komposisi minyak bumi.docx

6
Komposisi Minyak Bumi (II) Posted by EG Giwangkara S pada Jumat, 29 September 2006 Tadinya saya tidak ingin terlalu jauh menulis tentang Komposisi Minyak Bumi, karena ingin segera menulis artikel tentang proses pengolahan minyak bumi menjadi produk-produknya yang kita ketahui dipasaran dan pengendalian mutunya. Tetapi setelah membaca sebuah email berikut dalam sebuah milis, saya jadi tertarik untuk menulis kelanjutannya ; Komposisi Minyak Bumi (The Trilogy).. :-) Berikut adalah sebuah email yang dikirim seseorang dalam sebuah miling list. Parafin dan aspaltin adalah deposit organic yang dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada formasi atau pada jaringan pengangkut. Keduanya serupa tapi tak sama. Parafin adalah senyawa hidrokarbon rantai lurus, N-alkana dengan rantai sangat panjang (C > 100) yang membentuk struktur kristal. Parafin memiliki titik didih lebih dari 240oF. Alpalten merupakan struktur benzen bermuatan, memiliki densitas yang tinggi, membentuk molekul amorf (biasanya padatan britle/getas) . Parafin dapat meleleh sedangkan asphalten terdekomposisi, Deposit keduanya mengambang di air dan larut di air. Parafin larut dalam heptane dan crude oil sedangkan aspalten tidak. Sebagian besar yang ditulisnya adalah benar, tapi ada beberapa hal yang mungkin perlu diluruskan. Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang paling kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan lebih. Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya menjadi empat jenis, yaitu : 1. Parafin 2. Olefin 3. Naften 4. Aromat Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak bumi dalam bentuk olefin, maka minyak bumi kemudian dikelompokkan menjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat.

Upload: rayon-anfield

Post on 20-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Komposisi Minyak Bumi.docx

Komposisi Minyak Bumi (II)

Posted by EG Giwangkara S pada Jumat, 29 September 2006

Tadinya saya tidak ingin terlalu jauh menulis tentang Komposisi Minyak Bumi, karena ingin

segera menulis artikel tentang proses pengolahan minyak bumi menjadi produk-produknya

yang kita ketahui dipasaran dan pengendalian mutunya. Tetapi setelah membaca sebuah

email berikut dalam sebuah milis, saya jadi tertarik untuk menulis kelanjutannya ; Komposisi Minyak Bumi

(The Trilogy).. :-)

Berikut adalah sebuah email yang dikirim seseorang dalam sebuah miling list.

Parafin dan aspaltin adalah deposit organic yang dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pada formasi

atau pada jaringan pengangkut. Keduanya serupa tapi tak sama. Parafin adalah senyawa hidrokarbon rantai

lurus, N-alkana dengan rantai sangat panjang (C > 100) yang membentuk struktur kristal. Parafin memiliki

titik didih lebih dari 240oF.

Alpalten merupakan struktur benzen bermuatan, memiliki densitas yang tinggi, membentuk molekul amorf

(biasanya padatan britle/getas) . Parafin dapat meleleh sedangkan asphalten terdekomposisi, Deposit

keduanya mengambang di air dan larut di air. Parafin larut dalam heptane dan crude oil sedangkan aspalten

tidak.

Sebagian besar yang ditulisnya adalah benar, tapi ada beberapa hal yang mungkin perlu diluruskan. 

Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah merupakan campuran dari ratusan

jenis hidrokarbon dari rentang yang paling kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai

dengan jenis hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan lebih.

Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya menjadi empat jenis,

yaitu :

1. Parafin2. Olefin3. Naften4. Aromat

Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak bumi dalam bentuk olefin, maka

minyak bumi kemudian dikelompokkan menjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan Aromat.

Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa isomernya. Isomer sendiri

adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang sama. Misal pada

Page 2: Komposisi Minyak Bumi.docx

normal-butana pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana, atau kadang disebut juga iso-butana.

Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi memiliki rumus bangun yang berbeda

seperti tampak pada gambar.

Jika atom karon (C) dinotasikan sebagai bola berwarna hitam dan atom hidrogen (H) dinotasikan sebagai

bola berwarna merah maka gambar dari normal-butan dan iso-butan akan tampak seperti gambar berikut :

Page 3: Komposisi Minyak Bumi.docx

Senyawa hidrokarbon ‘normal’ sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai lurus, sedangkan

senyawa isomernya atau ‘iso’ sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai cabang. Keduanya

merupakan jenis minyak bumi jenis parafin.

Sedangkan sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak bumi adalah senyawa siklo-parafin yang

disebut juga naften dan/atau senyawa aromat. Berikut adalah contoh dari siklo-parafin dan aromat.

Page 4: Komposisi Minyak Bumi.docx

‘Keluarga hidrokarbon’ terebut diatas disebut homologis, karena sebagian besar kandungan yang ada dalam

minyak bumi tersebut dapat dipisahkan kedalam beberapa jenis kemurnian untuk keperluan komersial.

Secara umum, di dalam kilang minyak bumi, pemisahan perbandingan kemurnian dilakukan terhadap

hidrokarbon yang memiliki kandungan karbon yang lebih kecil dari C7. Pada umumnya kandungan tersebut

dapat dipisahkan dan diidentifikasi, tetapi hanya untuk keperluan di laboratorium.

Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjang dalam minyak bumi membuat minyak

bumi tersebut digolongkan menjadi minyak bumi jenis aspaltin.

Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni maupun aspaltin murni, tetapi selalu

dalam bentuk campuran antara parafin dan aspaltin. Pengelompokan minyak bumi menjadi minyak bumi

jenis parafin dan minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau dominasi minyak parafin atau aspaltin

dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis parafin jika senyawa parafinnya lebih dominan

dibandingkan aromat dan/atau siklo parafinnya. Begitu juga sebaliknya.

Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik didihnya, atau

berdasarkan trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan titik didih ini lebih sering dilakukan

dibandingkan pengelompokan berdasarkan komposisinya.

Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam minyak bumi terdapat juga zat pengotor

(impurities) berupa sulfur (belerang), nitrogen dan logam. Pada umumnya zat pengotor yang banyak

terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa sulfur organik yang disebut merkaptan. Merkaptan ini mirip

dengan hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu atau lebih atom sulfur dalam molekulnya,

seperti pada gambar berikut :

Page 5: Komposisi Minyak Bumi.docx

Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk tiofen dan disulfida. Tiofen

dan disulfida ini banyak terdapat dalam rantai hidrokarbon panjang atau pada produk distilat pertengahan

(middle distillate).

Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah berupa senyawa halogen organik,

terutama klorida, dan logam organik, yaitu natrium (Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni).

Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti, karena sangat bervariasi,

tergantung bagaimana komposisi jumlah dari rantai hidrokarbonnya. Jika minyak bumi tersebut banyak

mengandung hidrokarbon rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon lebih sedikit maka titik

didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai panjang dimana memiliki jumlah atom

karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih tinggi.