konsep dasar tunalaras
DESCRIPTION
konsep dasar tunalarasTRANSCRIPT
KONSEP DASAR KETUNALARASAN
Pengertian Tunalaras Tuna berarti Kurang Laras berarti sesuai
Anak tunalaras adalah anak yang bertingkahlaku kurang sesuai dengan lingkungan
Anak tunalaras mengalami gangguan bukan padafisiknya melainkan pada perilaku yang wujudnyatidak diharapkan oleh lingkungan
PERMEN RI No. 72 Tahun 1991
Pendidikan Luar Biasa, Peserta didik yangmengalami kelainan digolongkan atas kelainan fisik,kelainan mental, kelainan perilaku/tunalaras dankelainan ganda
Sesuai dengan UU-RI No 2 Tahun 1989 tentangSistem Pendidikan Nasional yang berhubung denganPermen RI. No 72 Tahun 1991 Tentang PLB :Tunalaras adalah gangguan/hambatan /kelainantingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikandiri dengan baik terhadap lingkungan keluarga,sekolah, dan masyarakat
Klasifikasi Klasifikasi & Karakterisrik yang dimaksud
disini adalah penggolongan anak tunalaras atas jenis penyimpangan perilakunya, sifat-sifat khas dari setiap golongan, dan taraf berat ringannya ketunalarasan seorang anak
Tujuan: Untuk memudahkan mengenalinya, dapat
mengupayakan terapi yang tepat , dan mengadakan intervensi yang optimal .
Sampai sekarang belum ada kesepakatanmengenai penetapan pengklasifikasianTunalaras karena beberapa masalah :
Kurang reliabilitas & validitas Sistem Klasifikasi
Masalah penyebab ketunalarasan Pertimbangan yang berdasarkan Undang-
undang Perbedaan sistem klasifikasi untuk orang
dewasa & anak-anak
Dilihat dari sumber pemicu tumbuhnya perilakumenyimpang pada anak tunalaras dapat diklasifikasikan menjadi:
Penyimpangan tinkah laku extrim sebagai bentuk kelainan emosi
Penyimpangan tingkah laku sebagai bentuk kelainan penyesuaian sosial
Cara untuk menetapkan Klasifikasi & Karakteristik anak tunalaras
1. Klasifikasi Psikiatrik (klinis)
Sistem klasifikasi kelainan Secara Psikopatologi, berupa klasifikasi kepribadian dan kelainan jiwa yang tidak dapat diukur secara langsung
Sistem Klasifikasi klinis yang baru, yaitu : kelainan intelektual, kelainan tingkah laku, gangguan emosi, & gangguan fisik
2. Klasifikasi berdasarkan tingkah laku
Menurut Quay dkk : Definisi, Klasifikasi ini bersifatoperasional, sistemnya reliabel, valid, & mencakupsemua jenis kelainan tingkah laku
Menurut Rosembera et al, (1992) : klasifikasi tingkah laku anak tunalaras ada yang berisiko tinggi ( Hyperkatif Agresif, pembangkang, delinkwensi dan anak yang menarik diri dari pergaulan ) & ada yang berisiko rendah ( Autis dan skizofrenia)
Kekacauan Tingkah Laku (conduct disoder)
• Berkelahi, memukul, menyerang, mengamuk.• Membangkang, menantang.• Merusak milik sendiri/orang lain.• Kurang ajar, lancang, melawan.• Tak kerjasama, tak mau memperhatikan, memecah belah, ribut.• Tak bisa diam menolak arahan.• Cepat marah, anggap enteng, sok aksi, ingin mengusai orang lain• Mengancam, pembohong, tak dapat dipercaya, bicara kotor.• Cemburu, suka bersoal jawab, tak sanggup berdikari, mencuri,
mengejek.• Mudah terpengaruh untuk berbuat salah.
Kecemasan & Menarik Diri(ANXIETY – WITHDRAWAL)
• Khawatir, cemas, ketakutan, kaku.• Pemalu, segan.• Menarik diri, terasing, tak berteman, rasa tertekan,
sedih, terganggu, rendah diri, dingin, malu, kurang percaya diri, mudah bimbang, sering menagis, pendiam, suka berahasia.
Kurang Dewasa(IMMATURITY)
• Tak mampu memperhatikan lama.• Pelamun, kaku, kordinasinya menyedihkan,
berangan-angan.• Pasif, mudah dipengaruhi.• Pengantuk, pembosan, kotor.
Agresif Bersosialisasi(SOCIALIZED AGGRESSION)
• Mempunyai kompeten jahat.• Mencuri bersama kelompoknya.• Loyal terhadap teman nakal.• Berkelompok dengan geng.• Suka diluar rumah sampai larut malam, bolos
sekolah, minggat dari rumah
Sumber : Hallahan & Kauffman (1986) : 154.
Prevalensi Ialah suatu perkiraan atau ramalan mengenai
meratanya jumlah anak tunalaras berdasarkan penelitian para ahli tingkah laku disuatu tempat, pada suatu waktu tertentu.
Prevalensi itu tidak sama, karena devinisi mengenai tingkah laku yang bermasalah masih belum ada yang baku
Di Indonesia belum ada data yang pasti tentang
meratanya jumlah anak tunalaras
Data dari Direktorat Jendral pendidikan Dasar dan
Menengah Departem Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Tahu 1993/ 1994 menyatakan :
anak tunalaras yang tertampung pada 13 sekolah luar
biasa tunalaras (SLB-E) se Indonesia baru 508 orang
Dengan demikian masih banyak anak tunalaras yang
belum terjaring di Indonesia
Secara garis besar, perilaku yang termasuk tunalaras yaitu =1. Perilaku penyimpangan berakibat
merugikan/mengganggu/menyakiti orang lain.2. Frekuensi maupun kualitas penyimpangan tersebut melebihi
anak nakal pada umumnya Ada tiga tingkatan tunalaras =
1. Ringan, yaitu jika anak melakukan penyimpangan kalau ada sitimulus, jika tidak ada stimulus maka perilaku anak tidak terlihat/muncul. Responnya melebihi dari respon anak pd umumnya. Misalnya memukul, menendang dsb.
2. Sedang, yaitu perilaku penyimpangan terjadi jika ada ataupun tidak ada stimulus dan terjadinya kadang-kadang
3. Berat, yaitu perilaku penyimpangan terjadi jika ada ataupun tidak ada stimulus dan selalu terjadi penyimpangan perilaku
KESIMPULAN
Jenis perilaku anak tunalaras yaitu =1. Mengganggu secara fisik (memukul, menendang, mencubit,
meludahi dll)2. Berkata-kata yang menyakitkan (mencibir, mengolok-olok, dsb)3. Perilaku menyimpang lainnya (contohnya suka mencuri/
kleptomania) Indikasi ketunalarasan =
1. Keterbelakangan mental, autis, dan hiperaktif tidak selalu merupakan penyimpangan perilaku yang mengarah kepada ketunalarasan.
2. Ketiga kelainan tersebut memang bisa berdampak perilakunya mengarah kepada tunalaras. Hal ini bisa terjadi akibat dari perlakuan lingkungan yang tidak baik dan terus menerus sehingga anak merasa tidak nyaman yang mengakibatkan anak melakukan perlawanan. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka anak akan bisa menjadi agresif yang negatif.
Lanjutan………KESIMPULAN
TERIMA KASIH