konsep sistem reproduksi manusia jurnal
TRANSCRIPT
-
1
PENINGKATAN PENGUASAAAN KONSEP SISTEM REPRODUKSI
MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COLLECTOR AND
CONCEPTOR GAME PADA SISWA KELAS IXG SMP NEGERI 6 CIREBON
Ade Kurniawati, S.PD
SMP NEGERI 6 CIREBON
Jl. Elang Raya No.1 Cirebon
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep Sistem Reproduksi Manusia
siswa kelas IXG SMP Negeri 6 Cirebon melalui model pembelajaran Collector and Conceptor Game. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IXG yang berjumlah 40 orang siswa.
Penelitian dilaksanakan dari mulai tanggal 07 September s/d 15 Oktober 2011, meliputi 2 siklus. Teknik pengumpulan
data adalah dengan menggunakan tes unjuk kerja, questioner dan observasi. Untuk mendapatkan hasil belajar siswa
menggunakan unjuk kerja sedangkan untuk memperoleh data kinerja guru digunakan observasi dan dalam
memperoleh data tentang motivasi siswa digunakan questioner. Adapun analisa data digunakan teknik prosentase,
pembagian dan penjumlahan sederhana. Hasil penelitian tindakan kelas melalui collector and conceptor game
menunjukan bahwa secara umum ada peningkatan pada penguasaan konsep siswa sebesar 27.50 %. Hal ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil tes pada setiap tindakan. Hasil tes siklus I menunjukan 24 siswa kelas IXG
mencapai ketuntasan minimal, atau ketuntasan klasikal sebesar 60%. Sementara siklus II ketuntasan belajara secara
klasikal mencapai 87.5 % atau sebanyak 35 siswa mencapai KKM. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I adalah 74
dan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 79. Sementara motivasi siswa juga meningkat sekitar 18.28 %. Untuk hasil
kinerja guru memperoleh skor 73 pada siklus I dengan kriteri baik dan skor 92 pada siklus II dengan kriteria sangat
baik. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa penelitian telah mencapai targetnya dan penguasaan
konsep system Reproduksi pada siswa kelas IXG SMP Negeri 6 Cirebon melalui model pembelejaran Collector and
Conceptor Game dapat dinyatakan berhasil.
Kata-Kata Kunci : Penguasaan Konsep, Sistem Reproduksi Manusia, Collector and Conceptor Game
1. PENDAHULUAN
Biologi merupakan mata pelajaran yang dekat dengan proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya. Sehingga konsep materi yang dikenalkan pada siswa bukan sekedar wacana teoritik yang
tercatat dalam buku melainkan terkait langsung dengan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan
sesungguhnya.
Salah satu konsep Biologi yang erat kaitannya dengan kehidupan manusia adalah sistem reproduksi manusia.
Konsep ini mempelajari struktur dan fungsi manusia yang paling sensitif dalam ukuran norma dan agama. Terkadang
bukan hanya siswa yang merasa terbebani kesantunan tetapi sebagian guru juga masih belum melihat sepenuhnya
secara rasional keilmuan. Ada perasaan jengah dan tabu ketika hendak menyampaikan materi tersebut apalagi jika
sudah terkait gambar alat reproduksi manusia. Terlebih jika kita dihadapkan pada kelompok siswa dengan karakteristik
setingkat pendidikan dasar, dalam hal ini siswa menengah pertama. Anak SMP sudah memasuki usia remaja. Salah
satu ciri mulai muncul identitas remaja adalah reflektivitas yaitu kecenderungan berfikir apa yang berkecamuk dalam
benak mereka dan berusaha mencapai kestabilan identitasnya. Tentunya kita sebagai pendidik harus hati-hati dalam
meletakan konsep dasar tersebut agar tidak salah penerimaannya dan menimbulkan sesuatu yang samar.
Harapan saya pada saat pembelajaran konsep sistem reproduksi berlangsung, guru dan siswa tidak lagi
menganggap ini sebagai sesuatu yang tabu untuk dibicarakan tetapi melihat ini sebagi ilmu pengetahuan secara utuh.
Konsep ini membutuhkan interpretasi lebih jauh yang seringkali berbenturan dengan tingkat kedewasaan siswa.
-
2
Tentunya dibutuhkan keterampilan khusus dari guru pengampu dalam membawakannya agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai sesuai dengan karakteristik siswa tingkat SMP pada umumnya. Selain itu yang paling utama disini ketercapaian
kriteria ketuntasan minimal IPA (KKM IPA = 75) dapat diraih siswa minimal 85% secara klasikal.
Pada pengalaman nyata guru saat proses kegiatan pembelajaran di kelas IXG di SMP Negeri 6 Cirebon, ketika
membelajarkan KD 1.2 tentang Sistem Reproduksi Manusia, menemukan beberapa permasalahan. Permasalahan-
permasalahan tersebut yaitu; 1) hasil pengamatan guru, aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
masih rendah, ini ditunjukkan dengan sedikitnya jumlah siswa yang mengajukan pendapat dalam menyelesaikan
permasalahan yang diajukan oleh guru, demikian juga pada saat kegiatan diskusi kelompok, 2) ketuntasan minimal yang
diperoleh siswa dari test formatif, yaitu 65% jumlah siswa yang mendapatkan nilai, jadi ada 35% siswa yang belum
tuntas untuk pokok bahasan tersebut. Jika permasalahan-permasalahan ini tidak segera diatasi, maka kriteria ketuntasan
minimal untuk kompetensi dasar tersebut tidak tercapai dan akan berpengaruh terhadap ketidak tuntasan mata pelajaran
IPA.
Guru mencoba melakukan pendekatan lebih intensif, untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut,
melalui kegiatan wawancara. Hasil wawancara terhadap beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar, ditemukan
hal-hal yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan daya serap siswa terhadap penguasaan konsep Sistem Reproduksi
Manusia yaitu :
1. Motivasi siswa untuk mempelajari pokok bahasan tersebut rendah 2. Kurang percaya diri untuk bisa menguasai konsep 3. Menganggap sulit konsep tersebut 4. Guru dan siswa menganggap konsep tersebut tabu untuk dibicarakan 5. Siswa lebih banyak mendengar dan mencatat materi yang disampaikan guru. 6. Demikian pula interaksi antar siswa dalam suatu kelompok belajar masih kurang
Berdasarkan latar belakang yang sudah disampaikan diatas, maka penulis memutuskan untuk melakukan
penelitian tindakan kelas berkaitan dengan pembelajaran KD 1.2 di kelas IXG SMP Negeri 6 Cirebon pada semester
ganjil tahun ajaran 2011/2012 dengan judul PENINGKATAN PENGUASAAAN KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COLLECTOR AND CONCEPTOR GAME PADA SISWA
KELAS IXG SMP NEGERI 6 CIREBON
2. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Pembelajaran IPA di SMP
Mencermati kegiatan proses pembelajaran di sekolah, masih ada guru yang berpendapat, bahwa IPA merupakan
sekumpulan pengetahuan yang pemahamannya cukup dilakukan melalui penjelasan dan pemberian contoh-contoh.
Pendapat tersebut, berdampak pada pola pembelajaran yang dikembangkan oleh guru, oleh karena IPA - Biologi masih
dianggap sebagai pengetahuan yang cukup dengan ditransfer, maka pembelajaran IPA cenderung pada pemberian
informasi, mengerjakan contoh-contoh soal dan pemberian pekerjaan rumah kepada siswa. Sementara itu, kegiatan
siswa lebih banyak mencatat dan merangkum buku. Jika hal tersebut masih dilakukan, maka dalam mempelajari
pengetahuan IPA - Biologi, siswa akan lebih banyak belajar menghafal fenomena dan konsep-konsep, tetapi tidak
dilatih untuk memahami suatu konsep berdasarkan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dikatakan bahwa, dalam pembelajaran IPA, siswa perlu diberikan
kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungannya, baik berupa alam kehidupan; fisik, sosial, maupun budaya yang
dapat mempengaruhi perolehan pengetahuan di sekolah. Pembelajaran yang dikembangkan di sekolah seharusnya
mengacu pada 3 hal, yaitu a) menghubungkan pengetahuan dan keterampilan, b) mempelajari konsep abstrak dengan
melakukan aktivitas praktis, dan c) menghubungkan pelajaran di sekolah dengan dunia nyata.
Sehubungan dengan pembelajaran IPA, Depdiknas (2006) memberi arahan, agar pembelajaran di sekolah
menerapkan pendekatan-pendekatan di bawah ini.
a. Pendekatan yang memuat 4 pilar pendidikan, yaitu learning to do, learning to know, learning to be and learning to live together.
b. Inquiry
c. Konstruktivisme
d. SETS atau Sains, Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (SaLingTeMas)
e. Pemecahan Masalah.
Dalam pendekatan-pendekatan tersebut, guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan motivator, daripada
sebagai pemberi informasi atau pengetahuan.
-
3
IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan
hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi, agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran
IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar (Depdiknas, 2006).
Konsep-konsep IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia, melalui
pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak
berdampak buruk terhadap lingkungan. Sehingga diharapkan pembelajaran memberikan penekanan pembelajaran
dengan menghubungkaitkan unsur sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat saling temas), yang diarahkan pada
pengalaman belajar. Sehingga siswa dapat merancang dan membuat suatu karya, melalui penerapan konsep dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana (Depdiknas, 2006).
Pembelajaran IPA, menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains.
Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara
baik dan benar, dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara lisan dan tertulis, menggali dan
memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara ikuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
kerja ilmiah dan sikap ilmiah (Depdiknas, 2006).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai tiga
aspek yaitu aspek biologis, aspek fisis dan aspek kimia. Ketiga aspek tersebut dikaji secara simultan sehingga
menghasilkan konsep yang utuh, menggambarkan konsep-konsep dalam mata pelajaran IPA.
Aspek Biologi, mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan makhluk hidup pada berbagai tingkat
organisasi kehidupan dan interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran IPA berkaitan erat dengan lingkungan, maka
pendekatan Contextual Teaching and Leraning(CTL) sangat diajurkan untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Pendekatan kontekstual CTL merupakan konsep belajar yang mampu membantu guru, mengaitkan materi
dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan pendekatan tersebut diharapkan pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi siswa, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru kepada siswa.
Melalui pendidikan dan pembelajaran, siswa tidak hanya sekedar memperoleh pengetahuan, tetapi juga
menemukan sendiri pengetahuan tersebut (Inkuiri). Hal ini merupakan suatu penghargaan bagi dirinya, sehingga dapat
menimbulkan kepuasan diri. Kalau pembentukannya terus dikembangkan, akan terbentuk konsep diri yang ditandai
dengan timbulnya rasa aman, mental sehat, kreatif, terbuka dan sifat lain yang mendukung terbentuknya manusia
seutuhnya.
Sejak penggunaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran, proses pembelajaran mulai bergeser dari berpusat
pada guru menjadi berpusat pada siswa. Aktivitas siswa dalam melakukan pembelajaran, untuk mendapatkan suatu
pengetahuan sangat menentukan peningkatan penguasaan konsep. Melalui pendekatan inkuiri, siswa dapat lebih
mengembangkan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik.
2.2. Model Pembelajaran Collector and Conceptor Game (C2G)
Model C2G ini merupakan desain model yang dibuat penulis yang mengkolaborasikan antara olah raga
(ketangkasan dan kecepatan ) dan olah fikir. Pada model ini selain dibutuhkan kecepatan secara fisik juga ketepatan
dalam berfikir dan bekerjasama dalam mengolah suatu konsep. Pelaksanaan model pembelajaran ini lebih tepat
dilaksanakan dalam ruang terbuka(Outdoor).
Model pembelajaran Collector and Conceptor Game (C2G), adalah model pembelajaran yang lebih menekankan pada
kemampuan siswa dalam mencari kata-kata kunci yang relevan dengan konsep pembelajaran yang sedang berlangsung.
-
4
Melalui model ini siswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan belajar untuk
mempertanggungjawabkan hasil pemikirannya melalui presentasi. Pada presentasi yang disampaikan siswa tidak
dibatasi hanya menjelaskan yang benar tapi juga belajar mempertanggungjawabkan jika ternyata kelompok tersebut
mengkoleksi kata kunci yang tidak relevan dengan tugas yang diberikan.
Langkah-langkah untuk menyusun program pembelajaran dengan model pembelajaran Collector and Conceptor
Game adalah sebagai berikut
a. guru menyampaikan indikator hasil belajar yang akan dicapai b. guru menjelaskan apa yang perlu dilakukan oleh siswa, untuk mencapai kompetensi yang diharapkan c. guru membagi kelompok dengan tingkat kemampuan akademik yang merata d. pada masing-masing kelompok membagi anggotanya menjadi 2 grup, yaitu grup Collector dan Conceptor. e. guru menjelaskan tugas masing-masing sebagai grup Collector dan sebagai grup Conceptor dan aturan
bermainnya
f. game dimulai :
grup Collector bersiap secara bergilir mencari kata kunci yang telah disediakan mulai dari collector 1, 2 dan seterusnya dengan waktu yang telah ditentukan.
Setelah mengambil kata kunci diserahkan pada grup conceptor
grup conceptor mendiskusikan setiap kata kunci yang dibawa oleh collector (benar atau salah), apabila salah diberi kesempatan untuk menukar kata kunci antara kelompok pada tempat pengambilan kata kunci
diawal tadi secara bergilirdengan waktu tertentu.
Selama 10 menit grup collector dan conceptor berdiskusi berkaitan kata kunci yang diperoleh g. siswa dipersilahkan mempresentasikan hasil diskusi kepada siswa lain yang berbeda kelompok. h. diskusi kelas untuk mengambil kesimpulan
3. METODOLOGI PENELITIAN Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan metoda penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara mandiri dengan menggunakan
model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari 2 siklus dengan masing-masing terdiri dari 4 tahapan, yaitu :
Perencanaan tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Evaluasi dan Observasi
Refleksi
Objek Tindakan
Objek tindakan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :
Kinerja guru
Kemampuan penguasaan konsep siswa
Motivasi siswa
Setting Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Cirebon pada kelas IXG yang terdiri dari 21 perempuan dan 19 laki-laki pada tahun ajaran 2011/2012 semester 1(ganjil) sebagai subjek penelitian yang terletak di jalan
Elang raya no. 1 kecamatan Harjamukti
Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan 2 minggu yaitu bulan September sampai dengan Oktober 2011.
Prosedur Penelitian
Pada masing-masing siklus, penelitian meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Perencanaan Pada tahap ini, peneliti dan observer melakukan :
merancang pembelajaran menggunakan model pembelajaran Collector and Conceptor Game Pemilihan dan menyiapkan bahan ajar Menyusun Silabus dan Rencana pembelajaran Membuat dan menyiapkan alat peraga Menyiapkan alat evaluasi Menyusun instrument observasi Menyusun indikator kebehasilan tindakan
Pelaksanaan Tindakan Tindakan dilaksanakan berdasarkan rencana pembelajaran yang sudah disusun sesuai dengan materi dan bahan ajar
yang telah dipilih dengan menggunakan model pembelajaran C2G. Secara teinci, pelaksanaan tindakan pada siklus 1
dilaksanakan pada tanggal 7 september 2011 . Pada tahap ini, secara bersamaan pada saat pelaksanaan, observer
-
5
melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang tengah dilakukan oleh peneliti. Sementara itu siklus ke-2
dilaksanakan pada tanggal 27 September 2011.
Evaluasi dan Observasi Setelah melakukan tindakan, peneliti memberikan evaluasi. Dalam hal ini hasil tindakan dievaluasi dengan
menggunakan tes unjuk kerja (performance test) secara individual. Evaluasi siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 10
September 2011 dan evaluasi pada siklus ke-2 dilaksanakan pada tanggal 30 September 2011. Pada tahap ini juga,
peneliti dan observer bersama-sama mengevaluasi dan mengamati kegiatan pembelajaran kemampuan penguasaan
konsep sistem reproduksi di kelas IXG SMP Negeri 6 Cirebon. Hasil dari temuan tersebut akan dijadikan perbaikan
tindakan pada siklus berikutnya.
Refleksi dan Tindak Lanjut Setelah mengetahui dan mendiskusikan hasil tes dan hasil observasi kemudian membuat rencana perbaikan kegiatan
pembelajaran pada siklus selanjutnya. Dalam hal ini, penulis dan observer mengkaji ulang dan merevisi RPP yang
sudah dibuat dan diterapkan pada siklus 1. Selain itu juga peneliti menambah atau mengganti media pembelajaran
dengan yang lebih menarik.
Alat Pengumpul dan Analisis Data Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Lembar observasi kinerja guru ini berbentuk lembar pengamatan yang akan digunakan selama proses penelitian tindakan kelas dilaksanakan. Instrumen dibuat 2 jenis, instrumen yang satu untuk persiapan dan yang satunya lagi
untuk pelaksanaan. Dalam hal ini kinerja guru akan di observasi oleh teman sejawat. Data tentang kinerja guru
dianalisis dengan skala penilaian tertentu.
Laporan tertulis dari kegiatan dskusi yang dilakukan oleh siswa akan dinilai dengan rentang skor 10 100. Data nilai selanjutnya akan dianalisis dengan persen.
Lembar questioner sikap siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan C2G, dengan memberikan respon ya atau tidak
Indikator Keberhasilan Adapun indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
Minimal 50% siswa dari jumlah siswa dalam 1 kelas yang mengungkapkan ide atau pendapat, di depan kelas untuk setiap pertemuan.
Minimal, 85% siswa dalam 1 kelas memperoleh nilai 75 pada tes ulangan harian, untuk untuk pokok bahasan Sistem Reproduksi Manusia.
4. LAPORAN HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I Persiapan
Pada tahap ini, penulis dan observer melakukan perencanaan dan persiapan tindakan seperti :
Mengidentifikasi SK dan KD dari materi
Pemilihan dan menyiapkan bahan ajar
Menyusun rencana pembelajaran
Membuat dan menyiapkan alat peraga
Menyiapkan alat evaluasi
Menyusun indikator keberhasilan tindakan Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 7 Sepetember 2012 ( 2 x 40 menit ). Secara rinci pelaksanaan tindakan adalah
sebagai berikut :
Kegiatan Pendahuluan Pada kegiatan ini, peneliti membuka pertemuan dengan memberi salam kepada siswa dan memeriksa kehadiran siswa.
Setelah itu guru memberikan apersepsi dan motivasi dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem
reproduksi, sebagai berikut : bagaimana terjadinya bayi kembar ?
Kemudian guru memberitahu tujuan pembelajaran dan memberitahu jenis penilaian atau evaluasi yang akan dilakukan
siswa.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan ini, guru meminta siswa untuk bekerja berkelompok untuk mendiskusikan mencari kata-kata kunci dari
konsep yang diberikan untuk masing-masing kelompok yaitu alat reproduksi wanita, alat reproduksi laki-laki,
menstruasi dan perkembangan embrio. Selain itu setiap kelompok harus dapat menjelaskan setiap kata kunci yang
diperoleh.
Hasil diskusi kemudian dipresentasikan di depan kelas .
-
6
Kegiatan Penutup
Pada akhir pertemuan siklus I, guru menutup pertemuan dengan memberi konfirmasi tentang pembelajaran hari ini.
Hasil Evaluasi dan Observasi
Setelah pembelajaran selesai, guru memberi tes unjuk kerja kepada siswa pada tanggal 10 September 2011 dengan
materi system reproduksi. Siswa yang dapat menuntaskan sesuai kriteria ketuntasan yang harus dicapai yaitu 75 adalah
24 orang dari jumlah siswa 40 siswa atau sekitar 60 % dengan rata-rata nilai 74, sementara hasil kinerja guru mencapai
skor 73.
Refleksi dan Tindak Lanjut
Siswa masih ragu untuk menentukan kata kunci yang dipilih
Siswa belum berani mengungkapkan dari hasil pengumpulan kata kunci-kata kunci yang ada di buku
Siswa belum memiliki rasa tanggungjawab sebagai anggota kelompok (partisipasi masih kurang aktif) Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka peniliti dan observer berdiskusi serta memutuskan untuk melakukan
beberapa perbaikan pembelajaran pada berikutnya. Diantaranya :
Menggunakan media pembelajaran yang lebih tepat dan terarah
Memberi pengarahan lebih jelas kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Menggunakan model pembelajaran yang lebih menarik
Memberi lebih banyak kesempatan kepada siswa dalam menetapkan kata kunci yang dipilih (boleh kata kunci yang tidak relevan asalkan dpat dipertanggungjawabkan)
4.2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus 1 ternyata hasilnya masih jauh dari target yang diharapkan,maka peneliti
melanjutkan siklus ke-2. Dalam hal ini peneliti mengadakan perbaikan kegiatan pembelajaran yang lebih relevan dan
terarah.
Persiapan
Pada tahap ini, penulis dan observer melakukan persiapan tindakan seperti :
Merevisi ulang Rencana pembelajaran dengan mengganti model pembelajaran dari diskusi kelompok dengan Coolector and conceptor Game (C2G).
Kegiatan pembelajaran pada siklus 2 ini didesain berbasis IT yaitu menggunakan laptop
Menggunakan alat peraga kartu-kartu kata kunci dengan jumlah yang sama untuk setiap konsep. Pelaksanaan
Pertemuan siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 September 2012.
Kegiatan Pendahuluan
Pada awal kegiatan peneliti menbuka pertemuan dengan memberi salam dan menanyakan kehadiran siswa selanjutnya
mengulas tugas minggu lalu. Kemudian guru memberikan apersepsi dan motivasi dengan pertanyaan : organ apa saja
yang terlibat dalam system reproduksi seorang wanita? Kemudian guru menjelaskan kegiatan dan tujuan pembelajaran
serta jenis tagihan yang harus dipenuh siswa.
Kegiatan inti
Pada tahap ini peneliti menggunakan model Collector and Conceptor Game . Siswa diminta berkelompok dan guru
menjelaskan prosedur model pembelajaran yang akan digunakan yaitu collector and conceptor game, sebagai berikut :
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok besar, kemudian setiap kelompok membagi dua grup, sebagai collector dan sebagai conceptor dengan tugas masing-masing :
Collector bertugas mengambil kata-kata kunci yang sesuai dengan konsep yang ditugaskan Conceptor bertugas menetapkan kebenaran kata kunci yang diambil oleh collector
Diawali dengan grup collector secara bergilir dan teratur mengambil kata-kata kunci yang sesuai dengan konsep yang ditugaskan (waktu ditentukan) dan memberikan kartu kata kunci ini pada grup conceptor
Kemudian grup conceptor berdiskusi menetapkan kesesuaian setiap kartu kata kunci yang diambil grup collenctor dengan konsep yang ditugaskan.
Setelah selesai terkumpul kartu kata kunci tersebut, dilakukan diskusi kelompok (grup collector dan conceptor) sebagai persiapan presentasi didepan kelas.
Selesai diskusi kelompok , setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi
Pada pertemuan siklus 2 ini ditemukan hal-hal yang menarik yaitu saat diskusi kelompok setelah proses pengambilan
kartu selesai, tiba-tiba Reproduksi Pria berkata dengan suara keras ke guru menyatakan Bu....kelompok kita PENIS nya hilang, tadi waktu ngambil ga ketemu...!!! ternyata ada kelompok lain yang mengaku sudah salah ambil kartu, kemudian ada juga kelompok yang menanyakan pada guru bahwa mereka ingin menukar VAGINA dengan kartu di kelompk lain, tapi karena waktu penukaran sudah habis guru tidak memperkenankan. Peristiwa lainnya saat kartu yang
bertuliskan SERVIKS dipresentasikan oleh kelompok Reproduksi Pria dan disini ada kelompok yang lain mendebat
-
7
kelompok Reproduksi Pria dan mengklaim kalau kartu tersebut milik Reproduksi Wanita. Kelompok reproduksi wanita
memberikan 2 opsi yaitu kelompok Reproduksi Pria disuruh menjelaskan kartu tersebut dan jika salah dalam
penjelasannya maka harus menyerahkan pada kelompok Reproduksi Wanita. Namun ternyata kelompok Reproduksi
Pria dapat menjelaskan dengan baik pengertian dari serviks tersebut. Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil diskusi maka guru memberikan penjelasan ulang dengan menngunakan tayangan power point Sistem Reproduksi.
Kegiatan Penutup
Pada kegiatan ini, guru memberikan konfirmasi tentang pembelajaran hari tersebut dengan memberikan arahan terhadap
siswa bahwa kesalahan pengambilan kartu asalkan dapat dipertanggung jawabkan dengan baik maka itu dianggap
bukan lagi kesalahan yang dapat mengurangi penilaian. Selain itu guru memberikan reward kepada kelompok terbaik
dalam hal ini kelompok Reprduksi Wanita berupa tepuk tangan dan mengomentari keberanian para siswa dalam
berpendapat dan untuk itu juga guru memberikan aplaus.
Kegiatan akhir dari penutup, guru memberikan evaluasi berupa post test yang dikerjakan selama 7 menit. Akhirnya guru
menutup pertemuan dengan salam.
Hasil Evaluasi dan pemantauan
Pada siklus 2 ini , dapat diketahui bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dilihat dari hasil post tes dan tes unjuk
kerja. Secara terperinci diketahui bahwa 35 siswa mencapai ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75, dan ketuntasan
klasikal mencapai 87.5 % siswa lulus KKM dengan rata-rata nilai 78.5 . Sebagai tambahan tingkat keberanian dan
motivasi siswa juga meningkat sebesar 290
Refleksi dan Tindak lanjut
Berdasarkan hasil pemantauan dari siklus ke 2, peneliti memperoleh data sebagai berikut :
Siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
Siswa mau berpartispasi dalam memberi pertanyaan kepada kelompok dan siswa yang sedang menyampaikan presentasi mereka.
Siswa belajar bertanggung jawab pada setiap keputusan yang diambil. Berdasarkan data dan hasil tes yang diperoleh dan telah mencapai target yang ditetapkan, maka peneliti memutuskan
untuk tidak melanjutkan pemberian tindakan.
4.3. Deskripsi Hasil Tindakan Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus I dan II , dapat diperoleh data :
1. Siklus I : 24 siswa mencapai KKM ( 60 % ) 2. Siklus II : 35 siswa mencapai KKM ( 87.5 % )
Grafik 1
Pencapaian KKM Siklus I dan II
Data Hasil Pengamatan Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pemantauan aktivitas guru dalam proses tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dan
II , dapat diperoleh data :
1
5
10
24
1 1 3
35
0
5
10
15
20
25
30
35
40
50 60 70 80
siklus 1
siklus 2
-
8
Siklus I : Skor 73 dengan kategori baik
Siklus II : Skor 92 dengan kategori sangat baik
Grafik 2
Kinerja Guru pada Siklus I dan II
Data Motivasi Siswa
Berdasarkan hasil pemantauan aktivitas siswa dalam proses tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dan
II , dapat diperoleh data :
Siklus I : Skor 257 dengan kategori baik
Siklus II : Skor 304 dengan kategori sangat baik
Grafik 3
Data Motivasi Siswa pada Siklus I dan II
Uji Hipotesis
Pada awal penelitian tindakan kelas ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 60 %. Pada akhir penelitian tindakan
kelas, ketuntasan belajar klasikal sudah mencapai 87.5 % siswa yang mencapai nilai minimal 75. Oleh karena itu,
penulis dapat mengatakan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi model pembelajaran Collector and Conceptor
Game dapat meningkatkan penguasaan konsep Sistem Reproduksi Manusia pada siswa kelas IXG SMP Negeri 6
Cirebon, terbukti.
Pembahasan
Hasil tes pada siklus 1 dapat diketahui yang 24 siswa saja yang mencapai ketuntasan minimal belajar atau 60 %.
Sedangkan pada siklus 2 ketuntasan minimalnya mencapai 87.5 % atau sekitar 35 siswa yang sudah mencapai KKM.
Dapat diartikan bahwa pencapaian KKM disini mengalami peningkatan sebesar 27.5 %. Sementara peningkatan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan sebesar 18.28 %. Hal ini membuktikan bahwa
18
49
5
20
65
7
0
10
20
30
40
50
60
70
Persiapan Pelaksanaan Penutup
siklus 1
siklus 2
siklus 1
siklus 2220
240
260
280
300
320
Motivasi Siswa
257
304
-
9
pembelajaran Collector and Conceptor Game dapat meningkatkan penguasaan konsep Sistem Reproduksi Manusia
pada siswa kelas IXG SMP Negeri 6 Cirebon.
5. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan
Kesimpulan dari penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal berubah dari 60 % siswa yang tuntas meningkat menjadi 87.5 % siswa yang mencapai nilai minimal yaitu 75 berarti model pembelajaran Collector and Conceptor Game dapat
meningkatkan penguasaan konsep Sistem Reproduksi Manusia pada siswa kelas IXG SMP Negeri 6 Cirebon
2. Motivasi belajar siswa kelas IXG SMP Negeri 6 Cirebon meningkat sebesar 18.28 % dengan menggunakan model pembelajaran Collector and Conceptor Game
Rekomendasi
1. Pembelajaran sebaiknya menggunakan model dan teknik pembelajaran yang bervariasi 2. Ketercapain ketuntasan minimal harap diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran 3. Inovasi dan kreativitas guru dalam menyajikan pembelajaran harus diperhatikan
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zaenal (20060, Penelitian Tindakan Kelas-untuk guru. Yrama widya Bandung
Rahman (2004). Makalah. Model-model Pembelajaran
Forum Ilmiah Guru Kota Cirebon (2007), Jurnal Hasil Penelitian Guru dan
Tenaga Kependidikan, Cirebon
IG K Wardani Ihardit. K dan Nasution (2002), Penelitian Tindakan Kelas
Depdiknas-Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah-Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama(2004). Materi
Pelatihan Terintegrasi Sains-Buku 1. Jakarta