konflik manajemen

Upload: fira-riandini

Post on 02-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

manajemen

TRANSCRIPT

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 KASUS DEMONSTRASIDokter dan Perawat Demo Minta Wali Kota Copot Direktur RSUD MeuraxaTRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Tidak kurang 150-an dokter, perawat, dan tenaga kontrak hingga petugas kebersihan (cleaning service) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa, Banda Aceh, Kamis (12/12/2013) siang, berunjuk rasa ke Balai Kota Banda Aceh. Mereka mendesak wali kota dan wakil wali kota mencopot dr Ridwan SpPK dari jabatan Direktur RSUD Meuraxa.Seratusan dokter, perawat dan petugas kebersihan rumah sakit itu menilai Direktur RSUD Meuraxa tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan bawahannya. Massa juga menuding direktur rumah sakit itu kerap menunjukkan sikap angkuh, sombong serta tidak beretika dalam berkomunikasi dengan para dokter dan perawat.Massa yang berdemo ke Balai Kota kemarin, juga membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisi tentang kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan dr Ridwan. Di antara spanduk itu bertuliskan Kami Tidak Menginginkan Direktur yang Angkuh dan Sombong, Seluruh Pegawai RSUD Meuraxa Membutuhkan Kenyamanan Kerja.Juga ada poster bertuliskan Gerduber (Gerakan 12 Desember) Berhentikan dr Ridwan SpPK dari Direktur RSU Mauraxa serta satu spanduk bertuliskan pernyataan mosi tidak percaya kepada dr Ridwan SpPK, yang tertera tanda tangan massa yang terlibat dalam aksi itu. Jailani, dalam orasinya menuding dr Ridwan selaku pimpinan kurang beretika, terutama ketika menegur bawahannya. Menurut dia, dr Ridwan kerap membentak-bentak bawahannya di depan orang ramai. "Kami tidak akan demo kalau sesuatu itu tidak perlu dipersoalkan. Tapi, kali ini kami sudah tidak tahan dan inilah akumulasi kekecewaan kami semua yang datang hari ini," ujarnya.Ia berharap Pemko segera mengambil langkah sebelum aksi itu berdampak pada pelayanan di RSUD Meuraxa. "Memang hari ini (kemarin-red) pelayanan tidak terganggu, karena sebagian tetap tinggal. Tapi, kalau hal ini tidak direspons, kami yakin, situasinya berbeda dan akan berdampak pada pelayanan rumah sakit," katanya.Selain itu, sejumlah perawat kontrak juga menuding dr Ridwan memiliki kebiasaan kasar dalam berkomunikasi dengan bawahan. "Kalau memang nggak mau kerja silakan pulang dan jangan pernah kerja lagi disini. Kalian cuma perawat kontrak, pegawai saya bisa saya turunkan, jadi jangan macam-macam," ujar perawat itu menirukan ucapan dr Ridwan.Para pendemo itu kemudian diterima oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal dan Sekda Drs T Saifuddin TA MSi. Beberapa perwakilan dari massa tersebut didengar pendapatnya, termasuk dr Ihsan SpM yang disebut-sebut sebagai penanggungjawab aksi tersebut. Seusai pertemuan itu dan para perwakilan itu mendapat jawabannya, dr Ihsan yang hendak diwawancarai Serambi (Tribunnews.com Network) menolak diwawancarai dan bergegas masuk ke mobilnya.Direktur RSU Meuraxa Banda Aceh, dr Ridwan SpPK membantah tudingan para demonstran. "Wajar saya marah dan menegur perawat, kalau ada dokter dan perawat yang datangnya telat tapi pulangnya mau cepat. Hal-hal itulah yang saya ubah, dari perilaku yang tidak disiplin menjadi lebih disiplin. Selama saya menjabat, saya menilai sisi apa yang masih kurang dan sisi itu terus saya benahi. Kalau memang saya harus tegas, ya saya harus tegas," kata Ridwan yang dihubungi Serambi, tadi malam. Ridwan menambahkan, ia mencurigai bahwa aksi tersebut didalangi sejumlah mantan pegawai RSUD Meuraxa yang dimutasi beberapa waktu lalu."Mereka memprovokasi yang lain dengan menyebarkan isu-isu untuk menggulingkan saya. Kebetulan saat ini sedang ada perekrutan tenaga kontrak baru, jadi momen ini dimanfaatkan, seolah-olah saya yang semena-mena," kata Ridwan.Menyikapi aksi para dokter, perawat, tenaga kontrak hingga petugas kebersihan yang mendesak dirinya dicopot dari jabatan sebagai direktur, Ridwan menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan Pemko Banda Aceh. "Jabatan ini amanah. Kira-kira menurut Pemko saya sudah tidak dipercayakan lagi, bagi saya tidak masalah dan saya pasrah. Yang jelas masyarakat bisa melihat perkembangan dan kemajuan RSUD Meuraxa selama saya menjabat," ujarnya.Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal yang mendapat berbagai masukan dari perwakilan para demonstran yang menemuinya di Balai Kota Banda Aceh di sela demo tersebut mengatakan, Pemko akan mengambil sebuah keputusan menyikapi persoalan tersebut. "Kami tidak pernah tahu ada persoalan ini. Bahkan tidak pernah ada laporan atau pengaduan. Kami akui ini kealpaan kami dan kesalahan kami. Intinya, kami akan mengambil sikap yang terbaik. Bukan bicara person ke person, melainkan untuk kebaikan Rumah Sakit Meuraxa dan Kota Banda Aceh secara umum," janji Illiza.(mir)

3.1 PROSES KONFLIK1. Penyebab KonflikKonflik yang terjadi di RSUD Meuraxa berawal dari dokter, perawat dan petugas kebersihan rumah sakit yang menilai Direktur RSUD Meuraxa tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan bawahannya. Mereka juga menuding direktur rumah sakit itu kerap menunjukkan sikap angkuh, sombong serta tidak beretika dalam berkomunikasi dengan para dokter dan perawat. Sehingga ini menyebabkan ketidaknyamanan dari para pegawai rumah sakit terhadap sikap Direktur RS

2. Konflik LatenDisisi lain, Direktur RSUD Meuraxa mencurigai bahwa aksi tersebut didalangi sejumlah mantan pegawai RSUD Meuraxa yang dimutasi beberapa waktu lalu.

3. Fase pemicuJailani, seorang pegawai RSUD meuraxa menyatakan bahwa dr Ridwan selaku pimpinan kurang beretika, terutama ketika menegur bawahannya. Menurut dia, dr Ridwan kerap membentak-bentak bawahannya di depan orang ramai. "Kami tidak akan demo kalau sesuatu itu tidak perlu dipersoalkan. Tapi, kali ini kami sudah tidak tahan dan inilah akumulasi kekecewaan kami semua yang datang hari ini,"Disisi lain, direktur RSUD Meuraxa membantah pernyataan dari para pegawai, menurutnya wajar dia marah dan menegur perawat, kalau ada dokter dan perawat yang datangnya telat tapi pulangnya mau cepat. Hal-hal itulah yang ingin dia ubah, dari perilaku yang tidak disiplin menjadi lebih disiplin. Dia melakukan tersebut karena ingin membenahi apa yang harus dibenahi sehingga harus bersikap tegas. Dan dia mencurigai bahwa aksi tersebut didalangi sejumlah mantan pegawai RSUD Meuraxa yang dimutasi beberapa waktu lalu.

4. Fase EskalasiPara pegawai RSUD mendesak wali kota mencopot dr Ridwan SpPK dari jabatan Direktur RSUD Meuraxa. Tetapi Direktur RSUD Meuraxa berpendapat bahwa ada yang memprovokasi para pegawai dengan menyebarkan isu-isu untuk menggulingkannya. Kebetulan saat ini sedang ada perekrutan tenaga kontrak baru, jadi momen ini dimanfaatkan, seolah-olah dia yang semena-mena.

5. Fase KrisisPara pegawai berunjuk rasa ke Balai Kota Banda Aceh. Mereka mendesak wali kota dan wakil wali kota mencopot dr Ridwan SpPK dari jabatan Direktur RSUD Meuraxa. Para pegawai sudah tidak tahan dengan perilaku direktur, mereka berkata tidak akan demo kalau sesuatu itu tidak perlu dipersoalkan. Tapi, mereka sudah tidak tahan dan ini adalah akumulasi kekecewaan mereka semua yang datang hari ini. mereka rela berunjuk rasa sampai meninggalkan rumah sakit, tetapi menurut mereka pelayanan tidak terganggu meski mereka berunjuk rasa, karena sebagian tetap tinggal. Tapi, kalau hal ini tidak direspons, mereka yakin, situasinya berbeda dan akan berdampak pada pelayanan rumah sakit

6. Fase ResolusiPada kasus ini, kami tidak melihat adanya fase resolusi

7. Fase pasca konflikWakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Saaduddin Djamal yang mendapat berbagai masukan dari perwakilan para demonstran yang menemuinya di Balai Kota Banda Aceh di sela demo tersebut beliau mengatakan, Pemko akan mengambil sebuah keputusan untuk menyikapi persoalan tersebut. Wali kota dan Wakil wali kota akan mengambil sikap yang terbaik. Bukan bicara person ke person, melainkan untuk kebaikan Rumah Sakit Meuraxa dan Kota Banda Aceh secara umum.

3.2 PENYELESAIAN KONFLIK1. pengkajiana. Analisa situasi jenis konflik : Interpersonal fakta-fakta yang terjadi pada kasus ini yaitu : Dokter, perawat dan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa Banda Aceh menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Walikota Banda Aceh. Mereka menuntut Direktur RSUD Meuraxa Banda Aceh segera turun dari jabatannya karena dinilai arogan dan sombong. dr Ridwan selaku pimpinan kurang beretika, terutama ketika menegur bawahannya. Menurut para pegawainya, dr Ridwan kerap membentak-bentak bawahannya di depan orang ramai. Yang terlibat dalam konflik ini yaitu, dokter, perawat, dan tenaga kontrak hingga petugas kebersihan (cleaning service) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa

b. Analisa Isu yang berkembang dalam konflik ini yaitu, Ridwan selaku direktur Rs.Meuraxa menggangap tudingan-tudingan yang dituduhkan kepadanya salah. Dia bersikap seperti itu karena ingin memajukan RS. Banyak perawat dan dokter yang sering datang terlambat sehingga ia melakukan sikap tersebut agar para pegawai Rs Meuraxa disiplin dalam menjalani tugasnya. Ia juga menuding bahwa konflik ini terjadi karena mereka terprovokasi oleh pegawai lamanya yang dia pecat. Jadi, dapat dirumuskan masalah bahwa terjadi perbedaan antara pegawai dengan direkturnya, pegawai menggangap sikap direktur tidak baik sedangkan direktur menganggap hal itu dilakukan untuk kebaikan RS.

c. menyusun tujuanMengklarifikasi masalah yang terjadi antara direktur Rumah Sakit Meuraxa dengan perawat, dokter dan penjaga kebersihan di rumah sakit tersebut, sehingga akan terklarifikasi bahwa tudingan-tudingan yang di tuduhkan kepadanya tidak benar.

2. IdentifikasiDalam konflik yang terjadi seharusnya Ridwan selaku Direktur Rs. Meuraxa bersikap menerima segala kritikan dan saran yang dikemukakan oleh para pegawai, bukan mencari kambing hitam seperti yang dia kemukakan mengenai kecurigaan nya kepada pegawai lama yang dia pecat. Dan pegawai nya pun harus bisa menerima klarifikasi yang dikemukakan oleh Ridwan, pegawai harus melihat terhadap dirinya sendiri apakah yang mereka lakukan selama ini sudah benar atau belum.

3. intervensi Dengan terjadinya konflik tersebut maka kami merencanakan metode atau strategi penyelesaian konflik yaitu komprom atau negosiasi. Karena dalam kasusi ini, terdapat perbedaan pendapat atau kesalahpahaman diantara pegawai dan direktur sehingga perlu suatu strategi penyelesaian konflik dimana pegawai dan direktur yang terlibat menyadari dan sepakat untuk berdamai dan meluruskan semua kesalahpahaman yang terjadi. Dimana kedua belah pihak yang terlibat menyerah dan meyepakati perjanjian yang telah dibuat (lose-lose situation).

http://www.tribunnews.com/regional/2013/12/13/dokter-dan-perawat-demo-minta-wali-kota-copot-direktur-rsud-meuraxa