konsep kenabian dalam doktrin kristen...
TRANSCRIPT
i
KONSEP KENABIAN DALAM DOKTRIN KRISTEN MORMON
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Nurdewi Mayang Sari
NIM: 1113032100022
JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017M
v
ABSTRAK
Nurdewi Mayang sari
Judul Skripsi: “Konsep Kenabian Dalam Doktrin Kristen Mormon ”
Gereja Mormon adalah gereja yang didirikan oleh seorang nabi,pelihat dan pewahyu yaitu Joseph Smith di Utara New York pada tahun 1830. JosephSmith dipanggil untuk memulihkan Injil. Ia membuktikan kelayakannya, diberi misikhusus sebagai seorang nabi Allah. Melalui ia, Tuhan melaksanakan suatu pekerjaanyang besar dan menakjubkan dengan menampilkan Kitab Mormon, memulihkanimamat, menyatakan kebenaran-kebenaran Injil yang berharga, mengorganisasiGereja Yesus Kristus, serta menetapkan pekerjaan Bait Suci.
Kajian pokok studi ini adalah menggambarkan konsep kenabian dalamdoktrin Kristen Mormon. Selain itu penulis juga menjelaskan bagaimana implikasikonsep kenabian dalam doktrin Kristen Mormon. Untuk menjelaskan masalah di ataspenulis menggunakan metode deskriptif dan analisis kristis. Metode deskriptif inidimaksudkan untuk menguraikan masalah yang sedang dibahas mengenai konsepkenabian dalam doktrin Kristen Mormon dengan melakukan pendekatan historis.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa Kenabian merupakan kunci atasorganisasi gereja untuk menerima proses berlanjutnya pemulihan gereja tersebut.Penganut Mormon percaya terhadap nabi-nabi yang hidup hingga saa tini. Merekapercaya bahwa Joseph Smith dan semua presiden berikutnya dari gereja itu adalahnabi dan wakil Yesus Kristus. Konsep ini merupakan bagian yang tidak terpisahkandari asal dan restorasi Gereja Mormon.
Keyword: Gereja, Mormon, Joseph Smith, Konsep kenabian.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
karunia dan kasih sayang yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Konsep Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon”.
Ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga Alah SWT limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan umat-Nya.
Merupakan kebahagiaan bagi penulis ketika penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Dengan segenap hati penulis menyadari bahwa tulisan
ini tidak memakan waktu yang sebentar, tenaga yang tidak sedikit, pikiran dan
segenap doa serta berbagai macam usaha telah dicurahkan demi terselesainya satu
karya ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan,
petunjuk bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis
ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang luar biasa kepada semua pihak
yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung, selama
proses masa studi hingga selesainya penulisan skripsi ini.Untuk itu penulis
persembahkan rangkaian kata “TerimaKasih” yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vii
2. Prof. Dr. Masri Mansoer, M.A, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Prof. Dr. Ikhsan Tangok, M.A, selaku Wadek I bidang Akademik Fakultas
Ushuluddin. Dr. Bustami, M.A, selaku Wadek II bidang Administrasi
Umum. Dr. M. Suryadinata, M.A, selaku Wadek III bidang
Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Media Zainul Bahri, M.A, selaku Ketua Jurusan Studi Agama-Agama
dan Dr. Halimah Mahmudy M.A, selaku Sekretaris Jurusan Studi Agama-
Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu memberikan
pelayanan kepada mahasiswanya dengan baik.
5. Dr. Ahmad Ridho, DESA, selaku Penasehat Akademik yang memberikan
arahan dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan dengan baik.
6. Ismatu Ropi, M.A.,Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga, fikiran dan kesabaran dalam
memberikan arahan, motivasi serta bimbingan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya telah memberikan
ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat bagi penulis.
viii
8. Seluruh Staff Akademik Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
9. Para karyawan/karyawati Perpustakaan Utama dan Fakultas Ushuluddin
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dalam
rangka penulisan skripsi ini.
10. Direktur Indonesia Nasional Public Affairs (Humas) Gereja Mormon Agus
Kusumamarmanto, SH dan Jemmy, serta penganut Gereja Mormon
khususnya Gereja mormon di Serpong dan Bogor yang baik hati telah
bersedia mengizinkan penulis untuk penelitian dan menjadi narasumber
dalam skripsi ini serta memberikan banyak referensi buku.
11. Orang tua tercinta Ayahanda Darmansyah dan Ibunda Nurhalena serta
kakak M. Nur Syarif yang selalu memberikan semangat, motivasi, kasih
sayang, dan doa yang tulus untuk kesuksesan penulis. Semoga Allah selalu
melimpahkan rahmat-Nya dan memberikan umur panjang pada mereka.
12. Teman-teman Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2012. Febi Ayu Darmayanti, Ardi, Siti Maliha, Auliya Nufus,
Eky Almas Oktaviani, Adelina Fauziah, Dita Sopia, Nurul Fitriyani, Heri
Handoko, Mardianto, Riswandi, Agus, Asep, Jarkasih, Aris, Ijang, Laili,
Rini, Ita, Jamil, dkk yang selalu kompak dan saling menyemangati satu
sama lain.
ix
13. Sahabat-sahabat d’geebers (Nurma, Danik, Nailal, Ranti, Vasthi, Hilda).
Terimakasih atas doa dan motivasinya selama ini.
14. Teman-teman KKN THE ART (Nufus, Nisa, Afwah, Devi, Bn, Fauzi,
Farid, Firman, Fatah, Fahmi, Ucup, Encep,Izhar). Terimakasih atas
semangat dan sarannya.
15. Sahabat tercinta (Nisa, Nita, Salmi, Kak Needa, Kak Muneebah, Salma,
Nazatul) yang selalu bersedia menjadi pendengar yang baik, memberikan
candatawa dan selalu memberikan motivasi untuk lulus ketika penulis
hamper putus asa dalam penulisan skripsi.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa untuk semua pihak yang telah
mendukung penulis baik moril maupun material cukuplah Allah yang membalas
dengan segala kebaikan-Nya. Penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu kritik
dan saran yang membangun merupakan sesuatu yang sangat penulis harapkan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis dan umumnya bagi seluruh
yang membaca.
Tangerang Selatan, 22 Agustus 2017
Nurdewi Mayang Sari
x
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini berpedoman pada Romanisasi
Standar Bahasa Arab (Romanization of Arabic) yang pertama kali diterbitkan tahun 1991 dari
American Library Association (ALA) dan Library Congress (LC).
A. Konsonan Tunggal dan Vokal
Arab Indonesia Inggris Arab Indonesia InggrisA A Ṭ Ṭ
B B Ẓ Ẓ
T T ‘ ʻ
Ts Th Gh Gh
J J F F
Ḥ Ḥ Q Q
Kh Kh K K
D D L L
Dz Dh M M
R R N N
Z Z W W
S S H H
Sy Sh ’ ’
Ṣ Ṣ Y Y
Ḍ Ḍ H H
Vokal
Ā Ā Ū Ū
xi
Ī Ī Aw Aw
Ay Ay - Á Á
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah
Mu’assasah
Mutaʻaddidah
C. Tā’ Marbūṭah(ة)
ṣalāh Biladimatikan
Mir’āt al-zamān Bilaiḍafah
D. Singkatan
Swt : Subḥānahuwa-taʻālá
Saw :ṢallaAllāhʻalayhwa-sallam
ra : RaḍiyaAllāhʻanhu
M : Masehi
H : Hijriyah
QS : al-Qur’an: Surat
HR : HadisRiwayat
h. : Halaman
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN.................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN PENULIS………………………………………. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….. iv
ABSTRAK........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................................ vi
PEDOMAN TRANSLITERASI……………………………………………… x
DAFTAR ISI........................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah.............................................. 7
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 7
E. Tinjauan Pustaka.................................................................... 8
F. Metodologi Penelitian............................................................. 9
G. Sistematika Penulisan.............................................................. 11
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG NABI DAN RASUL DALAM
AGAMA-AGAMA SAMAWI
A. Nabi dan Rasul dalam Islam.................................................... 13
B. Nabi dan Rasul dalam Kristen................................................. 24
xiii
BAB III SEJARAH GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG
SUCI ZAMAN AKHIR (OSZA)
A. Riwayat Hidup Joseph Smith................................................. 32
B. Sejarah Gereja Mormon......................................................... 34
C. Ajaran-ajaran Gereja Mormon............................................... 41
BAB IV KENABIAN DALAM DOKTRIN KRISTEN MORMON
A. Konsep Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon................. 50
B. Joseph Smith, Nabi Pemulihan............................................... 64
C. Implikasi Konsep Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................. 71
B. Saran....................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Besarnya jumlah organisasi gereja dan yayasan gerejawi di Indonesia,
yang bertentangan mengenai ajaran-ajaran mereka banyak menimbulkan
pertanyaan mengenai asal-usul gereja. Gereja atau kekristenan adalah wujud
keagamaan yang berasal dari luar Indonesia pada umumnya. Karena itu,
berbicara tentang organisasi gereja dan yayasan-yayasan Kristen, pasti
semuanya mempunyai akar dan sumber langsung maupun tak langsung di luar
Indonesia, terutama dari Eropa Barat dan Amerika Serikat. Disatu sisi hal ini
banyak menimbulkan persoalan, antara lain: apakah peranan budaya daripihak
penyebar agama itu maupun pihak yang menerima tidak membuat ajaran
agama itu tercemar bahkan terselewengkan?1 Tetapi disisi lain memang para
penginjil itu sadar bahwa dengan cara mengadopsi atau beradaptasi dan
berakomodasi dengan budaya pihak penerima itulah ajaran Kristen (Injil
Kristus) dapat disebarluaskan ke seluruh dunia dan umat manusia dapat diajak
untuk menerimanya.
Pada masa setelah Perang Dunia II, yang sering juga disebut sebagai
era post-modernisme,2 muncul berbagai gerakan dan aliran keagamaan baru
(New Religious Movement; NRM). Dalam NRM ini terdapat variasi yang
1Jan S. Aritonang, Belajar Memahami Sejarah di Tengah Realitas (Bandung: Jurnal InfoMedia, 2007), h. 5.
2Era post Modernism adalah pembaharuan-pembaharuan corak/model kehidupan; gayahidup modern;adat hidup modern. Pius Partanto, dkk.,Kamus Ilmiah Populer (Yogyakarta: ArkolaSurabaya, 2001), h. 482.
2
sangat luas, baik dalam hal pemahaman maupun praktik, mulai dari yang
sangat lembut dan hangat, sampai pada yang sangat keras. Didalam gerakan
atau aliran tertentu terlihat pengaruh atau serapan dari berbagai agama klasik
atau besar: Kristen, Islam, Hindu, Budha, Yahudi, dan sebagainya, yang
kadang-kadang dicampur adukkan, pada umumnya NRM tidak suka terikat
pada ajaran, tatacara, dan sistem organisasi dari agama-agama besar tersebut.
Dari waktu ke waktu jumlah gerakan/perkumpulan dari gerakan NRM, jumlah
penganutnya terus bertambah, dan tidak sedikit dari mereka berasal dari
lingkungan gereja-gereja yang besar, Katolik maupun Protestan.
Sementara itu dikalangan Kristen yang masih tetap mempertahankan
keyakinan yang Asasi (antara lain berpegang pada Alkitab, percaya pada Allah
Tritunggal, yakin bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat dan
bahwa keselamatan hanya pada dia) juga terlihat beberapa perkembangan.
Banyak dari mereka yang sudah tidak suka pada bentuk gereja yang
melembaga (dengan segala peraturan, sistem organisasi, dan tata ibadah yang
baku), misalnya GKI (Gereja Kristen Indonesia), GPI (Gereja Protestan di
Indonesia).3
Hampir semua gerakan menganut pemahaman atas Alkitab dan sangat
menekankan kesalehan. Mereka juga menganut paham kepemilikan kolektif
atas harta benda. Karena jumlah gerakan dan persekutuanini tidak begitu besar
namun pada umumnya mereka mewakili perhatian bangsa itu terhadap
semangat pembaharuan moral dalam kehidupan beragama. Untuk maksud itu
3Jan S. Aritonang, Belajar Memahami Sejarah di Tengah Realitas, h. 48.
3
mereka menetapkan sejumlah perintah dan larangan yang sangat bernada
moralistis.
Pada tahun 1830-an ‘masa perasaan enak’ berangsur-angsur berganti
dengan ‘masa pertikaian’ (era of controversy). Masa pertikaian itu mula-mula
ditandai oleh ‘seksionalisme’ yaitu jatidiri republik yang belum lama terbentuk
itu mulai dipersoalkan diantara sejumlah negara bagian yang ingin punya hak
dan kedaulatan tersendiri. Sementara itu, ketegangan tentang masalah
perbudakan (diperbolehkan, termasuk oleh agama, atau dilarang) dan juga
‘Nativisme’ (penonjolan asal-usul suku atau bangsa) yang mengancam
kesatuan negara dan bangsa itu.4
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa situasi keagamaan di
Amerika pada awal abad ke-19 mempersiapkan iklim yang kondusif bagi
perkembangan gerakan-gerakan keagamaan baru. Gereja – gereja utama
(antara lain Episcopal, Metodis, Baptis, Presbyterian, dan
Kongregasionalis)5secara umum lemah, sedangkan kemajemukan dan
kebebasan beragama yang dijamin undang-undang merangsang pengungkapan
rasa keagamaan yang bersifat individual dan independen.
4Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan diSekitar Gereja (Jakarta: PT BPKGunung Mulia, 2016), h. 365.
5Episcopal adalah suatu bentuk tata kelola gereja yang bersifat hierarkis, di manapemimpin otoritas setempatnya disebut Uskup. Metodis adalah salah satu praktik hidup Kristianiyang berawal mula sebagai gerakan pembaharuan di Inggris di bawah kepemimpinan John Wesleydan saudaranya Charles. Baptis adalah nama untuk gereja-gereja di lingkungan Protestan yangdicirikan antara lain oleh penolakannya terhadap baptisan anak (baptisan yang diberikan kepadabayi dan anak kecil). Presbyterian adalah salah satu denominasi di lingkungan gereja-gerejaProtestan, yang berakar pada gerakan reformasi pada abad ke-16 di Eropa Barat. Kongregasionalisadalah jenis pemerintahan gereja yang berpusat pada jemaat atau gereja lokal. Ten Napel, KamusTeologi (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2015), h. 126-253.
4
Demokratisasi6kebudayaan Amerika, kebangunan besar kedua dan
kebangunan rohani yang merupakan lanjutannya, ikut merangsang dan
meningkatkan individualism religious ini. Ditambah dengan berbagai
pertikaian dan kekhawatiran disepanjang tahun 1830-an, maka lahirlah
gerakan-gerakan baru, terutama dari gereja-gereja Protestan. Salah satu
diantaranya adalah Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir
(OSZA) atau The Church of Jesus Christ of Latter Day Saints. Orang-orang di
luar gereja ini mengenalnya dengan Gereja Mormon.7
Gereja ini didirikan oleh seorang nabi, pelihat dan pewahyu yaitu
Joseph Smith di Utara New York pada tahun 1830.8 Dia tidak mengklaim
sebagai penggagas agama baru tapi menganggap dirinya sebagai pemulih dari
ajaran Yesus Kristus. Pusat gerejaberada di Salt Lake City, Utah New York.
Utah di mana seluruh misi dan cabangnya terpusat di sana.9
Keunikan dalam Mormon ini adalah kepercayaan mereka terhadap
nabi-nabi yang masih hidup hingga saat ini. Joseph Smith merupakan nabi
mereka di era modern, dilanjutkan dengan Bringham Young dan seterusnya
hingga sekarang yang masih hidup adalah Thomas S. Monson. Keunikan
inilah yang membuat rasa penasaran penulis untuk melakukan pengkajian
tentang Mormonisme. Sebelum penulis menjelaskan mengenai kenabian
6Demokratisasi adalah pergerakan untuk merombak bentuk pemerintahan dengan yangdemokratis (penerapan sistem yang demokratis). Pius Partanto, dkk., Kamus Ilmiah Populer, h.106.
7Carol S. Mathews, New Religions (United States of America: Chelsea House Publishers,2005), h. 13.
8Klaus J. Hansen, “ Mormonism,” in Mircea Eliade, ed., The Encyclopedia of Religion,vol. x (New York: Mc Millan Library Reference, 1993), h. 108.
9Reed Smoot, “Church of Jesus Christ of Latter Day Saint,” in Robert M. Mutchins, ed.,Encyclopedia Britanica, vol. 13 (Chicago, William Benton, 1965), h. 795.
5
dalam mormon, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian nabi
secara umum dan nabi dalam agama lain. Selama ini masyarakat hanya
mengetahui bahwa kata kenabian hanya terdapat di dalam Agama Islam.
Tetapi,juga ditemukan bahwa ada agama lain yang mengakui adanya nabi
meskipun dengan pengertian dan pandangan yang berbeda. Secara umum
dalam agama samawi nabi adalah manusia yang menerima wahyu dari Tuhan
tentang agama dan misinya untuk memberikan petunjuk kepada umat
manusia.
Nabi dalam Islam berdasarkan asal kata dan pengertian pertama, nabi
berarti orang yang memiliki berita, sedangkan menurut asal kata dan
pengertian kedua, nabi berarti orang yang memiliki derajat dan kedudukan
yang tinggi.10 Dalam hal ini seorang nabi adalah seseorang yang ditinggikan
derajatnya oleh Allah dengan memberinya berita (wahyu).11Jadi, seseorang
dikatakan nabi karena mereka adalah makhluk yang mulia atau tertinggi
derajat atau kedudukannya dan mereka adalah orang yang menceritakan suatu
berita yang diberitahu beritanya (lewat wahyu).
Sedangkan dalam Kristen nabi adalah orang-orang yang berbicara
tentang pesan Allah dan menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada bangsa
Israel. Pesan-pesan itu didapatkannya secara khusus, seperti penglihatan
(contoh Zakaria), sesekali dengan bisikan (seperti Yesaya). Nabi-nabi itu
bertugas menegur seseorang yang hidup tidak bermoral atau menyalahi janji
Tuhan, terutama para petinggi Israel agar mereka kembali bertobat. Istilah
10“Kenabian (Nubuwwah) dalam al-Qur’an,”Tafsir al-Qur’an Tematik (Jakarta: LajnahPentashihan Mushaf al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2012), h. 4.
11Abdul Hafidz, dkk., Risalah Aqidah (Ciputat: Aulia Press, 2007), h. 65.
6
nabi hanya ada pada Alkitab Perjanjian Lama sedangkan dalam Alkitab
Perjanjian Baru dikenal dengan istilah “rasul”, ialah orang yang mendapat
ilham penulisan bagian-bagian dari Perjanjian Baru tidak pada yang lain. Para
rasul dalam Kristen terdiri dari murid-murid Yesus.12
Dalam Kristen Mormon nabi adalah orang yang dipanggil Allah untuk
menjadi wakil-Nya di bumi yang merupakan saksi khusus pagi Kristus, yang
bersaksi tentang keillahian-Nya dan mengajarkan injil-Nya. Sedangkan, nabi
menurut Penatua Harold B. Lee bahwa:
“Dalam arti yang luas, seorang nabi adalah orang yang berbicara,yang diilhami Allah untuk berbicara atas nama-Nya”. MengenaiYesus Kristus, yang terbesar dari antara semua nabi, Tuhanmengatakan kepada Musa, “Seorang nabi akan Kubangkitkanbagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Akuakan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akanmengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkankepadanya” (Ulangan 18:18). Itulah peran yang diberikan kepadasetiap nabi yang dipanggil oleh Allah. Nabi Joseph Smithmenjelaskan bahwa orang yang memiliki kesaksian terhadapYesus “memiliki roh nubuat, dan itu dimiliki oleh seorangnabi.”13
Oleh karena itu, seorang nabi adalah orang yang melalui kuasa Roh
Kudus mengetahui bahwa Yesus adalah Kristus.
Dari penjelasan di atas ketertarikan penulis untuk melakukan
penelitian tentang Konsep Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon ada
beberapa alasan. Pertama, kenabian dalam gereja ini masih terus berlangsung
sampai saat ini, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan ajaran yang
lainnya. Kedua, referensi untuk kajian akademik tentang gereja ini masih
12Abujamin Roham, Ensiklopedi Lintas Agama (Jakarta: PT. Intermasa, 2009), h. 525-526.
13The Church of Jesus Christ of Latter Day Saints, Teachings of the Prophet JosephSmith (Salt Lake City, Utah: Intellectual Reserve, Inc, 1982), h. 269.
7
sangat jarang, kalaupun ada hanya dalam bahasa Inggris dan juga hanya ada
dalam lingkup gereja ini saja. Berdasarkan alasan tersebut di atas penulis ingin
memaparkan lebih luas lagi dalam bentuk skripsi dengan judul “Konsep
Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, agar
sebuah penelitian ini berfokus pada satu tujuan, maka penulis hanya
membatasi pada pembahasan Konsep Kenabian dalam Doktrin Kristen
Mormon. Yang kemudian, batasan masalah tersebut dirumuskan sebagai
berikut: Bagaimana Konsep Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian mengenai “Konsep Kenabian dalam Doktrin
Kristen Mormon” adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sejarah kemunculan Gereja Mormon.
2. Mengetahui sejarah kenabian dalam Gereja Mormon.
3. Mengetahui ajaran-ajaran Gereja Mormon.
4. Mengetahui kepemimpinan Gereja Mormon.
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan
pemikiran dalam pengembangan khasanah ilmu pengetahuan Fakultas
Ushuluddin, terutama Jurusan Studi Agama-Agama.
8
D. Tinjauan Pustaka
Dari penelusuran penelitian mengenai Konsep Kenabian dalam
Doktrin Kristen Mormon penulis berkeyakinan bahwa penelitian ini belum
ada yang meneliti baik dalam skripsi, maupun karya ilmiah lainnya. Untuk
menghindari terjadinya plagiarism, berhubung penelitian mengenai ini jarang
sekali dan penulis hanya menemukan dua karya ilmiah, maka penulis
menampilkan beberapa karya ilmiah tentang Kristen Mormon di antaranya
adalah:
Pertama, dalam skripsi James Tangkawarouw Mahasiswa Fakultas
Ilmu Budaya Jurusan Sastra Inggris Universitas Sam Ratulangi Manado tahun
2016 yang berjudul Analisis Koherensi pada Kitab Mormon. Skripsi ini
mendeskripsikan tentang jenis koherensi yang terdapat dalam kumpulan ayat
pada setiap pasal dari pasal satu sampai pasal sembilan pada Kitab Mormon.
Kedua, dalam skripsi Ahmad Paoji Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
Jurusan Perbandingan Agama Universitas UIN Syarif Hidayatullah
Jakartatahun 2009 yang berjudul Eskatologi dalam Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA). Skripsi ini mendeskripsikan tentang
rentetan perjalanan kehidupan manusia dari kematian sampai permuliaan dan
peran yang dimainkan oleh anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang
Suci Zaman Akhir (OSZA).
9
E. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah sebagai seperangkat pendekatan yang
menyeluruh untuk mengumpulkan data dan menganalisis masalah-masalah
tertentu yaitu mencakup teknik dan alat.14
1. JenisPenelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang bersifat kualitatif,
pengertian metodologi kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.15
2. Pendekatan
Berhubung penelitian ini mengkaji Konsep Kenabian Dalam Doktrin
Kristen Mormon maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan sejarah (historis) ditinjau dari biografi yang akan
melacak proses awal lahirnya Kristen Mormon dengan demikian penulis dapat
mengetahui masalah lebih jelas.
3. Jenis Data
Guna mencapai maksud dan tujuan dalam penelitian ini, maka penulis
melakukan dengan cara memahami literatur yang ada dan mengumpulkan
data-data serta mengolah data-data tersebut berdasarkan kriteria sumbernya.
Dalam penelitian ini penulis membagi dua sumber data sebagai berikut:
14Matheos Nalle, Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2001), h. 313.
15Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007), h. 4.
10
a. Penulis membaca langsung sumber primer yang diterbitkan oleh gereja
ini diantaranya kitab-kitab standarnya (Al-Kitab, Kitab Mormon,
Ajaran dan Perjanjian, Mutiara yang sangat berharga), Asas-Asas Injil,
dan Ajaran-ajaran Presiden Gereja.
b. Sumber sekunder dalam penelitian ini penulis menggunakan buku-
buku yang membahas tentang Kristen Mormon. Sumber sekunder ini
meliputi buku-buku dari tokoh yang menguatkan dan memberikan
interpretasi dari pemikiran yang ada pada sumber primer.
4. Metode Pengumpulan Data
Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah konsep kenabian dalam
doktrin Kristen Mormon. Maka, dalam pengumpulan data, metode yang
dipakai adalah metode Library Research, yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mencari data informasi dengan bantuan materi buku
dan jurnal yang terdapat di perpustakaan, tentunya yang berkaitan dengan
penelitian ini. 16
Data-data yang berkaitan dengan penelitian tersebut dikumpulkan
melalui studi pustaka atau telaah literature yang berupa buku-buku, jurnal atau
bahan-bahan dokumentasi.
16Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1986), h. 49.
11
5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode deskriptif
analitik, yaitu metode yang dilakukan dengan cara menguraikan sekaligus
menganalis data-data yang menjadi hasil pengkajian dan pendalaman atas
bahan-bahan penelitian. Metode deskriptif lebih banyak bekaitan dengan kata-
kata, di mana semua data-data hasil penelitian diterjemahkan ke dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tulisan. Kemudian, data-data yang berbentuk
bahasa ini dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian sehingga menghasilkan
kesimpulan.17
Dengan menguraikan (deskriptif) dan menganalisa (analitik), penulis
berharap dapat memberikan gambaran secara maksimal atas objek penelitian
(permasalahan) yang dikaji. Hasil dari analisis data disajikan dalam bentuk
narasi.
6. Teknik Penulisan
Dalam menyusun karangan ilmiah ini, penulis menggunakan buku
Pedoman Penulisan Karyailmiah (skripsi, tesis dan disertasi) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality
Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007.
17Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu SosialHumaniora Pada Umumnya (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 337.
12
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penulisan karangan ilmiah ini terdiri dari 5
(lima) bab yang dari tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab. Diantaranya:
Bab pertamamerupakan pendahuluan yang meliputi, latar belakang
masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua membahas tentang tinjauan umum tentang nabi dan rasul
dalam agama-agama samawi yang terdiri dari dua sub bab. Sub bab petama
membahas mengenai nabi dan rasul dalam Islam. Sub bab kedua, membahas
mengenai nabi dan rasul dalam Kristen.
Bab ketiga membahas tentang Joseph Smith dan Gereja Yesus Kristus
dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) terdiri dari tiga sub bab. Sub bab
pertama, membahas tentang riwayat hidupJoseph Smith. Sub bab kedua
tentang sejarah Gereja Mormon. Sub bab ketiga, tentang ajaran-ajaran Gereja
Mormon.
Bab keempat membahas Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon
terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama, konsep kenabian dalam doktrin
Kristen Mormon. Sub bab kedua, Joseph Smith, nabi pemulihan. Sub bab
keempat membahas tentang implikasi konsep kenabian dalam doktrin Kristen
Mormon.
Bab kelima merupakan kesimpulan dan saran dari tiap-tiap
pembahasan pada bab di atas.
13
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG NABI DAN RASUL DALAM AGAMA-
AGAMA SAMAWI
A. Nabi dan Rasul dalam Islam
Secara etimologi kata nabiy berasal dari kata (نبي) naba´a-yanba´u-nab´an
نبأ) ینبأ- Kata ini, jika berdiri sendiri, mempunyai banyak pengertian, antara .(نبأ-
lain: ‘bersuara pelan’, ‘naik’ atau ‘tinggi’, dan juga berarti ‘menghindar dan
menjauh’. Dari kata ini muncul bentuk yang lain, seperti anba´a-yunbi´u-inba´an
ینبأ-إنباء) ’yang berarti ‘memberitakan’, ‘memberitahukan’, serta ‘mengusir (أنبأ-
dan ‘mengasingkan’. Nabba´a- yunabbi´u-tanbi’an ( تنبیئا-ینبئ-نبأ ) yang berarti
‘memberitakan dan memberitahukan’.1 Kata nabi disebut sebanyak 75 kali dalam
20 surat, sedangkan kata naba’ disebut sebanyak 29 kali dalam 21 surat.2
Menurut ar-Ragib al-Isfahani3 kata nabi, berasal dari kata naba yang (نبا)
bermakna tinggi sebagai akar dari kata nabi, karena tidak semua orang yang
mendapatkan berita melalui ilham atau al-kasyfas-sufi (intuisi mistik) dapat
1Ahmad Thib Raya, “Nabiy,” dalam Quraish Shihab, ed., Ensiklopedia Al-Qur’an: KajianKosakata, vol. 2 ( Jakarta: Lentera Hati, 2007), h. 678.
2Dawam Rahardjo, Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci( Jakarta: Paramadina, 1996), h. 304.
3Ar-Ragib al-Isfahaninama lengkapnya Abu al-Qasim al-Husain bin Muḥammad bin al-Mufadhal adalah seorang ahli sejarah, sastra, ilmu balaghah (retorika) dan sya’ir. WahyuniShifaturrahmah Blog, “Pemikiran Ar-Ragib al-Iṣfahani,” artikel ini diakses pada 5 November 2016dari https://wahyunishifaturrahmah.wordpress.com/2010/02/16/pemikiran-al-raghib-al-asfahani-tentang-al-quran-tafsir-dan-tawil/
14
mencapai kedudukan tinggi sebagai seorang nabi di atas kedudukan semua
manusia lainnya. Sebagaimana Firman Allah:
ورفعناه مكانا علیا
Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.(Maryam: 57).4
Jadi, nabi secara istilah adalah seseorang yang di beri kedudukan tinggi
oleh Allah SWT. sebagai pengemban amanat-Nya untuk disampaikan kepada
umatnya. 5 Sedangkan menurut Abdul Halim Mahmud 6 setiap orang yang
dijadikan nabi oleh Allah SWTdengan berita dan pengetahuan (wahyu) pasti
memiliki derajat dan kedudukan yang tinggi, sedangkan orang yang memiliki
derajat dan kedudukan yang tinggi tidak mesti mendapatkan berita dan
pengetahuan atau wahyu tersebut.7
Menurut istilah an-nubuwwah adalah penunjukan atau pemilihan Allah
terhadap salah seorang dari hamba-Nya dengan memberinya wahyu. Lafal
nabiyun adalah fa’ilun dengan makna ismu fa’il (nama pelaku) dan bermakna
isim maf’ul (nama penderita). Hal ini terlihat jelas adanya kecocokan antara
makna istilah dengan makna bahasa. Dalam konteks isim fa’il, makna nabi adalah
4 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya(Jakarta: Lembaga Percetakan al-Qur’an Kementerian Agama RI, 2006), h. 309.
5Ahmad Thib Raya, “Nabiy,” dalam Quraish Shihab, ed., Ensiklopedia Al-Qur’an: KajianKosakata, vol. 2, h. 678-679.
6 Abdul Halim Mahmud adalah mantan rektor al-Azhar yang menulis banyak tentangtasawuf.Iadisebut dengan gelar kehormatan, karena kemampuannya yang unik untuk mengintegrasikandimensi eksoteris dan esoteris Islam.
7 “Kenabian (Nubuwwah) dalam al-Qur’an,”Tafsir al-Qur’an Tematik(Jakarta: LajnahPentashihan Mushaf al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2012)h. 4.
15
pelaku yang memberitakan tentang perkara/hal gaib yang beliau terima melalui
wahyu, atau bermakna orang yang lebih tinggi daripada yang lain karena ia telah
dipilih oleh Allah untuk diberikan wahyu. Sedangkan dalam konteks makna isim
maf’ul adalah ia terkena beban untuk menyampaikan hal-hal atau perkara gaib,
atau bermakna ia menjadi lebih tinggi daripada yang lain karena terpilih sebagai
hamba yang diberi wahyu oleh-Nya.8
Di samping definisi dari kalangan teolog muslim, kalangan filsuf yang
diwakili oleh al-Farabi dan Ibnu Sina mengatakan bahwa manusia memperoleh
kenabian itu dianugerahi akal yang hebat dan kuat serta berdaya suci (al-hads al-
qudsi). Dengan akal yang istimewa itu mereka dapat berhubungan dengan akal
aktif (al-‘aql al-fa’al) yang disebut Jibril dan dapat menerima cahaya atau wahyu
ilahi.9 Dengan kata lain, menurut kedua filsuf itu, manusia yang memperoleh akal
mustafad10tanpa melalui usaha dengan daya imajinasi kompositifnya (al-quwwah
al-mutakhayyilah) itulah manusia yang menerima nubuat yang disebut nabi.11
Untuk memperjelas pembahasan tentang kenabian maka kata nabi akan
disandangkan dengan kata rasul.Kata rasul berasal dari kata al-irsal ( لاإلرسا ), yang
8 Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Pokok-pokok Akidah Islam, terj. A.M.Basalamah (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h. 224.
9 Kata wahyu ini berasal dari kata waha-yahi-wahyan.Secara etimologi istilah wahyu inimemiliki varian makna. Diantaranya adalah wahyu diartikan sebagai suara, bisikan, isyarat, kecepatan,tulisan,dan kitab. Alimin Mesra, dkk.,Ulum Quran (Jakarta: Pusat Studi Wanita UIN Jakarta, 2005), h.24.
10Akal Mustafad adalah akal yang telah sanggup berfikir tentang hal-hal abstrak tanpa perludaya upaya. Akal seperti inilah yang dapat berhubungan dan menerima limpahan ilmu pengetahuandari akal aktif. Hasyim Syah Nasution, Filsafat Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), h. 73.
11“Kenabian (Nubuwwah) dalam al-Qur’an,”Tafsir al-Qur’an Tematik, h. 7.
16
berarti utusan dan pengarahan.12Dalam hal ini seorang rasul adalah seorang yang
diutus oleh Allah untuk menyampaikan misi, pesan (ar-risalah). 13 Dengan
demikian, seorang rasul berarti orang yang mengikuti berita yang diperintahkan
kepadanya.14Dikarenakan Allah telah mengutus dan mengirim mereka dengan
membawa risalah kepada umat mereka, serta membebankan kepada mereka agar
membawa dan menyampaikan risalah tersebut.15 Allah berfirman:
رسلنا تتراثم أرسلنا
“ Kemudian Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut.”(Al-Mu’minun: 44).16
Adapun menurut istilah adalah bahwa ia mempunyai beban berupa syariat-
Nya yang Allah letakkan kepada para nabi-Nya untuk disampaikan kepada para
umat. Dengan redaksi lain bahwa rasul adalah orang (hamba) yang terbebani
syariat Allah untuk disampaikan kepada umat manusia.17Jadi, baik nabi dan rasul
adalah manusia biasa yang dipilih Allah untuk menerima wahyu.
Terdapat perbedaan pendapat dalam menanggapi perbedaan antara nabi
dan rasul.Sebagian ulama mengatakan tidak ada perbedaan antara keduanya,
sedangkan sebagian lainnya yang menjadi pendapat mayoritas, menyatakan
adanya perbedaan antara nabi dan rasul.
12Ali Muhammad Ash-Shallabi, Iman Kepada Rasul (Jakarta: Ummul Qura, 2014), h. 24.13Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Yogyakarta: LPPI, 2001), h. 129.14 Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Pokok-pokok Akidah Islam, terj. A.M.
Basalamah, h. 224.15Ali Muhammad Ash-Shallabi, Iman Kepada Rasul, h. 25.16Kementerian Agam RI, Al-Qur’an dan TerjemahnyaKementerian Agama RI, h. 345.17 Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Pokok-pokok Akidah Islam, terj. A.M.
Basalamah, h. 224-225.
17
Kelompok pertama, yang tidak membedakan antara nabi dan rasul,
mengatakan bahwa baik nabi maupun rasulsama-sama berasal dari kata yang
memiliki arti berita. Oleh karena itu, nabi adalah orang yang memberitakan
wahyu yang diterimanya, sedangkan rasul adalah orang yang menyampaikan
berita kerasulan (wahyu) kepada umatnya. Selain itu, juga ada pemahaman di
kalangan ulama yang menyatakan bahwa kedua lafal bermakna sama; disebut
nabi karena ia menyampaikan berita penting dari Tuhan kepada umatnya, dan
disebut rasul karena ia diutus Tuhan menyampaikan risalah kepada umatnya.18
Hal ini terlihat dalam surah an-Nisa ayat 165:
ا رسلا مبشرین ومنذرین لئلا یكون للناس على اللھحجة بعد الرسل وكان اللھ عزیز
حكیما
“Mereka kami utus selaku rasul-rasul pembawa berita gembiradan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagimanusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.”19
Kelompok kedua, yang membedakan antara nabi dan rasul, mengajukan
beberapa argumen antara lain sebagai berikut:
1. Surah al-Hajj/22: 52
وما أرسلنا من قبلك من رسول ولا نبي
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak (pula)seorang nabi sebelum engkau (Muhammad).”20
18 Abdul Aziz Dahlan, Nabi dalam Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru VanHoeve, 1996), h.1276.
19Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 104.
18
Pakar tafsir, al-Alusi, setelah memaparkan pendapat para ulama tentang
makna nabi dan rasul, menyatakan bahwa adanya kata penghubung (al-‘atf)
antara lafal nabi dan rasul menunjukan adanya perbedaan antara keduanya di
mana kata nabi lebih umum maknanya ketimbang makna rasul.21
2. Surah al-A‘rāf/ 7: 157
الأمي الذي یجدونھ مكتوبا عندھم في التوراة والإنجیل الذین یتبعون الرسول النبي
یأمرھم
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummi(tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis didalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka.”22
Penyebutan dua sifat/kedudukan/identitas, baik secara umum (nakirah)
maupun secara definitif (ma’rifah ) bagi seseorang yakni lafal rasul dan nabi
dalam ayat tersebut menunjukkan adanya perbedaan antara kedua
sifat/kedudukan/identitas tersebut.23Menurut al-Alusi, lafal nabi digunakan dalam
kaitannya dengan penerimaan berita/wahyu(naba) dari Allah, sementara lafal
rasul dikaitkan dengan tugasnya menyampaikan wahyukepada umat manusia.
Oleh karena itu, menurut al-Alusi, setiap rasul adalah nabi dan tidak
sebaliknya.Inilah sebab mengapa dalam ayat di atas, lafal rasul lebih dulu disebut
20KementerianAgama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.338.21“Kenabian (Nubuwwah) dalam al-Qur’an,”Tafsir al-Qur’an Tematik, h. 13.22Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.170.23Abdul Aziz Dahlan, Nabi dalam Ensiklopedi Hukum Islam, h.1277.
19
daripada lafal nabi, untuk menunjukkan bahwa rasul lebih khusus dan istimewa
ketimbang nabi.24
Di kalangan jumhur ulama yang membedakan antara lafal nabi dan rasul
sebenarnya terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan titik perbedaan antara
nabi dan rasul. Perbedaan antara keduanya yang paling sering dimunculkanialah:
1) Rasul senantiasa memiliki kitab atau lembaran-lembaran yang memuat syariat
baru dan sebagian dari syariat lama yang tidak dianulir (nasakh), sedangkan nabi
tidak selalu memilikinya; 2) Rasul menerima wahyu dengan perantaraan Malaikat
Jibril, sedangkan nabi tidak harus selalu malaikat, tetapi dapat melalui
pemberitahuan dari Allah dengan ilham atau mimpi ketika tidur; dan 3) Rasul
diperintahkan untuk menyampaikan wahyu, sedangkan nabi tidak diperintahkan
untuk menyampaikannya.25Selain itu semua manusia pilihan Tuhan, baik nabi
maupun rasul bagi mereka yang membedakannya harus memiliki ismah.26
Nabi dan rasul semuanya terdiri dari laki-laki, tidak seorangpun nabi dan
rasul dari jenis perempuan. Hak kenabian diberikan kepada kaum laki-laki,
sebagaimana firman Allah:
فاسألوا أھل الذكر إن كنتم لا تعلمونوما أرسلنا قبلك إلا رجالا نوحي إلیھم
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad),melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyukepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang
24“Kenabian (Nubuwwah) dalam al-Qur’an,”Tafsir al-Qur’an Tematik, h. 13-14.25Abdul Aziz Dahlan, Nabi dalam Ensiklopedi Hukum Islam, h.1277.26Ali bin Muhammad as-Sayyid as-Sarif al-Jurjani mendefenisikan ismah sebagai malakah
(kekuatan hati) yang terdapat pada diri seseorang yang dapat mencegah dan melarangnya dari berbuatkesalahan dan kemaksiatan.
20
yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.” (Al-Anbiya’21:7).27
Hal ini karena Allah menciptakan laki-laki dengan sifat-sifat yang utama,
seperti memiliki kekuatan, kesabaran, mendahulukan akal daripada perasaannya
dan kelebihan-kelebihan lainnya. Oleh karena itu, kaum laki-laki lebih mampu
untuk memikul beban dan penderitaan di dalam menyampaikan risalah ilahiyah
dibandingkan dengan kaum perempuan.28
Manusia-manusia yang terpilih inilah yang pada akhirnya dikenal dengan
para nabi dan rasul, sebagai wakil Tuhan di bumi ini.Namun tetap saja, antara
satu dan yang lainnya memiliki keistimewaan masing-masing yang Tuhan berikan
kepada mereka. Di dalam al-Quran, Allah menjelaskan bahwa antara satu nabi
dengan yang lainnya tidak dibedakan,29 hal ini dijelaskan dalam surah al-Baqarah
ayat 285:
إلیھ من ربھ والمؤمنون كل آمن باللھ وملائكتھ وكتبھ ورسلھ آمن الرسول بما أنزل
لا نفرق بین أحد من رسلھ وقالوا سمعنا وأطعنا غفرانك ربنا وإلیك المصیر
“Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkankepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yangberiman.Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (merekamengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antaraseseorangpun dengan yang lain dari rasul-rasul-Nya”, danmereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” Mereka
27Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 322.28Abdul Aziz bin Fathi bin as-Sayyid Aid Nada, Syarah Aqidah ash-Shahihah, terj. Ronny
Mahmuddin (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2005), h. 78.29Arsyad Abrar, “Nabi Perempuan dalam Al-Qur’an: Kajian Terhadap al-Jami’li Ahkam al-
Qur’an, al-Qurtubi,” (Thesis S2 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 28-29.
21
berdoa: “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepadaEngkaulah tempat kembali.”30
Banyaknya pendapat tentang perbedaan term nabi dan rasul sebagaimana
dipaparkan di atas, seluruh ulama dari berbagai mazhabsepakat bahwa seorang
nabi atau rasul harus didukung oleh bukti dari Tuhan bahwa ia memang benar-
benar seorang nabi atau rasul yang diutus Tuhan. Bukti kebenaran itu disebut
dengan mukjizat, yaitu suatu hal yang luar biasa dari seorang nabi untuk
membuktikan kebenaran kenabiannya yang disertai tantangan dan tidak dapat
ditandingi. Misalnya, ketika Allah mengirimkan mukjizat kepada Nabi
Muḥammad yakni al-Qur’an dan menjamin kebenaran agama-Nya sampai akhir
zaman.31
Semua nabi dan rasul yang diutus oleh Allah mempunyai tujuan yang
sama yakni menegakkan kalimat tauhid. Untuk lebih jelas tentang tugas para nabi
dan rasul akan dijelaskan di bawah ini, yakni tugas nabi dan rasul adalah sebagai
berikut:
Pertama, berdakwah kepada seluruh makhluk untuk beribadah kepada
Allah.Hal ini merupakan tugas utama, bahkan tugas terbesar yang karenanya
Allah mengutus para rasul yang mulia, yakni mengenalkan makhluk dengan Sang
Khaliq; menunjukkan mereka kepada keimanan terhadap keesaan-Nya; serta
30Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 49.31“Kenabian (Nubuwwah) dalam al-Qur’an,”Tafsir al-Qur’an Tematik, h. 15.
22
mengkhususkan peribadatan hanya kepada-Nya tanpa yang lainnya. 32 Allah
berfirman:
ولقد بعثنا في كل أمة رسولا أن اعبدوا اللھ واجتنبواالطاغوت
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiapumat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), danjauhilah Thaghut itu.” (An-Nahl: 36).
Kedua, menyampaikan perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-
Nya kepada manusia. Para rasul menyampaikan risalah Allah seperti apa yang
diperintahkan kepadanya tanpa menambahi, mengurangi, mengubah, ataupun
menyembunyikan.33 Sebagaimana firman Allah:
یأیھا الرسول بلغ ما أنزل إلیك من ربك و إن لم تفعل فما بلغت رسالتھ و اللھ
یعصمكمن الناس إن اللھ ال یھدى القوم الكفرین
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dariTuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkanitu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allahmemelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allahtidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (al-Ma´idah: 67).34
Jadi, para rasul merupakan mediator Allah kepada manusia serta pembawa
wahyu-Nya.Dengan demikian apa yang diturunkan kepada mereka dalam al-
Qur’an, maka rasul menyampaikan kepada mereka (umat manusia). Dalam
menjelaskan tugasnya para rasul berperan sebagai pemberi kabar gembira berupa
32Ali Muhammad Ash-Shallabi, Iman Kepada Rasul, h. 72-73.33Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Pokok-pokok Akidah Islam, h. 237.34Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 119.
23
rahmat dari Allah dan bahwa Allah akan memberikan keridhaan, pahala dan
balasan surga bagi orang yang beriman; selain itu juga memberi peringatan akan
azab Allah bagi mereka yang tak mau beriman. Allah berfirman:
“Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untukmemberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Siapa sajayang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak adakekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedihhati. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami,mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuatfasik.” (al-An’am 6: 48-49).35
Ketiga, memberi hidayah kepada manusia menuju jalan kebaikan dan
menunjukkan mereka ke jalan yang lurus.Keempat, memberikan teladan yang
baik. Kelima, menjelaskan makna nash yang diturunkan kepadanya sehingga
dapat dipahami.36
Dalam satu riwayat dari Abu Zar al-Giffari 37 salah seorang sahabat
rasulullah disebutkan bahwa dalam suatu dialog rasulullah menjelaskan jumlah
nabi adalah 124.000 orang dan rasul sebanyak 315 orang (HR. Ahmad bin
Hanbal).Akan tetapi, menurut Abu bakr Jabir al-Jaza’iri38 sanad hadis itu tidak
kuat.Ia tetap beranggapan tidak ada informasi yang pasti, baik dari al-Qur’an
35Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h.113.36Abdurrahman Hasan Habanakah al-Maidani, Pokok-pokok Akidah Islam, h. 237-239.37Abu Zar al-Giffari berasal dari suku Ghifar (dikenal sebagai penyamun pada masa sebelum
datangnya Islam).Ia memeluk Islam dengan sukarela, ia salah satu sahabat yang terdahulu dalammemeluk Islam. Ia mendatangi Nabi Muhammad langsung ke Mekkah untuk menyatakankeislamannya dan dikenal sebagai sosok yang setia kepada rasulullah.
38Abu bakr Jabir al-Jaza’iri adalah seorang Syekh, ‘Alim, ahli tafsir, dan seorang dai kepadaagama Allah. Kontribusi beliau dalam berdakwah dan pendidikan sangatlah banyak, beliau jugamemiliki andil besar dalam penulisan karya tulis islami dan ceramah-ceramah. Syaikh Al-Jaza’iri jugatelah banyak melakukan kunjungan ke berbagai negara yang hal itu tidak lain adalah dalam rangkamenyebarkan dakwah islam dan ishlah. Beliau adalah seorang yang fashih, dan ilmunya sangat luas.
24
maupun hadis tentang jumlah nabi tersebut. Jumlah nabi dan rasul jauh lebih
banyak daripada yang disebut didalam al-Qur’an, karena menurut al-Qur’an
sendiri setiap bangsa sudah turun kepada mereka seorang atau lebih rasul (QS.
16:36). Al-Qur’anhanya mencantumkan nama sebagian dari nabi dan rasul,
sementara yang lainnya tidak disebutkan. 39 Jumlah nabi dan rasul yang
dikemukakan di dalam al-Qur’an sebanyak 25 orang. Mereka itu adalah Adam,
Idris, Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Ismail, Lut, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayub,
Zulkifli, Syu’aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakaria,
Yahya, Isa, dan Muhammad.40
Al-Qur’an banyak menyebut nama-nama nabi dan rasul yang 25 orang
tersebut dalam berbagai surat dan ayat dengan berbagai tema dan kisah yang
menjadi petunjuk, pelajaran dan contoh teladan bagi umat manusia.41
B. Nabi dan Rasul dalam Kristen
Nabi adalah orang yang menyampaikan pesan yang diterimanya dari Roh
Ilahi. Maka seorang nabi disebut ‘mulut’ (Yahwe), karena mengumumkan kepada
manusia apa yang dipesankan oleh Allah.42 Istilah nabi terdapat pada Alkitab
39Abdul Aziz Dahlan, Nabi dalam Ensiklopedi Hukum Islam, h.1278-1279.40 Ahmad Thib Raya, “Nabi,”in Quraish Shihab, ed., Ensiklopedia Al-Qur’an: Kajian
Kosakata dan tafsirnya, vol. 2, h. 2.41Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, h. 133.42A. Heukeun SJ,“Nabi,”in Ensiklopedi Gereja, vol III (Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka,
1993), h. 199.
25
Perjanjian Lama sedangkan istilah rasul dijelaskan dalam Alkitab Perjanjian
Baru.43
1. Panggilan nabi dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian Lama nabi memiliki peranan paling penting dalam
kehidupan umat Israel. Nabi merupakan suatu jabatan kepada seseorang yang
mengambil tempat utama dan menyolok dalam kehidupan bangsa Israel.
Secara etimologi kata nabi berasal dari bahasa Ibrani navi. Kata navi dapat
dikembalikan ke suatu akar kata akkad yang artinya seseorang yang dipanggil
ataupun seorang yang memanggil yakni kepada manusia atas nama Allah.
Kedua arti tersebut sangat cocok kepada gambaran nabi dalam zaman
Perjanjian Lama.44
Dalam Perjanjian Lama nabi memiliki dua ciri khas yang khusus yaitu:
a. Suatu panggilan dari Allah. Setiap nabi yang dipanggil Allah dan
diberi tugas untuk bernubuat (Yes 6:1-8).45Pemanggilan menjadi
seorang nabi tidak berdasarkan keturunan ataupun dilantik kepada
jabatan tertentu melainkan ketentuan langsung dari Tuhan.
43Abujamin Roham, Ensiklopedi Lintas Agama, h. 525-526.44Benny Hutagalung” Panggilan Nabi dalam Perjanjian Lama.”Artikel diakses pada tanggal 10
Januari 2017 darihttp://benny-hutagalung.blogspot.co.id/2011/12/panggilan-nabi-dalam-perjanjian-lama.html
45Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab (Jakarta: LAI, 2013), h. 271.
26
b. Sebagai penyampai firman Tuhan kepada manusia lain. Berita
atau firman yang disampaikan bukan suatu karangan manusia
melainkan sesuatu yang diterima dari Allah (bnd. Yer 23:18).
Mengenai kenabian dalam permulaan kerajaan Israel, terdapat tiga
penekanan sebutan bagi seorang nabi yakni :
a) Ish ha Elohim (abdi Allah)
Sebutan ini untuk menyatakan hubungan yang erat dengan
Allah yang juga secara bersamaan sebagai penghormatan terhadap
nabi untuk membedakan kedudukan yang lebih tinggi.
b) Ish ha Ruakh (manusia rohani)
Sebutan ini juga digunakan bagi nabi dikarenakan pekerjaan
yang didasarkan atas kuasa Allah (1 Sam 16:13; Yeh
11:5).Dengan demikian seorang nabi telah bernubuat maka roh
Allah hadir kepada nabi tersebut.
c) Ro’eh (pelihat) dan hozeh (peramal)
Sebutan ini ditujukan kepada seorang nabi yang memiliki
kemampuan dalam melihat masa depan dan meramalkan masa
depan (2 Sam 24:11: 2 Raja 17:13, Yes 28:15).46
Pemanggilan dan pengutusan para nabi merupakan suatu tindakan
Allah demi kepentingan umat-Nya.Hal ini seringkali dikatakan dimulai
46Browning, Kamus Alkitab: a dictionary of the Bible, terj. Liem Kiem Yang, dkk (Jakarta:Gunung Mulia, 2010), h. 281.
27
dengan suatu peristiwa yang bersifat rahasia dimana Allah berkenan
mengerahkan seseorang menjadi peserta didalam pelaksanaan karya-Nya.Para
nabi tidak bertugas sebagi alat yang pasif, namun sebaliknya mereka
digerakkan secara aktif. Peranan panggilan para nabi juga sebagai pejuang
yang memanggil umat Israel kembali pada prinsip-prinsip yang menjadi
landasan mereka. Dalam tugas mereka menguraikan makna perjanjian dan
makna iman etis serta menerapkan pada situasi zaman mereka. Dengan
demikian sumbangan mereka kepada perkembangan iman Israel merupakan
sumbangan yang penting sekali.Para nabi dengan jelas berbicara pada situasi
di zaman mereka terutama terhadap peringatan-peringatan bimbingan
mengenai masa depan. Hampir setiap nabi tampil pertama-tama sebagai
peramal. Ada tiga dasar praktik-praktik ramalan yang dilakukan para nabi,
antara lain:
1. Bahwa jika orang ingin melakukan pertanggungjawaban moral yang
patut pada masa kini, maka harus sadar akanmasa depan. Ini serentak
menempatkan nubuat Perjanjian Lama di luar bidang ramalan dan
keingin tahuan semata-mata.
2. Nubuat timbul karena para nabi berbicara atas nama yang maha kudus
pemerintah sejarah. Dengan demikian panggilan nabi pertama-tama
adalah untuk mengenal Allah. Dari pengalaman itu munculah kesadaran
pada apa yang akan dilakukan-Nya sementara ia memimpin sejarah
menurut asas-asas yang tidak dapat berubah berdasarkan tabiat-Nya
28
yang kudus. Ini berarti bahwa sebagai nabi mereka memiliki segala asas
informasi sebab dengan melalui Musa dan keluran dari Mesir Allah
telah mengumumkan nama-Nya untuk selamanya (Kel 3:15).
3. Nubuat tampaknya termasuk gagasan asasi pelayanan kenabian. Ini
tampak dalam Ulangan 18:9 ketika Israel memasuki tanah Kanaan
bukan hanya diperingatkan tentang keburukan orang Kanaan namun
juga tentang para pelaku agama Kanaan seperti peramal. Memang
orang-orang seperti itu terlibat dalam apa yang disebut meramal
keberuntungan. Mereka menawarkan untuk mengetahui masa depan
dengan alat apa saja. Bagi Israel sebagai penggantinya akan ditampilkan
seorang nabi yang akan dibangkitkan Tuhan dari antara mereka.
Keberadaan nabi adalah seorang manusia yang tidak berbeda dengan
sesamanya.Namun nabi memiliki hal khusus yang membedakan mereka
dengan masyarakat biasa.Nabi merupakan abdi Allah yang dipanggil untuk
menyampaikan pesan Allah kepada manusia. Dalam Alkitab Perjanjian Lama
orang pertama yang disebut nabi yakni Abraham. Ia menerima panggilan
khusus dan bersifat pribadi dari Allah.
Di dalam Perjanjian Lama ada nabi-nabi terdahulu dan nabi-nabi
kemudian.Nabi-nabi terdahulu sebagian besar berasal dari zaman pendudukan
kanaan oleh Israel dan masa awal kerajaan, sedangkan nabi-nabi kemudian
berasal dari abad-abad akhir kerajaan yang terpecah itu.Nabi-nabi terdahulu
29
bersifat lebih historis, mengenai peristiwa-peristiwa sejarah Israel.47Adapun
nabi-nabi terdahulu dimulai dari Yosua, Hakim-Hakim, I dan II Samuel, I dan
II Raja-Raja.48Sedangkan nabi-nabi kemudian lebih bersifat profetik artinya
mengandung lebih banyak pemberitaan nabi-nabi, suatu unsur yang hampir
tidak ada dalam nabi-nabi terdahulu.49 Nabi-nabi kemudian terdiri dari nabi-
nabi besar yaitu Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel sedangkan nabi-
nabi kecil yaitu Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk,
Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.50
2. Panggilan rasul dalam Perjanjian Baru
Istilah rasul berasal dari kata Yunani yaitu apostolos yang memiliki
arti orang yang diutus, utusan.51 Rasul adalah seseorang yang dipilih Jesus
untuk mewakili-Nya dengan cara khusus untuk memberitakan Injil. 52 Jadi,
dalam Perjanjian Baru rasul-rasul menyaksikan pesan Yesus dan melanjutkan
pekerjaan-Nya. Sebab itu, murid-murid Yesus yang sebanyak 12 orang
(Petrus, Andreas, Yakobus, Yakobus [muda], Yudas Tadeus, Philipus,
Bartolomeus, Matius, Simon, Matias, Thomas, dan Yohanes) disebut
47Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1: taurat dan sejarah, terj. Werner Tan, dkk (Jakarta:Gunung Mulia, 2012), h. 272.
48Blommendalal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama (Jakarta: Gunung Mulia, 1985), h. 65-66
49Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 1: taurat dan sejarah,, h. 273.50Blommendalal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, h. 107.51Browning, Kamus Alkitab: a dictionary of the Bible, h. 380.52Abujamin Roham, Ensiklopedi Lintas Agama, h. 615.
30
rasul.53Namun demikian, sejumlah petinggi gereja berpendapat bahwa setiap
penyebar ajaran Yesus dapat disebut rasul, seperti halnya Rasul Paulus.54
Keduabelas rasul dipilih dan dididik oleh yesus selama 3 tahun dan
mereka tokoh-tokoh utama di gereja. Yesus memilih dua belas murid secara
khusus untuk memperlihatkan dengan jelas bahwa kedua belas suku Israel
sebagi bangsa terpilih Perjanjian Lama diteruskandalam gereja sebagai Israel
baru. Maka, hubungan Allah dengan umat manusia tidak terjadi lagi melalui
bangsa Yahudi, melainkan melalui gereja yang didirikan Kristus atas dasar
keduabelas rasul dengan Petrus sebagai ketua kelompok itu.55
Petrus merupakan salah seorang murid Yesus yang dihubungkan
pertama sekali dengan penginjilan kepada bangsa non Yahudi. Hal itu yang
menjadi bukti dalam pribadi Petrus sendiri terhadap makna panggilannya
menjadi seorang rasul. Dalam perkembangan selanjutnya makna dan peranan
kerasulan dilanjutkan oleh Paulus. Awal pemanggilan Paulus menjadi seorang
rasul dimulai saat perjalanannya ke Damsyik untuk memburu para pengikut
Kristus. Hal itu dilatarbelakangi atas kebencian Paulus terhadap pengikut
Kristus. Kebencian yang ada pada diri Paulus oleh karena pemahaman yang
fundamental terhadap tradisi luhur Yahudi yang memelihara hukum taurat.
Saat menuju ke Damsyik Paulus mendapatkan suatu peristiwa yang mengubah
seluruh hidup serta karakteristiknya. Dibalik semua kebencian Paulus, Allah
53Browning, Kamus Alkitab: a dictionary of the Bible, h. 381.
55A. Heukeun SJ,“Nabi,”in Ensiklopedi Gereja, vol III, h. 89.
31
memakainya sebagai seorang rasul dalam mengabarkan Injil kerajaan Allah di
luar kebudayaan Yahudi.56
Karena Paulus memiliki semangat yang besar dalam dirinya dan tidak
mengenal semua tantangan, tidak mengenal lelah, penderitaan dan bahaya
maut (bnd. 1 Kor 4:9-13; 2 Kor 4:8).Kisah para rasul tidak menceritakan kisah
semua rasul.Hanya beberapa dari mereka yang sering disebut yaitu Petrus dan
Paulus.Jadi, masa-masa sesudah Perjanjian Lama berganti Perjanjian Baru.
Kata nabi sudah tidak ditemukan tetapi hanya sebutan rasul.
56Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3 (Jakarta: Gunung Mulia, 2012), h. 145.
32
BAB III
SEJARAH GEREJA YESUS KRISTUS DARI ORANG-ORANG SUCI
ZAMAN AKHIR (OSZA)
A. Riwayat Hidup Joseph Smith
Joseph Smith lahir tanggal 23 Desember 1805 di Vermont, anak kelima
dari sebelas anak dalam keluarga Joseph Smith Sr. dan Lucky Mack Smith
dilingkungan keluarga yang menganut paham Universalis.1Iamenghabiskan
banyak waktu untuk bekerja membantu ayahnya dan kakak lelakinya menebang
pohon dan bercocok tanam di tanah pertanian keluarganya.Pada tahun 1816
keluarga Smith pindah ke Manchester, dekat kota Palmyra, bagian barat negara
bagian New York, karena tekanan kemiskinan dan dalam upaya mencari
kesempatan hidup yang lebih baik. Joseph mengakui bahwa ia dipanggil dan
dipilih oleh Allah untuk memulihkan Gereja Yesus Kristus yang sejati. Ia juga
mengakui bahwa ia dan Oliver Cowdery dikunjungi oleh Petrus, Yakobus,
dan Yohanes, (tiga Rasul Yesus Kristus) dan diberi kuasa dan wewenang untuk
bertindak dalam nama Allah serta mendirikan Gereja Yesus Kristus kembali di
atas bumi. Ia mendirikan "Gereja Yesus Kristus" yang kemudian dinamai Gereja
1Universalisme adalah paham yang percaya bahwa semua manusia pada akhirnya akanmendapat bagian pada keselamatan oleh Yesus Kristus. Keselamatan yang didapatkan itu adalahanugerah Allah. Paham ini sudah muncul di Eropa selambat-lambatnya pada abad ke-16 dan meluas keAmerika melalui para kolonis atau imigran Inggris sejak akhir abad ke-18. I. Suharyo, Kamus Teologi(Yogyakarta: Kanisius, 1996), h. 345.
33
Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (OSZA) atau lebih di kenal
dengan istilah Gereja Mormon. Joseph menikah dengan Emma Hale pada tanggal
18 Januari 1827, yang ditemuinya sewaktu ia bekerja di Harmony Pennsylvania.
Mereka menikah di rumah Pejabat Hukum Lokal Tarbill, di South Bainbridge,
New York.2
Joseph dan Emma memiliki sebelas anak diantaranya lima orang yang
masih hidup dan enam orang sudah meninggal.Ia seorang suami yang setia dan
penyayang terhadap keluarganya, beban berat memimpin gereja tidak
mengalihkan perhatian Joseph dari tanggung jawabnya bagi istri dan anak-
anaknya melainkan meningkatkan kasihnya kepada mereka.Meskipun Joseph
sering kali dianiaya dan terkadang dipenjarakan atas tuduhan palsu, pikiran
pertamanya selalu tertuju kepada keluarganya. Dia menulis kepada istrinya,
Emma, ketika dia dipenjara di Missouri:
"Katakan kepada anak-anak bahwa aku masih hidup danpercayalah aku akan datang serta melihat mereka tak lama lagi.Hiburlah hati mereka sebisamu, dan berusahalah untukmenghibur dirimu sendiri sebisamu."3
Kesetiaanya dan penyayang terhadap keluargamembuatnya ia dikenang
oleh semua orang yang menyayanginya.
2Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang SangatBerharga;Joseph Smith-Sejarah pasal 57-59 (Jakarta: Gereja OSZA, 2010), h. 80.
3Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, “Joseph Smith,” artikel diaksespada 18 November 2016 dari https://www.mormon.org/ind/joseph-smith
34
B. Sejarah Gereja Mormon
Gerakan ini berawal dari kegelisahan Joseph Smith dalam memilih agama.
Sebagian anggota keluarga Joseph menjadi anggota Gereja Presbyterian dan
sebagian lagi menjadi Metodis, sambil tetap memelihara ‘kepercayaan rakyat’
pada masa itu. Semula Joseph Smith tidak berminat besar pada agama atau gereja,
malah ia tidak bergabung dalam persekutuan agama.Gerakan keagamaan itu
membuat Joseph Smith berada dalam kebingungan, lama-kelamaan pikirannya
cenderung kepada sekte Metodis. Namun, begitu besar kebingungan dan
pertengkaran di antara golongan agama yang berbeda-beda itu, membuat Joseph
smith menarik kesimpulan tentang siapa yang benar dan siapa yang salah. Suatu
hari ia membaca surat Yakobus 1:5 yang berbunyi:
“Tetapi apabila di antara kamu ada yang kurang hikmat,hendaklah dia menanyakan kepada Allah, yang memberikankepada semua orang dengan murah hati dan tidak membangkit-bangkit maka hal itu akan diberikan kepadanya.” 4
Ayat tersebut sangat berkesan baginya dan ia merenungkan berulang-
ulang serta pada akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa ia harus tetap berada
dalam kegelapan dan kebingungan atau menanyakan kepada Allah. Dengan tekad
yang kuat akhirnya ia pergi ke hutan untuk melakukan percobaan. Di tengah
hutan ia berlutut dan mulai menyatakan keinginan hatinya kepada Tuhan. Ketika
ia melakukan itu, tiba-tiba ia dicekam oleh suatu kekuatan yang menguasai
seluruh dirinya. Kegelapan telah mengelilingi dirinya dan hampir membuat ia
4Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab(Jakarta: LAI, 2013), h. 271.
35
binasa. Namun, dengan seluruh kekuatan yang ada, ia berseru kepada Allah
supaya dibebaskan dari kekuatan itu. Pada saat itu ia melihat tepat di atas
kepalanya, suatu tiang cahaya yang lebih terang dari pada sinar matahari yang
perlahan-lahan turun sampai mengenai dirinya. Kegelapan itu telah hilang dan ia
melihat dua orang yang terang dan kemuliannya tidak dapat dilukiskan, yang
berdiri di atas dirinya (di udara). Salah satu dari mereka berkata kepada dirinya,
dan memanggil namanya dan mengatakan (sambil menunjuk yang lain) “Inilah
Putra-Ku yang Kukasihi. Dengarkanlah Dia!”5
Dari kejadian ini, Joseph Smith mendapat jawaban dari kedua orang
tersebut bahwa mereka menyarankan untuk tidak mengikuti gereja atau sekte
manapun karena mereka akan mengajarkan gereja yang sebenarnya. Banyak
orang yang tidak percaya atas kejadian yang dialaminya bahkan ia diejek dan
dikucilkan tetapi itu tidak membuat Joseph putus asa dan membuatnya semakin
yakin atas penglihatannya itu. Kebenaran telah dibukakan Tuhan kepadanya dan
ia harus siap dengan segala cobaan kepadanya.
Pengalaman yang dialami Joseph Smith belum berakhir, pada malamhari
tanggal 23 September 1823 ia didatangi oleh seorang malaikat yang bernama
Moroni.6Tujuan kedatangan Moroni adalah untuk memberitahu Joseph Smith
5Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Presiden GerejaJoseph Smith (Jakarta: Gereja OSZA, 2007), h. 36.
6Moroni adalah nabi terakhir dalam kitab Mormon. Tepat sebelum kematian Mormon, diamenyerahkan sebuah catatan sejarah yang disebut lempengan-lempengan Mormon kepada putranyaMoroni. Moroni menyelesaikan menyusun lempengan tersebut dan menambahkan pasal 8 dan 9 kedalam Kitab Mormon. Moroni menyembunyikan lempengan tersebut di bukit Kumorah. Kemudian iadiutus sebagai makhluk yang dibangkitkan untuk mengungkapkan Kitab Mormon kepada Joseph
36
bahwa ada tulisan kuno yang ditulis di atas lempengan-lempengan emas,
lempengan ini mengisahkan riwayat penduduk Amerika sebelumnya beserta asal
usulnya.Lempengan tersebut tersembunyi di bukit kecil dekat Desa Manchester
Provinsi Ontario, New York, dimana terdapat bukit yaitu Kumorah.
Tidak jauh dari puncaknya, terdapat sebuah batu yang cukup besar yang
mana terletak sebuah peti yang di dalamnya tersimpan lempengan-lempengan
emas, Urim, Tumim7dan baju Zirah. Kunjungan Moroni terjadi sebanyak 3 kali
setiap tanggal 22 September, segala yang diucapkannya sama persis dengan
perkataan yang pertama. Kemudian pada tanggal 22 September 1827 Joseph
menerima seluruh lempengan-lempengan tersebut dan Urim, Tumimserta baju
Zirah.Ia pun memulai menerjemahkan lempengan-lempengan tersebut yang
dibantu oleh Oliver Cowdery (pengikut pertama Joseph Smith).
Pengalaman berikutnya terjadi pada tanggal 15 Mei 1829, ketika Joseph
Smith dan Oliver Cowdery pergi ke sungai Susquehanna di dekat rumah Joseph di
Harmony untuk berdoa dan bertanya kepada Tuhan mengenai pembaptisan untuk
pengampunan dosa. Di luar dugaan mereka, seorang makhluk yang bernama
Yohanes Pembaptis mengunjungi mereka untuk memberikan kewenangan
pertobatan, pelayanan, dan pembaptisan. Wewenang ini sering disebut Imamat
Harun. Setelah itu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada
Smith.The Church of Jesus Christ of Latter Day Saints, The Book of Mormon;KKM 1:1, Morm. 8:1(Salt Lake City , Utah, 2010), h. 718 & 805.
7Urim dan Tumim adalah sebuah alat yang digunakan untuk menerjemahkan catatan suci.Alat ini telah diberikan kepada para nabi, salah satunya Abraham. Henk Ten Napel, Kamus Teologi(Jakarta: Gunung mulia, 2015), h. 321.
37
mereka di tempat yang samauntuk menganugerahkan wewenang tertinggi
(Imamat Melkisedek) dan menahbiskan mereka sebagai rasul untuk memegang
kunci-kunci kerajaan Allah di atas bumi. Melalui wewenang ini seluruh
pengetahuan, ajaran, rencana keselamatan, dan segala hal yang penting
diungkapkan dari surga.8 Kedua imamat tersebut menjadi dasar bagi
pengorganisasian gereja dan sebagai bukti kebenaran ajaran Gereja Yesus
Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir sampai saat ini.
Pada bulan Juni 1829, Joseph Smith menyelesaikan penerjemahan Kitab
Mormon. Terjemahan tersebut kemudian dicetak dan diterbitkan untuk umum
pada tanggal 26 Maret 1830. Pada tanggal 6 April 1830 di rumah kayu Peter
Whitmer Jr. 9di Fayette, New York, gereja ini diorganisasikan sesuai dengan
wahyu Allah (Ajaran dan Perjanjian 115:4).10Ada 60 orang yang hadir di
sana. Enam di antara pria yang hadir diperkenalkan sebagai anggota pendiri
gereja yang baru yaitu Joseph Smith, Oliver Cowdery, Hyrum Smith, Peter
Whitmer Jr., Samuel Smith, dan David Whitmer. Di bawah kepemimpinan
Joseph Smith , gereja tumbuh di Kanada, Inggris, serta bagian sebelah timur
Amerika serikat, khususnya di Ohio, Missouri, dan Illinois
8Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita;Sejarah SingkatGereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir (Jakarta: Gereja OSZA, 1996), h. 13-15.
9Peter Whitmer Jr. adalah pemimpin awal di dalam gereja yang dipulihkan dan salah seorangdari delapan saksi Kitab Mormon. Tuhan memberikannya petunjuk pribadi dalam Ajaran danPerjanjian 16 serta 30:5-8.
10Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Pusaka Kita;Sejarah SingkatGereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, h. 16.
38
(Nauvoo).Kepemimpinan Joseph Smith meluas melampaui tanggung jawab
keagamaannya. Di Nauvoo, Joseph terlibat dalam pelayanan kemasyarakatan,
hukum, bisnis, pendidikan, dan militer. Ia menginginkan kota Nauvoo kemajuan
budaya dan madani penduduknya. Pada Januari 1844, Joseph mengumumkan
pencalonan dirinya sebagai Presiden Amerika Serikat alasannya karena Joseph
kecewakepada pejabat negara dan federal gagal menyediakan ganti rugi bagi hak
dan harta milik yang diambil dari para orang suci di Missouri. Pada tanggal 6
April 1841 para orang suci membangun bait suci, membangun bait suci menuntut
para orang suci untuk melakukan pengorbanan yang sangat besar, karena pada
umumnya mereka miskin dengan perpindahan yang terus berlangsung ke kota
yang sedang berkembang. Gereja Mormon berkembang sangat pesat di Nauvoo,
hal ini merupakan ancaman sangat besar bagi masyarakat yang bukan penganut
Mormon. Berbagai upaya dan siasat untuk menjatuhkan gerakan mereka, Joseph
merasa bahwa misi duniawinya sudah mendekati akhir. Ia mengadakan
pertemuan pada bulan Maret 1844 untuk menyerahkan tanggung jawab kepada
Dewan Dua Belas untuk memimpin gereja setelah kematiannya dan mereka
memiliki semua kunci dan wewenang yang diperlukan untuk melakukannya.11
11Wilford Wooddruff, anggota Kuorum Dua Belas menyatakan bahwa ia memberikankesaksian bahwa pada awal musim semi tahun 1844, di Nauvoo, Joseph Smith mengumpulkan semuarasul untuk memberikan kepada mereka tata cara gereja dan Kerajaan Allah. Ia memateraikan ke ataskepala mereka, dan ia memberi tahu bahwa mereka harus menegakkan bahu dan Kerajaan Allah ataumereka akan terkutuk. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-AjaranPresiden Gereja Wilford Woodruff (Jakarta: Gereja OSZA, 2004), h. 20-22.
39
Pada tahun 1844 tuduhan pemberontakan dikenakan kepada Joseph, ia
diundang oleh gubernur di sana untuk menghadap pengadilan di kota Carthage
dengan berbagai tuduhan bahwa umatnya terlibat dalam berbagai kerusuhan.
Joseph Smith bersama Hyrum Smith dan dua orang pengikutnya memenuhi
panggilan itu namun, sebelum pengadilan di gelar mereka diinapkan di penjara di
kota itu pada sore hari 27 Juni 1844. Mereka ditembak oleh tentara yang
bersekongkol dengan pengawal penjara setempat. Joseph Smith dan Hyrum Smith
tewas dan kematian mereka dipandang sebagai kesyahidan.
Kematian Joseph Smith dan Hyrum Smith membuat kepemimpinan gereja
kosong. Para anggota gereja mormon terpecah menjadi beberapa kelompok
dengan pemimpinnya masing-masing. Pertama, kelompok yang dipimpin oleh
Sidney Rigdon yang membentuk gerejanya sendiri di Pennsylvania. Di tahun
sebelumnya, ia sudah mulai mengambil sikap yang berlawanan dengan nasehat
Nabi Joseph Smith dan menjauhkan diri dari gereja. Ia menolak bertemu dengan
tiga orang anggota dua belas yang sudah berada di Nauvoo, ia berbicara dengan
sekelompok orang-orang suci yang menghadiri pertemuan hari minggu untuk
memberitahukan tentang penglihatan yang diterimanya di mana ia tahu bahwa
tidak ada seorangpun yang dapat menggantikan Joseph Smith. Ia mengatakan
bahwa seorang pengawas bagi gereja harus ditetapkan, dan pengawas itu adalah
Sidney Rigdon. Kedua, kelompok yang diketuai oleh Brigham Young yang di
perkuat oleh Dewan Dua Belas Rasul. Ketiga, kelompok yang sebagian besar
adalah keluarga Smith (termasuk istrinya, Emma) bersama beberapa pengikutnya
40
yang membentuk gereja sendiri dengan nama The Reorganized Church of Jesus
Christ of Latter-Day Saintsdi bawah pimpinan Joseph Smith III yang mengungsi
ke Independence, Missouri.12
Gereja Mormon pertama kali dikenal sebagai sebuah yayasan di Indonesia
pada tahun1969. Gereja ini mendaftar ke Departermen Agama Republik
Indonesia sebagai Yayasan Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman
Akhir pada tanggal 18 April 1970 dengan No. Dd/P/VIII/25/294/70 dengan akta
notaris No. 22 tanggal 14 April 1970. Pada tanggal 14 Mei 1987 gereja ini
menerima surat keputusan penetapan dari Dirjen Bimas (Kristen) Protestan
Departemen Agama Republik Indonesia dengan No. 63 tahun 1987 tentang
pendaftaran “Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir” yang di
tandatangani oleh Direktur Dirjen Bimas (Kristen) Protestan. Untuk
mengkoordinir pekerjaan misionaris, pada tanggal 1 Juli 1975 diresmikan Kantor
Misi Jakarta-Indonesia di Jl. Senopati No. 115di Kebayoran Jakarta Selatan.13
Pada tahun 1984 gereja ini memiliki 14 buah cabang dengan pejabat- pejabat
gereja yaitu 14 orang pendeta, 37 orang guru Injil, dan 30 orang guru sekolah
minggu serta terdapat lima buah gereja yang permanen. Akan tetapi, gereja ini
12Jan S. Aritonang, BerbagaiAliran di Dalam dan di Sekitar Gereja(Jakarta: PT BPK GunungMulia, 2016), h. 446.
13Dirjen Bimas (Kristen) Protestan, Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen diIndonesia (Jakarta: DEPAG, 1984), h. 151.
41
telah berada di 14 kota dengan 23 cabang di bawah tiga distrik yaitu Jawa,
Medan, dan Manado.14
Laporan Statistik per 31 Desember 2015 menunjukan terdapat 149 bait
suci yang sedang beroperasi, dengan 3.174 wilayah gereja, 418 misi, 558 distrik,
dan 30.016 lingkungan dan cabang di seluruh dunia. Jumlah keanggotaan gereja
di seluruh dunia terus bertambah tercatat 15.634.199 anggota dengan anggota
baru selama tahun 2015 sebanyak 114.550 orang.15
C. Ajaran-ajaran Gereja Mormon
Pokok-pokok ajaran Gereja Mormon dirumuskan Joseph Smith dalam
dokumen yang dinamakan Articles of Faith (Pasal-pasal Iman), yang dimuat pada
bagian terakhir Kitab Suci ketiga dari gereja ini, yaitu Pearl of Great Price
(Mutiara yang Sangat Berharga). Pasal-pasal kepercayaan yang berjumlah 13
butir sebagai berikut:
1. Kami percaya kepada Allah, Bapa yang kekal, serta Putra-Nya, Yesus
Kristus, dan Roh Kudus.
2. Kami percaya bahwa manusia akan dihukum karena dosa-dosa mereka sendiri, dan
bukan karena pelanggaran Adam.
14Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, “Sejarah Gereja di Indonesia,”artikel diakses pada 24 Desember 2016 dari https://apps.lds.org/cws/id/index.php/about/sejarah-indonesia#
15Brook P. Hales,Laporan Statistik 2015, Liahona, Mei 2016, h. 30.
42
3. Kami percaya bahwa melalui Pendamaian Kristus, seluruh umat manusia boleh
diselamatkan, melalui kepatuhan pada hukum dan tata cara Injil.
4. Kami percaya bahwa asas dan tata cara pertama Injil adalah: pertama, Iman kepada
Tuhan Yesus Kristus; kedua, Pertobatan; ketiga, Baptisan melalui pencelupan
untuk pengampunan akan dosa-dosa; keempat, Penumpangan tangan untuk karunia
Roh Kudus.
5. Kami percaya bahwa seseorang mesti dipanggil oleh Allah, melalui nubuat, dan
melalui penumpangan tangan oleh mereka yang memiliki kuasa, untuk
mengkhotbahkan Injil dan melaksanakan tata caranya.
6. Kami percaya pada organisasi yang ada di dalam Gereja Zaman Dahulu, yaitu,
rasul, nabi, gembala, pengajar, pemberita Injil, dan sebagainya.
7. Kami percaya pada karunia bahasa, nubuat, wahyu, penglihatan, penyembuhan,
penafsiran bahasa, dan sebagainya.
8. Kami percaya Alkitab adalah firman Allah sejauh diterjemahkan secara benar;
kami juga percaya Kitab Mormon adalah firman Allah.
9. Kami percaya segala yang telah Allah ungkapkan, segala yang sekarang Dia
ungkapkan, dan kami percaya bahwa Dia masih akan mengungkapkan banyak hal
yang besar dan penting berkaitan dengan Kerajaan Allah.
10. Kami percaya pada pengumpulan harfiah Israel dan pada pemulihan Sepuluh Suku;
bahwa Sion (Yerusalem Baru) akan dibangun di Benua Amerika; bahwa Kristus
akan memerintah secara pribadi di atas bumi; dan bahwa bumi akan diperbarui dan
menerima kemuliaan firdausnya.
43
11. Kami menuntut hak istimewa untuk menyembah Allah Yang Maha Kuasa menurut
suara hati nurani kami sendiri, dan memperkenankan semua orang hak istimewa
yang sama, biarlah mereka menyembah bagaimana, di mana, atau apa yang mereka
kehendaki.
12. Kami percaya untuk tunduk kepada raja, presiden, penguasa, dan pejabat hukum,
dalam mematuhi, menghormati, dan mendukung hukum.
13. Kami percaya harus jujur, benar, suci, baik hati, bajik, dan melakukan kebaikan
kepada semua orang; sesungguhnya, kami boleh berkata bahwa kami mengikuti
petuah Paulus-kami percaya segala hal, kami mengharap segala hal, kami telah
bertahan dalam banyak hal, dan berharap sanggup bertahan dalam segala hal. Jika
ada apa pun yang bajik, indah, atau dikatakan baik atau layak dipuji, kami
mengupayakan hal-hal ini.16
Dari pasal-pasal kepercayaan di atas, ada beberapa ajaran pokok gereja yang
masih belum lengkap.
1. Ketuhanan
Dalam konsep ketuhanan, sebagaimana terdapat dalam pasal-pasal
kepercayaan yang pertama, Gereja Mormon meyakini bahwa Allah (Bapa
Surgawi), Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah pribadi yang berbeda tetapi
dengan tugas ketuhanan yang sama yaitu menyelamatkan manusia menuju kepada
kebahagian. Menurut Joseph Smith, Allah adalah manusia yang dipermuliakan
serta disempurnakan, seseorang yang berdaging dan bertulang. Tubuh-Nya dapat
16Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Mutiara yang Sangat Berharga,h. 88-89.
44
diraba dan terdapat jiwa yang kekal. Yesus Kristus adalah satu-satunya putra
sulung Allah yang telah bersedia untuk menjadi penebus dosa manusia.17 Adapun
Roh Kudus adalah anggota ketiga tubuh ketuhanan. Dia adalah pribadi roh, tanpa
tubuh yang berdaging dan bertulang. Dia sering dirujuk sebagai Roh, Roh Kudus,
Roh Allah, Roh Tuhan, atau Sang Penghibur.
Ketiganya (Allah/Bapa Surgawi, Yesus, dan Roh Kudus) satu sama lain
terpisah dan tidak pernah bersatu atau dalam istilah umum disebut
trinitas.KaumMormon tidak mengakuinya mereka menyatakan bahwa Allah dan
Yesus adalah dua pribadi yang tidak sama. Bahwa Yesus sebagai Yehuwa, yang
pertama lahir dari antara roh-roh yang sudah ada sebelumnya, Yesus lahir bukan
tanpa campur tangan manusia , bahwa manusia itu adalah Allah, Allah Bapa
adalah manusia yang mempunyai hubungan jasmani dengan Maria,dan manusia
super yang dapat menjelma secara badaniah, memiliki kekuatan yang jauh lebih
besar daripada manusia biasa. Kemungkinan manusia lain juga akanakan dapat
menjadi tuhan dengan kekuatan yang dimilikinya, termasuk orang yang
meninggal. sehingga lahirlah Yesus atau Yehuwa.18
2. Kenabian
Kenabian tidak pernah putus sampai akhir zaman. Para nabi dalam Gereja
Mormon hidup diantara para jamaah gereja ini. Dia adalah Presiden Gereja yang
mempunyai hak atas wahyu bagi seluruh gereja. Peran nabi dipulihkan kembali
17Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Kitab Mormon; Satu KesaksianLagi Tentang Yesus Kristus (Jakarta: Gereja OSZA, 2010), h. 495-497.
18Abdullah Ali, Agama dalam Ilmu Perbandingan (Bandung: Nuansa Aulia, 2007), h. 146.
45
oleh Allah (Bapa Surgawi) kepada Nabi Joseph Smith dengan memberinya kuasa
imamat19 melalui Yohanes Pembaptis, Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Hal ini
akan dijelaskan lebih lanjut di Bab IV.
3. Kitab Suci
Para anggota gereja meyakini 4 kitab dan kata-kata para nabi yang hidup
sebagai sumber ajaran gereja. Empat kitab itu adalah sebagai berikut:
a. Alkitab yang diyakini sebagai firman Allah. Alkitab yang dimaksud
adalah versi King James. Meskipun pada tahun 1831-1833 Joseph Smith
merevisinya kembali dan sekarang disertakan dalam Alkitab versi King
James edisi Gereja Mormon.20
b. Kitab Mormon adalah catatan suci mengenai beberapa orang yang hidup
di benua Amerika tahun 2000 SM sampai 400 M.
c. Ajaran danPerjanjian. Kitab ini berisi wahyu-wahyu mengenai Gereja
Mormon yang telah dipulihkan pada zaman akhir.
d. Mutiara yang Sangat Berharga. Kitab ini berisikan 1) Kitab Musa (sebuah
laporan mengenai beberapa penglihatan serta tulisan Musa, yang
19Imamat adalah kuasa dan wewenang kekal dari Allah. Kuasa Imamat dalam Gereja OSZAada dua yaitu Imamat Melkisedek dan Imamat Harun. Imamat Melkisedek adalah kuasa danwewenang kekal dari Allah, dimana imamat ini meliputi hak tentang kepresidenan dan mempunyaikekuasan atau wewenang yang meliputi segala jabatan di dalam gereja. Imamat ini juga memegangkunci-kunci semua pemberkatan kerohanian daripada gereja. Jabatan-jabatan dalam imamat ini yaituKuorum 12 Rasul, Kuorum Tujuh Puluh, Bapa Bangsa, Imam besar dan penatua serta yang tertinggiadalah Presiden Gereja. Imamat Harun merupakan imamat yang lebih rendah dan juga suatupenambahan bagi Imamat Melkisedek. Mereka yang memegang Imamat Harun mempunyai wewenanguntuk melakukan pelayanan tata cara jasmani kepercayaan, pertobatan dan pembaptisan. Jabatan padaImamat Harun adalah Diaken, Pengajar, Imam dan Uskup. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orangSuci Zaman Akhir, Pemulihan Injil Yesus Kristus(Jakarta: Gereja OSZA, 2005), h. 18-19.
20Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, h. 454.
46
dinyatakan kepada Joseph Smith dalam bulan Juni dan Desember 1830),
2) Kitab Abraham (sebuah gulungan papyrus yang diambil dari kuburan
orang Mesir yang diterjemahkan Joseph Smith yang berisi keterangan
yang sangat berharga mengenai penciptaan, Injil, hakekat Allah, dan
keimamatan), 3) Tulisan-tulisan Joseph Smith (berisi sebuah cuplikan dari
terjemahan Alkitab yaitu Matius pasal 23 ayat 39 dan pasal 24, cuplikan
kehidupan Joseph Smih, dan tulisan mengenai penglihatan mengenai
penebusan orang yang telah mati.
4. Hukum Kesehatan (Kata Kebijaksanaan)
Hukum kesehatan adalah hukum yang diwahyukan Tuhan kepada manusia
untuk kepentingan jasmani dan rohani manusia. Dalam wahyu ini, Tuhan
menyuruh untuk mengkonsumsi makanan apa saja yang baik bagi tubuh dan
makanan apa yang tidak baik bagi tubuh. Di antara perintah Tuhan itu adalah
melarang minuman yang beralkohol, menghisap tembakau, meminum teh dan
kopi, serta narkoba (Ajaran & Perjanjian 89: 5-9), menganjurkan memakan sayur-
sayuran, buah-buahan, daging, biji-bijian, dan sebagainya (Ajaran & Perjanjian
89: 10-17).21
21Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-Asas Injil (Jakarta: GerejaOSZA, 2009), h. 187-190.
47
5. Pendirian Sion
Di masa millenium22 nanti, Yesus akan datang untuk memerintah
kerajaannya. Manusia akan dikumpulkan di antara dua tempat, yaitu di
Yerussalem (Israel) dan Missouri (Amerika Serikat). Di sion, manusia hidup
sehati, sepikiran, serta dalam kebenaran; dan tidak ada yang miskin di antara
mereka (Musa 7: 18). Untuk kehidupan ini semua tempat di mana orang suci
berada adalah sion, dan yang terpenting adalah sifat dan karakter dari sion itu
sendiri, yaitu menjadi satu dengan sehati dan sepikiran, menjadi sebuah umat
yang kudus, dan merawat mereka yang miskin dan yang membutuhkan. Ketika
Yesus datang, baru kemudian manusia dikumpulkan ke dalam dua tempat tersebut
(Yerussalem di Israel dan Missouri di Amerika Serikat).23
6. Bait suci
Bait suci atau bait Allah adalah rumah Tuhan, tempat peribadatan kudus
dilaksanakan. Orang-orang yang diperbolehkan memasuki bait suci hanya
anggota Gereja Mormon yang dipandang layak memasukinya. Kelayakan itu
menyangkut kesaksian terhadap Allah (Bapa Surgawi) dan korban tebusan Yesus
Kristus, serta melaksanakan seluruh tata cara Injil. Kelayakan itu kemudian
dibuktikan oleh surat rekomendasi yang diperoleh dari uskup atau presiden
cabangnya.
22Millenium adalah periode kedamaian seribu tahun yang akan dimulai ketika Kristus kembaliuntuk memerintah secara pribadi di atas bumi. Abujamin Roham, Ensiklopedi Lintas Agama (Jakarta:PT. Intermasa, 2009), h. 486.
23D. Todd Christofferson, Datanglah Ke Sion, Liahona, November 2008, h. 37.
48
Bait suci menjadi tempat diadakannya upacara-upacara khusus dan kudus
seperti baptisan orang mati, endowment (penganugerahan),24 dan perkawinan
untuk kekekalan.
7. Baptisan orang mati
Baptisan orang mati ini bukan berarti orang yang mati akan dibaptis
seperti orang yang yang baru mau dibaptis, Karena semua yang pernah hidup di
bumi tidak memiliki kesempatan untuk dibaptiskan dengan wewenang yang tepat
selama hidup mereka di bumi. Mereka yang sudah mati diwakilkan oleh anggota
gereja yang masih hidup. Caranya yaitu pertama, mencatat identitas orang yang
sudah meninggal yang akan diselamatkan (dibaptis). Orang yang bertindak
sebagai wakil hanya menggunakan nama orang yang telah meninggal tersebut.
Untuk mencegah duplikasi, gereja menyimpan catatan orang-orang yang telah
meninggal yang telah dibaptis.; kedua, pembatisan diselenggarakan di dalam Bait
Suci dengan catatan anggota gereja tersebut sudah mendapat rekomendasi untuk
24Endowment adalah pemberian pengetahuan atas dasar perjanjian dengan Tuhan untukmendapatkan keselamatan dan kemuliaan. Perjanjian itu meliputi menerima petunjuk, kuasa dari atas,dan berkat-berkat yang dijanjikan dengan syarat kesetiaan kita terhadap perjanjian-perjanjian yangdibuat. Tata caranya yaitu pria dan wanita dipisahkan dalam suatu upacara mandi istimewa. Merekadiurapi dengan minyak; dimulai dengan kepala, dan mencakup semua organ tubuhnya. Kemudianmereka mengenakan jubah khusus warna putih untuk meneruskan upacara. Sejumlah dramadilakonkan, seperti peristiwa penciptaan dunia, kejatuhan Adam, dan melintasi kerudung bait suciSalomo. Upacara ini berlangsung hampir sehari penuh. Boyd K. Packer, Datanglah ke Bait Suci,Liahona, Oktober 2007, h. 14; lihat juga Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja,h. 461.
49
memasuki bait suci; ketiga, orang (wakil) tersebut akan diselamkan ke dalam bak
air (dibaptis) lalu dibacakan Kitab Injil.25
8. Pernikahan yang kekal
Pernikahan dilaksanakan di dalam Bait Suci dengan wewenang Imam
Melkisedek. Di Bait Suci, pasangan-pasangan gereja berlutut di salah satu altar
sakral di hadapan keluarga dan teman-teman mereka yang telah menerima
Endowmen Bait Suci. Mereka membuat perjanjian pernikahan mereka di
hadapan Allah.
9. Puasa
Anggota gereja ini melaksanakan puasa setiap satu hari dalam sebulan,
mereka berpuasa selama 24 jam. Mereka secara sukarela menjauhkan diri dari
makan dan minum untuk tujuan lebih mendekat kepada Tuhan dan meminta
berkat-Nya. Di mana uang yang seharusnya mereka belanjakan untuk hidangan
disumbangkan ke gereja, gereja menggunakan persembahan puasa tersebut untuk
menolong orang yang miskin dan yang membutuhkan.26
25Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, h. 459-460.26Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Asas-Asas Injil, h. 159-162.
50
BAB IV
KONSEP KENABIAN DALAM DOKTRIN KRISTEN MORMON
A. Konsep Kenabian dalam Doktrin Kristen Mormon
Nabi adalah seseorang yang ditugaskan oleh Allah untuk menjadi juru
bicara-Nya dan untuk menjadi seorang guru, pewahyu dan saksi kebenaran Injil.
Presiden Gereja adalah seorang nabi, demikian juga para rasul. Para rasul dan
nabi modern adalah karakteristik khas Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang
Suci Zaman Akhir.1Penganut Mormon percaya terhadap nabi-nabi yang hidup
hingga saat ini. Mereka percaya bahwa Joseph Smith dan semua presiden
berikutnya dari gereja itu adalah nabi dan wakil Yesus Kristus. Konsep ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari asal dan restorasi Gereja Mormon.
Istilah nubuat mencakup seluruh ucapan-ucapan yang diilhami Ilahi dari seorang
nabi baik sebagai penerus orang yang bercerita atau sebagai peramal. Nubuat
merupakan karunia rohani yang diberikan oleh Roh Kudus2, nubuat berdasarkan
sejarah dan para nabi sebagai juru bicara Tuhan yang memiliki kekuatan untuk
mengungkapkan hal-hal yang relevan dengan masa lalu, masa sekarang, dan masa
depan. Menurut mereka bahwa kepemilikan karunia rohani, termasuk karunia
1Gereja OSZA ”Nabi.” Artikel inidiakses pada 27 Februari 2017 darihttp://www.mormonnewsroom.or.id/artikel/nabi
2Roh kudus adalah satu dari pribadi-pribadi tubuh ketuhanan. Bapa dan Putra memiliki tubuhdari daging dan tulang, pribadi roh yang memberikan kesaksian mengenai Bapa dan Putra kepadaanak-anak manusia dan mengenai semua kebenaran(A&P 130:22). Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Wilford Woodruff (Jakarta: Gereja OSZA,2004), h. 53.
51
nubuat adalah salah satu cara penting membimbing gereja yang benar.3 Kerajaan
Allah adalah teokrasi, artinya bahwa semuawewenang dalam kerajaan terpusat
pada Tuhan. Tuhan mendelegasikan kepada manusia kuasa dan wewenang untuk
bertindak atas nama-Nya yaitu imamat. Nabi Joseph Smith menulis, “Imamat
tersebut Imamat Melkisedek adalah hukum teokrasi yang sempurna, dan
berfungsi sebagai simbol Allah untuk memberikan hukum-hukum kepada
manusia, melayani putra dan putri Adam yang tak terhitung banyaknya. Oleh
karena itu, imamat adalah pemerintahan dari Allah. Kuasa untuk memberikan
hukum, melayani, dan menghakimi hanya dimiliki oleh Allah saja. Ia memilih
dan menahbiskan nabi-nabi-Nya yang hidup, pelihat, dan pewahyu. Tidak ada
seorang pun yang dapat melaksanakan peran sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu
ini bagi dirinya sendiri (lihat Ibrani 5:4; Keluaran 28:1). Dalam menjelaskan
pemanggilan para nabi yang diutus Tuhan untuk memimpin gereja, Penatua Bruce
R.McConkie mengatakan:
“Seorang nabi sejati adalah orang yang memiliki kesaksianterhadap Yesus; orang yang mengetahui melalui wahyu pribadibahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah yang hidup, dan bahwaDia harus atau telah disalibkan bagi dosa-dosa dunia; orangyang kepadanya Allah berbicara dan yang mengenali suaralembut Roh. Seorang nabi sejati adalah orang yang memegangimamat kudus; yang merupakan pemimpin yang sah; orang yangmemiliki kuasa dan wewenang dari Allah untuk mewakili-Nyadi bumi. Seorang nabi sejati adalah guru kebenaran yangkepadanya kebenaran-kebenaran Injil telah diwahyukan danyang mempersembahkannya kepada sesama manusia agarmereka dapat menjadi ahli waris keselamatan di surga tertinggi.
3David R. Seely, “Prophecy,”in Daniel H. Ludlow, ed., Encyclopedia of Mormonism, vol. 3 (New York: Macmillan Publishing Company, 1992), h. 1161.
52
Seorang nabi sejati adalah saksi, saksi yang hidup, orang yangmengetahui, dan orang yang bersaksi. Nabi seperti itu, biladiperlukan, menubuatkan mengenai masa depan danmewahyukan kepada manusia hal-hal yang diwahyukan Tuhankepadanya”.4
Dalam Gereja Yesus Kristus dari orang-orang Suci Zaman Akhir, Tuhan
membimbing umat perjanjian-Nya melalui nabi gereja, yang didukung sebagai
nabi, pelihat, dan pewahyu. Presiden Gereja memimpin keseluruhan gereja.
Tuhan memberikan kepada para nabi, pelihat, dan pewahyu-Nya wewenang dan
kunci-kunci keimamatan yang mereka butuhkan untuk bertindak atas nama-Nya.
Kunci-kunci tersebut adalah hak untuk membentuk presidensi. Kuasa
pemerintahan tertinggi gereja dipercayakan kepada Presiden bersama para
penasihatnya. Presidensi Utama memimpin seluruh dewan, seluruh kuorum, dan
seluruh organisasi gereja, dengan kuasa pengangkatan dan kuasa penunjukan
tertinggi.5 Kuasa pengangkatan, penunjukan, dan kepemimpinan dapat
didelegasikan oleh Presidensi Utama kepada orang-orang lain yang dapat mereka
pilih dan yang didukung oleh jemaat untuk mewakili presidensi dalam
pemerintahan Gereja.
Sebagai imam besar ketua bagi seluruh anggota gereja, Presidensi Utama
membentuk dewan tertinggi gereja dan merupakan wewenang akhir untuk segala
urusan. Presidensi Dewan Tinggi akan mempunyai kekuasaan untuk memanggil
4Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Nabi yang Hidup,(Jakarta: Gereja OSZA,1982), h. 8.
5Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran dan Perjanjian (Jakarta:Gereja OSZA, 2010), h. 285.
53
para imam besar lainnya, bahkan dua belas orang, untuk menolongnya sebagai
para penasihatnya. Dengan demikian Presidensi imamat tinggi serta penasihatnya
akan mempunyai kekuasaan yang sesuai dengan hukum-hukum gereja untuk
memutuskan atas dasar pembuktian. Segala urusan yang berhubungan dengan
administrasi gereja berada di bawah pengarahan Presiden Utama.6Joseph F. Smith
menulis:
“Adalah perlu bahwa setiap tindakan yang dilaksanakanberdasarkan wewenang ini dilakukan pada saat dan waktu yangtepat, dengan cara yang benar, dansesuai dengan tata cara yangsemestinya. Kuasa untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan inimencakup kunci-kunci imamat. Dalam kepenuhannya, kunci-kunci ini dipegang oleh satu orang pada suatu saat tertentu, yaituoleh nabi dan Presiden Gereja. Ia dapat mendelegasikan bagianmana pun dari kuasa ini kepada orang lain, dalam hal manaorang tersebut memegang kunci-kunci untuk pekerjaan tertentuyang didelegasikan tersebut”.7
Para Kuorum Dua Belas Rasul8 adalah juga nabi, pelihat, dan pewahyu.
Mereka bersama dengan presidensi utama, adalah para saksi khusus akan nama
Kristus di seluruh dunia. Mereka bertindak di bawah pengarahan presidensi utama
untuk membangun gereja serta mengurus segala persoalannya pada semua
bangsa. Setiap rasul, ketika ditahbiskan dan telah dianugerahi semua kunci dan
wewenang yang diberikan oleh Joseph Smith kepada para rasul sebelum
6Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Nabi yang Hidup,h. 27-28.
7Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Presiden GerejaJoseph Fielding Smith (Jakarta: Gereja OSZA,1979), h. 175.
8Pada awal bulan Juni 1829, Oliver Cowdery dan David Whitmer diinstruksikan untukmencari Dua Belas pria. Enam tahun kemudian nama dua belas pria diberikan untuk ditahbiskansebagai rasul. Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran danPerjanjian18:37-39, h. 285.
54
kematiannya. Mereka didukung sebagai nabi dalam gereja, tetapi hanya satu
pewahyu untuk gereja yakni Presiden Gereja.9Adapun para anggota kuorum tujuh
puluh dipanggil untuk mengkhotbahkan Injil dan membangun gereja. Mereka
bekerja di bawah pengarahan dua belas rasul dan kepemimpinan dari tujuh orang
pemimpin yang dipanggil untuk melayani sebagai presiden tujuh puluh. Para
anggota kuorum pertama dan kedua tujuh puluh ditetapkan sebagai pembesar
umum, dan mereka dapat dipanggil untuk melayani di mana saja di seluruh dunia.
Keuskupan ketua adalah Presidensi Imamat Harun di seluruh gereja. Uskup yang
mengetuai dan para penasihatnya melayani di bawah pengerahan presidensi utama
untuk melaksanakan urusan-urusan jasmani gereja seperti pembaptisan, sakramen,
dan sebagainya. Organisasi remaja putra, lembaga pertolongan, remaja putra,
pratama, dan sekolah minggu semuanya memiliki presidensi yang mengawasi
organisasi mereka untuk memberikan petunjuk dan arahan.10 Setiap cabang
diketuai oleh seorang Presiden Cabang, dibantu oleh dua penasihat. Sebuah
cabang dapat diorganisasi bila setidaknya terdapat dua anggota tersebut adalah
seorang pemegang Imamat Melkisedek yang layak atau seorang imam dalam
Imamat Harun yang layak. Presiden wilayah, misi, dan distrik mengorganisasi
dan mengawasi cabang tersebut. Sebuah cabang dapat berkembang menjadi
lingkungan jika cabang tersebut terletak di dalam sebuah wilayah. Distrik adalah
9Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Nabi yang Hidup,h. 35.
10Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh Pada Iman, SebuahReferensi Injil (Jakarta: Gereja OSZA, 2004), h. 6
55
bentuk yang lebih kecil dari wilayah. Distrik diorganisasi jika terdapat cukup
jumlah cabang yang terletak di sebuah area, yang memungkinkan komunikasi
yang mudah dan perjalanan yang nyaman ke pertemuan-pertemuan distrik.
Presiden Distrik dipanggil untuk mengetuainya, dengan pertolongan dari dua
penasihatnya. Presiden Distrik melapor ke Presiden Misi. Sebuah distrik dapat
berkembang menjadi sebuah wilayah.11
Meskipun gereja memiliki banyak orang yang melayani sebagai Pembesar
Umum, hanya Presidensi Utama dan anggota Kuorum Dua Belas Rasul yang
didukung sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu. Karena harus ada tata tertib di
gereja, maka hanya satu orang sekali waktu yang melayani sebagai nabi, pelihat,
dan pewahyu bagi seluruh gereja. Dia diberi peran unik dan endowmen rohani
khusus. Sejumlah PembesarUmum diberi tugas pemanggilan khusus, mereka
memiliki karunia khusus dan didukung sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu yang
memberi mereka endowmen rohani khusus dalam hal yang berhubungan dengan
tugas mereka mengajar umat. Mereka memiliki hak, kuasa, dan wewenang untuk
menyatakan pikirandan kehendak Allah bagi umat-Nya, sesuai dengansemua
kuasa dan wewenang yang dimiliki PresidenGereja. Beberapa Pembesar Umum
lainnya tidak diberi endowmen rohani khusus dan wewenang ini dalam
pengajaran mereka, mereka memiliki batasan, dan batasan terhadap kuasa dan
wewenang mereka dalam mengajar berlaku bagi setiap pejabat dan anggota gereja
11Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh Pada Iman, SebuahReferensi Injil, h. 5
56
lainnya, karena tidak satu pun dari merekadiberi endowmen rohani sebagai nabi,
pelihat, dan pewahyu. Selain itu Presiden Gereja memiliki endowmen rohani
khusus dan lebih lanjut dalam mengajaranggota gereja, karena dia adalah nabi,
pelihat, danpewahyu bagi seluruh gereja.12
Presiden Spencer W. Kimball memberikan kesaksian bahwa Tuhan
membimbing gereja-Nya dari hari ke hari melalui wahyu kepada nabi-Nya yang
hidup.
“Saya bersaksi kepada dunia sekarang bahwa lebih darisatusetengah abad yang silam. Surga telahdibukakan, dan sejak saatitu wahyu-wahyu telah datang secara berkelanjutan. Sejak hariyang penting tahun 1820 itu, tulisan suci tambahan terus datang,termasuk banyak wahyu pentingyang tercurah dalam aliran yangtak henti-hentinya dariAllah kepada para nabi-Nya di bumi.kami bersaksi kepada dunia bahwa wahyu berlanjutdan bahwalemari besi dan arsip-arsip Gereja berisiwahyu-wahyu ini yangdatang setiap bulan dan setiaphari. Kami bersaksi juga bahwasejak Gereja YesusKristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhirdiorganisasi pada tahun 1830, terdapat seorang nabi yangdiakuiAllah dan umat-Nya, dan akan terus ada seorangnabiselama waktu masih berlanjut, yang akan terus menafsirkanpikiran dan kehendak Tuhan”.13
Jadi, kunci-kunci dan wewenang yang sama yang diberikan kepada Joseph
Smith telah diturunkan kepada setiap presiden gereja yang menggantikannya.
Wewenang yang sama dengan yang dipegang Joseph, kunci-kunci dan kuasa yang
sama itu, yang merupakan inti sesungguhnya dari hak yang diberikan kepadanya
oleh Ilahi untuk memimpin, ia anugerahkan kepada Dua Belas Rasul dengan
12Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Nabi yang Hidup,h. 10.
13Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Presiden GerejaSpencer W. Kimball , (Jakarta: Gereja OSZA,1982), h. 126.
57
Brigham Young sebagai pemimpinnya. Sejak saat itu setiap Presiden Gereja
menduduki jabatan yang paling tinggi dan kudus itu dari Dewan Dua Belas. Setiap
dari orang-orang ini telahdiberkati dengan roh dan kuasa wahyu dari ketinggian.
Semua anggota presidensi utama dan dua belas didukung secara teratur sebagai
para nabi, pelihat, dan pewahyu. Siapa pun di antara para rasul, yang dipilih dan
ditahbiskan dengan cara demikian, dapat memimpin atas gereja jika dia dipilih
oleh Kuorum Dua Belas Rasul.14 Rantai wewenang ini tidak pernah putus sejak
dari Joseph Smith, Jr., hingga presiden sekarang.
14Gereja OSZA, “Mengindahkan Utusan Sejati Yesus Kristus,” artikeldiakses tanggal 27Februari 2017 dari https://www.lds.org/manual/teachings-harold-b-lee/chapter-9?lang=ind
58
Berikut ini adalah Struktur Jabatan dalam Gereja Mormon
Yesus KristusKepala Gereja
Presiden Gereja
PenasihatKedua
PenasihatPertama
Kuorum 12 rasul
Kuorum 70
PresidenWilayah/Distrik
Uskup/ Presidencabang
Organisasiremaja putra
Sekolahminggu
Organisasipratama
Lembagapertolongan
Organisasiremaja putri
PresidenMisi
Misionaris
59
Di Gereja ini, semua Pembesar Umum dan pejabat lainnya di seluruh
gereja didukung, dalam arti khusus, dipilih oleh Kuorum Gereja dalam sebuah
Konferensi Umum yang dalam bahasa politik artinya majelis konstituante.Di
gereja ini, wewenang untuk mencalonkan ataumemanggil pada jabatan, tidak
diberikan kepada Kuorum Gereja. Kuasa ini diberikan kepada para Pembesar
Umum Gereja, dan dalam analisis akhir kepadaPresiden Gereja yang memimpin
di bawah bimbinganwahyu yang diilhami. Ketika pembesar ketua telah
mencalonkan atau memilih atau memanggil siapa pun pada jabatan dengan
carademikian, orang tersebut kemudian dibawa ke Kuorum Gereja untuk
didukung,yaitu dipilih. Dengan demikian, Kuorum Gereja tidak memiliki
wewenang memanggil atau mencalonkan, melainkan hanyamendukung, atau
wewenang untuk memilih. Ketika pembesar ketua membawa siapa pun kepada
Kuorum Gereja untuk didukung, satu-satunya wewenang yang dimiliki sidang
jemaat adalah memberikansuara, dengan mengangkat tangan, baik untuk
mendukung maupun untuk tidak mendukung. Kuorum Gereja maupun para
anggotanya tidak dapat mengusulkan orang-orang lain untukdipanggil pada
sebuah jabatan, karena wewenang dan fungsi untuk memanggil orang pada suatu
jabatanhanya dimiliki oleh pembesar ketua.Oleh karena itu, semua perdebatan,
semua usulan untuk mengajukan nama lain, semua pembahasan tentang
pencapaian dan kelayakan, sama sekali tidaksesuai dengan aturan dalam sidang
jemaat semacam itu.Siapa pun yang mencoba mengganggu prosedur yang ada
60
adalah orang yang mengganggu ketertiban umum,dapat dikenakan sanksi oleh
Pejabat Gereja dan akan diproses.15
Proses pemilihan Presiden Gereja Mormon diadakan di Tabernakel
Taman Bait Suci, Salt Lake City, dalam sebuah Sidang Kudus resmi anggota
gereja untuk meminta suara pendukungan pertama bagi seorang Presiden Gereja
yangbaru melalui suara jemaat gereja. Sidang ini sesuai dengan praktik yang
dilakukan gereja untuk memberikan suara pendukungan pertama dalam
konferensi umum kepada Presiden baru, hingga saat ini.Imamat Gereja,
sepanjang yang dapat ditampung dalamTabernakel, duduk di sini sebagai kuorum
imamat.Presidensi Utama, Dewan Dua Belas, bersama para asisten mereka, Bapa
Bangsa bagi gereja, para PresidenDewan Pertama Tujuh Puluh, dan Keuskupan
Ketua duduk di kursi yang biasa mereka tempati di podiumTabernakel.Para
Wakil Regional dari Dua Belas dan Wakil Misi dariDua Belas dan Dewan
Pertama Tujuh Puluh menempati kursi di bagian utara dan selatan podium, yaitu
barisankursi-kursi bagian bawah yang berada di bagian susuran dan yang berada
pada level podium, dan kursi-kursibagian depan di lantai utama Tabernakel. Para
bapa bangsa menempati kursi di dekat bagian depan lantai utama Tabernakel.
Para imam besar gereja, termasuk Presiden Wilayah dan penasihat
mereka, para anggota dewan tinggi, presidensi dan para anggota kuorum, dan
15Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Nabi yang Hidup,h. 60-61.
61
Keuskupan Lingkungan, menempati bagian tengah gedung lantai utama, sampai
ke arah timur galeri. Para anggota tujuh puluh menempati bagian utara gedung di
lantai utama di bawah galeri utara. Para penatua menempati bagian selatan
gedung di lantai utama di bawah galeri.Imamat Harun (imam, pengajar, dan
diaken) menempati tempat duduk di lantai utama, tepat di belakang para imam
besar, di bawah galeri di bagian timur. Keanggotaan umum gereja menempati
bagian lainnya di dalam gedung. Anggota yang berkumpul di Assembly Hall,
Salt Palace, dan di rumah mereka, dan di mana pun mereka berada, mereka dapat
berperan serta dalam pemungutan suara. Pemungutan suara akan dilakukan oleh
Kuorum Imamat terlebih dahulu, dan kemudian oleh para anggota yang hadir
lainnya. Kuorum dan kelompok kuorum akan memberikan suara sesuai dengan
urutan berikut ini:
1. Presidensi Utama
2. Kuorum Dua Belas
3. Bapa Bangsa
4. Para anggota imam besar, termasuk Asisten Dua Belas, para Wakil Regional
dan Wakil Misi, para Presiden Wilayah dan Penasihat Mereka, para anggota
dewan tinggi, Presidensi Kuorum, para Anggota Kuorum, Keuskupan Ketua,
dan Keuskupan Lingkungan.
5. Tujuh puluh
6. Penatua
62
7. Imamat Harun (imam, pengajar dan diaken)
8. Seluruh jemaat yang berkumpul, termasuk keimamatan.
Pemungutan suara akan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Ketika setiap kuorum atau kelompok dipanggil, mereka akan diminta
memberikan suara untuk mendukung pejabat yang diusulkan. Saat dipanggil,
mereka yang memberikan suara, akan berdiri. Ketika suara yang setuju diminta,
mereka yang memberikan suara setuju mengangkat lengan kanannya sebahu
untuk menyatakan kepada Tuhan bahwa mereka mendukung pejabat yang
mereka setujui. Lalu mereka akan menurunkan tangan mereka. Kemudian,
mereka yang tidak setuju akan diminta untuk mengangkat lengan kanan mereka
sebahu untuk memberikan kesaksian kepada Tuhan bahwa mereka tidak bersedia
mendukung pejabat yang telah diminta untuk didukung. Setelah suara yang
setuju dan tidak setuju diberikan, para anggota kuorum akan kembali ke tempat
duduk mereka. Semua kuorum akan memberikan suara dengan cara ini. Setiap
orang benar-benar bebas untuk memberikan suara sesuai dengan keinginannya
masing-masing. Tidak ada paksaan dalam bentuk apa pun dalam pemungutan
suara ini.
Ketika mereka memberikan suara untuk menyatakan dukungan, mereka
membuat perjanjian kudus dengan Tuhan bahwa mereka akan mendukung, yaitu,
memberikan kesetiaan dan dukungan penuh mereka, tanpa kebohongan atau
63
keraguan, terhadap pejabat yang telah mereka dukung. Setelah semua kuorum
memberikan suara mereka, suara kemudian akan dimintakan dari seluruh jemaat,
mereka yang memegang imamat dan mereka yang tidak memegang imamat.
Semua harus berdiri. Mereka yang memberikan suara untuk mendukung harus
mengangkat lengan mereka sebahu, untuk memberikan kesaksian bahwa mereka
mendukung para pejabat yang mereka setujui. Setelah mereka menurunkan
tangannya, suara yang tidak setuju akan diminta pernyataannya dan akan
dinyatakan dengan mengangkat lengan kanan mereka sebatas bahu. Para pejabat
gereja yang akan dimintakan suaranya dari kuorum-kuorum adalah sebagai
berikut. Presiden Gereja, Penasihat pertama bagi Presiden Gereja, Penasihat
kedua bagi Presiden Gereja, Presiden Kuorum Dua Belas, Dewan Dua Belas,
Bapa Bangsa bagi gereja, Pendukungan para penasihat dalam presidensi, Dewan
Dua Belas, dan Bapa Bangsa, sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu gereja. Setelah
pemungutan suara oleh kuorum-kuorum untuk mendukung para pejabat gereja
ini, Pembesar Umum, pejabat umum gereja, dan para pejabat organisasi
pelengkap umum gereja lainnya akan didukung melalui pemungutan suara
sebagaimana layaknya dalam konferensi umum biasa.16
16Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Nabi yang Hidup,h. 41-42.
64
B. Joseph Smith, nabi pemulihan
Joseph Smith adalah nabi Allah yang dipanggil untuk memulihkan Injil. Ia
membuktikan kelayakannya, ia diberi misi khusus sebagai seorang nabi Allah.
Melalui ia, Tuhan melaksanakan suatu pekerjaan yang besar dan menakjubkan
dengan menampilkan Kitab Mormon, memulihkan imamat, menyatakan
kebenaran-kebenaran Injil yang berharga, mengorganisasi Gereja Yesus Kristus,
serta menetapkan pekerjaan Bait Suci. Kebenaran Gereja Yesus Kristus dari
Orang-orang Suci Zaman Akhir didasarkan pada kebenaran Penglihatan Pertama
dan wahyu-wahyu lain yang Tuhan berikan kepada Joseph Smith. Presiden John
Taylor, Presiden ketiga gereja, menulis, “Joseph Smith, Nabi dan Pelihat Tuhan,
telah berbuat lebih banyak daripada orang lain yang pernah hidup di dunia” (A&P
135:3).17
Smith pun mengaku "hanya" meneruskan dan menghidupkan kembali
ajaran Isa al-Masih as, khususnya berkenaan dengan kitab sucinya yang
"hilang," yang disampaikan oleh Isa al-Masih kepada penghuni kuno
keduabenua Amerika (Utara dan Selatan), yaitu Buku Mormon (TheBook of
Mormon).18
Joseph Smith adalah seorang nabi Allah, seorang pelihat dan pewahyu. Ia
meletakkan dasar gereja dan kerajaan serta hidup cukup lama untuk meneruskan
17Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Teguh pada Iman, h. 52.18Nurcholish Madjid, “Artikel Yayasan Paramadina,” artikel diakses tanggal 21 Februari 2017
dari http://media.isnet.org/kmi/islam/Paramadina/Konteks/NabiPenutupN1.html
65
kunci-kunci kerajaan kepada para penatua Israel, kepada Dua Belas Rasul.Ia
menghabiskan beberapa bulan untuk mengajarkan mereka tentang kerajaan Allah.
Beberapa saat sebelum kematiannya Nabi Joseph Smith di ilhami Tuhan untuk
mengantisipasi keberangkatannya sendiri dari kehidupan duniawi. Ini
diperlihatkan dalam beragam cara namun, terutama dalam kegelisahan yang
ditunjukkannya untuk segera menganugerahkan kepada Dua Belas Rasul semua
kunci dan wewenang Imamat Kudus yang telah diterimanya. Dia menyatakan
secara pribadi dan di depan umum bahwa mereka telah diperlengkapi serta
sepenuhnya memenuhi syarat , dan bahwa dia telah menggulirkan Kerajaan Allah
ke atas bahu Dua Belas Rasul.
Joseph Smith hidup sampai dia memberikan kesaksiannya pada dunia, dan
ketika dia telah memeteraikan semua kunci , kuasa, serta berkat ke atas kepala
Brigham Young dan sesama pemimpin lainnya; Ketika dia telah menanamkan
kunci-kunci ini di bumi agar tidak dapat diambil lagi selamanya; ketika dia telah
melakukan ini, dan membawa keluar catatan itu, kitab wahyu itu, pernyataan yang
melibatkan tujuan dari seluruh generasi ini. Bangsa Yahudi, bangsa bukan
Yahudi, Sion dan Babilon, semua bangsa di bumi, dia memeteraikan kesaksian itu
dengan darahnya di penjara Carthage, di mana nyawanya dan nyawa saudara
lelakinya, Hyrum direnggut oleh tangan orang-orang yang jahat. Joseph Smith,
melalui perintah Allah serta melalui kuasa dan wahyu surga, telah ditetapkan dan
meletakkan dasar bagi masa kelegaan dan kegenapan zaman yang besar ini.
Joseph ditetapkan untuk mengorganisasi Gereja Kristus untuk terakhir kalinya di
66
atas bumi, untuk menumpahkan darahnya sebagai suatu kesaksian pada masa
kelegaan. Joseph Teguh, setia, dan berani dalam kesaksian mengenai Yesus
sampai hari kematiannya. Ia memberikan kesaksiaanya dalam catatan, dan
memeteraikannya dengan darahnya serta memberikan nyawanya, dan kesaksian
sampai akhir zaman.19
Joseph Smith adalah orang yang telah dibesarkan Tuhan sejak kecil dan
dianugerahi dengan wewenang ilahi dan mengajarkan hal-hal yang diperlukan
olehnya untuk mengetahui dan memperoleh imamat dan meletakkan landasan bagi
kerajaan Allah di zaman akhir. Menurut sejarah, para pemimpin yang juga
merupakan nabi dipilih dari antara lapisan masyarakat yang rendah hati yang
didik secara ilmu ketuhanan dalam seminari-seminari teologi. Tuhan memilih
orang yang dapat dijadikan bijaksana mengenai hal-hal Allah, hal-hal yang
mungkin sekali akan menjadi kebodohan bagi mereka yang telah dididik hanya
dalam hal-hal duniawi. Di dalam kehidupan pemuda nabi Joseph Smith, sebelum
dia diberikan anugerah dua dari wahyu-wahyu terbesar yang pernah diberikan
kepada manusia, kedua wahyu tersebut didahului dengan diperlihatkannya
kekuatan si jahat di hutan kudus, dan di Bukit Kumora. Perlu bagi nabi untuk
memahami sifat dan kekuatan si jahat tersebut agar dia dapat dipersiapkan untuk
menang melawannya. Seorang nabi tidak secara otomatis menjadi seorang
pemimpin yang rohani dengan mempelajari kitab-kitab mengenai agama, juga dia
19Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Presiden GerejaWilford Woodruff, h. 22-23.
67
tidak menjadi pemimpin yang rohani dengan mengahadiri seminari teologi.
Seseorang menjadi nabi dan pemimpin keagamaan melalui hubungan-hubungan
rohani yang sesungguhnya. Misi Joseph Smith telah dikenal paling tidak 2.400
tahun sebelum dia dilahirkan. Nubuat-nubuat mengenai Musa dan Joseph dicatat
pada lemping-lemping kuningan dan diperoleh dari Laban oleh putra-putra Lehi.
Pada tanggal 21september 1823, Moroni menampakkan diri kepada Joseph
Smith dan menyatakan sebagian, bahwa pekerjaan persiapan bagi kedatangan
kedua Mesias akan segera dimulai, bahwa waktunya sudah tiba bagi Injil dalam
segala kegenapannya dikhotbahkan dalam kekuatan, kepada seluruh bangsa. Agar
bangsa dapat dipersiapkan bagi pemerintahan Millenium, yang atinya bagi
kedatangan Tuhan. Dengan kata lain, tujuan utama pemulihan injil adalah untuk
mempersiapkan bangsa agar siap berdiri di hadirat Tuhan ketika dia datang.
Pekerjaan Kerajaan Allah di bumi adalah tugu peringatan bagi nama nabi Joseph
Smith. Penganut Mormon telah menerima kemuliaan misinya.20
20Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Presiden GerejaHarold B. Lee, (Jakarta: Gereja OSZA, 2000), h.76-79.
68
C. Implikasi Kenabian dalam Tradisi Kristen Mormon
Konsep kenabian dalam Mormon yaitu nabi berbicara kepada Tuhan dan
ajarannya diterima oleh para pengikutnya. Para anggota Gereja harus memahami
komitmen dan perjanjian yang mereka buat ketika mereka mendukung seseorang
sebagai rasul atau nabi.
Para anggota gereja memiliki kesempatan untuk memberikan suara untuk
mendukung para nabi. Proses pendukungan para pemimpin berasal dari masa awal
pemulihan. Dalam sebuah wahyu yang diberikan pada bulan Juli 1830, Tuhan
menegaskan bahwa “segala hal akan dilakukan dengan suara bulat dalam gereja”
(A&P 26:2). Siapa pun pejabat yang melayani dalam pemanggilan di gereja harus
menerima suara pendukungan resmi dari jemaat yang akan dia layani. Tuhan telah
menyatakan bahwa “tiada seorang pun dapat ditahbiskan kepada sesuatu jabatan
dalam gereja ini, di mana ada suatu cabang yang biasa, tanpa pemungutan suara
jemaah gereja itu” (A&P 20:65).
Walaupun suara pendukungan resmi diberikan dalam sebuah pertemuan
gereja, mendukung berarti lebih dari sekadar mengangkat tangan untuk
memberikan dukungan pada seseorang yang telah diangkat. Mendukung seorang
pemimpin berarti memberikan suara untuk mendukung pengangkatannya dan
mendukung, menjunjung tinggi, dan mengikutinya.
Mendukung pembesar umum gereja ataupun para nabi merupakan hak
prerogatif penting bagi para orang suci. Di gereja ini, wewenang untuk
‘mencalonkan’ atau ‘memanggil’ pada jabatan, tidak diberikan kepada Kuorum
69
Gereja. Kuasa ini diberikan kepada para Pembesar Umum Gereja, dan dalam
analisis akhir kepada Presiden Gereja yang memimpin di bawah bimbingan wahyu
yang diilhami. Bagi anggota Mormon bahwa nabi bukan orang biasa, mereka
adalah orang yang terpilih, diurapi, dan diberi tanggung jawab kudus oleh Allah.
Oleh karena itu, kesetiaan kepada para nabi Tuhan, menunjukkan kesetiaan
kepada Allah.21 Mendukung seorang nabi berarti memberikan suara untuk
mendukung pengangkatannya dan mengikutinya, Penatua Gordon B. Hinckley
mengatakan:
“Apabila tidak mematuhi nasihatnya berarti menolakpemanggilan kudusnya dan apabila hidup sesuai dengannasihatnya, maka akan diberkati oleh Allah.”
Anggota Gereja yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk hidup
sesuai dengan Injil tidak mengalamikesulitan untuk mendukung para nabi dan
menerima nasihat mereka. Penganut Mormon yang benar-benar bertobatmengakui
bahwa para nabi berkewajiban untuk mewahyukan kehendak Allah bagi mereka
dan bahwa mereka berkewajiban melalui perjanjian untuk mengikutinya.Anggota
Mormon memiliki hak pilihan bebas, tidak ada pemaksaan dalam memilih seorang
nabi.22 Mereka dapat menerima ataupun menolak apa yang diucapkan para nabi
tetapi ada konsekuensi apabila mengikuti pengarahan dari para nabi dan apabila
menolak nasihat para nabi. Sejak awal pemulihan, para anggota telah diberi tahu
mengenai konsekuensi dari menolak para pemimpin gereja yakni orang Mormon
21Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, Ajaran-Ajaran Nabi yang Hidup,h. 56-62.
22John Taylor, “Journal of Discourses,” (1859), h. 326.
70
yang menolak para nabi akan dianggap murtad dan kehilangan Roh Tuhan.
Mereka yang mengikuti para nabi berada di jalan keselamatan, masuk surga, dan
memperoleh hidup yang kekal di surga.23
23Wawancara Pribadi dengan Pak Agus, Jakarta, 17 Februari 2017.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di akhir penulisan skripsi ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa Gereja
Mormon memiliki ajaran yang khas dan berbeda dengan ajaran agama-agama
lainnya, salah satunya mengenai kenabian. Gereja mormon didirikan 6 April
1830 oleh pendiri dan nabi mereka, Joseph Smith di New York. Kenabian
merupakan kunci atas organisasi gereja untuk menerima proses berlanjutnya
pemulihan gereja tersebut. Penganut Mormon percaya terhadap nabi-nabi yang
hidup hingga saat ini. Mereka percaya bahwa Joseph Smith dan semua presiden
berikutnya dari gereja itu adalah nabi dan wakil Yesus Kristus. Konsep ini
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari asal dan restorasi Gereja Mormon.
Tuhan memberikan kepada para nabi, pelihat, dan pewahyu-Nya
wewenang dan kunci-kunci keimamatan yang mereka butuhkan untuk bertindak
atasnama-Nya. Kunci-kunci tersebut adalah hak untuk membentuk presidensi.
Kuasa pemerintahan tertinggi gereja dipercayakan kepada Presiden bersama para
penasihatnya. Presidensi Utama memimpin seluruh dewan, seluruh kuorum, dan
seluruh organisasi gereja, dengan kuasa pengangkatan dan kuasa penunjukan
tertinggi. Kuasa pengangkatan, penunjukan, dan kepemimpinan dapat
didelegasikan oleh Presidensi Utama kepada orang-orang lain yang dapat mereka
pilih dan yang didukung oleh jemaat untuk mewakili presidensi dalam
72
pemerintahan gereja. Meskipun gereja memiliki banyak orang yang melayani
sebagai Pembesar Umum, hanya Presidensi Utama dan anggota Kuorum Dua
Belas Rasul yang didukung sebagai nabi, pelihat, dan pewahyu. Orang Mormon
yang menolak para nabi akan dianggap murtad dan kehilangan Roh Tuhan
sedangkan mereka yang mengikuti para nabi berada di jalan keselamatan, masuk
surga, dan memperoleh hidup yang kekal di surga.
B. Saran Penelitian
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan analisa yang lebih mendalam
mengenai konsep kenabian dalam doktrin Kristen Mormon dan ketika
melakukan kajian ilmiah terhadap agama lain hendaklah menghilangkan
perasaan negatif dan mengkaji secara serius ajaran agama tersebut.
2. Kepada umat Islam penulis berharap dengan tulisan ini dapat menambah
keimanan kita terhadap kebenaran al-Qur’an, untuk itu penulis berharap agar
kita bisa meluangkan sedikit waktu untuk membaca, memahami, dan mencoba
untuk mengerti ajaran agama, karena al-Qur’an sendiri mengajarkan supaya
kita membaca.
73
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2013.
Aritonang, Jan S. Berbagai Aliran Di Dalam dan Di Sekitar Gereja. Jakarta: PT BPKGunung Mulia,2016.
Aritonang, Jan S.Belajar Memahami Sejarah di Tengah Realitas. Bandung: JurnalInfo Media, 2007.
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir. Ajaran-Ajaran PresidenGereja Joseph Smith. Jakarta: Gereja OSZA, 2007.
_______.Asas-Asas Injil. Jakarta: Gereja OSZA, 1995.
_______. Pusaka Kita;Sejarah Singkat Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang SuciZaman Akhir. Jakarta: Gereja OSZA, 1996.
_______. Mutiara yang Sangat Berharga. Jakarta: Gereja OSZA, 2010._______. Kitab Mormon; Satu Kesaksian Lagi Tentang Yesus Kristus. Jakarta: Gereja
OSZA, 2010._______. Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Wilford Woodruff. Jakarta: Gereja OSZA,
2004._______. Pemulihan Injil Yesus Kristus. Jakarta: Gereja OSZA, 2005._______. Ajaran-Ajaran Nabi yang Hidup. Jakarta: Gereja OSZA,1982._______. Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Joseph Fielding Smith. Jakarta: Gereja
OSZA,1979._______. Teguh Pada Iman, Sebuah Referensi Injil. Jakarta: Gereja OSZA, 2004._______. Ajaran-Ajaran Presiden Gereja Spencer W. Kimball. Jakarta: Gereja
OSZA,1982.Hansen, Klaus J.” Mormonism,” in MirceaEliade, ed. The Encyclopedia of Religion,
vol. x.New York: McMillan Library Reference, 1993.
Smoot, Reed. “Church of Jesus Christ of Latter Day Saint,” in Robert M. Mutchins,ed.Encyclopedia Britanica, vol. 13. Chicago: William Benton, 1965.
Seely,David R. “Prophecy,”in Daniel H. Ludlow, ed., Encyclopedia of Mormonism,vol. 3. New York: Macmillan Publishing Company, 1992.
Keene, Michael.Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius,2006.
Pius, Partanto. dkk. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Arkola Surabaya, 2001.Abdullah, Ali. Agama dalam ilmu perbandingan. Bandung: Nuansa Aulia,2007.
Heuken, Adolf. Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2005.
Nalle, Matheos. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan.Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2001.
74
Roham, Abujamin. Ensiklopedi Lintas Agama.Jakarta: PT. Intermasa, 2009.Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
Ratna, Nyoman Kutha. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu SosialHumaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2010.
Mathews, Carol S. New Religion.United States of America: Chelsea HousePublishers, 2005.
Hafidz, Abdul, dkk.Risalah Aqidah, Ciputat: Aulia Press, 2007.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1986.The Church of Jesus Christ of Latter Day Saints.Teachings of the ProphetJoseph Smith. Salt Lake City, Utah: Intellectual Reserve, inc, 1982.
Kenabian (Nubuwwah) dalam alqur’an. Tafsir al-Qur’an Tematik. Jakarta: LajnahPentashihan Mushaf al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat KementerianAgama RI, 2012.
Raya, Ahmad Thib. “Nabiy,”in Quraish Shihab, ed.,Ensiklopedia Al-Qur’an: KajianKosakata, vol. 2. Jakarta: Lentera Hati, 2007.
Rahardjo,Dawam. Ensiklopedi Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci. Jakarta: Paramadina, 1996.
Al-Qur’an dan Terjemahnya Kementerian Agama RI. Jakarta: Lembaga Percetakanal-Qur’an Kementerian Agama RI, 2006.
al-Maidani, Abdurrahman Hasan Habanakah, Pokok-pokok Akidah Islam, terj. A.M.Basalamah. Jakarta: Gema Insani Press, 1998.
Nasution, HasyimSyah. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999.
Ash-Shallabi, Ali Muhammad. Iman Kepada Rasul. Jakarta: Ummul Qura, 2014.
Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. Yogyakarta: LPPI, 2001.
Dahlan, Abdul Aziz. Nabi dalam Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: Ichtiar BaruVan Hoeve, 1996.
Aid Nada, Abdul Aziz bin Fathi bin as-Sayyid. Syarah Aqidah ash-Shahihah, terj.Ronny Mahmuddin. Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2005.
Abrar, Arsyad. Nabi Perempuan dalam Al-Qur’an: Kajian Terhadap al-Jami’liAhkam al-Qur’an, al-Qurtubi. Thesis S2 Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
Browning. Kamus Alkitab: a dictionary of the Bible, terj. Liem Kiem Yang, dkk.Jakarta: Gunung Mulia, 2010.
75
Lasor. Pengantar Perjanjian Lama 1: taurat dan sejarah, terj. Werner Tan, dkk.Jakarta: GunungMulia, 2012.
Blommendalal. Pengantar Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: GunungMulia, 1985.
Guthrie, Donald. Teologi Perjanjian Baru 3. Jakarta: Gunung Mulia, 2012.
Dirjen Bimas (Kristen) Protestan. Peta Kehidupan dan Pelayanan Umat Kristen diIndonesia. Jakarta: DEPAG, 1984.
Sumber Majalah dan Internet:
Hales, Brook P. “LaporanStatistik 2015.” Liahona, Mei 2016.
Christofferson, D. Todd. “Datanglah KeSion.”Liahona, November 2008.
Gereja OSZA. “Mengindahkan Utusan Sejati Yesus Kristus.”Artikel diakses pada 27Februari 2017 dari https://www.lds.org/manual/teachings-harold-b-lee/chapter-9?lang=ind
_________. “Joseph Smith.” Artikel diakses pada 18 November 2016 darihttps://www.mormon.org/ind/joseph-smith
_________. “Sejarah Gereja di Indonesia.” Artikel diakses pada 24 Desember 2016dari https://apps.lds.org/cws/id/index.php/about/sejarah-indonesia#
_________. ”Nabi.” Artikel ini diakses pada 27 Februari 2017 darihttp://www.mormonnewsroom.or.id/artikel/nabi
Hutagalung, Benny. ”Panggilan Nabi dalam Perjanjian Lama.”Artikel diakses pada10 Januari 2017 dari
http://benny-hutagalung.blogspot.co.id/2011/12/panggilan-nabi-dalam-perjanjian-lama.html
Madjid, Nurcholish. “Artikel Yayasan Paramadina.” Artikel diakses pada 21 Februari2017 dari
http://media.isnet.org/kmi/islam/Paramadina/Konteks/NabiPenutupN1.html
Taylor, John. “Journal of Discourses.”1859.
Wawancara Pribadi dengan Agus Kusumarmanto, SH. Jakarta, 28 Desember 2016dan17 Februari 2017.
Wawancara Pribadi dengan Jemmy. Jakarta, 10 Desember 2016.