konomi nasional - ftp.unpad.ac.id · trik tenaga diesel (pltd). “penghematan terjadi karena ada...

1
14 E KONOMI NASIONAL MI/ARIEZ BUNGA PERTIWI M ENGHEMAT anggaran sebesar Rp30 miliar per tahun tentu bu- kan angka yang kecil. Apalagi itu menyangkut ang- garan untuk penyelenggaraan kelistrikan nasional. Berapa pun angkanya, penghematan mesti dilakukan untuk meng- atasi terbatasnya anggaran negara di sektor tersebut. Hal itu yang kini dilaku- kan PT PLN (persero). Demi menghemat anggaran sebesar Rp30 miliar per tahun, PLN akan mulai membangun rang- kaian kabel listrik bawah laut antarpulau. Wilayah pertama yang dipilih adalah perairan antara Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. Mengapa kabel bawah laut di wilayah itu bisa membuat PLN berhemat? Menurut Direktur Operasi Indonesia Barat PLN Harijaya Pahlawan, penggunaan kabel listrik akan mengurangi peng- gunaan pembangkit listrik dengan bahan bakar minyak (BBM) di Riau dan Kepulauan Riau. Saat ini sebagian besar menggunakan pembangkit lis- trik tenaga diesel (PLTD). “Penghematan terjadi karena ada peralihan sumber listrik dari BBM menjadi pembangkit listrik tenaga gas dan batu bara (PLTGB) yang akan dilaksana- kan mulai tahun ini,” jelasnya di Jakarta, akhir pekan lalu. Harijaya melanjutkan, pada tahun ini, PLN bakal melaku- kan pembangunan empat rang- kaian kabel listrik bawah laut antara Riau dan Kepulauan Riau sepanjang 14,5 km. Proyek itu diperkirakan menelan biaya Rp36,25 miliar dengan asumsi biaya per kilometernya Rp2,5 miliar. “Diperkirakan, kabel listrik bawah laut itu bakal menghe- mat anggaran PLN sekitar Rp30 miliar per tahun. Karena kalau memakai BBM biayanya diperkirakan mencapai Rp75 miliar,” terangnya. Secara rinci, rangkaian kabel listrik bawah laut itu terdiri atas aliran sebesar 120 kilovolt (kV) dari Batam ke Pulau Belakang Padang sepanjang 3,5 km de- ngan daya 1.136 kilowatt (kW) untuk 2.497 pelanggan. Rangkaian kedua menghu- bungkan Pulau Bintan dan Pulau Penyengat sepanjang 1,5 km dengan kebutuhan beban 240 kW dan 532 pelanggan. Kemudian rangkaian dari Tanjung Balai Karimun ke Pulau Parit sepanjang 3 km dengan beban 225 kW dan 311 pelanggan. Terakhir, untuk Provinsi Riau, PLN akan membangun rangkai- an di Pulau Rupat melalui Kota Dumai dengan panjang kabel 6,5 km dan total beban 1.400 kW dan 2.600 pelanggan. “Tender akan mulai dilaku- kan minggu depan. Dan akan diluncurkan pada 27 Oktober mendatang bertepatan dengan Hari Listrik,” beber Harijaya. Tenaga surya Pada bagian lain, PLN juga terus menggeber target rasio elektrikasi hingga di atas 60% pada akhir 2011, khususnya un- tuk kawasan Indonesia Timur. Program andalannya adalah penggunaan 100% energi surya untuk melistriki 100 pulau terdepan. Program ini akan dilakukan di 106 lokasi pada sejumlah provinsi dan akan menghasil- kan total daya listrik sebesar 18.150 kilowatt peak (kWp). Perinciannya, di Papua ada 4 pulau, Papua Barat 20 pulau, Maluku 17 pulau, Maluku Utara 12 pulau, Sulawesi Utara 14 pulau, Sulawesi Tengah 5 pulau, Sulawesi Tenggara 2 pu- lau, Sulawesi Selatan 6 pulau, Kalimantan Selatan 5 pulau, Nusa Tenggara Barat 10 pulau, dan Nusa Tenggara Timur 11 pulau. Sementara itu, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Ken- dari, salah satu dari proyek 10 ribu mW tahap I, kemarin mulai beroperasi. Setelah tahap pengujian selesai, diharapkan mulai Mei 2011 satu unit PLTU berkapasitas 10 mW akan dapat beroperasi penuh. (*/E-2) [email protected] Berhemat dengan Kabel Bawah Laut Tender akan segera dilakukan dan proyeknya akan diluncurkan bertepatan dengan Hari Listrik pada 27 Oktober mendatang. Investasi Kapal Ikan Sepi Peminat INDONESIA saat ini kekurang- an kapal besar untuk menang- kap ikan. Kendati pemerintah memberikan insentif berupa subsidi bunga hingga 3%, in- vestor tidak berminat berin- vestasi di industri galangan kapal. Kapal-kapal ikan ukuran be- sar yang ada sekarang rata-rata berusia tua, yaitu sekitar 20-30 tahun. Adapun jumlahnya hanya 1,3% dari total kapal yang ada saat ini. Menurut Menteri Kelautan Fadel Muhammad, investor lebih memilih berdagang dan berbisnis impor ikan ketim- bang berinvestasi untuk peng- adaan kapal penangkap ikan. “Kami susah mencari investor. Mereka maunya dagang saja dan impor. Mereka tak mau investasi membeli kapal, lalu menangkap ikan di laut,” kata Fadel. Sejauh ini, lanjutnya, Kemen- terian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah berupaya menarik minat masyarakat mengem- bangkan kapal ikan. Untuk itu, KKP telah me- ngajak perbankan nasional ber- investasi di industri galangan kapal. Namun, hanya Bank BNI dan BRI yang tertarik. Itu pun belum dapat direalisasikan kar- ena suku bunga masih tinggi. Langkah lainnya, KKP telah meminta Kementerian Pereko- nomian agar memberikan sti- mulus melalui pemberian sub- sidi bunga hingga 3%. “Tapi, stimulus itu belum mampu menarik minat para inves- tor untuk berinvestasi,” ujar Fadel. Ia melanjutkan, alasan lain- nya yang membuat usaha ga- langan kapal lesu ialah harga bahan bakar yang tinggi dan sulit didapat. “Kami coba me- nawarkan bahan bakar gas. Namun, itu juga belum mampu memberikan stimulus. Pada- hal, industri galangan kapal sebenarnya bisa dibuat dan menguntungkan,” tandasnya. Sementara itu, pengusaha ekspor impor asal Batam, Toni Akim, mengatakan investor dari Taiwan tertarik untuk ber- investasi di kawasan tersebut. Menurutnya, nilai yang siap digelontorkan sekitar US$100 juta. Namun, realisasi investasi itu masih terganjal oleh ting- ginya tarif listrik di Batam. “Pengusaha menilai tarif listrik di Batam jauh lebih mahal dari- pada Thailand dan Vietnam,” ujarnya. (*/HK/E-4) MASKAPAI penerbangan pelat merah Garuda Indonesia terus memperkuat armada dengan jumlah pesawat. Bulan ini di- datangkan dua pesawat baru, 1 pesawat berbadan lebar jenis Airbus 330-200 dan 1 lagi Boe- ing 737-800 NG. Seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Lintang Rowe saat penjemputan pesawat Airbus 330-200 di Toulouse, Prancis, pekan lalu, pesawat Airbus 330-200, akan diguna- kan untuk memperkuat rute menengah, seperti ke Australia, Seoul, Hong Kong, China, dan Jepang. Direktur Marketing dan Sales Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan frekuensi pener- bangan ke negara-negara itu akan segera ditambah, kurang lebih dalam waktu dua bulan ke depan. “Pesawat Airbus 330-200 yang sudah kita miliki akan memasuki proses mekanik. Operasionalnya digantikan oleh pesawat baru. Sekitar dua bulan lagi semua bisa berope- rasi. Penambahan frekuensi akan segera dilakukan,” ujar Arif di Toulouse, Prancis. Menurutnya, Garuda su- dah menyusun rencana sesuai program Quantum Leap yang sudah dicanangkan. Untuk kedatangan pesawat Airbus 330-200 kali ini tergolong cepat karena Garuda mendapat deal harga yang baik. “Ada maska- pai penerbangan yang mem- batalkan pembelian A330-200. Mereka sudah membayar uang muka dan hilang. Garuda Indo- nesia menggantikan pembelian dengan deal harga yang bagus. Kedatangan pesawat pun men- jadi lebih cepat,” paparnya. Pembelian pesawat dilaku- kan dengan cara leasing. Akhir tahun ini, Garuda, menurut Arif, mencanangkan masa pakai terbang pesawat di angka 8 tahun. Angka itu akan terus dikurangi hingga akhirnya di bawah 5 tahun. Sabtu (16/4), pesawat baru berbadan lebar itu tiba di ha- ngar Garuda Bandara Soekar- no-Hatta. Acara penyambutan dihadiri Direktur Utama Garu- da Indonesia Tbk Emirsyah Sa- tar dan Menteri BUMN Mustafa Abubakar. Emirsyah mengatakan per- baikan kinerja Garuda sudah dilakukan sejak 2005 melalui program Quantum Leap. Pe- nambahan armada merupakan salah satu yang menjadi komit- men perseroan. “Ini bentuk tanggung jawab kami,” ujarnya saat melakukan penyambutan kedatangan A330-200. Kedatangan A330-200 ke Tanah Air merupakan pesawat baru keenam Garuda untuk jenis yang sama yang sudah dimiliki. Peningkatan jumlah armada ini akan diiringi dengan pe- nambahan rute dan pening- katan frekuensi penerbangan, dari sekitar 1.700 frekuensi penerbangan per minggu pada 2009 akan menjadi lebih dari 3.000 penerbangan per minggu di 2014. (NG/E-4) Garuda Tambah Armada Airbus 330-200 K IN an ka m su ve ve ka sa be ta ha ya Fa leb be ba ad “K M da in m Fa te (K BU ka ga ke pu m at ne ka m Rp ak ka an ad Ri Ri wi be In Pa lis Ade Sudrajat Ketua Umum API PELAKU usaha menduga adanya praktik jual beli standar nasional Indonesia (SNI) antara produsen lokal dan produsen di luar negeri. Praktik itu diyakini akan merugikan kepentingan industri dalam negeri, selain merusak iklim investasi dan daya saing nasional. Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat di Jakarta, akhir pekan lalu. Menurutnya, dengan meman- faatkan SNI yang telah dibeli itu, produsen mancanegara bisa saja memasang stempel SNI palsu pada produk yang diekspor ke Indonesia. “Sebenarnya kalau dia (pro- dusen dalam negeri) ajukan SNI lalu dijual ke pihak lain, perusahaan itu aneh dan rugi. Ini baru sinyalemen, tetapi kemungkinan penyalahgunaan itu cukup besar. Saya khawatir SNI itu dijualnya ke China, dan mereka tinggal stempel saja dan barang masuk ke sini.” Untuk itu, ia mengingatkan pemerintah perlu mening- katkan pengawasan terhadap SNI. Bahkan, menurut dia, pemerintah bisa mengubah sistem penandaan SNI terse- but dengan sistem kode bar sehingga bisa dideteksi dengan mudah antara produk ber-SNI asli dan palsu. “Jadi bisa dilacak siapa pro- dusennya secara tepat. Kalau barangnya impor, tidak mung- kin tercantum nama perusa- haan Indonesia,” ujarnya. Dia juga mengatakan kini SNI masih terkesan menyasar produk buatan dalam negeri ketimbang produk impor. Pa- dahal, SNI seharusnya meru- pakan salah satu bentuk ham- batan nontarif bagi produk impor, di samping memastikan tingkat keamanan produk bagi konsumen dalam negeri. Kepala Badan Pengkajian Ke- bijakan, Iklim, dan Mutu Indus- tri Kementerian Perindustrian Arryanto Sagala mengatakan tidak mungkin ada praktik jual beli SNI antarprodusen. Menurutnya, SNI diberikan untuk setiap perusahaan yang mengajukan diri ke Badan Stan- dardisasi Nasional (BSN) dan lolos pengujian baik di labo- ratorium uji nasional maupun langsung ke lokasi pabrik. Sebelumnya, Kepala BSN Bambang Setiadi menga- takan China telah memborong sedikitnya 670 dokumen SNI senilai Rp20 juta. Adapun sek- tor industri China pengguna SNI terbesar adalah elektronik. Produk China lain yang su- dah ber-SNI adalah bohlam lampu dan sepatu pengaman. (Jaz/*/E-3) SENIN, 18 APRIL 2011 Transaksi SNI Antarprodusen Harus Diwaspadai MI/ARIEZ b t

Upload: buihanh

Post on 30-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONOMI NASIONAL - ftp.unpad.ac.id · trik tenaga diesel (PLTD). “Penghematan terjadi karena ada peralihan sumber listrik dari BBM menjadi pembangkit listrik tenaga gas dan batu

14 EKONOMI NASIONAL

MI/ARIEZ

BUNGA PERTIWI

ME N G H E M A T anggaran sebesar Rp30 miliar per tahun tentu bu-

kan angka yang kecil. Apalagi itu menyangkut ang-

garan untuk penyelenggaraan kelistrikan nasional. Berapa pun angkanya, penghematan mesti dilakukan untuk meng-atasi terbatasnya anggaran negara di sektor tersebut.

Hal itu yang kini dilaku-kan PT PLN (persero). Demi menghemat anggaran sebesar Rp30 miliar per tahun, PLN akan mulai membangun rang-kaian kabel listrik bawah laut antarpulau.

Wilayah pertama yang dipilih adalah perair an antara Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.

Mengapa kabel bawah laut di wilayah itu bisa membuat PLN berhemat?

Menurut Direktur Operasi Indonesia Barat PLN Harijaya Pahlawan, penggunaan kabel listrik akan mengurangi peng-

gunaan pembangkit listrik dengan bahan bakar minyak (BBM) di Riau dan Kepulauan Riau. Saat ini sebagian besar menggunakan pembangkit lis-trik tenaga diesel (PLTD).

“Penghematan terjadi karena ada peralihan sumber listrik dari BBM menjadi pembangkit listrik tenaga gas dan batu bara (PLTGB) yang akan dilaksana-kan mulai tahun ini,” jelasnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Harijaya melanjutkan, pada tahun ini, PLN bakal melaku-kan pembangunan empat rang-kaian kabel listrik bawah laut antara Riau dan Kepulauan Riau sepanjang 14,5 km. Proyek itu diperkirakan menelan biaya Rp36,25 miliar dengan asumsi biaya per kilometernya Rp2,5 miliar.

“Diperkirakan, kabel listrik bawah laut itu bakal menghe-mat anggaran PLN sekitar Rp30 miliar per tahun. Karena kalau memakai BBM biayanya diperkirakan mencapai Rp75 miliar,” terangnya.

Secara rinci, rangkaian kabel listrik bawah laut itu terdiri atas

aliran sebesar 120 kilovolt (kV) dari Batam ke Pulau Belakang Padang sepanjang 3,5 km de-ngan daya 1.136 kilowatt (kW) untuk 2.497 pelanggan.

Rangkaian kedua menghu-bungkan Pulau Bintan dan Pulau Penyengat sepanjang 1,5 km dengan kebutuhan beban 240 kW dan 532 pelanggan.

Kemudian rangkaian dari Tanjung Balai Karimun ke Pulau Parit sepanjang 3 km dengan beban 225 kW dan 311 pelanggan.

Terakhir, untuk Provinsi Riau, PLN akan membangun rangkai-an di Pulau Rupat melalui Kota Dumai dengan panjang kabel 6,5 km dan total beban 1.400 kW dan 2.600 pelanggan.

“Tender akan mulai dilaku-kan minggu depan. Dan akan diluncurkan pada 27 Oktober mendatang bertepatan dengan Hari Listrik,” beber Harijaya.

Tenaga suryaPada bagian lain, PLN juga

te rus menggeber target rasio elektrifi kasi hingga di atas 60% pada akhir 2011, khususnya un-

tuk kawasan Indonesia Timur. Program andalannya adalah penggunaan 100% energi surya untuk melistriki 100 pulau terdepan.

Program ini akan dilakukan di 106 lokasi pada sejumlah pro vinsi dan akan menghasil-kan total daya listrik sebesar 18.150 kilowatt peak (kWp). Pe rinciannya, di Papua ada 4 pu lau, Papua Barat 20 pulau, Maluku 17 pulau, Maluku Utara 12 pulau, Sulawesi Utara 14 pulau, Sulawesi Tengah 5 pu lau, Sulawesi Tenggara 2 pu-lau, Sulawesi Selatan 6 pulau, Kalimantan Selatan 5 pulau, Nu sa Tenggara Barat 10 pulau, dan Nusa Tenggara Timur 11 pu lau.

Sementara itu, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Ken-dari, salah satu dari proyek 10 ribu mW tahap I, kemarin mulai beroperasi. Setelah tahap pengujian selesai, diharapkan mulai Mei 2011 satu unit PLTU berkapasitas 10 mW akan dapat beroperasi penuh. (*/E-2)

[email protected]

Berhemat dengan Kabel Bawah Laut

Tender akan segera dilakukan dan proyeknya akan diluncurkan bertepatan dengan Hari Listrik pada 27 Oktober mendatang.

Investasi Kapal Ikan

Sepi Peminat

INDONESIA saat ini kekurang-an kapal besar untuk menang-kap ikan. Kendati pemerintah memberikan insentif berupa subsidi bunga hingga 3%, in-vestor tidak berminat berin-vestasi di industri galangan kapal.

Kapal-kapal ikan ukuran be-sar yang ada sekarang rata-rata berusia tua, yaitu sekitar 20-30 tahun. Adapun jumlahnya hanya 1,3% dari total kapal yang ada saat ini.

Menurut Menteri Kelautan Fadel Muhammad, investor lebih memilih berdagang dan berbisnis impor ikan ketim-bang berinvestasi untuk peng-adaan kapal penangkap ikan. “Kami susah mencari investor. Mereka maunya dagang saja dan impor. Mereka tak mau investasi membeli kapal, lalu menangkap ikan di laut,” kata Fadel.

Sejauh ini, lanjutnya, Kemen-terian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah berupaya menarik minat masyarakat mengem-bangkan kapal ikan.

Untuk itu, KKP telah me-ngajak perbankan nasional ber-investasi di industri galangan kapal. Namun, hanya Bank BNI dan BRI yang tertarik. Itu pun belum dapat direalisasikan kar-ena suku bunga masih tinggi.

Langkah lainnya, KKP telah meminta Kementerian Pereko-nomian agar memberikan sti-mulus melalui pemberian sub-sidi bunga hingga 3%. “Tapi, stimulus itu belum mampu menarik minat para inves-tor untuk berinvestasi,” ujar Fadel.

Ia melanjutkan, alasan lain-nya yang membuat usaha ga-langan kapal lesu ialah harga bahan bakar yang tinggi dan sulit didapat. “Kami coba me-nawarkan bahan bakar gas. Namun, itu juga belum mampu memberikan stimulus. Pada-hal, industri galangan kapal sebenarnya bisa dibuat dan menguntungkan,” tandasnya.

Sementara itu, pengusaha ekspor impor asal Batam, Toni Akim, mengatakan investor dari Taiwan tertarik untuk ber-investasi di kawasan tersebut. Menurutnya, nilai yang siap digelontorkan sekitar US$100 juta. Namun, realisasi investasi itu masih terganjal oleh ting-ginya tarif listrik di Batam. “Pengusaha menilai tarif listrik di Batam jauh lebih mahal dari-pada Thailand dan Vietnam,” ujarnya. (*/HK/E-4)

MASKAPAI penerbangan pelat merah Garuda Indonesia terus memperkuat armada dengan jumlah pesawat. Bulan ini di-datangkan dua pesawat baru, 1 pesawat berbadan lebar jenis Airbus 330-200 dan 1 lagi Boe-ing 737-800 NG.

Seperti dilaporkan wartawan Media Indonesia Lintang Rowe saat penjemputan pesawat Airbus 330-200 di Toulouse, Prancis, pekan lalu, pesawat Airbus 330-200, akan diguna-kan untuk memperkuat rute menengah, seperti ke Australia, Seoul, Hong Kong, China, dan Jepang.

Direktur Marketing dan Sales Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan frekuensi pener-bangan ke negara-negara itu akan segera ditambah, kurang lebih dalam waktu dua bulan ke depan.

“Pesawat Airbus 330-200 yang sudah kita miliki akan memasuki proses mekanik. Operasionalnya digantikan oleh pesawat baru. Sekitar dua

bulan lagi semua bisa berope-rasi. Penambahan frekuensi akan segera dilakukan,” ujar Arif di Toulouse, Prancis.

Menurutnya, Garuda su-dah menyusun rencana sesuai program Quantum Leap yang sudah dicanangkan. Untuk kedatangan pesawat Airbus 330-200 kali ini tergolong cepat karena Garuda mendapat deal harga yang baik. “Ada maska-pai penerbangan yang mem-batalkan pembelian A330-200. Mereka sudah membayar uang muka dan hilang. Garuda Indo-nesia menggantikan pembelian dengan deal harga yang bagus. Kedatangan pesawat pun men-jadi lebih ce pat,” paparnya.

Pembelian pesawat dilaku-kan dengan cara leasing. Akhir tahun ini, Garuda, menurut Arif, mencanangkan masa pakai terbang pesawat di angka 8 tahun. Angka itu akan terus dikurangi hingga akhirnya di bawah 5 tahun.

Sabtu (16/4), pesawat baru berbadan lebar itu tiba di ha-

ngar Garuda Bandara Soekar-no-Hatta. Acara penyambutan dihadiri Direktur Utama Garu-da Indonesia Tbk Emirsyah Sa-tar dan Menteri BUMN Mustafa Abubakar.

Emirsyah mengatakan per-baikan kinerja Garuda sudah dilakukan sejak 2005 melalui program Quantum Leap. Pe-nambahan armada merupakan sa lah satu yang menjadi komit-men perseroan. “Ini bentuk tanggung jawab kami,” ujarnya saat melakukan penyambutan kedatangan A330-200.

Kedatangan A330-200 ke Tanah Air merupakan pesawat baru keenam Garuda untuk jenis yang sama yang sudah di miliki.

Peningkatan jumlah armada ini akan diiringi dengan pe-nambahan rute dan pening-katan frekuensi penerbangan, dari sekitar 1.700 frekuensi penerbangan per minggu pada 2009 akan menjadi lebih dari 3.000 penerbangan per minggu di 2014. (NG/E-4)

Garuda TambahArmada Airbus 330-200

K

INankamsuveveka

sabetahaya

Falebbebaad“KMdainmFa

te(K

BU

ka

gakepumatne

kamRpakkaan

adRiRi

wibe

InPalis

Ade SudrajatKetua Umum API

PELAKU usaha menduga adanya praktik jual beli standar nasional Indonesia (SNI) antara produsen lokal dan produsen di luar negeri. Praktik itu diyakini akan merugikan kepentingan industri dalam negeri, selain merusak iklim investasi dan daya saing nasional.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat di Jakarta, akhir pekan lalu. Menurutnya, dengan meman-faatkan SNI yang telah dibeli itu, produsen mancanegara bisa saja memasang stempel SNI palsu pada produk yang diekspor ke Indonesia.

“Sebenarnya kalau dia (pro-dusen dalam negeri) ajukan SNI lalu dijual ke pihak lain, perusahaan itu aneh dan rugi. Ini baru sinyalemen, tetapi kemungkinan penyalahgunaan itu cukup besar. Saya khawatir SNI itu dijualnya ke China, dan mereka tinggal stempel saja dan barang masuk ke sini.”

Untuk itu, ia mengingatkan

pemerintah perlu mening-katkan pengawasan terhadap SNI. Bahkan, menurut dia, pemerintah bisa mengubah sistem penandaan SNI terse-but dengan sistem kode bar sehingga bisa dideteksi dengan mudah antara produk ber-SNI asli dan palsu.

“Jadi bisa dilacak siapa pro-dusennya secara tepat. Kalau barangnya impor, tidak mung-kin tercantum nama perusa-haan Indonesia,” ujarnya.

Dia juga mengatakan kini SNI masih terkesan menyasar produk buatan dalam nege ri ketimbang produk impor. Pa-

dahal, SNI seharusnya meru-pakan salah satu bentuk ham-batan nontarif bagi produk impor, di samping memastikan tingkat keamanan produk bagi konsumen dalam negeri.

Kepala Badan Pengkajian Ke-bijakan, Iklim, dan Mutu Indus-tri Kementerian Perindustrian Arryanto Sagala mengatakan tidak mungkin ada praktik jual beli SNI antarprodusen. Menurutnya, SNI diberikan untuk setiap perusahaan yang mengajukan diri ke Badan Stan-dardisasi Nasional (BSN) dan lolos pengujian baik di labo-ratorium uji nasional maupun langsung ke lokasi pabrik.

Sebelumnya, Kepala BSN Bambang Setiadi menga-takan China telah memborong sedikitnya 670 dokumen SNI senilai Rp20 juta. Adapun sek-tor industri China pengguna SNI terbesar adalah elektronik. Produk China lain yang su-dah ber-SNI adalah bohlam lampu dan sepatu pengaman.(Jaz/*/E-3)

SENIN, 18 APRIL 2011

Transaksi SNI AntarprodusenHarus Diwaspadai

MI/ARIEZbt