konsep publik policy
TRANSCRIPT
I. Public Policy
Kehidupan politik tidak pernah terlepas dari persoalan kebijakan publik. Setiap permasalahan
yang menyangkut segala macam peraturan selalu dikaitkan dengan kebijakan publik. Esensi dari
kebijakan publik telah mempengaruhi dinamika politik dan pemerintahan kontemporer tidak
hanya pada tataran konseptual namun juga telah merasuki hampir seluruh segi kehidupan sebagai
dampak dari adanya kebijakan publik.
Pada dasarnya, istilah kebijakan publik atau yang dikenal dengan sebutan Public Policy bukanlah
suatu hal yang baru dalan kajian studi ilmu politik dan pemerintahan. Akan tetapi, paradigma
yang selama ini berkembang di dalam alam pikiran para pemerhati masalah politik maupun
masyarakat pada umumnya sering mempersepsikan kebijakan publik identik dengan peraturan
yang sifatnya tertulis dan administratif.
Pendapat semacam itu tidaklah sepenuhnya salah. Namun hal ini perlu dilakukan pelurusan
bahwa seiring dengan adanya pergeseran paradigma politik dan pemerintahan dimana logika
pikir politik dan pemerintahan klasik yang menempatkan negara sebagai satu – satunya aktor
yang berhak mengeluarkan keputusan yang menyangkut kemaslahatan umum atau yang dikenal
dengan konsep Government menjadi Governance dimana pihak lain, dalam hal ini adalah pasar
dan masyarakat turut serta terlibat dalam proses perumusan keputusan politik, harus disesuaikan
dengan kebutuhan dari masing – masing pihak yang memiliki kepentingan terhadap persoalan
kebijakan publik.
Banyak pakar yang mengemukakan definisi kebijakan publik. Antara pakar yang satu dengan
pakar yang lain mendefinisikan kebijakan publik secara berbeda – beda sesuai dengan
pendekatan yang menjadi Mainstream logika berpikir pakar tersebut. Riant Nugroho D
menyatakan bahwa Kebijakan Publik adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan bersama
yang dibuat oleh negara dimana di dalamnya ada Rewarding bagi yang mendukung aturan dan
Punishment bagi para pelanggarnya. Jika dilihat lebih jauh, definisi tersebut cenderung mengacu
kepada persoalan teknis administratif dari suatu peraturan karena mengharuskan adanya
kewajiban bagi seluruh pihak untuk melaksanakan apa yang telah disepakati dalam kebijakan
tersebut.
Sementara itu, Syahrin Narhasy mengungkapkan bahwa Kebijakan Publik merupakan studi
tentang bagaimana dan apa efek dari tindakan aktif dan pasif dari pemerintah. Definisi tersebut
tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Riant Nugroho dimana definisi tersebut
sama – sama mengedepankan persoalan administratif. Akan tetapi Syahrin melihat bahwa
persoalan teknis dari kebijakan publik lebih penting bila dibandingkan dengan administrasinya.
Hal tersebut dikarenakan kebijakan publik lebih menyangkut persoalan sejauh mana pemerintah
tanggap terhadap aspirasi masyarakat yang menuntut pemerintah untuk segera memberikan
solusi untuk menyelesaikannya.
Harold J. Laswell menyatakan bahwa Kebijakan Publik merupakan suatu program yang
diproyeksikan pada tujuan, nilai, dan praktek tertentu. Apabila dicermati, pernyataan definisi
tersebut mengedepankan aspek teknokratis dimana kebijakan publik lebih dipahami sebagai
sebuah rancangan program, tidak hanya bersifat administratif saja seperti yang tertuang dalam
peraturan tertentu.
Lain halnya dengan apa yang dikemukakan oleh Carl J. Friedrich. Kebijakan publik dimaknai
sebagai serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu
lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada dimana kebijakan yang diusulkan
tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi dan sekaligus mengatasi hambatan yang ada
dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Ada hal menarik apabila kita mencermati definisi yang dikemukakan oleh Friedrich. Kebijakan
publik tidak harus selalu berasal dari usulan pemerintah selaku pemegang otoritas politik, akan
tetapi dapat berasal dari individu atau sekelompok masyarakat tertentu yang memiliki sejumlah
aspirasi dan menginginkan agaraspirasi tersebut mendapatkan tanggapan dan dikeluarkan
menjadi sebuah kebijakan. Hal ini sesuai dengan konsep Governance dimana ada
kesinambungan antara pihak pihak yang terkait dalam setiap pembuatan keputusan politik, tidak
hanya didominasi oleh aktor negara dimana dalam hal ini adalah hanya pemerintah semata.
Di sisi yang lain, George C. Edward dan Ira Sharkansky mengatakan bahwa kebijakan publik
adalah menyangkut persoalan apa yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan oleh pemerintah
serta hal tersebut merupakan tujuan akhir dari program pemerintah. Definisi ini mirip dengan apa
yang dikemukakan oleh Thomas R. Dye bahwa kebijakan publik merupakan persoalan
pemerintah untuk mengambil pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Ketiga
pakar tersebut mengedepankan prinsip pilihan rasional ( Rational Choice ) dimana pemerintah
diminta untuk mengambil suatu pilihan antara melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Hal ini
jika dikaji lebih jauh ada keterkaitan dengan persoalan pengelolaan konflik dimana sebuah
pilihan yang diambil akan menentukan arah yang akan ditempuh dalam menyelesaikan suatu
persoalan politik.
H. Hugh Heclo mengatakan bahwa kebijakan publik merupakan sebuah analisa untuk
mengkarakterisasi apa yang terdapat dalam studi pemerintahan tentang persoalan publik. Apa
yang dipikirkan oleh Heclo terkait dengan definisi kebijakan publik cenderung bersifat
administratif. Hal ini dikarenakan bahwa kebijakan publik dianggap sebagai sebuah kajian
teoritis mengenai ciri khas dalam setiap persoalan publik yang dihadapi oleh suatu pemerintahan.
Pakar lain yang memiliki definisi tersendiri mengenai kebijakan publik adalah E. S. Quade.
Menurutnya, kebijakan publik merupakan seperangkat analisa yang umumnya mempresentasikan
sejumlah informasi sebagai langkah untuk basis pengembangan bagi pembuat kebijakan guna
memberikan keputusan.
Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa kebijakan publik lebih dipahami sebagai suatu hal
yang sifatnya cenderung teknokratis. Ini terlihat dari sejumlah aturan yang telah dihasilkan
dimana aturan tersebut menuntut adanya suatu tindak lanjut dalam wujud praktis yang terlihat
dari adanya sejumlah presentasi dari beberapa informasi yang terdapat di dalamnya.
Begitu juga halnya dengan apa yang dikemukakan oleh William N. Dunn mengenai konsep dasar
dari kebijakan publik. Dunn mengatakan bahwa kebijakan publik merupakan bagian dari disiplin
ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metodologi dan sejumlah argumentasi
guna menghasilkan dan transformasi informasi kebijakan yang relevan yang akan digunakan
dalam peraturan politik untuk mengatasi persoalan kebijakan. Definisi tersebut lebih
mengedepankan sifatnya yang teknokratis, hal tersebut terlihat dari adanya keharusan untuk
transformasi segala macam informasi yang terdapat di dalam sebuah kebijakan yang sagat
diperlukan untuk menyelesaikan persoalan publik.
Sebagai catatan penutup, ada baiknya apabila kita melihat definisi kebijakan publik dari Dimock,
salah seorang pakar yang concern dengan berbagai macam persoalan publik. Menurutnya,
kebijakan publik lebih didefinisikan sebagai sebuah rekonsiliasi dan kristalisasi dari pandangan
serta keinginan dari sejumlah orang maupun kelompok tertentu dalam sebuah struktur sosial.10
Adanya rekonsiliasi sebagai sebuah pendekatan yang dikedepankan oleh Dimock
mengisyaratkan bahwa perlu adanya penggunaan pendekatan pengelolaan konflik. Hal ini
penting dikarenakan setiap kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah, dampaknya akan
dirasakan secara langsung oleh masyarakat selaku pemegang otoritas tertinggi dalam
pemerintahan yang demokatis. Kebijakan yang dikeluarkan merupakan pencerminan dari adanya
prose penyatuan berbagai macam aspirasi masyarakat dimana apabila tidak ditangani secara
bijak akan berakibat terciptanya sebuah konflik, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal.