konsep dasar sig data yang merepresentasikan dunia...

64
1. Konsep Dasar SIG Data yang merepresentasikan dunia nyata (real world) dapat disimpan, dimanipulasi, diproses, dan direpresentasikan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan layer- layer tematik yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi. Hasilnya dipergunakan untuk pemecahan banyak masalah-masalah dunia nyata seperti dalam perencanaan dan pengambilan keputusan menyangkut data kebumian. 2. Pengertian Sistem Informasi Geografis Merupakan suatu system informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang mempunyai referensi geografis atau lazim disebut data geospatial, yang berfungsi sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainya. ESRI (Environment System Research Institute), 1990, mendefinisikan SIG sebagai suatu system yang terorganisir dan terdiri atas perangkat keras computer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi. 3. Subsistem SIG Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, maka SIG dapat diuraikan dalam beberapa sub-sistem, yaitu: a. Input Merupakan tahap persiapan dan pengumpulan data spasial, dan attribute dari berbagai sumber. Dalam tahap ini juga dilakukan konversi data analog ke format digital yang sesuai. b. Manipulasi Penyesuaian terhadap data masukkan untuk proses lebih lanjut, misalnya : penyamaan skala, pengubahan system proyeksi, generalisasi dan sebagainya. c. Manajemen Data Menggunakan Database Management System (DBMS), untuk membantu menyimpan, mengorganisasi, dan mengolah data.

Upload: vuongtu

Post on 16-Mar-2018

249 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1. Konsep Dasar SIG

Data yang merepresentasikan dunia nyata (real world) dapat disimpan, dimanipulasi,

diproses, dan direpresentasikan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan layer-

layer tematik yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi.

Hasilnya dipergunakan untuk pemecahan banyak masalah-masalah dunia nyata

seperti dalam perencanaan dan pengambilan keputusan menyangkut data kebumian.

2. Pengertian Sistem Informasi Geografis

Merupakan suatu system informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,

memanggil kembali, mengolah, menganalisa, dan menghasilkan data yang

mempunyai referensi geografis atau lazim disebut data geospatial, yang berfungsi

sebagai pendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan

penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan

pelayanan umum lainya.

ESRI (Environment System Research Institute), 1990, mendefinisikan SIG sebagai

suatu system yang terorganisir dan terdiri atas perangkat keras computer, perangkat

lunak, data geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,

menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua

bentuk informasi yang bereferensi geografi.

3. Subsistem SIG

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, maka SIG dapat diuraikan dalam beberapa

sub-sistem, yaitu:

a. Input

Merupakan tahap persiapan dan pengumpulan data spasial, dan attribute dari

berbagai sumber. Dalam tahap ini juga dilakukan konversi data analog ke format

digital yang sesuai.

b. Manipulasi

Penyesuaian terhadap data masukkan untuk proses lebih lanjut, misalnya :

penyamaan skala, pengubahan system proyeksi, generalisasi dan sebagainya.

c. Manajemen Data

Menggunakan Database Management System (DBMS), untuk membantu

menyimpan, mengorganisasi, dan mengolah data.

d. Query

Penelusuran data menggunakan lebih dari satu layer, berfungsi untuk memberikan

informasi untuk analisis, dan memperoleh data yang diinginkan.

e. Analisis

Kemampuan untuk analisis data spasial untuk memperoleh informasi baru.

Dengan permbuatan model scenario “What if”. Salah satu fasilitas analisis yang

banyak digunakan adalah analisis tumpang susun peta (overlay).

f. Visualisasi

Penyajian hasil berupa informasi baru atau basis data yang ada baik dalam bentuk

softcopy maupun dalam bentuk Hardcopy seperti dalam bentuk : pete, table,

grafik, dan lain-lain.

4. Komponen SIG

SIG merupakan suatu system computer yang terintegrasi di tingkat fungsional dan

jaringan. Komponen SIG terdiri dari :

a. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras untuk SIG meliputi perangkat keras yang bekerja sebagai :

pemasukan data, pemrosesan data, penyajian hasil, dan penyimpanan (storage).

b. Perangkat lunak

Software SIG harus memiliki spesifikasi sebagai :

- merupakan Database Management System (DBMS)

- fasilitas untuk input dan manipulasi data geografis

- fasilitas untuk query, analisis, dan visualisasi.

- Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas

yang ada.

c. Data

Data SIG atau disebut data geospatial dibedakan menjadi data grafis (geometris)

dan data attribute (data tematik). Data grafis mempunyai tiga elemen : titik

(node), garis(arc), dan luasan/ area(polygon), dalam bentuk vector ataupun raster

yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah. 7(tujuh)

fenomena geografis yang dapat diwakili dalam bentuk titik, garis, dan polygon/

area, yaitu:

- data kenampakan (feture data)

- unit area(area unit)

- jaringan topologi

- catatan sampel

- data permukaan bumi

- label/ teks pada data

- symbol data

d. Sumberdaya Manusia

Tekhnologi SIG menjadi sangat terbatas kemampuanya jika tidak ada sumberdaya

yang mengelola system dan mengembangkan untuk aplikasi yang sesuai.

Pengguna dan pembuat system harus saling bekerja sama untuk mengembangkan

tekhnologi SIG.

5. Tahapan pekerjaan SIG

Analisis data spasial dalam SIG berdasarkan tahapan yang dimulai dari desain

basisdata sampai pada tahapan out put yang menghasilkan suatu informasi baru hasil

penggunaan tekhnik manipulasi dan analisis SIG berdasarkan variable-variabel

masukan sesuai dengan metode yang telah ditentukan dan penelusuran kembali untuk

memperoleh informasi baru dari proses pengolahan data dan penyusunan basis data

SIG. tahapan pekerjaan SIG meliputi :

- desain database

- input data spasial

- memperbaiki/ editing dan membuat topologi

- input data attribute

- memanage dan memanipulasi data

- analisis data

- penyajian hasil analisis.

6. Analisis data spasial SIG

Analisis SIG dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi analisis spasial dan attribute

yang dilakukan, serta kemampuan memberi jawaban-jawabanatau solusi yang

diberikan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

a. Kemampuan menjawab pertanyaan konseptual

SIG diharapkan mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut :

- What is at…? (pertanyaan lokasional; apa yang terdapat pada lokasi tertentu)

- Where is it…? (pertanyaan kondisional; lokasi apa yang mendukung untuk

kondisi/ fenomena tertentu)

- How has it changed…? (pertanyaan kecenderungan; mengidentifikasi

kecenderungan atau peristiwa apa yang terjadi)

- What is the pattern…? (pertanyaan hubungan; menganalisa hubungan

keruangan antar objek dalam kenampakan geografis)

- What if…? (pertanyaan berbasiskan model; kecocokan lahan, resiko terhadap

bencana, dllberdasarkan pada model)

- Which is the best way…? (pertanyaan route optimum)

b. Kemampuan fungsi analisis

Fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan secara umum terdapat 2 jenis fungsi

analisis, yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis attribute (basis data

attribute).

Fungsi analisis spasial meliputi :

- pemanggilan data

- generalisasi

- abstraksi

- manipulasi koordinat

- buffer

- overlay dan dissolve

- pengukuran (measurement)

- grid

- model medan digital (digital elevation model)

Fungsi analisis attribute mencakup :

- membuat basis data baru

- menghapus basis data

- membuat table basis data

- menghapus table basis data

- mengisi dan menyisipkan data (record) kedalam table (insert)

- membaca dan mencari data (field atau record) dari table basis data

(retrieve)

- mengubah dan mengedit dat yang terdapat di dalam table basis data (up-

date, edit)

- menghapus data dari table (pack)

Fungsi aplikasi

Terdapat 4 kemampuan aplikasi penginderaan jauh dan system informasi

geografis, yaitu:

- Pengukuran (measurement)

- Pemetaan (mapping)

- Pemantauan (monitoring)

- Pembuatan Model (modeling)

Data Penginderaan Jauh Peta/ Data Sekunder : Topografi, Geologi, Tanah, dll.

Survey Lapangan

Editing, Transformasi

Pengolahan Citra Manual/ digital

Informasi Mutakhir

Pengukuran

Informasi Sekunder

Integrasi SIG

Pemantauan, Monitoring

Pemetaan, Zonasi

Pembuatan Model

Evaluasi Prediksi Matriks

Perubahan

Digitasi

1. Konsep Digitasi

Digitasi merupakan usaha untuk menggambarkan kondisi bumi kedalam sebuah

bidang datar dalam computer. Atau dapat disebut sebagai pengubahan data peta

hardcopy menjadi softcopy. Sumber data peta untuk digitasi dibagi menjadi beberapa

bagian, antara lain sebagai berikut:

- Data Image Raster

a. Peta Analog (Hard Data)

Adalah sumber data peta yang digunakan untuk digitasi secara manual

menggunakan alat tambahan yaitu meja digitasi. Contoh data ini adalah: atlas

atau peta (bentuk kertas).

Gambar 1.1 Contoh Meja Digitasi

b. Image Remote Sensing (Soft Data) adalah data yang didapat dari pencitraan

jarak jauh seperti citraan satelit dan Citraan Udara.

c. Image Scanning (Soft Data)adalah data Scan/ Cetak berbentuk file raster dari

Atlas atau peta analog lainnya.

Syarat-syarat memilih data Image Raster

a. Memiliki Koordinat Acuan yang Jelas dan akurat

b. Memiliki Skala

c. Memililiki Bagian dan Batas (Boundary) jelas

d. Arah Utara yang Jelas.

- Data Tabular

a. Manual Tabel

Adalah data tabular yang memiliki instrument koordinat yang dapat

digunakan sebagai acuan pembentukan image vector (object/feature). Sebagai

contoh table yang memiiliki instrument koordinat X dan Y seperti dibawah ini

ID KoorX KoorY Nama … 1 110.95262523 -7.54685445 Kricak … 2 110.65845454 -7.98654545 Tegal Rejo … … … … … …

b. GPS

Data yang berasal dari pengambilan data dari GPS. Setiap GPS memiliki

karakteristik dalam pengambilan ddata dan penampilan data kedalam

computer.

- Data hasil pengukuran lapangan.

Contoh data hasil pengukuran lapang adalah data batas administrasi, batas

kepemilikan lahan, batas persil, batas hak pengusahaan hutan, dsb, yang

dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini

merupakan sumber data atribut.

Konsep dasar lainnya yang perlu diperhatikan dalam melakukan digitasi adalah

Mengenal Koordinat, Map Projection.

Koordinat adalah satuan untuk menentukan titik lokasi suatu objek/keadaan dalam

bumi. Terdapat 3 satuan utama koordinat yang sering digunakan dalam peta, yaitu:

- Decimal Degree (DD), merupakan satuan umum dalam peta.

- Degree Minute Second(DMS), merupakan satuan koordinat yang untuk

menempatkan daerah menggunakan perbedaan waktu, bahkan dignakan untuk

menentukan perbedaan waktu dari suatu daerah dengan daerah lain.

- Universal Tranvers Mercator, Merupakan satuan koordinat berdasarkan satuan

jarak dan berhubungan dengan proyeksi yang digunakan, yaitu konversi UTM.

Map Projection adalah suatu cara dalam usaha menyajikan dari suatu bentuk yang

mempunyai 3 dimensi (Bola) ke dimensi datar.

Berikut adalah beberapa istilah lainnya:

Koordinat geografi:

Pernyataan Koordinat Spheroid Bumi (3D) dengan Komponen :

• Bujur (Longitude), dimana Bujur 0º terletak di GREENWICH di negara Inggris

(sekitar kota London) dihitung ke barat (BUJUR Barat) dan ke timur (BUJUR

Timur)

• Lintang (Latitude), dimana diawali pada Lintang 0º yang merupakan lingkaran

Equator dihitung ke Utara (Lintang Utara) dan ke Selatan (Lintang Selatan) Posisi

Geografi adalah titik potong garis Bujur dan Lintang yang melalui titik tersebut.

Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator), Sistim Proyeksi Orthometrik

dengan satuan panjang ( m ) berdasar bidang SILINDER (Mercator), bersifat

KONFORM, kedudukan bidang Proyeksi TRANVERSAL (Melintang),

menggunakan ZONE (Universal) dengan interval 6º meridian dikenalkan oleh

Mercator.

Koordinat UTM, Koordinat Orthometrik 2 Dimensi, dengan Titik Acuan N =

10,000,000 m dan E = 500,000 m terletak di Pusat Proyeksi (Perpotongan Meridian

Central/Tengah Zone dengan Equator). Arah Utara grid sejajar Proyeksi MC

ZONE, Merupakan Juring Elipsoid dengan batasan 6º diawali di Bujur 180º dengan

arah Timur (Zone 1) sampai dengan Zone 60. Artinya berawal di Bujur 190º ketimur

(Bujur Timur) melalui Bujur 0º di Greenwich (Zone 30) berakhir di Bujur 180 Timur

(Zone 60) GARIS BUJUR (Longitude Line) / Grs Meridian. Proyeksi potongan satu

bidang dengan elipsoid melalui dua kutubnya yang merupakan garis di permukaan

Elipsoid Bumi membujur dari Kutub Utara ke Kutub Selatan. Dihitung dari Bujur 0º

Greenwich 180º kearah Timur dan 180º kearah Barat

Garis Lintang (Latitude), Garis potong antara bidang datar dengan Elipsoid yang

memotong melintang tegak lurus sumbu Elipsoid Bumi berupa garis di permukaan

Elipsoid diawali Lintang 0º di Equator menuju Kutub Utara ( Lintang Utara) dan

Selatan ( Lintang Selatan) secara berjajar.

Tedapat beberapa konversi data yang mungkin dilakukan ketika digitasi diantaranya

melakukan konversi koordinat.

Untuk konversi koordinat ada beberapa konversi yang dapat dilakukan dengan mudah

yaitu konversi koordinat DMS ke DD dan sebaliknya

Konversi data DMS ke DD

Contoh : DMS=1100 36’ 45 “ � Konversi ke DD

D=110, M=36, S=45 maka

= 3600601

SMD ++ �3600

45

60

36

1

110 ++

=110 + 0.6 + 0.0125

DD = 110.6125 0

Konversi data DD ke DMS

Contoh: DD = 110.6125 0 � konversi ke DMS

110 � Degree

Menghitung Minute(M)

= 0.6125* 60

=36.75 � maka nilai bulat masukkan sebagai M

M =36’

Menghitung Second(S)

= M/60 � 36/60 = 0.6

= 0.6125- 0.60

= 0.0125 *3600

= 45� maka nilai bulat masukkan sebagai S

M =45”

Jadi DMS=1100 36’ 45 “

Rumus: 3600601

SMD ++

2. Langkah Digitasi

Siapkan File data yang diperlukan, dalam hal ini adalah gambar raster peta Jogja, dan

file pendukung lainnya.

Berikut daftar file yang diperlukan:

- Image Raster : Peta Jogja.Jpg

- Data Tabular : XY.dbf

- Extenstion Image: JPEG (JFIF) Image Support

- Extenstion registrasi: Geoteknika Indonesia/Geoteknika.avx

Langkahnya:

- Permulaan

Jalankan Arcview 3.3 dan buka jendela view yang akan digunakan sebagai tempat

digitasi.

- Tambahkan Extensions

Yang ibutuhkan, yaitu JPEG (JFIF) Image Support, Geoteknika Indonesia.

Caranya Pilih Menu File�Extensions… maka akan muncul window dialog

Extensions, kemudian cari ekstensi yang dimaksud. Centang kedua extensions

dan tekan OK untuk mengakhiri.

- Tambahkan Theme Image Raster.

Menu View � Add theme

Cari direktori file yang dituju, dan pastikan data soure type adalah Image Data

Source. Kemudian tekan OK. Seperti pada gambar berikut:

- Registrasi

Tampilkan dan posisikan Theme sedemikian rupa sehingga menghasilkan 1

daerah dimana terdapat 1 kotak koordinat. Kemudian pilih tool Geoferenceing

Peta Scan. Maka akan muncul kotak dialog berikut:

Data Source Type

Titik Daerah yang 2 titik pembentuk garis diagonal dari koordinat paling kiri atas

dengan koordinat paling kanan bawah.

Untuk titik pertama kali akan mendapatkan kotak dialog seperti berikut:

Kemudian untuk titik selanjutnya akan muncul kotak dialog seperti berikut:

Data Source Type

Batas koordinat

Titik Koordinat

Koordinat koordinat

Tekan yes untuk mengakhiri penentuan koordinat, Masukkan koordinat-koodinat

menjadi seperti berikut:

Untuk mengakhiri tekan OK. 1Jika benar maka akan muncul tampilan berikut

Maka dapat melakukan Digitasi.

- Digitasi

Digitasi Point

Langkahnya:

a. Tambahkan Theme Baru

Menu View � New Theme

Pada New Theme window pilih Featuer Type adalah Point, Kemudian tekan

OK.

1 Jika Salah kemungkinan kesalahan mengisian data atau tanda decimal menggunakan titik atau koma. (sesuaikan dengan seting komputer

b. Kemudian atur tempat file dan nama file bentukannya, Kemudian tekan OK.

c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Point Draw, dan lakukan digitasi sesuai

titik-titik yang ada dalam Peta. Seperti berikut:

Tool Draw (Point Draw)

Theme Baru

Feature Hasil Digitasi

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan

theme hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing.

Digitasi Garis

Langkahnya:

Lakukan a dan b seperti pada bagian digitasi Point, hanya saja pada pemilihan

feature type pilih tipe Line.

c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Line Draw, dan lakukan digitasi sesuai garis

pembentuk jalan yang ada dalam Peta2. Seperti berikut:

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan

theme hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing.

2 Digitasi Line perlu diperhatikan

- Satu pembentukan garis untuk satu nama jalan - Untuk Percabangan diperlukan satu node penghubung.

Tool Draw (Line Draw)

Theme Baru

Node Penghubung

Digitasi Poligon

Langkahnya:

Lakukan a dan b seperti pada bagian digitasi Point, hanya saja pada pemilihan

feature type pilih tipe Polygon.

c. Kemudian Pilih Tool Draw untuk Polygon Draw, dan siap melakukan digitasi

sesuai batas pembentuk kecamatan yang ada dalam Peta. Seperti berikut:

Ada 2 cara pembentukan peta seperti pada peta di atas, yaitu :

1. Dari Khusus ke Umum

Caranya:

Pilih dan gambarlah dengan polygon tool daerah yang dianggap paling

kecil, missal desa seperti gambar.

Kemudian ubahlah tool polygon menjadi tool Draw Line To Append

Polygon. Kemudian dari perbatasan daerah feature polygon pertama

telusuri perbatasan daerah kedua sampai perbatasan daerah kedua dan

pertama kemudian untuk mengakhiri lakukan double klik.

Seperti pada gambar berikutnya.

Polygon Draw

Theme Baru

Hasil Digitasi

Titik Pertama perbatasan kedua Featuer

Titik Kedua perbatasan kedua Featuer

Tool Draw Line To Append Polygon

2. Dari Umum ke Khusus

Caranya:

Pilih dan gambarlah dengan polygon tool daerah yang dianggap paling

besar, missal Kecamatan seperti gambar.

Kemudian ubahlah tool polygon menjadi tool Draw Line To Split

Polygon. Kemudian dari satu kecamatan cari perbatasan antar desa dan

cari perbatsan awal pembantukan terdiri dari perbatasan paling luar

kemudian terlusuri perbatasan tersebut sampai selesai dan kemudian

untuk mengakhiri lakukan double klik.

Seperti pada gambar berikutnya.

Hasil Akhir Pembentukan Feature Kedua

Daerah Besar

Titik Pertama perbatasan kedua Featuer

Titik Kedua perbatasan kedua Featuer

Perbatasan Kedua desa

Tool Draw Line To Split Polygon

d. Setelah Semua selesai terdigitasi lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan

theme hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing.

3. Langkah Editing Digitasi

- Editing Theme Point

1. Memindah posisi titik

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme point yang ada kemudian

pilih menu Theme � Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan Drag

and Drop.

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

Hasil Akhir Pembentukan Feature Kedua

2. Menghapus Titik

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme point yang ada kemudian

pilih menu Theme � Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature titik yang ingin. Kemudian tekan

tombol Delete atau pilih Menu Edit � Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

- Editing Theme Line

1. Memindah posisi titik pembentukan garis (Node)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme line yang ada kemudian

pilih menu Theme � Start Editing

2) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan

Drag and Drop pada bagian node yang ingin dirubah.

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

2. Menghapus Garis

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian

pilih menu Theme � Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature garis yang ingin. Kemudian

tekan tombol Delete atau pilih Menu Edit � Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

3. Menyambung 2 garis (3Snap)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian

pilih menu Theme � Start Editing

2) Klik Kanan Dengan ditahan, akan muncul pop up dan pilih Enable

General Snapping.

3 Snap dapat dilakukan bersamaan ketika digitasi ataupun ketika Editing.

3) Pilih tool Snap, kemudian buatlah lingkaran secukupnya dengan cara drag

and drop pada view.

4) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian Pilih Feature garis yang ingin pilih ujung

garis yang ingin disatukan dengan Garis lainnya dan lakukan Drag and

drop sampai lingkaran bersinggungan dengan garis yang lain.

5) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

4. Gabungkan 2 garis (Combine)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme garis yang ada kemudian

pilih menu Theme � Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih 2 atau lebih Feature garis yang ingin

digabungkan

3) Pilih Menu Edit � Combine

4) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

- Editing Theme polygon

1. Memindah posisi titik pembentukan polygon (Node)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada

kemudian pilih menu Theme � Start Editing

Node yang ingin digabungkan

Lingkaran Snap yang berhimpitan dengan Line lain

Tool Snap

2) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian lakukan pergeseran dengan melakukan

Drag and Drop pada bagian node yang ingin dirubah.

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

2. Menghapus polygon

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada

kemudian pilih menu Theme � Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih Feature polygon yang ingin. Kemudian

tekan tombol Delete atau pilih Menu Edit � Delete Features

3) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

3. Menyambung 2 node polygon (Snap)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada

kemudian pilih menu Theme � Start Editing

2) Klik Kanan Dengan ditahan, akan muncul pop up dan pilih Enable

General Snapping.

3) Pilih tool Snap, kemudian buatlah lingkaran secukupnya dengan cara drag

and drop pada view.

4) Pilih Tool Vertex Edit, kemudian Pilih Feature polygon yang ingin pilih

ujung garis yang ingin disatukan dengan polygon lainnya dan lakukan

Drag and drop sampai lingkaran bersinggungan dengan polygon yang lain.

5) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

Node yang ingin digabungkan

Lingkaran Snap yang berhimpitan dengan polygon lain

Tool Snap

4. Gabungkan 2 polygon (Combine)

1) Aktifkan status Editing dengan cara pilih theme polygon yang ada

kemudian pilih menu Theme � Start Editing

2) Pilih Tool Select, kemudian Pilih 2 atau lebih Feature polygon yang ingin

digabungkan

3) Pilih Menu Edit � Combine

4) Untuk Mengakhiri lakukan penyimpanan dan me-non aktif-kan theme

hasil digitasi. Pilih menu Theme � Stop Editing

Tabulasi

1. Konsep tabulasi

Data tabular adalah informasi yang disediakan oleh Arcview berupa data berbasis

kolom dan baris, baik pendukung informasi gambar yang tersedia.

Konsep table yang dimiliki oleh arcview terbagi menjadi beberapa istilah:

- Table � Window tempat data tabular di oleh

- Field � nama lain dari Colom tabel

- Record � nama lain dari reow atau baris data tabel

- Vtab � tabel asli yang berisikan data tabular normal

- Ftab � tabel asli yang berisikan data tabular normal yang memiliki hubungan

dengan theme pada View

- Bitmap � Feature atau baris tabel yang terseleksi

2. Membuka Table

3. Aktifkan Project, kemudian pilih icon table.

4. Pilih tombol Add

5. Lakukan pencarian file yang diinginkan, kemudian tekan OK.

Gambar Project

Gambar Direktori Add Table

Icon Table

Tombol Add

Table yang diload

6. Membuat Tabel baru

- Aktifkan Project, kemudian pilih icon table.

- Double klik Icon tersebut atau Pilih tombol New

- Lakukan peletakan file dan pemberian nama yang diinginkan, kemudian tekan

OK.

Tombol New

7. Menambahkan Field

Pilim Menu Edit � Add Field

Ini field Definiton yang berisikan Name untuk nama kolom, Type untuk tipe data

yang terdiri dari Number untuk angka decimal dan bulat, String untuk semua karakter

baik angkan dan huruf bahkan tanda khusus, Boolean untuk kerentua 2 jenis

(True/Fasle, Yes/No, dll), Date untuk tipe tanggal. Width unhtuk jumlah karakter

yang bias tertampung. Decimal Place untuk pemberian jumlah angka dibelakang

koma.

8. Menambah Record

Pilih Menu Edit � add Record atau CTRL + A

9. Menghapus Field

Pilih Field yang ingin dihapus dengan memilih header bertuliskan nama komom,

kemudian Pilih Menu Edit � Delete Fields

10. Menghapus Record

Buatlah Bitmap dengan cara memilih 1 atau lebih reacod yang ingin dihapus,

menggunakan tool select, kemudian tekan delele atau pilim menu Edit � Delete

Record.

11. Mengisi Record

Aktif kan Tool Edit, kemudian pilih recod yang ingin disi

12. Membuka dan mengatur table theme (Ftab)

Aktifkan View, kemudian pilih theme yang ingin ditampilkan tablenya.

Kemudian pilih menu theme � Table

Maka akan muncul table bereferensi theme dengan cirri nama table bernama

Attributes of ….(nama Theme yang bersangkutan)4

4 Untuk melakukan penghapusan field dan record serta penambahan field dapat

dilakukan dengan cara seperti di atas.untuk penambahan record harus melakukan

digitasi pada theme yang bersangkutan.

Select Tool

Record Terisi

Edit Tool

13. Membuka Table dari database Eksternal (MS Access)5

Pastikan File yang dimaksud telah tersedia (missal: Db.mdf),

Aktifkan Project Kemudian pilih menu Project � SQL Connect.

Kemudian Pilih Connection : Ms Acces Database

Kemudian tekan tombol Connect dan Cari File yang dimaksud.

Kemudian pilih table yang diinginkan dengan cara mendouble klik table ayng

diinginkan, kemudian pilih colom yang diinginkan pula. Kemudian beri nama seperti

pad gambar berikut: kemudian Tekan Query.

5 Dapat juga untuk database yang lain seperti Ms Sql Server dan MY SQL

14. Membuat Theme Menggunakan data tabular

Pastikan File yang dimaksud telah tersedia (misal: xy.dbf)6

Tambahkan table xy.dbf ke dalam arcview7

Aktifkan View kemudian pilih menu View � Add Event Theme

Pilih table yang diperlukan kemudian atur posisi seperti pada gambar. Kemudian

tekan OK.

6 Tabel yang memiliki komponen koordinat missal komponen x (absis) dan y (rdinat) 7 Lihat materi buka table

Hasil Generasi shapefile meggunakan data tabular.

Titik Hasil

GeoProcessing

GeoProsessing merupakan fasilitas yang paling sering digunakan dalam mengolah data

spasial. Melalui geoprosessing kita dapat membuat data baru melalui manipulasi theme

pada view.

Langkah mengaktifkan geoprosessing:

1. Dari menu File pilih Extentions

2. Pada Avialable Extentions, aktifkan kolom geoprosesing dengan mengklik kotak

cek yang ada di depannya.

3. Untuk menjalankannya dari menu View dan GeoProsessing Wizard.

A. Memotong theme dengan Theme Lain

Fasilitas ini digunakan untuk memotong theme menjadi bagian/daerah kecil sesuai

dengan kebutuhan.

(a) (b)

Gambar 1. (a) form dialog Extentions, (b) Tempat Geoprosessing berada.

Misal dalam suatu daerah kita hanya memerlukan beberapa daerah saja maka kita

dapat memotong daerah yang kita inginkan saja dengan memotong menggunakan

theme daerah yang ada.

Contoh langkah menggunakan Geoprosessing Wizard

1. Pilih theme yang ingin dipotong. Pilih theme pemotong.

2. Aktifkkan theme yang akan dipotong dalam contoh adalah theme ler_ks.shp dan

theme pemotong (batas_ks.shp)

3. Dari menu view pilih geoprosessing maka akan muncul kota dialog sebagai

berikut:

Gambar 2 kotak dialog Geoprosessing

4. Pilih option ketiga “Clip one theme bases on another” kemudian tekan tombol

Next>>.

5. Kotak dialog berikutnya pada pilihan pertama pilih theme yang akan dipotong,

dan pada pilihan kedua pilih theme pemotongnya. Dan pada pilihan ketiga pilih

letak file hasil potongan, misal di d:\karya\shp\clip1.shp.

Gambar 3. kotak dialog selecting theme

6. Tekan tombol Finish dan tunggu sampai theme tambahan muncul dalam view

Gambar 4. hasil pemotongan (clipping)

Note:

- data atribut hasil pemotongan memiiki struktur yang sama dengan them yang

dipotong.

- Theme yang dipotong dapat digunakan sebagai pemotong.

- Jika terjadi error, disarankan jangan menyimpan hasil potongan/clipping di

direktori Temp.

B. Interseksi

Pada clipping theme hasil hanya memiliki data atribut theme yang dipotong(sumber)

namun pada interseksi data atribut kedua theme akan disertakan.

Biasanya para pengguna Arcview menggunakan fasilitas ini untuk overlay dua peta

atau lebih dengan batas daerah yang sama. Apabila ingin melakukan overlay 3 peta

atau lebih maka proses interseksi harus diulang.

Contoh: menggabungkan 2 theme yaitu theme ler_ks.shp dan theme hujan.shp untuk

membuat theme erosi.shp

Gambar 5 theme lereng theme interseksi pertama

Dengan criteria erosi menggunakan total skor yang didapat dari 2 kali skor lereng

ditambah 1 kali skor hujan. Maka rumusnya:

Total skor = (2 * skor lereng) + (skor hujan)

Langkah-langkahnya:

1. Aktifkan kedua theme yang akan diinterseksi.

Gambar 6 theme curah hujan theme interseksi

2. Dari menu view pilih Geoprosessing Wizard, dan pilih bagian intersect two

theme. Dan pilih Next.

Gambar 7 kotak dialog Geoprosessing pilihan intersect

3. Pilihan pertama untuk theme yang akan di interseksi dengan catatan bila ingin

menginterseksi 2 theme yang berbeda batas luarnya maka digunakan theme yang

batas luarnya lebih luas apabila sama maka pemilihan theme dapat secara bebas.

Pilihan kedua untuk theme overlay. Dan pilihan ketiga untuk menyimpan hasil

overlay. Kemudian tekan Finish.

4. maka akan menghasilkan data sebagai berikut: Gambar 9 kotak dialog Geoprosessing pilihan

Gambar 10 Theme hasil Intersect

Langkah-langkah mengelola data atribut hasil interseksi:

1. Aktifkan tabel hasil proses interseksi.

2. Tambahkan 2 field, masing-masing dengan nama tot_skor dengan tipe number

dengan lebar 3 desimal 0 dan kt_erosi tipe string, lebar 10.

3. tandai field tot_skor, kemudian dari menu Field Calculate. Lengkapi kotak dialog

Field Calculator dengan rumus:

(2 * [Klas_ler] )+ [klas_sh]

Kemudian tekan tombol OK

4. Untuk melengkapi field Kt_erosi langkahnya adalah:

ad. 1 Gunakan query untuk menseleksi beberapa nilai

untuk nilai tot_skor <5

- Dari menu Table pilih Query dan pilih field [tot_skor] kemudian tekan

tombol < dan pilih pada value angka 5

- Tekan tombol new set untuk memilih record tot_skor yang kurang dari 5

Gambar 11 kotak dialog Query untuk memilih record field tot_skor<5

ad. 2 Pilih field kt_erosi dan Gunakan menu field � calculate dan Ketikan nilai

“Rendah”, maka nilai tersebut akan dimasukan pada field kt_erosi yang

terseleksi.

Gambar 11 kotak dialog Query untuk memilih record field tot_skor<5

ad. 3 ulangi proses 1-2 untuk memberikan nilai pada kondisi ( [tot_skor] > ) and

([tot_skor] <= 8 ) dengan nilai kt_erosi adalah “Sedang” dan ( [tot_skor] >

8 ) dengan nilai kt_erosi adalah “Tinggi”.

5. Maka data atribut adalah sebagai berikut:

Gambar 11 Table data atribut hasil intersek dan pengolahan

C. Penggabungan

1. Union Dua Theme

Prosedur sama seperti interseksi namun pada hasilnya union hanya

menggabungkan 2 theme tanpa melakukan interseksi.

2. Penggabungan berdasarkan data atribut (dissolve)

Jika diperhatikan pada pembuatan interseksi di atas terdapat garis pemisah yang

menggangu. Untuk menghilangkan garis tersebut kita dapat menggabungkan

objek dengan data atribut yang sama berdasarkan kesamaan nilai atribut. Dalam

contoh nilai pada kelas bahaya erosi., yaitu rendah, sedang, tinggi.

Langkah-langkahnya adalah:

a. aktifkan table attribute of interct1.shp, kemudian tambahkan 1 field

dengan nama luas_ha, tipe numeric, lebar 10, decimal 2.

b. Gunakan menu Field � Calculate untuk menghitung luas seperti gambar

berikut:

Catatan: angka 10000 untuk mengkonversi nilai dari m2 menjadi Ha.

Gambar 12 Kotak dialog Calculate untuk memberikan nilai luas.

c. Aktifkan View dan theme hasil interseksi. Gunakan menu View dan pilih

Geoprosesing Wizard. Dan pilih Dissolve Feature based on an attribute.

Kemudian klik tombol next.

Gambar 13 Kotak dialog Geoprosessing pemilihan theme dan field.

d. Pilih field tambahan yang akan disertakan dalam hasil dissolve. Untuk

mendapatkan luas masing-masing kelas bahaya. Pilih luas_ha by sum

Gambar 14 Kotak dialog Geoprosessing pemilihan field tambahan

e. Kemusian tekan tombol finish untuk mengakhiri proses dissolve, berikut

perbedaan antara theme sebelum dan sesudah dissolve

(a) (b)

Gambar 15. (a) Theme sebelum proses Dissolve, (b) Theme setelah proses Dissolve.

3. Menggabungkan Beberapa Theme

Juka kita ingin menggabungkan theme dengan menggunakan union atau interseksi

maka kita akan mendapatkan hasil yang field-field kedua theme akan

digabungkan dalam theme hasil, sedangkan pada penggabungan beberapa theme,

theme hasil akan memiliki gabungan record dari theme sumber.

Sebagai contoh:

Penggabungan 3 theme kecamatan kuta.

Langkah-langkahnya:

a. Aktifkan theme yang ingin digabungkan dalam contoh adalah theme

kecamatan utara(kec_ku.shp), kecamatan kuta(kec_kuta.shp) dan kecamatan

kuta selatan (kec_ks.shp)

b. Dari Menu view �geoprosessing wizard pilih Merger theme together.

Kemudian tekan tombol next.

(a) (b)

Gambar 16. ketiga theme yang akan digabungkan (a) Theme kecamatan kuta utara,

(b) Theme kecamatan kuta, (c) kecamatan kuta selatan.

(c)

Gambar 17 Kotak dialog Geoprosessing pemilihan Merge theme together

c. Pilih 3 theme yang sudah disiapkan pada kotak select at least tow theme to

merge; tenukan theme yang struktur tabelnya akan digunakan dalam pilihan

use field from misal kec_ku.shp. dan pilihan menyimpan hasil penggabungan.

Kemudian tekan finish

Gambar 18 Kotak dialog Geoprosessing pemilihan theme

d. Maka hasilnya akan sebagai berikut:

Gambar 19 Theme hasil penggabungan

4. Penggabungan data atribut berdasarkan lokasi objek

Proses ini sama seperti pada join spasial pada pembahasan table. Untuk

gambarannya lihat gambar berikut

Gambar 20 Geoprosesing gabungan data atribut

Fungsi tetangga

1. operasi ini merupakan operasi mengevaluasi ciri-ciri lingkungan tetangga yang

mengelilingi suatu lokasi yang spesifik. Contoh operasi tetangga yang khas adalah

mencari nilai curah hujan diantara beberapa pos penakar curah hujan, dimana di

daerah tersebut tidak memiliki pos curah hujan. Setiap fungsi tetangga

memerlukan paling sedikit tiga parameter utama yaitu satu target lokasi atau

lebih, spesifikasi lingkungan sekeliling target, dan fungsi yang akan diterapkan

pada unsur-unsur dalam lingkungan tersebut. Tipe yang paling umum dalam

operasi tetangga adalah fungsi pencarian, fungsi topografik dan fungsi interpolasi.

Gambar 24. contoh analisis yang dilakukan dengan fungsi interpolasi

Dalam aplikasinya lewat ArcView, fungsi ini memerlukan extensions Spasial

Analyst. Untuk mengaktifkannya pilih menu File � Extensions dan aktifkan

extensions Spasial Analyst

Setalah extensions ini aktif maka di baris-baris menu akan muncul dua menu baru

yaitu Analysis dan Surface. Menu-menu ini digunakan untuk menganalisis data-data

yang yang berentuk grid. Seperti saat user melakukan fungsi interpolasi. Adapun cara

melakukan fungsi interpolasi adalah sebagai berikut:

1. Buka data yang berbentuk point (titik)

2. saat data ini telah diaktifkan maka sub menu interpolate grid dari menu surface akan

aktif.

3. klik sub menu interpolate grid, maka akan muncul kotak dialog Output grid

specification

4. selanjutnya pilih output grid extent yang menunjukkan batas luar peta yang dihasilkan

nanti, misalnya sama seperti luas Pulau Bali. Selanjutnya tentukan panjang grid yang

dipakai sebagai hasil akhir. Jumlah grid per kolom dan baris akan disesuai dengan

panjang grid yang dipakai.

5. klik ok, maka akan muncul kotak dialog interpolate surface.

6. kotak dialog ini akan menuntun user agar bisa memilih metode interpolasi yang

dipakai dan kolom (field) tabel yang dipakai sebagai dasar analisis. Klik ok.

7. hasil yang didapat seperti gambar di bawah ini

Fungsi jaringan atau keterkaitan

Operasi keterkaitan yang paling jelas adalah penggunaan fungsi yang

mengakumulasikan nilai-nilai yang sedang dijelajahi. Ada beberapa contoh fungsi

keterkaitan antara lain:

a. Fungsi perkiraan (proximity)

Yang paling sering dipakai dalam fungsi ini adalah zona buffer. Zona bauffer

adalah suatu daerah yang mempunyai lebar tertentu yang digambarkan

disekeliling satu elemen atau lebih atau dibagian suatu kawasan yang mempunyai

jarak tertentu

Gambar 25. contoh analisis yang dihasilkan lewat zona buffer

Untuk mengaplikasikan fungsi ini, bisa dilakukan dengan

1. memilih menu Theme � create buffers

2. setalah itu akan muncul kotak dialog “create buffers”

Gambar 26. kotak dialog create buffer

3. dalam kotak dialog ini ada tiga pilihan sesuatu yang akan user analisis. Disini user

memlih sebauh theme, misalnya Pulau Bali. User akan membuat area dimana area

tersebut berjarak 2500 meter dari pantai

Gambar 27. kotak dialog create buffer dengan pemilihan area analisis

4. langkah selanjutnya klik next. Pada box at specified distance ketik 2500 dan pada unit

distance pilih meter. Klik next

Gambar 28. kotak dialog create buffer dengan pemilihan lokasi area analisis

5. kotak dialog berikutnya, user diperintahkan untuk memilih apakah membuat buffer di

dalam area, di dalam dan di luar area atau hanya di luar area saja. User memilih di

luar area saja, Klik finish

Gambar 29. contoh analisis buffering

Fungsi aliran atau fungsi penelusuran

Fungsi penelusuran mengarah kepencarian keluar secara bertahap dari lokasi awal

dengan aturan yang khusus, prosedurnya diulang sampai pergerakan selanjutnya akan

menghentikan keputusan yang telah ada. Sebagai contoh fungsi penelusuran dapat

diterapkan ke model elevasi digital untuk menelusuri ketinggian tempat dari tempat

terendah ke tempat tertinggi atau sebaliknya.

Gambar 30. contoh analisis yang menelusuri ketinggian tempat.

b. Fungsi intervisibilitas

Fungsi intervisibilitas, yang juga diberi istilah model pandangan samping. Fungsi

ini memakai data elevasi digital untuk mendefinisikan model topografi

disekelilingnya

c. Fungsi pandangan perspektif

Fungsi ini sangat bermanfaat untuk memperlihatkan kenampakan 3-dimensi pada

permukaan pada lansekap alami. Pada pandangan vertikal, kenampakan

cenderung didatarkan sedangkan pada pandangan perspektif kenampakan relief

dapat diperbesar untuk memperjelas kenampakan-kenampakan permukaan.

HotLink

Merupakan fitur yang diberikan arcview untuk membeikan informasi tambahan yang

tidak bisa dimasukan kedalam sebuah theme ataupun database berupa file teks, atau

gambar kejadian ataupun video.

Langkah-langkahnya dalah sebagai berikut:

1. Aktifkan view yang akan diberi hotlink, kemudian munculkan table atribut theme

tesebut melalui Theme� Table

2. kemudian tambahkan 1 field dengan nama linkFile dengan tipe string, lebar 255,

kemudian isikan direktori letak file-file yang akan di-hotlink-kan, sebagai contoh

di D:\peta\hotlink\xxx

xxx adalah nama file

3. setelah semau telah diisikan maka aktifkan view dan theme, darti menu theme

pilih properties kemudian cari menu hotlink

Gambar 21 kotak dialog Theme Properties untuk hotlink

4. pada kotak field masukkan field yang berisi direktori hotlink dalam hal ini field

linkFile. Pada predefine action kita pilih link to user script. Pada menu script klik

tombol load script kemudian akan muncul kotak dialog script manager.

5. jika kita sudah memiliki script maka kita tinggal mencari dalam barisan script jika

tidak kita tekan tombol new untuk membuat script baru. Dalam tutorial ini kita

belum memiliki script yang kita inginkan. Maka pilihan new untuk membuat

script baru. Kemudian tutup kotak dialog script manager.

Gambar 22 kotak dialog Script manager

6. Aktifkan script yang berada di project dan buka, kemudian tuliskan skrip berikut:

Gambar 23 project dan script

theVal = SELF ' see if the value of the field is not null if (not (theVal.IsNull)) then ' if the file listed in the field exists, then play the video if (File.Exists(theVal.AsFileName)) then ' use the path to the video player executable

System.Execute("c:\program files\windows media player\mplayer2.exe /play /close"++theVal)

else ' if the file doesn’t exist, tell the user MsgBox.Warning("File "+theVal+" not found.","Hot Link") end end

7. kemudian tutup script1 dan kembali ke view dan theme yang telah diberi hotlink.

Untuk melihat penggunaan hotlink kita pili tombol hotlink kemudian arahkan

pada daerah tau objek yang telah memiliki hotlink, sebagai contoh pada gambar

berikut pemilihan pada kab tabanan:

Gambar 24 hasil akhir hotlink

Grafik dan Laporan Grafik adalah bentuk keluaran yang dari arcview disamping peta.

A. Grafik

1. Membuat Grafik

Grafik dibuat berdasarkan pada data atribut maka untuk membuat grafik kita

harus mengaktifkan data atribut yang dibutuhkan dalam contoh berikut adalah

data atribut pada theme pro_bali.shp.

Langkah-langkahnya:

a. Pemilihan record yang akan ditampilkan pada grafik atau chart yang akan

dibuat. Pemilihan boleh seluruhnya atau secara selektif. dalam hal ini kita

pilih selectif yaitu kab. Jembrana, Gianyar, Denpasar, dan Bangli

Gambar 25 pemilihan record untuk chart

b. Pada posisi table sedang aktif, dari menu Table pilih Chart

c. Kemudian isikan nama dan pilihlah field yang akan dimasukan ke dalam

chart, sebagari contoh adalah 3 field yaitu field laki-laki, perempuan dan RT.

Gambar 26 chart properties

Kemudian pilih series atau legenda yang akan kita tampilkan, yaitu pada kotak

label series using kita pilih kabupaten. Kemudian tekan OK

Gambar 25 Hasil Chart

Layout

Hasil akhir dari suatu pekerjaan adalah output. Dalam sistem informasi geografi ada

berbagi macam hasil akhirnya. Bisa dalam bentuk peta hard copy ataupun soft copy, bisa

dalam bentuk tabel dan dalam bentuk grafik.

Proses pembuatan hasil akhir ini sering disebut dengan pembuatan layout. Umumnya

dalam bentuk peta. Adapun proses dalam pembuatan layout ini adalah sebagai berikut:

1. pilih menu view � layout

2. maka akan uncul kotak dialog bentuk-bentuk layout yang akan user hasilkan.

Misalkan kita memilih landscape

Gambar 31. kotak dialog bentuk-bentuk layout

3. hasil dari proses itu seperti pada gambar dibawah

Gambar 32. contoh hasil layout standar

peta tersebut merupakan hasil standar dari ArcView. User bisa mengeditnya

sesuai dengan keinginan user sendiri. misalkan user ungin menambah garis-garis

koordianat, maka user melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. aktifkan extensions graticules and measured grid dari menu File � extensions

2. makan akan muncul tool graticules and grids (). Klik tool tersebut

sehingga muncul kotak dialog graicule and grid wizard.

Gambar 32. kotak dialog pembuatan garis koordianat

3. pilih view yang akan ditampilkan grid koordinatnya, klik next

4. pada kotak dialog berikutnya pilih interval grid, bentuk grid (titik atau garis),

warna grid maupun bentuk tulisannya. Klik next atau preview

Gambar 33. contoh tampilan pemilihan interval kontur dan jenis garis dalam

5. setalah klik next, maka akan muncul kotak dialog yang menuntun user untuk

memilih bentuk garis luarnya. Klik preview kemudian klik finish

selain menambahkan garis koordinat, user juga bisa mengedit legenda-legenda

atau keterangan dari peta tersebut yang hasil akhirnya seperti pada gambar

dibawah ini

Gambar 34. contoh tampilan layout yang telah diedit

Untuk merubah hasil layout seperti gambar diatas, user bisa memanfaatkan menu,

button dan tool yang telah ada. Adapun menu, button dan tool yang sering dipakai

adalah:

(view frame) : untuk menampilkan view lain dalam layout misalnya untuk

menampilkan peta insert

(legend frame) : untuk menampilkan legenda/daftar isi (table of content)

theme yang aktif dari sebuah view bila legenda yang ada perlu tambahan

(scale bar frame) : untuk menampilkan skala peta dalam bentuk lain selain

bentuk skala yang berada dalam bentuk standar. Misalnya skala angka

(north arrow) : untuk menampilkan bentuk arah mata angin yang lain selain

bentuk standarnya

(chart frame) : untuk menampilkan grafik yang telah dibuat ke dalam layout

(table frame) : untuk menampilkan tabel yang aktif dalam sebuah layout

(picture frame) : untuk menampilkan gambar lain ke dalam sebuah layout,

misalnya logo UNUD

Gambar 35. contoh operasi picture frame

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan layout ini adalah bahwa semua

tampilan yang ada didalam layout bersifat berhubungan dengan data aslinya. Bila

data aslinya berubah, maka tampilan yang ada di layoutpun akan berubah. Bila

user menginginkan agar tampilan tersebut tidak berhubungan dengan data aslinya,

maka user bisa memisahkannya dari data asli tersebut. Caranya adalah pilih

tampilan yang akan di pisah kemudian pilih menu Graphics � simplify

Gambar 36. contoh arah mata angin sebelum pemisahan, saat pemisahan dan hasil

edit setelah pemisahan

Gambar 37. contoh legenda sebelum pemisahan, saat pemisahan dan hasil edit

setelah pemisahan

Gambar 38. contoh skala sebelum pemisahan, saat pemisahan dan hasil edit setelah

pemisahan

MODUL

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ST099

ALI MUSTOPA

STRATA 1

TEKNIK INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

“AMIKOM” YOGYAKARTA

Edisi Pertama

2009