komunikasi keperawatan

17
KOMUNIKASI KEPERAWATAN "KOMUNIKASI KELOMPOK” Posted by Ngurah Jaya Antara on 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. We can’t not communicate begitupun halnya saat kita berkelompok. Komunikasi seakan menjadi pengaruh dalam jasad sebuah kelompok. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi sukses atau gagalnya suatu kelompok/komunitas bergantung pada komunikasinya. Seberapa intens dan efektif suatu komunikasi dapat dibangun. Dalam komunikasi kelompok sering kali ada kegiatan penting yang sangat menunjang keberhasilan kelompok tersebut. Kegiatan tersebut adalah kegiatan Diskusi Kelompok.Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi di kalangan sebuah kelompok dan inti masalahnya adalah kurangnya komunikasi. Permasalahan komunikasi yang terjadi pun tak hanya intern saja tapi juga eksternalnya. Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain, niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah sebuah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Teori dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan

Upload: nita-rahmawati

Post on 04-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jfhnifhiehfde

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

KOMUNIKASI KEPERAWATAN "KOMUNIKASI KELOMPOK”

Posted by Ngurah Jaya Antara on 0

BAB IPENDAHULUAN

1.1    Latar BelakangDalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. We

can’t not communicate begitupun halnya saat kita berkelompok. Komunikasi seakan menjadi

pengaruh dalam jasad sebuah kelompok. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi

sukses atau gagalnya suatu kelompok/komunitas bergantung pada komunikasinya. Seberapa

intens dan efektif suatu komunikasi dapat dibangun. Dalam komunikasi kelompok sering kali

ada kegiatan penting yang sangat menunjang keberhasilan kelompok tersebut. Kegiatan tersebut

adalah kegiatan Diskusi Kelompok.Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi di kalangan

sebuah kelompok dan inti masalahnya adalah kurangnya komunikasi. Permasalahan komunikasi

yang terjadi pun tak hanya intern saja tapi juga eksternalnya.

Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain,

niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah

sebuah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Teori

dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyasuaikan diri dengan lingkungannya.

Berdasarkan permasalahan di atas, penting kiranya penulis yang berkutat di dalam

beberapa kelompok, mengkaji dan mencarikan solusi terbaik untuk semua pihak. Maka dari itu,

penulis mencari informasi dan menyusun makalah mengenai komunikasi kelompok yang

mudah-mudahan bisa menjadi solusi. Hal ini pun merupakan salah satu upaya pemenuhan tugas

mata kuliah Komunikasi Keperawatan.

1.2    Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian dari komunikasi kelompok ?

Page 2: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

2.    Apa prinsip – prinsip dasar komunikasi kelompok ?

3.    Bagaimana pengaruh kelompok pada prilaku komunikasi ?

4.    Apa faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi kelompok ?

5.    Apa saja bentuk – bentuk dari komunikasi kelompok ?

1.3    Tujuan1.    Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi kelompok.

2.    Untuk mengetahui prinsip – prinsip dasar komunikasi kelompok.

3.    Untuk mengetahui pengaruh kelompok pada prilaku komunikasi.

4.    Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi kelompok.

5.    Untuk mengetahui bentuk – bentuk dari komunikasi kelompok.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi

satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang

mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya

Page 3: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang

tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga

melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi

berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam

suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya.

Definisi lain mengenai komunikasi kelompok adalah suatu iteraksi dengan bertatap muka antara

tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi infomasi, menjaga diri,

pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi

anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai

kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu

umtuk mencapai tujuan kelompok.

Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka

2. Kelompok memiliki partisipan

3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin

4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama

5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain

Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis, yaitu:

1.  Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (sense of belonging) yang tidak

dimiliki orang yang bukan anggota kelompok.

2. Nasib anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasilnya setiap orang terkait dalam cara

tertentu dengan hasil anggota yang lainnya.

2.2 Prinsip-Prinsip Dasar Komunikasi Kelompok

Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.

Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang

untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi informasi dalam hampir semua

aspek kehidupan. Kelompok bisa menjadi media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan

pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), Kelompok juga dapat menjadi sarana untuk

Page 4: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

meningkatkan pengetahuan para anggotanya (kelompok belajar) dan kelompok juga bisa menjadi

alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan

masalah). Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam suatu kelompok

yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi

dirinya dengan orang lain adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain

(misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.

Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan di atas, yaitu:

a. Elemen pertama, interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena

melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang

disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam

aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi antara satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang

hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai

kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan

pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.

b. Elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang

singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi

dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau

ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara.

c. Elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok. Tidak

ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi

batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota

tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota

kelompok untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya.

Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal

dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar

anggota yang lain atau seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama.

d. Elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu

kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan

satu atau lebih tujuannya.

Page 5: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

2.3 Pengaruh Kelompok Pada Prilaku Komunikasi

1. Konformitas

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok

sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam

kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk

mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, jika Anda merencanakan untuk menjadi ketua

kelompok, aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika Anda meminta

persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan Anda secara menyetujuan pendapat Anda.

Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-

anggota berikutnya untuk setuju juga.

Contohnya, pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai politik yang dihadiri oleh

33 orang perwakilan daerah. Salah seorang calon ketua umum (misalnya A) merancang 5 orang

perwakilan daerah tersebut untuk berbicara dalam rapat pemilihan tersebut dan menyatakan

pilihannya pada A. Maka setelah kelima orang tersebut selesai berbicara, anggota-anggota

perwakilan daerah lainnya tanpa sadar akan ”terbawa” pada pendapat atau pilihan kelima orang

tersebut, sehingga akan terpilih Calon A menjadi Ketua Umum.

2. Fasilitasi Sosial

Fasilitasi berasal dari bahasa Prancis facile, yang berarti mudah, ini menunjukkan kelancaran

atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton oleh kelompok. Kelompok mempengaruhi

pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran

orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini

terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya di depan orang yang menggairahkan kita.

Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan.

Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang

benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan

prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena

itu peneliti melihat kelompok mampu mempertinggi kualitas kerja individu.

Contohnya, seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik perilakunya.

Akan tetapi, ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya (contoh: Geng Nero), maka

perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya terheran-heran dibuatnya,

Page 6: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

karena tidak menyangka anaknya bisa seperti itu, padahal di rumah ia terlihat pendiam dan

kalem.

     

3. Polarisasi

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok

para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan

lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok

agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras. Jadi

polarisasi adalah proses mengkutub, baik ke arah mendukung atau positif atau pro maupun ke

arah menolak atau negatif atau kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Kelompok

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan, yaitu:

a. Melaksanakan tugas kelompok

b. Memelihara moral anggota-anggotanya.

Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok atau prestasi (performance), tujuan

kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk

saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari

beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat

memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor situasional atau

karateristik kelompok dan faktor personal atau karateristik para anggota kelompok. Faktor

situasional meliputi: ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, dan

kepemimpinan. Sedangkan faktor personal meliputi: kebutuhan interpersonal, tindak

komunikasi, dan peranan.

Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok sebagai

berikut:

1)      Ukuran kelompok

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok atau performance

bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Sehubungan dengan hal

Page 7: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif. Pada tugas koaktif,

masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas

interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan

produk, atau keputusan.

Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan

kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang konvergen (mencapai satu

pemecahan yang benar), maka hanya diperlukan kelompok kecil supaya sangat produktif,

terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, ketrampilan, dan kemampuan

yang terbatas. Bila tuga memerlukan kegiatan yang divergen (menghasilkan berbagai gagasan

kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.

2)      Jaringan komunikasi

Pada jaringan komunikasi model roda, seseorang (biasanya pemimpin) menjadi fokus perhatian.

Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya

bisa berhubungan dengan pemimpinnya. Pada jaringan komunikasi rantai, A dapat

berkomunikasi dengan B, B dapat berkomunikasi dengan dengan C, C dapat berkomunikasi

dengan dengan D, dan begitu seterusnya. Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat

berhubungan dengan orang-orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang

yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang di sampingnya. Pada jaringan

komunikasi lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, di samping

kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam model ini tidak ada pemimpin. Pada jaringan

komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi semua saluran (all channel), setiap

anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain.

Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit menemukan bahwa jaringan komunikasi

roda, yaitu yang paling memusat dari seluruh jaringan komunikasi, menghasilkan produk

kelompok yang tercepat dan terorganisasi. Sedangkan kelompok lingkaran, yang paling tidak

memusat, adalah yang paling lambat dalam memacahkan masalah. Jaringan komunikasi

lingkaran cenderung melahirkan sejumlah kesalahan. Penelitian-penelitian selanjutnya

membuktikan bahwa pola komunikasi yang paling efektif adalah pola semua saluran. Karena

pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling

memberikan kepuasan kepada anggota serta paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu

Page 8: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

berhubungan dengan masalah yang sulit. Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan

kepuasan paling rendah.

3)      Kohesi kelompok

Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang

akrab, kestiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam. Kohesi kelompok merupakan kekuatan

yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya

meninggalkan kelompok. Kohesi kelompok dapat diukur dari: keterikatan anggota secara

interpersonal antara satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, dan

sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan

personalnya.

Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok kohesif, sebagai

berikut:

a)      Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh dukungan kelompok. Jika gagasannya sesuai

dengan mayoritas anggota kelompok.

b)      Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin dipengaruhi persuasi. Ada tekanan

ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan, dan tindakan.

c)      Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus memperhitungkan distribusi komunikasi di

antara anggota-anggota kelompok.

d)     Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada kelompok, kelompok yang lebih kohesif

akan cenderung menolak pesan.

e)      Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka komunikator dapat meningkatkan kohesi

kelompok agar kelompok mampu menolak pesan yang bertentangan.

4) Kepemimipinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak

ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan

komunikasi kelompok. Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez

faire.

  2.5 Bentuk-bentuk Komunikasi Kelompok

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun

dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

Page 9: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Kelompok Primer dan Sekunder

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa

kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab,

personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder

adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak

menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai

berikut:

o  Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.

Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur

backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit

sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder

komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

o  Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder

nonpersonal.

o  Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan

kelompok primer adalah sebaliknya.

o  Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.

o  Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

Kelompok Keanggotaan Dan Kelompok Rujukan

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group)

dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang

anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan

kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai

diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif,

dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur

dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan

kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk

membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif).

Page 10: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara

mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai

objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-

satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia

(ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun

kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam

berkomunikasi.

·        

Kelompok Deskriptif Dan Kelompok Presikriptif

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan

peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses

pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok

deskriptif dibedakan menjadi tiga: a. kelompok tugas; b. kelompok pertemuan; dan c. kelompok

penyadar. Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau

merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan

diri mereka sebagai acara pokok.

Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok

terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar mempunyai

tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di

AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota

kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format

kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium,

dan prosedur parlementer.

Page 11: KOMUNIKASI KEPERAWATAN

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pemaparan di atas maka kami dapat menyimpulkan bahwa komunikasi

kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok

kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Dalam komunikasi

kelompok ada prinsip dasar, yang terdiri dari empat elemen yaitu elemen pertama interaksi

dalam komunikasi kelompok merupakan hal yang sangat penting, elemen yang kedua adalah

waktu, elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok,

elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan akan membantu

individu dalam anggota kelompok dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.Pengaruh

kelompok pada komunikasi yaitu konformitas, fasilitasi sosial, polarisasi. Faktor yang

mempengaruhi efektivitas komunikasi kelompok yaitu ukuran kelompok, jaringan komunikasi,

kohesi kelompok, kepemimpinan. Bentuk-bentuk komunikasi kelompok yaitu kelompok primer

dan sekunder, kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan, kelompok deskriptif dan kelompok

presikriptif.

3.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka dalam komunikasi kelompok agar memperhatikan

tatacara dalam berkomunikasi di dalam kelompok sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi

lebih efektif.