komunikasi efektif

Upload: alfa-ajinata

Post on 08-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bagaimana cara menggunakan komunikasi efektif

TRANSCRIPT

Alfa ajinata Prasetya Wardana

1. Bagaimana komunikasi efektif dokter-pasien-keluarga ?Adapun komunikasi dokter pasien yang baik adalah sebagai berikut:1. Membangun hubungan inter personal.Memberi salam dan memperlihatkan perhatian kepada pasien, menggunakan nada suara,kontak mata dan bahasa tubuh yang menunjukkan perhatian kepada pasien, memberikan respon terhadap keyakinan pasien.2. Membuka diskusi Menunjukkan perhatian penuh terhadap pasien dengan bertanya adakah hal lain yang ingin disampaikan?3. Mengumpulkan informasi Memulai dengan pertanyaan terbuka jelaskan saya mengenai...? Meringkas dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengoreksi atau menambahkan informasi transisi menuju pertambahan tambahan.4. Mengerti perspektif pasien Bertanya kejadian-kejadian penting kepada dirinya Menggali kepercayaan dari pasien, perhatian serta harapannya mengenai penyakit pengobatannya5. Berbagi informasi Menjelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti Bertanya apakah pasien memiliki pertanyaan pertanyaan yang lain.6. Mencapai persetujuan Melibatkan pasien dalam pemilihan tindakan dan keputusan Bertanya kepada pasien mengenai kemampuan untuk mengikuti prosedur diagnostik maupun pengobatan7. Melakukan penutupan pembicaraan Melakukan ringkasan Mengklarifikasi untuk kunjungan berikutnya Mengucapkan terima kasih dan menutup interview.

Dalam kasus tersebut sebagai dokter yang baik sebaiknya memberi informasi kepada calon pasien mengenai 1. dampak negatif aborsi dari segi fisik, mental dan sosial2. pandangan dari segi agama bahwa semua aborsi dilarang3. pandangan hukum bahwa aborsi dilarang oleh hukum kecuali abortus medicinalis4. solusi yang tepat calon pasien

Jika calon pasien tetap bersikukuh untuk melakukan aborsi walaupun telah diberi informasi tersebut,sebagai dokter yang memegang teguh sumpah kedokteran, kode etik kedokteran , patuh pada peraturan perundang-undangan hukum yang berlaku, dan taat kepada perintah agama sudah sepatutnya sang dokter menolak melakukan aborsi tersebut secara sopan dan sesuai dengan etika.