berbentuk lingkaran. Konsep mengenai Heliosentris

tertuang dalam buku yang berjudul Revolusi Benda Langit.60

Pada Qs Ibrahim:32-33

م وسخر لكم اللو الذي خلق السماوات واألرض وأنزل من السماء ماء فأخرج بو من الثمرات رزقا لك

وسخر لكم الشمس والقمر دآئبين وسخر لكم --مره وسخر لكم األن هار الفلك لتجري في البحر بأ

-الليل والن هار

Adanya siang malam, munculnya bulan dengan berbagai keindahannya adalah

menjadi salah satu bukti bagi manusia bahwa matahari bulan dan bintang Allah

tundukkan untuk manusia. Semuanya memiliki nilai manfaat tersendiri untuk umat

manusia yang mau berpikir. Begitu banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh

manusia dan makhluk-makhluk Allah dengan penundukkanNya terhadap matahari

bumi, bulan dan bintang. Selain itu, langit dan bumi Allah ciptakan dengan

pengetahuan yang benar dan untuk waktu yang ditentukan bukan waktu yang tak

terbatas. Seperti dalam QS al ahqaf ayat 3-4 :

ن هما قل --إل بالحق وأجل مسمى والذين كفروا عما أنذروا معرضون ما خلقنا السماوات واألرض وما ب ي

توني بكتاب من ق بل أرأي تم ما تدعون من دون اللو أروني ماذا خلقوا من األرض أم لهم شرك في السماوات ائ

-أو أثارة من علم إن كنتم صادقين ىذا

Kami tidak Menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara

keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan dalam waktu yang

ditentukan. Namun orang-orang yang kafir berpaling dari peringatan yang

diberikan kepada mereka.

Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah (kepadaku) tentang apa yang kamu

sembah selain Allah; perlihatkan kepadaku apa yang telah mereka ciptakan

dari bumi, atau adakah peran serta mereka dalam (penciptaan) langit?

Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (al- Quran) ini atau peninggalan dari

pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu orang yang benar.”

60

Bayong Tjasyono HK,dkk, Keajaiban Planet Bumi dalam Perspektif Sains dan Islam,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),h,66-67

Page 60: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

48

Penciptaan langit dan bumi serta fenomena alam didalamnya tidak sia-sia,

pasti ada fungsi dan manfaat yang bisa diambil. Pada QS ali Imran: 190-191 Allah

menjelaskan fungsi dan manfaat dari langit, bumi dan fenomena alam yang terjadi,

ولي األلباب الذين يذكرون اللو --إن في خلق السماوات واألرض واختالف الليل والن هار ليات أل

حانك فقنا وق عودا وعلى جنوبهم وي ت فكرون في خلق السماوات واألرض رب نا ما خلقت ىذا باطال سب قياما

-عذاب النار

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan

siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan

siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.

Pada bab sebelumnya penulis sudah menjelaskan mengenai taskhîr pada alam

semesta secara umum. Menurut Mutawwaliy Al-Sya‟rawiy manusia akan senantiasa

dikejutkan oleh apa yang ada di alam ini, seperti langit yang tanpa tiang dan

dibawahnya terdapat bintang-bintang dan bumi yang kokoh. Hal demikian sudah

mampu membuat seseorang takjub, apalagi jika manusia mampu takjub dengan hal

itu, bagaimana pula jika manusia mampu melihat tata surya yang tersusun rapi dan

memberi arti pada kehidupan ini.61

QS Luqman: 20 dan 29, menyebutkan bahwasannya,

من سخر لكم ما في السماوات وما في األرض وأسب عليكم نعمو ااىرة وباطن ومن الناس ألم ت روا أن اللو

-يجادل في اللو بغير علم ول ىدى ول كتاب منير

لن هار ويولج الن هار في الليل وسخر الشمس والقمر كل يجري إلى أجل مسمى ألم ت ر أن اللو يولج الليل في ا

-وأن اللو بما ت عملون خبير

Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah Menundukkan apa

yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan

Menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara

61

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, (Jakarta:Duta Azhar, 2004), terj. Tim

Terjemah Safir al-Azhar, h. 703-704, vol 7

Page 61: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

49

manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau

petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.

Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah Memasukkan malam ke dalam

siang dan Memasukkan siang ke dalam malam dan Dia Menundukkan

matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang

ditentukan. Sungguh, Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.

ketika membahas mengenai siang dan malam, Allah menjelaskan dengan

kapasitas manusia yang ada di era modern maupun klasik, agar mudah dipahami dan

direnungkan sebagai bentuk syukur manusia kepada Allah swt.

Al-Sya‟rawi dalam menjelaskan ayat diatas, beliau mengatakan bahwa bentuk

dari sebuah penundukkan yang dapat langsung dirasakan oleh manusia adalah bahwa

alam semesta senantiasa melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa berpikir untuk

apa dan kenapa. Pernyataan ini lebih di khususkan kepada makhluk Allah selain

manusia. Karena manusia biasanya banyak yang tidak patuh pada aturan yang Allah

tetapkan atasnya.

Pada contoh yang sederhana al-Sya‟rawi62

mencoba mengajak kita untuk

berpikir mengenai fungsi dan manfaat adanya Matahari dan bulan. Beliau

menjelaskan bahwa matahari dan bulan senantiasa menjalankan tugasnya yakni untuk

selalu terbit dan memberi manfaat untuk manusia setiap harinya. Begitupun Bulan

yang senantiasa melintas pada orbitnya dan tak jarang memanjakan manusia dengan

keindahan pantulan sinarnya pada malam hari. Selain itu bulan juga sebagai tanda

perhitungan waktu. Selain Matahari dan bulan ada pula oksigen yang senantiasa

memberikan manfaatnya kepada manusia.

Menurut al-Sya‟rawi meskipun makhluk-makhluk tersebut ditundukkan bukan

berarti Allah memaksa makhluk tersebut. Pada dasarnya semua makhluk yang Allah

ciptakan memiliki hak pilih, dan makhluk-makhluk yang Allah tundukkan memilik

sebagai makhluk yang ditundukkan.

Dalam ayat selanjutnya yakni ayat 29 al-Sya‟rawi kembali menjelaskan,

mengapa Allah memasukkan sebagian waktu siang dan sebagian waktu malam pada

62

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, (terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, h.676-

677, vol 10

Page 62: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

50

salah satunya, kemudian bertambahlah salah satunya. Jika dipahami hal ini maka

akan sangat masuk akal, beliau menjelaskan dengan merujuk pada ayat al Quran yang

lain yang menjelaskan bahwasannya malam Allah umpamakan sebagai pakaian yang

menentramkan, yakni untuk tertidur dan beristirahat sedangkan siang Allah

umpamakan sebagai waktu untuk mencari penghidupan.63

Mengambil hikmah dari

setiap rahasia Allah bahwasannya jika tertidur pada waktu yang terang akan berimbas

tidak baik untuk tubuh, seperti sabda nabi saw. “Matikan lampu saat tidur.” (HR

Bukhori).

3. Taskhîr Pada Lautan Dan Air

Dalam Ilmu pengetahuan, sejarah bumi diawali dengan permukaan bumi yang

membeku, hal ini terjadi selama milyaran tahun kemudian bumi secara terus menerus

dijatuhi benda-benda langit yang berasal dari debu-debu matahri yang kemudian terus

terkumpul mencipta planet. Pada fase ini temperature air laut cukup tinggi karena

merendam lava yang masih panas dari bebatuan lava yang kemudian menjadi

dataran.64

Air laut mulai mendingin dan mengandung oksigen sehingga banyak dari

biota laut mulai tercipta, dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa air adalah sumber

kehidupan atau bahkan awal kehidupan. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa

melalui air kehidupan teripta seperti yang tercantung dalam QS al-Anbiya:30.65

Air adalah aspek yang sangat penting bagi kehidupan didunia ini. Air menjadi

nikmat yang sangat melimpah dan begitu mudah didapatkan. Karena hal inilah maka

kebanyakan dari manusia terlena dan tidak begitu merasakan manfaat dan pentingnya

akan adanya air. Hal ini akan mulai dirasakan ketika air dirasa sudah mulai tidak ada

atau biasa dikenal dengan kekeringan yang melanda manusia. Sejak zaman para nabi

63

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, (, terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, h. 697,

Vol 10 64

Lajnah pentashihan Musha al Quran, Kepunahan Makhluk Hidup, (Jakarta: Lajnah

Pentashihan Mushaf al-Quran Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2011), h. 17-18 -وجعلنا من الماء كل شيء حي أفال ي ؤمنون أولم ي ر الذين كفروا أن السماوات واألرض كان تا رتقا ف فت قناىما 65 - Dan apakah

orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami

Pisahkan antara keduanya; dan Kami Jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka

mengapa mereka tidak beriman?

Page 63: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

51

air selalu ada pada setiap kejadian penting perjalanan dakwah mereka, sehingga Allah

mengabadikan kisah mereka didalam al-Quran. seperti kisah nabi Musa as yang

kehausan beserta kaummnya:

عينا قد علم كل وإذ استسقى موسى لقومو ف قلنا اضرب ب عصاك الحجر فانفجرت منو اث نتا عشرة

66-أناس مشرب هم كلوا واشربوا من رزق اللو ول ت عث وا في األرض مفسدين

Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami

Berfirman, “Pukullah batu itu dengan tongkatmu!” Maka memancarlah

daripadanya dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat

minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah dari rezeki (yang

Diberikan) Allah, dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan

berbuat kerusakan.

menurut al Qurthubi67

dalam tafsirnya, adanya permohonan yang dilakukan

nabi Musa as dalam ayat tersebut adalah untuk menunjukkan bentuk penghambaan

kepada Allah swt. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dianjurkan untuk menyadari

betapa Allah sangat pemurah, dengan menunjukkan permohonannya dan

pertaubatannya. Begitupun yang pernah dilakukan oleh nabi Muhammad saw beliau

pernah kekuarangan air untuk kemudian beliau memohon seraya merendahkan diri

dihadapan Allah swt.

Aktivitas manusia dari masa ke masa tidak bisa terlepas dari adanya air.

Peradaban-peradaban kuno yang berkembang juga sangat bergantung kepada adanya

sungai-sungai besar yang mengairi kota dan negara mereka. Seperti peradaban Mesir

kuno, disini mereka sangat bergantung kepada Sungai Nil. Bahkan di negara yang

besar sekalipun di zaman modern ini masih mengandalkan air atau sungai untuk

kebutuhan mereka sehari-hari dan untuk adanya transportasi. Sedangkan didalam

agama Islam sendiri, air adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan sebagai sarana dan

prasarana dalam beribadah. Air diperlukan untuk bersuci seperti untuk membasuh

bagian-bagian tertentu ketika hendak sholat dan untuk bersuci besar seperti mandi

junub.

66

QS Al-Baqarah [02]:60 67

Al-Qurthubi, Tafsir al-Qurthubi (Jakarta:Pustaka Azzam, 2010), h. 911. Vol. 1

Page 64: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

52

Dalam al Qur‟an sudah dijelaskan mengenai air dan manfaatkan dalam

kegiatan beribadah umat muslim, seperti dalam qs al Maidah:6,

سحوا برؤوسكم وأرجلكم يا أي ها الذين آمنوا إذا قمتم إلى الصالة فاغسلوا وجوىكم وأيديكم إلى المرافق وام

ى أو على سفر أو جاء أحد منكم من الغائط أو لمستم إلى الكعبين وإن كنتم جنبا فاطهروا وإن كنتم مرض

اللو ليجعل عليكم من النساء ف لم تجدوا ماء ف ت يمموا صعيدا طيبا فامسحوا بوجوىكم وأيديكم منو ما يريد

–ريد ليطهركم وليتم نعمتو عليكم لعلكم تشكرون حرج ول كن ي

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan

shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah

kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu

junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau

kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika

kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik

(suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin

menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak Membersihkan kamu dan

Menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

Terdapat banyak ayat al-Quran yang membahas mengenai air dan fungsinya

dalam alam semesta, air pula menjadi bagian sejarah yang banyak dilibatkan dalam

kejadian-kejadian yang tertulis dalam sejarah manusia yang terkenal hingga kini.

Seperti dalam kehidupan surga yang digambarkan kesejukkannya dengan

berlimpahnya sungai-sungai yang jernih. Seperti pada QS al-Hijr: 45

-إن المتقين في جنات وعيون

Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam surga-surga (taman-

taman), dan (di dekat) mata air (yang mengalir).

Al-Sya‟rawi menjelaskan ayat ini adalah untuk menikmati sumber mata air

adalah dengan betaqwa kepada Allah. Kemudian Allah pula pernah memberikan

adzab kepada umat terdahulu juga melalui air, air yang dilimpahkan dengan kadar

yang banyak dan dengan kekuatan yang dahsyat. Selain air juga digambarkan

didalam surge. Namun al quran mengabarkan bahwa air juga digunakan Allah untuk

mengadzab para hambanya kelak di neraka Jahannam, seperti pada QS Sad: 57

Page 65: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

53

-ىذا ف ليذوقوه حميم وغساق

Inilah (azab neraka), maka biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka)

air yang sangat panas dan air yang sangat dingin,

Setelah sebelumnya memahas mengenai nikmat air untuk orang yang

bertaqwa, kemudian pada ayat ini Allah menjelaskan mengenai air yang Allah

turunkan untuk para pendurhaka dalam bentuk cairan mendidih ataupun nanah.

Seperti yang dikutip dalam tafsir al-Misbah bahwasannya para ulama memahami air

disini adalah air yang berbentuk nanah namun ada juga yang memahaminya sebagai

air yang sangat dingin.68

Ketika melihat pada kisah-kisah sejarah yang melibatkan air didalamnya tentu

manusia sudah seharusnya berfikir bahwa air adalah hal penting yang tidak bisa lepas

dari kehidupan manusia namun juga manusia mampu menjadi sumber masalah yang

menyusahkan manusia yang berbentuk bencana alam yang merusak bumi.

Air telah mengisi 70% kehidupan di bumi, dengan adanya bumi adalah suatu

keajaiban, maka dengan adanya air bumi akan hidup dan terus berlangsung. Seperti

yan kita tahu bahwa air lebih mendominasi daripada dataran melalui lautan yang

terbentang hamper diseluruh permukaan bumi. Adanya lautan yang membentang

bukan berarti tidak ada manfaat yang mampu manusia ambil dan hal ini sudah Allah

tundukkan agar lautan mampu memberi manfaat bagi manusia dan kehidupan di alam

ini.69

Dalam al-Quran Allah banyak menyebutkan mengenai lautan dan banyaknya

manfaatnya. Seperti dalam QS an-Nahl:14

ى الفلك مواخر فيو ولتبت غوا وىو الذي سخر البحر لتأكلوا منو لحما طريا وتستخرجوا منو حلي ت لبسون ها وت ر

-م تشكرون من فضلو ولعلك

Dan Dia-lah yang Menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat

memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu

mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu

68

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, (Jakarta:Lentera Hati, 2012) h. 401. Vol. 11 69

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, Tasir Ilmi (Jakarta:Lajnah Pentashihan Mushaf al-

Qur‟an, 2011),h. 1

Page 66: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

54

berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar

kamu bersyukur.

Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya yang dinamakan lautan disini tidak

hanya makhluk Allah yang berbentuk air, namun juga hamparan ciptaan Allah yang

ada di bumi. Dalam ayat ini Allah menginformasikan bahwa Allah telah

menundukkan lauyan sebagai tempat hidup binatang dan tempatnya untuk bertumbuh

kembang serta sebagai sarana pembentukkan berbagai macam perhiasan seperti

permata, Mutiara dan lain sebagainya. Allah menundukkan juga segala apa yang ada

di lautan agar mampu mencukupi kehidupan manusia dengan berbagai biota laut dan

ikan-ikan yang akan tetap segar dan dapat dikonsumsi dengan cara-cara yang baik

dan sungguh-sunguh.70

Hal ini sejalan dengan pendapat Al-Sya‟rawi dalam menejelaskan ayat ini

adalah laut ditundukkan atas manusia tidak hanya seara pencipataannya saja, namun

juga dalam memanfaatkannya. Allah menghadirkan ombak dalam laut agar ikan-ikan

ikut terbawa ke tepi supaya manusia mampu menggunakannya dan memakannya.

Didalam laut Allah menyimpan harta dan perhiasan terpendam bagi manusia yang

kemunculannya ditentukan oleh Allah swt. Al-Sya‟rawi mengisyaratkan kekayaan

alam yang Allah tundukkan adalah seperti buah semangka yang dibelah. Begitupun

bumi yang selalu menyimpan kekayaan alam yang akan senantiasa sama nilainya.71

Beliau menjelaskan mengenai lautan pasir yang secara sepintas tidak menuai

manfaat, namun hal ini keliru karena didalam tanah yang tandus itu Allah

menciptakan lautan minyak bumi yang sungguh diperlukan oleh manusia. Kekayaan

alam ini Allah tundukkan untuk kebutuhan manusia sebagai sarana dalam

menyembah dan beribadah. Lautan pula Allah menyelamatkan nabi nya yakni telah

mengantarkan nabi Musa as. Ke tepian pantai.72

70

Quraish Shihab, Tafsir al Misbah, (Jakarta:Lentera Hati, 2002),h. 199, vol 7 71

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, (, terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, h. 514-

515, Vol 7 - لو وألقيت عليك محب مني ولتصنع على عيني أن اقذفيو في التابوت فاقذفيو في اليم ف لي لقو اليم بالساحل يأخذه عدو لي وعدو 72 -

biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi.

Page 67: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

55

Laut sebagai bentuk kemaha kuasaan Allah yang menghubungkan setiap

tempat dan terbentang luas tak bertepi. Yang dengannya Allahpun tundukkan bahtera

agar manusia mampu berlayar diatasnya dengan tenang. Seperti yang sudah

disebutkan dalam QS Ibrahim : 32-33. Allah peruntukkan segala kemudahan itu

untuk manusia, kemudahan mobilitas di lautan. Allah mencoba mengajak manusia

berfikir tentang hal-hal yang dianggap sepele selama ini oleh manusia.73

Seperti

langit yang ditinggikan, bumi yang dihamparkan dan makhluk-makhluk lain yang

diciptakan dengan erbagai jenis dan manfaatnya. Semuanya mampu manusia

manfaatkan untuk kebutuhan mulai dari konsumsi, perhiasan sampai komoditas

industri kelautan.

Ada banyak hal yang menakjubkan yang ditemui di lautan. Seperti dua air

yang berbeda masa dan rasanya disatukan seperti dalam QS al-Furqon: 53.

ن هما ب رزخا وحجرا مح -جورا وىو الذي مرج البحرين ىذا عذب ف رات وىذا ملح أجاج وجعل ب ي

Dan Dia-lah yang Membiarkan dua laut mengalir (berdampingan);

yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia

Jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.

Fenomena dua jenis air laut tidak dapat tercampur satu sama lain,

mampu dijelaskan seara saintifik, apa yang menyebabkan dua air laut tidak tercampur

namun bisa berdampingan. Hal ini membuktikan bahwa pernyataan Al-Quran

terbukti secara ilmiah. Allah telah menciptakan derajat tertentu dari air asin sehingga

ia dapat berfungsi untuk menahan dan mencegah air tawar dan air asin bercampur.

Keduanya Allah beri Barzakh dan hijr agar keduanya saling terjaga pada sifatnya

masing-masing. Air laut telah Allah tetapkan sebagai Gudang air bagi alam, untuk

menguap untuk kemudian diturunkan dalam bentuk hujan yang akan menghidupkan

bumi yang mati.

Menurut al-Sya‟rawi ayat ini membahas mengenai banyaknya tanda-tanda

kekuasaan Allah swt. Air tawar dan air laut mampu berjalan berdampingan jika

terjadi pada laut yang mempunyai tiga perempat luas bumi. Karena sifat dari air

73

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur‟an, Tasir Ilmi, Samudera(Jakarta:Lajnah Pentashihan

Mushaf al-Qur‟an, 2011),h. 38

Page 68: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

56

sebenarnya adalah menendang, yakni ia akan berjalan sesuai arus dan tidak akan

mungkin tecampur, karena bila tercampur hal ini akan menyebabkan air tersebut tidak

bisa untuk diminum. 74

Air adalah pokok kehidupan. Karenyanya manusia dapat menjalankan

kehidupannya dengan baik, sebagai sarana beribadah dan melakukan aktivitas seperti

transportasi dan bahan pencaharian. Manusia hanya dianjurkan untuk bersyukur dan

menjaga karunia Allah ini dengan sebaik-baiknya.75

Dari penjelasan Mutawwali Al-Sya‟rawi sejalan dengan fakta-fakta ilmiah

yang sudah dibuktikan oleh banyak ilmuwan, bahwa teori-teori bahwa air yang ada di

dalam tanah adalah rembesan air dari permukaan. Sesungguhnya didalam adanya

fenomena alam yang menakjubkan ada kekuasaaan Tuhan yang mengatur segala

sesuatunya dengan rapi. Seperti pemisah atau pembatas dua air yang berbeda masa.

Secara ilmiah kepadatan air sungai yang sampai ke laut lebih kecil daripada

kepadatan air laut yang asin.76

Sungai amazon yang alirannya menuju laut atlantik air didalamnya terjaga

sampai kesegarannya tanpa tercampur. Begitu juga air yang ada di teluk Arab

ditemukan air asin yang muncul dalam teluk tetapi mata air dari teluk tersebut tetap

asin.

Jika meneliti lebih detail lagi manfaat air dalam kehidupan manusia maka kita

bisa mellihat pada besar kadar air yang ada di tubuh manusia, sebagian besar tubuh

manusia adalah diisi oleh cairan dan di zaman yang sudah modern ini banyak dari

alat-alat canggih yang bekerja dengan berpatokan pada keragaman jenis air pada

tubuh manusia. Suatu penyakit akan dapat diketahui melalu besar dan kecilnya kadar

74

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, h. 768-

767, Vol 9 75

Titik Triwulan Tutik,dkk. Pengembangan sains dan tekhnologi berwawasan Lingkungan

Perspektif Islam, (Jakarta: Publisher Jakarta, 2008), h. 30 76

Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam al-Quran, (Jakarta: Akbar,

2002), h.126

Page 69: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

57

air dalam tubuh.77

Tak hanya itu keajaiban air dapat dilihat pula pada penciptaan

berbgaia jenis makhluk hidup, seperti manusia, hewan dan tumbuhan.

Manusia adalah air yang hidup, hal ini sangat sesuai jika disandingkan dengan

ayat al quran QS al-Mu‟minun ayat 12-1478

. Di sana Allah menjelaskan bahwasannya

Allah menciptakan manusia dari air, bahkan makhluk melata yang tak tertangkap

mata manusia pun diciptakan dari air. Manusia diciptakan dari air dan hidup tak lepas

dari air. 79

QS al Mukminun ayat 18-2080

, Allah telah menjelaskan bahwa begitu banyak

anugerah Allah yang Allah turunkan untuk hambaNya, Allah menganugerahkan air

dengan cara menurunkan air dengan dua jenis air yakni air yang ada pada perut bumi

dan air yang ada di sungai atau sumur atau lautan.81

Semuanya memiliki manfaat

masing-masing.

Air sebagai cermin kesehatan juga ketakutan, siklus air yang berhenti melalui

adanya hujan, menghasilkan ketakutan, seperti dengan adanya petir dan kilat yang

menyambar-nyambar. Laut memiliki keistimewaan yakni ombak yang berlapis-lapis,

keadaan laut yang seperti ini untuk mengkiaskan keadaan manusia seperti yang ada

pada QS an-Nur [24]: 40. Serta habitat dari setiap biota laut pun terdapat pada tiap

lapisan laut. Di zaman yang modern ini pula terdapat Tekhnologi Informasi dan

telekomunikasi Bawah Laut yang memiliki banyak keuunggulan yang tidak dimilliki

jaringan transmisi melalui satelit. Sehingga komunikasi antar benuapun mampu

dilakukan, jaringan internet mampu digunakan.82

Ketika membahasa mengenai laut, dalam QS Ar Rahman ayat 22, dijelaskan

dengan Al-Lu‟Lu‟ wa Al-Marjan, yakni sebagai kiasan kepada manusia bahwa laut

77

Agus S. Djamil, Al-Quran dan lautan, (Bandung: MMU, 2004), h. 94 نسان من سالل من طين 78 ثم خلقنا النطف علق فخلقنا العلق مضغ فخلقنا --ثم جعلناه نطف في ق رار مكين --ولقد خلقنا ال

-م لحما ثم أنشأناه خلقا آخر ف تبارك اللو أحسن الخالقين المضغ عظاما فكسونا العظا - 79

`Ummu Ihsan dkk, Ayat-ayat Allah pada Tubuh Manusia, ( Jakarta:Pustaka Imam Syafi‟I,

2016),h. 6 فأنشأنا لكم بو جنات من نخيل وأعناب لكم فيها --ألرض وإنا على ذىاب بو لقادرون وأنزلنا من السماء ماء بقدر فأسكناه في ا 80

ها تأكلون ىن وصب للكلين --ف واكو كثيرة ومن ناء تنبت بالد - وشجرة تخرج من طور سي - 81

Ahzami Samiun Jazuli, Kehidupan dalam padangan al-Quran, (Jakarta: Gema Insani,

1997), h. 202 terj. Siti Nurulita dkk `

82 Agus S Djamil, Al-Quran dan Lautan, (Bandung: Arasy Mizan, 2004), h. 94

Page 70: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

58

yang Allah ciptakan memiliki karunia yang besar untuk manusia itu sendiri yang mau

mengusahakannya. Kata al-Lu‟Lu Wa al-Marjan dimaknai dengan karunia, maka

pertemuan dua sungai pun termasuk didalamnya karena dalam pertemuan dua sungai

itu memiiki banyak sekali karunia. Keadaan gelap gulita didasar laut begitu

menyeramkan sehingga Allah menggambarkan manusia yang tidak mendapat

petunjuk seperti gelap gulita dasar laut tersebut. QS An-Nur : 40

4. Taskhîr Pada Angin

Ketika membahas mengenai angin, yang terbesit adalah kesejukan dan

kenyamanan. Al-Quran telah membahas mengenai angin diantaranya menunjukkan

pada penundukkan Allah terhadap angin, baik angin yang terasa begitu lembut hingga

menenangkan sampai kepada angin yang Allah tundukkan untuk memberi pelajaran

kepada manusia yang lalai. Ketika mencari mengenai angin didalam al-Quran,

penulis menemukan sekitar 52 ayat yang didalamnya membahas mengenai angin dan

berbagai manfaatnya. Seperti dalam QS Yunus : 22

بها جاءت ها ريح ذي يسي ركم في الب ر والبحر حتى إذا كنتم في الفلك وجرين بهم بريح طيب وفرحوا ىو ال

ين لئن أنجيت نا من ى ذه عاصف وجاءىم الموج من كل مكان وانوا أن هم أحيط بهم دعوا اللو مخلص ين لو الد

-لنكونن من الشاكرين

Dia-lah Tuhan yang Menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (dan

berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan

meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di

dalamnya) dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira

karenanya; tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari

segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya), maka

mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata),

“Sekiranya Engkau Menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami

termasuk orang- orang yang bersyukur.”

Akselerasi perkembangan sains dan teknologi diakui membawa dampak yang

positif di satu sisi, sehingga alam seolah mampu dijinakkan dan ditaklukan. Bahkan

para ilmuwan sudah berhasil merekayasa genetika dan mampu memprediksi

peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan alam dengan sangat teliti dan cermat.

Page 71: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

59

Namun, di lain sisi adanya perkembangan yang begitu cermat, sisi negatif dari hal ini

menimbulkan akibat-akibat yang tidak menguntungkan dari cara manusia

memanfaatkannya.

Perkembangan industri yang memerlukan banyak bahan bakar pun menjadi

salah satu contoh ketidak-berdayaan manusia dalam mengolah alam. Manusia kurang

serius dan alat yang kurang memadai mampu menghancurkan hutan tropis yang

menghasilkan oksigen atau udara baru bagi makhluk di bumi.83

Dilihat dari sudut pandang agama, angin sarat akan kekuasaan Allah yang

digerakkan di alam semesta ini. Angin yang menyejukkan atau angin yang Dia

tiupkan sebagai sarana untuk orang-orang yang enggan taat denganNya.

Dalam QS al-A‟raf:57

بشرا ب ين يدي رحمتو حتى إذا أق لت سحابا ثقال سقناه لب ل ميت فأنزلنا بو الماء د وىو الذي ي رسل الريا

-فأخرجنا بو من كل الثمرات كذلك نخرج الموتى لعلكم تذكرون

Dia-lah yang Meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului

kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan

mendung, Kami Halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami Turunkan

hujan di daerah itu. Kemudian Kami Tumbuhkan dengan hujan itu berbagai

macam buah-buahan. Seperti itulah Kami Membangkitkan orang yang telah

mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran

Pada bab sebelumnya ketika membahas bagian angin, penulis sudah

menyebutkan bahwa angin berkontribusi dalam membawa awan yang akan

menurunkan hujan, kemudian angin juga membawa serbuk-serbuk tanaman untuk

kemudian tumbuh. Dalam hal ini Al-Sya‟rawi dalam menjelaskan hal ini pun tak jauh

berbeda dengan yang sudah disebutkan diatas yakni, udara atau angin merupakan

sebuah perjalanan di alam yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Melalui angin Allah

juga menurunkan azab dan kabar gembira kepada hambaNya. 84

83

Titik Triwulan Tutik,dkk. Pengembangan sains dan tekhnologi berwawasan Lingkungan

Perspektif Islam, h.55 84

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, (, terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, h. 667.

Vol. 4

Page 72: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

60

angin dalam al Quran banyak disebutkan dengan bentuk jamak, karena angin

adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan dengan jumlah yang tak terhingga.

Dengan RahmatNya angin dihembuskan menjadi berat dan banyak gumpalan udara,

dan saat itu akan turun hujan. Awan yang dibawa angin tidak hanya menuju satu

tempat saja, namun ke beberapa tempat. Jika untuk menunjukkan angin bencana

maka Allah menggunakan kata tunggal yang bermakna angin bencana. Seperti yang

dijelaskan dalam QS al haqqah ayat 6 :

-وأما عاد فأىلكوا بريح صرصر عاتي

sedangkan kaum „Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang

sangat dingin.

Melalui air dan angin atau oksigen tersebut, Allah menghidupkan tanah yang

gersang menjadi hidup. Agar mampu direnungi oleh manusia dan mampu dikaji

dengan lebih mendalam lagi agar semakin bertambah keimannya kepada Allah swt.

ketika berbicara mengenai angin tentu saja tidak bisa terepas dari iklim atau

cuaca, karena keduanya merupakan dua komponen yang menjadi dasar penentu cuaca

di bumi.

Dalam QS ar Rûm: 48

ف تثير سحابا ف يبسطو في السماء كيف يشاء ويجعلو كسفا ف ت رى الودق يخرج من خاللو اللو الذي ي رسل الريا

-فإذا أصاب بو من يشاء من عباده إذا ىم يستبشرون

Allah-lah yang Mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan

Allah Membentangkannya di langit menurut yang Dia Kehendaki, dan

Menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-

celahnya, maka apabila Dia Menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang

Dia Kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.

Hal ini menjelaskan bahwa Allah menghembuskan angin di bumi yang

menyeret awan sehingga awan berkumpul , mendung untuk kemudian menurunkan

hujan. Allah menurunkan hujan untuk menghidupkan bumi yang mati, tanaman agar

bisa tumbuh dan manusia untuk segala kebutuhannya. Angin berhembus dengan

membawa kabar gembira yakni kabar kasih sayang dan rahmat Allah.

Page 73: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

61

Peran angin di ayat tersebut dengan runtut secara konsekuensi menunjukkan

adanya keterkaitan secara sistemik antara angin dan awan yang membawa hujan

untuk kepentinga manusia. Ilmu tentang angin sangat penting karena memberikan

gambaran mengenai hukum empirik ketetapan Allah swt. Terhadap peran dan fungsi

angin dalam keseharian manusia. Bahkan angin mampu memberikan energi bagi

kapal laut sehingga ia mampu berlayar diatas lautan.85

Pergerakan matahari adanya musim yang ada di bumi dengan skala tahunan

berperan besar pada pergerakan masa udara dalam bentuk angin. Angin berperan

sebagai distributor energi di bumi. Kumpulan uap air yang membentuk awan dapat

dijadikan sebagai muatan listik yang dapat kilatan jika ada perbedaan muatan listrik.86

Seperti yang sudah penulis jelaskan diawal, bahwa dalam al-Quran ayat

mengenai angin disebutkan sebanyak 52 ayat. Dari sekian ayat ada ayat yang

menunjukkan bahwa angin adalah sebuah rahmat dan kabar gembira bagi alam

semesta,

-فسخرنا لو الريح تجري بأمره رخاء حيث أصاب

Kemudian Kami Tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik

menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya,

Seperti pada bab yang lalu, angin beperan juga dalam kehidupan laut, yakni

dalam hal membawa bahtera agar mampu berlayar di tegah lautan, seperti dalam

firman Allah dalam QS yunus ayat 22:

يب وفرحوا بها جاءت ها ريح ىو الذي يسي ركم في الب ر والبحر حتى إذا كنتم في الفلك وجرين بهم بريح ط

ين لئن أنجيت نا من ى ذه عاصف وجاءىم الموج من كل مكان وانوا أن هم أحيط بهم دعوا اللو مخلصين لو الد

-لنكونن من الشاكرين

Dia-lah Tuhan yang Menjadikan kamu dapat berjalan di daratan,

(dan berlayar) di lautan. Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan

meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di

dalamnya) dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira

85

Sahri Muhammad, Samudera Ilmu Sunnatulah Empirik, (Malang: UB Press, 2014), h. 273 86

Lajnah pentashihan Mushal al-Quran, Penciptaan Bumi, (Jakarta: Lajnah pentashihan

Mushal al-Quran, 2010), h. 115

Page 74: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

62

karenanya; tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari

segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya), maka

mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata),

“Sekiranya Engkau Menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami

termasuk orang- orang yang bersyukur.”

dalam hal ini al-Sya‟rawi menjelaskan bahwa Allah yang memperjalankan

manusia didarat dan dilaut, Allah begitu rinci dalam menjelaskan bagaiamana sebuah

kapal mampu berlayar karena perjalanan laut adalah sesuatu yang berat bagi manusia

jika tidak ada Allah Bersama mereka. Dalam ayat ini Allah juga membahas mengenai

angin yang lembut atau sepoi-sepoi namun kemudian angin akan berubah menjadi

kencang dan berubah menjadi gumpalan awan. Karena Gedung tinggi sekalipun

mampu berdiri kokoh karena ada keseimbangan udara . jadi, menurut mutawwali al-

sya‟rawi yang mewujudkan keseimbangan di seluruh alam ini adalah udara.87

Kemudian didalam al Quran angin juga dijelaskan sebagai penghancur suatu

kaum atau balasan bagi ornag-orang yang enggan mengikuti nabinya. Seperti ketika

menjelaskan kaum nabi Luth. Melihat pada beberapa penjelasannya mengenai angin

dan cara Allah menundukkannya, maka bisa disimpulkan bahwa al-Sya‟rawi

memaknai setiap ayat yang Allah terangkan terutama mengenai angin adalah bahwa

angin itu ada dua yakni angin yang baik atau lembut, dalam bentuk taskhîrnya adalah

ia mampu berkontribusi dalam banyak hal seperti dalam segala hal mengenai

pertumbuhan. Karena dalam al quran kata angin itu tidak selalu berupa udara, namun

segala sesuatu yang mampu menggerakkan, yang dalam hal ini kekuatan yang

dimaksudkan adalah segala kemudahan di laut.88

Al-Quran telah menyibak begitu banyak kekayaan laut yang sangat

menguntungkan bagi manusia, mulai dari airnya, keragaman kehidupan lautnya

sampai pada masyarakat yang memanfaatkanya dengan baik sampai kepada angin

yang berhembus baik angin dari darat menuju laut atau angin yang berasal dari laut

menuju ke daratan. Di zaman sekarang sudah banyak negara yang menggunkan

kekuatan ombak sebagai tenaga untuk membangkitkan listrik, begitu juga angin laut,

87

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, (, terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, h. 211.

Vol. 6 88

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, (, terj. Tim Terjemah Safir al-Azhar, h. 221.

Vol. 6

Page 75: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

63

panas laut sampai kepada bahan tambang dan budi daya yang kesemuanya

memanfaatkan laut.89

Karunia Allah melalui penundukkan laut begitu besar, karunia yang bisa

langsung dirasakan kenikmatannya oleh manusia. Karunia yang tidak ada habisnya.

Sudah seharusnya manusia berterima kasih kepada Allah dengan menjaga karunia

tersebut dengan sebaik-baiknya.

Seperti dalam firmanNya QS Fatir ayat 13

ن هار في الليل وسخر الشمس والقمر كل يجري ألجل مسمى ذلكم اللو يولج الليل في الن هار ويولج ال

-ربكم لو الملك والذين تدعون من دونو ما يملكون من قطمير

Dia Memasukkan malam ke dalam siang dan Memasukkan siang ke dalam

malam dan Menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar

menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhan-

mu, milik-Nya-lah segala kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru

(sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.

Pada ayat ini Allah menunjukan penundukannya pada matahari yang

kemudian tercipta siang dan malam. Allah menjadikan malam lebih panjang daripada

siang dan begitupun sebaliknya. Kata sakhkhara menginsyaratkan bahwa

penundukkan yang Allah lakukan sudah sejak zaman dahulu dan itu tak ada

perbedaan sedikitpun.90

Adanya malam dan siang karena semua planet baik bumi, bulan, ataupun

matahari semuanya sudah diatur untuk bergerak sesuai pada orbitnya masing-

masing.91

Planet-planet dalam tata surya memiliki garis edarnya masing-masing.

Memiliki kecepatan gerak dan ukuran yang beragam.

Allah menciptakan segala sesuatunya sesuai dengan bentuk yang sangat ideal.

Ukuran yang serba ideal tidak mungkin bisa tercipta secara kebetulan. Posisi bumi

89

Agus S. Djamil, Al-Quran dan lautan , h. 185 90

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati, 2003) h. 448, vol 11 91

Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an, h 328

Page 76: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

64

yang ditinjau dari arah datangnya sinar matahari mulai dari kemirigan bumi yang

menyebabkan terjadinya pergantian musim di beberapa bagian bumi.92

93-إنا كل شيء خلقناه بقدر -

Sungguh, Kami Menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

Ayat diatas menjadi bukti bahwa karunia Allah bahkan yang berupa ukuran adalah

sebuah anugerah yang luar biasa dan sudah diatur olehNya dengan sangat detail.

Penundukkan Allah adalah sebagai sebuah nikmat yang nyata bagi manusia

dan alam semesta. sebagai Pencipta dan Pemelihara Allah tidak berhenti hanya

dengan mencipta, namun Dia tetap memelihara alam semesta untuk memudahkan

manusia dalam memenuhi kebutuhannya dan sebagai bekal manusia untuk

menjalankan perannya didalam dunia. Dalam QS Yasin [36] : 33

ها حبا فمنو يأكلون ناىا وأخرجنا من -وآي لهم األرض الميت أحي ي -

Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati

(tandus). Kami Hidupkan bumi itu dan Kami Keluarkan darinya biji-bijian,

maka dari (biji-bijian) itu mereka makan.

Dari ayat di atas Al-Sya‟rawi menjelaskan bahwa tanda kekuasaan Allah dapat

dirasakan oleh manusia, seperti keadaan bumi yang gersang dan tak dapat ditumbuhi

oleh apapun, kemudia Allah turunkan hujan sebaga sebab yang dapat menjadikan

bumi menjadi hidup dan dari dalam tanah tumbuh beragam tumbuh-tumbuhan. Hal

ini seharusnya sudah mampu menyadarkan manusia bahwa kasih sayang Allah

terhadap makhlukNya tak terbatas, menciptakan dan kemudian menundukkan apa-apa

yang tidak dapat terjangkau oleh kemampuan manusia.94

Ada beberapa ayat yang senada mengenai bumi yang gersang kemudian Allah

hidupkan dan didalamnya Allah swt menumbuhkan berbagai jenis tanaman. Selain

hamparan bumi yang luas dan gunung-gunung yang ditumbuhi berbagai jenis

pepohonan yang bermanfaat untuk manusia, hal ini juga membentuk sebuah harmoni

yang menyejukkan mata dan menyenangkan jiwa.

92

Ridwan Abdullah Sani,Sains Berbasis Al-Qur‟an, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005)h. 95. 93

QS Al-Qamar [54] : 49 94

Mutawwali al-Sya‟rawi, Tafsir al-Sya‟rawi, h. 297, Vol. 11

Page 77: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

65

Ukuran makhluk hidup dan organisme pun tak luput dari perhatian Allah swt.

Diciptakan dengan sangat sesuai, semua diciptakan sesuai dengan ukuran dan

fungsinya masing-masing. Struktur dan susunan alam juga ditemukan pada ukuran

pada alam semesta seperti skala tata surya. Jika kita perhatikan Bulan dan Matahari

akan terlihat sama dari bumi, namun pada kenyataannya keduanya sangat jauh

berbeda, karena matahari jauh lebih besar dari ukuran yang kita lihat sebenarnya. Hal

seperti ini sudah Allah jelaskan dalam al Qur‟an

شيء الذي لو ملك السماوات واألرض ولم ي تخذ ولدا ولم يكن لو شريك في الملك وخلق كل

95-ا ف قدره ت قدير -

Yang memiliki kerajaan langit dan bumi, tidak mempunyai anak, tidak ada

sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia Menciptakan segala

sesuatu, lalu Menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.

Keteraturan juga diciptakan untuk material dalam alam semesta bahkan

dengan partikel terkecil sekalipun. Misalkan pada partikel Emas. Bahkan didalam

tubuh manusia sekalipun Allah juga mengatur dengan sedemikian rupa seperti

pertumbuhan gigi misalnya, seperti yang pernah disampaikan oleh Cak Nun96

dalam

sebuah acara Ngaji Bareng bertemakan Kedahsyatan Syukur, beliau sempat

mengatakan bahwa :

“…apa yang menyebabkan seseorang itu tidak bersyukur? Padahal

Allah sudah sangat baik hati dengan mengatur kehidupan kita,bahkan

gigi kita sekalipun. Bayangkan jika pertumbuhan gigi tidak dikontrol

oleh Allah SWT mungkin saja gigi ini akan terus tumbuh dan manusia

akan merasa kerepotan dibuatnya.”

Benar adanya, bahwa Allah sudah mengaturnya demikian rupa seperti dalam

firmanNya:

95

QS al-Furqon [25]:2 96

Cak Nun bernama lengkap Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal dengan nama

Emha Ainun Nadjib ini mengaku sebagai seorang pelayan dan suami. Beliau memang dalam berbagai

kegiatannya lebih bersifat melayani yang merangkuum dan memadukan dinamika kesenian,agama,

Pendidikan dan sinergi ekonomi. Beliau Bersama grup musiknya berkeliling mengitari nusantara,

secara rutin melakukan pertemuan social untuk melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman atas

nilai-nilai, pola komunikasi, kultural dan Pendidikan berpikir dengan tetap mengacu pada nilai-nilai

Agama Islam yang dibawa Nabi saw.

Page 78: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

66

-خزائنو وما ن ن زلو إل بقدر معلوم وإن من شيء إل عندنا -

Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya;

Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu97

Dalam QS Ar Ra‟d ayat 2 Allah menjelaskan:

كل يجري ألجل اللو الذي رفع السماوات بغير عمد ت رون ها ثم است وى على العرش وسخر الشمس والقمر

--مسمى يدب ر األمر ي فصل اليات لعلكم بلقاء ربكم توقنون

Allah yang Meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,

kemudian Dia Bersemayam di atas Arasy. Dia Menundukkan matahari dan

bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia

Mengatur urusan (makhluk-Nya), dan Menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-

Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhan-mu. Salah satu hal yang penting dalam agama Islam adalah penegasan bahwa

langit dan bumi serta segala fenomena yang ada di alam semesta merupakan ciptaan

Allah. Tidak ada dengan sendirinya dan diciptakan untuk waktu tertentu bukan tak

terbatas. Allah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya

baik yang dapat diindera ataupun yang tidak dapat diindera bukan sebuah hal yang

sia-sia apalagi main-main.98

Seperti pada firmannya:

ن هما لعبين -وما خلقنا السماوات واألرض وما ب ي -

Dan tidaklah Kami bermain-main Menciptakan langit dan bumi dan apa yang

ada di antara keduanya

.

Dalam banyak ayat al-Qur‟an Allah sering menyebutkan kata langit dengan

bentuk Plural atau Jamak yang berarti Langit itu banyak atau tidak hanya satu dan

bisa juga dimaknai yang dimaksud dengan langit adalah seluruh benda-benda yang

ada di ruang angkasa seperti planet-planet . Menurut penelitian ilmiah yang dilakukan

oleh para ahli di bidangnya, langit memiliki nama dan bagiannya masing-masing

sesuai dengan jarak ketinggiannya dari bumi.

97

QS AL-Hijr [15]:21 98

Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an,

Tafsir Ilmi Manfaat Benda-Benda Langit, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012), h.2

Page 79: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

67

Menurut Syeikh Asy-Syanqathi99

dalam tafsirnya Adhwȃ‟tul Bayȃn

menerangkan perbedaan ulama mengenai makna dari langit tanpa tiang. Dari sini ada

dua perbedaan yang beliau jelaskan.100

Pendapat yang pertama mengatakan bahwa

maksud dari langit yang tak bertiang adalah bahwa langit itu sebenarnya mempunyai

tiang hanya saja sebagai makhluk yang mempunyai keterbatas dengan hal ghaib

manusia tidak dapat melihat adanya tiang tersebut.

Namun, ulama yang berpendapat bahwa langit tanpa tiang adalah berpegang

pada QS al Hajj: 65

ماء أن ت قع على األرض إل ألم ت ر أن اللو سخر لكم ما في األرض والفلك تجري في البحر بأمره ويمسك الس

بإذنو إن اللو بالناس لرؤوف رحيم -

Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah Menundukkan bagimu

(manusia) apa yang ada di bumi, dan kapal yang berlayar di lautan dengan

perintah-Nya. Dan Dia Menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke

bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha

Penyayang kepada manusia.

Dengan adanya kata Langit Tanpa Tiang di sini sebagai penegas bahwa

Langit ditinggikan memang tanpa tiang sebagai bukti kekuasaan Allah swt. Dalam

Tafsirnya Fathul Qadir, Imam Asy Syaukani menyebutkan bahwa maksud langit

tanpa tiang adalah sebagaimana yang kita lihat yakni tanpa tiang dan sudah

seharusnya hal seperti ini tidak untuk dibahas lebih lagi karena ditakutkan pemaknaan

akan terkesan dibuat-buat. Pada kata Sakhkhara beliau menjelaskan secara singkat

bahawa yang dimaksud Allah dengan menundukkan adalah Allah menundukkan

matahari dan bulan untuk memberi manfaat kepada makhluq hidup bagi

kemaslahatan hambanya.101

Langit juga sering disebut dengan sesuatu yang menampung air. Menurut al-

Lihyani kenapa langit itu dikatakan sebagai ar raj‟u karena ia mengembalikan sesuatu

99

Adalah seorang ulama kelahiran Tanbah sebuah desa di kota Sinqith, beliau terkenal

sebagai seorang ulama yang terkenal antusias dan semangat dalam menuntut ilmu. Di bawah didikan

pamannya beliau lahir menjadi seorang ulama yang sangat berpengaruh di khazanah keilmuan Islam

terutama dalam bidang tafsir dan fiqh. 100

Syaikh Asy Syanqithi, Tafsir Adhwa‟ul Bayan (Jakarta:Pustaka Azzam, 2007)h. 117. Vol 3 101

Imam Asy Syaukani, Tafsir Fathul Qadir,

Page 80: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

68

yang ada di langit kepada bumi berupa air hujan.102

Kesemuanya Allah tundukkan

hanya agar manusia mampu hidup dengan aman dan damai di bumi Allah.

Setiap tanda-tanda kekuasaan Allah atau Taskhîr ini hanya bisa dipahami oleh

orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang disebut dalam al-Qur‟an sebagai

Ulul-albȃb, seperti dalam firmannya:

ولي األلباب الذين يذكرون اللو --إن في خلق السماوات واألرض واختالف الليل والن هار ليات أل

وي ت فكرون في خلق السماوات واألرض رب نا ما خلقت ىذا باطال سبحانك فقنا قياما وق عودا وعلى جنوبهم

103-عذاب النار -

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan

siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam

keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan

bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau Menciptakan semua

ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.

Mereka yang selalu memberdayakan karunia Allah dengan sebaik-baiknya

dan mereka yang selalu memikirkan hikmah dan tujuan dari setiap penciptaan alam

semesta yang Allah ciptakan,104

seperti yang dijelaskan pada ayat 191. Allah

memberi tanda atau kode kepada manusia untuk selalu berpikir dan merenungi

kekuasaan Allah yang akan menambah keimanan mereka terhadap Allah swt.

Dalam QS Ibrahim ayat 32-33 Allah menyebutkan:

م وسخر لكم الفلك اللو الذي خلق السماوات واألرض وأنزل من السماء ماء فأخرج بو من الثمرات رزقا لك

حر بأمره وسخر لتجري في الب وسخر لكم الشمس والقمر دآئبين وسخر لكم الليل --لكم األن هار

--والن هار

Allah-lah yang telah Menciptakan langit dan bumi dan Menurunkan air

(hujan) dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia Mengeluarkan

berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah Menundukkan

kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan Kehendak-Nya, dan Dia telah

102

Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an, h 353 103

QS al-Imrȃn [3] : 190-191 104

Kementrian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an,

Tafsir Ilmi Manfaat Benda-Benda Langit, h.7

Page 81: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

69

Menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan Dia telah Menundukkan matahari

dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah

menundukkan malam dan siang bagimu.

Menurut Quraish Shaihab dalam tafsirnya mengatakan bahwa air hujan

tersebut untuk menghidupkan bumi yang gersang. Dengan air hujan maka Allah akan

menurunkan rezeki dengan menumbuhkan buah-buahan dan segala sesuatunya untuk

mampu dimanfaatkan untuk manusia dan segala yang ada di bumi Allah.105

Maurice Buchail106

seorang peneliti sekaligus ahli bedah dan seorang

orientalis dari Prancis meneliti bagaimana proses terjadinya hujan berdasar pada

penjelasan ayat-ayat al-Qur‟an. Dia membuktikan bahwa apa yang dikatakan al

Quran adalah benar dan sesuai dengan hukum-hukum alam yang berlaku selama ini

pun tidak bertolak belakang dengan fakta-fakta ilmiah yang berkembang sekarang.

Contoh seperti ketika dia menjelaskan mengenai siklus air dan lautan yang

menjadi hujan, dalam QS al-Hijr [15]:22

ل ناكموه وما أنتم لو بخازنين وأرسلنا الريا -واقح فأنزلنا من السماء ماء فأسقي -

Dan Kami telah Meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami Turunkan

hujan dari langit, lalu Kami Beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah

kamu yang menyimpannya.

Menurutnya ada dua hal yang bisa diamati mengenai siklus air dari ayat

diatas, pertama angin dianggap membawa benih buah yang menyuburkan. Kedua,

angin membawa awan yang tidak mendatangkan hujan maupun yang mendatangkan

hujan. 107

Bucaille juga menjelaskan bahwa air hujan sebagai sumber dari air-air yang

ada di bumi, dan ayat-ayat al-Qur‟an sudah menjelaskan hal ini. Menurutnya air

hujan merupakan rizki dan Tuhan mengubah air asin menjadi air tawar adalah untuk

105

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h. 62, vol 3 106

Maurice Bucaille lahir di Post-1 „Eveque pada 19 Juli 1920 dan

meninggal dunia pada tanggal 17 Februari 1998. Buku the Bible, the Qur‟an and Science

yang ditulis olehnya bercorak ilmī. Dia menyakini bahwa ayat-ayat al-Qur‟an tentang berbagai

fenomena di alam, khususnya tentang asal-usul makhluk hidup, proses-proses biologis pada organisme

hidup, tidak bertentangan dengan fakta yang ditemukan sains. Bagi kaum Muslim, mengimani bahwa

al-Qur‟an adalah kalimat-kalimat Allah swt. yang mulia, yang tak mungkin berisi kesalahan dalam

mendeskrpsikan fenomena di alam adalah merupakan sebuah keniscayaan. 107

Maurice Bucaille, Bibel,Quran dan Sains Modern, (Jakarta: Bulan Bintang, 2001), h. 207

Page 82: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

70

menunjukkan kekuasaanNya.108

Seperti pada QS An-Nur [24]:43.109

Dia menyatakan

bahwa mustahil manusia membuat hujan dari awan, namun manusia hanya mampu

mempercepat adanya proses hujan menggunakan tekhnologi modern.

Harun Yahya110

dalam bukunya menyatakan bahwa pembentukan hujan

terjadi melalui tiga tahap, pertama pembentukan angin, pembentukkan awan dan

terakhir pembentukkan hujan. Sesuai dengan firmannya dalam QS. Ar Rum [30] :48

ف تثير سحابا ف يبسطو في السماء كيف يشاء ويجعل و كسفا ف ت رى الودق يخرج من اللو الذي ي رسل الريا

-خاللو فإذا أصاب بو من يشاء من عباده إذا ىم يستبشرون -

Allah-lah yang Mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan

Allah Membentangkannya di langit menurut yang Dia Kehendaki, dan

Menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-

celahnya, maka apabila Dia Menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang

Dia Kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.

Sejumlah besar gelembung udara terbentuk karena buih di lautan secar terus

menerus pecah dan menyebabkan partiker air disemburkan dilangit , ada awan yang

menggantung di udara yang membawa partikel debu dan garam kemudian partikel

debu dan garam menebal dan menimbulkan kristal untuk kemudian menimbulkan

hujan.111

Menurut para astronomi asap atau awan terdiri dari partikel yang beruba gas

dan benda padat. Mereka juga mengatakan bahwa yang mengontrol perilaku benda-

benda langit adalah kehendak Allah dan energi yang berkumpul di benda-benda

108

Maurice Bucaille, Bibel,Quran dan Sains Modern, h. 212 109

نو ف يصيب ثم يجعلو ركاما ف ت رى الودق يخرج من خاللو وي ن زل من السماء من جبال فيها من ب رد ألم ت ر أن اللو ي زجي سحابا ثم ي ؤلف ب ي -بو من يشاء ويصرفو عن من يشاء يكاد سنا ب رقو يذىب باألبصار - Tidakkah engkau melihat bahwa Allah Menjadikan

awan bergerak perlahan, kemudian Mengumpulkannya, lalu Dia Menjadikannya bertumpuk-tumpuk,

lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) Menurunkan (butiran-butiran) es

dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka Ditimpakan-Nya

(butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia Kehendaki dan Dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia

Kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan. 110

Seoarang penulis dengan nama Pena Harun & Yahya ini lahir di Ankara pada tahun 1956.

Beliau adalah penulis yang produktif semenjak tahun 1980-an beliau banyak menulis karya-karya

penting yang menyingkap para evolusionis dan ketidak-shahihan klaim-klaim mereka dengan

membuktikan fakta Ilmiah yang sudah dijelaskan oleh Al-Qur‟an. Karyanya banyak dibaca di banyak

Negara tak terkecuali Indonesia. 111

Harun Yahya, Pustaka Sains Populer Islam Manusia dan Alam Semesta, (Bandung: Dzikra,

2004). h 58. Vol. 10

Page 83: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

71

itu.112

Allah menundukkan awan dan partikel yang ada di ruang angkasa agar ia

mampu berjalan dengan seimbang dan tidak menyebabkan benturan antar partikel

yang mungkin saja akan berdampak pada kehidupan di bumi.

Jika kembali melihat kepada kata Sakhkhara dalam konteks ayat ini adalah

menundukkan sesuatu agar mudah digunakan oleh pihak lain. Manusia dianjurkan

untuk meneliti dan mempelajari penundukkan Allah tersebut agar merasa tenang

karena setiap sesuatu yang Allah tundukkan tidak memiliki pilihan lain selain tunduk

kepada perintah Allah swt. 113

Allah mendundukkan awan dan air hujan agar ketika ia

turun ke bumi, ia bisa menghidupkan bumi yang mati seperti firmannya dalam

QS.Al-Furqon [25]:48-49

لنحيي بو ب لدة ميتا --بشرا ب ين يدي رحمتو وأنزلنا من السماء ماء طهورا وىو الذي أرسل الريا

-ونسقيو مما خلقنا أن عاما وأناسي كثيرا -

Dan Dia-lah yang Meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira

sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami Turunkan dari langit air

yang sangat bersih, Dan Dia-lah yang Meniupkan angin (sebagai) pembawa

kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami Turunkan

dari langit air yang sangat bersih.

Selain sebagai penghidup bumi yang mati air hujan juga merupakan

kebutuhan mutlak makhluq hidup yakni sebagai penyubur, tetesan hujan yang sudah

menguap mengandung zat-zat tertentu yang dapat menyuburkan tanah yang mati

sehingga dengan air itu Allah menumbuhkan pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang

bermanfaat untuk manusia, hewan-hewan, seperti dalam firmannya QS. Qaaf [50]:9

نا بو جنات وحب الحصيد -ون زلنا من السماء ماء مباركا فأنبت -

Dan dari langit Kami Turunkan air yang memberi berkah, lalu Kami

Tumbuhkan dengan (air) itu pepohonan yang rindang dan biji-bijian yang

dapat dipanen.

112

Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an, h 337 113

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h. 63 vol. 7

Page 84: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

72

Allah menundukkan bahtera agar mampu berlayar dengan baik meski bahan

dasar dari sebuah bahtera adalah besi sekalipun. Nabi Nuh as dan kaumnya. Sebagai

manusia pertama yang di klaim mampu membuat bahtera karena perintah Allah,

-الفلك بأعيننا ووحينا ول تخاطبني في الذين الموا إن هم مغرقون واصنع -114

Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan

janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim.

Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

Saat itu beliau diperintahkan untuk membuat bahtera dan megumpulkan

bahan-bahannya dari alam.kemudian menjauh untuk membuat kapalnya, namun hal

ini tetap mendapat ejekan dari kaumnya atas apa yang mereka lakukan.115

Setelah

menyelesaikan pembuatan kapalnya, beliau adalah manusia pertama yang berlayar

diatas kapal atas kehendak Allah swt. Sehingga kapal mampu berlayar diatas banjir

bandang yang Allah turunkan.

Allah tidak menyebutkan bahwa Dia menundukkan laut, karena maksud ayat

ini adalah yang menjadi salah satu nikmat yang paling jelas yang dapat dirasakan oleh

manusia adalah dengan bahtera yang tidak tenggelam.116

Sebagai nikmat yang tak

terkira. Seperti dalam QS Jatsiyyah : 12-13

وسخر --رون اللو الذي سخر لكم البحر لتجري الفلك فيو بأمره ولتبت غوا من فضلو ولعلكم تشك

-يعا منو إن في ذلك ليات لقوم ي ت فكرون لكم ما في السماوات وما في األرض جم -

Allah-lah yang Menundukkan laut untukmu agar kapal-kapal dapat berlayar

di atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu dapat mencari sebagian

karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur. Dan Dia Menundukkan apa yang ada

di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-

Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-

tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir.

Selain melalui bahtera Allah juga menundukkan laut. Dengan begitu banyak

hal yang menunjukkan kekuasaanNya agar manusia berpikir dan menemukan

Tuhannya. Sebagian dari kita mungkin pernah melihat adanya fenomena dua air yang

114

QS Huud [11] :37 115

115 Suhartono, dkk, Rahasia al-Qur‟an dalaam Biometric, (Malang :Malang Press, 2007),

h. 8

116

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. h. 63 vol. 7

Page 85: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

73

berdampingan namun tidak bercampur, ketika para ilmuan sedang bergembira dengan

hasil penemuan mereka, mereka juga tercengang karena al-Qur‟an telah

menyebutkannya, diantara dalam QS Ar-Rahma [55] : 19-20

ن هما ب رزخ ل ي بغيان --مرج البحرين ي لتقيان -ب ي -

Dia Membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu, di

antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.

Fakta ilmiah telah membuktikan bahwa nyatanya dua jenis air yang berbeda

atau bahkan dua jenis air yang sama tidak terncampur karena keduanya mempunyai

batas, nama ilmiah nya adalah tegangan permukaan. 117

Menurut para mufasir, ketika dua laut bertemu Allah menjadikan keduanya

tetap mengalir keluar masuk, Allah pun menjadikan diantara kedunaya suatu

pembatas yang mekisahkan keduanya sehingga keduanya tidak melampaui air laut

yang lain.118

Dalam QS Ibrahim ini selain menjelaskan mengenai laut Allah juga

menjelaskan bahwa atas izinNya Allah menundukkan dua benda samawi ini. Lebih

dari sekedar pertanda adanya siang dan malam, namun hal yang sangat menarik

adalah fakta antara keduanya yang terlihat pada masa modern seperti ini, bukan pada

masa al-Quran turun mengenai hal ini.119

Matahari dengan

Qs Luqman ayat 20 dan 29 menjelaskan kekuasaan Allah yang lain :

ى أجل للو يولج الليل في الن هار ويولج الن هار في الليل وسخر الشمس والقمر كل يجري إل ألم ت ر أن ا

-مسمى وأن اللو بما ت عملون خبير -

Tidakkah engkau memperhatikan, bahwa Allah Memasukkan malam ke dalam

siang dan Memasukkan siang ke dalam malam dan Dia Menundukkan

matahari dan bulan, masing-masing beredar sampai kepada waktu yang

ditentukan. Sungguh, Allah Maha Teliti apa yang kamu kerjakan.

Tanpa bahan bakar apapun mereka beredar pada sumbunya dan bekerja secara

teratur. Betapa maha Adilnya Allah.120

117

Harun Yahya, Pustaka Sains Populer Islam Manusia dan Alam Semesta. h 72-72 . Vol. 10 118

Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur‟an, h 530 119

Maurice Bucaille, Bibel,Quran dan Sains Modern, h.184 120

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. h. 63 vol. 7

Page 86: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

74

Berbicara mengenai siang dan malam dalam QS Yȃsîn [36]: 37

-وآي لهم الليل نسلخ منو الن هار فإذا ىم مظلمون -

Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah malam; Kami

Tanggalkan siang dari (malam) itu, maka seketika itu mereka (berada dalam)

kegelapan,

Menurut disiplin ilmu sains modern, bumi selalu diselimuti malam dari segala

penjuru, sedangkan ketika siang, bumi diselimuti atmosfer dan udara seperti lapisan

tipis kulit. Pantulan dari matahari membuat bumi menjadi siang, sehingga ketika

bumi berputar maka terjadilah siang dan malam.121

keduanya tidak mungkin saling

mendahului satu sama lain, mereka berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan

keduanya juga menyimpan banyak manfaat.

Dalam QS az Zumar ayat [39] : 5

والقمر ر الشمس خلق السماوات واألرض بالحق يكور الليل على الن هار ويكور الن هار على الليل وسخ

-كل يجري ألجل مسمى أل ىو العزيز الغفار -

Dia Menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia

Memasukkan malam atas siang dan Memasukkan siang atas malam dan

Menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu

yang ditentukan. Ingatlah! Dia-lah Yang Ma-ha mulia, Maha Pengampun.

ayat ini telah demikian gamblang dalam menyatakan keesaan Allah swt melalui

makhluk-makhluk yang Ia ciptakan, Allah menciptakan malam dan siang

ditundukkannya untuk kebutuhan manusia. Penggunaan kata sakhkhara di sini adalah

fi‟il mudhori‟ di mana kata tersebut bermakna masa kini dan akan datang.122

Yang

sudah Allah tundukkan dan akan berlaku selamanya.

Allah mempergerakkan siang dan malam seperti dalam QS al-Anbiyya ;33,

-وىو الذي خلق الليل والن هار والشمس والقمر كل في ف لك يسبحون -

Dan Dia-lah yang telah Menciptakan malam dan siang, matahari, dan bulan.

Masing-masing beredar pada garis edarnya.

121

Tim Baitul Klimah, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur‟an dan hadis, (Jogjakarta-

Jakarta:Kamil Pustaka, 2013)h. 228-229 122

Quraish Shihab, Tafsir al Misbah Hal. 181. Vol 12

Page 87: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

75

Kata يسبحون dalam Bahasa arab diartikan sebagai gerak yang berasal dari

benda lain yang bergerak seperti gerak kaki seseorang ketika lari atau berenang.

Dalam masalah benda-benda luar angkasa seseorang harus memahami sebagai

sesuatu yang beredar dengan geraknya sendiri.123

Dari uraian di atas dapat kita lihat bahwa cakupan dari Taskhîr ini berkaitan

dengan taskhîr pada alam semesta yang bermanfaat untuk manusia. Seperti

penundukkan yang Allah lakukan terhadap angin, awan, langit, bumi,laut dan planet-

planet seperti bulan, bintang dan matahari. Kesemuanya menjadi teguran dan

renungan kepada manusia agar ia mampu terus bersyukur dan agar kesemuanya

menjadikan manusia yang berakal mampu menambah keimananya kepada Allah swt.

Dari ayat-ayat yang sudah penulis terangkan di atas, dalam beberapa redaksi

Allah menggunakan kalimat dengan menggunakan dhomir yang menandakan bahwa

penundukkannya tidak dilakukan semata-mata oleh dirinya, dhomir di sini

menunjukkan bahwa dalam proses penundukan tersebut Allah juga melibatkan

makhluknya yang lain agar mudah untuk digunakan oleh manusia. Seperti dalam

redaksi QS Sȃd [38]:18

شراق - -إنا سخرنا الجبال معو يسبحن بالعشي وال

dalam redaksi kalimat di sini Allah menggunakan kalimat سخرنا dengan

menggunakan dhomir نا hal ini menunjukkan bahwa Allah juga melibatkan

makhlukNya dalam proses penundukkan suatu makhluk. Seperti ketika Allah

menundukkan bahtera agar mampu berlayar dengan aman diatas lautan. Jika kita

melihat lebih jauh, hal-hal yang membuat bahtera tersebut mampu berlayar dan tidak

tenggelam adalah selain Allah menundukkan laut dan angin didalamnya juga terdapat

unsur usaha dan ikhtiyar manusia bagaimana membuat bahtera yang baik dan

bagaimana mereka mengetahui waktu yang baik untuk berlayar.

123

Maurice Bucaille dkk, Pengetahuan Modern dalam Al-Qur‟an (Surabaya: Al-Ikhlas,

1995), h. 25

Page 88: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

76

Oleh karena itu Al-Sya‟rawi juga memaknai kata Taskhîr selain sebagai

penundukkan mutlak dari Allah, beliau juga memaknai dengan penundukkan Allah

yang melibatkan usaha dan ikhtiyar mausia di dalamnya.124

Selain itu juga menurut

Quraish Shihab untuk terwujudnya sebuah penundukkan yang tampak terlihat jelas

nikmatnya manusia dibekali akal untuk mencari material yang dibutuhkan oleh

karenanya ada unsur makhluk Allah yang lain yakni Pohon dan sebagainya. 125

Bumi memang benar-benar Allah siapkan sebagai tgempat berbagai makhluk

hidup, ada banyak hal yang sangat berbeda dengan planet lain yang tidak bisa dihuni

oleh manusia. Bumi dijadikam hamparan yang strategis agar manusia mampu

bergerak dan beraktivitas ada pula hewan dan tumbuhan yang dapat hidup dan

berkembang biak dalam bumi yang begitu sempurna.126

124

Mutawwali Al-Sya‟rawiy, Tafsir Al-Sya‟rawiy, (Jakarta:Duta Azhar, 2004), terj. Tim

Terjemah Safir al-Azhar, h. 703-704, vol 7 125

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h. 401. Vol. 11 126

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Tafsir Ilmi : Eksistensi kehidupan di alam semesta,

h. 35

Page 89: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

77

BAB IV

TASKHIR DAN KAITANNYA DENGAN TUGAS KE-KHALIFAH-AN

Alam semesta adalah manifestasi dari kehendak Allah swt. Manifestasi ini

kemudian dimasukkan kedalam unsur-unsur yang ada di alam dan memberikan kuasa

gerak kepada makhluk ciptaanNya. Salah satu dari manifestasi Allah adalah air,

dimana dalam al-Quran Allah menyebutkan bahwa kehidupan itu berasal dari air. Ia

mencari komponen yang sangat penting dalam kehidupan dan alam semesta. seperti

pada QS an-Naba ayat 14,

-ماء ثجاجا وأنزلنا من المعصرات

dan Kami Turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,

menurut Wahbah Zuhaili yang dimaksudkan Allah dalam ayat ini adalah, dengan

air maka Allah menumbuhkan berbagai macam tumbuhan dan Allah tengah

menunjukkan kesempuranaan dari setiap makhlukNya agar manusia mampu

merenungkan hikmahnya.1 al-Quran tidak pernah menyatakan bahwa adanya dunia

dan alam semesta adalah sebuah proses yang sederhana. Kenyataannya bahwa semua

yang ada kemudian diatur dengan hukum-hukum tertentu yang tak terbantahkan oleh

apapun. Sedang hukum itu sendiri tidak bersifat mekanisme keseluruhan. Karena

sebuah pilihan dan kehendak itu sendiri merupakan sebuah hukum kehidupan. Hal ini

menegaskan bahwasannya ada sebuah prinsip kehidupan dan alam semesta.2

Perdebatan mengenai sains dan agama di dunia barat pun tak kalah menarik.

Seperti yang dikemukakan oleh Huston Smith, seorang juru bicara kontemporer

agama-agama, dengan mengutip pernyataan dari Apleyard bahwa saintisme telah

memperlihatkan bahwa ia mampu hidup dengan agama.3

1 Wahbah az-Zuhaili, Tafsir al-Munîr (Jakarta:Gema Insani, 2014), h. 333

2 Al-Haj Hafiz Ghulam Sarwar, Filsafat Quran, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993) terj. Pustaka

Firdaus, h. 101 3 Sukron Kamil, Sains Dalam Islam Konseptual dan Islam Aktual, (Jakarta:PBB UIN dan

KAS, 2003), h.10-11

Page 90: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

78

A. Penundukkan Alam Semesta

Wacana mengenai Alam semesta dan setiap hal yang berhubungan dengannya

selalu saja hangat untuk diperbincangkan apalagi jika dilihat dari sudut pandang

agama. Mengenai bumi dan matahari misalnya, seorang astronom Nicolas Copernicus

menyusun sebuah sistem tata surya dan mengatakan bahwa sistem dunia itu

sederhana yang memandang alam sebagai sebuah mesin besar dan kemudian

matahari sebagai penggerak.4 Informasi dari al-Quran sudah cukup akurat mengenai

fakta alam semesta yang terkuak dengan ilmu pengetahuan yang mutakhir. Yang

kemudian banyak bermunculan argumentasi mengenai terciptanya alam.5

Kedudukan manusia merupakan makhluk yang sangat mulia daripada

makhluk-makhluk yang lain. Oleh karenanya mereka yang paling dituntut untuk

mampu menerapkan apa yang Allah ajarkan dalam kehidupan sehari-hari.6 Setiap

makhluk mempunyai nilai praktis dan instrumentalnya sebagai sebuah komponen

ekosistem yang menopang kehidupan di muka bumi. Mulai peran keahliannya setiap

makhluk memberi konstribusi untuk kesejahteraan keseluruhan. Semua makhluk

adalah bergantung kepada penciptaanya.7

B. Taskhîr Dan Tugas manusia sebagai Khalifah

Manusia dalam kehidupannya selalu mendambakan kedamaian dan

ketentraman hati. Dalam beberapa kasus fenomena-fenomena yang terjadi ditengah

manusia lebih mampu mempertahankan sisi keagamaan seseorang. Dengan kata lain,

fenomena yang ada di tengah masyarakat tersebut harus sesuai dengan kebutuhan-

kebutuhan manusia, karena jauh dilubuk hati manusia ia membutuhkan fenomena-

fenomena yang semakin membuatnya dekat dengan Tuhan dan menjadikan keyakinan

terhadap agamanya bertambah.

4Ahmad Shouqy dkk, Mukjizat Al-Quran dan As-Sunnah tentang IPTEK, (Jakarta:Gema

Insani, 1997),h. 20-21 5 Harun Yahya, Al-Quran mengungkap tekhnologi dan ilmu pengetahuan modern, ( Solo:

WIP, 2004), Terj Ali Firdausy, h. 13 6 Ridwan Sanusi dkk, Klasiikasi Ayat-Ayat Al-Quran, (Jakarta:Insida Lantabora, 2006),h. 53

7 Fachruddin M Mangunjaya dkk, Menanam sebelum kiamat Islam Ekologi dan Gerakan

Lingkungan Hidup, h.116

Page 91: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

79

Sejatinya manusia mempunyai dua kebutuhan, kebutuhan yang pertama

adalah kebutuhan yang bersifat alamiah dan kebutuhan yang kedua adalah kebutuhan

yag bersifat adat istiadat atau kebiasaan. Dalam QS ar-Rum ayat 30 Allah

menjelaskan :

ين القي م ول فأقم وجهك للد ها ل ت بديل لخلق اللو ذلك الد كن ين حنيفا فطرة اللو التي فطر الناس علي

-أكث ر الناس ل ي علمون

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai)

fitrah Allah disebabkan Dia telah Menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.

Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui,

Manusia Diciptakan Allah mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid.

Kalau ada manusia tidak beragama tauhid, maka hal itu tidaklah wajar. Murtadha

Munthahari menyebutkan bahwa agama muncul dalam diri seseorang salah satunya

adanya perasaan dalam diri seseorang untuk sebuah keadilan dan keteraturan dalam

hidupnya. Ketika seseorang melihat kedzaliman yang terjadi maka seseorang itu

memerluka sebuah hukum dan aturan yang akan mengatur manusia dan alam

sehingga mampu tercipta keadilan.8

Alam semesta adalah sebuah tanda-tanda dari kekuasaan dan keberadaan

Allah swt. Oleh karena itu ketika seseorang mengkaji mengenai alam semesta, maka

diharapkan peneliti mampu menunjukkan realitas Sang Pencipta. Karena ketika

membahas mengenai alam semesta juga membahas mengenai kebesaran dan

keagungannya. Alam semesta merupakan sunnah yang Allah ciptakan melalui

kehendak mutlakNya.9 Hubungan antara manusia dengan alam seharusnya dipandang

sebagai dua subyek yang saling mempengaruhi, karena itu manusia dan alam harus

8 Murtadha Munthahari, Manusia dan Agama: Membumikan Kitab Suci, (Jakarta:Mizan,

2007), h. 50-53 9 Mulyadi Kartanegara, Nalar Religius: Memahami Hakikat Tuhan, Alam dan Manusia,

(Jakarta: Erlangga, 2007), h. 8

Page 92: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

80

berjalan selaras, karena sebenarnya alam dan manusia adalah sebuah kesatuan yang

saling membutuhkan.10

Manusia adalah makhluk dengan berbagai kemampuan untuk menunjang

kehidupannya dengan berbagai kelengkapan perangkat-perangkat dirinya, mulai dari

perangkat anggota tubuh maupun perangkat-perangkat intuitif seperti kelima indra,

keinginan serta hasratnya.11

Dengan perangkat yang sempurna tersebut manusia

sebagai khalifah di bumi tentunya mempunyai lingkup tindakan yang lebih luas dari

makhluk yang lain. Keluasan lingkup itu tentunya bertujuan pada pembentukan masa

depannya dan alam sekitarnya.

Agar manusia mampu meyakini dengan sepenuhnya, bahwa alam semesta dan

semua yang Allah ciptakan adalah semata-mata untuk menunjukkan kekuasaanNya

adalah dengan Al-Quran yang senantiasa menyebutkan kemukjizatan dengan kata

ayat, hal ini dimaksudkan untuk penguat bahwa apa yang Allah ciptakan memang

betul-betul tanda-tanda kebesaran Allah yang manusia diharuskan mengimaninya.12

Kehadiran manusia di dalam alam semesta ini sebagai khalifah13

yang juga

berperan sebagai penyeimbang alam semesta, khalifah yang dimasud adalah orang

yang beradab. Manusia yang sudah menyadari diri peribadinya sendiri dan mampu

melakukan pilihan antara yang baik dan yang buruk. Karena sebenarnya keindahan

dan kebaikan adalah sifat pokok dari realitas rohani,14

sehingga diharapkan dengan

adanya taskhir yang ada manusia lebih mampu untuk mengenali keindahan dan

kebaikan itu sendiri yang berlaku dalam dirinya yang kemudian berimbas pada alam

disekitarnya.

Manusia adalah makhluk yhang bertanggung jawab atas perbuatannya,

manusia adalah makhluk yang dibekali dengan fitrah ia bisa saja berbuat baik dan

dapat berbuat buruk, ia adalah manusia paling sempurna jika mampu mengamalkan

10

Malcolm Brownlee, Tugas Manusia dalam Dunia Milik Tuhan, (Jakarta: Gunung Mulia,

2004), h. 141 11

Murtadha Munthahar, Manusia dan Agama, (Jakarta: Mizan, 2007), h. 152 12

Murtadha Munthahari, Tafsir Surat-Surat Pilihan, (Jakarta:Pustaka Hidayah, 1992), h. 92 13

QS Al-Baqarah [2] : 30 14 H.G Sarwar, Filsafat al-Quran, (Jakarta:Rajawali Press, 1994), h. 104

Page 93: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

81

perbuatan baik, namun ia mampu menjadi manusia paling hina saat ia mengabaikan

kewajibannya sebagai manusia dan khlaifah di bumi, seperti dalam QS at-Tur [52]:21

ناىم م ن عم هم ذر ي ت هم بإيمان ألحقنا بهم ذر ي ت هم وما ألت لهم م ن شيء كل امرئ والذين آمنوا وات ب عت

-بما كسب رىين

Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti

mereka dalam keimanan, Kami Pertemukan mereka dengan anak cucu

mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala

amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.

dalam QS Al-Baqarah [2]: 141

-تلك أمة قد خلت لها ما كسبت ولكم ما كسبتم ول تسألون عما كانوا ي عملون

Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan

bagimu apa yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta

(pertanggungjawaban) tentang apa yang dahulu mereka kerjakan.

Secara garis besar agama adalah sebuah aturan yang berlaku bagi umat

manusia, yang mengajak manusia untuk beriman kepada adanya realitas keesaan dan

supremasi Allah yang maha tinggi dan berserah secara spriritual, mental dan fisikal

kepada kehendak Allah swt. Namun, manusia seringkali melupakan hukum-hukum

yang berlaku bagi manusia dan mereka menjalankan sesuatu berdasar pada keinginan

mereka sendiri, oleh karena itu perlu kiranya ada peringatan Allah kepada manusia

mengenai hukm-hukumNya yang sudah berlaku untuk kembali diberlakukan dalam

kehidupan mereka.15

العرش يدب ر األمر ما من إن ربكم اللو الذي خلق السماوات واألرض في ستة أيام ثم است وى على

إليو مرجعكم جميعا وعد اللو حقا إنو ي بدأ --شفيع إل من ب عد إذنو ذلكم اللو ربكم فاعبدوه أفال تذكرون

وا وعملوا الصالحات بالقسط والذين كفروا لهم شراب م ن حميم وعذاب أليم الخلق ثم يعيده ليجزي الذين آمن

لحساب ىو الذي جعل الشمس ضياء والقمر نورا وقدره منازل لت علموا عدد الس نين وا --بما كانوا يكفرون

15

Mir Aneesuddin, Fatwa Al-Quran tentang Alam Semesta, (Jakarta:Serambi, 2000), h. 5

Page 94: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

82

إن في اختالف الليل والن هار وما خلق اللو في --ما خلق اللو ذلك إل بالحق ي فص ل اآليات لقوم ي علمون

16-السماوات واألرض آليات ل قوم ي ت قون

Sesungguhnya Tuhan kamu Dia-lah Allah yang Menciptakan langit

dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia Bersemayam di atas Arasy

(singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi

syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhan-mu, maka

sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?;Hanya kepada-

Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan

pasti. Sesungguhnya Dia-lah yang Memulai penciptaan makhluk kemudian

Mengulanginya (Menghidupkannya kembali setelah berbangkit), agar Dia

Memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan

kebajikan dengan adil. Sedangkan untuk orang-orang kafir (disediakan)

minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih karena kekafiran

mereka;Dia-lah yang Menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya,

dan Dia-lah yang Menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu

mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak

menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia Menjelaskan tanda-

tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.;Sesungguhnya

pada pergantian malam dan siang, dan pada apa yang Diciptakan Allah di

langit dan di bumi, pasti terdapat tanda-tanda (kebesaran-Nya) bagi orang-

orang yang bertakwa.

Allah maha mengetahui bahwasannya manusia mempunyai banyak

keterbatasan untuk menemukan Dia sebagai otoritas tertinggi, yakni sebagai Tuhan.

Oleh karenanya, Allah menjelaskan melalui ayat-ayatNya untuk memberikan manusia

penjelasan mengenai siapa manusia dan siapa penciptanya dan alam semesta. Al-

Sya’rawi dalam menjelaskan ayat diatas, sebagai manusia yang terlahir dengan

akidah yang menyakini bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam dan pencipta alam

semesta ayat ini menekankan kembali kepada manusia bahwa Allah memberikan

rizki kepada manusia berbentuk keyakinan Rubbubiyah dalam hati seseorang. Allah

menciptakan hukum alam demi kepentingan manusia, jika bumi mampu ditanami

dengan pepohonan maka sunnatullah akan berlaku bahwa bumi itu akan menjadi

ladang rizki.

Manusia sebagai khalifah menjadi penghulu bagi alam semesta. langit bumi

dan segala yang ada pada keduanya bersatu dibawah kuasa Tuhan. Alam ada sebagai

16

QS Yunus [10]: 3-6

Page 95: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

83

bentuk sarana agar manusia mampu menjalankan perannya sebagai wakil Allah di

bumi, yang memberdayakan , tidak berlebihan dan terus menumbuh kembangkan

alam sekitarnya agar terus terjaga dengan baik dan memberikan manfaat untuk

dirinya sendiri.

Allah adalah Rabb bagi semua alam, namun Illah bagi orang mukmin,

mukmin berkewajiban untuk menggapai rezeki Rubbubiyahnya dengan penuh

antusias dengan megikuti sunnatullah atau hukum yang berlaku baginya. Dalam

setiap ayat yang menjelaskan mengenai sunnatullah atau taskhir, Allah seringkali

mengkaitkan hal ini dengan penciptaan langit dan bumi dan alam semesta. maksud

dari Allah menciptakan langit dan bumi juga Allah berkewajiban untuk mengatur

segala urusan manusia didalamnya. Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di

bumi dengan dibekali nilai moral karena manusia akan hidup Bersama dengan

sesuatu yang bersifat materi.17

Matahari, Bulan, Bintang, Bumi dan Awan tidak pernah enggan untuk

melaksanakan tugasnya, manusia hanya harus menyakini bahwa semua itu sudah

menjadi kuasa Allah dan tidak ada cacat padanya. Jika manusia melihat terdapat

banyak kerusakan dibumi maka itu bukan aturan Allah, karena aturan ajaran Allah

senantiasa tegak lurus dan seimbang. Terjadinya gempa bumi dan lain sebagainya

adalah satu sisi dari hokum Allah yang Allah cabut dari tempatnya, dan yang terjadi

adalah ketidak seimbangan alam, oleh karena itu Allah tidak pernah lepas tangan dari

mengatur alam semesta, karena sekejab saja Allah mencabut hukumnya akan

mengakibatkan ketidak stabilan alam. Oleh karena itu aturan Allah tidak ada yang

cacat.18

Ajaran Allah tidak sebatas pada rukun Islam saja, namun lebih jauh dan lebih

kompleks dari pada itu, rukun Islam mendorong manusia untuk melakukan kebaikan-

kebaikan yang lain, oleh kerananya jika sebuah masyarakat itu terdapat kerusakan

maka sudah bisa dipastikan bahwa salah satu hokum Allah telah dilanggar, jika

17

Mutawwali Al-Sya’rawi, Tafsir Al-Sya’rawi, (Jakarta: Duta Azhar, 2007), h. 136-138 18

Mutawwali Al-Sya’rawi, Tafsir Al-Sya’rawi,h. 139

Page 96: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

84

sebuah umat itu terbelakang maka telah melanggar batasan-batasan Tuhan. Allah

menghendaki manusia tunduk agar alam ini tidak rusak.

Dalam QS al-Mu’minun [23]: 71

ناىم بذكرىم ف هم عن ذكرىم ولو ات بع الحق أىواءىم لفسدت السماوات واألرض ومن فيهن بل أت ي

-معرضون

Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah

langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah

Memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari

peringatan itu.

Allah itu mengetahui kalau keinginan manusia itu sangat banyak, namun

Allah juga tidak mau manusia terjerumus pada hal-hal yang hanya berdasarkan apa

yang diinginkannya, padahal itu tidak baik untuknya. Peraturan Allah yang bijaksana

tidak menempatkan hak pilih manusia ada padanya, Allah berkehendak untuk

menjadikan hokum alam berjalan sesuai aturan dimana manusia mampu takjub

melihat dan menyadarinya. Sehingga para ilmuwan yang tidak beriman mampu

mengetahui pergerakan alam semesta.

Sejak awal pernciptaannya manusia pertama yakni Adam sudah diberikan

amanah sebagai khalifah di bumi, hal ini menimbulkan pertanyaan baik oleh iblis

ataupun oleh malaikat sebagai makhluk yang taat kepada Allah. Terdapat gejala akan

muncul makhluk baru bernama manusia yang hanya berpikir dan membantah

tanggung jawab dalam setiap perbuatannya. Manusia bukan malaikat atau iblis namun

manusia adalah makhluk yang diciptakan dengan penuh kesadaran dan berkeinginan

untuk memilih, selalu mendapat cobaan atau ujian, bukan tidak mungkin ia juga

mampu berbuat kemaksiatan dan pertaubatan.19

Sebagai mukmin yang taat dengan ketentuan aturan Allah sudah seharusnya

menjadikan manusia lebih mampu menjalankan amanah yang sungguh berat ini,

bahkan ketika alam semesta enggan untuk menanggungnya. Amanah yang besar

mengenai tugasnya sebagai khalifah di bumi. Dengan selalu adanya hokum Allah

19

Aisyah Abdurrahman, Manusia sensitivitas Hermenutika al-Quran, (Yogyakarta: LKPSM,

1996),h. 26

Page 97: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

85

yang akan menjadi pembatas bagi sesuatu yang mampu digapai dengan ikhtiyar atau

sesuatu yang sudah menjadi hak mutlak Allah swt.

Manusia diciptakan Allah dengan sepaket kesempuraan, dari berbagai sisi

manusia dipandang sebagai makhluk yang jauh lebih unggul, baik dari sisi

diciptakannya, tingkat kecerdasan manusia dibanding makhluk lain, dari sisi batin

manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan dekat kepada Tuhan, manusia

adalah makhluk yang mempunyai unsur-unsur surgawi yang dalam kehidupannya

tidak hanya mengandalkan unsur badani saja namun juga antara alam nyata dan

metafisik, antara rasa dan sesuatu yang bukan sekedar rasa, antara jiwa dan raga.

Oleh karena itu manusia diberi kepercayaan penuh oleh Allah untuk memilih sesuatu

berdasar kehendak dengan bekal yang Allah berikan. Manusia adalah makhluk

pilihan yang diberi kecenderungan untuk lebih memilih kepada kebaikan yang

senantiasa dekat dan memiliki kapasitas yang tidak terbatas dalam hal belajar dan

mengingat Tuhan.

Amal kalbu akan bekerja dan memunculkan sikap-sikap bijaksana manusia

yang akan berpengaruh pada amalan-amalan fisik dan perbuatannya terhadap alam

semesta, pengakuan dengan lisan, meyakini dengan kalbu dan mengamalkan dengan

anggota tubuh. Maka sisi spiritualitas dan nilai-nilai luhur yang dimiliki seseorang

akan terpancar pada kehidupannya yang bersumber dari hatinya.

Akhlak manusia merupakan sesuatu yang sudah mandarah daging dalam diri

seseorang yang ketika ia berbuat tanpa harus berpikir Panjang. Akhlak adalah

kesejatian manusia itu sendiri, yang terbentuk dari lingkungan, dari mulai lingkungan

terkecil seperti keluarga sampai kepada lingkungan yang lebih besar yakni

masyarakat. Oleh karena itu Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam, memiliki misi

yakni mengentaskan manusia dari akhlak buruk menuju akhlak yang lebih baik.20

Seiring perkembangan zaman manusia menjadi makhluk sentral dalam kehidupan

dunia, dalam hidup manusia senantiasa terhubung dengan makhluk-makhluk yang

lain didalam alam semesta. dunia ini adalah materi dan manusia adalah ruh, materi ini

20

Nurul H Maarif, Menjadi Mukmin Kualitas Unggul, (Jakarta: Alfia Book, 2018), h. 4

Page 98: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

86

adalah manifestasi dari ruh. Manusia adalah makhluk psiko-fisik yang mempunyai

kepribadian dan sifat.21

Sebagai makhluk yang paling berpengaruh terhadap keseimbangan alam, dengan

melimpahnya fasilitas yang Allah berikan, sudah sepantasnya manusia menjaga

dengan sikap-sikap yang menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah swt. Misalnya:

1. Mensyukuri atas adanya taskhir

Syukur sangat berkaitan dengan sabar dan pasrah. Ketika seseorang

menerima ketentuan Tuhan dengan sabar dan mampu menerima setiap takdir

yang ditetapkan untuknya dengan hati yang lapang dan pasrah, maka di sana

ia menemukan nikmatnya syukur dan menyadari bahwa karunia Allah sangat

melimpah untuknya.22

Salah satu bentuk syukur yang sangat mudah

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menyebut nama

Allah dan memanfaaatkan karunia yang Allah berikan disetiap sendi

kehidupan ini dengan sebaik-baiknya. Karena pada hakikatnya syukur adalah

pengakuan seroang hamba terhadap nikmat Allah atau karunia Allah

terhadapnya.

Banyak ayat Al-quran yang menjelaskan mengenai syukur dan anjuran

untuk bersyukur, diantaranya QS Al-Baqarah ayat 172:

-ذين آمنوا كلوا من طي بات ما رزق ناكم واشكروا للو إن كنتم إياه ت عبدون يا أي ها ال

Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik

yang Kami Berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika

kamu hanya menyembah kepada-Nya.

QS Ibrahim ayat 7:

-وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم ألزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد

Dan (ingatlah) ketika Tuhan-mu Memaklumkan, “Sesungguhnya jika

kamu bersyukur, niscaya Aku akan Menambah (nikmat) kepadamu,

tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab -Ku

sangat berat.”

21

Rudi Ahmad Suryadi, Dimensi-dimensi Manusia, (Yogyakarta:Deepublish, 2015), h. 4-6 22

Al-Hakim At-Tirmidzi, Menyibak Tabir hal-hal yang tak terungkap dalam tradisi Islam,

(Jakarta:Serambi, ),h. 237

Page 99: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

87

al-Sya’rawi dalam memahami ayat ini selama manusia bergantung

kepada Allah, maka Allah akan senantiasa menambah nikmatNya dan Allah

tidak pernah melepaskan seorang hamba dari nikmatNya. Syukur dalam hal

ini adalah sebauah bentuk dari keterkaitan seorang makhluk terhadap Allah

swt.23

jika menghitung nikmat Allah sudah pasti kenikmatan dan karuniaNya

tidak akan mampu terhitung oleh akal manusia. Alam semesta adalah

kenikmatan yang tiada terhitung, dengan mendayagunakan dengan sebaik-

baiknya untuk kehidupan yang lebih baik dalam rangka beribadah kepada

Allah juga merupakan bentuk dari syukur itu sendiri.24

Bersyukur merupakan bentuk dari kualitas hati seseorang, ketika

seseorang mampu untuk bersyukur maka seseorang bisa dipastikan bahwa ia

mampu hidup damai dan tentram dan bahagia. Meskipun di sisi lain manusia

memiliki sisi hati yang tidak pernah puas dengan apa yang sudah ia capai atau

apa yang ia peroleh.

Sebagai makhluk yang hidup pada zaman yang bukan lagi mengidap

keterbelakngan ilmu pengetahuan, manusia sudah seharusnya menyadari

bahwa pengetahuan yang dicapai oleh sains modern sudah dibicarakan

didalam al-Quran dari ribuan tahun yang lalu.25

Bentuk Syukur yang mampu manusia aplikasikan dalam hidup adalah

dengan membuat lingkungannya nyaman, seperti menanam pepohonan yang

hijau, memelihara oksigen agar tetap baik dengan mengurangi penggunaan

bahan material yang menimbulkan polusi.

Kecerdasan manusia dengan akal dan seperangkat ilmu yang

mendukung kehidupannya mampu menjadikan apapun yang dihadapkan

padanya akan mampu diolah agar menimbulkan kebaikan untuk dirinya.

Potensi diri yang dikembangkan dengan tujuan kebaikan akan menjadi Taskîr

yang menjembatani ia dengan kehidupan yang aman dan nyaman.

23

Mutawwali al-Sya’rawi, Tafsir al-Sya’rawi, h. 297, Vol 7 24

Komaruddin Hidayat, Dahsyatnya Rasa Syukur, (Jakarta: Qultum Media, 2009), h. 25-27 25

Caner Taslaman, Miracle of the Quran, (Bandung: Mizan, 2011), h. 23-24

Page 100: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

88

2. Memanfaatkan alam dan tidak merusak alam untuk kemaslahatan hidup

manusia.

Agama sebagai sistem yang dirancang oleh Allah swt. tidak mungkin

bertentangan dengan hukum-hukum alam yang diakui oleh ilmu pengetahuan

yang diakui oleh semua pihak. Jika salah satu hokum alam tidak berfungsi

dengan baik maka bisa dipastikan bumi tidak akan seimbang.26

Pemanfaatan sumber daya alam tidak bisa telepas dari usaha manusia

untuk yeyap menjagha keseimbangan alam dan mewariskannya untuk

genenrasi yang akan datang. Semua makhluk saling berhubungan karena

ketika sesuatu terjadi pada satu hal dimungkinkan akan berimbas pula pada

hal yang lain. Manusia telah menyetujui dirinya sebagai pemegang tanggung

jawab terbesar atas alam semesta dibanding dengan makhlluk lain. Karena

alam diciptakan atas asas keseimbangan, maka menjadi tugas manusia agar

menjaga kelangsungan dan keseimbangan. Memperlakukan alam dengan baik

salah satu investasi terbaik yang manusia lakukan dalam rangka

mempertanggung jawabkan kewajibannya kepada seluruh makhluk Tuhan.

Manusia tidak semata-mata terdiri dari bagian organ-organ tubuh yang

mngkin saja di miliki oleh makhluk lain selain manusia, namun yang

membuat manusia begitu istimewa adalah manusia dibekali dengan akal, roh

dan kebebaasan dalam memilih dan memiliki rahasia ilmu pengetahuan.

Sarana untuk memperoleh ilmu pengetahuan dapat ia peroleh dari indera-

indera yang berfungsi dengan sempurna. Dibalik itu semua ada gabungan

antara daya piker dan kesadaran moral dan kepekaan hati agar manusia

mampu menemukan kebenaran dalam berbuat dan bersikap.

Dalam ajaran Islam, ada prinsip atau sistem untuk menjaga kebersihan

yakni Thaharah, hal ini dinilai sangat jelas dan termasuk sebagai sebuah

ibadah kepada Allah swt. Karena menjaga kebersihan adalah kunci dalam

ibadah. Menurut Kiai Sahal thaharah bisa diperluas tidak hanya suci secara

jasmani, namun juga bersih yang mencangkup kebersihan rohani dan

26 Caner Taslaman, Miracle of the Quran, h. 25

Page 101: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

89

lingkungan sekitar sehingga menimbulkan kenyamanan bagi makhluk-

makhluk lain.

Menjaga lingkungan adalah bagian dari ibadah kepada Allah, sebagai

wakil dari Allah di bumi maka sudah seharusnya manusia untuk menjaga,

mengatur dan merawat bumi sebagaimana dikehendaki olehNya. Manusia

diberi kebebasan dalam mengolah namun hanya sebatas sebagai pengolah

bukan penguasa. Namun, manusia melupakan batasan-batasannya seolah-olah

dialah yang menguasai alam semesta sehingga bertindak diluar batas yang

akhirnya merusak bumi Allah. 27

Rasulullah saw pernah berpesan, bahwasannya kaumnnya tidak akan

tersesat atau hidup dalam ketidaknyamanan selama ia berpegang teguh pada

al-Quran dan sunnah beliau. Sebagaian besar dari ayat-ayat al-Quran adalah

mengenai alam semesta ini, mulai dari penciptaan sampai kepada cara

manusia untuk menjaganya. Dalam Qs Ar-Rahman Allah sering mengulang-

ulang dalam bentuk pertanyaan bahwa Nikmat Tuhan yang mana lagi yang

engkau dustakan?, sebagai bentuk peringatan Tuhan kepada manusia agar

manusia mampu menjadikan kedua tangannya lebih bermanfaat dan mampu

menebar kebaikan untuk semua lapisan kehidupan.28

Melihat kepada QS al-Baqarah ayat 242:

-كذلك ي ب ي ن اللو لكم آياتو لعلكم ت عقلون

Demikianlah Allah Menerangkan kepadamu ayat-ayat-Nya agar kamu

mengerti.

al-Sya’rawi dalam memahami ayat ini adalah ayat-ayat Allah adalah tanda-

tanda yang nyata dalam kehidupan manusia, Allah mengajak akal untuk

mampu mencerna keagungan Allah, agar manusia mampu menerima dan

menerapkan suatu hokum yang Allah kehendaki dalam kehidupannya. Ketika

manusia enggan untuk menerapkan atau menerima hokum Allah maka yang

27

Departemen Agama RI, TafsirAl-Quran Tematik: Pelestarian Lingkungan Hidup, (Jakarta:

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2009), h. 270 28

Syamsul Azhar, Sain Tekhnologi membuka Tabir al-Quran, (Jakarta:Kalam Mulia, 2001),

h. 77

Page 102: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

90

ada ia mengalami kebimbangan dan kegelisahan.29

Kegelisahan manusia dan

pembangkangan hokum Allah adalah salah satu bukti kebenaran hokum Allah

swt.

3. Menjaga keseimbangan dan keindahan alam

Dalam al-Quran kata fasad tidak hanya berarti kerusakan yang

berbentuk benda, namun juga keruasakan yang berbentuk perilaku

menyimpang dan mengandung sesuatu yang tidak bermanfaat, sesuatu yang

tidak teratur atau berantarakan, perilaku yang merusak dan menelantarkan

atau tidak peduli. Dengan adanya taskhir ditengah manusia, sudah seharusnya

manusia sadar bahwa Allah menyukai sesuatu yang Indah dan keindahan.

Menjaga alam yang Allah amanahkan kepada manusia, digunakan

dengan sebaik-baiknya tentu akan memunculkan sesuatu yang stabil, dan akan

bermanfaat untuk makhluk lain. Seperti dalam sebuah hadis nabi saw

menyatakan bahwa Allah adalah indah dan Allah menyukai keindahan.

Sebagai contoh adalah ketika manusia memanfaatkan kekayaan Alam

semesta di laut, adalah dengan tetap menjaga terumbu karang agar

berkembang biak dan memanfaatkannya tanpa harus dengan menghancurkan.

Ketika terjadi banjir bandang yang menyergap manusia dengan kedahsyatan

airnya, maka sudah menjadi peringatan bahwa dalam memanfaatkan hutan

manusia tidak boleh hanya memanfaatkan tanpada ada penanaman kembali.

Sebagai hamba Allah yang dibekali dengan akal yang sempurna dan

kesempurnaan lainnya, hendaknya manusia lebih mampu untuk menjaga

dirinya dan kehidupannya agar tidak seperti sikap orang-orang yang senang

berbuat kerusakan, hal ini Allah menerangkan dalam QS al-Baqarah ayat

205:

-وإذا ت ولى سعى في األرض لي فسد فيها وي هلك الحرث والنسل واللو ل يحب الفساد

Dan apabila dia berpaling (dari eng-kau), dia berusaha untuk berbuat

kerusakan di bumi, serta merusak tanam-ta-naman dan ternak, sedang

Allah tidak menyukai kerusakan.

29

Mutawwali Al-Sya’rawi, Tafsir al-Sya’rawi, h. 758, Vol 1

Page 103: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

91

al-sya’rawi dalam memahami ayat ini bahwa ayat ini menjelaskan

sebelum manusia ikut campur tangan dalam pengolahan alam, alam raya ini

sudah tercipta dan tertata dengan sangat rapi, kerusakan yang ada dibumi

akibat tangan-tangan manusia. Namun, jika sesuatu yang berhubungan dengan

sumber yang berasal dari Allah semuanya tidak memiliki pencemaran atau

tidak ada kerusakan, seperti udara. Tidak ada mansia yang mengeluhkan

pencemaran udara, karrena manusia sadar itu bukan campur tangannya. 30

QS Arrum [30]: 4131

menjelaskan bahwa telah terjadi kerusakan baik

di darat ataupun di laut, karena kecenderungan manusia yang mengolah alam

dengan sesuka hati dengan mengekploitasi sumber daya alam secara

berlebihan yang menimbulkan bencana yang tidak terhindarkan.32

Hanya yang

sadar dengan akal sehatlah yang akan menjaga kelestarian lingkungan

hidupnya dan bumi secara keseluruha. Namun, masih banyak manusia yang

belum juga sadar meski kerusakan lingkungan sudah terjadi di mana-mana

dan menimbulkan kerugian bagi manusia itu sendiri.

Manusia adalah makhluk yang diberi kepercayaan untuk mengolah

alam disertai iman. Makhluk selain manusia tidak mempunyainya, mereka

hanya menggunakan insting mereka untuk melaksanakan tugas mereka

didalam kehidupan ini. Manusia diberi pilihan untuk menentukan kestabilan

hidupnya.

Cara untuk menjaga keindahan dunia adalah membiarkannya hidup

dan berkembang biak apa adanya sesuai dengan kodratnya, niscaya ia akan

berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Bumi dan isinya adalah

kebaikan, jika manusia ingin menambahkan keinginan sudah seharusnya ia

juga tidak menambah kerusakan. Bumi akan baik-baik saja tanpa campur

tangan manusia.

30

Mutawwali al-Sya’rawi, Tafsir al-sya’rawi, h. 644, Vol. 1 -هم ي رجعون ظهر الفساد في الب ر والبحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم ب عض الذي عملوا لعل 31 - 32

Kementrian Agama RI, Tafsir Ilmi Penciptaan Bumi, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf

al-Qur’an, 2010), h. 56-57

Page 104: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

92

Manusia sesuai fitrah adalah ingin berkuasa, begitu pun ketika ia

diberi amanah alam dunia ini, manusia jika berkuasa di ala mini pasti ia akan

merusaknya jika ia berpalig dari aturan yang sudah ditetapkan Allah. Jika

manusia tidak mampu memberikan sumbangan pemikirannya untuk

memanfaatkan bumi ini dengan baik, paling tidak manusia tidak perlu untuk

berusaha merusaknya dan membiarkan semua yang ada disekitanya berjalan

dan berkembang sesuai dengan apa adanya. Allah tidak menyukai kerusakan

karena Allah menciptakan bumi dengan sangat indah.

Disadari atau tidak kemampuan seseorang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya hanya sebatas pada hal-hal yang kecil saja, sebagaian

besar yang lain berkenaan dengan yang ia peroleh dari kerjasama dengan

orang lain. Oleh karena itu semakin manusia mengenal alam maka semakin

banyak pula rahasia-rahasia alam yang terungkap yang pada akhirnya akan

membuat manusia turut andil dalam menemukan sisi spiritualitas dalam

dirinya melalui alam semesta dan kemunculan ilmu pengetahuan modern

menunjang kehidupannya di dunia.33

Dalam QS al-Hijr[15]:19-20 Allah mengekpresikan keseimbangan

alam dengan manusia sebagai pelaksana di dunia,

نا فيها من كل شيء موزون نا فيها رواسي وأنبت وجعلنا لكم -١-واألرض مددناىا وألقي

-برازقين فيها معايش ومن لستم لو

Dan Kami telah Menghamparkan bumi dan Kami Pancangkan

padanya gunung-gunung serta Kami Tumbuhkan di sana segala

sesuatu menurut ukuran. Dan Kami telah Menjadikan padanya

sumber-sumber kehidupan untuk keperluanmu, dan (Kami Ciptakan

pula) makhluk-makhluk yang bukan kamu pemberi rezekinya.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan alam dengan sangat

rapi dan menjelaskan bahwa manusia bukanlah satu-satunya makhluk

yang menjadi tempat bergantung makhluk lain. Namun, justru manusia

33

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Tafsir Ilmi: Penciptaan Manusia, (Jakarta:Lajnah

Pentashihan Mushaf al-Quran, 2010), h. 125, Vol.3

Page 105: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

93

yang bergantung pada makhluk lain. Allah menumbuhkan di bumi hal-hal

yang sangat detail dan rumit sebagai penyeimbang seperti udara dan

cuaca dan memberi unsur-unsur penting demi kelangsungan kehidupan di

bumi.

C. Taskhir dan Ikhtiyar Manusia

Manusia dibekali dengan akal dan perasaan sehingga ia mampu mengolah

alam sekitarnya dengan baik. Dalam QS al-Anfal [8]:46

-رين وأطيعوا اللو ورسولو ول ت نازعوا ف ت فشلوا وتذىب ريحكم واصبروا إن اللو مع الصاب

Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih,

yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan

bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.

al-Sya’rawi menjelaskan bahwnya mereka dalam ayat ini Allah tengah

menggambarkan tentang mukminin yang hidup bahagia dan kaum kadir

yang sengsara. Ayat ini sebagai bentuk mensyukuri nikmat Allah swt saat

mereka mengetahuai serta mengimaninya. Ayat ini meuliakan fitrah orang

mukmin yang menggunakan akalnya untuk merenungi alam ini. Mereka

telah bertadabur sehingga mampu menarik kesimpulan bahwa dibalik alam

ini ada Allah swt.

Dalam Jurnal Ta’bid IAIN Raden Intan Lampung menyebutkan bahwa

Manusia semenjak lahir sudah dibekali dengan dua potensi, yakni potensi

fitriyah dan potensi sumber daya Alam. Di samping itu juga al-Quran

memberikan tuntunan praktis berupa langkah-langkah yang harus ditempuh

seseorang dalam memahami alam semesta agar mampu memanfaatkan alam

dengan maksimal. 34

Dalam QS al-Mulk [67]: 3-4

الذي خلق سبع سماوات طباقا ما ت رى في خلق الرحمن من ت فاوت فارجع البصر ىل ت رى من

-رجع البصر كرت ين ينقلب إليك البصر خاسأ وىو حسير ثم ا -فطور

34

Jamal Fakhri, Sains Dan Teknologi Dalam Al-Qur’an Dan Implikasinya Dalam

Pembelajaran, (Jurnal Ta’abid, 2010), h. 128

Page 106: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

94

Yang Menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat

sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha

Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang

cacat? Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi,

niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan

cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.

Suatu cara penghampiran yang sederhana namun mendalam yakni

mengamati dan memahami. Al-Quran bukanlah buku Ensiklopedi Sains dan

tekhnologi apalagi menjelaskan dengan gamblang. Namun sebagai petunjuk

bagi manusia, al-Quran memberikan banyak informasi termasuk tentang

alam dan manusia yang banyak memberikan peluang bagi manusia untuk

melakukan penyeledikan.

Menurut Mutawwali al-Sya’rawi ketika menjelaskan QS an-Nahl[16]:

14 beliau menjelaskan bahwa taskhir adalah penciptaan makhluk untuk

fungsi tertentu tanpa pernah membantah. Ketika menjelaskan QS al-Ahzab

[33]: 7235

al-Sya’rawi menjelaskan bahwasannya manusia telah mendzalimi

dirinya dengaan menyatakan mampu untuk memikul tanggung jawab

sebagai khalifah di bumi. Di sini al-Sya’rawi menjelaskan mengenai ayat ini

dikaitakn dengan ikhtiyar atau usaha manusia sehingga mampu

melaksanakan kewajibannya dengan baik.36

Allah memberikan taskhir kepada manusia dengan sebagian anggota

tubuh. Oleh karena itu kita sering temukan peristiwa diluar pilihan manusia,

seperti sakit atau peristiwa buruk. Setiap pemberian Allah adalah bekal yang

diberikan dengan Cuma-Cuma agar manusia mampu menguoayakan

kehidupannya sendiri. Seperti pengetahuan yang Allah berikan dan akal

نسايإ إن إ ااي للإاماج هاإا ج إنا عرضنا المانة على السماوات والرض والبال فأب ي 35 اا وملاا اإ ٢٧- ني حملن اا ونفقن من -

Sesungguhnya Kami telah Menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi

semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya

(berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat

bodoh. 36 Mutawwali al-Sya’rawi, Tafsir al-sya’rawi, h.513, Vol. 7

Page 107: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

95

yang mampu manusia gunakan untuk menunjang kehidupannya. Semua itu

adalah bentuk dari ikhtiyar manusia terhadap alam semesta.37

D. Taskhir sebagai Bentuk Nikmat

Ketika membahas mengenai Taskhir, maka tidak pernah terlepas dari

sebuah nikmat. Menurut Ibnu Faris kata nikmat berasal dari kata ni’mah,

na’imah yang berarti kelapanagan atau kehidupan yang baik. Secara istilah

kata ini juga bermakna segala sesuatu yang diberikan seperti rezeki, harta dan

lain-lainnya. Sedangkan menurut al-Asfahani kata nikmat bermakna kelebihan

atau pertambahan.38

Nikmat yang menjadi tujuan atas setiap penciptaan makhluk Allah

swt. Masih dalam QS an-Nahl [33]:14 Allah menjelaskan bahwasannya Allah

yang menundukkan lautan untukmu (manusia). Menurut al-Sya’rawi Allah

menjelaskan ayat ini adalah sebagai cara Allah untuk memberitahu kepada

manusia tentang penciptaan lautan dan Samudra dalam kondisi yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia. 39

Didalam QS Al-Baqarah:164, menurut al-Sya’rawi bahwasannya alam

semesta ini adalah bentuk nikmat yang Allah berikan sebagai fasilitas hidup

manusia. Melalui alam Allah ingin menunjukkan bahwa selain sebagai tempat

manusia mengais rezeki namun juga alam sebagai tempat yang menenangkan

jika diperhatikan secara seksama. Alam adalah bentuk kekuasaan Allah

sehingga tak seorangpun berani mengakuinya. Nikmat lain ketika manusia

memperhatikan alam semesta adalah manusia dibuka pikirannya oleh Allah

swt sehingga ia mampu menerima alam semesta sebagai kenikmatan dan

fasilitas hidup untuk kemudian mengakui kebesaran Allah swt.40

Sebagai contoh sederhana, Mutawwali al Sya’rawi mencoba

menjelaskan bahwa ketika seorang anak kecil mampu menundukan seekor

37

Al-Hajj Hafidz Ghulam Sarwar, Filsafat Quran, (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1995), h. 128-

129 38

Quraish Shihab, dkk. Ensiklopedi Al-Quran kajian Kosa Kata, (Jakarta: Lentera Hati,

2007), h. 723, Vol. 2 39 Mutawwali al-Sya’rawi, Tafsir al-sya’rawi, h.513, Vol. 7 40

Mutawwali al-Sya’rawi, Tafsir al-Sya’rawi, h. 519

Page 108: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

96

unta besar untuk duduk, namun pada satu waktu seseorang tidak mampu tidur

dengan nyaman hanya karena nyamuk dengan suara dan gigitannya. Hal ini

menunjukkan bahwa letak dari kenikmatan taskhir yang mampu dirasakan

oleh manusia adalah tidak semata-mata karena manusia mampu menundukan

nya namun Allah yang terlebih dulu menundukan untuk kemudian manusia

mampu menundukkan apa yang ia bisa.

Di sisi lain, al-Quran juga menginformasikan bahwa amat banyak

nikmat Allah sehingga tak mampu terhitung oleh manusia. Bahkan menurut

Quraish Shihab keberadaan manusia itu sendiri pun adalah sebuah niikmat.

Oleh karena itu semua yang ada pada manusia, entah apa yang berada pada

tubuh manusia, atau yang berada di luar manusia seperti alam semesta pun

adalah sebuah nikmat Allah, seperti di jelaskan dalam QS Ibrahim [14] : 34.

Dalam penciptaan laut dan alam semesta, Allah menyebutkan nikmat-

nikmat yang melimpah ruah untuk manusia, Al-Sya’rawi dalam menjelaskan

QS an-Nahl [33]:14 ini bahwa sebagian pemberian Allah adalah bahwa

didalam ombak besar sekalipun terdapat nikmat yang luar biasa, seoerti

membawa ikan-ikan dan melemparkannya ke tepi pantai. Hal ini merupakan

pemberian tanpa usaha dari manusia. Namun, adanya nikmat itu memberikan

manusiap pemahaman bagaimana cara untuk menangkap ikan-ikan tersebut

yang memerlukan ikhtiyar manusia. Kemudian dari hal-hal sederhana tersebut

muncullah berbagai sarana modern dengan kecanggihannya dalam memenuhi

kebutuhan manusia.41

Seluruh harta terpendam manusia pun ada di bawah tanah, akan tetapi

harta terpendam tersebut memiliki waktu tertentu untuk muncul dengan waktu

yang sudah Allah tetapkan. Oleh karenanya Allah menjadikan bumi sebagai

tempat pertanian, sementara padang pasir Allah berikan kekayaan minyak

bumi.

41 Mutawwali al-Sya’rawi, Tafsir al-sya’rawi, h.514, Vol. 7

Page 109: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

97

Sebelum Allah menciptakan manusia, sudah telebih dahulu Allah

menciptakan segala sesuatu untuk memopang kehidupan manusia. Allah

menjamin kesinambungan hidup manusia dengan rezeki dariNya.

E. Manusia dan larangan bersikap Angkuh

-لسماوات واألرض أكب ر من خلق الناس ولكن أكث ر الناس ل ي علمون لخلق ا

Sungguh, penciptaan langit dan bumi itu lebih besar daripada

penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak

mengetahui.

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa penciptaan langit dan bumi

adalah jauh lebih besar dan rumit daripada penciptaan manusia. Hilangnya

sumber daya alam yang ada di bumi tidak dipungkiri sebagai sebuah hasil dari

keangkuhan manusia yang menganggap dirinya sebagai seorang yang

memiliki dan berkuasa bukan sebagai pemelihara dan khalifah di Bumi Allah.

Sebagai bentuk dari penjagaan manusia terhadap alam semesta

manusia sudah seharusnya menjaga keseimbangan alam dengan

menjadikaannya satu dari ladang ia bersyukur kepada Allah swt. Sebagai

ungkapan syukur kepada Tuhan, manusia harus mengelola ekosistem dengan

baik karena sesuai dengan janiNya Allah akan menambah nikmat bagi siapa

saja yang bersyukur.

Dalam QS al-Mukminun [40]: 61 Allah menjelaskan bahwasannya

kekuaasaan Allah tercermin dari wajah alam semetsa. Allah menjelaskan

bahwasannya Allah adalah pencipta yang tidak seorangpun mampu

mengingkarinya, hal ini adalah fitrah bagi setiap manusia, oleh karena itu

sangat mengherankan jika manusia masih berpaling dari kebenaran Allah

yang terpapar melalui alam semesta karena rasa angkuh dan sombong.

Manusia yang merasa angkuh dan sombong bukan karena kekurangan bukti

yang mampu terukur dan dilogikakan namun mereka takut aturan Allah akan

Page 110: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

98

mengikat mereka dan membatasi mereka dalam melakukan sesuatu yang

mengikuti hawa nafsunya.42

Sebagai salah satu bukti dari keangkuhan manusia adalah bumi yang

terhampar luas sebagai hunian bagi seluruh makhluk dibatasi, sehingga di

beberapa wilayah manusia ada penduduk yang memiliki tanah yang tidak

dihuni namun ada pula penduduk yang tidak memiliki hunian. Sebagai

khalifah Allah, manusia memikul tugas dan tanggung jawab yang sangat luas,

meliputi ntugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, kepada sesame muslim,

kepada manusia secara keseluruhan, kepada Allah dan kepada bumi yang

dihuni dengan menjaga keseimbangan, keanekaragaman sumber daya

alamnya.

Manusia sudah seharusnya berusaha sekuat tenaga untuk menjaga

alam dengan baik tanpa rasa besar kepala dan cara pandang yang tidak lagi

menempatkan bumi sebagai sesuatu yang harus ia nikmati, namun sebagai

sesuatu yang ia manfaatkan namun dibarengi dengan menjaga dan

melestarikan. Bekal akal yang Allah karuniakan tidak kurang menjadi hal

yang sangat membantu untuk manusia memilih berbuat adil atau jusru berbuat

kemungkarang.43

42

Mutawwali al-Sya’rawi, Tafsir al-Sya’rawi, h. 705, Vol. 11 43

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Tafsir Ilmi: Penciptaan Manusia, (Jakarta:Lajnah

penntashihan Mushaf al-Quran, 2010), h. 132, Vol. 3

Page 111: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Taskhîr adalah

suatu ketetapan Allah swt terhadap makhluknya yang melibatkan Allah sebagai

Penunduk, Alam sebagai sesuatu yang ditundukkan dan manusia sebagai

Pelaksana dari penundukan yang Allah berlakukan dalam alam semesta. Taskhîr

senantiasa berhubungan dengan sikap manusia terhadap alam. Dalam prinsip

kajian Ilmiah dalam al-Quran peran manusia sebagai Khalifah menjadi point

penting pertama, karena manusia secara fitrah sudah dibekali dengan tiga hal yang

membantunya dalam mengelola alam semesta, yakni Wahyu, Akal dan intuisi.

Jika ketiga dari komponen ini digunakan dengan baik oleh manusia, maka akan

muncul keseimbangan antara diri manusia dengan sumber daya alam yang ada.

Sesuai dengan prinsip ajaran tauhid bahwa menjaga alam semesta salah satu

bentuk dari rasa syukur dan mengagungkan Allah swt yang maha Esa.

Sedangkan menurut Al-Sya’rawi dalam tafsirnya beliau memaknai Taskhîr

adalah penundukkan yang Allah berlakukan bagi alam semesta yang didalmnya

melibatkan ikhtiyar manusia. Implikasi atau pengaruh langsung yang dapat

manusia ambil dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menjaga

jiwanya dengan selalu bersyukur dan memanfaatkan potensi diri dengan sebaik-

baiknya tanpa menimbulkan kerusakan.

Disadari atau tidak Taskhîr memiliki banyak sekali manfaat yang baik

secara langsung maupun tidak langsung. Maha pengasih Allah yang ada di alam

semesta ini sungguh tidak mampu diuraikan satu persatu, begitu besar dan

melimpah ruahnya dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah manfaat adanya

lautan, jika dilihat lebih mendalam maka segala hal yang berkaitan dengan lautan

akan mampu untuk dimanfaatkan untuk manusia, baik air, biota laut, sampai

kepada angin yang berhembus dan berputar menuju daratan. Adanya kemudahan

Page 112: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

100

transportasi laut sehingga memudahkan seseorang untuk berpindah dari satu

benua menuju benua yang lain.

Tidak hanya laut, Namun juga bumi dan berbagai hal yang tumbuh

didalamnya. Di bumi Allah ciptakan tanah, air dan semua komponen makhluk

hidup yang mampu menunjang kehidupan manusia kedepannya. Dalam bidang

tekhnologi, manusia semakin mampu mengolah daya pikirnya sehingga mampu

menciptakan alat-alat canggih dan metode-metode baru dalam bidang pertanian,

perhutanan, pertambangan dan sebagainya menggunakan alat-alat yang semakin

mempermudah manusia untuk mengolah alam.

Dilihat dari beberapa nikmat Taskhīr di atas, seharusnya semakin

menyadarkan manusia, bahwa manusia bukanlah penguasa di bumi melainkan

hanyalah wakil Allah swt. Karena ketidak-mampuan manusia mengolah alam

semesta tanpa penundukkan dari Allah swt terlebih dahulu. Taskhîr di sini

dimaksudkan untuk mengingatkan kembali kepada manusia bahwa kemudahan

yang didapat manusia bukan semata-mata karena jerih payahnya sendiri, namun

ada campur tangan Allah yang senantiasa berlaku sebagai jembatan manusia

kepada kemudahan yang ia capai melalui perangkat-perangkat fisik maupun

intuitif yang Allah berikan.

Jika ketetapan Allah dalam alam semesta ini tidak berlaku sudah bisa

dipastuikan yang terjadi adalah kiamat, ketika satu dari ketetapan Allah, Dia cabut

dari alam semesta maka yang terjadi adalah ketidak stabilan yang memunculkan

bencana alam yang terjadi secara alami. Sesuai dengan maknanya kiamat adalah

suatu keadaan akhir zaman, akhir dari alam semesta dan kehidupan semua

makhluk. Karena ketika kiamat maka semua yang ada pada jagat raya akan

kehilangan fungsinya dan menjadi akhir dari alam semesta.

Adanya Taskhir ingin menunjukkan bahwasannya Allah menciptakan alam

semesta sebagai sarana bagi manusia untuk lebih mudah menjalankan

kewajibannya sebagai khalifah di bumi. Mengingatkan kembali peran manusia

sebagai penyeimbang alam semesta yang di klaim menjadi makhluk yang paling

sempurna dengan bekal akal yang mampu memunculkan berbagai rahasia-rahasia

alam dan memanfaatkannya. Sebagai bentuk syukur dan rasa hormat manusia

kepada alam semesta mampu ditunjukkan dengan menahan diri dari keserakahan,

Page 113: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

101

keinginan untuk bermewah-mewahan dan mengubah cara pandang pada diri

manusia itu sendiri, bahwa Alam semesta hadir sebagai penyempurna tugas

manusia, manusia ada sebagai wakil Tuhan di bumi dan manusia adalah

pemelihara alam semesta yang tidak semestinya merasa memiliki alam dan

bersikap angkuh seolah-olah alam ada untuk di eksploitasi.

B. Kritik dan Saran

Berdasarkan pada tema pembahasan penelitian penulis mengenai Taskhîr

dalam perspektif al-Sya’rawi, maka penulis menemukan beberapa kritik dan saran

yang dikemukakan, Pertama muatawwali al-sya’rawi adalah seorang ulama tafsir

yang termasuk kedalam masa kontemporer yang ketika beliau menjelaskan sesuai

dengan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat modern saat ini, oleh

karena itu penulis berharap akan banyak lagi tulisan-tulisan mengenai Mutawwali

al-Sya’rawi, Kedua referensi mengenai Mutawwali al-Sya’rawi penulis rasa

sangat kesulitan untuk mendapatkannya, terlalu sedikit literatur yang membahas

mengenai sosok Mutawwali al-Sya’rawi ini, baik di perpustakaan UIN Jakarta

sendiri ataupun di beberapa perpustakaan universitas atau perpustakaan umum

yang lain. Oleh karen itu penulis sangat berharap pihak dari perpustakaan baik

fakultas maupun perpustakaan utama untuk melengkapi literatur atau tulisan-

tulisan mengenai sosok beliau, untuk memudahkan penulisan pada penelitian-

penelitian berikutnya, agar lebih mendalam dan lebih komprehensif.

Page 114: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

102

DAFTAR PUSTAKA

A.P d‟Entreves, Hukum Alam dan Pengantar Filsafat Hukum, terj. Haksan

Wirasutisna (Jakarta: Bhrata, 1963), ,h. 5

Athaillah, Rasyid Ridhȃ Konsep Teologi dalam tasir al-Manȃr

(Jakarta:Erlangga,2006)

Amal, Taufik Adnan. Islam dan Tantangan Modernitas Studi atas pemikiran Hukum

Fazlur Rahman (Bandung:Mizan, 1996)

Bucaille, Maurice. Bibel,Quran dan Sains Modern, (Jakarta: Bulan Bintang, 2001)

Baiquni, Ahmad. Al Quran dan ilmu pengetahuan kealaman (Yogyakarta:Dana Bakti

Prima Yasa, 1997)

Bucaille, Maurice dkk. Pengetahuan Modern dalam Al-Qur’an, terj. Khozin Afandi

(Surabaya:Al-Ikhlas,1995)

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Gradia, 2008)

El-Najjar,Zaghloul. Selekta dari Tafsir Ayat-ayat Kosmos dalam al Quran al Karim

(Jakarta:Shorouk Internaional Bookshoop,2010)

El-Najjar, Zaghloul. Pembuktian Sains dalam Sunnah (Jakarta: Amzah,2007)

El-Najjȃr , Zaaghloul dan ʻAbd Dȃim Al-Kȃhil, Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah Al

Quran dan Hadis, terj Penertbit Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Lentera Abadi,

2012)

Fuady, Munir.Teori-Teori Besar dalam Hukum (Jakarta: Kencana,2013)

Haeri, Syekh Fadhlalla. Membaca Alam, memahami Zaman. (Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta, 2004)

Istibsyaroh, Hak-Hak Perempuan Relasi Gender menurut Tafsir al-Sya’rawī,

(Jakarta:TERAJU Mizan Publika, 2004)

Page 115: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

103

Jacques Jomier, Horizon Al-Qur’an (Jakarta:Bale Kajian Tafsir Al-Qur‟an

Pase,2002), h. 37 (terj.Hasan Basri)

Jauhar, Ahmad al Marsi Husein. Muhammad Mutawwali al-Asya’rawi: Imam al-‘Asr

(Al-Qahirah: Handat Misr, 1990)

Keraf,Sony.Filsafat Lingkungan Hidup, (Yogyakarta, Kanisius, 2014)

Lutfi. Epistimologi Tafsir Sains Zaghlul al-Najjar. (Tangerang:PKBM “Ngudi

Ilmu”,2013)

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Tafsir Ilmi Manfaat Benda-Benda Langit,

(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2012)

Mangunjaya,Fackruddin M. Konservasi Alam Dalam Islam. (Jakarta: Yayasan Obor

Jakarta,2005)

Mangunjaya, Fachruddin M dkk, Menanam sebelum kiamat Islam Ekologi dan

Gerakan Lingkungan Hidup, (Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2007)

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya:

Pustaka Progres,1997)

Manẕur, Ibnu. Lisȃn al-ʻArab, (Beirut: Dȃr Sadr, tt)

Mohammad, Harry dkk, Tokoh-Tokoh Berpengaruh dalam Islam abad ke-20,

(Jakarta:Gema Insani, 2006)

Marconi,Ahmad. Bagaimana Alam Semesta Diciptakan Pendekatan Al-Qur’an dan

Sains Modern (Jakarta:Kiblat Buku Utama, 2003)

Masyhur,Kahar. Pemikiran dan Modernitas dalam Islam (Jakarta:Kalam Mulia,1989)

Nursi, Bediuzzaman Said. Al-Ayat Al-Kubra menemukan Tuhan pada wajah Alam

Semesta, (Jakarta:Anatolia,2009)

Rahardjo,Dawan. Ensiklopedi Al-Quran Tasir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep

Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996)

Rahman, Fazlur. Tema-Tema Pokok al Qur’an (Bandung:Pustaka, 1996)

Page 116: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

104

Rosadisastra,Andi. Tafsir ayat-ayat Kauniyyah:Relasi metode Saintifik dengan Tafsir

al-Qur’ᾱn (Banten:CV Cahaya Minolta,2014)

Rahman, Afzalur . Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan, ter.M Arifin. (Jakarta:PT

Rineka Cipta, 1992)

Sya‟rawi ,Mutawwali. Jihad dalam Islam, ( Jakarta: Republika, 2011)

Sya‟rawi, Mutawwali. Tafsir al-Sya’rawi, (Kairo: Akhbal al-Yawm, 1991)

Syanqithi, Syaikh. Tafsir Adhwa’ul Bayan (Jakarta:Pustaka Azzam, 2007)

Sutoyo,Anwar. Manusia dalam perspektif al-Quran (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

2015)

Shihab, M Quraish, Penciptaan Bumi dalam Perspektif al-Qur’an (Jakarta: Lajnah

Pentashihan al-Qur‟an, 2010)

Shihab, M. Quraish.Tafsir Al-Misbah (Ciputat: Lentera Hati, 2007)

Shihab, M Quraish. Wawasan Al-Qur’ᾱn (Bandung:Mizan, 1997)

Shihab, Quraish. Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosakata, (Jakarta:Lentera Hati,

2007)

Salim, Emil. Ratusan Bangsa merusak satu Bumi. (Jakarta: PT Kompas Media

Nusantara, 2010)

Sudaryono, Satera. Etika Keseimbangan Kosmik Hubungan Alam dan Manusia.

(Tangerang:IRAMA kertamukti,2013)

Suhartono, dkk, Rahasia al-Qur’an dalaam Biometrik, (Malang :Malang Press, 2007)

Sani, Ridwan Abdullah. Sains Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta:Bumi Aksara, 2005)

Tim Baitul Klimah, Ensiklopedi Pengetahuan Al-Qur’an dan hadis, (Jogjakarta

Jakarta:Kamil Pustaka, 2013)

Page 117: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

105

Tim Lajnah , Tafsir Ilmi Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Al-Qur’an dan

Sains (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2010)

Thayyarah, Nadiah. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’ᾱn (Jakarta: Zaman, 2014)

Ṯabari, Tafsir aṯ Ṯabari, terj Abdul Somad dan Yusuf Hamdan, (Jakarta:Pustaka

Azzam, 2008)

Ulum,Samsul. Menangkap Cahaya Al-Qur’an. (Malang:UIN Malang Press, 2007)

Umar, Nasaruddin. Tafsir Ayat Kauniyah: Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir Al

Qur’an (Banten:Cahaya Minolita, 2014)

Utami, Ulfah. Konservasi sumber daya alam (Malang:UIN-Malang Press, 2008)

Qurthubi, Tafsir Qurthubi (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008)

Yahya, Harun. Pustaka Sains Populer Islam Manusia dan Alam Semesta, (Bandung:

Dzikra, 2004).

Karya Ilmiah dan Jurnal-Jurnal terkait.

Badruzzaman M. Yunus, Tafsir Asy-Sya‟rawi : Tinjauan Terhadap Sumber, Metode,

dan Ittijah, (Disertasi: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 40.

Mengutip dari Ahmad al-Mursi Husein Jauhar, Asy-Syeikh Muhammad

al-Mutawalli asy-Sya‟rawi : Imam al-„Ashr, h. 12.

Faidur Rochman, Kompetensi Jurusan dalam Mengintegrasikan wacana Sain,

tekhnologi dan keislaman. Makalah dari Fakultas Saintek UIN Malang (UIN

Malang: 13 Agustus, 2004) hl 8

Aini, Siti Noor, Kerusakan Lingkungan Menurut Tanthawi Jauhari, (Tesis: UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2016

Hidayat, Nasrul, Konsep Wasatiyah dalam Tafsir Al-Sya’rawi, (Tesis :UIN

Allauddin Makasar), 2016

Barir, Muhammad, Fenomena Saintifikasi Al-Quran Tafsir Salman, (Makalah: UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2015

Selamat, Elemen Saintifik Dalam Al-Qur’an dalam Tafsir al-Sha’rawi Karangan

Mutawwali al-Sha’rawi, (Tesis: Universitas Malaya), 2016

Page 118: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

106

Rizal, Agus, Pemisahan Langit dan Bumi Menurut al-Quran berdasarkan

Penafsiran Surah al-Anbiya ayat 30, (Skripsi: UIN Arraniry Aceh), 2016

Firmansyah, Rizki, Teori Penciptaan Langit dan Bumi dalam Tafsir Jawahir Karya

Tanthawi Jauhari, (Tesis : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2015

Rahman, Muhammad Zaki, Penafsira Zaghloul Najjar Atas Ayat-Ayat Reproduksi

Manusia dalam Al-Quran, (Skripsi : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), 2016

Amri, Muhammad Ariful, Epistimologi Tafsir ‘Ilmi Kementrian Agama RI dalam

Penafsiran Penciptaan Manusia,) (Skripsi: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta),

2017

Nasukah, Binti, Prospek corak Penafsiran Ilmiah Tafsir Ilmiy dan Tafsir bil ‘Ilmiy

dalam menginterpretasi dan menggali ayat-ayat Ilmiah dalam al-Quran,

(Makalah: STT Ibnu Sina Kepanjeng Malang)

Matangaram, Juang Rata dkk, Faktor Ekploitasi dan Kuantiikasi Limbah Kayu dalam

Rangka Peningkatan Efisiensi Pemanenan Hutan Alam, (IPB : Jurnal Bumi

Lestari), Vol 13, No 2, (2013)

Pasya‟, Hikmatiar, Studi Metodologi Tafsir al-Sya’rawi, (Universitas Darrussalam

Gontor :Jurnal Studia Quranika,), Vol 1, No 2, h 144 (2007)

Febriyani,Nur Alfiyah, Wawasan Gender dalam Ekologi Alam dna Manusia dalam

Perspektif al-Quran, (PTIQ Jakarta: Jurnal Ulul Albab), Vol 16, No 2, (2015)

Abidin, Zainal, Hadits Rasul tentang Konservasi Alam, (Aplikasia : Jurnal Aplikasia

Ilmu-Ilmu Agama), Vol 6, No 2, (2015)

Masruri, Ulin Niam, Pelestarian Lingkungan Dalam Perspektif Sunnah, (UIN

Walisongo : Jurnal at-Taqaddum), Vol 6, No 2, (2014)

Ahmad, Maghfur, Ekologi Berbasis Syariah, (STAIN Pekalongan: Jurnal : Hukum

Islam), Vol 13, No 1 (2015)

Abror, Indal, Refleksi Tentang Hubungan Sains dan Agama Bagi Umat Islam,

(Aplikasia: Jurnal Ilmu-Ilmu Agama), Vol 8, No 1, (2007)

Ubaidillah, M Hasan, Fiqh al-Biah Formulasi konsep Maqashidush Shariah dalam

Konservasi dan Restorasi Lingkungan. ( Jurnal Al Qanun), Vol 13, No 1,

2010

Zuhdi, Achmad Chalil, Krisis Lingkungan Hidup dalam Perpsepktif al-Quran,

(Mutawatir: Jurnal Keilmuan Tafsir, Hadis), Vol 2, No 2, (2012)

Lajnah Pentashihan Mushaf al-Quran, Eksploitasi Alam dan Perusakan Lingkungan,

(Substansial: Jurnal Reflita), Vol 17, No 2, (2015)

Ka‟ban, Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Perpsektif Islam, (Jurnal Millah),

Vol, 6, No 2, (2007)

Page 119: KONSEP TASKHÎR MENURUT MUTAWWALI AL-SYA’RAWIrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42952/1/NUR ISTIKOMAH-FUF.pdf · manusia, apa yang Diturunkan Allah dari langit berupa

107

Halim, Imanuddin Abdul dkk, Tafsir Ayat-Ayat al-Quran berkenaan Penjagaan

Alam sekitar dan Analisis Isu-Isu Alam Sekitar di Malaysia, (Universitas

Sains Malaysia: Jurnal : Afkar) Vol 18, No 1, (2016)

Abdullah Mudhoffir, Konservasi Lingkungan dalam Perspektif Ushul Fiqh, (STAIN

Surakarta : Jurnal Millah) edisi Khusus (2010)

Mubarok, Ruma, Strategi Pendidikan Islam dalam Meningkatkan Kualitas Sumber

Daya Manusia, (UIN Maliki Malang : Jurnal El-Hikam)

Quddus, Abdul, Echotheology Islam: Teologi Konstruktif Atasi Krisis Lingkungan,

(Ullumuna: Jurnal Studi Keilmuan), Vol16, No 2, (2012)

Sada, Heru Juabdin, Alam Semesta dalam Perspektif Al-Quran dan Hadis, (At

Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam), Vol 7, (2016)

Thohari Ahmad, Epistimologi Fiqh Lingkungan Revitalisasi Konsep Masalahah,

(UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : Jurnal Az Zarqa), Vol 5, No 2, (2013)

Muchlisin, Anas Rolli, dkk, Geliat Tafsir Ilmi di Indonesia Mulai dari Tafsir an-Nur

sampai Tafsir Salman, (Millati: Jurnal Islamic Of Studies and Humanities),

Vol 2, No 2, (2017)

Hidayat Ara, Pendidikan Islam dan Lingkungan Hidup, (UIN Bandung: Jurnal

Pendidikan Islam), Vol 4, No 2, (2015)

Amin, Muhammad, Wawasan al-Quran Mengenai Manusia dan Lingkungan Hidup

sebuah Kajian Tematik, (UIN Palembang: Jurnal: Nidzam), Vol 5, No 2,

(2016)

Ma‟mun Abha, Muhammad, Gempa Bumi dalam Al-Quran, (UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta : Jurnal Esensia), Vol 14, No 1, (2013)

Khotijah, Siti, Islam dan Lingkungan Hidup Dibidang Pertambangan, (Jurnal

Yuridika), Vol 26, No 2, (2011)

Qamar, Syamsul, Peran Perempuan dalam Pelestarian Lingkungan Hidup dalam

Tinjauan Islam, (UIN Makasar: Jurnal Al-Maiyyah), Vol 7, No 1, (2014)

Ihsan, Muhammad, Perspektif Filsafat dan Pendidikan Islam Tentang Alam dan

Lingkungan, (STAIN Palu: Jurnal Hunafa), Vol 4, No 1, (2007)

Iswanto, Agus, Relasi Manusia dengan Lingkungan dalam Al-Quran Upaya

Membangun Eco-Technology, (Jurnal Cuyuf), Vol 6, No 1 (2013)