konsep dasar ipa
DESCRIPTION
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.TRANSCRIPT
1. Sebutkan dan jelaskan 5 contoh rantai makanan dan jaring-
jaring makanan!
Jawab:
A. Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara
makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan
ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,
konsumen, dan dekomposer. Berikut adalah contoh sebuah
rantai makanan.
Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan
dimakan dalam urutan tertentu yaitu rumput dimakan
belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika
ular mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai
dekomposer menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.
Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem
disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik pertama adalah
organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain
sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat
tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora.
Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut
konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan
pemakan daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
contoh 1 :
KETERANGAN :
Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan
makanan dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji,
batang, buah, dan bagian lainnya.
Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan
tumbuhan} memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus
mengubah sejumlah makanan menjadi energi untuk lari,
makan, dan bereproduksi.
Ular sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan
daging} memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk
ular agar tetap hidup.
Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak
(karnivora) memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi
yang tersedia dari ular untuk melangsungkan proses
kehidupan.
Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan
lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah
menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk tumbuh dan berkembang.
contoh 2 :
KETERANGAN :
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat
pada gambar bahwa rumput dimakan belalang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rumput bertindak sebagai produsen.
Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut
konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya
diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa
belalang dimakan katak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
belalang sebagai konsumen I (Herbivora).
Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut
konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan
pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa
katak dimakan ular. Sehingga dapat disimpulkan bahwa katak
sebagai konsumen II (karnivora).
Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut
konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa ular sebagai
konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
Jika ular mati, maka akan diuraikan oleh jamur yang berperan
sebagai dekomposer yang mengubah ular yang mati itu
menjadi zat hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa jamur berperan sebagai dekomposer.
B. Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai
makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung,
yang tumpang tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas
terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan.
contoh 1 :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai
makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung,
yang tumpang tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas
terdapat 5 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai
makanan itu diantaranya adalah :
1. bunga->ulat->burung pipit->elang
2. sawi->ulat->burung pipit->elang
3. sawi->belalang->burung pipit->elang
4. sawi->belalang->katak->elang
5. sawi->tikus->elang
KETERANGAN :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai
makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung,
yang tumpang tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas
terdapat 5 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat
pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah
bunga dan sawi. Organisme yang menduduki tingkat tropik
kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I
biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada
gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora)
adalah ulat, belalang, dan tikus. Organisme yang menduduki
tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen
II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat
pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II
(karnivora) adalah burung pipit dan katak. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai
konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
a. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau
atau organisme autotrof yang sering disebut produsen.
Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai
produsen adalah bunga dan sawi.
b. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut
konsumen primer (konsumen I). Konsumen I biasanya
diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar
bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora)
adalah ulat, belalang, dan tikus.
c. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut
konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan
pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa
yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah
burung pipit dan katak.
d. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut
konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung
elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak
(karnivora).
contoh 2 :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai
makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung,
yang tumpang tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas
terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai
makanan itu diantaranya adalah :
1.pohon-ulat->ayam->elang
2.pohon->ulat->ayam->ular
3.pohon->ulat->katak->elang
4.pohon->ulat->katak->ular
5.pohon->belalang->ayam->ular
6.pohon->belalang->ayam->elang
7.pohon->belalang->katak->elang
8.rumput->ulat->ayam->elang
9.rumput->ulat->ayam->ular
10.rumput->ulat->katak->elang
11.rumput->ulat->katak->ular
12.rumput->belalang->ayam->ular
13.rumput->belalang->ayam->elang
14.rumput->belalang->katak->elang
15.rumput->belalang->katak->ular
16.rumput->tikus->ular
17.rumput->tikus->elang
KETERANGAN :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai
makanan yang berhubungan dikombinasikan atau digabung,
yang tumpang tindih dalam ekosistem. Pada contoh diatas
terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring
makanan. Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya
terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak
selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora,
sebaliknya satu jenis herbivora tidak selalu memakan satu
jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem terdapat
rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu
jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah
organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering
disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak
sebagai produsen adalah pohon dan rumput. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan
herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan sebagai
konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan
tikus. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut
konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan
pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa
yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah ayam
dan katak. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi
disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar bahwa
burung elang dan ular bertindak sebagai konsumen
III/konsumen puncak (karnivora).
2. Sebutkan 3 contoh interaksi antar populasi!
Jawab:
Interaksi antar populasi, contoh interaksi antar populasi
adalah alelopati , yaitu interaksi antar populasi di mana
populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi
tumbuhnya populasi yang lain. Pada mikrorganisme, alelopati
dikenal dengan istila anabiosa .
Misalnya: Rumput teki menghasilkan zat kimai yang bersifat
toxic yang dapat menghalangi tumbuhan yang lainnya, Jamur
Penicillium sp menghasilkan antibiotik yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.
3. Jelaskan cara atau langkah-langkah mengatasi, jika terjadi:
a. Pencemaran air
b. Pencemaran udara
c. Pencemaran tanah
Jawab:
a. Pencemaran air
Pencemaran air dapat diketahui dari perubahan warna, bau,
serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau
seluruhnya. Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air
antara lain limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak, dan
bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme yang
mengalami pembusukan. Untuk mengetahui tingkat
pencemaran air dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2
yang terlarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk menentukan
kadar oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD
(Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen
Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi pula tingkat
pencemarannya. Polusi air yang berat dapat menyebabkan
polutan meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air
untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi,
memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah
tercemar akan sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air
bersih. Pengenceran dan penguraian polutan pada air tanah
sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak
mengandung bakteri pengurai yang aerob. Penggunaan pupuk
dan pestisida yang berlebihan merupakan salah satu sumber
pencemaran air. Pupuk dan pestisida yang larut di air akan
menyebabkan eutrofikasi yang mengakibatkan ledakan
(blooming) tumbuhan air, misalnya alga dan ganggang. Cara
pencegahan dan penanggulangan pencemaran air dapat
dilakukan sebagai berikut:
1) Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.
2) Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai.
3) Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah
pemukiman penduduk. Hal ini bertujuan untuk
menghindari keracunan yang mungkin terjadi karena
penggunaan air sungai oleh penduduk.
4) Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.
b. Pencemaran udara
Pencemaran udara dapat bersumber dari manusia atau dapat
berasal dari alam. Pencemaran oleh alam, misalnya letusan
gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas CO, SO2, dan H2S.
Partikel-partikel zat padat yang mencemari udara di antaranya
berupa debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang
paling banyak menyebabkan pencemaran adalah Pb yang
berasal dari pembakaran bensin yang mengandung TEL
(tetraethyl timbel). Adanya pencemaran udara ditunjukkan
oleh adanya gangguan pada makhluk hidup yang berupa
kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih,
serta daun-daun yang menguning pada tanaman. Zat-zat lain
yang umumnya mencemari lingkungan, antara lain:
1) Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu
pernapasan, tekanan darah, saraf, dan mengikat Hb
sehingga sel kekurangan O2.
2) Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir
hidung dan tenggorokan.
3) Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
4) Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan
saraf pusat.
5) Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat
mengoksidasi lipida.
Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran
udara, antara lain sebagai berikut.
1) Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan
CO.
2) Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk
mengurangi tingkat pencemaran.
3) Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari
keramaian dan pada tanah yang kurang produktif.
4) Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum
dikeluarkan ke udara bebas. Pembersihan dapat
menggunakan alat tertentu, misalnya cottrell yang
berfungsi untuk menyerap debu.
c. Pencemaran tanah
Gejala pencemaran tanah dapat diketahui dari tanah yang
tidak dapat digunakan untuk keperluan fisik manusia. Tanah
yang tidak dapat digunakan, misalnya tidak dapat ditanami
tumbuhan, tandus dan kurang mengandung air tanah. Faktor-
faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah
antara lain pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca,
sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah.
Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang
merembes ke dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air
tanah, flora, dan fauna tanah. Pada saat ini hampir semua
pemupukan tanah menggunakan pupuk buatan atau anorganik.
Zat atau unsur hara yang terkandung dalam pupuk anorganik
adalah nitrogen (dalam bentuk nitrat atau urea), fosfor (dalam
bentuk fosfat), dan kalium. Meskipun pupuk anorganik ini
sangat menolong untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi
pemakaian dalam jangka panjang tanpa dikombinasi dengan
pupuk organik mengakibatkan dampak yang kurang bagus.
Dampaknya antara lain hilangnya humus dari tanah, tanah
menjadi kompak (padat) dan keras, dan kurang sesuai untuk
tumbuhnya tanaman pertanian. Selain itu, pupuk buatan yang
diperjualbelikan umumnya mengandung unsur hara yang tidak
lengkapm terutama unsur-unsur mikro yang sangat
dibutuhkan tumbuhan dan juga pupuk organik mudah larut
dan terbawa ke perairan, misalnya danau atau sungai yang
menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Ketika suatu zat
berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke
dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat
beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah
dan udara di atasnya.
Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah,
antara lain sebagai berikut.
1) Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik
sebaiknya diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan
dibakar.
2) Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya
dilakukanproses daur ulang, seperti kaca, plastik, kaleng,
dan sebagainya.
3) Membuang sampah pada tempatnya.4) Penggunaan
pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.5)
Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada
tanaman.