komunikasi pembangunan

24

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
Page 2: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

i

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Etnografi Masyarakat Adat Rejang di

Kabupaten Lebong

(Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli

Pengobatan Masyarakat)

@2021

Page 3: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

ii

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang

Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan pidana Pasal 72 1. Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 4: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

iii

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Etnografi Masyarakat Adat Rejang di

Kabupaten Lebong

(Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli

Pengobatan Masyarakat)

Dhanurseto Hadiprashada, Fahmi Arisandi, Arafik Trisno

Page 5: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

iv

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Etnografi Masyarakat Adat Rejang di Kabupaten Lebong (Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli

Pengobatan Masyarakat)

Penulis : Dhanurseto Hadiprashada, Fahmi Arisandi, Arafik Trisno

Editor : Arono

Bayu Risdiyanto

Tata Letak : ElMarkazi

Desain Cover : R Arif Hidayat

Ukuran : x, 128 hlm, Uk: 15,5 cm x 23 cm

ISBN : 978-623-331-153-3

Cetakan Pertama :

September 2021

Diterbitkan oleh : PENERBIT ELMARKAZI

Anggota IKAPI Jl.RE.Martadinata RT.26/05 No.43 Pagar Dewa,

Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu 38211 Website: www.elmarkazi.com dan www.elmarkazistore.com

E-mail: [email protected]

Dicetak oleh Percetakan ElMarkazi Isi diluar tanggung jawab percetakan

Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Page 6: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

v

PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, Gusti

Murbening JAGAD, Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya buku ini dapat diselesaikan dengan segala

keterbatasannya. Buku “KOMUNIKASI PEMBANGUNAN:

Etnografi Masyarakat Adat Rejang di Kabupaten Lebong

(Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli

Pengobatan Masyarakat)” merupakan bagian dari hasil

penelitian kolaborasi antara akademisi, dan masyarakat adat

yang ada di Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Tulisan

dalam buku ini merupakan hasil penggalian secara

berkelanjutan dalam pendokumentasian situs keramat/ wisata

religi terbatas masyarakat adat Rejang Kabupaten Lebong

dan pengidentifikasian, pengobatan masyarakat adat Rejang

Kabupaten Lebong. Walaupun banyak data dan fakta yang

tidak dapat penulis paparkan dalam tulisan ini, penulis

berharap para pemangku kepentingan, masyarakat dan

akademisi dapat memahami kekurangan dan kelebihan dari

karya ini. Penulis melihat masih banyak kekurangan dalam

berbagai hal tidak terkecuali keterbatasan ilmu pengetahuan

yang penulis miliki.

Tentunya hal ini menjadikan hambatan tersendiri bagi

penulis. Berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya

kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala

bentuk bantuannya penulis haturkan terima kasih kepada

TIM Masyarakat Adat Tanah Rejang terkhusus

FIRMANSYAH dan ROZI AMAN JAYA yang sangat

membantu di lapangan dan narasumber yang telah

memberikan bimbingan dan pengetahuan budaya. Selain itu,

penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan FISIP

Universitas Bengkulu Periode 2017-2021 Dr. Achmad

Aminuddin yang memberikan izin kepada salah satu penulis

dalam menyelesaikan karya ini, Bu Dekan FISIP UNIB Dr.

Yunilisiah, M.Si yang saat ini tetap konsen dalam aktivitas

masyarakat adat di Provinsi Bengkulu. Selanjutnya kami

Page 7: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

vi

juga mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Wilayah

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Bengkulu,

saudara Def Tri atas kontribusi nyata sehingga Buku

Referensi ini bisa terbit dan hadir di tengah masyarakat adat

di Provinsi Bengkulu.

Harapan penulis, semoga karya sederhana ini dapat

memberikan tambahan informasi dan manfaat bagi

keanekaragaman budaya, keluhuran, dan rasa penghormatan

bagi karya generasi sebelum kita khususnya yang ada di

Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Bagian akhir dari

pengantar ini, kami mengajak generasi muda untuk dapat

berkontribusi nyata dalam pembangunan khususnya nilai-

nilai budaya yang ada di wilayah kita semua.

Bengkulu, 17 Agustus 2021

Tim Penulis

Page 8: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

vii

KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

Etnografi Masyarakat Adat Rejang di

Kabupaten Lebong

(Studi Pemetaan Situs Keramat dan Pengetahuan Asli

Pengobatan Masyarakat)

ABSTRAK

Secara kesejarahan, Kabupaten Lebong memiliki nilai-nilai

kearifan yang dimiliki oleh suku rejang. Hal ini secara

khusus telah di tuangkan dalam Peraturan Daerah No 4

Tahun 2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan

Masyarakat Hukum Adat Rejang. Kondisi ini berbanding

lurus dengan visi misi kepala daerah di Kabupaten Lebong

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Tahun 2016-2021. Berdasar atas fungsi wilayah, tentunya

akan memberikan banyak peluang bagi masyarakat adat

Rejang untuk dapat memetakan lebih lanjut kearifan budaya

dan pengetahuan yang dimilikinya. Secara khusus,

berdasarkan Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2017 tentang

Pemajuan Kebudayaan daerah. Masyarakat adat Rejang di

Kebupaten Lebong, Provinsi Bengkulu dapat mulai untuk

mengembangkan konsep komunikasi pembangunan

masyarakat dalam memetakan dan mendeskripsikan potensi

budaya yang telah dimiliki. Akan tetapi, pada proses

pembangunan yang dilakukan justru potensi nilai-nilai

budaya dan pengetahuan asli yang dimiliki oleh masyarakat

adat Rejang dalam kehidupan mereka sehari hari cenderung

belum terakomodasi dengan baik. Penelitian ini secara

khusus bertujuan untuk menggali, mendata dan

mendokumentasikan situs keramat / wisata religi terbatas

masyarakat adat Rejang Kabupaten Lebong dan

mengidentifikasi, mendata dan mendokumentasikan

pengobatan masyarakat adat Rejang Kabupaten Lebong.

Pendekatan penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis

Page 9: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

viii

penelitian etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat 9 objek fisik yang layak untuk dilakukan rencana

tindak lanjut pengembangan situs keramat/ wisata religi

terbatas meliputi, Keramat Bukit Resam “Tuan Rajo Bitang”,

Ajai Malang (Petulai Selupuh Lebong), Tepat Taukem Tes

(Tuan Tahta Tunggal Terguling Sakti), Keramat Ulau Du’es,

Keramat Lebong (Kyai Haji Ki Pandan), Keramat Bingin

Kuning (Petulai Tubei Suku VII), Makam Keramat Tuan Ki

Diwo, Makam Keramat Rio Stanggei Panjang, dan Keramat

“Tuan Rajo Bitang” Plabai. Selanjutnya, diperlukan riset

lanjutan dalam menggali pengetahuan pengobatan tradisional

yang dijalankan oleh T’wan Anok Langia dengan berbagai

metode yang tentunya butuh pendokumentasian lebih empiris

terkait jenis tanaman yang digunakan.

Kata kunci : Komunikasi, pembangunan, situs, adat, rejang,

pengetahuan

Page 10: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................... i

PENGANTAR ............................................................... v

ABSTRAK .................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................. ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian ............................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian ............................................. 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Masyarakat Adat dalam Komunikasi

Pembangunan .................................................... 7

2.2. Model Pesan Komunikasi ................................. 9

2.3. Teori Pertukaran pada Masyarakat Adat ......... 14

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Metode Dasar .................................................. 16

3.2. Pendekatan Penelitian ..................................... 17

3.3. Lokasi dan Informan Penelitian ...................... 22

3.4. Sumber dan Jenis Data .................................... 25

3.5. Operasionalisasi Penelitian ............................. 27

3.6. Teknik Pengumpulan Data .............................. 28

3.7. Teknik Keabsahan Data .................................. 31

3.8. Analisis Data ................................................... 32

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Suku Rejang di Kabupaten Lebong 37

4.1.1 Sejarah Suku Rejang di Kabupaten Lebong 37

4.1.2 Letak Geografis dan Pemerintahan ............... 41

4.1.3 Objek Komunitas Adat Tik Tebing .............. 43

4.1.3. 1 Letak Geografis ......................................... 43

4.1.3. 2 Sejarah Kutai Tik Tebing .......................... 44

Page 11: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

x

4.1.3. 3 Pengetahuan Asli Terkait Pengelolaan Wilayah

................................................................................ 47

4.1.3. 4 Kelembagaan Adat .................................... 48

4.1.3. 5 Contoh Pengelolaan dan Sistem Hukum Adat

................................................................................ 50

4.2 Pemetaan Potensi Sumber Daya Fisik Masyarakat

Adat Rejang ............................................................ 54

4.3 Pemetaan dan Deskripsi Pengetahuan Tradisional

dalam Pengobatan ................................................. 68

4.3.1 Deskripsi Lokasi Pengamatan ........................ 68

4.3.2 Informan Penelitian........................................ 68

4.3.3 Karakteristik Informan Terpilih .................... 72

4.4 Analisis Sosio Budaya Masyarakat Adat Rejang dan

Pemerintah dalam Pelestarian Pengetahuan Asli .. 82

4.5 Pesan Budaya dalam Komunikasi Pembangunan

Masyarakat Adat Rejang ..................................... 102

BAB V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan ................................................... 106

5.2. Rekomendasi ................................................. 108

DAFTAR PUSTAKA ................................................ 109

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................... 113

Lampiran 1. Foto Kegiatan ......................................... 113

Lampiran 2. Potensi Situs Keramat/Wisata Religi

Terbatas .................................................. 114

Lampiran 3. Foto Tanaman Obat ................................ 115

Lampiran 4. Instrumen Model Pesan Komunikasi HP 1-3

................................................................ 116

TIM PENULIS .......................................................... 126

Page 12: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu merupakan

Kabupaten pemekaran yang dibentuk berdasarkan Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2003

Tentang Pembentukan Kabupaten Lebong dan Kabupaten

Kepahiang di Provinsi Bengkulu. Kondisi ini didasarkan

pada kemampuan ekonomi, potensi daerah, kondisi sosial

budaya, politik, jumlah penduduk, dan luas daerah yang

ada di Kabupaten Lebong. Berdasarkan letak geografis,

Kabupaten lebong terletak pada 105º-108º Bujur Timur

dan 02º,65’-03º,60’ Lintang Selatan, dengan tipologi

perbukitan. Selain itu, aspek kesejarahan yang dimiliki

Kabupaten Lebong menjadi latar belakang dalam

penelitian ini.

Secara kesejarahan, Kabupaten Lebong memiliki

nilai-nilai kearifan yang dimiliki oleh suku rejang. Hal ini

secara khusus telah di tuangkan dalam Peraturan Daerah

No 4 Tahun 2017 tentang Pengakuan dan Perlindungan

Masyarakat Hukum Adat Rejang. Kondisi ini berbanding

lurus dengan visi misi kepala daerah di Kabupaten Lebong

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

Tahun 2016-2021. Salah satu tujuan dari rencana ini

Page 13: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

2

adalah untuk meningkatkan derajat SDM yang berbudaya,

berilmu, berketerampilan dan berdaya saing. Tentunya hal

ini agar dapat mencapai sasaran dalam meningkatkan

implementasi kehidupan masyarakat berbasis budaya dan

kearifan lokal.

Implementasi ini tentunya menarik untuk di telaah

lebih lanjut. Berdasarkan data yang didapat, hampir 70 %

wilayah Kabupaten Lebong masuk dalam kawasan hutan

negara yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan fungsi

konservasi, lindung, dan cagar alam. Berdasar atas fungsi

wilayah, tentunya akan memberikan banyak peluang bagi

masyarakat adat Rejang untuk dapat memetakan lebih

lanjut kearifan budaya dan pengetahuan yang dimilikinya.

Secara khusus, berdasarkan Undang-Undang (UU) No 5

Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan daerah.

Masyarakat adat Rejang di Kebupaten Lebong, Provinsi

Bengkulu dapat mulai untuk memetakan dan

mendeskripsikan potensi budaya yang telah dimiliki.

Kebudayaan dan kearifan masyarakat ini tentunya

memiliki daya dorong untuk dapat dikembangkan menjadi

haluan pembangunan nasional yang diimplementasikan di

seluruh daerah.

Berdasarkan aspek kesejarahan yang dimiliki oleh

kabupaten Lebong melalui cerita tutur dan kebiasaan

Page 14: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

3

masyarakat adat rejang. Masyarakat adat rejang tentunya

memiliki banyak nilai-nilai kearifan dan pengetahuan asli

yang sampai sekarang masih mereka lestarikan. Nilai ini

tentunya dapat berupa warisan tak benda dan warisan

benda budaya tetapi juga dalam bentuk artefak, prasasti,

makanan tradisional, pakaian, alat musik, tradisi dan

ekspresi lisan, seni pertunjukan, ritual dan festival.

Pengetahuan dan praktek mengenai alam dan semesta, dan

kriya tradisional menjadi kajian yang unik. Dokumentasi

nilai-nilai budaya masyarakat Rejang saat ini justru

menjadi pekerjaan penting bagi masyarakat adat Rejang di

Kabupaten Lebong. Hasil pemetaan, penggaliaan data

sosial budaya, inventarisasi bangunan cagar budaya dan

kearifan masyarakat sekitar justru dapat digunakan

masyarakat dalam merencanakan dan mengembangkan

arah pembangunan bagi masyarakat setempat.

Proses ini yang kemudian menjadi jembatan dalam

memberikan definisi yang nyata terkait komunikasi

pembangunan. Kesadaran masyarakat dalam proses

komunikasi pembangunan memungkinkan kemunculan

daya ketika mereka merencanakan, melaksanakan, dan

melakukan evaluasi atas kondisi yang sedang dialami. Fase

kesadaran ini tentunya akan memberikan interaksi dalam

proses perubahan yang dialami. Secara kontekstual,

Page 15: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

4

kondisi sosial dan budaya masyarakat memberikan ruang

dalam percakapan yang efektif. Efektivitas ini merupakan

bentuk dari partisipasi dalam proses yang sedang dijalani

oleh individu dalam masyarakat.

Indikasi yang muncul terkait kondisi sosial

budaya masyarakat yang terjadi pada saat ini menjadi

sesuatu yang menarik untuk dipublikasikan secara ilmiah.

Fokus permasalahan ini secara khusus berusaha untuk

menjawab beberapa tantangan dan permasalahan yang

dihadapi oleh para stakeholder (masyarakat adat Rejang

dan pemerintah daerah Kabupaten Lebong). Permasalahan

ini terkait dengan belum adanya pemetaan potensi sumber

daya fisik yang dilakukan dengan memfokuskan pada situs

situs keramat / wisata religi terbatas di beberapa wilayah

yang diyakini masyarakat sebagai wilayah yang pernah

didiami leluhur masyarakat adat Rejang di Kabupaten

Lebong. Selanjutnya, belum terdokumentasinya

pengetahuan masyarakat adat dalam penggunaan

pengobatan tradisional. Masyarakat adat secara khusus

belum memberikan informasi terkait latar belakang sosial

budaya yang dimiliki sehingga menjadikan pemetaan

potensi penting dilakukan.

Beberapa kajian ilmiah terkait program

pembangunan masyarakat, pembangunan fisik dan

Page 16: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

5

pengembangan pengetahuan budaya asli menjadi pilihan

utama dalam proses kemajuan sebuah daerah. Kondisi

budaya dan geografis yang sangat unik dan menarik dalam

pengembangan nilai-nilai budaya masyarakat adat di

Kabupaten lebong menjadi dasar dalam penulisan buku

hasil penelitian ini. Berdasarkan latar belakang tersebut,

referensi yang ingin disajikan penulis dalam karya ini

terkait dengan potensi situs keramat /wisata religi terbatas

khususnya lokasi keramat yang diyakini masyarakat adat

rejang dan pengetahuan asli yang dimiliki oleh masyarakat

adat Rejang dalam pengobatan yang secara tersirat

membentuk pola komunikasi pembangunan masyarakat

adat yang mengarah pada pemberdayaan budaya asli

masyarakat adat rejang dalam kehidupan mereka sehari

hari.

1.2 Rumusan Masalah

Isu penting dan strategis yang akan dikaji dalam

proses ini adalah,

1. Bagaimana Potensi sumber daya fisik yang meliputi

situs keramat/ wisata religi terbatas yang dimiliki oleh

masyarakat adat Rejang di Kabupaten Lebong

2. Bagaimana pengetahuan asli masyarakat adat Rejang

dalam pengelolaan pengetahuan pengobatan tradisional

Page 17: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

6

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. menggali, mendata dan mendokumentasikan situs

keramat / wisata religi terbatas masyarakat adat Rejang

Kabupaten Lebong

2. mengidentifikasi, mendata dan mendokumentasikan

cara pengobatan tradisional masyarakat adat Rejang

Kabupaten Lebong

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan

manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai referensi bagi pemerintah Kabupaten Lebong

dalam rangka memberdayakan masyarakat adat secara

aktif dalam pembangunan potensi sumber daya fisik dan

budaya.

2. Dapat dijadikan sebagai strategi dalam

mengkomunikasikan pesan komunikasi pembangunan

dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan

untuk secara bersama mengembangkan misi

pembangunan budaya masyarakat.

Page 18: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masyarakat Adat dalam Komunikasi Pembangunan

Kajian teoritis terkait konsep masyarakat adat

sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Kebudayaan

yang dijelaskan oleh Koentjaraningrat (1987: 5) mengenai

wujud kebudayaan, pertama sebagai suatu kompleks dari

ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan.

Wujud kebudayaan yang kedua, sebagai suatu kompleks

aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat

dan yang ketiga wujud kebudayaan sebagai benda-benda

hasil karya manusia yang mengarah pada proses aktivitas

sosial dan budaya. Aktivitas sosial dan budaya ini

kemudian merujuk pada perhimpunan berdasarkan norma

yang berlaku. Soejono soekanto (2001) melihat bahwa

hasil akhir dari aktivitas sosial budaya masyarakat akan

membentuk lembaga kemasyarakatan yang merupakan

himpunan daripada norma-norma dari segala tingkatan

(struktur) yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok

dalam kehidupan masyarakat. Struktur ini yang kemudian

disebut sebagai “rules and resources” yakni tata aturan

dan sumber daya, yang selalu diproduksi dan direproduksi,

serta memiliki hubungan dualitas dengan agensi, serta

melahirkan berbagai praktik sosial sebagaimana tindakan

Page 19: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

8

sosial (Ritzer, 2014). Tindakan sosial inilah yang

kemudian menciptakan formulasi konsep struktur, sistem,

dan strukturasi. Formulasi ini kemudian tercermin dalam

struktur penandaan, pemaknaan, penyebutan, dan wacana

yang kemudian menciptakan struktur pembenaran

(legitimation) yang menyangkut skema peraturan normatif,

yang terungkap dalam tata hukum (Giddens, 2010: 25).

Skema peraturan ini kemudian yang membentuk

konsep tentang masyarakat hukum adat (dalam kajian ini

kemudian arah pemaknaan di lakukan dengan

menggunakan pilihan kata Masyarakat Adat). Masyarakat

hukum adat yang selanjutnya disebut Masyarakat adat

adalah sekelompok orang yang secara turun temurun

bermukim di wilayah geografis tertentu di Negara

Kesatuan Republik Indonesia karena adanya ikatan pada

asal usul leluhur, hubungan yang kuat dengan tanah,

wilayah, sumber daya alam, memiliki pranata

pemerintahan adat, dan tatanan hukum adat di wilayah

adatnya. Masyarakat Adat Rejang dapat didefinisikan

sebagai sekelompok masyarakat yang secara turun

temurun bermukim di wilayah geografis berdasarkan adat

istiadat, sistem nilai budaya, dan sistem hukum adat di

Kabupaten Lebong yang memiliki ikatan asal usul leluhur,

adanya hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah,

Page 20: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

9

sumber daya alam, serta adanya sistem nilai yang

menentukan pranata ekonomi, politik, sosial dan hukum

yang berbeda, baik sebagian maupun seluruhnya dari

masyarakat pada umumnya.

Hubungan yang kuat dengan tanah, wilayah,

sumber daya alam, serta adanya sistem nilai yang

menentukan pranata ekonomi, politik, sosial dan hukum

ini menjadi perhatikan khusus dalam konsep komunikasi

pembangunan. Masyarakat adat yang memberikan

kontribusi nyata dalam hubungan tersebut memberikan

solusi komunikasi atas pesan yang berlangsung dua arah

memberikan terbukanya akses dalam pelaksanaan

pembangunan budaya asli yang memperkuat akar

pembangunan daerah. Proses ini yang kemudian menjadi

benang merah dalam pengembangan konsep pesan dalam

komunikasi.

2.2 Model Pesan Komunikasi

Model pesan komunikasi yang digunakan dalam

memberikan penelaahan masyarakat adat dalam

komunikasi pembangunan ini didasarkan pada

pengembangan model yang disampaikan oleh Grunig dan

Hunt. Prinsip dasar Grunig dan Hunt (1984:6) terkait

model assymetrical telah dikembangkan oleh

Page 21: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

109

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sidik, Hukum Adat Rejang, Jakarta: Balai Pustaka,

1980.

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, et. al., Naskah Akademik

untuk Penyusunan Rancangan Undang-undang tentang

Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat

Adat, Jakarta: AMAN, Epistema Institute, Pusaka,

HuMA, Telapak, 2011.

Anderson, Foster. (1986). Antropologi Kesehatan. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia.

Ayu Meiza Ite et. al., 2016. Ethnobotany Knowledge on

Medicinal Plants of Rejang Descent Studen in Bengkulu,

Prosiding International Confrence on Education, Program

Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Bhasin, V. (2007). Medical Anthropology: A Review.

Ethno.Med., 1(1), 1-20.

Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong. Profil Kesehatan Lebong

Tahun 2017. file:///D:/materi%20tugas/lebong/1707_Beng

kulu_Kab_Lebong_2017.pdf. Diakses pada tanggal 18

Oktober 2019.

Emzir, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Giddens, Anthony. 2010. Teori Strukturasi: Dasar-dasar

Pembentukan Struktur Sosial Masyarakat. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Page 22: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

110

Grunig E. James., and Hunt, Todd. (1984). Managing Public

Relations. Austin, United States: Halt, Rinehart and

Winston.

Hadiprashada, D., Budiman, D. (2019). Komunikasi

Lingkungan dalam Budaya Masyarakat (Analisis Model

Pesan Two Way Asymmetrical pada Lembaga

Adat). Jurnal Komunikasi, 11(2), 213-222.

doi:http://dx.doi.org/10.24912/jk.v11i2.5920

Hadiprashada, D., Arisandi, F., Firmansyah., Trisno, A., dan

Rozi., 2019. Catatan Etnografi Masyarakat Adat Rejang

dalam Pengembangan Potensi Wisata Religi Terbatas dan

Pengobatan Tradisional. Laporan Penelitian. Kabupaten

Lebong

Hadiprashada, D., Guntoro, B., Mudiyono, dan Subejo., 2016,

Catatan Etnografi Masyarakat Napal Hijau Dalam

Melestarikan Kawasan Bukit Kumbang, Muara Sahung,

Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu)

Koentjaraningrat. 1987. Kebudayaan Mentalitas dan

Pembangunan. Jakarta. Gramedia

Meliono, Irmayanti (2011). Ethnocracy and Thnocracy and

Multiculturalism : A Preliminary Study Of The Cultural

Aspects Of The Basemah People at Pagar Alam,

Palembang. Publikasi : MAKARA, SOSIAL

HUMANIORA, VOL. 15, NO. 1, JULI 2011: 59-66.

Neuwman, W. Lawrence., 2013, Social Research Methods:

Qualitative, Quatitative, Approaches, (7th ed),

diterjemahkan oleh Edina T. Sofia, Jakarta: PT Indeks.

Page 23: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

111

Noor, Muhammad, 2013. Kajian Teoritis Tentang Pola

Kerjasama Birokrasi Pemerintah dan Lembaga Adat

dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah. Samarinda.

Makalah. Universitas Mulawarman

Permata, Dyah. 2018. “Perlindungan Hukum Terhadap

Kebudayaan Melalui World Heritage Centre UNESCO”.

Yogyakarta: Universitas Janabadra.

Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong, 2017. Peraturan

Daerah No 4 Tahun 2017 tentang Pengakuan dan

Perlindungan Masyarakat Hukum Adat Rejang

Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong, Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instantsi (LAKIP) Kabupaten Lebong Tahun

Anggaran 2018, Maret 2019.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, (2014). Teori

Sosiologi: Dari Teori Sosiologi Klasik Sampai

Perkembangan Mutakhir, edisi kesepuluh, terjemahan

Nurhadi. Kreasi Wacana. Yogyakarta

Setyowati, Y. (2019). Komunikasi Pemberdayaan sebagai

Perspektif Baru Pengembangan Pendidikan Komunikasi

Pembangunan di Indonesia. Jurnal Komunikasi

Pembangunan, 17(2), 188-199. https://doi.org/10.46937/

17201926849

Soekanto, Soerjono, 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

Spradley, James P, (2007), Metode Etnografi. Tiara Wacana.

Yogyakarta.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed

Methods), Bandung: Alfabeta.

Page 24: KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

112

Suminar, Panji, 2012. Wanatani Repong Damar Menurut

Perspektif Bourdieu: Studi Konstruktivisme Strukturalis

tentang Praktik Pengelolaan Hutan Rakyat pada Petani

Damar di Pesisir Krui Lampung Barat, Surabaya:

Program Doktor Ilmu Sosial Universitas Airlangga.

Undang-Undang (UU) No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan

Kebudayaan daerah

Yamani, M., 2011. Strategi Perlindungan Hutan Berbasis

Hukum Lokal di Enam Komunitas Adat Daerah

Bengkulu. Jurnal Hukum 18(2): 175-192