komunitas pada ibu hamil kek dan anemia

62
BAB I PENDAHULUAN A. Konsep Teori Keluarga 1. Pengertian Keluarga Effendy (1995) mengutip dari Departemen Kesehatan (1988) menyebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dalam Friedman (1998), Bailon dan Maglaya (1989) menyatakan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari 2 orang atau lebih dengan adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dan hidup dalam satu rumah tangga serta di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga yang mana berinteraksi di antara sesama anggota keluarga dan setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing untuk menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan.

Upload: rita-febriani

Post on 07-Jul-2016

227 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

xxx

TRANSCRIPT

Page 1: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konsep Teori Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Effendy (1995) mengutip dari Departemen Kesehatan (1988)

menyebutkan bahwa keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri

dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Dalam Friedman (1998), Bailon dan Maglaya (1989) menyatakan

bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hidup

dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam

perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang terdiri dari 2 orang atau

lebih dengan adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dan hidup dalam

satu rumah tangga serta di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga yang

mana berinteraksi di antara sesama anggota keluarga dan setiap anggota

keluarga mempunyai peran masing-masing untuk menciptakan dan

mempertahankan suatu kebudayaan.

Menurut Freeman (1981), dalam Effendy (1995) salah satu alasan

keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan

keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota

keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau

masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

keluarga adalah sebagai pasien yang perlu dirawat.

Dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik

yang perlu diperhatikan oleh perawat diantaranya adalah:

a. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi

masalah kesehatan para anggotanya.

b. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga.

Page 2: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

c. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di

daerah pedesaan.

d. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.

Untuk dapat meningkatkan status kesehatan keluarga, keluarga

mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan

saling memelihara. Freeman (1981) membagi 5 tugas kesehatan yang harus

dilakukan oleh keluarga yaitu:

a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,

dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya

yang terlalu muda.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik

fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.

Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga yang

menjadi prioritas utama adalah keluarga–keluarga yang tergolong resiko

tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:

a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur,

dengan masalah seperti tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.

b. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan.

c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, misalnya anak

yang lahir prematur/BBLR.

d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara

anggota.

2. Struktur Keluarga

Page 3: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Struktur keluarga menurut Effendy (1995) terdiri dari bermacam-

macam, diantaranya adalah:

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara dan sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari

sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal

bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal

bersama keluarga sedarah suami.

e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai

dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

3. Bentuk Keluarga

Dalam Friedman (1998) mengutip dari Sussman (1974) dan Macklin

(1988) membagi bentuk-bentuk keluarga menjadi dua yaitu:

a. Bentuk Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti

Karier ganda, suami, istri, dan anak hidup dalam rumah tangga yang

sama.

a) Keluarga-keluarga yang melakukan

perkawinan yang pertama.

b) Keluarga-keluarga orang tua

campuran atau orang tua tiri.

2) Pasangan Inti

Suami dan Istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang tinggal

bersama mereka.

a) Karier tunggal.

b) Keduanya berkarier.

Page 4: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

(1) Karier istri terus

berlangsung.

(2) Karier istri terganggu.

3) Keluarga dengan orang tua tunggal.

Satu yang mengepalai sebagai konsekuensi dari perceraian,

ditinggalkan atau pisah.

a) Bekerja/berkarier.

b) Tidak bekerja.

4) Bujangan dewasa yang tinggal sendirian.

5) Keluarga besar tiga generasi.

Mungkin menjadi ciri dari bentuk keluarga tertentu (1, 2, atau nomor

3 di atas) hidup dalam sebuah rumah tangga biasa.

6) Pasangan usia pertengahan atau lansia.

Suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah (anak sudah

kuliah, bekerja ).

7) Jaringan keluarga besar, dua keluarga inti atau lebih dari

kerabat primer atau anggota keluarga yang tidak menikah hidup

berdekatan dalam daerah geografis dan dalam sistem tukar-menukar

barang dan jasa.

b. Bentuk Kelurga Non Tradisional .

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah,

biasanya ibu dan anak.

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah,

perkawinan atas dasar hukum umum.

3) Pasangan kumpul kebo, pasangan yang hidup bersama

tanpa menikah.

4) Keluarga gay/lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin

sama yang hidup bersama sebagai “pasangan yang menikah”.

Page 5: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

5) Keluarga komuni, rumah tangga yang terdiri dari lebih dari

satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara sama-sama

menggunakan fasilitas, sumber-sumber, dan memiliki pengalaman

yang sama; sosialisasi dari anak merupakan aktivitas kelompok.

Effendy (1995) menyatakan bahwa tipe/bentuk keluarga adalah

sebagai berikut :

a. Keluarga inti (Nuclear family), adalah keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak-anak.

b. Keluarga besar (Extended family), adalah keluarga inti ditambah

dengan sanak saudara.

c. Keluarga berantai (Serial family), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari 1 kali, dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga berkomposisi, adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

e. Keluarga duda/janda (Single family), adalah keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian.

f. Keluarga kabitas (Cahabitation), adalah 2 orang menjadi 1 tanpa

pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.

4. Peran keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu.

Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai

berikut:

a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,

berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa

aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya

serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

Page 6: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu

mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh

dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok

dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,

di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarganya.

c. Peranan anak: anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial

sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan

spiritual.

Friedman (1998) membagi struktur peran ke dalam 2 bagian yaitu

peran formal dan peran informal. Peran formal bersifat eksplisif yang

berkaitan dengan setiap posisi formal keluarga yang merupakan sejumlah

perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran

secara merata kepada para anggota keluarga. Peran formal yang standar

terdapat dalam keluarga adalah pencari nafkah, ibu rumah tangga, tukang

perbaiki rumah, sopir, pengasuh anak, manajer keuangan dan tukang masak.

Sedangkan peran informal adalah sebagai berikut:

a. Pendorong

Pendorong memuji, setuju dengan, dan menerima kontribusi dari orang

lain. Akibatnya ia dapat merangkul orang lain dan membuat mereka

merasa bahwa pemikiran mereka penting dan bernilai untuk didengar.

b. Pengharmonis

Pengharmonis menengahi perbedaan yang terdapat di antara para anggota

menghibur menyatukan kembali perbedaan pendapat.

c. Inisiator-Kontributor

Inisiator-kontributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau

cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan kelompok.

Kantor dan Lehr (1975), dalam Friedman (1998) menyatakan tipe peran

ini sebagai “penggerak” peran yang dicirikan oleh inisiasi tindakan.

d. Pendamai

Page 7: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Pendamai (compromiser) merupakan salah satu bagian dari konflik dan

ketidaksepakatan. Pendamai menyatakan posisinya dan mengakui

kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian “setengah jalan”.

e. Penghalang

Penghalang cenderung negatif terhadap semua ide yang ditolak tanpa

alasan. Kantor dan Lehr (1975), dalam Friedman (1998) memberikan

label kepada peran ini sebagai oposan.

f. Dominator

Dominator cenderung memaksakan kekuasaan atau superioritas dengan

memanipulasi anggota kelompok tertentu dan membanggakan

kekuasaannya dan bertindak seakan-akan ia mengetahui segala-galanya

dan tampil sempurna.

g. Penyalah

Peran ini sebagai penghalang dan dominator. Penyalah adalah seorang

yang suka memberitahu kesalahan, diktator, dan seorang bos yang

mengetahui semuanya.

h. Pengikut

Seorang pengikut terus mengikuti dari gerakan kelompok, menerima ide-

ide dari orang lain kurang lebih secara pasif, tampil sebagai pendengar

dalam diskusi kelompok dan keputusan kelompok.

i. Pencari pengakuan

Pencari pengakuan berupaya mencari cara apa saja untuk menarik

perhatian kepada dirinya sendiri, perbuatannya, prestasi, dan masalah-

masalahnya.

j. Martir

Martir tidak menginginkan apa saja untuk dirinya, ia hanya berkorban

anggota keluarga.

k. Keras hati

Orang yang memainkan peran ini mengumbar secara terus-menerus dan

aktif tentang semua hal yang “benar”, tidak bedanya dengan komputer.

Page 8: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Satir (1975), dalam Friedman (1998) menamakan peran informal ini

super reasonable.

l. Sahabat

Sahabat seorang teman bermain keluarga yang mengikuti kehendak

pribadi dan memaafkan perilaku keluarga tingkah lakunya sendiri tanpa

melihat konsekuensinya. Nampak ia tidak selalu relevan.

m. Kambing hitam keluarga

Kambing hitam keluarga adalah masalah anggota keluarga yang

diidentifikasi dalam keluarga. Sebagai korban atau tempat pelampiasan

ketegangan dan rasa bermusuhan, baik secara jelas maupun tidak.

Kambing hitam berfungsi sebagai tempat penyaluran.

n. Penghibur

Penghibur senantiasa mengagungkan dan mencoba menyenangkan, tidak

pernah tidak setuju, ia termasuk “yang selalu mengiyakan.”

o. Perawat Keluarga

Perawat keluarga adalah orang yang terpanggil untuk merawat dan

mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

p. Pioner keluarga

Pioner keluarga membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing, dan

dalam pengalaman baru.

q. Distraktor

Distraktor bersifat tidak relevan dengan menunjukkan perilaku yang

menarik perhatian, ia membantu keluarga menghindari atau melupakan

persoalan-persoalan yang menyedihkan dan sulit.

r. Koordinator keluarga

Koordinator keluarga mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-

kegiatan keluarga, yang berfungsi mengangkat keterikatan/ keakraban

dan memerangi kepedihan.

s. Penghubung keluarga

Perantara keluarga adalah penghubung, ia (biasanya ibu) mengirim dan

memonitor komunikasi dalam keluarga.

t. Saksi

Page 9: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Peran dari saksi sama dengan “pengikut” kecuali dalam beberapa hal,

saksi lebih pasif. Saksi hanya mengamati, tidak melibatkan dirinya.

5. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga adalah hasil atau konseksuensi dari struktur keluarga.

Menurut Friedman (1998) fungsi keluarga antara lain:

a. Fungsi afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian)

Fungsi afektif ditujukan untuk stabilitas kepribadian kaum dewasa,

memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggotanya. Keluarga harus

memenuhi kebutuhan-kebutuhan afeksi/kasih sayang dari anggotanya

karena respon afektif dari seorang anggota keluarga memberikan

penghargaan terhadap kehidupan keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi menyatakan begitu banyak pengalaman belajar yang

ada dalam keluarga dengan tujuan untuk mengajar anak-anak agar

bagaimana berfungsi dan menerima peran-peran sosial dewasa seperti

suami-ayah dan istri-ibu serta membuat mereka menjadi anggota

masyarakat yang produktif dan juga sebagai penganugerahaan status

anggota keluarga.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Menyediakan kebutuhan fisik keluarga yang dipenuhi oleh orang tua

dengan menyediakan pangan, papan dan sandang, perlindungan terhadap

bahaya, perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang

mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual).

d. Fungsi Reproduksi

Menurut Leslie dan Horman (1989), dalam Friedman (1998) menyatakan

salah satu dasar dari keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas

keluarga antar generasi dan masyarakat yaitu menyediakan tenaga kerja

(rekruit) bagi masyarakat.

e. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi meliputi tersedianya sumber-sumber dari keluarga

secara cukup (finansial, ruang gerak dan materi) dan pengalokasian

Page 10: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

sumber-sumber tersebut yang sesuai melalui proses pengambilan

keputusan.

6. Tugas Perkembangan Keluarga

Teori perkembangan keluarga menguraikan perkembangan keluarga

dari waktu ke waktu dengan membaginya ke dalam satu seri tahap

perkembangan yang diskrit.

Empat asumsi dasar tentang teori perkembangan keluarga, seperti

yang diuraikan oelh Aldous (1978) dalam Friedman (1998) adalah:

a. Keluarga berkembang dan berubah dari waktu ke waktu dengan

cara-cara yang sama dan dapat diprediksi.

b. Karena manusia menjadi matang dan berinteraksi orang lain,

mereka memulai tindakan-tindakan dan juga reaksi-reaksi terhadap

tuntutan lingkungan.

c. Keluarga dan anggotanya melakukan tugas-tugas tertentu yang

ditetapkan oleh mereka sendiri atau oleh konteks budaya dan masyarakat.

d. Terdapat kecenderungan pada keluarga untuk memulai dengan

sebuah awal dan akhir yang kelihatan jelas.

Dalam siklus kehidupan setiap keluarga terdapat tahap-tahap yang

dapat diprediksi. Dalam Friedman (1998), Carter dan McGoldrick (1988)

membuat model enam tahap perkembangan siklus kehidupan keluarga,

yaitu:

Tahap I Keluarga antara (dewasa muda yang belum kawin)

Tahap II Penyatuan keluarga melalui perkawinan (pasangan yang

baru menikah)

Tahap III Keluarga dengan anak kecil (masa bayi hingga usia

sekolah)

Tahap IV Keluarga dengan anak remaja

Tahap V Keluarga melepaskan anak dan pindah

Tahap VI Keluarga dalam kehidupan terakhir

Page 11: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Friedman (1998) menyatakan bahwa formulasi tahap-tahap

perkembangan kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan adalah 8

tahap siklus kehidupan keluarga dari Duvall (1977). Dalam Friedman

(1998) yang diadaptasi dari Duvall (1977), Duval dan Miller (1985)

menyebutkan 8 tahap kehidupan keluarga:

Tahap I Keluarga pemula (juga menunjuk pasangan menikah atau

tahap pernikahan)

Tahap II Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua adalah bayi

sampai 30 bulan)

Tahap III Keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur

2 tahun hingga 6 tahun)

Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua 6 tahun

hingga 13 tahun)

Tahap V Keluarga dengan anak remaja (anak berumur 13 tahun

hingga 20 tahun)

Tahap VI Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup

anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan

rumah)

Tahap VII Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiunan)

Tahap VIII Keluarga dalam masa pensiun dan lansia (juga menunjuk

kepada anggota keluarga yang berusia lanjut atau pensiun

hingga pasangan yang sudah meninggal dunia.

“Tahap antara” dari tipologi Carter dan McGoldrich ditambahkan

pada model siklus kehidupan 8 tahap dari Duvall dan Miller untuk

memberikan gambaran yang komprehensif tentang perubahan kehidupan

keluarga. Tahap ini menunjuk ke masa di mana individu berumur 20

tahunan yang telah mandiri secara finansial dan secara fisik telah

meninggalkan keluarganya namun belum berkeluarga. Tugas perkembangan

pada tahap ini bersifat individual bukan berorientasi pada keluarga.

(Feidman, 1998)

Page 12: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Tiga tugas perkembangan keluarga dalam tahap antara yang

dicantumkan oleh Carter dan McGoldrich (1988), dalam Fiedman (1998)

yaitu:

1. Pembedaan diri dalam hubungannya dengan keluarga

asalnya.

2. Menjalin hubungan dengan teman sebaya yang akrab.

3. Pembentukan diri yang berhubungan dengan kemandirian

pekerjaan dan finansial.

Tahap I: Keluarga pemula.

Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru

dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang

intim. Membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan

jaringan persaudaraan secara harmonis, dan keluarga berencana merupakan

tiga tugas perkembangan yang penting dalam masa ini. (Friedman, 1998

yang mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)

Tahap II: Keluarga yang sedang mengasuh anak.

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30

tahun. Setelah lahir anak pertama, keluarga mempunyai beberapa tugas

perkembangan yang penting, yaitu membentuk keluarga muda sebagai

sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga),

rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan

anggota keluarga. (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan

McGoldrick, 1988)

Tahap III: keluarga dengan anak usia prasekolah

Siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2½ tahun

dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap

ini adalah:

Page 13: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang

bermain, privasi, keamanan.

b. Mensosialisasikan anak.

c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain.

d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan

perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) di luar keluarga (keluarga

besar dan komunitas) (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan

McGoldrick, 1988).

Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai

masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa

remaja. Mensosialisasikan anak-anak (termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat,

mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi

kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, termasuk tugas perkembangan

dalam tahap ini. (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan

McGoldrick, 1988)

Tahap V: Keluarga dengan anak remaja

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus

kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun

dengan tugas perkembangan antara lain menyeimbangkan kebebasan

dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin

mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi

secara terbuka antara orang tua dan anak-anak. (Friedman, 1998 yang

mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)

Tahap VI: Keluarga yang melepaskan anak usia muda

Page 14: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Permulaan dari tahap kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama

meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong”, ketika

anak terakhir meninggalkan rumah.Tugas perkembangan tahap ini adalah

memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru

yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk

memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan,

membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari istri maupun suami.

(Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)

Tahap VII: Orang tua usia pertengahan

Tahap ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir

pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini memiliki

tugas perkembangan yaitu menyediakan lingkungan yang meningkatkan

kesehatan, mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan

penuh arti dengan para orang tua, memperkokoh hubungan perkawinan.

(Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan McGoldrick, 1988)

Tahap VIII: Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Dalam Friedman (1998), yang mengutip dari Duvall dan Miller (1985)

menyatakan bahwa tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan

salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung

hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain

meninggal. Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah:

a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.

b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.

c. Mempertahankan hubungan perkawinan.

d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.

e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.

f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan dan

integrasi hidup) (Friedman, 1998 yang mengutip dari Carter dan

McGoldrick, 1988).

Page 15: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

7. Model Konseptual Asuhan Keperawatan Keluarga

Meleis (1985), dalam Friedman (1998) menyatakan bahwa

keperawatan telah beranjak dari suatu bidang pekerjaan yang didasarkan

pada teknik ke disiplin ilmu dengan paradigma-paradigma atau kumpulan

teori yang bersaing. Meskipun semua teori keperawatan diawali dengan

teori-teori yang berorientasi pada individu dan menganggap keluarga hanya

sebagai bagian dari konteks pasien, para ahli dan teori lainnya telah

menguraikan dan mendefinisikan ulang teori keperawatan yang utama

mereka cenderung meningkatkan fokus mereka pada keluarga (Friedman,

1998 yang mengutip dari Whall, 1986).

Friedman (1998) menyebutkan bahwa lima dari teori dan model

keperawatan yang utama secara singkat diuraikan berkenaan dengan

bagaimana keluarga dimasukkan dalam model tersebut dan relevansi model

terhadap keperawatan keluarga.

a. Model Sistem dari Neuman

Pada publikasi Neuman tahun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak

membahas keluarga. Dalam kompilasi akhir dari bab tentang model

Neuman, disunting oleh Neuman (1982), model tersebut diperluas yang

berhubungan dengan keluarga sehingga penerima asuhan keperawatan

termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini menerapkan

model dari Neuman untuk sistem. Keluarga dan terapi keluarga . Dalam

bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang tepat baik untuk

pengkajian dan intervensi primer, sekunder dan tertier. Proses

keperawatan digunakan sebagai penghubung antara teori keluarga dan

praktik keperawatan (Fawcett, 1984 yang dikutip oleh Friedman, 1998)

b. Model perawatan diri dari Orem

Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan diri. Sistem

keperawatan berorentasi pada individu. Individu (klien) dianggap sebagai

penerima asuhan keperawatan yang terutama. Keluarga dipandang

sebagai faktor syarat dasar bagi anggota keluarga (klien), atau sebagai

konteks utama dimana individu berfungsi. Perawat juga membantu

pemberi perawatan yang tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang

Page 16: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

merawat individu yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini

mereka dianggap sebagai individu dari pada keluarga atau subsistem

keluarga (Orem, 1983, yang dikutip oleh Friedman, 1998)

Dalam Friedman (1998), Chin (1985) mengatakan bahwa satu alasan

mengapa terhadap kekurangan dari kemampuan penerapan model dan

Orem pada keluarga sebagai unit adalah syarat-syarat perawatan diri bagi

keluarga berbeda dengan untuk individu. Ia menyatakan bahwa fungsi

universal dari keluarga menjadi dasar untuk syarat perawatan diri

keluarga.

c. Model sistem terbuka dari King

Friedman (1998) yang mengutip dari Whall (1986) menyebutkan bahwa

dalam buku King tahun 1981, keluarga sudah dibahas secara luas, King

memandang keluarga sebagai sistem sosial dan konsep utama dalam

modelnya. Keluarga diperlakukan baik sebagai konteks maupun klien.

Dijelaskan bahwa “Teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila

terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan

mereka atau mengatasi masalah atau keadaan sulit”. King terus

menguraikan modelnya sebagai perawat untuk membantu anggota

keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil

keputusan karena model tersebut berorientasi pada sistem dan interaksi

dengan perluasan isi keluarga yang lebih jauh.

d. Model Adaptasi dari Roy

Dengan menguraikan model adapatasinya dan bagaimana keluarga

dimasukkan, Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu,

kelompok, organisasi sosial, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis

dan fokus perawatan , karena para perawat mengkaji orang sebagai

sistem yang adaptif, mereka perlu mengkaji keluarga bila keluarga

merupakan fokus perawatan “Intervensi keperawatan mempertinggi

stimuli (fokal, kontekstual dan residual) untuk meningkatkan adaptasi

dari sistem keluarga “ (Roy, 1983, hal 275 dikutip oleh Friedman, 1998)

Dalam Friedman (1998), menurut Mc Cubbin dan Figley (1983), Roy

mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan mekanisme koping

Page 17: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

yang tidak efektif, yang menyebabkan respons yang tidak efektif,

merusak integritas individu tersebut, gagasan ini dapat diperluas hingga

ke unit keluarga, dimana pola koping keluarga yang tidak efektif

menimbulkan masalah-masalah yang berhubungan dengan fungsi

keluarga.

e. Model Proses Kehidupan dari Roger

Dalam teori Roger fokus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan

umat manusia. Pada tahun 1983, ia menegaskan bahwa model

konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada

individu. Bagi Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang

energi keluarga yang tidak bisa dikurangi, bersifat 4 dimensi, negentropik

yang menjadi fokus studi dalam keperawatan. (Friedman, 1998)

Dalam Friedman (1998), menurut Whall (1981) secara jelas

memperlihatkan kongruensi dan aplikabilitas teori Roger untuk

pengkajian keluarga yang mengilustrasikan hal ini dengan menggunakan

konsep Roger tentang saling melengkapi, resonasi dan helicy untuk

menguraikan sistem keluarga.

8. Langkah-Langkah Dalam Perawatan Kesehatan Keluarga

Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada

beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut:

a. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan cara:

1) Mengadakan kontak dengan keluarga.

2) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu

keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.

3) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-

kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.

4) Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.

b. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan

keluarga.

c. Menganalisa data keluaga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan

keluarga.

Page 18: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

d. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah

kesehatan keluarga;

1) Ancaman kesehatan.

2) Keadaan sakit atau kurang sehat.

3) Situasi krisis.

e. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk

melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

f. Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga dengan mempertimbangkan:

1) Sifat masalah.

2) Kemungkinan masalah untuk diubah.

3) Potensi menghindari masalah.

4) Persepsi keluarga terhadap masalah.

g. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan dan perawatan keluarga

sesuai dengan urutan prioritas

1) Menentukan tujuan yang realistis.

2) Merencanakan pendekatan dan tindakan.

3) Menyusun standar dan kriteria avaluasi.

h. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan

rencana yang disusun.

i. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang

dilakukan.

j. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat

teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang

baru. (Effendy, 1995)

B. Konsep Dasar Teori

1. Kehamilan Trimester III

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka

melanjutkan keturunan, yang terjadi secara alami, menghasilkan janin

Page 19: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

yang tumbuh di dalam rahim. (Dr. H. Gunawan Nardho S. MPH., 1994.

Pedoman Pelayanan Ante Natal Care di Tingkat Pelayanan Dasar.

Jakarta : Departemen Kesehatan RI: 27

Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim

seorang perempuan, masa kehamilan ini didahului oleh terjadinya

pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang

dihasilkan oleh indung telur. (Dep Kes, 2009 : 15)

Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam

tubuh wanita, yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan

akan diakhiri dengan proses persalinan. Kehamilan Trimester III adalah

Kehamilan yang berusia antara 28 minggu sampai dengan 40 minggu

atau Aterm.

b. Perubahan Fisik dan Fisiologis pada Ibu Hamil

Perubahan yang terjadi pada ibu hamil antara lain :

1) Uterus

a) Ukuran

Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat

hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut

kolagennya menjadi higroskopik endometrium menjadi desidua

ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan

kapitasi lebih dari 4000 cc.

b) Berat

Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram

pada akhir kehamilan (40 pekan).

c) Bentuk dan Konsistensi

Rahim teraba berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis,

karena itu bagian-bagian janin dapat diraba melalui dinding perut

dan dinding rahim.

d) Posisi Rahim

Rahim memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat

mencapai batas hati. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya,

Page 20: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri. (Rustam Mochtar,

1998 : 36)

e) Vaskularisasi

Aa.uterin dan Aa.Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan

anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang

dan bertambah. (Rustam Mochtar, 1998 : 36)

f) Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan

Pada kehamilan 28 minggu, Tinggi Fundus Uteri terletak 2 – 3 jari

di atas pusat. Menurut Spiegelberg dengan mengukur Tinggi

Fundus Uteri dari Simpisis adalah 26,7 cm diatas Simpisis. Pada

kehamilan 36 minggu, Tinggi Fundus Uteri terletak 3 jari di bawah

Processus Xiphoideus. Pada kehamilan 40 minggu, Tinggi Fundus

Uteri terletak sama dengan 8 bulan tapi melebar ke samping yaitu

terletak diantara pertengahan pusat dan Processus Xiphoideus.

(Rustam Mochtar, 1998 : 52)

2) Serviks Uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft)

disebut tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan

mengeluarkan banyak cairan mucus, karena pertambahan dan

pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livide disebut tanda

Chadwick. (Rustam Mochtar, 1998 : 35)

3) Ovarium (indung telur)

Ovulasi terhenti. Masih terdapat Korpus Luteum Graviditas

sampai terbentuknya Uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen

dan progesterone (kira – kira pada kehamilan 16 minggu dan Korpus

Luteum Graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm). Kadar relaxin di

sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester

pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga

pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm. (Rustam Mochtar,

1998 : 35)

4) Vagina dan vulva

Page 21: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Vagina dan vulva terjadi perubahan karena pengaruh estrogen.

Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau

kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda

Chadwick. (Rustam Mochtar, 1998 : 35)

5) Dinding Perut (Abdominal Well)

Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan

robeknya serabut elastik di bawah kulit sehingga timbul striae

gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan

disebut linea nigra. (Rustam Mochtar, 1998 : 36)

6) Mammae

Selama kahamilan payudara bertambah besar, tegang, berat.

Dapat teraba noduli – noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli,

bayangan vena – vena lebih membiru. Terdapat juga hiperpigmentasi

pada puting susu dan areola payudara. Kalau payudara diperas maka

akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning. (Rustam

Mochtar, 1998 : 40)

7) Sirkulasi darah

a) Volume darah

Volume dan darah total dan volume plasma darah naik pesat.

Volume darah akan bertambah banyak, kira – kira 25 % dengan

puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung

(Cardiac Output) yang meningkat sebanyak kurang lebih 30%.

Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup

bulan. (Rustam Mochtar, 1998 : 37)

b) Nadi dan tekanan darah

Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester

kedua dan naik lagi seperti pada prahamil. Tekanan vena dalam

batas-batas normal. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 kali

permenit. (Rustam Mochtar, 1998 :38)

c) Jantung

Page 22: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Pompa jantung mulai naik kira – kira 30%. Setelah kehamilan 3

bulan dan menurun lagi pada minggu – minggu terakhir kehamilan.

(Rustam Mochtar, 1998 : 38)

8) Sistem respirasi

Wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini

disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat

pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama

hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas dada (thoracic breathing).

(Rustam Mochtar, 1998 : 38)

9) Traktus urinarius

Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah

pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul karena

kandung kencing mulai tertekan. Dalam kehamilan ureter kanan dan

kiri membesar karena pengaruh progesterone. Akan tetapi ureter

kanan lebih membesar daripada ureter kiri karena mengalami lebih

banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri.

Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar ke

arah kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering memakai

tangan kanannya atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang

berada di belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan

tersebut lebih sering dijumpai Hidroureter Dekstra dan Pielitis

Dekstra.

Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuri.

Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal

pada kehamilan sehingga filtrasi glomerulus juga meningkat sampai

69 %. Reabsorbsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak

dapat dikeluarkan urea, asam folik dalam kehamilan. (Hanifa

Wiknjosastro, 2002 : 97)

10) Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat –

alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore

Page 23: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah

satu hormon yang juga dikeluarkan oleh Lobus Anterior Hipofisis.

Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan

hidung dikenal sebagai Cloasma Gravidarum. Di daerah leher sering

terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mamae. Linea Alba

pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai Linea Nigra.

Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak,

warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut Striae

Livide. Setelah partus Striae Livide ini berubah warnanya menjadi

putih dan disebut Striae Albikantes. Pada seorang multigravida sering

tampak Striae Livide bersama Striae Albikantes. (Hanifa

Wiknjosastro, 2002 : 97 – 98 )

11) Sistem Endokrin

Beberapa kelenjar endokrin terjadi perubahan seperti :

a) Kelenjar Tiroid : Dapat membesar sedikit

b) Kelenjar Hipofise : Dapat membesar terutama lobus anterior

c) Kelenjar Adrenal : Tidak begitu terpengaruh

12) Metabolisme

Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme,

karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan

dalam kondisi sehat.

a) Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate,BMR) pada wanita

hamil meninggi hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir.

b) Keseimbangan asam –alkali (acic base balance) sedikit mengalami

perubahan konsentrasi alkali.

c) Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat

kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.

d) Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu

makan kuat, sering kencing, dan kadang kala dijumpai glukosuria

yang mengingatkan kita pada diabetes melitus. Dalam keadaaan

hamil, pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti

Page 24: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

somatomamotropin, plasma insulin dan hormon-hormon adrenal

17-ketosteroid.

e) Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat

sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatomamotropin

mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara.

Deposit lemak lainya terdapat di badan, perut, paha dan lengan.

f) Metabolisme mineral

Kalsium : Dibutuhkan rata – rata 1,5 gram sehari sedangkan

untuk pembentukan tulang terutama dalam

trimester terakhir dibutuhkan 30 – 40 gram.

Fosfor : Dibutuhkan rata-rata 2 g/hari.

Zat besi : Dibutuhkan tambahan zat besi ± 800 mg (30-50

mg/hari)

Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.

g) Berat badan wanita hamil akan naik rata-rata sekitar 10-14 kg,

yaitu pada Trimester I = 1-2 kg, Trimester II = 5-7 kg, dan

Trimester III = 4-5 kg. Kenaikan berat badan wanita hamil

disebabkan oleh : Janin, uri, air ketuban, uterus, payudara, kenaikan

volume darah, lemak, protein dan retensi air. Kenaikan berat badan

yang berlebihan biasa ditemukan pada Ibu hamil yang mengalami

keracunan kehamilan.

h) Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori

yang dibutuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat

arang, khususnya sesudah kehamilan 5 bulan keatas. Namun bila

dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk mendapatkan tambahan

kalori.

i) Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus

mengandung banyak protein. Di Indonesia masih banyak dijumpai

penderita defisiensi zat besi dan vitamin B, oleh karena itu wanita

hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan

vitamin. (Rustam Muchtar, 1998 : 39-40)

13) Sistem Muskuloskeletal

Page 25: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone dan elastin

dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan

ketidakseimbangan persendian.

Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah

peregangan otot-otot dan pelunakan ligament-ligamen. Area yang

paling dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah

Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan), Otot – otot abdomal

(meregang ke atas uterus hamil) dan Otot dasar panggul (menahan

berat badan dan tekanan uterus). Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan

titik-titik kelemahan struktural dan bagian bermasalah yang potensial

dikarenakan beban dan menekan kehamilan.

Oleh karena itu masalah postur merupakan hal biasa dalam

kehamilan :

a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan

merubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.

b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda-

benda (memar biru) dan kehilangan keseimbangan (jatuh).

(PusDikNaKes, 2003 :100)

c. Perubahan – Perubahan Psikologis Dalam Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi

dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis

kelamin bayinya dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin juga

sudah memilih sebuah nama untuk bayinya. (PusDikNaKes, 2003 : 28)

Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam,

adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar, adanya

perubahan gambaran diri (konsep diri, tidak mantap, merasa terasing,

tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga senang karena kelahiran

sang bayi). (Tri Rusmi Widayatun, 1999 : 154)

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar menanti

kehadiran bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir

Page 26: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia memperhatikan

dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul. (Varney, 2006)

d. Kebutuhan Fisik Ibu hamil Trimester III

1) Kebutuhan Nutrisi

Nutrisi atau makanan yang sehat adalah mengenai cara memilih

makanan yang seimbang dan merasakan yang terbaik secara fisik serta

mental bagi diri. Sedangkan makan sehat adalah mengenai makan

yang sesungguhnya dan menikmati makanan tersebut (Hunter&

Dodds, 2005).

Kebutuhan makanan sehari-hari untuk ibu hamil yaitu:

a) Kalori : 2500 Kkal

b) Protein : 85 g

c) Kalsium (Ca) : 1,5 g

d) Zat besi (Fe) : 15 mg

e) Vitamin A : 6000 IU

f) Vitamin B : 1,8 mg

g) Vitamin C : 100 mg

h) Riboflavin : 2,5 mg

i) As nicotin : 18 mg

j) Vitamin D : 400-800 IU

2) Kebutuhan Personal Hygiene

Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri

sendiri. Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena

badan yang kotor banyak mengandung kuman-kuman.

3) Kebutuhan Eliminasi

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan

cukup lancar, untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung

kemih yaitu minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin

perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar,

sehingga buang air besar mengalami obstipasi (sembelit). Sembelit

dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya

Page 27: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

gerakan ibu hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk

meningkatkan gerak, banyak makan makanan berserat (sayur dan

buah-buahan). Sembelit dapat menambah gangguan wasir menjadi

lebih.

4) Kebutuhan Seksual

Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis yang

tidak dapat ditawar, tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka yang

hamil, kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan

hubungan seksual. Pada hamil muda hubungan seksual sedapat

mungkin dihindari, bila terdapat keguguran berulang atau mengancam

kehamilan dengan tanda infeksi, pendarahan, mengeluarkan air. Pada

kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang persalinan perlu dihindari

hubungan seksual karena dapat membahayakan. Bisa terjadi bila

kurang higienis, ketuban bisa pecah, dan persalinan bisa terangsang

karena, sperma mengandung prostaglandin. Perlu diketahui keinginan

seksual ibu hamil tua sudah berkurang karena berat perut yang makin

membesar dan tekniknya pun sudah sulit dilakukan. Posisi diatur

untuk menyesuaikan pembesaran perut.

5) Kebutuhan Mobilisasi

Ibu hamil harus mengetahui bagaimana caranya memperlakukan

diridengan baik dan kiat berdiri duduk dan mengangkat tanpa

menjaditegang.Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan

kepadawanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas

sehari-hariyang aman dan nyaman selama kehamilan.Karena sikap

tubuh seorangwanita yang kurang baik dapat mengakibatkan sakit

pinggang.

6) Kebutuhan Istirahat / Tidur

Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang

melelahkan, tapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk

menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil juga

harus menghindari posisi duduk, berdiri dalam waktu yang sangat

lama. Ibu hamil harus mempertimbangkan pola istirahat dan tidur

Page 28: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan bayinya.

Kebiasaan tidur larut malam dan kegiatan-kegiatan malam hari harus

dipertimbangkan dan kalau mungkin dikurangi hingga seminimal

mungkin. Tidur malam + sekitar 8 jam/ istirahat/ tidur siang ± 1 jam.

7) Kebutuhan Imunisasi

Kehamilan bukan saat untuk memakai program imunisasi

terhadap berbagai penyakit yang dapat dicegah. Hal ini karena

kemungkinan adanya akibat yang membahayakan janin. Imunisasi

harus diberikan pada wanita hamil hanya imunisasi TT untuk

mencegah kemungkinan tetanus neonatorum. Imunisasi TT

harusdiberikan sebanyak 2 kali, dengan jarak waktu TT1 dan TT2

minimal 1bulan, dan ibu hamil harus sudah diimunisasi lengkap pada

umur kehamilan 8 bulan.

e. Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Trimester III

Menurut Varney (2006), tidak semua wanita mengalami semua

ketidaknyamanan yang umum muncul selama kehamilan, tetapi banyak

juga wanita mengalami dari tingkat sedang hingga berat.

Ketidaknyamanan merupakan suatu perasaan ataupun yang tidak

menyenangkan bagi kondisi fisik ataupun mental pada ibu hamil

(Idayah,2008).

Kehamilan pada trimester 3 adalah usia kehamilan dari minggu ke

28 sampai minggu ke 40. Pada usia kehamilan ini ada kegembiraan dan

kegairahan ketika terfikir oleh kita bahwa akhirnya kita akan dapat

memegang bayi Anda, meskipun diwarnai sedikit ketakutan dan

kekhawatiran berkenaan dengan persalinan dan kelahiran anak.

Ketidaknyamanan, akibat ukuran bayi yang sedang tumbuh, mungkin

sedikit mengganggu. Berikut beberapa perubahan lain yang dialami pada

trimester III :

1) Hiverventilasi dan sesak nafas(Nospatologis)

2) Pusing dan Mengantuk

3) Sering Kencing dan Kebocoran Air Kencing

Page 29: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

4) Kaki dan Jari Bengkak

5) Dyspepsia

6) Kram (Varney, 2006)

2. Anemia

a. Pengertian

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu,

baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya.

Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran

(abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang lama akibat kelelahan

otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca

melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok,

infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat

(<4 gr%) dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Hipoksia akibat

anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan

(Wiknjosastro, 2007).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr

% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

wanita tidak hamil, terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2

(Cunningham. F, 2005).

Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah

anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi

dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi

atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh,

misalnya pada perdarahan. hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari

atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat

berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang

berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu.

Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi

penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima

Page 30: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya

(Mardliyanti, 2006).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr

% pada trimester 2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi

wanita tidak hamil, terjadi karena hemodulasi, terutama pada trimester 2

(Cunningham. F, 2005)

Beberapa penyebab anemia yaitu :

1) Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.

2) Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil,

masa tumbuh kembang pada remaja, penyakit kronis, seperti

tuberculosis dan infeksi lainnya.

3) Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria,

haid yang berlebihan dan melahirkan.

b. Faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil

1) Umur Ibu

Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur

kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita

anemia dan ibu. Wanita hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu

50,5% menderita anemia.

Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35

tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, karena akan

membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun

janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu

mengalami anemia.

2) Paritas

Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi

mempunyai resiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia di

banding dengan paritas rendah. Adanya kecenderungan bahwa

semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan semakin tinggi

angka kejadian anemia.

Page 31: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

3) Kurang Energi Kronis (KEK)

41% (2.0 juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya

masalah gizi pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari

keadaan sosial, ekonomi, dan bio sosial dari ibu hamil dan

keluarganya seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, konsums

pangan, umur, paritas, dan sebagainya.

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk

mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita Usia Subur

(WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau

perubahan tatus gizi dalam jangka pendek. Pengukuran lingkar lengan

atas (LILA) dapat digunakan untuk tujuan penapisan status gizi

Kurang Energi Kronis (KEK). Ibu hamil KEK adalah ibu hamil yang

mempunyai ukuran LILA<23.5 cm.

Deteksi KEK dengan ukuran LILA yang rendah mencerminkan

kekurangan energi dan protein dalam intake makanan sehari hari yang

biasanya diiringi juga dengan kekurangan zat gizi lain, diantaranya

besi. Dapat diasumsikan bahwa ibu hamil yang menderita KEK

berpeluang untuk menderita anemia (Darlina, 2003).

4) Infeksi dan Penyakit

Zat besi merupakan unsur penting dalam mempertahankan daya

tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian,

orang dengan kadar Hb <10 g/dl memiliki kadar sel darah putih

(untuk melawan bakteri) yang rendah pula. Seseorang dapat terkena

anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh akibat kondidi

fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah

atau menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi cacing

tambang, malaria, TBC) (Anonim, 2004).

Ibu yang sedang hamil sangat peka terhadap infeksi dan

penyakit menular. Beberapa di antaranya meskipun tidak mengancam

nyawa ibu, tetapi dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi janin.

Diantaranya, dapat mengakibatkan abortus, pertumbuhan janin

Page 32: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

terhambat, bayi mati dalam kandungan, serta cacat bawaan. Penyakit

infeksi yang di derita ibu hamil biasanya tidak diketahui saat

kehamilan. Hal itu baru diketahui setelah bayi lahir dengan kecacatan.

Pada kondisi terinfeksi penyakit, ibu hamil akan kekurangan banyak

cairan tubuh serta zat gizi lainnya (Bahar, 2006).

Penyakit yang diderita ibu hamil sangat menentukan kualitas

janin dan bayi yang akan dilahirkan. Penyakit ibu yang berupa

penyakit menular dapat mempengaruhi kesehatan janin apabila

plasenta rusak oleh bakteri atau virus penyebab penyakit. Sekalipun

janin tidak langsung menderita penyakit, namun Demam yang

menyertai penyakit infeksi sudah cukup untuk menyebabkan

keguguran. Penyakit menular yang disebabkan virus dapat

menimbulkan cacat pada janin sedangkan penyakit tidak menular

dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan meningkatkan

kematian janin 30% (Bahar, 2006).

5) Jarak kehamilan

Menurut Ammirudin (2007) proporsi kematian terbanyak terjadi

pada ibu dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak

kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi

kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat

menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan

kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu

hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam

kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya

berkurang untuk keperluan janin yang dikandungnya.

6) Pendidikan

Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan

anemia yang di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi

banyak di jumpai di daerah pedesaan dengan malnutrisi atau

kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan dengan jarak yang

berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat social

ekonomi rendah (Manuaba, 2010).

Page 33: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

c. Bahaya anemia dalam kehamilan ( Manuaba, 2010)

Pengaruh anemia pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal :

berat badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini,

anemia pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah,

perdarahan intranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi

subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonatus :

premature, apgar scor rendah, gawat janin.

Bahaya pada Trimester II dan trimester III, anemia dapat

menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante partum,

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai

kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis

hingga kematian ibu (Mansjoer A. dkk., 2008).

Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan

gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan

dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan

perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer A. dkk., 2008).

Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan

sehingga akan mempengaruhi ibu saat mengedan untuk melahirkan bayi

(Smith et al., 2012).

Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan : gangguan his-

kekuatan mengejan, Kala I dapat berlangsung lama dan terjadi partus

terlantar, Kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering

memerlukan tindakan operasi kebidanan, Kala III dapat diikuti retensio

plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri, Kala IV dapat

terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri. Pada kala nifas

: Terjadi subinvolusi uteri yang menimbulkan perdarahan post partum,

memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,

dekompensasi kosrdis mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas,

mudah terjadi infeksi mammae (Saifudin, 2006)

Hasil penelitian oleh Indriyani dan Amirudin (2007) menunjukkan

bahwa faktor risiko anema ibu hamil <11 gr% mempunyai hubungan

Page 34: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

yang bermakna dengan kejadian partus lama. Ibu yang mengalami

kejadian anemia memiliki risiko mengalami partus lama 1,681 kali lebih

besar dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia tapi tidak bermakna

secara statistik. Ini diduga karena terjadi ketidak seragaman pengambilan

kadar Hb dan pada kontrolnya ada yang kadar Hb nya diambil pada

trimester 1 dan bisa saja pada saat itu ibu sedang anemia. Ibu hamil yang

anemia bisa mengalami gangguan his/gangguan mengejan yang

mengakibatkan partus lama. Kavle et al, (2008) pada penelitianya

menyatakan bahwa perdarahan pada ibu setelah melahirka berhubungan

dengan anemia pada kehamilan 32 minggu. Kehilangan darah lebih

banyak pada anemia berat dan kehilangan meningkat sedikit pada wanita

anemia ringan dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia.

Pertumbuhan plasenta dan janin terganggu disebabkan karena

terjadinya penurunan Hb yang diakibatkan karena selama hamil volume

darah 50% meningkat dari 4 ke 6 L, volume plasma meningkat sedikit

yang menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit.

Penurunan ini akan lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat

besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

perfusi dari plasenta dan untuk penyediaan cadangan saat kehilangan

darah waktu melahirkan. Selama kehamilan rahim, plasenta dan janin

memerlukan aliran darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

(Smith et al., 2012).

Pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin,

kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar

38,85% ,merupaka penyebab kematian bayi. Sedangkan penyebab

lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen

dalam rahim (hipoksiaintrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan

dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir),

yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82% kematian perinatal

dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. Jika dilihat dari golongan

sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2005 adalah disebabkan

Page 35: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu56,09%

(Depkes, 2008).

Ahmad Rofiq (2008) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu

dengan prioritas 1-3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan

ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukkan proporsi kematian

maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan

ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar

bisa kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang

terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan. Karena cadangan

zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk keperluan janin yang

dikandungnya.

d. Akibat anemia terhadap kehamilan

1) Abortus

2) Kematian intra uterine

3) Persalinan prematuritas tinggi

4) Berat badan lahir rendah

5) Kelahiran dengan anemia

6) Cacat bawaan

7) Bayi mudah infeksi sampai kematian perinatal

8) Intelegiensia rendah (Manuaba, 2010)

e. Pencegahan anemia

Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :

1) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran

warna hijau, kacang – kacangan, protein hewani, terutama hati.

2) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk,

tomat, mangga dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat

besi.

Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu,

wanita hamil dan anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama

kehamilan bukan untuk meningkatkan atau menjaga konsentrasi

Page 36: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

hemoglobin ibu, atau untuk mencegah kekurangan zat besi pada ibu. Ibu

yang mengalami kekurangan zat besi pada awal kehamilan dan tidak

mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk mengisi

kembali simpanan zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga

suplemen zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin (Depkes,

2008).

Penderita anemia ringan sebaliknya tidak menggunakan suplemen

zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan perbaikan menu makanan.

Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi

seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, oncom,

kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau

tua (kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang).

Selain itu tambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi

seperti vitamin C, air jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi

penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari

(Anonim, 2004).

3. KEK

a. Pengertian

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu atau lebih zat gizi

(Helena, 2013).

Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi

kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan

yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu hamil.

Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan dalam

jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi)

untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan

protein (untuk melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi

Page 37: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

lainnya. Gizi kurang kronik disebabkan karena tidak mengkonsumsi

makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik dalam

periode/kurun waktu yang lama untuk mendapatkan kalori dan protein

dalam jumlah yang cukup, atau disebabkan menderita muntaber atau

penyakit kronis lainnya.

b. Etiologi

Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa

jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan

tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi

kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga

mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).

Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun janin

yang dikandungnya yaitu meliputi:

1) Akibat KEK pada ibu hamil

a) Terus menerus merasa letih

b) Kesemutan

c) Muka tampak pucat

d) Kesulitan sewaktu melahirkan

e) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi,

sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.

2) Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung

a) Keguguran

b) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir

rendah (BBLR)

c) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya

kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)

d) Kematian bayi (Helena, 2013).

c. Faktor yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain : jumlah asupan energi,

umur, beban kerja ibu hamil, penyakit/infeksi, pengetahuan ibu tentang

gizi dan pendapatan keluarga. Adapun penjelasannya :

Page 38: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

1) Jumlah asupan makanan

Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada

kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat

yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup.

Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam

menghasilkan bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-

buahan. Pengukuran konsumsi makanan sangat penting untuk

mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini

dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan faktor diet yang

menyebabkan malnutrisi.

2) Usia ibu hamil

Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang

sedang hamil akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang

diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak karena

selain digunakan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri,

juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan

untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang

melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan

tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang

berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20

tahun dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil

akan lebih baik.

3) Beban kerja/Aktifitas

Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan

gerak yang otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada

mereka yang hanya duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan

energi, maka apabila semakin banyak aktifitas yang dilakukan, energi

yang dibutuhkan juga semakin banyak. Namun pada seorang ibu

hamil kebutuhan zat gizi berbeda karena zat-zat gizi yang dikonsumsi

selain untuk aktifitas/ kerja zat-zat gizi juga digunakan untuk

perkembangan janin yang ada dikandungan ibu hamil tersebut.

Page 39: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

Kebutuhan energi rata-rata pada saat hamil dapat ditentukan

sebesar 203 sampai 263 kkal/hari, yang mengasumsikan pertambahan

berat badan 10-12 kg dan tidak ada perubahan tingkat kegiatan.

4) Penyakit /infeksi

Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi

dan juga infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat

malnutrisi, mekanismenya yaitu :

a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya

absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.

b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual,

muntah dan perdarahan yang terus menerus.

c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat

sakit atau parasit yang terdapat pada tubuh.

5) Pengetahuan ibu tentang Gizi

Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku

pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan.

Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai

asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi

makanan dalam keluarga.

Beberapa studi menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari

ibu meningkat maka pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi

bartambah baik. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai

nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai

pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari

pada yang kurang bergizi.

6) Pendapatan keluarga

Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan

kuantitas makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah,

sebanyak 60 persen hingga 80 persen dari pendapatan riilnya

dibelanjakan untuk membeli makanan. Artinya pendapatan tersebut

70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat (beras dan

Page 40: Komunitas Pada Ibu Hamil KEK dan Anemia

penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy

lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan

menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya

pengeluaran untuk pangan.

7) Pemeriksaan Kehamian ( Perawatan Ante Natal)

Dalam memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus

melakukan kunjungan ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan

kenaikan berat badan perlu dilakukan dengan teliti, jangan sampai

wanita hamil terlalu gemuk untuk menghindarkan kesulitan

melahirkan dan bahkan jangan terlalu kurus karena dapat

membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang dikandungannya

(Sjahmien Moehji, 2003)