konsep taklim dalam alquran - jurnal...

Download KONSEP TAKLIM DALAM ALQURAN - Jurnal UPIjurnal.upi.edu/file/02_Konsep_Taklim_dalam_Alquran_-_Usup_Anwar.pdf · Luqman 7 58. Saba’ 43 65 ... Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilâwah

If you can't read please download the document

Upload: voduong

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 17

    KONSEP TAKLIM DALAM ALQURANOleh :

    Usup RomliSaepul Anwar

    AbstrakTilwah pada hakikatnya merupakan aktifitas manusia agar terjadinya hubungan(komunikasi) antara bahasa ucapan dan lambang-lambang tulisan (al-Quran). Dalam kontekslain tilwah juga memilki makna sebagai usaha berinteraksi dengan al-Quran. Dalamberinteraksi dengan al-Quran ada beberapa tata cara (f kaifiya talaqi al-Quran) yang harusdilakukan yakni tilwah, tafahum (pemahaman), tadabur (perenungan), tabiq(pengimplementasian), dan taqtisy (Pengevaluasian). Dari proses interaksi di atas, tilwahberada pada urutan yang pertama, ini memberi penguat dan penjelasan bahwa tilwah padafinalnya harus mampu mencapai ke tahapan tabiq dan taqtisy.

    Kata Kunci : Tilwah, Konsep Tilawah, Tilwah dalam Alquran

    A. PENDAHULUAN

    Al-Quran adalah wahyu Ilahi yang diturunkan kepada manusia pilihan yakniNabi Muhammad Saw, melalui perantaraan malaikat Jibril. Bahasa yang terkandungdalam al-Quran sangatlah indah dan menakjubkan sehingga mampu membuat kitauntuk senantiasa mendalami dan merenungi makna dari setiap kata demi kata,kalimat hingga redaksinya. Memahami dan mendalami inti al-Quran, mengharuskansetiap orang untuk senantiasa mampu berinteraksi dengan al-Quran. Dan hal yangpertama dalam proses interaksi tersebut adalah dengan cara membacanya terlebihdahulu.

    Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa ayat yang pertama kali diturunkankepada nabi Muhammad adalah surat al-Alaq ayat 1-5, yang menyerukan kepadakita untuk membaca. Membaca merupakan kunci berbagai pengetahuan. Ayattersebut menunjukan bahwa Islam sangat menekankan pentingnya aktifitasmembaca, menelaah dan meneliti segala sesuatu yang ada di alam raya ini. Di dalamal-Quran terdapat farian kata membaca yang tersebar dibeberapa surat dan ayat.Salah satu farian kata baca dalam al-Quran adalah tilwah.

    Secara umum kata tilwah sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita semua,baik dalam kehidupan sehari-hari maupun khususnya berkaitan dengan al-Quran.Istilah tilwah juga sering digunakan dalam event-event perlombaan keislamankhususnya di Indonesia, yakni Musabaqoh tilwah al-Quran. Yang dalampelaksanaanya istilah tersebut hanya sebatas membacakan al-Quran kemudianmendapatkan penilaian, tanpa adanya implikasi. Hal ini pula yang menjadipemahaman bersama akan makna tilwah itu sendiri dari sebagian besar dari

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    18 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    muslim. Tentu hal tersebut berbeda dengan makna tilwah yang terkandung dalamal-Quran.

    Dari deskripsi di atas, penulis tertarik untk membahas kata tilwah yangterkandung dalam al-Quran, yang kemudian dituangkan dalam tulisan yang berjudulKonsep Tilwah dalam al-Quran.

    B. DEFINISI TILWAH

    Secara etimologi kata tilwah merupakan bentuk madar asal kata yangmemiliki makna , , yang berarti mengikuti (Ali & Muhdlor, 1998, hal. 561).Kata tilwah merupakan bentuk madar dari yang artinya membaca(Sya'bi, 1997). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Tilwah artinya pembacaan(ayat Al-Qur`n) dengan baik dan indah. (Departemen Pendidikan Nasional, 2008,hal. 1462). Sedangkan dalam kamus Al-Munawir kata () sama () yangartinya bacaan. (Munawwir, 1997, hal. 138). Jadi dapat disimpulkan bahwapengertian tilwah menurut bahasa adalah bacaan.

    Tilwah menurut istilah seperti yang diungkapkan Ziad Khaled Moh al-Daghameen dalam tulisannya Al-Qur`an : Between The Horizons of Reading andRecititation" (Harun, 2008), menyebutkan bahwa tilwah berarti mengikuti petunjukdan aturan-aturan (sunan) kitab suci. Ini berarti keharusan berkesinambungan dalammemahami makna dan kebenaran-kebenaran (haqa,iq)-nya dalam hati. Berbedadengan tilwah lebih dikhususkan untuk al-Quran saja. Menurut Abu Hilal al-Askari yang dikutip dari Ar-Raghib al-Asfahani di dalam al-Furq al-Lughawiyahdan Murtadha az-Zubaidi di Tj al-Urs menyatakan bahwa at-tilwah itudikhususkan untuk mengikuti kitabullah dengan membaca (qiraa) dan mematuhi(irtism) kandungannya baik perintah, larangan, motivasi atau ancaman. Jadi at-tilwah itu lebih khusus dari qiraa, setiap tilwah adalah qiraa, tetapi tidaksetiap qiraa adalah tilwah.

    Asyafah (Asyafah, 2010, hal. 119) memberikan penjelasan pula mengenai katatilwah. Bahwa tilwah berarti membacakan atau mengikuti (to follow). Dan jikadihubungkan dengan al-Quran, maka tilwah artinya membacakan ayat-ayat al-Quran, memperdenganrkan ayat-ayat al-Quran, membaca dengan mengikuitbacaannya haqqa tilwatih atau menyampaikan informasi dan ilmu yangbersumber dari al-Quran.

    C. DERIVASI DAN PERSEBARANNYA KATA TILWAH DALAM AL-QURAN

    Dalam kitab Mujam al-Mufarros, dapat ditemukan derivasi dan persabaran katatilwah yang terdapat dalam al-Quran. Berikut merupakan derivasi dan persebarankata tilwah dalam al-Quran:

  • Konsep Tilwah dalam Alquran Usup Romli dan Saepul Anwar

    Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 19

    Tabel 1.1Derivasi dan Persebaran Kata Tilwah dalam al-Quran

    49. al-Qashas 4551. Yunus 6185. Al-Ankabut 4887. Al-Baqarah 10296. Al-Rad 30

    49. al-Qashas 5987. Al-Baqarah 12987. Al-Baqarah 15189. Ali Imran 163100. Al-Bayyinah 2103. Al-Haj 72110. Al-Jumuah 2

    39. Al-Araf 17547. Al-Syuara 6951. Yunus 7169. Al-Kahfi 2785. Al-Ankabut 45112. Al-Maidah 27

    48. Al-Naml 9269. Al-Kahfi 83

    89. Ali Imran 58

    65. Al-Jasiyah 687. Al-Baqarah 25289. Ali Imran 10899. Al-Tholaq 11

    49. Al-Qashas 5350. Al-Isra 10785. Al-Ankabut 5190. Al-Ahzab 3492. Al-Nisa 127103. Al-Haj 30112. Al-Maidah 1

    43. Fathir 2959. Al-Zumr 7187. Al-Baqarah 11389. Ali Imran 113103. Al-Haj 72

    2. Al-Qalam 1544. Mayam 5844. Maryam 7351. Yunus 1557. Luqman 758. Saba 4365. Al-Jasiah 2565. Al-Jasiah 3165. Al-Jasiah 866. Al-Ahqaf 774. Al-Muminun 6674. Al-Muminun 10586. Muthofifin 1388. Al-Anfal 3189. Ali Imran 101

    55. Al-Anam 101

    89. Ali Imran 93

    51. Yunus 16

    26. Al-Syams 2

    52. Hud 17

    56. Al-Shaffat 3

    56. Al-Shafat 103

    87. Al-Baqarah 121

    87. Al-Baqarah 121

    87. Al-Baqarah 44

    88. Al-Anfal 2

    89. Ali Imran 101

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    20 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    87. Al-Baqarah 121

    Persebaran kata tilwah dalam al-Quran, menunjukan pula intensitas katatilwah berserta derivasinya dalam beberapa surat. Intensitas derivasi kata Tilwahdalam beberapa surat al-Quran, dapat dilihat sebagai berikut:

    Tabel 1.2Intensitas derivasi kata Tilwah dalam surat

    No Surat Derivasi kata Ayat1 2. Al-Qalam Ayat 15

    26. Al-Asyams Ayat 22 39. Al-Araf Ayat 1753 43. Fathir Ayat 29

    4 44. Mayam Ayat 58

    Ayat 73

    5 47. Al-Syuara Ayat 69 Ayat 69

    6 49. al-Qashas

    Ayat 45

    Ayat 53

    Ayat 59

    7 50. Al-Isra Ayat 107

    8 51. Yunus

    Ayat 15

    Ayat 16

    Ayat 61

    Ayat 71

    9 52. Hud Ayat 17

    10 56. Al-Shafat Ayat 103

  • Konsep Tilwah dalam Alquran Usup Romli dan Saepul Anwar

    Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 21

    11 58. Saba Ayat 43

    12 59. Al-Zumr Ayat 71

    13 65. Al-Jasiah

    Ayat 8

    Ayat 25Ayat 31

    Ayat 6

    14 66. Al-Ahqaf Ayat 27

    15 69. Al-Kahfi

    Ayat 27

    Ayat 83

    16 74. Al-Muminun Ayat 66

    Ayat 105

    17 85. Al-Ankabut

    Ayat 45

    Ayat 51

    18 86. Muthofifin Ayat 13

    19 87. Al-Baqarah

    Ayat 44

    Ayat 102

    Ayat 113

    & Ayat 121

    20 88. Al-Anfal

    Ayat 2

    Ayat 131

    21 89. Ali Imran Ayat 58

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    22 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    Ayat 93

    Ayat 101

    Ayat 108

    Ayat 113

    Ayat 164

    22 90. Al-Ahzab Ayat 34

    23 92. Al-Nisa Ayat 127

    24 96. Al-Rad Ayat 30

    25 99. Al-Tholaq Ayat 11

    26 100. Al-Bayinah Ayat 2

    27 103. Al-Haj

    Ayat 30

    Ayat 72

    28 110. Al-Jumuah Ayat 2

    29 112. Al-Maidah

    Ayat 1

    Ayat 27

    D. KONSEP TILWAH DALAM AL-QURAN

    Telah kita ketahui sebelumnya bahwa kata tilwah beserta derivasinya tersebarhampir disetiap surat di dalam al-Quran. Pada pemaparan sebelumnya juga telahdijelaskan bahwa kata tilwah secara istilah memiliki arti membaca. Namun didalam al-Quran kata baca/membaca tidak hanya diistilahkan dengan kata tilwah,akan tetapi ada kata lain yang juga mengandung makna membaca yakni iqra. Dari

  • Konsep Tilwah dalam Alquran Usup Romli dan Saepul Anwar

    Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 23

    hal tersebut muncul sebuh pertanyaan, mengapa di sisi lain Allahmenggunakan iqra (yang bentuk madar (nomina verba)-nya adalah qirah,sementara di tempat lain menggunakan kata tilwah? Lalu apa konsep yangterkandung dari kata tilwah dalam al-Quran?

    Dari hasil pemahaman penulis, didapatkan gambaran umum mengenai konseptilwah yang terdapat dalam al-Quran. Diantaranya adalah bahwa kata tilwah

    dengan berbagai turunannya di dalam al-Quran hampir selalu digandengkan dengankitab suci. Baik itu kitab suci umat-umat sebelum Islam, maupun kitab suci umatIslam, yakni al-Quran. Hal tersebut tergambar pada firman Allah surat Ali Imranayat 113:

    Mereka itu tidak sama; di antara ahli Kitab itu ada golongan yangberlaku lurus[221], mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapawaktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). (QSAli Imran [3] : 113)

    Dari ayat di atas memberikan penejalasan bahwa kata tilwah digunakan secaraspesifik untuk ayat-ayat qauliyah bukan ayat kauniyah seperti iqra (qiraah) yangobjeknya ayat-ayat al-Quran dan selainnya. Hal ini sebagaiman dijelaskan olehAsyafah (2010, hal. 119) bahwa istilah tilwa (membaca) hanya dapat digunakandalam konteks ayat-ayat al-Quran.

    Sejalan dengan makna dasar dari asal katanya yakni mengikuti, konseptilwah yang terkandung dalam al-Quran secara keseluruhan memiliki makna bahwakegiatan membaca haruslah mengikut sertakan semua jiwa, hati, pikiran, lidah dananggota badan. Maksudnya, ketika mambaca al-Quran antara alasan dan perasaanharus melebur menjadi satu. Sehingga ketika lidah mengucapkan kata-kata(membaca), akan diikuti dengan pikiran yang mempertimbangkan, hati yangmerenungkan, meresap ke dalam jiwa, dan akhirnya air mata berderai di pipi, hatibergetar, kulit dan hati melunak, tidak ada perbedaan antara dualisme yang ada(Asyafah, 2010, hal. 120). Hal ini merupakan gambaran umum dari firman Allahdalam al-Quran surat al-Isra ayat 107 sebagai berikut:

    Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman(sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberipengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka,

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    24 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. (QS Al-Isra[17] :107)

    Dari deskripsi di atas menjelaskan bahwa tilwah bukan hanya sebatas membacasaja, melainkan melahirkan kebaruan dalam diri sehingga pada akhirnya mamputeraplikasi dalam kehidupan keseharian. Sebagaimana firman Allah surat Fathir ayat29:

    Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah danmendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kamianugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (QS Fathir[35] : 29)

    Ayat di atas menjelaskan makna tilwah yang sebenarnya, yakni teraplikasinyaapa yang dibaca dengan amal, yakni mendirikan shalat fardhu dan shalat sunat, sertamenafkahkan sebagian rezeki yang diperoleh (Al-Qurtubi, 2009, hal. 825). Deskripsidi atas sejalan dengan sabda Rasulullah:

    Sebaik-baiknya kalian adalah yang mempelajari al-Quran danmengamalkannya

    Dalam ayat lain dengan subtansi yang sama namun berbentuk perintah,dijelaskan bahwa tilwah yang seharusnya adalah teraplikasikan apa yang dibacadengan amal atau sikap. Yakni al-Quran surat al-Ankabut ayat 45 sebagai berikut:

    Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). danAllah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS al-Ankabut [29] : 45)

    Tilwah pada hakikatnya merupakan aktifitas manusia agar terjadinya hubungan(komunikasi) antara bahasa ucapan dan lambang-lambang tulisan (al-Quran). Dalamkonteks lain tilwah juga memilki makna sebagai usaha berinteraksi dengan al-

  • Konsep Tilwah dalam Alquran Usup Romli dan Saepul Anwar

    Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 25

    Quran. Dalam berinteraksi dengan al-Quran ada beberapa tata cara (f kaifiya talaqi al-Quran) yang harus dilakukan yakni tilwah, tafahum (al-Araf: 179), tadabur (al-Muminun: 68), tabiq (pengimplementasian), dan taqtisy (Pengevaluasian). Dariproses interaksi di atas, tilwah berada pada urutan yang pertama, ini memberipenguat dan penjelasan bahwa tilwah pada finalnya harus mampu mencapai ketahapan tabiq dan taqtisy. Tilwah yang dimaksud ialah haqqa tilwatih,sebagaimana firman Allah surat al-Baqarah ayat 121 sebagai berikut:

    Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, merekamembacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu berimankepadanya. dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulahorang-orang yang rugi. (QS Al Baqarah [2] : 121)

    Menurut Shihab (2007, hal. 311), makna dari haqqa tilwatih dalam ayat di atasadalah mengikuti tuntunannya secara baik dan sempurna serta sesuai dengan apayang diturunkan Allah (orisinilitas), tanpa melakukan atau mempercayai perubahanyang ada. Al-Maragi (1993: 376) menambahkan bahwa maksud dari Quran Suratal-Baqara ayat 121 yakni diantara ahli kitab ada yang mempelajari Kitab Tauratdengan penuh pengertian, hingga mampu memahami secara detail. Mereka jugamenjaga kefasihan kata-katanya dan memikirkan makna yang dikandung, disampingmemahami hukum dan rahasia-rahasia.

    Adapun salah satu cara tiawah al-Quran yang benar ialah dengan tartil, halini sebagaimana firman Allah dalam surat al-Muzammil ayat 4 sebagai berikut:

    .....

    ... dan Bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan (tartil). (QS. AlMuzammil [73 : 4)

    Dalam proses berkomunikasi dengan al-Quran, Asyafah (2010, hal. 1) membagimakna tilwah dalam al-Quran menjadi beberapa tingkatan sebagai berikut:1. Makna sederhana atau sempit2. Aktifitas akal yang memberikan pemahaman3. Interaksi pembaca dengan teks bacaan yang menghasilkan sikap4. Melaksanakan setiap pesan bacaan

    Dari pelbagai pemaparan di atas, secara umum makna tilwah yang terkandungdalam al-Quran dapat divisualisasikan sebagaimana dijelaskan oleh Asyafah (2010,hal. 2) ke dalam bentuk gambar sebagai berikut:

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    26 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    Dari gambar di atas, dapat kita lihat bahwa aktifitas tilwah hanyalah kepadaayat-ayat qauliah yakni teks yang tersurat bukan yang tersirat seperti kepada alam.Namun pada akhirnya, baik tilwah maupun qiraa seyogyanya harus mampumencapai tahapan selanjutnya, dalam hal ini Asyafah menyebutkan dengan istilahyang berbeda dengan penulis namun memiliki subtansi yang hampir sama yaknitajawwub, tafakkur, tazakkur, tazawwuq, dan tashdiq.

    Hasil yang diperoleh manakan proses tilwah dapat terealisasikan dalam amal, adalah tercapainya pensucian diri. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 151 sebagai berikut:

    Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu)kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakanayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkankepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apayang belum kamu ketahui. (QS. Al Baqarah [2] : 151)

    E. PEMBAGIAN TILWAH DALAM AL-QURAN

    Dari pemahaman penulis, konsep tilwah dalam al-Quran dapat dibagi menjadibeberapa bagian. Pertama berdasarkan objek ayat diturunkan, dan kedua konteksayat.

    Berdasarkan objek ayat diturunkan, konsep tilwah dalam al-Quran terbagimenjadi dua bagian. Pertama, kepada orang kafir dan kedua kepada orang mukmin

  • Konsep Tilwah dalam Alquran Usup Romli dan Saepul Anwar

    Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 27

    termasuk ahli kitab. Hal tersebut dapat divisualisaikan ke dalam bagan sebagaiberikut:

    Bagan di atas menjelaskan bahwa kata tilwah serta derivasinya dalam al-Quranmemiliki objek atau sasaran yakni kepada orang kafir dan orang-orang beriman. Dariayat-ayat tersebut tergambar jelas perbedaan karakter yang muncul ketika ayat-ayatAllah dibacakan. Penolakan bahkan penyangsian terhadap ayat-ayat Allah jelasdilakukakn oleh orang-orang kafir. Hal tersebut tergambar dalam firman Allahdiantaranya surat Maryam ayat 73 sebagai berikut:

    Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat kami yang terang(maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir Berkata kepada orang-orang yang beriman: "Manakah di antara kedua golongan (kafir danmukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempatpertemuan(nya)?"(QS Maryam [19] : 73)

    Dan dalam ayat lain Allah memberikan penjelasan, bagaimana karakter orang-orang kafir manakala dibacakan ayat-ayat Allah. Sebagai berikut:

    Tilwah

    Mukmin dan Ahli Kitab Kafir

    Fathir 29Maryam 58Al-Qashash 53Al-Baqarah 121Al-Anfal 31Ali Imran 108Ali Imran 113Al-Ahzab 34

    Al-Qolam 15Maryam 73Yunus 15Saba 43Al-Jasiyah 6Al-Jasiyah 8Al-Jasiyah 25Al-Jasiyah 31Al-ahqaf 7Al-Muminun 66Al-Muminun 105Al-Muthofifin 13Al-Baqarah 102Al-Baqarah 113

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    28 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya Kemudian diatetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Makaberi khabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. (QS al-Jasiyah [45]: 8)

    Berbeda halnya dengan orang-orang yang beriman, dalam beberapa ayatdijelaskan ada berbagai reaksi manakala dibacakan ayat-ayat Allah kepada merekadiantaranya sebagai berikut:

    1. Bersujud dan menangis (Maryam: 58)

    Mereka itu adalah orang-orang yang Telah diberi nikmat oleh Allah,yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kamiangkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dariorang-orang yang Telah kami beri petunjuk dan Telah kami pilih. apabiladibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, Makamereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.

    2. Mengimani dan membenarkan (al-Qashash: 53 dan Al-Baqarah: 121 )

    Dan apabila dibacakan (Al Quran itu) kepada mereka, mereka berkata:"Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Quran itu adalah suatukebenaran dari Tuhan kami, Sesungguhnya kami sebelumnya adalahorang-orang yang membenarkan(nya).

    3. Bertambah keimanan (al-Anfal: 2)

  • Konsep Tilwah dalam Alquran Usup Romli dan Saepul Anwar

    Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 29

    Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebutnama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nyabertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlahmereka bertawakkal.

    Adapun dari aspek konteks ayat, konsep tilwah secara umum berisikaninformasi serta perintah. Ayat yang berisikan informasi yakni tergambar dalam al-Quran surat al-Qaa ayat 59:

    Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota, sebelum diamengutus di ibukota itu seorang Rasul yang membacakan ayat-ayat kamikepada mereka; dan tidak pernah (pula) kami membinasakan kota-kota;kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezaliman.(Q.S al-Qaa [28]: 59)

    Ayat yang berisikan perintah berupa perintah membaca, diantaranya terdapatdalam surat al-Kahfi ayat 27 sebagai berikut:

    Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Tuhanmu(Al Quran). tidak ada (seorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya. dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain daripadanya. (Q.S al-Kahfi [17] : 27)

    Dari uraian di atas, serta berdasarkan klasifikasi ayat dan persebarannya didalam al-Quran, ditemukan bahwa konsep tilwa yang terkandung di dalam al-Quran menjelaskan adanya hubungan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Haltersebut tergambar pada susunan ayat berdasarkan turunnya, yang mana satu samalain saling melengkapi dan menjelaskan.

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    30 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    Sekilas penulis memberikan sedikit gambaran yang menjelaskan antara satu ayatdengan ayat yang lainnya, yang kemudian difahami penulis memiliki hubungan satusama lain. Adapun ulasan tersebut sebagai berikut:

    Ayat pertama berkenaan dengan konsep tilwah dalam al-Quran menjelasanpenafian orang-orang yang berbangga diri karena harta dan anak mereka, padahalmereka telah diberi tuntunan yakni ayat-ayat Allah. Maka ketika dibacakan ayat-ayatAllah, mereka berkata ini adalah dongeng-dongeng orang-orang terdahulu. Haltersebut tergambar dalam surat al-Qolam ayat 15 sebagai berikut:

    Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "(Ini adalah)dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala." (Q.S. Al-Qolam [68]: 15)

    Pada ayat selanjutnya Allah memerintahkan kepada Rasul untukmemberitahukan tentang orang-orang terdahulu yang telah diberikan ayat-ayatAllah, namun mereka melepaskan diri atau berpaling terhadapnya sehingga Allahmenyebut mereka itu ke dalam golongan orang-orang sesat. Hal tersebut tergambardalam surat Al-Araf ayat 175, seagai berikut:

    Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikankepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan tentang isi AlKitab), Kemudiandia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan(sampai dia tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yangsesat. (Q.S. Al-Araf [7]: 175).

    Selanjutnya, dari deskripsi ayat tersebut dapat kita lihat adanya hubungandengan ayat sebelumnya yang menjelaskan keburukan orang yang telahmendustakan ayat-ayat Allah. Shihab (2008, hal. 308) mengungkapkan bahwa ayatini mejelaskan perintah Allah kepada nabi Muhammad Dan bacakanlah kepadamerekayakni sampaikan tahap demi tahap kepada kaum musyrikin berita yangsungguh penting lagi benar menyangkut orang yang telah kami anugrahkankepadanya ayat-ayat kami, yakni mengilhaminya dan memudahkan baginya meraihpengetahuan tentang keesaan Allah dan tuntunan-tuntunan agama kemudian diamengulitinya (melepaskan diri) darinya, yakni menanggalkan diri dari pesan ayat-ayat itu, dan tidak mengamalkannya maka dia diikuti oleh setan sampai dia tergoda,sehingga jadilah dia termasuk kelompok oran-orang yang sesat.

    Dari pemaparan di atas menunjukan poses tilwah bersifat informatif yaknimemberitahukan secara tahap demi tahap akan sebuah berita. Dalam tafsiran serta

  • Konsep Tilwah dalam Alquran Usup Romli dan Saepul Anwar

    Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 31

    asbab al-nuzul-nya, ayat tersebut memiliki keterkaitan dengan ayat sebelumnyadalam surat yang sama, namun makna ayat tersebut secara universal dapatdihubungkan kepada al-Quran surat al-Qolam ayat 15 di atas. Kemudian pada ayatselanjutnya terdapat kontradiksi terhadap ayat di atas. Pada ayat ini digambarkanorang-orang yang mengamalkan apa yang telah dia baca (tilwah) ke dalamamaliyah yakni shalat dan zakat. Hingga pada akhir ayat ini, Allah menyebutkanbahwa mereka termasuk orang-orang yang beruntung. Deskripsi tersebutsebagaimana firman Allah al-Quran surat Fathir ayat 29 sebagai berikut:

    Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah danmendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kamianuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. (Q.SFathir [35]: 29)

    Mengenai siapakah orang yang dimaksud di atas, dijelaskan dalam suratMaryam ayat 58 sebagai berikut:

    Mereka itu adalah orang-orang yang Telah diberi nikmat oleh Allah,yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kamiangkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dariorang-orang yang Telah kami beri petunjuk dan Telah kami pilih. apabiladibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, Makamereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.(Q.S Maryam [19]:58)

    Ayat ini menjadi penjelas ayat sebelumnya, mengenai orang-orang yang mampumengaplikasikan apa yang telah dibaca. Dan ketika ayat-ayat Allah dibacakanterhadap mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Haltersebut menjadi penguat bahwa bacaan (tilwah) harus mampu diikuti oleh amalperbuatan, sama halnya dengan penjelasan ayat-ayat sebelumnya. Menurut Al-Qurtubi (2009, hal. 320) ayat ini juga menunjukan, bahwa ayat-ayat Allah (al-Quran)mempunyai pengaruh terhadap hati apabila dibacakan. Pendapat Al-Qurtubi tersebutsebagaimana firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 2 sebagai berikut:

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    32 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebutnama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nyabertambahlah iman mereka (karenanya), dan Hanya kepada Tuhanlahmereka bertawakkal. (Q.S al-Anfal:2)

    Dari keselurhan pemaparan di atas, untuk memberikan pemahaman yang lebihmudah, penulis mencoba memvisualisasikannya ke dalam bentuk bagan sebagaiberikut:

  • Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 23

    F. IMPLIKASI EDUKATIF KONSEP TILWAH DALAM AL-QURAN

    Pada pembahasan sebelumnya telah banyak dibahas mengenai konsep tilwahdalam al-Quran, mulai dari pengertian, persebaran serta makna dari tilwah itusendiri. Tentunya konsep tilwah ini memiliki implikasi sebagaimana yang telahdijelaskan sebelumnya. Salah satu implikasi konsep tilwah yang akan dibahasadalah terhadap pendidikan. Dari hasil pemahaman penulis implikasi konsep tilwahdalam al-Quran adalah sebagai berikut:1. Berdasarkan makna asal dari tilwah itu sendiri, kegiatan membaca khususnya

    al-Quran, harus diikuti dengan keselurhan hati dan pikiran, sehingga maknayang terkandung dalam ayat yang dibaca akan dapat diikuti dan difahamidengan mudah.

    2. Proses tilwah dalam al-Quran tidak sebatas sekedar membaca saja, melainkanperlu ada pemahaman serta pentadaburan terhadap setiap makna dalam bacaan(ayat).

    3. Tujuan utama dari konsep tilwah itu sendiri adalah teraplikasinya setiap ayatyang telah dibaca dalam amal atau sikap keseharian.

    4. Tilwah bersifat informatif agar tahu, tahu tentang Islam, tentang yang halal dan haram, tentang syariat Allah yang dituangkan dalam al-Quran.

    5. Tilwah akan menghadirkan kebaruan hidup termasuk dalam hal ini ilmu pengetahuan dan pendidikan yang berkembang. Dengan tilwah akan didapatan informasi yang terumuskan, seperti paradigma, teori-teori, ilmu pengetahuandan sebagainya. Informasi atau out put dari tilwah itu sendiri pada akhirnya sangat berperan penting dalam proses pendidikan khususnya, yaknipembentukan mind set sebagai awal pengembangan kecerdasan seseorang.

    Dari lima point di atas, implikasi edukatif dari konsep tilwah secara keselurhanadalah teraplikasinya setiap bacaan dalam aktifitas keseharian. Hal tersebut sesuaidengan makna tilwah itu sendiri, bahwa proses membaca (tilwah) harus mampumenghasilkan amal. Pemahaman akan setiap bacaan (tilwah) akan membuahkan hasil kepada setiap orang yang membacanya tentunya dengan melalui proses yangtadi dijelaskan. Dalam hal pendidikan sebagaimana yang telah dijelaskan, akanmenghasilkan pemahaman tentang informasi yang kemudian diproduksi menjadisebuah teori penbelajaran, paradigma sampai kepada langkah-langkah pembelajaranitu sendiri.

    G. PENUTUP

    Secara etimologi kata tilwah merupakan bentuk madar asal kata yangmemiliki makna , , yang berarti mengikuti (Ali & Muhdlor, 1998, hal. 561).Kata tilwah merupakan bentuk madar dari yang artinya membaca

  • Usup Romli dan Saepul Anwar Konsep Tilwah dalam Alquran

    24 Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013

    (Sya'bi, 1997). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Tilwah artinya pembacaan(ayat Al-Qur`n) dengan baik dan indah. (Departemen Pendidikan Nasional, 2008,hal. 1462).

    Tilwah menurut istilah seperti yang diungkapkan Ziad Khaled Moh al-Daghameen dalam tulisannya Al-Qur`an : Between The Horizons of Reading andRecititation" (Harun, 2008), menyebutkan bahwa tilwah berarti mengikuti petunjukdan aturan-aturan (sunan) kitab suci. Ini berarti keharusan berkesinambungan dalammemahami makna dan kebenaran-kebenaran (haqa,iq)-nya dalam hati.

    Dari hasil pemahaman penulis, didapatkan gambaran umum mengenai konseptilwah yang terdapat dalam al-Quran. Diantaranya adalah bahwa

    Kata tilwah dengan berbagai turunannya di dalam al-Quran hampir selaludigandengkan dengan kitab suci. Baik itu kitab suci umat-umat sebelumIslam, maupun kitab suci umat Islam, yakni al-Quran. Hal tersebuttergambar pada firman Allah surat Ali Imran ayat 113,

    Sejalan dengan makna dasar dari asal katanya yakni mengikuti, konseptilwah yang terkandung dalam al-Quran secara keseluruhan memilikimakna bahwa kegiatan membaca haruslah mengikut sertakan semua jiwa,hati, pikiran, lidah dan anggota badan.

    tilwah bukan hanya sebatas membaca saja, melainkan maelahirkankebaruan dalam diri sehingga pada akhirnya mampu teraplikasi dalamkehidupan keseharian. Sebagaimana firman Allahsurat Fathir ayat 29:Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah danmendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kamianugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan,mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (Q.S Fathir:29)

    Lebih jauh, konsep tilwah dalam al-Quran dapat dibagi menjadi beberapabagian. Pertama berdasarkan objek ayat diturunkan, dan kedua konteks ayat.Berdasarkan objek ayat diturunkan, konsep tilwah dalam al-Quran terbagi menjadidua bagian. Pertama, kepada orang kafir dan kedua kepada orang mukmin termasukahli kitab. Adapun dari aspek konteks ayat, konsep tilwah secara umum berisikaninformasi serta perintah.

    Implikasi edukatif dari konsep tilwah secara keseluruhan adalah teraplikasinyasetiap bacaan dalam aktifitas keseharian. Hal tersebut sesuai dengan makna tilwahitu sendiri, bahwa proses membaca (tilwah) harus mampu menghasilkan amal.Pemahaman akan setiap bacaan (tilwah) akan membuahkan hasil kepada setiap orang yang membacanya tentunya dengan melalui proses yang tadi dijelaskan.Dalam hal pendidikan sebagaimana yang telah dijelaskan, akan menghasilkanpemahaman tentang informasi yang kemudian diproduksi menjadi sebuah teoripenbelajaran, paradigma sampai kepada langkah-langkah pembelajaran itu sendiri.

  • Konsep Tilwah dalam Alquran Usup Romli dan Saepul Anwar

    Jurnal Pendidikan Agama Islam -Talim Vol. 11 No. 1 - 2013 25

    H. DAFTAR PUSTAKA

    Ali, A., & Muhdlor, A. Z. (1998). Kamus Kontemporer Arab Indoesia. Yogyakarta:Multi Karya Grafika.

    Al-Qurtubi, S. I. (2009). Tafsir Al-Qurthubi (Vol. 14). (M. I. Kadir, Penyunt., F. A.Hamid, D. Rosyadi, & M. Affandi, Penerj.) Jakarta: Pustaka Azzam.

    Asyafah, A. (2010). Konsep Tadabur dalam Al-Quran. Bandung: Media Grafika.Asyafah, A. (2010, Maret 21). Pengembangan dan Reorientasi Pemaknaan Membaca

    Al-Quran Sebagai Solusi Peningkatan kualitas Hidup Muslim.Banjar, G. (2011, Agustus 26). Dipetik November 02, 2011, dari

    http://galuhbanjar.wordpress.com/Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

    PT Gramedia Pustaka Utama.Harun, I. (2008, Juli 02). Dipetik November 02, 2010, dari

    http://ibnuharun.multiply.com/journal/item/18Munawwir, A. W. (1997). Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia. Surabaya: Penerbit

    Pustaka Progressif.Shihab, M. Q. (2009). Tafsir Al-Misbah (Vol. 14). Jakarta: Lenteri Hati.Shihab, M. Q. (2007). Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran

    (Vol. 1). Jakarta: Lentera Hati.Sya'bi, A. (1997). Kamus Al-Qolam. Surabaya: Halim.Syihab, M. Q. (2008). Tafsir Al-Misbah Pesan, Ksan dan Keserasian Al-Quran (Vol.

    5). Jakarta: Lentera Hati.