kondisi eksisting kota solok (ta bab3)

36

Click here to load reader

Upload: rizky-ananda

Post on 13-Dec-2015

98 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

gambaran kota solok, sumatera barat. kontur tanah, iklim nya dan keadaan penduduknya

TRANSCRIPT

Page 1: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

BAB III

GAMBARAN UMUM KAWASAN

Bab III berisi mengenai gambaran keadaan wilayah perencanaan. Gambaran

yang akan dibahas tersebut mencakup kondisi Kota Solok, kondisi eksisting

alam Kota Solok, aspek ekonomi, sosial dan budaya serta kesehatan

masyarakat, kondisi eksisting SPAL, permasalahan yang dihadapi, Kebijakan

dan arah pembangunan.

3.1 Kondisi Kota Solok

3.1.1 Batas wilayah administrasi

Kota Solok memiliki 2 kecamatan yaitu Kecamatan Lubuk Sikarah yang terdiri

dari 7 kelurahan dan Kecamatan Tanjung Harapan yang terdiri dari 6 (enam)

kelurahan. Berikut batas-batas wilayah administrasi Kota Solok :

1. Utara : berbatasan dengan Nagari Tanjung Bingkuang, Aripan dan

Kuncir Kabupaten Solok;

2. Selatan : berbatasan dengan Nagari Selayo, Koto Baru dan Panyangkalan

Kabupaten Solok;

3. Timur : berbatasan dengan Nagari Guguak Sarai, Sawok Lawas dan

Gauang Kabupaten Solok; dan

4. Barat : berbatasan dengan Nagari Selayo Kabupaten Solok, Limau Manis

(Padang Luar-Kota) Kota Padang dan Nagari Koto Sani

Kabupaten Solok.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.1

Page 2: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

Gambar 3.1 Peta administrasi kota solok

Page 3: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

3.1.2 Tata guna lahan kota

Wilayah Kota Solok didominasi oleh hutan dengan luas 2.463,26 Ha atau

setara 42,73%, dilanjutkan dengan penggunaan lahan ruang hijau terbuka

dengan luas 1.492,33 Ha atau setara 25,89%, kemudian untuk persawahan

dengan luas 976,91 Ha atau setara 16,95%, lahan permukiman 366,99 Ha atau

setara 6,37%, serta penggunaan lahan tegalan 213,24 Ha atau setara 3,70%.

Data tersebut didapatkan dari data spasial peta citra Kota Solok Tahun 2009

dan berdasarkan hasil ground chek tahun 2011 yang tertuang pada RTRW Kota

Solok Tahun 2013. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan

Gambar 3.2 dan untuk rencana penggunaan lahan pada tahun 2012-2031 pada

Gambar 3.3.

Tabel 3.1 Penggunaan Lahan di Kota Solok Tahun 2012

No Penggunaan Lahan

Luas Tanah (Ha)Persentase

(%)Kec. Lb.

Sikarah

Kec. Tj.

HarapanJumlah

1. Perumahan 514,21 309,01 823,22 14,28

2. Lapangan Olah Raga 3,12 8,59 11,71 0,20

3. Kuburan 6,48 7,02 13,50 0,23

4. Perkantoran 9,67 11,29 20,96 0,36

5. Pendidikan 8,10 5,77 13,87 0,24

6. Kesehatan 16,51 6,60 23,11 0,40

7. Sarana Ibadah 7,24 7,63 14,87 0,26

8. Hotel 3,19 4,06 7,25 0,13

9. Pasar, Pertokoan, Terminal 67,18 93,20 158,38 2,75

10. Tempat Hiburan 0,10 12,34 12,48 0,22

11. Industri 20,20 10,75 30,95 0,54

12. Sawah 934,63 392,17 1233,80 21,41

13. Perkebunan Rakyat 66,54 73,98 140,52 2,44

14. Kebun Campuran 377,15 257,63 634,78 11,01

15. Semak, Alang-alang 353,44 350,02 703,46 12,20

16. Hutan 842,89 515,94 1358,83 23,57

17. Tegalan 201,30 123,27 324,57 5,63

18. Kolam Ikan 10,55 10,45 21,00 0,36

19. Lain-lain 57,50 159,28 216,78 3,76

Page 4: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

No Penggunaan Lahan

Luas Tanah (Ha)Persentase

(%)Kec. Lb.

Sikarah

Kec. Tj.

HarapanJumlah

Jumlah 3.500 2.264 5.764 100,00

Sumber : Kota Solok Dalam Angka Tahun 2013

Page 5: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

Gambar 3.2 Peta tata guna lahan Kota Solok tahun 2011

Page 6: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

Gambar 3.3 Peta rencana penggunaan lahan tahun 2012 – 2031 Kota Solok.

Page 7: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

3.1.3 Kependudukan

Pertumbuhan penduduk di Kota Solok dari tahun 2003 sampai 2012 mengalami

peningkatan dengan laju pertumbuhan sebesar 2,13% setiap tahunnya. Data

pada tahun 2009 merupakan data proyeksi yang dilakukan oleh PU, sedangkan

pada tahun 2010 merupakan data hasil sensus penduduk.

Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk di Kota Solok dari tahun 2003 sampai

dengan 2012 dapat dilihat dalam tabel 3.2 dan jumlah penduduk setiap

kelurahan dari tahun 2007 sampai 2012 dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.2 Pertumbuhan Jumlah Penduduk di Kota Solok Tahun 2003 – 2012

TahunJumlah Penduduk

Laki-Laki Perempuan Jumlah

2003 26.722 27.140 53.862

2004 26.691 27.687 54.378

2005 26.753 27.774 54.527

2006 26.784 27.880 54.664

2007 27.988 29.132 57.120

2008 28.989 30.173 59.162

2009 29.658 30.872 60.530

2010 29.359 30.037 59.396

2011 30.012 30.709 60.721

2012 30.181 30.971 61.152

Sumber : Kota Solok Dalam Angka Tahun 2013

Tabel 3.3

Perkembangan Jumlah Penduduk di Masing-masing Kelurahan di Kota Solok

Tahun 2007 – 2012

No Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa)

(Ha) 2007 2008 2009 2010 2011 2012

I LUBUK SIKARAH 3.500,00 30.380 31.466 32.198 32.645 33.580 33.747

 1. Tanah Garam 2.436,00 10.715 11.098 11.358 11.853 12.245 12.253

 2. Enam Suku 360,00 5.771 5.977 6.116 5.854 5.961 6.052

 3. Sinapa Piliang 64,00 1.313 1.360 1.392 1.312 1.334 1.356

 4. IX Korong 150,00 1.662 1.722 1.762 1.615 1.623 1.670

 5. Kampai Tabu Karambi 135,00 2.003 2.075 2.123 2.235 2.314 2.310

Page 8: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

No Kecamatan

Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa)

(Ha) 2007 2008 2009 2010 2011 2012

 6. Aro IV Korong 125,00 2.690 2.786 2.850 2.700 2.727 2.791

 7. Simpang Rumbio 230,00 6.226 6.448 6.597 7.076 7.356 7.315

II TANJUNG HARAPAN 2.264,00 26.740 27.696 28.336 26.751 27.141 27.405

 1. Koto Panjang 21,00 2.384 2.469 2.526 2.040 2.007 2.090

 2. Pasar Pandan Air Mati 69,00 5.984 6.198 6.342 5.275 5.271 5.404

 3. Tanjung Paku 235,00 5.650 5.852 5.987 5.493 5.644 5.627

 4. Nan Balimo 759,00 5.656 5.859 5.994 6.911 7.115 7.080

 5. Kampung Jawa 365,00 6.049 6.265 6.410 5.948 5.984 6.093

 6. Laing 815,00 1.017 1.053 1.077 1.084 1.120 1.111

  KOTA SOLOK 5.764,00 57.120 59.162 60.534 59.396 60.721 61.152

Sumber : Kota Solok Dalam Angka Tahun 2013

3.1.4 Prasarana kota

3.1.4.1 Prasarana air minum

Kota Solok memiliki sistem penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana

air minum baik dengan menggunakan perpipaan maupun non perpipaan.

Sistem dengan perpipaan dikelola oleh PDAM Tirta Lembang, sedangkan

untuk sistem non-perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara pribadi

maupun swadaya.

Selama tahun 2013 pelayanan PDAM Kota Solok dioperasikan secara

maksimal selama 24 jam/hari dengan kapasitas produksi sebesar 156,32

liter/detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.4

Tabel 3.4 Kapasitas terpasang dan Kapasitas produksi PDAM

Kota Solok Per Desember 2013

No Sumber airKapasitas (l/det) Jam

Operasi

Sistem

DistribusiTerpasang Produksi

1 M.a Tabik Puyuh 40,0 23,2 24 Gravitasi

2 M.a Pincuran Gadang 20,0 7,88 24 Gravitasi

3 M.a Air Tabik 20,0 18,06 24 Gravitasi

4 Sungai Guntuang 40,0 33,3

5 IPA-KTK/PSP-ARO 20,0 16,57 24 Pompa

6 IPA KTK/SRB 20,0 15,43 24 Gravitasi

Page 9: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

7 IPA KTK/SRB-ARO 20,0 15,67 24 Gravitasi

8 IPA KT/WKE 30,0 26,21

210,00 156,32 - -

Sumber : PDAM Kota Solok, 2014

PDAM Tirta Lembang di Kota Solok hingga saat ini dapat melayani sebesar

66,77 % dari total jumlah penduduk Kota Solok yaitu sebanyak 61.152 jiwa

atau melayani 10.000 SR dan juga melayani Kabupaten Solok sebesar 1.193

SR.

Sistem non perpipaan yang sebagian besar berasal dari sumur dan mata air,

dengan presentase pelayanan 17,28% dari total jumlah penduduk yang terdapat

di Kota Solok. Persentase keluarga yang memiliki akses air bersih di Kota

Solok diperoleh dari data Dinas Kesehatan Kota Solok, dimana prosentase

sistem non perpipaan sebesar 4,9%. Untuk lebih jelasnya mengenai data

pelayanan air minum non-perpipaan dapat dilihat dalam tabel 3.5, dan untuk

peta jaringan air bersih pada gambar 3.4.

Tabel 3.5 Gambaran Umum Akses Air Bersih non-perpipaan Kota Solok Tahun 2013

Akses Air Bersih Jumlah RT % Pengelola

Leding 11.203 93,53 % PDAM

SPT 2 0,02 % Masyarakat

SGL 585 4,88 % Masyarakat

PAH 12 0,10 % Masyarakat

Lainnya 176 1,47 % Masyarakat

Total 11.978 100,00 %

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Solok, 2013

3.1.4.2 Prasarana persampahan

Perda no. 6 tahun 2006 mengatur tentang Sistem Pengelolaan Persampahan di

Kota Solok di tangani oleh Dinas Kebersihan & Tata Ruang saat ini telah

melayani 80% dari luas wilayah kota.

Volume sampah per hari di Kota Solok adalah 171 m3. Sampah di Kota Solok

bersumber dari sampah pemukiman sebesar 124 m3/hari, sampah pasar sebesar

11 m3/hari, sampah fasilitas umum sebesar 5,3 m3/hari, sampah pertokoan,

Page 10: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

restoran dan hotel sebesar 8,6 m3/hari, sapuan jalan sebesar 14 m3/hari,

kawasan industri sebesar 5,2 m3/hari dan saluran sebesar 1,8 m3/hari.

Page 11: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

Gambar 3.4 Peta Jaringan Sistem Air Bersih Kota Solok

Page 12: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

3.1.4.3 Prasarana drainase

Kota Solok memiliki masalah utama berupa adanya genangan dibeberapa

kawasan yang bersumber pada alam berupa tingginya curah hujan dan

penduduk seperti jaringan drainase yang ada belum memadai baik kuantitas

maupun kualitas, operasi dan pemeliharaan masih rendah dan pembangunan

perumahan yang tidak terencana. Kondisi jaringan drainase yang seperti ini

menyebabkan terjadinya genangan karena saluran tidak dapat membawa air

dengan cepat ke pembuangan akhir dan lamanya genangan ½ hari dan

ketinggian genangan 0,5-1 meter.

Sekitar 410 Ha wilayah kota mempunyai potensi yang besar terkena

genangan/banjir. Data-data lokasi yang punya potensi yang besar dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 3.6. Kawasan Dengan Potensi Genangan Banjir

NO LOKASI

LUAS

(Ha) % MASALAH

TINDAKAN YG

DPERLUKAN

1 Kel. PPA 45,00 0,3 Genangan Drainase

2Kel. Koto

Panjang20,00 4,2

Banjir &

Genangan

Pengendalian banjir &

Drainase

3 Kel. VI Suku 75,00 2,7 Banjir Pengendalian banjir

4Kel. Aro IV

Korong39,00 31,20

Banjir &

Genangan

Pengendalian banjir &

Drainase

5Kel. Simpang

Rumbio1,20 0,52 Genangan Drainase

6 Kel. KTK 50,50 0,68 Banjir Pengendalian banjir

7 Kel. IX Korong 110,00 1,65Banjir &

Genangan

Pengendalian banjir &

Drainase

8Kel. Sinapa

Piliang6,00 0,038

Banjir &

Genangan

Pengendalian banjir &

Drainase

9Kel. Tanah

Garam63,00 15,34 Banjir Pengendalian banjir

Page 13: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

NO LOKASI

LUAS

(Ha) % MASALAH

TINDAKAN YG

DPERLUKAN

10 Nan Balimo 0,30 0,04

11 Tanjung Paku 0,40 0,17

12 Kampung Jawa 0,67 0,18

13 Laing 0,50 0,06

Sumber : Buku Putih Sanitasi Kota Solok, 2010

3.2 Kondisi eksisting alam Kota Solok

3.2.1 Topografi dan kemiringan

Wilayah Kota Solok memiliki topografi yang bervariasi dan bergelombang

antara dataran dan perbukitan dengan elevasi 100 – 1600 meter diatas

permukaan laut.

Daerah datar di Kota Solok dengan kelerengan 0-2% seluas 784,51 Ha

(13,61%) yang tersebar di pusat kota, daerah landai/ berombak dengan

kelerengan 2-8% seluas 1.875,38 Ha (32,54%) yang tersebar di bagian selatan

dan utara kota, daerah agak miring/ bergelombang dengan kelerengan 8-15%

seluas 1.062,13 Ha (18,43%) tersebar di bagian timur laut dan bagian barat

kota, daerah miring /berbukit dengan kelerengan lebih 15-25% dengan luas

980,50 Ha (17,01%) tersebar di bagian timur laut dan bagian barat kota, daerah

agak curam dengan kelerengan 25-40% dengan luas 955,01 Ha (16,57%)

tersebar di utara dan beberapa di arah barat kota, dan daerah curam dengan

kelerengan di atas 40% seluas 106,46 Ha (1,85%) tersebar di arah barat kota.

Selengkapnya kondisi klasifikasi lereng Kota Solok dapat dilihat pada Tabel

3.7 dan Gambar 3.5.

Tabel 3.7 Klasifikasi Lereng di Kota Solok

NoKlasifikasi

Lereng

Kelerengan

(%)

Lubuk Sikarah Tanjung Harapan Jumlah

(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%)

1 Datar 0-2 561,36 16,04 223,15 9,86 784,51 13,61

2 Datar 2-8 890,86 25,45 984,52 43,49 1.875,38 32,54

3 Berbukit 8-15 440,16 12,58 621,97 27,47 1.062,13 18,43

Page 14: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

NoKlasifikasi

Lereng

Kelerengan

(%)

Lubuk Sikarah Tanjung Harapan Jumlah

(Ha) (%) (Ha) (%) (Ha) (%)

4 Curam 15-25 730,77 20,88 249,73 11,03 980,50 17,01

5 Sangat Curam 25-40 776,79 22,19 178,23 7,87 955,01 16,57

4Sangat Curam,

Terjal>40 100,28 2,87 6,18 0,27 106,46 1,85

Kota Solok 3.500 100,00 2.264 100,00 5.764 100,00

Sumber : RTRW Kota Solok 2012 – 2031

3.2.2 Klimatologi

Wilayah Kota Solok secara umum beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan

pada tahun 2012 mencapai 159,75 millimeter per tahun, dengan jumlah hari

hujan mencapai 152 hari per tahun. Curah hujan tertinggi pada umumnya

terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Desember, sedangkan hujan

terendah terjadi pada bulan Juni.

3.2.3 Sungai dan pemanfaatan SDA

Kota Solok memiliki tiga buah sungai utama yaitu Batang Lembang, Batang

Gawan, dan Batang Air Binguang. Sungai-sungai tersebut memiliki batas

hidrologi yang mencakup wilayah Kota Solok dan Kabupaten Solok.

Sungai Batang Lembang mencakup wilayah Kota dan Kabupaten Solok yang

membelah Kota Solok, dimana terdapat beberapa titik rawan longsor dan

terkadang meluap pada waktu hujan sehingga menimbulkan genangan pada

beberapa kawasan. Catatan debit minimum sungai-sungai tersebut yang diukur

pada tahun 1996 adalah 500 l/dt, 60 l/dt, dan 5.000 l/dt.

Page 15: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)
Page 16: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

Gambar 3.5 Peta topografi Kota Solok

Page 17: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

3.2.4 Potensi bencana alam

Kota Solok memiliki potensi bencana alam yang dapat menyebabkan

kerusakan pada bangunan sarana dan prasarana sistem penyaluran air buangan,

diantara lain adalah

1. Gempa bumi

Kerentanan bencana gempa bumi Kota Solok berdasarkan respon dinamika

batuan/tanah setempat terhadap goncangan dapat dibagi menjadi empat

wilayah yakni wilayah berkerentanan sangat tinggi Solok adalah seluas

7,05%, sedangkan daerah berkerentanan tinggi seluas 19,03% dan sisanya

73,92% merupakan wilayah dengan kerentanan sedang-rendah.

2. Banjir

Banjir di Kota Solok disebabkan oleh meluapnya sungai Batang Lembang,

biasanya terjadi pada musim hujan. Terdapat beberapa kawasan yang rawan

banjir yang disebabkan oleh sungai luapan Batang Lembang diantaranya

adalah Kelurahan Koto Panjang, KTK, IX Korong, Aro IV Korong dan

sebagian Kelurahan Tanah Garam.

3. Longsor dan erosi tanah

Kawasan yang berpotensi longsor dan erosi, yaitu kawasan yang memiliki

kemiringan lebih dari 40% yang mencakup sekitar 11,85% dari jumlah

wilayah Kota Solok, yang sebagian besar terletak di Kecamatan Lubuk

Sikarah.

4. Bencana kebakaran.

hasil pengamatan, sesuai dengan tingkat kepadatan bangunannya, maka

kawasan bencana kebakaran di Kota Solok ini berada di kawasan pusat kota.

3.3 Aspek ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan masyarakat

3.3.1 Kondisi penduduk berdasarkan mata pencariannya.

Secara garis besar ada 9 (sembilan) mata pencaharian utama atau lapangan

pekerjaan yang dominan di Kota Solok dapat dilihat dalam table 3.8

Page 18: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

Tabel 3.8.

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut lapangan Pekerjaan Tahun 2012

Lapangan Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Total

Pertanian 9,24 11,58 10,14

Pertambangan/Penggalian 0,76 0,00 0,46

Industri 4,72 4,30 4,55

Listrik, Gas, Air Minum 0,90 0,00 0,56

Konstruksi 9,60 0,36 6,03

Transportasi/Komunikasi 14,87 0,35 9,25

Perdagangan 29,57 39,54 33,43

Bank/Lembaga Keuangan 2,82 2,76 2,80

Jasa 26,80 40,77 32,21

Lainnya 0,72 0,34 0,57

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : Kota Solok Dalam Angka Tahun 2013

3.3.2 Pendapatan masyarakat

Pendapatan penduduk di Kota Solok dapat dilihat dalam grafik pada gambar

3.6.

< 1,5 1,5 - 2,5 2,5 - 3,5 3,5 - 5 5,0 - 8,0 > 80.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

Rp. x 000.000,-

Gambar 3.6 Grafik Tingkat Pendapatan Masyarakat Kota Solok

Page 19: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

3.3.3 Kondisi kepemilikan rumah

Terkait kondisi kepemilikan rumah di Kota Solok, data mengenai hal ini

berdasarkan survei EHRA. Hasil survei dapat dilihat pada gambar 3.7

Gambar 3.7 Kondisi Kepemilikan Rumah di Kota Solok

3.3.4 Kondisi Perumahan

Jumlah hunian/bangunan rumah tinggal di Kota Solok saat ini sebanyak

10.349 hunian (DKTR, 2010). Jumlah perumahan yang terdapat di Kota

Solok pada tahun 2010 berjumlah kurang lebih 1.609 unit. Untuk lebih

rinci lagi mengenai sebaran perumahan di wilayah Kota Solok dapat

dilihat dalam tabel 3.9, dan pada tabel 3.10 untuk proyeksi rencana

pengembangan perumahan hingga tahun 2034.

Tabel 3.9. Perumahan di Kota Solok

Page 20: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

Sumber : Bapeda Kota Solok, 2014

Tabel 3.10. Proyeksi Rencana Pengembangan Perumahan

Eksisting2014 2016 2019 2024 2034

I. LUBUK SIKARAH 351 Tanah Garam 24,36 648 784 1.044 1.681 4.359 2 Enam Suku 3,6 10 13 20 40 164 3 Sinapa Piliang 0,64 20 24 32 52 135 4 IX Korong 1,5 40 53 80 162 655 5 KTK 1,35 100 121 161 259 673 6 Aro IV Korong 1,25 53 64 85 137 357 7 Simpang Rumbio 2,3 196 237 316 508 1.319

II TANJ UNG HARAPAN 22,641 Koto Panjang 0,21 5 6 8 13 34 2 Pasar Pandan Air mati 0,69 10 12 16 26 67 3 Tanjung Paku 2,35 130 157 209 337 875 4 Nan Balimo 7,59 427 517 688 1.108 2.873 5 Kampung J awa 3,65 55 73 111 223 900 6 Laing 8,15 50 66 101 202 818

(Unit)NO

KECAMATAN/ KELURAHANWILAYAH

(Km2)PERUMAHAN

Sumber : Analisa Konsultan, 2014

3.3.5 Profil belanja sanitasi Kota Solok

Belanja sanitasi yang dimaksud adalah, semua dana yang telah di transfer

pemerintah (Pusat ke Kota) baik berupa dana sektoral, bantuan keuangan, dan

dana alokasi khusus (DAK). Demikian pula anggaran yang disediakan SKPD

Page 21: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

khususnya yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) di bidang

sanitasi. Lebih spesifiknya belanja sanitasi dimaksud mencakup atas realisasi

belanja di limbah cair, persampahan, dan drainase, baik untuk fisik maupun

non fisik pada tiap-tiap tahun anggaran.

Tingkat alokasi anggaran yang terjadi pada kurun waktu 5 (lima) tahun untuk

Kota Solok terjadi fluktuasi naik turun baik nilai anggaran maupun prosentase

terhadap belanja langsung APBD. Apabila dilihat dari presentase anggaran

untuk sanitasi yang ada menunjukkan alokasi yang ada masih kecil dan semua

program yang direncanakan pada Strategi Sanitasi Kota (SSK) tidak dapat

dilaksanakan secara menyeluruh sesuai target sasaran. Untuk lebih rincinya

dapat dilihat pada tabel 3.11

Tabel 3.11. Belanja Sanitasi terhadap Belanja Daerah

2009 2010 2011 2012

Air Bersih 3.674.273.100 1.208.143.500 1.535.186.100 1.840.946.000 Air Limbah 1.681.918.850 1.606.587.308 1.723.376.300 2.578.510.000 Persampahan 3.313.962.735 2.494.304.100 4.042.756.850 3.322.012.200 Drainase - 50.352.000 1.923.598.452 8.537.924.000 PHBS 687.204.550 1.136.978.900 955.360.500 515.336.500 Belanja Sanitasi 9.357.359.235 6.496.365.808 10.180.278.202 16.794.728.700 Belanja Daerah 357.902.553.634 367.819.122.728 402.641.155.180 320.692.137.999 % Belanja Sanitasi thd Belanja Daerah 2,61% 1,77% 2,53% 5,24%

TahunSektor Sanitasi

3.4 Kebijakan dan arah pembangunan

Arahan kebijakan pengelolaan air limbah mengacu pada beberapa peraturan

perundangan seperti yang tertera pada tabel dibawah di bawah ini.

Tabel 3.12 Peraturan-Peraturan Lingkungan

PERATURAN Tentang

Undang-Undang

No. 4 Tahun 1990 Pasal 5 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam

Hayati dan Ekosistemnya

Pengaturan konservasi sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya

Page 22: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

PERATURAN Tentang

No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

No. 7 Tahun 2004

tentang Sumber Daya Air

Berkaitan dengan ketentuan Pasal 21 ayat (2) butir d

mengamanatkan pentingnya pengaturan prasarana dan

sarana sanitasi dalam upaya perlindungan dan

pelestarian sumber air.

No. 17 Tahun 2007

Tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional

Berkaitan dengan pembangunan dan penyediaan air

minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan

terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta

kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri,

perdagangan, transportasi, pariwisata dan jasa sebagai

upaya mendorong pertumbuhan ekonomi.

No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

No. 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang

Meliputi penataan ruang kawasan dan peran serta

masyarakat dalam penataan ruang

No.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

No. 32 Tahun 2009

tentang Pengendalian dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengaturan yang terkait dengan pengelolaan sungai

meliputi ketentuan mengenai baku mutu dan

kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

Pengelolaan limbah dan bahan berbahaya dan

beracun.

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan

lingkungan hidup.

Penyerahan sebagian kewenangan pemerintah

Pusat pada daerah dalam program-program

pengelolaan lingkungan.

No.36 Tahun 2009

tentang Kesehatan

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

masyarakat dengan diselenggarakannya upaya

kesehatan antara lain dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit. Upaya yang dilakukan terdiri

dari peningkatan sanitasi lingkungan, baik pada

lingkungan tempatnya, namun juga terhadap

bentuk atau wujud substantifnya yang berupa fisik,

kimia atau biologis termasuk perubahan perilaku.

Kesehatan lingkungan dilaksanakan untuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat di

Page 23: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

PERATURAN Tentang

lingkungan permukiman.

Penyelenggaraan upaya kesehatan merupakan

tanggung jawab pemerintah dan masyarakat.

No.10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman

Peraturan Pemerintah

No.38 Tahun 2011

tentang Sungai

Meliputi pengaturan mengenai perlindungan,

pengembangan, penggunaan dan pengendalian sungai

di dalam kota dan di luar kota.

No.25 Tahun 2000

tentang Kewenangan Pemerintah

dan Kewenangan Propinsi sebagai

Daerah Otonom

Menyangkut ketentuan mengenai kewenangan lain

Daerah Propinsi di bidang pengendalian lingkungan

hidup, yang meliputi pengendalian lingkungan hidup

lintas Kabupaten/Kota dan pengaturan tentang

pengamanan dan pelestarian sumber daya air lintas

Kabupaten/Kota.

No.82 Tahun 2001

tentang Pengelolaan Kualitas Air

dan pengendalian Pencemaran Air

Pengelolaan lingkungan yang meliputi ketentuan

klasifikasi mutu air, status mutu air dalam kondisi

tercemar atau tidak, kewenangan pemerintah, serta

kewajiban bagi setiap usaha atau kegiatan untuk

mencegah dan menanggulangi terjadinya pencemaran

air.

Keputusan Presiden

No.32 Tahun 1990

tentang Kawasan Lindung

Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk

mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan

hidup dengan sasaran pengelolaan antara lain kawasan

sempadan sungai untuk meningkatkan fungsi lindung

terhadap air dan tanah.

No.55 Tahun 1993

tentang Pengadaan Tanah Bagi

pelaksanaan Pembangunan untuk

Kepentingan Umum

Berisi tata cara mengenai pengadaan tanah bagi

pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum

dilaksanakan melalui cara pelepasan atau penyerahan

hak atas tanah berdasarkan prinsip penghormatan

terhadap hak atas tanah.

No.9 Tahun 1999

tentang Pembentukan Tim

koordinasi Kebijakan

Untuk mencapai tujuan pembangunan nasioanl

yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber

daya alam berupa pengelolaan hutan/vegetasi,

Page 24: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

PERATURAN Tentang

Pendayagunaan Sungai tanah, dan air perlu memperhatikan pemeliharaan

kelestarian daerah aliran Sungai (DAS).

Upaya pendayagunaan, pemeliharaan, pengawasan

dan pengendalian sungai, penanganannya

diprioritaskan pada sungai yang strategis dengan

memperhatikan tingkat perkembangan dan

pertumbuhan sosial ekonomi daerah, tuntutan

kebutuhan dan tingkat pemanfaatan air,

ketersediaan air, dan sumber air.

Kegiatan pemeliharaan kelestarian DAS

diusahakan sejauh mungkin dengan meningkatkan

peran serta penduduk dan masyarakat sekitarnya

serta LSM terkait.

Keputusan Menteri

Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum No. 14/PRT/M/2010

Tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Pekerjaan Umum

dan Tata Ruang

Mensyaratkan tersedianya sistem air limbah setempat

yang memadai dan tersedianya sistem air limbah skala

komunitas/kawasan/kota.

No.Kep.03/Menlh/1998 tentang

Baku Mutu Limbah Cair bagi

Kawasan Industri

Tanggung jawab perusahaan di Kawasan Industri antara

lain wajib melakukan pengelolaan limbah cair sehingga

mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak

melampaui baku mutu limbah cair yang telah

ditetapkan; membuat saluran pembuangan limbah cair

yang kedap air sehingga tidak terjadi perembesan

limbah cair ke lingkungan hidup.

No.Kep.35/Menlh/7/1995 tentang

Program Kali Bersih

Pelaksanaan Prokasih bertujuan untuk meningkatkan

kualitas air sungai pada setiap ruas sungai dan DAS

sehingga dapat berfungsi sesuai peruntukkannya dan

meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab

masyarakat dalam pengendalian pencemaran air.

Page 25: kondisi eksisting kota Solok (TA BAB3)

Tabel 3.17 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat dan Kota Solok

Peraturan Daerah Tentang

Peraturan Daeah Provinsi Sumatera Barat No. 4

Tahun 2012

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 6 Tahun

2011

Baku Mutu Limbah Rumah Sakit Sumatera

Barat

Keputusan Gubernur Sumatera Barat Tentang Penetapan Baku Mutu Limbah Cair

bagi Kegiatan Perhotelan di Sumatera Barat

Peraturan Daerah Kota Solok No. 6 Tahun 2012 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup

Peraturan Daerah Kota Solok No. 9 Tahun 2005 Retribusi Penyedotan Kakus

Peraturan Daerah Kota Solok No. 8 Tahun 2005 Dokumen Analisis Mengenai Dampak,

Upaya Pengelolaan dan Pemantauan

Lingkungan

Peraturan Daerah Kota Solok No. 7 Tahun 2005 Pengawasan Kualitas Air

Peraturan Daerah Kota Solok No. 18 Tahun 2001 Retribusi Sampah

Peraturan Daerah Kota Solok No. 9 Tahun 1989 Kebersihan dan Keindahan

Tabel 3.18 Baku Mutu Kualitas Air Limbah

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

1 pH - 6 – 9

2 BOD Mg/L 100

3 TSS Mg/L 100

4 Minyak dan Lemak Mg/L 10

Sumber : Kep.Men LH No.112 Tahun 2003