komunikasi kesehatan
DESCRIPTION
apa yang dimaksud dengan komunikasi dalam kesehatanTRANSCRIPT
Tugas Individu
Pentingnya Komunikasi Dalam
Promosi Kesehatan
OLEH
JELSY PRATIWI
1120011
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATE
MAKASSAR
2012
MENGAPA KOMUNIKASI SANGAT PENTING DALAM PROMKES
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut kinerja sumber daya
manusia kesehatan merupakan salah satu kunci keberhasilan yang harus dikembangkan
sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kinerja tenaga kesehatan seharusnya merupakan penentu
utama dari perilaku anggota organisasi atau organizational citizenship behavior. Budaya
organisasi mengarah pada kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami orang
yang berada di dalamnya.
Di daerah pedesaan terutama dengan masyarakat berpenghasilan rendah, penyakit
yang penularannya berkaitan dengan air dan lingkungan terutama penyakit diare masih
endemis dan masih merupakan masalah kesehatan. Di daerah tersebut sebagian besar rumah
tangga belum mempunyai akses penggunaan air bersih dan sanitasi, karena belum semua
rumah dilengkapi sarana. Perilaku hidup bersih dan sehat belum membudaya pada
masyarakat pedesaan karena kurang pengertian dan kesadaran pentingnya terhadap perilaku
hidup bersih dan sehat (healthy life style). Masyarakat masih menempatkan prioritas pada
pembangunan sarana air bersih daripada pembangunan sarana sanitasi dan program
kesehatan, padahal pembangunan sarana air bersih tanpa disertai pembangunan sarana
sanitasi dan kesehatan, kurang memberikan dampak terhadap peningkatan derajad kesehatan.
Masyarakat kurang memperhatikan pentingnya kegiatan untuk operasional dan
pemeliharaan sarana, serta usaha peningkatan kualitas air dan lingkungan, kurangnya
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap penggunaan sarana air bersih dan
sanitasi menyebabkan kurangnya kesinambungan / keberlanjutan program air bersih, sanitasi
dan kesehatan.
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat
untuk menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan
menggambarkan kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi bagian
dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan
berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui kegiatan komunikasi
interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara
publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya
kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi
sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin
manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak
massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak
sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk
proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran.
Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan
A. Pengertian Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin
‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian
komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai
kebersamaan.
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu
proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau
untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun
tak langsung
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada
khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi
komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah
satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai
alat atau saluran.
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku dan
memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan dunia
sekitarnya. Nursalam (2007) menyatakan, komunikasi juga merupakan suatu
seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang
mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan
pemberi pesan Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga
tingkatan yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik. Makalah ini difokuskan
pada komunikasi interpersonal yang terapeutik. Komunikasi interpersonal
adalah interaksi yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau dalam kelompok
kecil, terutama dalam keperawatan. Komunikasi interpersonal yang sehat
memungkinkan penyelesaian masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan,
dan pertumbuhan personal.
B. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa
komunikasi itu penting untuk membangun konsep-diri, aktualisasi-diri, untuk
kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar clad tekanan dan
ketegangan.
Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Bila kita berdiam
diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak ada. Pengamatan juga
menunjukkan bahwa bila seorang anggota diskusi tidak berbicara sama sekali dan
memilih tetap diam, orang lain akan segera menganggap bahwa si pendiam itu
tidak ada sama sekali. Mereka tidak meminta si pendiam itu untuk memberi komentar
atau berbicara kepadanya. Dan bila kemudian si pendiam memutuskan berbicara,
anggota lainnya sering bereaksi seolah-olah si pendiam itu mengganggu saja. Mereka
memperhatikannya sedikit saja. Mereka mengharapkan si pendiam itu tidak
berbicara. Respon kelompok yang demikian mungkin tidak akan terjadi bila
sejak awal si pendiam membuat komentar dalam diskusi dan kemudian menunggu
giliran untuk berbicara lagi. Dengan bersikap pasif si pendiam gagal
menggunakan pembicaraan untuk menyatakan eksistensi-dirinya.
Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk
pem enuhan- dir i untuk merasa ter hibur, ny aman dan t ent eram dengan
diri sendiri dan juga orang lain. Dua orang dapat berbicara berjam jam dengan topik
yang berganti-ganti tanpa mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pesan-
pesan yang mereka pertukarkan mungkin hal-hal yang remeh, namun pembicaraan
itu membuat keduanya merasa senang.
C. Komponen-komponen dalam Komunikasi
a) Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan.
b) Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa berbentuk
pesan yang diterima maupun pesan yang sudah diinterpretasikan.
c) Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan. Pesan
akan efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh si pengirim
pesan.
d) Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan cara
ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat adalah kata; bau
badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium), dan lain-lain.
e) Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali kepada
pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif. Umpan balik
merupakan proses yang kontinue karena memberikan respons pesan dan
mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan.
D. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
a) Situasi/suasana
Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan
mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara bising
yang diterima komunikan saat proses komunikasi berlangsung membuat
pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karena itu, sebelum
proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus diciptakan sedemikian
rupa supaya tenang dan nyaman. Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan
pada waktu yang kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula.
Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang tua tentang
cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu saja
pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua karena perhatian
orang tua tidak berfokus pada pesan yang disampaikan perawat, melainkan
pada perasaan sedihnya.
b) Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan komunikasi.
Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh komunikan sehingga
antara komunikan dan komunikator dapat berbeda persepsi tentang pesan
yang disampaikan. Hal ini akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan
komunikasi yang dijalankan. Oleh karena itu, komunikator harus memahami
pesan sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat dimengerti
komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.
E. Pentingnya Komunikasi Dalam Promosi Kesehatan
Karya awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di
susun oleh National Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health
Communication Programs Work: A Planner’s Guide. Panduann ini menyatakan
bahwa bidang ilmu seperti pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi
massa secara bersama mendefinisikan komunikai kesehatan. Bukan hal luar biasa
apabila mendengar peryataan bahwa komunikasi kesehatan bahkan merupakan nama
yang lebih baik untuk profesi daripada promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan
bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan
komunikasi untuk kesehatan. Kenyataannya, komunikasu kesehatan telah
didefinisikan secara luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor dalam bidang
komunikasi, sebagai segala jenis komunikasi manusia yang berhubungan dengan
kesehatan.
Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan
komunikasi kesehatan dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi
memandang komunikasi massa sebagai proses menyeluruh yang membingkai
penerapan intervensi promosi kesehatan. Praktisi ini memandang komunikasi
kesehatan sebagai strategi atau aktifitas sempit seperti publikasi informasi atau sejenis
komunikasi. Antar personal yang mungkin berlangsung antara pendidik kesehatan dan
kliennya. Kedua pemikiran itu menyebabkan komunikasi kesehatan rentan terhadap
penafsiran yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi, komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi
dalam kesehatan merupakan kunci pencapaian peningkatan tarap atau tingkat
kesehatan masyarakat. Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring
berkembangnya dunia teknologi komunikasi. komunikasi yang dulunya biasa
dilakukan dengan penyuluhan yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat
dan dilakukan dengan media audio/radio sekarang lebih popular dengan penyampaian
pesan atau informasi kesehatan melalui media internet maupun media cetak dan
elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan
tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang tersebut sangat membantu dalam
ketercapaian komunikasi kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi
kesehatan lebih dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang
sistematis dan mudah dimengerti.
Komunikasi yang lancar dapat menciptakan hubungan kerja yang serasi
dan selaras antar pimpinan dan bawahannya serta sesama bawahan. Jika
hubungan kerja yang demikian dapat tercipta maka dapat mendorong kinerja
dari setiap orang yang bekerja dalam organisasi tersebut sehingga apa yang
menjadi tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai.
Menurut Kohler dalam Muhammad (2004) ada dua model komunikasi
dalam rangka meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan organisasi.
Komunikasi koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk
menyatukan bagian- bagian perkantoran. Komunikasi interaktif yaitu proses
pertukaran informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran
pendapat dan sikap yang dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub
bagian dalam perkantoran, maupun antara perkantoran dengan mitra kerja.
Frekuensi dan intensitas komunikasi yang dilakukan juga turut mempengaruhi
hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya
memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk
saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar
pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam
kehidupannya manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu
wadah baik formal maupun informal.
Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi organisasi harus dilihat
dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara atasan kepada
bawahan. Sisi kedua antara tenaga kesehatan yang satu dengan tenaga kesehatan
yang lain. Sisi ketiga adalah antara tenaga kesehatan kepada atasan. Masing-
masing komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di antara
kedua belah pihak harus ada two – way – communications atau komunikasi dua
arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang
diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok,
untuk mencapai tujuan suatu organisasi (Muhammad, 2004 :102).
kinerja tenaga kesehatan secara perorangan akan mendorong kinerja
sumber daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feedback yang tepat
terhadap perubahan perilaku, yang direflesikan dalam kenaikan produktifitas.