konsep dasar keperawatan gawat darurat

17
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penanganan kasus gawat darurat pada setiap rumah sakit khususnya sering menjadi sorotan publik sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan yang sering merasa terabaikan dan tidak jarang berakhir pada kematian. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian integral dari pelayanan dasar yang terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam penanganan kasus kedaruratan obstetri umumnya disebabkan oleh kegagalan mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan risiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis dan penderita dalam mengenal kehamilan resiko tinggi, secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi. Penyebab utama tingginya angka kematian ibu ialah adanya 3 terlambat (3T) yaitu terlambat mencari pertolongan, terlambat mencapai tempat tujuan dan terlambat memperoleh penanganan yang tepat setelah tiba ditempat tujuan. Pelayanan gawat darurat bertujuan menyelamatkan kehidupan penderita, sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan. Pelayanan gawat darurat terdiri dari; falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, staf dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur, pengembangan staf dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian mutu.

Upload: rezy-arina-putri

Post on 24-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penanganan kasus gawat darurat pada setiap rumah sakit khususnya sering menjadi

sorotan publik sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan yang sering merasa terabaikan dan

tidak jarang berakhir pada kematian. Pelayanan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai bagian

integral dari pelayanan dasar yang terjangkau seluruh masyarakat. Kegagalan dalam

penanganan kasus kedaruratan obstetri umumnya disebabkan oleh kegagalan mengenal resiko

kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana yang memadai untuk perawatan ibu

hamil dengan risiko tinggi maupun pengetahuan tenaga medis, paramedis dan penderita

dalam mengenal kehamilan resiko tinggi, secara dini, masalah dalam pelayanan obstetri,

maupun kondisi ekonomi. Penyebab utama tingginya angka kematian ibu ialah adanya 3

terlambat (3T) yaitu terlambat mencari pertolongan, terlambat mencapai tempat tujuan dan

terlambat memperoleh penanganan yang tepat setelah tiba ditempat tujuan.

Pelayanan gawat darurat bertujuan menyelamatkan kehidupan penderita, sering

dimanfaatkan hanya untuk memperoleh pelayanan pertolongan pertama dan bahkan

pelayanan rawat jalan. Pelayanan gawat darurat terdiri dari; falsafah dan tujuan, administrasi

dan pengelolaan, staf dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,

pengembangan staf dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian mutu.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian keperawatan gawat darurat ?

2. Bagaimana sistem pelayanan gawat darurat ?

3. Apa tujuan pelayanan gawat darurat ?

4. Apa triage dalam keperawatan gawat darurat ?

5. Apa sistem triase ?

Page 2: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

A. PENGERTIAN

Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan

keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injury akut atau sakit yang

mengancam kehidupan. Sebagai seorang spesialis, perawat gawat darurat menghubungkan

pengetahuan dan keterampilan untuk menangani respon pasien pada resusitasi, syok, trauma,

ketidakstabilan mulisistem, keracunan dan kegawatan yang mengancam jiwa lainnya.

B. SISTEM PELAYANAN GAWAT DARURAT

Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi

kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asukan keperawatan untuk

mengatasi kecemasan pasien dan keluarga.

Sistem pelayana bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus

memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi dalam

memberikan pertolongan kedaruratan kepeda pesien.

C. TUJUAN PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT

1) Mencegah kematian dan cacat pada pasien gawat darurat hingga dapat hidup dan

berfungsi kembali dalam masyarakat.

2) Merujuk pasien gawat darurat melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan

yang lebih memadai.

3) Penanggulangan korban bencana.

Untuk dapat mencegah kematian, petugas harus tahu penyebab kematian yaitu :

a) Meninggal dalam waktu singkat (4-6 menit)

1. Kegagalan sistem otak

2. Kegagalan sistem pernafasan

3. Kegagalan sistem kardiovaskuler

b) Meninggal dalam waktu lebih lama (perlahan-lahan)

1. Kegagalan sistem hati

2. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan)

3. Kegagalan sistem pankreas (endokrin)

Page 3: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

D. TRIAGE DALAM KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase keadaan pasien. Pasien-

pasien yang terancam hidupnya harus di beri prioritas utama. Triage dalam keperawatan

gawat derurat di gunakan untuk mengklasifikasian keperahan penyakit atau cidera dan

menetapkan prioritas kebutuhan penggunaan petugas perawatan kesehatan yang efisien dan

sumber-sumbernya.

Standart waktu yang di perlukan untuk melakukan triase adalah 2-5 menit untuk orang

dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak.

Triase di lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam

prinsip triase, pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD, dan memiliki

kualisifikasi:

1. Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan

2. Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC

3. Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC)

4. Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen

5. Keterampilan pengkajian yang tepat, dll

E. SISTEM TRIASE

1. Spot check

25% UGD menggunakan sistem ini, perawat mengkaji dan mengklasifikasikan pasien

dalam waktu 2-3 menit. Sisten ini memungkinkan identifikasi segera.

2. Komprehensif

Merupakan triase dasar yang standart di gunakan. Dan di dukung oleh ENA

(Emergenci Nurse Association) meliputi:

a. A (Airway)

b. B (Breathing)

c. C (Circulation)

d. D (Dissability of Neurity)

e. E ( Ekspose)

f. F (Full-set of Vital sign)

g. Pulse Oximetry

3. Trise two-tier

Page 4: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

Sistem ini memetluhan orang kedua yang bertindak sebagai penolong kedua yang

bertugas mensortirpasien untuk di lakukan pengkajian lebih rinci.

4. Triase Expanded

Sistem ini dapat di tambahkan ke sistem komprohensif dan two-tier mencakup

protokol penanganan:

a. Pertolongan pertama (bidai, kompres, rawat luka)

b. Pemeriksaan diagnostik

c. Pemberian obat

d. Tes lab (Darah, KGD, Urinalisis, dll)

5. Triase Bedside

Pasien dalam sistem tidak di klasifikasikan triasenya, langsung di tangani oleh perawat yang

bertugas, cepat tanpa perlu menunggu antri.

F. KATEGORI/ KLASIFIKASI TRIAS

61% menggunakan 4 kategori pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan

warna hartu/status sebagai tanda klasifikasi yaitu Merah (Emergen), kuning (Urgen), hijau

(non Urgen), hitam (Expectant)

1) Merah (Emergent)

Yaitu korban-korban yang membutuhkan stabilisasi segera. Yaitu kondisi yang

mengancam kehidupan dan memerlukan perhatian segera.

Contoh:

a. Syok oleh berbagai kausa

b. Gangguan pernapasan

c. Trauma kepala dengan pupil anisokor

d. Perdarahan eksternal masif

2) Kuning (Urgent)

Yaitu korban yang memerlukan pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat di tunda

sementara. Kondisi yang merupakan masalah medisyang disignifikan dan memerlukan penata

laksanaan sesegera mungkin. Tanda-tanda fital klien ini masih stabil.

Contoh

a. Fraktur multiple

Page 5: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

b. Fraktur femur/pelvis

c. Korban dengan resiko syok (korban dengan gangguan jantung, trauma, obdomen

berat)

d. Luka bakar luas

e. Gangguan kesadaran/trauma kepala

f. Korban dengan status yang tidak jelas.

Semua korban dengan kategori ini harus di berikan infus, pengawasan ketat terhadap

kemungkinan timbulnya komplikasi dan berikan perawatan sesegera mungkin.

3) Hijau (Non urgent)

Yaitu kelompok korban yang tidak memerlukan pengobatan atau pemberian

pengobatan dapat di tunda. Penyakit atau cidera minor

Contoh

a. Fektur minor

b. Luka minor

c. Luka bakar minor

4) Hitam (Expectant)

Korban yang meninggal bunia atau yang berpotensi untuk meninggal dunia -6%

memakai sistem empat kelas yaitu

a. Kelas i: kritis (mengancam jiwa, ekstremitas, penglihatan atau tindakan segera)

b. Kelas ii: Akut (terdapat perubahan yang signifikan, tindakan segera mungkin)

c. Kelas iii: Urgent (signifikan, tikdakan pada waktu yang tepat)

d. kelas iv: Non Urgent (tidak terdapat resiko yang perlu segera di tangani)

- 10% digunakan sistem 5 tingkat yaitu Tingkat contoh

1. 1Kritis Segera Henti jantung

2. Tidak stabil 5-15 menit Fraktur mayor

3. Potensial tidak stabil 30-60 menit Nyeri abdomen

4. Stabil 1-2 jam Sinusitis

5. Rutin 4 jam Pengangkatan jahitan

Page 6: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

G. SKEMA PENANGGULANGAN BENCANA ∕ KECELAKAAN

H. SISTEM PENGELOLAAN ∕ PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT

TERPADU (SPGDT)

SPGDT adalah suatu metode yang digunakan untuk penanganan korban yang

mengalami kegawatan dengan melibatkan semua unsur yang ada

1. Fase Pra RS

a. Komunikasi

1) Dalam komunikasi hubungan yang sangat diperlukan adalah

a) Pusat komunikasi ambulan gawat darurat (119)

b) Pusat komunikasi ke RS

c) Pusat komunikasi polisi (110)

d) Pusat komunikasi pemadam kebakaran (113)

2) Untuk komunikasi fasilitas pager, radio, telepon, Hp

3) Tugas pusat komunikasi adalah :

a) Menerima permintaan tolong

b) Mengirim ambulan terdekat

c) Mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat darurat

d) Memonitor kesiapan RS terutama unit gawat darurat dan ICU

b. Pendidikan

1) Pada orang awam

Mereka adalah anggota pramuka, PMR, guru, IRT, pengemudi, hansip,

petugas hotel dan restaurant. Kemampuan yang harus dimiliki orang awam adalah :

a) Mengetahui cara minta tolong misalnya menghubungi EMS (119)

Page 7: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

b) Mengetahui cara RJP (Resusitasi Jantung Paru)

c) Mengetahui cara menghentikan perdarahan

d) Mengetahui cara memasang balut atau bidai

e) Mengetahui cara transportasi yang baik

2) Pada orang awam khusus

Orang awam yang telah mendapatkan pengetahuan cara-cara penanggulangan

kasus gawat darurat sebelum korban dibawa ke RS ∕ ambulan datang.

  Kemampuan yang harus dimiliki orang awam khusus adalah paling sedikit seperti

kemampuan orang awam dan ditambah dengan :

a) Mengetahui tanda-tanda persalinan

b) Mengetahui penyakit pernafasan

c) Mengetahui penyakit jantung

d) Mengetahui penyakit persarafan

e) Mengetahui penyakit anak

3) Pada perawat

Harus mampu menanggulangi penderita gawat darurat dengan gangguan :

a. Sistem pernafasan

1) Mengatasi obstruksi jalan nafas

2) Membuka jalan nafas

3) Memberi nafas buatan

4) Melakukan RJP (CAB)

b. Sistem sirkulasi

1) Mengenal aritmia dan infark jantung

2) Pertolongan pertama pada henti jantung

3) Melakukan EKG

4) Mengenal syok dan memberi pertolongan pertama

c. Sistem vaskuler

1) Menghentikan perdarahan

2) Memasang infus atau transfuse

3) Merawat infus

d. Sistem saraf

1) Mengenal koma dan memberikan pertolongan pertama

2) Memberikan pertolongan pertama pada trauma kepala

e. Sistem pencernaan

Page 8: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

1) Pertolongan pertama pada trauma abdomen dan pengenalan tanda

perdarahan intraabdomen

2) Persiapan operasi segera (cito)

3) Kumbah lambung pada pasien keracunan

f. Sistem perkemihan

1) Pertolongan pertama pada payah ginjal akut

2) Pemasangan kateter

g. Sistem integument atau toksikologi

1) Pertolongan pertama pada luka bakar

2) Pertolongan pertama pada gigitan binatang

h. Sistem endokrin

1) Pertolongan pertama pasien hipo atau hiperglikemia

2) Pertolongan pertama pasien krisis tiroid

i. Sistem musculoskeletal

1) Mengenal patah tulang dan dislokasi

2) Memasang bidai

3) Mentransportasikan pasien ke RS

j. Sistem penginderaan

1) Pertolongan pertama pada pasien trauma mata atau telinga

2) Melakukan irigasi mata dan telinga

k. Pada anak

1) Pertolongan pertama anak dengan kejang

2) Pertolongan pertama anak dengan astma

3) Pertolongan pertama anak dengan diare atau konstipasi

c. Transportasi

1) Syarat transportasi penderita

a) Penderita gawat darurat siap ditransportasikan bila

b) Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi

c) Perdarahan harus dihentikan

d) Luka harus ditutup

e) Patah tulang apakah memerlukan fiksasi

2) Selama transportasi harus dimonitor

a) Kesadaran

b) Pernafasan

Page 9: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

c) Tekanan darah dan denyut nadi

d) Daerah perlukaan

3) Syarat kendaraan

a) Penderita dapat terlentang

b) Cukup luas untuk lebih dari 2 pasien dan petugas dapat bergerak

c) Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan infus lancer

d) Dapat melakukan komunikasi ke sentral komunikasi dan RS

e) Identitas yang jelas sehingga mudah dibedaan dari ambulan lain

4) Syarat alat yang harus ada

a) Resusitasi

b) Oksigen

c) Alat hisap

d) Obat-obatan

e) Infus

f) Balut dan bidai

g) Tandu

h) EKG transmitter

i) Inkubator

j) Alat-alat persalinan

5) Syarat personal

a) Dua orang perawat yang dapat mengemudi

b) Telah mendapat pendidikan tambahan gawat darurat

c) Sebaiknya diasramakan agar mudah dihubungi

d. Cara transportasi

1) Tujuan memindahkan penderita dengan cepat tetapi selamat

2) Kendaraan penderita gawat darurat harus berjalan hati-hati dan menaati

peraturan lalu lintas

2. Fase RS

a. Puskesmas

Ada puskesmas yang buka 24 jam dengan kemampuan :

1) Resusitasi

2) Menanggulangi fase gawat darurat baik medis maupun pembedahan minor

Page 10: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

3) Dilengkapi dengan laboratorium untukk menunjang diagnostik seperti

pemeriksaan Hb, leukosit, gula darah

4) Personal yang dibutuhkan 1 dokter umum dan 2-3 perawat dalam 1 shift

b. IGD atau UGD

Berhasil atau gagalnya suatu IGD atau UGD tergantung pada :

1) Keadaan penderita waktu tiba di IGD

a) Mutu penanggulangan pra RS

b) IGD harus aktif meningkatkan mutu penanggulangan pra RS

2) Keadaan gedung IGD sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga

a) Masyarakat mudah mencapainya

b) Kegiatan mudah dikontrol

c) Jarak jalan kaki didalam ruangan tidak jauh

d) Tidak ada infeksi silang

e) Dapat menanggulangi keadaan bencana

I. PRINSIP-PRINSIP PENANGGULANGAN KORBAN GAWAT DARURAT

Prinsip utama adalah memberikan pertolongan pertama pada korban. Pertolongan

pertama adalah pertolongan yang diberikan saat kejadian atau bencana terjadi ditempat

kejadian.

Tujuan pertolongan pertama :

1. Menyelamatkan kehidupan

2. Mencegah kesakitan makin parah

3. Meningkatkan pemulihan

Tindakan prioritas penolong :

1. Ambil alih situasi

2. Minta bantuan pada orang sekitar

3. Kaji bahaya lingkungan

4. Yakinkan area aman bagi penolong dan korban

5. Kaji korban secara cepat untuk masalah yang mengancam kehidupan

6. Berikan pertolongan pertama untuk kondisi yang mengancam kehidupan

7. Kirim seseorang untu memanggil polisi dan ambulan

Sikap penolong :

Page 11: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

1. Jangan panic

2. Bersikap tenang

3. Cekatan dalam melakukan tindakan

4. Jangan terburu-buru memindahkan korban dari tempat kejadian sebelum dipastikan

sarana angkutan yang memadai

Page 12: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setiap Pelayanan Gawat Darurat harus mampu melayani dan menanggapi secara

100% dalam tindakan yang cepat agar kelangsungan hidup pasien dapat terjamin yang di

dukung oleh tenaga Ahli Medis yang sesuai dengan standar Pelayanan Gawat Darurat dan

tersedianya sarana dan prasarana ( fasilitas ) yang memadai.

B. Saran

Untuk setiap Rumah Sakit khususnya di bagian Pelayanan Gawat Darurat agar lebih

di tingkatkan lagi dari segi Ahli Medis dan Fasilitasnya di atas standar supaya berbagai

kondisi pasien dapat ditanggapi dengan cepat 100% oleh Rumah Sakit tersebut.

Page 13: Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat

DAFTAR PUSTAKA

Ns. Paula Kristanty, Skep, MA ,dkk. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. 2009. CV. Trans

Info Media : Jakarta

Arjono Djunet Pusponegoro.(1990). enanggulangan Penderita Gawat Darurat. Perhimpunan

Indonesia Critical Care Medicine, Jakarta.

Muriel Skeet.(1988).Emergency Procedures And First Aid For Nurses,.Blackwell Scientific

Publication.