kompetensi akademik mahasiswa bimbingan dan konseling...

6
THE 5 TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta 1190 KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA Caraka Putra Bhakti 1) , Ariadi Nugraha 2) , Hartono 3) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan email: [email protected] 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlan email: [email protected] 3 Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta email: [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini mengukur penguasaan kompetensi akademik mahasiswa bimbingan dan konseling. Pengukuran kompetensi akademik dapat ditagih melalui ujian tertulis yang berupa tes pilihan (multiple choice) yang sangat efektif untuk melakukan survei kemampuan yang dimiliki serta permasalah yang dihadapi oleh kelompok calon konselor yang berjumlah besar. Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif.. Instrumen dalam penelitian berupa tes berisi daftar soal terkait kompetensi akademik yang meliputi: (1) memahami secara mendalam konseli yang dilayani, (2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dan konseling, (3) menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan, dan (4) mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan. Populasi penelitian adalah mahasiswa bimbingan dan konseling semester akhir yang dibatasi pada mahasiswa angkatan 2011 yang telah menempuh PPL dan sedang mengerjakan skripsi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skor kompetensi akadeik 60,8. Dari empat indikator yang dirancang, inkator penguasaan teoritik bimbingan dan konseling tergolong rendah skor pencapaiannya. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan rujukan program studi dalam pengembangan kurikulum dan model pembelajaran yang dilakukan di perguruan tinggi. Kata Kunci: kompetensi, akademik, mahasiswa, bimbingan, konseling 1. PENDAHULUAN Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator, dan instruktur 1 . Masing-masing kualifikasi pendidik, termasuk konselor, memiliki keunikan konteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standar kualifikasi akademik dan kompetensi konselor dikembangkan dan dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang menegaskan konteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor. Konteks tugas konselor berada dalam kawasan pelayanan yang bertujuan mengembangkan potensi dan memandirikan konseli dalam pengambilan keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan umum. Pelayanan dimaksud adalah pelayanan bimbingan dan konseling. Konselor adalah pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling, terutama dalam jalur pendidikan formal dan nonformal. Ekspektasi kinerja konselor dalam menyelenggarakan pelayanan ahli bimbingan dan konseling senantiasa digerakkan oleh motif altruistik, sikap empatik, menghormati keragaman, serta mengutamakan kepentingan konseli, dengan selalu mencermati dampak jangka panjang dari pelayanan yang diberikan. Sosok utuh kompetensi konselor mencakup kompetensi akademik dan profesional sebagai satu keutuhan. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari kiat pelaksanaan pelayanan profesional bimbingan dan konseling. Kompetensi akademik merupakan landasan

Upload: trinhnguyet

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ...lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/211-Caraka_Putra_Bhakti... · Standar kualifikasi ... pelayanan bimbingan dan konseling

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

1190

KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELINGUNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA

Caraka Putra Bhakti1), Ariadi Nugraha2) , Hartono3)

1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlanemail: [email protected]

2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad Dahlanemail: [email protected]

3Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakartaemail: [email protected]

AbstrakTujuan penelitian ini mengukur penguasaan kompetensi akademik mahasiswa bimbingan dankonseling. Pengukuran kompetensi akademik dapat ditagih melalui ujian tertulis yang berupates pilihan (multiple choice) yang sangat efektif untuk melakukan survei kemampuan yangdimiliki serta permasalah yang dihadapi oleh kelompok calon konselor yang berjumlah besar.Penelitian ini menggunakan pendeketan kuantitatif.. Instrumen dalam penelitian berupa tesberisi daftar soal terkait kompetensi akademik yang meliputi: (1) memahami secara mendalamkonseli yang dilayani, (2) menguasai landasan dan kerangka teoretik bimbingan dankonseling, (3) menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memandirikan,dan (4) mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan. Populasipenelitian adalah mahasiswa bimbingan dan konseling semester akhir yang dibatasi padamahasiswa angkatan 2011 yang telah menempuh PPL dan sedang mengerjakan skripsi. Hasilpenelitian menunjukkan rata-rata skor kompetensi akadeik 60,8. Dari empat indikator yangdirancang, inkator penguasaan teoritik bimbingan dan konseling tergolong rendah skorpencapaiannya. Hasil penelitian dapat dijadikan bahan rujukan program studi dalampengembangan kurikulum dan model pembelajaran yang dilakukan di perguruan tinggi.

Kata Kunci: kompetensi, akademik, mahasiswa, bimbingan, konseling

1. PENDAHULUAN

Keberadaan konselor dalam sistempendidikan nasional dinyatakan sebagai salahsatu kualifikasi pendidik, sejajar dengankualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,widyaiswara, fasilitator, dan instruktur1.Masing-masing kualifikasi pendidik,termasuk konselor, memiliki keunikankonteks tugas dan ekspektasi kinerja. Standarkualifikasi akademik dan kompetensikonselor dikembangkan dan dirumuskan atasdasar kerangka pikir yang menegaskankonteks tugas dan ekspektasi kinerja konselor.

Konteks tugas konselor berada dalamkawasan pelayanan yang bertujuanmengembangkan potensi dan memandirikankonseli dalam pengambilan keputusan danpilihan untuk mewujudkan kehidupan yangproduktif, sejahtera, dan peduli kemaslahatan

umum. Pelayanan dimaksud adalah pelayananbimbingan dan konseling. Konselor adalahpengampu pelayanan ahli bimbingan dankonseling, terutama dalam jalur pendidikanformal dan nonformal.

Ekspektasi kinerja konselor dalammenyelenggarakan pelayanan ahli bimbingandan konseling senantiasa digerakkan olehmotif altruistik, sikap empatik, menghormatikeragaman, serta mengutamakankepentingan konseli, dengan selalumencermati dampak jangka panjang daripelayanan yang diberikan.

Sosok utuh kompetensi konselormencakup kompetensi akademik danprofesional sebagai satu keutuhan.Kompetensi akademik merupakan landasanilmiah dari kiat pelaksanaan pelayananprofesional bimbingan dan konseling.Kompetensi akademik merupakan landasan

Page 2: KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ...lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/211-Caraka_Putra_Bhakti... · Standar kualifikasi ... pelayanan bimbingan dan konseling

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

1191

bagi pengembangan kompetensi profesional,yang meliputi: (1) memahami secaramendalam konseli yang dilayani, (2)menguasai landasan dan kerangka teoretikbimbingan dan konseling, (3)menyelenggarakan pelayanan bimbingan dankonseling yang memandirikan, dan (4)mengembangkan pribadi dan profesionalitaskonselor secara berkelanjutan.

Unjuk kerja konselor sangat dipengaruhioleh kualitas penguasaan ke empatkompetensi tersebut yang dilandasi olehsikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yangmendukung. Kompetensi akademik danprofesional konselor secara terintegrasimembangun keutuhan kompetensi pedagogik,kepribadian, sosial, dan profesional.

Pembentukan kompetensi akademikkonselor ini merupakan proses pendidikanformal jenjang strata satu (S-1) bidangBimbingan dan Konseling, yang bermuarapada penganugerahan ijazah akademikSarjana Pendidikan (S.Pd) bidang Bimbingandan Konseling. Sedangkan kompetensiprofesional merupakan penguasaan kiatpenyelenggaraan bimbingan dan konselingyang memandirikan, yang ditumbuhkan sertadiasah melalui latihan menerapkankompetensi akademik yang telah diperolehdalam konteks otentik Pendidikan ProfesiKonselor yang berorientasi pada pengalamandan kemampuan praktik lapangan, dantamatannya memperoleh sertifikat profesibimbingan dan konseling dengan gelar profesiKonselor, disingkat Kons.

Bimbingan dan Konseling dalam kontekssistem pendidikan nasional Indonesiaditempatkan sebagai bantuan kepada pesertadidik untuk dapat menemukan pribadi,memahami lingkungan, dan merencanakanmasa depan. Subjek yang ditangani konseloradalah subjek didik yang berada dalamperkembangan normal. Kehadiran bimbingandan konseling turut memberikan berbagaikontribusi positif dalam penyelenggaraanpendidikan di sekolah.

Bimbingan dan konseling merupakansebuah pekerjaan profesional. Pendidikanpada jenjang S-1 bimbingan dan konselingpada dasarnya dalam rangka penguatan

konsep kelimuan yaitu penguasaankompetensi akademik2.Sedangkan jenjangpendidikan profesi konselor menitikberatkanpada menerapkan konsep keilmuan dansolusi masalah dalam seting nyata. Namunpada saat ini belum ada alat ukur untukmemastikan kompetensi akademik konselorsebagai penyiapan calon konselor sebelummemasuki pendidkan profesi konselor.

Program studi bimbingan dan konselingdi Universitas Ahmad Dahlan merupakansalah satu perguruan swasta yang memilikiakreditasi amat baik. Kurikulum yangdirancang untuk menyelesaikan jenjang S-1adalah 146 sks. Kurikulum yang telahdirancang sedemikian rupa diharapkandicapai kompetensi akademik bimbingankonseling yang mumpuni bagi lulusannya,sehingga dapat menjadi fondasi dalampenguatan kompetensi profesional yangditempuh dalam pendidikan profesi. Namunselama ini belum pernah diukur sejauh manapenguasaan mahasiswa terhadap kompetensiakademik bimbingan dan konseling.Pengukuran ini penting dilakukan sebagaibentuk pertanggungjawabkan penjaminanmutu alumni serta mengetahui kompetensiapasaja yang belum dikuasai sehingga perlumendapatkan penguatan.

2. KAJIAN LITERATUR

Sosok utuh kompetensi konselor terdiriatas 2 komponen yang berbeda namunterintegrasi dalam praksis sehingga tidak bisadipisahkan yaitu kompetensi akademik dankompetensi profesional3. Kompetensiakademik seorang konselor profesional terdiriatas kemampuan :

a. Mengenal secara mendalam konseli-konseli yang hendak dilayani. Sosokkepribadian serta dunia konseli yang perludidalami oleh konselor meliputi bukan sajakemampuan akademik yang selama inidikenal sebagai intelegensi yang hanyamencakup kemampuan kebahasaan dankemampuan numerikal-matematik yanglazim dinyatakan IQ yang mengedepankankemampuan berpikir analitik, melainkanjuga seyogyanya melebar ke segenapspektrum kemampuan intelektual manusia

Page 3: KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ...lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/211-Caraka_Putra_Bhakti... · Standar kualifikasi ... pelayanan bimbingan dan konseling

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

1192

sebagaimana dipaparkan dalam gagasaninteligensi multipel selain jugamenghormati keberadaan kemampuanberfikir sintetik dan kemampuan berpikirpraktikal di samping kemampuan berpikiranalitik yang telah dikenal luas selama ini,motivasi dan keuletannya dalam belajardan/atau bekerja yang diharapkan akanmenerus sebagai keuletan dalam bekerja,kreativitas yang disandingkan dalamkearifan serta kepemimpinan, yangdibingkai dengan kerangka pikir yangmemperhadapkan karakteristik konseliyang telah bertumbuh dalam latarbelakang keluarga dan lingkungan budayatertentu sebagai rujukan normatif besertaberbagai permasalahan serta solusi yangharus dipilihnya dalam rangka memetakanlintasan perkembangan kepribadiankonseli dari keadaannya sekarang ke arahyang dikehendaki. Selain itu, sesuaidengan panggilan hidupnya sebagaipekerja di bidang profesi perbantuan ataupemfasilitasi (helping professions), dalamupayanya mengenal secara mendalamkonseli yang dilayaninya itu, konselorselalu menggunakan penyikapan yangempatik, menghormati keragaman, sertamengedepankan kemaslahatan konselidalam pelaksanaan layanan ahlinya.

b. Menguasai khasanah teoritik danprosedural termasuk teknologi dalambimbingan dan konseling. Penguasaankhasanah teoritik dan prosedural sertateknologik dalam bimbingan dankonseling mencakup kemampuan :1) Merancang kegiatan pelayanan

bimbingan dan konseling.2) Mengimplementasikan kegiatan

pelayanan bimbingan dan konseling.3) Menilai proses dan hasil kegiatan

pelayanan bimbingan dan konselingserta melakukan penyesuaian-penyesuaian sambil jalan (mid-courseadjustment) berdasarkan keputusantransaksional selama tentang prosesbimbingan dan konseling dalam rangkamemandirikan konseli (midcompetence).

4) Mengembangkan profesionalitassebagai konselor secara berkelanjutan.

Penguasaan kompetensi profesionalkonselor terbentuk melalui latihan dalammenerapkan kompetensi akademik dalambidang bimbingan dan konseling yang telahdikuasai itu dalam konteks otentik di sekolahatau arena terapan layanan ahli lain yangrelevan melalui Program Pendidikan ProfesiKonselor berupa Program PengalamanLapangan (PPL) yang sistematis dansungguh-sungguh (rigorous), yang terentangmulai dari observasi dalam rangkapengenalan lapangan, latihan ketrampilandasar penyelenggaraan konseling, latihanterbimbing (supervised practice) yangkemudian terus meningkat menjadi latihammelalui penugasan terstruktur (self-managedpractice) sampai dengan latihan mandiri (self-initiated practice) dalam programpemagangan, kesemuanya dibawahpengawasan dosen pembimbing dan konselorpamong. Sesuai dengan misinya untukmenumbuhkan kemampuan profesionalkonselor, maka kriteria utama keberhasilandalam keterlibatan mahasiswa dalam ProgramPendidikan Profesi Konselor berupa ProgramPengalaman Lapangan itu adalahpertumbuhan kemampuan calon konselordalam menggunakan rentetan panjangkeputusan-keputusan kecil (minute if-thendecisions atau tacit knowledge) yangdibingkai kearifan dalam mengorkestrasikanoptimasi pemanfaatan dampak layanannyademi ketercapaian kemandirian konseli dalamkonteks tujuan utuh pendidikan. Oleh karenaitu, pertumbuhan kemampuan mahasiswacalon konselor sebagaimana digambarkandiatas, mencerminkan lintasan dalampertumbuhan penguasaan kiat profesionaldalam penyelenggaraan pelayanan bimbingandan konseling yang berdampakmenumbuhkan sosok utuh konselor sebagaipraktisi yang aman buat konseli.

Penguasaan kompetensi akademik dalambimbingan dan konseling dapat ditagih ujiantertulis baik yang berupa tes pilihan (multiplechoice) yang sangat efektif untuk melakukansurvei kemampuan yang dimiliki sertapermasalah yang dihadapi oleh kelompokcalon konselor yang berjumlah besar maupunmelalui berbagai asesmen inidividual untukmengakses kemampuan dan minat serta

Page 4: KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ...lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/211-Caraka_Putra_Bhakti... · Standar kualifikasi ... pelayanan bimbingan dan konseling

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

1193

permasalahan yang dihadapi oleh calonkonselor sebagai perseorangan4.

3. METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif. Subyek penelitian ini adalahmahasiswa semester akhir angkatan 2011.Semester akhir yang dimaksud adalahmahasiswa yang sedang menyelesaikan tugasakhir skripsi. Jumlah subyek penelitian 120orang. Teknik pengumpulan datamenggunakan tes pilihan ganda. HasilInstrumen telah diujicobakan pada 30 subyekselain seubyek penelitian. Hasil ujicobaterdapat 6 item soal gugur. Analisis datadalam penelitian ini adalah denganmenggunakan statistik diskriptif denganteknik persentase, yaitu statistik yangberfungsi untuk mendeskrepsikan ataumemberi gambaran terhadap obyek yangditeliti melalui sampel atau populasisebagaimana adanya.

4. HASIL DAN PEMBAHASANKemajuan suatu bangsa bergantung pada

kualitas SDM-nya. Kualitas SDM dihasilkanoleh pendidikan yang berkualitas,Menghasilkan pendidikan berkualitas, gurumenjadi faktor kunci keberhasilan5. Gurumerupakan faktor penentu keberhasilanpenyelenggaraan pendidikan.

Beberapa studi bahkan menunjukkanbahwa kontribusi guru tetap tinggi meskipundalam sistem pendidikan dan pendekatanpembelajaran yang bervariasi. LembagaPendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)mengemban tugas menyiapkan guruprofesional, pendidik generasi bangsa masadepan. Guru merupakan jabatan profesionalyang memberikan layanan ahli dan menuntutpersyaratan kemampuan akademik,pedagogis, sosial, maupun profesional.

Pengukuran kompetensi akademik dapatditagih melalui ujian tertulis yang berupa tespilihan (multiple choice) yang sangat efektifuntuk melakukan survei kemampuan yangdimiliki serta permasalah yang dihadapi olehkelompok calon konselor yang berjumlah

besar. Hasil pengukuran menunjukkan hasilsebagai berikut.

Grafik 1. Interval Data Penelitian

Berdasarkan data diatas dapat diketahuidari 120 subyek penelitian. Pada interval skor71-80 terdapat 15 responden. Pada intervalskor 71-80 terdapat 15 responden. Padainterval skor 61-70 terdapat 65 responden.Pada interval skor 51-60 terdapat 21responden. Pada interval skor 41-50 terdapat9 responden. Pada interval skor 31-40terdapat 4 responden. Pada interval skor 21-30 terdapat 6 responden. Sedangkan rerataskor adalah 60,4. Hasil penelitian inimenunjukkan rerata pencapaian kompetensiakademik mahasiswa yaitu pada skor 60,4.Hasil ini dirasa cukup baik dibandiing darihasil uji kompetensi guru tahun 2015 terhadap2.430.427 guru, menunjukkan rata-ratanasional belum mencapai target, yakni 53,05dari target 55. Nilai kemampuan profesional54,77; sedangkan nilai rata-rata kompetensipedagogik 48.94. Hanya ada 7 provinsi yangmencapai nilai rata-rata nasional, yakniDaerah Istimewa Yogyakarta (62,58), JawaTengah (59,10), DKI Jakarta (58,44), JawaTimur (56,73), Bali (56,13), Bangka Belitung(55,13), dan Jawa Barat (55,06). Terendahrata-rata di salah satu provinsi di luar Jawa,hanya mencapai angka 41,963.Hasil UjiKompetensi Guru (UKG) dapat digunakansebagai refleksi kualitas guru Indonesia.Sementara itu, Dirjen Guru dan TenagaKependidikan menyatakan bahwa target nilairata-rata UKG tahun 2016 sebesar 65,sehingga menuntut upaya dan kerja kerasguna pencapaiannya. Upaya peningkatankualitas harus dilakukan, antara lain denganpenyiapan guru profesional melalui

15

65

219 4 6

020406080

71-80 61-70 51-60 41-50 31-40 21-30

Interval Hasil Penelitian

Page 5: KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ...lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/211-Caraka_Putra_Bhakti... · Standar kualifikasi ... pelayanan bimbingan dan konseling

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

1194

penyelenggaraan pendidikan penghasil guruyakni di LPTK.

Sosok utuh kompetensi konselormencakup kompetensi akademik danprofesional sebagai satu keutuhan.Kompetensi akademik merupakan landasanilmiah dari kiat pelaksanaan pelayananprofesional bimbingan dan konseling.Kompetensi akademik merupakan landasanbagi pengembangan kompetensi profesional,yang meliputi: (1) memahami secaramendalam konseli yang dilayani, (2)menguasai landasan dan kerangka teoretikbimbingan dan konseling, (3)menyelenggarakan pelayanan bimbingan dankonseling yang memandirikan, dan (4)mengembangkan pribadi dan profesionalitaskonselor secara berkelanjutan.

Sedangkan hasil skor rerata dilihat darisetiap indikator kompetensi akademikkonselor sebagai berikut.

Tabel.1. Rerata skor setiap indikator

Indikator Rerata skormemahami secaramendalam konseli yangdilayani,

90

menguasai landasan dankerangka teoretikbimbingan dan konseling,

65

menyelenggarakanpelayanan bimbingan dankonseling yangmemandirikan, dan

80

mengembangkan pribadidan profesionalitaskonselor secaraberkelanjutan.

70

Berdasarkan tabel diatas, pencapaian setiapindikator kompetensi akademik konselor, (1)memahami secara mendalam konseli yangdilayani mencapai skor 90, (2) menguasailandasan dan kerangka teoretik bimbingandan konseling mencapai skor 65, (3)menyelenggarakan pelayanan bimbingan dankonseling yang memandirikan mencapai skor80, dan (4) mengembangkan pribadi dan

profesionalitas konselor secara berkelanjutanmancapai skor 70.

Lulusan sesungguhya adalah akumulasidari dari interaksi antara input dan prosespendidikan yang terjadi di LPTK. Untuk itu,penelaahan yang mendalam terhadap aspekinput dan proses menjadi sangat penting.Penguatan kompetensi konselor dalammencapai taraf keprofesionalan tidak bisadilakukan secara seporadis dan tiba-tiba,namun memerlukan proses yang panjang.Untuk menyandang gelar Konsleor,mahasiswa wajib menempuh pendidikan S-1dalam bimbingan dan konseling. S-1merupakan jenjang akademik.

Proses pembelajaran diarahkan padaupaya untuk mengaktifkan peserta didik,bukan dalam arti fisik melainkan dalamkeseluruhan perilaku belajar. Keaktifan inidapat diwujudkan antara lain melaluipemberian kesempatan menyatakan gagasan,mencari informasi dari berbagai sumber danmelaksanakan tugas-tugas yang merupakanaplikasi dari konsep-konsep yang telahdipelajari.Pendidikan tinggi LPTK, sebagaipendidikan tingi yang mengemban misi untukmenghasilkan calon pendidik yang unggul,yaitu pendidik yang dapat melaksanakantugas pembelajaran dan pendidikan yangditandai dengan kemampuan melaksanakanpembelajaran yang aktif, inovatif, danmenyenangkan atau active learning in school(ALIS), harus disiapkan melalui satu sistempendidikan yang bermutu. Proses pendidikancalon pendidik di LPTK harus dirancang dandikembangkan berdasarkan prinsip activelearning in higher education (ALIHE) ataustudent active learning (SAL).

Ide dasar dari student-centeredness ìsstudent might not only choose what to study,but how and why that topic might be aninteresting one to study6. SCL merupakanstrategi pembelajaran yang menempatkanmahasiswa sebagai subyek/peserta didik yangaktif dan mandiri, dengan kondisi psikologiksebagai adult learner, bertanggung jawabsepenuhnya atas pembelajarannya, sertamampu belajar beyond the classroom. Denganprinsip-prinsip ini maka para mahasiswa

Page 6: KOMPETENSI AKADEMIK MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ...lpp.uad.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/211-Caraka_Putra_Bhakti... · Standar kualifikasi ... pelayanan bimbingan dan konseling

THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta

1195

diharapkan memiliki dan menghayati jiwalife-long learner serta menguasai hard skillsdan soft skills yang saling mendukung. Di sisilain, para dosen beralih fungsi menjadifasilitator, termasuk sebagai mitrapembelajaran, tidak lagi sebagai sumberpengetahuan utama.

5. KESIMPULANHasil penelitian menunjukkan rata-rata

skor kompetensi akadeik 60,8. Dari empatindikator yang dirancang, inkator penguasaanteoritik bimbingan dan konseling tergolongrendah skor pencapaiannya. Hasil penelitiandapat dijadikan bahan rujukan program studidalam pengembangan kurikulum dan modelpembelajaran yang dilakukan di perguruantinggi.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003tentang Sistem PendidikanNasional.

[2] Sunaryo Kartadinata.2013. ImplikasiKKNI Terhadap PengembanganKurikulum LPTK. : BahanDiskusi pada Foum ProdiBimbingan dan Konseling : UNY.

[3] Kemendikbud, 2016. 7 Provinsi RaihNilai Terbaik Uji KompetensiGuru 2015.http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/01/7-provinsi-raih-nilai-terbaik-uji-kompetensi-guru-2015.

[4] Depdiknas. 2008. Penataan PendidikanProfesional Konselor dan LayananBimbingan dan Konseling DalamJalur Pendidikan Formal. Jakarta :Depdiknas.

[5] Intan, Ahmad.2016. Arah & KebijakanKementerian Riset, Teknologi, danPendidikan Tinggi : Kurikulumdan Sistem Pembelajaran LPTK.Makalah Disampaikan diKonferensi Nasional Pendidikan

(KONASPI) ke VIII di UniversitasNegeri Jakarta. 14 Oktober 2016.

[6] Harsono. 2008. Student-CenteredLearning di Perguruan Tinggi.Vol. 3. No.1. Maret 2008. JurnalPendidikan Kedokteran danProfesi Kesehatan Indonesia.