kondisi wilayah das brantas hulu
TRANSCRIPT
![Page 1: Kondisi Wilayah DAS Brantas Hulu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf9717550346d0338fba46/html5/thumbnails/1.jpg)
Kondisi Wilayah DAS brantas Hulu
Wilayah DAS Brantas merupakan DAS strategis sebagai penyedia air baku untuk
kebutuhan seperti sumber pembangkit tenaga listrik, PDAM, irigasi, industri dan lain-lain.
DAS Brantas di Jawa Timur mempunyai panjang 320 km dan memiliki DAS seluas 12.000
km2 yang mencangkup kurang lebih 25% luas Propinsi Jawa Timur. DAS Brantas sendiri
terdiri dari beberapa Sub DAS seperti terlihat dalam tabel dibawah ini.
DAS Brantas Sub DAS DAS Brantas Sub DASUtara 1.Rejoso Ds
Tengah
1. Lahar2.Welang 2. Ngowo Ngasinan
Selatan 3.Gedongan Diodo
3. Widas
4.Pasirman Ds 4. Konto5.Barek Glidik Ds
Hilir
5. Bluwek
Hulu 6. Ambang 6. Brangkal7. Lesti 7. Maspo8. Melamon
Yang termasuk dalam wilayah DAS Brantas Hulu adalah DAS Ambang (Sungai
Amprong dan Bango), DAS Melamon (Sungai Metro, Lahor dan Lemon) dan DAS Lesti
(Sungai Lesti). Untuk selengkapnya gambaran mengenai kondisi masing-masing Sub DAS
dijelaskan berikut :
a. Sub DAS Ambang
Berdasarkan data BP DAS Brantas (2003) dapat diketahui luas wilayah Sub DAS
Ambang adalah 101.675 ha, yang terbagi menjadi 3 Sub-sub DAS dengan rincian sebagai
berikut :
a. Sub-sub DAS Sumber Brantas seluas : 43.529,23 ha ( 42,81 % )
b. Sub-sub DAS Bango seluas : 34.893,85 ha ( 34,32 % )
c. Sub-sub DAS Amprong seluas : 23.251,95 ha ( 22,87 % )
![Page 2: Kondisi Wilayah DAS Brantas Hulu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf9717550346d0338fba46/html5/thumbnails/2.jpg)
Gambar 1. Peta Sub Das Brantas
Ketiga cabang sungai utama tersebut terbagi ke dalam anak sungai kecil-kecil
sebanyak 157 anak sungai. Bentuk percabangan sungai dan drainase wilayah sangat rapat,
terutama di daerah hulu sungai Amprong dan sungai Sumber Brantas. Dari study screening
DAS Brantas menunjukkan Water Resources (sumber daya air) yang berada di wilayah Sub
DAS Ambang sebagai berikut (RTL Sub DAS Ambang, 2003):
Potensi Air Tanah
o Sebagian besar wilayah Sub-sub DAS Sumber Brantas dan Amprong ground water
availability (air tanah yang dapat digunakan) sebesar < 2,5 l/dtk.
o Sebagian besar Sub-sub DAS Bango dan sebagian Sub DAS Amprong serta
Sumber Brantas sebesar 2,5 – 10 l/dtk.
o Pada wilayah hilir ketiga Sub-Sub DAS yang ada ground water availability sebesar
10 - > 40 l/dtk.
o Terdapat 4 lokasi mata air untuk penyediaan air bersih.
o Terdapat 1 lokasi mata air (sumber wendit) pada Sub-sub DAS Amprong dengan
debit 2.300 l/dtk.
o Terdapat 2 lokasi mata air pada Sub-sub Sumber Brantas dengan debit 100-500
l/dtk.
![Page 3: Kondisi Wilayah DAS Brantas Hulu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf9717550346d0338fba46/html5/thumbnails/3.jpg)
Daerah Resiko Banjir
o Pada Sub-sub DAS Amprong, daerah resiko banjir berada pada sungai anak sungai
dengan tebing sungai yang mempunyai resiko erosi sangat tinggi sering terjadi
banjir bandang selama curah hujan mencapai puncaknya di musim hujan. Dampak
yang ditimbulkan adalah secara umum daerah sekitarnya.
Penggunaan lahan pada Sub DAS Ambang terdiri dari berbagai variasi jenis yang
tersebar pada seluruh wilayah tersebut. Berdasarkan data hasil interpretasi citra satelit dan
digitasi yang telah dilakukan BP DAS Brantas (2003) penggunaan lahan saat ini yang paling
besar hutan dan yang terkecil adalah dalam bentuk belukar. Adapun luas masing-masing
penggunaan lahan saat ini seperti pada tabel berikut.
b. Sub DAS Melamon
Sedangkan untuk Sub DAS Melamon memiliki luas sebesar 78.089 ha, dan terbagi
menjadi 3 (tiga) Sub-sub DAS dengan rincian sebagai berikut :
a. Sub-sub DAS Metro : 36.006 ha ( 46,11 % )
b. Sub-sub DAS Lahor : 15.182 ha ( 19,44 % )
c. Sub-Sub DAS Lemon : 26.901 ha ( 34,45 % )
![Page 4: Kondisi Wilayah DAS Brantas Hulu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf9717550346d0338fba46/html5/thumbnails/4.jpg)
Pada Sub DAS Melamon data debit sungai yang termonitor hanya pada salah satu
sungai utamanya saja, yaitu pada sungai Lahor. Sedangkan pada anak-anak sungainya belum
termonitor. Data debit sungai Lahor pada tahun 2002 debit maximalnya adalah 65,07 lt/dtk
sedang debit minimumnya adalah 1,86 lt/dtk (RTL Sub DAS Melamon, 2003). Kondisi
tersebut hanya bisa diindikasikan dengan keadaan dan formasi sumber air yang ada di
wilayah Sub DAS Melamon. Berdasarkan data dari Dinas PU Pengairan setempat diketahui
bahwa sumber air sebanyak 203 buah. Berdasarkan jumlah prasarana pengairan yang
dipergunakan untuk kepentingan usaha tani lahan kering, sawah tadah hujan dan sawah
irigasi diwilayah Sub DAS Melamon masih sangat kurang memadai sehingga berpengaruh
terhadap usaha peningkatan produksi. Kondisi demikian dituntut adanya usaha pemanfaatan
air secara efisien sehingga ketersediaannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu
perlu adanya peningkatan prasarana pengairan yang bersumber pada sungai - sungai utama,
sumber air dan air permukaan tanah dengan tetap memperhatikan konservasi dan kelestarian
lingkungan pada wilayah tersebut. Penggunaan lahan pada Sub DAS Melamon saat ini terdiri
dari sawah, pekarangan, kebun campuran, hutan, pasir, genangan, semak dan belukar. Luas
masing-masing penggunaan lahan adalah seperti tabel berikut :
![Page 5: Kondisi Wilayah DAS Brantas Hulu](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082316/55cf9717550346d0338fba46/html5/thumbnails/5.jpg)
c. Sub DAS Lesti
Terakhir, untuk Sub DAS Lesti adalah seluas 58.384 ha, terbagi menjadi 3 (tiga) Sub-
sub DAS dengan luas masing-masing Sub-sub DAS sebagai berikut :
a. Sub-sub DAS Lesti Hulu seluas : 28.790 ha ( 49,31 % )
b. Sub-sub DAS Genteng seluas : 11.551 ha ( 19,78 %)
c. Sub-sub DAS Lesti Hilir seluas : 18.043 ha ( 30,90 % )
Berdasarkan data dari Dinas Pengairan setempat diketahui bahwa sumber air
terbanyak pada Sub-sub DAS Lesti hilir yaitu 45 sumber air dan pada Sub-sub DAS Lesti
Hulu dan Sub-sub DAS Genteng masing-masing 16 sumber air sedangkan sumber air terbesar
adalah pada sumber air Ubalan di Sub-sub DAS Genteng dengan debit maksimun sebesar 450
lt/dt (RTL Sub DAS Lesti, 2003). Berdasarkan jumlah prasarana pengairan yang
dipergunakan untuk kepentingan usaha tani lahan kering, sawah tadah hujan dan sawah
irigasi diwilayah Sub DAS Lesti masih sangat kurang memadai sehingga berpengaruh
terhadap usaha peningkatan produksi. Kondisi demikian dituntut adanya usaha pemanfaatan
air secara efisien sehingga ketersediaannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu
perlu adanya peningkatan prasarana pengairan yang bersumber pada sungai - sungai utama,
sumber air dan air permukaan tanah dengan tetap memperhatikan konservasi dan kelestarian
lingkungan pada wilayah tersebut. Penggunaan lahan pada Sub DAS Lesti berdasarkan hasil
interpretasi citra satelit dan pengamatan di lapangan oleh BP DAS Brantas saat ini terdiri dari
sawah, tegal, pekarangan, kebun campuran, perkebunan, hutan, semak dan belukar, terdiri
dari diluar kawasan hutan 47.046 ha (80,56 %) dan didalam kawasan hutan 11.348 ha (19, 44
%). Luas masing-masing penggunaan lahan adalah seperti tabel berikut :