komunikasi antar sel
TRANSCRIPT
KOMUNIKASI ANTAR SEL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : ARLINA LAIA
NIM : 12200251007
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
SEM/KLS : III/1
MATA KULIAH : STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN 1
DOSEN PENGAMPU : KULIAN DUHA, S.Pd.,M.Pd
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya makala ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagai
persyaratan tugas pada mata kuliah Sruktur perkembangan Hewan 1.
Banyak hambatan dalam penulisan makalah ini, namun berkat bantuan dari berbagai
pihak dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada bapak
KULIAN DUHA, M.Pd. Selaku dosen pengampu pada mata kuliah Sruktur perkembangan
Hewan 1 dan Semua pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penulisan makalah
ini.
Penyusunan makalah ini telah semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih
ada banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakannya.
Penulis berharap semoga Proposal Penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan.
Telukdalam, September 2014Penyusun,
ARLINA LAIANIM.12200251007
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaat................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
A. Interaksi Sel ............................................................................ 2
B. Komunikasi antar sel............................................................... 2
C. Metode interaksi antar sel........................................................ 3
D. Macam dan komunikasi sel...................................................... 4
E. Tahapan komunikasi sel........................................................... 4
BAB III PENUTUP............................................................................... 6
A. Kesimpulan.............................................................................. 6
B. Saran........................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Miliaran sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk
mengkoordinasikan aktivitasnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme itu
untuk berkembang. Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ
dan system yang menjalankan organisme untuk hidup.
Sinyal yang diterima sel, yang berasal dari sel lain atau dari beberapa perubahan pada
lingkungan fisik organisme, bermacam-macam bentuknya. Misalnya, sel dapat mengindera
dan merespons sinyal elektromagnetik, seperti cahaya, dan sinyal mekanis, seperti sentuhan.
Akan tetapi sel-sel paling sering berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan sinyal
kimiawi.
Dalam kehidupan makhluk hidup baik uniseluler atau multiseluler akan berinteraksi
dengan lingkungannya untuk mempertahankan kehidupannya. Sinyal-sinyal antar sel jauh
lebih sederhana daripada bentuk-bentuk pesan yang biasanya dirubah oleh manusia.
B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang mengenai interaksi sel diatas, maka dapat ditarik beberapa
rumusan masalah seperti:
1. Bagaimana cara interaksi sel ?
2. Apa saja metode komunikasi sel ?
3. Bagaimana tahapan komunikasi sel ?
4. Bagaimana sinyal antar sel yang diterima oleh second messenger ?
C. Tujuan dan Manfaat
Dari beberapa rumusan masalah di atas, maka dapat ditentukan tujuan serta manfaat dari
makalah ini, seperti berikut:
1. Untuk mengetahui cara interaksi sel
2. Untuk mengetahui apa saja metode komunikasi sel
3. Untuk mengetahui tahapan komunikasi sel
4. Untuk mengetahui sinyal antar sel yang diterima oleh second messenger
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTERAKSI SEL
Sistem komunikasi suatu sel berperan teramat penting dalam menentukan respon
seluler yang akan dilakukan oleh sel. Seluruh peristiwa yang terangkum dalam dogma biologi
molekuler diawali oleh adanya aktivitas komunikasi. Untuk dapat menjalankan aktivitas
komunikasi tersebut sebuah sel (eukariotik) dilengkapi berbagai jenis reseptor yang terdapat
di membrane plasmanya.Reseptor ini biasanya meupakan bagian structural dari protein
integral yang terdapat di sela-sela lemak lapis ganda. Sel berinteraksi dengan sel lain dengan
cara komunikasi langsung atau dengan mengirimkan sinyal kepada sel target. Berikut macam-
macam interaksi sel :
1. Komunikasi Kontak Langsung
Sel dapat berkomunikasi dengan cara kontak langsung. Baik sel hewan maupun sel
tumbuhan memiliki sambungan sel yang bila memang ada memberikan kontinuitas
sitoplasmik diantara sel-sel yang berdekatan. Dalam hal ini, bahan pensinyalan yang larut
dalam sitosol dapat dengan bebas melewati sel yang berdekatan. Disamping itu, sel hewan
mungkin berkomunikasi melalui kontak langsung diantara molekul-molekul pada
permukaannya.
2. Pensinyalan Parakrin
Pada pensinyalan parekrin, sel pensekresi bertindak pada sel target didekatnya dengan
melepas molekul pengatur local ke dalam fluida ekstraseluler.
3. Pensinyalan Sinaptik
Pada pensinyalan sinaptik, sel saraf melepaskan molekul neurotransmitter ke dalam
sinapsis antara sel lain.
4. Pensinyalan Endokrin/ Hormonal
Hormone mensinyal sel target pada jarak yang lebih jauh. Pada hewan, sel endokrin
terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam cairan tubuh yaitu darah. Hormone dapat
mencapai hamper seluruh sel tubuh, tetapi, jika dengan pengatur local. Hanya sel target
spesifik yang mengenali dan merespons sinyal kimiawi yang diberikan.
B. Komunikasi Antar Sel
ii
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari
dan kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi
dan perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama
lain dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah
mereka sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan
berkomunikasi untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.
Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul
(misalnya hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul
yang menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak
antarsel (misalnya melalui sambungan pengomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel
yang berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya
pembuluh darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot
polos). Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara langsung, lewat melalui kanal
protein, atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran pada permukaan sel target
dan memicu transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah
zat yang disebut pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya meningkat
setelah pelekatan molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas protein
lain di dalam sel. Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein
yang pada akhirnya dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.
C. Metode Komunikasi Antar Sel
Selain mengatur segala macam aktivitas ternyata di dalam tubuh kita sel juga
berinteraksi antar satu sama lain. Disamping itu, mereka juag mempunyai cara atau metode
tersendiri dalam berkomunikasi, terdapat tiga metode komunikasi antar sel, yaitu:
1. Komunikasi Langsung
Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat berdekatan. Komunikasi
ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion) atau sinyal kimia melalui hubungan yang
sangat erat antara sel satu dengan lainnya. Gap junction merupakan protein saluran khusus
yang dibentuk oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya aliran ion-ion
(sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP
dalam sitoplasma kedua sel yang berhubungan.
2. Komunikasi Lokal
Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke
cairan ekstrasel (interstitial) untuk berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal
parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).
ii
3. Komunikasi Jarak Jauh
Komunikasi jarak jauh: adalah komunikasi antar sel yang mempunyai jarak cukup jauh.
Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang dihantarkan sel saraf dan atau dengan
sinyal kimia (hormon atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah.
D. Macam dan Komunikasi Sel
Sel prokariotik ( bakteri )
Sel eukariotik (protozoa, fungi, hewan, tumbuhan)
a. Membran Plasma Tersusun dari bahan lemak dan protein Sisi luar bersifat hidrofilik
(suka air) Sisi dalam bersifat hidrofobik (tak suka air) Fungsi:
1. Pembatas
lapisan yang bersinambungan
melingkupi sel, inti, organel.
2. Pembatas yang bersifat selektif permeabel
mencegah pertukaran molekul dari satu sisi ke bagian lainnya.
memungkinkan substansi tertentu masuk ke sitoplasma dari lingkungan
luar
mencegahmasuknya senyawa tertentu masuk ke sitoplasma.
E. Tahapan Komunikasi Sel
Dalam berkomunikasi, sel mempunyai proses komunikasi yang dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu :
1. Penerimaan (reseption), merupakan pendeteksian sinyal yang dating dari luar sel oleh sel
target. Sel kimiawi terdeteksi apabila sinyal itu terikat pada protein seluler, biasanya pada
permukaan sel yang bersangkutan.
2. Transduksi, diawali dengan pengikatan molekul sinyal mengubah protein reseptor. Tahap
transduksi ini mengubah sinyal menjadi suatu bentuk yang dapat menimbulkan respon
seluler spesifik. Pada system Sutherland, pengikastan epinefrin kebagian luar protein
reseptor dalam membrane plasma sel hati berlangsung melalui serangkaian langka untuk
mengaktifkan glikogen fosforilase. Transduksi ini kadang-kadang terjadi dalam satu
langkah, tetapi lebih sering membutuhkan suatu urutan perubahan dalam sederetan
molekul yang berbeda (jalur transduksi) sinyal. Molekul di sepanjang jalur itu sering
disebut molekul relay.
Transduksi sinyal meliputi aktifitas sebagai berikut:
Pengenalan berbagai sinyal dari luar terhadap reseptor spesifik yang terdapat pada
permukaan membran sel.
ii
Penghantaran sinyal melalui membran sel ke dalam sitoplasma.
Penghantaran sinyal kepada molekul efektor spesifik pada bagian membran sel atau
efektor spesifik dalam sitoplasma. Hantaran sinyal ini kemudian akan menimbulkan
respon spesifik terhadap sinyal tersebut. Respon spesifik yang timbul tergantung
pada jenis sinyal yang diterima. Respon dapat berupa peningkatan atau penurunan
aktifitas enzim-enzim metabolik, rekonfigurasi sitoskeleton, perubahan
permeabilitas membran sel, aktifasi sintesa DNA, perubahan ekspresi genetik
atupun program apoptosis.
Terputusnya rangkaian sinyal. Terjadi apabila rangsangan dari luar mulai berkurang
atau terputus. Terputusnya sinyal juga terjadi apabila terdapat kerusakan atau tidak
aktifnya sebagian atau seluruh molekul penghantar sinyal. Informasi yang terjadi
akan melewati jalur rangsang (signal transduction pathway) yang terdiri dari
berbagai protein berbeda atau molekul tertentu seperti berbagai ion dan kanalnya,
berbagai faktor transkripsi, ataupun berbagai tipe sububit regulator. Setiap protein
yang terlibat pada jalur ini mampu menghambat atau mengaktifasi protein yang
berada dibawah pengaruhnya (down stream). Protein utama yang terlibat dalam jalur
rangsang pada umumnya adalah kinase dan posphatase, yang beberapa diantaranya
merupakan protein yang terdapat/larut dalam sitoplasma. Kedua protein ini mampu
melepaskan atau menerima grup posphat dari protein lain sehingga proses
penghantaran atau penghentian sinyal dapat berlangsung.
Secara singkat langkah-langkah transduksi sinyal adalah:
1) Sintesis molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
2) Pelepasan molekul sinyal oleh sel yang memberi sinyal.
3) Transpor sinyal oleh sel target.
4) Pengikatan sinyal oleh reseptor spesifik yang menyebabkan aktivasi reseptor
tersebut.
5) Inisiasi satu atau lebih jalur transduksi sinyal intrasel.
6) Peubahan spesifik fungsi, metabolisme, atau perkembangan sel.
7) Pembuangan sinyal yang mengakhiri respon sel.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi sel adalah proses penyampaian informasi sel dari sel pesinyal menuju ke
sel target. Setiap sel punya reseptor. Punya reakasi transduksi sinyal yang lebih dari satu
dan saling mempengaruhi.Molekul sinyal ekstraseluler bisa diterima oleh reseptor di
membrane atau di dalam sel. Bila di membrane akan menghaslkan transduksi sinyal di
dalam sel dan bisa menghasilkan ekspresi gen yang berubah atau langsung pada
sitoplasma menghasilkan perubahan fungsi dari protein dan itu akan menghasilkan
perubahan perilaku dari sel. Bila yg diubah protein scr langsung dlm sitoplasma maka
akan terlihat efek yang cepat. Tapi bila harus melalui perubahan ekspresi gen hrs
menunggu respond lm wahtu yg cukup lama.
B. Saran
Saya berharap kepada semua pembaca agar dapat untuk memahami isi dari materi ini,
yang membahas tentang Karanagan. Mudah-mudahan dapat berguna bagi kita semua pada
umumnya, dan Perguruan Tinggi STKIP Nias Selatan khususnya.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. Fisiologi Tumbuhan. ITB Bandung : Bandung
ii