komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan...
TRANSCRIPT
1
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN
DI BANK BRI SYARIAH CABANG JAMSOSTEK KUNINGAN
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Sendy Pradhita
NIM: 1110051000096
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2017 M
4
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memeroleh gelar Strata 1 (S.1) di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari penulisan ini terbukti bukan karya asli saya atau
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 12 Desember 2017
Sendy Pradhita
5
ABSTRAK
Nama : Sendy Pradhita
NPM : 1110051000096
Judul : Komunikasi Antar Pribadi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di
Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek Kuningan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan judul Komunikasi Antarpribadi
dalam meningkatkan kinerja karyawan di Bank BRI Syariah Cabang jamsostek. Adapun
permasalahan penelitian penulis adalah bagaimanakah pengaruh Komunikasi
Antarpribadi dalam Meningkatkan kinerja karyawan di Bank BRI Syariah Cabang
jamsostek. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses
komunikasi antarpribadi pimpinan terhadap karyawan, dan komunikasi antarpribadi
karyawan terhadap pimpinan, untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang
terjadi selama proses komunikasi antarpribadi, dan untuk mengetahui kinerja karyawan
akibat pengaruh komunikasi antarpribadi. Teori komunikasi yang digunakan yakni
keterbukaan (openness), empati (empathy) dan dukungan (supportiveness). Pada
komunikasi antarpribadi terjadi adanya keterbukaan (openness), empati (empathy) dan
dukungan (supportiveness) dapat diterima, dimengerti dan dipahami secara baik oleh
komunikan.
Populasi yang penulis gunakan sebagai objek penelitian adalah jumlah karyawan di
Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek sebanyak 17 orang karyawan, adapun sample
yang dipilih sebagai observasi/wawancara berjumlah 4 orang karyawan. Peneliti akan
menggunakan informan untuk memperoleh berbagai informasi yang diperlukan selama
proses penelitian. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif
yaitu menguraikan serta menginterprestasikan data yang diperoleh di lapangan dari para
key informan (informan kunci)
Berdasarkan hasil penelitian penulis memperlihatkan bahwa Pengaruh Komunikasi
antarpribadi sesama karyawan terhadap kinerja karyawan sudah cukup baik karena
menggunakan komunikasi secara verbal dan non verbal berinteraksi dengan karyawan
di Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek. Sikap keterbukaan yang ada dapat mendukung
komunikasi Antarpribadi di Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek khususnya karyawan
sudah berjalan dengan cukup baik karena dilihat dari cara sesama karyawan
menyampaikan pesannya sudah secara menyeluruh kepada karyawan yang mana tidak
membeda-bedakan seorang karyawan untuk di berikan pesan atau informasinya,
kemudian dalam melakukan pendekatan dengan karyawan sudah baik, sehingga
penanggulangan terhadap karyawan yang acuh juga bisa dilakukan dengan baik, sikap
empati pada karyawan Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek membantu dalam
kelangsungan kegiatan bekerja, agar kelangsungan kegiatan bekerja humas berjalan
dengan lancer. Karyawan dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun
nonverbal. Karyawan di Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek mengkomunikasikan
dukungan yang positif dalam komunikasi Antarpribadi dengan sedikitnya dengan cara,
6
menyatakan sikap positif, dengan sikap positif mampu mendorong orang untuk menjadi
teman kita berinteraksi. Komunikasi Antarpribadi terbina jika seseorang memiliki sikap
positif terhadap diri mereka sendiri. Kata kunci : komunikasi antarpribadi, kinerja
karyawan.
7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji atas kebesaran dan keagungan allah SWT, tuhan yang
telah menciptakan dan memberikan kesempurnaan. Segala puji dan syukur atas
limpahan kasih saying yang diberikan Allah Rabbul alamin yang telah member
kenikmatan dunia sebagai lading infestasi semua amal untuk menghantarkan kepada
kehidupan akhirat. Semoga Allah senantiasa mengampuni atas segala kesalahan dan
kealfaan terhadap syahadat yang belum mampu termanifestasi dalam kehidupan.
Solawat serta salam senantiasa tercurah atas junjungan dan panutan alam yang
menjadi penuntun dan pencerah ummat Islam menuju agama yang ikhlas sebagai agama
yang benar-benar rahmatan lil alamin yang kelak di yaumujaza‟ akan mendapatkan
syafaat „ujma dari baginda nabi Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih tak terhingga kepada semua pihak yang berjasa dalam
penulisan skripsi ini, diantaranya:
(1) Dr. Arief Subhan, M.A Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(2) Bapak Rahmat Baihaky M.A selaku ketua juruasan Komunikasi Penyiaran
Islam.
(3) Ibu Umi Musyarrofah, MA selaku pembimbing yang senantiasa mengarahkan
dan memberikan saran serta masukan terhadap penulisan skripsi ini.
(4) Dewan Penguji sidang skripsi Sendy Pradhita yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya;
(5) Ibu Umi Musyarrofah, MA selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan kepada penulis dalam menyiasati perkuliahan;
(6) Seluruh jajaran Dosen dan Staff Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
selalu semangat tanpa letih membimbing penulis semasa mahasiswa;
(7) Ibu Yanik Suryani, selaku supervisor; Mas Ray, Mas Didik dan Mas Putra
selaku pegawai di BRI Syariah KCP Jamsostek; Kak Eno, Mas Sugeng selaku
Gate Keeper; Bank BRI Syariah KCP Jamsostek;
8
(8) Ibu dan Bapak penulis yang selalu mensupport segalanya bagi penulis dan selalu
nanya kapan wisuda;
(9) Saudara kandung penulis yang saya sayangi;
(10) Teman-teman Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2008,
2009, 2010, 2011, 2012, dan 2014.
Akhir kata, saya berharap Allah Azza wa Jalla membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan kepada pembacanya.
Ciputat, 12 Desember 2017
Penulis
9
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 7
D. Rumusan Masalah. .................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian………………… ......................................... 7
F. Kegunaan Penelitian ............................................................... 8
G. Tinjauan Pustaka…………………………………………...... 9
H. Sistematika Penulisan………………………………………. 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi
1. Pengertian Komunikasi ....................................................... 10
2. Proses Komunikasi .............................................................. 11
10
3. Tujuan Komunikasi ............................................................. 11
4. Bentuk Komunikasi ............................................................. 13
5. Unsur-unsur Komunikasi ..................................................... 15
6. Iklim Komunikasi ................................................................ 17
7. Jaringan Komunikasi ........................................................... 18
B. Komunikasi Antarpribadi ......................................................... 19
1. Tahapan dalam Hubungan Antarpribadi.............................. 22
2. Hubungan Interpersonal dalam Tempat Kerja..................... 23
C. Kinerja Karyawan
1. Pengertian Kinerja ............................................................... 26
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ....... 27
3. Aspek-aspek Penilaian Kinerja ............................................ 28
4. Evaluasi Kinerja .................................................................. 29
5. Hubungan Antara Proses Komunikasi dan Kinerja Karyawan. 29
BAB III GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH JAMSOSTEK
KUNINGAN
A. Latar Belakang .................................................................... 66
B. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan.. 66
C. Visi dan Misi Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan ...... 68
D. Produk-produk Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan.... 68
E. Budaya Kerja Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan ...... 68
11
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Komunikasi Antarpribadi dalam Meningkatkan Kinerja
Karyawan di Bank BRI Syariah Jamsostek Kuningan ...... 88
B. Peran Komunikasi Antarpribadi dalam Meningkatkan
Kinerja Karyawan di Bank BRI Syariah Jamsostek
Kuningan… …………………………………………........ 99
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……. ………………………………………………....109
B. Saran…………… ………………………………………………....110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN……………………………………. ........................................... 113
A. Pedoman Wawancara .................................................................................................. ……63
B. Verbatim Hasil Wawancara…………………………………………………………………64
12
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Untuk mempermudah dan menghindari salah pengertian judul skripsi
“Komunikasi AntarPribadi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Bank BRI Syariah
Kantor Cabang (KC) Jamsostek Kuningan”, maka penulis memandang perlu untuk
menjelaskan beberapa istilah yang berhubungan dengan judul tersebut. Penulis mencoba
memberikan penjabaran, sebagai berikut:
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan
orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal
ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil
integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering dipertemukan
satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat
melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam
organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif.
Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses
komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman.
Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran berorganisasi, maka
perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi.
13
Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat menimbulkan berbagai masalah yang
mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi terutama dengan timbulnya salah faham
dan konflik.
Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan penjelasan kepada para
pegawai tentang apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka mengerjakannya dan
apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja jika sedang berada di bawah
standar.
Aktivitas komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yang
ingin dicapai. sesama dalam kelompok dan masyarakat. Budaya komunikasi dalam
konteks komunikasi organisasi harus dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah
komunikasi antara atasan kepada bawahan. Sisi kedua antara pegawai yang satu dengan
pegawai yang lain. Sisi ketiga adalah antara pegawai kepada atasan. Masing-masing
komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing.
Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau
komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja
sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun
kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai
subsistem dalam perkantoran. Menurut Kohler ada dua model komunikasi dalam rangka
meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan perkantoran ini. Pertama, komunikasi
koordinatif, yaitu proses komunikasi yang berfungsi untuk menyatukan bagian-bagian
(subsistem) perkantoran. Kedua, komunikasi interaktif, ialah proses pertukaran
14
informasi yang berjalan secara berkesinambungan, pertukaran pendapat dan sikap yang
dipakai sebagai dasar penyesuaian di antara sub-sub sistem dalam perkantoran, maupun
antara perkantoran dengan mitra kerja. Frekuensi dan intensitas komunikasi yang
dilakukan juga turut mempengaruhi hasil dari suatu proses komunikasi tersebut.
Dalam hal komunikasi yang terjadi antar pegawai, kompetensi komunikasi yang
baik akan mampu memperoleh dan mengembangkan tugas yang diembannya, sehingga
tingkat kinerja suatu organisasi (perkantoran) menjadi semakin baik. Dan sebaliknya,
apabila terjadi komunikasi yang buruk akibat tidak terjalinnya hubungan yang baik,
sikap yang otoriter atau acuh, perbedaan pendapat atau konflik yang berkepanjangan,
dan sebagainya, dapat berdampak pada hasil kerja yang tidak maksimal.
Peningkatan kinerja pegawai secara perorangan akan mendorong kinerja sumber
daya manusia secara keseluruhan dan memberikan feed back yang tepat terhadap
perubahan perilaku, yang direkflesikan dalam kenaikan produktifitas.
Organisasi atau bisnis merupakan salah satu organisasi formal di lingkungan
kerja. Program-program kerja yang dirancang bertujuan untuk menmpromosikan dan
melindungi bidang kepariwisataan yang merupakan aset negara yang sangat penting
sehingga sangat diharapkan kinerja yang optimal yang dapat diwujudkan melalui
peranan komunikasi yang efektif supaya dapat memenuhi peran dan fungsinya sebagai
aparat pemerintah yang mengabdikan dirinya pada bangsa dan negara ini.
Komunikasi pada dasarnya merupakan proses penyampaian pesan berupa
pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain yang
menerimanya (komunikan) untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat dan
15
perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung, dan yang terpenting
penyampaian pesan tersebut terjadi secara utuh dan jelas. Pikiran bisa merupakan
gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa
berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan
lain sebagainya yang timbul dari lubuk hati.1 Dalam kondisi tertentu, komunikasi juga
dapat dilakukan dengan bahasa isarat atau dengan kode.
“Komunikasi memberikan sesuatu kepada orang lain dengan kontak tertentu
atau dengan menggunakan sesuatu alat. Banyak komunikasi terjadi dan berlangsung
tetapi kadang-kadang tidak tercapai kepada sasaran tentang apa yang dikomunikasikan
itu”.2 Banyak hal yang menjadi faktor mengapa komunikasi yang terjadi itu tidak
berlangsung secara efektif. Faktor yang mempengaruhi proses komunikasi tersebut bisa
terjadi di dalam diri (intern) ataupun dari luar (ekstern).
Setiap hari kita tidak dapat terlepas dari aktivitas komunikasi. Hal ini
dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita senantiasa memerlukan orang lain dalam
upaya memenuhi kebutuhan sehari-hari kita. Tidak terkecuali saat kita berada dalam
dunia pekerjaan. Kegiatan komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam upaya
mencapai tujuan pekerjaan, yaitu sebagai jembatan penghubung dalam kegiatan
pekerjaan di sebuah perusahaan.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan komunikasi
manusia mampu memenuhi kebutuhan yang bersifat fisik maupun yang bersifat
kejiwaan. Istilah komunikasi berasal dari kata lain “communicare” yang berarti
1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2005), cet. Ke- 19, h. 11 2 H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.5.
16
memberitahukan atau berpartisipasi (Sugiyo, 2005:1). Sedangkan Sutoyo (2006: 55)
mengemukakan bahwa dari segi istilah “komunikasi” yang dalam bahasa inggrisnya
communication berasal dari kata communication yang bersumber dari kata communis
yang berarti sama, sama disini maksudnya adalah “sama makna”.
Tujuan utama dari komunikasi adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang
dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang
langsung. Dalam kegiatan komunikasi terdapat istilah komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik. Dimana dalam kegiatan komunikasi dua arah ini informasi
disampaikan oleh komunikator dapat berubah menjadi sesuatu yang baru karena peran
aktif komunikan sehingga terjadi consensus apabila sepaham dan sebaliknya akan
menjadi konflik jika tidak sepaham.
Salah satu kegiatan komunikasi dua arah ini adalah komunikasi antarpribadi atau
komunikasi interpersonal yang dapat diartikan sebagai komunikasi yang sering
digunakan manusia pada saat bekerja, bergaul dan bermasyarakat. Komunikasi
antarpribadi sendiri dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih dengan interaksi secara tatap muka ataupun bermedia, dan biasanya
feedback nya dapat diketahui secara langsung dan efeknya pun cepat diketahui.
(Suranto, 2011:212).
Hal yang membedakan jenis komunikasi antar pribadi dengan jenis komunikasi
lainnya adalah pola komunikasi antarpribadi yang berbentuk intens dan lebih menitik
beratkan kepada hubungan antar dua orang atau lebih, dimana komunikator
menganggap kemungkinan sebagai individu, bukan objek, serta prosesnya yang
merupakan satu pertemuan atau encounter diantara pribadi-pribadi.
17
Meningkatnya pertumbuhan bisnis dalam sebuah perusahaan menjadikan
persaingan pasar semakin ketat. Kondisi pasar benar-benar ramai dan persaingan bisa
disebut sangatlah kompetitif. Maka dari itu dalam sebuah perusahaan dibutuhkan
komunikasi yang baik dengan pihak eksternal dan internal dengan menciptakan strategi-
strategi komunikasi yang diterapkan secara terencana.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa bisnis merupakan tindakan dan kegiatan
yang memiliki banyak keutamaan. Begitu besar keutamaan bisnis, sehingga Allah SWT,
menggambarkan keutamaan kehidupan akhirat dengan bisnis, Allah SWT akan
memberikan rahmat kepada seseorang dalam bertransaksi dengan orang lain, ketika
melakukan tiga hal, yaitu ketika menjual, ketika membeli, dan ketika menagih
pembayaran.3 Maka dapat dipahami bahwa ketiga hal tersebut merupakan kunci sukses
dalam berbisnis.
Dalam sebuah penawaran terhadap produk atau jasa dalam pembentukan
kesadaran, menumbuhkan keinginan, dan meningkatkan perhatian, serta
mempertahankan komunikasi untuk meningkatkan kinerja karyawan dibutuhkan
penyusunan strategi komunikasi.4 Jadi strategi komunikasi dibutuhkan dalam sebuah
perusahaan jika ingin maju.
Bagi seorang manajer, komunikasi antarprbadi yang terjalin harmonis
merupakan kebutuhan penting. Dengan komunikasi antarpribadi yang harmonis,
manajer dapat menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu merencanakan,
3 Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam, Komunikasi dan Public Relation. (Bandung: Pustaka Setia, 2012),
h. 366. 4 Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of Public Relation. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), cet
ke-1, h. 274.
18
mengorganisasikan, dan memimpin serta mengendalikan organisasi. Manajer
mencurahkan sebagian besar dari waktunya untuk berkomunikasi.
Dengan komunikasi antarpribadi yang harmonis akan meminimalisir terjadinya
miss communication antara pihak yang berkomunikasi. Informasi yang jelas dapat
membantu karyawan maupun manajer dalam melaksanakan tugas masing-masing secara
maksimal. Apabila tugas dapat dijalankan dengan baik secara maksimal, hal ini
berdampak positif karena menguntungkan perusahaan.
Komunikasi antar pribadi berperan penting dalam organisasi. Namun,
komunikasi yang tidak harmonis menjadi hambatan bagi pihak yang saling
berkomunikasi. Hambatan dalam berkomunikasi disini adalah:
1. mendengarkan yang hanya ingin didengar,
2. mengabaikan informasi yang tidak ingin didengar,
3. menilai dari sumber informasi yang didapatkan,
4. menilai persepsi orang lain yang berbeda dengan persepsi sendiri
5. pengaruh emosi diri sendiri, dan
6. gangguan media informasi.
Komunikasi antar pribadi perlu diterapkan dalam sebuah perusahaan. Dengan
adanya komunikasi yang harmonis tersebut, akan berdampak positif terhadap pekerja
maupun perusahaan. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi efektivitas dalam
berkomunikasi. Dengan menggunakan bahasa formal akan memberikan dampak positif
berupa kejelasan dari informasi yang telah disampaikan.
19
Orang yang lebih tinggi jabatannya cenderung lebih mudah berkomunikasi
dengan bawahannya. Dalam hal ini manajer memiliki kewenangan untuk berkomunikasi
dengan bawahan begitu pula sebaliknya. Namun, antara manajer dan bawahan memiliki
porsi yang berbeda dalam hal perintah dan kewenangan lainnya.
Dalam ruang lingkup jabatan yang sama akan memudahkan untu melaukan
komunikasi antar pribadi secara harmonis. Karena masing-masing individu paham akan
posisi masing-masing. Seseorang yang terampil dalam hal berbicara, menulis dan
membaca tentu akan lebih mudah dalam berkomunikasi dengan orang lain
dibandingkan orang yang tidak memiliki keterampilan tersebut.
Dengan komunikasi yang harmonis antara manajer dan karyawan akan
memberikan dampak positif yang menguntungkan perusahaan. Efektivitas dalam
berkomunikasi perlu diterapkan dan ditingkatkan agar kinerja antar karyawan dapat
lebih baik dari sebelumnya. Manajer yang bertanggung jawab atas kinerja karyawan.
Namun, keberhasilan perusahaan menjadi tanggung jawab bersama antara manajer dan
karyawan, sehingga efektivitas dalam berkomunikasi antara keduanya dapat dilakukan
untuk melaksanakan tugas secara maksimal.
Kinerja merupakan suatu fungsi kemampuan pekerja dalam menerima tujuan
pekerjaan. Tingkat pencapaian tujuan dan interaksi antara tujuan dan kemampuan
pekerja menurut Gorden dalam Nawawi (2006:63). Dengan definisi tersebut dapat di
katakan bahwa pegawai memegang peranan penting dalam menjalankan segala aktivitas
agar dapat tumbuh dan berkembang mencapai visi, misi dan tujuan suatu organisasi.
20
Kinerja karyawan dalam suatu instansi dapat di pengaruhi oleh berbagai faktor
yang di antaranya komunikasi dan kompetensi. Dimana komunikasi dan kompetensi
dapat mempengaruhi perilaku-perilaku karyawan dalam suatu organisasi, dan upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai dengan moral maupun etika.5
Sehingga yang dimaksud dengan kinerja dalam skripsi ini adalah sebuah hasil
yang telah dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang berada dalam
lingkungan yang sama yaitu lingkungan kerja untuk mencurahkan seluruh
kemampuannya demi kemajuan organisasi.
Purba (2006 : 14) berasumsi bahwa melalui komunikasi diharapkan dapat
membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di antara orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan tersebut. Komunikasi antarpribadi yang terjadi antara pimpinan
dan karyawan yang baik akan dapat berdampak pada hasil kerja yang maksimal.
Telah menjadi kesepakatan para ahli, bahwa sumber daya manusia merupakan
aset penting, bahkan dianggap paling penting diantara sumber daya-sumber daya yang
lain, dalam setiap memajukan suatu masyarakat atau bangsa. Namun dalam
kenyataannya, sumber daya manusia baru menjadi aset penting dan berharga, apabila
sumber daya manusia tersebut mempunyai kualitas yang tinggi.6
Menurut peneliti komunikasi antarpribadi Bank BRI Syariah Bumi Serpong
Damai dengan karyawannya sangat berperan dan sangat erat hubungannya terhadap
5 Suyadi Prawirosntono, Manajemen Sumberdaya Manusia Kebijakan Kinerja Karyawan Kiat
Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia, (Yogyakarta: BPFE, 1999),
hlm. 2. 6 Muhammad Thalhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta, Lantabora Press,
2005) hlm. 67.
21
kinerja karyawan agar semakin maju dengan pesat dan masalah-masalah di dalam
perusahaan dapat diatasi dengan baik. Disini peneliti akan meneliti bagaimana
karyawan Bank BRI Syariah cabang pembantu Jamsostek rasa saling berkomuniksai
antarpribadi dengan sesama karyawan ataupun dengan pimpinannya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meneliti Komunikasi
Antarpribadi terhadap kinerja karyawan di BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu
(KCP) Jamsostek Kuningan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka faktor
yang dapat mempengaruhi kinerja sebagai berikut:
1. Komunikasi antar individu karyawan belum harmonis.
2. Komunikasi antar atasan dengan karyawan belum efektif.
3. Komunikasi atasan terhadap sasaran kerja karyawan belum efektif.
4. Komunikasi perusahaan terhadap karyawan masih belum efektif.
5. Hasil kinerja individu karyawan belum maksimal.
6. Kinerja atasan yang belum efektif dapat dilaksanakan karyawan dengan
maksimal.
7. Karyawan belum maksimal terhadap keinginan perusahaan.
8. Hasil kinerja perusahaan masih dapat di tingkatkan.
22
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, agar pembahasan dalam penelitian ini
mudah dan tidak meluas maka penelitian ini dibatasi pada komunikasi antarpribadi
sebagai variabel bebas dan kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Adapun karyawan
dimaksud adalah seluruh karyawan yang bekerja di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan kinerja
karyawan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan?
2. Bagaimana peran komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan kinerja
karyawan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi antarpribadi dalam
meningkatkan kinerja karyawan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek
Kuningan.
2. Untuk mengetahui peran komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan
kinerja karyawan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan.
23
F. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan
wawasan dan pengetahuan tentang komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan
kinerja karyawan dalam lingkungan perusahaan perbankan syariah.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di bangun suatu model yang bermanfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain :
a. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan lebih memahami komunikasi antar
pribadi terhadap kinerja pegawai.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan atau informasi tambahan bagi perusahaan dan pihak -
pihak yang berkepentingan di dalam lingkungan Perusahaan Perbankan dan dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan tentang komunikasi antar
pribadi terhadap kinerja karyawan.
c. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi sebuah referensi untuk penelitian
selanjutnya yang lebih mendalam khususnya dalam memahami pengaruh komunikasi
antar pribadi terhadap kinerja karyawan.
24
G. Tinjauan Pustaka
Sepanjang yang penyusun ketahui, penelitian tentang ”Komunikasi AntarPribadi
dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Bank BRI Syariah Kantor Cabang Jamsostek
Kuningan” belum pernah dilakukan. Namun ada beberapa karya ilmiah atau skripsi
yang berkaitan membahas masalah yang menyangkut masalah tersebut yang memiliki
kemiripan pada penelitian ini yaitu:
Skripsi Ade Gunawan, Fakultas dakwah yang berjudul ”Prestasi Kerja Dalam
Prespektif Teori Motivasi Frederich Herzberg Pada Karyawan Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Bantul” dalam skripsi ini Ade Gunawan menggunakan
perhitungan regresi berganda dengan bantuan program SPSS for windows realease 12.0
membuktikan bahwa semua variabel faktor motivator dan variabel faktor hieginis
mempunyai pengaruh nyata terhadap prestasi kerja karyawan di RSU Muhammadiyah
Bantul.7
Skirpsi Muharrani Fakultas Dakwah yang berjudul ”Pengaruh Pengawasan
Terhadap Disiplin Kerja Karyawan di Rumah Zakat Indonesia Cabang Yogyakarta”
dalam skripsi Muharrani dijelaskan bahwasannya variabel pengawasan ternyata
berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan di Rumah Zakat Indonesia cabang
Yogyakarta.8
7 Ade Gunawan, Pretasi Kerja Dalam Perspektif Teori Motivasi Frederich Herzberg pada Karyawan
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, Skripsi (tidak diterbitkan), (Yogyakarta: Fak. Dakwah
UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 83. 8 Muharrani, Pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Karyawan di Rumah Zakat Indonesia Cabang
Yogyakarta, Skripsi (tidak diterbitkan) (Yogyakarta: Fak. Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 75.
25
Skripsi Sri Muzayyanah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Kalijaga 1997 yang
berjudul ”Pengaruh Pengamalan Shalat terhadap Kerja Karyawan” dalam skripsi ini
dijelaskan bahwa pengalaman shalat mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kompetensi karyawan sehingga merupakan faktor pendukung penting dalam usaha
meningkatkan kompetensi kerja karyawan.9
H. Sistematika Penelitian
Suatu karya ilmiah tidak lepas dari pembahasan yang sistematis guna
memberikan uraian garis besar tentang pokok bahasan dalam setiap bab penelitian, yang
disusun mulai awal hingga akhir, mulai pendahuluan hingga kesimpulan. Adapun
pembahasan dalam skripsi ini meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi gambaran umum mengenai isi penulisan yang berisi : latar
belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika pembahasan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenai kajian teoritis dari judul yang ada, uraian-
uraian tersebut dipaparkan secara komperehensif, terdiri dari definisi komunikasi,
definisi komunikasi antarpribadi, komponen komunikasi antarpribadi, tujuan
komunikasi antarpribadi, tahap-tahap hubungan antarpribadi, teori hubungan
antarpribadi, pengertian kinerja, fungsi kinerja, jenis kinerja, sifat kinerja, teori kinerja,
9 Sri Muzayyanah, Pengaruh Pengamalan Shalat terhadap Kerja Karyawan, Skripsi (tidak diterbitkan),
(Yogyakarta: Fak. Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 73.
26
ciri-ciri kinerja, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, upaya meningkatkan
karyawan dalam meningkatkan kinerja.
BAB III : GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH
Dalam bab ini membahas tentang sejarah singkat, struktur kepengurusan Bank
BRI Syariah, visi dan misi Bank BRI Syariah, program, dan kegiatan di Bank BRI
Syariah, kelebihan Bank BRI Syariah
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS
Dalam bab ini berisikan yang terdiri dari upaya yang dilakukan karyawan dalam
meningkatkan kinerja Bank BRI Syariah, pesan komunikasi antarpribadi yang diberikan
pimpinan pada karyawan Bank BRI Syariah.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisikan yang terdiri dari : kesimpulan dan saran.
16
BAB 2
KERANGKA TEORI
A. Komunikasi dan Komunikasi Antarpribadi
1. Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal kata latin
communis yang berarti ”sama”, communico, communicatio, atau communicare. Istilah
pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang
merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan
bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.10
Beberapa definisi komunikasi menurut para ahli:11
Harold Lasswell : Komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan Who Says
What In Which Channel To whom With What Effect? Atau ”Siapa”,
”Mengatakan Apa”, ”Dengan Saluran Apa”, ”Kepada Siapa”, ”Dengan
Pengaruh Bagaimana”.
Carl I. Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal)
untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante: Komunikasi adalah transmisi informasi
dengan tujuan mempengaruhi khalayak.
10 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-
9 (edisi revisi), hlm.46 11 Ibid, hlm. 68-69
28
28
Everett M. Roger: Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.
William Albiq: Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang
berarti diantara individu-individu.12
William Al Big: Komunikasi sebagai ”the process of transmitting meaningfull
symbol between individuals”.
Devinisi itu mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial
yang terjadi antara sedikitnya dua orang, di mana salah seorang mengirimkan sejumlah
simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama dapat
mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut sebagai
pesan, di mana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi perubahan
atau respon terhadap pesan yang disampaikan.13
Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan
tampak ”hampa” atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi.
Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia baik secara perorangan, kelompok
atau organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi
apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan
12 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2007). hlm. 20 13 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communicaion, (Jakarta, PT. Buana Ilmu
Populer, 2009), cet. ke-3, hlm 2
29
29
manusia ini (baik perorangan, kelompok, organisasi) dalam ilmu komunikasi disebut
sebagai tindakan komunikasi.14
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat
untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan ”Siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa
pengaruhnya”.15
Depari dalam karyanya ”Komunikasi dalam organisasi” yang dikutip A. W.
Widjaja, mengatakan komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan
pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu. Mengandung arti, dilakukan oleh
penyampaian pesan ditujukan kepada penerima pesan.16
Keith Davis mendefinisikan komunikasi sebagai, ”the transfer of information
and understanding from one person to another person”17
secara sederhana diartikan
”Pengiriman informasi dan pemahaman dari satu orang kepada orang lain”.
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya
suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap
dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-
orang yang ikut serta dalam proses komunikasi.
Komunikasi adalah suatu tingkah laku, perbuatan atau kegiatan penyampaian
atau pengoperan lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna. Atau perbuatan
14
T. A Latief Rusydi. Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, Cet, Ke-1 (Medan: T.pn.,1985),
h. 48. 15 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 18 16 A. W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Cet, Ke-2 (Jakarta: Rineka Cipta, 2000, h. 13 17 Keith Davis, Human Behavior at work: Organizational Behavior, 6
th ed. (New York: Mc Graww Hill,
1981), h. 399.
30
30
penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain.18
Bentuk
interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak
disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi
juga menggunakan bahasa nonverbal dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan
teknologi. Dari pengertian komunikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses pertukaran pesan dan satu individu kepada individu lain dan
bisa menghasilkan umpan balik atau respon.
Komunikasi merupakan alat untuk mewujudkan interaksi antara sesama manusia
dalam rangka saling memberi informasi demi terciptanya saling memahami dan sebagai
bentuk penyatuan persepsi dari berbagai hal atau masalah yang dihadapi dalam setiap
kehidupan manusia. Karena itu jika kita berada dalam situasi berkomunikasi, maka kita
memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau
kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
Komunikasi bahkan tidak selalu melibatkan manusia dengan manusia. Namun
juga terjadi proses komunikasi antara manusia dengan alam, manusia dengan binatang,
manusia dengan mesin, dan manusia dengan Sang Pencipta.
2. Iklim Komunikasi
Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara anggota organisasi
bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan
mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka rileks, dan ramah
tamah dengan anggota yang lain. Iklim yang negative menjadikan anggota tidak berani
berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan. Redding (dalam
18 Onong Uchjana Effendy, h. 10.
31
31
Muhammad, 2009:85) mengemukakan bahwa iklim komunikasi lebih berpengaruh
lebih luas dari pada persepsi karyawan terhadap kualitas hubungan dan komunikasi
antara anggota organisasi. Lima elemen penting iklim komunikasi menurut Redding,
yaitu:
a. Supportiveness, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka
dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri
berharga dan penting.
b. Partisipasi membuat keputusan.
c. Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan perasaan.
d. Keterbukaan dan keterusterangan.
e. Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan
dengan jelas kepada anggota organisasi.
Iklim komunikasi penting karena mengaitkan konteks organisasi dan membantu
menjelaskan perilaku anggota organisasi. Dengan mengetahui sesuatu tentang iklim
suatu organisasi kita dapat memahami lebih baik apa yang mendorong anggota
organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu.
(Muhammad, 84:2009). Ada hubungan yang erat antara iklim organisasi dengan
iklim komunikasi. Tingkah laku komunikasi mengarah pada perkembangan iklim
diantaranya iklim organisasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam cara
organisasi berperilaku dan berkomunikasi. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan
mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah
dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negatif menjadikan anggota tidak
berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.
32
32
Menurut Denis (dalam Muhammad, 2009:86) iklim komunikasi merupakan
kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan internal organisasi,
yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan hubungan pesan dengan
kejadian yang terjadi di dalam organisasi.
3. Jaringan Komunikasi
Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau
peranan tertentu. Diantara orang-orang ini saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran
pesan itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. (Muhammad,
2009:102). Bila pesan mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi
organisasi atau oleh fungsi pekerjaan maka pesan itu menurut jaringan formal.
Sedangkan jaringan komunikasi informal merupakan komunikasi yang dilakukan
dengan arus yang relatif serupa dengan jaringan komunikasi formal, namun komunikasi
yang dilakukan tidak memperhatikan posisi, sehingga pengarahan arus bersifat pribadi.
Pesan jaringan formal biasanya mengalir dari atas kebawah atau dari atas kebawah dari
tingkatan yang sama atau secara horizontal.
Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang
mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu:
1. Komunikasi kepada bawahan
Komunikasi kebawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para
atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi
kebawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan
dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan
dengan pengarahan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum.
33
33
Secara umum komunikasi kebawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe
yaitu:
A. Intruksi tugas yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai
apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.
Pesan itu mungkin bervariasi seperti perintah langsung, diskripsi tugas,
prosedur manual, program latihan tertentu, alat-alat bantu melihat dan
mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebaliknya.
B. Rasional pekerjaan yaitu pesan yang menjelaskan mengenai tujuan
aktivitas dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam
organisasi.
C. Ideologi merupakan perluasan dari pesan rasional. Pada pesan rasional
penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan perpektif
organisasi. Sedangkan pada pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan
dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral,
dan motivasi.
D. Informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan
praktik-praktik organisasi, peraturan-peraturan organisasi, keuntungan,
kebiasaan dan data lain yang tidak berhubungan dengan intruksi dan
rasional.
E. Balikan yaitu pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu
dalam melakukan pekerjaannya.
34
34
2. Komunikasi kepada atasan
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan
atau dari tingkat yang lebih tinggi. Semua karyawan dalam suatu organisasi
kecuali yang berada pada tingkatan yang paling atas mungkin berkomunikasi
ke atas. Tujuan komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan,
memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai
efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan, tipe pesan ini adalah
integrasi dan pembauran. Komunikasi keatas mempunyai beberapa fungsi
atau nilai tertentu, yaitu:
a. Dengan adanya komunikasi ke atas dapat mengetahui kapan bawahan
siap untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana baiknya mereka
menerima apa yang disampaikan karyawan.
b. Arus komunikasi ke atas member informasi yang berharga bagi pembuat
keputusan.
c. Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan
terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk
menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide dan saran-saran tentang
jalannya organisasi.
d. Komunikasi ke atas membolehkan, bahkan mendorong desas-desus
muncul dan membiarkan supervisor mengetahuinya.
e. Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah
bawahan menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi
kebawah.
35
35
f. Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalah-masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dalam tugas-
tugas dan organisasi.
3. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan diantara orang-orang yang
sama tingkatan otoritanya didalam organisasi. Pesan yang mengalir menurut
fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya
berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti
koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling
memberikan informasi. Tujuan komuniksi horizontal antara lain:
a. Mengkoordinasikan tugas-tugas. Kepala-kepala bagian dalam suatu
organisasi kadang-kadang perlu mengadakan rapat atau pertemuan untuk
mendiskusikan bagaimana tiap-tiap bagian memberikan kontribusi dalam
mencapai tujuan organisasi.
b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas. Ide dari
banyak orang biasanya akan lebih baik dari pad aide satu orang. Oleh
karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk mencari ide
yang lebih baik.
c. Memecahkan masalah yang timbul antara orang-orang yang berada
dalam tingkat yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam
memecahkan masalah akan menambah kepercayaan dan moral dari
karyawan.
36
36
d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian
organisasi dan dengan bagian lainnya. Penyelesaian konflik ini penting
bagi perkembangan sosial dari anggota dan juga menciptakan iklim
organisasi yang baik.
e. Menjamin pemahaman yang sama.
f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari
waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka
memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini
akan membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan
mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.
B. Komunikasi AntarPribadi
Komunikasi yang efektif dalam kehidupan manusia adalah komunikasi pribadi
dimana komunikasi ini berlangsung secara dua arah. Komunikasi antarpribadi
merupakan komunikasi yang efektif untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku
seseorang. Komunikator akan mengetahui tanggapan atau respon komunikan terhadap
pesan yang disampaikan pada saat itu juga. Komunikator akan mengetahui dengan pasti
apakah pesan-pesan yang disampaikan itu diterima atau ditolak, berdampak negative
atau positif.
Komunikasi antarpribadi biasanya didefinisikan oleh komunikasi utama dalam
berbagai cara, biasanya menggambarkan peserta yang tergantung pada satu percakapan
atau individu berinteraksi dengan banyak orang dalam masyarakat. Ini membantu kita
memahami bagaimana dan mengapa orang berperilaku dan berkomunikasi dengan cara
yang berbeda untuk membangun dan menegosiasikan realitas sosial. Sementara
37
37
komunikasi interpersonal dapat didefinisikan sebagai area sendiri studi, itu juga terjadi
dalam konteks lain seperti kelompok dan organisasi.
Komunikasi antarpribadi adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan
pesan antara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi
seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal, dan banyak
lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan komunikatif
ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti interaksi
kelompok, dimana mungkin ada sejumlah besar individu yang terlibat dalam tindak
komunikatif. Deddy Mulyanaa (2005) menyatakan: “komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.” (Mulyana, 2005:73).
Individu juga berkomunikasi pada tingkat interpersonal berbeda tergantung pada
siapa mereka terlibat dalam komunikasi. Sebagai contoh, jika seseorang berkomunikasi
dengan anggota keluarga, bahwa komunikasi akan lebih dari mungkin berbeda dari jenis
komunikasi yang digunakan ketika terlibat dalam tindakan komunikatif dengan teman
atau penting lainnya. Secara keseluruhan, komunikasi antarpribadi dapat dilakukan
dengan baik dan tidak langsung media komunikasi langsung seperti tatap muka
interaksi, serta computer-mediated-komunikasi. Sukses mengasumsikan bahwa baik
pengirim pesan dan penerima pesan akan menafsirkan dan memahami pesan-pesan yang
dikirim pada tingkat mengerti makna dan implikasi.
Menurut Josep A. DeVito (1997) komunikasi antar pribadi merupakan
pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok
38
38
orang dengan efek dan umpan balik yang langsung, secara umum tiga pendekatan
komunikasi antar pribadi menurut DeVito (1997), yaitu :
1. Komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari
seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang, dengan
efek dan umpan balik yang langsung.
2. Komunikasi antarpribadi personal merupakan komunikasi antara dua orang yang
memang telah ada hubungan di antara keduanya.
3. Interpersonal communication is seen a kind of progrestion for development from
interpersonal communication at one extreme to personal communication at the
other extreme, yang artinya “Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk
perkembangan atau peningkatan komunikasi dari satu sisi menjadi komunikasi
personal pada sisi yang lain
Pada hakekatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara
komunikator dengan seorang komunikan. Komunikasi jenis ini dianggap paling efektif
dalam hal mengubah sikap, pendapat, perilaku seseorang, karena sifatnya percakapan
dan arus balik secara langsung. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika
itu juga pada saat komunikasi dilancarkan, komunikan mengetahui pasti apakah
komunikasi itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat memberikan
kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya secara langsung (Alo
Liliweri, 1991).
Kegiatan komunikasi antarpribadi merupakan kegiatan utama dan terpenting
dalam setiap pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada publik atau pelanggan yang
39
39
diberikan oleh perusahaan pelayanan sehingga mampu memberikan pelayanan yang
terbaik dan berkualitas bagi publiknya atau pelanggannya sehingga melahirkan
kepercayaan pelanggan terhadap pelayanan dari perusahaan pelayanan tersebut dan
mendorong kepuasan para pelanggan sehingga menjadikan mereka loyal terhadap
perusahaan tersebut (Saleh, 2010). Komunikasi yang terbentuk antara pemilik Krismaya
dengan klien merupakan komunikasi antar pribadi. Komunikasi antar pribadi sendiri
memiliki sifat seperti berikut ini yang dijelaskan oleh Devito (1998):
1. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih yang memiliki hubungan individual diantaranya dyadic primacy
(komunikasi antara 2 orang yang merupakan fokus dari komunikasi
interpersonal), dyadic coalitions (komunikasi yang terjadi antara dua orang yang
terbentuk dalam satu kelompok, atau kelompok lebih besar), dyadic
consciousness (dua orang yang berpikir bahwa mereka merupakan pasangan).
2. Komunikasi interpersonal dapat dilakukan di sebuah lokasi, dan komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi yang dilakukan face to face walaupun
melalui internet.
3. Komunikasi interpersonal memiliki beragam tujuan, seperti membantu individu
untuk belajar berelasi, saling mempengaruhi, bermain dan untuk menolong.
4. Komunikasi antarpribadi memiliki fungsi untuk meningkatkan hubungan insani
(human relationship), menghindari dan mengatasi konflik – konflik pribadi
mengurangi ketidakpastian serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan
orang lain (Dewi, 2007 h.12).
40
40
Komunikasi merupakan saluran untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat
yang dimiliki agar dapat diketahui khalayak. Laswell menjelaskan bahwa cara yang
cepat untuk merumuskan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan : who (siapa), what (menyatakan apa), in which channel (melalui saluran
apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan efek apa). Berpijak pada
pendapat Lasswell, maka komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui saluran apa (media), sehingga
menimbulkan efek tertentu (Little John & Stephen W, 1996). Menurut Tubbs dan Moss
(dalam Rakhmat, 2004) komunikasi yang efektif menimbulkan 5 hal yaitu :
1. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulus atau pesan seperti
yang dimaksud oleh komunikator
2. Kesenangan, artinya tidak semua komunikasi ditujakan untuk menyampaikan
informasi dan membentuk pengertian, akan tetapi ada juga dilakukan untuk
menimbulkan kesenangan, misalnya menanyakan seseorang. Komunikasi inilah
yang menyebabkan hubungan kita menjadi hangat, akrab dan menyenangkan.
3. Pengaruh pada sikap, artinya komunikasi seringkali dilakukan dengan tujuan
mempengaruhi orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan perubahan
sikap, perilaku atau pendapat komunikan sesuai dengan kehendak komunikator
4. Hubungan sosial yang baik, artinya komunikasi juga ditunjukkan untuk
menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia juga adalah makhluk sosial
yang tidak tahan hidup sendiri
41
41
5. Tindakan efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang
dilakukan komunikasi
1. Tahapan dalam Hubungan Antar Pribadi
Salah satu karakteristik yang disebutkan adalah adanya tahapan dalam hubungan
antar pribadi. De Vito menggambarkan 5 tahap umum dalam pengembangan hubungan
yaitu:
Tabel Tahapan Hubungan Antar Pribadi menurut DeVito
Sumber : De Vito (2011, h.255)
Tahapan Keterangan
Kontak Tahap kontak berdasarkan cara, sifat, bentuk, dan tingkat
hubungannya.
1) Berdasarkan Cara
Kita mengenal dua macam kontak dilihat dari caranya, yaitu
kontak langsung dan kontak tidak langsung.
a) Kontak langsung terjadi secara fisik. Misalnya dengan
berbicara, tersenyum, atau bahasa gerak (isyarat).
b) Kontak tidak langsung terjadi melalui media atau perantara
tertentu, seperti pesawat telepon, radio, televisi, telegram, surat,
dan lain-lain.
2) Berdasarkan Sifat
Berdasarkan sifatnya, kita mengenal tiga macam kontak, yaitu
kontak antarindividu, antara individu dengan kelompok, dan
antara kelompok dengan kelompok.
a) Kontak antarindividu, misalnya tindakan seorang pemimpin
perusahaan mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam
perusahaannya.
b) Kontak antara kelompok dengan kelompok, misalnya
beberapa kelompok dalam perusahaan di berikan tugas dari
pimpinan perusahaan, dan harus secara bergotong royong dalam
menyelesaikan tugas yang telah diberikan tersebut.
42
42
c) Kontak antara individu dengan kelompok, misalnya tindakan
seorang pemimpin perusahaan yang sedang menerangkan atau
memberikan sebuah informasi kepada karyawaannya agar
mereka mempunyai persepsi yang sama tentang sebuah masalah
tersebut.
3) Berdasarkan Bentuk
Dilihat dari bentuknya, kita mengenal dua macam kontak, yaitu
kontak positif dan kontak negatif.
a) Kontak positif mengarah pada suatu kerja sama. Misalnya
seorang karyawan melayani pelanggannya dengan baik dan si
pelanggan merasa puas dalam transaksi tersebut.
b) Kontak negatif mengarah pada suatu pertentangan, bahkan
berakibat putusnya interaksi sebagaimana tampak dalam perang
Lebanon dan Israel.
4) Berdasarkan Tingkat Hubungan
Menurut tingkat hubungannya, kita mengenal kontak primer dan
kontak sekunder.
a) Kontak primer terjadi apabila orang yang mengadakan
hubungan langsung bertemu dan bertatap muka. Misalnya orang
yang saling berjabat tangan, saling melempar senyum, dan
sebagainya.
b) Kontak sekunder memerlukan suatu perantara atau media,
bisa berupa orang atau alat. Selain itu juga dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung
misalnya berbicara melalui telepon.
Keterlibatan Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Perkenalan
adalah proses komunikasi di mana individu mengirimkan (secara
sadar) atau menyampaikan (kadang-kadang tidak sengaja)
informasi tentang struktur dan isi kepribadiannya kepada bakal
sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara yang agak berbeda
pada bermacam-macam tahap perkembangan persahabatan.
Initial contact phase (fase kontak awal) ditandai oleh usaha
kedua belah pihak untuk "menangkap" informasi dari reaksi
kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya
identitas, sikap, dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa
ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.
Bila mereka merasa berbeda, mereka akan berusaha
menyembunyikan dirinya, dan hubungan interpersonal mungkin
43
43
diakhiri. Pada tahap 'saling menyelidik' ini, informasi yang dicari
dan disampaikan umumnya berkisar mengenai data demografis,
seperti: usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga.
Keakraban 1. Sebagai Sarana Refreshing
Perusahaan atau instansi dengan tingkat tekanan tinggi,
persaingan yang makin ketat, tuntutan pelayanan maksimal
kepada masyarakat, proses produksi yang cepat tanpa henti
membuat karyawan berada dalam tekanan atau tingkat stress
yang tinggi pula. Untuk itu banyak perusahaan atau isntansi
dengan karyawan skala kecil maupun banyak memerlukan
kegiatan keakraban ini.
2. Membentuk team work yang solid
Didalam sebuah perusahaan atau instansi biasanya melakukan
restrukturisasi (promosi / mutasi jabatan, pensiun, karyawan
pindah kerja) sehingga lingkungan kerja yang sebelumnya sudah
berjalan kondusif pastinya memerlukan team work baru yang
solid. Bila sudah demikian maka keakraban perlu untuk di
lakukan.
3. Mempererat hubungan antar karyawan
Pimpinan yang jeli bisa melihat ketidakharmonisan hubungan
relasi dalam kantor. Bisa jadi itu tidak berbentuk konflik, tapi
sekadar pengelompokan antar karyawan. Agar kondisi ini tidak
memperburuk efisiensi & efektifitas kerja maka perusahaan
perlu memecah lingkaran – lingkaran ini sehingga terjalin relasi
baru yang lebih terbuka antar karyawan.
44
44
4. Memperbaiki konflik dan friksi
Hampir tidak ada perusahaan atau instansi yang steril dari
konflik dan friksi. Kompetisi yang tinggi, kesenjangan
penghasilan, dll yang salah satu solusinya bisa melakukan
keakraban ini.
Perusakan Ada 8 macam faktor yang bisa menjadi hambatan dalam
komunikasi. Faktor-faktor ini tentusaja akan sangat bergantung
dari jenis dan tipe komunikasi yang sedang berlangsung. Tidak
dipungkiri juga bahwa kemungkinan faktor lain dari hambatan
komunikasi juga bisa di luar dari apa yang disebutkan di sini.
Namun paling tidak, kita bisa mengetahui beberapa
gambarannya secara umum sebagai berikut:
1. Faktor Pengirim Pesan
Faktor pengirim pesan bisa menjadi salah satu hambatan pada
saat komunikasi berlangsung. Biasanya, pengirim pesan tidak
mampu menyampaikan apa yang akan menjadi inti pesan yang
akan disampaikan sehingga terjadi permasalahan ini. Pengirim
pesan yang juga tidak menjelaskan apa informasi yang akan
disampaikan dengan tepat bisa menyebabkan proses komunikasi
kurang efektif. Tidak hanya itu saja, komunikasi yang terjadi
juga akan cenderung menjadi kurang bermakna.
2. Faktor Penerima Pesan
Faktor penghambat selanjutnya justru bisa muncul dari penerima
pesan. Ketidakmampuan penerima pesan dalam menerjemahkan
isi pesan dari sender menyebabkan komunikasi menjadi
terhambat. Umumnya ini terjadi apabila penerima pesan tidak
bisa mengenali atau fokus terhadap pesan yang disampaikan.
45
45
Contohnya, saat seseorang sedang kurang fokus dalam suatu
pembicaraan, maka bisa saja ia melakukan kesalahan
interpretasi. Ini juga faktor yang sering menjadi hambatan
komunikasi.
3. Media
Penggunaan media yang tepat bisa menjadikan suatu proses
komunikasi berjalan dengan lebih tepat, dimana informasi atau
isi pesan akan tersalurkan dengan baik. Namun demikian,
apabila seseorang salah dalam menggunakan media, maka bisa
saja komunikasi yang terjadi menjadi terhambat. Isi pesan
menjadi kurang bisa diterima sehingga tujuan awal dari
komunikasi tidak tercapai dengan baik. Sebagai contoh,
seseorang melakukan penyuluhan kepada kelompok lansia
dengan menggunakan media berupa brosur. Tentunya ini akan
menjadikan proses penyuluhan tidak berjalan dengan baik
karena bisa saja para lansia akan kesulitan untuk membaca
informasi yang ada pada brosur. Ini termasuk contoh dalam
hambatan komunikasi tulis.
4. Saluran
Saluran adalah bagaimana suatu isi pesan dalam komunikasi bisa
diteruskan. Apabila terjadi hambatan dalam saluran, tentu saja
komunikasi yang berjalan akan berlangsung dengan tidak
semestinya. Sebagai contoh, seseorang mengalami gangguan
sinyal pada saat melakukan komunikasi via telepon. Ini bisa
dikatakan sebagai salah satu gangguan yang disebabkan akibat
saluran. Pola komunikasi organisasi yang baik diperlukan agar
saluran komunikasi juga tetap baik.
46
46
5. Hambatan sosio-antropologis
Hambatan dengan faktor sosio-antropologis memiliki makna
bahwa hambatan yang terjadi adalah akibat dari faktor sosiologis
dan latar belakang budaya individu. Hal ini bisa digambarkan
manakala seseorang yang memiliki keyakinan kuat karena
pengaruh budayanya, terpapar informasi yang bertentangan
dengan kepercayaan sebelumnya. Ini menyebabkan individu
tersebut sulit untuk menerima informasi baru.
6. Hambatan semantis
Hambatan semantis lebih kepada hambatan yang didasarkan
pada bahasa sebagai alat komunikasi. Perbedaan bahasa yang
kemudian tidak terjadi proses penerjemahan di sana akan
menyebabkan terjadinya hambatan ini. Faktor penghambat
komunikasi ini umum terjadi, terutama ketika seseorang dengan
kemampuan bahasa yang terbatas mengunjungi wilayah yang
bahasanya sangat berbeda jauh dengan bahasa asal daerahnya.
7. Hambatan psikologis
Hambatan psikologis bisa muncul manakala proses komunikasi
yang berlangsung dipengaruhi oleh ketidaksiapan psikologis,
baik dari pihak pengirim atau pun penerima pesan. Hambatan ini
akan menyebabkan seseorang menjadi cenderung tidak fokus
saat menerima suatu informasi.
8. Hambatan ekologis
Hambatan ekologis adalah hambatan yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Lingkungan yang kurang kondusif akan
menyebabkan terhambatnya proses komunikasi yang diinginkan.
47
47
2. Hubungan Interpersonal dalam Tempat Kerja
Di dalam kehidupan perkantoran, komunikasi efektif ini menjadi sebuah
kebutuhan. Banyak aturan yang harus dilengkapi penjelasan, dimaksudkan agar
kesalahpahaman interpretasi dapat dihindarkan. Apabila salah seorang pegawai kantor
merasa belum jelas dengan informasi yang diterimanya, maka lebih baik meminta
penjelasan. Hal ini disebabkan, komunikasi yang tidak efektif di kantor bisa jadi
mengakibatkan dampak negatif dan kerugian yang serius. Komunikasi efektif di
perkantoran akan sangat membantu peningkatan kinerja dan ketepatan dalam
penyelesaian suatu urusan.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi ini memang sering
terjadi. Tentu saja ini berarti bahwa lingkungan harus benar-
benar mendukung proses komunikasi agar hambatan ini tidak
terjadi.
Pemutusan
Pemutusan lanjutan dari tahap perusakan yang terus menerus
terjadi. Apabila pemutusan komunikasi terus menerus terjadi
dalam sebuah perusahaan, maka akan berdampak buruk bagi
pelaku komunikasi, perusahaan pun akan menjadi buruk.
Baik kurang harmonisnya sebuah hubungan antarpribadi, dapat
menurun juga kinerja karyawan dalam sebuah perusahaan
tersebut, yang lebih falat apabila pemutusan terus terjadi,
perusahaan pun akan bangkrut, disebabkan faktor karyawan
yang menjadi mementingkan ego masing-masing, dan kinerja
pun akan turun drastic, tidak seperti sebelumnya komunikasi
yang harmonis, dapat meningkatkan kinerja karyawan.
48
48
Ada beberapa indikator komunikasi efektif, ialah
a. Pemahaman, ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana
dimaksudkan oleh komunikator.
b. Kesenangan, yakni apabila proses komunikasi itu selain berhasil menyampaikan
informasi, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan kedua
belah pihak. Sebenarnya tujuan berkomunikasi tidaklah sekedar transaksi pesan,
akan tetapi dimaksudkan pula untuk saling interaksi secara menyenangkan untuk
memupuk hubungan insani.
c. Pengaruh pada sikap, apabila seorang komunikan setelah menerima pesan
kemudian sikapnya berubah sesuai dengan makna pesan itu. Tindakan
mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di
perkantoran. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang
lain dan berusaha agar orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.
d. Hubungan yang makin baik, bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara
tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal. Di perkantoran,
seringkali terjadi komunikasi dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi
atau mempengaruhi sikap semata, tetapi kadang-kadang terdapat maksud
implisit di sebaliknya, yakni untuk membina hubungan baik.
e. Tindakan, kedua belak pihak yang berkomunikasi melakukan tindakan sesuai
dengan pesan yang dikomunikasikan.
Hubungan interpersonal menurut Devito (1986, p.260) terdiri dari 4 macam
yaitu persahabatan, cinta, keluarga dan tempat kerja. Penelitian ini memfokuskan pada
49
49
hubungan di tempat kerja. Devito (1986, p.279) menjelaskan hubungan di tempat kerja
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu romantic, mentoring dan networking relationship.
Hubungan romantic di tempat kerja tidak seperti yang sering terlihat di cerita-cerita di
televisi yang terlihat mudah untuk dijalani, namun pada kenyataannya hubungan
romantic di tempat kerja bisa sangat membingungkan.
Sementara hubungan monitoring adalah hubungan dimana seorang yang lebih
berpengalaman membantu untuk melatih atau membimbing seseorang yang kurang
berpengalaman (Mullen, 2005). Hubungan ini dapat terjalin face to face ataupun online
(Purcell, 2004) yang di dalamnya terdapat sikap saling mendukung dan adanya
kepercayaan.
Dalam hubungan ini, karyawan baru dalam suatu perusahaan dapat mencoba
atau mendapatkan kemampuan baru, dapat bertanya apabila ada hal-hal yang kurang
dipahami. Hubungan ini tidak hanya memberikan keuntungan kepada karyawan baru,
namun kepada mentor atau pengajar juga terdapat beberapa keuntungan. Para mentor
dapat melihat pekerjaanya dari sudut pandang lain, yaitu dari sudut pandang orang-
orang baru, dan juga dapat mempertimbangkan pertanyaan serta jawaban terhadap
pertanyaan yang muncul berhubungan dengan pekerjaannya.
C. Kinerja Karyawan
1. Pengertian Kinerja
Kinerja memiliki pengertian yang beragam dari berbagai pakar, tetapi tetap
memiliki kesamaan secara umum. Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam
50
50
rangka mewujudkan tujuan perusahaan (Simanjuntak, P. 2005:98). Informasi tentang
kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting digunakan untuk
mengevaluasi apakah proses kinerja yang dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan
dengan tujuan yang diharapkan atau belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak
organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi
tentang kinerja dalam organisasinya.
Menurut Mangkuprawia, S., (2009:220) Performance atau Kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi.
Banyak organisasi yang berhasil atau efektif karena ditopang oleh kinerja
sumberdaya manusia. Sebaliknya, tidak sedikit organisasi yang gagal karena faktor
kinerja sumberdaya manusianya (Sudarmanto: 2009:6). Dengan demikian ada
kesesuaian antara keberhasilan organisasi atau kinerja organisasi dengan kinerja
individu atau sumber daya manusia. Kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara
langsung berhubungan dengan pencapaian target sasaran kerja yang dilakukan.
Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat penting di
gunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini
sudah sejalan dengan tujuan yang di harapkan atau belum.
Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau
bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam
organisasinya. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/atau kegiatan seseorang atau
51
51
kelompok dalam suatu organisasi yang di pengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006:26)
Berikut Pandangan Kinerja menurut beberapa ahli :
1. Menurut Robbins (2007:9) bahwa “kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang di berikan
kepadanya
2. Menurut Melayu S. P. Hasibuan (2006:94) menjelakan bahwa “kinerja
merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas tugas
yang di bebankan kepadanya di dasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan serta waktu
3. Menurut Widodo (2005:78) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan yang
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasl yang
diharapkan.
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat diatas, kinerja
merupakan perbandingan hasil kerja yang di capai oleh karyawan dengan standar yang
telah di tentukan. Kinerja juga berati hasil yang di capai oleh seseorang baik kuantitas
maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang di nerikan
kepadanya.
52
52
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Scermerhorn, Hunt dan Osborn, (2000:256) terdapat tiga faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja, yaitu atribut individu, kemauan untuk bekerja dan
dukungan operasional.
a. Atribut individu, dengan adanya berbagai atribut individu yang melekat pada
individu akan dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya.
Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
telah ditentukan, terdiri dari karakteristik demografi, misalnya: umur, jenis
kelamin dan lain-lain, karakteristik kompetisi, misalnya: bakat, kecerdasan,
kemampuan dan keterampilan dan karakteristik psikologi, yaitu nilai-nilai yang
dianut, sikap dan kepribadian.
b. Kemauan untuk Bekerja, dengan berbagai atribut yang melekat pada individu
untuk menunjukkan adanya kesempatan yang sama untuk mencapai suatu
prestasi, hanya untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha atau
kemauan untuk bekerja keras karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada
individu yang dapat memacu usaha kerja serta dapat memberikan suatu arah dan
ketekunan.
c. Dukungan Operasional, dalam mencapai kinerja karyawan yang tinggi
diperlukan juga adanya dukungan atau kesempatan dari organisasi/perusahaan.
Hal ini untuk mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun
perusahaan. Misal kelengkapan peralatan dan perlengkapan kejelasan dalam
memberikan informasi.
53
53
Jadi kesimpulannya adalah tinggi rendahnya kinerja yang dicapai pegawai
dipengaruhi tiga hal, dukungan serta kesempatan yang diberikan pimpinan instansi
adalah hak yang mutlak sedangkan kemampuan merupakan sesuatu yang ada didalam
diri karyawan sendiri yang dapat dikembangkan.
3. Aspek-Aspek Penilaian Kinerja
Menurut Rivai (2005:214) aspek-aspek kinerja karyawan yang dinilai
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan metode,
teknik, dan peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan tugas serta pengalaman
dan pelatihan.
b. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas
perusahaan dan penyesuaian bidang gerak di unit masing-masing ke dalam
bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, pada intinya individual
tersebut memahami tugas, fungsi serta tanggung jawab karyawan
4. Evaluasi Kinerja
Penilaian Kinerja dikenal dengan istilah performance rating, performance
appraisal, personnel assesment, employ evaluation, merit rating, efficiency rating dan
service rating. Penilaian kinerja adalah suatu proses dimana seseorang atasan
mengevaluasi/menilai dan membuat laporan tentang kinerja, tingkat pencapaian,
kemauan dan potensi untuk pengembangan lebih lanjut (Suastha, 2006:74)
54
54
Ada beberapa pengertian evaluasi kinerja (Suastha, 2006:76 ) yaitu:
a. Penilaian kinerja adalah suatu sistem peninjauan dan evaluasi secara periodik
kinerja dari seseorang karyawan, biasanya penilaian dilakukan oleh atasan.
b. Penilaian kinerja daalah suatu prosedur yang membantu pengumpulan,
pencocokan (cheking), ambil bagian (sharing), memberikan dan memanfaatkan
informasi yang dikumpulkan dari para pekerja itu sendiri dalam pekerjaannya
dengan tujuan meningkatkan kinerja mereka.
Penilaian kinerja merupakan proses yang dilakukan perusahaan dalam
mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang, apabila hal ini dikerjakan dengan benar,
maka para karyawan, penyelia, departemen SDM, dan akhirnya organisasi akan
menguntungkan dengan focus strategic dari perusahaan (Mangku Prawira S. Safri,
2003). Ada tiga langkah didalam menilai prestasi, yang pertama adalah mendefinisikan
pekerjaan yang memiliki arti bahwa bawahan dan atasan sepakat standar pekerjaan
karyawan.
Langkah kedua, menilai prestasi yang artinya membandingkan prestasi
karyawan dengan standar yang telah ditetapkan. Ketiga, umpan balik yaitu membahas
kinerja yang telah dilakukan bawahan dan membuat rencana untuk suatu pengembangan
yang diperlukan (Dessler, S., 2005).
Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran atau tujuan
organisasi. Evaluasi kinerja dapat menunjukan posisi dan tingkat pencapaian atau tujuan
organisasi sehingga dapat dilakukan percepatan apabila terjadi kelambatan dan
55
55
penyempurnaan bila terjadi penyimpangan (Simanjuntak, 2005:102). Menurut Suastha
(2006:86) sasaran atau tujuan evaluasi kerja dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Administratif. Sasaran administrative evaluasi kinerja dimaksudkan adalah hasil
evaluasi kinerja dapat dijadikan bahan yang terbaik untuk menyusun kebijakan
organisasi, misalnya memberikan bahan yang terbaik dan teratur sebagai dasar
untuk menentukan promosi, mutasi, ataupun kenaikan gaji/upah.
2. Informatif. Hasil evaluasi kinerja akan merupakan sumber data yang cukup bagi
manajemen, terutama tentang kinerja karyawan atau bawahannya. Dan bagi
karyawan sendiri evaluasi kinerja merupakan sumber data tentang kekuatan dan
kelemahan mereka masing-masing.
3. Motivasi menciptakan suatu pegalaman belajar yang dapat memotovasi
karyawan untuk selalu mengembangkan diri dan meningkatkan kinerjanya.
Evaluasi kinerja dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian sasaran organisasi,
pencapaian sasaran unit kerja, pencapaian sasaran kelompok dan sasaran
individu. Kinerja adalah salah satu ukuran dari perilaku yang aktual di tempat
kerja yang bersifat multidimensional, di mana indikator kinerja meliputi kualitas
kerja, kuantitas kerja, waktu kerja dan kerja sama dengan rekan kerja (Malthis
dan Jackson, 2002).
a. Kualitas kerja
Bagi perusahaan baik bergerak dibidang manufaktur maupun jasa,
penyediaan produk-produk yang berkualitas merupakan suatu tuntutan
agar organisasi dapat bertahan hidup dalam berbagai bentuk persaingan.
56
56
Meningkatnya daya beli dan adanya dukungan konsumen terhadap
keberadaan kualitas kerja yang ditawarkan, akan semakin meningkatkan
keberlangsungan organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
b. Kuantitas kerja
Penguasaan pasar merupakan salah satu strategi pemasaran yang harus
menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan, untuk itu kuantitas
produksi akan menentukan kemampuan organisasi guna menguasai pasar
dengan menawarkan sebanyak mungkin produk yang mampu dihasilkan.
Dengan kuantitas kerja yang dapat dihasilkan perusahaan diharapkan
mampu memberi kesan positif terhadap posisi produk dalam pasar.
c. Waktu kerja
Kemampuan perusahaan untuk menetapkan waktu kerja yang dianggap
paling efisien dan efektif pada semua level dalam manajemen. Waktu
kerja merupakan dasar bagi seseorang karyawan dalam menyelesaikan
suatu produk atau jasa yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Kerja sama
Pada dasarnya kerjasama merupakan ikatan jangka panjang bagi semua
komponen perusahaan dalam melakukan berbagai aktivitas bisnis.
Kerjasama merupakan tuntutan bagi keberhasilan perusahaan dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, sebab dengan adanya kerjasama yang
baik akan memberikan kepercayaan (trust) pada berbagai pihak yang
berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
57
57
perusahaan. Untuk mewujudkan adanya kerjasama yang baik, perusahaan
harus mampu membangun kondisi internal perusahaan yang konstruktif
dengan diikuti komitmen dan konsistensi yang tinggi bagi semua azas
manajemen.
Penilaian kinerja harus berhubungan langsung dengan analisis pekerjaan,
menentukan output kinerja meliputi: tugas-tugas yang dilaksanakan, kompetensi
individu, aktivitas penyeliaan dan tanggung jawab penganggaran bagi pemegang
jabatan. Oleh karenanya kinerja seseorang dipertimbangkan sebagai fungsi, kemampuan
dan kemauan.
Ada beberapa pengukuran kinerja karyawan antara lain menggunakan aspek
kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran, disiplin, kreativitas, prakarsa, kerjasama
kepemimpinan, kepribadian, kecakapan, dan tanggung jawab. Sistem penilaian kinerja.
Suatu perusahaan tentunya menginginkan dan bahkan menuntut agar seluruh
karyawannya di semua jajaran perusahaan menampilkan kinerja terbaiknya. Untuk
mengetahui apakah hal itu terjadi dalam suatu perusahaan diciptakan suatu sistem
penilaian kinerja baik yang ditujukan kepada para karyawan yang menduduki jabatan
manajerial maupun mereka yang tanggung jawab utamanya adalah menyelenggarakan
berbagai kegiatan operasional.
Sistem yang paling lumrah diterapkan ialah apa yang dikenal dengan istilah
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Unsur-unsur pelaksanaan pekerjaan yang
dinilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ada delapan macam, yaitu :
Kesetiaan, Prestasi Kerja, Tanggung Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa,
dan Kepemimpinan. Beberapa pendapat diatas dalam pengukuran kinerja, pada
58
58
penelitian ini digunakan unsur kinerja yang dinilai adalah Prestasi Kerja, Tanggung
Jawab, Ketaatan, Kejujuran, Kerjasama, Prakarsa.
1. Unsur Prestasi Kerja
Prestasi kerja merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan yang dicapai oleh seorang
karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi kerja
seorang karyawan ini dipengaruhi oleh kecakapan, ketrampilan, pegalaman, dan
kesungguhan dan lingkungan kerja.
2. Unsur Tanggung Jawab
Tangung jawab adalah kesanggupan seorang karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya, tepat waktu serta
berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya atau tindakan yang
dilakukan.
3. Unsur Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seorang karyawan untuk mentaati segalaperaturan
kedinasan yang berlaku, dan mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh
atasan yang berwenang, serta sanggup untuk tidak melanggar larangan yang
ditentukan.
4. Unsur Kejujuran
Kejujuran merupakan sikap mental yang keluar dari dalam diri manusia sendiri.
Ia merupakan ketulusan hati dalam melaksanakan tugas dan mampu untuk tidak
menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
59
59
5. Unsur Kerjasama
Kerjasama merupakan kemampuan mental seorang karyawan untuk dapat
bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
telah ditentukan.
6. Prakarsa
Prakarsa merupakan terjemahan dari initiative. Ia merupakan kemampuan
seorang karyawan untuk mengambil keputusan, langkah-langkah, serta
melaksanakannya, sesuai dengan tindakan yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas pokok tanpa menunggu perintah atasan.
Penilaian kinerja dilakukan untuk menilai kinerja karyawan dengan
menggunakan form penilaian performasi dengan penggabungan penilaian kinerja
melalui sistem dan pimpinan dengan kategori penilaian yang sudah ditentukan sebagai
berikut:
1. Kerjasama Team
2. Kesediaan dalam menerima perubahan
3. Menjalankan perintah atasan dalam artian yang positif
4. Memberikan masukan-masukan yang berguna untuk perbaikan pelayanan
5. Jam kerja dan jadwal kerja selalu terpenuhi
6. Istirahat sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan
7. Tidak pernah mendapatkan teguran lisan maupun tertulis (SP)
8. Mengenakan seragam sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan
60
60
5. Hubungan Antara Proses Komunikasi dan Kinerja Karyawan
Banyak ahli komunikasi yang memiliki kesamaan pandangan mengenai
hubungan antara proses komunikasi dan kinerja karyawan. Mereka bersepakat bahwa
komunikasi efektif dan tingkat kinerja karyawan berhubungan secara signifikan.
Memperbaiki komunikasi karyawan berarti memperbaiki kinerja karyawan. Pandangan
tersebut mengisyaratkan diterimanya konsep-konsep sebagai berikut:
a. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting yang menandai kehidupan di
dalam suatu karyawan. Ketika karyawan itu berharap dapat bekerja dalam
sebuah manajemen yang efisien, maka di dalamnya mesti dilakukan langkah-
langkah komunikasi internal secara terencana.
b. Komunikasi dapat digunakan untuk mengubah, mempertahankan, dan
meningkatkan kemajuan karyawan.
c. Karyawan yang berfungsi baik, ditandai oleh adanya kerjasama secara sinergis
dan harmonis dari berbagai komponen. Senantiasa terjadi komunikasi,
kerjasama, saling koreksi, dan terdapat sistem pembagian tugas antarkomponen
tersebut.
d. Karyawan dikonstruksi dan dipelihara dengan komunikasi. Artinya, ketika
proses komunikasi antar komponen tersebut dapat diselenggarakan secara
harmonis, maka karyawan tersebut semakin kokoh dan kinerja perkantoran akan
meningkat.
50
BAB 3
GAMBARAN UMUM BANK BRI SYARIAH
A. Latar Belakang
Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan
aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan
dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT.
Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai
ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRI Syariah merintis sinergi dengan
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam
mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat
dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
Bank BRI Syariah menganut nilai-nilai sebagai berikut:
1. Kemudahan dan kenyamanan akses perbankan
2. Pemahaman mendalam yang progresif
3. Fokus pada nasabah
4. Penerapan etika secara inklusif
51
46
MENGENAL PERBANKAN SYARIAH
Pengembangan system perbankan syariah dalam kerangka dual banking system
atau system perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia,
menghadirkan alternative jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat
Indonesia. Secara bersama sama, system perbankan syariah dan perbankan
konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas
untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sector sector perekonomian
nasional.
Dengan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang kita miliki,
maka Indonesia sangat berpeluang untuk menjadi platform pusat keuangan syariah atau
Islamic financial hub di Asia bahkan dunia. Terwujudnya Indonesia sebagai pusat
ekonomi syariah dunia diharapkan dapat membuka kesempatan yang lebih luas bagi
sumber sumber pembiayaan dari pasar keuangan syariah internasional untuk dapat
melakukan investasi di banyak sector sector potensial di Indonesia, seperti sector
pembangunan infrastruktur, sector energy dan sector pengolahan sumber daya alam
Indonesia yang masih sangat berlimpah.yang pada gilirannya akan sangat mendukung
pembangunan nasional Indonesia demi kesejahteraan rakyatnya.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Presiden Republik Indonesia telah menjadikan
pengembangan perbankan dan keuangan syariah sebagai salah satu agenda nasional.
Karakteristik system perbankan syariah yang menonjolkan aspek keadilan dalam
bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai nilai kebersamaan dan
persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam
51
47
bertransaksi keuangan, menjadikan kemanfaatannya akan dapat dinikmati tidak saja
oleh umat islam tetapi juga oleh semua masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
System perbankan syariah adalah alternative system perbankan yang saling
menguntungkan kedua belah pihak (nasabah dan bank) yang didukung oleh
keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih variatif, dan dilakukan secara
transparan agar adil bagi kedua belah pihak. Perbankan syariah merupakan alternative
system perbankan yang kredit dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia.
Kehadiran system perbankan syariah di Indonesia semakin mudah ditemukan
oleh masyarakat, dengan mengenal logo iB (ai-Bi) di bank-bank terkemuka terdekat. iB
(ai-Bi) memudahkan masyarakat untuk mengenali tersedianya jasa perbankan
dimanapun di seluruh Indonesia. Logo iB (ai-Bi) merupakan penanda identitas industri
perbankan syariah di Indonesia, yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai utama
system perbankan syariah yang model transparan, berkeadilan, seimbang, dan beretika.
Dengan adanya iB sebagai penanda, masyarakat lebih nyaman karena produk dan jasa
layanan perbankan yang diberikan akan mengutamakan nilai-nilai keadilan transparansi,
keseimbangan, etika, dan kebaikan social bersama.
Perbedaan utama antara system perbankan syariah dengan system perbankan
konvensional terletak pada :
1. Jenis produk yang lebih beragam dan skema keuangan yang lebih bervariasi.
2. Pengelolaan dana masyarakat yang transparansi, sehingga lebih adil bagi
nasabah dan bank.
51
48
B. Struktur Organisasi Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek
Berikut adalah susunan pegawai berdasarkan jabatan di struktur organisasinya.
Tabel 4.1 Daftar Pegawai di Bank BRI KCP Jamsostek
No. Nama Pegawai Jabatan
1 Adhiyatmo Kusumo Kepala KCP
2 Ysnik Suryani Supervisor
3 Putra Wicaksana Account Officer
4 Calista Simbolon Account Officer
5 Andhika Salsabila Administrasi Kredit
6 Sintia Julianti Administrasi Kredit
7 Novita Tantri Putri Teller
8 Fitriyani Umi Teller
9 Intan Nur Jannah Teller
10 Prasetya Satya Teller
11 Khansa Wimana Teller
12 Ray Pratama Costumer Service
13 Hfidz Al Faruqi Costumer Service
14 Sarah Khanita Sagita Costumer Service
15 Didik Firmanyah Keamanan
16 Anton Mardiasma Keamanan
17 Tika Sutrisna Pramubakti
Sumber : data olahan peneliti
C. Visi dan Misi Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek
Visi Bank BRI Syariah BSD Serpong adalah menjadi bank ritel modern
terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan
termudah untuk kehidupan lebih bermakna.
51
49
Dalam menerapkan visi tersebut maka disusunlah misi perusahaan. Misi dari
Bank BRi Syariah Cabang Jamsostek adalah sebagai berikut:
1. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan
finansial nasabah.
2. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
3. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana
pun.
4. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan
menghadirkan ketenteraman pikiran.
D. Produk-produk Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek
1. Produk Penghimpunan Dana (funding)
Bank tidak memberikan imbalan berupa bunga atas dasar dana yang
disimpan oleh nasabah didalam Bank. Imbalannya diberikan atas dasar prinsip
bagi hasil. Produk-produk penghimpun dana meliputi :
a. Tabungan BRI Syariah iB
Tabungan BRI Syariah iB merupakan tabungan dari BRI Syariah
bagi nasabah perorangan yang menggunakan prinsip titipan,
dipersembahkan untuk anda yang menginginkan kemudahan dalam
transaksi keuangan. Tabungan BRI Syariah iB memberikan ketenangan
51
50
serta kenyamanan yang penuh nilai kebaikan serta lebih berkah karena
pengelolaan dana sesuai syariah.
b. Tabungan Impian Syariah iB
Tabungan Impian Syariah iB adalah tabungan berjangka dari BRI
Syariah dengan prinsip bagi hasil yang dirancang untuk mewujudkan
impian anda dengan terencana. Tabungan Impian BRI Syariah iB
memberikan ketenangan serta kenyamanan yang penuh nilai kebaikan
serta lebih berkah karena pengelolaan dana sesuai syariah serta
dilindungi asuransi.
c. Tabungan Haji BRI Syariah iB
Tabungan Haji BRI Syariah iB dapat mewujudkan langkah
terbaik dalam menyempurnakan ibadah. Tabungan Haji BRI Syariah iB
dapat memberikan ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam
penyempurnaan ibadah karena pengelolaan dana sesuai syariah.
d. Giro BRI Syariah iB
Giro BRI Syariah iB merupakan simpanan untuk kemudahan
berbisnis dengan pengelolaan dana berdasarkan prinsip titipan (wadiah
yad dhammah) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
cek/bilyet giro.
e. Deposito BRI Syariah iB
Deposito BRI Syariah iB adalah produk investasi berjangka
kepada depan dalam mata uang tertentu. Keuntungan : dana dikelola
51
51
dengan prinsip syariah sehingga shahibul maal tidak perlu khawatir akan
pengelolaan dana.
2. Produk Penyaluran Dana (lending)
Adapun produk penyaluran dana yang ditawarkan oleh Bank BRI
Syariah Cabang BSD Serpong sebagai berikut :
a. Gadai BRI Syariah iB
Gadai BRI Syariah iB hadir untuk memberikan solusi
memperoleh dana tunai untuk memenuhi kebutuhan dana mendesak
ataupun untuk keperluan modal usaha dengan proses cepat, mudah, aman
dan sesuai syariah untuk ketentraman anda. Manfaat : pilihan tepat,
penuh manfaat serta lebih berkah karena pembiayaan sesuai syariah.
b. KKB BRI Syariah iB
Pembiayaan Kendaraan Bermotor menggunakan prinsip jual beli
(murabahah), adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan kenuntungan (margin) yang disepakati oleh nasabah dan
Bank.
c. KPR BRI Syariah iB
Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk
memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan hunian dengan
menggunakan prinsip jual beli (murabahah) dimana pembayarannya
secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan dimuka
dan dibayar setiap bulan.
51
52
d. KLM BRI Syariah iB
Kepemilikan Logam Mulia menggunakan prinsip jual beli
(murabahah) dengan akad Murabahah bil Wakalah. Pembiayaan ini
dapat membantu nasabah dalam mewujudkan mimpi memiliki emas
logam mulia dengan lebih mudah.
e. Pembiayaan Umroh BRI Syariah iB
Produk Pembiayaan Umrah BRI Syariah iB menggunakan prinsip
akad jual beli manfaat/jasa (Ijarah Multijasa). Produk ini dapat
membantu dalam menyempurnakan niat ibadah dan berziarah ke
Baitullah.
f. KMG BRI Syariah iB
Salah satu produk untuk memenuhi kebutuhan karyawan
khususnya karyawan dari perusahaan yang berkerjasama dengan PT.
Bank BRI Syariah dalam Program Kesejahteraan Karyawan (EmBP),
dimana produk ini dipergunakan untuk berbagai keperluan karyawan
Program Kesejahteraan Karyawan (EmBP).19
E. Budaya Kerja Bank BRI Syariah Cabang Jamsostek
Budaya kerja Bank BRi Syariah Cabang Jamsostek adalah sebagai berikut:
1. Profesional
Kesungguhan dalam melakukan tugas sesuai dengan teknis dan etika yang telah
ditentukan. 19 Ibid.
51
53
2. Antusias
Semangat atau dorongan untuk berperan aktif dan mendalam pada setiap
aktifitas kerja.
3. Penghargaan terhadap SDM
Menempatkan dan menghargai karyawan sebagai modal utama perusahaan
dengan menjalankan upaya-upaya yang optimal mulai dari perencanaan,
perekrutan, pengembangan dan pemberdayaan SDM yang berkualitas, serta
memperlakukannya baik sebagai individu maupun kelompok berdasarkan azas
saling percaya, terbuka, adil dan menghargai.
4. Tawakal
Optimisme yang diawali dengan doa yang sungguh-sungguh, dimanifestasikan
dengan upaya yang sungguh-sungguh dan diakhiri dengan keikhlasan atas hasil
yang dicapai.
5. Integritas
Kesesuaian antara kata dan perbuatan dalam menerapkan stika kerja, nilai-nilai,
kebijakan dan peraturan organisasi secara konsisten sehingga memegang teguh
etika profesi dan bisnis, meskipun dalam keadaan yang sulit untuk
melakukannya.
6. Berorientasi Bisnis
Tanggap terhadap perubahan dan peluang, selalu berpikir dan berbuat untuk
menghasilkan nilai tambah dalam pekerjaannya.
51
54
7. Kepuasan Pelanggan
Memiliki kesadaran, sikap serta tindakan yang bertujuan memuaskan pelanggan
eksternal dan internal dilingkungan perusahaan.
55
BAB 4
TEMUAN DAN ANALISA DATA
Temuan dan Analisa Data
Dalam sebuah perusahaan, kinerja karyawan merupakan salah satu faktor
penting untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Kinerja karyawan tersebut
ditunjang oleh banyak faktor, salah satunya dengan komunikasi. Untuk mendukung dan
meningkatkan kinerja karyawan, diperlukan adanya komunikasi yang efektif, sehingga
kinerja karyawan dapat berjalan dengan maksimal.
Efektivitas komunikasi perlu ditingkatkan demi tercapainya komunikasi yang
baik antar jabatan dalam suatu organisasi. Tugas manajer dalam memimpin perusahaan
dapat berjalan dengan maksimal jika menggunakan komunikasi yang jelas, baik dan
efektif dalam berhubungn dengan karyawan. Komunikasi yang jelas dan efektif akan
meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat menguntungkan perusahaan.
Komunikasi berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan. Dengan komunikasi
yang jelas, pekerjaan dapat dilakukan dengan maksimal. Dalam sebuah perushaan,
peran komunikasi terbagi menjadi 3 jenis :
1. Peran antarpribadi (Interpersonal role)
Manajer sebagai pemimpin organisasi yang berinteraksi dengan bawahan,
pelanggan, dan rekan kerja.
51
56
2. Peran informasi (Informational role)
Manajer merncari informasi dari rekan, bawahan, dan kontak-kontak pribadi lain
tentang segala hal yang mungkin mempengaruhi pekerjaan dan tanggung jawab
mereka.
3. Peran Keputusan
Keputusan yang diambil manajer dibuat secara pribadi, tetapi akan didasarkan
pada informasi yang telah dikomunikasikan kepada manajer.
A. Komunikasi Antarpribadi dalam Meningkatkan kinerja Karyawan di Bank
BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan
Terdapat 2 buah metode transmisi komunikasi di lingkungan Bank BRI Syariah
KCP Jamsostek Kuningan. Kedua metode transmisi tersebut adalah transmisi yang
berawal dari top managerial ke employee dan yang kedua berawal dari employee ke top
managerial. Mengenai apa yang ditransmisikan tergantung darimuatan pesaan yang
ingin disampaikan. Pesan yang ingin disampaikkan dapat berupa informasi tertentu atau
dapat berupa perintah jika itu transmisi yang bersifat top to down dan laporan jika itu
bersifat down to up level of managerial. Penentuan dari top atau down ini dilihat dari
struktur organisasi yang berada di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek berikut.
51
57
Bagan 4.1 Alur Transmisi Komunikasi di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek
Kepala KCP
Adhiyatmo Kusumo
Supervisor
Yanik Suryani
AAO
Putra Wicaksana
Calista Simbolon
AdK
Andhika Salsabila
Sintia Juliyanti
CS
Ray Pratama
Hafidz Al Faruqi
Sarah Khanita Sagita
Teler
Novita Tantri Putri
Fitriyani Umi
Intan Nur Jannah
Prasetya Satya
Khansa Wimana
Keamanan
Didik Firmansyah
Anton Mardiasma
Pramubakti
Tika Sutrisna
sumber : KCP Bank BRI Jamsostek
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada salah satu nara sumber
menjelaskan bahwa alur transmisi dari pesan yang ingin disampaikan di dalam struktur
organisasi Bank BRI Syariah KCP Jamsostek mengikuti garis komando dalam struktur
birokrasinya. Hal ini dikarenakan adanya tugas dan fungsi jabatan yang sudah
ditetapkan kepada jabatan tersebut. Misal dari Top Managerial yang merupakan Kepala
KCP disalurkan kepada perwakilan masing-masing divisi.
Selanjutnya dari setiap divisi tersebut pesan komunikasi yang ingin disampaikan
dari top managerial akan diteruskan kepada masing-masing sub divisinya. Prihal ini
merupakan suatu wujud transmisi yang dilaksanakan oleh middle manager atau kepala
51
58
divisi atau perwakilan divisi. Transmisi yang terjadi pada tahap ini dikategorikan Devito
(1998) sebagai dyadic primacy, yang maksudnya adlah komunikasi yang dilakukan
antara 2 orang.
Transmisi tersebut selanjutnya akan dikomunikasikan oleh masing-masing
anggota dalam suatu divisi atau sub divisi. Penyampaian di dalam divisi ini dijelaskan
oleh Devito (1998) merupakan komunikasi antar pribadi yang terjadi antar 2 orang atau
lebih yang terbentuk dalam satu kelompok (dyadic coallitions).
Selain komunikasi yang dikategorikan sebagai dyadic coallition, Bank BRI juga
melaksanakan komunikasi antar dua orang atau lebih dalam suatu kelompok yang lebih
besar. Kelompok yang lebih besar ini dijelaskan lebih lanjut oleh Devito (1998) sebagai
komunikasi yang dilakukan pada divisi yang berbeda namun telah memenuhi
persyaratan komunikasi berupa hubungan antara keduanya. Hal ini didukung dengan
penjelasan salah satu narasumber yang mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi juga
bisa dilakukan walaupun berada pada kelompok yang berbeda, namun masih berada
pada kelompok besar yang sama.
Terdapat berberapa media komunikasi yang digunakan dalam menjalankan
proses transmisi diantaranya adalah dengan pembantuan sistem informasi. Salah satu
nara sumber menjelaskan bahwa proses transmisi komunikasi dapat dilakukan dengan
media komunikasi berupa internet. Hal ini dilakukan dalam rangka percepatan transfer
informasi kepada pegawai yang berada di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek. Selain itu
terdapat berberapa manfaat yang dapat diterima dengan adanya pembantuan sistem
informasi ini. Yaitu terkait dengan konsistensi intisari pesan yang ingin ditransmisikan.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, transmisi di lingkungan Bank BRI
51
59
Syariah KCP Jamsostek masih mengikuti garis komando. Sehingga terdapat berberapa
komunikasi tidak langsung yang terjalin dari top manager kepada employee.
Komunikasi tidak langsung yang melalui rantai komunikasi yang panjang dapat
mendorong terjadinya distorsi pada makna pesan awal. Sehingga dengan pembantuan
sistem informasi ini diharapkan transmisi menjadi tidak terhambat oleh birokrasi dan
dapat meminimalisisr terjadinya distorsi pada konsistensi isi pesannya. Penggunaan
media komunikasi berupa sistem informasi berdasarkan pendapat Pucell (2004) dapat
saja terjadi asalkan didalamnya terdapat sikap saling mendukung dan terdapat
kepercayaan diantara komunikan.
Terdapat berberapa jenis hubungan interpersonal yang terdapat di Bank BRI
Syariah KCP Jamsostek, yaitu yaitu romantic, mentoring. Salah seorang narasumber
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan interpersenonal yang termasuk pada kategori
romantic. Berdasarkan pendapat Devito (1986, p.279), hubungan interpersonal romantic
adalah hubungan interpersonal yang dibangun berlandaskan rasa kasih sayang
diantaranya. Hubungan interpersonal romantic ini dijelaskan oleh salah satu narasumber
terjadi diantara divisi Teller dan Administrasi Kredit.
Selain hubungan interpersonal romantic masih terdapaat hubungan interpersonal
mentoring. Hubungan ini dijelaskan oleh Devito (1986) sebagai hubungan yang normal
terjadi di dalam hubungan interpersonal di lingkungan kerja. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilaksanakan dengan narasumber, dijelaskan bahwa Hubungan
mentoring ini memang jenis hubungan yang sangat mudah dipakai di dalam lingkungan
kerja. Karena setiap SDM baru yang ditempatkan di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek
memerlukan transfer knowledge diantara para senior di dalam divisinya maupun dari
51
60
senior diluar divisinya. Transfer knowledge dari pegawai yang berada pada divisi yang
sama dimaksudkan bertujuan untuk transfer knowledge dari jobdesk, tugas dan fungsi
yang sudah melekat pada jabatan tersebut. sedangkan transfer knowledge yang
dilakukan dengan pegawai yang beradapada divisi yang berbeda dimaksudkan untuk
mempelajari kebudayaan perusahaan.
Dari hasil analisa di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi
dapat dipicu dengan kondisi sebagai berikut:
1. Pengaruh hubungan interpersonal romantic
2. Pengaruh hubungan interpersonal mentoring
B. Peran Komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan kinerja karyawan di
Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan
Peningkatan kinerja dapat dipengaruhi dengan berberapa aspek salah satunya
adalah sumber daya manusia. Sudarmanto (2009: 6) menjelaskan bahwa kinerja sumber
daya manusia dapat mempengaruhi eksistensi dari suatu organisasi. Sehingga suatu
organisasi dapat dinilai sustainabilitynya dari kinerja sumber daya manusianya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan kepada salah seorang informan
menjelaskan bahwa setiap pegawai memiliki jabatan yang di dalam jabatan tersebut
melekat sebuah tugas dan fungsi. Pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut diukur
berdasarkan target yang direncanakan oleh kantor pusat. Pengukuran kinerja ini
digunakan oleh kantor pusat dalam rangka evaluasi kinerja. Evaluasi kinerja ini
berpengaruh terhadap struktur organisasi Bank BRI Syariah KCP Jamsostek. Karena
evaluasi kinerja yang kurang baik dapat menyebabkan adanya penggantian sumber daya
51
61
manusia di dalam struktur organisasi. Dari penyataan tersebut maka sudah jelas bahwa
kinerja sumber daya manusia memegang peranan penting dari struktur organisasi
perusahaan.
Hasibuan (2006:94) menjelakan bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya di
dasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Sedangkan menurut
Osborn dkk. (200: 256) Prihal yang menjadi tolak ukur pertama dalam menilai kinerja
adalah dari karakteristik pegawai itu sendiri, karakteristik ini dapat berupa karakteristik
demografi, karakteristik kompetisi, dan karakteristik psikologi. Berdasarkan hasil
wawancara dijelaskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kinerja pegawai di
Bank BRI Syariah KCP Jamsostek adalah atribut individu. Kinerja pegawai yang
memiliki nilai atribut individu yang baik dapat memberikan hasil yang cepat dan
maksimal, namun jika nilai atribut individu tersebut tidak terlalu baik maka akan
memberikan hasil yang maksimal namun tidak setangkas individu dengan nilai atribut
yang baik. Jika hasil kinerja yang diberikan oleh pegawai tidak sesuai dengan apa yang
diekspektasikan maka di sini fungsi dari komunikasi antarpribadi dimanfaatkan.
Osborn (2000: 256) menjelaskan terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja, yaitu atribut individu, kemampuan untuk bekerja dan dukungan operasional.
Selain itu peran komunikasi antarpribadi berfungsi sebagai penunjang ketiga faktor
yang mempengaruhi kinerja tersebut.
51
62
1. Atribut individu
Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang telah ditentukan, terdiri dari karakteristik demografi, misalnya: umur,
jenis kelamin dan lain-lain, karakteristik kompetisi, misalnya: bakat, kecerdasan,
kemampuan dan keterampilan dan karakteristik psikologi, yaitu nilai-nilai yang
dianut, sikap dan kepribadian. Sedangkan peran komunikasi antar pribadi dalam
menunjang faktor ini dalah dari karakteristik psikologi pegawai. Hasil
wawancara menjelaskan bahwa sikap dan kepribadian dari pegawai dapat
didukung ke arah yang lebih baik dengan pendekatan personal antara pegawai
tersebut dan middle manager. pendekatan personal ini dimaksudkan untuk
menjalin komunikasi antar pribadi yang berttujuan untuk mengungkap kendala
dari pegawai tersebut.
2. Kemauan untuk bekerja
Dalam mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha atau kemauan untuk
bekerja keras. karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada individu yang
dapat memacu usaha kerja serta dapat memberikan suatu arah dan ketekunan.
Peran dari komunikasi antarpribadi adalah untuk membantu pegawai dalam
mendukung usaha kerja. Salah satu narasumber mengungkapkan bahwa
komunikasi antarpribadi yang dilakukan kepada pegawai dapat meningkatkan
kemamuan pegawai untuk meningkatkan produktifitasnya. Pasalnya
ketidakmauan pegawai dalam melaksanakan suatu tugas didasari pada suatu
51
63
masalah, baik itu disebabkan oleh kecenderungan pegawai atau karena didasari
dengan tidak adanya keuntungan yang diterima pegawai dalam pelaksanaan
tugas tersebut. Masalah ini perlu dipecahkan oleh pihak managerial karena akan
berdampak pada hasil kinerja dari badan itu sendiri.
3. Dukungan operasional
Demi tercapainya kinerja karyawan yang tinggi diperlukan juga adanya
dukungan atau kesempatan dari organisasi/perusahaan. Hal ini untuk
mengantisipasi keterbatasan baik dari karyawan maupun perusahaan. Misal
kelengkapan peralatan dan perlengkapan kejelasan dalam memberikan
informasi. Sebagaimana yang sudag dijelaskan pada bab 5.1, komunikasi
antarpribadi dapat digunakan dalam menegaskan gap-gap dari informasi yang
terdistorsi. Sehingga pegawai dapat memperoleh komunikasi yang efektif yang
salah satu syaratnya adalah kejelasan dari pesan-pesan yang ingin
ditransmisikan.
Selain ketiga hal diatas peran komunikasi antarpribadi dalam meningkatkan
hasil kinerja di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek Kuningan juga dapat dirangkum
sebagai mana berikut: (Malthis dan Jackson, 2002).
1. Peran komunikasi antarpribadi dengan kualitas kerja
Peran komunikasi antarpribadi dalam menopang kualitas pekerjaan dapat
dilakukan. Salah satu narasumber menjelaskan bahwa penggunaan komunikasi
antar pribadi secara tidak langsung telah digunakan dalam wujud transfer
knowledge antara pegawai baru dan pegawai seniornya.
51
64
2. Peran komunikasi antarpribadi dengan kuantitas kerja
Selain itu komunikasi antarpribadi dapat memberikan pengaruh kepada
hasil kinerja dari segi kuantitasnya. Kuantitas produksi akan menentukan
kemampuan organisasi guna menguasai pasar dengan menawarkan sebanyak
mungkin produk yang mampu dihasilkan. Dengna mendapat dukungan dari
komunikasi antar pribadinya diharapkan dapat turut mendukung kuantitas
produksi.
3. Peran komunikasi antarpribadi dengan waktu kerja
Waktu kerja disini merupakan bagaimana suatu pekerjaan dapat
ditingkatkan efisiensifitasnya. Berdasarkan hasil wawancara, suatu pekerjaan
membutuhkan waktu pengerjaan tertentu yang dinamakan standar kemampuan
rata-rata. Selanjutnya peran komunikasi antar pribadi disini dapat menigkatkan
loyalitas dari pegawai karena merasa berada pada zona nyaman yang pada
akhirnya dapat memberikan progres pada kebetahan pegawai di tempat kerja.
Komunikasi inilah yang menyebabkan hubungan antar pegawai menjadi hangat,
akrab dan menyenangkan (Rakhmat, 2004).
4. Peran komunikasi antarpribadi dengan kerja sama
Merupakan tuntutan bagi keberhasilan perusahaan dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan, sebab dengan adanya kerjasama yang baik akan
memberikan kepercayaan (trust) pada berbagai pihak yang berkepentingan, baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Untuk mewujudkan
adanya kerjasama yang baik, perusahaan harus mampu membangun kondisi
51
65
internal perusahaan yang konstruktif dengan diikuti komitmen dan konsistensi
yang tinggi bagi semua azas manajemen. Perbaikan kondisi internal perusahaan
dapat dilakukan dengan peningkaan komitmen dari para sumber daya
manusianya. Berdasarkan pendapat berberapa ahli seringkali komunikasi
dilakukan bukan untuk menyampaikan informasi, tetapi kadang-kadang terdapat
maksud implisit di sebaliknya, yakni untuk membina hubungan baik. Dengan
terbinanya hubungan yang baik diantara para SDM di lingkungan Bank BRI
Syariah KCP Jamsostek deiharapkan dapat meningkatkan team work dari pada
sub bagian, bagian dan seluruh struktur organisasi.
66
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
C. Penutup
a. Simpulan
1. Komunikasi antarpribadi di lingkungan Bank BRI Syariah KCP Jamsostek
sudah berjalan dengan baik. Komunikasi antarpribadi terjadi pada 2 jenis
hubungan inter personal, yaitu hubungan romantic, dan hubungan mentoring.
2. Peran komunikasi antarpribadi di Bank BRI Syariah KCP Jamsostek dapat
digunakan untuk penunjang dalam meningkatkan kinerja pegawai. Peran
komunikasi antar pribadi diantaranya adalah untuk meningkatkan kualitas kerja,
kuantitas kerja, efisiensi waktu dan kerja sama
b. Saran
1. Menerapkan komunikasi antar pribadi yang terintegrasi dengan sistem
informasi. Pasalnya sudah ada multiple chat dalam internal divisi tertentu,
namun tidak dilengkapi dengan mode komunikasi 1 by 1.
2. Menerapkan Komunikasi antarpribadi yang dapat mendukung peningkatan
kualitas kuantitas kerja, efisiensi waktu dan kerja sama.
51
67
DAFTAR PUSTAKA
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2005).
H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008).
Kadar Nurjaman dan Khaerul Umam, Komunikasi dan Public Relation.
(Bandung: Pustaka Setia, 2012).
Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of Public Relation. (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2011).
Suyadi Prawirosntono, Manajemen Sumberdaya Manusia Kebijakan Kinerja
Karyawan Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas
Dunia, (Yogyakarta: BPFE, 1999).
Muhammad Thalhah Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia,
(Jakarta, Lantabora Press, 2005).
Ade Gunawan, Pretasi Kerja Dalam Perspektif Teori Motivasi Frederich
Herzberg pada Karyawan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul, Skripsi
(tidak diterbitkan), (Yogyakarta: Fak. Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2005).
Muharrani, Pengaruh Pengawasan terhadap Disiplin Kerja Karyawan di Rumah
Zakat Indonesia Cabang Yogyakarta, Skripsi (tidak diterbitkan) (Yogyakarta: Fak.
Dakwah UIN Sunan Kalijaga, 2005).
51
68
Sri Muzayyanah, Pengaruh Pengamalan Shalat terhadap Kerja Karyawan,
Skripsi (tidak diterbitkan), (Yogyakarta: Fak. Dakwah IAIN Sunan Kalijaga, 2005).
John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communicaion,
(Jakarta, PT. Buana Ilmu Populer, 2009).
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2007).
Roudhona, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007).
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2007).
Don F. Faules, R. Wayne pace, editor Maulana, Deddy, Komunikasi Organisasi,
Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2001).
Roudhona, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992).
Ibid.
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992).
Arni, Muhammad, 2007, Komunikasi Organisasi, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Danim, Sudarwan. 2001. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : Pustaka Setia
Jerome, Paul J. 2001. Mengevaluasi Kinerja Karyawan. Penerbit PPM : Jakarta.
Prawirosentono, Suyadi, 2008, Kebijakan Kinerja Karyawan, Yogyakarta, BPF
51
69
Lampiran A. Pedoman Wawancara
1. Pedoman Wawancara dengan Supervisor Bank BRI KCP Jamsostek
a. Proses Komunikasi intra organisasi dari segi transmisi, kejelasan dan
konsistensi.
b. Proses Komunikasi antarpribadi yang berada di dalam bagian/sub bagian
yang sama
c. Peran anda dalam komunikasi antarpribadi yang berlangsung di dalam
bagian/sub bagian
d. Peran komunikasi antarpribadi dalam peningkatan kinerja pegawai
2. Pedoman Wawancara untuk Pegawai Bank BRI KCP Jamsostek
a. Komunikasi intra organisasi
b. Komunikasi antarpribadi yang berada pada divisi yang sama
c. Komunikasi antar pribadi yang berada pada divisi yang berbeda
d. Manfaat komunikasi antarpribadi bisa diskusi ke teman yang sudah senior
mengenai sustainability, bisa diskusi mengenai prihal di luar pekerjaan, bisa
diskusi soal jobdesk baru (transfer knowledge)
51
70
Lampiran B. Verbatim Hasil Wawancara
1. Verbatim Wawancara dengan Supervisor Bank BRI KCP Jamsostek
Narasumber (N) : Ibu Yanik Suryani SH., MM.
Pewawancara (P) : Sendy Pradhita
(P) : Baik Ibu Yanik, sebelumnya perkenalkan saya Sendy Pradhita, mahasiswa dari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin membuka sesi wawancara kali ini pak.
(N) : “Ya mas Sendy aja ya panggilannya, silahkan- silahkan, jadi judulnya apa
mas?”
(P) : Jadi Judulnya itu pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap kinerja
karyawan di Bank BRI KCP ini bu?
(N) :”oh jadi maksudnya itu apa itu”
(P) : jadi saya tujuannya untuk menjelaskan bagaimaan peran pengaruh komunikasi
antar pribadi terhadap kinerja pegawai, gitu bu
(N) : ”oke, jadi langsung saja deh mas, langsung kepertanyaannya aja”
(P) : Bagaimana proses komunikasi antar intra organisasi
(N) : “proses komunikasi itu gimana mas maksudnya?”
(P) : Ya mungkin bisa dijelaskan dari bagaimana transmisi nya dulu pak, transmisi
itu maksudnya bagaimana rantai komunikasi di struktur organisasi BRI cabang ini
bu?
(N) : “Oh struktur organisasi ya. Jadi tuh struktur organisasi di kami kan ada
kepala yang dimana membawahkan 3 orang, nah 3 orang itu adalah saya sendiri
sebagai supervisor, lalu juga ada AO (Account Officer) Pak Putra, dan Calista.
Lalu juga mengkepalai AdK (Administrasi Kredit) itu ada Andika, sinta. Nah di sini
Supervisor itu mengkepalai CS dan Teller itu semuanya ada 8 orang di depan itu.
Sebentar saya carikan ya struktur organisasi nya.... Nah ini bisa dilihat sendiri,
kalo alur rantai komunikasi nya itu semuanya dari Pak Kepala. Karena beliau di
sini memiliki kewenangan dalam melakukan rencana strategis. Jadi rencana
51
71
strategis itu disusun dalam rangka mencapai target yang telah dicanangkan oleh
kantor pusat. Nah beliau menerjemahkan rencana strategis tersebut kedalam
program-program yang kami sebagai bawahannya menjalankan program-program
tersebut. Selain itu juga pak kepala juga memberikan pengendalian intern kepada
kita. Jadi tiap pagi gitu kita selalu mengadakan brieffing sambil bercakap-cakap
dengan pegawai lainnya gitu, ngeteh ngopi bareng pak kepala lah. Selain itu pada
tiap minggu juga pak kepala minta laporan dari masing-masing kitanya untuk
memberikan laporan atas pencapaian kita atas tugas kita. Nah disini peran Pak
Kepala itu juga sebagai pengendali intern.”
(P) : Ooh begitu, kalau komunikasi di salah satu ini bagaimana bu? (menunjuk
kesalah satu sub bidang)?
(N) :
(P) : Bagaimana komunikasi antar pegawai di BRI Syariah KCP Jamsostek
(N) : “Kalau disini sih ikatan antar pegawai ya masih ada, masih ada group-group
gitu. Ini emang nggak akan bisa dihindari, semua struktur organisasi pasti ada
yang membikin group-group gitu.”
(P) : Group apa ya bu maskudnya?
(N) : “Jadi mereka itu ya anggap ini groupnya si a, isinya itu a, b, c, d dan ini
groupnya si e yang isinya itu f, g, h i, j, k. nah mereka itu kurang saling membaur.
Maksudnya itu membaur yang bernar-benar sampai membicarakan masalah intim
mereka misal kayak pacar, keluarga dan cinta gitu lah. Dan kalau misal a dan f
bertemu nih di teller, kan mereka beda group genk nya itu, ya mereka nggak akan
cerita masalah pribadi mereka. Mereka bisa profesional berkerja dengan apa yang
memang ditugaskan tanpa mengedepankan perbedaan asal group mereka.”
(P) : Peran Komunikasi antar pegawai di dalam BRI cabang Jamsostek
(N) : “Nah tadi kan udah dijelasin tuh kalau disini emang group-groupan. Saya
disini kan sebagai supervisor mereka tuh. Saya harus memposisikan diri saya
sebagai orang yang nggak terlalu cenderung kepada salah satu group itu. Saya
hanya memegang dua orang aja, satu dari groupnya si a, dan satu lagi dari group
51
72
yang satunya lagi. Nah dengan begini saya bisa tau semua kondisi dari staff-staff
yang saya pimpin. Jadi suatu ketika misal waktu itu pernah kejadian nih, adiknya a
itu kecelakaan kan, dan si a ini pengen pulang tapi nggak berani ngomong apa-apa
ke saya. Lalu temannya ini ngasih tau ke saya tentang kejadian itu, lalu tanpa dia
ngomong apa-apa kesaya, saya langsung tugasin dia aja ke sana itu, nah saya
langsung suruh dia absen duluan gitu karena berhubung juga kerjaan dia sudah
selesai dan masih bisa di handdle oleh teamnya gitu ya gitu aja.”
(P) : Ohiya pak kalau peran komunikasi antar pegawai terhadap kinerja itu
bagaimana bu?
(N) : “Jadi gini mas, kalau masalah kinerja itu kan dipengaruhi dari input gitu,
maksudnya input itu adalah Karakteristik SDM itu sendiri, ada yang memang dia
cerdas, jadi dia cepat sekali bekerja nya. namun ada juga yang kurang cerdas tapi
giat dan juga ujung-ujungnya dia selesai.namun ada juga SDM yang nggak bisa
selsai tepat waktu. Nah ini kita biasanya melakukan komunikasi langsung kepada
dia gitu, jadi kita melakukan pendekatan yang lebih nyaman aja, maksudnya
nyaman disini kita mengesampingkan jabatan kita, jadi saya ingin ngobrol yang
intens gitu, dia nggak nganggap saya sebagai atasan dan saya nggak nganggap dia
sebagai bawahannya. Misal nih kita ajak makan siang bareng di luar gitu, terus
kita ngobrol aja “lagi sibuk apa emang, selain di sini” gitu, nanti biasanya dikasih
tau lah sama dia kalo misalnya “lagi bingung pak saya, istri saya 2 bulan lagi mau
lahiran tapi saya masih kurang modal pak”, gitu “kurang modal apa emang”,
“kurang modal ini itu segala macam keperluan lah pak” nah disini kita kasih
trigger buat dia, misal kita arrange pekerjaan lembur buat dia biar dia makin
semangat kerjanya. Dan besok-besoknya tetep kita support dari hanya nanya hal-
hal sepele lah, kayak “gimana istri udah check ini itu belom” nah basa-basi seperti
ini yang bikin mereka itu makin nyaman untuk bekerja, dan hal ini dapat
mengakibatkan trikle down effect ke laporan kinerja tiap pegawainya gitu.
Pokoknya kita melakukan pendekatan yang lebih kekeluagaan kepada mereka lah,
yang tujuan akhirnya demi mngejar target yang sudah dicanangkan dari pusat
gitu.”
51
73
(P) : Kalau manfaaat lain dari komunikasi antarpegawai ini apa ya bu?
(N) : “ya kita jadi lebih bisa memahami sumber daya manusia kita. Kita juga di
BRI ini yang namanya SDM itu nomor satu. Itu sudah tercanangkan di busaya
perusahaan kita bahwa Sumber Daya Manusia merupakan aset terpenti
perusahaan. Nah dengan ditetapkannya SDM sebagai asset terpenting kita juga
dituntut untuk menghargai, terbuka, saling mempercayai satu sama lain. Nah saya
sebagai supervisor yang membawahkan 8 orang itu tadi harus bisa berintegrasi
kepada mereka semua. Nah salah satunya dengan komunikasi antar pegawai.
Dengna komunikasi antar pegawai ini kita juga dengna rekan kita juga dapat
menjadi semakin erat”
(P) : baik pak kalau begitu. Saya rasa cukup sekian wawancara kali ini, dan ini ada
souvenir dari kampus, mohon diterima
(N) : “wah apa ini?”
(P) : Hanya suvenir kecil-kecilan bu
(N) :”waduh terimakasih ya, kalo ada yang mau ditanya kabarin saya saja, nih
kartu nama saya”
(P) : waduh bu, saya ayng harusnya berterimakasih banyak bu.
2. Verbatim Wawancara dengan pegawai Bank BRI KCP Jamsostek
Narasumber (N) : Ray Pratama S.Kom.
Pewawancara (P) : Sendy Pradhita
(P) : Baik Mas Ray, sebelumnya perkenalkan saya Sendy Pradhita, mahasiswa dari
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin membuka sesi wawancara kali ini.
(N) : “ohiya silahkan”
(P) : Komunikasi intra organisasi
(N) : “ini maksudnya kan kita kalo komunikasi di sini pakai media apa gitu ya?”
(P) : iya mas semacam itu
51
74
(N) : “jadi nih kita kalo komunikasi disini paling sering pakai media elektronik.
Jadi kan disini ada jaringan kabel ya buat LAN. Kita biasanya berkomunikasi
lewat aplikasi ini mesengger. Jadi dari atasan kita sampai temen-temen di divisi
lain bisa ikut berkomunikasi walaupun nggak tatap muka ya. Selain itu ya, pak
kepala sering banget bikin FGD dan gathering buat team building gitu ya. Kita
kalo tatap muka secara seluruhan pegawai biasanya lewat situ.
(P) : Komunikasi antarpegawai yang berada pada divisi yang sama
(N) : “Kalau misalnya komunikasi antar pegawai yang satu divisi itu sih kita
biasanya ngobrol langsung aja. Kan kita kan emang tiap divisi itu berdekatan ya.
Jadi kalo masih dalam divisi yang sama ya kita ngobrol langsung aja ya.”
(P) : Nah kalau komunikasi antar pegawai yang beda divisi gimana mas?
(N) : “ya kurang lebih hampir mirip lah, mungkin bedanya ya kita jarang tatap
muka langsung, biasanya kita ngobrol via mesenger itu tadi ya. Eh kita juga ada
group sih, group di whatsapp gitu, tapi group whatsapp ini kan buat ngobrolin
masalah yang nggak ada sangkut pautnya sama kerjaan, jadi lebih luwes aja gitu
topiknya.”
(P) : Manfaat komunikasi antarpegawai menurut mas?
(N) : “jadi kan ada dua ya tadi, ada yang satu divisi ada yang beda divisi ya. Jadi
kalau satu divisi ini sih kita seringnya sharing masalah apapun lah. Kayak sharing
masalah kerjaan tuh lagi berat di mana gitu. Kadang juga kita ngobroling yang
nggak penting lah, kayak ngobrolin ini itu gitu ya intinya nggak ada sangkut
pautnya sama kerjaan. Nah kalo misalnya beda divisi sih kita lebih canggung
mungkin, soalnya kan kalo dari divisi lain itu kan tidak terlalu seakrab di divisi
sendiri. jadi mungkin kita ngobrolin yang agak kurang intens, tapi tetep ada
ngobrol lah.
51
75
3. Verbatim Wawancara dengan pegawai Bank BRI KCP Jamsostek
Narasumber (N) : Didik Firmansyah.
Pewawancara (P) : Sendy Pradhita
(P) : Sebelumnya perkenalkan saya Sendy Pradhita, mahasiswa dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ingin membuka sesi wawancara kali ini.
(N) : “monggo mas monggo”
(P) : bagaimana komunikasi di dalam organisasi
(N) : “maskudnya mas?”
(P) : maksudnya begini mas, jadi yang saya ingin tanyain kurang lebih mengenai
bagaimana penyampaian komunikasi, penyampaian pesan kayak perintah atau
informasi gitu dari atasannya
(N) : “oh, kalo perintah itu biasanya lewat surat mas, nah kalo informasi itu
biasanya lewat jarkom di whatsapp gitu.
(P) : Menurut Mas didik ini bagaiman kejelasan dari perintah atau informasi itu?.
Apakah sudah ada rinciannya atau hanya sekedar satu kalimat gitu?
(N) : “kalo surat perintah itu isinya dari siapa yang ditugaskan, terus prihal
tugasnya apa dan arahan dari pak kepala itu apa. Di situ sudah jelas banget mas,
tapi kalao yang lewat jarkom mungkin agak kurang ya.
(P) : Kurang apa mas maksudnya?
(N) : “Kurang jelas banget sih mas”
(P) : itu kalo kurang jelas gitu gimana mas jadinya?
(N) : “ya saya biasanya ngobrol sama Bu Yanik atau sama orang-orang disana
buat diskusi mas. Diskusi maksud dari pesan ini apa gitu”
(P) : Kenapa tidak nanya langsung ke pak kepala?
51
76
(N) : ”ya saya nggak enak lah mas, tapi kalo ngobrol sama yang lain sih malah
lebih nyaman aja gitu kalau saya, padahal temen-temn udah serng bilang buat
ngobrol langsung aja gitu ke pak kepal, tapi ya saya kurang enak aja hahaha”
(P) : Mas di keamanan sama siapa aja mas biasanya?
Manfaat komunikasi antarpegawai bisa diskusi ke teman yang sudah senior
mengenai sustainability, bisa diskusi mengenai prihal di luar pekerjaan, bisa diskusi
soal jobdesk baru (transfer knowledge)
(N) :”saya disini tuh ada 2 orang, tapi kita jarang ketemu, ungkin pagi pas
sebelum brieffing biasanya kita ketemu ngobrol ngopi gitu mas di sebelah.”
4. Verbatim Wawancara dengan pegawai Bank BRI KCP Jamsostek
Narasumber (N) : Putra Wicaksana
Pewawancara (P) : Sendy Pradhita
(P) : Sebelumnya perkenalkan saya Sendy Pradhita, mahasiswa dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ingin membuka sesi wawancara kali ini.
(N) : “baik mas, jangan direkam ya, pakai filed notes aja”
(P) : ohiya baik pak
(N) : “ya saya sambil ngerjain ini ya nggak apa-apa?”
(P) : iya pak tidak apa-apa, saya juga tidak keberatan
(N) : “jadi apa saja yang ngin mas ini tanyakan?”
(P) : bagaimana komunikasi di dalam Bank BRI Syariah KCP Jamsostek ini pak?
(N) : “jadi kan kalo komunikasi ini kan berarti ngomongin bagaimana kejelasan,
konsistensinya dalam penyampaian kan ya?”
(P) : iya pak betul
51
77
(N) : “jadi terkait kejelasannya itu ya. Biasanya jarang sih kalo ada pesan yang
nggak jelas dari atasan. Nah biasanya kalo yang nggak jelas ini yang dari pusat,
bukan pesannya yang nggak jelas, tapi kadang tidak terlalu mengatur hingga hal
yang paling teknis. Namun Pak Kepala itu sudah sering mengirim karyawan disini
untuk training ke pusat maksudnya untuk training tentang sistem terbaru tersebut
misal. Kan setelah training itu kita jadi semakin paham kan akan kejelasan dari
komunikasi yang ingin disampaikan, hingga teknis sekalipun. Nah kalau masalah
konsistensi jelas sekali sangat konsisten. Apalagi saat perintah tersebut diturunkan,
kita juga diberi training untuk menerapkan perintah baru tersebut. jadi kita
langsung nerima dari pakar ahlinya lah bukan temen-temen gitu.”
(P) : apakah bapak mengetahui komunikasi antarpribadi?
(N) : “wah saya baru denger tuh, itu apa ya?
(P) : jadi komunikasi antarpribadi ini merupakan komunikasi yang dilakukan antara
2 orang atau lebih, dan komunikasi ini sifatnya lebih intens giut pak
(N) : “oh kayak komunikasi yang nggak hanya bussiness aja gitu?”
(P) : iya semacam itu, bapak pernah melakukannya disini pak?
(N) : “biasanya sih yang sering komunikasi 1 by 1 kayak gitu tuh pak kepala.
Beliau sering memanggil salah satu pegawai untuk ngobrol diruangannya. Dan
biasanya nih ya, kalo udah dipanggil gitu biasanya udah ada problem misal
dengna kinerja yang nggak tercapai gitu. Jadi pegawai ini seperti masuk ke sesi
curhat lah ya. Dan saya pernah juga tuh dulu. Jadi pas ngobrol panjang lebar gitu
nanti pak kepala itu bantu ngasih solusi atau masukan lah ke kita gitu”
(P) : Kalo menurut bapak manfaat dari komunikasi antarpribadi ini apa ya?
(N) : “saya sih mikirnya itu lebih ke memberikan rasa aman aja jadinya. Yang
tadinya merasa ada masalah dan setelah dirembukin taunya masalah tersebut
sudah dibantu dipecahkan, kan jadi lega tuh”