kodering pemeriksaan
DESCRIPTION
KODERING PEMERIKSAAN BPKTRANSCRIPT
-
04-09-2012
1
Jakarta, 4 September 2012
Disampaikan oleh:
Kasubdit EPP DTT
Rekomendasi
Temuan
Hasil
Pemeriksaan
PENGELOLAAN HASIL PEMERIKSAANPENGELOLAAN HASIL PEMERIKSAANPENGELOLAAN HASIL PEMERIKSAANPENGELOLAAN HASIL PEMERIKSAAN
Matriks TP
Matriks
Pemantauan TL
Kep. BPK No.
2/K/I-
XIII.2/5/2011
IHPS
Peraturan BPK
No. 2 Tahun
2010 dan Kep.
BPK No. 1/K/I-
XIII.2/3/2012
2
-
04-09-2012
2
24.365Rekomendasi
9.063Temuan dan12.612 Kasus
927 LHP
(Hasil
Pemeriksaan)
PENGELOLAAN HASIL PEMERIKSAANPENGELOLAAN HASIL PEMERIKSAANPENGELOLAAN HASIL PEMERIKSAANPENGELOLAAN HASIL PEMERIKSAAN
Matriks TP
Matriks
Pemantauan TL
Kep. BPK
tentang
Juknis
Penyusunan
IHPS
IHPS
Peraturan BPK
tentang
Pemantauan
Pelaksanaan
TLRHP dan Kep.
BPK tentang
Juknis
Pemantauan
TLRHP
3
1.1.1.1. KerugianKerugianKerugianKerugian2.2.2.2. PotensiPotensiPotensiPotensi KerugianKerugianKerugianKerugian3.3.3.3. KekuranganKekuranganKekuranganKekurangan
PenerimaanPenerimaanPenerimaanPenerimaan,,,,4.4.4.4. AdministrasiAdministrasiAdministrasiAdministrasi,,,,5.5.5.5. SPI, SPI, SPI, SPI, dandandandan6.6.6.6. 3E3E3E3E
KlasifikasiTP
KlasifikasiRekomendasi
1.1.1.1. TemuanTemuanTemuanTemuan2.2.2.2. RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasi3.3.3.3. TindakTindakTindakTindak LanjutLanjutLanjutLanjut EntitasEntitasEntitasEntitas4.4.4.4. Status Status Status Status PemantauanPemantauanPemantauanPemantauan
SesuaiSesuaiSesuaiSesuai RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasi BelumBelumBelumBelum SesuaiSesuaiSesuaiSesuai
RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasi BelumBelumBelumBelum DitindaklanjutiDitindaklanjutiDitindaklanjutiDitindaklanjuti TidakTidakTidakTidak DapatDapatDapatDapat
DitindaklanjutiDitindaklanjutiDitindaklanjutiDitindaklanjuti dengandengandengandenganAlasanAlasanAlasanAlasan yang yang yang yang sahsahsahsah
5. 5. 5. 5. PenyetoranPenyetoranPenyetoranPenyetoran
4
-
04-09-2012
3
Temuan pemeriksaan banyak dan bermacam-macam;
Masalah yangg sama terjadi di berbagai entitas dan sering
berulang;
Masalah yang sama bisa dipersepsikan lain karena perbedaan
penyajian;
Data pemantauan tindak lanjut yang terus berubah dan
kurang akurat;
Kebutuhan untuk mengkomunikasikan hasil pemeriksaan
kepada Pimpinan BPK maupun stakeholders; dan
Kebutuhan untuk membuat analisis hasil pemeriksaan.
5
Menyamakan persepsi setiap pemeriksa, pimpinan
BPK, maupun stakeholders tentang hasil pemeriksaan
Memberikan gambaran secara menyeluruh kepada
stakeholders tentang hasil pemeriksaan
Memudahkan pengelolaan pemantauan tindak lanjut
Memberikan alat analisis hasil pemeriksaan
Memberikan manfaat kepada auditor dalam
perencanaan maupun pelaporan yang lebih baik dan
bermutu
6
-
04-09-2012
4
Setiap temuan dikelompokkan ke dalam :
a. Kelompok temuan (Ketidakpatuhan, Kelemahan SPI, dan 3E)
b. Sub kelompok temuan1) Ketidakpatuhan kerugian, potensi kerugian, kekurangan
penerimaan, dan administrasi
2) Kelemahan SPI kelemahan sistem pengendalian akuntansi danpelaporan, kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran,serta kelemahan struktur pengendalian intern,
3) 3E (Ekonomis, efektivitas, dan efisiensi)
c. Jenis temuan (a.l. belanja fiktif (kerugian), kurang volume(kerugian), aset hilang (potensi kerugian), pajak belumdikenakan (kekurangan penerimaan), dsb)
7
Matriks IHPS
Alat untuk membantu menggambarkan seluruh hasil
pemeriksaan BPK dengan pemahaman yang sama;
Alat untuk membantu menggambarkan statistik hasil
pemeriksaan misalnya melakukan perbandingan antar
waktu, antar entitas, antar tema, dsb;
Alat analisis baik untuk keperluan internal/eksternal;
Membantu memperbaiki akurasi dan konsistensi dalam
penyusunan LHP (hubungan antar unsur temuan)
termasuk rekomendasi yang harus diberikan
8
-
04-09-2012
5
Temuan
Pemeriksaandlm LHP ygsudah terbit
Dikelompokkan
berdasarkansubstansi (Kondisi) permasalahan yg
sejenis
Jenis
temuan dgnakibat ygserupa
Subkelompok
temuan dgnkriteriaserupa
Temuan
PemeriksaanJenis Temuan Subkelompok
Temuan
Kelompok
Temuan
Hambatan Perbedaan
pengungkapan dan perlakuan atas
substansi (kondisi) yg sama (akibat dan
rekomendasi yang tidak seragam)
Klasifikasi berpatokan
pada kesamaan
substansi
(penyeragaman
perlakuan thd akibat)
Hubungan
Logis antar
unsur
temuan
9
Rekomendasi
Sebab
Kondisi
Akibat
Ketidakpatuhan Kelemahan SPI
Fraud/kecuranganIrregularities/kelalaian
5W + 1HProsedur pengujianFakta hasil pengujianSimpulan hasil pengujian
Lapkeu tidak andalPengamanan aset lemahKetidakpatuhanKegiatan tdk efektif/efisien (scr kontinyu & sistemik)
Kerugian
Potensi kerugian
Kekurangan penerimaan
Administrasi
3E (kegiatan tdk sesuai
peraturan)
Kriteria
Jenis temuan
Subkelompok Temuan
-
04-09-2012
6
11
Temuan
Pemeriksaan
Kelompok TemuanKetidakpatuhan thdKetentuan per-UU
(Kode:1)
Sub Kelompok
Temuan
Jenis Temuan
Sub Kelompok
Temuan
Jenis Temuan
Kelompok Temuan
Kelemahan SPI (Kode:2)
Sub Kelompok
Temuan
Jenis Temuan
Sub Kelompok
Temuan
Jenis Temuan
Kelompok Temuan 3E
(Kode:3)
Sub Kelompok
Temuan
Jenis Temuan
Sub Kelompok
Temuan
Jenis Temuan
Diagram Diagram Diagram Diagram Diagram Diagram Diagram Diagram KlasifikasiKlasifikasiKlasifikasiKlasifikasiKlasifikasiKlasifikasiKlasifikasiKlasifikasi TemuanTemuanTemuanTemuanTemuanTemuanTemuanTemuan PemeriksaanPemeriksaanPemeriksaanPemeriksaanPemeriksaanPemeriksaanPemeriksaanPemeriksaan
12
Kelompok Temuan
Kepatuhan thd
Ketentuan per-UU
(kode:1)
Sub Kelompok
temuan kerugian
negara/daerah atau
kerugian
negara/daerah yang
terjadi pada
perusahaan milik
negara/daerah
(kode:101)
Sub Kelompok
temuan potensi
kerugian
negara/daerah atau
kerugian
negara/daerah yang
terjadi pada
perusahaan milik
negara/daerah
(kode:102)
Sub Kelompok
temuan kekurangan
penerimaan
negar/daerah atau
perusahaan milik
negara/daerah
(kode:103)
Sub Kelompok
Temuan
Administrasi
(kode : 104)
Sub Kelompok
Temuan
Indikasi Tindak
Pidana
(kode : 105)
-
04-09-2012
7
13
Kelompok Temuan
Kelemahan
SPI
Kode : 2
Sub Kelompok Temuan
Kelemahan sistem
pengendalian akuntansi
dan pelaporan
Kode : 201
Sub Kelompok Temuan
Kelemahan sistem
pengendalian pelaksanaan
anggaran pendapatan
dan belanja
Kode : 202
Sub Kelompok Temuan
Kelemahan struktur
pengendalian intern
Kode : 203
14
Kelompok Temuan
3E
Kode : 3
Sub Kelompok Temuan
Ketidakhematan/
pemborosan/
ketidakekonomisan
Kode : 301
Sub Kelompok Temuan
ketidakefisienan
Kode : 302
Sub Kelompok Temuan
Ketidakefektifan
Kode : 303
-
04-09-2012
8
Temuan Ketidakpatuhan: Adanya Ketidakpatuhan yang berakibatkerugian, potensi kerugian, kekurangan penerimaan atau bukan salahsatu di antaranya (administrasi)
Temuan SPI: mengungkap mengenai kurang/tidak adanya tindakan dankegiatan yang dilakukan oleh pimpinan dan seluruh pegawai secaraterus menerus untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara/daerah/perusahaan, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Temuan 3E: Berkaitan dengan pengelolaan sumber daya/pelaksanaankegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan mengakibatkanketidakhematan/pemborosan/ketidakekonomisan, ketidakefisienanatau ketidakefektifan
15
Temuan kerugian negara/daerah atau kerugian negara/daerah yang terjadi pada perusahaan
milik negara/daerah: berkurangnya kekayaan negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah
berupa uang, surat berharga, dan barang, yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun lalai.
Temuan potensi kerugian negara/daerah atau potensi kerugian negara/daerah yang terjadi pada
perusahaan milik negara/daerah: adanya suatu perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun
lalai yang dapat mengakibatkan risiko terjadinya kerugian di masa yang akan datang berupa
berkurangnya uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya.
Temuan kekurangan penerimaan negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah : adanya
penerimaan yang sudah menjadi hak negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah tetapi
tidak atau belum masuk ke kas negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah karena adanya
unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan.
Temuan administrasi: adanya penyimpangan terhadap ketentuan yang berlaku baik dalam
pelaksanaan anggaran atau pengelolaan aset maupun operasional perusahaan, tetapi
penyimpangan tersebut tidak mengakibatkan kerugian atau potensi kerugian negara/daerah atau
perusahaan milik negara/daerah, tidak mengurangi hak negara/daerah, (kekurangan penerimaan),
tidak menghambat program entitas, dan tidak mengandung unsur indikasi tindak pidana.
16
-
04-09-2012
9
berkurangnya kekayaan negara/daerah berupa uang,
surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti
jumlahnya saat pengakuan:
Belanja Cash Basis (kas keluar dari kas negara/daerah)
Aset entitas kehilangan manfaat ekonomi masa depan
(future economic benefit) dan entitas kehilangan kendali atas
aset tsb
sebagai akibat perbuatan melawan hukum ada
pelanggaran thd ketentuan
baik sengaja maupun lalai bisa berdampak
pelanggaran pidana atau perdata
17
KerugianFaktor
PembandingPotensi Kerugian
Kas sudah keluar dari kas
negara/daerah dan sudah diakui
sebagai realisasi belanja
Belanja Cash
BasisKas belum keluar dari kas
negara/daerah sebagian atau
seluruhnya masih bisa
diperhitungkan dengan
pembayaran termin berikutnya
Entitas sudah secara pasti
kehilangan manfaat ekonomi
masa depan dan/atau kendali
atas aset
Aset Future
economic
benefit +
controllable
Entitas berpotensi (memiliki risiko)
kehilangan manfaat ekonomi masa
depan dan/atau kendali atas aset
Akibat perbuatan melawan hukum baik sengaja maupun lalai
18
-
04-09-2012
10
KerugianKerugianKerugianKerugian Potensi KerugianPotensi KerugianPotensi KerugianPotensi Kerugian
Pengadaan barang/jasa fiktif
belum dibayar sebagian atauseluruhnya dapatdiperhitungkan denganpembayaran termin berikutnya
Kekurangan volume pekerjaan
Barang/jasa tidak sesuaispesifikasi teknis dalam kontrak
19
1. Belanja atau pengadaan barang/jasa fiktif
2. Rekanan pengadaan barang/jasa tidak menyelesaikan pekerjaan
3. Kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang
4. Kelebihan pembayaran selain kekurangan volume pekerjaan dan/atau barang
5. Pemahalan harga (Mark up)
6. Penggunaan uang/barang untuk kepentingan pribadi
7. Pembayaran honorarium dan/atau biaya perjalanan dinas ganda dan/atau melebihi standar yang ditetapkan
8. Spesifikasi barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan kontrak
9. Belanja tidak sesuai atau melebihi ketentuan
10. Pengembalian pinjaman/piutang atau dana bergulir macet
11. Kelebihan penetapan dan pembayaran restitusi pajak atau penetapan kompensasi kerugian
12. Penjualan/pertukaran/penghapusan aset negara/daerah tidak sesuai ketentuan dan merugikan negara/daerah
13. Pengenaan ganti kerugian negara belum/tidak dilaksanakan sesuai ketentuan
14. Entitas belum/tidak melaksanakan tuntutan perbendaharaan (TP) sesuai ketentuan
15. Penghapusan hak tagih tidak sesuai ketentuan
16. Pelanggaran ketentuan pemberian diskon penjualan
17. Penentuan HPP terlalu rendah sehingga penentuan harga jual lebih rendah dari yang seharusnya
18. Jaminan pelaksanaan dalam pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang dan pemberian fasilitas tidak dapat
dicairkan
19. Penyetoran penerimaan negara/daerah dengan bukti fiktif
20
-
04-09-2012
11
1. Kelebihan pembayaran dalam pengadaan barang/jasa tetapi pembayaran
pekerjaan belum dilakukan sebagian atau seluruhnya
2. Rekanan belum melaksanakan kewajiban pemeliharaan barang hasil pengadaan
yang telah rusak selama masa pemeliharaan
3. Aset dikuasai pihak lain
4. Pembelian aset yang berstatus sengketa
5. Aset tidak diketahui keberadaannya
6. Pemberian jaminan dalam pelaksanaan pekerjaan, pemanfaatan barang dan
pemberian fasilitas tidak sesuai ketentuan
7. Pihak ketiga belum melaksanakan kewajiban untuk menyerahkan aset kepada
negara/daerah
8. Piutang/pinjaman atau dana bergulir yang berpotensi tidak tertagih
9. Penghapusan piutang tidak sesuai ketentuan
10. Pencairan anggaran pada akhir tahun anggaran untuk pekerjaan yang belum selesai
21
Penerimaan sudah menjadi hak negara/daerah atau
perusahaan milik negara/daerah saat pengakuan:
basis akrual (SAP: Kerangka Konseptual paragraf 88)
dapat diakui sebagai piutang
adanya unsur ketidakpatuhan terhadap ketentuan
perundang-undangan.
22
-
04-09-2012
12
1. Penerimaan negara/daerah atau denda keterlambatan
pekerjaan belum/tidak ditetapkan dipungut/diterima/disetor
ke kas negara/daerah atau perusahaan milik negara/daerah
2. Penggunaan langsung penerimaan negara/daerah
3. Dana Perimbangan yang telah ditetapkan belum masuk ke kas
daerah
4. Penerimaan negara/daerah diterima atau digunakan oleh
instansi yang tidak berhak
5. Pengenaan tarif pajak/PNBP lebih rendah dari ketentuan
6. Koreksi perhitungan bagi hasil dengan KKKS
7. Kelebihan pembayaran subsidi oleh pemerintah
23
Adanya Ketidakpatuhan terhadapketentuan
Tidak berakibat kerugian, potensikerugian dan kekurangan penerimaan
Bersifat kasuistis (hanya berdampak pada suatukasus tertentu tidak berdampak padapengendalian kegiatan atau organisasi secarakeseluruhan bukan temuan SPI)
24
-
04-09-2012
13
1. Pertanggungjawaban tidak akuntabel (bukti tidak lengkap/tidak valid)
2. Pekerjaan dilaksanakan mendahului kontrak atau penetapan anggaran
3. Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai ketentuan (tidak menimbulkan kerugian negara)
4. Pemecahan kontrak untuk menghindari pelelangan
5. Pelaksanaan lelang secara proforma
6. Penyimpangan terhadap peraturan per-UU-an bidang pengelolaan perlengkapan atau barang milik
negara/daerah/perusahaan
7. Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang tertentu lainnya seperti kehutanan,
pertambangan, perpajakan, dll.
8. Koreksi perhitungan susbsidi/kewajiban pelayanan umum
9. Pembentukan cadangan piutang, perhitungan penyusutan atau amortisasi tidak sesuai ketentuan
10. Penyetoran penerimaan negara/daerah atau kas di bendaharawan ke Kas negara/daerah melebihi batas
waktu yang ditentukan
11. Pertanggungjawaban/penyetoran uang persediaan melebihi batas waktu yang ditentukan
12. Sisa kas di bendahara pengeluaran akhir Tahun Anggaran belum/tidak disetor ke kas negara/daerah
13. Pengeluaran investasi pemerintah tidak didukung bukti yang sah
14. Kepemilikan aset tidak/belum didukung bukti yang sah
15. Pengalihan anggaran antar MAK tidak sah
16. Pelampauan pagu anggaran
25
temuan yang mengungkap adanya perbuatan yang diduga
memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan dan diancam dengan sanksi pidana dalam
peraturan perundang-undangan.
Kata indikasi digunakan dalam rangka memenuhi asas praduga tak
bersalah membutuhkan pembuktian bukan kecurigaan-butuh alat
bukti yang kuat-min 2 alat bukti
Keyakinan auditor audit investigasi setara penyelidikan untuk
masuk proses penyidikan-perlu kehati-hatian dalam menyatakan
indikasi pidana
pasal 184 KUHAP mengenal 5 macam alat bukti yang dapat
dipergunakan di persidangan, yaitu alat bukti keterangan saksi,
keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa
26
-
04-09-2012
14
mengungkap adanyaperbuatan yang diduga
memenuhi unsur-unsur tindakpidana yg diatur dalamperaturan per-UU dan
diancam dengan sanksi pidanadalam peraturan per-UU
Kata indikasi digunakandalam rangka memenuhi asas
praduga tak bersalahmembutuhkan pembuktian, bukan kecurigaanmin 2
alat bukti
pasal 184 KUHAP ttg alat
bukti yg dapat
dipergunakan di
persidangan: keterangan
saksi, keterangan ahli,
surat, petunjuk dan
keterangan terdakwa
Keyakinan auditor audit investigasi: setara
penyelidikan untuk masukproses penyidikan
27
1. Indikasi tindak pidana korupsi
2. Indikasi tindak pidana perbankan
3. Indikasi tindak pidana perpajakan
4. Indikasi tindak pidana kepabeanan
5. Indikasi tindak pidana kehutanan
6. Indikasi tindak pidana pasar modal
7. Indikasi tindak pidana khusus lainnya
28
-
04-09-2012
15
Pidana Korupsi
Setiap orang
Melawan hukum
Memperkaya diri
sendiri/orang lain/korporasi
merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara
29
KerugianNegara/ Daerah
PerdataMajelisTP/TGR
SetorKas
Negara/Daerah
Pembuktian PemeriksaanInvestigatif
5W +1H
2 alat bukti
PenegakHukum??????
Tujuan Pengendalian yang tidak tercapai
keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara/daerah/perusahaan
Kelemahan sistempengendalian akuntansi
dan Pelaporan
Tujuan Pengendalian yang tidak tercapai
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
kelemahan sistem pengendalian
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja
ada/tidak adanya struktur pengendalian intern atau
efektivitas struktur pengendalian intern berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian intern secara keseluruhan
Temuan bersifat umum; ex: tidak ada SOP, pemisahan
tugas dan fungsi tidak memadai, dsb.
kelemahan struktur pengendalian intern
30
-
04-09-2012
16
1. Pencatatan tidak/belum dilakukan atau tidak akurat
2. Proses penyusunan laporan tidak sesuai ketentuan
3. Entitas terlambat menyampaikan laporan
4. Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan tidak
memadai
5. Sistem Informasi Akuntansi dan Pelaporan belum
didukung SDM yang memadai
31
1. Perencanaan kegiatan tidak memadai
2. Mekanisme pemungutan, penyetoran dan pelaporan serta penggunaan
Penerimaan negara/daerah/perusahaan dan hibah tidak sesuai
ketentuan
3. Penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan bidang teknis
tertentu atau ketentuan intern organisasi yang diperiksa tentang
pendapatan dan belanja
4. Pelaksanaan belanja di luar mekanisme APBN/APBD
5. Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan
berakibat hilangnya potensi penerimaan/pendapatan
6. Penetapan/pelaksanaan kebijakan tidak tepat atau belum dilakukan
berakibat peningkatan biaya/belanja
7. Kelemahan pengelolaan fisik aset
32
-
04-09-2012
17
1. Entitas tidak memiliki SOP yang formal untuk suatu
prosedur atau keseluruhan prosedur
2. SOP yang ada pada entitas tidak berjalan secara
optimal atau tidak ditaati
3. Entitas tidak memiliki Satuan Pengawas Intern
4. Satuan Pengawas Intern yang ada tidak memadai atau
tidak berjalan optimal
5. Tidak ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai
33
Ketidakhematan: adanya penggunaan input dengan harga atau
kuantitas/kualitas yang lebih tinggi dari standar, kuantitas/kualitas
yang melebihi kebutuhan, dan harga yang lebih mahal
dibandingkan dengan pengadaan serupa pada waktu yang sama.
Ketidakefisienan: permasalahan rasio penggunaan
kuantitas/kualitas input untuk satu satuan output yang lebih
besar dari seharusnya.
Ketidakefektifan: berorientasi pada pencapaian hasil (outcome),
yaitu temuan yang mengungkapkan adanya kegiatan yang tidak
memberikan manfaat atau hasil yang direncanakan serta fungsi
instansi yang tidak optimal sehingga tujuan organisasi tidak
tercapai.
34
-
04-09-2012
18
Pengadaan barang/jasa melebihi kebutuhan
Penetapan kualitas dan kuantitas barang/jasa yang
digunakan tidak sesuai standar
Pemborosan keuangan negara/daerah/perusahaan
atau kemahalan harga
35
Penggunaan kuantitas input untuk satu satuan output
lebih besar/tinggi dari yang seharusnya
Penggunaan kualitas input untuk satu satuan output
lebih tinggi dari seharusnya
36
-
04-09-2012
19
1. Penggunaan anggaran tidak tepat sasaran/tidak sesuai peruntukan
2. Pemanfaatan barang/jasa dilakukan tidak sesuai dengan rencana yang
ditetapkan
3. Barang yang dibeli belum/tidak dapat dimanfaatkan
4. Pemanfaatan barang/jasa tidak berdampak terhadap pencapaian tujuan
organisasi
5. Pelaksanaan kegiatan terlambat/terhambat sehingga mempengaruhi
pencapaian tujuan organisasi
6. Pelayanan kepada masyarakat tidak optimal
7. Fungsi atau tugas instansi yang diperiksa tidak diselenggarakan dengan baik
termasuk target penerimaan tidak tercapai
8. Penggunaan biaya promosi/pemasaran tidak efektif
37
38
-
04-09-2012
20
IdentifikasiIdentifikasi
KelompokTemuan
Ketidakpatuhan
SPI
3E
IdentifikasiIdentifikasi
subkelompokTemuan
Pendekatan utama akibat; ttp tetap mempertimbangkan hubungan logis antar unsurtemuan sering ditemukan kondisi sama tetapi akibat yang dinyatakan berbeda antarasatu auditorat/perwakilan dengan yang lain pertimbangan utama: perlakuan samauntuk substansi permasalahan yang sama keseragaman penyajian IHPS
TentukanTentukan Jenis
Temuan
Berdasarkan substansi permasalahan yang diungkap terutamadalam kondisi dengan tetap memperhatikan hubungan logisnyadengan sebab dan akibat
39
Rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan
temuan pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang
dan/atau badan yang berwenang untuk melakukan
tindakan dan/atau perbaikan
Setiap temuan pemeriksaan dapat memiliki satu atau
lebih rekomendasi
Sama seperti temuan pemeriksaan, rekomendasi perlu
dikelompokkan sehingga dapat dikelola untuk berbagai
keperluan, misalnya untuk memudahkan tindak lanjut
oleh entitas maupun administrasinya oleh BPK
Pembagian jenis dan kode rekomendasi diatur dalam
Keputusan BPK No. 5/K/I-XIII.2/8/2010
RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasi
40
-
04-09-2012
21
41
No Jenis Rekomendasi Keterangan
1 Penyetoran ke Kas Negara/Daerah, Kas BUMN/D, dan Masyarakat (Kode 01)
Memiliki
implikasi nilai
uang
2Pengembalian barang kepada Negara, Daerah, BUMN/D, dan Masyarakat (Kode
02)
3Perbaikan fisik barang/jasa dalam proses pembangunan atau penggantian
barang/jasa oleh rekanan (kode 03)
4 Penghapusan barang milik negara (Kode 04)
Tidak memiliki
implikasi nilai
uang
5 Pelaksanaan sanksi administrasi kepegawaian (Kode 05)
6 Perbaikan laporan dan penertiban administrasi (kode 06)
7 Perbaikan sistem dan prosedur akuntansi dan pelaporan (Kode 07)
8Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pendukung sistem
pengendalian (Kode 08)
9 Perubahan atau perbaikan prosedur, peraturan, dan kebijakan (kode 09)
10 Perubahan dan perbaikan struktur organisasi (Kode 10)
11Koordinasi antar instansi termasuk juga penyerahan penanganan kasus kepada
instansi yang berwenang (Kode 11)
12Pelaksanaan penelitian oleh tim Khusus atau audit lanjutan oleh unit pengawas
intern (Kode 12)
13 Pelaksanaan Sosialisasi (Kode 13)
14 Lain-lain (Kode 14)
TINDAK LANJUT REKOMENDASI TINDAK LANJUT REKOMENDASI TINDAK LANJUT REKOMENDASI TINDAK LANJUT REKOMENDASI TINDAK LANJUT REKOMENDASI TINDAK LANJUT REKOMENDASI TINDAK LANJUT REKOMENDASI TINDAK LANJUT REKOMENDASI HASIL PEMERIKSAANHASIL PEMERIKSAANHASIL PEMERIKSAANHASIL PEMERIKSAANHASIL PEMERIKSAANHASIL PEMERIKSAANHASIL PEMERIKSAANHASIL PEMERIKSAAN
RekomendasiRekomendasiRekomendasiRekomendasiBPKBPKBPKBPK
Status Status Status Status TindakTindakTindakTindakLanjutLanjutLanjutLanjut
TindakTindakTindakTindakLanjutLanjutLanjutLanjut oleholeholeholeh
EntitasEntitasEntitasEntitas
Peraturan BPK No. 2
Tahun 2010 tentang
TLRHP dan Kep. BPK No.
1/K/I-XIII.2/3/2012
tentang Juknis TLRHP
42
-
04-09-2012
22
43
Pasal 3 ayat (3) : Tindak lanjut dimaksud
pada ayat (2) wajib disampaikan kepada
BPK paling lambat 60 hari setelah
laporan hasil pemeriksaan diterima
Pasal 6 ayat (3): Penelaahan diselesaikan
paling lama 1 bulan sejak diterimanya
jawaban atau penjelasan
Pasal 9 ayat (2) : Pembahasan
dilaksanakan dalam jangka waktu 30
hari setelah Resume Pemantauan
Tindak Lanjut diterima oleh Pejabat
60 + 30 + 30 + 30 = 150 hari
Pasal 9 ayat (5) : Pejabat melakukan
tindak lanjut dalam waktu 30 hari.
(setelah berita acara pembahasan
ditandatangani/ setelah pembahasan
dilaksanakan)
Pasal 8 ayat (3) : Apabila hasil
penelaahan menunjukkan
klasifikasi tindak lanjut belum
sesuai dengan rekomendasi atau
rekomendasi belum ditindaklanjuti,
maka BPK dapat melakukan
pembahasan dengan Pejabat
PasalPasal 9 ayat (7) : Apabila dalam
jangka waktu 30 hari setelah berita
acara pembahasan disampaikan
kepada pejabat, rekomendasi tetap
tidak ditindaklanjuti, BPK segera
melaporkan kepada instansi yang
berwenang
Pasal 5 ayat (3): Apabila dalam Pasal 5 ayat (3): Apabila dalam
jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3)
Pejabat tidak menindaklanjuti
rekomendasi tanpa adanya alasan
yang sah, BPK dapat melaporkan
kepada instansi yang berwenang
Jawaban/penjelasan
Resume TL
BA Pembahasan
Ps. 8 ayat (2) untuk
menentukan klasifikasi
TL telah sesuai dengan
rekomendasi atau
rekomendasi tidak
dapat ditindaklanjuti
diperlukan persetujuan
Anggota BPK
Ps. 9 ayat (3)
ditandatangani oleh
Anggota BPK dan/atau
Auditor Utama/Kalan
dan Pejabat
a. Memudahkan pengelolaan data TLRHP misalnya dapat denganmudah mengetahui berapa rekomendasi yang berimplikasinilai uang;
b. Bisa menjadi alat uji apakah antara temuan denganrekomendasinya sudah tepat;
c. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk memetakanpermasalahan dan mencari solusi atas kelompok rekomendasiyang cenderung lambat/belum ditindaklanjuti oleh entitas(BS=22% dan BT=19%)
DATA TLRHP TAHUN 2005 s.d. 2011
44
(dalam miliar rupiah)
EntitasRekomendasi
Status Pemantauan Tindak Lanjutpenyetoran
/
penyerahan
aset
Sesuai dengan
Rekomendasi
Belum Sesuai dan
Dalam Proses Tindak
Lanjut
Belum Ditindaklanjuti
Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Nilai
IHPS II Tahun
2011216.122 121.346,16
127.310
(59%)51.537,84
47.094
(22%)45.435,99
41.718
(19%)24.372,31 30.336,40
-
04-09-2012
23
45
No. Uraian Rekomendasi% tase rekomendasi
S BS BT
1 Memiliki implikasi nilai uang 11% 27% 15%
2 Tidak memiliki implikasi nilai uang 89% 73% 85%
Total Rekomendasi 100% 100% 100%
Berdasarkan data IHPS II 2011, Nilai rekomendasi untuk status BS dan BT
sangat tinggi (Rp45.436,00 miliar dan Rp24.145,99 miliar ) yang berasal dari
3 rekomendasi yang memiliki implikasi nilai uang (klasifikasi rekomendasi 1,
2, dan 3).
TERIMA KASIH
46