konsep museum

11

Click here to load reader

Upload: rahma-widya

Post on 25-Jun-2015

3.120 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Museum

BAB IV. DATA DAN ANALISA BANGUNAN MUSEUM

IV.1. Data dan Analisa Museum.

Untuk menimbulkan rasa aman dan nyaman di lingkungan museum, maka harus dirancang susana lingkungan museum yang dapat membuat pengunjung golongan merasa senang, aman, nyaman dan betah.

IV.1.1. AktivitasAktivitas pemakai.Pemakai Museum dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu:

- Kelompok pengunjung/penyewa museum- pengelola

A. Aktivitas Penyewa

09.00 – 12.00 : Pengunjung mulai datang12.00 – 13.00 : Museum tutup / Istirahat13.00 - 17.00 : Dibuka kembali

B. Aktivitas Pengelola.Penyelenggaraan operasional museum perlu ditunjang oleh pengelolaan yang efektif. Susunan dan tugas pengelola biasanya sebagai berikut:

1. Pimpinan dan Pengurus Administrasi:Tugasnya mengkoordinasikan berlangsungnya kegiatan kepegawaian, keuangan dan tata usaha dalam bangunan museum.

2. Penerangan / ResepsionisBertugas menerima pesan, menerima pengaduan dan informasi dari pengunjung museum. Menjadi perantara untuk menerima tamu pengunjung.

3. Tenaga penunjang kegiatan.Memberikan pelayanan kesehatan, rekreasi dan kebutuhan sehari-hari.

4. Mekanikal dan ElektrikalBertanggung-jawab atas pemeliharaan dan perbaikan dari seluruh unsur ME bangunan.

5. House Keeping.Bertanggung-jawab atas pengaturan seperti cleaning dan laundry.

6. Pelayanan kesehatanMelayani kebutuhan pelayanan kesehatan bagi para pengunjung museum bila dibutuhkan.

7. SecurityBertanggung jawab atas keamanan pengunjung bangunan.

IV.2. Struktur Organisasi Pengelola IV.A.2. Standard Luas RuangPengelompokkan ruang-ruang yang dibutuhkan :a. ruang publik koleksib. ruang publik non koleksic. ruang non publik non koleksid. ruang non publik koleksie. ruang non publik pengamanan tingkat tinggi

sebagaimana pola hubungan ruang di atas, adapun sirkulasi dalam unit publik bisa dijelaskan sebagai berikut:Dari Entrance, yang ditandai dengan pintu masuk utama, pengunjung diterima lebih dahulu pada foyer, yang berfungsi seperti teras pada landed house yaitu sebagai ruang peralihan antara luar dan dalam. Selanjutnya masuk ke publik area. Dari publik area inilah sirkulasi bercabang. Publik Area menjadi sentral dari unit publik. Sebab Publik ara inilah yang paling banyak kegiatan berlangsung. Publik area juga menjadi batas bagi non-pengunjung, terhadap private area.

Page 2: Konsep Museum

Sementara itu untuk unit yang mempunyai 2 entrance, yaitu tambahan side entrance, alur sirkulasi yang masuk dari side entrance ialah ke daerah servis. Side Entrance ini memang disediakan sebagai service entrance. Sehingga buat pengunjung yang memiliki pelayan, pintu masuk pelayan tidak melalui entrance utama melainkan melalui side entrance. Selain itu side entranc e juga berfungsi sebagai alternatif pintu masuk bagi pengunjung, teruatam pada saat darurat.

Alur sirkulasi ini menentukan juga kadar privacy ruang-ruang di dalam unit publik. Ruang yang banyak dilintasi oleh sirkulasi, tentunya kadar privasinya lebih rendah dari ruang yang sedikit dilintasi sirkulasi, oleh karena itu ruang-ruang yang termasuk dalam kelompok zoning private diusahakan sesedikit mungkin dilintasi oleh sirkulasi. Untuk masuk ke zoning private, seseorang harus sengaja masuk, tidak bisa hanya sekedar lewat saja.

DATA KEBUTUHAN LUAS RUANG

Standard Luasan Ruang Unit Publik.

IV.A.2.b. Ruang Pengelola dan servis.Ruang kegiatan pengelolaR. Manager 5.2 m2/orangBagian Keuangan4.6 m2/orangBagian Administrasi 4.6 m2/orangBagian Pemasaran 4.6 m2/orangBagian personalia 4.6 m2.orangRuang Rapat 0.93 m2/orangRuang PABX dan Operator 0.93 m2/orangToilet 0.60 m2/orangRuang Tunggu Tamu 0.93 m2/orang

DATA KEBUTUHAN FUNGSI PENGELOLA

Ruang Pengelola dan ServiceRuang kegiatan Pengelola

Ruang Kapasitas LuasManager 3 x 5,2 15,60Keuangan 2 x 4,6 9,20Administrasi 2 x 4,6 9,20Pemasaran 3 x 4,6 13,80Personalia 2 x 4,6 9,20R. Rapat 10 x 0,93 9,30PABX/operator 2 x 0,93 1,86R. Tunggu / tamu 5 x 0,93 4,65Toilet 12,00Sirkluasi 25% 21,20TOTAL 127,21

R. Kegiatan Service.

R. Mekanikal/Elektrikal 20R. Housekeeping0,4 /unit publikGudang 60Laundry/Linen 0,4 R, Keamanan 12R. Makan Karyawan 5,9 / mejaR. Istirahat karyawan 0,77 m /orangR. Ganti / Locker karyawan 0,80 / orangDapur

DATA KEBUTUHAN FUNGSI SERVIS.

Ruang kegiatan servis.Ruang Kapasitas LuasMekanikal/elektrikal 20,00Housekeeping 52 x 0,4 20,8Gudang 60Laundry/linen 52 x 0,4 20,8

Page 3: Konsep Museum

Keamanan 12.00Makan Karyawan 30%x100x5,90 177,00 Istirahat karyawan 25%x100x0,77 19,25R. ganti/loker 100 x 0,8 80Dapur 60Sirkulasi 20% 93,97 TOTAL 563,82

IV.A.2.c. Fasilitas PenunjangFasilitas ini perlu disediakan guna menunjang kebutuhan hidup para pengunjung sehingga faktor kenyamanan benar-benar terpenuhi.a. Taman terbuka untuk penghijauan.

Fasilitas Non-formal

Ruang dokter bersama 4001 restaurant 400Ruang serbaguna300Minimarket 300Musholla 100

IV.2. Analisa LingkunganPeta-peta ini memuat antara lain:1. Peta I, memuat : Luasan fisik tapak2. Peta II, memuat Batasan jumlah lantai serta penentuan KDB dn KLB pada tapak.3. Peta III, memuat Analisa Best View.4. Peta IV, memuat Analisa Entrance.5. Peta V, memuat Analisa Zoning dalam tapak.6. Peta VI, memuat Sirkulasi luar dan dalam tapak.

7. Peta VII memuat : matahari dan arah angin.8. Peta VIII memuat : Analisa lingkungan tapak.9. Peta IX memuat : Analisa Kebisingan.

PERENCANAAN LINGKUNGAN KOTA.

Dalam perencanaan lingkungan ini tetap mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemda Bandung, sehingga dapat menunjang program pembangunan kota secara menyeluruh. yang mana proyeksi perencanaan bangunan ini disesuaikan terhadap proyeksi perencanaan di tahun-tahun mendatang, dimana dalam perencanaan yang dimaksudkan desa Cirendeu ini telah tertata secara keseluruhan di mana daerah-daerah yang wilayahnya cukup luas dan lingkungannya yang telah dibagi-bagi untuk permukiman, ruang hijau, komersial, jalur lalu-lintas sesuai dengan perencanaan kota di kemudian hari. Dalam perencanaan lingkungan bangunan museum kelas menengah ini dimaksudkan bentuknya menyatu dengan lingkungannya, yaitu proyeksi dari lingkungannya yang telah ditata kembali sesuai dengan masterplan yang telah dibuat. dan batasan dari perencanaan lingkugan yang dimaksud ialah dengan memperhatikan dengan : - Potensi lingkungan sekitar- Keberadaan museum di lingkungan sekitar- Sky line desa Sehingga diharapkan akan adanya suatu kesinambungan saling mengisi dan melengkapi antara bangunan yang direncanakan dengan lingkungan sekitarnya.

Konsep terhadap ruang luar.

Ruang luar mempunyai peranan yang penting sehingga dapat dikatakan sebagai suatu wadah arsitektur tanpa atap. Ruang luar merupakan salah satu sarana yang menunjang aktivitas bagi pengunjung, yaitu berupa: jalan-jalan,olah -raga, bermain, duduk-duduk dan sebagainya. Bentuk ruang luar akan terjadi berdasarkan pengaruh dari orientasi-orientasi terhadap tapak, lingkungan, bangunan-bangunan yang ada di sekeliling tapak. Sehingga ruang luar juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap persepsi pengamat. Dalam konsep

Page 4: Konsep Museum

perancangan ruang luar diharapkan adanya unsur-unsur yang menyatu dengan lingkungan sekitar sehingga bangunan yang dibangun disamping mempunyai ciri khas tersendiri juga memberikan sumbangan yang berarti bagi lingkungannya. Sistem Pengelompokkan Kegiatan.

Kebutuhan sosial pemakai berkaitan dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk individu. Di mana sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan ruang sebagai sarana untuk berinteraksi dengan sesamanya, dan sebagai makhluk individe manusia membutuhkan ruang yang bersifat pribadi.

Pengelompokkan kegiatan tersebut dapat ditentukan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan dalam museum antara lain :

- Kelompok kegiatan pribadiPrivacy suatu rancangan merupakan tuntutan yang mendasar. Disamping itu privacy dapat mendatangkan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung.

- Kelompok kegiatan bersamaKegiatan bersama ini biasanya dilakukan oleh pengunjung bersama-sama dengan pengunjung yang lainnya baik disengaja maupun tidak. Dimana dalam kegiatan ini menimbulkan interaksi bagi sesama pengunjung maupun masyarakat luar, dimana kegiatan ini biasanya terjadi pada ruang-ruang penunjang kegiatan dalam lingkungan publik.

- Kelompok kegiaran pelayanan service.Kegiatan pelayanan merupakan pelayanan penunjang/pelengkap dalam kehidupan sehari-hari dimana memberikan kemudahan-kemudahan bagi pengunjung. Dimana kegiatan ini biasanya tidak dilakukan oleh staff pelayanan yang bertugas menjalankan kegiatan tersebut.

ZONINGHal-hal yang berpengaruh bagi penentuan pembagian zoning meliputi:- Pencapaian- Hierarki Kegiatan- Pengelompokkan Kegiatan- Jenis Kegiatan- View/arah pandangan- Peruntukkan lingkungan

Dalam perancangan museum ini pembagian zoning dilakukan sebagai berikut:

a. Zoning Publik merupakan daerah yang dipergunakan baik oleh pengunjung, tamu maupun pengelola, daaerah ini antara lain meliputi: lobby, ruang serbaguna, pertokoan, minimarket, restaurant dsb.

b. Zoning semi private.merupakan daerah yang dapat dikunjungi oleh orang-orang tertentu saja.

c. Zoning Prvatemerupakan area yang terpenting dan bersifat pribadi dan hanya digunakan oleh orang-orang berkepentingan saja.

d. Zoning servicemerupakan tempat pelayanan museum, misalnya : dapur. laundry dan linen, ruang elektrikal dan mekanikal, lift service dsb.

PENCAPAIAN DAN SIRKULASI TAPAK

konsep penataan ruang ruang luar.Penataan ruang luar dapat digolongkan dua macam yaitu:penataan ruang luar yang aktif (yang dapat berfungsi sebagai jalur sirkulasi, tempat parkir dsb) dan ruang luar yang pasif (taman-taman). Disamping penataan ruang sesuai dengan konsep perencanaan yang telah dibahas pada sub bab terdahulu. Penataan Ruang luar perlu

Page 5: Konsep Museum

memikirkan keamanan dan kenyamanan bagi pemakai dan yang mana perencanaan ruang-ruang luar ini direncanakan bersamaan dengan pengolahan tata hijau tanaman dan pohon-pohonan yang juga berfungsi sebagai: - Penyegar dan peneduh - Filter bagi kebisingan dan polusi udara- Mengurangi arus angin dan memberi kesan alamiah.- Sebagai pengarah.

IV.3.. Analisa bangunan

IV.3.1. Massa BangunanKriteria dasar pertimbangan pola massa bangunan adalah:1. Pertimbangan atas aktivitas yang membutuhkan fleksibilitas2. Pertimbangan sirkulasi dari pengunjung ke arah horizontal dan vertikal.3. Pertimbangan atas aktivitas yang saling berkaitan.4. Pertimbangan atas pengaruh lingkungan.5. Pertimbangan atas peraturan setempat.

Alternatif pola massa bangunan.

Adapun analisa terhadap bentuk massa bangunan tunggal sculpture dapat diuraikan :1. Slab Blok- Sirkulasi mudah dan efisien- Bentuk Sederhana namun ruang yang dihasilkan umumnya memanjang.- Sulit mendapat ruang yang besar.2. Finger Plan- Sirkulasi pencapaian cukup jauh namun informatif.- Bentuknya melebar cocok daerah kepadatan rendah.

3. Independent High and Low Block- Sirkulasi pencapaian cukup mudah dan singkat.- Bentuk bangunan merupakan tipe-tipe di atas dan lebih kompak.- Pengelompokkan kegiatan dan pengembangan mudah.- Pembentukkan ruang relatif mudah.- Mudah menjadi Vocal Point.

4. Tower on Podium- Sirkulasi pencapaian cukup mudah dan singkat- Bentuk memindahkan kegiatan pada podium dan tower.- Lahan yang diperlukan tidak luas.- Mudah membentuk ruang yang besar.- Mudah menjadi vocal point.

Untuk gubahan Massa cenderung dipilih penggabungan antara tower dan podium dan independent high and low block, karena keterkaitan satu sama lain, kebutuhan ruang yang besar dan kesan menonjol yang diinginkan.

Analisa Bentuk Bangunan

Sebagai unit publik, pada apartment penghawaan dan dan pencahayaan alami perlu diperhatikan sebagai salah satu faktor perancangan. Sebag pertimbangan penghawaan dan pencahayaan alami ini mempengaruhi bentuk dari bangunan museum yang akan dibuat.

Sebagai bangunan tinggi, maka hanya ruang-ruang yang berbatasan langsung dengan ruang luar saja yang mendapatkan penghawaan dan pencahayaan alami. Sementara itu, ruang yang membutuhkannya cukup banyak. Maka pemecahannya ialah dengan membuat banyak tekukan-tekukan pada layout bangunan. Dengan membuat tekukan-tekukan pada layout bangunan, maka permukaan yang berhubungan dengan ruang luar menjadi lebih banyak, sehingga ruang yang mendapat pencahayaan dan penghawaan alami lebih banyak.

Page 6: Konsep Museum

IV.3.2. Sistem Bangunan:

Penerapan sistem bangunan disini disesuaikan terhadap pelayanan bagi pengunjung dalam museum kelas menengah sehingga diperlukan sistem sirkulasi yang singkat terutama untuk bangunan publik. Sehinngga dapatlah diterapkan suatu sistim radial yang mana ruang pelayanan/sirkulasi berpusat pada inti, dan ruang kegiatan lain dihubungkan dengan suatu bentuk sirkulasi horisontal berupa lorong/koridor.

Sistem ini akan menghasilkan bentuk bangunan tower yang cocok untuk bangunan publik dimana setiap lantai berupa lantai tipikal dengan denah yang berlang pada hampir setiap lantainya. Sedangkan untuk bangunan penunjang dalam bangunan museum memerlukan luasan ruang yang berlainan sehingga menghasilkan suatu bentuk bangunan slab. Sehingga keseluruhan bangunan tersebut akan menghasilkan bentuk akhir : Tower on Podium dimana bentuk tower berupa bangunan yang berisi unit-unit publik sedang pada podium berisi ruang-ruang kegiatan penunjang.

IV.3.3. Sistem Struktur

Dalam penentuan jenis struktur, dipertimbangkan terhadap hal-hal sebagai berikut: - Keseimbangan, dalam proporsi- Kestabilan, agar tahan terhadap gaya yang ditimbukan oleh gempa dan angin.- Kekuatan, bagi struktur dalam memikul beban yang terjadi.- Fungsional dan Ekonomis- Estetika, Struktur merupakan suatu pengungkapan bentuk arsitektur yang serasi dan logis. Sedangkan pemilihan jenis struktur ditetapkan dengan menggunakan struktur portal balok dan kolom beton bertulang. Karena kemampuan dalam menghasilkan bukaan pada dinding maupun keluwesan dalam pembentukkan bentuk bangunan amat ditunjang oleh struktur ini.

IV.3.4. Bahan

Bahan bangunan yang akan digunakan dipertimbangkan terhadap mutu/kualitas bahan, kemudahan pengerjaan, perawatan yang relatif mudah dan daya tahan bahan yang tinggi.

IV.3.5. Utilitas

Utilitas bangunan terdiri daria. Peneranganb. Penghawaanc. Sumber Daya/ Listrikd. Sanitasie. Penanggulangan Kebakaranf. Sistem Komunikasig. Penangkal petirh, Sistem Pembuangan Sampah. adapun keterangan di atas adalah sebagai berikut:

a. Penghawaan

Untuk mendapatkan suasana yang dapat dirasakan nyaman, maka suhu didalam ruangan sebaiknya berkisar antara 23 c - 25 c dengan kelembaban sekitar 45 hg- 55 hg. Mengingat faktor iklim Bandung, maka tidak mungkin untuk menda[atkan keadaan yang nyaman tanpa mempergunakan alat pengatur udara, yaitu AC unit. yaitu dengan sistim AC sentral dan Package unit, sehingga penghawaan dalam museum ini dibantu dengan alat pengatur udara untuk mendapatkan kenyamanan yang diinginkan.

b. Sumber Daya Listrik

Page 7: Konsep Museum

Berhubung letak tapak didalam kota, maka dapat dijangkau oleh jaringan listrik PLN dengan faktor-faktor keuntungan sebagai berikut:

- Praktis- Tidak memerlukan perawatan khusus.

Dengan mempertimbangkan terhadap faktor kenyamanan pengunjung yang merupakan faktor utama dalam bangunan museum ini, maka kemungkingan terputusnya aliran dari PLN perlu diperhitungkan senhingga dicapai suatu cara penyelesaian sebagai berikut:- Menggunakan generator set yang dapat menghasilkan aliran listrik secara kontinou dan memiliki kapasitas daya sebesar 100 % dari daya yang dihasilkan PLN.- Automatic Main Panel, yang bekerja secara otomatis mengalihkan sumber daya kepada genrator set pada saat aliran listrik dari PLN terputus.- Uninterrupted Power Supply yang langsung bekerja saat aliran PLN terputus dengan menggantikannya engan batterai. UPS ini berguna bagi kepentingan vital yang tidak boleh terganggu dalam keadaan apapun sekalipun aliran listrik terputus.

C. SANITASI

Sanitasi terdiri dari dua bagian sebagai berikut:a. Penyediaan air bersih.Kebutuhan air bersih ini diperlukan untuk unit publik serta keperluan penanggulangan kebakaran. Untuk keperluan-keperluan tersebut terdapat 2 sistem penyediaan air bersih, yaitu sebagai berikut:

- Sistem Down Feed distribution.keuntungannya ialah distribusi merata.kerugiannya ialah terdapat reservoar di atap, beban pada atap.- Sistem Up Feed distributionkeuntungannya tidak terdapat reservoar di atap.kerugiannya distribusi kurang merata dan banyak menggunakan listrik.

Sumber Air Bersih.- PAM, tetapi penyediaan air bersih melalui PAM masih kurang mencukupi yaitu hanya sekitar 60% dari total kebutuhan.- Sumur Bor, merupakan pilihan sumber air bersih yang baik, dimana pelaksanaannya dapat diawasi dengan mematuhi syarat serta peraturan yang berlaku.

Untuk penggunaan sistem penyediaan air secara down-feed, penggunaan reservoar air perlu diperhatikan sistem penghisapan serta dimensi pipa agar distribusi air dapat merata.

Penampungan air untuk kebutuhan penanggulangan kebakaran, jumlahnya disesuaikan dengan syarat yang ditetapkan yaiut 100 m3 tiap bangunan, yang mana reservoarnya diletakkan pada atap bangunan. Kebutuhan akan air bersih :- air dingin.- air panas: siste dengan tanki atau sistem tanpa tanki

D. Penanggulangan kebakaran.Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia maupun harta benda. Pencegahan bahaya kebakaran merupakan segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali. Ada beberapa macam sistem pemadam api, yaitu sebagai berikut :

- Penguraian: yaitu dengan memisahkan atau menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar.- Pendinginan: yaitu menyemprotkan air pada benda-benda yang terbakar dengan sprinkler air yang diletakkan merata pada ruang-ruang museum.- Isolasi/Sistem lokalisasiyaitu dengan cara menyemprotkan bahan kimia CO2- Blasting effect system

Page 8: Konsep Museum

yaitu dengan cara memberikan tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak.Penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilaksanakan melalui 2 cara, yaitu:pencegahan secara aktif/active fire protection.Fire Fighting dengan elemen-elemen:

- Water Sprinkler- Alat pemadam kimia portable- Fire Hydrant dan House Rell.- Gas System (CO2, Hakin 1211)- Smoke Detector- Thermal/Heat Detector

Elemen pencegahan pasif/pasife fire precaution- Pintu keluar darurat/emergency- Koridor dan jalan keluar- Tangga kebakaran- Melengkapi jalur sirkulasi dengan Pressurization system

E. Sistem KomunikasiSistem Komunikasi didalam bangunan museum terbagi 2, yaitu:a. Untuk komunikasi keluar/extern.

Setiap unit publik memiliki satu sambungan keluar dengan fasilitas IDD (International Direct Dialing) untuk sambungan langsung secara internasional.b. Komunikasi di dalam bangunan/intern.

Setiap unit memiliki fasilitas intercom untuk dapat memantau tamu yang datang dari luas serta sistem sambungan telepon untuk berhubungan secara intern antar pengunjung atau dengan reception, operator dll.

Sistim PengawasanSistim pengawasan yang diterapkan meliputi pengawasan di

dalam dan di luar bangunan.

Di luar bangunan.

- Pengawasan ini meliputi pengawasan di dalam tapak. yakni dengan penempatan po-pos keamanan pada entrance, exit maupun pada ruang-ruang strategis lainnya.

- Pemisahan antara entrance parkir pengunjung dengan pengunjung agar mencegah ha-hal yang tidak diinginkan.

Di dalam bangunan- Dengan satpam pada ruang-ruang strategis.- Dengan CCTV (Closed Circuit Television) pada tempat-tempat yang rawan.- Seluruh pengawasan, baik di luar maupun di daam bangunan dipantau di ruang kontrol pusat.- Untuk fasilitas pelayanan berupa telex dan facsmile disediakan ruangan khusus yang melayani kebutuhan-kebutuhan tersebut.

F. Penangkal Petir..Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem penangkal petir:- Keamanan secara teknis.- Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan.- Ketahanan mekanis.- Ketahanan terhadap korosi.- Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.- Faktor ekonomis.Jadi penangkal petir yang digunakan : Sistem konvensional, yaitu model Franklin Rod.

H. Pembuangan sampah.

Page 9: Konsep Museum

Dua macam sistem pembuangan sampah dapat digunakan:- melalui shaft sampah.Dari tiap-tiap lantai terdapat shaft-shaft pembuangan sampah yang kemudian ditampung di penampungan utama di bagian bawah bangunan. Setelah dipadatkan lalu diangkut oleh truk sampah.

- Ditampungdimana sampah ditampung oleh masing-masing unit publik untuk kemudian diangkut oleh petugas kebersihan.

BAB V. PERNYATAAN MASALAH

PERNYATAAN MASALAH:- Karena tujuan sebagai sarana pelayanan akomodasi berupa sarana publik baik bagi pengunjung museum kelas menengah maupun penduduk sekitar, maka perencanaan bangunan campuran museum untuk golongan menengah dengan fasilitas "non-formal" lingkungan perumahan ini mementingjkan kenyamanan dan keamanan yang optimum untuk melayani aktivitas.- Karena kebutuhan luasan yang cukup besar sedangkan luasan yang diperkenankan menurut peraturan yang diijinkan cukup rendah, sehingga keefektifan perencanaan ruang perlu mendapat perhatian dan pengaturan letak ruang sesuai berdasarkan fungsinya.- Karena perencanaan ini memikirkan faktor privacy yang tinggi sehingga pengaturan sirkulasi baik bagi pengunjung, pengelola maupun tamu perlu pemisahan yang jelas.- Memadukan bangunan museum dengan lingkungan perumahan.- Menentukan suasana yang menyenangkan yang tidak bisa terlepas dari perancangan kegiatan yang saling menunjang antara museum dan kegiatan non formal lingkungan, tanpa mengabaikan fungsi museum yang memerlukan privacy tersendiri.- Memikirkan kemungkinan perluasan museum di kemudian hari.

BAB VI. KONSEP PROGRAMATIK

Sesuai dengan keinginan owner yang menginginkan museum lengkap dengan fasilitasnya untuk golongan menengah; mengharapkan:

II.1. Kebutuhan Ruang untuk Museum

1. Lobby2. Kantor Pengelola3. Service (Toilet Umum ,gudang dan Room Boy).4. Unit Publik5. Link ke fasilitas "non-publik"

II.2. Kebutuhan Ruang untuk fasilitas non-publik.

1. Ruang Dokter Bersama / Klinik, 400 m22. Restaurant termasuk dapur, gudang, pantry dll400 m26. 3. Ruang Serba guna

1. Analisa ManusiaMerupakan proses analisa yang meninjau jenis kegiatan, pelaku

kegiatanIII.1.a. Jenis Kegiatan-III.2. Analisa Bangunan

Konsep bangunan diarahkan pada fleksibilitas ruang dan sirkulasi dari dua fungsi yang berbeda namun saling menunjang serta dapat dipadukan dengan kegiatan-kegiatan lainnya.

Pembahasan dalam analisa bangunan mencakup:

1. Bentuk Massa Bangunan yang dapat menampung kegiatan bermukim di unit museum dan kegiatan 'non-formal' untuk lingkungan perumahan.

Page 10: Konsep Museum

2. Penataan ruang luar dan sirkulasi untuk menentukan orientasi bangunan.3. Penyesesuaian dengan kondisi existing agar kehadiran bangunan museum dapat diterima oleh masyarakat lingkungan perumahan.4. Mengikuti sky line kota5. Struktur yang akan digunakan disesuaikan dengan:

5.1. Fleksibilitas ruang yang dibutuhkan5.2. Bentuk/Pola Massa bangunan5.5. Kondisi tanah setempat serta lingkungan sekitar tapak.

6. Penempatan jaringan utilitas sesuai dengan kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada bangunan tersebut, meliputi:

6.1. Jaringan AC6.2. Jaringan Air Bersih6.3. Jaringan Air Kotor6.4. Jaringan Panel-panel listrik.6.5. Fire Equipment.

III. Analisa Lingkungan