konsep bunuh diri
TRANSCRIPT
Kasus
Tn. D dibawa ke RSJ karena saat di rumah bertriak-teriak, menangis, dan membentur-benturkan kepala ke tembok. Klien mulai menunjukkan perilaku aneh yang teridentifikasikan sebagai gejala positif schizophrenia sejak dua minggu yang lalu. Klien belum pernah dirawat sebelumnya, tetapi menurut keluarga klien, sejak dulu memang pendiam dan tertutup, terlebih setelah kematian ayahnya 8 tahun yang lalu. Pada saat dikaji tangan kanan klien tampak kontraktur, klien sering menyendiri, kontak mata buruk, afek labil, tiba-tiba berteriak, dan mencpba menjatuhkan diri dari tempat tidur. Klien mengalamami gangguan konsep diri
Pertanyaan:
Jawaban
1. RBD : Konsep dasar2. Nemurut WHO bunuh diri:
a. Egoistik: terjadi pada orang yang kurang kuat integrasinya dalam suatu kelompok.
b. Altruistik: terjadi pada orang yang mempunyai integritas berlebih terhadap kelompoknya.
c. Anomik: terjadi pada orang yang tinggal di masyarakat yang tanpa aturan dan norma.
d. Fatalistik: terjadi pada orang yang tinggal di masyarakat yang terlalu ketap peraturannya.
Menurut stuart dan sundeena. Upaya bunuh diri: sengaja melakukan kegiatan menuju bunuh diri dan bila
kegiatan itu sampai tuntas akan menyebabkan kematian.b. Isyarat bunuh diri: bunuh dir yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi
perilaku orang prilaku lain.c. Ancaman bunuh diri: suatu peringatan baik secara langsung verbal atau
nonverbal bahwa seseorang sedang mengupayakan bunuh diri.3. SPTK PASIEN KELUARGA
Konsep bunuh diri
1. Pengertian bunuh diri
Menurut stuart sundeen dalam principle psychiatric nursing (1995:866)
memberi definisi sebagai berikut :
Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang dengan segala yang tahu
akan akibatnya yang dapat mengakhiri hidupnya sendiri dalam waktu
singkat (Maramis, 1998: 431). Suicide adalah ilmu yang mempelajari
latar belakang, jenis, teknik bunuh diri dan upaya pencegahannya secara
ilmiah dan manusiawi. Menurut kriminolog/antropolog dari FISIP UI,
Ronny Nitibaskara, penyebab cara mengakhiri hidup itu dapat
diklasifikasikan menjadi empat dasar yang dikombinasikan menjadi
NASH (natural accident suicide and homicide). Homicide atau
pembunuhan, termasuk dalam disiplin ilmu kriminologi.
2. Etiologi bunuh diri
a. Banyak penyebab tentang alasan seseorang melakukan bunuh diri:
1) Kegagalan beradaptasi, sehingga tidak dapat menghadapi
stress.
2) Perasaan terisolasi, dapat terjadi karena kehilangan
hubungan.
3) Interpersonal atau gagal melakukan hubungan yang berarti.
4) Perasaan marah atau bermusuhan, bunuh diri dapat
merupakan hukuman pada diri sendiri.
5) Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
b. Berdasarkan teori terdapat 3 penyebab terjadinya bunuh diri adalah
sebagai berikut:
1) Genetic dan teori biologi
Faktor genetic mempengaruhi terjadinya resiko bunuh diri
pada keturunannya. Di samping itu adanya penurunan
serotonin dapat menyebabkan depresi yang berkontribusi
terjadi resiko bunuh diri
2) teori sosiologi
emile durkheim membagi suicide dalam 3 kategori yaitu :
egoistik (orang yang tidak terintegrasi pada kelompok
sosial), atruistik (melakukan suicide untuk kebaikkan
masyarakat) dan anomic (suicid karena kesulitan dalam
berhubungan dengan orang lain dan beradaptasi dengan
stressor)
3) teori psikologi
sigmund freud dan karl menninger menyakinkan bahwa
bunuh diri merupakan hasil dari marah yang di arahkan
pada diri sendiri.
3. Tanda dan gejala
Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang tersebut
tidak membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk
melakukan rencana bunuh diri tersebut adalah: keputusasaan, celaan
terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berguna, alam perasaan,
depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang menetap, penurunan berat
badan, berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial.
Adapuan petunjuk psikiatri antara lain: upaya bunuh diri sebelumnya,
kelainan afektif, alkoholisme dan penyalah gunaan obat, kelainan tindakan
dan depresi mental pada remaja, dimensial dini/status kekacauan mental
pada lansia. Sedangkan riwayat psikososial adalah : baru berpisah,
bercerai/kehilangan, hidup sendiri, tidak bekerja, perubahan/kehilangan
pekerjaan baru dialami, faktor-faktor kepribadian: implisit, agresif, rasa
bermusuhan, kegiatan kognitif dan negatif, keputusasaan, harga diri
rendah, batasan/gangguan kepribadian anti sosial.
4. Faktor yang mempengaruhi bunuh diri
a. Faktor mood dan biokimiawi otak
b. Faktor riwayat gangguan mental
c. Faktor meniru, imitasi, dan pembelajaran
d. Faktor isolasi sosial dan human relation
e. Faktor hilangnya perasaan aman dan ancaman kebutuhan dasar
f. Faktor religiusitas
5. Rentang respon
Respon adaptif Respon maladaptif
Peningkatan
diri
Pertumbuhan
peningkatan
berisiko
Perilaku
destruktif
diri tak
langsung
Pencederaan
diri
Bunuh diri
6. Terapi lingkungan pada kondisi khusus bunuh diri (suicide)
Ruangan aman dan nyaman, terhindar dari alat yang dapat di
gunakan untuk mencederai diri sendiri atau oranglain, alat-alat medis,
obat-obatan dan jenis cairan medis di lemari dalam keadaan terkunci,
ruangan harus di tempatkan di lantai 1 dan keseluruhan ruangan mudah di
pantau oleh petugas kesehatan, tata ruangan menarik dengan cara
menempelkan poster yang cerah dan meningkatkan gairah hidup pasien,
warna dinding cerah, adanya bacangan ringan, lucu dan memotivasi hidup,
hadirkan musik ceria, televisi dan film komedi, adanya lemari khusus
untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien.
Lingkungan sosial: komunikasi terapeutik dengan cara semua
petugas menyapa pasien sesering mungkin, memberikan penjelasan setiap
akan melakukan kegiatan keperawatan atau kegiatan medis lainnya,
menerima pasien apa adanya jangan mengejek serta merendahkan,
meningkatkan harga diri pasien, membantu menilai dan meningkatkan
hubungan sosial secara bertahap, membantu pasien dalam berinteraksi
dengan keluarganya, sertakan keluarga dalam rencana asuhan
keperawatan, jangan membiarkan pasien terlalu lama. (Yosep, I. 2007)