komunikasi bisnia

51
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL ab 2 ini membahas mengenai konsep komunikasi intraper-sonal. Proses komunikasi intrapersonal perlu dipahami dalam upaya meningkatkan keberhasilan komunikasi bisnis. Pembahasan mengenai konsepsi komunikasi intrapersonal mung-kin jarang dibahas dalam buku-buku komunikasi bisnis yang ada sekarang ini secara mendalam. Dalam buku ini, penulis mencoba lebih menjelaskan tentang proses intrapersonal. Proses dimulai ketika orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kambali. Proses pengolahan informasi, yang kita sebut komunikasi intrapersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir. B Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia mem-peroleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori, adalah mengolah dan memani-pulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons. Where Do We Locate 'Intrapersonal Communication' Within The Cognitive Domain? (Leonard J. Shedletsky) Leonard J. Shedletsky mengatakan: “dimanakah kita menempat-kan komunikasi intrapersonal dalam domain kognitif?” Pertanyaan Shedletsky merupakan bagian awal dari pembahasan komunikasi intrapersonal secara mendalam. Berikut ini kita akan membahas hubungan 27

Upload: harry-sentosa

Post on 03-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BAB 02 Komunikasi Intrapersonal

TRANSCRIPT

Page 1: Komunikasi bisnia

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

ab 2 ini membahas mengenai konsep komunikasi intraper-sonal. Proses komunikasi intrapersonal perlu dipahami dalam upaya meningkatkan keberhasilan komunikasi

bisnis. Pembahasan mengenai konsepsi komunikasi intrapersonal mung-kin jarang dibahas dalam buku-buku komunikasi bisnis yang ada sekarang ini secara mendalam. Dalam buku ini, penulis mencoba lebih menjelaskan tentang proses intrapersonal. Proses dimulai ketika orang menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kambali. Proses pengolahan informasi, yang kita sebut komunikasi intrapersonal, meliputi sensasi, persepsi, memori dan berpikir.

B

Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia mem-peroleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori, adalah mengolah dan memani-pulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.

Where Do We Locate 'Intrapersonal Communication' Within The Cognitive

Domain? (Leonard J. Shedletsky)

Leonard J. Shedletsky mengatakan: “dimanakah kita menempat-kan komunikasi intrapersonal dalam domain kognitif?” Pertanyaan Shedletsky merupakan bagian awal dari pembahasan komunikasi intrapersonal secara mendalam. Berikut ini kita akan membahas hubungan sensasi dan persepsi dalam mendukung suatu definisi berbasiskan kognitif. Perlu kita mempelajari komunikasi intra-personal untuk memprediksi makna atau arti yang dimaksudkan.

DEFINISI KOMUNIKASI INTRAPERSONALKomunikasi Intrapersonal adalah tentang kmmunikasi pada

level individual. Beberapa ahli mendefisinikannya sebagai komuni-kasi dengan dirinya sendiri (Barker & Edwards, 1980; Weaver & Cotrell, 1985). Terdapat suatu pengertian di mana

27

Page 2: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

definisi seperti itu benar, tetapi juga juga menyesatkan dan tidak cukup spesifik (Shedletsky, 1991). Menurut Shedletsky, Hal itu menyatakan bahwa kita sedang “bertemu” dengan diri kita sendiri, seolah-olah kita adalah kedua-duanya; pengirim dan penerima. Tetapi ketika kita mengatakan sedang bertemu dengan diri kita sendiri dan ketika mengatakan kita sedang berpikir tentang sesuatu? Ini bukanlah seperti dua hal yang sama. Apakah yang satu dimaksud-kan untuk komunikasi intrapersonal dan yang lainnya bukan? Definisi seperti itu menyatakan bahwa banyaknya jumlah orang yang terlibat, padahal komunikasi intrapersonal bukan hanya berdasarkan banyaknya jumlah itu sendiri! Definisi seperti itu, hanya membedakan antara individu dan diri sendiri. Hal itu mengatakan tentang sesuatu struktur peristiwa, hanya menceri-takan kepada kita tentang peristiwa tersebut, dan tidak ada suatu penjelasan apapun tentang peristiwa alamiah, proses yang men-dasari peristiwa itu.

Penelitian sensasi adalah terkait dengan bagaimana cara stimuli (rangsangan) menyediakan informasi, seperti suara, peng-lihatan, sentuhan, temperatur, gerakan, dan penciuman. Lebih spesifik, sensasi adalah berkenaan dengan variable seperti pitch dan loudness, warna, tekanan, kekuatan (force), adaptasi, inten-sitas, akselerasi, kecepatan, lokasi, ukuran, berat, perubahan tegangan listrik, sensitivitas, diskriminasi, dan perbedaan. Hal itu dilihat secara mendalam pada hubungan antara lingkungan fisik dalam ilmu fisiologi organisme. Ini berkaitan dengan stimuli ilmu fisika dan biologi sel dan struktur organ tubuh organisme tersebut. Hal itu Tidak jelas hanya ketika sensasi berakhir dan persepsi dimulai. William James dalam artikelnya The Principles of Psycho-logy menyatakan: "Persepsi selalu melibatkan Sensasi sebagai bagian di dalamnya; dan Sensasi pada gilirannya tidak pernah berlangsung pada orang dewasa tanpa persepsi juga didalamnya. Mereka kemudian menyebutnya untuk fungsi kognitif yang berbeda, bukan untuk jenis fakta mental yang berbeda" Dapat disimpulkan bahwa, sensasi adalah paling dekat pada pengenalan (acquaintance) dan persepsi adalah paling dekat pada konsepsi

Jadi dimanakah kita dalam komunikasi intrapersonal? Jika kita memandang bahwa tindakan komunikasi adalah aktif, mem-bangun realitas (sebagai lawan dari penerimaan realitas), selanjut-nya kita menempatkan komunikasi intrapersonal pada level persepsi dalam domain kognitif. Dengan cara yang sama, jika kita memandang komunikasi intrapersonal sebagai perilaku simbolis, seperti melibatkan encoding dan/atau decoding, selanjutnya kita menempakan komunikasi intrapersonal pada

Agus Haris Purnama Alam 28

Page 3: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

level persepsi. Dengan demikian, jika mendefinisikan komunikasi intrapersonal dalam istilah-istilah (term) keterlibatan operasi kognitif, hal itu adalah suatu tindakan yang melibatkan pikiran konseptual. Dalam istilah Jamesian, untuk mengkomunikasi pemahaman mengenai hal tersebut. Hal itu mengikuti bentuk formulasi yang tidak kita ungkapkan kepada orang lain mengenai pengalaman langsung kita, kita menceritakan kepada orang lain mengenai apa yang kita ketahui, dan secara umum, kita mengkomunikasikan tentang apa yang kita ketahui sebagai proses pembuatan makna.

Mencermati gagasan di atas, bahwa yang penting bagi kita untuk berpikir bahwa studi komunikasi terikat dalam proses menduga sebuah makna, makna adalah suatu pola pusat tentang berpikir konseptual. Jika kita meyakini bahwa psikologi behavioristik, di mana suatu makhluk tanpa pertimbangan tertentu bereaksi terhadap stimuli, bukan suatu uraian yang cukup memadai mengenai komunikasi. Kita harus mengenali makna signifikan bagi diri dan perusahaan kita, dan kita harus bertanya apa maksud dan bagaimana cara hal itu bekerja.

Kembali pada pertanyaan Shedletsky diawal Bab ini, kita dapat bertanya dimana domain kognitif dalam menciptakan makna dalam berkomunikasi? Fokus pertanyaan Shedletsky mengarahkan kita pada pertanyaan mengenai perbedaan individu dan pengaruh tujuan, motivasi, bahasa, struktur percakapan, konteks, memori, aturan sosial, dan imajinasi. Hal Itu menunjuk kepada makna persepsi vis-à-vis§ atas perilaku. Mengenai fokus atas pengamatan kognisi, kita dapat mengacu pada banyak penelitian bahwa per-sepsi perilaku kurang penting seperti perilaku itu sendiri dan bahwa persepsi adalah suatu fungsi individu dan konteks persepsi (Argyle, Furnham, & Graham, 1981; Berger & Bradac, 1982; Fisher, 1983; Shedletsky, 1990; Zahn, 1989). Hal itu mengikuti pandangan komunikasi bergantung pada pengaruh dari variabel komunikasi berdasarkan makna yang berdampak pada persepsi. Dengan kata lain, kita mengharapkan variabel sosio-psikologikal untuk ber-operasi dengan cara yang berbeda di dalam konteks berbeda, dan mereka melakukannya (Amir & Sharon, 1987, 1990; Sharon & Amir, 1988). Meskipun demikian, cara lain untuk mendapatkan pandangan ini bahwa banyak (barangkali semua) komunikasi manusia tidak terbatas pada maksud harfiah (Shedletsky, 1989; Stubbs, 1983; Tannen, 1988, 1990).

§ Vis-à-vis (bahasa Perancis)= dalam hubungannya dengan . . .

KOMUNIKASI BISNIS 29

Page 4: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

Seperti telah dibahas di atas, makna harfiah (denotasi) dan makna tidak langsung (konotasi), serta bagaimana kita membuat makna tersebut, merupakan pertanyaan yang masih memerlukan untuk penelitian lebih lanjut. Pandangan ini adalah di mana kita kembali ke suatu definisi komunikasi intrapersonal. Jika apa yang telah dibahas sejauh ini mengarahkan kita pada kesimpulan pembuatan makna (meaning-making), baik proses menyandikan (encoding) maupun memecahkan sandi (decoding) atau kedua-duanya, adalah menggambarkan jenis komunikasi, kemudian mempertimbangkan bahwa komunikasi dapat terjadi kapan pun seorang individu membuat makna. Inilah komunikasi intrapersonal penciptaan makna. Shedletsky mengungkapkan “benar atau tidak-nya apa yang dikodekan secara original di dalam atau di luar tubuh komunikator intrapersonal itu, dan benar atau tidaknya apa yang diartikan benar-benar diekspresikan, atau disampaikan, komuni-kasi intrapersonal telah terjadi” (Shedletsky, 1989, hal.94).

Komunikasi Intrapersonal berhubungan dengan proses pem-bentukan makna (struktur mental dan proses mengingat kembali memori) dan produk dari maksud yang dituju (seperti, skema, label, dan representasi memori secara umum).

Pandangan komunikasi ini menekankan pada interpreter (penerima). Tidak memerlukan interaksi individu. Tidak ada impli-kasi tentang niat pengirim atau sumber rangsangan (stimuli), tipe stimuli, hubungan antara stimuli dan gagasan, atau tingkat kesadaran antara pengirim dan penerima. Menurut pandangan ini, Jika Anda berpikir tentang sesuatu, "Saya harus mencetak file," Anda telah mengalami komunikasi (intrapersonal). Manakala Anda berpikir tentang suatu "peristiwa" yang indah, Anda sudah meng-alami komunikasi (intrapersonal).

Keuntungan dalam mempertimbangkan keterlibatan operasi kognitif mengarahkan kita untuk mempelajari lebih jauh pada makna (meaning) dan membuat makna (meaning-making), dari hanya sekedar mengirimkan informasi. Shedletsky menyebutkan bahwa proses memperoleh pengetahuan bukanlah komunikasi, hanyalah proses memperoleh pengetahuan itu sendiri. Dengan kata lain, komunikasi ditempatkan pada domain kognitif di mana proses kognitif mendasari terbentuknya pengetahuan. Kita dapat mengko-munikasikan tentang pengetahuan kita, tetapi kita tidak dapat mengkomunikasikan tentang pengetahuan itu sendiri (Shedletsky, 12 Maret 2005).

SENSASI DAN PERSEPSI

Agus Haris Purnama Alam 30

Page 5: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

Anda yang berasal dari disiplin ilmu non-komunikasi, mungkin akan kebingungan dalam memahami penjelasan di atas. Untuk itu, Anda sebaiknya membaca terlebih dahulu “prakata” pada buku ini.

Sekilas pada Bab 1 telah disinggung pengertian Sensasi dan Persepsi. Kita menerima rangsangan inderawi berupa bau, peman-dangan yang beraneka warna dan lain sebagainya. Rangsangan tersebut berupa sensasi yang menstimuli pikiran dan menjadi peta mental yang mewakili persepsi kita mengenai realitas.

Menurut Benyamin B. Wolman (1973, hal.343) yang dikutip Dennis Coon (1977, hal.79) dalam Rakhmat (1996, hal. 49) “sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera”. Dengan demikian, Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Jadi, bila penerima salah mempersepsi stimulus-pesan komunikator dapat bereaksi diluar yang diharap-kan, bahkan dapat menimbulkan kekerasan fisik.

BERPIKIRBagian berikutnya dari sistem komunikasi Intrapersonal ada-

lah berpikir. Faktor yang mempengaruhi persepsi kita terhadap stimuli adalah berpikir. Proses berpikir ini dimulai dengan Sensasi, Persepsi dan Memori, seperti yang telah dibahas sebelumnya.

Apakah berpikir itu?Menurut Paul Mussen dan Mark R. Rosenzweig (1973,

hal.410) dalam Jalaluddin Rakhmat (1996, hal.68), “The Term ‘thinking’ refers to many kind of activities that involve the manipulation of concepts and symbols, repre-sentations of objects and events”.

Jalaluddin Rakhmat dalam Bukunya Psikologi Komunikasi, menyebutkan bahwa pernah terjadi perdebatan di kalangan psikolog. Mungkinkah manusia berpikir tanpa menggunakan bahasa atau lambang-lambang verbal? Tidak mungkin, “thought without speech is inconceivable”.

Mungkin saja, Galton, Einstein, dan beberapa ilmuwan lain yang terkenal, melaporkan bahwa mereka memecahkan masalah-masalah ilmiah dengan citra visual,

KOMUNIKASI BISNIS 31

Page 6: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

dan baru kemudian menerjemahkan pikiran mereka ke dalam kata-kata.

Agus Haris Purnama Alam 32

Page 7: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

Misalnya, Penulis meminta: pilihlah bentuk berikut ini sesuai dengan selera Anda:

Mula-mula anda menangkap gambar (sensasi) ini melalui panca in-dera Anda yaitu mata. Anda melihat dan mencoba memahami kira-kira apa yang Saya minta (persepsi). Anda membongkar memori anda untuk memahami apa yang dimaksud segi-empat, segi-tiga, lingkaran dan garis, berdasarkan pengetahuannya yang didapatkan sejak Sekolah Dasar, mungkin waktu Anda di Taman Kanak-kanak (memori). Proses ini merupakan aktivitas Anda dalam mengguna-kan gambaran dalam pikiran. Gambaran ini, menurut Marx (1976) disebut image atau citra dan Coon (1977) menyebutnya graphic symbol atau lambang grafis (Fuch, 1967).

Bagaimana Orang Berpikir?Bagaimana orang berpikir? Atau bagaimana orang menarik

ke-simpulan? Secara garis besar ada dua macam berpikir: berpikir autistik dan berpikir realistik. Berpikir autistik lebih tepat disebut melamun. Fantasi, wishful thinking, adalah contohnya. Dengan ber-fikir autistik orang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis. Berpikir realistik, disebut juga nalar (reasoning), ialah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Floyd L. Ruch (1976), menyebutkan ada tiga macam berpikir realistik: deduktif, induktif, evaluatif.

Berpikir deduktif ialah mengambil kesimpulan dari dua per-nyataan; yang pertama merupakan pernyataan umum dan diikuti per-nyataan yang bersifat khusus. Dalam logika, hal ini disebut Silogisme. Contoh klasik ialah:

Semua manusia akan matiSi Badu adalah manusiaJadi, si Badu akan mati

Dapat dirumuskan jika A benar dan B benar, maka akan terjadi C.

Berpikir Induktif, ialah sebaliknya, mengambil pernyataan yang bersifat khusus dan kemudian mengambil kesimpulan umum. Kita melakukan generalisasi. Contoh: Ronny karyawan senior, ia pandai bernegosiasi, memiliki relasi kerja yang luas. Ia orang yang luwes. Atau contoh lainnya: Henny adalah mahasiswa

KOMUNIKASI BISNIS 33

Page 8: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

STMIK-IM jurusan Teknik Informatika, ia pandai mendesain via program komputer. Pada waktu lain, Saya bertemu dengan Erland –juga mahasiswa STMIK-Im, ia ‘jago’ membuat software sistem informasi perbankan. Ketepatan berpikir induktif bergantung pada memadainya kasus yang dijadikan dasar. Misalnya, apakah dengan mengetahui bahwa Erland mahir dalam membuat software komputer cukup untuk dijadikan sample yang representatif dan ditarik kesimpulan darinya bahwa seluruh mahasiswa STMIK-IM mahir membuat software?

Berpikir evaluatif ialah berpikir kritis, menilai baik-buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya me-nurut kriteria tertentu. Pembahasan lebih lanjut mengenai berpikir kritis (evaluatif) dibahas di bagian berpikir kritis pada bab ini.

Eidetic ImageUntuk menjelaskan proses menggambarkan citra atau

Imaging, kita membahas mengenai eidetic dari Richard L. Weaver II and Howard W. Cotrell. Kata eidetic berasal dari Bahasa Yunani eidetikos dari eidos yang berarti “relating to or denoting mental images having unusual vividness and detail, as if actually visible” (berkenaan dengan atau menandakan gambaran mental tidak biasa dan detail, seolah-olah benar-benar terlihat). Eidetic mengangkat gambaran mental (mental image) kuat yang tidak biasa dan hampir tepat secara fotografis (Webster's, 1983, hal.580). Definisi eidetic, dapat menjadi landasan untuk pemahaman proses imaging.

Ahsen (1977), mengatakan bahwa gambaran eidetic (eidetic image) adalah "suatu gambar material dalam pikiran yang dapat diteliti oleh seseorang ketika ia akan meneliti suatu peristiwa nyata di masa sekarang atau lingkungan, dan sebagai stimulus yang sangat penting muncul dari dalam pikiran dan menyampaikannya dalam satu rangkaian efek imaginer self-revealing". Ahsen mem-berikan Model ISM untuk imaging: I (imagery); S (somatic res-ponse); M (meaning). Model Ahsen ini adalah suatu konsep imaging yang holistik. Ahsen menunjukkan bahwa kemampuan kita, secara mental mereproduksi gambaran ‘realisme’ berkaitan dengan pera-saan menjadikan kita untuk saling berhubungan dengan objeknya seolah-olah hal itu adalah benda nyata.

Dalam penggambaran (Imagery) dan Imajinasi Kreatif (Creative Imagination), Khatena (1984) menjelaskan eidetic image:

Agus Haris Purnama Alam 34

Page 9: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

Atribut lain [tentang gambaran eidetic] muncul dengan jelas selama kesadaran dan bisa dikembangkan ke kendali sukarela, orientasi kesehatan, kedalaman makna, stabilitas dan kecenderungan terhadap suatu profesi pengalaman sistematis yang relevan pada inti citra [image], secara lebih mendetail nampak dengan pengulangan eidetic. Selain dari itu, secara alami hal tersebut berkembang untuk menciptakan pikiran.

Karena tidak mungkin kita mampu memisahkan hal yang berbeda dalam imaging, ketika hal itu terjadi, menjadi tumpang-tindih dan saling berkaitan. Khatena menyebutkan dua jenis lain imaging dan beberapa sub-tipe imaging. Imaging melibatkan memori dalam mendapatkan kembali citra atau image yang tersim-pan dalam memori yang berhubungan dengan masa lalu atau menyajikannya kembali atau juga berupa antisipasi peristiwa di masa depan: pengalaman, pemikiran, serta tindakan. Gambaran Memori adalah dapat diawasi dan dikendalikan. Imajinasi imaging melibatkan citra yang baru, substansial, dan warna yang mencolok. Pada umumnya tidak mepunyai konteks tertentu, kesempatan, atau referensi pribadi.

Imajinasi imaging dijelaskan dalam beberapa istilah yang ber-beda. Hypnogogic Imaging dapat terjadi antara keadaan terjaga dan tidur, terjadi ketika mengantuk antara sedang tidur dan bangun. Creative Imaging umumnya dialami oleh seniman, penyair, ilmu-wan, dan orang produktif lainnya. Kita berhadapan dengan perum-pamaan secara audio-visual, tetapi kita tidak mememberikan gam-baran berhubungan dengan perasaan atau perumpamaan emosi-onal. Semua imaging mempunyai nilai, tetapi nilainya adalah nampaknya bersifat pribadi sama dengan penilaiannya akan ber-beda menurut mereka yang menggunakannya.

Fungsi ImagingMenurut pandangan Weaver & Cotrell (1992), bahwa imaging

efektif tidak memerlukan relaksasi, meditasi, latihan, atau melalui proses yang kompleks dan canggih agar efektif. Imaging adalah suatu alat praktis yang ada di mana-mana untuk mengatasi peristiwa sehari-hari.

Imaging dapat digunakan untuk mengantisipasi peristiwa atau keadaan. Imaging dapat digunakan untuk umpan balik yang meng-untungkan. Dapat digunakan dalam mendapatkan realitas untuk mencoba mendekatkan kita pada kenyataan objektif. Dapat diguna-kan sebagai suatu penghalang kenyataan, untuk menjauhi

KOMUNIKASI BISNIS 35

Page 10: Komunikasi bisnia

Einstein; Pemikir Besar yang Hasil

Pikirannya Mengubah Dunia

Bagian I Memahami Komunikasi

Kenya-taan. Suatu penghalang kenyataan dapat menjadikan imager (orang yang melakukan imaging) mencapai suatu kerangka rujukan (frame of reference) yang berbeda.

Proses peningkatan kemampuan imaging terjadi ketika kita menginginkan sesuatu. Ini akan menjadi gambaran dari berbagai kemungkinan masa depan yang diinginkan, bukannya khayalan murni. Imaging dapat menambah kreativitas dan kemampuan, tetapi juga akan memberitahukan kita pada permasalahan dan berbagai kemungkinan-kemungkinan. Imaging mempersiapkan kita untuk mengambil tindakan konstruktif.

Kesadaran SinergisSinergi mengacu pada tindakan gabungan. Ini terjadi sebagai

menguatkan atau melemahkan satu sama lain. Jenis imaging ini sebagai alat berpikir secara holistik, nilai kebahagiaan dari semua orang, dan keinginan untuk berggabung (afiliasi) dengan dengan orang lain untuk mendapatkan solusi kreatif atas permasalahan dan perselisihan paham.

Pikirkan tentang semua hubungan (interrelation) yang dapat kita buat, juga menghubungkan kita dengan berbagai hal, orang-orang, dan peristiwa-peristiwa di sekitar kita.

Berpikir Kritis (Critical Thinking)Michael Scriven & Richard Paul (2005) memberikan definisi

berpikir kritis:Critical thinking is the intellectually disciplined process of active-ly and skillfully conceptualizing, applying, analyzing, synthesi-zing, and/or evaluating information gathered from, or generated by, observation, experience, reflection, reasoning, or communica-tion, as a guide to belief and action. In its exemplary form, it is based on universal intellectual values that transcend subject matter divisions: clarity, accuracy, precision, consistency, relevance, sound evidence, good reasons, depth, breadth, and fairness. Mengacu pada pendapat di atas,

bahwa berpikir kritis adalah proses yang tertib-aktif dengan kemahiran mengkon-septualisasi, menerapkan, meneliti, menya-tukan, dan/atau mengevaluasi informasi yang terkumpul. Artinya bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kemampuan atau kredibilitas dalam me-nyatukan informasi dan konsep

Agus Haris Purnama Alam 36

Page 11: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

secara mendalam. Sementara itu, bahwa berpikir kritis merupakan hasil pengamatan, peng-alaman, cerminan, pemikiran, atau komunikasi, sebagai pemandu pada kepercayaan dan tindakan.

Berpikir kritis terjadi dalam format yang didasarkan pada nilai-nilai intelektual universal yang melebihi: kejelasan, ketelitian, ketepatan, konsistensi, keterkaitan, bukti-bukti, pertimbangan, kedalaman, keluasan, dan kewajaran.

Hal itu memerlukan pemahaman struktur atau unsur-unsur pikiran yang terkandung dalam semua pemikiran: tujuan, masalah, atau pertanyaan terhadap isu; asumsi; konsep; berlandaskan empiris; pemikiran yang mendorong pada kesimpulan; implikasi dan konsekuensi; keberatan dari sudut pandang alternatif; dan referensi. Berpikir kritis disatukan dalam “suatu keluarga” Gaya berpikir interwoven, diantaranya: pemikiran ilmiah, berpikir matematis, pemikiran historis, pemikiran antropologis, berpikir ekonomi, moral, dan filosofis.

Berpikir kritis mempunyai dua komponen: (1) satu set infor-masi, pembangkit kepercayaan dan pemroses keahlian, dan (2) kebiasaan, berdasar pada komitmen intelektual, tentang penggu-naan keahlian untuk memandu perilaku. Hal yang berbeda ber-kaitan dengan komponen di atas adalah berpikir yang digunakan: (1) semata-mata untuk mendapatkannya dan menjadi ingatan informasi bagi diri sendiri, oleh karena itu, melibatkan cara terten-tu di mana informasi dicari dan diperlakukan; (2) semata-mata milik satu set keahlian (skill), sebab itu melibatkan penggunaan secara berkesinambungan; dan (3) semata-mata penggunaan keah-lian itu ("sebagai suatu latihan") tanpa ditujukan untuk mendapat-kan hasil.

Pemikiran kritis bervariasi menurut motivasi yang men-dasarinya. Ketika didasarkan pada motif pribadi sering dinyatakan dalam keahlian memanipulasi gagasan untuk keperluan diri sen-diri, atau kelompok kepentingan tertentu. Hal seperti itu secara khas disebut dengan orang yang “cacat intelektual”, yang dengan praktis berhasil melakukannya. Ketika kejujuran didasarkan pada “integritas intelektual”, akan mendapatkan penghargaan lebih ting-gi, ia tunduk pada kewajiban "idealisme" daripada mereka yang membiasakan diri pada penggunaan kepentingan pribadi semata.

Menentapkan Keputusan (Decision Making)

Interwoven adalah cara menjalin inter-koneksi antar elemen.

KOMUNIKASI BISNIS 37

Page 12: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

Salah satu fungsi berpikir ialah menetapkan keputusan. Se-panjang hidup kita harus menetapkan keputusan-keputusan. Sebagian dari keputusan itu ada yang menentukan masa depan kita. Ketika Anda memutuskan masuk STIE STAN-IM jurusan Ma-najemen, Anda menilai nasib Anda nanti tidak secerah kedokteran atau pegawai Pemda yang mengurus proyek Flyover (kenyataan, bisa saja terbalik, belum tentu Anda tidak dapat sesukses seorang dokter atau pemimpin proyek Flyover bahkan Anda dapat lebih sukses dengan indikasi kepemilihan harta-benda atau uang, bila indikasi yang digunakan lain, maka ukuran keberhasilan akan menjadi relatif). Setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh keputusan-keputusan yang berkaitan. Ketika Anda memutuskan kuliah di Jurusan Manajemen STIE STAN-IM, anda mengambil be-berapa keputusan lain, misalnya meningkatkan konsentrasi belajar, mengoptimalkan fasilitas Internet gratis, dan menjalin hu-bungan dengan relasi Kelas karyawan (baik untuk karier atau jodoh). Semua itu dilakukan atas dasar hasil berpikir.

Keputusan yang kita ambil beraneka ragam. Tapi ada tanda-tanda umumnya: (1) keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual; (2) keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif: (3) keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walau-pun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

(Jalaluddin Rakhmat dalam Psikolgi Komunikasi)

Memecahkan Persoalan (Problem Solving)Dalam kebiasaan kita, umumnya melakukan sesuatu sesuai

dengan kebiasaan-kebiasaan. Anda berangkat kerja, kemudian duduk di kursi di ruang kerja dan menyalakan komputer untuk melihat pekerjaan yang telah dan akan dikerjakan hari itu. Inilah kebiasan yang mungkin Anda lakukan setiap kali sampai di Kantor. Selanjutnya Anda berkomunikasi dengan sejawat kerja melalui telepon PABX (mediated Communication), sebagai bentuk koordina-si. Tiba-tiba pesawat telepon PABX tersebut tidak berfungsi. Anda akan kehilangan waktu untuk mendatangi rekan kerja Anda yang berada di ruang dan gedung yang berbeda, ditambah kondisi se-dang hujan deras (situasi antar gedung tidak tersedia koridor). Anda mulai bingung, ragu, tidak tahu apa yang harus Anda lakukan. Anda berhadapan dengan situasi yang harus Anda atasi – situasi masalah (problem situation). Bagaimana Anda mengatasi ma-salah ini? Perilaku apa yang terjadi?

Proses memecahkan persoalan ini berlangsung melalui lima tahap (tentu tidak selalu begitu):

Agus Haris Purnama Alam 38

Page 13: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

(1) Terjadi peristiwa ketika perilaku yang biasa dihambat karena sebab tertentu. Anda mula-mula akan mengatasinya dengan pe-mecahan yang rutin. Telepon PABX rusak, Anda mencoba untuk meng-on-off-kan saklarnya. Anak mogok makan, beri dia uang atau CD PS2 yang baru. Istri mogok bicara, Anda membujuknya bila cara biasa ini gagal, masalah timbul.

(2) Anda mencoba menggali memori Anda pada masa lalu. Telepon PABX Fixed line (Telepon PSTN yang di pasang Telkom) rusak Anda mengganti sementara dengan telepon selular (Hanphone) Anda, Anak mogok bisa diancam, istri mogok bisa dibohongi.

(3) Pada tahap ini Anda mencoba seluruh kemungkinan peme-cahan yang pernah Anda ingat atau yang dapat Anda pikirkan. Semua Anda coba. Ini disebut penyelesaian mekanis (mecha-nical solution) dengan uji coba –trial and error.

(4) Anda mulai menggunakan lambang-lambang verbal atau grafis untuk mengatasi masalah. Anda mencoba memahami situasi yang terjadi, mencari jawaban, dan menemukan kesimpulan yang tepat. Anda mungkin menggunkan deduksi, atau induksi; tetapi karena jarang memperoleh informasi lengkap, Anda lebih sering menggunakan analogi.

(5) Tiba-tiba terlintas dalam pikiran Anda suatu pemecahan, “Anda Saya tahu, Istri dan/atau Pacar Saya tersinggung karena uca-pan Saya. Saya harus minta maaf.” Kilasan pemecahan masalah ini disebut Aha Erlebnis (Pengalaman Aha) atau lazim disebut Insight Solution.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dipengaruhi faktor-faktor situasional dan personal. Faktor-faktor situasional terjadi, misalnya, pada stimuli yang menimbulkan masalah; pada sifat-sifat masalah; sulit-mudah, baru-lama, penting-kurang penting, melibatkan sedikit atau ba-nyaknya masalah lain.

Beberapa penelitian telah membuktikan pengaruh faktor-faktor biologis dan sosiopsikologis terhadap proses pemecahan masalah. Manusia yang kurang tidur mengalami penurunan ke-mampuan berfikir; begitu pula bila terlalu lelah. Ini faktor biologis. Sama pentingnya juga adalah faktor-faktor sosiopsikologis: contoh-nya kita bahas berikut ini.(1) Motivasi. Motivasi yang rendah mengalihkan perhatian.

Motivasi yang tinggi membatasi fleksibilitas. Ratusan orang berdesak-desakan mencari jalan keluar; dan mati terinjak-injak

KOMUNIKASI BISNIS 39

Page 14: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

di gedung yang kebakaran. Karena terlalu tegang menghadapi ujian, kita tidak sanggup menjawab pertanyaan pada Tes.

(2) Kepercayaan dan Sikap yang Salah. Asumsi yang salah dapat menyesatkan kita. Bila kita percaya bahwa kebahagiaan dapat diperoleh dengan kekayaan material, kita akan mengalami kesu-litan ketika memecahkan penderitaan batin kita. Kerangka rujukan (frame of reference) yang tidak cermat menghambat efektivitas pemecahan masalah. Sikap yang defensif –misalnya, karena kurang percaya pada diri sendiri – akan cenderung menolak informasi baru, merasionalisasikan kekeliruan, dan mempersukar penyelesaian.

(3) Kebiasaan. Kecenderungan untuk mempertahankan pola berpikir tertentu, atau melihat masalah hanya dari satu sisi saja, atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, menghambat pemecahan masalah yang efisien. Ini menimbulkan kejumudan pikiran (rigid mental set), lawan dari kekenyalan pikiran (flexibility mental set). Kebuda-yaan banyak menentukan kejumudan oleh cultural setting kita; tidak jarang cara itu kita pandang sebagai cara yang paling baik.

(4) Emosi. Dalam menghadapi berbagai situasi, kita tanpa sadar sering terlibat secara emosional. Emosi mewarnai cara berpikir kita. Kita tidak pernah berpikir benar-benar objektif. Sebagai manusia yang utuh, kita tidak dapat mengesampingkan emosi. Samapi di situ, emosi bukan hambatan utama. Tetapi bila emosi itu sudah mencapai intensitas yang begitu tinggi sehingga menjadi stress, barulah kita menjadi sulit berpikir efisien.

Berpikir Kreatif (Creative Thinking)Berpikir kreatif, menurut James C. Coleman dan Coustance

L. Hammen (1974, hal.452) adalah: “Thinking which produce new methods, new concepts, new understandings, new inventions, new work od art.” Berpikir kreatif dimulai dari komunikator yang men-desain pesannya.

Ketika orang berpikir kreatif, jenis berpikir manakah yang paling sering digunakan: deduktif, induktif atau evaluatif? Jawa-bannya: Berpikir Analogis. Berpikir Induktif sering dipergunakan, justru karena tidak “Selogis” berpikir deduktif. Berpikir evaluatif membantu kreativitas menyebabkan kita menilai gagasan-gagasan secara kritis.

Proses Berpikir Kreatif

Agus Haris Purnama Alam 40

Page 15: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

Sebagian besar pengembangan pemikiran dilaksanakan pada pendidikan formal yang menekankan keterampilan analisis para mahasiswa bagaimana cara memahami klaim, mengikuti atau men-ciptakan suatu argumentasi logis, memberikan dan menjelaskan jawaban, menghapuskan alur yang salah dan memusatkan pada yang benar. Terdapat jenis pemikiran yang lain, yang memusat pada penyelidikikan gagasan, membangkitkan berbagai kemung-kinan, mencari banyak jawaban. Bisanya mahasiswa mengerjakan cara-cara berpikir kritis dan kreatif ketika menyusun skripsi atau Tugas akhir. Jenis berpikir ini adalah penting bagi kesuksesan dalam bekerja, namun belakangan ini cenderung diabaikan setelah lulus dari perguruan tinggi.

Dalam sebuah aktivitas pemecahan masalah, kedua jenis ber-fikir; bepikir kritis dan berpikir kreatif adalah penting bagi kita. Pertama, kita harus menganalisis masalah; kemudian kemudian kita harus menghasilkan kemungkinan-kemungkinan pemecahan; se-lanjutnya memilih dan menerapkan solusi terbaik; dan akhirnya, kita harus mengevaluasi efektivitas solusi. Seperti yang dapat Anda lihat, proses ini mengungkapkan sebuah pertukaran jenis berpikir, kritis dan kreatif. Dalam prakteknya, kedua jenis berpikir beroperasi secara bersama-sama pada satu waktu dan tidaklah benar-benar independen satu terhadap lainnya. Kita dapat membedakan dua macam ini berpikir seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1Perbandingan Berpikir Kritis dan Kreatif

Berpikir Kritis Berpikir Kreatif

Analitis Generatif

Konvergen Divergen

Vertikal Lateral

Probabilitas Possibility

Judgment Suspended judgment

Focused Diffuse

KOMUNIKASI BISNIS 41

Page 16: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

Objektif Subjektif

Jawaban Sebuah Jawaban

Otak Kiri Otak Kanan

Verbal Visual

Linier Asosiatif

Reasoning Richness, Baru (novelty)

Ya, tetapi Ya, dan

Menurut Jalaludin Rakhmat (1996, hal 76), bahwa para psikolog menyebutkan lima tahap berpikir kreatif.1. Orientasi: Masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah

diidentifikasi.2. Preparasi: Pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin

informasi yang relevan dengan masalah.

3. Inkubasi: Pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan berhadapan dengan jalan buntu. Pada tahap ini, proses pemecahan masalah berlangsung terus dalam jiwa bawah sadar kita.

4. Ilmuninasi: Masa inkubasi berakhir ketika pemikir memperoleh semacam Ilham, serangkaian insight yang memecahkan masalah. Ini menimbulkan Aha Erlebnis.

5. Verifikasi: Tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada tahap keempat.

Apa yang dimaksud dengan Kreativitas?Suatu kemampuan. Definisi sederhana bahwa: kreativitas

adalah kemampuan untuk untuk membayangkan (imagine) atau menemukan sesuatu yang baru. Kreativitas bukanlah kemampuan untuk menciptakan dari yang tidak ada sebelumnya (hanya Tuhan dapat melakukan-Nya), tetapi kemampuan untuk menghasilkan ga-gasan baru dengan mengkombinasikan, mengubah, atau

Agus Haris Purnama Alam 42

Page 17: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

mengaju-kan lagi gagasan yang telah ada. Beberapa gagasan kreatif dan brilian telah mengejutkan dan menggemparkan dunia.

Percaya atau tidak, demikian Robert Harris (1998) menegas-kan, hakikatnya semua orang mempunyai kemampuan kreatif. Coba perhatikan bagaimana anak-anak menjadi kreatif. Pada orang dewasa, kreativitas sering ditindas melalui pendidikan, tetapi hal itu masih tetap ada dan dapat dibangkitkan kembali. Semua yang diperlukan untuk menjadi kreatif dengan membuat suatu komit-men pada kreativitas dengan menggunakan banyak waktu untuk itu.

Sebuah Sikap. Kreativitas juga merupakan sebuah sikap: kemampuan untuk menerima perubahan dan sesuatu yang baru, sebuah keinginan dan kesediaan untuk memainkan gagasan dan berbagai kemungkinan, suatu fleksibilitas pandangan, kebiasaan menikmati yang baik, ketika mencari jalan untuk melakukan improvisasi. Kita disosialisasikan hanya untuk menerima sejumlah kecil hal normal atau yang diperbolehkan, sebagai contohnya kemasan coklat yang ditaburi strawberry. Orang yang kreatif me-nyadari bahwa ada berbagai kemungkinan lain, seperti kombinasi antara coklat-kacang atau coklat-buah prem dan lain-lain.

Sebuah Proses. Orang kreatif bekerja keras dan secara konti-nyu mengimprovisasi gagasan-gagasan dan solusi, dengan mem-buat perbaikan dan perubahan berangsur-angsur pada pekerjaan mereka. Bertentangan dengan mitologi yang melingkupi kreativitas, sangat…sangat…sangat sedikit pekerjaan kreatif yang memiliki keunggulan yang dihasilkan hanya dengan satu aktivitas kemudian berkembang cepat, melainkan secara bertahap. Orang yang kreatif mengetahui bahwa selalu ada 'ruang' untuk improvisasi.

Sikap Negatif yang Menghalangi Kreativitas

1. “Oh tidak, ini akan jadi masalah!” Reaksi terhadap sebuah masalah seringkali lebih besar daripada masalah itu sendiri. Banyak orang menghindari atau menyangkal permasalahan sampai hal itu menjadi sudah terlambat, sebagian besar orang-orang ini belum pernah mempelajari tanggapan emosi dan psikologis yang sesuai secara praktis. Suatu masalah adalah sebuah kesempatan. Orang yang senang akan menyambutnya dan bahkan mencari-cari permasalahan, sebagai tantangan dan peluang untuk meningkatkan berbagai hal. Definisi: sebuah masalah adalah (1) melihat perbedaan antara apa yang Anda dapatkan dengan apa yang Anda inginkan atau (2) mengenali atau percaya adanya sesuatu

KOMUNIKASI BISNIS 43

Page 18: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

yang lebih baik daripada situasi yang ada sekarang atau (3) suatu kesempatan untuk melakukan suatu tindakan positif. Mencari permasalahan secara agresif akan membangun kepercayaan, meningkatkan kebahagiaan, dan memberi Anda suatu pengertian yang lebih baik dalam mengendalikan hidup.

2. “Hal itu tidak dapat dilakukan!” Sikap ini, pada hakekatnya, menyerah sebelum pertempuran. Pepatah orang Sunda menye-butkan “Kumeok memeh dipacok!”, Dengan mengira bahwa sesuatu tidak bisa dilaksanakan atau suatu masalah tidak bisa dipecahkan. Dan menyerah sebelum dimulai. Jangan hanya melihat pada sejarah solusi dan para skeptis dan kemudian diikuti: manusia tidak pernah bisa terbang, penyakit tidak pernah dapat ditaklukkan.

3. “Saya tidak dapat melakukannya!” atau “Tidak ada yang dapat Saya lakukan”. Sebagian orang berpikir, barangkali masalah da-pat dipecahkan oleh beberapa tenaga ahli, tetapi bukan oleh “Saya” sebab Saya bukan (a) orang cerdas, (b) seorang insinyur, atau (c) Blank –tidak mengetahui apa-apa. Kemudian melaku-kannya lagi dengan melihat sejarah dalam memecahkan perma-salahan dengan cara seperti itu.

Mari kita lihat para penemu yang kreatif dan idenya kita nilai sebagai sesuatu yang brilian. Apakah Wright Bersaudara yang menemukan pesawat terbang, seorang Insinyur pener-bangan? Tidak, mereka montir sepeda. Pena Bolpen ditemukan oleh seorang korektor cetakan, Ladislao Biro, tidak ada diantara contoh di atas bahwa mereka adalah insinyur mesin. Kemajuan utama disain Kapal Selam adalah dibuat oleh Pendeta Inggris G. W. Garrett dan oleh Seorang Kepala Sekolah Irlandia Yohanes P. Holland. Mesin pemisah biji kapas ditemukan oleh pengacara terkenal dan juga guru privat, Eli Whitney. Pemadam api ditemukan oleh seorang kapten Wamil, George Manby, dan seterusnya. Sesungguhnya, pandangan utama dibuat oleh para penulis terbaru tentang keunggulan perusahaan adalah bahwa inovasi di dalam industri hampir selalu datang dari individu yang bukan ahlinya di bidang penemuannya.

Singkatnya, suatu pikiran baik dengan suatu sikap positif dan pemecahan beberapa masalah dengan keterampilan yang lebih baik dalam memecahkan masalah apa pun. Kemampuan dan Minat pada masalah adalah kuncinya.

4. “Tetapi Saya tidak kreatif”. Semua orang adalah kreatif sampai taraf tertentu. Kebanyakan orang mampu untuk meningkatan kreativitas dengan sangat tinggi; Lihat dan perhatikan anak-anak kecil ketika mereka bermain dan

Agus Haris Purnama Alam 44

Page 19: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

berimajinasi (imagine). Masalahnya adalah bahwa kreativitas ini telah ditindas oleh pendidikan (Harris, 1998). Kita semua harus melakukan “mem-bawanya kembali ke permukaan”. Anda akan segera menemu-kan kejutan bahwa ternyata Anda kreatif!

5. “Itu Kenakak-kanakan”. Di dalam usaha kita untuk nampak selalu dewasa dan canggih, kita sering menertawakan hal yang kreatif, sikap suka mempermainkan orang yang lebih muda dari kita. Tetapi jika Anda memecahkan suatu masalah yang menye-lamatkan perkawinan Anda atau bahwa Anda dipromosikan untuk jabatan tertentu atau menyelamatkan teman dari bunuh diri, apakah Anda memperhatikan apakah orang lain menggam-barkan cara Anda membuat solusi sebagai "kekanak-kanakan?" Di samping itu, adakah permainan yang lucu? Ingat bahwa kadang-kadang orang-orang tertawa ketika sesuatu benar-benar lucu, tetapi sering mereka tertawa ketika mereka kekurangan imajinasi untuk memahami situasi itu.

6. “Apa yang akan orang-orang pikirkan?” Ada tekanan sosial yang kuat untuk menyesuaikan diri dan untuk menjadi 'orang biasa' dan tidak kreatif. Tekanan muncul dari dalam masyarakat sendiri yang tanpa ampun menghakimi orang–orang yang melakukan sesuatu di luar kebiasaan mereka. Bahkan pertunjukan yang “liar”, dari mereka yang menyukai Mode Punk Rock, digambarkan sebagai menyimpang dari mereka atau salah.

Jadi, apa yang akan orang-orang pikirkan? Mereka telah membicarakan tentang Anda, berkata bahwa hidung Anda terlalu besar atau sepatu Anda lucu atau Anda Termasuk orang aneh. Maka, sejak orang lain memperbicangkan tentang Anda dengan cara yang tidak menyenangkan, Anda mungkin santai saja dan tetap pada individualisme dan kreativitas Anda.

7. "Saya mungkin gagal". Thomas Alfa Edison, dalam pencariannya untuk mendapatkan kawat pijar (filament) yang sempurna untuk lampu, apapun dicoba yang mampu ia pikirkan, untuk dijadikan bahan filament lampu pada penelitian, sampai jambang dan jenggot temannya. Dalam semua percobaannya, ia mencoba sekitar 1800 hal. Setelah sekitar 1000 usaha, seseorang menyebutnya jika ia telah gagal. Edison berkata, "Saya telah memperoleh banyak Pengetahuan--Saya sekarang mengetahui seribu hal yang tidak berfungsi."

KOMUNIKASI BISNIS 45

Page 20: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

Takut gagal adalah salah satu dari rintangan yang utama pada kreativitas dan pemecahan masalah. Substansinya adalah untuk Mengubah sikap Kita terhadap kegagalan. Kegagalan se-panjang dapat diterima; mereka hanya mempelajari alat yang membantu memusatkan cara menuju keberhasilan. Tidak ada yang salah dengan kegagalan, tetapi kegagalan adalah suatu tanda tindakan dan perjuangan serta usaha--yang lebih baik daripada tidak bertindak sama sekali. Tipe Manusia yang Meng-ikuti Arus, mungkin tidak pernah gagal, tetapi mereka adalah manusia yang sia-sia, mereka tidak pernah menikmati perasaan yang datang melalui sebuah perjuangan.

Sikap Positif untuk Kreativitas1. Curiga. Orang-Orang kreatif ingin mengetahui sesuatu hal –se-

mua hal-- hanya untuk mengetahuinya. Pengetahuan tidak memerlukan suatu alasan. Pertanyaan, "Mengapa Anda ingin mengetahui hal itu?" Bila sesuatu terlihat aneh bagi orang yang kreatif, sesuatu yang mungkin untuk dicari jawabannya, "Karena Saya tidak mengetahui jawabannya." Pengetahuan adalah menyenangkan dan sering juga bermanfaat dengan cara-cara aneh dan dengan cara yang tak terduga.

Sebagai contoh, Saya suatu ketika mencoba untuk mem-perbaiki sesuatu tanpa keberhasilan, ketika seseorang bertanya, “Apakah Anda mengetahui apa yang sedang anda lakukan?" Saya menjawab dengan santai, "Tidak, itulah mengapa Saya melakukannya!"

Berikutnya, pengetahuan, adalah penting untuk mengem-bangkan kreativitas secara penuh. Banyak kreativitas muncul dari variasi atau kombinasi pengetahuan. Gagasan terbaik me-ngalir dari suatu pikiran yang baik. Nothing can come from nothing.

2. Tantangan. Orang-Orang curiga suka mengidentifikasi dan menghadapi tantangan asumsi di belakang gagasan, usulan, permasalahan, kepercayaan, dan pernyataan. Banyak asumsi, ternyata sangat padat dan penting, tetapi banyak yang telah diasumsikan tidak penting, dan justru mematahkan asumsi, sering muncul sebagai suatu gagasan baru, suatu alur baru, suatu solusi baru.

Sebagai contoh, ketika kita berpikir tentang suatu pergu-ruan tinggi, kita secara kebiasaan berpikir tentang suatu kam-pus fisik dengan ruang kelas, perpustakaan, dan beberapa pohon disekelilingnya. Tetapi mengapa harus perguruan tinggi

Agus Haris Purnama Alam 46

Page 21: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

menempatkan (adanya gedung dan mahasiswa yang berkum-pul) hal itu semua yang dimaksud perguruan tinggi? Lalu, perguruan tinggi elektronik yang sekarang ada, di mana para mahasiswa "kuliah" di perguruan tinggi di rumah, secara online. Kursus korespondensi sudah hidup bertahun-tahun, juga, mulai dengan menantang sekolah sebagai tempat pusat gagasan.

3. Konstruksi Ketidakpuasan. Ini adalah bukan semacam me-ngeluh tentang ketidakpuasan, tetapi kemampuan untuk me-lihat suatu kebutuhan untuk peningkatan (improvisasi) dan untuk mengusulkan suatu metode bagaimana membuat peningkatan hal itu. Ketidakpuasan bersifat membangun adalah suatu hal positif, gairah ketidakpuasan, mencerminkan pikiran, "Hey, Saya mengetahui suatu cara untuk membuat hal itu lebih baik."

Konstruksi Ketidakpuasan adalah penting bagi suatu pe-mecahan masalah kreatif, untuk itu jika Anda senang dengan suatu cara, Anda tidak akan ingin mengubah apa pun. Hanya ketika Anda menjadi tidak puas dengan sesuatu, ketika Anda lihat suatu masalah, Menjadikan Anda ingin memecahkan ma-salah dan meningkatkan situasi itu.

Salah satu dari tanda orang yang secara konstruktif tidak puas adalah seseorang yang selalu mencari-cari pandangan ba-ru. Semakin banyak permasalahan yang Anda temukan, sema-kin banyak solusi dan oleh karena itu Anda dapat membuat peningkatan (improvement). Bahkan permasalahan yang telah dipecahkan sering dipecahkan lagi, dengan suatu cara yang lebih baik. Orang yang secara konstruktif tidak puas mungkin berpikir, "Ini adalah suatu solusi sempurna, tetapi Saya ingin tahu jika menggunakan solusi lain yang bekerja lebih baik (atau yang menggunakan biaya lebih sedikit, dll)."

Ciri yang lain dari ketidakpuasan konstruktif adalah me-nikmati tantangan. Orang-Orang kreatif bersiap-siap menguji batas kemampuan mereka sendiri dan batas permasalahan, berkeinginan bekerja keras, tekun dan tidak mudah menyerah. Kadang-Kadang ketidakpuasan hampir diciptakan sendiri--mereka tidak benar-benar tidak puas dengan status quo pada beberapa bidang, tetapi mereka ingin menemukan sesuatu yang lebih baik hanya untuk tantangan dan kesempatan untuk meningkatkan hidup mereka sendiri dan orang lain.

Karakteristik Orang Kreatif Curiga Mencari masalah-masalah

KOMUNIKASI BISNIS 47

Page 22: Komunikasi bisnia

Foto: Dokumen Pribadi

Bagian I Memahami Komunikasi

Menikmati Tantangan Optimistik Mampu menunda kesimpulan (judgement) Nyaman dengan Imajinasi Melihat masalah sebagai peluang Melihat masalah sebagai sesuatu yang menarik Permasalahan secara emosional bisa diterima Tantangan Asumsi-asumsi Tidak mudah menyerah: tekun, bekerja keras

PERBEDAAN GENDER PADA KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

Kari L. Baumgartner menggambarkan hubungan antara komunikasi gender dan komunikasi intrapersonal dan ia menyo-roti perbedaan komunikasi intrapersonal berdasarkan gender. Baumgartner meneliti perbedaan gender dalam komunikasi intrapersonal; bagaimana wanita dan laki-laki berbeda dalam berkomunikasi intra-personal. Kita membahas isu gender, komunikasi intrapersonal dan bagaimana perbedaan gender dalam komunikasi intrapersonal. Kedua, kita membahas efek yang ditimbulkan akibat pengaruh gender dalam komunikasi intrapersonal. Pemaham gender dalam komunikasi sangat penting untuk menghindari efek negatif dari perbedaan gender dalam komunikasi intrapersonal.Komunikasi Gender

Perbedaan antara pola berbicara wanita dan laki-laki seperti halnya perbedaan interpretasi antara wanita dan laki-laki terhadap makna, meskipun mereka memiliki kesamaan pengalaman (frame of reference). Coates menyebutkan bahwa sejak anak-anak, mereka mempelajari bahasa secara berbeda dan bagaimana anak-anak perempuan dan laki-laki mempelajari untuk berpikir secara ber-beda disebabkan mereka berbeda secara gender. Selanjutnya Coates mengungkapkan bahwa "language is an important part of the socialisation (sic) process, and children are socialised (sic) into culturally approved sex roles largely through language. Learning to be male or female in our society means among other things learning to use sex-appropriate language" (Coates 1986, hal. 133).

Agus Haris Purnama Alam 48

Page 23: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

Graddol and Swann menyelidiki berbagai kemungkinan ada-nya sesuatu yang diciptakan dalam memandang bahasa yang mem-bantu merekonstruksi perbedaan seksual dan mencerminkan keberadaannya di dalam masyarakat. Graddol and Swann memba-has pernyataan Maltz and Borker bahwa wanita dan laki-laki berasal dari perbedaan sosiolinguistik sub-kultur. Masalahnya muncul ketika wanita dan laki-laki menginterpretasikan perca-kapan dengan cara yang berbeda, "perbedaan interpretasi dapat menimbulkan miskomunikasi antar jenis kelamin" (Graddol & Swann, 1986: 90).

Hill (1986) menjelaskan karakteristik bahasa yang digunakan wanita. Hill mengungkapkan bahwa "anak-anak perempuan diajari untuk berbicara bahasa ini agar supaya menjadi 'wanita,' tetapi hasilnya tidak berharga. Setelah internalisasi aturan ini untuk bahasa percakapan feminin, wanita-wanita menemukan bahwa mereka tidak menganggapnya serius" (1986, hal. 11). Beberapa ciri bahasa wanita adalah hedges, tatabahasa yang benar, dan format yang sangat sopan.

Spender (1985:154) menyebutkan bahwa "Laki-laki tidak perlu memodifikasi pemahaman diri mereka; mereka tidak pernah dike-nal sebagai wanita". Spender mengutip Smith, "wanita-wanita sebagian besar dikeluarkan dari pekerjaan dalam menghasilkan format pikiran dan citra dan simbol di mana pikiran dinyatakan dan disadari" (Spender, 1985:143). Wanita-Wanita mengadopsi dan menyesuaikan pada sistem simbol laki-laki dibanding meman-faatkan suatu sistem simbol milik mereka sendiri.

Aries (1982, hal.132-133) mengklaim bahwa:

Ketika wanita secara verbal lebih dominan daripada laki-laki dalam seluruh interaksi, tetapi secara nonverbal mereka bersikap merendah. Sebagai tambahan, posisi tubuh wanita menjadi lebih dominan dihadap laki-laki; mereka berbicara secara verbal dan terbuka berhubungan dengan perilaku nonverbal mereka. . . . hal ini penting bagi wanita untuk menyadari apa yang mereka komunikasikan secara nonverbal untuk mempersiapkan peluang mereka memperbaiki perilaku yang mungkim bermasalah bagi mereka. Pada level verbal, ketika wanita mungkin membawa suatu gaya interaksi yang lebih reactif daripada laki-laki, dalam melakukannya mereka mungkin membantu mempromosikan suatu atmospir di mana individu mendengar dan merespons.

KOMUNIKASI BISNIS 49

Page 24: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

Brown (1990, hal. 140) berpendapat bahwa:

Perhatian teliti pada situasi khusus akan meningkatkan pemahaman kita bagaimana dan kapan gender berimplikasi pada interaksi, ketika mempengaruhi cara laki-laki dan wanita-wanita berbicara, Baru setelah itu kita akan sanggup untuk menunjuk perbandingan umum dari daftar pertanyaan yang diajukan oleh Ochs: Seperti apa sebuah arti (sosial, pragmatis) yang wanita dan laki-laki sukai dalam berbucara berbadasrkan perbedaaan sosial, dan bagaimana cara gender berhubungan dengan posisi tersebut dan citra laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat?

Tannen (1990, hal. 37) membahas bagaimana wanita cende-rung pada nilai keakraban (intimacy) dan laki-laki cenderung pada nilai kebebasan. Tannen mengatakan:

Banyak dan bahkan paling banyak maksud dalam percakapan tidak terletak pada kata-kata yang diucapkan, tetapi diberikan oleh orang yang mendengarkan. Masing-Masing dari kita memutuskan apakah kita berpikir yang sedang dikatakan orang lain pada status yang berbeda atau koneksi simetris. Kemungkinan bahwa individu akan menginterpretasikan kata-kata orang lain ketika salah seorang lebih tergantung lebih fokus pendengar, perhatian, dan kebiasaan dibanding pada jiwa di mana kata-kata dimaksudkan.

Tannen (1990, hal.187) menyatakan bahwa "playing the relationship game together is harder if you're playing by different rules or playing different games”. Kita harus yakin bahwa kita dilibatkan dalam sebuah konflik kepentingan daripada gaya bertarung (fighting style). Tannen menyimpulkan dengan pernyataan "laki-laki dan wanita belajar menggunakan bahasa dalam dunia yang berbeda sebagai laki-laki dan perempuan, dan kelompok lain menginterpretasikan dengan cara lain dalam istilahnya sendiri" (1990, hal. 244). Tannen (1990, hal. 296) berpendapat bahwa "kesadaran dapat menjadi kunci untuk memperbaiki percakapan dan hubungan antara wanita dan laki-laki. . . wanita dan laki-laki sering memiliki perbedaan asumsi tentang sekitarnya dan tentang cara membicara-kannya". Kesadaran adanya perbedaan ini dapat membantu laki-laki dan wanita mengatasi rintangan yang mereka hadapi.

Tannen (1986) menjelaskan bahwa:

Agus Haris Purnama Alam 50

Page 25: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

Imbalan yang diberikan secara tidak langsung dalam hubungan dan mempertahankan diri berkaitan dengan dua dasar dinamis yang memotivasi komunikasi: keberadaan dan konflik manusia membutuhkan keterlibatan dan kebebasan. Ketika keterlibatan menjadi sebuah tantangan untuk kebebasan, dan kebebasan sebuah tantangan untuk keterlibatan, secara tidak langsung adalah bahtera hidup komunikasi, satu cara untuk terapung diatas sebuah situasi . . . (hal. 80). Karena hal ini saling mengikat, komunikasi tidak akan pernah sempurna; kita tidak dapat menegakkannya. Kita tidak punya pilihan tetapi tetap mencoba untuk menyeim-bangkan kebebasan dan keterlibatan (hal. 34). Kita harus me-ngerti dan menerima kebutuhan kemanusiaan atas kebebasan dan keterlibatan, tidak bergantng pada jenis kelamin. Cameron, McAlinden, & O'Leary (1998) menjelaskan "secara

luas gagasan kaum feminis tentang cara berbicara kaum wanita, bahwa laki-laki bersaing dalam percakapan, wanita-wanita meng-gunakan strategi kerjasama". Hal tersebut penting untuk dicatat di sini bahwa tidak semua laik-laki bersaing dalam percakapan, atau seluruh wanita menggunakan strategi kooperatif; bagaimana pun, gaya komunikasi adalah khas untuk laki-laki dan wanita. Melalui belajar memahami dan menerima perbedaan dalam gaya komu-nikasi kita, dapat mengurangi kemungkinan kesalahpahaman.

Smith (1985, hal.135) berpendapat bahwa "terdapat bukti pertimbangan bahwa norma femininitas dan maskulinitas men-dorong wanita dan laki-laki untuk membangun situasi komunikasi dan tujuan interaksi meskipun terdapat perbedaan”. Atribut ini berbeda pada konsepsi orang pada individu yang berbeda dalam gaya interpersonal, situasi sosial, dan periode zaman.

Komunikasi IntrapersonalPelose (1989, hal. 135) mendefinisikan komunikasi intra-

personal sebagai “communication with/within oneself and . . . [it] involves introspection about one's thoughts, perceptions, and beliefs”. Fletcher (1989, hal. 190) menjelaskan bahwa "the process interior to the individual by which reality evolves and is maintained. The process involves muscles, hormones, neurotransmitters," and “the nervous system”.

Karena wanita dan laki-laki dididik untuk berkomunikasi secara berbeda dan mereka diajari menyesuaikan dengan norma sosial, mereka sering memiliki perbedaan persepsi tentang diri mereka sendiri dan bagaimana bagaimana mereka berhubungan

KOMUNIKASI BISNIS 51

Page 26: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

dengan masyarakat. Wanita-Wanita diajari sebagai perempuan untuk bersikap merendah (submissive) dan tenang dan untuk menghargai keakraban dibanding kebebasan. Nilai ini mereflek-sikan tidak hanya komunikasi intrapersonal wanita apa yang mereka katakan tentang diri mereka sendiri tetapi juga dalam komunikasi mereka. Sama halnya dengan laki-laki, mereka diajari sebagai laki-laki, mereka harus agresif dan bicara untuk me-nyatakan kebebasan mereka. Gaya komunikasi ini adalah bukti dari banyak interaksi antar laki-laki, tetapi hal itu sebagai bagian yang dilakukan dalam komunikasi intrapersonal mereka.

Elias (1992) menyebutkan bahwa adanya perbedaan dalam otak wanita dan laki-laki, dalam otak wanita memiliki tingkat lebih tinggi tentang kelancaran lisan. Elias menjelaskan para ahli meng-ungkapkan penemuannya bahwa wanita cenderung untuk menggu-nakan kedua bagian otak ketika melengkapi tugas lisan sebab mereka memproses "jembatan" yang lebih besar antara kedua bagian otak. Ini menjadikan kedua belah bagian otak wanita berde-katan satu sama lain dan memproduksi hasil yang sinergis. Penemuan ini memperkuat kseimpulan Tannen bahwa nilai-wanita membicarakan hubungan, sementara itu nilai-laki-laki membicara-kan laporan. Wanita-Wanita cenderung untuk berkomunikasi kedua-duanya untuk menyampaikan informasi dan untuk me-ngembangkan dan memelihara hubungan dengan orang lain, sedangkan laki-laki berkomunikasi terutama untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Wanita cenderung lebih lancar berkomunikasi, karena menyampaikan informasi bukan hanya 'misi’ mereka, dan mereka cenderung lebih terlibat dalam interaksi dengan orang lain seperti yang dilakukan laki-laki (Pavitt, 1998). Anne Moir dan David Jessel dalam Bukunya Brain Sex mengatakan: “The sexes are different because their brains are different”. Inilah yang menyebabkan kita berbeda dalam memproses informasi, yang dihasilkan oleh perbedaan persepsi, prioritas dan perilaku. “It's our hormones after all!” (Moir & Jessel, 1992).

Komunikasi Gender IntrapersonalBerdasarkan informasi sebelumnya tentang komunikasi gen-

der dan komunikasi intrapersonal, hal ini penting untuk mem-pertimbangkan bagaimana wanita dan laki-laki berkomunikasi berbeda secara intrapersonal.

Stacks & Sellers (1989, hal. 243-267) mengungkapkan bahwa ketika individu berinteraksi dengan yang lainnya mereka mem-pelajari aturan sosial dalam berkomunikasi satu sama lain dan ini mengarahkan individu untuk membangun makna menurut

Agus Haris Purnama Alam 52

Page 27: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

batasan-batasan yang dibentuk oleh aturan ini. Mereka melanjut-kan, “harga-diri yang terjadi melalui proses identifikasi dengan ma-syarakat dan konsep-diri seperti terlihat dalam kerangka sosial. Identifikasi Peran dan modeling menyediakan perilaku bersifat perseorangan dalam berbagai situasi yang ditafsirkan oleh diri sendiri dan persepsi individual”. Proses komunikasi interpersonal dan komunikasi intrapersonal adalah hubungan yang tak terhin-darkan, masing-masing mempengaruhi dan berdampak satu sama lainnya. Bagaimana orang berinteraksi dengan yang lainnya ber-pengaruh bagaimana mereka melihat diri mereka sendiri, dan demikian juga bagaimana mereka melihat diri mereka akan berdampak kepada yang lainnya. Dengan pengembangan suatu sistem bidang pendidikan yang mengajari anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda, kita sedang mengajari mereka untuk melihat diri mereka secara berbeda satu sama lain, menyampaikan suatu pembedaan buatan yang hanya dapat menimbulkan kesalahpahaman antara jenis kelamin/gender.

Banyak perbedaan antara cara berkomunikasi wanita dan laki-laki secara intrapersonal mungkin melekat pada tatacara di mana mereka telah dididik untuk berkomunikasi ketika masih anak-anak. Kesadaran akan adanya perlakukan yang berbeda antara anak laki-laki dan perempuan membantu untuk me-ngurangi hal itu serta hasilnya lebih seimbang dan meningkatkan komunikasi antara jenis kelamin. Sebagai anak laki-laki dan perempuan yang dididik untuk berkomunikasi secara berbeda dan untuk menghargai perilaku komunikasi berbeda, mereka menjadi berkomunikasi dengan cara yang berbeda secara intrapersonal.

TEORI INTERAKSI SIMBOLISInteraksi simbolis (Symbolic Interaction) adalah dasar

tentang gagasan mengenai diri dan hubungannya dengan masyarakat. Karena ini dapat diinterprestasikan sangat luas, kita mungkin banyak kehilangan waktu membahas tema ini secara mendetail mengenai teori dan asumsi kerangka teori. Pemahaman teori ini diharapkan lebih dapat diaplikasikan dalam konteks komunikasi bisnis di tempat kerja. Sikap dan perilaku komunikasi individu erat kaitannya dengan proses pembentukan dan penyampaian simbol-simbol komunikasi terhadap individu lainnya.

Ralph LaRossa & Donald C. Reitzes (1993) telah menguji Teori Interaksi Simbolis yang berhubungan dengan penelitian

KOMUNIKASI BISNIS 53

Page 28: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

keluarga. Mereka mencatat tujuh asumsi dasar utama Teori Interaksi Simbolis dan berikut ini tema utama tersebut:• Pentingnya makna atau arti bagi perilaku manusia• Pentingnya Konsep Diri• Hubungan antara individu dan masyarakat

Pentingnya Makna bagi Perilaku ManusiaTeori Interaksi Simbolis menetapkan bahwa individu memba-

ngun makna atau arti melalui proses komunikasi sebab arti tidak menyiratkan apapun. Hal itu berarti konstruksi interprettative antar individu untuk membuat arti atau makna. Faktanya, tujuan dari interaksi adalah untuk menciptakan arti bersama (shared meaning). Hal ini terjadi karena tanpa berbagi arti, komunikasi akan sangat sulit. Bayangkan Anda berusaha untuk bertemu dengan seorang teman jika terlebih dahulu Anda harus menjelas-kan maksud Anda untuk tiap kata-kata yang Anda gunakan, dan teman Anda melakukan hal yang sama. Tentunya, kita berkomuni-kasi dengan bahasa dan konteks yang dipahami bersama, sehingga tidak memerlukan lagi penjelasan dari setiap kata yang digunakan. Kadang-kadang kita berasumsi bahwa kita dan mitra percakapan kita mengetahui makna atau arti hanya untuk menutupi kesalahan Kita (bahasa konotatif yang bersifat eufeumisme).

“Saya Siap secepat yang Kamu Bisa.” “Satu jam lagi Saya Siap!” “Padahal maksud Saya, Kamu harus siap dalam 15 menit.” (“Anda tidak mengatakannya seperti itu!”)

Kita sering mengharapkan orang-orang memahami maksud secara umum (sebagai tema yang saling dipahami) dalam suatu perca-kapan. Menurut LaRossa dan Reitzes, tema ini mendukung tiga asumsi utama dari Teori Interaksi Simbolis, yang diambil dari Karya Herbert Blumer (1969). Berikut ini adalah tiga asumsi utama:

• Manusia bertindak terhadap yang lainnya atas dasar arti yang sama-sama mereka miliki.

• Arti adalah diciptakan dalam interaksi antar manusia.• Arti dimodifikasi melalui proses interpretasi.Manusia bertindak terhadap yang lainnya atas dasar arti yang sama-sama mereka miliki

Asumsi ini menjelaskan perilaku sebagai pengulangan kesa-daran dan perilaku antara stimuli dan tanggapan orang yang menerima stimuli itu. Para ahli Interaksi Simbolis seperti Herbert Blumer, menggambarkan pemahaman makna seseorang yang mempunyai kaitan dengan makna di belakang perilaku. Mereka

Agus Haris Purnama Alam 54

Page 29: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

mencari makna dengan pengujian penjelasan sosiologis dan psikologis untuk perilaku.

Makna yang kita berikan pada simbol-simbol adalah suatu produk interaksi sosial dan mewakili persetujuan kita untuk menerapkan makna tertentu pada simbol khusus. Sebagai contoh, di Amerika Serikat biasanya cincin perkawinan berhubungan dengan cinta dan komitmen. Cincin adalah suatu simbol suatu ikatan emosional dan sah, dengan begitu kebanyakan orang-orang menginvestasikan simbol itu dengan suatu arti konotasi positif. Mereka melihat perkawinan sebagai suatu institusi yang mengikat. Sebagian orang merespons secara negatif pada cincin perkawinan dan simbol-simbol lain dari apa yang mereka rasa sebagai menu-runkan situasi. Oleh karena itu, biasanya mereka tidak ingin ter-ikat dalam suatu perkawinan. Munculnya fenomena single parent adalah salah satu dari pandangan bahwa perkawinan akan menurunkan situasi kebebasan mereka.

Pandangan para ahli menyebutkan bahwa cincin itu sendiri tidak punya makna khusus; tetapi cincin telah diberi makna ketika orang-orang saling berhubungan dan menginvestasikannya sebagai makna penting.

Arti adalah diciptakan dalam interaksi antar manusia. Mead menekankan dasar arti antar-subjek. Menurut Mead,

Arti tidak akan eksis, hanya ketika orang-orang berbagi interpretasi umum dari simbol-simbol yang mereka saling tukarkan dalam interaksi. Blumer (1969, hal. 3-4), menjelaskan bahwa terdapat tiga cara menghitung originilitas makna. Blumer mengatakan, “Thus, a chair is clearly a chair in itself . . . the meaning emanates so to speak, from the thing and as such there is no process involved in its formation; all that is necessary is to recognize the meaning that is there in the thing”. Sesuatu tidak memiliki makna, hingga kita memberikan makna terhadapnya.

Pendekatan kedua terhadap keaslian makna sebagai “brought to the thing by the person for whom the thing has meaning” (Blumer, 1969, hal.4). Hal ini mendukung dugaan umum bahwa makna atau arti berada pada orang-orang, bukan pada sesuatu. Dalam pers-fektif ini, arti dijelaskan oleh isolasi elemen psikologis di dalam seorang individu yang menghasilkan sebuah arti.

Interaksionisme Simbolis mengambil tiga pendekatan terhadap makna, yang terjadi antar individu. Makna atau arti (Meanings) adalah “produk sosial” atau “ciptaan yang dibentuk melalui aktivi-tas penemuan manusia ketika mereka saling berinteraksi” (Blumer, 1969, hal. 5). Oleh karena itu, jika Si A dan

KOMUNIKASI BISNIS 55

Page 30: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

si B tidak membagi suatu bahasa umum dan tidak sepakat pada arti denotasi dan arti konotasi simbol yang mereka saling tukarkan, tidak ada sharing makna yang dihasilkan dalan percakapan tersebut. Selanjut-nya, arti diciptakan oleh si A dan si B dan bersifat unik bagi diri mereka dan hubungan antar-mereka.

Arti adalah diciptakan dalam proses interaksi antar manusia

Blumer mencatat bahwa proses interpretasi memiliki dua tahap. Pertama, pelaku menunjuk berbagai hal yang mempunyai arti. Inilah bagian dari proses perbedaan dari sebuah pendekatan psikologis dan terdiri dari orang-orang terlibat dalam komunikasi dengan diri mereka. Tahap kedua, melibatkan pelaku pada pemilih-an, mengujian, dan mentransformasikan arti dalam konteks yang mereka temukan sendiri. Ketika si A berbicara kepada si B, si B mendengarkan pembicaraan tersebut bahwa hal tersebut relevan dan memiliki arti. Selanjutnya, dalam proses interpretasi si A tergantung pada pembagian arti sosial yang secara kultural diterima. Jadi, si A dan si B dapat berbicara secara relatif lebih mudah sebab mereka keduanya berasal dari budaya yang sama.

Gambar 2.1 Bagaimana Konsep-Diri DibangunPentingnya Konsep-Diri

Yang kedua dari keseluruhan tema Interaksi Simbolis terpusat pada pentingnya Konsep-Diri, atau set yang relatif stabil mengenai persepsi yang orang-orang pegang atas diri mereka. Ketika si A bertanya, Siapa Saya? Jawaban berhubungan dengan

Agus Haris Purnama Alam

You

FamilyFriends

Teachers

Strangers Acquaitances

Lovers

56

Page 31: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

Konsep-Diri. Karakteristik fisik, peran, bakat, pernyataan emosional, nilai-nilai, ketrampilan sosial dan ketebatasan, akal, dan sebagainya memben-tuk Konsep-Diri. Interaksi Simbolis meneliti tentang cara di mana orang-orang mengembangkan Konsep-Diri. Interaksi Simbolis menggambarkan individu dengan aktif, didasarkan pada interaksi simbolis dengan orang lain (lihat gambar 2.1). Menurut Larossa dan Reitzes (1993), tema ini menyarankan dua asumsi tambahan:• Individu mengembangkan konsep-diri melalui interaksi dengan

orang lain.• Konsep-Diri menyediakan suatu motif penting untuk berperilaku.

Individu Mengembangkan Konsep Diri melalui Interaksi dengan orang lain.

Asumsi ini menyarankan bahwa hanya melalui kontak dengan orang lain, kita mengembangkan suatu pengertian diri (sense of self). Orang tidak terlahir bersama dengan Konsep-Diri; mereka mempelajarinya melalui interaksi. Menurut Interaksi Simbolis, bayi tidak punya perasaan atau pengertian tentang diri sendiri. Selama tahun pertama, anak-anak mulai untuk membedakan diri mereka dari lingkungan mereka. Ini adalah pengembangan yang paling awal dari Konsep-Diri. Interaksi Simbolis menetapkan bahwa pro-ses ini berlanjut sampai anak menerima sebuah bahasa dan mampu untuk bereaksi terhadap orang lain dan memberi umpan balik secara internal yang ia terima. Peneliti keluarga seperti Edgar Burgess (1926) mencerminkan asumsi ini ketika mereka membahas pentingnya keluarga sebagai intitusi sosialisasi. Selanjutnya, Burgess mencatat bahwa anak-anak dan orang tua dapat terlibat konflik atas citra-diri dan Konsep-Diri anak-anak.

Konsep-Diri sebuah Motif Penting untuk Berperilaku Dugaan bahwa kepercayaan, nilai-nilai, perasaan, dan peni-

laian tentang Diri mempengaruhi perilaku. Dugaan ini adalah pusat konsep Interaksi Simbolis. Mead membantah bahwa karena manusia mampu menguasai diri, mereka dilengkapi dengan suatu mekanisme untuk interaksi-diri (self-interaction). Mekanisme ini digunakan untuk memandu dan mengarahkan perilaku. Adalah penting juga untuk dicatat bahwa Mead melihat Diri sebagai proses, bukan sebagai suatu struktur. Setelah Diri menekan orang-orang untuk membangun tindakan dan tanggapan mereka, lebih mudah mengekspresikannya Jadi, singkatnya, jika Anda merasa yakin dengan kemampuan Anda dalam mempelajari teori komuni-kasi, kemunkinannya bahwa Anda akan berhasil.

KOMUNIKASI BISNIS 57

Page 32: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

Nyatanya, ada kemungkinan bahwa Anda akan merasa yakin dalam semua belajar Anda. Proses ini sering disebut meramalkan self-fulfilling, atau harapan-diri (self-expectations) yang menyebabkan seseorang untuk bertindak sedemikian rupa sehingga harapan terealisasi. Ketika si A (misalnya ia adalah seorang Alumni STMIK-IM), mengingat pujian dosennya terhadap kemampuannya dalam merancang sebuah prog-ram komputer, ia sedang menentukan dirinya untuk membuat suatu prediksi self-fulfilling tentang tercapainya suatu keberha-silan atas pekerjaannya.

Hubungan antara Individu dengan Masyarakat Tema terakhir, berkaitan dengan hubungan antara

kebebasan individu dan batasan sosial (social constraint). Mead dan Blumer mengambil posisi tengah atas pertanyaan ini. Mereka mencoba untuk menjelaskan aturan dan perubahan dalam proses sosial. Asumsi yang berkenaan dengan tema ini meliputi:• Individu dan kelompok adalah dipengaruhi oleh budaya dan

proses sosial.• Struktur sosial berfungsi melalui interaksi sosial.

Individu dan kelompok dipengaruhi oleh budaya dan proses sosial

Asumsi ini mengenali norma-norma sosial yang menghambat perilaku individu. Sebagai contoh, ketika si X bersiap-siap untuk bekerja pada pekerjaan barunya, ia memilih suatu pakaian angkatan laut, sebuah kemeja sepatu tumit rendah putih, dan suatu burgundy dan dasi berbelang biru. Gaya pakaian yang lebih disukainya berupa jeans dan kemeja flanel, tetapi ia memilih pakaian yang ia rasa akan sesuai secara sosial dalam kaitan dengan pekerjaannya. Budaya sangat kuat mempengaruhi perilaku dan sikap yang kita hargai dalam Konsep diri Kita. Di Amerika Serikat, Orang-Orang melihat diri mereka sendiri secara tegas bangga akan atribut ini dan mencerminkan dengan baik Konsep-Diri mereka. Ini adalah kasus karena Amerika Serikat adalah suatu sebuah budaya yang individualistis yang menilai asertivitas dan individualitas. Dalam Budaya Asia, kerjasama dan kekeluargaan adalah sangat dihargai. Kebersamaan adalah lebih penting dari-pada individual. Oleh karena itu, Orang Asia yang yang melihat dirinya sebagai seseorang yang asertif dipermalukan Konsep-Diri seperti itu.

Self-fulfilling adalah suatu pendapat atau prediksi yang terbukti benar atau menjadi benar sebagai hasil perilaku yang disebabkan oleh pernyataan sebelumnya.

Agus Haris Purnama Alam 58

Page 33: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

Mary Roffers (2002) mencatat bahwa tugas yang diberikan perguruan tinggi untuk mendisain suatu website pribadi sangat sulit untuk seorang mahasiswa Asia –Hmong,§ di dalam kelasnya. Si Mahasiswa menerangkan bahwa membicarakan tentang diri seseorang tidak diperbolehkan dalam budayanya dan memberikan informasi tentang dirinya pada website merasa tidak sesuai.

Struktur sosial berfungsi melalui interaksi sosial Asumsi ini penengah posisi yang diambil oleh asumsi sebe-

lumnya. Interaksi simbolis menghadapi tantangan pandangan struktur sosial adalah tak berubah dan mengakui adanya bahwa individu yang dapat memodifikasi situasi sosial. Sebagai contoh, banyak pekerja Amerika menjadikan "casuals Fridays," karyawan memakai pakaian santai (casual) dibandingkan dengan pakai dinas. Dengan cara ini, peserta di dalam interaksi memodifikasi struktur tersebut dan tidak sepenuhnya dibatasi oleh hal itu. Dengan kata lain, para ahli interaksi simbolis percaya bahwa manusia pembuat pilihan. Dalam Review, kita daftar tema yang mendasar Interaksi Simbolis dan asumsi yang mendukung, yaitu:

TEMA• Pentingnya makna atau arti bagi perilaku manusia• Pentingnya Konsep Diri• Hubungan antara individu dan masyarakat

ASUMSI-ASUMSI• Manusia bertindak terhadap yang lainnya atas dasar arti yang

sama-sama mereka miliki.• Arti adalah diciptakan dalam interaksi antar manusia.• Arti dimodifikasi melalui proses interpretasi.• Individu mengembangkan konsep-diri melalui interaksi dengan

orang lain.• Konsep-Diri menyediakan suatu motif penting untuk berperilaku.• Seseorang dan kelompok adalah dipengaruhi oleh budaya dan

proses sosial.• Struktur sosial berfungsi melalui interaksi sosial.

Proses Informasi Komunikasi Intrapersonal

§ Hmong adalah masyarakat yang tinggal di pegunungan Asia Selatan.

KOMUNIKASI BISNIS 59

Page 34: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

Gambar 2.2Sebuah Model Proses Informasi

Komunikasi Intrapersonal

Stimuli (kiri) mengacu pada semua variasi kekuatan fisik yang menerpa tubuh kita seperti suara, tekanan, dan cahaya;

Reseptors adalah bagian dari tubuh tang menerima stimuli dan mentransformasikannya menjadi sensasi. Ini adalah bahan mentah untuk diproses menjadi sistem makna;

Past mengacu pada apa yang ada dalam ingatan (memory);

Present mengacu pada apa yang ada dalam ingatan cepat (immediate memory) atau kesadaran;

Future mengacu pada peristiwa yang diantisipasi; Encode mengacu pada proses mengkonstruksi stimuli

yang dapat mewakili makna. Sebuah sinyal diproduksi, tetapi tidak harus disebarkan;

Conscious Ideas mengacu pada gagasan dalam pikiran yang kita sadari;

Effectors mengacu pada perilaku rahasia dan/atau terbuka menghasilkan suatu isyarat yang dikirimkan. Mungkin ada berbagai isyarat internal atau satu isyarat yang terlihat oleh orang lain;

Stimuli (kanan) yang dipancarkan oleh efektor adalah isyarat yang terlihat oleh orang lain dan/atau diri sendiri.;

Idea (kiri) mengacu pada makna yang dimaksud oleh stimuli. Dalam posisi ini pada model, gagasan dihubungkan dengan stimuli yang masuk ke dalam proses tersebut dari orang lain;

Agus Haris Purnama Alam 60

Page 35: Komunikasi bisnia

Foto: Dokumen Pribadi

Komunikasi Intrapersonal

Idea (kanan) mengacu pada makna yang telah diberikan stimuli. Dalam posisi ini pada model, gagasan dihubungkan dengan stimuli yang masuk ke dalam proses itu dari dalam orang itu sendiri;

Level (kiri) mengacu pada pernyataan pikiran: level kesadaran menjadi tidak sadar, dengan pertimbangan adanya stimuli dari luar individu;

Level (kanan) mengacu pada pernyataan pikiran: level kesadaran menjadi tidak sadar, dengan pertimbangan pada stimuli yang muncul secara internal;

Non-Conscious Idea mengacu pada gagasan dalam pikiran yang tidak kita sadari;

Pikiran (Mind)Mead mendefinisikan pikiran sebagai kemampuan untuk

menggunakan simbol-simbol yang memiliki makna sosial yang umum, dan Mead percaya bahwa manusia harus mengembangkan pikiran minds melalui interaksi dengan orang lain. Bayi tidak bisa benar-benar berinteraksi dengan orang lain

sampai mereka belajar bahasa, atau suatu sistem bersama dari lambang nonverbal dan verbal yang diorganisir dalam pola untuk menyatakan pemikiran dan perasaan. Bahasa, menurut Mead merupakan Lambang penting, atau lambang yang secara mendasar menimbulkan makna yang sama untuk banyak orang. Mari kita menggunakan bayi tersebut sebagai

suatu contoh untuk menggambarkan konsep lambang signifikan. Ketika orang tuanya mendekur dan berbicara dengan bayi mereka, bayi mungkin menjawab, tetapi dia tidak benar-benar memahami makna kata-kata yang digunakan orang tuanya. Seperti dia belajar bahasa, bayi membagi bersama lam-bang-lambang penting dan dapat mengantisipasi tanggapan dari orang lain pada lambang yang dia gunakan. Hal ini, menurut Mead, adalah bagaimana kesadaran berkembang.

Dengan penggunaan bahasa dan saling berinteraksi dengan orang lain, kita mengembangkan yang disebut Mead dengan Pikiran (Mind), dan ini memungkinkan kita untuk menciptakan suatu bagian dalam yang menentukan bagi masyarakat seperti yang kita lihat beroperasi di luar kita. Pikiran dapat diuraikan seperti cara orang-orang secara internal dalam

KOMUNIKASI BISNIS 61

Page 36: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

masyarakat. Pikiran tidak saja tergantung pada masyarakat. Mead menyatakan bahwa terdapat suatu hubungan timbal balik. Pikiran merefleksikan dan mencipta-kan dunia sosial itu. Seperti orang-orang mempelajari bahasa, mereka belajar norma-norma sosial dan adat istiadat budaya yang menghambat mereka. Tetapi mereka juga belajar cara untuk membentuk dan mengubah ma-syarakatnya melalui interaksi. Ketika anak-anak belajar untuk berbicara, mereka dapat belajar untuk mengatakan "terimakasih" sebagai indikator kesopanan budaya. Mereka dapat juga menciptakan cara pribadi yang unik dalam menyatakan kesopanan, seperti perkataan "mayberry" dan "yes You," idiom yang diterima dalam suatu hubungan khusus.

Hubungan konsep pikiran adalah dugaan tentang pendidikan, yang dikonsepsikan Meda sebagai suatu percakapan 'dalam' (inner conversation). Mead berpendapat bahwa tanpa interaksi dan rangsangan sosial dengan orang lain, orang-orang tidak akan mampu untuk melakukan inner conversation atau mendukung pikiran.

Menurut Mead, salah satu aktivitas orang terpenuhi melalui pengajaran adalah peran atau kemampuan simbolis menempatkan dirinya pada imajinasi orang lain. Proses ini adalah disebut mengambil perspektif, sebab memerlukan seseorang menggantung-kan perspektif dirinya pada suatu pengalaman orang lain dan mengganti pandangannya dari perspektif imajinasi yang lain. Sebagai contoh, jika Helen memikirkan Roger setelah pertemuan mereka dan mencerminkan bagaimana ia harus menjadi baru dan lebih muda dibanding karyawan lain, kemudian dia mengambil peran. Kapan pun kita mencoba untuk membayangkan bagaimana orang lain mungkin memandang sesuatu atau ketika kita mencoba untuk berpikir tentang orang lain, kita telah mengambil peran. Mead menyatakan bahwa pengambilan peran adalah suatu tindakan simbolis yang dapat membantu memperjelas perasaan atau pengertian diri kita sendiri bahkan memugkinkan kita untuk mengembangkan kapasitas untuk berempati kepada orang lain.

Diri (Self)Mead mendefinisikan Diri (Self) sebagai kemampuan untuk

Untuk mencerminkan diri kita dari perspektif orang lain. Dari ini Anda dapat melihat bahwa Mead tidak percaya bahwa Diri datang dari hasil introspeksi atau dari berpikir atas diri sendiri. Bagi Mead, Diri dikembangkan dari suatu peran yang diambil, membayangkan bagaimana kita memandang orang lain. Meminjam suatu konsep Ahli sosiologi Charles Cooley pada tahun

Agus Haris Purnama Alam 62

Page 37: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

1912, Mead mengacu pada konsep ini sebagai cermin diri, atau kemampuan kita untuk melihat diri kita sendiri dalam merefleksikan tatapan yang lain. Cooley (1972) percaya bahwa tiga prinsip pengembangan ber-hubungan dengan cermin Diri (looking-glass): (1) kita membayang-kan bagaimana kita dilihat oleh orang lain, (2) kita membayangkan pandangan mereka pada penampilan kita, dan (3) kita merasakan minder atau bangga berdasarkan Perasaan-Diri (self-feelings) ini. Sebuah Iklan jeans untuk wanita memiliki satu karakter, “Aku merasa cantik ketika Ia melihat Aku seperti Ia lakukan ketika Kita pertama bertemu.” Iklan ini adalah contoh cermin diri. Kita mempe-lajari mengenai diri kita dengan cara orang lain memperlakukan kita, pandangan kita, dan label kita.

Dugaan Mead pada Cermin-Diri (looking-glass) menyiratkan label kekuasaan yang berimplikasi pada Konsep-Diri dan perilaku. Kekuasaan ini hadir sebagai tipe kedua self-fulfilling. Seperti telah dibahas di atas bahwa self-fulfilling sebagai harapan diri (self-expectations) yang berpengaruh terhadap perilaku. Seperti contoh, si A mengatakan pada dirinya bahwa ia akan berhasil dalam pekerjaannya dan kemudian terbentuk dalam perilaku yang sama dan kongruen dengan harapan keberhasilannya. Pada gilirannya, perilaku ini mungkin memastikan bahwa ia akan berhasil. Demikian juga sebaliknya, hal negatif yang dirasakan dan dipikir-kannya dapat menciptakan situasi di mana ramalan kegagalan menjadi kenyataan. Tipe kedua self-Fulfilling ini dihasilkan oleh label yang disebut Pygmalion effect, dan hal itu mengacu pada harapan pengaturan tindakan dari seseorang.

Seperti teori Mead tentang Diri (self), ia mengamati bahwa melalui bahasa, orang mampu menjadi subjek dan objek untuk dirinya sendiri. Sebagai subjek, kita bertindak, dan sebagai objek, kita mengamati tindakan diri sendiri. Mead menyebut subjek, atau tindakan Diri, “the I” dan objek, atau mengamati Diri, “the Me”. “The I” adalah spontan, impulsif, dan kreatif, sementara “the Me” lebih reflektif dan sosial sadar. “The I” mampu untuk pergi ke suatu pesta semalaman, sedangkan "the Me" melatih perhatian untuk mengakui adanya pekerjaan rumah yang harus dilaksanakan dari-pada mengikuti pesta. Mead melihat Diri sebagai prores mengintegrasikan “the I” dan “the Me”.

Masyarakat (Society)Mead berargumen bahwa interaksi berlangsung di dalam

suatu struktur budaya masyarakat yang dinamis, nilai kemasya-rakatan, dan sebagainya. Individu dilahirkan ke dalam konteks sosial yang telah ada. Mead menggambarkan masyarakat sebagai

KOMUNIKASI BISNIS 63

Page 38: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

jaringan hubungan sosial yang diciptakan manusia. Individu ter-libat dalam masyarakat melalui perilaku yang mereka pilih secara aktif dan secara sukarela. Masyarakat dengan menonjolkan suatu satuan perilaku individu yang secara terus menerus melakukan penyesuaian. Masyarakat ada sebelum individu ada, tetapi juga diciptakan dan disesuaikan oleh individu, tindakan yang disetujui orang lain.

Masyarakat, terdiri dari individu, dan Mead membahas ten-tang dua bagian khusus dari masyarakat yang mempengaruhi pikiran dan diri. Dugaan Mead, orang tertentu mengacu pada individu di dalam masyarakat yang adalah signifikan bagi kita. Orang-Orang ini pada umumnya anggota keluarga, teman, dan rekan kerja. Kita melihat orang tertentu untuk mendapatkan suatu perasaan penerimaan sosial dan suatu pengertian diri.

Pendapat umum mengacu pada sudut pandang kelompok sosial atau budaya secara keseluruhan. Hal Itu diberikan kepada kita oleh masyarakat, dan "sikap umum (general) adalah sikap keseluruhan masyarakat" (Mead, 1934, hal.154). Pendapat umum memberikan informasi tentang peran, aturan, dan sikap bersama oleh masyarakat. Pendapat umum juga memberi kita suatu pengertian bagaimana orang lain bereaksi kepada kita dan harapan masyarakat secara umum. Pengertian ini berpengaruh dalam me-ngembangkan suatu “suara hati” sosial. Pendapat umum lain dapat membantu menengahi konflik yang disebabkan konflik kelompok.

Teori Interaksi Simbolis telah menjadi suatu kerangka teoritis yang kuat selama enampuluh tahun. Menyediakan pengertian yang mendalam tentang perilaku komunikasi manusia di dalam suatu konteks yang luas. Teori adalah logika dalam pengembangan, mulai dengan peran diri dan perkembangannya dalam suatu pengujian diri di dalam masyarakat. Kita mencatat bahwa teori tersebut adalah heuristik, mengidentifikasi aplikasinya di dalam berbagai konteks, mencakup media, organisasi, dan hubungan antar pribadi. Namun demikian, teori tidaklah tanpa kritik.

Keberatan utama berkaitan dengan Interaksi Simbolis cenderung untuk fokus pada area yang berikut: hal itu terlalu luas, menempatkan terlalu banyak penekanan pada perilaku pribadi, mengesampingkan variabel lain yang penting, dan tidak terdapat kemungkinan kesalahan (falsifiable). Secara singkat kita lihat kritik tersebut di bawah ini.

Beberapa Kritikus mengeluh bahwa Interaksi Simbolis terlalu luas untuk menjadi bermanfaat. Kritik ini memusatkan pada ukuran lingkup evaluasi. Interaksi Simbolis mencakup terlalu

Agus Haris Purnama Alam 64

Page 39: Komunikasi bisnia

Komunikasi Intrapersonal

banyak landasan, untuk secara tuntas menjelaskan secara spesifik proses pembuatan arti (meaning-making) dan perilaku komunikasi. Berkaitan dengan keberatan ini bahwa konsep yang menyusun teori itu secara luas digambarkan dan agak samar-samar. Apalagi, dalam kaitan dengan ketidakjelasan ini, Interaksi Simbolis adalah sulit untuk terjadinya kemungkinan kesalahan. Sebagai jawaban atas kritik ini, Interaksi Simbolis bukanlah teori tunggal untuk menilai seseorang; melainkan, ini merupakan suatu kerangka yang dapat mendukung banyak teori spesifik. Di dalam teori yang semakin spesifik, seperti Teori Peran, konsep yang lebih jelas.

Kedua kritik yang berhubungan dengan Penekanan Mead pada kekuasaan aktor untuk menciptakan kenyataan. Kritikus meng-amati bahwa hal ini mengabaikan orang-orang yang mana tinggal di dunia mereka sendiri. Ahli Interaksi Simbolis memperhatikan suatu situasi sama seperti nyata jika para aktor mendefinisikannya seperti nyata. Tetapi Erving Goffman (1974) berkomentar bahwa dugaan ini, walaupun benar, mengabaikan kenyataan fisik. Mereka mencoba untuk berada di tengah antara kebebasan memilih dan batasan eksternal. Mereka mengakui adanya validitas terbatas, tetapi mereka juga menekankan pentingnya makna bersama.

Kritik lain menyatakan bahwa ada konsep penting yang terabaikan Teori Interaksi Simbolis, seperti emosi dan self-esteem. Kritikus mengamati bahwa Teori Interaksi Simbolis tidak men-jelaskan dimensi interaksi emosional manusia. Lebih lanjut, kritikus mencatat bahwa Interaksi Simbolis membahas bagaimana kita mengembangkan suatu Konsep-Diri, tetapi tidak banyak menjelaskan bagaimana kita mengevaluasi diri. Berkenaan dengan tidak adanya perhatian kepada aspek hidup manusia yang emosional, ahli teori interaksi simbolis merespons bahwa walaupun Mead tidak menekankan aspek ini, teori tersebut dapat mengako-modasi emosi.

Sesungguhnya, beberapa peneliti sudah mulai menerapkan Interaksi Simbolis pada emosi dengan berhasil. Sebagai contoh, James Forte, Anne Barrett, & Mary Campbell (1996) menggunakan Perspektif Interaksi Simbolis untuk menguji perasaan duka-cita. Penelitian mereka menguji kegunaan Perspektif Interaksi Sosial di dalam memperkirakan dan campurtangan suatu kesedihan. Mengenai Self-Esteem, para Ahli setuju bahwa tidak ada satu teori pun yang terfokus. Tetapi mereka berpandangan bahwa ini bukan kekurangan teori tersebut; hal itu hanya di luar batasan yang diselidiki Mead.

KOMUNIKASI BISNIS 65

Page 40: Komunikasi bisnia

Bagian I Memahami Komunikasi

Teori Interaksi Simbolis mempunyai kritikan, tetapi hal itu masih dapat digunakan (heuristik), dan teori ini masih tetap eksis. Teori ini mendukung penelitian dalam berbagai konteks, dan secara konstan diperluas dan diperbaiki. Lebih lanjut, ini adalah salah satu alat konseptual yang terkemuka untuk menginterpretasikan interaksi sosial, dan intinya membangun fondasi untuk banyak teori, seperti Teori Dramatisme, Teori Kelompok Muted, Teori Budaya Organisasi, dan Teori lainnya. Oleh karena itu, karena Teori Interaksi Simbolis telah merangsang banyak pemikiran konseptual, telah memenuhi apa yang teori arahkan untuk dilakukan.

BAHAN DISKUSI 1. Apakah Anda setuju dengan Argumen Mead bahwa seseorang

tidak dapat memahami Diri tanpa Interaksi Sosial? Bisakah seseorang dididik oleh seekor Gorilla yang tidak memiliki Konsep-Diri? Jelaskan Jawaban Anda!!

2. Pernahkan suatu ketika dalam hidup Anda ketika merasa pemahaman diri Anda berubah secara dramatis?Jika pernah, apa yang menyebabkan perubahan tersebut?

3. Apakah Anda setuju dengan pendapat Mead yang menempatkan bahasa sebagai sistem berbagi simbol? Apakah mungkin untuk saling berhubungan dengan seseorang yang menggunakan bahasa yang berbeda? Jelaskan!!

4. Salah satu kritik Interaksi Simbolis adalah bahwa interaski Simbolis terlalu banyak menekankan pada tindakan individual dan kurang menekankan pada keterbatasan individual bahwa mereka tidak bisa berpikir tentang suatu jalan keluar. Dimana posisi Anda tentang kritik ini? Jelaskan!

5. Jelaskan perbedaan antara konsep self-fulfilling dan Pygmalion effect. Bagaimana kedua konsep tersebut mirip?

6. Dapatkah dengan mempelajari komunikasi intrapersonal bisa memberikan pemahaman komunikasi antar-manusia?

ISTILAH-ISTILAHself-concept self self-fulfilling looking-glass mind

Agus Haris Purnama Alam 66