konsep kufr dalam al-qur’an suatu kajian teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _...

30
11 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MAKNA TASBIH Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata- katanya yang suci, yakni Al-qur’an. Pemilihan ini dari satu segi, tentu saja menempatkan bahasa Arab pada kedudukan yang istimewa, terutama di mata umat Islam. Salah satu keistimewaan bahasa Arab yang dipilih oleh Tuhan menjadi bahasa Al-qur’an adalah ungkapan-ungkapannya yang singkat, padat, serta kaya dengan isi dan makna yang dalam. Variasi bentukan kata-katanya itu sangat berpola. Setiap bentukan mempunyai makna dan pesan khas yang berbeda dengan bentukan lainnya meskipun berasal dari kosa-kata yang satu dan kendatipun terjemah harfiahnya sama. Harus diakui bahwa peranan kaidah-kaidah bahasa Arab sangat besar dalam upaya pemahaman ayat-ayat Al-qur’an. Akan tetapi dalam kenyataannya, banyak ayat-ayat Al-qur’an yang sulit dipahami secara utuh bila hanya mengandalkan kaidah-kaidah bahasa tersebut. Untuk itulah diperlukan kaidah- kaidah lain yang khusus menyangkut Al-qur’an, yang dimaksud adalah kaidah- kaidah yang berhasil disusun dan diformulasikan oleh para ulama dan ahli tafsir sebagai hasil kajian dan telaah terhadap ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh Al-qur’an. Kaidah-kaidah seperti ini dikenal dengan istilah qawa’id al-Tafsir yang dapat ditemui secara berserakan dalam kitab-kitab tafsir ataupun dalam kitab-kitab ulum Al-qur’an. Kaidah-kaidah tafsir ini masih tetap berkembang secara komulatif, seiring dengan kajian terhadap Al-qur’an yang tetap berlanjut tanpa akhir. 1 Dalam mengungkapkan masalah Tasbih, Al-qur’an menggunakan beberapa macam istilah. Term-term disebutkan dengan berbagai macam term, ada yang disebutkan dengan bentuk madhi, mudhari' masdar, maf'ul yang semuanya 1 Harifuddin Cawidu, Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis dengan Pendekatan Tafsir Tematik, (Jakarta : Bulan Bintang, 1991), hlm. 26-30.

Upload: phamnhan

Post on 11-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

11

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MAKNA TASBIH

Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

katanya yang suci, yakni Al-qur’an. Pemilihan ini dari satu segi, tentu saja

menempatkan bahasa Arab pada kedudukan yang istimewa, terutama di mata

umat Islam.

Salah satu keistimewaan bahasa Arab yang dipilih oleh Tuhan menjadi

bahasa Al-qur’an adalah ungkapan-ungkapannya yang singkat, padat, serta kaya

dengan isi dan makna yang dalam. Variasi bentukan kata-katanya itu sangat

berpola. Setiap bentukan mempunyai makna dan pesan khas yang berbeda dengan

bentukan lainnya meskipun berasal dari kosa-kata yang satu dan kendatipun

terjemah harfiahnya sama.

Harus diakui bahwa peranan kaidah-kaidah bahasa Arab sangat besar

dalam upaya pemahaman ayat-ayat Al-qur’an. Akan tetapi dalam kenyataannya,

banyak ayat-ayat Al-qur’an yang sulit dipahami secara utuh bila hanya

mengandalkan kaidah-kaidah bahasa tersebut. Untuk itulah diperlukan kaidah-

kaidah lain yang khusus menyangkut Al-qur’an, yang dimaksud adalah kaidah-

kaidah yang berhasil disusun dan diformulasikan oleh para ulama dan ahli tafsir

sebagai hasil kajian dan telaah terhadap ungkapan-ungkapan yang digunakan oleh

Al-qur’an. Kaidah-kaidah seperti ini dikenal dengan istilah qawa’id al-Tafsir yang

dapat ditemui secara berserakan dalam kitab-kitab tafsir ataupun dalam kitab-kitab

ulum Al-qur’an. Kaidah-kaidah tafsir ini masih tetap berkembang secara

komulatif, seiring dengan kajian terhadap Al-qur’an yang tetap berlanjut tanpa

akhir.1

Dalam mengungkapkan masalah Tasbih, Al-qur’an menggunakan

beberapa macam istilah. Term-term disebutkan dengan berbagai macam term, ada

yang disebutkan dengan bentuk madhi, mudhari' masdar, maf'ul yang semuanya

1 Harifuddin Cawidu, Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis dengan

Pendekatan Tafsir Tematik, (Jakarta : Bulan Bintang, 1991), hlm. 26-30.

Page 2: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

12

terulang sebanyak 93 kali.2 Selain term Tasbih, Al-qur’an juga menggunakan

beberapa term lain untuk menunjuk Tasbih seperti yang akan diuraikan dibawah

ini:

A. Pengertian Tasbih

Kata tasbih (�����) adalah bentuk masdar dari sabbaha–yusabbihu–

tasbihan ( ������ -���� -س�� ), yang berasal dari kata sabh (��س). Menurut

Ibnu Faris, asal makna kata sabh ada dua. Pertama, sejenis ibadah. Kedua,

sejenis perjalanan cepat. Pengertian kata tasbih (�����) berasal dari pengertian

pertama, yaitu menyucikan Allah Swt3 dari setiap yang jelek (tanzihullahi min

kulli su’in (هللا �� �� س�ء ����� ), sedangkan kata tanzih (�����) berarti tab‘id

(����� = menjauhkan). Jadi, secara terminologi makna tasbih adalah

mensucikan Allah SWT dari segala keburukan dan dari segala perbuatan

ataupun sifat yang tidak sesuai dengan keagungan, kemuliaan, kasih sayang,

dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu.4 Sementara itu, kata subbuhun ( س��ح)

adalah suatu sifat bagi Allah, yang berarti Allah Maha Suci dari segala sesuatu

yang tidak pantas bagi-Nya.

Begitu juga menurut Ar-Ragib Al-Asfihani dalam mengartikan kata

as-sabh ( �� sebagai “berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara (ا!�

(terbang)”. Kata itu dapat dipergunakan untuk perjalanan bintang di langit,

atau lari kuda yang cepat, atau kecepatan beramal. Dinamakan tasbih karena

segera pergi untuk beramal dalam rangka menyembah Allah. Kata ini berlaku

untuk melakukan kebaikan atau menjauhi kejahatan.

Tasbih secara Etimologi yaitu Ar-Ragib Al-Asfahani mengartikan kata

as-Sabh ( �� sebagai “berlari cepat di dalam air (berenang) atau di udara (ا!�

(terbang)”. Kata itu dapat dipergunakan untuk perjalanan bintang di langit,

2 M. Fuad Abdul Al-Baqi, Mu'jam Al-Mufahras li Al-Fad Al-qur’an Alkarim, (Beirut : Daral Fikr, 1981), hlm. 340.

3 M. Ishom El-Saha, M.A., Saiful Hadi, S.Ag., Sketsa Al-qur’an Tempat, Tokoh, Nama, dan Istilah dalam Al-qur’an. Lista Fariska Putra, 2005. hlm.726

4 Nisywah Al-Ulwani, Rahasia Istighfar dan Tasbih (Jakarta: Pustaka Al-Mawardi, 2008) hlm. 127

Page 3: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

13

atau lari kuda yang cepat, atau kecepatan beramal. Akan tetapi kata tasbih

(�����) yaitu segera pergi untuk beramal dalam rangka menyembah Allah.

Kata ini berlaku untuk melakukan kebaikan atau menjauhi kejahatan. Lebih

lanjut Al-Asfahani menambahkan, tasbih bisa dalam wujud perkataan,

perbuatan ataupun niat. Makna inilah yang sudah berkembang sampai

sekarang. Dan menjadi makna istilah tasbih.5

Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa fenomena gerak di alam ini

merupakan petunjuk nyata untuk memahami pengertian tasbih secara lebih

mendalam. Dari adanya fenomena gerak dapat diketahui bahwa alam semesta

ini senantiasa berubah. Serta dengan mengetahui adanya waktu yang

senantiasa mengalir, dapat diketahui bahwa segala sesuatu yang ada di alam

ini adalah bertasbih dan senantiasa bertasbih karena semuanya bergerak dan

menempel dalam aliran waktu sehingga setiap saat selalu berubah dan

menjauh dari posisinya semula.

Adapun Kata ”Tasbih” diambil dari Madhi ”sabbaha” dengan seluruh

turunannya dan sabaha yasbahu. dalam Kamus Mu’jamul Fahras Li alfadhil

Qur’an disebutkan di dalam Al-qur’an Al-Karim sebanyak 93 kali;6 Yaitu:

Kata Tasbih Madhi

4 kali

Mudhari’

22 kali

Masdar

45 kali

Sabbaha Yusabbihu Tasbiihan

QS. Al-Hadid [57]: 1, QS. Al-Hasyr [59]: 1, QS. Ash-Shaff [61]: 1, QS. As-Sajadah [32]: 15.

QS. Al-Baqarah [2]: 30, QS. Ar-Ra‘d [13]: 13,QS. Al-Isra’ [17]: 44 (dua kali), QS. Al-Anbiya’ [21]: 20 dan 79,QS. An-Nur [24]: 36 dan 41, QS. Al-Qolam [68]: 28, QS. Al-Fath [48]: 9, QS. Thaha[20]: 33,

QS. Al-Isra’ [17]: 44 QS. An-Nur [24]: 41, QS. Al-Mujammil [73]: 7, QS. An-Naji’at [79]: 3. QS. Yusuf [12]: 108, QS. Al-Isra’ [17]: 1, 93, dan 108, QS. Al-Anbiya’ [21]: 22, QS. Al-Mu’minun [23]: 91, QS. An-Naml [27]: 8, QS. Al-

5 Roghib Al-Ashfihani, Mu’jam Mufrodat Alfadzi Al-qur’an, Darul Al-Fikr. hlm.226 6 Muhammad Fuad ‘Abdul Baqi. Op.Cit. hlm. 339-340

Page 4: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

14

QS. Al-Hasr[59]: 24, QS. Al-Jum’at[62]: 1, QS. At-Taghabun[64]: 1, QS. al-Anbiya’[21]: 79, QS. Shad[38]: 18, QS. az-Zumar[39]: 75, QS. Ghafiir[40]: 7, QS. Fushilat[14]: 38, QS. an-Nur[42]: 5, QS. al-’Araf[7]:206.

Qashash [28]: 68, QS. Ar-Rum[30]:17, QS. Yasiin [36]:32, QS. Nun[32]:83, QS. As-Shafat[37]:159 dan 130, QS. Az-Zuhraf [43]:13 dan 82, QS.at-Thur [52]:43, QS. Al-Hashr[56]:23, QS. Al-Qalm[68]:22, QS. Al-Baqarah[2]:32, QS.Ali Imran[3]:161, QS. Al-Maidah[5]:116, QS. Al-A’raf[7]:143, QS. Yusuf[10]:10, QS. an-Nisa’[21]:87, QS.an-Nur [24]:16, QS. Al-Furqan[25]:17, QS. As-Saba’ [34]:14, QS. Al-Baqarah[2]:116, QS. Al-Anbiya’ [4]:171, QS.al-An’am [6]:100, QS.An-Nabawiyah[9]:31,QS. Yunus[10]:18 dan 68, QS.an-Nahl [16]:1 dan 57, QS.al-Isra’ [17]:43, QS.Mariam [19]:35, QS.Al-Anbiya’[21]:126 QS.ar-Rum [30]:40, QS.Az-Zumar[39]:40 dan 67.

Kata tasbih dalam bentuk mashdar hanya disebutkan empat kali di

dalam Al-qur’an, yaitu di dalam S. Al-Isra’ [17]: 44 S. An-Nur [24]: 41, S. Al-

Mujammil [73]: 7, dan S. An-Naji’at [79]: 3.

Page 5: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

15

Kata Tasbih Fi’il Amar

18 kali

Isim Fa’il

2 kali

Sabbaha

yusabbihu

tasbiihan

QS. Ali ‘Imran

[3]: 41, QS. Al-

Hijr [15]: 98, QS.

Maryam [19]: 11,

QS. Thaha [20]:

130 (dua kali), QS.

Al-Furqan [25]:

58, QS. Al-Ahzab

[33]: 42,

QS.Ghafir[40]: 55.

QS. Nun[50]:32.

QS. At-Thur [52]:

48, QS. Al-

Waqi’ah [56]: 74

dan 96, QS.al-

Haqqah [69]: 52,

QS. Al-’Ala

[87]:1, QS. an-

Nashr [110]:3, QS.

Qaaf[50]:40,

QS.AtThur[52]:49,

QS.Al-

Insan[76]:26

QS. Ash-Shaffat

[37]: 143 dan

166.

Sabaha yasbahu

2 kali

QS.al-Anbiya’ [21]:33,

QS. yasin[36]:40,

Page 6: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

16

Semua kata tasbih yang di atas ditemukan secara bervariasi. Bentuk itu

mengisyaratkan bahwa tasbih alam semesta seluruhnya kepada Allah Swt ini

termasuk makhluk hidup. Semua makhluk itu bertasbih pada masa dulu, masa

sekarang dan masa yang akan datang, semuanya tak henti-henti mensucikan

Allah swt di setiap waktu dan saat.

B. Makna Tasbih Dalam Al-qur’an

Kata ”subhana” berbentuk Isim Mashdar, yang di dalam Al-qur’an ia

disebut secara mufrad ataupun juga mudhaf (disandarkan dengan kata lain).

Tasbih (pensucian), jadi makna SubhanAllah at-Tanzih IlAllah

(Memahasucikan Allah), berstatus nashb berposisi Mashdar. Seolah-olah

orang yang mengucapkannya berkata, ”aku memahasucikan Allah Swt

dengan pemahasucian yang pasti; menafikan setiap apa yang tidak layak bagi

ketinggian dan keagungan-Nya dengan tanpa menyerupakan, tanpa pemisalan,

tanpa perbandingan, tanpa pengalihan, tanpa penakwilan dan tanpa

pengabaian; dan aku menetapkan pada keagungan-Nya apa saja yang dia

jelaskan tentang Dzat-Nya sendiri dan apa saja yang telah ditetapkan

Rasulullah Saw dari berbagai sifat kesempurnaan yang mutlak. 7

Kata Sabhan Thawilan di sini bermakna waktu panjang; atau

Mutafarraghan Thawiilan (yakni waktu luang yang panjang); atau

mutaqallaban thawila (selalu berbolak balik) waktu luang untuk pulang pergi

mengurusi pekerjaan. Dalam bentuk derivasi yang lain adalah as-Subhah yatiu

untaian biji-bijian yang digunakan sebagai alat ”tasbih” untuk menghitung

tasbih (Dzikir kepada Allah/bertasbih). Dan kata ini juga berarti ibadah sunnah

berupa dzikir dan shalat. Misalanya mengatakan Qadhaitu Subhati, (yakni aku

telah melakukan ibadah sunnahku). Demikian juga bersujud,8 oleh karena itu

Allah Swt berfirman:

������ ��� ��� � �� �������� ����� ��� ��� � !"#$☺�����

7 Zaglul an-Najjar, Shuarun Min Tasbih al-Kauniaat Lillah , diterj: Faisal Saleh, Ketika

Alam Bertasbih, Jakarta, 2008, cet I. hlm 2 8 Ibid. hlm 4-5

Page 7: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

17

���"� ��� '()*+,�� �-.☺/0���"� 1�☺�23���"� 14#��*5���"�

16��7893:��"� 1��/0���"� ;< �"�/� ��"� >��?@A"� B��C�

E�E5��� F G>��H⌧J"� EK� ��3LMN�1 O<�⌧LP3��� Q ���"� '�S�� T �� �☺�U ����� ��� �VW�QY� Z E[�2 � �� 1\P3]�^

��� _` ��0�� 'abc

Artinya: ”apakah kamu tidak melihat bahwa kepada Allah bersujud segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pepohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar kepada manusia, dan kebanyakan mereka (manusia) telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorangpun dapat memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dia kehendaki”.9

Berdasarkan itu semua, maka menuturkan dua kalimat syahadat

disertai dengan pemahaman yang benar terhadap kandungannya, mendirikan

shalat dengan khusu’, menunaikan zakat dengan sikap wara’ dan ketundukan,

berpuasa dengan ikhlas dan pengabdian, melaksanakan haji tanpa dibarengi

ucapan kotor dan perbuatan fasik, dan menghadap allah untuk berdoa dengan

memelas dan penuh pengharapan, mengagungkan, mengesakan dengan tunduk

hanya kepada-Nya, menghambakan diri, taat, dan mengikhlaskan agama

hanya untuk-Nya dengan tanpa menyekutukan, atau dengan istilah Tauhid

Uluhiyyah, ini semua adalah termasuk tasbih kepada Allah. Mengesakan Allah

dengan mengagungkan perbuatan-perbuatannya mulai dari penciptaan

makhluk, memberikan rizqi, mematikan dan menghidupkan, atau yang dikenal

denga istilah Tauhid Rububiyyah, ini semua termasuk tasbih kepada Allah

Swt.

Dan tasbih juga bisa diartikan sebagai do’a ”sholawat” kepada Allah.

Allah Swt berfirman tentang nabi Yunus As ketika ia ditelan oleh ikan besar

dengan menyatakan: ”

9 Al-qur’an dan Terjemahnya yang telah ditahsis oleh departemen agama RI, Jakarta,

1990 QS. Al-Hajj. hlm. 514

Page 8: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

18

��☺�2�d3����U � #��3:�� "#Pe"� fg�N1� 'ahc ij)#MN�U ���kl�� �[⌧J B��� ��n8���7o��☺3��� 'aWc p�7MN�� ��� ]q���5.O�r Z�Ms�2 �V)#�^ �[#PHP)71^ 'ac

��$�lL�t"5�U �` ���P3����r "#Pe"� u�vw2x 'a�c

Artinya: Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela, maka kalau Sekiranya Dia tidak Termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit, kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.10

Berkenaan dengan makna kalimat kaana minal musabbihiin dalam

firman Allah di atas, Ibnu Abbas dan Abdullah bin Mas’ud berpendapat,

sesungguhnya nabi Yunus banyak membaca ”shalawat” do’a kepada Allah

pada saat ia di perut ikan’’.11 Oleh karena itu, disunnahkan bagi orang yang

berdo’a untuk memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah

(hamdalah), serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW pada saat ia

memanjatkan doa, baru kemudian ia menyampaikan permintaannya.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah mendengar seorang laki-laki

yang berdoa dalam shalatnya tanpa mengucapkan ”hamdalah” dan shalawat

kepada Nabi SAW terlebih dahulu, maka beliau pun bersabda, ”Ini shalat yang

tergesa-gesa!” Kemudian Rasulullah memanggil orang itu dan berkata

kepadanya, “Jika salah seorang dari kalian sedang berdoa, maka hendaklah

ia memulainya dengan memuji dan menyanjung Allah Swt, kemudian

hendaklah ia membaca shalawat kepada Nabi Saw, kemudian barulah ia

berdoa dengan apa saja yang ia mau.”

Sesungguhnya ucapan “al-hamdulillah” yang diucapkan oleh manusia

itu dianggap tasbih, sebagaimana dianggap tasbih pula setiap dzikir yang

mensucikan Allah, ataupun segala ucapan yang di dalamnya seorang hamba

yang beriman mengagungkan sifat-sifat Allah yang mulia. Mengulang-ulang

pengucapan Asma al-Husna dianggap pula sebagai satu bentuk tasbih yang

10 Ibid. QS. As-Shaafaat: 142-145. hlm 728 11 Nisywah Al-Ulwani. Op.Cit. Hlm 131-132

Page 9: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

19

paling disukai oleh Allah SWT. Jika semua kaum muslimin mengetahui kadar

pahala yang demikian besar sehingga balasan dari setiap bacaan tasbih, dan

tahu pula bahwa bacaan tasbih akan mengantar mereka masuk dalam lautan

kebajikan serta menjauhkan mereka dari terjerumus dalam tindak keburukan;

jika saja mereka tahu semua itu, niscaya mereka akan banyak bertasbih untuk

semakin mendapatkan anugrah dan pahala dari Allah yang demikian besar.12

Dari Mus’ab bin Sa’ad, dari bapaknya r.a. katanya Rasulullah Saw,

beliau pernah berkata: “sanggupkah kalian mengerjakan seribu kebajikan

setiap hari?, maka bertanya salah seorang yang duduk dalam majlis,

bagaimana kami mengerjakan seribu kebajikan setiap hari, sabda nabi

bacalah tasbih seratus kali niscaya Allah ta’ala mencatat bagimu seribu

kebajikan atau dihapus dari padanya seribu kesalahan (dosa)”.13

Di kalangan ulama fiqih ada yang berpendapat bahwa bukanlah suatu

keharusan untuk mengucapkan lafazh-lafazh tasbih seratus kali secara

berturut-turut dalam satu majlis, akan tetapi boleh hukumnya untuk

mengucapkan secara terpisah dalam sejumlah majlis (tempat). Begitu juga

tidak merupakan suatu keharusan untuk mengucapkannya sepanjang siang

sampai malam hari, akan tetapi yang lebih utama adalah mengucapkan pada

permulaan hari, agar dapat menjadi benteng pemelihara bagi seorang muslim

sepanjang hari.14

Ada beberapa hadits yang menunjukkan adanya shalat tasbih, namun

menurut pandangan jumhurul ulama mengatakan bahwa hadits shalat tasbih

itu Dha’if. Akan tetapi ulama fiqh menetapkan shalat tasbih dalam bab fiqh.15

Dalam kamus al-Munzid dikatakan bahwa “ad-Dzikru huwa at-Tasbih

wa Majjadahu” yang berarti dzikir merupakan tasbih itu sendiri.16

12 Ibid, hlm. 129 13 H.R. Muslim. Terj: Hadist Shahih Muslim, Klang Book Centre, Malaysia, Cet V,

1997, Juz 4. hlm. 262-263 14 Niswah al-Ulwani, Op.Cit. hlm. 173 15 Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syarif an-Nawawi ad-Dimsyiqy, al-Adzkar, Toha

Putra, Semarang. Hlm. 158 16 Al-Munjid, Bairut Lebanon, 1960, cet 39. hlm. 237

Page 10: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

20

Dalam surat an-Nasr : 3 dapat di baca bahwa nabi Muhammad Saw di

perintahkan untuk bertasbih dengan memuji nama tuhan-Nya.17 Memuji tuhan

adalah formula kesyukuran yang sangat penting Dalam Al-qur’an dikatakan

”fasabbih bihamdi rabbika” membaca tasbih ”Subhanallah” dapat dipandang

sebagai pendahuluan logis bagi Tahmid (yaitu memabaca hamdalah/memuji Allah).

Sebab tasbih sendiri mengandung makna pembebasan diri dari buruk sangka kepada

Allah, atau ”pembebasan” Allah dari buruk sangka kita. Jadi tasbih adalah

sesungguhnya permohonan ampun kepada Allah atas dosa buruk sangka kita

kepada-Nya.18

Dengan demikian yang dimaksud dengan bertasbih adalah berdzikir

secara berulang-ulang kepada Allah Swt di setiap waktu dan keadaan.

Sekalipun makna tasbih bermakna umum mencakup seluruh ibadah, baik

ucapan, perbuatan, dan niat. Dan juga tasbih bermakna khusus yaitu dzikir

lafazh dengan menyebut Asma’ul Husna, dan sifat-sifat-Nya yang tinggi

sebagaimana yang telah diturunkan-Nya dalam Al-qur’an atau apa yang

diberitahukan oleh rasulullah Saw.

C. Pengelompokan ayat-ayat tasbih sesuai dengan tema di dalam Al-qur’an

Zaqlul an-Najjar berpendapat bahwa Ayat-ayat Tasbih yang terdapat di

Al-qur’an dapat digolongkan menjadi enam golongan ayat yaitu antara lain19:

1. Allah menegaskan Maha Besar kesucian-Nya, karena ketunggalan-Nya

dengan Uluhiyah, Rububiyah, dan Wahdaniyat-Nya pada Dzat-Nya sifat-

sifat-Nya, nama-nama-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya atas semua

makhluk-Nya; pada Qadrat-Nya yang mutlak dan di dalam menghimpun

segala sifat kesempurnaan yang mutlak; dan suci dari setiap kekurangan.

Ayat ini terdapat di dalam 27 ayat sebagai berikut:

1. QS. Al-Isra’: 1

17 QS. An-Nasr: 3. Op.Cit.1114 18 Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban, Paramadina, Jakarta, 2000, cet II. Hlm

166 19 Zaglul an-Najjar.Op.Cit. hlm. 29-43

Page 11: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

21

B�$�)t�x ny�� �� Qy">�z�� qM��)7P�r H⌧3L�� {|�C�

��w���☺3��� �V����3��� �Ms�2 ��w���☺3���

�o}3+,�� y�� �� ��~3J��$�r �����)#� ����^�>1��� .���

��~�d$�^�"` Z ���kl�2 "#Pe �gv�☺����� �>�8}�73���

'ac 2. QS. Al-Anbiaya`: 22

)#�� �[⌧J �☺S>�U G������"` j�2 T ��

���o�⌧]�� Z B�$�)t���U � �� w[<"* �)�P3��� ��☺�1 �[#�]8}�^ 'hhc

3. QS. Al-mukminun: 91

��� ⌧L�^T��� T �� ��� 7�� "� ���"� {�@A ���P�� .���

<�$���2 Z �p��2 oNe�� *\`J ��$���2 �☺�r �KMN,

@⌧P��"� ) �9�uP�r Z�M�1 s�P�r Z B�$�)t�x � �� ��☺�1

{�#�]8}�^ 'uac 4. QS. An-Naml: 8

��☺MN�U �e"` � y�v#�l J[�� ⌧�*#�r ��� ���

*�E5��� .���"� �9��)#� B�$�)t�x"� � �� w[<"*

��n���<$P3��� 'bc 5. QS. Al-Qashash: 68

{�{r"*"� �KPN3^�� ��� _` ��0�� _*��+3^��"� Q ���

{�@A 1 �9�� `�">B��^3:�� Z B�$�)t�x � �� Z�M$P�"�

��☺�1 �[#�A�>.��� '�bc 6. QS. Ar-Rum: 17

B�$�)t���U � �� ��n�� {�#��.☺P ��n�M"� �[#���t�}P 'a�c

Page 12: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

22

7. QS. Yasin: 36

B�$�)t�x y�� �� �KMN, �!"�3�+,�� �9kN�A

��☺�� ���7r~P �()*+,�� .���"� ���98��]l��

��☺��"� @j �[#�☺MN.P�^ 'W�c 8. QS. Yasin: 83

B�$�)t���U y�� �� qM��"L�r � #`QjN�� c�\`J �`��⌧� ��3L���2"�

�[#1P�)�P 'bWc 9. QS. Ash-Shaffat: 159

B�$�)t�x � �� ���⌧� �[#�]8}�^ 'a�uc

10. QS. Ash-Shaffat: 180

B�$�)t�x 7�Mr"* w[<"* �Ey�P3��� ���⌧� {�#�]8}�^

'abwc 11. QS. Az-Zhuhruf: 82

B�$�)t�x w[<"* � !"#$☺����� '()*+,��"� w[<"* �)�P3���

��☺�1 �[#�]8}�^ 'bhc 12. QS. At-Thur: 43

4�� ) ���� G�$���2 �>)�⌧G � �� Z B�$�)t�x � �� ���⌧� �[#`J�>.���

'Wc 13. QS. Al-Hasyr: 23

"#Pe T �� ��� �� ij ��$���2 j�2 "#Pe �7�N☺3���

_E�*��23��� 1 $MN����� ������☺3���

(|�☺3L9�☺3��� _y^yP3��� _*��t�3���

�>wC�⌧t�d�☺3��� Z B�$�)t�x � �� ��☺�1 {�#�A�>.��� 'hWc

14. QS. Al-Baqarah: 116

F�#`���"� ⌧L�^T��� T �� �?�� "� Q

����~$�)7�x F \�r �1��

Page 13: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

23

��� ��� � !"#$☺����� '()*+,��"� F \\`J �1�� �[#�+��$� 'aa�c

15. QS. An-Nisak: 171

@\e��k$�^ wN$�d8t3��� @j F�#PN3�� ��� ) �t�5^�v @j"�

F�#`�#�2� �M�1 � �� j�2 EK�3��� Z �☺kl�2

�⌧v8�☺3��� �o/v�1 ��3��� B �^�;�� (�#�x"* � ��

]����+☺�N@A"� �9��23��� Z�Ms�2 B �^�;�� ��_*"�

��5�C� F F�#15������U � ���r q�����x_*"� F @j"�

F�#`�#�2� G��H$MN�� Z F�#�9�+l�� �5>)�B ) �t�� Z

�☺kl�2 T �� �$���2 ����!"� F ]����~$�)7�x [�� {�#`Q�^ �1�� ��� "� � �1��

��� ��� � !"#$☺����� ���"� ��� '()*+,�� Q Z���⌧J"�

� ���r H⌧v8A"� 'a�ac 16. QS. Al-An’am: 100-101

F�#PNP�"� � "` ⌧J">�� ��893:�� ) �9�2MNB"� F

F�#P��B"� ����� ��n�5�r /�$�~�r"� �>)����r ��UN�  Z

����~$�)7�x Z�M$P�"� ��☺�1 {�#�]8}�^ 'awwc

�g^���r � !"#$☺����� '()*+,��"� F Z�k¡�� 1[#`Q�^

����� ��� "� ����"� �`Q� �1�� ��t8�$o¢ F �KMNB"� E\`J �`��⌧� F "#Pe"�

c�\`Q�r <`��⌧� fg�N�  'awac 17. QS. At-Taubat: 31

F�]�`L�^T��� ) Pe"*��t.��� ) �9"5$�te_*"� ��r��r)*��

��C� £���v � �� ⌧L8�☺3���"� {|)r��

Page 14: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

24

B �^)��� ���"� F�]�1���¤� j�2 F�]����tP"L�� �~9$���2

�~���!"� F �j ��$���2 j�2 "#Pe Z ����~$�)7�x ��☺�1

{�#�AW�.0�� 'Wac 18. QS. yunus: 18

{�����7P�^"� ��� £���v � �� ��� @j ) PeY>¥¦�� @j"�

���91P⌧]5�^ {�#`�#�2�^"� �`ij��k$e ��l��k$P⌧]`�

�~�1 � �� Z )\P {�#`���t"5P�� � �� �☺�r

@j 1 MNP�^ ��� � !"#$☺����� @j"� ��� '()*+,�� Z

����~$�)7�x Z�M$P�"� ��☺�1 {�#`J�>.��� 'abc

19. QS. Yunus: 68

F�#`��� ⌧L§E�� T �� �~���"� Q ����~$�)7�x F "#Pe

¨����3��� F ����� ��� ��� � !"#$☺����� ���"� ���

'()*+,�� Z [�2 �A�5�1 ��C� /�$�OUN�x �⌧L$�S� Z

{�#`�#�2��� �M�1 � �� ��� @j �[#�☺MNP� '�bc

20. QS. An-Nahl: 1

���6�� 1�3��� � �� @⌧�U �M#PNw�P�d��M\ Z ����~$�)7�x

Z�M$P�"� ��☺�1 {�#`J�>.��� 'ac

21. QS. An-Nahl: 57

�[#PNP39��"� � ��$�~�73��� ����~$�)7�x z �9��"� �E� {�#�S�☺.0�^ '��c

22. QS. Al-Isra’: 42-43

\P )#�� �[⌧J ]���P��

������"` �☺⌧J �[#`�#�2�^ �p��2 F�)#���d)r�j Z�Ms�2

Page 15: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

25

y�� ��¨©3��� H⌧L�7x 'hc ����~$�)7�x Z�M$P�"�

���⌧� �[#`�#�2�^ �ª#PN1  �5>��7⌧J 'Wc

23. QS. Maryam: 35

��� �[⌧J � [�� ⌧L�§«d�^ ��� 7�� "� F ]����~$�)7�x Z ����2 ��o�� ���3���

�☺kl�¬�U 16#�2�^ ����� �`J 1[#`Q"L�U 'W�c

24. QS. Al-Anbiya: 26

F�#`���"� ⌧L�^T��� ��$��#-���� �?�� "� Q ����~$�)7�x Z )\�r v��t�1

{�#1���QY� 'h�c 25. QS. Ar-Rum: 40

T �� y�� �� ) `Q�2MN�, ��P� ) `Q��"* ��P� ) �t�dv�☺1^

��P� ) `QLv3�`� F )\e ��� `Q� ⌧J">�� �E� 1\P3]�^

��� `Q��!�� ��C� �`��⌧� Z ����~$�)7�x Z�M$P�"�

���⌧� �[#`J�>.��� 'wc 26. QS. Az-Zumar: 4

)#�� v�"*�� T �� [�� ⌧L�§«d�^ �?�� "� Z����O.¢�j

��☺�� �KPN3^�� ��� _` ��0�� Z ����~$�)7�x F "#Pe T �� ����!"#3��� _*��9�23���

'c 27. QS. Az-Zumar: 67

���"� F��_*�� � �� EK� qM*.�� �()*+,��"� �~PL�☺� ����d@u)t� �4)#�^

��☺$"vw23��� �?!"#$☺�����"�

7�$«^c#.O�� q���~v�☺"L�r Z ����~$�)7�x Z�M$P�"�

��☺�1 {�#`J�>.��� '��c

Page 16: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

26

2. Yang disebutkan dalam kata perintah (amr). Tasbih ini terdapat dalam 13

ayat yaitu:

1. Perintah tasbih bersama dengan perintah sujud yaitu yang terdapat

dalam QS. Al-Hajr: 98

.⌧��7o��U ��.☺��­A 7�Mr"* �`J"�

B��C� ��®��w�$����� 'ubc

2. Perintah bertasbih disertai dengan perintah bersabar yaitu QS. Thaha:

130

>w�.¢���U Z�M�1 ��� �[#`�#�2�^ .⌧��7x"�

��.☺��­A 7�Mr"* @\)t� |¯#PNP¥ -.☺/0��� @\)t�"�

��S��1�`G F .���"� '° ��l�"` c\3L����

.⌧��7o��U �����.¥��"� *��SEp��� 7kNP��

Z�W)�� 'aWwc 3. Perintah bertasbih dan bertawakkal kepada Allah Swt yaitu QS. Al-

Furqan: 58

)\A"#�"� �M�1 '�*¥3��� y�� �� @j � #�☺�^ .⌧��7x"�

qM��.☺��­A Z Z*⌧]@A"� q���r w<#�l`L�r qM�v��t�1 �±>��7B '�bc

4. Perintah bertasbih disertai dengan perintah untuk bersabar dan perintah

untuk beristigfar yaitu QS. Ghafir: 55

>w�.¢���U ��2 �.1"� � �� 6K� )��]3��d�x��"�

{��7rl�� .⌧��7x"� ��.☺��­A 7�Mr"*

��8²P3����r W�$⌧t)r�³��"� '��c

5. Perintah bertasbih dan bersabar disertai dengan penentuan waktu-

waktu yang diutamakan yaitu QS. Qaaf: 39-40

Page 17: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

27

>w�.¢���U Z�M�1 ��� {�#`�#�2�^ .⌧��7x"�

��.☺��­A 7�Mr"* @\)t� |¯#PNP¥ -.☺/0��� @\)t�"�

w<�1�`�3��� 'Wuc B���"� c\3L���� ������7o��U

��$�rv��"� �v#��;���� 'wc

6. Perintah bertasbih atas ketetapan Tuhan dan bertasbih dengan memuji-

Nya, disertai dengan penentuan waktu-waktu utama untuk melakukan

tasbih yaitu QS. At-Thur: 48-49

>w�.¢��"� crQ�¥�� 7�Mr"* 7kl�¬�U

��~��1v.1���r F .⌧��7x"� ��´��­A 7�Mr"* ��n�� 14#�2� 'bc B���"�

c\3L���� ������7o��U ��$�rv�2"� �V#��*5���

'uc 7. Perintah bertasbih dengan nama Allah yang maha besar yaitu QS. Al-

Waqi’ah: 74 dan 96 dan QS. Al-Haqqah: 52

.⌧��7o��U w��x���r 7�Mr"* w�v��P3��� '�c

.⌧��7o��U hf.µ���r 7�Mr"* hfg��P3��� 'u�c

.⌧��7o��U hf.µ���r 7�Mr"* w�L��P3��� '�hc

8. Perintah bersujud kepada-Nya dan bertasbih kepada-Nya yaitu QS. Al-

Insan: 26

{|��"� c\3L���� .��(�x���U �����

������7x"� H⌧3L�� �⌧^c#�¥ 'h�c

9. Perintah bertasbih disertai dengan pengakuan kehambaan diri kepada

Allah dan pengakuan unsur kemanusiaan diri yaitu QS. Al-Isra’: 90-93

F�#`���"� ��� {|���µl 7�� Z�¶f� ����3]� �"5�� B���

'()*+,�� ± #�7J��^ 'uwc ��� �[#`Q� {��� �E~� ��C�

Page 18: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

28

�\v�^k· �N"5�1"� ��we�⌧]�d�U ��$9l+,�� �9MN$MN8B

�±>�w�3]� 'uac ��� ⌧�w2��P\ "` �☺�����

�☺⌧J o�.☺�1� �"53vMN�1 ��]o��J ��� "��6U�� � ���r ��⌧t²k$MN☺3���"� �⌧L�t� 'uhc ��� �[#`Q�^ 7�� �3v�r ��C� <�1�B1� ��� Z�M�)�� ��� �` �☺�����

���"� {|���µl 7¸v�1��� Z�¶f� �6C���P �"53vMN�1

�~7$�+�J ��M`���32kl Q )\P �[��)7�x ��M¹"* )\e ��5`J

j�2 �5>o��º 5j#�x-* 'uWc 10. Perintah bertasbih dengan nama Allah yang Mahatinggi yaitu QS. Al-

A’la: 1

h⌧��7x B��x�� 7�Mr"*

�M.1+,�� 'ac

11. Perintah bertasbih dengan memuji Allah memohon ampun kepada-Nya

yaitu QS. An-Nasr: 3

.⌧��7o��U ��.☺��­A 7�Mr"*

�M)��]3��d�x��"� Z ���kl�2 �[@A

�lr�-#� 'Wc

3. Tasbih yang diucapkan para nabi dan rasul, yang terdapat dalam Al-qur’an

yang hanya terdapat 4 ayat yaitu :

1. Tasbih Rasulullah yang disebutkan dalam Al-qur’an yaitu: QS. Yusuf :

108

)\P qMwL$e »�v�tx F�»#11v�� �Ms�2 � �� Z

Z�M�1 <�">�8}�r ���l�� '���"� ��P�tE�� F

B�$�)t�x"� � �� ���"� ���l�� B���

{¼n�J�>.��☺3��� 'awbc 2. Tasbih Nabi Musa As yang terdapat dalam QS. Al-A’raf: 143

Page 19: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

29

��☺��"� "` � Z�°#1� �"5�+$�2v�☺�� ���☺kN⌧J"�

���{r"* �6�� w[<"* »��¡*�� )���l�� {�3L���2 Z �6�� ���

��¹��� '�8Q$��"� )���l�� �Ms�2 c\�t�3��� c[�¬�U

-��2�d�x�� ����l�⌧t�� ��)#o��U ��¹��� Z ��☺MN�U

Z���9�� ���{r"* c\�7�UN�� �1���P� �Av -�B"�

Z�°#1� �52�Po¢ Z ��☺MN�U �½��U�� �6�� {��~$�)t�x ��)tP {�3L���2 ���l��"� 16E��� ��n�5����☺3��� 'aWc

3. Tasbih Nabi Yunus As yang terdapat dalam QS. Thaha: 33

)��¹ 7���7o�P¾ �5>��?⌧J 'WWc

4. Tasbih Nabi Isa As yang terdapat dalam QS. Al-Maidah: 116

3��2"� �6�� T �� �o/v�P$�^ ��3��� B �^�;�� o�l��"` o�UNP E�E5N��

��¡�`L�^T��� "�¸d¤�"� c�n9$���2 ��� c[��v � �� F

�6�� 7�~$�)t�x ��� 1[#`Q�^ »�s [�� �6#P�� ��� ³-3v�� �s \eK��r Z [�2 ��5`J

����+UNP .��2�U ����d.☺�N�  Z 1 MNP� ��� ��� �8/3]�l ij"�

��MN.1�� ��� ��� 78�3]�l Z 7El�2 o�l�� 1 $kN�1

w<#1L`�3��� 'aa�c

4. Mengemukakan tasbih manusia secara umum. Jumlahnya ada 9 ayat. Tiga

ayat diantaranya terbentuk kata perintah kepada orang-orang mukmin. Dan

itu merupakan perintah taklif agar bertasbih kepada Allah. Salah satunya

ayatnya menyebutkan kata orang-orang mukmin bersama dengan

penyebutan Rasulullah, dan dua ayat lainnya dengan penyebutan orang-

orang mukmin secara mutlak. Ayat-ayat itu sebagai berikut:

1. QS. Al-Ahzab: 41-42

Page 20: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

30

��S{���k$�^ ��®�� �� F�#15���"` F��_¨Pº3���

� �� �☯�3J�� �5>��?⌧J 'ac �M#����7x"�

5���Q�r �⌧L�¢��"� 'hc 2. QS. Az-Zuhruf: 13

F��_#�d���+�� Z�M�1 qM*#�9�� ��P� F��1�`JL�

��☺P�l ) `Q�Mr"* ����2 f`©^"#�d�x�� ��3LMN�1

F�#`�#�2�"� B�$�)t�x y�� �� ��/§x ��~�� �⌧L$e

���"� �E5�A ����� ��n�lW�321� 'aWc

3. QS. Al-Fath: 8-9

�kl�2 {�$�~UNx)*�� �~��9$⌧� �����0�t1�"�

���^wL�l"� 'bc F�#15����d�À� � ���r q��� #�x"*"�

�M�_*W¸yPP"� �M�1��À"#P"� �M#����7o�P\"� 5���Át�r

�⌧L�¢��"� 'uc 4. QS. Ali Imran: 191

��®�� �� �[�1�`JL�^ � �� �?☺$"v� �~v#1PP"� Z�M�1"�

) �9�r#151� �[�1�/t⌧]�d�^"� ��� cKUNB � !"#$"´�����

'()*+,��"� �"5«r"* ��� o�32MNB �⌧L$e H⌧�O$�r

7�~$�)t�x ��~w2�U B<�⌧L�1 *�E5��� 'auac

5. QS. Al-Isra’: 108

�[#`�#�2�^"� B�$�)t�x �"5�Mr"*

[�2 �[⌧J ��.1"� �"5�Mr"*

5j#1P3]☺�� 'awbc

6. QS. As-Sajadah: 15

Page 21: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

31

�☺kl�2 �����1^ �"5�d$�^����r ��®�� ��

����2 F��1�8�AP� ��S� F����B �~��(�x

F�#���7x"� ��.☺��­A ) �9�Mr"* ) Pe"� @j

{���>w�Q�+���� 'a�c 7. QS. An-Nur: 36-37

��� � #1L�r �[���� T �� [�� g�U)�P ��@AL1^"� ��S>�U

����☺�x�� �⌧��7o��� ����� ��S>�U C���`�3����r

w6�o¢+��"� Sementara pada dua ayat yang lain, Al-qur’anul karim

menceritakan tentang tasbih para pemilik kebun di negeri yaman.

Menunaikan hak Allah Swt dengan mengeluarkan sebagiannya untuk

orang-orang miskin. Namun manakala ia telah mati, anak-anaknya justru

bersikap bakhil. Keadaan mereka ini dikisahkan oleh Al-qur’an di dalam

dua ayat berikut:

8. QS. Al-Qalam: 28-29

�6�� ) �9`Ox��� ������ \P�� )r`Q�� @j)#��

�[#����7o�P\ 'hbc F�#`��� B�$�)t�x �"5�Mr"* �kl�2

�E5`J {¼n�☺�N$�� 'huc 5. Ayat-ayat yang menyebutkan tasbih para Malaikat kepada Allah

jumlahnya ada 9 ayat, yaitu:

1. QS. Al-Baqarah: 30

3��2"� �6�� {�Yr"* ���Q²k$MN☺UN�� ���¡�2

\�1� ��� '()*+,�� 5�⌧]L�NB F F�»#`���

1\P39���� ��S>�U ��� ��8�3]1^ ��S>�U �7�]����"�

"` ������ �� ��3�j·"� �⌧��7o��l ⌧���.☺��­A

_E�e��2�l"� 7�� F �6��

Page 22: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

32

»���¡�2 1 MN.1�� ��� @j �[#�☺MNP� 'Wwc

2. QS. Ar-Rad: 13

�⌧��7o���"� ��.1-���� qM��.☺��­A

P��Q²k$MN☺3���"� .��� q���d⌧]L8B 1\8x)�1^"�

�K�1!"#�}��� ONv8}1v�U ��S� ��� _` ��0�� ) Pe"�

{�#`���$�9`� ��� � �� "#Pe"� ��^��⌧� w6���lUV��

'aWc 3. QS. Al-Anbiyak: 19-20

�1�� "� ��� ��� � !"#$☺����� '()*+,��"� Z

.���"� ��M�5�1 @j �[��>w�Q�d���� .��1

q���v��7�1 @j"� �[��>8����d���^ 'auc

�[#����7o��� @\3L���� "*��SEp���"� @j �[��>`i3]�^

'hwc 4. QS. Az-Zumar: 75

y���"� ��⌧t²k$MN☺3��� {¼n�ÀU �M .��� w6)#�

�)�P3��� �[#����7o��� ��.☺��­A ) S¸�"* F B�8�P"�

 ¸"5;�r ceK��3:���r @\v�"� ��.☺��3:�� � w[<"*

��n���<$P3��� '��c 5. QS. Al-Mu’min: 7

��®�� �� �[#PN�☺3��� B�)�P3��� .���"� �����)#�

�[#����7o��� ��.☺��­A ) S¸�"* �[#15���1^"�

q���r �[�1��]3��d����"� ��®����� F�#15���"` �"5«r"* o�P8x"� E\�A

�`��⌧� 5�☺.�-* �?☺UN�1"� )��]3G���U ��®�����

Page 23: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

33

F�#�r�� F�#1P�7E��"� 7MNL�tx ) �9�"� B<�⌧L�1

hfg8��93:�� '�c 6. QS. Fhusilat: 38

c[�¬�U F���>�Át�+�x�� ��®�� ���U �~�1 7�Mr"*

�[#����7o��� ����� c\3v�����r *��SEp���"�

) Pe"� @j �[#�☺������ 'Wbc 7. QS. Al-A’raf: 206

E[�2 ��®�� �� �5�1 {��Mr"* @j �[��>w�Q�d����

.��1 q���v��7�1 ����l#����to���"� �1�� "�

{���������� 'hw�c 8. QS. Ash-Shaffat: 166

�kl�2"� ����"5��

�[#����7o��lUV�� 'a��c

6. Ayat yang mengemukakan tentang tasbih 7 lapis langit dan bumi beserta

segala isinya. Tasbih setiap entitas itu berupa tasbih fitrah dan taskhir atau

dengan tasbih ikhtiari dan taklifi, atau dengan kedua bentuk itu sekaligus

yaitu:

1. QS. Ar-Rad: 12-13

"#Pe y�� �� 1 �t^W�1^ {Â>�3��� �pU)#B

�~P☺�¥"� �8²~1^"� {·������� �6��2��H���

'ahc �⌧��7o���"� ��.1-���� qM��.☺��­A

P��Q²k$MN☺3���"� .��� q���d⌧]L8B 1\8x)�1^"�

�K�1!"#�}��� ONv8}1v�U ��S� ��� _` ��0�� ) Pe"�

{�#`���$�9`� ��� � �� "#Pe"� ��^��⌧� w6���lUV��

'aWc 2. QS. Al-Isra’: 44

Page 24: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

34

�⌧��to�P\ 1�� � !"#$"´����� �g)7�����

�()*+,��"� ���"� ��S>�U Z [�2"� ��C� <`��⌧� j�2

�⌧��7o��� qM��´��­A �8Q$��"� j �[#�9�23]�

) �9�L�t��M\ Q ���kl�2 �[⌧J ��☺v�N� �~*#�]⌧G 'c

3. QS. Al-an-Biya’: 79

�9$�~.☺�9⌧]�U B�$☺3vMN�x Z Ã⌧�A"� ��~;��"` �?☺Q1�

�?☺UN�1"� Z ��l)�/§x"� g�� v�1��v �6��7w�3���

B�����7o��� ">)��O���"� Z �E5�A"� {¼n�N�P$�U '�uc

4. QS. An-Nur: 41

������ ��� E[�� � �� �⌧��7o��� ����� ��� ���

� !"#$"´����� '()*+,��"� �>)��O���"� ��$/]k$o¢ F

\\`J .�� B �N�  ����@⌧o¢ ����L�t��M\"� Q T ��"�

7fg�N�  �☺�r {�#PNP3]�^ 'ac

5. QS. As-Shad: 18

�kl�2 ��l)�/§x

�6��7893:�� ���P��

B�����7o��� ��8²P3����r

w½�">��³��"� 'abc

6. QS. Al-Hadid: 1

⌧�7x � ��� ���

� !"#$"´����� '()*+,��"� F

"#Pe"� _y^YP3���

1fg8Q��3:�� 'ac

7. QS. Al-Hasr: 1

Page 25: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

35

⌧�7x � ��� ��� � !"#$☺����� ���"� ���

'()*+,�� F "#Pe"� _y^yP3��� ��v8Q��3:��

'ac 8. QS. Al-Hasr: 24

"#Pe T �� �K�N$§3��� `�*��73��� _*c¸#o}�☺3���

F 1�� _` �☺�x+,�� Z�������3��� Z �⌧��7o���

����� ��� ��� � !"#$☺����� '()*+,��"� F "#Pe"�

_y^YP3��� ��v8Q��3:�� 'hc

9. QS. Al-Shoff : (1)

⌧�7x � ��� ��� � !"#$☺�����

���"� ��� '()*+,�� F "#Pe"�

_y^YP3��� ��v8Q��3:�� 'ac 10. QS. Al-Jum’ah : (1)

�⌧��7o��� � ��� ���

� !"#$☺����� ���"� ���

'()*+,�� 87�N�lUV��

E�*��23��� y^YP3���

w�L8Q��3:�� 'ac 11. QS. Al-Taghabun : (1)

�⌧��7o��� � ��� ���

� !"#$☺����� ���"� ���

'()*+,�� F 1�� �7UN�☺3���

1�� "� ��.☺�3��� F "#Pe"�

Z�M�1 c�\`J �`��⌧� ¯�^���

'ac

D. Pendapat Ulama tentang Tasbih

Ulama ahli tafsir dalam menguraikan pendapatnya tentang tasbih

kebayakan ketika ia menafsirkan Qur’an surat al-Isra`:44 yang berbunyi:

�⌧��to�P\ 1�� � !"#$"´�����

�g)7����� �()*+,��"� ���"�

��S>�U Z [�2"� ��C� <`��⌧� j�2

�⌧��7o��� qM��´��­A �8Q$��"� j

Page 26: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

36

�[#�9�23]� ) �9�L�t��M\ Q ���kl�2 �[⌧J ��☺v�N�

�~*#�]⌧G 'c Artinya:“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”. 20

Hamka dalam Tafsir Al Azhar, menafsirkan surat Al-Isra’ ayat 44

yaitu: bertasbih adalah mengucapkan kesucian yang berarti juga tunduk akan

perintahnya, melaksanakan apa yang dikehendakinya, baik dengan lidah atau

perbuatan atau dengan bukti kepatuhan, langit tujuh telah bertasbih. Bumipun

bertasbih, dan segala penduduk siapapun yang berdiam disemua langit dan

bumi itu semuanya bertasbih.21

Pendapat Hamka ini hampir sama dengan pendapat M. Quraish

Shihab, yang terdapat di dalam tafsir al-Misbah memahami Ayat ini dengan

mengutip pendapatnya Thabatha’i yang mengatakan bahwa ayat di atas

sebagai penyempurnaan argumentasi ayat yang lalu, dan dengan demikian

hubungannya menjadi sangat erat, bahkan keduanya menjadi satu kesatuan.

Seakan-akan ayat yang lalu dan ayat ini menyatakan: seandainya ada tuhan-

tuhan bersama-Nya pastilah kekuasaan-Nya menjadi rebutan, tetapi kekuasaan

di langit dan di bumi serta siapa saja yang di dalamnya, semuanya

mensucikan-Nya dan menyaksikan bahwa tiada sekutu bagi-Nya dan tidak

berakhir kecuali kepada-Nya dan tidak pula sujud kecuali kepada-Nya, dan

dengan demikian tidak ada yang memiliki kekuasaan dan tidak pula yang

wajar menyandangnya kecuali Allah Swt, karena tidak ada tuhan selain Dia.22

Ayat di atas jelas dan tanpa diragukan lagi bahwa adanya pentasbihan

itu dilakukan oleh alam semesta. Akan tetapi bagaimana caranya alam semesta

bertasbih? Ulama berbeda pendapat dalam memahmi ayat di atas. Sementara

ada yang memahami bahwa tasbihnya alam semesta dalam arti majazi, yakni

kepatuhannya mengikuti hukum-hukum Allah yang berlaku atasnya.

20 QS. al-Isra’ : (44). Op.Cit.hlm 430 21 Hamka, Tafsir al-Azhar, Pustaka Panji Mas, Jakarta Juz XV. Hlm 72-73 22 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah. Lentera hati, Jakarta, 2006, cet 5. Juz 7. hlm. 472

Page 27: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

37

Keserasian dan kecermatan Allah itu menunjukkan bukti bahwa ciptaan Allah

sangatlah sempurna23 dan serasi bukan saja pada wujudnya atau sistem

kerjanya sebagai satu kesatuan, tetapi juga dalam bagian dan rincian masing-

masing satuan. Keserasian itulah sebagai tasbihnya. Tetapi semua manusia

tidak mampu mengerti secara mendalam – sebagaimana makna tafqahuun –

semua bukti yang terdapat dalam rincian setiap ciptaan-Nya itu, atau dalam

istilah ayat ini tidak dimengerti tasbih mereka.

Ada juga yang menafsirkannya bahwa tasbih alam semesta dimaknai

dengan makna yang Hakiki supra rasional. Seperti halnya al-Biqa’i dan

Thabathaba’i yang pendapatnya telah dikutip oleh M. Quraish Shihab. Yaitu

bahwa al-Biqa’i memahami ketidakmampuan memahami tasbih itu tertuju

kepada kebanyakan orang, tetapi bagi orang-orang yang taat dan kukuh

ketaqwaannya dapat memahaminya. Dengan pendapatnya itu al-Biqa’i

menunjukkan beberapat hadits yaitu yang diriwayatkan oleh al-Bukhari

tentang mukjizat nabi Muhammad Saw. Ketika air keluar dari celah jari-jari

beliau sebagaimana yang telah disampaikan oleh Abdullah ibn Mas’ud yang

menyatakan, “kami mendengar tasbihnya makanan ketika dimakan”, dan HR

al-Bazzar tentang “tasbihnya batu-batu”, dari sini kemudian al-Biqa’i

menyatakan bahwa orang-orang khusus dapat memahami tasbih segala

sesuatu, tetapi tidak demikian dengan kebanyakan orang. Atas dasar ini al-

Biqa’i berpendapat bahwa kata kamu ditujukan kepada kebanyakan orang.

Thabathaba’i berpandangan lain dengan al-Biqa’i walaupun

sebenarnya sama-sama memaknainya dengan makna hakiki. Thabathaba’i

tidak sepenuhnya memahami makna tasbih itu dalam pengertian majazi, walau

dalam saat yang sama ia tidak memahami dalam arti hakiki. Seperti

pemahaman makna “ucapan dan kalam” dalam bahasa manusia. Tasbih adalah

penyucian dengan ucapan atau kalam, sedang hakikat kalam adalah

mengungkapkan apa yang terdapat dalam benak dengan cara tertentu.24

23 Yang dimaksud sempurna ialah jauh dari segala kekurangan dan bahwa pencipta dan

penguasanya hanya Allah, dan tiada sekutu bagi-Nya 24 Manusia menggunakan lafal-lafal tertentu yang merupakan suara yang disepakati

maknanya untuk mengungkap apa yang ingin disampaikan, dan boleh jadi juga dengan

Page 28: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

38

M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah dia menguraikan panjang

lebar tentang pendapatnya at-Thabataba’i yaitu at-Thabataba’i mengatakan

bahwa tasbih harus dimaknai dengan hakiki bukan dengan majazi, karena

tasbih jika dimaknai dengan segala sesuatu menjadi bukti ke-Esaan Allah.

Maka hal ini di mengeti – dalam bentuk luas dan dalam oleh manusia baik

mukmin maupun kafir, atau mungkin orang kafir lebih memahaminya -

padahal ayat ini menafikannya. Demikian juga bila tasbih itu dimaknai dengan

kepatuhan segala sesuatu pada sistem yang ditetapkan Allah, ini pun

dimengerti oleh manusia – bahkan untuk masa kini – boleh jadi orang kafir

lebih memahaminya dari pada orang muslim – sedang ayat diatas secara tegas

menyatakan bahwa kamu hai seluruh manusia – atau kamu hai orang-orang

musyrik tidak mengerti tasbih mereka.

Ibnu ‘Arabi memahami tasbih segala sesuatu dalam ayat ini dalam arti

hakiki yang suprarasional. Ibnu ‘Arabi menjelaskan bahwasannya segala

sesuatu memiliki keistimewaannya masing-masing, kemudian Ibnu ‘Arabi

menjelaskan bahwa sesungguhnya tasbih langit yang tujuh itu dengan

menunjukkan sifat kesempurnaan Allah, keluhuran Allah sebagai Pemberi

bekas, Pewujud, dan dengan sifat-sifat Ketuhanan. Oleh karena itu, setiap saat

Allah melakukan suatu perbuatan. Sedangkan tasbih bumi yaitu dengan

mengakui kelanggengan dan ketetapan Allah, serta mengakui bahwa Allah

sebagai Pencipta, Pemberi rizki, Pendidik, Pemberi kasih sayang, serta

memberikan pahala kepada segala sesuatu yang taat dan bersyukur

kepadaNya, dan sejenisnya.25

Ibnu katsir dalam kitab tafsirnya dengan secara tidak langsung dia

mengutip hadits-hadits bahwa tasbih alam dengan menggunakan bahasa

mereka sendiri-sendiri.26

menggunakan isyarat tangan, kepala atau selain keduanya dari anggota badannya atau menggunakan tulisan atau menetapkan tanda untuk tujuan mengungkap maksud hati itu. Betapapun mengungkap apa yang diinginkan tidak selalu harus dalam bentuk suara.

25 Ibn ‘Arabi, Tafsir Al-qur’an al-Karim (Beirut: Dar Yaqzah al-Arabiyah, 1968) Vol. 1, hlm. 717

26 Muhammad Nasib ar-Rifa’I, Ringkasan Ibnu Katsir, Gema Insani, Jakarta, 2000, Juz 3. hlm 63

Page 29: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

39

Berbeda dengan Mahmud Yunus dalam menafsirkan ayat QS. 17: 44,

Mahmud Yunus dalam memaknai tasbih dia lebih condong ke majazi yaitu:

langit yang tujuh dan orang-orang yang di atasnya, semuanya bertasbih

memuji Allah. Tetapi kamu tidak mengerti tasbihnya itu. Adapun tasbih langit

dan bumi itu bukanlah seperti tasbih manusia, yaitu dengan lidah, melainkan

tasbihnya itu ialah dengan hal keadaannya saja, yaitu menunjukkan atas

adanya Allah dan kekuasanNya.27

Pendapat Mahmud Yunus ini sama dengan pendapatnya Zaglul an-

Najjar akan tetapi zaglul dalam menerangkannya secara panjang lebar dalam

memaknai tasbih dengan makna Majazi. Dan juga Nisywah Al-Ulwani,

Rahasia Istighfar dan Tasbih.

Ar-Razi menjelaskan bahwa sesuatu yang hidup dan mukallaf

bertasbih kepada Allah dengan dua cara. Pertama yaitu dengan mengucapkan

melalui lisan dengan ucapan “subhanAllah”. Kedua, yaitu dengan keadaan

masing-masing yang menunjukkan ke-Esaan Allah dan Maha Suci-Nya.

Sedang yang tidak berakal, seperti hewan/binatang dan benda-benda mati

hanya mampu bertasbih kepada Allah dengan cara yang kedua. Yakni, dengan

keadaannya sebagai makhluk yang baru, menunjukkan dengan jelas tentang

mesti adanya Allah Ta’ala ke-Esaan dan kekuasaan-Nya, serta Maha Suci dari

kebaruan. Karena tasbih dengan cara yang pertama tidak akan berhasil kecuali

dengan pemahaman, ilmu, kemampuan, dan pengucapan. Padahal empat hal

tersebut tidak mungkin ada pada benda-benda mati. Sehingga ia hanya bisa

bertasbih dengan cara yang kedua.

Tasbih langit dan bumi dalam ayat ini dipahami oleh ar-Razi dalam arti

majazi, yakni dalam arti kepatuhannya mengikuti hukum-hukum Allah yang

berlaku atasnya. Keserasian dan kecermatan ciptaan Allah itu menunjukkan

bahwa ciptaan Allah amat sempurna dan serasi, bukan saja pada wujudnya

atau sistem kerjanya sebagai satu kesatuan, tetapi juga dalam bagian dan

rincian masing-masing satuan. Keserasian itulah tasbihnya.

27 Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim, PT Hidakarya Agung, Jakarta, Cet 19. hlm 407-

408

Page 30: Konsep Kufr dalam Al-qur’an Suatu Kajian Teologis denganeprints.walisongo.ac.id/3502/3/4104035 _ Bab 2.pdf · Allah Swt memilih bahasa Arab sebagai wadah pengejawantahan kata-

40

Menurut ar-Razi ayat ini ditujukan kepada semua manusia yang tidak

mampu mengerti secara mendalam – sebagaimana makna tafqahun – semua

bukti-bukti yang terdapat pada rincian setiap ciptaan-Nya itu, atau dalam

istilah ayat ini tidak mengerti tasbih mereka. Memang boleh jadi mereka

memahami tasbihnya yakni keserasian yang menjadi bukti ke-Esa-an Allah –

dalam wujudnya sebagai satu unit. Katakanlah alam raya ini sebagai satu unit

dapat dijadikan bukti ke-Esa-an-Nya melalui wujud dan sistem kerjanya,

tetapi bagian-bagian rinci dari alam raya tidak dapat dipahami dan dijadikan

oleh banyak orang sebagai bukti ke-Esa-an Allah dan kuasa-Nya. Ar-Razi

memberi contoh dengan sebuah apel. Apel tersebut terdiri dari sekian banyak

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wujudnya sebagai sebuah apel. Akan

tetapi kendati demikian, terdapat pada setiap bagian dari apel itu ciri dan sifat-

sifat, misalnya rasa, warna, aroma, dan bentuk tertentu yang kesemuanya

secara berdiri sendiri sangat serasi dan yang dapat menjadi bukti ke-Esa-an

Allah Swt. Tentu saja setiap apel dapat mengambil ciri dan bentuk yang lain.

Dan wujudnya dalam bentuk real itu tidak mungkin terjadi tanpa ada yang

mewujudkannya. dalam hal ini adalah Allah Swt. Rincian-rincian yang

dimaksud tersebut tidak dapat dimengerti secara mendalam oleh manusia.28

Ulama fiqh mengatakan ”Tasbih” adalah pengagungan tingkat

tertinggi, yang tidak ada yang berhak untuk mendapat pengagungan seperti itu

kecuali Allah Swt, sebagaimana halnya ibadah dan shalat yang dianggap

sebagai puncak syukur dan pujian terhadap berbagai nikmat Allah yang tak

terhitung jumlahnya, seperti halnya pula bahwa shalat itu ditegakkan hanyalah

untuk Allah semata.29

28 Fakhr al-Din al-Razi, Tafsir al-Kabir wa Mafatih al-Ghaib, Jilid 10, Dar al Kutub al-

Ilmiah, Beirut, t.th, hlm. 175 29 M. Ishom El-Saha, M.A., Saiful Hadi, S.Ag. Op.Cit. hlm.726