konsep-konsep dan penilaian terhadap budaya · pdf filekata pengantar pada tahun 1991 laporan...
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Pada tahun 1991 laporan Safety Series mengenai Budaya Keselamatan yang
disusun oleh International Nuclear Safety Advisory Group (INSAG) diterbitkan
dengan nama 75-INSAG-4. Sampai sekarang, dokumen ini merepresentasikan
deskripsi yang mungkin paling lengkap mengenai konsep budaya keselamatan yang
mencakup definisi, fitur, serta manifestasi konkretnya.
Segera setelah penerbitan 75-INSAG-4, timbul perhatian apakah mungkin
melakukan kajian budaya keselamatan terhadap suatu organisasi tertentu. Kesulitan
dalam melakukan tinjauan seperti ini sepatutnya tidak dianggap sepele, karena begitu
banyak karakteristik yang terlibat tidak kelihatan. Sudah barang tentu, setiap
pemeriksaan yang komprehensif terhadap peralatan, dokumentasi, dan prosedur tidak
serta merta akan mengungkapkan kuatnya budaya keselamatan.
Agar budaya keselamatan dapat dikaji dengan memadai, perlu diperhatikan
kontribusi tiap organisasi yang berpengaruh terhadap hal ini. Oleh karena itu, selagi
mengkaji budaya keselamatan terhadap organisasi pelaksana, setidaknya perlu pula
mengontrol kesesuaian dengan badan pengawasan lokal, kantor utama korporasi
utilitas, dan organisasi pendukung.
Panduan ini terutama ditujukan bagi tiap organisasi yang ingin melakukan
pengkajian diri terhadap budaya keselamatan. Mereka harus pula melakukan ini
sebagai acuan dalam melaksanakan tinjauan seksama internasional mengenai
pengkajian diri organisasi yang dilaksanakan melalui misi ASCOT (Assessment of
Safety Culture in Organization Team).
1
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
1.1. LATAR BELAKANG .................................................................................. 4
1.2. TUJUAN UMUM ......................................................................................... 6
2. PENASIHAT ASCOT DAN LAYANAN PENDUKUNG ...................................... 6
2.1. LAYANAN PENASIHAT............................................................................ 6
2.2. PILIHAN DALAM LAYANAN PENASIHAT ........................................... 8
2.2.1. Pilihan 1: Seminar Standard ASCOT ............................................. 8
2.2.2. Pilihan 2: Expanded ASCOT Seminar .......................................... 10
2.2.3. Pilihan 3: Tinjauan ASCOT.......................................................... 13
2.2.4. Pilihan 4: Bantuan Pengkajian Diri ............................................. 15
3. KONSEP-KONSEP DAN PENILAIAN TERHADAP BUDAYA
KESELAMATAN....................................................................................................... 17
3.1. KONSEP-KONSEP .................................................................................... 17
3.2. STRUKTUR DAN APLIKASI PANDUAN-PANDUAN ASCOT ........... 19
3.3. PENGKAJIAN............................................................................................ 24
3.4. LAPORAN PENGKAJIAN........................................................................ 27
4. PANDUAN ASCOT: INDIKATOR BUDAYA KESELAMATAN DAN
PERTANYAAN.......................................................................................................... 27
4.1. PEMERINTAH DAN ORGANISASINYA .............................................. 28
4.1.1. Komitmen pemerintah terhadap keselamatan............................... 28
4.1.2. Badan Pengawasan....................................................................... 33
4.2. ORGANISASI PELAKSANA................................................................... 43
4.2.1. Tingkat Korporasi ......................................................................... 43
4.2.1.1. Kebijakan keselamatan di tingkat korporasi ................. 43
2
4.2.1.2. Praktik keselamatan di tingkat korporasi ...................... 46
4.2.2. Tingkat instalasi ............................................................................ 49
4.2.2.1. Menekankan keselamatan ............................................. 50
4.2.2.2. Definisi tanggung jawab ............................................... 54
4.2.2.3. Seleksi manajer ............................................................. 56
4.2.2.4. Hubungan antara manajemen instalasi dan pengawas .. 58
4.2.2.5. Tinjauan kinerja keselamatan........................................ 60
4.2.2.6. Training ......................................................................... 67
4.2.2.7. Praktik lokal .................................................................. 82
4.2.2.8. Supervisi lapangan oleh manajemen ............................. 84
4.2.2.9. Beban kerja ................................................................... 87
4.2.2.10. Sikap manajer................................................................ 88
4.2.2.11. Sikap individu ............................................................. 107
4.3. ORGANISASI RISET ............................................................................. 123
4.3.1. Masukan riset untuk analisis keselamatan.................................. 123
4.4. ORGANISASI DESAIN.......................................................................... 129
4.4.1. Kode mengenai desain aspek keselamatan ................................. 129
4.4.2. Proses tinjauan desain ................................................................ 131
APPENDIX I : SEMINAR STANDAR ASCOT...................................................... 133
APPENDIX II : ASCOT EXPANDED SEMINAR.................................................. 137
APPENDIX III : TINJAUAN ASCOT DALAM SUATU MISI ASET .................. 146
APPENDIX IV : BAHASAN YANG DIANJURKAN DALAM LAPORAN ASCOT
................................................................................................................................... 148
3
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
The International Nuclear Safety Advisory Group (INSAG), dalam
publikasinya Safety Series No. 75-INSAG-4, mendefinisikan budaya keselamatan
sebagai berikut:
“Budaya Keselamatan merupakan gabungan karakteristik dan sikap dalam
organisasi dan individu yang menetapkan bahwa, sebagai prioritas utama,
masalah keselamatan instalasi nuklir memperoleh perhatian yang sesuai
dengan kepentingannya”.
Menurut INSAG budaya keselamatan memiliki dua komponen utama dalam
manifestasinya: kerangka kerja dalam hasil kerja individu, dan sikap serta tanggapan
individu.
INSAG memiliki pandangan bahwa meskipun hal-hal seperti gaya dan sikap
secara umum tidak nyata, namun dapat memberikan perwujudan yang nyata yang
dapat digunakan untuk menguji hal-hal yang mendasar.
INSAG juga memiliki pandangan bahwa prosedur dan praktik yang baik tidak
sepenuhnya cukup jika hanya dilaksanakan secara mekanik. Hal ini membawa kita
pada satu tujuan: budaya keselamatan mengharuskan seluruh kewajiban yang penting
bagi keselamatan dilaksanakan dengan benar, dengan kewaspadaan, pikiran yang
tepat dan pengetahuan menyeluruh, penilaian yang baik, dan rasa tanggung jawab
yang cukup.
4
Untuk dapat mengkaji budaya keselamatan dengan baik, kontribusi seluruh
organisasi yang dapat memengaruhi budaya keselamatan penting untuk
dipertimbangkan. Oleh karena itu, untuk mengkaji budaya keselamatan dalam
berbagai jenis organisasi, pemerintah, pelaksana atau pendukung, paling tidak badan
pengawas setempat, kantor pusat perusahaan, dan fasilitas nuklir itu sendiri perlu
dipertimbangkan.
Tinjauan ASCOT biasanya berdasar pada tur fasilitas dan diskusi dengan
”tuan rumah”, setidaknya di badan pengawas, kantor pusat, dan di instalasi. Terutama
dilaksanakan di instalasi.
Panduan ASCOT terbatas hanya berdasar pada Appendix Safety Series No.
75-INSAG-4. Seluruh pertanyaan pada appendix ini dibahas dan ditampilkan dalam
panduan pertanyaan-pertanyaan dan muncul dalam panduan sebagai Pertanyaan
INSAG Dasar. Sebagaimana disebutkan dalam referensi dokumen INSAG,
pertanyaan tersebut dapat diperluas dan hal tersebut telah dilakukan dalam dokumen
ini melalui Pertanyaan Panduan. Indikator Kunci yang juga tercantum dimaksudkan
untuk menggambarkan apa yang dianggap sebagai budaya keselamatan yang baik.
Secara singkat dapat dinyatakan bahwa Panduan ASCOT dimaksudkan untuk
menguji kesesuaian budaya keselamatan dalam sebuah organisasi dengan prinsip-
prinsip yang terdapat dalam 75-INSAG-4 dan khususnya dengan indikator yang
terdapat dalam appendixnya.
Dalam beberapa contoh, jika dianggap sebagai peningkatan pelayanan IAEA,
maka Pertanyaan INSAG Dasar mengalami sedikit perubahan. Dalam hal ini,
perubahan yang terjadi dengan jelas ditandai melalui penggunaan tanda kurung.
5
1.2. TUJUAN UMUM
Layanan ASCOT bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung studi
pengkajian diri atas budaya keselamatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi
berdasarkan prinsip dan rekomendasi Safety Series No. 75-INSAG-4. Anggota tim
layanan ASCOT akan membagi pengalaman dan praktik yang baik, dan jika mungkin
memberi usulan yang bermanfaat baik pada tahap persiapan atau pelaksanaan
pengkajian budaya keselamatan dan/atau usulan yang berkenaan dengan temuan yang
merupakan hasil pengkajian diri. Layanan ASCOT bukanlah sebuah inspeksi atau
audit terhadap kumpulan kode dan standard, tetapi lebih menawarkan kesempatan
untuk bertukar pengalaman dan pandangan. Bersamaan dengan hal tersebut, juga
kesempatan penyebaran praktik yang baik kepada seluruh komunitas nuklir dan untuk
memperbaiki konsep budaya keselamatan.
2. PENASIHAT ASCOT DAN LAYANAN PENDUKUNG
2.1. LAYANAN PENASIHAT
Tujuan layanan ASCOT yang ditawarkan IAEA adalah menyediakan berbagai
pilihan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing Negara Anggota. Tujuan utama
IAEA adalah untuk mendukung Negara Anggota untuk melaksanakan pengkajian
terhadap budaya keselamatan masing-masing dan untuk menyediakan tenaga ahli,
bantuan dan pelatihan yang diminta oleh organisasi tuan rumah. Telah diakui bahwa
kebutuhan dan sumber daya dalam melaksanakan pengkajian diri ASCOT dan dalam
memperoleh akses kepada praktik terbaik di dunia berbeda-beda di tiap negara. Untuk
memenuhi berbagai kebutuhan dan menyediakan layanan dukungan yang fleksibel,
IAEA telah mengembangkan layanan penasehat ASCOT sebagai sarana tambahan
dalam memenuhi keperluan Negara Anggota.
6
Penasihat ASCOT dan layanan pendukung terdiri dari pilihan sebagai berikut:
1. SEMINAR STANDARD ASCOT – meliputi kerangka kerja untuk budaya
keselamatan, metodologi pengkajian dan konsep ASCOT (Appendix I
mengatur rincian seminar tentang Standard ASCOT).
2. EXPANDED ASCOT SEMINAR – meliputi topik keselamatan operasional
yang lebih luas, yang terfokus pada praktik terbaik di dunia (Appendix II
mengatur rincian expanded seminar).
3. TINJAUAN ASCOT – Tinjauan ASCOT yang digabungkan dengan tinjuan
IAEA lain seperti ASSET (Assessment of Safety Significant Events Team)
atau SRM (Safety Review Mission). (Appendix III mengatur rincian tinjauan
lebih lanjut).
4. PENDUKUNG PRAPENGKAJIAN DIRI – menyediakan bantuan tenaga ahli
dan nasihat sebelum pelaksanaan pengkajian diri ASCOT.
PENDUKUNG PASCAPENGKAJIAN DIRI – menyediakan bantuan tenaga
ahli dan nasihat setelah pelaksanaan pengkajian diri ASCOT.
Oleh karena itu, jika Negara Anggota ingin melaksanakan pengkajian diri
terhadap efektifitas budaya keselamatan, dianjurkan untuk mengajukan permohonan
kepada penasihat ASCOT atau layanan pendukung. Tujuan layanan ini adalah untuk
memperkenalkan dan mentransfer metodologi ASCOT kepada suatu negara dan
untuk berbagi pengalaman yang didapat selama peninjauan ASCOT dan untuk
menyediakan informasi lain yang berhubungan dengan budaya keselamatan atau
pelaksanaan pengkajian diri.
Bantuan ini juga bisa disediakan jika diminta setelah program pengkajian diri
ASCOT dilakukan untuk membantu Negara Anggota dalam merumuskan hasil,
penyiapan laporan dan identifikasi penyelesaian atas isu–isu yang muncul selama
pengkajian.
7
Dalam persiapan menghadapi tinjauan ASCOT atau layanan pendukung,
peserta dari tuan rumah harus memiliki dan mengerti tentang Safety Series No, 75-
INSAG-4 dan Panduan ASCOT sebelum kunjungan dilaksanakan. Demikian juga
halnya perwakilan ASCOT harus mengerti segala segi yang berkaitan dengan negara
pengaturan negara tuan rumah, utilitas dan organisasi pendukung utilitas yang
mungkin perlu pertimbangan khusus selama proses presentasi dan diskusi.
Layanan ASCOT ini memberikan Negara Anggota berbagai pilihan yang
dirancang untuk memandu anggota pada tahap sebelum ataupun sesudah pengkajian
diri dengan campur tangan yang minimal dari pihak luar.
2.2. PILIHAN DALAM LAYANAN PENASIHAT
2.2.1. Pilihan 1: Seminar Standard ASCOT
Jika suatu negara tuan rumah ingin mempelajari pendekatan ASCOT dan
prinsip dasarnya dalam rangka melaksanakan evaluasi diri terhadap organisasinya,
alih metodologi dapat diwujudkan melalui seminar tentang Standard ASCOT.
Pelayanan ini diperkirakan melibatkan dua orang tenaga ahli ASCOT selama dua
hari, yang akan menyajikan pendekatan ASCOT dalam sebuah workshop dalam
bentuk perkuliahan, diskusi dan latihan.
Tujuan Seminar
Saat ini dikenal luas bahwa budaya keselamatan yang baik merupakan
sumbangan terhadap pengoperasian PLTN yang aman. Dalam rangka meningkatkan
konsep budaya keselamatan dan tingkat kepentingannya, IAEA mengembangkan
Seminar tentang Standard ASCOT. Peserta yang berasal dari badan pengawas,
8
organisasi pelaksana dan institusi pendukung diharapkan menghadiri seminar.
Kegunaan seminar ini adalah:
- menyajikan indikator-indikator yang telah dikenal di tingkat internasional
akan budaya keselamatan yang efektif
- menunjukkan pendekatan dasar dan prinsip ASCOT, yaitu metodologi untuk
pengkajian budaya keselamatan
- memberikan contoh praktik yang baik ataupun buruk dari berbagai PLTN di
dunia untuk memberikan gambaran contoh-contoh praktik yang didapat dari
analisis kecelakaan dan tinjauan/seminar ASCOT sebelumnya, pengaruh
budaya keselamatan pada keselamatan nuklir,
- memperoleh tanggapan atas praktik tingkat nasional melalui diskusi dengan
peserta untuk disebarkan lebih lanjut.
Seminar berlangsung selama 2-2 ½ hari dalam bentuk workshop, di mana
pencapaian tujuan dilakukan dengan cara perkuliahan, diskusi dan latihan.
Perkuliahan, diskusi, dan latihan mencakup bahasan berikut:
- Konsep budaya keselamatan,
- Contoh praktik yang baik dalam budaya keselamatan,
- Pembentukan kerangka kerja budaya keselamatan,
- Pengkajian budaya keselamatan,
- Pertanyaan dan indikator kunci.
Rincian lebih lanjut mengenai bahasan tersebut di atas dan penyajiannya
tersedia di Appendix I.
9
2.2.2. Pilihan 2: Expanded ASCOT Seminar
Pilihan berikutnya yang ditawarkan kepada negara anggota adalah expanded
ASCOT seminar yang meliputi empat topik utama mencakup isu dan aktivitas
keselamatan operasional. Seminar jenis ini diberikan IAEA dan/atau tenaga ahli yang
bukan berasal dari IAEA selama empat hari kerja dan akan memberikan cakupan
mendalam bersamaan dengan diskusi mengenai praktik terbaik yang mutakhir di
dunia. Layanan jenis ini memberikan kesempatan pertukaran praktik yang baik dan
menawarkan kepada tuan rumah bahan referensi untuk pengembangan lebih lanjut
dan memperkenalkan cara penyelesaian yang baru untuk memperkuat keselamatan
nuklir dan budaya keselamatan.
Dalam tiga dasawarsa terakhir, peralatan dan cara untuk menjamin
keselamatan nuklir berlangsung dengan baik, dan sejalan dengan perubahan ini,
penekanan dalam aktivitas keselamatan nuklir IAEA bergerak untuk memenuhi
keinginan baru. Sekarang, pada umumnya organisasi telah siap untuk berbagi
pengalaman mereka dan juga belajar dari orang lain melalui forum bebas. Struktur
yang diajukan di dalam Expanded ASCOT Seminar mengenai Advances in
Operational Safety dimasudkan untuk mencapai hal ini.
Keselamatan dapat berubah dari waktu ke waktu dan dapat diperkuat jika
memperoleh perhatian dan sumber daya yang cukup dan dapat rusak jika tidak
dikelola dengan baik. Merupakan kewajiban manajemen untuk memonitor praktik
yang baik di seluruh dunia dan kecenderungan baru dalam keselamatan operasional
dan melaksanakannya di dalam organisasi.
Pengenalan International Nuclear Event Scale (INES) merupakan langkah
besar dalam menyampaikan kepada publik akan pentingnya mengetahui kejadian
abnormal yang berlangsung di instalasi. Publik dan media menerima pelaksanaan
seperti ini dan tampaknya cukup nyaman dengan metode pengukuran tingkat
10
keparahan kejadian-kejadian yang dilaporkan di instalasi nuklir. Tugas yang
selanjutnya menanti komunitas nuklir adalah memastikan kembali publik dengan
menunjukkan bahwa tingkat keselamatan dipantau secara ketat dan dipertahankan
sebaik mungkin. Jelaslah bahwa keselamatan perlu dipantau secara transparan, namun
penjelasan terbaik adalah dengan tetap menyampaikan pesan ini kepada publik. Titik
awal dapat berupa penerbitan buletin rutin yang menggambarkan kemajuan dalam
keselamatan operasional, bagaimana tingkat keselamatan dipantau dan apa yang telah
dilakukan dalam hal peningkatan keselamatan.
Layanan ini dapat meningkatkan budaya keselamatan menjadi lebih aplikatif
dan tidak sekadar konsep buram semata, dan pada saat yang sama akan membawa
pendekatan baru dalam dimensi konkret keselamatan operasional, yang merupakan
manifestasi budaya keselamatan pada tiap organisasi. Expanded ASCOT seminar
ditujukan untuk memenuhi tugas ini, melalui pertukaran pengalaman dan penelitian,
tanpa melakukan aneka pengkajian atau tinjauan organisasi. Organisasi pelaksanalah
yang berkewajiban menerapkan tiap praktik yang baik dan pendekatan-pendekatan
baru.
Tujuan seminar:
Tujuan utama expanded ASCOT seminar adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan konsep budaya keselamatan dan manifestasi nyatanya dalam
perkembangan keselamatan operasional dengan menyebarkan praktik yang baik
dan kecendrungan baru;
b) Meningkatkan dan membantu manajemen instalasi dalam persiapan,
pelaksanaan, dan tinjauan pengkajian diri atas keselamatan operasional di
instalasi mereka;
c) Membantu manajemen instalasi dalam persiapan sebelum menerima tinjauan
eksternal secara langsung;
11
d) Membantu untuk mulai penerbitan buletin rutin pada publik mengenai status
keselamatan nuklir di fasilitas-fasilitas pemerintah.
Durasi dan struktur seminar
Expanded ASCOT seminar berlangsung selama 4 hari kerja dan melibatkan 3
orang tenaga ahli IAEA dan atau dari pihak luar yang setiap hari akan menangani
dengan satu dari beberapa topik seminar berikut:
1) Staf, Manajemen, dan Organisasi (Manajemen dan Organisasi, Budaya
Keselamatan, Seleksi Staf dan Training, Training yang Lebih Menyeluruh)
2) Target, Pengamatan dan Pendukung Pelaksana (Operasi dan Kinerja
Keselamatan, Prosedur, Indikator, Evaluasi Keselamatan, PSA, Manajemen
Kecelakaan, Sistem Dukungan Operator).
3) Perawatan Terkait Keselamatan (Perawatan Tahan Uji, Rencana Pemutusan
Aliran Listrik, Penuaan dan Peremajaan).
4) Belajar dari Pengalaman (Pertukaran dan Umpan balik yang didapat dari
Pengalaman Operasi, memperbaharui dan meningkatkan sistem-sistem dan
peralatan).
Setiap hari kerja terdiri atas empat sesi yang kesemuanya membahas topik
yang sama:
1. Bahasan tenaga ahli.
2. Presentasi tuan rumah yang bermanfaat bagi praktik-praktik setempat.
3. Ulasan mendalam dan diskusi terstruktur atas isu-isu yang telah dipilih.
4. Diskusi dan penjelasan lebih lanjut atas isu yang dikenali partisipan.
Ulasan mendalam atas isu segala isu yang dikenal tuan rumah akan mengisi
diskusi terstruktur, termasuk menangani latar belakang, dasar-dasar, pembangunan
historis dan praktik terbaik dunia saat ini. Selama proses ini, pengalaman
12
internasional akan dijelaskan dan ditawarkan sebagai perbandingan dengan praktik-
praktik organisasi tuan rumah. Praktik baik yang dikenal oleh organisasi tuan rumah
akan digunakan untuk memperkaya presentasi berikutnya.
Penyerahan
Seluruh ulasan dan presentasi mendalam yang diberikan oleh tenaga ahli
didasarkan pada bahan seminar tertulis yang dipersiapkan sebelumnya oleh tenaga
ahli dari IAEA atau luar.
Tujuannya adalah secara perlahan mengembangkan materi ulasan ini
(handouts) untuk menghasilkan 4 publikasi IAEA, masing-masing meliputi 1 topik.
Publikasi ini kemudian dapat dijadikan sumber referensi bagi anggota tuan rumah
dalam pengembangan jalan keluar dan/atau sebagai kumpulan praktik-praktik terbaik
di dunia dan trend dalam meningkatnya keselamatan nuklir.
Penjelasan lebih lanjut dari expanded seminar ini disajikan dalam Appendix II. 2.2.3. Pilihan 3: Tinjauan ASCOT
Tinjauan ASCOT dapat dikombinasikan dengan layanan IAEA lainnya seperti
ASSET (Assessment of Safety Significant Events Teams) atau SRMs (Safety Review
Missions). Dalam keadaan seperti ini wakil dari ASCOT akan bergabung dengan tim.
Tenaga ahli ini kemudian menarik kesimpulan atas aspek budaya keselamatan dari
tinjauannya masing-masing dikombinasikan dengan temuan anggota tim lainnya
yang akan, pada saat mengerjakan bagian rutin dari tinjauan mereka, memberikan
perhatian lebih terhadap aspek-aspek budaya keselamatan.
13
Setelah analisis data budaya keselamatan diperoleh dari materi tinjauan
ASSET dan sumber tambahan, temuan ASCOT diberikan pada tim ASSET sebagai
tambahan dalam tinjauan kegiatan mereka. Hal ini memudahkan pertukaran informasi
tambahan yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat analisis akar permasalahan
dan rekomendasi tindakan korektif dari misi ASSET. Dengan cara ini elemen abstrak
yang melekat pada suatu kejadian dapat dibuang dan digabung ke dalam manifestasi
nyata kejadian keselamatan yang ditangani ASSET.
Dalam situasi seperti ini, di mana tinjauan budaya keselamatan
dikombinasikan dengan tinjauan IAEA lainnya, lamanya pelaksanaan disesuaikan
dengan durasi tinjauan tersebut (normalnya 2 atau 3 minggu). Pelaksanaan tinjauan
budaya keselamatan melalui misi IAEA lainnya pada situasi seperti ini dipimpin oleh
wakil ASCOT, yang akan mengkoordinasikan interaksi konstan dengan anggota tim
lainnya. Karena informasi mengenai budaya keselamatan dapat diperoleh baik secara
langsung atau tidak dari tiap bahasan tinjauan lainnya, peninjau akan menerima
arahan dan training khusus sesuai kebutuhan pengkajian budaya keselamatan.
Bidang tertentu tinjauan dalam organisasi yang pada awalnya tidak termasuk
dalam bahasan tinjauan kegiatan akan ditangani oleh wakil ASCOT. Dalam konteks
ini, wakil ASCOT disamping bertukar informasi dengan peninjau lainnya, secara
terpisah memusatkan perhatian melalui wawancara dengan, sebagai contoh, pekerja
perusahaan, dan pemerintah atau organisasi pengawas.
Dalam penyelesaian misi gabungan ini, wakil ASCOT akan menyiapkan
laporan yang dipresentasikan kepada tuan rumah pada akhir pertemuan kegiatan ini.
Laporan ini membahas latar belakang dari tinjauan ASCOT, metodologi yang
digunakan, analisis hasil, dan berbagai temuan budaya keselamatan. Laporan ini
tunduk kepada protokol yang sama atas kerahasiaan dan distribusi sebagaimana
laporan IAEA lainnya.
14
Penjelasan lebih lanjut atas tinjauan gabungan ini disajikan dalam Appendix
III.
2.2.4. Pilihan 4: Bantuan Pengkajian Diri
Bantuan Pra-Pengkajian Diri
IAEA dapat memberikan layanan bantuan sebelum prapengkajian diri
dilakukan untuk membantu Negara Anggota dalam menentukan program pengkajian
diri mereka. Keuntungan yang didapat negara anggota adalah mereka memperoleh
advis tenaga ahli independen dalam pelaksanaan Panduan ASCOT dan memberikan
advis praktis ketika pengkajian dilakukan. Hal ini bila digabung dengan
memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan staf negara tuan rumah, akan membantu
menjamin diperolehnya pengkajian yang bermakna dan berguna yang dapat
digunakan sebagai titik awal dalam mengembangkan keselamatan nuklir.
Tim bantuan prapengkajian dilakukan yang terdiri atas 1 hingga 2 orang
tenaga ahli normalnya bekerja selama 1 minggu. Selama kurun waktu ini, tim tersebut
dapat bekerja dengan semua pihak yang ingin melaksanakan pengkajian budaya
keselamatan, dan dengan pihak-pihak dari organisasi yang akan dikaji. Advis praktis
yang diberikan akan berhubungan dengan seksi 4 dari panduan ini termasuk
pertukaran pengalaman dan pandangan organisasi yang telah melaksanakan
pengkajian diri.
Bantuan ini dapat berupa:
Memperkenalkan praktik-praktik pengkajian diri serta motivasi atau alasan dalam
melakukan pengkajian budaya keselamatan.
15
Deskripsi metodologi dalam melaksanakan pengkajian diri, termasuk
pertimbangan sumber daya, cakupan dan kedalaman, seleksi sampel, metode
pengumpulan data, pengembangan kuesioner, investigasi bukti yang kabur,
sumber bukti nyata.
Deskripsi metode dalam menganalisis data pengkajian berikut formulasi temuan
dan kesimpulannya.
Presentasi konsep budaya keselamatan kepada bagian organisasi yang akan dikaji
dan/atau yang mungkin berhubungan dengan rencana kegiatan.
Di akhir layanan prapengkajian diri ASCOT, tim ini akan menyiapkan dan
menyajikan laporan konsep ringkasan sebagai bantuan yang diberikan pada wakil
tuan rumah, bermacam panduan yang tumbuh serta contoh praktik-praktik baik
kepada tim pengkajian tuan rumah.
Laporan ini bersifat rahasia sampai diperiksa oleh tuan rumah, disimpulkan
oleh tim ASCOT, dan diumumkan oleh negara tuan rumah.
Bantuan Pasca-Pengkajian Diri
IAEA dapat pula menyediakan layanan berupa bantuan pascapengkajian diri
untuk membantu Negara Anggota dalam menganalisis temuan yang didapat dari
pengkajian diri budaya keselamatan mereka dan merancang strategi pengembangan.
Keuntungan yang didapat Negara Anggota adalah mereka memperoleh advis tenaga
ahli independen dalam merumuskan strategi perbaikan dan advis praktis metode
mengimplementasikan tindakan menuju perbaikan. Hal ini bila digabung dengan
memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan staf negara tuan rumah, akan menjamin
keberhasilan rencana tindakan yang dikembangkan.
Tim bantuan pascapengkajian yang terdiri atas 1 hingga 2 orang tenaga ahli
normalnya bekerja selama 1 minggu. Selama kurun waktu tersebut, tim tersebut dapat
dihubungi untuk berdiskusi mengenai data atau temuan pengkajian diri dan/atau
16
rencana tindakan yang telah dirumuskan. Tujuan diskusi adalah saling berbagi
pengalaman internasional mengenai pengkajian budaya keselamatan, pertukaran
pandangan mengenai rencana peningkatan yang diajukan, dan memberikan bantuan
pada tim pengkajian diri dalam membentuk, menyajikan dan mengimplementasikan
rencana-rencana peningkatan.
Layanan ini juga dapat (bila memungkinkan) membantu dalam mengevaluasi
perkembangan rencana tindakan melalui tukar menukar pengalaman dengan Negara
Anggota dalam masalah ini.
Tim bantuan pascapengkajian diri ASCOT akan menyiapkan dan menyajikan
konsep ringkasan laporan pada tuan rumah berupa gambaran bantuan yang diberikan
pada wakil tuan rumah, panduan yang diberikan, dan contoh praktik baik kepada tim
pengkajian tuan rumah.
Laporan ini bersifat rahasia sampai diperiksa oleh tuan rumah, disimpulkan
oleh tim ASCOT, dan diumumkan oleh negara tuan rumah.
3. KONSEP-KONSEP DAN PENILAIAN TERHADAP BUDAYA
KESELAMATAN
3.1. KONSEP-KONSEP
Safety Series No. 75-INSAG-4 mengidentifikasikan suatu pendekatan
mendalam terhadap budaya keselamatan. Hal ini merupakan kombinasi dari berbagai
karakteristik dan sikap, dari pemerintah hingga setiap individu di instalasi, yang
memungkinkan tumbuhnya budaya untuk mengedepankan isu-isu keselamatan sesuai
dengan prioritasnya. Pemerintah dan regulator menyediakan panduan keselamatan
17
baku yang dibutuhkan. Organisasi yang merancang dan membangun instalasi serta
mereka yang memberikan bantuan teknis juga memberikan dampak yang besar
terhadap kinerja keselamatan instalasi saat beroperasi. Fasilitas yang ada juga ikut
berpengaruh dalam kebijakan masalah-masalah keselamatan. Kemudian instalasi
harus berjalan dalam batasan-batasan eksternal yang ditetapkan ini. 75-INSAG-4
dengan jelas menyatakan bahwa budaya keselamatan sering kali berkaitan dengan
kinerja individu tetapi di dalam suatu lingkungan yang sangat dipengaruhi dari luar
instalasi itu sendiri. Oleh karenanya, penilaian yang efektif terhadap budaya
keselamatan mesti pula mempertimbangkan pihak-pihak eksternal instalasi.
Budaya keselamatan adalah karakteristik yang dibutuhkan dalam memperoleh
keselamatan di instalasi nuklir, sehingga haruslah mungkin untuk selalu dapat
mengukur statusnya untuk meningkatkan dan mempertahankan level tersebut
seoptimal mungkin. Pengukuran ini harus konsisten dengan tren umum yang berlaku
dalam operasi instalasi sejenis, sedemikian sehingga adanya masalah keselamatan
operasional dapat ditelusuri hingga masalah budaya keselamatan. Bagaimanapun,
tindakan bijaksana yang dapat dilakukan adalah dengan mengantisipasi dan coba
mengidentifikasi indikator-indikator yang dapat memberikan peringatan sebelum
terjadi suatu masalah. Indikator-indikator ini tidaklah menilai budaya keselamatan
pada organisasi tertentu, tetapi mengindikasikan kebutuhan akan proses menemukan
kesalahan untuk meningkatkan beberapa dari kontributor berbeda terhadap budaya
keselamatan. Proses ini sangat spesifik pada tiap organisasi dan harus saling
menghubungkan pengaruh berbeda dengan cara serupa seperti telah dijelaskan
sebelumnya.
Untuk memperoleh suatu metodologi dalam menilai atau meningkatkan
pengetahuan akan budaya keselamatan pada instalasi tertentu, berbagai usaha harus
dilakukan untuk menghubungkan sifat dan konsep pada fakta yang terkait dengan
operasi suatu instalasi. Bila hubungan ini terjadi, akan memberikan dasar untuk
18
menilai keefektifan budaya keselamatan pada kasus-kasus spesifik. Hal ini akan jelas
memberi manfaat dalam memahami prinsip-prinsip budaya keselamatan, yang
biasanya abstrak.
3.2. STRUKTUR DAN APLIKASI PANDUAN-PANDUAN ASCOT
Dalam menentukan keefektifan budaya keselamatan pada suatu instalasi, perlu
pula untuk menyertakan organisasi-organisasi yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap aktivitas dan pengambilan keputusan dalam operasionalnya. Hal ini
termasuk, tapi tidak terbatas pada, agensi-agensi pemerintahan, manajemen
perusahaan, dan organisasi pendukung. Tidak ada aturan ketat yang ditetapkan untuk
menangani organisasi-organisasi ini, namun, mungkin dibutuhkan pengesahan atau
penjelasan dari mereka sebagai respon operasional organisasi. Badan ini mungkin
terletak pada jarak yang jauh dari instalasi dan seorang wakil dari tiap badan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan selama pemantauan instalasi. Apapun bentuk
komunikasi yang dipilih, pemantau perlu memperoleh gambaran yang jelas akan hal
tersebut.
Oleh karena sistem pemantauan lainnya meliputi aspek yang lebih konkret
akan keselamatan, “pemantauan internal ASCOT” harus mempertimbangkan faktor-
faktor seperti sikap, moral, motivasi, dan komitmen terhadap keselamatan yang
biasanya tidak dipertimbangkan dalam pemeriksaan langsung. Tujuannya adalah
memperoleh pengetahuan dan pemahaman akan persepsi dan pengalaman yang dapat
meningkatkan atau menurunkan kinerja optimal keselamatan. Untuk memperoleh
informasi seperti ini, perlu untuk mengumpulkan contoh opini-opini yang dapat
mewakili, fakta, dan persepsi dari staf instalasi dan pihak-pihak terkait. Memilih
sumber informasi mesti dilakukan secara hati-hati dalam skala waktu yang ditetapkan
untuk pemantauan internal ASCOT. Hal ini membutuhkan kerja sama penuh dengan
semua pihak yang terlibat.
19
Di instalasi, jika perlu, setelah melakukan kunjungan instalasi dan tinjauan
dokumentasi, anggota tim harus menjadwal waktu mereka dan memulai diskusi
terstruktur dengan manajer dan staf terpilih. Panduan ASCOT mengemukakan contoh
berbagai pertanyaan beserta garis besar pertanyaan yang dianjurkan untuk memandu
pemantau dalam menentukan sikap-sikap dan persepsi yang memengaruhi budaya
keselamatan.
Tiap bagian pertanyaan dalam panduan diberikan awalan sebagai mana
dinyatakan dalam catatan berikut yang menggambarkan tingkat dan organisasi yang
masuk ke dalam cakupan spesifik dari suatu pertanyaan.
I - Individual-Individu (menjalankan instalasi di bawah golongan manajerial)
M - Management-Manajemen (menjalankan instalasi di atas tingkat individu)
C - Corporate-Perusahaan (kantor pusat pelaksana)
R - Regulator/Government-Pengawas/Pemerintah (izin regulator)
S - Supporting organizations-organisasi pendukung (riset/desain)
Hal ini merupakan bidang pertanyaan yang direkomendasi dan dapat diubah
untuk menyesuaikan dengan pemantauan ASCOT.
Pemantau ASCOT harus mengumpulkan tanggapan dari tiap tingkatan dan
informasi alternatif pendukung untuk membangun respon yang akurat dari suatu
permasalahan. Pertanyaan yang ada dikembangkan secara spontan oleh tim untuk
memastikan bahwa fakta dan pernyataan tersebut sah. Pengamatan yang tepat harus
diberikan selama proses ini. Pada interval yang rutin, anggota tim harus
membandingkan pengamatan dan mengembangkan strategi untuk menyelesaikan
bidang-bidang yang belum diselesaikan dalam penilaian. Tim tersebut sepatutnya
20
menggelar rapat rutin dengan manajemen selama peninjauan untuk menyampaikan
pada mereka poin penting sebelum menyiapkan dan menyajikan konsep laporan.
Tiap bagian dari panduan spesifik ASCOT berisi catatan indikator-indikator
kunci. Hal ini digunakan sebagai panduan bagi pemantau atau pihak lainnya dalam
menekankan pentingnya poin-poin tertentu dalam penilaian budaya keselamatan.
Catatan ini tidaklah bersifat menyeluruh dan secara terbatas hanya mencakup kata-
kata kunci atau frase yang berpengaruh pada efektifitas budaya keselamatan.Tinjauan
berurutan dapat memperluas indikator kunci ini dengan tujuan mengembangkan
beragam saran yang lebih komprehensif yang akan membantu dalam memperkuat
budaya keselamatan. Pemantau harus menghindari pertanyaan-pertanyaan dalam
batasan yang sempit dan mendorong timbulnya diskusi spontan dari mereka yang
sedang diwawancarai.
Metode penilaian yang dilakukan terlepas dari apakah yang dinilai sendiri
atau kombinasi pemantauan IAEA didasarkan pada pertimbangan bahwa budaya
keselamatan merupakan gabungan sikap terbaik dari tiap organisasi atau kontribusi
individu terhadap keselamatan instalasi nuklir. Dengan demikian, mengukur atau
menilai keefektifannya terbaik dilakukan dengan jalan menjalin kominikasi dengan
berbagai kelompok organisasi yang berbeda, baik itu pemerintahan, pihak yang
menjalankan beserta pendukung.
Pemantauan budaya keselamatan harus diawali dengan diskusi di kantor
pemerintah/pengawas. Selama diskusi ini, komitmen pemerintah/pengawas terhadap
keselamatan dan kebijakan keselamatan mereka dibicarakan. Diskusi di kantor
pemerintah/pengawas ini harus dalam pengertian umum dengan mengikuti
pertanyaan-pertanyaan dan persoalan yang digambarkan dalam seksi 4.1 dalam
panduan ASCOT.
21
Setelah mengunjungi pengawas, kunjungan selanjutnya adalah ke kantor pusat
perusahaan, untuk menilai komitmen korporasi terhadap keselamatan, pandangannya
terhadap kebijakan keselamatan, dan interaksinya dengan instalasi. Di level
korporasi, diskusi dapat dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan yang tertera dalam
bab 4.2.1 Panduan ASCOT.
Pemantauan di lingkungan instalasi baik yang dilakukan IAEA atau yang
dilakukan secara mandiri diawali dengan melihat gambaran awal. Manifestasi tertentu
atas budaya keselamatan akan langsung tampak dalam inspeksi ke instalasi dan
dengan meninjau dokumentasi. Instalasi-instalasi yang terlihat tidak dirawat baik
mungkin budaya keselamatannya akan berkembang secara signifikan. Sebaliknya,
kesan keseluruhan yang bagus dari kunjungan awal dapat menjadi indikasi positif
dalam budaya keselamatan yang efektif.
Dengan memerhatikan faktor ini, penilaian konkret akan budaya keselamatan
harus mengikutsertakan inspeksi awal dan gambaran dokumentasi. Daftar berikut ini
dapat menjadi titik awal:
Tur instalasi:
Kontrol access: efisiensi, keefektifan
Kondisi umum instalasi: kebocoran, pencahayaan, rambu
Perawatan: sampah, daerah penyimpanan, kebersihan
Penggunaan peralatan pelindung: topi pengaman, pelindung telinga dan film
badge, penggunaan catatan peringatan, dll.
Sikap awas dan waspada dari staf ruang kontrol
Ketersediaan prosedur dan manual: di ruang kontrol dan instalasi
Gambaran dokumentasi:
22
Buku log dan dokumentasi terkait
Catatan operasi dan perawatan
Jumlah cacat instalasi dan catatan perubahan yang tak selesai
Keberadaan program latihan untuk aktivitas yang berhubungan dengan
keselamatan
Kemudahan kebijakan keselamatan (perusahaan dan korporasi)
Konsistensi kebijakan keselamatan dengan konsep budaya keselamatan
Kebijakan instalasi dalam hal prosedur berikut pelaksanaannya
Dokumen yang berkenaan dengan pertanggungjawaban isu-isu keselamatan
Struktur organisasi
Keberadaan komite tinjauan keselamatan perusahaan termasuk agendanya,
keahliannya, dan keterlibatan dalam manajemen instalasi.
Setelah gambaran awal, pengkajian utama budaya keselamatan dan
kesimpulan utama dapat ditentukan melalui diskusi dan wawancara dengan pekerja
mengikuti pertanyaan dan indikator panduan ASCOT.
Pertanyaan yang diajukan dimaksudkan untuk membuka diskusi dan
penjelasan. Pertanyaan aktual yang ditanyakan perlu disesuaikan dengan pekerjaan
seseorang yang sedang diwawancarai sehingga tetap sesuai dengan pengalaman
praktis orang tersebut. Dalam tiap situasi disediakan catatan untuk membimbing
peninjau sehingga pertanyaan tambahan dapat diajukan bila perlu. Indikator penting
budaya keselamatan dicatat sehingga berbagai tanggapan dapat dinilai sebagai
indikasi keefektifan budaya keselamatan. Penggunaan skoring atau pemeringkatan
berdasarkan angka dihindari karena tujuannya adalah menekankan area-area yang
perlu ditingkatkan daripada membandingkan satu instalasi dengan lainnya.
Tim pengkajian harus mengonsentrasikan diskusi dan evaluasi mereka pada
sikap dan pengetahuan individu dan kelompok dibandingkan pada isi teknis prosedur
dan sistem.
23
Dalam melaksanakan wawancara, tim pengkajian harus memerhatikan bahwa
budaya keselamatan instalasi harus melingkupi aspek-aspek keselamatan reaktor,
radiologi, dan konvensional.
Responden tidak selalu mempunyai kemampuan seperti ini, karenanya tim
pengkajian mesti menggunakan terminologi tepat untuk memastikan jawaban
responden telah mencakup segala aspek keselamatan instalasi.
Kuesioner sebagai metode yang digunakan untuk menjangkau sejumlah besar
pekerja dalam sebuah organisasi digunakan dengan sukses di beberapa negara.
Kuesioner ini dapat bersandarkan pada Panduan ASCOT sebagai struktur alternatif,
yang harus dikombinasikan dengan kunjungan instalasi dan kumpulan data konkret.
3.3. PENGKAJIAN
Masalah terbesar yang dihadapi seseorang dalam mengkaji budaya
keselamatan adalah bagaimana mengidentifikasi, dalam jangka waktu yang pendek,
bukti konkret dari satu konsep penting yang masih kabur. Hal ini dapat dilakukan
meski memerlukan analisis menyeluruh dan tidak semata berupa pemeriksaan
dokumentasi dan kajian sistem manajemen. Di samping itu, dibutuhkan pula
kumpulan informasi yang lalu dapat dikaitkan dengan karakteristik budaya
keselamatan yang disajikan dalam 75-INSAG-4. Hubungan ini tidaklah mudah
diidentifikasi dan sering kali unik. Sebagai contoh, suatu kualitas atau konsep
biasanya memengaruhi beberapa fakta dan sulitnya menentukan besarnya pengaruh
konsep yang berbeda tersebut dalam fakta yang bisa diukur.
Ambil contoh pertanyaan dalam melakukan audit. Aktivitas ini berjenjang
melalui berbagai tingkatan yang telah disebutkan sebelumnya. Kebanyakan instalasi
mempunyai program audit teknis. Biasanya, persyaratan untuk melakukan audit
24
berasal dari korporasi atau bahkan setingkat badan pengawas. Pekerjaan audit sering
kali berhubungan dengan pemeriksaan praktik-praktik terkait keselamatan. Di level
dokumentari saja, sungguh sederhana bila melihat program audit, laporan yang telah
diberikan, dan pengesahan atas tindakan koreksi yang dilakukan. Namun, ada banyak
aspek lain yang dapat dikaji menyangkut budaya keselamatan:
1) Apakah pihak yang diaudit menganggap auditor tersebut secara teknis kompeten?
2) Apakah manajer memberikan dukungan atas pelaksanaan audit pada stafnya?
Apakah mereka menjelaskan kebutuhan pelaksanaan audit?
Apakah mereka menyediakan waktunya untuk briefing dengan auditor?
3) Apakah laporan audit disampaikan dengan staf yang berhubungan, khususnya
dengan mereka yang berpartisipasi aktif?
4) Apakah tindakan korektif yang ditemukan auditor didiskusikan dengan seksama
dan, begitu diterima, apakah juga dikerjakan dengan semestinya?
5) Apakah auditor menghargai praktik yang baik dan apakah penghargaan seperti ini
disampaikan?
Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dapat diperoleh pemahaman
apakah pekerjaan audit tersebut telah secara langsung dilaksanakan untuk mematuhi
kebijakan atau persyaratan-persyaratan badan pengawas; atau digunakan sebagai
tambahan sarana untuk merangsang perhatian dan meningkatkan partisipasi aktif
dalam hal keselamatan. Tersebut terakhir merupakan indikasi kuat akan budaya
keselamatan.
Indikator budaya keselamatan penting lainnya adalah kesadaran untuk
berusaha keras memperbaiki diri. Tiap manajemen instalasi sepatutnya memikirkan
kemungkinan-kemungkinan meningkatkan keselamatan; yang dapat memberi
kepuasan. Dorongan untuk bertanya sistem-sistem yang berlaku dan berusaha
menjadi lebih baik, yang dalam prosesnya diikuti dengan dukungan dan komitmen
25
manajemen, merupakan indikasi akan budaya keselamatan. Berikut ini merupakan
daftar bahasan-bahasan yang mungkin dapat diperiksa dalam program peningkatan
(daftar ini tidak menyeluruh):
1) Training: meningkatkan waktu yang dialokasikan, jumlah orang yang diberikan
pelatihan. Meningkatkan kualitas training atau meningkatkan sistem kualifikasi
yang dimaksudkan untuk memeriksa bahwa kompetensi tersebut adalah hasil dari
penyelenggaraan training.
2) Peningkatan teknis: hal ini dapat meningkatkan kualitas prosedur atau
memperkenalkan metodologi pengkajian keselamatan yang baru.
3) Mencoba mengantisipasi permasalahan: telah diterima luas bahwa pada setiap
insiden keselamatan yang serius terdapat sejumlah besar kejadian yang “nyaris
gagal”. Program yang ditujukan untuk melaporkan dan belajar dari kejadian yang
“nyaris gagal” merupakan praktik keselamatan yang baik.
4) Instalasi dan peningkatan operasional: hal ini dapat sangat luas, bervariasi dari
modifikasi instalasi aktual (yang harus diatur secara ketat) menuju tercapainya
peningkatan dalam lingkungan kerja.
5) Pengembangan indikator: Sering kali dikatakan bahwa apa yang tidak dapat
diukur menjadi tidak dapat ditangani. Ada banyak yang instalasi menggunakan
bermacam-macam indikator, beberapa berhubungan dengan keselamatan. Tidak
ada satupun yang sempurna, tapi indikator-indikator tersebut dapat digunakan
dalam mengindikasikan trend kinerja keselamatan.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai audit dan program peningkatan yang
didiskusikan di atas adalah contoh yang menunjukkan bagaimana metodologi
ASCOT dapat memperoleh indikasi sesungguhnya akan budaya keselamatan yang
tidak dapat diidentifikasi hanya dengan memeriksa ketaatan dan kepatuhan pada
prosedur. Berbagai konsep dan metode ini mesti diperhatikan saat menjawab
pertanyaan yang terkandung dalam seksi berikutnya.
26
3.4. LAPORAN PENGKAJIAN
Tim pengkajian harus memersiapkan laporan ringkas di akhir pengkajian. Isi
laporan pengkajian ASCOT yang dianjurkan tersaji di Appendix IX. Laporan ini,
baik itu berupa laporan pengkajian diri atau tinjauan gabungan IAEA, harus
menekankan pada area budaya keselamatan yang kuat atau yang dapat diperkuat. Bila
memungkinkan laporan ini harus memberikan saran spesifik yang dapat memandu
manajemen instalasi untuk memperkuat dan memulai peningkatan yang diperlukan.
Laporan tersebut harus menghindari adanya pemeringkatan, penilaian, atau
perbandingan dengan instalasi lainnya karena hal ini tidak dipandang sebagai cara
berjuang yang konstruktif menuju peningkatan. Sebaliknya, laporan tersebut harus
menunjukkan praktik-praktik baik yang dapat diadopsi pihak lain untuk mencapai
budaya keselamatan yang efektif.
Pada tinjauan kombinasi IAEA, tim ASCOT akan menyajikan dan
memberikan tuan rumah konsep laporan dari temuan pengkajian. Laporan ini bersifat
rahasia sampai diperiksa oleh tuan rumah, disimpulkan oleh tim ASCOT, dan
diumumkan oleh negara tuan rumah.
4. PANDUAN ASCOT: INDIKATOR BUDAYA KESELAMATAN DAN PERTANYAAN
Panduan ini didasarkan pada Appendix dalam Safety Series No. 75-INSAG-4.
Semua pertanyaan yang tertera dalam appendix ini diperhatikan tetapi sebagaimana
yang disebutkan di dokumen referensi, pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat
diperluas. Kesulitan yang mungkin muncul adalah menggunakan sejumlah pertanyaan
27
ini di waktu yang tersedia. Pemilihan item-item tertentu yang signifikan harus
dilakukan melalui diskusi ASCOT.
4.1. PEMERINTAH DAN ORGANISASINYA
4.1.1. Komitmen pemerintah terhadap keselamatan
Dalam kerangka kerja budaya keselamatan pengaruh pemerintah dan
legislasinya membentuk dasar penting di mana kebijakan pengawasan, pendanaan,
dan pengumuman publik diputuskan. Berbagai pertanyaan dan indikator kunci berikut
memberikan kerangka kerja di mana pemahaman mengenai situasi yang terjadi dapat
dibentuk. Pertanyaan mengenai hal lainnya dapat muncul selama diskusi dengan
wakil pemerintah dan harus pula ditangani bila ada pengaruhnya terhadap operasi
instalasi. Kesempatan untuk memastikan atau melakukan konfirmasi atas informasi
yang diperoleh dari tempat lain mesti dilakukan; namun, tujuan utama yang tak boleh
dilupakan adalah menekankan pentingnya praktik yang baik dan peningkatan
keselamatan instalasi. Merupakan suatu keuntungan untuk meminta dan mempelajari
aturan hukum yang relevan sebelum tinjauan ASCOT dilakukan.
Q 1 (CMR)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah badan legislasi memuaskan? Adakah terlalu
banyak kendala dalam melakukan amandemen
peraturan yang diperlukan? Apakah aturan hukum dan
pernyataan kebijakan pemerintah menekankan
keselamatan sebagai persyaratan penggunaan tenaga
nuklir? Adakah contoh interferensi yang berlebihan
dalam aspek teknis keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
28
Apakah mekanisme dan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk merubah aturan hukum nuklir
Anda?
Seberapa luas peran pemerintah dalam hal kontrol
dan pengelolaan tenaga nuklir? Apakah wewenang
dan tanggung jawab badan pengawasan jelas
dimengerti oleh tiap pihak? Apakah jalur
komunikasi antara pemerintah, badan pengawasan,
dan utilitas diatur dengan baik?
Apakah pengalaman dan kualifikasi yang dimiliki
manajemen badan pengawas? Apakah kriteria yang
digunakan untuk menyeleksinya? Apakah
pelaksanaan audit secara rutin juga
dipertimbangkan?
Apa peran badan pengawasan dalam konstruksi dan
operasi instalasi nuklir yang dijelaskan dalam
aturan hukum?
Apakah tanggung jawab badan pengawasan dalam
mengkaji desain standar keselamatan dan desain
yang diajukan merupakan bagian dari prosedur
pemberian lisensi?
Seperti apakah proses pemberian lisensi untuk
membangun dan mengoperasikan instalasi nuklir di
Negara Anda?
Bagaimana pelaksanaan pengkajian tingkat
keselamatan instalasi nuklir dilakukan?
Bagaimanakah kajian desain dan dokumentasi
keselamatan operasional yang diperlukan oleh
29
badan pengawasan sebagai bagian dari proses
pemberian lisensi?
Seberapa relatif familiar apakah persyaratan-
persyaratan administratif dan teknikal badan
pengawasan terhadap desain, konstruksi, proses,
dan operasi instalasi nuklir?
Bagaimana penegakan hak oleh badan pengawasan
dijelaskan dalam aturan hukum? Bila terjadi
perselisihan antara pengawas dan pelaksana,
metode apa yang digunakan untuk menyelesaikan
hal ini? Pernahkah terjadi sebelumnya?
Bagaimana kebijakan pemerintah dalam hal
keselamatan terhadap produksi listrik? Divisi apa
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas ini di
negara tersebut?
Indikator Kunci:
Jelas, pernyataan ringkas dengan cukup penekanan
pada keselamatan sebagai persyaratan.
Umpan balik dari staf dan pengawas, tanpa adanya
gangguan dalam hal keselamatan.
Adanya badan pengawasan independen dengan
SDM yang cukup disertai penegakan hak,
dijelaskan dalam aturan hukum.
Badan pengawasan mempunyai standar
keselamatan dan/atau instruksi yang menunjukkan
praktik-praktik pengawasannya dengan cukup
terinci.
30
Secara periodik badan pengawasan mengkaji
keselamatan instalasi nuklir atas standar
keselamatan yang telah dijelaskan.
Q 2 (CMR)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah anggaran bagi badan pengawasan terjaga dari
pengaruh inflasi, dengan adanya pertumbuhan industri
dan dengan meningkatnya permintaan yang lain?
Apakah dana tersebut cukup untuk mempekerjakan staf
dengan kompetensi yang cukup? Apakah pemerintah
memberikan dana yang cukup untuk penelitian
keselamatan yang diperlukan? Apakah hasil penelitian
tersebut dapat diakses negara lain?
Pertanyaan Panduan:
Apakah Anda mempunyai staf penuh yang saling
melengkapi?
Seperti apakah pola alokasi aktual anggaran selama
lima tahun terakhir?
Bagaimana pendanaan badan pengawasan Anda?
Apa yang terjadi pada alokasi pendanaan bila
terjadi peristiwa tak terduga yang membutuhkan
uang lebih dari pemerintah?
Apakah Anda menerima dana saat
menyebarluaskan hasil penelitian ke negara lain?
Bagaimana perubahan pemerintah dapat
memengaruhi badan pengawasan dan aturan hukum
nuklir?
Indikator Kunci:
31
Tingkat perekruitan pekerja yang cukup dan
rendahnya tingkat pergantian pekerja yang
kompeten. Rencana dan hasil riset terdokumentasi
agar dihasilkan riset yang tepat dalam hal
keselamatan.
Trend positif dalam hal pendanaan bagi organisasi
yang meneliti.
Pertukaran kunjungan penelitian dan teknis dengan
Negara atau agensi lain
Q 3 (R)
Pertanyaan INSAG Dasar: Seberapa bebaskah pertukaran informasi keselamatan
dapat dilakukan dengan negara lain? Apakah negara
tersebut mendukung aktivitas internasional seperti
program IAEA Incident Reporting Sistem (IRS), the
Operational Safety Review Teams (OSART) dan
Assessment of Safety Significant Events Teams
(ASSETS)?
Pertanyaan Panduan:
Dengan pihak mana sajakah pertukaran informasi
keselamatan Anda lakukan di seluruh dunia?
Bagaimana bentuk dukungan afiliasi negara
tersebut terhadap organisasi internasional seperti
IAEA, INPO, WANO, grup pemilik, dan lain-
lainnya?
Apakah Anda memiliki akses berkala terhadap
informasi industri nuklir?
Untuk sumber daya mana akses yang Anda peroleh
berlaku?
32
Pembatasan apa yang berlaku dalam penyebaran
data instalasi nuklir?
Indikator Kunci:
Partisipasi dalam program internasional dan sistem
yang berlaku dalam analisis dan pengumpulan data.
Kunjungan berulang ke negara lain
Keberadaan program-program pertukaran
Fasilitas penelusuran literatur bagi para staf
Publikasi penelitian staf
4.1.2. Badan Pengawasan
Pengawas menetapkan persyaratan yang sangat bervariasi pada tiap-tiap
negara dan sulit digeneralisir; namun, berbagai indikator kunci dan pertanyaan
berikut didesain untuk menarik respon yang akan membantu tim dalam menentukan
pengaruh pengawas terhadap kinerja keselamatan instalasi. Mesti pula diperhatikan
untuk tidak mengevaluasi atau membandingkan gaya pengawasan antarnegara.
Budaya keselamatan harus berkembang baik dalam organisasi pengawasan termasuk
stafnya dan harus dijelaskan dalam statemen kebijakannya masing-masing.
Komitmen yang kuat untuk mengimplementasikan aturan hukum dan bertindak
dalam meningkatkan keselamatan instalasi dan proteksi individu, publik serta
lingkungan merupakan elemen penting dari suatu budaya keselamatan pengawasan
yang positif. Pengaruh pengawas di tingkat korporasi dan instalasi dari sebuah utilitas
ditentukan dalam batasan-batasan pertanyaan yang diajukan, diskusi, dan gambaran
ringkas dokumentasi yang tidak terbatas pada perasaan intuitif. Bila badan
pengawasan dikaji secara terpisah dari instalasi, penekanan harus diberikan atas
batasan-batasan sosial dan nasional yang mendominasi otoritas pengawasan. Berbagai
elemen dari pertanyaan instalasi dapat pula diadaptasi badan pengawasan sebagai
tinjauan terpisah, tujuannya tetap sama, yakni mengkaji budaya keselamatan.
33
Q 1 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah tujuan keselamatan pengawasan dinyatakan
secara jelas dan cukup bermakna sehingga tujuan-
tujuan tersebut tidak terlalu umum atau terlalu sempit?
Apakah mereka membiarkan adanya keseimbangan
antara inovasi dan kepercayaan diterapkan pada suatu
teknik yang sudah terbukti?
Pertanyaan Panduan:
Permasalahan apa yang pernah timbul atas
pengaplikasian persyaratan pengawasan?
Bagaimana otoritas dan tanggung jawab badan
pengawasan dapat dimengerti oleh instalasi?
Bagaimana penjelasan akan cakupan aktivitasnya?
Apakah Anda merasakan hal tersebut terlalu
mengekang? Terlalu longgar?
Perubahan apa yang ingin Anda lihat atas peraturan
pengawasan?
Indikator Kunci:
Pemahaman yang jelas dan diterima oleh staf
instalasi atau persyaratan pengawasan.
Umpan balik yang positif dari korporasi dan staf
instalasi dalam mengaplikasikan peraturan
pengawasan.
Q 2 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah komentar mengenai persyaratan badan
pengawasan diperlukan dari badan yang berkompeten?
34
Apakah komentar tersebut telah cukup sering
diperhatikan untuk mendorong pernyataan selanjutnya?
Pertanyaan Panduan:
Sistem apa yang digunakan dalam mengumpulkan
komentar mengenai isu-isu pengawasan?
Seberapa sering Anda menjelaskan mengenai
persyaratan-persyaratan pengawasan? Untuk efek apa?
Apakah dasar dikeluarkannya kebijakan pengawasan?
Bagaimana itu disahkan?
Indikator Kunci:
Sistem tinjauan yang mapan dan terdokumentasi untuk
menerima komentar dan input dari badan lainnya.
Q 3 (R)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah proses logis serta dapat diprediksi dalam
menghadapi isu-isu yang membutuhkan pertimbangan
faktor-faktor ekonomi dan keselamatan?
Pertanyaan panduan:
Seperti apakah proses dalam menangani isu dengan
pertimbangan keselamatan dan komersial? Apakah
hal ini dipahami dengan baik? Di mana hal ini
terdokumentasi?
Apakah badan pengawasan mampu menghentikan
produksi secara sepihak bila keselamatan terancam?
Pernahkah hal ini terjadi sebelumnya?
Indikator Kunci:
Tinjauan rutin pihak ketiga mengenai persyaratan-
persyaratan pengawasan.
35
Komentar dipublikasikan dalam aturan hukum
pengawasan.
Q 4 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah catatan penundaan proyek atau penghentian
produksi karena kurang jelasnya persyaratan
pengawasan atau keputusan pengawasan yang kurang
tepat?
Pertanyaan Panduan:
Berapa kali penundaan telah terjadi oleh karena
batasan-batasan yang ditetapkan pengawas?
Kesempatan bertanya seperti apa yang dimiliki
utilitas saat terjadi penundaan oleh pengawas?
Indikator Kunci:
Umpan balik positif dari staf utilitas mengenai
penundaan yang terjadi karena pengawasan.
Kebijakan pengawasan yang efektif dalam
meminimalkan penundaan dan meninjau
kesepakatan.
Pertemuan rutin utilitas dan pengawas untuk
menangani isu-isu keselamatan.
Representasi lokasi dari pengawas dan sistem
pemanggilan yang baik.
Q 5 (R)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah praktik-praktik pengawasan secara umum
berjalan konsisten dengan tujuan program IAEA, yakni
Nuclear Safety Standards (NUSS)?
Pertanyaan Panduan:
36
Berlandaskan model seperti apa sistem pengawasan
Anda?
Apakah perbedaan, bila ada, antara praktik
pengawasan Anda dengan sistem IAEA (NUSS)?
Indikator Kunci:
Korelasi yang baik antara IAEA (NUSS) dan
persyaratan pengawasan?
Q 6 (R)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah program pendidikan dan training bagi staf
pengawasan?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimanakah substansi program rekruitmen dalam
hal kualifikasi dan pengalaman bagi staf badan
pengawasan yang baru?
Bagaimana substansi dan berapa lama program
training tersebut? Apakah program tersebut juga
membahas prinsip-prinsip nuklir, pengetahuan
instalasi, ketrampilan inspeksi, dan on the job
training?
Bagaimana Anda mempertahankan pengalaman dan
teknologi instalasi staf pengawasan Anda agar tetap
up to date?
Indikator Kunci:
Program pendidikan dan pelatihan yang mapan
Standar training staf yang diaudit dan direvisi
secara berkala
Ketersediaan dan penggunaan dokumen
internasional, jurnal, dll.
37
Kehadiran di kursus-kursus penting, misal, kursus
yang diadakan IAEA.
Q 7 (R)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah badan pengawasan berpartisipasi secara aktif
dalam berbagai aktivitas internasional yang relevan?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana program Anda ketika berpartisipasi
dalam konferensi internasional mengenai nuklir?
Bagaimanakah kunjungan ke luar negeri
direncanakan, dimotivasikan, dan disetejui? Siapa
yang diperbolehkan melakukan kunjungan tersebut?
Bagaimana pendanaan badan pengawasan?
Indikator Kunci:
Aktivitas internasional yang mengesankan
Publikasi paper dan presentasi dalam pertemuan-
pertemuan penting. Partisipasi dalam tinjauan
keselamatan internasional.
Q 8 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah laporan mengenai permasalahan keselamatan
yang penting, dipublikasikan secara rutin oleh badan
pengawasan? Apakah badan pengawasan secara rutin
mempublikasikan tinjauan ringkas mengenai kinerja
keselamatan instalasi?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana Anda memastikan bahwa isu-isu
keselamatan yang penting dapat diakses publik,
instalasi, dan negara-negara lainnya?
38
Seperti apakah kebijakan pengawasan dalam dalam
hal publikasi data kinerja keselamatan instalasi.
Seperti apakah persiapan untuk secara tepat waktu
mengumumkan serta menyebarkan informasi jika
terjadi insiden dan kecelakaan?
Indikator Kunci:
Laporan keselamatan rutin dipublikasikan
Program yang disusun untuk mengumpulkan data
keselamatan instalasi dan kecendrungan hasil untuk
penyebaran.
Q 9 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Seperti apakah hubungan dengan pemegang lisensi?
Adakah hubungan yang seimbang antara formalitas
dengan hubungan profesional langsung?
Pertanyaan Panduan:
Seperti apa penilaian anda terhadap status pengawas
di mata utilitas?
Seberapa baik kerja sama yang berlangsung antara
pengawas dengan pihak instalasi?
Bisakah badan pengawas meningkatkan imejnya di
instalasi?
Indikator Kunci:
Umpan balik positif dari staf instalasi terhadap
batasan pengawasan.
Pertemuan interaktif rutin yang berlangsung dengan
staf utilitas.
Ketersediaan laporan informative dan profesional.
Penerimaan komentar dari utilitas.
39
Q 10 (RCM1)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah sikap saling hormat antara staf pengawas
dengan organisasi pelaksana berdasar atas kompetensi
umum? Seberapa besar tenaga ahli teknis pengawasan
memiliki pengalaman desain atau operasi praktis?
Pertanyaan Panduan:
Apakah Anda bisa mendiskusikan persoalan-
persoalan di instalasi atas dasar teknis umum?
Bagaimana staf instalasi melihat kesempatan
bekerja di badan pengawasan?
Indikator Kunci:
Umpan balik positif dari staf instalasi terhadap
kompetensi pangawasan.
Proporsi yang tinggi dari staf instalasi yang
berpengalaman dan personel desain.
Tinjauan efektif dan baik oleh staf pengawasan.
Q 11 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah diskusi rutin bersama mengenai pengalaman
pemegang lisensi dan permasalahan serta akibat dari
aktivitas pengawasan terhadap hal ini?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa rutin pengawas dan utilitas bertemu dalam
membahas permintaan untuk mengubah persyaratan
pengawasan?
Sampai tahap manakah pengawas dan utilitas
bertemu dalam membahas permintaan untuk
mengubah persyaratan pengawasan? Seberapa
jauhkah isu-isu Persiapan Kegawatdaruratan dan
40
Penanganan Kecelakaan (Emergency Planning and
Accident Management) diyakini sebagai bagian dari
Program Keselamatan Nuklir?
Indikator Kunci:
Pertemuan rutin dengan utilitas mengenai
permasalahan yang ada.
Grup yang mapan dalam aktivitas-aktivitas
pengawasan dan pemberian lisensi.
Pola yang dikenal baik dalam interaksi
pengawas/instalasi.
Keberadaan suatu metodologi independent untuk
mencapai solusi dari gangguan dan isu-isu
keselamatan.
Q 12 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Seberapa jauhkah badan pengawasan mempercayai
proses keselamatan internal organisasi pelaksana?
Pertanyaan Panduan:
Seperti apakah filosofi badan pengawasan
mengenai kemampuan utilitas dalam mengontrol
keselamatannya sendiri?
Seberapa banyakkah informasi instalasi siap diakses
pengawas?
Seberapa jauhkah kontrol pengawas terhadap
utilitas?
Bagaimana cakupan dan detail aktivitas inspeksi
badan pengawasan terhadap instalasi nuklir?
Indikator Kunci:
41
Persyaratan pengawasan meliputi proses
keselamatan yang cukup, independensi instalasi
atau organisasi pelaksana.
Pelaksanaan kontrol pengawasan untuk memastikan
cukupnya proses keselamatan internal instalasi.
Pemeriksaan dan evaluasi proses keselamatan
instalasi rutin.
Q 13 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagaimanakah bentuk dan jumlah kehadiran pengawas
di instalasi?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa seringkah staf pengawasan mengunjungi
instalasi?
Seperti apakah hubungan organisasional antara
badan pengawas dengan staf instalasi?
Dilihat sebagai apakah kehadiran pengawas di
instalasi, bantuan atau rintangan?
Indikator Kunci:
Kehadiran pengawas secara efektif dan rutin di
instalasi.
Partisipasi dalam pengembangan pelaksanaan
pengamatan di area-area keselamatan utama.
Sistem pemberitahuan terhadap aktivitas dan
kejadian di luar jam kerja.
Umpan balik positif dari staf instalasi terhadap
ketesediaan dan efektifitas program inspeksi bagi
inspektur instalasi.
42
Partisipasi rutin dan kepanitiaan dan pertemuan
keselamatan instalasi. Pengkajian laporan instalasi
nuklir dalam mengimplementasikan tindakan
korektif dan preventif.
4.2. ORGANISASI PELAKSANA
4.2.1. Tingkat Korporasi
4.2.1.1. Kebijakan keselamatan di tingkat korporasi
Bentuk maupun isi pernyataan kebijakan keselamatan di tingkat korporasi
bervariasi. Pernyataan kebijakan keselamatan musti, bagaimanapun, jelas dan musti
pula disampaikan kepada tiap staf. Harus menyatakan suatu komitmen menuju kinerja
yang sempurna dalam setiap aktivitas yang terkait keselamatan instalasi nuklirnya.
Dijelaskan pula bahwa keselamatan instalasi nuklir berada pada prioritas puncak, di
atas permintaan produksi atau jadwal proyek. Persoalan yang penting dalam
pemeriksaan diindikasikan melalui pertanyaan dan indikator kunci yang menekankan
pentingnya dukungan nyata pada keselamatan di atas semua pertimbangan lainnya
dan pemahaman akan pernyataan kebijakan pada tiap level staf. Pertanyaan harus
diajukan untuk menemukan pentingnya hal-hal yang terkait dengan kebijakan
keselamatan korporasi, bagaimana dokumentasinya, penyebarannya, pengesahannya,
peninjauannya, dan penerapannya. Indikator kunci merupakan pernyataan
keselamatan yang tidak mungkin keliru di atas lainnya, disetujui oleh golongan
korporasi tertinggi dan dianggap sebagai ‘kepemilikan’ oleh manajemen korporasi.
Adalah sangat penting untuk membedakan apakah kebijakan keselamatan korporasi
dimengerti dan didukung setiap tingkat dalam industri nuklir nasional.
Q 1 (CMI)
43
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah pernyataan kebijakan keselamatan telah
dikeluarkan? Jelaskah pernyataan tersebut? Apakah
kebijakan tersebut menyatakan sangat perlunya
keselamatan nuklir? Bagaimana perhatian staf terhadap
hal ini? Apakah konsisten dengan konsep budaya
keselamatan yang disajikan dalam laporan 75-INSAG-
4?
Pertanyaan Panduan:
Jelaskan apa yang Anda ketahui mengenai suatu
pernyataan kebijakan keselamatan perusahaan atau
korporasi.
Indikator Kunci:
Organisasi yang mengoperasikan instalasi nuklir
harus mengeluarkan pernyataan kebijakan
keselamatan kepada semua staf berupa komitmen
pada keselamatan.
Staf harus diingatkan mengenai pernyataan ini dari
waktu ke waktu.
Pernyataan kebijakan keselamatan dapat sangat
bervariasi dalam bentuk maupun isi.
Staf dari suatu organisasi dengan budaya
keselamatan yang telah baik harus mewaspadai
terhadap hal-hal berikut:
o Tanggung jawab organisasi pelaksana terhadap
keselamatan instalasi;
o Komitmen bagi kinerja keselamatan yang
sempurna
44
o Bahwa keselamatan adalah prioritas tertinggi,
bila perlu melampaui pertimbangan-
pertimbangan komersial.
Q 2 (CM1)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer dan pekerja familiar dengan kebijakan
keselamatan dan mampukah staf menyebutkan contoh
yang mengilustrasikan betapa pentingnya kebijakan
keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Pernahkah Anda mengutip bagian dari kebijakan
keselamatan untuk menekankan perlunya
keselamatan dalam suatu pertemuan atau diskusi?
Apa yang dapat tidak Anda kerjakan berkaitan
dengan pernyataan kebijakan keselamatan?
Siapakah yang memegang otoritas dan bertanggung
jawab atas pernyataan kebijakan keselamatan
nuklirdi tingkat korporasi?
Apakah Anda mempunyai salinan kebijakan
keselamatan?
Pernahkah Anda mendiskusikan dokumen ini
dengan staf/rekan kerja Anda?
Apakah yang anda ketahui mengenai kelebihan dan
ketidaksempurnaan kebijakan keselamatan?
Apakah hal ini perlu diubah?
Indikator Kunci:
Pandangan dan pengetahuan yang baik mengenai
dokumen kebijakan keselamatan saat ini.
45
Contoh penggunaan, menunjukkan kemudahan dan
persetujuan.
4.2.1.2. Praktik keselamatan di tingkat korporasi
Pernyataan kebijakan dan komitmen terhadap keselamatan harus ditambah
dan ditingkatkan melalui keterlibatan manajemen korporasi. Keyakinan atas
kompetensi dan keahlian di tingkat korporasi dalam hal keselamatan nuklir dapat
mengembangkan budaya keselamatan instalasi dengan memperkuat kebijakan
keselamatan utilitas dari atas ke bawah. Pelaksanaan grup kajian keselamatan nuklir
yang efektif dan kredibel di tingkat korporasi serta dukungan manajer senior yang
dipilih dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan merupakan persyaratan
yang jelas bagi utilitas. Namun, sering kali utilitas mendelegasikan portfolio
keselamatan nuklir ke struktur korporasi yang rendah. Akibatnya, hal ini mungkin
menjadi persoalan yang paling sulit ditelusuri dan hal ini secara tidak langsung
mengindikasikan pengaruh yang tidak menguntungkan bagi budaya keselamatan
instalasi. Adanya bukti atau fakta berupa celah antara interpretasi korporasi dan staf
instalasi terhadap tanggung jawab keselamatan harus digali. Budaya keselamatan
akan berkembang bila ada sikap saling dukung, kesamaan kesepakatan dan
pemahaman bersama atas tujuan-tujuan keselamatan.
Q 1 (RCM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah dewan korporasi mempunyai tenaga ahli dalam
bidang keselamatan instalasi nuklir? Apakah pertemuan
formal di tingkat ini mengikutsertakan agenda yang
berkaitan dengan keselamatan. Apakah staf pelaksana
hadir untuk mendiskusikan kinerja keselamatan kilang?
Pertanyaan Panduan:
46
Siapa yang bertanggung jawab atas keselamatan
instalasi nuklir di tingkat korporasi?
Apakah Anda berpendapat adanya pengetahuan
yang cukup mengenai keselamatan instalasi di
tingkat korporasi?
Apakah persoalan keselamatan nuklir merupakan
porsi penting dalam pertemuan tingkat korporasi?
Siapa yang menghadiri pertemuan komite tinjauan
keselamatan nuklir di tingkat korporasi?
Ke tingkat mana catatan penting korporasi
mengenai keselamatan nuklir disampaikan?
Indikator Kunci:
Adanya garis jelas pelaporan dari pelaksanaan
komite tinjauan keselamatan nuklir kepada dewan
korporasi atau wakil dari dewan di komite
keselamatan.
Dewan korporasi memiliki tenaga ahli dalam
bidang keselamatan instalasi nuklir.
Tambahan poin keselamatan dalam agenda:
tambahan rutin dari staf instalasi dalam pertemuan.
Umpan balik positif dari staf instalasi mengenai
respon korporasi terhadap isu keselamatan instalasi.
Q 2 (CM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah komite tinjauan keselamatan nuklir secara aktif
melaporkan berbagai temuannya di tingkat korporasi?
Pertanyaan Panduan:
47
Apakah hubungan antara instalasi dan manajemen
korporasi berkenaan dengan diskusi isu-isu
keselamatan nuklir?
Indikator Kunci:
Catatan penting dan tindakan dari komite tinjauan
keselamatan nuklir korporasi.
Keyakinan instalasi terhadap grup tinjauan
korporasi.
Masukan korporasi untuk isu-isu keselamatan
instalasi/pengawasan
Pertanyaan INSAG Dasar:
Adakah manajer senior yang memegang
keselamatan nuklir dengan tanggung jawab penuh?
Bagaimana dukungan dan bantuan yang diberikan
dalam menjalankan tugasnya? Bagaimanakah
eksistensinya bila dibandingkan dengan manajer
yang membawahi bidang lain?
Apakah manajer senior rutin mengunjungi instalasi?
Apakah mereka memberikan perhatian terhadap
berbagai persoalan keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa seringkah staf instalasi bertemu dengan
manajer korporasi?
Siapakah yang memegang tanggung jawab
keselamatan nuklir tertinggi di utilitas?
Indikator Kunci:
Uraian pekerjaan dan konfirmasi organisasi dari
manajer nuklir senior yang bertanggung jawab
terhadap keselamatan nuklir.
48
Persepsi positif staf instalasi terhadap peran dan
tanggung jawab manajer senior.
Kemampuan visibilitas dan interaksi yang tinggi
antara instalasi dan manajer senior.
Kesediaan memberitahukan berbagai macam
persoalan keselamatan bagi tinjauan manajer senior.
Q 4 (CM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah persyaratan aset atau sumber daya terkait
fungsi keselamatan ditinjau secara periodik di tingkat
korporat? Apa hasilnya?
Pertanyaan Panduan:
Siapa yang meninjau persyaratan sumber daya
fungsi keselamatan? Bagaimana hal ini dilakukan?
Seberapa sering persyaratan sumber daya terkait
keselamatan ditingkatkan?
Kriteria apa yang digunakan dalam menentukan
sumber daya fungsi keselamatan dan
pendanaannya?
Indikator Kunci:
Bukti tinjauan rutin sumber daya di tingkat
korporasi.
Perhatian positif untuk meningkatkan dan menjaga
sumber daya oleh staf korporasi.
Mengenali jenjang karir bagi instalasi dan staf
korporasi termasuk manajemen keselamatan nuklir.
4.2.2. Tingkat instalasi
49
Hal ini tentu akan menyita bagian terbesar dari kerja peninjau ASCOT yang
akibatnya dibutuhkan alokasi area dan wawancara untuk memastikan cakupan yang
optimum dalam waktu yang tersedia. Aktivitas instalasi dibagi ke dalam 11 (sebelas)
seksi pengkajian. Meliputi persoalan penting yang melingkari aspek-aspek penting
bagi budaya keselamatan. Pertanyaan disajikan sebagai titik awal dari mana tingkat
pencapaian indikator kunci dapat diukur. Beberapa pertanyaan merupakan
pengulangan atau mirip, yang mengindikasikan seberapa relatif pentingnya hal
tersebut dalam menentukan faktor tertentu, seperti sikap, komitmen, praktik
keselamatan dan komunikasi. Pertanyaan harus dikembangkan lebih lanjut untuk
menyesuaikan dengan kejadian instalasi tertentu dalam membentuk gambaran budaya
keselamatan instalasi. Tujuan tinjauan ASCOT adalah mengkaji budaya keselamatan
suatu organisasi melalui pandangan vertikal dan horizontal atas bermacam sikap,
komunikasi, dan konsistensi dalam implementasi keselamatan kilang.
Anggota tim harus selalu memerhatikan praktik yang baik dan memberikan
contoh peningkatan budaya keselamatan. Penekanannya harus selalu berada pada
aspek positif kinerja dan peningkatan budaya keselamatan dalam organisasi dan
industri nuklir. Namun demikian, aspek negatif yang ada pun harus pula di bawa ke
permukaan untuk dikaji.
4.2.2.1. Menekankan keselamatan
Q 1 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer instalasi memiliki pertemuan rutin
yang hanya didedikasikan pada keselamatan dengan
staf seniornya? Adakah kesempatan bagi staf
nonmanajemen untuk ikut berpartisipasi dalam
pertemuan-pertemuan mengenai keselamatan. Apakah
pertemuan ini juga membicarakan hal-hal keselamatan
50
yang penting di instalasi? Di instalasi lainnya dalam
negeri? Di instalasi lain luar negeri?
Pertanyaan Panduan:
Metode apa yang digunakan dalam
memperkenalkan budaya keselamatan kepada staf
nonteknis?
Seberapa pahamkah staf nonteknis dengan isu-isu
keselamatan di instalasi? Di dunia?
Di manakah prioritas-prioritas keselamatan dicatat?
Bagaimanakah penanganan saran dan peningkatan
keselamatan di kilang?
Apa yang dibahas dalam pertemuan ini? Apakah
agenda disirkulasikan kepada staf?
Indikator Kunci:
Pertemuan keselamatan rutin.
Tindakan yang terdokumentasi dan penghentian
operasi
Protokol yang terlaksana baik dalam hal pertemuan
dan tindakan.
Cakupan yang luas mengenai poin-poin agenda.
Umpan balik positif dari staf dalam penerapan dan
akses terhadap pertemuan keselamatan.
Q 2 (CM)
Pertemuan INSAG Dasar: Apakah disertai pertimbangan dalam meminta (sebagai
contoh tinjauan menyeluruh) tinjauan OSART atau
tinjauan eksternal serupa lainnya?
Pertanyaan Panduan:
Apakah tinjauan keselamatan yang demikian
menerima dukungan dari seluruh organisasi?
51
Indikator Kunci:
Satu atau lebih tinjauan keselamatan menyeluruh
diminta atau didukung dengan tindak lanjut yang
positif.
Adanya bukti penilaian diri.
Tinjauan keselamatan teknis.
Umpan balik positif dari staf dalam pengajuan bagi
tinjauan eksternal.
Q 3 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah proses di mana lebih banyak staf junior dapat
melaporkan masalah terkait keselamatan secara
langsung kepada manajer instalasi? Apakah proses ini
cukup banyak diketahui? Apakah ada mekanisme
dalam melaporkan kesalahan seseorang? Bagaimana
pemberitahuannya kepada staf? Mekanisme apa yang
tersedia bagi staf untuk melaporkan kesalahan meski
kesalahan tersebut cepat diperbaiki atau tidak
ditemukan akibatnya? Apakah staf jarang
menggunakan mekanisme yang ada?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimanakah staf junior melaporkan persoalan
keselamatan kepada manajer instalasi?
Sistem apa yang anda gunakan dalam melaporkan
persoalan keselamatan yang kecil?
Indikator Kunci:
Sistem yang tercatat mengenai pelaporan langsung,
termasuk kepada manajer instalasi.
52
Umpan balik positif dari staf mengenai pengalaman
pelaporan yang lampau.
Dorongan atau dukungan manajemen atas
pelaporan keselamatan.
Pernyataan kebijakan yang tercatat atas pelaporan
keselamatan.
Ketentuan mengenai kerahasiaan dalam melaporkan
tindakan berisiko di instalasi, korporasi, atau badan
pengawasan.
Q 4 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah sistem pemberian penghargaan
mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait dengan
kinerja keselamatan? Apakah staf menyadari adanya
sistem pemberian penghargaan dan sanksi-sanksi
keselamatan?
Pertanyaan Panduan: Sepanjang yang Anda ketahui, apakah rekam
keselamatan atau sikap keselamatan seorang pekerja
berdampak pada promosi karir mereka? Jika ya,
dapatkah Anda memberikan contoh hal ini? Apakah
Anda menganggap upah/gaji seseorang dikaitkan
dengan kinerja keselamatannya? Bagaimana pendapat
Anda mengenai hal ini?
Catatan: Penerimaan atau penolakan pertimbangan-
pertimbangan keselamatan dalam mengkaji penggajian
atau prestasi seseorang memengaruhi sikap seseorang
terhadap budaya keselamatan. Sikap yang kurang
bersahabat dapat menyebabkan kekeliruan pelaporan
53
kesalahan dan pengekangan fakta. Pendekatan yang
seimbang diterima sebagai indikator kebijakan yang
adil dan dimengerti baik berupa penghargaan dan
sanksi dalam kinerja keselamatan.
Indikator Kunci:
Tidak ada sanksi yang menurunkan golongan
seseorang.
Seseorang didorong untuk memikirkan
permasalahan keselamatan, melaporkan berbagai
observasi terkait keselamatan.
Kecendrungan yang dapat diamati bagi mereka
yang secara aktif mempromosikan isu-isu
keselamatan supaya lebih dapat ditingkatkan.
4.2.2.2. Definisi tanggung jawab
Q 1 (RCMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah penunjukan tanggung jawab telah diumumkan
secara jelas? Apakah tanggung jawab manajer instalasi
terhadap keselamatan nuklir telah dinyatakan dan
diterima jelas?
Pertanyaan Panduan:
Siapa yang bertanggung jawab terhadap
keselamatan nuklir di suatu tempat?
Catatan: Pendelegasian tanggung jawab oleh
manajer instalasi merupakan elemen kunci dalam
budaya keselamatan. Konsep ini harus dipahami
dan diterimaoleh manajer. Manajer mesti menunjuk
54
seseorang untuk memegang tanggung jawab
tertentu dan memastikan bahwa penunjukan ini
telah dimengerti yang bersangkutan.
Indikator Kunci:
Respon harus mengandung poin kunci berikut ini:
o Organisasi pelaksana bertanggung jawab
terhadap keselamatan nuklir.
o Hal ini didelegasikan oleh organisasi pelaksana
kepada manajer instalasi.
o Adanya definisi tanggung jawab setiap orang
yang diterima, jernih, dan jelas.
o Tanggung jawab keselamatan termasuk ke
dalam uraian tugas dan diperkuat dalam sesi
training.
o Penerimaan bahwa setiap orang setidaknya
bertanggung jawab terhadap keselamatan di
bagian masing-masing.
Q 2 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah dokumen yang mengidentifikasi tanggung
jawab keselamatan senantiasa diperbarui dan secara
rutin ditinjau? Dengan hasil apa?
(Sebagian ditutup dalam meninjau dokumentasi)
Pertanyaan Panduan:
Siapa yang bertanggung jawab dalam meninjau
dokumen tanggung jawab keselamatan? Bagaimana
penyampaian perubahan tanggung jawab kepada
staf berlangsung?
55
Indikator Kunci:
Tanggung jawab yang jelas untuk senantiasa
memperbarui dokumentasi.
4.2.2.3. Seleksi manajer
Q 1 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf mengenali bahwa sikap terhadap
keselamatan merupakan hal yang penting dalam seleksi
dan promosi manajer? Bagaimana hal ini
dikembangkan?
Pertanyaan Panduan:
Apakah kriteria utama yang digunakan dalam
menyeleksi manajer?
Bagaimana pemilihan manajer dapat ditingkatkan?
Indikator Kunci:
Kriteria yang baik serta diterima dalam seleksi dan
promosi manajer.
Umpan balik positif dari staf mengenai kriteria
yang digunakan.
Q 2 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah penilaian kinerja tahunan meliputi unsur
spesifik mengenai sikap terhadap keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Mengapa Anda mengharapkan penilaian kinerja
tahunan mencakup sikap keselamatan?
Bagaimana penilaian sikap terhadap keselamatan
dilaksanakan sepanjang tahun?
56
Indikator Kunci:
Mekanisme yang baik dalam melakukan tinjauan
rutin terhadap kinerja keselamatan seseorang.
Lembar penilaian kinerja menunjukkan acuan
spesifk bagi keselamatan: kriteria yang diterima
manajer dalam mengukur kinerja keselamatan.
Umpan balik positif dari staf yang dinilai: bukti
adanya sistem pemberian penghargaan dan sanksi
terkait keselamatan.
Q 3 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Dapatkah kasus diidentifikasi di mana sikap terhadap
keselamatan merupakan faktor penting dalam
menyetujui atau menolak promosi ke tingkat
manajemen?
Pertanyaan Panduan:
Sikap apakah yang dianggap diterima terhadap
keselamatan? Dapatkah Anda mengutip sebuah
contoh?
Pernahkah seseorang, sepanjang Anda ketahui,
promosinya pernah ditolak karena sikapnya
terhadap keselamatan? Apakah ada contoh yang
nyata akan hal ini?
Indikator Kunci:
Contoh terakhir mengenai penilaian promosi.
Kriteria yang dipahami dan diterima mengenai
promosi.
Bukti positif sikap keselamatan sebagai kriteria
penyeleksian.
57
4.2.2.4. Hubungan antara manajemen instalasi dan pengawas
Q 1 (RCMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah hubungan tersebut berjalan jujur, terbuka,
meski cukup formal? Bagaimana prosedur yang
ditempuh pengawas dalam mengakses dokumentasi?
Ke fasilitas apa? Ke staf pelaksana? Apakah laporan
yang dibutuhkan badan pengawas dibuat dalam waktu
yang tepat? Tingkat apakah dari instalasi yang
berhubungan dengan inspektur pengawasan? Apakah
manajer instalasi rutin bertemu dengan staf
pengawasan?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana bentuk hubungan antara manajemen
instalasi dengan badan pengawas?
Catatan: Hubungan yang terbuka dan konstruktif
dengan pengawas dalam kepentingan keselamatan.
Mungkin staf membutuhkan panduan bagaimana
mereka harus merespon permintaan inspektur
pengawasan terhadap akses dan informasi. Harus
ada dialog berkelanjutan antara kedua belah pihak,
dengan demikian bila timbul isu keselamatan yang
kontroversial akan ada cukup jalinan komunikasi
untuk memecahkan permasalahan dengan sikap
saling hormat dan percaya.
Indikator Kunci:
Keinginan akan diskusi yang terbuka dan jujur.
Cukup formalitas.
58
Pertemuan rutin di tingkat manajer instalasi.
Panduan yang jelas kepada staf ketika bekerja sama
dengan inspektur pengawasan.
Persyaratan hubungan informal dengan inspektur
pengawasan di semua tingkatan staf.
Penyerahan laporan sesuai waktunya yang
dibutuhkan pengawas.
Pertanyaan Panduan:
Apakah peran regulator dalam operasi instalasi
sehari-hari?
Apakah Anda menganggap pengawas telah
memonitor aktivitas secara efektif?
Seberapa sering Anda melihat inspektur
pengawasan? Apakah Anda mendiskusikan
pekerjaan Anda?
Pengawas diharapkan menyetarakan keseimbangan
antara formalitas dan hubungan profesional
langsung. Saling hormat antara staf pengawas dan
organisasi pelaksana harus didasarkan pada tingkat
kompetensi bersama. Diskusi rutin gabungan mesti
dilangsungkan mengenai permasalahan dan
pengalaman serta akibat dari ketentuan pengawas.
Individu dari organisasi pelaksana harus menyadari
mekanisme di mana pengawas meyakini dirinya
sendiri terhadap isu-isu keselamatan. Secara teknis,
hubungan inspektur instalasi dengan operator harus
kredibel, dengan integritas kepribadian yang tinggi.
Persyaratan pengawas harus dipahami sejelasnya
59
oleh seluruh anggota staf di lokasi dan tujuan-
tujuan keselamatan diterima semua tingkatan.
Indikator Kunci:
Menghargai profesionalisme dan kompetensi teknis
pengawas serta penerimaan manajemen akan
mengindikasikan perkembangan budaya
keselamatan.
Kesediaan menghubungi pengawas untuk
memperoleh saran dan penilaian terhadap beberapa
isu-isu keselamatan.
4.2.2.5. Tinjauan kinerja keselamatan
Q1 (CM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajemen senior menerima tinjauan rutin
mengenai kinerja keselamatan instalasi? Apakah di
dalamnya termasuk perbandingan dengan kinerja
instalasi nuklir lainnya?
Pertanyaan Panduan:
Siapa yang menyiapkan laporan kinerja
keselamatan yang ditujukan pada manajemen
senior?
Apakah ada harapan yang ditetapkan yang
mendefinisikan tujuan keselamatan internal?
Apa yang dianggap sebagai indikator keselamatan
utama?
Di mana dan kapankah kinerja keselamatan dibahas
dengan manajer senior?
60
Indikator Kunci:
Catatan mengenai informasi keselamatan yang
ditujukan pada manajer senior.
Catatan mengenai sistem pelaporan data
keselamatan kepada manajer senior.
Informasi laporan tahunan mengenai isu-isu
keselamatan.
Catatan tindakan yang diberikan manajemen senior
atas trend negatif dalam keselamatan.
Q2 (CM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah temuan tinjauan keselamatan ditindaklanjuti
dengan cara yang tepat? Apakah ada umpan balik
kepada manajer dalam implementasi pelajaran yang
diperoleh? Dapatkah manajer mengenali perubahan
yang dihasilkan dari tinjauan?
Pertanyaan Panduan:
Berapa lamakah waktu rata-rata yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan persoalan keselamatan yang
mengemuka saat rapat?
Keuntungan apakah yang diambil secara langsung
dari pesan-pesan tinjauan keselamatan tersebut?
Indikator Kunci:
Catatan rencana-rencana tindakan dalam mengatasi
bermacam isu keselamatan.
Sistem penelusuran di tempat untuk memonitor
status isu-isu keselamatan.
Pemilihan pekerja secara khusus, dengan wewenang
menangani isu-isu keselamatan.
61
Pertemuan rutin tinjauan keselamatan dan tindakan
penghentian operasi.
Umpan balik positif dari staf dalam mengatasi isu-
isu keselamatan.
Q3 (CM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer menyadari bagaimana bila kualitas
keselamatan instalasi mereka dibandingkan dengan
instalasi lainnya dalam perusahaan yang sama? Di
dalam negeri? Di dunia?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana perbandingan peringkat instalasi saat ini
di tingkat nasional dan internasional?
Apakah ada rencana tindakan yang diambil dari
data ini?
Bagaimana trend kinerja keselamatan instalasi saat
ini?
Indikator Kunci:
Sistem penetapan peringkat utilitas.
Laporan data tahunan mengenai kinerja instalasi.
Buletin rutin mengenai status keselamatan instalasi.
Adanya bukti peningkatan sebagai hasil dari
pertukaran informasi antar-instalasi.
Q4 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf secara rutin membaca dan memahami
laporan mengenai pengalaman operasi?
62
Indikator Kunci:
Pengetahuan yang baik mengenai pengalaman
operasi di seluruh tingkat staf.
Tinjauan modifikasi oleh staf.
Sistem yang baik terhadap umpan balik
pengalaman.
Umpan balik positif dari staf terhadap kecukupan
laporan dan informasi operasi.
Q5 (RCMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah sistem mengenai indikator kinerja keselamatan
dalam program peningkatan kinerja? Apakah indikator
kinerja keselamatan dipahami oleh staf?
Pertanyaan Panduan:
Apa yang Anda ketahui mengenai sistem penilaian
keselamatan di instalasi?
Catatan: Pertanyaan tersebut mengenai penggunaan
dan pemahaman indikator keselamatan sebagai
sarana menilai keefektifan inisiatif peningkatan.
Indikator Kunci:
Suatu instalasi yang mempunyai budaya
keselamatan efektif harus menghasilkan indikator
keselamatan dan menunjukkan hal tersebut kepada
staf beserta penjelasannya.
Indikator tersebut dapat berupa:
o Jumlah dan keparahan peristiwa penting;
o Tidak tersedianya sistem keselamatan;
o Ketersediaan instalasi;
o Paparan radiasi;
63
o Tingkat kecelakaan;
o Jumlah perjalanan yang tak terencana;
o Pekerjaan yang ditunda.
Indikator kunci budaya keselamatan lainnya adalah
kemampuan menyebutkan beberapa inisiatif
spesifik instalasi yang ditujukan untuk
meningkatkan keselamatan, mungkin menggunakan
indikator sebagai contoh yang berhasil.
Q6 (CM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer menyadari trend indikator kinerja
keselamatan dan penyebab terjadinya trend tersebut?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana manajer memonitor dan meninjau
keselamatan nuklir dan kinerja instalasi?
Catatan: Harus ada rentang atau batasan dalam
pengukuran pengawasan dan praktik, di atas
persepsi lama dari jaminan mutu (quality
assurance). Agar segala sesuatunya dapat dikelola
secara efektif, maka perlu diukur. Oleh karenanya,
diharapkan ada indikator keselamatan. Harus ada
pula penghargaan bagi staf untuk memastikan
bahwa manajemen telah memberikan prioritas
tertinggi bagi persoalan-persoalan keselamatan. Hal
ini dapat berarti pelaksanaan tinjauan khusus dan
pertemuan.
Indikator Kunci:
Adanya pertemuan manajemen rutin mengenai
tinjauan keselamatan;
64
Keberadaan indikator-indikator keselamatan
seperti ada atau tidaknya berbagai sistem yang
berhubungan dengan keselamatan;
Jumlah kerusakan instalasi yang tidak
diperbaiki, dll.;
Pemantauan trend mengenai indikator
keselamatan dan melakukan tindakan untuk
meraih peningkatan.
Perbandingan indikator keselamatan dengan
instalasi sejenis lainnya.
Q7 (RMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagaimana aturan yang ditetapkan dalam melaporkan
peristiwa yang berhubungan dengan keselamatan di
instalasi? Adakah sistem formal untuk mengeevaluasi
peristiwa itu dan mengambil pelajaran dari hal
tersebut? Adakah mekanisme formal di mana staf
yang terlibat dalam peristiwa penting ditanyai
sehubungan dengan isi akhir laporan.
Pertanyaan Panduan:
Apakah Anda mengetahui peristiwa-peristiwa apa
yang memerlukan pelaporan formal?
Bagaimana tindak lanjut peristiwa tersebut?
Apakah operator melihat atau mencatat laporan
kejadian?
Indikator Kunci:
Instruksi yang jelas mengenai kejadian apa yang
perlu disertai laporan formal, bagaimana dan
kepada siapa;
65
Kejadian yang dianalisis untuk pelajaran
keselamatan;
Penggunaan metode-metode faktor manusia;
Keterlibatan staf operasi dalam proses evaluasi;
Sistem untuk mengidentifikasi trend yang
membahayakan;
Kesimpulan dari analisis kejadian digunakan dalam
proses training.
Q8 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah grup tinjauan keselamatan yang bekerja penuh
yang melaporkan secara langsung kepada manajer
instalasi? Apakah organisasi tersebut mempunyai
jalinan informasi keselamatan yang efektif dengan
operator instalasi sejenis lainnya? Apakah organisasi
tersebut berperan aktif dalam sistem pelaporan
keselamatan internasional?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana komposisi grup permanen tinjauan
keselamatan? Apakah termasuk tenaga ahli dari
luar?
Apakah grup tinjauan tersebut mengadakan
pertemuan secara rutin atau sesuai kebutuhan?
Apakah tugas utama dari grup peninjau?
Indikator Kunci:
Momen yang tercatat baik dari grup tinjauan
keselamatan.
Sistem peninjauan yang baik dengan grup peninjau
sebagai langkah yang diperlukan.
66
Prosedur yang meliputi persetujuan grup peninjau.
Pertemuan rutin antar-instalasi atau jalinan data.
Penerimaan yang positif terhadap grup peninjau
oleh staf pengawasan dan instalasi.
Q9 (RCMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagaimanakah trend mengenai jumlah kerusakan yang
belum diperbaiki, perubahan sementara atau manual
operasi yang membutuhkan revisi?
Pertanyaan Panduan:
Jelaskan sistem penelusuran dalam memonitor isu-
isu dan perubahan yang belum terselesaikan?
Bagaimana situasi sekarang mengenai perubahan
sementara dan isu-isu yang belum ditangani?
Indikator Kunci:
Trend positif dalam hal perbaikan kerusakan:
menurunnya jumlah perubahan sementara dalam
durasi yang singkat.
Revisi berkala terhadap manual
Umpan balik positif dari staf terhadap jumlah dan
status prosedur, perubahan, dll.
Sistem yang efektif serta tersusun baik dalam
penelusuran dokumen yang berhubungan dengan
keselamatan.
4.2.2.6. Training
Q1 (MI)
67
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah semua training dan training ulang berakhir
dengan pengkajian formal dan dihargai sebagai tugas?
Bagaimana catatan keberhasilan atau kegagalan?
Bagaimana proporsi staf operasi yang ditraining dan
bagaimana bila dibandingkan dengan operator instalasi
nuklir lainnya?
Pertanyaan Panduan:
Training-training pekerjaan apakah yang pernah
Anda terima sejak bergabung sebagai karyawan?
Training spesifik apa yang pernah Anda terima
dalam bidang:
o Praktik keselamatan perorangan/industri;
o Proteksi terhadap radiasi;
o Keselamatan instalasi tenaga nuklir;
o Training khusus pekerjaan untuk
fungsi/aktivitas/pekerjaan Anda?
o Kegawatdaruratan?
Bagian training mana yang penting dalam program
pelatihan Anda dan bagian manakah yang
dimaksud?
Catatan: Pertanyaan pertama akan menjawab
apakah seseorang telah atau tidak mengenali
instruksi dengan baik mengenai persoalan utama
dan akan membantu dalam menilai relatif
pentingnya training berorientasi keselamatan
terhadap produksi.
Indikator Kunci: Staf harus mengenal perbedaan antara:
68
Praktik baik keselamatan industri yang diharapkan
dalam setiap industri.
Kontrol dan praktik radiologi kesehatan tertentu.
Bagian terpenting prinsip-prinsip operasi instalasi
nuklir serta aspek keselamatan;
Bagaimana kaitan pekerjaan mereka terhadap
keselamatan instalasi;
Apa yang diharapkan untuk mereka lakukan dalam
keadaan emergensi.
Pertanyaan Panduan:
Sertifikasi atau lisensi apa yang Anda terima untuk
setiap training tersebut? Apakah merupakan
sertifikasi internal (contoh: oleh
perusahaan/instalasi, badan pengawasan)?
Apakah Anda diharuskan untuk, atau apakah Anda
mempunyai jadwal training ulang berkala dan
sertifikasi ulang untuk setiap training yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Catatan: Tujuan pertanyaan tersebut adalah untuk
menentukan tingkat formalisme dan kontrol training
di atas persyaratan pengawasan dan menentukan
apakah instalasi tersebut mendukung dan
membutuhkan training ulang di setiap persoalan
keselamatan.
Indikator Kunci: Satu indikator komitmen manajemen dalam
mendukung budaya keselamatan adalah terciptanya
kondisi untuk selalu memperkuat training melampaui
kualifikasi wajib dari operator ruang kontrol, misal: staf
69
diperbolehkan mengikuti training dalam bidang
lainnya, namun semua pekerja utama juga harus
mengerti akan maksud dan pentingnya training
tersebut.
Q2 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Sumber daya apa yang dialokasikan bagi pelaksanaan
training? Bagaimana bila hal ini dibandingkan dengan
alokasi pada operator instalasi nuklir lainnya?
Pertanyaan Panduan:
Berdasar apakah alokasi sumber daya bagi training
dilakukan?
Pernahkah tingkat sumber daya ditinjau terhadap
instalasi sejenis lainnya?
Indikator Kunci:
Komitmen di tingkat korporasi dan manajemen
dalam menyediakan sumber daya yang cukup untuk
mencapai training yang efektif.
Q3 (CM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah kualitas program training dikaji di tingkat
korporasi dan manajemen instalasi?
Pertanyaan Panduan: Di tingkat manakah kualitas program training dikaji?
Seberapa sering program training dikaji?
Dikaji terhadap apakah program training?
Indikator Kunci: Adanya kebijakan training, fasilitas, staf, dan budget
yang memuaskan.
70
Q4 (RMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah ada tinjauan berkala atas penerapan, keakuratan
dan hasil dari penyelenggaraan kursus training? Apakah
tinjauan ini mempertimbangkan umpan balik
pengalaman operasi? Dapatkah staf training
menyebutkan contoh kesalahan operasi yang
mengakibatkan perubahan dalam program training?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana substansi penyelenggaraan training bagi
staf Anda? Bagian mana yang diatur oleh
persyaratan pengawas dan mana yang diatur melalui
kebijakan keselamatan instalasi? Apakah ada
tambahan umpan balik dari persoalan yang muncul
selama operasi instalasi?
Seberapa seringkah substansi training ditinjau
keakuratannya? Oleh Anda? Oleh lainnya (contoh:
manajemen senior)?
Siapakah pengajarnya dan bagaimana mereka
diseleksi? Apakah mereka perlu mengikuti
pelatihan ulang secara berkala? Apakah ada
pertukaran staf antara departemen training dan
operasi?
Catatan: Pertanyaan tersebut dapat menjelaskan
sikap manajer dalam memberikan cukup training
untuk mendukung kebijakan keselamatan melalui
staf yang sangat trampil dan tidak terbatas pada
hanya mencapai apa yang disyaratkan oleh
pengawas.
71
Indikator Kunci:
Isi training yang baik dan peninjauan rutin agar
tetap relevan.
Tambahan pengetahuan instalasi.
Mempertahankan relevansi.
Seleksi dan qualifikasi pengajar.
Bukti bahwa isi dan bentuk training tersebut masih
relevan dan baru, contoh: rotasi pengajar melalui
operasi atau bekerja secara shift.
Sesi evaluasi yang berkesinambungan antara
instruktur dan pelajar.
Umpan balik positif dari staf dalam diskusi
mengenai pengalaman operasi dan pembaharuan.
Pertanyaan Panduan:
Bagaimanakah jadwal penyelenggaraan training
agar dapat mempertahankan status kualifikasi
Anda?
Bagaimana persiapan yang harus Anda lakukan
sebelum Anda melaporkan ke sesi training? Sebagai
contoh: apakah Anda mencatat isu-isu yang
mungkin timbul saat shift sehingga Anda dapat
membahasnya dengan pengajar?
Mungkin untuk merencanakan suatu pelatihan atau
demonstrasi?
Catatan: Tujuan dari pertanyaan ini adalah untuk
mengetahui apakah staf bersikap aktif dalam
training dan apakah mereka berusaha mendapatkan
training.
72
Indikator Kunci:
Adanya sikap untuk melakukan lebih dari yang
disyaratkan, misal: tidak sekadar hadir karena
merasa wajib.
Persiapan – umpan balik operasi – input.
Memengaruhi substansi oleh staf.
Proposal training juga diusulkan dari penilaian
kinerja staf.
Q5 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Seberapa seringkah persyaratan produksi diperbolehkan
menunda jadwal training?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana cara Anda menangani peristiwa tak
terduga yang membutuhkan lebih banyak staf dalam
waktu singkat?
Prosedur apa yang tersedia bagi staf untuk mengejar
training yang terlewatkan?
Masukan apa yang dimiliki departmen training
dalam perencanaan aktivitas produksi?
Berapa kali terjadi penjadwalan ulang training oleh
karena tekanan produksi?
Indikator Kunci:
Jadwal training menyeluruh dan rencana alternatif.
Instruksi manajemen saat terjadi konflik produksi
untuk tetap menyelenggarakan training.
Umpan balik positif dari staf instalasi mengenai
komitmen manajemen terhadap training meski
timbul tekanan produksi.
73
Rencana pemanfaatan staf tambahan sebagai
instruktur, misal penasihat teknis, staf instalasi
lainnya, konsultan.
Bukti terselenggaranya sesi training dan shift.
Semua staf menerima kursus training ulang yang
cukup.
Q6 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf memahami pentingnya batasan dalam
pengoperasian instalasi sesuai tanggung jawab masing-
masing? Apakah staf mengetahui akibat malfungsi
bagian-bagian instalasi terhadap keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Peringatan khusus atau batasan keselamatan apakah
yang mesti diperhatikan dalam pekerjaan Anda?
(misalnya, tekanan, suhu, ketinggian tangki yang
harus Anda kontrol atau diwaspadai?) Apa yang
akan terjadi bila batasan tersebut dilanggar? Apakah
ada sesuatu yang harus diperhatikan di antara hal
tersebut di atas, sehingga Anda tidak melebihi
batasan tersebut tanpa sengaja.
Pernahkah instalasi, sepanjang yang Anda ketahui,
dioperasikan melampaui batasan-batasan operasi?
Catatan: Tujuan pertanyaan ini adalah menggali
kedalaman pengetahuan seseorang mengenai
hubungan aktivitas pekerjaan terhadap keselamatan
instalasi dan pekerja.
74
Indikator Kunci: Dialog harus memperoleh berbagai respon yang
mencakup:
Memahami batasan keselamatan yang berhubungan
dengan pekerjaan mereka;
Contoh teladan dan bagaimana pekerjaan spesifik
mereka berhubungan dengan keselamatan instalasi;
Akibat yang mungkin terjadi pada diri sendiri dan
instalasi bila mereka membuat kesalahan dalam
pekerjaan mereka, misal: apa yang mungkin terjadi,
seberapa cepat sebuah krisis berkembang;
Kedalaman pemahaman mengenai dasar-dasar
batasan operasi dan cakupan keselamatan.
Q7 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar Apakah staf dilatih dalam tujuan tertentu sesuai dengan
prosedur berikutnya? Apakah mereka diingatkan secara
rutin? Apakah mereka ditraining dalam prosedur yang
berdasar atas keselamatan.
Pertanyaan Panduan:
Prosedur operasi tertulis seperti apa yang Anda
gunakan dalam kerja harian Anda?
Apakah Anda merasa bahwa operasi tertulis harus
terbuka di depan Anda untuk melakukan tindakan
yang benar dalam urutan yang sesuai? Untuk
operasi normal?
Menurut Anda, seberapa mudah penggunaan
prosedur tersebut?
Mengenai apa sajakah training yang pernah Anda
peroleh mengenai prosedur operasi darurat:
75
Bagaimana bimbingan para pengajar terhadap Anda
mengenai dasar-dasar prosedur operasi emergensi?
Seberapa baik Anda diharapkan untuk tetap
mengingatnya?
Bagaimana kebijakan manajemen dalam hal
prosedur berikutnya? Di setiap kasus?
Apakah Anda diberikan otoritas untuk mengambil
alih prosedur?
Pernahkah Anda berperan dalam prosedur proses
validasi? Bagaimana hasilnya?
Pernahkah Anda atau kolega Anda menyarankan
peningkatan atau menemukan kesalahan dalam
prosedur?
Catatan: Prinsip dasarnya adalah bahwa prosedur
resmi yang terencana baik akan meminimalkan
kemungkinan terjadinya kesalahan operator dan
operator harus belajar mempercayai prosedur
tersebut. Bagaimanapun, training tersebut harus
memberi penekanan pada operator tentang perlunya
sikap untuk selalu bertanya, khususnya ketika
terjadi situasi yang berbeda dari yang diharapkan.
Operator sepatutnya merasakan adanya sikap
memiliki prosedur tersebut. Pertanyaan ini harus
pula diajukan pada staf kunci lainnya, contohnya
dalam perawatan atau proteksi radiasi, disertai
cukup penyesuaian.
Indikator Kunci:
76
Pengetahuan dasar-dasar prosedur diserta
pemahaman bahwa prosedur mungkin tidak dapat
menjawab semua kemungkinan yang akan terjadi.
Rekomendasi operator untuk perbaikan atau
peningkatan prosedur disatukan dalam cara yang
tepat.
Operator dilibatkan dalam prosedur proses validasi.
Pemahaman yang jelas mengenai kebijakan untuk
mematuhi prosedur.
Keyakinan operator dalam hal akurasi prosedur dan
format.
Q8 (RMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagi operator ruang kontrol, apakah sesi training ulang
mengenai simulator mempertimbangkan berbagai
kesulitan yang pernah dialami staf serta bermacam
pertanyaan yang pernah timbul. Apakah penyesuaian
simulator training dibuat segera setelah instalasi
berubah?
Pertanyaan Panduan:
Jelaskan bagaimana Anda menggunakan simulator
ruang kontrol dalam mendukung kebijakan
keselamatan korporasi dan instalasi?
Membahas jumlah dan durasi training simulator
bagi tiap operator? Langkah apa yang Anda ambil
dalam memastikan bahwa operator menerima
simulator dan training lainnya yang terjadwal?
Panduan apa yang Anda pakai untuk menentukan
isi simulator training? Sebagai contoh, berapa
77
banyak waktu dihabiskan untuk mempertahankan
keahlian dalam mengatasi operasi normal singkat
dengan berbagai tipe dan kemungkinan simulasi
kecelakaan? Bagaimana Anda memastikan bahwa
masalah operasi atau kekhawatiran operator
instalasi Anda atau instalasi sejenis ditangani dalam
simulator?
Apakah Anda dapat menghadiri dan mengamati
simulator training operator?
Apakah yang Anda lakukan selama sesi simulator
untuk membantu meningkatkan kinerja tim kru
operator, khususnya saat skenario kecelakaan?
Apakah Anda mampu mempertahankan agar model
simulator tetap sesuai dengan perubahan instalasi?
Tambahan apa yang ada pada simulator yang
disediakan untuk operator peralatan: staf perawatan,
dll.?
Catatan: Tujuan pertanyaan ini adalah untuk
menentukan seberapa besar manajer memberikan
prioritas dan nilai pada simulator dan peningkatan
training. Kegagalan dalam memastikan
kebermaknaan dan ketepatan simulator training atau
keberlangsungan komitmen akan memengaruhi
sikap operator terhadap simulator training. Hal yang
ideal adalah menyediakan simulator yang spesifik
terhadap suatu instalasi dalam banyak sesi,
walaupun hal ini tidak mungkin dilaksanakan di
setiap instalasi. Meskipun tingkat operator dan
manajer hanya beberapa kali berkunjung ke lokasi
78
simulator, manajemen tersebut harus memberikan
sebanyak mungkin simulator dan menekankan
pentingnya hal tersebut dengan ikut hadir dan
mengamati.
Indikator Kunci:
Frekuensi penggunaan simulator.
Isi: termasuk umpan balik dari operasi dan
permintaan operator.
Mempertahankan kesesuaian simulator dengan
instalasi.
Penggunaan sesi simulator untuk meningkatkan
kinerja tim operator.
Penggunaan bantuan training lainnya bagi peratalan
operator dan staf.
Cakupan simulasi yang baik beserta berbagai
kesalahan.
Keterlibatan manajemen dalam sesi training.
Pertanyaan Panduan:
Seberapa sering Anda berlatih dalam simulator?
Apakah Anda mengikutinya sendiri atau dengan
anggota shift lainnya?
Kejadian atau event apa saja yang tercakup ke
dalamnya, contoh: pola kecelakaan dasar? Kejadian
dari instalasi lainnya, melebihi ragam kecelakaan
dasar?
Bila simulator tidak spesifik terhadap instalasi
tertentu, apakah Anda mampu memakai prosedur
terkini di instalasi Anda?
79
Apakah Anda dan kolega mempunyai pendapat
untuk dicantumkan, contoh: berdasar atas
pengalaman operasi?
Catatan: Tujuan dari bahasan ini adalah
menentukan sumber daya dan prioritas yang
diberikan pada training simulator serta besarnya
eksistensi operator dan kontribusinya terhadap
training. Kesempatan bagi pelaksanaan training tim
harus diperhatikan.
Indikator Kunci:
Simulator yang spesifik terhadap instalasi tersedia
bagi operator (dimiliki atau ada di tempat lainnya).
Frekuensi kehadiran mereka.
Komitmen manajemen terhadap training.
Keseimbangan antara operasi normal dan respon
emergensi.
Perasaan memiliki dan partisipasi oleh operator.
Training bagi tim/shift.
Evaluasi hasil training oleh operator.
Q9 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagi pekerja bagian perawatan, apakah sesi training
menggunakan model dan rekaman video sebelum
melakukan aktivitas perawatan yang kompleks?
Pertanyaan Panduan:
Metode apa yang digunakan staf bagian perawatan
untuk mempersiapkan pekerjaan kompleks?
Bagaimana catatan tingkat dosis instalasi
dibandingkan dengan instalasi lainnya di dunia?
80
Berapa besar budget dialokasikan untuk peralatan
khusus, model, dan peralatan video per tahun?
Apakah ada on the job training? Bagaimana
pelaksanaannya?
Apakah Anda mendapatkan cukup waktu persiapan
sebelum melakukan aktivitas perawatan?
Indikator Kunci:
Latihan menghadapi keadaan sesungguhnya dan
peralatan yang digunakan.
Waktu persiapan yang disatukan ke dalam jadwal
kerja.
Referensi prosedural untuk persiapan training.
Umpan balik laporan kejadian untuk persiapan
kerja.
Tingkat dosis rendah dicatat untuk pekerjaan
perawatan.
Rekaman video yang sedang berjalan mengenai
pekerjaan perawatan untuk penggunaan masa yang
akan datang.
Replikasi atau tiruan instalasi dan komponen
pengganti untuk pelatihan.
Keselamatan yang diperkuat dalam dokumentasi
dan sesi training.
Q10 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah program training membahas budaya
keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Relevansi mengenai batas-batas operasi diperkuat.
81
Konsekuensi terjadinya kesalahan disampaikan ke
semua tingkat staf.
Basis-basis dan penggunaan prosedur tertulis
ditekankan secara terus-menerus dalam training dan
operasi.
Sesi peningkatan budaya keselamatan khusus.
Penerimaan total mengenai validitas prosedur.
Pengakuan oleh manajer mengenai kinerja
keselamatan yang baik.
4.2.2.7. Praktik lokal
Q1 (CM)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer instalasi telah melakukan inisiatif
terkait keselamatan yang melebihi persyaratan yang
ditetapkan di tingkat korporasi?
Pertanyaan Panduan:
Apa yang Anda ketahui mengenai inisiatif yang
dikemukakan oleh manajer instalasi untuk
meningkatkan keselamatan?
Seberapa efektifkah program peningkatan
keselamatan manajer instalasi?
Sistem apa yang ada untuk mengakui kontribusi
manajer instalasi pada keselamatan? Apakah ada
mekanisme pemberian penghargaan?
Indikator Kunci:
Program unik mengenai keselamatan.
Umpan balik dari staf mengenai inisiatif baru.
82
Q2 (RM1)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah catatan mengenai kinerja atau perawatan
komponen dan sistem dapat dengan mudah diperoleh
kembali? Lengkap? Dipahami? Akurat? Up to date?
(sebagian tercakup oleh tinjauan dokumentasi)
Pertanyaan Panduan: Apakah catatan perawatan digunakan untuk mengetahui
kecenderungan ketahanan peralatan utama?
Indikator Kunci: Catatan perawatan digunakan dalam cara yang positif.
Q3
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagaimanakah keadaan umum instalasi dalam hal
tampilan umum dan kebersihan, uap, dan kebocoran
minyak, serta kebersihan buku harian dan berbagai
catatan?
Q4 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagaimanakah prosedur pengawasan, peninjauan, dan
akhir dari pekerjaan perawatan yang dilaksanakan oleh
organisasi pendukung?
Pertanyaan Panduan:
Permasalahan khusus yang berhubungan dengan
keselamatan apakah yang diajukan ketika
menggunakan kontraktor dan bagaimana
penanganan hal ini?
Berapa banyak persoalan terkait kontraktor yang
dihadapi instalasi setiap tahunnya?
83
Catatan: Kontraktor (dan organisasi pendukung
lainnya) tidak secara rutin diekspose terhadap
budaya keselamatan yang dikembangkan di
instalasi sehingga dibutuhkan usaha khusus untuk
memastikan bahwa pekerjaan dapat dilakukan dan
metode keselamatan berjalan secara memuaskan.
Kuesioner harus menggali apa yang telah dilakukan
dan di atas praktik asuransi komersial kualitas
normal.
Indikator Kunci:
Prosedur spesifik dalam briefing keselamatan
kepada staf kontraktor sebelum mereka memulai
bekerja.
Prosedur spesifik dalam pengawasan, peninjauan,
dan menerima pekerjaan yang telah selesai.
Evaluasi kualitas kontraktor sebelum proses tender
dilaksanakan.
Persoalan yang terkait kontraktor cenderung
menurun.
Pertemuan rutin dengan badan eksternal untuk
membicarakan berbagai isu keselamatan.
Klausul penalti terkait keselamatan dimasukkan ke
dalam kontrak.
Program inspeksi pengawasan dari kerja kontrak.
Ketersediaan catatan proteksi radiasi.
4.2.2.8. Supervisi lapangan oleh manajemen
Q1 (RMI)
84
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagaimana gaya bekerja supervisor senior saat shift?
Apakah mereka mencari informasi? Apakah mereka
menerima informasi dengan baik? Apakah mereka
secara rutin mengunjungi area di mana pekerjaan yang
berhubungan dengan keselamatan sedang berlangsung?
Apakah mereka ikut terlibat dalam memecahkan
persoalan atau semata mengikuti jadwal? Seberapa
besar waktu yang dihabiskan pekerja shift senior dalam
pekerjaan-pekerjaan administrative?
Pertanyaan Panduan:
Training kepemimpinan, manajemen waktu, dan
supervisi apakah yang diterima oleh senior shift
supervisor (SSS)?
Bagaimana SSS terus memperbarui pengetahuan
instalasi mereka?
Apa lagi yang dapat dilakukan supaya SSS dapat
lebih efektif?
Seberapa sering staf meminta nasihat dan
bimbingan pada SSS?
Apa yang akan terjadi bila SSS tidak berada dalam
ruang kontrol dalam waktu yang lama?
Seberapa banyak pengetahuan yang perlu dimiliki
SSS?
Perbedaan apakah yang ada antara beragam cara
SSS bekerja?
Seberapa besar otoritas yang dimiliki SSS saat
bekerja shift?
Dapatkah seseorang bertindak dominan atas
operator senior saat shift?
85
Apakah supervisor operasi menindaklanjuti
aktivitas SSS/operator dan operator lapangan?
Indikator Kunci:
Catatan shift dan dokumentasi pendukung
menunjukkan keikutsertaan dan kunjungan SSS
secara rutin.
Kebijakan yang terdokumentasi dan uraian tugas,
tanggung jawab, serta pertanggungjawaban
keselamatan SSS.
Bantuan yang diberikan kepada SSS dalam tugas
administrasi.
Kriteria seleksi dan training bagi SSS termasuk
dasar-dasar keselamatan dan sikap untuk bertanya.
Q2 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer menengah sering melakukan inspeksi
langsung atas sikap mengenai pekerjaan yang
berhubungan dengan keselamatan sesuai dengan
tanggung jawab mereka?
Apakah manajer instalasi dari waktu ke waktu
melakukan inspeksi atas sikap mengenai pekerjaan
yang berhubungan dengan keselamatan?
Apakah manajer senior secara rutin mengunjungi
instalasi? Apakah mereka memperhatikan persoalan
keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa sering Anda melihat manajer berada di
sekitar instalasi?
86
Apakah manajer pernah berkunjung dalam tur
inspeksi?
Apakah keberadaan manajer di sekitar instalasi
menandakan adanya masalah?
Indikator Kunci:
Visibilitas manajemen di sekitar tempat kerja.
Tur inspeksi rutin oleh manajer, khususnya dalam
mencari permasalahan yang terkait keselamatan.
4.2.2.9. Beban kerja
Q1 (RCMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah ada kebijakan yang jelas mengenai batasan
kerja lembur? Staf apa yang berhubungan dengan hal
ini? Bagaimana pengaturan, pengawasan, dan
pelaporan kerja lembur kepada manajer instalasi dan
manajer yang lebih tinggi?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana Anda meyakini bahwa staf telah siap
melaksanakan tugas pada awal shift/hari?
Dimanakah batasan mengenai kerja lembur
disebutkan?
Catatan: Adalah penting untuk tidak mengizinkan
staf mengerjakan tugas bila mereka tidak siap
melakukan itu oleh karena kelelahan, sakit, obat-
obatan, alkohol, dll. Sebagai tambahan kontrol yang
dilakukan manajemen, staf harus didorong untuk
mengembangkan serta mengikuti kode praktik yang
meliputi hal tersebut di atas.
87
Indikator Kunci:
Kebijakan tertulis mengenai jam kerja maksimal
dan waktu jeda minimal antara shift.
Pengawasan jam kerja.
Kode praktik dipahami dan di terima.
Rencana alternatif untuk kebutuhan tak terduga bagi
staf.
4.2.2.10. Sikap manajer
Q1 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Bila ada konflik nyata keselamatan dan biaya atau
antara keselamatan dan operasi, apakah manajer
mendiskusikannya dengan anggota staf untuk
memecahkan hal tersebut?
Pertanyaan Panduan:
Bila muncul situasi yang membutuhkan keputusan
antara kepentingan komersial/produksi dengan
pertimbangan keselamatan; siapa yang
menentukan?
Apakah Anda atau kolega Anda dimintai pendapat?
Bila operasi instalasi berhenti oleh karena
komponen yang rusak dan Anda harus mengganti
suku cadang untuk menyelesaikan pekerjaan,
sementara hanya komponen pengganti berkualitas
lebih rendah yang tersedia, apa yang Anda lakukan
agar instalasi kembali berproduksi dengan
penundaan yang minimal?
88
Catatan: Sikap manajer terlihat dan sikap staf
dipengaruhi, melalui pertukaran berbagai persoalan
keselamatan nuklir. Khususnya, tampak jelas pada
tiap individu bahwa aspek keselamatan ditempatkan
di atas kepentingan produksi.
Indikator Kunci:
Diskusi dengan staf atas tertundanya operasi
instalasi karena alasan keselamatan.
Komitmen yang jelas kepada keselamatan adalah
tujuan utama.
Keterlibatan, diskusi, dan alasan-alasan dalam
keputusan yang berhubungan dengan keselamatan.
Adanya contoh produksi yang tertunda atas alasan
keselamatan yang memperkuat budaya
keselamatan.
Q2 (RMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah jadwal dan isi pekerjaan dalam shutdown
tahunan diperiksa melalui proses kajian keselamatan
internal?
Pertanyaan Panduan: Dari manakah isi list pekerjaan shutdown diterima?
Catatan: Tujuannya adalah mengetahui apakah list
pekerjaan shutdown dipengaruhi oleh pengalaman
sebelumnya baik dari internal instalasi maupun instalasi
sejenis lainnya. Di samping itu, untuk mengetahui
apakah ada pemeriksaan secara teliti atas list pekerjaan
melalui proses kajian keselamatan yang dilakukan oleh
pihak ketiga dan apakah dapat mengubah list atas
pertimbangan keselamatan.
89
Indikator Kunci:
Proses kajian keselamatan yang dilakukan pihak
ketiga.
Pengaruh umpan balik operasi untuk mengubah list.
Suku cadang yang berhubungan dengan
keselamatan dan kondisi perawatan sebelum
memulai pekerjaan.
Q3 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Ketika diputuskan penundaan operasi atas
pertimbangan keselamatan, apakah manajer
menggunakan hal ini untuk mengilustrasikan bahwa
keselamatan lebih penting?
Pertanyaan Panduan: Apakah ada sistem untuk memprioritaskan aspek
perawatan yang penting bagi keselamatan?
Catatan: Diharapkan adanya suatu sistem yang
mengutamakan pekerjaan perawatan. Kuesioner
tersebut mesti mendapatkan informasi apakah sistem
prioritas ini dengan jelas menempatkan aspek
keselamatan di atas kepentingan produksi. Kuesioner
ini harus pula mengetahui bagaimana konflik antara
kepentingan keselamatan dengan produksi diselesaikan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus diperluas
mencakup perubahan yang perlu dilakukan terhadap
dokumen.
Indikator Kunci: Sistem yang memberikan prioritas puncak pada
pekerjaan yang berhubungan dengan keselamatan mesti
90
ada di setiap aktivitas. Konflik antara keselamatan dan
produksi harus didiskusikan dengan staf instalasi yang
berkepentingan. Manajer harus menggunakan
kesempatan ini untuk memberi penekanan bahwa aspek
keselamatan menerima prioritas utama dalam segala
hal. Otoritas untuk menghentikan pekerjaan atas dasar
keselamatan yang dimiliki manajer menunjukkan
adanya penghargaan yang tinggi pada keselamatan.
Q4 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Selama periode beban kerja yang tinggi, apakah
manajer meyakini bahwa staf telah diingatkan bahwa
jalan pintas dan ketergesaan adalah tidak tepat?
Pertanyaan Panduan:
Dalam periode beban kerja yang berat dan tekanan
yang tinggi, apakah yang akan Anda dan manajer
Anda diskusikan mengenai rencana tindakan dan
evaluasi keselamatan?
Apakah Anda memeriksa kembali mengenai aspek
keselamatan? Apakah Anda diingatkan oleh
manajemen akan perlunya bersikap waspada dan
benar-benar mematuhi prosedur serta batasan
keselamatan.
Catatan: Sikap individu dan manajer dapat
diperhatikan dan kesan yang didapat melalui
pertukaran dengan berbagai tingkat anggota staf
mendukung penilaian mengenai keefektifan budaya
keselamatan. Contoh dapat tersedia dari
pengalaman sebelumnya untuk mengilustrasikan
91
situasi dan hal ini dapat diperoleh dari individu.
Prosedur harus diikuti secara ketat meski metode
yang lebih cepat juga tersedia.
Indikator Kunci:
Diskusi rutin dengan staf mengenai rencana
alternative.
Kontrol dari kontraktor dan staf eksternal untuk
memastikan tidak ada persoalan keselamatan yang
muncul.
Manajer dan staf mengacu pada kebijakan
keselamatan bila terjadi perselisihan.
Komunikasi dengan badan pengawasan untuk
memastikan kejelasan persyaratan-persyaratan.
Kesediaan untuk menjadwal ulang pekerjaan oleh
karena aturan keselamatan.
Q5 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer menjelaskan komitmen mereka pada
staf mengenai budaya keselamatan? Apakah mereka
secara rutin menyebarkan informasi yang relevan
seperti tujuan, pengeluaran, pencapaian, dan
ketidaksempurnaan atau keterbatasan? Langkah praktis
apa yang diambil untuk membantu komitmen
manajemen, seperti menyusun kode etik profesional?
Seberapa seringkah target dari manajemen dituju dalam
meningkatkan keselamatan?
Pertanyaan Panduan: Bagaimana staf didorong untuk menyelesaikan sesuatu
persoalan sesempurna mungkin dalam tiap aspek
keselamatan?
92
Catatan: Tujuan dari pertanyaan ini adalah mengupas
praktik manajemen yang dapat membantu
mengembangkan sikap keselamatan yang baik di antara
staf. Mungkin perlu pula memulainya dari area spesifik
yang termasuk ke dalam indikator kunci.
Indikator Kunci:
Bila ada sistem bonus, kinerja keselamatan harus
menjadi sebuah pertimbangan.
Kemungkinan promosi terlihat jelas dipengaruhi
oleh sikap keselamatan.
Sikap terhadap keselamatan merupakan faktor
spesifik dalam penilaian kinerja staf.
Adanya sistem bagi staf untuk menyarankan
peningkatan keselamatan.
Konsep mengenai budaya keselamatan secara
berkala dijelaskan kepada staf.
Digunakannya inisiatif untuk memperoleh
peningkatan dalam area spesifik.
Pelaksanaan kode etik profesional.
Adanya buletin keselamatan yang rutin dan
berbagai forum keselamatan.
Q6 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer menyampaikan pelajaran atau hikmah
yang dipetik dari pengalaman mereka sendiri atau
instalasi sejenis? Apakah hal ini merupakan topik
training?
93
Pertanyaan Panduan: Bagaimana cara penyampaian pelajaran yang dipetik
dari insiden internal maupun dari instalasi lainnya?
Pertanyaan ini diajukan untuk mengupas sistem
pelaporan insiden dan umpan balik operasional.
Tujuannya adalah mengetahui seberapa besar dan
efektifkah sistem yang berjalan?
Indikator Kunci:
Pelaporan langsung insiden dan prosedur kajian.
Tindakan positif diambil sebagai respon terhadap
insiden.
Adanya pelaporan insiden dari instalasi lainnya dan
pemeriksaan secara teliti atas relevansinya.
Dorongan untuk melaporkan kejadian yang ‘nyaris
gagal’.
Persyaratan pengawasan diubah saat terjadi insiden
eksternal yang kecil.
Q7 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah sistem untuk membawa berbagai persoalan
terkait keselamatan atau peningkatan potensial lainnya
untuk diperhatikan di tingkat manajemen yang lebih
tinggi? Apakah manajer mendorong penggunaan sistem
ini? Apakah respon manajer memuaskan? Apakah
individu yang menyampaikan hal seperti ini diberikan
penghargaan dan diakui secara luas?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana membawa berbagai persoalan atau
peningkatan keselamatan agar diperhatikan
manajemen?
94
Bagaimana sikap manajemen terhadap pelaporan
keselamatan?
Mekanisme apa yang tersedia dalam menekankan
perlunya saran-saran yang berhubungan dengan
keselamatan?
Dapatkah Anda menyebutkan sumbangsih saran
keselamatan yang telah Anda tawarkan?
Indikator Kunci:
Keberadaan dan penggunaan sistem untuk
memberikan saran dan umpan balik secara rutin.
Kepuasan sebagai respon menerima saran yang
berhubungan dengan keselamatan.
Adanya sistem untuk memberikan penghargaan
bagi saran yang membangun.
Adanya sistem yang memprioritaskan pelaporan
keselamatan di atas hal lainnya.
Kesadaran untuk menggunakan sistem pemberian
saran keselamatan instalasi.
Q8 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah sikap manajer dan staf terhadap kajian
keselamatan dan audit memengaruhi aktivitas mereka?
Apakah mereka mendiskusikan dengan stafnya
mengenai bermacam hasil dan metode di mana
keterbatasan yang ada dapat dikoreksi? Seberapa
responsifkah mereka terhadap peningkatan yang
dihasilkan? Bagaimanakah sikap manajer atas aplikasi
pengukuran Jaminan Kualitas terhadap aktivitas
mereka?
95
Pertanyaan Panduan:
Apakah Anda merasakan adanya manfaat atas audit
dan kajian atau merasa terganggu dalam
melaksanakan tugas Anda?
Apa yang Anda rasakan mengenai pengukuran
Jaminan Kualitas seperti inspeksi dan tes?
Apakah Anda memahami mengapa hal ini
dilakukan dan bagaimana tindak lanjut atas hasil
yang diperoleh?
Apakah menurut Anda pengukuran Jaminan
Kualitas meningkatkan aspek keselamatan dalam
pekerjaan Anda?
Catatan: Tanggung jawab manajerial termasuk
implementasi berbagai praktik pengawasan, yang
beberapa di antaranya melampaui implementasi
tradisional pengukuran jaminan kualitas. Hal ini
termasuk, sebagai contoh, kajian berkala atas
program training, praktik pekerjaan, dan aktivitas
pengkajian. Pelaksanaan praktik ini tergantung pada
aktivitas organisasi dan mungkin membutuhkan
partisipasi grup dan individu yang melekat pada
berbagai prinsip dan praktik yang disepakati.
Dengan cara demikian, jalannya sistem manajemen
keselamatan dipastikan melalui proses internal.
Merupakan tanggung jawab manajemen dan pekerja
untuk berjuang sebaik mungkin dalam usaha
mencapai tujuan- tujuan keselamatan mereka.
Pertanyaan harus dikembangkan untuk menyelami
96
dalamnya komitmen serta memahami proses
jaminan kualitas.
Indikator Kunci:
Pemahaman dan apresiasi mengenai perlunya
melakukan evaluasi perubahan dalam parameter
operasi, persyaratan untuk perawatan, modifikasi
instalasi, dan operasi nonrutin instalasi lainnya.
Q9 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajemen mengkaji kinerja personil secara
berkala, termasuk kajian sikap mereka terhadap
keselamatan? Apakah manajer memberikan
pengakuan kepada anggota staf yang bertindak tepat
dalam aspek keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Apakah Anda merasakan bahwa staf telah
ditempatkan dalam posisi yang sesuai dengan
kualifikasinya dan mempunyai pengalaman yang
cukup untuk mengatasi munculnya situasi
abnormal?
Bagaimana manajer memberikan penghargaan atas
tindakan keselamatan luar biasa yang dilakukan
staf?
Khususnya bagi staf operasi dan perawatan,
bagaimana tingkat pergantian staf dan apakah ada
implikasinya terhadap keselamatan nuklir?
Catatan: Respon tersebut mesti didukung dengan
pertanyaan mengenai tingkat pengalaman yang
dirasa perlu dalam posisi yang penting dan
97
kontribusi terhadap keselamatan. Tingginya tingkat
pergantian staf bisa jadi merupakan indikasi
rendahnya semangat kerja staf. Meskipun
persyaratan training telah dipenuhi, keseimbangan
pengalaman dalam semua grup masih perlu dijaga
sehingga tetap ada beberapa anggota senior dalam
tiap grup.
Indikator Kunci:
Rendahnya pergantian staf, rendahnya perpindahan
staf, promosi sesuai dengan kinerjanya, pengalaman
dengan situasi abnormal, pengabdian yang cukup
dalam pekerjaan penting, dan ekspresi keyakinan
dalam grup dan manajemen.
Pengakuan bagi staf yang memberi kontribusi pada
keselamatan dan kritik membangun dari staf
terhadap kemampuan dan kesediaan manajer untuk
mengakui pentingnya bekerja secara aman.
Kesadaran akan perlunya keseimbangan
pengalaman dalam tiap grup.
Kesadaran mengenai tingkat pergantian staf dan
alasan di balik nilai tersebut.
Diambilnya langkah-langkah positif untuk
mencegah persoalan menjadi serius.
Q10 (RCMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Bagaimana respon manajemen terhadap diabaikannya
keselamatan dan pelanggaran atas spesifikasi teknis
terkait keselamatan?
98
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana perasaan Anda mengenai reaksi
manajemen atas pelanggaran atau pengabaian batas-
batas keselamatan?
Apakah sikap manajemen terhadap pelanggaran
keselamatan dapat Anda terima?
Dalam pandangan Anda, apakah pelanggaran yang
terjadi diinvestigasi oleh manajer dengan
selayaknya?
Apakah Anda merasakan bahwa manajemen
memahami akar permasalahan dari pelanggaran
keselamatan?
Catatan: Staf harus memahami bahwa manajemen
harus bertindak terhadap pelanggaran atau
pengabaian batas-batas keselamatan. Kegagalan
dalam menyelesaikan persoalan akan menyebabkan
staf menjadi bingung akan pentingnya bermacam
persyaratan keselamatan yang ada. Semua peristiwa
penting yang terjadi di lokasi mesti dianalisis
dengan kerja sama yang kuat bersama staf terkait
untuk membantu semua staf dalam mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan mereka. Jangan ada
ketidakjelasan atas batas-batas yang ditentukan atau
sistem yang diacu manajemen dalam menghadapi
berbagai pelanggaran yang terjadi. Berbagai contoh
pelanggaran harus ditanyakan beserta tindakan yang
diketahui dan dirasakan oleh individu.
Indikator Kunci:
99
Persetujuan batas-batas keselamatan, pemahaman
konsekuensi pelanggaran.
Meyakini kemampuan manajemen dalam bertindak
adil, contoh pelanggaran kasus sebelumnya dan
tindakan manajemen yang menunjukkan hasil yang
positif.
Ekspresi kebencian, perlakuan tak adil terhadap
pelanggar sebelumnya, tindakan tak efektif oleh
manajemen atau adanya kekeliruan persepsi atas
siapa yang harus bertanggung jawab dapat
mengindikasikan terjadinya suatu permasalahan.
Q11 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Sistem apa yang ada untuk menyampaikan pada
manajer mengenai pencapaian atau kegagalan
keselamatan?Apakah manajer mewaspadai perlunya
mengenali kelemahan staf mereka, untuk menentukan
persyaratan training atau menyediakan dukungan
lainnya?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa baikkah pengetahuan manajer mengenai
sikap keselamatan staf mereka? Bagaimana mereka
dapat mengukur hal ini?
Apakah manajer meyakini bahwa training ekstra
lainnya atau dukungan bagi staf dilaksanakan?
Indikator Kunci:
Manajer selalu diinformasikan mengenai jumlah
perintah kerja terkait keselamatan yang belum
terselesaikan.
100
Kajian manajerial berkala mengenai pengadaan
training.
Sistem berkala mengenai penilaian kinerja staf.
Q12 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer ikut berpartisipasi dalam kursus
training staf di mana kebijakan keselamatan dan
prosedur dijelaskan? Apakah mereka juga
menyumbang bahan untuk training? Apakah mereka
mengikuti training staf mereka dan apakah mereka
menyadari status training dan tingkat kemampuan
mereka? Apakah mereka mendorong anggota staf untuk
memanfaatkan waktu sebagai instruktur? Apakah
manajer itu sendiri mengikuti training ulang dalam
persoalan keselamatan.
Pertanyaan Panduan:
Program training apa yang tersedia bagi staf Anda?
Apakah bahasan utama dari training staf Anda
berhubungan dengan keselamatan instalasi dan
personel?
Apakah training tersebut disyaratkan dalam
peraturan? Apakah juga disyaratkan oleh instalasi
sebagai persyaratan tugas? Dengan sendirinya,
adakah penyimpanan catatan dan/atau sertifikat atau
lisensi dikeluarkan? Siapa yang menentukan standar
kualifikasinya?
Sebagai manajer, perhatian apa yang Anda berikan
dalam mengkaji isi dan hasil training bagi staf
Anda?
101
Apakah Anda menemui kesulitan dalam
menyediakan waktu atau fasilitas training yang
Anda inginkan?
Apakah Anda menghadiri sesi training untuk
memastikan bahwa proses pembelajaran sedang
berlangsung?
Apakah Anda, Anda sendiri, mengikuti training
ulang secara berkala? Jenis apa? Dengan kesadaran
sendiri atau karena diwajibkan?
Catatan: Bagi setiap manajer yang diwawancara,
pertanyaan yang diajukan harus mencoba untuk
menentukan apakah ada cukup perhatian, prioritas,
dan sumber daya diberikan dan bila tidak,
mengapa? Manajer harus memahami tujuan dari
usaha training untuk mendukung kebijakan
keselamatan?
Indikator Kunci:
Kewajiban training formal (contoh: pengeluaran
sertifikat atau lisensi).
Catatan selalu diperbarui dan tetap akurat.
Pemanfaatan waktu untuk training oleh manajer dan
staf.
Adanya sumber daya yang cukup dan kompeten.
Konflik potensial antara training dan produksi
terselesaikan.
Manajer menerima training dalam hal manajemen
dan kemampuan berkomunikasi.
Pertanyaan Panduan:
102
Siapakah pengajarnya? Apakah Anda merasa
mereka mampu membantu meningkatkan atau
mengembangkan kemampuan Anda?
Apakah supervisor atau manajer Anda pernah
mengamati sesi training Anda atau berperan dalam
sesi tersebut?
Apakah pengajar dan manajer mendiskusikan isi
atau hasil training Anda secara langsung dengan
Anda?
Hasil apa saja yang didiskusikan?
Catatan: Sebagai gambaran lebih jauh kepada staf
atas komitmen manajemen terhadap budaya
keselamatan dan training terkait, juga dalam rangka
melaksanakan praktik manajemen yang baik,
manajer harus secara rutin mengamati apa yang
sedang diajari dan bagaimana staf menerima
training tersebut. Manajer harus membuka diri
terhadap saran yang diberikan staf untuk
mengembangkan training. Bila staf tidak merasakan
cukupnya perhatian manajemen terhadap training,
staf akan cenderung menjadi kurang termotivasi.
Indikator Kunci: Staf merasa bahwa:
Manajer secara rutin mengunjungi sesi training
mereka.
Manajer atau pengajar bersikap terbuka pada
masukan staf.
103
Manajer menekankan hasil atau persyaratan
pengawasan dan berbagai kebutuhan yang
diungkapkan staf.
Pendapat staf mengenai isi training
dipertimbangkan.
Staf training dihargai dan dipercaya.
Kualifikasi dan pengalaman manajer baik.
Q13 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer instalasi dari waktu ke waktu
menginspeksi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan
dengan keselamatan? Apakah manajer secara berkala
meninjau pelaksanaan tugas serta kewajiban staf
mereka? Apakah dokumen yang berhubungan selalu
diperbarui? Apakah manajer secara berkala hadir di
tempat kerja untuk meninjau aktivitas terkait
keselamatan? Apakah manajer menengah sering
melakukan inspeksi langsung terhadap pelaksanaan
pekerjaan terkait keselamatan yang tanggung jawabnya
mereka pegang?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa sering Anda menerima kunjungan dari
manajer Anda selama hari/minggu/bulan kerja?
Apakah manajer membantu Anda dalam
kunjungannya?
Apakah Anda menginginkan jumlah kunjungan
seperti ini ditingkatkan?
Apakah Anda dapat mendiskusikan semua aspek
pekerjaan dengan manajer Anda?
104
Catatan: Kehadiran manajer di lokasi kerja
membuka kesempatan bagi mereka untuk
menekankan secara langsung mengenai pentingnya
keselamatan. Merupakan tugas manajer untuk
memastikan bahwa staf mereka merespon dan
memperoleh manfaat dari praktik yang ditentukan
dan, melalui sikap dan contoh, memastikan bahwa
staf mereka terus termotivasi menuju kinerja
individu yang tinggi dalam pekerjaannya. Penting
sekali memastikan bahwa kehadiran manajer
dipandang dan dihormati di mata para pekerjanya
karena hal ini akan meningkatkan semangat
ketertarikan individu terhadap tugas yang menanti.
Indikator Kunci: Jarang hadir atau tidak pernah kelihatan di lokasi kerja
mengindikasikan kurangnya ketertarikan manajer.
Rendahnya reputasi atau ketertutupan dapat
menyebabkan individu enggan menerima pengarahan
keselamatan dari manajemen. Melakukan kunjungan
berkala dan tinjauan kerja dapat membantu. Diskusi
terbuka mengenai keselamatan dan pembagian tugas.
Advis juga diminta dan diberikan oleh staf dan
manajer.
Q14 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah manajer memberikan perhatian pada
lingkungan pekerjaan fisik staf mereka?
Pertanyaan Panduan:
105
Apa yang dapat ditingkatkan dalam lingkungan
pekerjaan fisik Anda? Siapa yang dapat mengubah
itu? Mengapa hal ini tidak diubah? Sudahkah Anda
meminta peningkatan dalam lingkungan pekerjaan
Anda? Kepada siapa? Hasilnya apa?
Catatan: Lingkungan pekerjaan biasanya
merupakan area yang paling penting bagi individu
dan lingkungan yang dikelola oleh manajemen
dapat membentuk sikap individu.
Ketidaksempurnaan kondisi fisik dapat
memengaruhi kinerja pekerja dan tingkat
keselamatan yang berhubungan dengan pekerjaan.
Manajemen bertanggung jawab dalam menyediakan
suatu lingkungan yang mendatangkan praktik kerja
yang aman. Adanya ketidaksempurnaan dalam area
ini dapat dianggap individu sebagai pengabaian
terhadap keselamatan dan pekerja oleh manajemen.
Rendahnya kepercayaan diri dan atmosfer yang
tidak menyenangkan dapat disebabkan dari kualitas
lingkungan pekerjaan fisik yang kurang dari
semestinya. Bagi staf untuk melaksanakan tugasnya
dengan tenang, fasilitas yang memuaskan harus
disediakan, termasuk: fitur fisik mengenai lokasi
kerja, ketepatan kontrol, instrumen, peralatan dan
perlengkapan; ketersediaan informasi yang
diperlukan, standar perawatan; dan, khususnya,
beban kerja bagi tiap individu.
Indikator Kunci:
106
Faktor positifnya adalah kepuasan dengan tempat
kerja dan kondisi yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan dengan aman dan efisien.
Keyakinan akan ketertarikan manajemen dan
perhatian pada lingkungan pekerja mengindikasikan
adanya situasi yang menyenangkan.
Beberapa faktor negative dapat tampak dari
inspeksi lingkungan secara langsung.
Berbagai pertanyaan dapat dikemukakan untuk
menentukan sikap individu terhadap bermacam
ketidaksempurnaan.
Penerimaan akan buruknya kualitas lingkungan
fisik dan rendahnya dorongan untuk memperbaiki
hal tersebut mengindikasikan lemahnya hubungan
manajemen/pekerja dan situasi keselamatan secara
keseluruhan.
4.2.2.11. Sikap individu
Q1 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf sadar akan komitmen manajemen terhadap
budaya keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Apa yang Anda pahami mengenai istilah ‘budaya
keselamatan’?
Bagaimanakah bentuk kebijakan keselamatan
korporasi dan perusahaan serta bagaimana
implementasinya?
107
Catatan: Bila manajemen instalasi menginginkan
budaya keselamatan yang baik, mereka harus
menyampaikan apa yang mereka inginkan secara
efektif dengan staf. Cara lain menanyakan hal ini
adalah dengan bertanya apa yang membuat instalasi
tertentu aman. Diskusi dari sudut ini dapat
menunjukkan pemahaman mengenai budaya
keselamatan tanpa harus menemukan istilah yang
spesifik. Organisasi yang mengoperasikan instalasi
nuklir harus mengeluarkan statemen kebijakan
keselamatan yang menyatakan berbagai tujuan
organisasi dan komitmen korporasi pada
keselamatan. Maksud utamanya adalah adanya
pemahaman bahwa keselamatan merupakan
gabungan dari berbagai karakter dan sikap yang
memastikan diberikannya perhatian yang memadai
pada isu-isu keselamatan nuklir. Sistem manajemen
dan kontrol tidak sepenuhnya efektif dalam diri
mereka sendiri; sikap untuk bertanya, pendekatan
komunikasi individu yang tepat dan bijaksana juga
sangat penting bagi peningkatan dan pengembangan
budaya keselamatan.
Indikator Kunci: Harus ada statemen kebijakan yang:
Menyatakan tanggung jawab organisasi pelaksana
dalam hal keselamatan.
Menyatakan komitmen menuju kinerja keselamatan
yang sempurna.
108
Menyatakan bahwa keselamatan merupakan hal
yang sangat penting dan bila perlu berada di atas
tekanan komersial.
Statemen kebijakan harus dapat diakses seluruh staf
dan mereka harus diingatkan mengenai hal tersebut
dari waktu ke waktu.
Kebijakan harus diimplementasikan melalui
struktur manajemen yang menunjuk tanggung
jawab atas aktivitas penting terkait keselamatan di
lokasi.
Q2 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Dapatkah personel menyimpulkan bahwa kinerja
keselamatan yang rendah diduga sebagai akibat dari
kelirunya tindakan yang mereka lakukan sendiri? Dan
oleh mereka yang juga terkait dalam bidang pekerjaan
yang berhubungan? Apakah staf berhenti dan berpikir
tatkala menghadapi situasi yang tak terduga? Dalam
kasus seperti apakah tindakan mereka diinspirasi aspek-
aspek keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Bila Anda harus bekerja/mengoperasikan
item/peralatan/sistem instalasi dan kemudian Anda
menyadari bahwa itu adalah item/peralatan/sistem
yang salah dan Anda telah membuat kesalahan,
bagaimana tindakan/sikap yang Anda lakukan
terhadap kesalahan tersebut – tindakan manajemen
– sikap kolega?
109
Seandainya Anda diharapkan untuk menggunakan
suatu prosedur dalam sebuah operasi/tugas dan saat
prosedur berjalan separuh, Anda menemukan
adanya kesalahan dalam instruksi, tindakan segera
apa yang akan Anda lakukan serta bagaimana
tindak lanjutnya?
Note: Pemilihan pertanyaan yang akan diajukan
oleh pewawancara mengenai sikap dan tingkah laku
membutuhkan kesesuaian antara konteks
pertanyaan dengan persyaratan kerja individu.
Respon harus mengindikasikan tindakan individu
dalam tempat kerja actual mereka dan persepsi
mereka terhadap reaksi yang diharapkan dari
manajemen, supervisor dan kolega. Respon
terhadap pertanyaan mengenai situasi yang
mungkin terjadi harus diajukan pewawancara
kepada yang lainnya, pertanyaan yang tepat
mengenai perasaan individu, reaksi, serta persepsi
atas akibat terjadinya kesalahan kerja. Kesalahan,
bila terjadi, mesti dipandang sebagai sebuah sumber
pengalaman yang dapat dipetik hikmahnya daripada
melihatnya sebagai suatu masalah. Individu harus
didorong untuk mengidentifikasi, melaporkan, dan
mengoreksi ketidaksempurnaan kerja mereka untuk
membantu dirinya serta yang lain dalam mencegah
timbulnya persoalan di masa mendatang. Bila perlu,
mereka harus dibantu manajemen dan kolega untuk
meningkatkan kinerja mereka berikutnya. Namun,
bila terjadi defisiensi berulang dan mengabaikan hal
110
penting ini, individu harus meminta dan menerima
tanggung jawab manajemen untuk menghasilkan
tinjauan yang memuaskan, karena, bila tidak,
seseorang akan dapat berprasangka terhadap
keselamatan. Sikap individu dan pengalaman
mereka terhadap aplikasi tinjauan ini harus ditelaah
selama pengajuan pertanyaan untuk menentukan
apakah hal ini dipandang efektif atau
kontraproduktif.
Indikator Kunci: Adanya pendekatan yang jujur, menerima kesalahan,
berani menghadapi pembalasan yang tidak dibenarkan,
dan perhatian mengenai perlunya memperbaiki situasi
secara pribadi dan bersama.
Pertanyaan Panduan: Bila mungkin, hal apakah yang ingin Anda ubah untuk
membantu Anda melakukan pekerjaan Anda lebih
aman dari yang Anda kerjakan sekarang dan untuk
membuat instalasi menjadi lebih aman?
Catatan: Individu harus mampu menyebutkan seberapa
penting pekerjaan yang ia lakukan dalam konteks
keselamatan instalasi secara keseluruhan. Setiap respon
harus dievaluasi sesuai dengan pengaruhnya terhadap
situasi keselamatan. Tingkat pengaruh ini bergantung
pada jumlah hambatan yang ditemui dalam kinerja
individu atau kelompok. Berbagai contoh saran dalam
meningkatkan keselamatan yang diprakarsai oleh
individu atau grup dapat dikemukakan; bagaimanapun,
111
hasilnya harus diperhatikan untuk menentukan reaksi
dan sikap manajemen terhadap respon ini.
Indikator Kunci:
Tindakan positif dalam pelaksanaan.
Saran mengenai peningkatan keselamatan diterima
oleh manajemen.
Adanya perasaan menjadi pekerja yang berharga
dan diperhatikan.
Kesediaan untuk mengakui kesalahan.
Q3 (CMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf dengan jelas dapat menyebutkan tanggung
jawab kerjanya secara lengkap? Bisakah mereka
menyebutkan dokumen mengenai hal tersebut?
Pertanyaan Panduan: Apakah tanggung jawab Anda dan, khususnya,
bagaimana hubungannya dengan keselamatan?
Catatan: Pemahaman dan kesepakatan mengenai
tanggung jawab yang diemban seseorang merupakan
bagian yang penting dalam budaya keselamatan yang
sehat. Kepada individu yang lebih senior pertanyaan
dapat diperluas untuk melihat apa yang diketahui
mengenai tanggung jawab utama kolega lainnya dan
bagaimana hal tersebut ditambahkan. Individu harus
mampu mengacu pada statemen tertulis mengenai
tanggung jawab kerjanya.
Indikator Kunci: Individu akan mampu menyebutkan tanggung jawab
kerjanya bila ada budaya keselamatan yang baik.
112
Khususnya, dengan jelas ia dapat memutuskan,
melakukan atau menyarankan mengenai sesuatu hal.
Staf harus mengapresiasi pentingnya tugas mereka dan
memahami bahwa merekalah yang bertanggung jawab
dalam areanya.
Q4 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Mampukah personel bagian operasi dan perawatan
menyebutkan pelanggaran terakhir terhadap batasan
operasi instalasi, menjelaskan mengapa hal tersebut
terjadi dan pernyataan apa yang telah dikeluarkan untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa sering instalasi dijalankan di luar batas
keselamatannya?
Siapa yang mengemban tanggung jawab dalam
menganalisis dan melaporkan pelanggaran terhadap
batas keselamatan?
Pernahkah Anda terlibat dalam tinjauan
pelanggaran keselamatan?
Pernahkah Anda mengalami kejadian tak terduga di
instalasi?
Di manakah Anda saat itu dan apa yang Anda
lakukan?
Bagaimana keadaan akhirnya? Adakah diskusi
mengenai kejadian tersebut?
Bagaimana reaksi Anda saat itu? Meskipun Anda
belum pernah mengalami kejadian seperti itu,
bagaimana reaksi Anda dalam keadaan demikian?
113
Catatan: Sulit sekali mengkaji reaksi terhadap
kejadian yang tak terduga sebelum kejadian tersebut
terjadi. Namun demikian, diperlukan usaha untuk
memperkuat metode procedural koreksi dan
pemahaman yang jelas akan jalur komunikasi
menyusul terjadinya kejadian yang tak terduga.
Individu mesti dilatih untuk mengingatkan
supervisor dan manajemen atas kejadian seperti itu,
sementara pada saat yang sama juga mengambil
tindakan untuk memastikan keselamatan instalasi.
Pengalaman harus ditinjau secara berkala untuk
memastikan ada pelajaran yang diambil,
ditemukannya evaluasi korektif yang diperlukan
dan implementasi secara tepat. Kajian yang
seksama dan kuatnya respon korektif merupakan
indikator budaya keselamatan yang penting. Hasil
dari analisis keselamatan, termasuk probabilistic
analisis keselamatan, harus dikonsultasikan secara
rutin untuk membantu pengambilan keputusan saat
isu spesifik muncul, juga untuk memberikan staf
pengetahuan yang mendalam mengenai pentingnya
fitur keselamatan yang mencakup operasi dan
desain instalasi.
Indikator Kunci: Kepercayaan terhadap kemampuan individu dalam
menangani setiap kejadian dengan cara yang aman dan
terkendali dapat dipastikan dengan menyelenggarakan
simulasi kejadian. Staf yang merespon dengan rasa
percaya diri dan tidak ragu biasanya yakin dengan jalur
114
komunikasi yang digunakan meskipun tak mengetahui
tindakan spesifik apa yang perlu dilakukan untuk
mengontrol keadaan tersebut. Operator harus
menunjukkan kemampuan sikap analitis atas semua
kejadian dan menyampaikan pemberitahuan dengan
jelas serta memiliki pengetahuan teknis dasar untuk
meredakan persoalan-persoalan keselamatan.
Q5 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah prosedur yang tertulis diikuti secara ketat
meski ada metode yang lebih cepat?
Pertanyaan Panduan:
Apakah prosedur yang ada membuat pekerja
frustrasi ketika tekanan produksi muncul? Apa yang
akan terjadi pada pekerja bila ia mengabaikan
prosedur tersebut?
Bagaimanakah pengontrolan atas berbagai
perubahan, tes khusus, dan penyesuaian? Seberapa
ketat manajemen menaati prosedur?
Catatan: Pengontrolan yang ketat atas masalah ini
dianggap penting karena ada bermacam aktivitas
nonrutin yang berdampak besar terhadap
keselamatan. Keseriusan mengontrol aktivitas ini
merupakan indikator yang baik atas kesadaran
keselamatan yang dipegang manajemen instalasi.
Penyimpangan dari prosedur sepatutnya tidak
ditoleransi dan keraguan menjalankan prosedur
merupakan cerminan dari rendahnya budaya
keselamatan.
115
Indikator Kunci:
Adanya prosedur untuk semua aktivitas yang
berkaitan erat dengan keselamatan.
Prosedur seyogyanya tidak dianggap sebagai beban
lebih atau tak berhubungan dengan kemampuan.
Sepatutnya tak ada penyimpangan prosedur yang
diperbolehkan.
Perubahan dan penyesuaian prosedur yang
membutuhkan otorisasi di tingkat yang sesuai
dengan kebermaknaan keselamatan tersebut.
Q6 (RMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Seberapa perhatian staf terhadap kelengkapan dan
keakuratan catatan, buku pemantauan dan dokumentasi
lainnya?
Pertanyaan Panduan:
Apakah ada pemeriksaan rutin atas penyelesaian
catatan pemantauan dan dokumentasi lainnya?
Seberapa mudah memperoleh catatan tersebut?
Indikator Kunci:
Kesadaran yang penuh mengenai pentingnya
kelengkapan dan keakuratan dokumentasi.
Pemeriksaan rutin terhadap hal ini oleh supervisor.
Q7 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Langkah apa yang diambil staf bila mereka
memperhatikan tindakan yang dapat mengurangi
batasan keselamatan? Sikap apa yang diambil individu
116
sehubungan dengan kesalahan mereka sendiri yang
dapat memengaruhi keselamatan?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana reaksi Anda bila Anda memperhatikan
bahwa batas keselamatan sedang atau dapat
menurun?
Perkecualian apa yang dianggap diterima?
Apakah Anda menginformasikan atasan Anda atas
setiap tindakan yang Anda ambil di luar prosedur,
meskipun tindakan tersebut positif?
Indikator Kunci:
Bukti adanya pendekatan analisis yang dilakukan
sendiri atas bermacam aktivitas. Kebijakan yang
diterima mengenai pelaporan terbuka dan
pertanggungjawaban atas kesalahan. Umpan balik
dari staf mengenai pengalaman pribadi atas
pelaporan yang keliru.
Adanya pendekatan analisis yang dilakukan sendiri.
Kebijakan yang tertulis dan adanya sistem dalam
melaporkan serta pembetulan kesalahan.
Sikap untuk bertanya dan pendekatan yang teliti
terhadap keselamatan.
Mengeluarkan pernyataan atas terjadinya kesalahan.
Q8 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apa yang akan dilakukan operator, instruktur, atau
anggota staf perawatan tatkala ia menemukan suatu
langkah yang ia kira merupakan kesalahan dalam
menjalankan prosedur tertulis?
117
Pertanyaan Panduan:
Seberapa sering Anda temukan kesalahan dalam
prosedur? Apa yang Anda lakukan mengenai hal
tersebut?
Seberapa besar tingkat keyakinan dalam hal akurasi
procedural dan relevansi isi prosedur?
Indikator Kunci:
Bukti yang tercatat mengenai perubahan prosedur
dari masukan staf.
Kebijakan yang diterima mengenai tindakan
pelaporan atas kesalahan prosedur.
Tinjauan procedural berkala terhadap dokumen
yang berhubungan dengan keselamatan.
Pengesahan oleh staf dalam hal prosedur
keselamatan.
Q9 (MI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf memakai mekanisme pelaporan
ketidaksempurnaan keselamatan dan menyarankan
peningkatan? Apakah mekanisme tersebut digunakan
untuk melaporkan kesalahan individu? Apakah juga
digunakan meski tak muncul akibat yang merugikan?
Apakah respon staf memuaskan terhadap investigasi
persoalan keselamatan serta membantu dengan efektif
dalam mencari penyebab dan implementasi
peningkatan? Apakah rekan kerja tampak membantu
terhadap mereka yang menunjukkan sikap dan tindakan
keselamatan yang baik seperti memperhatikan
118
perawatan, kelengkapan masukan dalam buku
pemantauan dan ketaatan pada prosedur?
Pernyataan Panduan:
Bagaimana konsekuensi posisi pekerja instalasi
oleh karena munculnya kesalahan yang berkaitan
dengan aspek keselamatan?
Apakah Anda menganggap pelaporan keselamatan
Anda mengenai berbagai persoalan atau pengajuan
peningkatan keselamatan diberikan perhatian yang
memadai oleh manajemen?
Indikator Kunci:
Laporan tentang masukan staf yang berhubungan
dengan ketidaksempurnaan keselamatan.
Adanya komite keselamatan pekerja.
Berbagai teknik mengenai pengkajian diri yang
sistematis.
Adanya program pemberian penghargaan dan
hadiah.
Sikap yang baik mengenai pelaporan keselamatan.
Q10 (RMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf ruang kontrol bersikap waspada dan hati-
hati setiap saat?
Pertanyaan Panduan: Dalam keadaan siap operasi, pernahkah terjadi
penurunan sistematis instalasi atau adakah pengkajian
tertulis bahwa staf shift bertugas menjaganya agar tetap
stabil?
119
Indikator Kunci:
Pengakuan bahwa perasaan jemu merupakan
masalah bagi staf shift selama menjalankan operasi.
Tindakan untuk mengatasi perasaan bosan.
Q11 (RMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf menggunakan kesempatan training secara
maksimum? Apakah mereka menjalankan metode yang
dapat diandalkan, persiapan kerja yang diperlukan
lengkap dan berpartisipasi secara aktif dalam diskusi?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa besar keuntungan yang Anda peroleh dari
training? Apakah bermanfaat?
Apa yang tidak Anda suka dari sesi training?
Seberapa besar dedikasi staf terhadap persiapan
training dan belajar mandiri?
Indikator Kunci:
Hasil training menunjukkan tren yang terus
konsisten dan tingkat kelulusan yang tinggi.
Adanya iklim training yang interaktif,
Saran bagi kebutuhan training yang diajukan staf.
Rendahnya jumlah absen selama sesi training.
Q12 (RCMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah staf menyampaikan pengalaman mereka secara
efektif dengan individu dan grup lain? Adakah contoh
yang dapat disebutkan?
Pertanyaan Panduan:
120
Adakah pengaruh eksternal instalasi yang
cenderung mengganggu terciptanya jalinan
komunikasi yang baik diantara staf?
Seberapa sering staf bertemu untuk mendiskusikan
pengalaman dan peningatan keselamatan?
Catatan: Di sejumlah besar instalasi nuklir,
sebagaimana proyek industri skala besar lainnya,
terdapat campuran berbagai kultur, kebangsaan,
bahasa, atau keyakinan yang berbeda di antara staf.
Perbedaan ini seyogyanya tidak menjadi
penghalang jalinan komunikasi dan oleh karena itu
budaya keselamatan, yang mereka pahami harus
secara hati-hati ditangani untuk mencegah kesulitan
dan meningkatkan komunikasi yang baik.
Keterlibatan staf dalam program keselamatan dan
tinjauan akan membantu interaksi dan komunikasi.
Indikator Kunci:
Kesadaran akan berbagai isu dan langkah positif
untuk memastikan diperolehnya komunikasi yang
baik dan efektif.
Digunakannya satu macam bahasa dalam semua
komunikasi teknis di lokasi.
Diterbitkannya paper tentang inisiatif keselamatan
oleh staf.
Umpan balik positif dari staf mengenai kebebasan
berkomunikasi serta interaksi yang efektif
antarpekerja.
Pertemuan staf secara berkala dan interaksi social.
Partisipasi staf dalam tinjauan rutin keselamatan.
121
Q13 (RCMI)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah sikap staf terhadap tinjauan keselamatan dan
audit memengaruhi area pekerjaan mereka? Seberapa
responsive mereka dalam usaha memperoleh
peningkatan?
Apakah staf berpartisipasi dalam tinjauan menyeluruh
mengenai aktivitas keselamatan yang dimaksudkan
untuk mengurangi kesalahan manusia?
Pertanyaan Panduan:
Apakah pihak yang diaudit menganggap auditor
tersebut secara teknis kompeten?
Apakah manajer memberikan dukungan atas
pelaksanaan audit pada stafnya? Apakah mereka
menjelaskan kebutuhan pelaksanaan audit dan
apakah mereka menyediakan waktunya untuk
briefing dengan auditor?
Apakah laporan audit disampaikan dengan staf yang
berhubungan, khususnya dengan mereka yang
berpartisipasi aktif?
Apakah hasil audit disampaikan dengan staf yang
berhubungan, khususnya dengan mereka yang
berpartisipasi aktif?
Apakah tindakan korektif yang ditemukan auditor
didiskusikan dengan seksama dan, begitu diterima,
apakah juga dikerjakan dengan semestinya?
Apakah auditor menghargai praktik yang baik dan
apakah penghargaan seperti ini disampaikan?
122
Indikator Kunci:
Keberadaan program audit.
Staf memandang tinjauan dan audit sebagai peluang
daripada sebagai sebagai beban.
Adanya debat antarstaf tentang berbagai temuan
audit.
Penerimaan dan implementasi perubahan yang
dihasilkan dari pelaksanaan audit dan tinjauan.
Dihargainya pelaksanaan audit.
4.3. ORGANISASI RISET
4.3.1. Masukan riset untuk analisis keselamatan
Organisasi pendukung, termasuk mereka yang mendesain, manufaktur,
konstruksi, dan riset, sangat memengaruhi keselamatan instalasi nuklir. Tujuan utama
mereka bersinggungan dengan kualitas produk, apakah itu mendesain, laporan
keselamatan, pengembangan software atau output penting lainnya terhadap
keselamatan. Dasar bagi budaya keselamatan dalam organisasi seperti ini adalah
mengarahkan penyusunan kebijakan dan praktik untuk mencapai kualitas yang
diinginkan, dan dengan demikian dapat menggapai tujuan keselamatan operator atau
pengguna berikutnya.
Organisasi riset memiliki persoalan tertentu yang harus diselesaikan, yang
terpisah dari operasi harian instalasi. Banyak badan riset yang dari waktu ke waktu
hanya bekerja pada aplikasi nuklir dan staf mereka mungkin tidak sepenuhnya up to
date dengan batasan dan aplikasi operasi berbagai peralatan dan sistem yang ada.
Keyakinan instalasi akan integritas dan akurasi hasil riset merupakan hal yang sangat
penting dalam membentuk dasar budaya keselamatan. Berbagai pertanyaan dalam
123
bagian ini adalah untuk menentukan seberapa besar derajat dukungan dan keyakinan
yang diterima dan yang diinginkan oleh instalasi dan regulator dari badan riset.
Berbagai pertanyaan dan indikator mungkin perlu disesuaikan oleh anggota
tim agar cocok dengan tipe dan format organisasi terkait. Selama kurun waktu
tersebut, penekanan harus diberikan pada masukan riset dalam melakukan analisis
keselamatan bagi instalasi maupun badan pengawasan. Pengkajian terpisah yang
disusun oleh organisasi riset harus mempertimbangkan kecocokan dengan pengguna
dan sponsor. Oleh karenanya, berbagai pertanyaan panduan spesifik harus ditinjau
dan disesuaikan dengan fungsi badan pengawas atau badan riset.
Q1 (S)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah peneliti memahami bagaimana hasil pekerjaan
mereka akan digunakan dalam analisis keselamatan?
Apakah mereka cukup memahami bagaimana data
mereka digunakan dalam menambahkan atau
memperhitungkan beragam parameter yang berbeda
dari eksperimen mereka? Apakah peneliti mengenali
kekurangan dan keterbatasan hasil mereka?
Pertanyaan Panduan:
Dalam bidang riset apakah organisasi Anda saat ini
bertugas?
Seberapa baikkah interaksi peneliti dengan instalasi
dan badan pengawasan selama berlangsungnya
proyek pekerjaan?
Sistem apa yang Anda miliki agar staf riset tetap up
to date dengan aplikasi instalasi dan keselamatan?
Seberapa sering staf riset berkunjung ke instalasi?
124
Indikator Kunci:
Interaksi rutin antara instalasi, pengawas, dan
peneliti;
Kunjungan instalasi secara rutin;
Sistem yang terstruktur dalam melakukan
rekruitmen staf dengan kualifikasi dan
pengalaman yang baik.
Adanya program training untuk meningkatkan
pengetahuan riset melalui pengalaman praktis.
Q2 (S)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah Anda mengikuti analisis keselamatan dan
mengizinkan mereka mengenali kesalahan dalam
pekerjaan mereka? Apakah mereka melaporkan adanya
kesalahan pelaksanaan atau interpretasi yang mungkin
terjadi?
Pertanyaan Panduan:
Sistem apa yang Anda punya untuk menjamin dan
mengesahkan hasil riset?
Bagaimana perincian dan pencatatan keterbatasan
hasil?
Apakah Anda dikonsultasikan oleh perancang
instalasi, utilitas atau badan pengawasan saat perlu
memperhitungkan hasil Anda?
Metode jaminan kualitas apa yang Anda gunakan
untuk memastikan standar dalam perhitungan
computer?
Indikator Kunci:
125
Sistem yang terstruktur dan diterima dalam
pengesahan hasil.
Bukti tercatat yang dilakukan staf riset mengenai
pemeriksaan analisis keselamatan.
Diskusi terbuka ketika dibutuhkan perhitungan
hasil;
Persyaratan Jaminan Kualitas yang diakui dalam
perhitungan computer.
Q3 (S)
Pertanyaan INSAG Dasar: Dalam topik tertentu, cukup jelaskah grup atau individu
yang bertanggung jawab dalam memantau informasi
baru atau data internasional? Hubungan personal
apakah yang telah dikembangkan untuk tetap mengikuti
data terbaru? Adakah mekanisme untuk melaporkan
informasi baru yang mungkin bertentangan dengan
analisis keselamatan sebelumnya? Adakah prosedur
pelaporan lain yang tersedia bila pemberitahuan tingkat
pertama tidak efektif? Seberapa sering mekanisme ini
digunakan?
Pertanyaan Panduan:
Kontrak riset seperti apakah yang dilaksanakan saat
ini, dalam jangka pendek atau panjang?
Bagaimana alokasi penanganan kerja riset?
Apa yang dapat dilakukan peneliti bila ia
menemukan adanya data terbaru yang bertentangan
dengan kerja yang telah disepakati sebelumnya di
instalasi?
126
Indikator Kunci:
Alokasi yang jelas dan pengakuan kerja.
Sistem yang baik dalam memantau bagi data baru.
Jalinan internasional.
Program pertukaran bagi pekerja riset.
Sistem yang terstruktur untuk menarik dan
mengkoreksi data.
Q4 (S)
Pertanyaan INSAG Dasar: Adakah mekanisme yang memastikan bahwa riset yang
terkait untuk memecahkan masalah keselamatan
operasional dan desain dipraktikkan dan dilaksanakan
dalam cara yang tepat?
Pertanyaan Panduan:
Sistem apa yang Anda gunakan untuk mengontrol
perencanaan dan menentukan prioritas kontrak
riset?
Siapa yang memutuskan atau menetapkan prioritas?
Siapa yang dikonsultsikan dalam penjadwalan
kerja?
Apakah staf menyadari mengenai pertimbangan
atas keputusan yang diambil dalam pertemuan
alokasi prioritas dan perencanaan?
Indikator Kunci:
Sistem yang baik berkaitan dengan alokasi kerja
dan penentuan prioritas;
Kunsultasi dengan staf instalasi/pengawas
mengenai persyaratan;
127
Umpan balik positif terhadap pengambilan
keputusan dan tenggat waktu.
Q5 (RS)
Pertanyaan INSAG Dasar: Seberapa tepatkah hasil penelitian yang diberikan pada
proses pengawasan dan desain? Adakah kebijakan
tentang melakukan publikasi berkala atas hasil riset
dalam jurnal yang memerlukan tinjauan menyeluruh?
Pertanyaan Panduan:
Seberapa baikkah dokumentasi riset?
Seberapa banyak kontribusi organisasi terhadap
publikasi mengenai hasil riset?
Adakah proyek riset multilateral yang dilaksanakan
saat ini? Proyek apakah itu?
Sistem apa yang Anda punya untuk memastikan
dilangsungkannya tinjauan teliti mengenai hasil
riset?
Apakah hubungan antara peneliti, pengawas, dan
utilitas?
Bagaimanakah Anda menyampaikan hasil riset ke
instalasi atau regulator?
Apa yang dipahami peneliti mengenai istilah
budaya keselamatan?
Indikator Kunci:
Program kerja sama internasional yang berkembang
baik.
Sistem yang baik mengenai publikasi dan
penyampaian kerja riset.
Apresiasi di semua tingkat terhadap konsep budaya
keselamatan.
128
Umpan balik positif dari pengawas dan utilitas
terhadap peneliti.
4.4. ORGANISASI DESAIN
Organisasi desain membantu instalasi dan pengawas mengontrol keselamatan
dalam hal perawatan dan operasi nuklir. Instalasi bisa mempunyai pandangan yang
berbeda mengenai kinerja organisasi desain; namun, organisasi ini dapat berpengaruh
besar terhadap budaya keselamatan instalasi sesuai dengan peran mereka di tingkat
instalasi. Luasnya cakupan pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada ruang
lingkup kerja tim desain di utilitas. Mungkin perlu pula melakukan kunjungan
kembali ke organisasi pendukung bila respon instalasi atau pengawas
mengindikasikan adanya kekeliruan dalam memahami persoalan yang dianggap
disebabkan dari riset atau desain. Budaya keselamatan dalam organisasi desain
mungkin membutuhkan pengkajian sebagai suatu tinjauan individu; namun, pola
pertanyaan dan indikator kunci yang ada pada dasarnya mirip dengan bahasan lainnya
yang disusun oleh instalasi dan badan pendukung.
4.4.1. Kode mengenai desain aspek keselamatan
Q1 (S)
Pertanyaan INSAG Dasar: Proses apa yang ada untuk melakukan verifikasi dan
pengesahan berbagai kode perhitungan computer?
Apakah peneliti terkait ikut terlibat? Apakah kode
desain keselamatan diverifikasi dan disahkan untuk
keadaan yang spesifik? Apakah keterbatasan kode
dipertimbangkan secara eksplisit dalam desain proses
tinjauan? Bagaimana mekanisme formal pelaporan
persoalan bila masukan perhitungan computer
129
sebelumnya dianggap tidak benar? Apakah mekanisme
seperti ini pernah perlu digunakan?
Pertanyaan Panduan:
Metode apa yang Anda gunakan dalam memberikan
akreditasi pada desain?
Bagaimana ketersediaan kode tersebut?
Pernahkah kode computer Anda menjadi invalid?
Tindakan apa yang diambil?
Indikator Kunci:
Sistem akreditasi yang diakui dalam mendesain.
Kode yang up to date dan dapat diakses.
Mekanisme tinjauan independen untuk pengesahan
dan penjaminan.
Informasi yang segera dan luas ketika menemukan
defisiensi dan keterbatasan kode-kode computer.
Jaringan informasi bagi informasi eksternal sejenis
dan tindakan internal segera.
Q2 (S)
Pertanyaan INSAG Dasar: Dalam standar internasional mengenai latihan
menghadapi permasalahan apakah analis berpartisipasi
untuk menguji kode perhitungan computer? Usaha apa
yang telah dilakukan dalam kerangka multilateral dan
bilateral untuk membandingkan dengan kerja yang
dilakukan tenaga ahli luar negeri?
Pertanyaan Panduan:
Bagaimana Anda melakukan perbandingan
internasional?
130
Dalam program pertukaran internasional apakah
Anda berperan?
Indikator Kunci:
Perbandingan rutin dalam skala nasional dan
internasional dan terdokumentasinya sistem
pengesahan dan umpan balik terhadap proyek yang
sedang berjalan. Respon yang membantu dari staf.
4.4.2. Proses tinjauan desain
Q1 (RS)
Pertanyaan INSAG Dasar: Dalam cakupan apakah tenaga ahli luar dipakai untuk
mengembangkan kemampuan lokal? Bagaimana
penentuan atau pengaturan mengenai kompetensi
tenaga luar?
Pertanyaan Panduan:
Apakah ada penyusunan mengenai daftar tenaga
ahli yang diperlukan dalam aktivitas terkait
keselamatan?
Apakah Anda diperbolehkan mencari bantuan
tenaga ahli luar untuk mengembangkan kemampuan
lokal?
Bagaimana Anda melakukan pengaturan mengenai
kompetensi tenaga luar?
Indikator Kunci:
Pengkajian sistematis tentang tenaga ahli yang
diperlukan untuk setiap aktivitas.
Kesempatan mencari tenaga ahli luar bila
diperlukan.
131
Proses yang baik dalam melakukan seleksi tenaga
ahli luar.
Q2 (S)
Pertanyaan INSAG Dasar: Di manakah penjelasan mengenai fungsi dan tanggung
jawab tinjauan desain?
Pertanyaan Panduan:
Adakah persyaratan untuk menggunakan
pengalaman operasi selama pelaksanaan tinjauan
desain untuk memeriksa beragam pelajaran yang
diperoleh sebelumnya seperti defisiensi peralatan
atau kesulitan dalam pengujian material, atau,
sebagai contoh, kesulitan perawatan karena desain?
Indikator Kunci:
Uraian tugas yang terdokumentasi
Pemahaman staf atas tugas dan ruang lingkup
tanggung jawab.
Statemen kebijakan disetujui oleh tim tinjauan
desain.
Q3 (RS)
Pertanyaan INSAG Dasar: Apakah proses tinjauan desain pernah diaudit oleh
auditor Jaminan Kualitas internal? Oleh badan
pengawasan? Oleh grup kolega dari anggota nasional
dan internasional?
Indikator Kunci:
Laporan audit yang rutin serta terdokumentasi dan
temuan berupa penghentian operasi.
Partisipasi penuh dari segala tingkat tinjauan.
132
Mematuhi standar yang disepakati.
Evaluasi independent terhadap proses.
APPENDIX I : SEMINAR STANDAR ASCOT (Silabus standar untuk seminar ASCOT)
Tujuan utama dari layanan penasihat ASCOT adalah melakukan transfer
berbagai metode ASCOT kepada negara tuan rumah. Transfer ini dapat dicapai di
lokasi Negara tuan rumah dalam suatu bentuk seminar.
Lokasi : Negara tuan rumah Durasi : 2-2,5 hari Partisipasi : 10-30 partisipan dari badan pengawasan dan/atau utilitas Pembicara : 2 (IAEA dan/atau konsultan luar)
Jadwal seminar
1. Kuliah/diskusi: Konsep mengenai budaya keselamatan (kurang lebih 1
hari)
Pemahaman yang menyeluruh mengenai konsep budaya keselamatan penting
sekali diperoleh partisipan sedari awal. Lebih spesifik lagi, partisipan harus
memahami definisi dan fitur universal dari budaya keselamatan. Harus pula mereka
pahami bahwa meski budaya keselamatan tak dapat dinyatakan secara jelas, namun
keberadaannya mempunyai manifestasi yang nyata. Terakhir, partisipan harus
133
memahami beberapa karakteristik yang luas dari suatu budaya keselamatan yang
efektif dan belajar memahami manfaat jangka panjang dari konsep ini.
Kuliah ini akan disajikan oleh wakil ASCOT yang akan meliputi konsep
mengenai budaya keselamatan seperti tersaji dalam 75-INSAG-4. Wakil ASCOT
akan membahas tiap seksi dari 75-INSAG-4 dengan penekanan khusus tentang
definisi dan karakteristik budaya keselamatan (seksi 2), bukti konkret mengenai
budaya keselamatan (seksi 4) dan fitur universal dari budaya keselamatan yang
efektif (seksi 3). Wakil ASCOT akan memperluas informasi yang tersaji dalam 75-
INSAG-4 dengan ilustrasi contoh didasarkan pada pengalaman dari seminar/tinjauan
ASCOT lainnya. Indikator budaya keselamatan (didiskusikan dalam Appendix 75-
INSAG-4) kali ini tidak akan didiskusikan secara rinci tapi akan dibahas kemudian
sebagai bagian dari diskusi/kuliah dalam panduan ASCOT (item 4).
2. Kuliah/diskusi: Contoh mengenai praktik budaya keselamatan yang
baik (kurang lebih 2 hari)
Begitu partisipan memperoleh pemahaman mengenai konsep budaya
keselamatan, mereka perlu sekali meningkatkan apresiasi atas segala hal yang secara
umum dianggap sebagai budaya keselamatan yang baik. Dengan cara, partisipan
harus diperlihatkan atas contoh budaya keselamatan yang efektif sekali.
Diskusi akan berjalan dan dipimpin oleh wakil ASCOT. Untuk mendorong
partisipan berpikir dalam perspektif budaya keselamatan yang baik, wakil ASCOT
akan meminta partisipan untuk memberikan contoh atas apa yang mereka anggap
sebagai suatu budaya keselamatan yang efektif dalam organisasi mereka sendiri.
134
Dalam kerangka kerja ini, perlu didorong adanya suatu presentasi nasional
mengenai perspektif negara (organisasi) terhadap budaya keselamatan yang disajikan
oleh seseorang wakil senior.
3. Workshop 1: Kreasi mengenai kerangka kerja budaya keselamatan
(kurang lebih 3 hari)
Budaya keselamatan mempunyai 2 komponen dasar: kerangka kerja yang
bermanfaat bagi kerja individu, dan sikap serta respon individu. Seminar ini
melibatkan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas kerangka kerja yang
disusun di dalam negeri dan yang kedua adalah keefektifan dan respon dari individu.
Oleh karena itu pertemuan pertama berhubungan dengan kerangka kerja dan yang
kedua berhubungan dengan sikap individu.
Selama pertemuan, partisipan akan dibagi ke dalam grup kerja yang lebih
kecil. Tiap grup akan diberikan tugas untuk menciptakan kerangka kerja ideal menuju
terwujudnya budaya keselamatan yang baik; menjelaskan komite dan badan
keselamatan, berbagai tingkat (pengawasan, korporasi, instalasi), tanggung jawab,
sumber daya, dll. Pertemuan akan diakhiri dengan membandingkan kerangka kerja
yang disusun di antara grup kerja yang berbeda dan dengan struktur yang telah ada.
4. Kuliah/diskusi : Pengkajian budaya keselamatan (kurang lebih 1 hari)
Kuliah akan diberikan oleh wakil ASCOT dan akan mencakup pendekatan
yang luas terhadap pengkajian budaya keselamatan seperti tersaji dalam Panduan
ASCOT.
135
5. Kuliah/diskusi : Contoh isu budaya keselamatan yang terungkap melalui
pelaksanaan investigasi (kurang lebih 2 hari)
Sebagai pengantar pada pertemuan 2, berbagai insiden akan disajikan di mana
investigasi mereka mengungkapkan isu-isu yang berkaitan dengan budaya
keselamatan. Dengan menerapkan Panduan ASCOT dalam melakukan analisis,
identifikasi yang lebih spesifik dan meningkat atas isu ini dapat diperoleh.
6. Pertemuan 2 : Evaluasi insiden dengan menerapkan Panduan ASCOT
(kurang lebih 3 hari)
Pertemuan kedua berorientasi pada identifikasi isu yang berhubungan dengan
sikap individu, motivasi, moral dan aspek-aspek lain yang sedikit abstrak dari budaya
keselamatan. Sekali lagi, partisipan akan dibagi ke dalam grup yang lebih kecil.
Untuk memulai diskusi, tiap grup akan diberikan tugas untuk mengevaluasi peristiwa
berbeda menggunakan Panduan ASCOT, contoh: mencoba menentukan area atau
pertanyaan ASCOT manakah yang relevan dengan terjadinya suatu peristiwa serta
perkembangannya. Terakhir, pengukuran korektif akan dikaji untuk menentukan
apakah isu budaya keselamatan yang dikenali telah ditangani secara tepat. Tiap grup
akan melaporkan temuan mereka dalam sesi pleno yang diikuti dengan diskusi di
mana partisipan diharapkan untuk mengungkapkan pandangan mereka dalam bentuk
komitmen individu terhadap budaya keselamatan.
136
APPENDIX II : ASCOT EXPANDED SEMINAR Seminar mengenai Perkembangan Keselamatan Operasional
(Praktik yang Baik dan Trend baru)
1. PENGANTAR
Dalam 3 dekade terakhir, sarana dan metode untuk menjamin keselamatan
nuklir berkembang sangat baik, dan, sejalan dengan evolusi ini, penekanan dalam
aktivitas keselamatan nuklir IAEA telah pula bergeser untuk memenuhi persyaratan
yang terus berubah.
Di tahun 1970-an, IAEA memegang peranan yang sangat penting dalam
menghasilkan standar, panduan, dan rekomendasi keselamatan. Sebagian besar
negara nonvendor, yang saat itu mulai menggunakan tenaga nuklir, tidak punya
pemahaman yang komprehensif dan regulasi yang berkembang baik sehingga
membutuhkan standar keselamatan yang diakui secara internasional atau setidaknya
yang direkomendasikan.
Di tahun 1980-an, tatkala sebagian besar instalasi tenaga nuklir sudah
beroperasi dan banyak badan pengawasan yang telah berdiri mapan dengan peraturan
yang tegas dan ketat, kebutuhan akan utilisasi yang lebih baik dan pertukaran
pengalaman dengan sesama operator instalasi semakin mengemuka. IAEA merespon
kebutuhan ini dengan menyusun layanan keselamatan yang bervariasi, yang
kesemuanya punya tujuan sama, yakni mengevaluasi berbagai aktivitas instalasi
terhadap praktik terbaik di dunia.
Saat ini, kebanyakan pengawas dan operator, setidaknya di negara barat,
meyakini tingkat keselamatan instalasi mereka dan cara bagaimana isu-isu
keselamatan ditangani. Organisasi terus mencari praktik terbaik dari instalasi lainnya
137
untuk mengembangkan lebih jauh tingkat keselamatan yang ada. Namun, banyak pula
organisasi yang tidak menganggap tinjauan atau audit yang dilakukan tim tenaga ahli
luar sebagai cara yang paling efektif dalam mencapai tujuan ini. Mayoritas organisasi
siap berbagi pengalaman mereka serta belajar dari yang lain melalui forum yang
bebas dari suatu pertentangan yang mungkin terjadi. Struktur yang diajukan dalam
seminar mengenai Berbagai Kemajuan dalam Keselamatan Operasi dimaksudkan
untuk mencapai ini.
Satu dari bermacam elemen dalam menjamin keselamatan instalasi nuklir
adalah persyaratan sumber daya yang memadai. Hal yang sangat mempengaruhi
alokasi sumber daya ini, dalam tingkat yang lebih luas, tingkat nasional, yakni opini
publik mengenai tenaga nuklir. Pada tahun 1990-an, ditingkatkan usaha yang
diarahkan pada meyakinkan publik atas tingginya standar keselamatan yang mereka
jalankan, dan tersedianya informasi keselamatan dan disebarluaskan secara terbuka
kepada sesama komunitas nuklir dan publik. IAEA telah mengambil langkah di jalur
ini dengan memperkenalkan International Nuclear Event Scale dan Nuclear Safety
Convention. Transparansi informasi tidak hanya diberlakukan pada kejadian di
instalasi nuklir tapi juga (atau terutama) terhadap informasi mengenai keselamatan
instalasi selama operasi normal berlangsung. Di masa mendatang kebutuhan tentang
pemahaman keselamatan menjadi semakin mengemuka.
I. LATAR BELAKANG
(a) Keselamatan dinamis
Keselamatan dapat berubah sejalan waktu dan dapat ditingkatkan bila
perhatian dan sumber yang memadai diberikan kepadanya atau dapat pula memburuk
bila tidak ditangani dengan sebaik-baiknya. Begitu instalasi nuklir beroperasi, apakah
itu dalam status operasi perdana atau setelah mengalami perubahan besar, dibutuhkan
138
waktu sebelum peralatan yang dipasang mencapai tingkat ketahanan yang optimum,
misal dasar dari “kurva bath tube”. Operator juga membutuhkan waktu supaya
terlatih dan memahami instalasi dengan baik serta prosedur yang harus sepenuhnya
benar dan sah. Meski seiring waktu peralatan semakin menua, namun di sisi lain,
operator menjadi berpengalaman sehingga dapat menjadi semakin puas dan tidak
terlalu khawatir. Oleh karena itu metode-metode untuk mencapai keselamatan sangat
dinamis. Penyusunan ‘living PSA’ merupakan satu dari berbagai konsep yang
tumbuh dari hal ini.
(b) Kemajuan dalam keselamatan operasional
Manajemen bertanggung jawab memonitor praktik terbaik dunia dan trend
terakhir dalam perkembangan keselamatan operasional untuk kemudian
menerapkannya secara lokal. Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi peningkatan
bermakna terkait dengan pendekatan manajemen dan organisasi, dalam memperkuat
budaya keselamatan, dan dalam kesadaran mengenai pentingnya training yang lebih
luas melampaui persyaratan training standar. Prosedur kualitas, aplikasi berbagai
sistem dukungan operator dan ergonomik telah pula meningkat secara substansial.
Indikator yang digunakan di tingkat berbeda untuk tujuan yang berbeda di dalam
organisasi telah berkembang secara berkesinambungan. Peningkatan bermakna dalam
hal perawatan, termasuk perawatan dalam hal ketahanan dan perencanaan shutdown
PSA juga telah mengalami perubahan substansial dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pentingnya memiliki sistem yang komprehensif untuk memperoleh umpan balik dari
pengalaman operasi telah banyak dipahami.
(c) Keselamatan “terbuka”
Pelaksanaan International Nuclear Event Scale (INES) merupakan langkah
besar dalam menyampaikan pada publik implikasi terjadinya peristiwa abnormal di
139
instalasi. Publik dan media menerima perangkat ini dan tampak menikmati dengan
adanya metode pengukuran keparahan peristiwa yang dilaporkan dalam instalasi
nuklir. Tugas yang selanjutnya dihadapi komunitas nuklir adalah meyakinkan publik
dengan menunjukkan bahwa tingkat keselamatan diawasi dan dipelihara secara ketat
pada kualitas terbaik. Jelaslah bahwa ada kebutuhan agar keselamatan menjadi
transparan, namun jalan keluar terbaik dalam menyampaikan pesan ini kepada publik
masih terus dikembangkan. Titik awal dapat berupa buletin rutin yang
menggambarkan kemajuan yang dicapai dalam keselamatan operasional, bagaimana
tingkat keselamatan dimonitor dan apa yang telah dilakukan sehubungan dengan
upaya meningkatkan keselamatan.
II. TUJUAN
Tujuan utama seminar expanded ASCOT adalah sebagai berikut:
(a) Promosi berkelanjutan mengenai konsep budaya keselamatan atau
manifestasinya yang dapat dirasakan, misal penyampaian praktik yang baik
dan trend baru dalam perkembangan keselamatan operasional,
(b) Promosi dan bantuan kepada manajemen instalasi menuju pelaksanaan
pengkajian diri mengenai keselamatan operasional di instalasi mereka,
(c) Bantuan kepada manajemen instalasi dalam persiapan sebelum dilakukan
tinjauan menyeluruh internasional (IAEA, WANO),
(d) Membahas mengenai isi dan format serta bantuan dalam memulai buletin
bulanan/mingguan mengenai pentingnya keselamatan nuklir di fasilitas
negara.
III. DURASI DAN STRUKTUR SEMINAR
140
Seminar ini berlangsung selama 4 hari kerja dan melibatkan 3 tenaga ahli
IAEA atau dari luar dengan satu topik seminar yang dibahas setiap hari, seperti tersaji
di bawah.
Setiap hari akan ada presentasi topik oleh tenaga ahli yang diikuti dengan
diskusi dan penjelasan detail dari isu terpilih untuk mendorong partisipasi anggota
tuan rumah.
Setiap topik disajikan oleh tenaga ahli dalam 3 jam perkuliahan dengan
menyajikan praktik terbaik di dunia serta membahas mengenai latar belakang, dasar,
pembangunan histories dan trend terkini di lapangan.
Setelah presentasi ini, organisasi tuan rumah diharapkan dapat memberikan
presentasi selama 20-30 menit tentang praktik yang dilakukannya dalam 4 topik
seminar.
Setiap hari akan ditutup dengan pertukaran pandangan dan diskusi selama 2
jam mengenai kedua presentasi. Diskusi tersebut terstruktur sedemikian rupa
sehingga mencakup keseluruhan aspek penyajian kuliah. Praktik baik yang diakui
organisasi tuan rumah digunakan untuk memperkaya presentasi berikutnya.
9-12 am 1-1.30pm 2-4pm
kuliah mengenai
pandangan umum tenaga
ahli
presentasi informasi tuan
rumah mengenai
pengalaman instalasi
diskusi
terstruktur/pertukaran
pengalaman
Seluruh perkuliahan dan presentasi terperinci yang disampaikan tenaga ahli
berdasar atas materi seminar tertulis yang dipersiapkan sebelumnya oleh tenaga ahli
IAEA dan/atau dari luar.
141
Mengembangkan bahan kuliah (handout) ini secara bertahap adalah guna
menghasilkan 4 publikasi IAEA, masing-masing meliputi 1 topik. Publikasi ini dapat
berlaku sebagai sumber referensi bagi anggota tuan rumah dalam pengembangan
solusi terkini dan/atau kumpulan mengenai praktik terbaik di dunia dan trend dalam
mengembangkan keselamatan nuklir.
IV. TOPIK SEMINAR
Seminar ini meliputi 4 topik:
(1) STAF, MANAJEMEN, DAN ORGANISASI
(Manajemen dan Organisasi, Budaya Keselamatan, Seleksi Staf dan Training,
Training yang lebih Luas)
• Struktur organisasi, tanggung jawab, jumlah staf
• Dokumen polisi
• Metode dalam melakukan alokasi sumber daya
• Dokumentasi kinerja instalasi
• Menentukan target keselamatan dan kinerja
• Seleksi staf, kualifikasi, training, dan retraining
• Penilaian kinerja, penghargaan dan sanksi, kesiapan menjalankan tugas
• Komunikasi, mekanisme umpan balik dari staf
• Komite keselamatan dan term of reference-nya
• Pengkajian diri, audit, inspeksi lokal, pemantauan
• Kecocokan dengan pengawas
• Budaya keselamatan (meliputi semua elemen 12 INSAG-4)
• Kuliah informal lokal, seminar, sesi training
• Pertukaran pengalaman dengan utilitas lainnya (IAEA, WANO)
• …
142
(2) TARGET, PEMANTAUAN DAN DUKUNGAN OPERASI
(Kinerja Keselamatan dan Operasi, Prosedur, Indikator, Evaluasi
Keselamatan, PSA, Manajemen kecelakaan, Sistem Dukungan Operator)
• Struktur shift, tanggung jawab, jadwal, dukungan
• Ruang kontrol; backfits, kecocokan pekerja-mesin, modernisasi,
ergonomik
• Sistem dukungan operator, indikasi alarm, SPDS,…, sistem profesional
• Komputer proses, dan proses pergantiannya
• Batasan operasional dan kondisi (spesifikasi teknis), basis
• Jaminan Kualitas
• Prosedur:
o Operasi normal
o Desain berbasis emergensi dan di atas standar desain; orientasi gejala
vs. orientasi peristiwa
o Pengawasan
o Perawatan, tes dan inspeksi
o Izin kerja
o Kontrol perubahan
• PSA tingkat 1, 2, 3
• Tenaga rendah dan shutdown PSA, living PSA
• Menggunakan PSA untuk:
o Desain dan verifikasi prosedur
o Optimalisasi aktivitas operasi
o Aplikasi pengawasan dari hasil PSA
• Manajemen kecelakaan
• Tinjauan keselamatan periodic
143
• Pengkajian perubahan
• Indikator kinerja keseluruhan yang memantau kinerja instalasi
• Indikator keselamatan berbasis risiko, memonitor batasan keselamatan
• Indikator kinerja pekerja
• Indikator angka sebagai perangkat pengawasan.
• …
(3) PERAWATAN YANG TERKAIT KESELAMATAN
(Perawatan yang Terfokus pada Ketahanan, Perencanaan Perawatan dengan
Menggunakan Hasil Shutdown PSA, Penuaan, dan Memperpanjang usia
pemakaian)
• Kontrol konfigurasi
• Perawatan pencegahan dan prediksi
• Pelaksanaan inspeksi (In-service inspections/ISI)
• Perawatan yang terfokus pada ketahanan (Reliability centred
maintenance/RCM)
• Filosofi perawatan dan strategi manajemen, kontrol kontraktor
• Manajemen risiko
• Penuaan dan memperpanjang usia pemakaian
• Implementasi/integrasi/koordinasi/komunikasi dan kontrol proses
pekerjaan
• Manajemen peristiwa tak terduga
• Beban kerja/lembur/alokasi kerja
• Kualifikasi pekerja/penyusunan staf dan training
• Prosedur/dukungan meningkatkan kinerja pekerjaan, mock-ups
• Penggunaan hasil shutdown PSA
• …
144
(4) BELAJAR DARI PENGALAMAN
(Pertukaran dan Umpan Balik dari Pengalaman Operasi; Memperbarui,
Meningkatkan Kualifikasi Sistem dan Peralatan)
• identifikasi isu keselamatan nuklir: pentingnya keselamatan dalam
peristiwa yang tak lazim;
• analisis sebab-akibat dari pengalaman operasional: metodologi mencari
akar permasalahan
• analisis trend mengenai data operasional terkait keselamatan
• umpan balik operasi terhadap pelaksanaan operasi
• tindakan yang diambil sebagai hasil dari pengalaman operasi: dasar
pengambilan keputusan;
• sistem umpan balik dari pengalaman keselamatan: evaluasi terhadap
keefektifan dan efisiensi mereka
• menggunakan pengalaman dari instalasi lainnya
• menggunakan hasil riset
• …
145
APPENDIX III : TINJAUAN ASCOT DALAM SUATU MISI ASET
Tinjauan ini dikombinasikan dengan misi IAEA yang secara normal akan
berlangsung selama 2 minggu sesuai dengan durasi pelaksanaan misi lainnya. Selama
pelaksanaan tinjauan ASCOT mengenai peristiwa penting terkait keselamatan, dapat
terungkap berbagai aspek budaya keselamatan dari suatu organisasi yang punya andil
besar terhadap peristiwa-peristiwa tersebut. Dalam misi ASSET, tinjauan sistematis
mengenai peristiwa, dilaksanakan oleh anggota ASCOT, dengan menggunakan
komponen-komponen ASCOT.
Tabel yang berasal dari Safety Series No. 75-INSAG-4 dan panduan ASCOT
ditampilkan dalam appendix ini sebagai sebuah ilustrasi. Dilakukan analisis yang
komprehensif bagi seluruh faktor budaya keselamatan dan kontribusi yang dominan
diidentifikasi. Hal ini akan membentuk sebagian dari presentasi bagi tuan rumah
dalam penyelesaian tinjauan dan akan dikembalikan kepada tinjauan untuk
memperkuat analisis mengenai peristiwa penting terkait keselamatan.
146
147
148
149
APPENDIX IV : BAHASAN YANG DIANJURKAN DALAM LAPORAN ASCOT
Dalam bagian pengantar harus tercantum latar belakang, ruang lingkup dan
berbagai tujuan dari tinjauan dan rincian pendekatan, metodologi dan aplikasi praktis
ASCOT terhadap situasi tertentu.
Pembahasan harus meliputi rinci temuan, rekomendasi dan saran untuk
peningkatan, bila sesuai, dan praktik yang baik. Seluruh rekomendasi/saran dan
praktik yang baik masing-masing harus diberikan nomor untuk memudahkan
identifikasi.
RINGKASAN EKSEKUTIF (pandangan ringkas untuk digunakan manajemen)
1. INTRODUKSI
2. PEMERINTAH DAN ORGANISASINYA
3. ORGANISASI PELAKSANA
a) Tingkat Korporasi
• Kebijakan keselamatan tingkat korporasi
• Praktik keselamatan di tingkat korporasi
a) Tingkat instalasi
• Manajemen,
termasuk topik berikut ini:
Seleksi manajer
Sikap manajer
Supervisi lapangan oleh manajer
Hubungan antara manajemen instalasi dan pengawas
• Pengalaman keselamatan instalasi
150
termasuk topik berikut ini:
Penekanan keselamatan
Tinjauan kinerja keselamatan
• Respon individu
temasuk topik berikut ini:
Sikap individu
Beban kerja
• Lingkungan pekerjaan
Temasuk topik berikut ini:
Praktik lokal
Training
Definisi tanggung jawab
4. ORGANISASI RISET (bila memungkinkan)
5. ORGANISASI DESAIN (bila memungkinkan)
• Kode bagi desain aspek keselamatan
• Proses tinjauan desain
6. ORGANISASI LAIN (bila memungkinkan)
7. PRAKTIK YANG BAIK
8. KESIMPULAN UMUM DARI TINJAUAN ASCOT
ANNEX 1. PARTISIPAN DALAM TINJAUAN ASCOT
ANNEX 2. UCAPAN TERIMA KASIH
ANNEX 3. JADWAL AKTIVITAS
151