komunikasi interpersonal guru dan siswa dalam proses belajar dan mengajar di sma negeri 10 kota...

7
''KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR DI SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU'' A. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan yang mempunyai peran untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Para penerus pemimpin bangs ini mulai dilahirkan di sini. Melahirkan para calon - calon penerus pem bangsa bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, diperlukan suatu perjuang dan kapasitas seorang pendidikyang mumpuni. Kemampuan dalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik sangat diperlukan agar tercapain keefektifanbelajar. Guru dalam hal ini dituntut harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik. Menurut Dais yang dikutip oleh !alaluddin "akhmat #$%%&'$( ahli- ahli sosial telah berkali-kali mengungkapkan bah)a kurangnyakomun akan menghambat perkembangankepribadian. *pa jadinya jikaseorang pendidik tidak memiliki komunikasi yang baik dengan para pesertadidikn +al ini pastilah berdampak pada kepribadian sis)a. *pakah sis)a dididik akan mempunyai kepribadian yang baik atau tidak tergantung deng kemampuan komunikasi guru yang dilakukan kepada peserta didik. Komunikasiyang berlangsung antara guru dan sis)a merupakan bentuk komunikasi diadik yang terjadi antara dua orang. Di sekolah maupu di luar sekolah guru mempunyai peranan penting terhadap kemajuan prestasi sis)a.

Upload: dahlia-tambajong

Post on 05-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jny

TRANSCRIPT

''KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR DI SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU''

A. Latar BelakangSekolah merupakan salah satu institusi pendidikan yang mempunyai peran untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Para penerus pemimpin bangsa ini mulai dilahirkan di sini. Melahirkan para calon - calon penerus pemimpin bangsa bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, diperlukan suatu perjuangan dan kapasitas seorang pendidik yang mumpuni. Kemampuan dalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik sangat diperlukan agar tercapainya keefektifan belajar. Guru dalam hal ini dituntut harus mempunyai kemampuan komunikasi yang baik.Menurut Davis yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (2008:2) ahli-ahli sosial telah berkali-kali mengungkapkan bahwa kurangnyakomunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian. Apa jadinya jikaseorang pendidik tidak memiliki komunikasi yang baik dengan para pesertadidiknya. Hal ini pastilah berdampak pada kepribadian siswa. Apakah siswa yang dididik akan mempunyai kepribadian yang baik atau tidak tergantung dengan kemampuan komunikasi guru yang dilakukan kepada peserta didik.Komunikasi yang berlangsung antara guru dan siswa merupakan bentuk komunikasi diadik yang terjadi antara dua orang. Di sekolah maupun di luar sekolah guru mempunyai peranan penting terhadap kemajuan prestasi siswa. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada hubungan interpersonal guru dengan siswa dan lain-lain. Definisi ini disebut juga dengan komunikasi diadik, yang menjelaskan bahwa selalu ada hubungan tertentu yang terjadi antara dua orang tertentu. (Devito, 2011;252)Dari definisi yang dikemukakan Devito di atas dikatakan bahwa komunikasi interpersonal, definisi hubungan diadik, terjadi diantara orang-orang yang memiliki hubungan yang mantap, atau tetap. Komunikasi interpersonal terjadi pada hubungan orang-orang terhubung satu sama lain. DeVito juga memberi contoh komunikasi interpersonalyang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti komunikasi antara anak dengan ayahnya, pekerja dan atasannya, dua orang saudari, gurudan murid, dua orang yang saling mencintai, dua orang teman, dan lain-lain.Pola komunikasi antara guru dan siswa adalah pola komunikasi yang terjadi antar pribadi atau interpersonal communication. Hal ini sesuai denganteori yang diungkapkan oleh R. Wayne Pace yang dikutip oleh Hafied Cangara (2005:31) bahwa interpersonal communication is communicationinvolving two or more people in a face to face setting.Berawal dari sini kemampuan komunikasi interpersonal menjadi sangat penting untuk dapat dipahami dan dikuasai oleh mereka yang mempunyai profesi yang berhubungan dengan orang lain, misalnya seorang pendidik. Apa jadinya jika seorang pendidik tidak mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal yang baik. Pastilah jalinan komunikasi dengan peserta didik menjadi tidak baik pula sehingga berdampak pada terhambatnya pengiriman pesan atauinformasi yang disampaikan kepada peserta didik.Guru dan siswa merupakan dua komponen yang dapat dianalogikanseperti teori simbiosis mutualisme yaitu peran yang saling menguntungkansatu dengan yang lain. Jika salah satu komponen saja yang aktif tentunya tidakakan menghasilkan dampak yang maksimal. Sebagai timbal balik kemampuankomunikasi yang baik dari guru, siswa sebagai peserta didik hendaknya jugamemiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada guru.Interaksi komunikatif seperti inilah yang akan mendatangkan kenyamanan siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar sehingga mendatangkan dampak positif s alah satunya menambah kemauan siswa untuk aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.Seperti yang disampaikan oleh Robert E. Slavin (2008:4) Guru yang efektif bukan hanya mengetahui pokok permasalahan siswa, tetapi juga dapat mengkomunikasikan pengetahuan yangdimilikinya kepada siswa.Guru di SMA N 10 Kota Bengkulu dalam mengajar telah berusaha semaksimal mungkin untuk selalu mengajar dengan penuh antusias. Outputyang diharapkan yaitu siswa menjadi aktif sehingga tercipta sebuah suasana belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan. Kenyataan yang didapati dilapangan walau guru telah mengajar dengan penuh antusias keadaan siswa dalam kelas belum mencerminkan keberhasilan guru memunculkan keaktifan siswa. Kondisi seperti ini jika tetap dibiarkan dapat menghambat proses belajar mengajar dan sangat mungkin berdampak pada tingkat prestasi siswa yang akan semakin menurun.Siswa yang tidak aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pastilah ada penyebabnya. Baik itu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri ataupun faktor luar yang mempengaruhinya. Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik salah satunya jika didukung dengan media pembelajaran yang memadai. Media pembelajaran di SMA N 10 Kota Bengkulu yang mendukung proses belajar mengajar masih sangat minim. Hal ini terlihat dari seringnya guru di SMA N 10 Kota Bengkulu yang hanya menggunakan media papan tulis dan kapur dalam mengajar dan jarang sekali ditemui guru menggunakan media pembelajaran yang lain, kalaupun ada media pembelajaran yang lain hanya sekedar poster yang telah usang. Proses belajar mengajar pun menjadi monoton dan akhirnya berdampak pada kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas.Kondisi lingkungan yang kurang mendukung juga bisa menj adi penyebab kepasifan siswa. SMA N 10 Kota Bengkulu yang memilki 25 ruang teori hampir semuanya tidak dilengkapi dengan kipas angin atau alat pendingin ruangan lainnya. Suasana kelas yang gerah dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran karena bisa membuat siswa tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran. Kondisi ruang kelas yang gerah masih diperparah dengan kondisi kelas yang sering berdebu. Hal ini terjadi karena di SMA N 10 Kota Bengkulu masih menggunakan media papan tulis dan kapur. Lantai kelas yang kotor dan berdebu menunjukan rendahnya kesadaran siswa akan kebersihan. Hal ini terjadi mungkin karena mayoritas siswa adalah laki - laki jadi jarang menyapu lantai karena mungkin beberapa menganggap bahwa menyapu adalah pekerjaan anak perempuan. Fasilitas kelas yang kurang mendukung, media pembelajaran yang tidak memadai, dan kondisi lingkungan yang jauh dari kata nyaman. Beberapa hal ini memang merupakan penyebab kepasifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Solusi untuk menyelesaikan p ermasalahan kepasifan siswa ini dapat diatasi dengan melengkapi fasilitas dan media pembelajaran yang masih kurang. Menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman untuk belajar dan tentunya sekolah harus mengeluarkan dana untuk merealisasikannya.Menyediakan dana segar untuk pengadaan alat atau fasilitas sekolah bagi SMA N 10 Kota Bengkulu adalah hal yang tidak mudah karena memang sekolah ini adalah negeri di mana dana yang ada adalah dari BOS Melihat kondisi yang seperti ini sekolah dituntut untuk segera mungkinmenyelesaikan permasalahan kepasifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Melengkapi segala fasilitas dan media yang ada mungkin menjadi hal yang berat untuk dilakukan namun ada cara lain untuk menyelesaikan permasalahanini. Kuncinya adalah pada guru itu sendiri. Guru yang interaktif dan bisa menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan siswa dapat membangun suasana belajar yang menyenangkan. Suasana belajar yang menyenangkan berdampak pada kondisi psikologi siswa. Siswa lebih bisa berkonsentrasi dan aktif dalam proses belajar mengajar di kelas ketika secara psikologi dia merasa nyaman dan senang.Berarti seorang guru memang harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dan dalam hal ini kemampuan komunikasi interpersonal perlu dimiliki oleh seorang guru karena ini adalah faktor utama yang berdampak pada keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.Berdasarkan uraian di atas telah dipaparkan bahwa permasalahan utama yang dihadapi adalah kepasifan siswa dalam belajar. Kondisi sekolah yang tidak memungkinkan untuk sesegera mungkin melengkapi segala fasilitas dan media pembelajaran yang masih kurang karena memang kondisi finansial yang tidak mendukung maka diperlukan solusi lain untuk memecahkan permasalahan ini. Solusi yang paling memungkinkan untuk memecahkan permasalahan ini adalah dengan kemampuan komunikasi interpersonal guru yang baik. Berawal dari sini penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR DI SMA NEGERI 10 KOTA BENGKULU''B. Rumusan MasalahBagaimana Komunikasi Interpersonal Guru Dan Siswa Dalam Proses Belajar Dan Mengajar Di Sma Negeri 10 Kota Bengkulu?C. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Komunikasi Interpersonal Guru Dan Siswa Dalam Proses Belajar Dan Mengajar Di Sma Negeri 10 Kota Bengkulu

D. Kegunaan1. Manfaat TeoritisMenambah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya memberi informasi tentang pengaruh komunikasi interpersonal dan gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru. Selain itu penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literature dalam pelaksanaan penelitian dimasa yang akan datang.2. Manfaat Praktisa. Bagi PenelitiSebagai sarana untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam melakukan studi, dan berguna untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana.

b. Bagi SMA N 10 Kota BengkuluDari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan.c. Bagi UNIBDari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah masukan atau input dan dapat digunakan sebagai pendukung referensi bagi perpustakaan dan pihak (mahasiswa) yang ingin mengadakan penelititan serupa.