konsep dasar pendidikan seumur hidup

19
MAKALAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan Oleh KELOMPOK 3 AYU ROSA WIDYASTUTI (120210301098) DELIANA ARISTANTIA (120210301067) NOVIA SENJA KURNIA (120210301037)

Upload: novia-senja

Post on 22-Jun-2015

7.417 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

MAKALAH

KONSEP DASAR PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan

Oleh

KELOMPOK 3

AYU ROSA WIDYASTUTI (120210301098)DELIANA ARISTANTIA (120210301067)NOVIA SENJA KURNIA (120210301037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER2012

Page 2: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

ISI

A.KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

Pendidikan adalah lembaga dan usaha membangun bangsa dan watak bangsa.

Pendidikan yang demikian mencakup ruang lingkup yang amat komprehensif, yakni

pendidikan kemampuan mental, pikir, kepribadian manusia seutuhnya. Konsep

pendidikan seumur hidup mulai di masyarakat melalui kebijaksanaan negara yang

menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional. Konsep pendidikan seumur hidup

merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus dari

bayi sampai meninggal dunia.

Sebuah sistem operasional pendidikan seumur hidup mencakup beberapa

komponen-komponen:

1.    Tujuan-tujuan pendidikan seumur hidup.

2.    Asumsi-asumsi yang mendasari pendidikan seumur hidup.

3.    Prinsip-prinsip pembimbing untuk pengembangan sistem pendidikan seumur hidup.

4.    Bentuk-bentuk belajar, yang terdiri atas pendidikan umum yang berlangsung secara

formal dan non formal dan pendidikan profesional yang berlangsung secara formal dan

non formal.

Azas pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa proses pendidikan

dapat berlangsung selama manusia hidup, baik di dalam  maupun di luar sekolah.

Asas pendidikan seumur hidup merumuskan bahwa proses pendidikan

merupakan suatu proses kontinu yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga

meninggal dunia. Menurut GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung

seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan

masyarakat sehingga pendidikan seumur hidup merupakan tanggung jawab keluarga,

masyarakat dan pemerintah.

Page 3: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

Pembahasan tentang konsep pendidikan seumur hidup ini akan diuraikan dalam

dua bagian yaitu ditinjau dari dasar teoritis/ religios dan dasar yuriditisnya.

1. 1. Dasar Teoritis/ Religious

Konsep pendidikan seumur hidup ini pada mulanya dikemukakan oleh filosof dan pendidik Amerika yang sangat terkenal yaitu John Dewey. Kemudian dipopulerkan oleh Paul Langrend melalui bukunya : An Introduction to Life Long Education. Menurut John Dewey, pendidikan itu menyatu dengan hidup. Oleh karena itu pendidikan terus berlangsung sepanjang hidup sehingga pendidikan itu tidak pernah berakhir.Konsep ppendidikan seumur hidup merumuskan suatu aas bahwa pendidikan adalah

suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. Konsep

ini sesuai dengan konsep islam seperti yang tercantum dalam hadis Nabi Muhammad

SAW., yang menganjurkan untuk belajar mulai dari buaian sampai ke liang kubur.

a. pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah

Di dalam UU Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan

Nasional Pasal 10 Ayat (1), pendidikan itu hanya dibagi dua, yaitu pendidikan sekolah

dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan luar sekolah dibagi pula yang dilembagakan

dan yang tidak dilembagakan.

Dalam konsep pendidikan seumur hidup pendidkan sekolah, pendidikan luar sekolah

yang dilembagakan, dan yang tidak dilembagakan ssaling mengisi dan saling

memperkuat.

Philip H. coombs mengklasifikasikan pendidikan ke dalam tiga bagian, yaitu

pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) pendidiakan

formal (pendidiakan sekolah) pendidikan non-formal (pendidikan luar sekolah yang

dilembagakan). Kata-kata “pendidikan luar sekolah yang tidak

dilembagakan”,”pendidikan sekolah”,dan “pendidiakan sekolah yang dilembagakan”

merupakan istilahyang digunakan dalam UU sistem Pendidika Nasional din atas.

1) pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan

pendidikan luar sekolah yang tdak dilembagakan adalah proses pendidikan yang

diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, pada

umumnyatidak teratur dan tidak sistematis, sejak seseorang lahir sampai mati, seperti di

Page 4: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau didalam pergaulan sehari-hari.

Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang, karena

dalam kebanyakan masyarakat pendidiakan luar sekolah yang tidak dilembagakan

berperan pentin g melalui keluaga, massyarakat dan pengusaha.

2) pendidikan sekolah

pendidika sekolah adalah pendidikan di sekolah, yang teratur, sistematis, mempunyai

jenjang dan yang dibagi melalui waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman

kanak-kanak smpai pergiruan tinggi.

Akan tetapi, saat ini sekolah bukan satu-satunya tempa bagi setiap orang untuk bekajar.

Namun, kita menyadari bahwa sekolah merupakan tempat dan periode yang sangat

strategis bagi pemerintah dan masyarakat untuk membina seseorsng untuk membina

dalam menghadapi masa depannya.

3) pendidikan luar sekolah yang dilembagakan

pendidikan luar seklah yang dilembagakan adalah semua bentuk pendidikan yang

diselenggarakan dengan sengaja, tertib, terarah dan berencana di luar kegiatan

persekolahan. Dalam hal ini, tenag pengajar, fasilitas, cara penyampaian, dan waktu

yang dipakai, serta komponen-komponen lainnya yang disesuaikan dengan keadaan

peserta, atau peserta didik supaya mendapatkan hasl yang memuaskan.

Pendidikan luar sekolah yang dilembagakan bersifat fungsional dan praktis, serta

pendekatannya lebih fleksibel. Calon peserta didik ( raw-input ) pendidikan luar sekolah

yang dilembagakan, yaitu :

I. penduduk usia sekolah yang tidak pernah mendapat keuntungan/kesepakatan

memasuki sekolah.

II. Orang dewasa yang tidak pernah bersekolah.

III. Peserta didik yang putus sekolah ( drop-out ), baik dari pendidiakn dasar, menengah

dan pendidikan tinggi.

IV. Peserta didk yang telah lulus satu system pendidikan sekoalh, tetapi tidak dapat

melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

V. Orang yang telah bekerja, tetapi ingin menambah keterampilan lain.

Di samping pendekatan yang fleksibel hendaknya dapat pula digunakan pendekatan

Page 5: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

yang luas dan terintegrasi, agar siapa saja dapat belajar lebih lanjut berdasarkan

keterampilan pertama yang telah mereka peroleh, serta mengisi segala kekurangan yang

menghambat usaha mereka ke arah hidup yang lebih baik. Dengan kata lain, pendidikan

luar sekolah yang di lembagakan dapat memperkuat pendidiakn luar sekolah yang tidak

dilembagakan.

2.   Dasar Yuridis

Konsep pendidikan seumur hidup di Indonesia mulai dimasyarakatkan melalui kebijakan negara yaitu melalui :

a.   Ketetapan MPR No. IV/MPR/1973 JO TAP. NO. IV/MPR/1978 tentang GBHN menetapkan prinsip-prinsip pembangungan nasional, antara lain :

-  pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (Arah Pembangunan Jangka Panjang)

-  Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam keluarga (rumah tangga), sekolah dan masyarakat. Karena itu, pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Bab IV GBHN Bagian Pendidikan).

b.   UU No. 2 Tahun 1989 Pasal 4 sebagai berikut :

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

c.   Di dalam UU Nomor 2 Tahun 1989, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan dalam Pasal 10 Ayat (1) yang berbunyi : “penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur, yaitu pendidikan luar sekolah dalam hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, sebagaimana dijelaskan pada ayat (4), yaitu : “pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan”.

Page 6: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

B. PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP DALAM BERBAGAI PERSEPEKTIF

Dasar pemikiran yang menyatakan bahwa long life education adalah sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tinjauan Ideologis

Pendidikan seumur hidup atau lifelong education akan memungkingkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sebab pada dasarnya semua manusia dilahirkan ke dunia mempunyai hak sama, khususnya untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan dan keterampilannya (skill).

2. Tinjauan Ekonomis

Melalui pendidikan, merupakan cara paling efektif untuk keluar dari suatu lingkaran yang menyeret kepada kebodohan dan kemelaratan. Pendidikan seumur hidup dalam konteks ini memungkingkan seseorang untuk :

1. Meningkatkan produktifitasnya2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber daya dimilikinya

3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih sehat dan menyenangkan

4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya secara tepat, sehingga pendidikan keluarga menjadi sangat penting dan besar artinya.

5. Tinjauan Sosiologis

Pada umumnya di negara-negara sedang berkembang ditemukan masih banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, banyak anak-anak mereka yang kurang mendapatkan pendidikan formal, putus sekolah atau tidak bersekolah sama sekali. Dengan demikian pendidikan seumur hidup kepada orang akan merupakan solusi dari masalah tersebut.

3. Tujuan Filosofis

Di negara demokrasi, menginginkan seluruh rakyat menyadari pentingnya hak memilih dan memahami fungsi pemerintah, DPR, MPR dan sebagainya.

4. Tinjauan Teknologis

Page 7: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda oleh eksplosi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya seperti apa yang terjadi di negara maju.

5. Tinjauan Psikologis dan Paedagogis

Perkembangan IPTEK sangat pesat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep, teknik dan metode pendidikan. Disamping itu, perkembangan tersebut juga makin luas, dalam dan kompleks, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak mungkin lagi diajarkan seluruhnya kepada anak didik di sekolah.Oleh karena itu, tugas pendidikan jalur sekolah yang utama sekarang ialah mengajarkan bagaimana cara belajar, menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan skill kepada anak didik secara efektif agar dia mampu beradaptasi dalam masyarakat yang cenderung berubah secara cepat. Berkenaan dengan itulah, perlu diciptakan suatu kondisi yang merupakan aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau lifelong education.

Demikian keadaan pendidikan seumur hidup yang dilihat dari berbagai aspek dan pandangan. Sebagai pokok dalam pendidikan seumur hidup adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik, terorganisisr untuk belajar disetiap kesempatan sepanjang hidup mereka. Semua itu adalah tujuan untuk menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh skill yang baru, untuk meningkatkan keahlian mereka dalam upaya pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk mengembangkan kepribadian dan tujuan-tujuan lainnya.

Konseptualisasi pendidikan seumur hidup yang merupakan alat untuk mengembangkan individu-individu akan belajar seumur hidup agar lebih bernilai bagi masyarakat.

Arah Pendidikan Seumur Hidup

Pada umumnya pendidkan seumur hidup diarahkan pada orang-orang dewasaa dan pada

anak-anak dalam rangka penambahan pengetahuan dan keterampilan mereka yang

sangat dibutuhkan di dalam hidup.

1) pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Sebagaimana generasi penerus, kaum muda/dewasa membutuhkan pendidikan seumur

hidup ini dalam rangka pemenuhan “self interest” yang merupakan tuntunan hidup

mereka sepanjang masa.

Page 8: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

Diantara self interest tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan

latihan kleterampilan bagi para pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi

situasi dan persoalan-persoalan penting yang merupakn kunci keberhasilan.

2) penidikan seumur hidup bagi anak

Pendidikan seumur hidup bagi anak, merupakan sisis lain yang perlu memperoleh

perhatian dan pemenuhan olah karena anak akan menjadi “ tampat awal” bagi orang

dewasa nantinya dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi peluang yang besar bagi pembangunan

pada masa dewasa dan pada gilirannya masa dewasanya menanggung beban hidup yang

lebih ringan.

Proses penddiakan menekankan pada metodologi yang mengajar oleh karena pada

dasarnya pada diri anak harus tertanam kunci belajar dan kepribadian belajr yang kuat.

Program kegiatan disusun mulai peningkatan kecakapan baca tulis, keterampilan dasar

da mempertinggi daya pikir anak, sehingga memungkinkan anak terbiasa untuk belajar,

berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa

yang akan dating.

B. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup pada Program-program pendidikan

Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana

dikemukakan oleh W.P. Guruge, dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam

enam kategori, sebagai berikut :

a. pendidikan baca tulis

b. pendidkan vokasional

c. pendidikan professional

d. pendidikan ke Arah perubahan dan pembangunan

e. pendidikan kewargaan nengara dan kedewasaa politik

f. pendidikan cultural dan penngesian waktu luang

Page 9: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

C. IMPLIKASI KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP PADA PROGRAM PENDIDIKAN

Implikasi diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuaensi dari suatu keputusan tentang pelaksanaaan pendidikan seumur hidup. Menurut W.P Guruge dalam buku Toward Better Educational Management, implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan adalah :

1. Pendidikan baca tulis fungsional

Pendidikan baca tulis sangatlah penting bagi masyarakat, baik negara maju maupun

negara berkembang. Realisasi baca tulis fungsional memuat :

a. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi

anak didik.

b. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih

lanjut kecakapan yang telah dimilikinya tersebut.

2. Pendidikan vokasional

Pendidikan vokasional sebagai program pendidikan di luar sekolah bagi anak di luar

batas usia sekolah atau sebagai program pendidikan formal dan non formal dalam

rangka ‘apprentice ship training merupakan salah satu program dalam pendidikan

seumur hidup. Namun pendidikan vokasional tidak boleh dipandang sebagai jalan pintas

tetapi tetap dilaksanakan secara kontinu.

3. Pendidikan profesional

Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup, dalam tiap profesi hendaklah tercipta built

in mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai

kemajuan dan perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi, dan sikap

profesionalnya.

4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan

Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu

mengikuti perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting

dari asas pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik

Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik perlu diberikan dalam pendidikan

Page 10: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

seumur hidup bagi kehidupan berbangsa dan bernegara baik menjadi rakyat maupun

pimpinan.

6. Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang

Pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang perlu diberikan secara konstruktif

sebagai bagian konsep long life education. Dengan cara ini waktu senggang dapat

dimanfaatkan berbasis budaya yang baik sehingga pendidikan seumur hidup dapat

berjalan menyenangkan.

    Implikasi pada sasaran pendidikan

Yang perlu memperoleh pendidikan seumur hidup dapat diklasifikasikan dalam 

kategori:

a.  Para petani, hal ini disebabkan oleh dasar pendidikan yang rendah, maka pendidikan

yang diberikan hendaknya : menolong meningkatkan produktifitas, mendidik mereka

bagaimana memanfaatkan waktu luang.

b.    Para remaja yang putus sekolah dan mereka itu perlu dibeerikan pendidikan yang

kultural,

c.    Para pekerja yang berketrampilan,

d.   Para teknisi dan golongan profesional,

e.    Para pemimpin masyarakat,

f.     Para anggota masyarakat yang sudah tua.

D.  Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup

Hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup :

1. Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.

2. Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.

3. Faktor peranan keluarga.

4. Faktor perubahan peranan sosial

5. Perubahan teknologi

6. Faktor-faktor vocational

7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa

Page 11: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

8. Kebutuhan anak-anak awal

E. Strategi Pendidikan Seumur Hidup

Menurut Prof. Soelaiman Joesoef strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup :

1. Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup :

a. Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri

Pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide untuk pengorganisasian dan

penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan, yang meliputi seluruh rentangan

usia ini.

b. Konsep belajar seumur hidup

Konsep ini menyatakan bahwa pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang

didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang

membantu belajar. Belajar menunjukkan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa

organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas

pendidikan seumur hidup.

c. Konsep metode belajar seumur hidup

Sistem pendidikan (metode belajar) bertujuan membantu perkembangan orang-orang

secara sadar dan sistematik respons untuk beradaptasi dengan lingkungan seumur hidup.

d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup

Kurikulum dirancang atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup yang praktis untuk

mencapai pendidikan dan mengimplementasi prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.

2. Arah pendidikan seumur hidup

a. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa

Pemuda atau orang dewasa memerlukan pendidikan seumur hidup dalam rangka

pemenuhan self interest yang merupakan tuntutan hidup mereka self interest antara

lain : kebutuhan baca tulis, latihan dan ketrampilan.

b. Pendidikan seumur hidup bagi anak

Pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan hal yang sangat penting karena anak

akan menjadi tempat awal bagi orang dewasa nantinya. Program yang kegiatan yang

Page 12: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

disusun buat anak antara lain : kecakapan baca tulis, ketrampilan dasar dan

mempertinggi daya pikir anak sehingga memungkinkan anak terbiasa belajar berpikir

kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan.

KESIMPULAN

Dari pembahasan Konsep Pendidikan Seumur Hidup, Dasar Pemikiran ,Implikasi

dan Strategi Pendidikan Seumur Hidup dapat kami simpulkan sebagai berikut  :

1.    Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah

suatu proses yang terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia.

2.    Dasar pemikiran konsep pendidikan seumur hidup  dapat ditinjau dari berbagai segi

yaitu tinjauan ideologis, ekonomis, sosiologis, politis, teknologis, psikologis dan

pedagogis.

3.  Implikasi bidang pendidikan meliputi : implikasi program pendidikan yang terdiri

dari pendidikan baca tulis, pendidikan kejuruan, pendidikan profesional, pendidikan

ke arah perubahan dan pengembangan, pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan

politik, perubahan kultural dan pengisian waktu luang; implikasi pada sasaran

pendidikan yang meliputi para petani, remaja putus sekolah, pekerja terampil, para

teknisi dan golongan profesional, para pemimpin masyarakat dan para anggota

masyarakat yang sudah tua.

4. Strategi bidang pendidikan meliputi : -Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup

meliputi konsep pendidikan seumur hidup,konsep belajar seumur hidup,konsep metode

belajar seumur hidup, dan kurikulum pembantu pendidikan seumur hidup.

- Arah Pendidikan Seumur Hidup meliputi pendidikan seumur hidup kepada orang

dewasa dan pendidikan seumur hidup kepada anak.

Page 13: Konsep dasar pendidikan seumur hidup

DAFTAR PUSTAKA

Fuad Ikhsan, Drs, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta. 200 Zahara Idris H, pengantar pendidkan,Jakarta: PT Grammedia Widiasarana

Indonesia.

Ahmad, Abu dan Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan. Semarang: Rineka Cipta, 2001.

Effendi, Mukhlison dan Rodliyah, Siti, Ilmu Pendidikan. Ponorogo: PPS Press, 2004.

Mudyahardho, Redja, Filsafat Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006.