komparasi konsep puasa dalam perspektif agama baha’i dan...

107
i KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDU Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: AKHMAD ALWY NIM : 1112032100011 JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: tranxuyen

Post on 11-Feb-2018

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

i

KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF

AGAMA BAHA’I DAN HINDU

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

AKHMAD ALWY

NIM : 1112032100011

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari
Page 3: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari
Page 4: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari
Page 5: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, taufiq dan hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth Ibu Dr. Sri Mulyati, MA selaku Dosen pembimbing skripsi saya yang

telah memberikan bimbingan sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.

2. Kedua orang tua penulis yang selalu setia mendoakan yang terbaik, dan

segala perjuanganya demi masa depan penulis yang lebih baik.

3. Yth. Bapak. Dr. Media Zainul Bahri, MA, dan Ibu Dra. Halimah

Mahmudy, MA, selaku ketua dan sekretaris jurusan Studi Agama-Agama

Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Yth. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA, selaku Dekan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Yth. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Yth. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin Jurusan Studi Agama-

Agama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Ahmad Ridho, DESA,

Bapak Dr. Media Zainul Bahri, MA, Ibu Dra. Hermawati, MA, Ibu Siti

Nadroh, MA, Bapak Prof. Dr. Kautsar Azhari Noer, MA, Bapak Prof. Dr.

Ridwan Lubis, MA, Bapak Drs. M. Nuh Hasan, MA, Bapak Dr. Amin

Page 6: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

vii

Nurdin, MA, Bapak Dr. Hamid Nasuhi, M.Ag, Bapak Dr. Ismatu Ropi.

Ph.D, yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu pengetahuan

yang sangat bermanfaat kepada penulis.

7. Staf dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin, dan Perpustakaan

Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Pusat Universitas

Indonesia Depok, Perpustakaan Kemenag RI, Perpustakaan Nasional, yang

telah memberikan banyak referensi dan manfaat kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini.

8. Keluarga penulis, paman dan bibiku dan seluruh keluarga besarku tercinta

yang senantiasa memberikan penyemangat kepada penulis sehingga

penulis tergerak untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

9. Yth guruku sekaligus mamangku yaitu Ust. Muhammad Hamzah A.md

yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga dapat

terselesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman se-angkatan jurusan Studi Agama-Agama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang setia selalu membantu, memotivasi dan

memberikan arahan kepada penulis.

11. Terimakasih kepada Teh Mila Lidyawati S.Pdi yang telah memberikan

mentoring serta motivasi agar cepat terselesaikan skripsi ini.

12. Untuk teman-teman Kostn di samping Kampus UIN Jakarta yaitu Noval

S.Ag, M. Lutfy Hidayatusholeh SH, Endang Rusdiana S.Ag, Agung

S.Kim, Jamiluddin S.Ag, Muhammad Rizeky SH, dan semuanya yang

tidak bisa saya sebutkan namun semuanya turut memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 7: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

viii

13. Untuk teman-teman KKN SATU SEGI UIN Jakarta yang telah

memberikan semangat kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan

skripsi ini.

14. Untuk teman-teman Sekretariat HIMALAYA (Himpunan Mahasiswa

Tasikmalaya) yang telah memberikan semangat dan tempat penginapan

selama saya mengerjakan skripsi.

15. Untuk teman-teman IRMAFA (Ikatan Remaja Masjid Fatullah) UIN

Jakarta yang telah banyak memberikan motivasi dan semangat serta

solidaritas kepengurusan serta anggota yang banyak memberikan manfaat

kepada penulis.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan

dan pahala keberkahan dari Allah SWT sebagai amal ibadah, dan apa-apa yang

kita cita-citakan bisa segera tercapai. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan demi perbaikan-perbaikan kedepan. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

Ciputat, 27 November 2016

Penulis

Page 8: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

ix

DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………….i

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN………………………………..iv

ABSTRAK.............................................................................................................v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... .vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 8

D. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 8

E. Metode Penelitian .................................................................................. 10

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 12

BAB II KONSEP PUASA DALAM AGAMA BAHA’I

A. Sekilas Sejarah Agama Baha’i ................................................................ 14

1. Sejarah Agama Baha’i di Indonesia .................................................. 16

2. Pendiri Agama Baha’i ........................................................................ 17

3. Ajaran Dan Ritual- Ritual Dalam Agama Baha’i............................... 23

B. Sejarah Puasa Dalam Agama Baha’i ...................................................... 33

C. Pengertian Puasa Menurut Agama Baha’i .............................................. 35

D. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Dalam Agama Baha’i ............................. 36

E. Tujuan dan Manfaat Puasa Bagi Penganut Baha’i ............................... 37

Page 9: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

x

BAB III KONSEP PUASA DALAM AGAMA HINDU

A. Sekilas Sejarah Agama Hindu……………………………………….... 39

1. Sejarah Agama Hindu Di Indonesia……………………………….. 42

2. Pendiri Agama Hindu……………………………………………… 42

B. Sejarah Puasa Dalam Agama Hindu………………………………….. 43

C. Pengertian Puasa Menurut Agama Hindu…………………………….. 46

D. Jenis-Jenis Puasa Dalam Agama Hindu.................................................. 49

E. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Dalam Agama Hindu…………………... 50

F. Tujuan dan Manfaat Puasa Bagi Penganut Hindu...................................51

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN KONSEP PUASA DALAM AGAMA

BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU

A. Konsep Hari-hari HA atau Sisipan Dalam Agama Baha’i...................... 53

B. Konsep Sivaratri Dalam Agama Hindu ................................................. 63

C. Persamaan dan Perbedaan Konsep Puasa Dalam Agama Baha’i Dan

Agama Hindu ......................................................................................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 75

B. Saran ....................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa agama, tidak hanya dalam agama Islam, setiap agama

juga mempunyai ajaran-ajaran keagamaan bagi para penganutnya, yang

mempunyai makna tersendiri, dalam hal ini salah satunya mengenai puasa.

Puasa tidak hanya dilakukan oleh agama Islam, tetapi agama lainnya seperti

Baha’i, Hindu, Kristen, dan lainnya-pun mempunyai ajaran tentang puasa.

Puasa merupakan salah satu ibadah yang dilakukan di setiap agama-

agama. Puasa telah dikenal dan diajarkan umat-umat terdahulu, sebagai bentuk

ibadah universal. Tata cara dan tujuan dari puasa itu sendiri mempunyai

makna dan tujuan yang berbeda-beda dalam agama tersebut. Di sini saya

mengambil konsep puasa dalam agama Baha’i dan Hindu karena saya ingin

mengkomparasikan dua agama yang berbeda yaitu agama Baha’i, seperti yang

kita ketahui bahwasannya Baha’i merupakan agama yang cukup baru dan

berkembang sekitar abad 90-an dengan agama Hindu yang kita ketahui

bersama merupakan salah satu agama yang tertua di dunia. Maka dari itu saya

mengambil judul ini.

Puasa dalam agama Baha’i, Kristen, Hindu, dan Islam memiliki

persamaan dan perbedaan dalam beberapa segi, terutama dalam tujuan, motif,

dan manfaat dari puasa tersebut.1

1Rodiah Adawiyah Hasibuan, Konsep Puasa Dalam Agama Baha’i dan Islam (Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 2.

Page 11: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

2

Agama Bahá’í (bahasa Arab:Baha’iyyah) adalah agama monoteistik yang

menekankan pada kesatuan spiritual bagi seluruh umat manusia. Agama Baha’i

lahir di Persia (sekarang Iran) pada abad ke 19.2 Pendirinya bernama

Bahá’u’lláh. Pada awal abad kedua puluh satu, jumlah penganut Bahá’í sekitar

enam juta orang yang berdiam di lebih dari dua ratus negeri di seluruh dunia

yang menyebar di beberapa negara khususnya di Indonesia.3

Baha’i masuk ke Indonesia sekitar tahun 1878, dibawa oleh dua orang

pedagang dari Persia dan Turki, yaitu Jamal Effendi dan Mustafa Rumi. Dalam

situs resmi agama Baha’i di Indonesia, dijelaskan agama Baha’i adalah agama

yang independen dan bersifat universal, bukan sekte dari agama lain ataupun

sempalan dari agama lainnya.4

Menurut ajaran tradisi Baha’i, puasa wajib dilaksanakan pada bulan Ala

(Keluhuran), Kaum Baha’i melakukan puasa selama 19 hari sebelum

merayakan Hari Raya Naw-Ruz yang jatuh setiap ekuinoks (musim semi)

biasanya tanggal 20 atau 21 Maret. Puasa ini dipandang sebagai periode

persiapan spritual dan regenerasi untuk tahun baru di dalam kalender Baha’i,

pada bulan Ala ini biasanya terjadi antara tanggal 1 dan 20 Maret atau tanggal

2 dan 21 Maret. Puasa adalah kewajiban spiritual seorang individu, dan tidak

dapat ditegakan oleh lembaga-lembaga Baha’i. Diwajibkan bagi yang sudah

berusia 15 sampai 70 tahun dan dalam keadaan sehat, kecuali orang yang

berpergian, sakit, hamil, menyusui, haid, atau terlibat dalam pekerjaan berat.5

2Baha’u’llah, Agama Baha’i, (T.tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia:2015), h. 2.

3www.baha’iindonesia.org. Di akses pada tanggal 22 Maret 2017.

4www.baha’iindonesia.org. Di akses pada tanggal 22 Maret 2017.

5Baha’ullah, Doa, h. 184.

Page 12: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

3

Baha’u’llah bersabda:

“Kami telah memerintahkan kepadamu agar bersembahyang dan

berpuasa dari awal akil balig; inilah perintah tuhan, Tuhanmu dan

Tuhan nenek moyangmu...”6

Baha’u’llah merekomendasikan bahwa umat Baha’i harus bermeditasi

setiap hari, berpikir tentang apa yang mereka lakukan pada siang hari dan pada

apa tindakan mereka yang layak. Umat Baha’i percaya, bahwa melalui meditasi

pintu pengetahuan yang lebih dalam dan inspirasi dapat dibuka, tetapi mereka

menghindari takhayul dalam meditasi.7

Menurut ajaran agama Baha’i juga ada ketentuan sembahyang wajib.

Bahá’u’lláh membuat doa pribadi sehari-hari sebagai kewajiban agama bagi

semua penganut Baha’i yang ber usia 15 ke atas. Setiap hari, salah satu dari

tiga sembahyang wajib harus dikatakan: Doa pendek dibacakan sekali setiap 24

jam antara siang dan matahari terbenam; Doa menengah diucapkan tiga kali

sehari, di pagi hari, di siang hari dan di malam hari; Doa panjang yang harus

dibacakan sekali dalam setiap 24 jam setiap saat- idealnya ketika dalam

keadaan kagum dan hormat.8

Selanjutnya, dalam agama Hindu, juga terdapat tradisi puasa. Puasa

dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Selain Upawasa dalam Agama

Hindu juga ada SIWARÂTRI yang memiliki tujuan yang sama dengan puasa

yaitu pengendalian diri dan meningkatkan spiritual. Puasa berasal dari bahasa

6Baha’u’llah, Doa, h. 170.

7Baha’ullah, Doa, h. 184.

8Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 133.

Page 13: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

4

Sansekerta yang terdiri dari kata Upa dan Wasa, di mana Upa artinya dekat

atau mendekat, dan Wasa artinya Tuhan atau Yang Maha Kuasa. Upawasa atau

puasa artinya mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Puasa menurut

Hindu tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar, tidak hanya untuk

merasakan bagaimana menjadi orang miskin dan serba kekurangan, dan tidak

saja untuk menghapus dosa dengan janji surga. Puasa menurut Hindu adalah

untuk mengendalikan nafsu Indria, mengendalikan keinginan. Indria haruslah

berada di bawah kesempurnaan pikiran, dan pikiran berada di bawah kesadaran

budhi. Jika indria kita terkendali, pikiran kita terkendali maka kita akan dekat

dengan kesucian, dekat dengan Tuhan. 9

Upawasa merupakan bagian brata, dan brata bagian dari brata-yoga-tapa-

samadi, yang menjadi satu kesatuan dalam konsep Nyama Brata. Kewajiban

warga Hindu menggelar bratayoga-tapa-samadi diisyaratkan dalam kakawin

Arjuna Wiwaha sebagai berikut.

“Hana mara janma tan pamihutang brata-yoga-tapa-samadi

angetul aminta wiryya suka ning Widhi sahasaika, binalikaken

purih nika lewih tinemuiya lara, sinakitaning rajah tamah

inandehaning prihatin.”10

Artinya:

“Ada orang yang tidak pernah melaksanakan brata-yoga-tapa-samadi,

dengan lancang ia memohon kesenangan kepada Widhi (dengan memaksa)

maka ditolaklah harapannya itu sehingga akhirnya ia menemui penderitaan

dan kesedihan, disakiti oleh sifat-sifat rajah (angkara murka/ambisius) dan

tamah (malas dan loba), ditindih oleh rasa sakit hati.”11

Tegasnya, bila ada orang yang tidak pernah menggelar brata-yoga-tapa-

samadi lalu memohon sesuatu kepada Hyang Widhi maka permohonannya itu

9Sri Svani Sivananda, Hari Raya & Puasa dalam Agama Hindu (Surabaya: Paramita, 2002,

Cetakan Pertama), h. 144. 10

Artikel di akses pada tanggal 18 Agustus 2016 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu. 11

www.baha’iindonesia.org. Di akses pada tanggal 27 Mei 2017.

Page 14: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

5

akan ditolak bahkan akan mendatangkan penderitaan baginya. Yang dimaksud

dengan brata adalah mengekang hawa nafsu pancaindra, yoga adalah tepekur

merenungi kebesaran Hyang Widhi; tapa adalah pengendalian diri; samadi

adalah mengosongkan pikiran dan penyerahan diri total sepenuhnya pada

kehendak Hyang Widhi.12

Jadi berpuasa yang baik senantiasa disertai dengan kegiatan lainnya

seperti di atas, tidak dapat berdiri sendiri. Upawasa batal jika melanggar/tidak

melaksanakan brata-yoga-tapasamadi. Untuk kesempurnaan berpuasa, disertai

juga dengan ber-dana punia, yaitu memberikan bantuan materi kepada kaum

miskin.13

Aturan-aturan berpuasa bermacam-macam, antara lain: Upawasa yang

dilaksanakan dalam jangka panjang lebih dari sehari, di mana pada waktu siang

tidak makan/minum apa pun. Yang dinamakan siang adalah sejak hilangnya

bintang timur daerah timur sampai timbulnya bintang-bintang di sore hari;

Upawasa jangka panjang antara 3-7 hari dengan hanya memakan nasi putih

tiga kepel setiap enam jam; Upawasa jangka pendek selama 24 jam tidak

makan/minum apa pun disertai dengan mona (tidak berbicara), dilaksanakan

ketika Siwaratri dan sipeng (Nyepi); Upawasa total jangka pendek selama 24

jam dilaksanakan oleh para wiku setahun sekali untuk menebus dosa-dosa

karena memakan sesuatu yang dilarang tanpa sengaja; puasa itu dinamakan

santapana atau kricchara; Upawasa total jangka pendek selama 24 jam

12

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata (Surabaya: Paramita, 2006, h. 5. 13

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata (Surabaya: Paramita, 2006, h. 5.

Page 15: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

6

dilaksanakan oleh para wiku setiap bulan untuk meningkatkan kesuciannya,

dinamakan candrayana.14

Menurut ajaran dalam agama Hindu Puasa tidak hanya sekedar menahan

haus dan lapar, tidak hanya untuk merasakan bagaimana menjadi orang miskin

dan serba kekurangan, dan tidak saja untuk menghapus dosa dengan janji

surga, melainkan untuk mengendalikan nafsu indria, mengendalikan keinginan.

Indria haruslah berada di bawah kesempurnaan pikiran, dan pikiran berada di

bawah kesadaran budhi. Jika indria seseorang terkendali, pikiran terkendali

maka seseorang akan dekat dengan kesucian, dekat dengan Tuhan. Menurut

agama Hindu juga banyak sekali jenis-jenis puasa antara lain; puasa wajib,

puasa yang tidak wajib, puasa yang berkaitan dengan upacara tertentu, puasa

dengan hal-hal tertentu. Di dalam agama Hindu untuk kesempurnaan berpuasa

umat Hindu saling memberikan bantuan materi kepada kaum miskin, lain

halnya dengan agama Baha’i.15

Agama Baha’i juga puasa merupakan salah satu kewajiban terbesar bagi

penganut Baha’i, dan tujuan utamanya adalah untuk menghidupkan kembali

jiwa dan membawa orang lebih dekat kepada Allah. Dalam agama Baha’i juga

terdapat persamaan dengan agama Hindu yaitu ada ritual-ritual puasa wajib

yang dilakukan pada hari-hari tertentu yaitu pada hari raya Naw-Ruz yang

jatuh setiap tanggal 20 atau 21 Maret, puasa pada hari- hari tertentu contohnya

pada tanggal 2 dan 21 Maret, dan lain sebagainya, sedangkan dalam agama

Hindu ada yang dinamakan puasa (Upawasa) total yaitu 24 jam penuh.

14

Artikel di akses pada tanggal 18 Agustus 2016 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu. 15

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata (Surabaya: Paramita, 2006, h. 6.

Page 16: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

7

Setelah melihat sekilas beberapa gambaran kerangka dalam puasa agama

Baha’i dan Hindu, maka dari itu penulis tertarik untuk lebih jauh, sekaligus

mengkomparasikan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari

pembahasan skripsi ini.

Berangkat dari latar belakang inilah penulis bermaksud untuk membahas

permasalahan ini dengan judul: “Komparasi Konsep Puasa Dalam Persfektif

Agama Baha’i dan Hindu”.

B. Perumusan dan Batasan Masalah

Adapun pembahasan yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

penulis yaitu Puasa dalam agama Baha’i dan agama Hindu, dengan melihat

latar belakang di atas, maka untuk menghindari pembahasan yang meluas,

penulis membatasi penelitian ini pada pemaknaan puasa dalam persfektif

agama Baha’i dan agama Hindu serta manfaat puasa bagi penganutnya serta

seluruh umat manusia.

Pokok permasalahan skripsi ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan-

pertanyaan dibawah ini:

1. Apa makna Puasa dalam agama Baha’i dan agama Hindu?

2. Apa Persamaan dan Perbedaan puasa dalam agama Baha’i dan agama

Hindu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui makna puasa dalam agama Baha’i dan agama

Hindu.

Page 17: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

8

b. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan puasa dalam agama

Baha’i dan agama Hindu.

2. Manfaat

Manfaat yang ingin dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Diharapkan dapat menambah pengetahuan atau wawasan mengetahui

tentang puasa dalam agama Baha’i dan agama Hindu, dan sebuah upaya

untuk menjadikan umat menjadi mengerti tentang puasa dan manfaatnya

bagi kedua umat masing-masing agama tersebut.

b. Untuk mengetahui tradisi puasa dari masing-masing agama, dalam hal ini

agama Baha’i dan agama Hindu, lalu diharapkan agar masyarakat non-

penganut kedua agama ini dapat saling menghormati persamaan dan

perbedaan setiap tujuan dan ritual puasa terebut.

D. Tinjauan Pustaka

Menurut dalam kajian terdahulu yang membahas mengenai topik yang

penulis ambil ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Diantaranya

ada sebuah penulisan hasil karya atau buku-buku yang membahas mengenai

topik yang penulis ambil diantaranya yaitu:

Buku karya Sri Svami Sivananda, yang berjudul Hari Raya & Puasa

dalam Agama Hindu, yang diterbitkan oleh Paramita, 2002. Buku ini

menjelaskan bahwasannya hari raya dalam agama hindu dan puasa dalam

agama Hindu yang mempunyai aturan-aturan dan tata cara dalam melakukan

puasa tersebut serta beberapa manfaat-manfaat dan puasa dalam agama Hindu

bagi kehidupan sehari-hari.

Page 18: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

9

Buku karya K.M Suhardana, yang berjudul Upawasa, Tapa, dan Brata

berdasarkan Agama Hindu, yang diterbitkan oleh Paramita, 2006. Buku ini

menjelaskan tentang Upawasa, tapa dan brata adalah tiga kata yang identik,

tetapi mempunyai pengertian yang tidak persis sama. Upawasa dapat dijelaskan

dalam arti sempit yaitu tidak makan dan minum, sedangkan dalam arti luas

tidak hanya tidak makan dan minum, tetapi juga pengendalian diri baik dalam

bertindak, berkata, maupun bertindak. Sedangkan brata diartikan sebagai

pengekangan diri, pengendalian diri,atau melaksanakan pantangan atau tidak

melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran agama hindu, dan brata

adalah suatu upacara atau hari-hari raya tertentu.

Buku karya Dharam Vir Singh, yang berjudul Hinduisme Sebuah

Pengantar, yang diterbitkan oleh PARAMITA Surabaya, 2006. Buku ini

mencoba menjelaskan tentang sejarah dan ajaran-ajaran dalam agama Hindu,

dari awal tersebarnya agama Hindu hingga pada zaman sekarang ini.

Buku karya Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, yang berjudul Agama-Agama

Minor, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, 2013. Buku ini mencoba

menjelaskan tentang agama-agama minor yang tersebar luas di seluruh penjuru

dunia ini, diantaranya agama Sikh, agama Shinto, agama Baha’i dan lain

sebagainya. Selanjutnya yaitu Majalah atau buku agama Baha’i yang

diterbitkan oleh Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia, 2008. Majalah atau

buku ini menjelaskan secara singkat sejarah dan ajaran-ajaran dalam agama

Baha’i.

Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa program studi Perbandingan Agama

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Rodiah

Page 19: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

10

Adawiyah Hasibuan, yang berjudul: “Konsep Puasa Dalam Agama Baha’i dan

Islam“, dalam skripsi tersebut membahas tentang bagaimana konsep puasa

dalam kedua agama tersebut dan komparasi konsep dan makna serta manfaat

bagi kehidupan khusunya bagi kedua penganut agama tersebut.

Skripsi yang ditulis oleh mahasiswa program studi Perbandingan Agama

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Nurjaman,

yang berjudul: “Peran Puasa dalam Agama Hindu dan Agama Islam”, dalam

skripsi tersebut membahas tentang bagaimana peran dan manfaat puasa dari

agama Hindu dan agama Islam, dan manfaatnya dalam kehidupan umat

beragama dai kedua agama tersebut.

E. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research),

yaitu menjadikan bahan pustaka sebagai sumber data utama yang dimaksudkan

untuk menggali teori-teori dan konsep-konsep yang telah ditentukan oleh para

ahli terdahulu, mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan

diteliti, memperoleh orientasi yang luas mengenai topik yang dipilih,

memanfaatkan data sekunder serta menghindarkan duplikasi penelitian.16

Dan

Interview (wawancara) sebagai data tambahan untuk menghasilkan data-data

sebagai penyempurna penelitian ini. Pendekatan penelitian ini menggunakan

metode pendekatan teologis yaitu metode pendekatan yang memahami agama

secara harfiah atau pemahaman yang menggunakan kerangka ilmu ketuhanan

yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan

yang dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.

16

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES,

1982), h. 70

Page 20: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

11

1. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian kepustakaan ini dikumpulkan dengan cara studi

dokumentasi yaitu dengan cara melihat atau menganalisis dokumen atau

media tertulis untuk mendapatkan gambaran terkait tema yang diangkat

secara jelas dan rinci.17

Mengenai pengumpulan data penulis menggunakan metode atau

teknik study pustaka (library research). Dimana melalui dua sumber data

yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer yaitu

pembahasan yang ada kaitannya langsung dengan judul untuk

mengembangkannya dan sumber data sekunder yaitu materi pembahasan

yang diperoleh dan dikutip dari berbagai sumber, sebagai pendukung dalam

penulisan skripsi. Dan Interview atau wawancara sebagai data penyempurna

penelitian ini.

2. Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah

kualitatif, karena untuk menemukan penjelasan, uraian, dan keterangan yang

diharapkan. Penulis mengolah data yang ada, untuk selanjutnya di tafsirkan

dalam konsep yang bisa mendukung sasaran dan objek pembahasan.

3. Analisis Data

Langkah-langkah yang penulis tempuh untuk sampai kepada analisis

data, sebagai berikut: Pertama, penulis menghimpun butir-butir data yang

relevan dengan masalah-masalah yang tercangkup dalam kajian skripsi ini,

baik dari sumber primer maupun sumber sekunder. Kedua,

17

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.

143.

Page 21: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

12

mengklasifikasikan data ke dalam sejumlah pembahasan. Ketiga,

mendeskripsikan dan menganalisis data secara kritis dalam pembahasan

masing-masing agar masalah yang dibicarakan jelas. Dengan demikian

digunakan pula metode komparasi, yaitu membandingkan kedua pandangan

atau konsep dalam hal ini menyikapi tentang konsep puasa dalam kedua

agama tersebut. Dari perbandingan tersebut diharapkan dapat ditemukan

perbedaan dan persamaaan yang pada akhirnya akan diketahui implikasinya

dalam memahami konsep puasa dalam Baha’i dan Hindu itu sendiri dan

manfaat bagi kedua penganutnya khususnya dan umumnya bagi umat

manusia.

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan

oleh CeQDA (Center for Quality Develovment and Assurance) Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih mengarah, maka skripsi ini disistematisir

menjadi lima bab, yang setiap bab terdiri dari sub bab yang isinya saling

berkaitan antara satu dengan lainnya sehingga merupakan satu-kesatuan yang

utuh.

Adapun sistematika tersebut adalah sebagai berikut:

Bab I. Bab ini merupakan pendahuluan yang akan mengantarkan pada

bab-bab berikutnya. Bab ini berisi latar belakang masalah, pokok

permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan skripsi, metode penelitian, dan

sistematika penulisan untuk memperoleh data secara lengkap dan teratur.

Page 22: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

13

Metode penelitian ini diterapkan terhadap obyek penelitian yang kemudian

akan diimplementasikan dalam bab-bab berikutnya.

Bab II. Bab ini berisi tentang Konsep Puasa Dalam Agama Baha’i, yang

membahas tentang Sejarah puasa dalam agama Baha’i, Pengertian, Tata cara

Pelaksanaan Puasa dalam agama Baha’i, Tujuan dan Manfaat Puasa.

Bab III. Bab ini membahas tentang Konsep Puasa Dalam Agama Hindu,

yang membahas mengenai Sejarah puasa dalam agama Hindu, Pengertian,

Tata cara Pelaksanaan Puasa dalam agama Hindu, Tujuan dan Manfaat Puasa.

Bab IV. Bab ini merupakan pembahasan atas data-data yang telah

dituangkan dalam bab sebelumnya. Berisi analisis terhadap Perbandingan

Makna Puasa dalam agama Baha’i dan Agama Hindu yang meliputi:

Persamaan dan Perbedaan Makna Puasa, Tata cara Puasa dalam Agama Baha’i

dan Hindu serta Tradisi Puasa dalam Agama Baha’i dan Agama hindu.

Bab V. Bab ini merupakan akhir dari proses penulisan atas hasil

penelitian yang berpijak pada bab-bab sebelumnya. Berisi kesimpulan, saran-

saran, dan penutup. Dengan memberikan kesimpulan yang benar-benar

lengkap dan dorongan agar benar-benar memahami tentang Makna Puasa

dalam agama Baha’i dan dalam agama Hindu.

Page 23: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

14

BAB II

KONSEP PUASA DALAM AGAMA BAHA’I

A. Sekilas Sejarah Agama Baha’i

Agama Baha’i mulai diproklamirkan pada tahun 1863, Baha’u’llah

mulai mengumumkan misinya tentang kesatuan umat manusia serta

mewujudkan keselarasan di antara agama-agama.1 Selama 40 tahun,

Baha’u’llah banyak menulis wahyu yang diterimanya dan menjelaskan secara

luas tentang keesaan Tuhan, kesatuan agama, serta kesatuan umat manusia,

dalam kurang lebih 100 Kitab, Loh, Buku. Baha’u’llah mengumumkan bahwa

umat manusia kini berada pada ambang pintu zaman baru, zaman

kedewasaan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, sekarang

terbuka kemungkinan bagi setiap orang untuk melihat seluruh bumi dengan

semua bangsanya yang beranekaragam, dalam satu persfektif.2

Baha’u’llah mengajarkan bahwa semua agama berasal dari satu Tuhan

Yang Maha Esa. Semua utusan Tuhan mengajarkan keesaan Tuhan dan

mewujudkan cinta Tuhan dalam kalbu-kalbu para hamba-Nya. Baha’ullah

bersabda bahwa kini telah saatnya telah tiba bagi setiap bangsa di dunia

menjadi anggota dari satu keluarga besar umat manusia dan mendirikan suatu

masyarakat sedunia. Persia adalah negara Muslim Syi’ah. Menurut tradisi

Syi’ah terdapat wacana dua belas orang imam yang yang menunjukan pintu

1Baha’u’llah, Agama Baha’i, (T.tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia:2015), h. 2.

2Baha’u’llah, Agama Baha’i, (T.tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i Indonesia:2015), h. 3.

Page 24: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

15

gerbang kebenaran agama. Imam yang ke dua belas hilang pada abad ke 19

dan kaum Syi’ah meyakini bahwa suatu saat nanti, Imam yang hilang akan

muncul kembali sebagai Al-Mahdi, yang dijanjikan akan membawa

perdamaian dan keselarasan umat manusia di muka bumi ini.3

Agama Baha’i lahir pada tahun 1844 di persia. Nama Baha’i ini diambil

dari nama pembawanya yaitu Mirza Husein bin Ali yang bergelar

“Baha’u’llah” yang berarti “Kemuliaan Allah” yang lahir di Teheran tahun

1817. Agama ini pada mulanya berpusat di Teheran dari tahun 1844 hingga

tahun 1921. Kemudian pada masa Shoghi Effendi memegang tampuk

pimpinan Baha’i, pusatnya dipindahkan ke Haifa Israel dan menjadi pusat

agama Baha’i. Pada tahun 1950, The Baha’i International Community

menjadi anggota government dari PBB dengan status sebagai konsultan di

Dewan Ekonomi dan Sosial.4

Pengikut Baha’i berarti orang-orang yang percaya akan Babullah

sebagai pesuruh Agung yang diutus oleh Allah untuk menyiarkan suatu agama

yang tunggal dan Abadi yaitu Baha’i. Agama ini bukan merupakan salah satu

firqah atau madzhab dari Islam, Kristen, Yahudi dan yang lainnya, tetapi

agama ini dipandang sebagai penerus agama Islam, Kristen, Yahudi,

3Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor Cet. 1 (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2013), h. 115. 4Nuhrison, M.Nuh, Aliran-Aliran Keagamaan Aktual Di Indonesia (Jakarta: Badan Litbang

dan Diklat Kementrian Agama, 2010), h. 26.

Page 25: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

16

walaupun pada awal sejarah pertumbuhannya Baha’i merupakan aliran atau

firqah dalam Islam.5

Agama Baha’i ini telah menyebar dan memiliki perwakilan di 135

negara dan 1128 wilayah penting di seluruh dunia. Baha’i merupakan agama

yang berkembang terus dan menarik kalangan pemuda maupun dewasa.

Dewasa ini ada lima buah rumah ibadah Baha’i berupa temple seperti

Frankfut di german, Sidney di Australia, Kampala di Afrika, Wilmett(AS),

NewDelhi di India, Samoa di Lautan Pasific, Santiago di Amerika Selatan,

dan Panama di Amerika Tengah. Rumah ibadah yang lainnya sedang

dibangun di India dan Samoa.6

1. Sejarah Agama Baha’i di Indonesia

Di Indonesia, agama Baha’i mulai menanamkan pengaruhnya pada

tahun 1954 bahkan menurut sebagian informasi masuk sebelum tahun 1954.

Yaitu sekitar 1878. Pada mulanya agama Baha’i ini merupakan kepercayaan

perorangan, kemudian membentuk komunitas-komunitas di berbagai wilayah

di Indonesia. Wilayah yang sudah terdapat komunitas Baha’i-nya adalah

Klaten, Bojonegoro, Ponorogo, Sulawesi Selatan, Tulungagung, Rembang,

Sigli, Meulaboh, Jakarta, Banyuwangi, Madiun, Bali, dan Sumatera Barat.7

5Agama Baha’i pada awalnya di pandang sebagai penerus dari agama Islam, Kristen dan

Yahudi tetapi sebenernya agama Baha’i merupakan agama yang berdiri sendiri atau Independen seperti

yang tertera dalam website resmi baha’iindonesia.org. 6www.baha’iindonesia.org. Di akses pada tanggal 22 Maret 2017.

7Nuhrison, M.Nuh, Aliran-Aliran Keagamaan Aktual Di Indonesia (Jakarta: Badan Litbang

dan Diklat Kementrian Agama, 2010), h. 27.

Page 26: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

17

Agama Baha’i masuk ke Indonesia sekitar tahun 1878, dibawa oleh dua

orang pedagang dari Persia dan Turki, yaitu Jamal Effendi dan Mustafa Rumi.

Dalam situs resmi agama Baha’i di Indonesia, dijelaskan agama Baha’i adalah

agama yang independen dan bersifat universal, bukan sekte dari agama lain

ataupun sempalan dari agama lainnya.8

Agama Baha’i menyatakan sebagai agama sedunia yang bertujuan

mempersatukan semua ras dan bangsa dalam satu ajaran universal

berdasarkan prinsip-prinsip keesaan tuhan, kesatuan agama, dan persatuan

seluruh umat manusia.9

2. Pendiri Agama Baha’i

a. Bab

Sayyid Ali Muhammad As-Syairozi lebih dikenal dengan gelarnya Bab

itu, di lahirkan pada tanggal 20 Oktober 1819 di kota Shiraz Iran. Ia

dilahirkan dari keluarga bangsawan terkemuka dan merupakan keturunan

Nabi Muhammad. Ayahnya meninggal ketika dia masih kecil, dan selanjutnya

diasuh dan dibesarkan oleh pamannya. Ketika sekolah ia memiliki

kemampuan yang luar biasa, dan setelah dewasa bekerja sama dengan

pamannya sebagai pedagang di Bushihr, sebuah kota di Barat Daya Shiraj dan

menikah serta mempunyai anak bernama Ahmad yang meninggal ketika

masih bayi.

8www.baha’iindonesia.org. Di akses pada tanggal 22 Maret 2017.

9Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 116.

Page 27: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

18

Pada tahun 1840 Bab tinggal selama setahun di kota suci Syi’ah di Irak

dan menjalin kontak langsung dengan sayyid Khazim Rasyti, pemimpin

madzhab Syaikhiyah. Setelah wafat Sayyid Khazim, pada awal tahun 1844

seorang murid Sayyid Khazim bernama Mulla Husyn pergi ke sebuah masjid

dan bermeditasi selama empat puluh hari. Sebagaimana yang telah

diamanatkan oleh Sayyid Khazim, Mulla Husyn diperintahkan untuk mencari

“Qaim”. Pada akhirnya ia bertemu dengan Bab, dimana Bab menyatakan

bahwa dirinya adalah “Qaim” yang di janjikan.

Sang Bab mengajarkan bahwa banyak tanda dan peristiwa yang ada

dalam kitab-kitab suci yang harus dimengerti dalam arti kias, bukan arti

harfiyah. Dia melarang perbudakan, juga melarang perkawinan sementara,

yang pada waktu itu merupakan praktek Syi’ah Iran. Selama enam tahun dia

menyampaikan tanpa henti bahwa waktunya telah dekat bagi munculnya

perwujudan Tuhan yang baru dan memperiapkan jalan bagi kedatangan-Nya.

Dia mengajarkan untuk memurnikan hati dari kehampaan duniawi, sehingga

dapat mengenali Dia Yang Dijanjikan ketika Dia datang.10

Pada tahun 1844, Bab memproklamirkan dirinya sebagai utusan Tuhan

dan menganggap dirinya sebagai nabi terbesar, di mana kedatangannya

hendak menyempurnakan tugas kenabian dari agama-agama besar

10

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 117.

Page 28: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

19

sebelumnya. Akibat dari pengakuan dan ajarannya itu Bab di hukum gantung

oleh Khalifah di wilayah Persia pada tahun 1850.11

Sang Bab dihukum mati dan dieksekusi di kota Tabriz. Jenazahnya

diambil oleh para pengikutnya secara diam-diam, dan akhirnya dibawa dari

Iran ke Bukit Karmel di tanah suci yang pada waktu itu berada di bawah

keajaan Ottoman, Turki (sekarang Israel) dan dikuburkan di suatu tempat

yang di tentukan oleh Baha’u’llah. Makam Sang Bab kini menjadi tempat

berziarah yang penting bagi umat Baha’i.12

b. Baha’u’llah

Baha’u’llah lahir pada tahun 1817 di Teheran, ibu kota Persia, nama

aslinya Mirza Husayn Ali. Sejak kecil dia menunjukan tanda-tanda

keagungannya, dia tidak bersekolah tetapi memiliki anugerah luar biasa

dengan pengetahuan bawaan. Dia berasal dari keluarga bangsawan, dan

memilih mengabdikan hidupnya untuk menolong orang-orang yang tertindas,

orang sakit, orang miskin, dan memperjuangkan keadilan.13

Pada tahun 1848-1852, lebih dari dua puluh ribu pengikut Bab telah

dibunuh, termasuk hampir semua pengikut yang awal (Huruf Hidup).

Baha’u’llah sendiri termasuk salah seorang pengikut dan pendukung utama

Bab. Pada tahun 1863, ketika Baha’ullah ditahan di penjara bawah tanah

Siyah-Chal (lubang hitam) di kota Teheran, dia menerima permulaan dari

11

Nuhrison, M.Nuh, Aliran-Aliran Keagamaan Aktual Di Indonesia (Jakarta: Badan Litbang

dan Diklat Kementrian Agama, 2010), h. 27. 12

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 118. 13

Hushmand fathe’zam, Taman Baru, (T.tp: Majelis Rohani Nasional baha’i Indonesia:2009),

h. 35

Page 29: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

20

midi Ilahinya sebagai “Dia yang akan Tuhan Wujudkan” sebagaimana telah

diramalkan oleh Bab.

Setelah keluar dari penjara, dia hidup dipengasingan dan meninggalkan

negerinya merantau ke Bagdad. Di Bagdad ini Baha’u’llah mulai mengajarkan

ajaran Baha’i dan mendapatkan cukup banyak pengikut. Diapun mengulangi

proklamasi kenabiannya melalui surat-surat yang dikirim kepada raja-raja dan

pemerintah di Timur dan Barat.14

Dalam menyebarkan ajarannya Baha’u’llah mengalami banyak

tantangan, pembuangan dan pemenjaraan. Dia diasingkan sebanyak empat

kali dari satu negeri ke negeri lainnya, sampai akhirnya di asingkan ke kota

Akka (Ottoman). Meskipun mengalami beberapa penderitaan, Baha’u’llah

terus mewahyukan firman Tuhan selama lebih empat puluh tahun dengan

membawa cinta dan energi rohani ke dunia ini, sehingga kesatuan dan

kesejahteraan manusia pasti terwujud.

Ajaran-ajarannya dinyatakan selaras dengan zaman kini dan kondisi

umat manusia saat ini. Baha’u’llah mengatakan:

“Inilah hari saat karunia-karunia Ilahi yang paling unggul telah

dicurahkan kepada manusia, hari saat anugerah-Nya yang paling

agung telah dihembuskan ke dalam segala ciptaan. Diwajibkan

kepada semua bangsa di dunia untuk menyelesaikan perselisihan-

perselisihan mereka, dan dengan persatuan dan perdamaian yang

sempurna hidup di bawah naungan pohon pemeliharaan dan kasih

sayang Tuhan”

Jadi dijelaskan bahwasannya pada saat ini telah datang karunia dari

Tuhan yang tercurahkan kepada manusia, kepada semua umat di perintahkan

14

Nuhrison M. Nuh, Aliran-Aliran Keagamaan Aktual Di Indonesia, h. 27.

Page 30: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

21

untuk menyelesaikan segala permasalahan dan perselisihan diantara

sesamanya, dengan mempersatukan seluruh umat manusia sebagai tujuan

dasar agama Baha’i.

Baha’u’llah wafat pada tahun 1892, Makamnya terletak di dekat kota

Akka dan menjadi tempat tersuci bagi umat Baha’i. Dalam surat wasiatnya,

Baha’u’llah menunjuk putra sulungnya, Abdul Baha’ sebagai suri tauladan

agama Baha’i. Penafsir yang sah atas tulisan sucinya, serta pemimpin agama

Baha’i setelah Baha’u’llah wafat.15

c. Abdul Baha’

Abdul Baha’ lahir pada malam yang sama ketika Sang Bab

mengumumkan misi-Nya pada tahun 1844 dan wafat pada bulan November

1921, dalam usia 77 tahun dan kini dikuburkan di salah satu ruang dari

Makam Sang Bab di Haifa. Abdul Baha’ ia adalah putra Baha’u’llah yang

diangkat sebagai penterjemah ajaran-ajarannya dan menjadi petunjuk bagi

para murid-muridnya.16

Abdul Baha’ mengembangkan ajarannya dengan melakukan perjalanan

ke Eropa, Mesir, Amerika Serikat dan Kanada. Dia berbicara di gereja-gereja,

universitas dan kelompok-kelompok ilmuwan di berbagai Negara.17

Baha’u’llah sendiri yang langsung mendidik Abdul Baha’ agar memiliki

sifat seorang Baha’i sejati. Dia telah mengalami pembuangan dan

15

Hushmand fathe’zam, Taman Baru, (T.tp: Majelis Rohani Nasional baha’i Indonesia:2009),

h. 35 16

Hushmand fathe’zam, Taman Baru, (T.tp: Majelis Rohani Nasional baha’i Indonesia:2009),

h. 43. 17

Nuhrison M. Nuh, Aliran-Aliran Keagamaan Aktual Di Indonesia, h. 28.

Page 31: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

22

pemenjaraan yang panjang bersama ayahnya. Setelah dia dibebaskan sebagai

akibat dari “Revolusi Pemuda Turki” (pada tahun 1908), dia mengadakan

suatu perjalanan selama tahun 1910-1913 ke Mesir, Inggris, Skotlandia,

Perancis, Amerika Serikat, Jerman, Austria, dan Hungaria, dimana dia

mengumumkan misi ajaran Baha’i mengenai perdamaian, keadilan sosial

kepada sesama umat agama, berbagai organisasi pendukung perdamaian , para

pengajar di universitas-universitas, para wartawan, pejabat pemerintah dan

khalayak umum lainnya.

Dalam wasiatnya Abdul Baha’ menunjuk cucu tertuanya yaitu Shogi

Effendi Rabbani, sebagai wali Agama sekaligus sebagai penafsir ajaran agama

ini.

d. Shoghi Effendi

Shoghi Effendi ia merupakan cucu dari Abdul Baha’ yang kemudian

menjadi penjaga kepercayaan Baha’i setelah Baha’u’llah meninggal.

Sebagaimana dalam surat wasiat Abdul Baha; Shoghi Effendi ditunjuk

sebagai Wali Agama Baha’i dan penafsir yang sah ajaran-ajaran Baha’i, maka

selama hidupnya, hampir tiga puluh enam tahun, Shoghi Effendi

menterjemahkan banyak tulisan suci. Dia melaksanakan berbagai rencana

global untuk pengembangan masyarakat Baha’i, mengembangkan pusat

Baha’i sedunia, melakukan surat-menyurat dengan banyak masyarakat dan

individu Baha’i di seluruh dunia, mendirikan dan membangun struktur

Page 32: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

23

administrasi Baha’i yang mempersiapkan jalan untuk didirikannya balai

keadilan sedunia.18

Shoghi Effendi juga membangun dan memperluas kuil Baha’i dan taman

di Israel. Shoghi Effendi meninggal pada tahun 1957. Setelah kematian

Shoghi Effendi, kepemimpinan agama Baha’i bukan berdasarkan keturunan

Baha’u’llah lagi, tetapi yang dipilih dari berbagai perkumpulan Baha’i di

seluruh dunia. Lembaga tertinggi dalam agama Baha’i adalah Balai Keadilan

Sedunia. Di setiap negara, orang-orang Baha’i memilih Majelis Rohani

Nasional, dan di setiap daerah memilih Majelis Rohani Setempat. Tidak ada

ulama atau pendeta dalam agama Baha’i, dan Majelis Rohani setempatlah

yang mengatur urusan-urusan masyarakat.

Majelis Rohani Setempat terdiri dari sembilan anggota yang dipilih oleh

semua orang Baha’i dewasa di suatu masyarakat secara rahasia, dalam

suasana penuh doa.

3. Ajaran dan Ritual Dalam Agama Baha’i

a. Kitab Suci

Yang disebut Kitab Suci dalam agama Baha’i adalah kumpulan tulisan

dan amanat Sang Bab dan ajaran-ajaran dan tulisan-tulisan Baha’u’llah. Buku

yang tersuci adalah yang di sebut Kitab i-Aqdas. Tulisan-tulisan suci dalam

bentuk asli disahkan oleh Baha’ullah sendiri, sehingga tidak ada keraguan atas

keasliannya.

18

Hushmand fathe’zam, Taman Baru, (T.tp: Majelis Rohani Nasional baha’i Indonesia:2009),

h. 53

Page 33: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

24

b. Percaya Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Perwujudan Tuhan

Baha’u’llah mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Maha

Agung, yakni Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengirim para Utusan Tuhan

untuk membimbing manusia. Tuhan adalah pencipta dari segala sesuatu. Dia

telah menciptakan langit dan bumi, dengan gunung dan lembah, gurun dan

laut, dengan sungai, padang rumput dan pohon-pohonnya. Tuhan telah

menciptakan hewan serta menciptakan manusia.

Umat Baha’i percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta alam semesta

dan Dia bersifat Tidak Terbatas, Tak Terhingga, dan Maha Kuasa. Tuhan

tidak dapat difahami, dan manusia tidak bisa sepenuhnya memahami realitas

keilahian-Nya. Oleh karena itu, Tuhan telah memilih untuk membuat Diri-

Nya dikenal oleh manusia melalui para utusan Tuhan, diantaranya Ibrahim,

Musa, Krishna, Zoroaster, Budha, Isa, Muhammad, dan Baha’u’llah. Para

Utusan Tuhan yang suci itu bagaikan cermin yang memantulkan sifat-sifat

dan kesempurnaan Tuhan.

c. Kesatuan Umat Manusia, Dunia dan Keragaman

Tujuan agama Baha’i adalah mempersatukan umat manusia. Ajaran

Baha’i mengajarkan bahwa manusia adalah buah dari pohon dan daun-daun

dari satu dahan. Meski berbeda satu sama lainnya, namun tumbuh pada akar

yang sama, menjadi bagian dari satu pohon keluarga. Semua harus berusaha

menyelaraskan pikiran dan tindakan dengan keyakinan tentang kesatuan

manusia. Umat manusia dapat diumpamakan sebagai kebun yang luas, yang di

dalamnya tumbuh berdampingan bunga-bunga yang beraneka warna, bentuk,

Page 34: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

25

dan wanginya. Keindahan dan daya tarik dari kebun itu terletak pada

keanekaragaman tersebut.

Baha’ullah menegaskan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan

Tuhan, harus diperlakukan dengan baik, harus saling menghargai dan

menghormati.

d. Sifat Roh dan Kehidupan Sesudah Mati

Umat baha’i percaya tentang adanya roh yang kekal yang ada pada

setiap manusia walaupun tidak sepenuhnya mampu memahami sifat roh itu.

Baha’u’llah bersabda:

“Engkau telah menanyakan kepada-Ku mengenai hakikat roh.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya roh adalah sebuah tanda Tuhan,

sebuah permata surgawi yang kenyataannya telah gagal dipahami

oleh orang-orang yang paling terpelajar, dan tidak ada akal, betapa

pun tajamnya, yang dapat berharap untuk membuka rahasianya.”19

Agama Baha’i mengajarkan bahwa roh berasal dari alam rohani Tuhan.

Roh bukanlah bagian dari dunia materi. Hubungan roh dengan badan seperti

hubungan cahaya dengan cermin yang memantulkannya. Cahaya yang tampil

di cermin, tidak berada dalam cermin. Cahaya berasal dari sumber luar.

Begitu pula roh itu tidak berada dalam badan.20

Jadi dalam agama Baha’i roh

itu bukanlah dari dunia materi melainkan dari alam rohani Tuhan.

Penjelasan pengetahuan tentang roh dan kehidupan sesudah mati

dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:

19

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor Cet. 1 (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2013), h. 128 20

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor Cet. 1 (Jakarta: UIN Jakarta

Press,2013), h. 128.

Page 35: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

26

1) Roh adalah suatu entitas rohani yang diciptakan oleh Tuhan.

2) Manusia terdiri dari gabungan roh dan Badan.

3) Kematian hanyalah perubahan kondisi, setelah itu roh berkembang terus

selama-lamanya.

4) Roh merupakan suatu tanda Tuhan.

5) Roh yang setia kepada Tuhan akan memantulkan cahaya-Nya dan akan

mendekati-Nya.

6) Roh tidak dapat maju sendiri, ia membutuhkan bantuan perwujudan

Tuhan.

7) Roh yang setia akan mencapai kedudukan yang mulia dan kebahagiaan

abadi, tetapi roh yang tidak setia akan menyadari kerugiannya dan akan

diliputi penyesalan abadi.

8) Di alam baka, roh dapat mengenali roh-roh yang dicintai dan dapat

bergaul dengan para sahabat Tuhan.

e. Agama

Menurut Baha’u’llah, agama merupakan saraba terbesar untuk

menciptakan tata tertib di dunia dan kebahagiaan yang sentosa bagi semua

yang berdiam di dalamnya. Jika lampu agama meredup, maka keributan dan

kekacauan akan terjadi, cahaya-cahaya kejujuran, keadilan, ketenangan, dan

kedamaian, akan berhenti besinar. Agama Tuhan adalah untuk kasih dan

persatuan; janganlah membuatnya penyebab kebencian dan perselisihan.

Page 36: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

27

Dalam pandangan Baha’i, agama memiliki dua aspek yaitu aspek hakiki

dan aspek sementara.21

Asspek hakiki adalah ajaran-ajaran kerohanian yang

tidak berubah, sedangkan aspek sementara adalah peraturan-peraturan yang

diberikan sesuai dengan keperluan zamannya.

Ajaran Baha’i mengumpamakan para perwujudan Tuhan dengan

seorang dokter, yang tugasnya adalah “menyembuhkan umat manusia yang

terpecah belah dari penyakitnya.” Obat yang diberikan pada suatu zaman tidak

akan sama dengan obat yang diberikan pada zaman berikutnya. Oleh karena

itu, agama asal Mula di dunia tampaknya berbeda-beda. Tapi sebenarnya

menurut ajaran Baha’i semua agama itu tunggal dan berasal dari sumber yang

sama. Inilah agama Allah yang tak berubah-ubah, abadi pada masa lampau,

kekal pada masa yang akan datang.

f. Hukum

Setiap agama dan perwujudan Tuhan membawa hukum dan peraturan

kepada umat manusia untuk membimbing ke jalan yang benar. Beberapa dari

hukum dan perintah itu abadi, sedangkan yang lainnya berubah seiring dengan

kemajuan dan perubahan umat manusia.

Kebanyakan hukum Baha’i terdapat dalam kitab i-Aqdas, diterapkan

secara bertahap sesuai dengan keadaan masyarakat. Beberapa hukum Baha’i

yang sudah berlaku secara umum diantaranya:

1) Sembahyang wajib Baha’i

21

Aspek Hakiki: ajaran-ajaran kerohanian yang tidak berubah, sedangkan Aspek sementara:

peraturan-peraturan yang diberikan sesuai dengan keperluan zamannya dan sewaktu-waktu bisa

menyesuaikan pada zaman.

Page 37: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

28

2) Membaca tulisan suci setiap hari

3) Dilarang bergunjing dan memfitnah

4) Menjalankan puasa Baha’i setiap tahun.

5) Dilarang mengkonsumsi minuman beralkohol, obat bius, kecuali untuk

perawatan medis.

6) Homoseksual tidak diperbolehkan

7) Dilarang berjudi

8) Perayaan Hari-hari Sembilan Belas, pada hari pertama setiap bulan dari

kalender Baha’i.

9) Setelah kematian dilarang membawa tubuh lebih dari satu jam perjalanan

dari batas kota tempat kematian.

10) Tubuh harus dibungkus dengan kain kafan dari sutera atau kapas dan

diletakan di dalam peti mati yang terbuat dari batu yang dipoles, kristal

atau kayu keras. Sebuah doa khusus harus dibaca sebelum penguburan.

11) Bekerja adalah ibadah

12) Taat kepada pemerintah

13) Hukum perdata mengambil prioritas di atas hukum agama Baha’i

14) Wajib memberikan pendidikan anak-anak

15) Pengulangan nama Tuhan 95 kali dalam sehari.

16) Berburu binatang diperbolehkan dengan syarat menyebut nama Allah

sebelum berburu. Jika tewas dalam jaring atau jebakan tidak

diperbolehkan.

Page 38: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

29

g. Kesejajaran Perempuan dan Laki-laki

Agama Baha’i mengajarkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan,

kesetaraan penuh dan kesadaran yang kuat tentang kemitraan antara

perempuan dan laki-laki sangatlah penting untuk kemajuan manusia dan

masyarakat.22

“Kaum wanita mempunyai hak yang sama dengan kaum pria di

dunia; dalam agama dan dalam masyarakat kaum wanita merupakan

unsur yang sangat penting. Selama kaum wanita terhalang dari

pencapaian potensi tertingginya, selama itu pula kaum pria pun tidak

akan bisa mencapai kebesaran yang seharusnya dapat menjadi

miliknya”.

“Umat manusia bagaikan seekor burung dengan kedua sayapnya;

laki-laki dan perempuan. Burung itu tidak dapat terbang ke langit

kecuali kedua sayapnya kuat dan digerakan oleh kekuatan yang sama

berkembang ke tingkat yang sama”.23

h. Ajaran Etika

Umat Baha’i percaya bahwa manusia harus berupaya memperoleh sifat-

sifat mulia serta bertingkah laku sesuai dengan standar moral yang tinggi.

Salah satu dasar kehidupan Baha’i adalah mengembangkan dan memperoleh

sifat-sifat mulia seperti kebaikan hati, kedermawanan, toleransi, belas kasihan,

sifat dapat dipercaya, niat yang murni, dan semangat pengabdian. Umat

Baha’i dilarang bergunjing, berbohong, mencuri, dan berjudi, minuman

beralkohol, dan narkoba.

22

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h.130. 23

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h.132.

Page 39: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

30

i. Ritual atau Praktek Keagamaan

1) Sembahyang Wajib, Puasa dan Doa

Umat Baha’i diwajibkan untuk bersembahyang, dilaksanakan secara

individu, serta untuk berpuasa selama periode tertentu. Sembahyang, puasa

dan doa yang paling tinggi adalah yang dilakukan semata-mata demi cinta

kepada Tuhan, bukan karena takut pada-Nya, atau takut pada neraka atau

karena mengharapkan surga. Kewajiban sembahyang dan puasa adalah

sebagai rahmat dan karunia yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk

memberi makan rohani agar menjadi kuat.

Ada tiga sembahyang wajib diantaranya yaitu:24

a) Yang terpendek dilakukan sekali sehari antara tengah hari hingga matahari

terbenam.

b) Sembahyang menengah dilaksanakan tiga kali sehari pada waktu pagi,

tengah hari, dan petang.

c) Sembahyang panjang dilakukan sekali sehari kapan saja, dalam dua puluh

empat jam.

Umat Baha’i dapat memilih salah satu saja dari ketiga sembahyang itu,

tapi ia wajib melakukannya. Sembahyang ini dilakukan secara sendiri-sendiri;

tidak ada sembahyang wajib secara berjamaah, kecuali sembahyang jenazah.

Sebelum sembahyang, harus membasuh wajah dan tangan terlebih dahulu,

dan sewaktu bersembahyang harus menghadap ke Kiblat Baha’i (ke arah

makam Baha’ullah). Dari ketiga sembahyang wajib itu, sembahyang

24

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 133.

Page 40: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

31

panjanglah yang paling banyak mengandung gerakan, yang mencerminkan

simbol dari sikap batin.

Selanjutnya yaitu mengenai puasa, Puasa adalah salah satu kewajiban

terbesar seorang Baha’i, dan tujuan utamanya adalah untuk menghidupkan

kembali jiwa dan membawa orang lebih dekat kepada Allah. Berpuasa adalah

berpantang dari makanan dan minuman. Berpuasa berarti melakukan praktek

menahan diri untuk menjauhkan diri dari semua selera tubuh dan sebagainya,

untuk dapat berkonsentrasi pada diri sendiri sebagai mahluk spritual dan

untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Selain sembahyang wajib dan puasa, terdapat pula banyak doa dan

Tulisan Suci lainnya yang dianjurkan untuk dibaca dan dipelajari. Kewajiban-

kewajiban kerohanian itu membantu orang-orang Baha’i untuk memenuhi

tujuan dan hidup mereka, yaitu mengenal dan menyembah Tuhan dan

berkembang secara rohani. Di dunia jasmani, manusia harus makan setiap hari

yang merupakan kebutuhan tubuh manusia. Jika tidak makan maka akan jatuh

sakit dan mati. Begitupun dengan roh, roh juga membutuhkan makanan. Dan

doa adalah makanan bagi perkembangan rohani. Doa adalah cara untuk

membuat permintaan kepada Tuhan, seperti percakapan dengan Tuhan.

2) Perkawinan

Perkawinan Baha’i adalah bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

perempuan. Tujuannya terutama bersifat rohani dan adalah demi keselarasan,

persahabatan, dan persatuan pasangan itu.

Page 41: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

32

Ajaran Baha’i menyebutkan perkawinan sebagai benteng kesejahteraan

dan keselamatan dan menempatkan lembaga keluarga sebagai pondasi

struktur masyarakat manusia. Beberapa hal yang berkaitan dengan

perkawinan, diantaranya:

a) Memiliki lebih dari satu istri atau suami dilarang.

b) Berusia 15 tahun pada saat pertunangan (disesuaikan dengan Hukum sipil

negara).

c) Persetujuan dari kedua belah pihak dan orang tua.

d) Pernikahan dengan non-Baha’i diperbolehkan

e) Masa pertunangan tidak boleh melebihi sembilan puluh lima hari

(disesuaikan).

f) Membayar mas kawin

g) Perceraian diperbolehkan, tetapi hanya setelah pasangan tinggal satu tahun

terpisah, sambil mencoba menyelesaikan perselisihannya.

h) Upacara Baha’i sangat sederhana; satu-satunya kewajiban adalah

pembacaan ayat dari kitab i-Aqdas oleh mempelai pria dan mempelai

wanita, di depan dua orang saksi.25

j. Kepemimpinan

Dalam agama Baha’i, salah satu ciri-cirinya adalah jabatan atau profesi

kependetaan atau yang semacam itu sengaja ditiadakan. Baha’u’llah bersabda

bahwa meskipun pada zaman dahulu jabatan ini dibutuhkan, namun tidak

diperlukan lagi zaman kita. Baha’u’llah mengajak masing-masing dari kita

25

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h.134.

Page 42: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

33

agar mencari kebenaran bagi diri kita sendiri. Dengan begitu kita dapat

melihat dengan mata kita sendiri dan bukan melalui mata orang lain,

mendengar dari telinga kita sendiri dan mengerti dengan kekuatan pikiran atau

pengertian kita sendiri.26

B. Sejarah Puasa dalam Agama baha’i

Pengertian Puasa secara Umum, puasa secara etimologi (bahasa) yaitu

menahan. Dalam bahasa Arab, orang yang diam disebut dengan Shaim “orang

yang berpuasa”. Karena ia menahan diri dari pembicaraan dan segala hawa

nafsu. Adapun secara terminologi (istilah) yaitu menahan sesuatu pada waktu

tertentu dari perkara-perkara yang membatalkan puasa tersebut dan disertai

dengan niat.

Agama Baha’i dan agama-agama lainnya mendapatkan perintah berpuasa

berasal dari Tuhan. Baha’u’llah menetapkan puasa dalam Baha’i selama satu

bulan (19 hari) yang terdapat dalam kalender agama Baha’i.

Dalam penanggalan Baha’i ada empat dan kadang-kadang ada lima hari

antara bulan ke-18 dan ke-19 dalam setiap tahun yang disebut “hari-hari HA

atau hari-hari Sisipan” selama masa ini umat Baha’i menjamu para sahabat

dan sanak famili serta memberikan makan dan minum pada orang-orang

miskin diantara mereka. Dengan dimulainya bulan Baha’i yang ke-19 yakni

bulan keluhuran (ALA) masa umat Baha’i berpuasa dimulai.27

26

Hushmand fathe’zam, Taman Baru, (T.tp: Majelis Rohani Nasional baha’i Indonesia:2009),

h. 103. 27

Hushmand Fathe’zam, Taman Baru, h. 166.

Page 43: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

34

Selama sembilan belas hari berpuasa, orang-orang Baha’i tidak boleh

makan dan minum apapun sejak terbitnya matahari hingga terbenamnya

matahari, umat baha’i bangun pada waktu fajar untuk berdoa kepada Tuhan

serta bersyukur kepada-Nya atas semua rahmat dan karunianya yang telah

diberikan kepadanya. Umat baha’i berbuka puasa saat matahari terbenam,

setelah kita melakukan berpuasa selama sembilan belas hari ini kita akan lebih

dekat dengan Tuhan dibandingkan dengan waktu-waktu lain. Dalil tentang

perintah berpuasa dalam ajaran agama Baha’i;

Baha’u’llah bersabda dalam kitab i- Aqdas:

“Kami telah memerintahkan kepadamu agar bersembahyang dan

berpuasa dari awal akil balig (15 tahun); Inilah perintah Allah, Rabimu

dan Rabi nenek moyangmu. Tahanlah dirimu dari makan dan minum,

mulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari, dan

berhati-hatilah jangan sampai hawa nafsu menghalangi engkau dari

rahmat yang ditetapkan dalam Al- Kitab.28

Ketika kita berpuasa secara tidak langsung kita menunjukkan rasa cinta

kita kepada Tuhan sang Pencipta dan menggambarkan kesetiaan kita dalam

perintah-perintahnya.29

28

Baha’u’llah, Doa, h. 170 29

Hushmand Fathe’zam, Taman Baru, h. 166.

Page 44: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

35

C. Pengertian Puasa Dalam Agama Baha’i

Abdul Baha bersabda:

“Puasa adalah suatu lambang yang berpantang pada nafsu-nafsu,

puasa jasmani adalah pengingatan; yakni sebagaimana seseorang

berpantang terhadap keinginan jasmaninya, demikian pula ia harus

mengekang dorongan dan hawa nafsunya, akan tetapi sekedar

berpantang makan saja tidak berfaedah bagi jiwa, pantangan itu

hanyalah lambang suatu pengingatan saja kalau tidak puasa itu tidak

ada artinya. Puasa untuk tujuan ini bukan berarti tidak makan sama

sekali, aturan emas tentang makan ialah jangan mengambil terlalu

banyak atau terlalu sedikit, sikap sedang amat diperlukan. Di India

terdapat beberapa sekte yang menjalankan berpantang secara

berlebihan dan secara bertahap mereka mengurangi makan sehingga

mereka tidak makan sama sekali. Kecerdasan mereka-pun menurun.

Seseorang tidak layak mengabdi kepada Tuhan melaui akal dan

tubuhnya jika menjadi lemah karena kurang makan. Ia tidak dapat

memahaminya makna puasa secara jelas.”30

Sebelum matahari terbit, kita bersiap-siap untuk berdoa dan

bermeditasi. Baha’ullah memberikan doa-doa yang indah khusus untuk

masa puasa. Ini adalah doa dari Baha’ullah yang dapat dibaca selama

masa puasa:31

30

Hushmand Fathe’zam, Taman Baru, h. 167. 31

Hushmand Fathe’zam, Taman Baru, h. 168.

Page 45: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

36

“Terpujilah Engkau, ya Rabi Tuhanku! Aku memohon kepada-

Mu, demi wahyu ini, yang melaluinya kegelapan diubah menjadi

cahaya, dan Agama yang diturunkan terus menerus telah didirikan,

dan Loh yang tercatat telah dibentangkan, agar menurunkan

kepadaku mereka yang dekat kepadaku, apa yang akan memungkinkan

kami membubung ke langit kemuliaan-Mu yang luhur dan apa yang

akan membersihkan kami dari noda keragu-raguan yang menghalangi

mereka yang curiga, dari memasuki kemah kesatuan-Mu.

Ya Tuhanku, aku telah berpegang teguh pada tali kasih sayang-

Mu dan berpegang erat pada rahmat dan pemberian-Mu. Sudilah

menetapkan bagiku dan kekasih-kekasihku kebaikan dunia ini dan

akhirat. Lalu berikanlah kepada mereka Hadiah yang tersembunyi

yang Engkau telah tetapkan bagi orang-orang yang terpilih di antara

makhluk-makhluk-Mu.32

Masa puasa berlangsung sampai dengan hari terakhir pada tahun Baha’i.

Tahun Baru, yang jatuh pada tanggal 21 Maret, menandakan akhir masa

puasa. Orang-orang Baha’i merayakan hari ini sebagai Hari Raya Naw-Ruz.

D. Tata Cara Pelaksanaan Puasa Baha’i

Menurut ajaran tradisi Baha’i, puasa wajib dilaksanakan pada tanggal 2-

20 Maret, Kaum Baha’i melakukan puasa selama sembilan belas hari

sebelum merayakan Hari Raya Naw-Ruz yang jatuh setiap tanggal 21 Maret.33

Puasa ini dipandang sebagai periode persiapan spritual dan regenerasi untuk

tahun baru di depan dalam kalender Barat, periode ini terjadi antara tanggal

dua dan dua puluh satu Maret.34

Dalam agama Baha’i jikalau umat Baha’i tidak berpuasa itu merupakan

perbuatan Dosa, dan itu urusan seprang Individu dengan Tuhan. Dan di dalam

32

Hushmand Fathe’zam, Taman Baru, h. 168. 33

Hari raya Naw-Ruz: Hari Tahun Baru dalam agama Baha’i. Hari raya Naw-Ruz ini jatuh

setiap tanggal 21 Maret dalam hari raya ini umat Baha’i di wajibkan untuk berpuasa yaitu mulai

tanggal 02-21 Maret. 34

Baha’u’llah, Doa, h. 185.

Page 46: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

37

agama Baha’i juga tidak ada pergantian atau mengqada di bulan lainnya

jikalau tidak berpuasa.

Puasa adalah kewajiban spiritual seorang individu, diwajibkan bagi yang

sudah berusia lima belas sampai tujuh puluh tahun dan dalam keadaan sehat,

kecuali orang yang berpergian, sakit, hamil, menyusui, haid, atau terlibat

dalam pekerjaan berat.

E. Tujuan dan Manfaat Puasa Bagi Penganut Baha’i

Puasa dalam agama Baha’i mempunyai tujuan dan manfaat yang baik

untuk para penganutnya diantara manfaat dan tujuan dilakukan-nya puasa

dalam agama Baha’i yaitu:

1. Untuk menghidupkan kembali jiwa dan membawa orang lebih dekat

kepada Tuhan.

2. Untuk menjauhkan diri dari selera tubuh.

3. Untuk dapat berkonsentrasi pada diri sendiri sebagai mahluk spritual.

4. Untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Kuasa.35

5. Untuk menahan sifat Egois.

6. Untuk menahan hawa nafsu indria.

7. Untuk lebih disiflin dalam waktu.

8. Puasa merupakan sumber kesetiaan dan ketaatan seorang hamba kepada

sang Penciptanya.

9. Puasa akan menguatkan roh.

35

Siti Nadroh dan Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h.133.

Page 47: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

38

10. Meningkatkan berbicara dengan baik dan mengurangi berbicara yang

tidak baik.

11. Puasa membawa rasa kesegaran bagi tubuh kita.

12. Puasa dapat memberikan ketenangan jiwa.

13. Puasa merupakan sarana penyembuhan tertinggi.

14. Puasa dapat memperbaiki kehidupan rohani kita dan memperoleh

kekuatan rohani kita yang terpendam.

15. Puasa dapat membawa kita lebih tenang dalam melakukan hal atau

sesuatu.36

36

www.baha’iindonesia.org. Di akses pada tanggal 22 Maret 2017.

Page 48: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

39

BAB III

KONSEP PUASA DALAM AGAMA HINDU

A. Sekilas Sejarah Agama Hindu

Agama Hindu merupakan agama yang paling tua di dunia, para rsi

jaman dahulu menyanyikan lagu yang suci di hutan dan juga di tepian sungai

India, jauh ribuan tahun sebelum Moses, Budha, ataupun Kristus. Lebih dari

ribuan tahun lagu ini tetap dinyanyikan oleh para rsi, yang yang

menggabungkan kebijaksanaan yang melahirkan sebuah agama yaitu agama

Hindu yang dikenal dengan nama Hinduisme saat ini.1

Nama asli dari agama Hindu adalah Sanatana Dharma (Kebenaran

universal atau abadi). Istilah agama Hindu, Hindu Dharma, dan Sanatana

Dharma meiliki arti yang sama. Jadi walaupun berbeda sebutannya namun

mempunyai arti dan makna yang sama. Asal usul dari agama Hindu

menimbulkan kontroversial, para cendikiawan setuju bahwasannya agama

Hindu ada sejak awal 500 S.M.2

Agama Hindu dikatakan sebagai pohon besar dengan cabangnya yang

sangat banyak yang melambangkan berbagai pemikiran keagamaan. Pohon ini

berakar dalam tanah Weda dan Upanisad yang subur. Weda melambangkan

1Bansi Pandit, Pemikiran Hindu Pokok-Pokok Pikiran Agama Hindu dan Filsafatnya,

Penerjemah: Iga Dewi Paramita (Surabaya: Paramita, 2006), h. 3. 2Singh, Dharam Vir, Hinduime Sebuah Pengantar, (Surabaya: Paramita, 2006), h. 3.

Page 49: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

40

tradisi keagamaan, sedangkan Upanisad melambangkan filsafat dimana tradisi

itu didasarkan.

Agama Hindu dasarnya adalah persahabatan bagi mereka yang

mempercayai kesucian seseorang, kesadaran tentang Tuhan melalui praktek

spiritual dan disiplin moral (yang tidak tertengahi oleh otoritas, dogma, atau

kepercayaan), pemeliharaan dan penyebaran dharma (kebenaran), kebebasan

pemikiran yang total, keselarasan dalam agama (sarva dharma samabhava),

tanpa kekerasan (ahimsa) dalam kata-kata, perbuatan, dan pemikiran,

menghormati semua bentuk kehidupan, dan hukum karma: Apa yang engkau

tanam itulah yang akan engkau tuai. 3

Orang Persia memanggil orang India yang tinggal ditepian sungai Indus

dikenal dengan sebutan Sindhu dalam bahasa Sansekerta sebagai Sindhus.

Dalam bahasa Persia, kata Sindhu menjadi Hindu dan orang yang tinggal di

India dikenal dengan nama Hindu.

Bangsa Arya mulai menulis kitab-kitab suci yaitu Veda. Kitab suci ini

dituliskan dalam empat bagian yaitu Reg Veda, Sama Veda, Yajur Veda, dan

Atharwa Veda.4 Peradaban dan kehidupan bangsa Hindu jelas terdapat juga

dalam kitab Brahmana atau dalam kitab Upanisad. Kitab-kitab inilah yang

menjadi dasar pemikiran dan dasar kehidupan orang-orang Hindu.

3Bansi Pandit, Pemikiran Hindu Pokok-Pokok Pikiran Agama Hindu dan Filsafatnya,

Penerjemah: Iga Dewi Paramita (Surabaya: Paramita, 2006), h. 9. 4Veda: kitab Veda ini merupakan sastra tertua dalam sejarah peradaban manusia, yang

disusun kembali oleh Byasa (Vyasa-Hidup di sekitar abad 18 SM atau abad 15 SM).

Page 50: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

41

Asal-usul agama Hindu ditindaklanjuti dengan adanya perubahan corak

kehidupan di India.5 Corak kehidupan masyarakat Hindu tersebut dibedakan

atas empat Kasta, diantaranya yaitu:

1. Kasta Brahmana: Kasta ini merupakan bagian dari para pemuka agama

(keagamaan).

2. Kasta Ksatria: Kasta ini merupakan bagian dari para pemerintahan.

3. Kasta Waisya: Kasta ini merupakan bagian dari para petani dan pedagang.

4. Kasta Sudra: Kasta ini merupakan bagian dari Kaum pekerja kasar.

Kepercayaan bangsa Hindu bersifat Politeisme (memuja banyak dewa),

di dalam pemujaan terhadap dewa itu sering dibuatkan patung-patung yang

disesuaikan dengan peranan dewa tersebut di dalam kehidupan manusia.6

Patung-patung itu merupakan simbol dari dewa-dewa yang disembahnya

seperti misalnya Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta, Dewa wisnu sebagai

Dewa pelindung, Dewa Siwa sebagai Dewa Pelebur atau pembinasa. Ketiga

dewa itu diberi nama Tri Murti. Tri Murti sendiri berarti yang Maha Kuasa.

Sedangkan dewa-dewa lainnya yang dipuja seperti Dewi Saraswati sebagai

Dewi Kesenian dan Ilmu Pengetahuan, Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan,

dan lain sebagainya.

5Singh, Dharam Vir, Hinduime Sebuah Pengantar, (Surabaya: Paramita, 2006), h. 4.

6Artikel di akses pada tanggal 19 desember 2016 dari http://id. wikipedia. Asal usul agama

Hindu.

Page 51: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

42

1. Sejarah Agama Hindu di Indonesia

Agama Hindu masuk ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini

dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada

abad ke-4 M dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peninggalan kerajaan

Kutai di Kalimantan Timur.7 Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan

mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa:

“Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh

Mulawarman”. Keterangan yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman

melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk memuja dewa Siwa. Tempat

itu disebut dengan Vaprakeswara.8

Masuknya agama Hindu di Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang

besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi

kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan dengan kitab suci

Veda dan juga munculnya kehidupan yang mengatur suatu wilayah.

2. Pendiri Agama Hindu

Terkait dengan pendiri agama Hindu, agama Hindu tidak seperti agama

lainnya di dunia, agama Hindu tidak mengklaim satu nabi saja, tidak memuja

satu dewa saja, tidak menganut satu konsep filosofis saja, tidak mengikuti

atau mengadakan satu ritus keagamaan saja, faktanya ciri-ciri agama Hindu

7Singh, Dharam Vir, Hinduime Sebuah Pengantar, (Surabaya: Paramita, 2006), h. 2-4.

8Vaprakeswara: tempat suci raja Mulawarman untuk melakukan yadnya untuk memuja dewa

Siwa.

Page 52: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

43

itu tidak seperti agama atau kepercayaan lain pada umumnya. Tak lain dan

Tak bukan, agama Hindu itu merupakan suatu jalan hidup.

Jadi intinya agama Hindu itu hasil buah pemikiran manusia sebelumnya

yang didasarkan kehidupan di dunia yang mengajarkan kebaikan dan

mendekatkan kepada Tuhan.

B. Sejarah Puasa Dalam Agama Hindu

Dalam agama Hindu puasa dinamakan upawasa. Berpuasa diartikan

sebagai tidak makan dan tidak minum pada waktu-waktu tertentu.

Upawasa dapat dibedakan dalam pengertian yang sempit dan luas.

Dalam pengertian yang sempit upawasa dapat diartikan sebagai dengan

sengaja tidak makan dan tidak minum, termasuk pengendalian panca indra.

Sedangkan dalam pengertian yang luas upawasa dapat diartikan sebagai

melaksanakan pantangan, pengekangan atau pengendalian keinginan atau

pengendalian diri untuk tidak berpikir, berkata dan berbuat yang bertentangan

dengan ajaran agama Hindu.9

Dasar hukum mengenai puasa dalam agama Hindu terdapat dalam

Atharwa Veda XII. 1. 1, yang berbunyi:

Satyam brhad rtam ugram

Diksa tapo brahma yajnah

Prthuvim dharayanti sano

Bhutasya bhany asya patnyumlokam

9K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata Berdasarkan Agama Hindu (Surabaya: Paramita,

2006), h. 4.

Page 53: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

44

Artinya:

Kebenaran hukum yang agung yang kokoh suci

Tapa, Brata, doa dan orban suci (ritual)

Inilah yang menegakkan bumi

Semoga bumi itu, ibu kami sepanjang masa

Menyediakan yang luas bagi kami.10

Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa ada enam unsur yang dapat

menegakkan bumi, yaitu: Satya (kebenaran), Rta (Hukum), Tapa-Brata, Diksa

(pensucian), Brahma dan Yajna (korban), Dimana Tapa-Brata (termasuk

didalamnya puasa) termasuk salah satu unsur yang dapat menegakkan bumi.

Disamping itu juga Tapa-Brata sebagai salah satu unsur untuk menjungjung

Dharma.

Selanjutnya terdapat dalam kitab Smriti juga terdapat ayat-ayat yang

menjelaskan tentang puasa yaitu di dalam Bhagawad gita XVIII. 3 yang

berbunyi:

Tyajyam Dosa-vad ity ekeKarma prahur manisinah

Yajna dana tapah KarmaNa tyajyam iti capare

Artinya:

Beberapa orang yang bijaksana menyatakan bahwa segala

Jenis kegiatan yang dimaksudkan untuk membuahkan hasil

atau pahala hendaknya ditinggalkan sebagai kegiatan yang

salah, namun rsi-rsi lain yakin bahwa perbuatan korban

suci, kedermawanan dan pertapaan hendaknya pernah

ditinggalkan.

10

Nurjaman, Peran Puasa dalam Agama Hindu dan agama Islam (Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 17-18.

Page 54: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

45

Selanjutnya dalam Bhagawad gita XVIII.5:

Yajna dana tapah karma na tyajyam karyam eva tat

Yajna danam tapas caiva pavanani manisinam

Artinya:

Perbuatan korban suci, kedermawanan dan pertapaan tidak

boleh ditinggalkan; kegiatan itu harus dilakukan. Roh-roh

mulia sekalipun disucikan oleh korban suci, kedermawanan

dan pertapaan.11

Dari kedua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Dana, Upacara dan

Tapa-Brata, adalah harus dilaksanakan jangan sampai ditinggalkan oleh

seluruh umat Hindu. Karena dengan Dana, Upacara, Tapa-Brata akan dapat

mensucikan diri dan juga dpat mensucikan alam semesta. Jadi demikian

luasnya kegunaan Dana, Upacara, Tapa-Brata ini sehingga harus dilakukan

dengan sungguh-sungguh dan tanpa mengharapkan pahala. Tetapi dalam

pelaksanaan puasa ini tidak dengan cara yang berlebihan, sehingga semua

kegiatan itu diatur dengan disiplin agar kehidupan spiritual dapat ditempuh

dengan baik.

Dasar mengenai puasa dalam agama Hindu tidak hanya terdapat dalam

kitab Veda (baik Sruti dan Smriti) saja melainkan terdapat juga dalam sastra-

sastra Hindu. Seperti yang terdapat dalam kitab Sarasmucayya. Kitab

Sarasmucayya adalah salah satu kitab suci kelompok Nibanda yang membahas

tentang ajaran Susila Dharma untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu

Dharma, Artha, Karma, dan Moksa.

11

Nurjaman, Peran Puasa dalam Agama Hindu dan agama Islam (Skripsi S1 Fakultas

Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 17-18.

Page 55: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

46

Pada dasarnya puasa berarti mendekatkan diri kepada Tuhan melalui

pengendalian indria atau indra. Puasa dalam kaitan hukum Hindu adalah

sebagai Penebusan Dosa.12

C. Pengertian Puasa Menurut Agama Hindu

Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa.13

selain Upawasa

dalam agama Hindu juga ada SIVARÂTRI yang memiliki tujuan yang sama

dengan puasa yaitu pengendalian diri dan meningkatkan spiritualitas. Puasa

diartikan sebagai tidak makan dan tidak minum dalam waktu-waktu tertentu.

Puasa berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata Upa dan

Wasa, di mana Upa artinya dekat atau mendekat, dan Wasa artinya Tuhan

atau Yang Maha Kuasa. Upawasa atau puasa artinya mendekatkan diri kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Puasa menurut Hindu tidak hanya sekedar menahan

haus dan lapar, tidak hanya untuk merasakan bagaimana menjadi orang

miskin dan serba kekurangan, dan tidak saja untuk menghapus dosa dengan

janji surga. Puasa menurut Hindu adalah untuk mengendalikan nafsu Indria,

mengendalikan keinginan.Indria haruslah berada dibawah kesempurnaan

pikiran, dan pikiran berada dibawah kesadaran budhi. Jika indria kita

terkendali, pikiran kita terkendali maka kita akan dekat dengan kesucian,

dekat dengan Tuhan.14

12

Artikel di akses pada tanggal 27 Januari 2017 dari http://id. hukumhindu.blog.com Artikel

puasa menurut hukum hindu. 13

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata Berdasarkan Agama Hindu (Surabaya:

Paramita, 2006), h. 4. 14

Sri Svani Sivananda, Hari Raya & Puasa dalam Agama Hindu(Surabaya: Paramita, 2002,

Cetakan Pertama), h. 144.

Page 56: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

47

Upawasa, tapa dan brata merupakan tiga kata yang identik, tetapi

mempunyai pengertian yang tidak persis sama. Dari ketiganya mempunyai

pengertian yang berbeda-beda.

Pertama tentang Upawasa, dalam agama Hindu Upawasa artinya Puasa.

Orang awam menilai bahwa upawasa atau puasa dapat diartikan sebagai tidak

makan dan tidak minum. Namun ada juga yang mengartikannya bukan saja

tidak makan dan tidak minum, tetapi juga tidak melaksanakan kegiatan yang

bertentangan dengan ajaran agama, termasuk tidak berkata, berfikir, dan

berbuat yang tidak baik. Itu pengertian di Indonesia. Tetapi jika di India,

Upawasa itu diartikan sebagai tidak mengkonsumsi makanan atau hanya

minum air putih saja dan menghindari semua makanan padat dan cair. Dalam

upawasa yang berduarasi cukup pangjang, maka jus dan buah-buahan tertentu

diperbolehkan untuk dikonsumsi.15

Sementara dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan bahwa

puasa adalah tidak makan dan tidak minum dengan sengaja, terutama bertalian

dengan keagamaan. Dalam pengertian ini upawasa selalu dikaitkan dengan

keyakinan beragama atau berdasarkan kepercayaan seseorang.

Upawasa dalam masyarakat yang beragama Hindu biasanya

dilaksanakan mengikuti upacara atau Hari-Hari Raya tertentu. Selanjutnya

dapat dijelaskan bahwa menurut Manawa Dharmasastra buku XI ayat 204,

15

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata Berdasarkan Agama Hindu (Surabaya:

Paramita, 2006), h. 1.

Page 57: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

48

upawasa adalah tapa. Bahkan di tegaskan bahwa upawasa dikenal dengan

istilah lain yaitu tapa.16

Kedua, mengenai tentang tapa. Tapa artinya pengekangan diri,

pengendalian indria atau pengendalian diri dari nafsu, tapa juga dapat

diartikan menghindari keduniawian, dengan cara mengendalikan diri. Orang

awam mengartikan bertapa sebagai mengasingkan diri, diam di tempat sepi,

menyendiri, misalnya di dalam gua, ditepi pantai, ataupun di lereng gunung

dan juga di tengah hutan, tidak makan dan tidak minum atau berpuasa atau

hanya makan nasi putih dengan garam disertai dengan seteguk air putih yang

disebut dengan “mebrata”. Dari kata mebrata ini dapat disimpulkan bahwa

tapa itu mempunyai arti yang identik dengan brata. Lalu timbul istilah “tapa

brata” yang pada hakekatnya berarti mengendalikan diri.17

Ketiga, mengenai brata. Brata menurut Kamus Kecil Sansekerta-

Indonesia berasal kata “vrata” dan mempunyai makna sebagai kehendak,

sumpah atau kewajiban. Sementara itu dalam Kamus Jawa Kuno- Indonesia

menyatakan bahwa brata mempunyai arti yaitu perbuatan suci seperti

berpuasa atau bertapa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Upawasa dan Tapa

adalah perbuatan brata. Kemudian dalam Kamus Istilah Agama Hindu

menjelaskan bahwa brata berarti perilaku suci atau janji diri. Brata diartikan

pula sebagai pengekangan diri, pengendalian diri, pengendalian keinginan,

16

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata Berdasarkan Agama Hindu (Surabaya:

Paramita, 2006), h. 2. 17

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata Berdasarkan Agama Hindu (Surabaya:

Paramita, 2006), h. 4.

Page 58: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

49

atau melaksanakan pantangan atau berpantang. Dari sisi ini maka brata

mempunyai pengertian yang begitu luas daripada upawasa maupun tapa.

Upawasa dan tapa adalah bagian dari brata.

D. Jenis-jenis Upawasa (puasa) dalam Agama Hindu

Agama Hindu mempunyai beberapa jenis dalam berpuasa diantaranya, yaitu:

1). Puasa (Upawasa) yang wajib

Puasa yang wajib adalah Siwaratri jatuh setiap panglong ping 14

Tilem kapitu atau Prawaning Tilem Kapitu, yaitu sehari sebelum tilem. Puasa

total tidak makan dan minum apapun dimulai sejak matahari terbit sampai

dengan matahari terbenam.18

Nyepi jatuh pada penanggal ping pisan sasih kedasa (lihat kalender

ketika libur nasional). Puasa total tidak makan dan minum apapun dimulai

ketika fajar hari itu sampai fajar keesokan harinya (ngembak gni).

Purnama dan tilem, puasa tidak makan atau minum apapun dimulai sejak fajar

hari itu hingga fajar keesokan harinya. Puasa untuk menebus dosa dinamakan

dalam Veda Smrti untuk Kaliyuga: Parasara Dharmasastra, sebagai “Tapta

krcchra vratam”.19

2). Puasa yang tidak wajib

Puasa yang tidak wajib adalah puasa yang dilaksanakan di luar

ketentuan seperti yang di atas, misalnya pada hari-hari suci: Odalan, Anggara

18

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata Berdasarkan Agama Hindu (Surabaya:

Paramita, 2006), h. 4. 19

Tapta krcchra vratam: puasa selama tiga hari dengan tingkatan puasa: minum air hangat

saja, susu hangat saja, mentega murni saja tanpa makan dan minum sama sekali.

Page 59: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

50

kasih, dan Buda kliwon. Puasa ini diserahkan pada kebijakan masing-masing,

apakah mau siang hari saja ataupun satu hari penuh. Ingat bahwa pergantian

hari menurut Hindu adalah sejak fajar sampai fajar besoknya; bukan jam 00

atau jam 12 tengah malam.

Puasa yang berkaitan dengan upacara tertentu, misalnya setelah mawinten

atau mediksa, puasa selama tiga hari hanya dengan makan nasi kepel dan air

kelungah nyuhgading.20

3) puasa berkaitan dengan hal-hal tertentu

Puasa berkaitan dengan hal-hal tertentu: sedang bersamadhi, meditasi, sedang

memohon petunjuk kepada Hyang Widhi, setiap saat (tidak berhubungan

dengan hari rerainan) dan jenis puasa tentukan sendiri apakah total (tidak

makan dan minum sama sekali) selama satu hari satu malam atau seberapa

mampunya. Memulai puasa dengan upacara sederhana yaitu menghaturkan

canangsari kalau bisa dengan banten pejati memohon pesaksi serta kekuatan

dari Hyang Widhi. Mengakhiri puasa dengan sembahyang juga banten yang

sama. Makanan sehat yang digunakan sebelum dan sesudah puasa terdiri dari

unsur-unsur: beras (nasi) dengan sayur tanpa bumbu keras, buah-buahan,

susu, madu, dan mentega.21

20

Sri Svani Sivananda, Hari Raya & Puasa dalam Agama Hindu (Surabaya: Paramita, 2002,

Cetakan Pertama), h. 143. 21

Sri Svani Sivananda, Hari Raya & Puasa dalam Agama Hindu (Surabaya: Paramita, 2002,

Cetakan Pertama), h. 144..

Page 60: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

51

E. Tata Cara Aturan Pelaksanaan Puasa Dalam Agama Hindu

Aturan-aturan atau tatacara berpuasa bermacam-macam, antara lain:

Upawasa yang dilaksanakan dalam jangka panjang lebih dari sehari, di mana

pada waktu siang tidak makan/minum apa pun. Yang dinamakan siang adalah

sejak hilangnya bintang timur daerah timur sampai timbulnya bintang-bintang

di sore hari; Upawasa jangka panjang antara 3-7 hari dengan hanya memakan

nasi putih tiga kepel setiap enam jam; Upawasa jangka pendek selama 24 jam

tidak makan/minum apa pun disertai dengan mona (tidak berbicara),

dilaksanakan ketika Siwaratri dan sipeng (Nyepi); Upawasa total jangka

pendek selama 24 jam dilaksanakan oleh para wiku setahun sekali untuk

menebus dosa-dosa karena memakan sesuatu yang dilarang tanpa sengaja;

puasa itu dinamakan santapana atau kricchara; Upawasa total jangka pendek

selama 24 jam dilaksanakan oleh para wiku setiap bulan untuk meningkatkan

kesuciannya, dinamakan candrayana.22

F. Tujuan Dan Manfaat Puasa Bagi Penganut Hindu

Tujuan dan manfaat puasa bagi penganut Hindu, dalam buku Hari Raya

dan Puasa dalam agama Hindu dijelaskan bahwasannya untuk mengendalikan

hawa nafsu, untuk menstabilkan emosi, untuk mengendalikan indra-indra, dan

lain sebagainya.23

Puasa juga merupakan suatu sarana untuk penebusan dosa,

dapat menghapuskan timbunan dosa. Puasa dapat membersihkan sistem

pernafasan, peredaran darah, pencernaan dan sistem urin. Selain itu puasa juga

22

Artikel di akses pada tanggal 18 Agustus 2016 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu. 23

Sri Svani Sivananda, Hari Raya & Puasa dalam Agama Hindu (Surabaya: Paramita, 2002,

Cetakan Pertama), h. 145.

Page 61: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

52

dapat menghancurkan segala macam kotoran tubuh dan segala jenis racun

yang ada di dalam tubuh. Seperti emas yang dimurnikan dengan

melelehkannya berulang-ulang, begitu pula pikiran kotor dapat dijernihkan

dengan melakukan puasa.

Upawasa merupakan salah satu dari sepuluh prinsip utama yoga. Tetapi

hindarilah puasa yang berlebihan. Hal ini akan menyebabkan kelemahan.

Bersikaplah secara rasional, jika tidak sanggup berpuasa selama dua puluh

empat jam, maka lakukanlah hanya sepuluh atau dua belas jam saja, secara

perlahan tingkatkan menjadi lima belas jam, kemudian baru dua puluh empat

jam. Berpuasa membuat orang menjadi kuat baik secara mental maupun

spiritual.24

Upawasa juga dapat membantu mengendalikan tidur. Ketika

berbuka puasa jangan menyantap makanan berat dan sulit dicerna. Makanlah

makanan yang bermanfaat agar tubuh kita menjadi tambah sehat.

24

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata Berdasarkan Agama Hindu (Surabaya:

Paramita, 2006), h. 12.

Page 62: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

53

BAB IV

ANALISA PERBANDINGAN KONSEP PUASA DALAM

AGAMA BAHA’I DAN HINDU

A. Konsep Hari-Hari HA atau Sisipan dalam agama Baha’i

Agama Baha’i dan agama-agama lainnya mendapatkan perintah

berpuasa berasal dari Tuhan. Baha’ullah menetapkan puasa dalam Baha’i

selama satu bulan (19 hari) yang terdapat dalam kalender agama Baha’i.1

Dalam penanggalan Baha’i terdapat empat sampai lima hari antara bulan

ke-18 dan ke-19 dalam setiap tahun yang disebut “Hari-hari HA atau Hari-hari

Sisipan” selama masa ini umat Baha’i menjamu para sahabat dan sanak famili

serta memberikan makan dan minum pada orang-orang miskin diantara

mereka. Dengan dimulainya bulan Baha’i yang ke-19 yakni bulan keluhuran

(ALA) masa umat Baha’i berpuasa dimulai.2

Selama sembilan belas hari berpuasa, orang-orang baha’i tidak boleh

makan dan minum apapun sejak terbitnya matahari hingga terbenamnya

matahari, umat baha’i bangun pada waktu fajar untuk berdoa kepada Tuhan

serta bersyukur kepada-Nya atas semua rahmat dan karunianya yang telah

diberikan kepadanya. Umat baha’i berbuka puasa saat matahari terbenam,

setelah kita melakukan berpuasa selama sembilan belas hari ini kita akan lebih

dekat dengan Tuhan dibandingkan dengan waktu-waktu lain.

1Baha’ullah, Doa, h. 170

2Hushmand Fathe’zam, Taman Baru, h. 166.

Page 63: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

54

Dalam agama Baha’i juga sebelum matahari terbit, kita bersiap-siap

untuk berdoa dan bermeditasi. Baha’ullah memberikan doa-doa yang indah

khusus untuk masa puasa. Ini adalah doa dari Baha’ullah yang dapat dibaca

selama masa puasa:

“Terpujilah Engkau, ya Rabi Tuhanku! Aku memohon kepada-Mu, demi

wahyu ini, yang melaluinya kegelapan diubah menjadi cahaya, dan Agama

yang diturunkan terus menerus telah didirikan, dan Loh yang tercatat telah

dibentangkan, agar menurunkan kepadaku mereka yang dekat kepadaku, apa

yang akan memungkinkan kami membubung ke langit kemuliaan-Mu yang

luhur dan apa yang akan membersihkan kami dari noda keragu-raguan yang

menghalangi mereka yang curiga, dari memasuki kemah kesatuan-Mu.3

Ya Tuhanku, aku telah berpegang teguh pada tali kasih sayang-Mu dan

berpegang erat pada rahmat dan pemberian-Mu. Sudilah menetapkan bagiku

dan kekasih-kekasihku kebaikan dunia ini dan akhirat. Lalu berikanlah kepada

mereka Hadiah yang tersembunyi yang Engkau telah tetapkan bagi orang-

orang yang terpilih di antara makhluk-makhluk-Mu.

Sementara itu, dalam agama Baha’i sendiri tidak ada kewajiban

membayar hutang jika dia tidak berpuasa atau tidak melaksanakannya. Dalam

agama Baha’i puasa tidak diwajibkan berpuasa bagi orang yang di bawah

umur 15 tahun dan di atas umur 70 tahun.4

3Hushmand Fathe’zam, Taman Baru, h. 168.

4Baha’ullah, Doa, dalam kitab i-Aqdas.

Page 64: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

55

Menurut dr. Nasrin Astani agama Baha’i:

Pengertian puasa dalam agama Baha’i sebetulnya puasa itu hanyalah

suatu lambang atau symbol untuk menahan diri dari semua nafsu- nafsu

jasmani maupun rohani.5 Puasa itu merupakan perintah tuhan yang

diperintahkan kepada utusan tuhan yaitu orang-orang yang terpilih sebagai

utusannya. Seperti yang tercantum dalam kitab i- Aqdas.

Dalam agama Baha’i pada hakekatnya puasa itu masa untuk berdoa dan

bermeditasi atau berdoa untuk memulihkan rohani kita dan selama berpuasa

setiap umat Baha’i itu akan berusaha untuk memperbaiki kehidupan rohaninya

dan memperbaharui serta memperkuat kekuatan-kekuatan rohani yang

terpendam dalam dirinya.6 Jadi pada dasarnya puasa itu konsep dasarnya sifat

rohani, walaupun tidak makan dan tidak minum itu hanya merupakan sebuah

symbol saja, intinya yaitu untuk mempertebal rohani kita dan mendekatkan

diri kepada Tuhan.

Menurut Ibu Nasrin Astani dalam kitab i- Aqdas dalil yang

memerintahkan tentang berpuasa dalam agama Baha’i ada, ini dalilnya:

“Amalkan perintah-perintah-Ku demi kasih dan keindahan-Ku, dan itu

sebagai lampu karunia dan kunci rahmat, dan perintah puasa ini juga ada

dalam kitab i- Aqdas yaitu Kami telah memerintahkan kepada-mu agar

berpuasa dan bersembahyang dari awal aqil- balig, ini adalah perintah Rabbi-

mu Rabbi Nenek moyang-mu. Tahanlah dirimu dari makan dan minum mulai

5Wawancara Pribadi dengan ibu Nasrin atsani, Jakarta, 15 Maret 2017.

6Wawancara Pribadi dengan ibu Nasrin atsani, Jakarta, 15 Maret 2017.

Page 65: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

56

dari matahari terbit hingga terbenamnya matahari dan berhati-hatilah jangan

sampai hawa nafsu menghalangi engkau dari rahmat yang ditetapkan dalam

kitab, jadi kitab i- Aqdas itu merupakan kitab suci agama Baha’i dan kitab

Hukum-hukum Baha’i.7

Menurut Ibu Nasrin Astani cara berpuasa dalam agama Baha’i sama saja

seperti agama yang lainnya, yaitu tidak makan dan tidak minum dari terbitnya

matahari hingga terbenamnya matahari, perbedaannya hanyalah dari segi tata

cara dan waktunya mungkin, dalam agama Baha’i yaitu pada bulan ALA atau

bulan Keluhuran (2 Maret -21 Maret).8

Menurut Ibu Nasrin Astani tujuan puasa dalam agama Baha’i yaitu

untuk memperkuat kekuatan rohani kita dan untuk menambah kedekatan kita

sebagai hambanya kepada Tuhan sebagai sang Maha Pecipta-nya.9

Menurut Ibu Nasrin Astani dalam kitab i- Aqdas dijelaskan bahwa

larangan-larangan atau pengecualian dalam melaksanakan puasa dalam ajaran

Baha’i yaitu Musafir dengan syarat perjalanan itu lebih dari 9 jam, orang yang

sedang sakit, orang yang sudah lanjut usia lebih dari 70 tahun, wanita yang

sedang hamil dan menyusui, wanita yang sedang haid, dan orang-orang

bekerja berat.

Menurut Ibu Nasrin Astani yang memerintahkan puasa dalam agama

Baha’i bisa kita lihat dalam kitab i-Aqdas yaitu Tuhan dan utusan-Nya yaitu

Baha’u’llah.

7Wawancara Pribadi dengan ibu Nasrin atsani, Jakarta, 15 Maret 2017.

8Wawancara Pribadi dengan ibu Nasrin atsani, Jakarta, 15 Maret 2017.

9Wawancara Pribadi dengan ibu Nasrin atsani, Jakarta, 15 Maret 2017.

Page 66: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

57

Menurut Ibu Nasrin Astani hikmah berpuasa dalam agama Baha’i sama

halnya dengan agama-agama yang lainnya yaitu intinya untuk membersihkan

diri kita dari segala hawa nafsu yang kurang baik agar menjadi lebih baik,

untuk meningkatkan ketaatan kepada Tuhan, dan saya kira banyak sekali

hikmahnya dalam berpuasa.10

Menurut Ibu Nasrin Astani pengaruh puasa dalam kehidupan sehari hari,

banyak sekali pastinya, salah satu pengaruh dan manfaatnya yaitu untuk dapat

berkonsentrasi pada diri sendiri sebagai mahluk spritual, untuk menahan sifat

egois, untuk lebih disiflin dalam waktu, untuk menahan hawa nafsu indria,

dan masih banyak sekali pengaruhnya saya kira manfaat berpuasa dalam

kehidupan kita ini.11

Menurut Bapak Benedict Chee agama Baha’i:12

Pengertian puasa dalam agama Baha’i sebetulnya puasa itu hanyalah

suatu lambang atau symbol untuk menahan diri dari semua nafsu- nafsu

jasmani maupun rohani. Puasa itu merupakan perintah tuhan yang

diperintahkan kepada utusan tuhan yaitu orang-orang yang terpilih sebagai

utusannya. Seperti yang tercantum dalam kitab i- Aqdas.

Dalam agama Baha’i pada hakekatnya puasa itu masa untuk berdoa dan

bermeditasi atau berdoa untuk memulihkan rohani kita dan selama berpuasa

setiap umat Baha’i itu akan berusaha untuk memperbaiki kehidupan rohaninya

dan memperbaharui serta memperkuat kekuatan-kekuatan rohani yang

10

Wawancara Pribadi dengan ibu Nasrin atsani, Jakarta, 15 Maret 2017. 11

Wawancara Pribadi dengan ibu Nasrin atsani, Jakarta, 15 Maret 2017. 12

Wawancara Pribadi dengan Bapak Benedict Chee, Jakarta, 24 Maret 2017.

Page 67: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

58

terpendam dalam dirinya. Jadi pada dasarnya puasa itu konsep dasarnya sifat

rohani, walaupun tidak makan dan tidak minum itu hanya merupakan sebuah

symbol saja, intinya yaitu untuk mempertebal rohani kita dan mendekatkan

diri kepada Tuhan.

Menurut Bapak Benedict Chee cara berpuasa dalam agama Baha’i Ya,

Betul sekali pada intinya sama seperti agama Islam, Hindu, Kristen dan yang

lainnya yaitu menahan diri dari segala nafsu baik nafsu rohani maupun rohani

kita, serta menahan makan dan minum dari terbitnya matahari hingga

terbenamnya matahari.13

Menurut Bapak Benedict Chee dimulainya berpuasa dalam agama

Baha’i sudah jelas bahwasannya yang telah di terangkan dalam kitab i- Aqdas

yaitu pada bulan ALA atau bulan Keluhuran (2 Maret -21 Maret) pada

kalender Bad’i.14

Menurut Bapak Benedict Chee tujuan puasa dalam agama Baha’i yaitu

untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan dan mengisi kekosongan rohani

kita agar lebih dapat mengenal diri kita sebagai mahluk yang diciptakan oleh

Tuhan Yang Maha Esa.15

Menurut Bapak Benedict Chee dalam kitab i- Aqdas dalil yang

memerintahkan tentang berpuasa dalam agama Baha’i ada, ini dalilnya:

“Amalkan perintah-perintah-Ku demi kasih dan keindahan-Ku, dan itu

sebagai lampu karunia dan kunci rahmat, dan perintah puasa ini juga ada

13

Wawancara Pribadi dengan Bapak Benedict Chee, Jakarta, 24 Maret 2017. 14

Wawancara Pribadi dengan Bapak Benedict Chee, Jakarta, 24 Maret 2017. 15

Wawancara Pribadi dengan Bapak Benedict Chee, Jakarta, 24 Maret 2017.

Page 68: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

59

dalam kitab i- Aqdas yaitu Kami telah memerintahkan kepada-mu agar

berpuasa dan bersembahyang dari awal aqil- balig, ini adalah perintah Rabbi-

mu Rabbi Nenek moyang-mu.16

Menurut Bapak Benedict Chee hikmah puasa saya kira banyak sekali

hikmahnya jikalau kita melakukan puasa dengan penuh sungguh-sungguh

diantaranya yaitu membuat hati kita lebih tenang, hati kita tentram, hati kita

bersih dan memberikan manfaat kesehatan juga bagi diri kita.

Menurut Bapak Benedict Chee larangan-larangan atau pengecualian

dalam melaksanakan puasa dalam ajaran Baha’i yaitu Musafir dengan syarat

perjalanan itu lebih dari 9 jam, orang yang sedang sakit, orang yang sudah

lanjut usia lebih dari 70 tahun, wanita yang sedang hamil dan menyusui,

wanita yang sedang haid, dan orang-orang bekerja berat.17

Menurut Bapak Benedict Chee yang memerintahkan puasa yaitu Tuhan

Yang Maha Esa dan disampaikan kepada utusan-Nya yaitu Baha’ullah.

Menurut Bapak Benedict Chee Ya jelas ada yaitu pada bulan ALA atau

bulan Keluhuran (2 Maret -21 Maret).18

Menurut Bapak Benedict Chee hikmah berpuasa dalam agama Baha’i

sama halnya dengan agama-agama yang lainnya yaitu intinya untuk

membersihkan diri kita dari segala hawa nafsu yang kurang baik agar menjadi

lebih baik, untuk meningkatkan ketaatan kepada Tuhan, dan saya kira banyak

16

Wawancara Pribadi dengan Bapak Benedict Chee, Jakarta, 24 Maret 2017. 17

Wawancara Pribadi dengan Bapak Benedict Chee, Jakarta, 24 Maret 2017. 18

Wawancara Pribadi dengan Bapak Benedict Chee, Jakarta, 24 Maret 2017.

Page 69: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

60

sekali hikmahnya dalam berpuasa ketika kita melakukannya dengan penuh

kesungguhan kepada Tuhan.

Menurut Bapak Benedict Chee pengaruh puasa dalam kehidupan sehari

hari, iya pastinya ada, salah satu pengaruh dan manfaatnya yaitu untuk dapat

berkonsentrasi pada diri sendiri sebagai mahluk spritual, untuk menahan sifat

egois, untuk lebih disiflin dalam waktu, dan banyak sekali pengaruhnya

jikalau kita bias mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.19

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher agama Baha’i:20

Pengertian puasa dalam agama Baha’i sebetulnya puasa itu hanyalah

suatu lambang atau symbol untuk menahan diri dari semua nafsu- nafsu

jasmani maupun rohani. Puasa itu merupakan perintah tuhan yang

diperintahkan kepada utusan tuhan yaitu orang-orang yang terpilih sebagai

utusannya. Seperti yang tercantum dalam kitab i- Aqdas.

Dalam agama Baha’i pada hakekatnya puasa itu masa untuk berdoa dan

bermeditasi atau berdoa untuk memulihkan rohani kita dan selama berpuasa

setiap umat Baha’i itu akan berusaha untuk memperbaiki kehidupan rohaninya

dan memperbaharui serta memperkuat kekuatan-kekuatan rohani yang

terpendam dalam dirinya. Jadi pada dasarnya puasa itu konsep dasarnya sifat

rohani, walaupun tidak makan dan tidak minum itu hanya merupakan sebuah

symbol saja, intinya yaitu untuk mempertebal rohani kita dan mendekatkan

diri kepada Tuhan.

19

Wawancara Pribadi dengan Bapak Benedict Chee, Jakarta, 24 Maret 2017. 20

Wawancara Pribadi dengan Debora Beyesti Deutscher, Jakarta, 7 April 2017.

Page 70: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

61

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher cara berpuasa dalam agama

Baha’i Ya, Betul sekali pada intinya sama seperti agama Islam, Hindu,

Kristen dan yang lainnya yaitu menahan diri dari segala nafsu baik nafsu

rohani maupun rohani kita, serta menahan makan dan minum dari terbitnya

matahari hingga terbenamnya matahari.21

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher dimulainya berpuasa dalam

agama Baha’i sudah jelas bahwasannya yang telah di terangkan dalam kitab I

Aqdas yaitu pada bulan ALA atau bulan Keluhuran (2 Maret -21 Maret) pada

kalender Bad’i, dan dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari.22

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher tujuan puasa dalam agama

Baha’i yaitu untuk mendekatkan diri kita kepada Tuhan dan mengisi

kekosongan rohani kita agar lebih dapat mengenal diri kita sebagai mahluk

yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher dalil yang memerintahkan

tentang berpuasa dalam agama Baha’i ada, ini dalilnya: “Amalkan perintah-

perintah-Ku demi kasih dan keindahan-Ku, dan itu sebagai lampu karunia dan

kunci rahmat, dan perintah puasa ini juga ada dalam kitab i- Aqdas yaitu

Kami telah memerintahkan kepada-mu agar berpuasa dan bersembahyang dari

awal aqil- balig, ini adalah perintah Rabbi-mu Rabbi Nenek moyang-mu.23

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher hikmah puasa saya kira banyak

sekali hikmahnya jikalau kita melakukan puasa dengan penuh sungguh-

21

Wawancara Pribadi dengan Debora Beyesti Deutscher, Jakarta, 7 April 2017. 22

Wawancara Pribadi dengan Debora Beyesti Deutscher, Jakarta, 7 April 2017. 23

Wawancara Pribadi dengan Debora Beyesti Deutscher, Jakarta, 7 April 2017.

Page 71: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

62

sungguh diantaranya yaitu membuat hati kita lebih tenang, hati kita tentram,

hati kita bersih dan memberikan manfaat kesehatan juga bagi diri kita.

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher larangan-larangan atau

pengecualian dalam melaksanakan puasa dalam ajaran Baha’i yaitu Musafir

dengan syarat perjalanan itu lebih dari 9 jam, orang yang sedang sakit, orang

yang sudah lanjut usia lebih dari 70 tahun, wanita yang sedang hamil dan

menyusui, wanita yang sedang haid, dan orang-orang bekerja berat.24

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher yang memerintahkan puasa

yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan disampaikan kepada utusan-Nya yaitu

Baha’u’llah.25

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher Ya jelas ada yaitu pada bulan

ALA atau bulan Keluhuran (2 Maret -21 Maret).

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher hikmah berpuasa dalam agama

Baha’i sama halnya dengan agama-agama yang lainnya yaitu intinya untuk

membersihkan diri kita dari segala hawa nafsu yang kurang baik agar menjadi

lebih baik, untuk meningkatkan ketaatan kepada Tuhan, dan saya kira banyak

sekali hikmahnya dalam berpuasa ketika kita melakukannya dengan penuh

kesungguhan kepada Tuhan.26

Menurut Ibu Debora Beyesti Deutscher pengaruh puasa dalam

kehidupan sehari hari, iya pastinya ada, salah satu pengaruh dan manfaatnya

yaitu untuk dapat berkonsentrasi pada diri sendiri sebagai mahluk spritual,

24

Wawancara Pribadi dengan Debora Beyesti Deutscher, Jakarta, 7 April 2017. 25

Wawancara Pribadi dengan Debora Beyesti Deutscher, Jakarta, 7 April 2017. 26

Wawancara Pribadi dengan Debora Beyesti Deutscher, Jakarta, 7 April 2017.

Page 72: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

63

untuk menahan sifat egois, untuk lebih disiflin dalam waktu, dan banyak

sekali pengaruhnya jikalau kita bias mengamalkannya dalam kehidupan

sehari-hari kita. Jadi dapat kita simpulkan bahwasannya berpuasa dalam

perspektif Agama Baha’i yaitu berpuasa diperintahkan oleh Tuhan-Mu dan

Tuhan nenek moyang-Mu, serta berpuasa merupakan menahan diri dari segala

hawa nafsu baik jasmani dan rohani, dari terbitnya matahari hingga

terbenamnya matahari.

B. Konsep Sivaratri dalam agama Hindu

Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Puasa dalam

agama Hindu dapat diartikan sebagai tidak makan dan tidak minum dalam

waktu-waktu tertentu, selain Upawasa dalam agama Hindu juga ada Sivaratri

yang memiliki tujuan yang sama dengan puasa yaitu pengendalian diri dan

meningkatkan spiritualitas.

Puasa berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata Upa dan

Wasa, di mana Upa artinya dekat atau mendekat, dan Wasa artinya Tuhan

atau Yang Maha Kuasa.27

Sivaratri yang memiliki tujuan yang sama dengan puasa yaitu

pengendalian diri dan meningkatkan spiritualitas, Sivaratri merupakan

perayaan malam “Siva” yang jatuh pada hari ke-13 atau ke-14 dari tengah

bulan gelap Phalguna (Februari-Maret). Perayaan ini berlangsung terutama

27

K.M. Suhardana, Upawasa, Tapa, Dan Brata Berdasarkan Agama Hindu, (Surabaya:

Paramita, 2006), h. 4.

Page 73: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

64

pada malam hari. Ini adalah perayaan yang diadakan untuk menghormati

dewa Siva. Siva menikahi Parvati pada hari ini.

Umat Hindu melakukan puasa yang ketat pada hari ini. Bahkan beberapa

orang bhakta tidak meminum air sedikitpun. Mereka tidak tidur semalaman.

Lingam dari Siva dipuja sepanjang malam dengan menyiramkan susu, dadih

susu, madu, air mawar setiap tiga jam sekali sambil mengucapkan mantra om

namah sivaya secara terus menerus. Mempersembahkan daun bilva pada

lingam. Daun bilva sangatlah suci, seperti yang dikatakan orang bahwa dewi

Laksmi bersemayam di dalamnya.28

Dalam agama Hindu puasa merupakan mendekatkan diri kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Puasa menurut Hindu juga tidak hanya sekedar menahan

haus dan lapar, tidak hanya untuk merasakan bagaimana menjadi orang

miskin dan serba kekurangan, dan tidak saja untuk menghapus dosa dengan

janji surga. Puasa menurut Hindu adalah untuk mengendalikan nafsu Indria,

mengendalikan keinginan.Indria haruslah berada dibawah kesempurnaan

pikiran, dan pikiran berada dibawah kesadaran budhi. Jika indria kita

terkendali, pikiran kita terkendali maka kita akan dekat dengan kesucian,

dekat dengan Tuhan.

28

Sri Svani Sivananda, Hari Raya & Puasa dalam Agama Hindu(Surabaya: Paramita, 2002,

Cetakan Pertama), h. 133.

Page 74: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

65

Menurut Bapak Komang Artana agama Hindu:

puasa dalam agama Hindu yaitu tidak hanya sekedar menahan haus dan

lapar saja, tetapi bagaimana kita harus bisa menahan hawa nafsu dalam diri

kita agar kita bisa menjadi manusia yang baik dan bijaksana, jikalau kita

sudah bisa menjadi baik dan bijaksana maka kita akan menjadi manusia yang

selalu bersyukur dengan apa ygn kita punya sebagai titipan dari Tuhan Sang

Hyang Widi.29

Menurut Bapak Komang Artana cara berpuasa dalam agama Hindu yaitu

sama seperti agama-agama yang lainnya, hanya saja yang berbeda tata

caranya pasti itu berbeda karena masing-masing agama mempunyai dasar

hukum dalam kitab sucinya masing-masing tapi secara umum sepertinya sama

saja menurut saya.30

Menurut Bapak Komang Artana sejarah puasa dalam agama Hindu

terdapat di dalam kitab Veda, silahkan bisa di lihat dalam kitab veda tersebut

mengenai sejarah tentang puasa dalam Hindu.31

Menurut Bapak Komang Artana tujuan puasa dalam agama Hindu yaitu

puasa tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar tetapi untuk meningkatkan

spiritualitas kita kepada Tuhan agar kita menjadi manusia yang baik dan

29

Wawancara Pribadi dengan Bapak Komang Artana, Ciputat Rempoa, 18 Maret 2017. 30

Wawancara Pribadi dengan Bapak Komang Artana, Ciputat Rempoa, 18 Maret 2017. 31

Wawancara Pribadi dengan Bapak Komang Artana, Ciputat Rempoa, 18 Maret 2017.

Page 75: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

66

bijaksana, dan untuk meningkatkan kualitas rohani dalam diri kita masing-

masing.32

Menurut Bapak Komang Artana perintah puasa dalam agama Hindu,

perintahnya saya kira sejak jaman dahulu dan terdapat dalam kitab suci agama

hindu yaitu kitab Veda, serta dari utusan-utusan mulia dari Tuhan seperti para

nabi dan rosul atau para Rsi yang mengajarkan atau memerintahkan untuk

berpuasa dalam ajaran agama Hindu.33

Menurut Bapak Komang Artana bulan-bulan atau Hari-hari tertentu

dalam melaksanakan puasa dalam agama Hindu, menurutnya Ya ada salah

satunya yang sudah kita kenal seperti puasa Nyepi. Nah, dalam puasa Nyepi

ini umat Hindu melakukan puasa selama 24 jam sehari penuh, dan ditutup

dengan Ngembak Geni. Di samping itu juga ada pantangan-pantangan dalam

melakukan puasa Nyepi tersebut yaitu yang biasa dikenal dengan Catur Brata

(empat pengendalian diri), yaitu: Amati Geni artinya tidak menyalakan api,

baik siang maupun pada malam hari. Amati karya yaitu tidak melakukan

aktifitas kerja fisik apapun namanya. Amati lelanguan yaitu tidak menikmati

keindahan atau sesuatu yang mengasyikan, maksudnya adalah menjauhkan

diri dari kenikmatan yang bersifat keduniawiaan seperti hiburan, musik, film,

dan lain sebagainya. Yang terakhir yaitu Amati lelungayan artinya tidak

bepergian kemanapun atau keluar rumah, mengandung pesan moral untuk

32

Wawancara Pribadi dengan Bapak Komang Artana, Ciputat Rempoa, 18 Maret 2017. 33

Wawancara Pribadi dengan Bapak Komang Artana, Ciputat Rempoa, 18 Maret 2017.

Page 76: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

67

umat Hindu agar tidak menyibukan diri dari hal keduniawian, minimal satu

hari saja untuk tidak bepergian keluar rumah.34

Menurut Bapak Komang Artana hikmah berpuasa dalam agama Hindu

banyak sekali hikmahnya salah satunya yaitu dapat menenangkan hati kita,

dapat memberikan rasa sejuk dalam kehidupan kita, serta dapat memberikan

kesegaran jasmani maupun rohani kita.35

Menurut Bapak Komang Artana pengaruh puasa dalam kehidupan sehari

hari Ya ada, salah satu pengaruh dan manfaatnya yaitu untuk meningkatkan

spiritualitas kita, puasa juga merupakan suatu sarana untuk penebusan dosa,

dapat menghapuskan timbunan dosa, serta dapat membersihkan sistem

pernafasan, peredaran darah, pencernaan dan sistem urin. Selain itu puasa juga

dapat menghancurkan segala macam kotoran tubuh dan segala jenis racun

yang ada di dalam tubuh kita.36

Menurut Bapak Prayudhi agama Hindu:

puasa dalam agama Hindu yaitu tidak hanya sekedar menahan haus dan

lapar saja, tetapi bagaimana kita harus bisa menahan hawa nafsu dalam diri

kita agar kita bisa menjadi manusia yang baik dan bijaksana, jikalau kita

sudah bisa menjadi baik dan bijaksana maka kita akan menjadi manusia yang

34

Wawancara Pribadi dengan Bapak Komang Artana, Ciputat Rempoa, 18 Maret 2017. 35

Wawancara Pribadi dengan Bapak Komang Artana, Ciputat Rempoa, 18 Maret 2017. 36

Wawancara Pribadi dengan Bapak Komang Artana, Ciputat Rempoa, 18 Maret 2017.

Page 77: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

68

selalu bersyukur dengan apa ygn kita punya sebagai titipan dari Tuhan Sang

Hyang Widi.37

Menurut Bapak Prayudhi cara berpuasa dalam agama Hindu yaitu sama

seperti agama-agama yang lainnya, hanya saja yang berbeda tata caranya pasti

itu berbeda karena masing-masing agama mempunyai dasar hukum dalam

kitab sucinya masing-masing tapi secara umum sepertinya sama saja menurut

saya.38

Menurut Bapak Prayudhi sejarah puasa dalam agama Hindu terdapat di

dalam kitab Veda, silahkan anda bisa membacanya dalam kitab veda tersebut

mengenai sejarah tentang puasa dalam Hindu.39

Menurut Bapak Prayudhi tujuan puasa dalam agama Hindu yaitu seperti

yang tadi saya jelaskan bahwasannya puasa tidak hanya sekedar menahan

haus dan lapar tetapi untuk meningkatkan spiritualitas kita kepada Tuhan agar

kita menjadi manusia yang baik dan bijaksana, dan untuk meningkatkan

kualitas rohani dalam diri kita masing-masing.

Menurut Bapak Prayudhi perintah puasa dalam agama Hindu,

perintahnya saya kira sejak jaman dahulu dan terdapat dalam kitab suci agama

hindu yaitu kitab veda, serta dari utusan-utusan mulia dari Tuhan seperti para

37

Wawancara Pribadi dengan Bapak Prayudhi, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 38

Wawancara Pribadi dengan Bapak Prayudhi, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 39

Wawancara Pribadi dengan Bapak Prayudhi, Cikarang Barat, 28 Maret 2017.

Page 78: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

69

nabi dan rosul atau para Rsi yang mengajarkan atau memerintahkan untuk

berpuasa dalam ajaran agama Hindu.40

Menurut Bapak Prayudhi bulan-bulan tertentu dalam melaksanakan

puasa dalam agama Hindu, menurutnya iya ada contohnya seperti puasa

Nyepi. Nah, dalam puasa Nyepi ini umat Hindu melakukan puasa selama 24

jam sehari penuh, dan ditutup dengan Ngembak Geni. Di samping itu juga ada

pantangan-pantangan dalam melakukan puasa Nyepi tersebut yaitu yang

biasa dikenal dengan Catur Brata (empat pengendalian diri), yaitu: Amati

Geni artinya tidak menyalakan api, baik siang maupun pada malam hari.

Amati karya yaitu tidak melakukan aktifitas kerja fisik apapun namanya.

Amati lelanguan yaitu tidak menikmati keindahan atau sesuatu yang

mengasyikan, maksudnya adalah menjauhkan diri dari kenikmatan yang

bersifat keduniawiaan seperti hiburan, musik, film, dan lain sebagainya. Yang

terakhir yaitu Amati lelungayan artinya tidak bepergian kemanapun atau

keluar rumah, mengandung pesan moral untuk umat Hindu agar tidak

menyibukan diri dari hal keduniawian, minimal satu hari saja untuk tidak

bepergian keluar rumah.41

Menurut Bapak Prayudhi hikmah berpuasa dalam agama Hindu banyak

sekali hikmahnya salah satunya yaitu dapat menenangkan hati kita, dapat

40

Wawancara Pribadi dengan Bapak Prayudhi, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 41

Wawancara Pribadi dengan Bapak Prayudhi, Cikarang Barat, 28 Maret 2017.

Page 79: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

70

memberikan rasa sejuk dalam kehidupan kita, serta dapat memberikan

kesegaran jasmani maupun rohani kita.42

Menurut Bapak Prayudhi pengaruh puasa dalam kehidupan sehari

hari,pastinya ada, salah satu pengaruh dan manfaatnya yaitu untuk

meningkatkan spiritualitas kita, puasa juga merupakan suatu sarana untuk

penebusan dosa, dapat menghapuskan timbunan dosa, serta dapat

membersihkan sistem pernafasan, peredaran darah, pencernaan dan sistem

urin.43

Menurut Ibu Dewi Maharani agama Hindu:44

puasa dalam agama Hindu yaitu menahan diri segala hawa nafsu serta

menahan diri dari lapar dan haus, dengan tujuan untuk mendekatkan diri

kepada Tuhan.

Menurut Ibu Dewi Maharani cara berpuasa dalam agama Hindu yaitu

sama seperti agama-agama yang lainnya, hanya saja yang berbeda tata

caranya pasti itu berbeda karena masing-masing agama mempunyai dasar

hukum dalam kitab sucinya masing-masing tapi secara umum sepertinya sama

saja menurut saya.

Menurut Ibu Dewi Maharani sejarah puasa dalam agama Hindu terdapat

di dalam kitab Veda, silahkan anda bisa membacanya dalam kitab Veda

tersebut mengenai sejarah tentang puasa dalam Hindu.

42

Wawancara Pribadi dengan Bapak Prayudhi, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 43

Wawancara Pribadi dengan Bapak Prayudhi, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 44

Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi Maharani, Cikarang Barat, 28 Maret 2017.

Page 80: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

71

Menurut Ibu Dewi Maharani tujuan puasa dalam agama Hindu yaitu

seperti yang tadi saya jelaskan bahwasannya puasa tidak hanya sekedar

menahan haus dan lapar tetapi untuk meningkatkan spiritualitas kita kepada

Tuhan agar kita menjadi manusia yang baik dan bijaksana, dan agar diampuni

dosa-dosanya yang telah diperbuat.45

Menurut Ibu Dewi Maharani perintah puasa dalam agama Hindu,

perintahnya saya kira Tentu saja ada da nada di dalam kitab Veda.46

Menurut Ibu Dewi Maharani bulan-bulan tertentu dalam melaksanakan

puasa dalam agama Hindu, menurutnya iya ada contohnya seperti puasa

Nyepi. Nah, dalam puasa Nyepi ini umat Hindu melakukan puasa selama 24

jam sehari penuh, dan ditutup dengan Ngembak Geni.47

Menurut Ibu Dewi Maharani tentu saja ada pantangan-pantangan dalam

melakukan puasa Nyepi tersebut yaitu yang biasa dikenal dengan Catur Brata

(empat pengendalian diri), yaitu: Amati Geni artinya tidak menyalakan api,

baik siang maupun pada malam hari. Amati karya yaitu tidak melakukan

aktifitas kerja fisik apapun namanya. Amati lelanguan yaitu tidak menikmati

keindahan atau sesuatu yang mengasyikan, maksudnya adalah menjauhkan

diri dari kenikmatan yang bersifat keduniawiaan seperti hiburan, musik, film,

dan lain sebagainya. Yang terakhir yaitu Amati lelungayan artinya tidak

bepergian kemanapun atau keluar rumah, mengandung pesan moral untuk

45

Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi Maharani, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 46

Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi Maharani, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 47

Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi Maharani, Cikarang Barat, 28 Maret 2017.

Page 81: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

72

umat Hindu agar tidak menyibukan diri dari hal keduniawian, minimal satu

hari saja untuk tidak bepergian keluar rumah.48

Menurut Ibu Dewi Maharani yang memerintahkan puasa yaitu Tuhan

yang tertera dalam kitab Veda.

Menurut Ibu Dewi Maharani hikmah berpuasa dalam agama Hindu

banyak sekali hikmahnya salah satunya yaitu dapat menenangkan hati kita,

membuat diri kita lebih religious, dapat memberikan rasa sejuk dalam

kehidupan kita, serta dapat memberikan kesegaran jasmani maupun rohani

kita.49

Menurut Ibu Dewi Maharani pengaruh puasa dalam kehidupan sehari

hari,pastinya ada, setelah melaksanakan puasa segala ibadah yang dilakukan

ketika berpuasa dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu

pengaruh dan manfaatnya yaitu untuk meningkatkan spiritualitas kita, puasa

juga merupakan suatu sarana untuk penebusan dosa dan lain sebagainya.50

C. Persamaan dan Perbedaan Puasa dalam agama Baha’i dan Hindu

Dalam agama Baha’i mempunyai beberapa perbedaan puasa dengan

agama Hindu yaitu agama Baha’i berpuasa pada tanggal 2 maret sampai 22

maret, dan mereka hanya melaksanakan puasa 19 hari saja, dan mereka pula

memulai puasa dari matahari terbit sampai matahari terbenam, sedangkan

dalam Hindu puasa Nyepi adalah puasa 24 jam penuh, dan sudah di jelaskan

juga bahwasannya puasa terbagi menjadi beberapa point yaitu ada puasa yang

48

Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi Maharani, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 49

Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi Maharani, Cikarang Barat, 28 Maret 2017. 50

Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi Maharani, Cikarang Barat, 28 Maret 2017.

Page 82: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

73

bersifat wajib atau dianjurkan, puasa yang sifatnya tidak wajib, puasa yang

berkaitan dengan upacara tertentu, dan puasa berkaitan dengan hal-hal

tertentu. Dan dari segi pelaksanaanya pun agama Hindu banyak sekali

puasanya seperti puasa Nyepi, puasa siwaratri, puasa purnama dan tilem, serta

puasa untuk menebus dosa itu merupakan puasa yang bersifat wajib, untuk

puasa yang bersifat tidak wajib yaitu Puasa yang tidak wajib adalah puasa

yang dilaksanakan di luar ketentuan seperti yang di atas, misalnya pada hari-

hari suci: odalan, anggara kasih, dan buda kliwon. Puasa ini diserahkan pada

kebijakan masing-masing, apakah mau siang hari saja ataupun satu hari

penuh. Perlu kita ketahui bahwa pergantian hari menurut Hindu adalah sejak

fajar sampai fajar besoknya; bukan jam 00 atau jam 12 tengah malam. Puasa

yang berkaitan dengan upacara tertentu, misalnya setelah mawinten atau

mediksa,51

puasa selama tiga hari hanya dengan makan nasi kepel dan air

kelungah nyuhgading. Puasa berkaitan dengan hal-hal tertentu: sedang

bersamadhi, meditasi, sedang memohon petunjuk kepada Hyang Widhi, setiap

saat (tidak berhubungan dengan hari rerainan) dan jenis puasa tentukan sendiri

apakah total (tidak makan dan minum sama sekali) selama satu hari satu

malam atau seberapa mampunya. Memulai puasa dengan upacara sederhana

yaitu menghaturkan canangsari kalau bisa dengan banten pejati memohon

pesaksi serta kekuatan dari Hyang Widhi. Mengakhiri puasa dengan

51

Mawinten: pembersihan diri secara lahir bathin, secara lahir, diri dibersihkan dengan air

yang telah disatukan dengan berbagai aneka bunga/kembang, sedangkan secara bathin memohon

kepada Hyang Widhi Tuhan YME agar dapat diberikan penyucian diri, tuntunan dan bimbingan dalam

mempelajari ilmu pengetahuan yang bersifat suci seperti kesusilaan, kitab Veda, susastra Veda, lalu

selanjutnya dapat diamalkan dan di jalankan dalam kehidupan diri sendiri maupun kepada orang lain

yang memerlukannya.

Page 83: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

74

sembahyang juga banten yang sama. Makanan sehat yang digunakan sebelum

dan sesudah puasa terdiri dari unsur-unsur: beras (nasi) dengan sayur tanpa

bumbu keras, buah-buahan, susu, madu, dan mentega.

Dalam agama Baha’i pada hakikatnya puasa adalah untuk bermeditasi

dan berdoa dan masa pemulihan rohani, dan puasa itu hendaknya

dilaksanakan dengan penuh khidmat dan pengharapan untuk mengharapkan

rahmat dari Tuhan. Dalam penanggalan Baha’i ada empat dan kadang-kadang

ada lima hari antara bulan ke-18 dan ke-19 dalam setiap tahun yang disebut

“hari-hari HA atau hari-hari Sisipan” selama masa ini umat Baha’i menjamu

para sahabat dan sanak famili serta memberikan makan dan minum pada

orang-orang miskin diantara mereka. Dengan dimulainya bulan Baha’i yang

ke-19 yakni bulan keluhuran (ALA) masa umat Baha’i berpuasa dimulai.

Sedangkan dalam agama Hindu pada hakekatnya adalah untuk

meningkatkan spiritualitas kita, puasa juga merupakan suatu sarana untuk

penebusan dosa, dapat menghapuskan timbunan dosa, serta dapat

membersihkan sistem pernafasan, peredaran darah, pencernaan dan sistem

urin. Selain itu puasa juga dapat menghancurkan segala macam kotoran tubuh

dan segala jenis racun yang ada di dalam tubuh kita.

Page 84: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dalam Bab II, III,

dan IV mengenai “Komparasi Konsep Puasa Dalam Agama Baha’i dan

Hindu” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Makna puasa dalam agama Baha’i yaitu berpantang dari makanan dan

minuman. Berpuasa juga berarti melakukan praktek menahan diri untuk

menjauhkan diri dari semua selera tubuh dan sebagainya untuk dapat

berkonsentrasi pada diri sendiri sebagaimana spiritual dan untuk mendekatkan

diri kepada Allah. Sedangkan dalam agama Hindu berpuasa diartikan sebagai

tidak makan dan tidak minum pada waktu-waktu tertentu. Upawasa dapat

dibedakan dalam pengertian yang sempit dan luas. Dalam pengertian yang

sempit upawasa dapat diartikan sebagai dengan sengaja tidak makan dan tidak

minum, termasuk pengendalian panca indra. Sedangkan dalam pengertian

yang luas upawasa dapat diartikan sebagai melaksanakan pantangan,

pengekangan atau pengendalian keinginan atau pengendalian diri untuk tidak

berpikir, berkata dan berbuat yang bertentangan dengan ajaran agama Hindu.

2. Konsep puasa dalam agama Baha’i dan Hindu memiliki beberapa persamaan

dan perbedaan. Adapun persamaan dalam puasa agama Baha’i dan Hindu

yaitu melaksanakan puasa tidak makan dan tidak minum dari terbitnya

matahari hingga terbenamnya matahari. Sedangkan perbedaan didalam agama

Page 85: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

76

Hindu dan Baha’i, pada agama Hindu puasa juga merupakan suatu sarana

untuk penebusan dosa serta dapat menghapuskan timbunan dosa. Sedangkan

dalam agama Baha’i tidak ada konsep penebusan dosa atau menghapus

timbunan dosa dalam berpuasa. Dalam agama Baha’i perintah berpuasa

selama satu bulan (19 hari) yaitu dari 2- 21 Maret yang terdapat dalam

kalender agama Baha’i. Sedangkan dalam agama Hindu berpuasa itu dimulai

sehari sebelum tilem. Puasa total tidak makan dan minum apapun dimulai

sejak matahari terbit sampai dengan matahari terbenam.

B. Saran-Saran

Berdasarkan simpulan diatas, penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Berpuasalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama masing-masing.

Karena dengan menjalankan puasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan

agamanya, kita sendiri akan merasakan betapa banyaknya nilai-nilai

ibadah dan manfaat untuk diri kita.

2. Perlu adanya pemahaman keagamaan yang lebih dari kedua agama

tersebut khususnya mengenai puasa dalam agama Baha’i dan Hindu,

dikarenakan banyak sekali yang mengetahui perintah berpuasa dari

masing-masing agama tersebut tetapi umat dari kedua agama tersebut

banyak yang tidak melaksanakannya dan tidak memahaminya. Maka dari

itu kita sebagai mahasiswa study agama-agama harus bisa memberikan

pemahaman kepada kedua agama tersebut agar bisa melaksanakan puasa

dengan baik dan benar, bukan hanya sekedar menahan nafsu dari makan

Page 86: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

77

dan minum, tetapi bagaimana kita bisa meningkatkan spiritualitas kita

untuk bisa mendekatkan diri kita kepada Tuhan sang maha Pencipta.

Page 87: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

78

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghajali, Menangkap kedalam Rohaniah Peribadatan Islam. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1995.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Yogyakarta:

Rineka Cipta, 1996.

Azwar, Saifuddin. Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Baha, Abdul. Kalimat Tersembunyi dan Beberapa Sabda Suci. T.tp: Majelis

Rohani Nasional Baha’i Indonesia. 2008.

Baha, Abdul. Sang Suri Tauladan. T.tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i

Indonesia. 2008.

Baha, Abdul. Khotbah-Khotbah Abdul Baha’ di Paris. T.tp: Majelis Rohani

Nasional Baha’i Indonesia. 2008.

Baha’u’llah. Majalah Agama Baha’i. T.tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i

Indonesia, 2008.

Baha’u’llah, Himpunan Petikan Dari Tulisan Suci Baha’ullah. T.tp: Majelis

Rohani Nasional Baha’i Indonesia,2004.

Bungin, Burhan. Metode penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2004.

Fathea’zam Husmand. Taman Baru. T.tp: Majelis Rohani Nasional Baha’i

Indonesia,2009.

George ded Wendi, A Basic Baha’i Dictionary. T.tp: Majelis Rohani Nasional

Baha’i Indonesia,2009.

Hadiwijono, Harun. Agama Hindu dan Budha. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,

1989.

Hamka, Tuntunan puasa, Tarawih dan Idul Fitri. Jakarta: Pustaka Panji Mas,

1993.

Page 88: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

79

Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba

Humanika, 2012.

Junaedi, Dedi. Pedoman Puasa Tuntunan Dan Permasalahannya. Jakarta:

Akademika Persindo, 2004.

Madjid, Nurcholish. Dialog Bersama Cak Nur Merenungi makna dan Hikmah

Ibadah puasa, Nuzulul quran, Lailatul Qadar, Zakat dan Idul Fitri,

Jakarta: Paramadina, 2000.

Michal, Keene. Agama-agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius, 2006.

Mudjahid, Abdul Manaf. Sejarah Agama-Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1996.

Nadroh, Siti dan Azmi, Syaiful. Agama-agama Minor. Jakarta: UIN Jakarta Press,

2013.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009.

Singh, Dharam Vir, Hinduime Sebuah Pengantar, Surabaya: PARAMITA, 2006.

Sudarsana, I. B. Putu, Ajaran Agama Hindu Sila Kramaning Pemangku. Yayasan

Dhrama Acarya. 2006.

Singarimbun, Masridan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES, 1982.

Sisnono, Muhammad. Puasa Pada Umat Dulu Dan Sekarang. Jakarta: Republika,

2010.

Sivananda, Sri Svami. Hari Raya & Puasa dalam Agama Hindu. Surabaya:

Paramita, 2002.

Sumber Internet:

www.balitbangdiklat.Menag.org. Di akses pada 28 Maret 2017.

www.baha’i.org. Di akses pada tanggal 20 Maret 2017.

www.baha’iindonesia.org. Di akses pada tanggal 22 Maret 2017.

Page 89: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

80

www.reference.baha’i.org. Di akses pada tanggal 20 Maret 2017.

www.wikepedia.asal usul agama hindu.com. Di akses pada tanggal 18 Agustus

2016.

http://id.wikipedia.org/wiki/Hindu. Di akses pada tanggal 25 Agustus 2016.

Page 90: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Lampiran 1

Wawancara dengan Ibu Nasrin Astani

Agama: Baha’i

Pertanyaan: Apakah pengertian puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Pengertian puasa dalam agama Baha’i sebetulnya puasa itu hanyalah suatu lambang

atau symbol untuk menahan diri dari semua nafsu- nafsu jasmani maupun rohani. Puasa itu

merupakan perintah tuhan yang diperintahkan kepada utusan tuhan yaitu orang-orang yang

terpilih sebagai utusannya. Seperti yang tercantum dalam kitab i- Aqdas.

Pertanyaan: Bagaimanakah cara berpuasa dalam agama Baha’i? Apakah sama seperti agama

lainnya seperti Islam, Kristen, Hindu dan lainnya?

Jawaban: Ya, sebenernya pada hakekatnya puasa itu memang sama seperti agama yang lainnya

yaitu tidak makan dan tidak minum, tetapi mungkin yang membedakannya yaitu dari cara

pelaksanaan dan waktunya saja.

Pertanyaan: Bagaimana sejarah puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Agama Baha’i dan agama-agama lainnya mendapatkan perintah berpuasa berasal

dari Tuhan. Baha’ullah menetapkan puasa dalam Baha’i selama satu bulan (19 hari) yang

terdapat dalam kalender agama Baha’i. Dalam penanggalan Baha’i ada empat dan kadang-

kadang ada lima hari antara bulan ke-18 dan ke-19 dalam setiap tahun yang disebut “hari-hari

HA atau hari-hari Sisipan” selama masa ini umat Baha’i menjamu para sahabat dan sanak

famili serta memberikan makan dan minum pada orang-orang miskin diantara mereka. Dengan

dimulainya bulan Baha’i yang ke-19 yakni bulan keluhuran (ALA) masa umat Baha’i berpuasa

dimulai.

Pertanyaan: Bagaimana konsep ajaran puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Puasa adalah suatu lambang yang berpantang pada nafsu-nafsu, puasa jasmani

adalah pengingatan; yakni sebagaimana seseorang berpantang terhadap keinginan jasmaninya,

demikian pula ia harus mengekang dorongan dan hawa nafsunya, akan tetapi sekedar

berpantang makan saja tidak berfaedah bagi jiwa, pantangan itu hanyalah lambang suatu

pengingatan saja kalau tidak puasa itu tidak ada artinya. Puasa untuk tujuan ini bukan berarti

tidak makan sama sekali, aturan emas tentang makan ialah jangan mengambil terlalu banyak

Page 91: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

atau terlalu sedikit, sikap sedang amat diperlukan. Di india terdapat beberapa sekte yang

menjalankan berpantang secara berlebihan dan secara bertahap mereka mengurangi makan

sehingga mereka tidak makan sama sekali. Kecerdasan mereka-pun menurun. Seseorang tidak

layak mengabdi kepada Tuhan melaui akal dan tubuhnya jika menjadi lemah karena kurang

makan. Ia tidak dapat memahaminya makna puasa secara jelas.

Pertanyaan: Apakah tujuan puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Banyak sekali tujuan berpuasa itu, salah satunya yaitu untuk memperkuat kekuatan

rohani kita dan untuk menambah kedekatan kita sebagai hambanya kepada Tuhan sebagai sang

Maha Pecipta-nya.

Pertanyaan: Adakah perintah puasa dalam ajaran agama Baha’i?

Jawaban: Ada, Amalkan perintah-perintah-Ku demi kasih dan keindahan-Ku, dan itu sebagai

lampu karunia dan kunci rahmat, dan perintah puasa ini juga ada dalam kitab Al- Aqdas yaitu

Kami telah memerintahkan kepada-mu agar berpuasa dan bersembahyang dari awal aqil- balig,

ini adalah perintah Rabbi-mu Rabbi Nenek moyang-mu. Tahanlah dirimu dari makan dan

minum mulai dari matahari terbit hingga terbenamnya matahari dan berhati-hatilah jangan

sampai hawa nafsu menghalangi engkau dari rahmat yang ditetapkan dalam kitab, jadi kitab al-

Aqdas itu merupakan kitab suci agama Baha’i dan kitab Hukum-hukum Baha’i.

Pertanyaan: Apakah hikmah puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: hikmah berpuasa dalam agama Baha’i sama halnya dengan agama-agama yang

lainnya yaitu meningkatkan spiritualitas kita, dan pada intinya untuk membersihkan diri kita

dari segala hawa nafsu yang kurang baik agar menjadi lebih baik, untuk meningkatkan ketaatan

kepada Tuhan, dan saya kira banyak sekali hikmahnya dalam berpuasa.

Pertanyaan: Apakah ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa menurut ajaran Baha’i?

Jawaban: larangan-larangan atau pengecualian dalam melaksanakan puasa dalam ajaran

Baha’i yaitu Musafir dengan syarat perjalanan itu lebih dari 9 jam, orang yang sedang sakit,

orang yang sudah lanjut usia lebih dari 70 tahun, wanita yang sedang hamil dan menyusui,

wanita yang sedang haid, dan orang-orang bekerja berat.

Page 92: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Pertanyaan: Siapakah yang perintahkan puasa dalam agama baha’i?

Jawaban: yang memerintahkan puasa dalam agama Baha’i bisa kita lihat dalam kitab i-Aqdas

yaitu Tuhan dan utusan-Nya yaitu Baha’u’llah.

Pertanyaan: Apakah ada bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa Baha’i?

Jawaban: Iya ada, di dalam agama Baha’i berpuasa yaitu pada bulan ALA atau bulan

Keluhuran (2 Maret -21 Maret). Intinya dalam agama Baha’i berpuasa itu 19 hari dan dalam

kalender Baha’i satu bulan yaitu 19 Hari.

Pertanyaan: Apakah ada pengaruh puasa dalam kehidupan sehari-hari anda?

Jawaban: Pengaruh puasa dalam kehidupan sehari hari, banyak sekali pastinya, salah satu

pengaruh dan manfaatnya yaitu untuk dapat berkonsentrasi pada diri sendiri sebagai mahluk

spritual, untuk menahan sifat egois, untuk lebih disiflin dalam waktu, untuk menahan hawa nafsu

indria, dan masih banyak sekali pengaruhnya saya kira manfaat berpuasa dalam kehidupan kita

ini.

Page 93: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Lampiran II

Wawancara dengan Bapak Benedict Chee

Agama: Baha’i

Pertanyaan: Apakah pengertian puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Pengertian puasa dalam agama Baha’i sebetulnya puasa itu hanyalah suatu lambang

atau symbol untuk menahan diri dari semua nafsu- nafsu jasmani maupun rohani. Puasa itu

merupakan perintah tuhan yang diperintahkan kepada utusan tuhan yaitu orang-orang yang

terpilih sebagai utusannya. Seperti yang tercantum dalam kitab i- Aqdas.

Pertanyaan: Bagaimanakah cara berpuasa dalam agama Baha’i? Apakah sama seperti agama

lainnya seperti Islam, Kristen, Hindu dan lainnya?

Jawaban: Menurut saya puasa dalam agama Baha’i dengan agama-agama yang lainnya saya

kira hampir sama yaitu menahan makan dan minum dari terbit matahari hingga terbenamnya

matahari, tetapi yang membedakannya sebenernya yaitu tata cara pelaksanaan atau amalan-

amalannya dalam menjalankan puasa tersebut.

Pertanyaan: Bagaimana sejarah puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Agama Baha’i dan agama-agama lainnya mendapatkan perintah berpuasa berasal

dari Tuhan. Baha’ullah menetapkan puasa dalam Baha’i selama satu bulan (19 hari) yang

terdapat dalam kalender agama Baha’i. Dalam penanggalan Baha’i ada empat dan kadang-

kadang ada lima hari antara bulan ke-18 dan ke-19 dalam setiap tahun yang disebut “hari-hari

HA atau hari-hari Sisipan” selama masa ini umat Baha’i menjamu para sahabat dan sanak

famili serta memberikan makan dan minum pada orang-orang miskin diantara mereka. Dengan

dimulainya bulan Baha’i yang ke-19 yakni bulan keluhuran (ALA) masa umat Baha’i berpuasa

dimulai.

Pertanyaan: Bagaimana konsep ajaran puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Puasa adalah suatu lambang yang berpantang pada nafsu-nafsu, puasa jasmani

adalah pengingatan; yakni sebagaimana seseorang berpantang terhadap keinginan jasmaninya,

demikian pula ia harus mengekang dorongan dan hawa nafsunya, akan tetapi sekedar

berpantang makan saja tidak berfaedah bagi jiwa, pantangan itu hanyalah lambang suatu

pengingatan saja kalau tidak puasa itu tidak ada artinya. Puasa untuk tujuan ini bukan berarti

Page 94: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

tidak makan sama sekali, aturan emas tentang makan ialah jangan mengambil terlalu banyak

atau terlalu sedikit, sikap sedang amat diperlukan. Di india terdapat beberapa sekte yang

menjalankan berpantang secara berlebihan dan secara bertahap mereka mengurangi makan

sehingga mereka tidak makan sama sekali. Kecerdasan mereka-pun menurun. Seseorang tidak

layak mengabdi kepada Tuhan melaui akal dan tubuhnya jika menjadi lemah karena kurang

makan. Ia tidak dapat memahaminya makna puasa secara jelas.

Pertanyaan: Apakah tujuan puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Saya kira banyak sekalian tujuan berpuasa salah satunya yaitu untuk memperkuat

kekuatan rohani kita dan untuk menambah kedekatan kita sebagai hambanya kepada Tuhan

sebagai sang Maha Pecipta-nya.

Pertanyaan: Adakah perintah puasa dalam ajaran agama Baha’i?

Jawaban: Ada, Amalkan perintah-perintah-Ku demi kasih dan keindahan-Ku, dan itu sebagai

lampu karunia dan kunci rahmat, dan perintah puasa ini juga ada dalam kitab Al- Aqdas yaitu

Kami telah memerintahkan kepada-mu agar berpuasa dan bersembahyang dari awal aqil- balig,

ini adalah perintah Rabbi-mu Rabbi Nenek moyang-mu. Tahanlah dirimu dari makan dan

minum mulai dari matahari terbit hingga terbenamnya matahari dan berhati-hatilah jangan

sampai hawa nafsu menghalangi engkau dari rahmat yang ditetapkan dalam kitab, jadi kitab al-

Aqdas itu merupakan kitab suci agama Baha’i dan kitab Hukum-hukum Baha’i.

Pertanyaan: Apakah hikmah puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: berbicara mengenai hikmah berpuasa dalam agama Baha’i sama halnya dengan

agama-agama yang lainnya yaitu meningkatkan spiritualitas kita, dan pada intinya untuk

membersihkan diri kita dari segala hawa nafsu yang kurang baik agar menjadi lebih baik, untuk

meningkatkan ketaatan kepada Tuhan, dan banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam kita

melaksanakan berpuasa.

Pertanyaan: Apakah ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa menurut ajaran Baha’i?

Jawaban: Ada, larangan-larangan atau pengecualian dalam melaksanakan puasa dalam ajaran

Baha’i yaitu Musafir dengan syarat perjalanan itu lebih dari 9 jam, orang yang sedang sakit,

orang yang sudah lanjut usia lebih dari 70 tahun, wanita yang sedang hamil dan menyusui,

wanita yang sedang haid, dan orang-orang bekerja berat.

Page 95: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Pertanyaan: Siapakah yang perintahkan puasa dalam agama baha’i?

Jawaban: yang memerintahkan puasa dalam agama Baha’i bisa kita lihat dalam kitab i-Aqdas

yaitu Tuhan dan utusan-Nya yaitu Baha’u’llah.

Pertanyaan: Apakah ada bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa Baha’i?

Jawaban: Iya ada, di dalam agama Baha’i berpuasa yaitu pada bulan ALA atau bulan

Keluhuran (2 Maret -21 Maret). Intinya dalam agama Baha’i berpuasa itu 19 hari dan dalam

kalender Baha’i satu bulan yaitu 19 Hari.

Pertanyaan: Apakah ada pengaruh puasa dalam kehidupan sehari-hari anda?

Jawaban: Pengaruh puasa dalam kehidupan sehari hari, banyak sekali pastinya, salah satu

pengaruh dan manfaatnya yaitu untuk dapat berkonsentrasi pada diri sendiri sebagai mahluk

spritual, untuk menahan sifat egois, untuk lebih disiflin dalam waktu, untuk menahan hawa nafsu

indria, dan masih banyak sekali pengaruhnya saya kira manfaat berpuasa dalam kehidupan kita

ini. Saya kira banyak sekali manfaat atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari kita.

Page 96: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Lampiran III

Wawancara dengan Ibu Debora Beyesti

Agama: Baha’i

Pertanyaan: Apakah pengertian puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Pengertian puasa dalam agama Baha’i puasa merupakan suatu lambang atau symbol

untuk menahan diri dari segala nafsu- nafsu jasmani maupun rohani. Puasa itu merupakan

perintah tuhan yang diperintahkan kepada utusan tuhan. Seperti yang tercantum dalam kitab i-

Aqdas.

Pertanyaan: Bagaimanakah cara berpuasa dalam agama Baha’i? Apakah sama seperti agama

lainnya seperti Islam, Kristen, Hindu dan lainnya?

Jawaban: Menurut saya puasa dalam agama Baha’i dengan agama-agama yang lainnya pada

dasarnya sama seperti agama-agama yang lainnya yaitu menahan makan dan minum dari terbit

matahari hingga terbenamnya matahari, tetapi yang membedakannyaa sebenernya yaitu tata

cara pelaksanaan atau amalan-amalannya dalam menjalankan puasa tersebut.

Pertanyaan: Bagaimana sejarah puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Agama Baha’i dan agama-agama lainnya mendapatkan perintah berpuasa berasal

dari Tuhan. Baha’ullah menetapkan puasa dalam Baha’i selama satu bulan (19 hari) yang

terdapat dalam kalender agama Baha’i. Dalam penanggalan Baha’i ada empat dan kadang-

kadang ada lima hari antara bulan ke-18 dan ke-19 dalam setiap tahun yang disebut “hari-hari

HA atau hari-hari Sisipan” selama masa ini umat Baha’i menjamu para sahabat dan sanak

famili serta memberikan makan dan minum pada orang-orang miskin diantara mereka. Dengan

dimulainya bulan Baha’i yang ke-19 yakni bulan keluhuran (ALA) masa umat Baha’i berpuasa

dimulai.

Pertanyaan: Bagaimana konsep ajaran puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Puasa adalah suatu lambang yang berpantang pada nafsu-nafsu, puasa jasmani

adalah pengingatan; yakni sebagaimana seseorang berpantang terhadap keinginan jasmaninya,

demikian pula ia harus mengekang dorongan dan hawa nafsunya, akan tetapi sekedar

berpantang makan saja tidak berfaedah bagi jiwa, pantangan itu hanyalah lambang suatu

pengingatan saja kalau tidak puasa itu tidak ada artinya. Puasa untuk tujuan ini bukan berarti

Page 97: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

tidak makan sama sekali, aturan emas tentang makan ialah jangan mengambil terlalu banyak

atau terlalu sedikit, sikap sedang amat diperlukan. Di india terdapat beberapa sekte yang

menjalankan berpantang secara berlebihan dan secara bertahap mereka mengurangi makan

sehingga mereka tidak makan sama sekali. Kecerdasan mereka-pun menurun. Seseorang tidak

layak mengabdi kepada Tuhan melaui akal dan tubuhnya jika menjadi lemah karena kurang

makan. Ia tidak dapat memahaminya makna puasa secara jelas.

Pertanyaan: Apakah tujuan puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Tujuan berpuasa dalan agama Baha’I salah satunya yaitu untuk memperkuat

kekuatan rohani kita dan untuk menambah kedekatan kita sebagai hambanya kepada Tuhan

sebagai sang Maha Pecipta-nya, dan saya kira masih banyak tujuan dalam melaksanakan

berpuasa dalam agama Baha’i.

Pertanyaan: Adakah perintah puasa dalam ajaran agama Baha’i?

Jawaban: Ada, Amalkan perintah-perintah-Ku demi kasih dan keindahan-Ku, dan itu sebagai

lampu karunia dan kunci rahmat, dan perintah puasa ini juga ada dalam kitab Al- Aqdas yaitu

Kami telah memerintahkan kepada-mu agar berpuasa dan bersembahyang dari awal aqil- balig,

ini adalah perintah Rabbi-mu Rabbi Nenek moyang-mu. Tahanlah dirimu dari makan dan

minum mulai dari matahari terbit hingga terbenamnya matahari dan berhati-hatilah jangan

sampai hawa nafsu menghalangi engkau dari rahmat yang ditetapkan dalam kitab, jadi kitab al-

Aqdas itu merupakan kitab suci agama Baha’i dan kitab Hukum-hukum Baha’i.

Pertanyaan: Apakah hikmah puasa dalam agama Baha’i?

Jawaban: Hikmah berpuasa dalam agama Baha’i sama halnya dengan agama-agama yang

lainnya yaitu meningkatkan spiritualitas kita, dan pada intinya untuk membersihkan diri kita

dari segala hawa nafsu yang kurang baik agar menjadi lebih baik, untuk meningkatkan ketaatan

kepada Tuhan, dan banyak sekali hikmah yang terkandung di dalam kita melaksanakan

berpuasa.

Pertanyaan: Apakah ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa menurut ajaran Baha’i?

Jawaban: Ada, larangan-larangan atau pengecualian dalam melaksanakan puasa dalam ajaran

Baha’i yaitu Musafir dengan syarat perjalanan itu lebih dari 9 jam, orang yang sedang sakit,

Page 98: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

orang yang sudah lanjut usia lebih dari 70 tahun, wanita yang sedang hamil dan menyusui,

wanita yang sedang haid, dan orang-orang bekerja berat.

Pertanyaan: Siapakah yang perintahkan puasa dalam agama baha’i?

Jawaban: Yang memerintahkan puasa dalam agama Baha’i bisa kita lihat dalam kitab i-Aqdas

yaitu Tuhan dan utusan-Nya yaitu Baha’u’llah.

Pertanyaan: Apakah ada bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa Baha’i?

Jawaban: Iya ada, di dalam agama Baha’i berpuasa yaitu pada bulan ALA atau bulan

Keluhuran (2 Maret -21 Maret). Intinya dalam agama Baha’i berpuasa itu 19 hari dan dalam

kalender Baha’i satu bulan yaitu 19 Hari.

Pertanyaan: Apakah ada pengaruh puasa dalam kehidupan sehari-hari anda?

Jawaban: Pengaruh puasa dalam kehidupan sehari hari, banyak sekali pastinya, salah satu

pengaruh dan manfaatnya yaitu untuk dapat berkonsentrasi pada diri sendiri sebagai mahluk

spritual, untuk menahan sifat egois, untuk lebih disiflin dalam waktu, untuk menahan hawa nafsu

indria, dan masih banyak sekali pengaruhnya saya kira manfaat berpuasa dalam kehidupan kita

ini. Saya kira banyak sekali manfaat atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari kita.

Page 99: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Lampiran I

Wawancara dengan Bapak Komang Artana

Agama: Hindu

Pertanyaan: Apakah pengertian puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Puasa dalam agama Hindu yaitu tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar saja,

tetapi bagaimana kita harus bisa menahan hawa nafsu dalam diri kita agar kita bisa menjadi

manusia yang baik dan bijaksana, jikalau kita sudah bisa menjadi baik dan bijaksana maka kita

akan menjadi manusia yang selalu bersyukur dengan apa yang kita punya sebagai titipan dari

Tuhan Sang Hyang Widi.

Pertanyaan: Bagaimanakah cara berpuasa dalam agama Hindu? Apakah sama seperti agama

yang lainnya?

Jawaban: Ya, sama seperti agama-agama yang lainnya, hanya saja yang berbeda tata caranya

pasti itu berbeda karena masing-masing agama mempunyai dasar hukum dalam kitab sucinya

masing-masing tapi secara umum sepertinya sama saja menurut saya.

Pertanyaan: Bagaimana sejarah puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Mengenai sejarah puasa dalam agama Hindu terdapat di dalam kitab Veda, silahkan

anda bisa membacanya dalam kitab veda tersebut di sana terdapat sejarah dan macam-macam

puasa dalam agama Hindu.

Pertanyaan: Bagaimana konsep ajaran puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Puasa dalam agama Hindu

dapat diartikan sebagai tidak makan dan tidak minum dalam waktu-waktu tertentu. Puasa

berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata Upa dan Wasa, di mana Upa artinya dekat

atau mendekat, dan Wasa artinya Tuhan atau Yang Maha Kuasa. Upawasa atau puasa artinya

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 100: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Pertanyaan: Apakah tujuan puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Tujuan puasa dalam agama Hindu seperti yang tadi saya jelaskan bahwasannya

puasa tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar tetapi untuk meningkatkan spiritualitas kita

kepada Tuhan agar kita menjadi manusia yang baik dan bijaksana, dan untuk meningkatkan

kualitas rohani dalam diri kita masing-masing.

Pertanyaan: Adakah perintah puasa dalam ajaran agama Hindu?

Jawaban: Iya ada, perintah puasa dalam agama Hindu terdapat dalam kitab Veda.

Pertanyaan: Apakah hikmah puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Hikmah berpuasa dalam agama Hindu banyak sekali hikmahnya salah satunya yaitu

dapat menenangkan hati kita, dapat memberikan rasa sejuk dalam kehidupan kita, serta dapat

memberikan kesegaran jasmani maupun rohani kita.

Pertanyaan: Apakah ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa menurut ajaran Hindu?

Jawaban: Ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa, salah satunya dalam puasa

Nyepi, yaitu Catur Brata (empat pengendalian diri), yaitu: Amati Geni artinya tidak menyalakan

api, baik siang maupun pada malam hari. Amati karya yaitu tidak melakukan aktifitas kerja fisik

apapun namanya. Amati lelanguan yaitu tidak menikmati keindahan atau sesuatu yang

mengasyikan, maksudnya adalah menjauhkan diri dari kenikmatan yang bersifat keduniawiaan

seperti hiburan, musik, film, dan lain sebagainya. Yang terakhir yaitu Amati lelungayan artinya

tidak bepergian kemanapun atau keluar rumah, mengandung pesan moral untuk umat Hindu

agar tidak menyibukan diri dari hal keduniawian, minimal satu hari saja untuk tidak bepergian

keluar rumah.

Pertanyaan: Siapakah yang perintahkan puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Perintah puasa dalam agama Hindu, perintahnya terdapat dalam kitab suci agama

hindu yaitu kitab Veda, serta dari utusan-utusan mulia dari Tuhan seperti para nabi dan rosul

atau para Rsi yang mengajarkan atau memerintahkan untuk berpuasa dalam ajaran agama

Hindu.

Pertanyaan: Apakah ada bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa agama

Hindu?

Page 101: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Jawaban: Bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa dalam agama

Hindu, menurutnya Ya ada salah satunya yang sudah kita kenal seperti puasa Nyepi. Nah, dalam

puasa Nyepi ini umat Hindu melakukan puasa selama 24 jam sehari penuh, dan ditutup dengan

Ngembak Geni.

Pertanyaan: apakah ada pengaruh puasa dalam kehidupan pribadi anda? Terutama dalam

kehidupan sehari-hari anda?

Jawaban: Pengaruh puasa dalam kehidupan sehari hari Ya ada, salah satu pengaruh dan

manfaatnya yaitu untuk meningkatkan spiritualitas kita, puasa juga merupakan suatu sarana

untuk penebusan dosa, dapat menghapuskan timbunan dosa, serta dapat membersihkan sistem

pernafasan, peredaran darah, pencernaan dan sistem urin. Selain itu puasa juga dapat

menghancurkan segala macam kotoran tubuh dan segala jenis racun yang ada di dalam tubuh

kita.

Page 102: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Lampiran II

Wawancara dengan Bapak Prayudhi

Agama: Hindu

Pertanyaan: Apakah pengertian puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Puasa dalam agama Hindu yaitu tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar saja,

tetapi bagaimana kita harus bisa menahan hawa nafsu dalam diri kita agar kita bisa menjadi

manusia yang baik dan bijaksana, dalam agama Hindu itu puasa bukan hanya sekedar acara

rutinitas setiap tahun semata, melainkan bagaimana diri kita melatih diri kita untuk bisa

menahan segala hal-hal yang bersifat keduniawian dan meningkatkan spiritualitas kita.

Pertanyaan: Bagaimanakah cara berpuasa dalam agama Hindu? Apakah sama seperti agama

yang lainnya?

Jawaban: Ya, sama seperti agama-agama yang lainnya, hanya saja yang berbeda tata caranya

pasti itu berbeda karena masing-masing agama mempunyai dasar hukum dalam kitab sucinya

masing-masing tapi secara umum sepertinya sama saja menurut saya.

Pertanyaan: Bagaimana sejarah puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Mengenai sejarah puasa dalam agama Hindu terdapat di dalam kitab Veda, silahkan

anda bisa membacanya dalam kitab veda tersebut di sana terdapat sejarah dan macam-macam

puasa dalam agama Hindu.

Pertanyaan: Bagaimana konsep ajaran puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Puasa dalam agama Hindu

dapat diartikan sebagai tidak makan dan tidak minum dalam waktu-waktu tertentu. Puasa

berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata Upa dan Wasa, di mana Upa artinya dekat

atau mendekat, dan Wasa artinya Tuhan atau Yang Maha Kuasa. Upawasa atau puasa artinya

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pertanyaan: Apakah tujuan puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Tujuan puasa dalam agama Hindu yaitu puasa tidak hanya sekedar menahan haus

dan lapar tetapi untuk meningkatkan spiritualitas kita kepada Tuhan agar kita menjadi manusia

Page 103: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

yang baik dan bijaksana, dan untuk meningkatkan kualitas rohani dalam diri kita masing-

masing.

Pertanyaan: Adakah perintah puasa dalam ajaran agama Hindu?

Jawaban: Iya ada, perintah puasa dalam agama Hindu terdapat dalam kitab Veda.

Pertanyaan: Apakah hikmah puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Hikmah berpuasa dalam agama Hindu banyak sekali hikmahnya salah satunya yaitu

dapat menenangkan hati kita, dapat memberikan rasa sejuk dalam kehidupan kita, serta dapat

memberikan kesegaran jasmani maupun rohani kita.

Pertanyaan: Apakah ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa menurut ajaran Hindu?

Jawaban: Ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa, salah satunya dalam puasa

Nyepi, yaitu Catur Brata (empat pengendalian diri), yaitu: Amati Geni artinya tidak menyalakan

api, baik siang maupun pada malam hari. Amati karya yaitu tidak melakukan aktifitas kerja fisik

apapun namanya. Amati lelanguan yaitu tidak menikmati keindahan atau sesuatu yang

mengasyikan, maksudnya adalah menjauhkan diri dari kenikmatan yang bersifat keduniawiaan

seperti hiburan, musik, film, dan lain sebagainya. Yang terakhir yaitu Amati lelungayan artinya

tidak bepergian kemanapun atau keluar rumah, mengandung pesan moral untuk umat Hindu

agar tidak menyibukan diri dari hal keduniawian, minimal satu hari saja untuk tidak bepergian

keluar rumah.

Pertanyaan: Siapakah yang perintahkan puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Perintah puasa dalam agama Hindu, perintahnya terdapat dalam kitab suci agama

hindu yaitu kitab Veda, serta dari utusan-utusan mulia dari Tuhan seperti para nabi dan rosul

atau para Rsi yang mengajarkan atau memerintahkan untuk berpuasa dalam ajaran agama

Hindu.

Pertanyaan: Apakah ada bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa agama

Hindu?

Jawaban: Bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa dalam agama

Hindu, menurutnya Ya ada salah satunya yang sudah kita kenal seperti puasa Nyepi. Nah, dalam

Page 104: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

puasa Nyepi ini umat Hindu melakukan puasa selama 24 jam sehari penuh, dan ditutup dengan

Ngembak Geni.

Pertanyaan: apakah ada pengaruh puasa dalam kehidupan pribadi anda? Terutama dalam

kehidupan sehari-hari anda?

Jawaban: Pengaruh puasa dalam kehidupan sehari hari Ya ada, salah satu pengaruh dan

manfaatnya yaitu untuk meningkatkan spiritualitas kita, puasa juga merupakan suatu sarana

untuk penebusan dosa, dapat menghapuskan timbunan dosa, serta dapat membersihkan sistem

pernafasan, peredaran darah, pencernaan dan sistem urin. Selain itu puasa juga dapat

menghancurkan segala macam kotoran tubuh dan segala jenis racun yang ada di dalam tubuh

kita.

Page 105: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

Lampiran III

Wawancara dengan Ibu Dewi Maharani

Agama: Hindu

Pertanyaan: Apakah pengertian puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Puasa dalam agama Hindu yaitu tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar saja,

tetapi bagaimana kita harus bisa menahan hawa nafsu dalam diri kita agar kita bisa menjadi

manusia yang baik dan bijaksana. Intinya puasa itu kan untuk mendekatkan diri kita kepada

Tuhan.

Pertanyaan: Bagaimanakah cara berpuasa dalam agama Hindu? Apakah sama seperti agama

yang lainnya?

Jawaban: Ya, sama seperti agama-agama yang lainnya, hanya saja yang berbeda tata caranya

pasti itu berbeda karena masing-masing agama mempunyai dasar hukum dalam kitab sucinya

masing-masing tapi secara umum sepertinya sama saja menurut saya.

Pertanyaan: Bagaimana sejarah puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Mengenai sejarah puasa dalam agama Hindu terdapat di dalam kitab Veda, silahkan

anda bisa membacanya dalam kitab veda tersebut di sana terdapat sejarah dan macam-macam

puasa dalam agama Hindu.

Pertanyaan: Bagaimana konsep ajaran puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Puasa dalam agama Hindu

dapat diartikan sebagai tidak makan dan tidak minum dalam waktu-waktu tertentu. Puasa

berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata Upa dan Wasa, di mana Upa artinya dekat

atau mendekat, dan Wasa artinya Tuhan atau Yang Maha Kuasa. Upawasa atau puasa artinya

mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pertanyaan: Apakah tujuan puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Tujuan puasa dalam agama Hindu yaitu puasa tidak hanya sekedar menahan haus

dan lapar tetapi untuk meningkatkan spiritualitas kita kepada Tuhan agar kita menjadi manusia

Page 106: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

yang baik dan bijaksana, dan untuk meningkatkan kualitas rohani dalam diri kita masing-

masing.

Pertanyaan: Adakah perintah puasa dalam ajaran agama Hindu?

Jawaban: Iya ada, perintah puasa dalam agama Hindu terdapat dalam kitab Veda.

Pertanyaan: Apakah hikmah puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Hikmah berpuasa dalam agama Hindu banyak sekali hikmahnya salah satunya yaitu

dapat menenangkan hati kita, dapat memberikan rasa sejuk dalam kehidupan kita, serta dapat

memberikan kesegaran jasmani maupun rohani kita.

Pertanyaan: Apakah ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa menurut ajaran Hindu?

Jawaban: Ada larangan-larangan dalam melaksanakan puasa, salah satunya dalam puasa

Nyepi, yaitu Catur Brata (empat pengendalian diri), yaitu: Amati Geni artinya tidak menyalakan

api, baik siang maupun pada malam hari. Amati karya yaitu tidak melakukan aktifitas kerja fisik

apapun namanya. Amati lelanguan yaitu tidak menikmati keindahan atau sesuatu yang

mengasyikan, maksudnya adalah menjauhkan diri dari kenikmatan yang bersifat keduniawiaan

seperti hiburan, musik, film, dan lain sebagainya. Yang terakhir yaitu Amati lelungayan artinya

tidak bepergian kemanapun atau keluar rumah, mengandung pesan moral untuk umat Hindu

agar tidak menyibukan diri dari hal keduniawian, minimal satu hari saja untuk tidak bepergian

keluar rumah.

Pertanyaan: Siapakah yang perintahkan puasa dalam agama Hindu?

Jawaban: Perintah puasa dalam agama Hindu, perintahnya terdapat dalam kitab suci agama

hindu yaitu kitab Veda, serta dari utusan-utusan mulia dari Tuhan seperti para nabi dan rosul

atau para Rsi yang mengajarkan atau memerintahkan untuk berpuasa dalam ajaran agama

Hindu.

Pertanyaan: Apakah ada bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa agama

Hindu?

Jawaban: Bulan-bulan atau Hari-hari tertentu dalam melaksanakan puasa dalam agama

Hindu, menurutnya Ya ada salah satunya yang sudah kita kenal seperti puasa Nyepi. Nah, dalam

Page 107: KOMPARASI KONSEP PUASA DALAM PERSPEKTIF AGAMA BAHA’I DAN HINDUrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35770/1/AKHMAD... · BAHA’I DAN DALAM AGAMA HINDU A. Konsep Hari-hari

puasa Nyepi ini umat Hindu melakukan puasa selama 24 jam sehari penuh, dan ditutup dengan

Ngembak Geni.

Pertanyaan: apakah ada pengaruh puasa dalam kehidupan pribadi anda? Terutama dalam

kehidupan sehari-hari anda?

Jawaban: Pengaruh puasa dalam kehidupan sehari hari Ya ada, salah satu pengaruh dan

manfaatnya yaitu untuk meningkatkan spiritualitas kita, puasa juga merupakan suatu sarana

untuk penebusan dosa, dapat menghapuskan timbunan dosa, serta dapat membersihkan sistem

pernafasan, peredaran darah, pencernaan dan sistem urin. Selain itu puasa juga dapat

menghancurkan segala macam kotoran tubuh dan segala jenis racun yang ada di dalam tubuh

kita.