kode/nama rumpun ilmu : 742 / pendidikan bahasa (sastra

46
LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA PENERAPAN ECLICTIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA MAHASISWA SEMESTER II PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun Oleh : Yayuk Hayulina Manurung, S.Pd, M.Hum 0131128101 (Ketua) Dewi Juni Artha , S.S, M.S 0107068404 (Anggota) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA November 2017 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra) Inggris

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENERAPAN ECLICTIC METHOD UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN

BERBICARA MAHASISWA SEMESTER II PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Tahun ke-1 dari rencana 1 tahun

Oleh :

Yayuk Hayulina Manurung, S.Pd, M.Hum 0131128101 (Ketua)

Dewi Juni Artha , S.S, M.S 0107068404 (Anggota)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

November 2017

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra) Inggris

baBbBBBahasaMatematika

Page 2: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra
Page 3: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra
Page 4: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra
Page 5: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... i

RINGKASAN ................................................................................................ ii

PRAKATA ....................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4

BAB 3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .................................... 8

BAB 4. METODE PENELITIAN ................................................................. 12

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

i

Page 6: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

RINGKASAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui proses penerapan metode Eclictic

dalam berbicara mahasiswa dalam upaya meningkatkan ketrampilan berbicara mahasiswa

semester II FKIP B.Inggris Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (2) Untuk mengetahui

peningkatan ketrampilan berbicara mahasiswa semester II FKIP B.Inggris Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara dengan menggunakan metode Eclictic.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif data. Hasil yang diperoleh eclictic

method dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa UMSU dalam berbicara. Hal ini dibuktikan

dengan adanya peningkatan nilai mahasiswa pada siklus I, siklus II dan siklus III mengalami

peningkatan dari 61,52% menjadi 76,92% dan meningkat lagi menjadi 87,18% artinya ada

peningkatannya sebesar 25,66% dan penilaian secara kualitatif menunjukan meningkatnya

motivasi, kreativitas dan ketrampilan mahasiswa dalam berbicara. Peningkatan dari siklus I ke

siklus II adalah sebesar 24%. Oleh karena itu disaran pada dosen untuk menerapkan Eclictic

Method dalam mengajar Speaking, selalu merevisi dan menyesuaikan perubahan materi sesuai

dengan perkembangan zaman dan menemukan strategi dan media untuk mengajar Bahasa

Inggris. Baik dosen maupun mahasiswa harus siap dalam menerapkan proses pembelajaran

dengan menggunakan Eclictic Method.

Keyword : eclictic method,berbicara, penerapan

ii

Page 7: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah suatu kesatuan. Bagian-bagian pengajaran bahasa tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Sama halnya dengan bahasa Inggris yang tidak bisa dipisahkan dari pronunciation,

grammar, vocabulary dan 4 aspek ketrampilan lainnya yang mendukung yaitu listening,

speaking, writing dan reading. Dan semua hal terbuat saling berkaitan dan tidak dapat

dipisahkan satu sama lain.

Pembelajaran bahasa Inggris merupakan mata kuliah wajib di jurusan bahasa Inggris

FKIP Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sesuai dengan kurikulum pendidikan bahasa

Inggris di Indonesia . Oleh karenanya seluruh mahasiswa diharapkan menguasai 4 ketrampilan

bahasa Inggris khususnya pada ketrampilan speaking segera setelah mereka tamat mereka telah

memiliki ketrampilan yang baik. Karena zaman sekarang , mampu dalam berbicara bahasa

Inggris dalam hal ini bahasa Inggris yang diakui sebagai bahasa internasional adalah penting

karena era globalisasi yang memberikan orang tanpa batas untuk berhubungan satu sama lain di

seluruh dunia dimana saat ini lebih dari satu milliyar orang menggunakan bahasa Inggris melalui

media social atau juga secara face to face (Brown, 2001:21).

Namun kenyataan pembelajaran bahasa Inggris dalam jangka panjang selama mereka

menempuh pendidikan S-I tidak menjamin keseluruhan dari mereka memiliki ketrampilan yang

baik dalam speaking dan kebanyakan dari mereka masih tergolong passive speakers bukan

sebagai active speakers. Dalam penguasaan grammar, vocabulary dan ketrampilan writing

mahasiswa memiliki nilai yang baik namun tidak sebaik pada ketrampilan speaking mereka.

Kenyataan lain juga ditemukan berbagai metode datang silih berganti diterapkan oleh dosen

karena adanya ketidakpuasan terhadap metode sebelumnya, namun metode yang baru pun akan

mengalami hal yang sama, dikritik dan dianggap tidak mampu lagi memuaskan kepentingan

pengajaran speaking. Silih bergantinya berbagai metode bersamaan dengan silih bergantinya

kekuatan dan kelemahan metode. Pada sisi lain, tujuan pembelajaran bahasa juga berbeda-beda

antara satu kurun waktu tertentu dan kurun waktu yang lain. Selain terkait dengan tujuan

1

Page 8: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

pembelajaran, kondisi tersebut juga meliputi keadaan dosen, keadaan mahasiswa, sarana

prasarana dan lain sebagainya.

Eclictic Method adalah sebuah metode pengajaran bahasa Inggris dimana istilah eclictic

diambil dari bahasa Inggris yang berarti pemilihan sesuatu yang dianggap terbaik dari beberapa

doktrin, metode atau gaya, dan susunan dari bagian-bagian yang diambil dari berbagai sumber.

(www.merriam-webster.com.2008). Sebagaimana diketahui bahwa setiap metode dikembangkan

berdasarkan landasan teori linguistik dan psikologi, dan bahwa setiap metode baru lahir sebagai

suatu bentuk kritik, penolakan dan pengganti terhadap metode sebelumnya. Perlu dipahami

bahwa metode ini tidak dikembangkan berdasarkan suatu teori aliran linguistik dan psikologi

tertentu. Metode ini tidak juga lahir untuk menggantikan metode-metode yang telah lahir

sebelumnya, tetapi metode ini lahir sebagai sebuah bentuk usaha pemilihan dan penggabungan

dari beberapa metode yang sudah dan akan ada.

Metode eclictic ini mempunyai hubungan yang kuat dengan para tokoh pengajaran

bahasa terdahulu seperti Henry Sweet dan Harold Palmer. Sweet menyatakan bahwa suatu

metode yang baik harus bersifat komprehensif dan harus mempertimbangkan berbagai aspek.

Suatu metode harus didasarkan pada suatu pengetahuan yang seksama tentang pengetahuan

kebahasaan dan dengan memanfaatkan pengetahuan psikologis. Karena aliran kebahasaan dan

psikologi beragam dan terkadang bertentangan antara yang satu dengan yang lain, maka Sweet

menyarankan adanya suatu jalan tengah antara berbagai aliran yang bertentangan. Usaha

menemukan jalan tengah itulah yang kemudian melahirkan prinsip-prinsip pokok pengajaran

bahasa yang didasarkan pada berbagai metode, tidak pada satu metode tunggal yang tidak bisa

berubah-ubah. Prinsip-prinsip umum tersebut kemudian dipadukan dengan prinsip-prinsip

khusus dalam pengajaran suatu bahasa tertentu.

Mohammad Aslam (2003) menyatakan bahwa metode eclictic memiliki kelebihan yaitu

(1) Pengajar memiliki banyak flexibilitas, (2) Tidak ada aspek ketrampilan bahasa yang

diabaikan, (3) Ada variasi dalam kelas, (4) Atmosphere kelas bersifat dinamis.

Metode Eclictic menyerap teknik-teknik terbaik dari berbagai metode pengajaran bahasa

lalu memadukannya ke dalam prosedur pengajaran di kelas, menggunakan berbagai metode yang

paling sesuai untuk berbagai tujuan yang beragam. Penggunaan metode ini diharapkan akan

mencari bentuk pengembangan yang seimbang untuk ketrampilan speaking.

2

Page 9: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka secara rinci rumusan masalah dapat

ditelusuri secara bertahap melalui pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Bagaimana proses penerapan metode Eclictic dalam berbicara mahasiswa dalam upaya

meningkatkan ketrampilan berbicara mahasiswa semester II FKIP bahasa Inggris

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara?

2. Apakah penerapan metode Eclictic dapat meningkatkan ketrampilan berbicara mahasiswa

semester II FKIP bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara?

1.3 Target Luaran

No Jenis Luaran Indikator Capaian

1. Publikasi ilmiah di jurnal nasional ( ber ISSN) Accepted

2. Pemakalah dalam pertemuan ilmiah Nasional Terdaftar

Lokal Sudah dilaksanakan

3. Buku ajar Proses editing

4. Luaran lainnya Draft

5. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) Skala 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Eclictic

Pendekatan Eclictic merupakan metode pengajaran bahasa yang menggabungkan berbagai

jenis pendekatan dan metodologi untuk mengajarkan bahasa tergantung pada tujuan

pembelajaran dan kemampuan pelajar. Serangkaian metode pengajaran yang berbeda dipinjam

dan disesuaikan untuk mencocokkan kebutuhan pelajar. Metode ini memecahkan suasana kelas

yang monoton.

Mohammad Aslam (2003) menyatakan bahwa metode eclictic memiliki kelebihan yaitu

(1) Pengajar memiliki banyak flexibilitas, (2) Tidak ada aspek ketrampilan bahasa yang

diabaikan, (3) Ada variasi dalam kelas, (4) Atmosphere kelas bersifat dinamis. Hal tersebut juga

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Chinta Praveen Kumar dalam International

Page 10: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

Journal of Scientific and Research Publications, Volume 3, yang menyatakan bahwa metode ini

secara efektif berhasil untuk semua jenis pelajar baik ditinjau dari usia dan standard.

Pembelajaran menyenangkan dan inovatif sesuai dengan hakikat proses pembelajaran.

Karena metode ini tidak dikembangkan atas dasar teori linguistik atau teori psikologi

tertentu, maka asumsi-asumsi yang mendukung metode ini lebih bersifat pragmatis daripada

teoritis, yaitu sebagai berikut. (1) Setiap metode mempunyai kelebihan-kelebihan tersendiri, dan

kelebihan-kelebihan tersebut mungkin bisa dimanfaatkan untuk pengajaran bahasa asing, (2)

Tidak ada satu metode pun yang sempurna, sebagaimana halnya tidak ada satu metode pun yang

salah total. Tiap-tiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing (3)

Pandangan bahwa suatu metode dapat melengkapi metode lainnya lebih baik daripada

pandangan bahwa terdapat pertentangan antara satu metode dengan metode lainnya, (4) Tak ada

satu metode pun yang relevan untuk semua tujuan, semua pembelajar, semua dosen, dan semua

program pengajaran (5) Prinsip utama dalam pengajaran terpusat pada pembelajar dan

kebutuhannya. Bukan pada metode tertentu tanpa memperhitungkan kebutuhan pembelajar (6)

Seorang dosen hendaklah merasa bebas dalam memilih metode yang akan digunakannya sesuai

dengan kondisi pembelajar, dengan tidak menutup mata dari berbagai penemuan baru dalam

metodologi pengajaran. Seorang dosen mungkin dapat memilih satu atau beberapa metode yang

sesuai dengan kebutuhan pembelajar dan situasi pembelajaran.

Metode eclictic sebenarnya tidak memiliki bentuk khusus yang mandiri yang berbeda

secara keseluruhan dari metode lainnya, karena metode ini merupakan hasil dari pemilihan dan

penggabungan beberapa metode yang dianggap relevan untuk pembelajaran, dengan demikian

tidak ada juga desain khusus untuk metode ini. Tujuan pengajaran yang ingin dicapai dengan

metode ini adalah tujuan dari beberapa metode yang dipilih dan digabungkannya, begitu juga

dengan jenis silabus pengajaran yang tidak akan mungkin satu, yang nantinya akan berimplikasi

kepada beragamnya jenis kegiatan pembelajaran, peran dosen, peran mahasiswa dan peran

materi pembelajaran.

2.2.Prosedur dan Teknik Metode Eclictic

Metode eclictic sesungguhnya adalah metode yang tersusun dari segi-segi positif

berbagai metode pembelajaran bahasa. Karena itu, teknik pengajaran yang digunakan dalam

metode ini juga akan beragam, tergantung pada pola pemilihan dan penggabungan yang

4

Page 11: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

digunakan oleh dosen, yang juga tidak seragam. Artinya, dalam metode ini bahasa ibu bisa

dipakai untuk memberi penjelasan-penjelasan dan terjemahan seperlunya untuk mempercepat

proses pengajaran, menghindari kesalahpahaman dan mencegah pemborosan waktu.

Terjemahan-terjemahan tertentu diberikan ketika dianggap perlu, tata bahasa juga diajarkan

secara deduktif, serta beberapa alat bantu audio-visual digunakan untuk memudahkan

pembelajaran.

Dosen juga dapat mengajarkan tatabahasa, meskipun metode ini tidak lagi

mengasumsikannya sebagai titik awal penguasaan bahasa, hanya lebih merupakan suatu titik

rujukan. Dosen juga bisa menggunakan berbagai bentuk drills ketika teknik itu merupakan cara

yang efisien untuk melatih mahasiswa melafalkan bunyi-bunyi dan intonasi dari suatu kata atau

ungkapan yang penting. Dosen akan memberikan beberapa bentuk latihan atau exercises untuk

meningkatkan kesadaran mahasiswa akan ungkapan-ungkapan umum fungsional. Dosen bisa

memfokuskan kegiatan pembelajarannya pada ungkapan-ungkapan fungsional ketika mahasiswa

mendengarkan rekaman dari suatu percakapan. Dosen dapat menggunakan teknik kesenjangan

informasi (information gap) kapan saja dosen menganggapnya perlu. Dosen juga dapat

menggunakan personalisasi, baik ketika para mahasiswa sedang mempraktekkan bahasa, bersiap-

siap untuk bermain peran (role play).

A. Faktor Petimbangan Pemilihan Metode Pengajaran

Di samping penguasaan akan berbagai metode pengajaran bahasa Inggris yang ada, ada

beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh dosen dalam memilih metode pengajaran bahasa.

Penguasaan pada faktor-faktor tersebut dapat membantunya dalam merancang dan mengevaluasi

penggunaan metode-metode tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud juga sangat bermanfaat

sebagai bahan masukan dalam merencanakan dan menilai program pengajaran yang telah

dilakuhan. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu: faktor penentu

pemilihan metode yang bersifat teoritis (yaitu teori pembelajaran, teori linguistik, serta dimensi

sosial dan komunikasi bahasa) dan yang bersifat praktis.

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan suatu pengajaran sangat mempengaruhi penentuan metode apa yang akan

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila program pengajaran berorientasi pada

kemampuan menerjemahkan bahasa asing maka metode yang digunakannya mesti akan berbeda

5

Page 12: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

kalau dengan tujuannya adalah kemampuan berbicara dengan lancar tersebut. Kalau tujuan

pembelajaran adalah kedua hal tersebut, maka metodenya tentu akan merupakan kombinasi dari

metode yang cocok untuk tujuan pertama dengan metode yang relevan untuk tujuan yang kedua,

misalnya menggabungkan antara metode total physical response dengan direct method.

B. Materi Pelajaran

Dua komponen atau keterampilan berbahasa yang berbeda, pasti memiliki persoalan

pengajaran yang berbeda pula, maka metode pengajarannya juga akan berbeda. Penentuan aspek

bahasa dan keterampilan bahasa apa yang hendak diajarkan atau ditekankan, akan mengarahkan

dosen pada pemilihan beberapa metode yang berbeda pula. Dalam hal ini kedalaman pemahaman

dosen terhadap meteri pelajaran akan sengat menentukan dalam penentuan metode pembelajaran,

kenyataannya dosen yang tidak profesional bisa saja mengajarkan materi reading dengan cara

yang sama dengan ketika dia mengajarkan materi speaking, misalnya dua-duanya diterjemahkan

kemudian dianalisis dari segi grammar yang ada dalam kedua materi tersebut.

C. Pengajar

Sebagus apapun sebuah metode, tidak akan pernah menghasilkan kesuksesan yang besar

kalau diterapkan oleh seorang dosen yang tidak berpengetahuan atau berpengalaman

menggunakan metode tersebut. Seorang dosen yang tidak melatih penggunaan suatu metode

sebelum dia mempraktekkannya dalam pembelajaran pasti akan menemukan banyak kesulitan

dan hambatan yang akhirnya akan memalingkan dosen dari tujuan awalnya.

Seorang dosen yang terbiasa menggunakan metode tertentu dalam waktu yang cukup

lama akan merasa sulit untuk menggunakan metode baru. Lebih dari itu mungkin saja dia akan

menentang setiap pembaharuan dalam metode pengajaran. Dalam kenyataannya, kadang terjadi

sebagian dosen merasa mantap dengan menggunakan metode tertentu, walau belum tentu metode

tersebut relevan untuk tujuan pembelajarannya. Baik sadar atau tidak kebanyakan dosen terjebak

dalam penggunakan metode tertentu dan tidak menyukai metode lainnya.

D. Mahasiswa

Ketika para mahasiswa akan mempelajari bahasa Inggris , maka dosen haruslah

merupakan orang yang paling mampu memilih metode pengajaran yang dapat membantu

6

Page 13: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

mahasiswa mencapai tujuannya, serta mampu mendorong semangat dan kesenangan mereka.

Kecerdasan anak didik juga mempunyai hubungan yang signifikan dengan kemampuan belajar

bahasa asing mereka. Dengan demikian, metode pengajaran bahasa untuk mereka yang memiliki

kecerdasan yang tinggi akan berbeda dengan metode untuk mengajarkan mereka yang

kecerdasan nya sedang atau biasa – biasa saja. Faktor usia juga mempunyai keterkaitan dengan

penentuan metode pengajaran yang akan digunakan. Metode pengajaran yang baik untuk anak

sekolah bisa jadi tidak baik untuk orang dewasa, demikian juga sebaliknya. Misalnya, anak

sekolah lebih efektif diajarkan dengan peniruan dan pengulangan; sedangkan orang dewasa akan

lebih baik bila diajarkan dengan metode yang mengandung penafsiran logika untuk fenomena-

fenomena kebahasaan dan pola-pola tatabahasa.

E. Media Pengajaran

Beberapa metode mempersyaratkan tersedianya media tertentu, seperti kaset, film,

gambar-gambar, laboratorium, dan balok-balok warna-warni. Dan ada juga metode yang tidak

menggunakan media terentu, artinya cukup dipraktekkan oleh dosen tanpa bantuan media.

Penggunaan suatu metode yang menuntut media tertentu tanpa media yang dipersyaratkan akan

sangat berpengaruh pada rendahnya efekifitas dan efesiensi pembelajaran, karena tuntutan

metode tersebut tidak terpenuhi.

F. Jumlah mahasiswa dalam kelas

Ada beberapa metode pengajaran yang hanya berhasil untuk kelas kecil’ sedangkan untuk

kelas-kelas besar metode-metode tersebut kurang efektif. Kasus pada aspek metode pengajaran

juga berlaku pada dosen. Seorang dosen mungkin akan merasa berat dan sulit menggunakan

metode tertentu pada kelas besar, akan tetapi dia merasa ringan dan mantap ketika dia mengajar

di kelas kecil.

BAB 3

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

7

Page 14: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

1. Untuk mengetahui proses penerapan metode Eclictic dalam berbicara mahasiswa dalam

upaya meningkatkan ketrampilan berbicara mahasiswa semester II FKIP B.Inggris

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui peningkatan ketrampilan berbicara mahasiswa semester II FKIP

B.Inggris Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dengan menggunakan metode

Eclictic.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan pengembangan teori dan metode khususnya

yang berkaitan dengan keterampilan berbicara mahasiswa dan menjadi rujukan bagi

pengembangan penelitian berikutnya

2. Bagi pendidik, khususnya yang memiliki spesifikasi dalam pengembangan ketrampilan

berbicara diharapkan dapat memberikan tambahan informasi demi peningkatan ketrampilan

mahasiswa, khususnya dalam keterampilan berbicara.

3. Bagi perguruan Tinggi, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya peningkatan

kualitas pendidikan sehingga mampu menghasilkan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki

kecakapan, khususnya dalam ketrampilan berbicara

BAB 4

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Program Studi Pendidikan bahasa Inggris FKIP UMSU, Jl.

Mukhtar Basri No.3 Medan.Waktu penelitian dilakukan pada Tahun Akademik 2017-2018 yaitu

bulan Mei sampai Desember 2017.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester II Pendidikan bahasa Inggris FKIP

UMSU. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan metode eclictic meningkatkan ketrampilan

berbicara mahasiswa.

3

Page 15: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

3.3.Rencana Tindakan

Untuk memecahkan masalah di atas, tindakan yang akan dilakukan dengan

melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) Salah satu tujuan utama dari PTK adalah untuk

mengeidentifikasi situasi atau isu problematis dalam proses pembelajran yang memerlukan

perhatian serius untuk diselesaikan oleh guru atau pihak terkait lainnya(Burns, 2010: 2). Dengan

PTK ini diharapkan permasalahan yang dipaparkan sebelumnya dapat diselesaikan dengan baik.

Salah satu ciri penelitian tindakan kelas adalah dilakukan dengan bersiklus, yang terdiri

dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian kali

ini direncanakan akan dilaksanakan minimal dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari

dua pertemuan. Tahapan siklus penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.

Siklus I

Siklus II

Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

Tindakan I

Pengamatan/

Pengumpulan data I

Refleksi I

Permasalahan

baru hasil

refleksi Perencanaan

tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

pengamatan/

pengumpulan

data II

Apabila

permasalahan

belum

Refleksi II

Dilanjutkan ke

siklus berikut

Permasalahan

8

Page 16: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

Dilanjutkan

Gambar 1.1 Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (Suharjono, 2008: 74)

Dari gambar di atas dapat diuraikan tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan

Siklus Pertama

Pada siklus pertama tim peneliti berkolaborasi melakukan:

1. Identifikasi dan merumuskan permasalahan yang dihadapi di kelas terkait dengan

kemampuan mahasiswa dalam berbicara

2. Berdasarkan hasil identifikasi dan permusan ini secara bersama-sama akan

disusun komponen-komponen pembelajarn yang terdiri dari bahan ajar, media,

alat, cara evaluasi dan strategi pembelajaran dengan eclictic method yang terdiri

dari metode pilihan yaitu direct method, audio-visual method, communicative

language teaching, total physical response, silent way dan critical debate.

3. Simulasi dan diskusi kegiatan pembelajaran

4. Pelaksanaan pembelajaran (tindakan pertama) yang secara bersamaan dilakukan

pengamatan kelas untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi komponen-

komponen pemebelajaran yang dikembangkan

5. Setiap akhir kegiatan dilakukan diskkusi dan refleksi mengenai tindakan yang

telah dilakukan

6. Mewawancarai sejumlah mahasiswa dan pengumpulan dengan menggunakan

angket

7. Melakukan tes kemampuan mahasiswa dalam memahami materi yang dipelajari,

Siklus Kedua

Tim peneliti mengkaji lebih lanjut komponen pembelajaran yang telah disusun sesuai

dengan hasil evaluasi dan refleksi dari siklus pertama dan selanjutnya merevisi komponen-

komponen pembelajaran sesuai dengan keperluan.

9

Page 17: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

. Secara rinci pada kegiatan ini akan dilakukan

1. peninjauan ulang komponen-komponen pembelajaran,

2. revisi komponen-komponen pembelajaran,

3. simulasi dan diskusi kegiatan pembelajaran,

4. pelaksanaan pembelajaran yang secara bersamaan dilakukan observasi kelas untuk

mengetahui efektivitas dan efisiensi komponen-komponen pembelajaran yang dikembangkan.

4. setiap akhir kegiatan pembelajaran dilakukan diskusi dan refleksi mengenai tindakan yang

telah dilakukan.

5. mewawancarai mahasiswa dan pengumpulan informasi dengan menggunakan angket,

7. melakukan tes kemampuan pemecahan masalah, serta menganalisis sejauh mana kegiatan

yang dilakukan telah menjawab permasalahan.

Siklus Ketiga

Siklus ketiga akan dilakukan jika masih terdapat permasalahan yang belum terpecahkan.

Siklus ketiga dilakukan hamper sama dengan tahapan pada siklus sebelunya dengan

memprhatikan perbaikan dari hasil refleksi dari siklus sebelumnya

3.4.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

a. Pemberian tes

Tes diberikan untuk melihat sejauh mana serapan mahasiswa terhadap materi yang didapat

melalui metode eclictc

b. Pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan untuk melihat keaktifn mahasiswa mengikuti proses pembelajaran

dengan metode eclictic

c. Angket

Angket digunakan untuk melihat perkembangan mahasiswa sebelum dan sesudah

perlakukan terutama dalam hal kebiasaan berbicara.

10

Page 18: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

3.5.Teknik Analisis Data

Data akan dianalisis dengan menyusun dan mengolah data yang terkumpul melalui hasil

tes,catatan pengamatan, dan jawaban angket yang diberikan kepada mahasiswa . Pelaksanaan

analisis dilakukan secara terus-menerus pada saat penelitian sedang berlangsung hingga

pembuatan laporan penelitian agar menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

BAB 5. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

4.1. Analisis Hasil Temuan Penelitian

4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan, peneliti melaksanakan observasi

pengumpulan data dari kondisi awal kelas yang akan diberi tindakan, yaitu semester II BI

Pendidikan Bahasa Inggris Tahun Akademik 2015-2016. Pengetahuan awal ini perlu diketahui

agar kiranya kelas ini perlu diberi tindakan yang diharapkan oleh peneliti, apakah benar

kiranya kelas ini perlu diberi tindakan sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti.

Untuk memberikan suatu penilaian terhadap kemampuan berbicara mahasiswa, peneliti

menggunakan lima aspek yang terdapat pada keterampilan berbicara, yaitu kosakata

(vocabulary), pelafalan (pronunciation), kelancaran (fluency), struktur, dan pemahaman.

Penilaian terhadap keterampilan berbicara dilaksanakan pada tes awal , tes akhir siklus I, dan

tes siklus II. Dari hasil masing-masing tes tersebut dapat dilihat seberapa besar peningkatan

yang diperoleh siswa

Pada kondisi awal, keterampilan berbicara siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan

dengan nilai rata-rata mereka sebesar 67,71. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1

sebagai berikut.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara pada Kondisi Awal

No Interval Nilai fi Xi fi.xi Presentase (%)

1. 58-61 7 59,5 416,5 17,95

2. 62-65 5 63,5 317,5 12,82

3. 66-69 10 67,5 675 25,64

4. 70-73 13 71,5 929,5 33,33

5. 74-77 4 75,5 302 10,26

39 2641 100,00

Rata- rata 67,71

11

Page 19: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

Berdasarkan tabel 1, mahasiswa yang sudah mencapai nilai ≥ 70 ada 17 mahasiswa atau

43, 59%, sedangkan 22 mahasiswa atau 56,41% lainnya mendapat nilai < 70. Nilai rata-rata

kelas pada kondisi awal adalah 67,71 dengan nilai tertinggi 76 dan nilai terendahnya 58.

4.1.2. Deskripsi Siklus I

Siklus ini dilaksanakan pada pertemuan ke 2 (dua) sampai dengan pertemuan ke 7

(tujuh). Sehingga peneliti menyusun perencanaan pengajaran untuk enam pertemuan pada satu

siklus.

4.1.2.1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan beberapa aktivitas yaitu :

1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan

disampaikan kepada mahasiswa dengan penerapan Eclictic Method

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menganalisis yang bertujuan untuk mengetahui tersedianya alat dan bahan pelajaran.

4) Membuat lembar observasi untuk melihat dinamika kelompok dalam proses belajar

mengajar berlangsung.

5) Menyiapkan soal tes hasil belajar yang digunakan untuk melihat accuracy (ketepatan

berbahasa), fluency (kelancaran) comprehensibility (pemahaman topik) dan method of

delivering arguments (cara penyampaian argumen).

6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

4.1.2.2. Tahap Tindakan

Pemberian tindakan I dengan melaksanakan pembelajaran dimana peneliti sebagai

dosen di kelas dilaksanakan dengan menggunakan Eclictic Method pada siklus I. Pada siklus I

terdiri dari 6 (enam) pertemuan. Pertemuan pertama hingga pertemuan kelima adalah

penerapan Eclictic Method dalam meningkatkan keterampilan berbicara berbahasa Inggris

mahasiswa dan pertemuan keenam diisi dengan pemberian tes akhir I. Tes akhir I dilaksanakan

untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara mahasiswa setelah dilaksanakannya tes

awal. Kuesioner tes akhir I dilaksanakan setelah tes akhir I usai dilakukan. Tujuan

diberikannya kuesioner pada tes akhir I ini adalah untuk mengetahui kesan dan respon

mahasiswa terkait dengan teknik yang berikan. Semua aktivitas yang dilakukan pada siklus I

ini direkam dalam rekaman dan jurnal kegiatan.

Siklus I pertemuan ke 2 :

1. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu dosen menganalisis kemampuan mahasiswa

dalam berbicara untuk mengetahui tingkat kemampuan awal mahasiswa.

Page 20: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

2. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali

dengan memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

3. Pada pertemuan ke 2 (dua) dosen membagi mahasiswa menjadi 6 kelompok, setiap

kelompoknya terdiri dari 8 orang.

4. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

5. Menjelaskan defenisi, tujuan, situasi, contoh-contoh dan cara mengutarakan pendapat

(Expressing likes and dislikes) dan menanyakan pendapat tentang masalah kekinian ( asking

for opinios about the hottest issues) dengan menggunakan teknik Role Play dan Giving

Information.

6. Argumen dari setiap mahasiswa direkam dan dicatat oleh dosen sehingga dapat diketahui

kemampuan berbicara mahasiswa dalam mengutarakan pendapatnya.

7. Dosen melakukan evaluasi berdasarkan kategori skor yang telah ditentukan. Skor tersebut

dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat

baik di tiap-tiap indikator penilaian (accuracy, fluency, comprehensibility, dan method of

delivering argument). Kategori sangat kurang apabila mahasiswa mendapatkan skor 1 (0-

39%), kategori kurang jika skor yang diperoleh adalah 2 (40-54%), kategori cukup jika

siswa mendapatkan skor 3 (55-69%), kategori baik jika mahasiswa mendapatkan skor 4 (70 -

84%), dan kategori sangat baik jika skor yang didapatkan mahasiswa yaitu 5 (85-100%) dan

kemudian melakukan revisi.

8. Peneliti memberikan tes kemampuan I kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya

Siklus I pertemuan ke 3 :

1. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu dosen menganalisis kemampuan mahasiswa

dalam berbicara untuk mengetahui tingkat kemampuan awal mahasiswa.

2. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali

dengan memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

3. Pada pertemuan ke 2 (dua) dosen membagi mahasiswa menjadi 6 kelompok, setiap

kelompoknya terdiri dari 8 orang.

4. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

5. Menjelaskan defenisi, tujuan, situasi, contoh-contoh dan cara mengutarakan pendapat

(Expressing likes and dislikes) dan menanyakan pendapat tentang masalah kekinian(Asking

for opinion about the hottest issues) dengan menggunakan teknik Role Play dan Giving

Information.

6. Argumen dari setiap mahasiswa direkam dan dicatat oleh dosen sehingga dapat diketahui

kemampuan berbicara mahasiswa dalam mengutarakan pendapatnya.

7. Dosen melakukan evaluasi berdasarkan kategori skor yang telah ditentukan. Skor tersebut

dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan

sangat baik di tiap-tiap indikator penilaian (accuracy, fluency, comprehensibility, dan

method of delivering argument). Kategori sangat kurang apabila mahasiswa mendapatkan

Page 21: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

skor 1 (0-39%), kategori kurang jika skor yang diperoleh adalah 2 (40-54%), kategori cukup

jika siswa mendapatkan skor 3 (55-69%), kategori baik jika mahasiswa mendapatkan skor 4

(70 -84%), dan kategori sangat baik jika skor yang didapatkan mahasiswa yaitu 5 (85-100%)

dan kemudian melakukan revisi.

8. Peneliti memberikan tes kemampuan I kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya

Siklus I pertemuan ke 4 :

1. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu dosen menganalisis kemampuan mahasiswa

dalam berbicara untuk mengetahui tingkat kemampuan awal mahasiswa.

2. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali

dengan memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

3. Pada pertemuan ke 2 (dua) dosen membagi mahasiswa menjadi 6 kelompok, setiap

kelompoknya terdiri dari 8 orang.

4. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

5. Menjelaskan defenisi, tujuan, situasi, contoh-contoh dan cara mengutarakan pendapat

(Expressing Likes and Dislikes) dan menanyakan pendapat tentan masalah kekinian (Asking

for opinion about the hottest issues) dengan menggunakan teknik Role Play dan Giving

Information.

6. Argumen dari setiap mahasiswa direkam dan dicatat oleh dosen sehingga dapat diketahui

kemampuan berbicara mahasiswa dalam mengutarakan pendapatnya.

7. Dosen melakukan evaluasi berdasarkan kategori skor yang telah ditentukan. Skor tersebut

dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat

baik di tiap-tiap indikator penilaian (accuracy, fluency, comprehensibility, dan method of

delivering argument). Kategori sangat kurang apabila mahasiswa mendapatkan skor 1 (0-

39%), kategori kurang jika skor yang diperoleh adalah 2 (40-54%), kategori cukup jika

siswa mendapatkan skor 3 (55-69%), kategori baik jika mahasiswa mendapatkan skor 4 (70 -

84%), dan kategori sangat baik jika skor yang didapatkan mahasiswa yaitu 5 (85-100%) dan

kemudian melakukan revisi.

8. Peneliti memberikan tes kemampuan I kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya

Siklus I pertemuan 5 :

1. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu dosen menganalisis kemampuan mahasiswa

dalam berbicara untuk mengetahui tingkat kemampuan awal mahasiswa.

2. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali

dengan memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

3. Pada pertemuan ke 2 (dua) dosen membagi mahasiswa menjadi 6 kelompok, setiap

kelompoknya terdiri dari 8 orang.

4. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

5. Menjelaskan defenisi, tujuan, situasi, contoh-contoh dan cara mengutarakan pendapat

(Expressing Like and Dislikes) dan menanyakan pendapat tentanf masalah kekinia (Asking

for opinion about the hottest issues) dengan menggunakan teknik Role Play dan Giving

Information.

Page 22: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

6. Argumen dari setiap mahasiswa direkam dan dicatat oleh dosen sehingga dapat diketahui

kemampuan berbicara mahasiswa dalam mengutarakan pendapatnya.

7. Dosen melakukan evaluasi berdasarkan kategori skor yang telah ditentukan. Skor tersebut

dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat

baik di tiap-tiap indikator penilaian (accuracy, fluency, comprehensibility, dan method of

delivering argument). Kategori sangat kurang apabila mahasiswa mendapatkan skor 1 (0-

39%), kategori kurang jika skor yang diperoleh adalah 2 (40-54%), kategori cukup jika siswa

mendapatkan skor 3 (55-69%), kategori baik jika mahasiswa mendapatkan skor 4 (70 -84%),

dan kategori sangat baik jika skor yang didapatkan mahasiswa yaitu 5 (85-100%) dan

kemudian melakukan revisi.

8. Peneliti memberikan tes kemampuan I kepada mahasis

9. wa yang telah disiapkan sebelummya

Siklus I pertemuan 6 :

1. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu dosen menganalisis kemampuan mahasiswa

dalam berbicara untuk mengetahui tingkat kemampuan awal mahasiswa.

2. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali

dengan memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

3. Pada pertemuan ke 2 (dua) dosen membagi mahasiswa menjadi 6 kelompok, setiap

kelompoknya terdiri dari 8 orang.

4. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

5. Menjelaskan defenisi, tujuan, situasi, contoh-contoh dan cara mengutarakan pendapat

(Expressing likes and dislikes) dan menanyakan pendapat tentan masalah kekinian (Asking

for opinion about the hottest issues) dengan menggunakan teknik Role Play dan Giving

Information.

6. Argumen dari setiap mahasiswa direkam dan dicatat oleh dosen sehingga dapat diketahui

kemampuan berbicara mahasiswa dalam mengutarakan pendapatnya.

7. Dosen melakukan evaluasi berdasarkan kategori skor yang telah ditentukan. Skor tersebut

dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat

baik di tiap-tiap indikator penilaian (accuracy, fluency, comprehensibility, dan method of

delivering argument). Kategori sangat kurang apabila mahasiswa mendapatkan skor 1 (0-

39%), kategori kurang jika skor yang diperoleh adalah 2 (40-54%), kategori cukup jika siswa

mendapatkan skor 3 (55-69%), kategori baik jika mahasiswa mendapatkan skor 4 (70 -84%),

dan kategori sangat baik jika skor yang didapatkan mahasiswa yaitu 5 (85-100%) dan

kemudian melakukan revisi.

8. Peneliti memberikan tes kemampuan I kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya

Siklus I pertemuan 7 :

1. Sebelum memulai pembelajaran terlebih dahulu dosen menganalisis kemampuan mahasiswa

dalam berbicara untuk mengetahui tingkat kemampuan awal mahasiswa.

Page 23: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

2. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali

dengan memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

3. Pada pertemuan ke 2 (dua) dosen membagi mahasiswa menjadi 6 kelompok, setiap

kelompoknya terdiri dari 8 orang.

4. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

5. Menjelaskan defenisi, tujuan, situasi, contoh-contoh dan cara mengutarakan pendapat

(Expressing likes and dislikes) dan menanyakan pendapat tentan masalah kekinian (Asking

for opinion about the hottest isssues) dengan menggunakan teknik Role Play dan Giving

Information.

6. Argumen dari setiap mahasiswa direkam dan dicatat oleh dosen sehingga dapat diketahui

kemampuan berbicara mahasiswa dalam mengutarakan pendapatnya.

7. Dosen melakukan evaluasi berdasarkan kategori skor yang telah ditentukan. Skor tersebut

dikategorikan menjadi 5 (lima) kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan sangat

baik di tiap-tiap indikator penilaian (accuracy, fluency, comprehensibility, dan method of

delivering argument). Kategori sangat kurang apabila mahasiswa mendapatkan skor 1 (0-

39%), kategori kurang jika skor yang diperoleh adalah 2 (40-54%), kategori cukup jika siswa

mendapatkan skor 3 (55-69%), kategori baik jika mahasiswa mendapatkan skor 4 (70 -84%),

dan kategori sangat baik jika skor yang didapatkan mahasiswa yaitu 5 (85-100%) dan

kemudian melakukan revisi.

8. Peneliti memberikan tes kemampuan I kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya

4.1.2.3. Tahap Pengamatan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara pada Siklus I

No Interval Nilai fi Xi fi.xi Presentase (%)

1. 58-61 2 59,5 119 5,13

2. 62-65 10 63,5 635 25,64

3. 66-69 3 67,5 202,5 7,69

4. 70-73 10 71,5 715 25,64

5. 74-77 7 75,5 528,5 17,95

6. 78-81 5 79,5 397,5 12,82

7. 82-85 2 83,5 167 5,13

Jumlah 39 2764 100,00

Rata- rata 70,88

Pada siklus I, keterampilan berbicara mahasiswa sudah meningkat. Mahasiswa yang

sudah mencapai nilai ≥ 70 sebanyak 24 orang atau 61,54%, sedangkan 15 orang atau 38,46%

lainnya mendapat nilai < 70. Nilai rata-rata kelas 70,88 dengan nilai tertinggi adalah 82,5 dan

nilai terendahnya 60. Namun, masih ada beberapa mahasiswa yang merasa kesulitan dalam

menganalisis permasalahan sehingga nilai rata-rata kelas belum mencapai indikator kinerja

80% dan dilanjutkan pada siklus II.

Page 24: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

4.1.3. Deskripsi Siklus II

4.1.3.1. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, persiapan yang dilakukan sebelum

mengaplikasikan Eclictic Method dalam kegiatan pengajaran berbicara di kelas adalah sebagai

berikut:

a) Skenario pembelajaran dibuat untuk digunakan pada siklus II dan mempersiapkan teknik yang

lebih sesuai dengan kondisi siswa yaitu Question and Answer Technique dan Discussion

Technique, alat dan bahan mengajar

b) Mempersiapkan materi ajar dan topik-topik yang lebih menarik dan kekinian untuk melatih

keterampilan berbicara mahasiswa

c) Mempersiapkan tes akhir untuk diberikan kepada mahasiswa di akhir siklus

4.1.3.2. Tahap Tindakan

Pemberian tindakan II dengan melaksanakan pembelajaran dimana peneliti sebagai

dosen di kelas. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik Eclictic Method

pada siklus II. Pada siklus II terdiri dari 6 (enam) pertemuan dengan langkah–langkah yang

dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

Siklus II pertemuan 8 :

1. Mahasiswa mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali dengan

memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu teknik Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

2. Pada pertemuan ke 8 (delapan) awal pembelajaran perlu membentuk kelompok diskusi

karena pada pertemuan ke 2 (dua) kelompok diskusi sehingga tidak perlu dibentuk dan

memberikan beberapa motion.

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

4. Menjelaskan defenisi, tujuan, formulasi argument yang baik, dan cara mengutarakan

pendapat (Expressing Likes and Dislikes) , menanyakan pendapat tentang masalah kekinian

(asking for opinion about the hottest issues) dan membantah argument kelompok lawan

(Rebuttle)

5. Kemudian dosen membagi 2 kelompok besar (pro dan kontra) dan mahasiswa diminta

menduduki masing bangku mereka

6. Seperti biasa, mahasiswa diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya.

Kemudian mahasiswa mulai melakukan debat. Pembicara pertama kelompok pro

mengemukakan pendapatnya, mahasiswa menyampaikan pemikirannya kemudian

ditanggapi dan dibahas oleh kelompok kontra, demikian seterusnya sampai seluruh anggota

kelompok di masing-masing tim mengemukakan pendapatnya.

Page 25: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

7. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis ide-ide dari setiap siswa di

lembar dosen yang ditempel di tembok, dari lembar ini dosen dapat melihat distribusi

mahasiswa yang aktif dan yang kurang aktif

8. Setelah permainan sesi kedua usai, dosen membahas hasil debat, menambahkan argumen

untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi penggunaan bahasa mahasiswa

yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada mahasiswa untuk terus menggali

kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka. Pada observasi hari ini keterampilan berbicara

mahasiswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. Mahasiswa sudah tidak canggung lagi

mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, walaupun masih ada kesalahan-kesalahan kecil

dalam gramatika, struktur kata dan kalimat.

9. Setelah menyampaikan materi dan kegiatan belajar mengajar berakhir, maka peneliti

memberikan tes kemampuan II kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya.

Siklus II pertemuan 9 :

1. Mahasiswa mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali dengan

memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu teknik Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

2. Pada pertemuan ke 8 (delapan) awal pembelajaran perlu membentuk kelompok diskusi

karena pada pertemuan ke 2 (dua) kelompok diskusi sehingga tidak perlu dibentuk dan

memberikan beberapa motion.

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

4. Menjelaskan defenisi, tujuan, formulasi argument yang baik, dan cara mengutarakan

pendapat (Expressing Likes and Dislikes) , menanyakan pendapat tentang masalah kekinian

(asking for opinion about the Hottest issues) dan membantah argument kelompok lawan

(Rebuttle)

5. Kemudian dosen membagi 2 kelompok besar (pro dan kontra) dan mahasiswa diminta

menduduki masing bangku mereka

6. Seperti biasa, mahasiswa diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya.

Kemudian mahasiswa mulai melakukan debat. Pembicara pertama kelompok pro

mengemukakan pendapatnya, mahasiswa menyampaikan pemikirannya kemudian

ditanggapi dan dibahas oleh kelompok kontra, demikian seterusnya sampai seluruh anggota

kelompok di masing-masing tim mengemukakan pendapatnya.

7. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis ide-ide dari setiap siswa di

lembar dosen yang ditempel di tembok, dari lembar ini dosen dapat melihat distribusi

mahasiswa yang aktif dan yang kurang aktif

8. Setelah permainan sesi kedua usai, dosen membahas hasil debat, menambahkan argumen

untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi penggunaan bahasa mahasiswa

yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada mahasiswa untuk terus menggali

kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka. Pada observasi hari ini keterampilan berbicara

mahasiswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. Mahasiswa sudah tidak canggung lagi

mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, walaupun masih ada kesalahan-kesalahan

kecil dalam gramatika, struktur kata dan kalimat.

9. Setelah menyampaikan materi dan kegiatan belajar mengajar berakhir, maka peneliti

memberikan tes kemampuan II kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya.

Page 26: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

Siklus II pertemuan 10 :

1. Mahasiswa mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali dengan

memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu teknik Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

2. Pada pertemuan ke 8 (delapan) awal pembelajaran perlu membentuk kelompok diskusi

karena pada pertemuan ke 2 (dua) kelompok diskusi sehingga tidak perlu dibentuk dan

memberikan beberapa motion.

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

4. Menjelaskan defenisi, tujuan, formulasi argument yang baik, dan cara mengutarakan

pendapat (Expressing Likes and Dislikes) , menanyakan pendapat tentang masalah

kekinian(asking for opinionabout the Hottest Issues) dan membantah argument kelompok

lawan (Rebuttle)

5. Kemudian dosen membagi 2 kelompok besar (pro dan kontra) dan mahasiswa diminta

menduduki masing bangku mereka

6. Seperti biasa, mahasiswa diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya.

Kemudian mahasiswa mulai melakukan debat. Pembicara pertama kelompok pro

mengemukakan pendapatnya, mahasiswa menyampaikan pemikirannya kemudian

ditanggapi dan dibahas oleh kelompok kontra, demikian seterusnya sampai seluruh anggota

kelompok di masing-masing tim mengemukakan pendapatnya.

7. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis ide-ide dari setiap siswa di

lembar dosen yang ditempel di tembok, dari lembar ini dosen dapat melihat distribusi

mahasiswa yang aktif dan yang kurang aktif

8. Setelah permainan sesi kedua usai, dosen membahas hasil debat, menambahkan argumen

untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi penggunaan bahasa mahasiswa

yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada mahasiswa untuk terus menggali

kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka. Pada observasi hari ini keterampilan berbicara

mahasiswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. Mahasiswa sudah tidak canggung lagi

mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, walaupun masih ada kesalahan-kesalahan

kecil dalam gramatika, struktur kata dan kalimat.

9. Setelah menyampaikan materi dan kegiatan belajar mengajar berakhir, maka peneliti

memberikan tes kemampuan II kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya.

Siklus II pertemuan 11 :

1. Mahasiswa mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali dengan

memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu teknik Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

Page 27: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

2. Pada pertemuan ke 8 (delapan) awal pembelajaran perlu membentuk kelompok diskusi

karena pada pertemuan ke 2 (dua) kelompok diskusi sehingga tidak perlu dibentuk dan

memberikan beberapa motion.

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

4. Menjelaskan defenisi, tujuan, formulasi argument yang baik, dan cara mengutarakan

pendapat (Expressing Likes and Dislikes) , menanyakan pendapat tentang masalah kekinian

(asking for opinion about the Hottest Issues ) dan membantah argument kelompok lawan

(Rebuttle)

5. Kemudian dosen membagi 2 kelompok besar (pro dan kontra) dan mahasiswa diminta

menduduki masing bangku mereka

6. Seperti biasa, mahasiswa diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya.

Kemudian mahasiswa mulai melakukan debat. Pembicara pertama kelompok pro

mengemukakan pendapatnya, mahasiswa menyampaikan pemikirannya kemudian

ditanggapi dan dibahas oleh kelompok kontra, demikian seterusnya sampai seluruh anggota

kelompok di masing-masing tim mengemukakan pendapatnya.

7. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis ide-ide dari setiap siswa di

lembar dosen yang ditempel di tembok, dari lembar ini dosen dapat melihat distribusi

mahasiswa yang aktif dan yang kurang aktif

8. Setelah permainan sesi kedua usai, dosen membahas hasil debat, menambahkan argumen

untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi penggunaan bahasa mahasiswa

yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada mahasiswa untuk terus menggali

kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka. Pada observasi hari ini keterampilan berbicara

mahasiswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. Mahasiswa sudah tidak canggung lagi

mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, walaupun masih ada kesalahan-kesalahan

kecil dalam gramatika, struktur kata dan kalimat.

9. Setelah menyampaikan materi dan kegiatan belajar mengajar berakhir, maka peneliti

memberikan tes kemampuan II kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya.

Siklus II pertemuan 12 :

1. Mahasiswa mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali dengan

memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu teknik Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

2. Pada pertemuan ke 8 (delapan) awal pembelajaran perlu membentuk kelompok diskusi

karena pada pertemuan ke 2 (dua) kelompok diskusi sehingga tidak perlu dibentuk dan

memberikan beberapa motion.

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

4. Menjelaskan defenisi, tujuan, formulasi argument yang baik, dan cara mengutarakan

pendapat (Expressing Likes and Dislikes) , menanyakan pendapat tentang masalah kekinian

(asking for opinion about the Hottest Issues) dan membantah argument kelompok lawan

(Rebuttle)

5. Kemudian dosen membagi 2 kelompok besar (pro dan kontra) dan mahasiswa diminta

menduduki masing bangku mereka

Page 28: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

6. Seperti biasa, mahasiswa diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya.

Kemudian mahasiswa mulai melakukan debat. Pembicara pertama kelompok pro

mengemukakan pendapatnya, mahasiswa menyampaikan pemikirannya kemudian

ditanggapi dan dibahas oleh kelompok kontra, demikian seterusnya sampai seluruh anggota

kelompok di masing-masing tim mengemukakan pendapatnya.

7. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis ide-ide dari setiap siswa di

lembar dosen yang ditempel di tembok, dari lembar ini dosen dapat melihat distribusi

mahasiswa yang aktif dan yang kurang aktif

8. Setelah permainan sesi kedua usai, dosen membahas hasil debat, menambahkan argumen

untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi penggunaan bahasa mahasiswa

yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada mahasiswa untuk terus menggali

kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka. Pada observasi hari ini keterampilan berbicara

mahasiswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. Mahasiswa sudah tidak canggung lagi

mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, walaupun masih ada kesalahan-kesalahan

kecil dalam gramatika, struktur kata dan kalimat.

9. Setelah menyampaikan materi dan kegiatan belajar mengajar berakhir, maka peneliti

memberikan tes kemampuan II kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya.

Siklus II pertemuan 13 :

1. Mahasiswa mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali dengan

memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu teknik Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

2. Pada pertemuan ke 8 (delapan) awal pembelajaran perlu membentuk kelompok diskusi

karena pada pertemuan ke 2 (dua) kelompok diskusi sehingga tidak perlu dibentuk dan

memberikan beberapa motion.

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

4. Menjelaskan defenisi, tujuan, formulasi argument yang baik, dan cara mengutarakan

pendapat (Expressing Likes and Dislikes) , menanyakan pendapat tentang masalah kekinian

(asking for opinion about the Hottest Issues) dan membantah argument kelompok lawan

(Rebuttle)

5. Kemudian dosen membagi 2 kelompok besar (pro dan kontra) dan mahasiswa diminta

menduduki masing bangku mereka

6. Seperti biasa, mahasiswa diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya.

Kemudian mahasiswa mulai melakukan debat. Pembicara pertama kelompok pro

mengemukakan pendapatnya, mahasiswa menyampaikan pemikirannya kemudian

ditanggapi dan dibahas oleh kelompok kontra, demikian seterusnya sampai seluruh anggota

kelompok di masing-masing tim mengemukakan pendapatnya.

7. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis ide-ide dari setiap siswa di

lembar dosen yang ditempel di tembok, dari lembar ini dosen dapat melihat distribusi

mahasiswa yang aktif dan yang kurang aktif

8. Setelah permainan sesi kedua usai, dosen membahas hasil debat, menambahkan argumen

untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi penggunaan bahasa mahasiswa

yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada mahasiswa untuk terus menggali

Page 29: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka. Pada observasi hari ini keterampilan berbicara

mahasiswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. Mahasiswa sudah tidak canggung lagi

mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, walaupun masih ada kesalahan-kesalahan

kecil dalam gramatika, struktur kata dan kalimat.

9. Setelah menyampaikan materi dan kegiatan belajar mengajar berakhir, maka peneliti

memberikan tes kemampuan II kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya.

Siklus II pertemuan 14 :

1. Mahasiswa mengerjakan pre-tes, dosen memulai pembelajaran kembali dengan

memperkenalkan dan menjelaskan terlebih dahulu teknik Eclictic Method yang akan

digunakan dalam proses belajar nantinya.

2. Pada pertemuan ke 8 (delapan) awal pembelajaran perlu membentuk kelompok diskusi

karena pada pertemuan ke 2 (dua) kelompok diskusi sehingga tidak perlu dibentuk dan

memberikan beberapa motion.

3. Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran atau SAP

pembelajaran yang telah disusun.

4. Menjelaskan defenisi, tujuan, formulasi argument yang baik, dan cara mengutarakan

pendapat (Expressing Likes and Dislikes) , menanyakan pendapat tentang masalah kekinian

(asking for opinion about the Hottest Issue) dan membantah argument kelompok lawan

(Rebuttle)

5. Kemudian dosen membagi 2 kelompok besar (pro dan kontra) dan mahasiswa diminta

menduduki masing bangku mereka

6. Seperti biasa, mahasiswa diberikan waktu 10 menit untuk berdiskusi dengan kelompoknya.

Kemudian mahasiswa mulai melakukan debat. Pembicara pertama kelompok pro

mengemukakan pendapatnya, mahasiswa menyampaikan pemikirannya kemudian

ditanggapi dan dibahas oleh kelompok kontra, demikian seterusnya sampai seluruh anggota

kelompok di masing-masing tim mengemukakan pendapatnya.

7. Sementara mahasiswa menyampaikan gagasannya dosen menulis ide-ide dari setiap siswa di

lembar dosen yang ditempel di tembok, dari lembar ini dosen dapat melihat distribusi

mahasiswa yang aktif dan yang kurang aktif

8. Setelah permainan sesi kedua usai, dosen membahas hasil debat, menambahkan argumen

untuk topik debat yang baru saja dimainkan, mengoreksi penggunaan bahasa mahasiswa

yang kurang tepat dan memberikan arahan kepada mahasiswa untuk terus menggali

kemampuan berbicara bahasa Inggris mereka. Pada observasi hari ini keterampilan berbicara

mahasiswa sudah menunjukkan adanya peningkatan. Mahasiswa sudah tidak canggung lagi

mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, walaupun masih ada kesalahan-kesalahan

kecil dalam gramatika, struktur kata dan kalimat.

9. Setelah menyampaikan materi dan kegiatan belajar mengajar berakhir, maka peneliti

memberikan tes kemampuan II kepada mahasiswa yang telah disiapkan sebelummya.

Page 30: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

4.1.3.3. Tahap Pengamatan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara pada Siklus II

No Interval Nilai fi xi fi.xi Presentase (%)

1. 60-64 3 62 186 7,69

2. 65-69 6 67 635 25,64

3. 70-74 5 72 360 12,82

4. 75-79 9 77 693 23.08

5. 80-84 9 82 738 23,08

6. 85-89 4 87 348 10,26

7. 90-94 3 92 276 7,69

Jumlah 39 3003 100,00

Rata- rata 77,00

Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa mahasiswa yang mencapai nilai ≥ 70 meningkat

sebanyak 30 orang atau 76,92%, sedangkan 9 orang atau 23,07% yang lain nilainya < 70. Nilai

rata-rata kelas 77 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendahnya 60. Dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menerapkan metode

Eclictic belum berhasil karena belum memenuhi target yang telah ditetapkan dalam indikator

kinerja, yaitu 80%. Oleh karena itu, penelitian ini akan dilanjutkan ke siklus III.

4.1.4. Deskripsi Siklus III

4.1.4.1. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, persiapan yang dilakukan sebelum

mengaplikasikan Eclictic Method dalam kegiatan pengajaran berbicara di kelas adalah sebagai

berikut:

a) Skenario pembelajaran dibuat untuk digunakan pada siklus II dan mempersiapkan teknik yang

lebih sesuai dengan kondisi siswa yaitu Question and Answer Technique dan Discussion

Technique, alat dan bahan mengajar

b) Mempersiapkan materi ajar dan topik-topik yang lebih menarik dan kekinian untuk melatih

keterampilan berbicara mahasiswa

c) Mempersiapkan tes akhir untuk diberikan kepada mahasiswa di akhir siklus

Page 31: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

4.1.4.2. Tahap Tindakan

Pemberian tindakan III dengan melaksanakan pembelajaran dimana peneliti sebagai

dosen di kelas. Pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan teknik Eclictic Method

pada siklus II. Pada siklus III terdiri dari 6 (enam) pertemuan dengan topik yang sama.

Pada siklus III, mahasiswa mengalami banyak peningkatan. Siswa lebih aktif dan percaya diri

dalam menyampaikan ide, gagasan atau pendapatnya. Persentase ketuntasan klasikalnya

meningkat menjadi 87,18%. Distribusi frekuensi nilai keterampilan berbicara siklus III dapat

dilihat pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara pada Siklus III

No Interval Nilai fi Xi fi.xi Presentase (%)

1. 58-63 1 60.5 62 2,56

2. 64-69 4 66,5 268 10,26

3. 70-75 9 72,5 504 17,95

4. 76-81 7 78,5 308 10,26

5. 82-87 8 84.5 738 23,08

6. 88-93 6 90,5 609 17,95

7. 94-99 4 96,5 276 10,26

Jumlah 39 3134 100,00

Rata- rata 80,36

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa mahasiswa yang mencapai nilai ≥ 70 bertambah

menjadi 34 orang atau 87,18%, sedangkan 5 orang atau 12,82% lainnya mendapat nilai < 70.

Nilai rata-rata kelas menjadi 80,36 dengan nilai tertinggi 97,5 dan nilai terendahnya 62,5. Dari

hasil tersebut dapat diketahui bahwa upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan

menerapkan metode Eclictic berhasil karena sudah melebihi target indikator kinerja, yaitu 80%.

Oleh karena itu, penelitian dapat dihentikan.

4.1.3.4. Tahap Refleksi Dari hasil analisa data di atas dapat dilihat bahwa tes tindakan III telah mencapai syarat

ketuntasan belajar. Dimana kegiatan situasi belajar mengajar yang dapat dilihat pada lembar

observasi kegiatan mahasiswa yaitu pembelajaran yang terjadi di dalam kelas tergolong baik.

Upaya dosen telah berhasil membuat seluruh mahasiswa berbicara dengan baik.

4.2. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan keterampilan

berbicaramelalui metode Eclictic. Peningkatan keterampilan berbicara mahasiswa dapat

diketahui dari penilaian aktivitas mereka, meliputi tiga aspek, yaitu keaktifan, tanggung jawab

Page 32: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

dan kerja sama serta evaluasi berbicara mahasiswa yang dilihat dari pencapaian nilai rata-rata

keterampilan berbicara mahasiswa dan persentase ketuntasan klasikal pada kondisi awal, siklus I,

siklus II, dan siklus III.

Pada kondisi awal, sebelum dosen menerapkan metode Inisiasi Eclictic, mahasiswa yang

mendapat nilai ≥ 70 (tuntas) pada kompetensi dasar mengomentari persoalan faktual adalah

sebanyak 17 mahasiswa atau 43,59%, sedangkan 22 mahasiswa lainnya atau 56,41% mendapat

nilai < 70 (tidak tuntas). Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal adalah 67,71 dengan nilai

tertinggi 76 dan nilai terendah 58. Pada pelaksanaan siklus I dosen sudah menerapkan metode

Eclictic, pada siklus ini terjadi peningkatan pada nilai ratarata kelas menjadi 70,88 dan

persentase ketuntasan klasikal juga meningkat menjadi 61,54% atau ada 24 mahasiswa yang

tuntas. Pembelajaran berjalan dengan lancar, tetapi persentase ketuntasan belum mencapai target

indikator kinerja yang ditetapkan, yaitu 80%. Masih ada 38,46% atau 15 mahasiswa yang

mendapat nilai belum tuntas. Hasil pengamatan dan diskusi bersama dosen serta teman sejawat

selama siklus dilaksanakan, menyimpulkan bahwa penyebab ketidaktuntasan mahasiswa

disebabkan karena lama berpikir dalam mengungkapkan pendapat untuk menjawab

permasalahan yang ditanyakan oleh dosen sehingga kebanyakan mahasiswa masih dibantu oleh

teman satu kelompoknya bahkan ada yang akhirnya hanya diam. Oleh karena itu, peneliti

bersama dosen dan teman sejawat melanjutkan tindakan ke siklus II.

Pada siklus II, perbaikan kinerja dosen dan pemberian motivasi kepada mahasiswa untuk

lebih aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas menjadi 77 dan

persentase ketuntasan klasikal menjadi 76,92%. Namun, terjadinya peningkatan tersebut belum

mencapai indikator kinerja yang ditetapkan sehingga perlu diadakan perbaikan lebih lanjut pada

siklus III.

Pada siklus III, kinerja dosen semakin baik dan mahasiswa menjadi tampak bersemangat

dan lebih aktif. Nilai rata-rata kelas pada siklus ini menjadi 80,36 dan persentase ketuntasan

tasan klasikal meningkat menjadi 87,18%. Hasil tersebut menunjukkan pencapaian yang

diperoleh sudah melebihi indikator kinerja yang ditetapkan sehingga peningkatan ini dikatakan

berhasil. Metode ini menyajikan cara belajar yang tidak membosankan yang menekankan pada

tiga tahap penting untuk mencapai keberhasilan dalam hasil belajar mahasiswa.

Data peningkatan keterampilan berbicara pada kondisi awal, siklus I, siklus II dan siklus III

dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Data peningkatan keterampilan berbicara sebelum dan sesudah tindakan

Tindakan Nilai rata-rata Jumlah siswa tuntas Persentase ketuntasan

Kondisi Awal 67,71 17 43,59%

Siklus 1 70,88 24 61,54%

Siklus 2 77 30 76,92%

Siklus 3 80,36 34 87,18%

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam penerapan metode Eclictic pada setiap

pertemuan pada setiap siklus hampir sama, diantaranya mahasiswa kurang berani

Page 33: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

mengungkapkan pendapatnya dan juga saat mnegemukan pendapat mereka, mahasiswa sulit

memahami permasalahan yang diberikan dosen, mahasiswa sulit dikondisikan untuk

memperhatikan kelompok lain yang sedang menyajikan hasil diskusi kelompok dan beberapa

dari mereka banyak bersenda gurau.

Upaya yang dilakukan dosen dalam mengatasi hambatan tersebut, yaitu memberi

kegiatan atau permainan yang beragam agar mereka lebih tertarik dalam mengikuti

pembelajaran,dosen dapat merangsang mahasiswa agar menanggapi hasil pendapat kelompok

lain dengan memberikan simbol penghargaan dan dosen mampu memfokuskan atau mengalihkan

perhatian mahasiswa dengan mengajak untuk melakukan satu kegiatan yang sama. Pada siklus

III ini, persentase peningkatan keterampilan berbicara mencapai 87,18%.

Luaran Yang Dicapai

1. Buku Ajar ber ISBN (Processed)

2. Hasil penelitian dipublikasikan dalam Journal Pedagogi Universitas Al-

Washliyah (Submitted)

3. Hasil penelitian dipublikasikan dalam proceeding Seminar Antar Bangsa

(Published)

BAB 6

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Hasil penelitian yang dipublikasikan kedalam jurnal Pedagogi masih menunggu untuk

dipublikasi pada akhir bulan November sedangkan pengurusan modul ber ISBN masih dalam

proses.

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

1. Eclictic Method mampu meningkatkan ketrampilan berbicara Bahasa Inggris mahasiswa

jurusan Bahasa Inggris FKIP UMSU.

2. Ketrampilan berbicara mahasiswa meningkat pada siklus I, siklus II dan siklus III mengalami

peningkatan dari 61,52% menjadi 76,92% dan meningkat lagi menjadi 87,18% artinya ada

peningkatannya sebesar 25,66%

Page 34: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

7.2 Saran

1. Disarankan untuk dosen untuk selalu merevisi dan menyesuaikan perubahan materi sesuai

dengan perkembangan zaman dan menemukan strategi dan media untuk mengajar Bahasa

Inggris

2. Baik dosen maupun mahasiswa harus siap dalam menerapkan proses pembelajaran dengan

menggunakan Eclictic Method.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S, Suharjono, Supriadi . 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit

Bumi Aksara. Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Aslam, Mohammad.2003. Teaching of English (Second ed). Cambridge University Press.

p.61. ISBN 9788175965911

Burns, A 2010 Doing action research in English language Teaching New York

Routledge

Chinta Pravean Kumar, 2013 The Eclictic Method; Theory and its Application to the Learning of

English International Journal of Scientific and Research Publication, volune 3, Issue 6,

ISSN 22350 - 3153

Dash, Neena; Dash, M 2007. Teaching Englsih as an Additional Language. Atlantic, p.61. ISBN.

9788126907793

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Justifikasi Dana Penelitian

A. Gaji dan Upah

No Nama Peran Waktu Honor (Rp.) Jumlah (Rp.)

1. Yayuk Hayulina M Ketua 10 pertemuan 375.000 3.750.000

2. Dewi Juni Artha Anggota 10 pertemuan 250.000 2.500.000

Total 6.250.000

B. Bahan Habis Pakai dan Peralatan Penelitian

13

Page 35: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

No Nama Bahan Kegunaan

dalam

Penelitian

Volume Biaya Satuan

(Rp.)

Jumlah (Rp.)

1. Kertas HVS 80 gram Pembuatan

instrument

dan laporan

penelitian

7 50.000 350.000

2. Buku Study bahan

ajar

6 75.000 450.000

2. Buku penelitian Mencari

literatur

pendukung

kajian

pustaka

3 150.000 450.000

3. Software Study

pemograman

SPSS

1 300.000 300.000

5. Tinta Printer Mencetak

instrument

dan laporan

penelitian

5 500.000 2.500.000

6. Modem dan Pulsa

Modem

Bahan ajar

untuk

penelitian

1 1.525.000 1.525.000

7. Map/Bolpoin/ dan

pinsil

Untuk

menyimpan

berkas-berkas

20 15.000 300.000

8. Flashdisk 16 gb Menyimpan

laporan

penelitian

2 150.000 300.000

Total 6.175.000

C. Transportasi dan Akomodasi

No. Nama Kegiatan Kegunaan

dalam

Penelitian

Waktu Biaya

Setahun

Jumlah

1. Transportasi Ketua 10 pertemuan 100.000 1.000.000

2. Transportasi Anggota 10 pertemuan 100.000 1.000.000

3 Akomodasi Konsumsi 10 pertemuan 100.000 1.000.000

Total

3.000.000

Page 36: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

D. Biaya Lain – Lain

No. Nama Kegiatan Kegunaan

dalam

Penelitian

Volume Biaya

Setahun

Jumlah (Rp)

1. Pengolahan dan analisis

data

Penyusunan

laporan

1 350.000 400.000

2. Pembuatan laporan

Kemajuan

Penyusunan

laporan

7 75.000 385.000

3. Pembuatan laporan

akhir

Penyusunan

laporan

7 100.000 1.005.000

4. Publikasi ilmiah Publikasi 1 500.000 1.000.000

5. Dokumentasi Publikasi 1 500.000 500.000

Total 3.075.000

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama NIDN Bidang

Keahlian

Instansi Alokasi

Minggu

Uraian Tugas

1. Yayuk

Hayulina

M

0131128101 Pendidikan

Bahasa

Inggris

FKIP 10 Bertanggung jawab dalam

perencanaan, pembuatan

instrumen, pengolahan data,

analisa data pembuatan

laporan Akhir, dan pemaparan

hasil

2. Dewi

Juni

Artha

0107068404 Pendidikan

Bahasa

Inggris

FKIP 10 Bertanggung jawab dalam

pembuatan usulan penelitian

dan merancang model

Mengidentifikasi masalah

Mengumpulkan data dan

menyusun laporan

Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti

Biodata (Ketua)

A. Identitas Diri

Page 37: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Yayuk Hayulina M , S.Pd., M.Hum (P)

2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3. Jabatan Struktural -

4. NIP/NIK/Identitas lainnya -

5. NIDN 0131128101

6. Tempat dan Tanggal Lahir Totap Majawa, 31 Desember 1981

7. Alamat Rumah

Jl. Rajawali no 18 C (Mandala by Pass) Medan

20224

8. Nomor Telepon/Faks/ HP 0813-6127-4342

9. Alamat Kantor Jl. Kapten M. Basri No. 3 Medan

10. Nomor Telepon/Faks 061-6619056/061-6625474

11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= orang; S-2= Orang; S-3= Orang

13. Mata Kuliah yg Diampu 1. English for Children

2. Psycholinguistics

3. English for Debate

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan

Tinggi

UMSU UNIMED -

Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Linguistik Terapan Bahasa

Inggris

-

Tahun Masuk-Lulus 1999 – 2003 2006 – 2009 -

Page 38: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

A Comparison of the

Effectiveness of Micro

Discussion and Critical

reading Techniques on

Teaching Reading

The Improvement of

Students’ Speaking

through Cooperative

Learning Strategy at

International Language

Program (ILP)

-

Nama

Pembimbing/Promotor

Drs. Sahron Lubis M.Ed

Drs. Rahmad Husein M.Ed

Prof Jawasi Naibaho

Dr.Busmin Gurning M.Pd

A. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Juta Rp)

1. 2014 Pendampingan Pembuatan

Pembelajaran Interaktif

Menggunakan Adove Flash bagi

guru SMA se Kecamatan Medan

Area

PDM DIKTI Rp. 10.000.000

2. 2015 Pengaruh Speed Reading

terhadap Ketrampilan Membaca

pada Mahasiswa Pendidikan

Bahasa Inggr

is FKIP UMSU

PDP DIKTI Rp. 11.600.000

B. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp)

1.

C. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Vol/Nomor

/Tahun Nama Jurnal

1.

Penerapan Teknik Critical Debate

dalam Upaya Meningkatkan

Ketrampilan Berbicara

mahasiswa Semester VII FKIP

Bahasa Inggris UMSU

Vol IX/2086-

8898/September

2015 BAHTERA

Page 39: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

2. The Effect of Speed Reaading on

The Studenta’ reading Skill

Vol 3/ 2406-7873/

Januari- April 2017 PEDAGOGI

D. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah

Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan

Ilmiah / seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan tempat

1.

International

Conference of

ELITE

The Improvement of

Students’ Speaking

Through Cooperative

Learning Strategy at

University of

Muhammadiyah Sumatera

Utara (UMSU), Medan

9-10 Januari 2016/ UIN

SUSKA , RIAU

2.

International

Conference of

COTEFL

Implementation o f Critical

Debate Technique In Improving

Speaking Skills Of English

Department Students University

Of Muhammadiyah Sumatera

Utara

4-5 Agustus 2016/UMSU

Medan

3.

International

Conference 2016

TEFLIN

The Effectiveness of

Using Point Counter Point

as discussion Method to

Improve the Students’

Achievement In

University

Muhammadiyah Sumatera

Utara. Medan

8-10 September 2016/

PGRI Adi Buana.

Surabaya

4.

The 1st

International

Conference on

Language,

Literature and

Teaching ICoLLIT

Cultural Literacy

(Descriptive Study of

Cultural Literacy in

English Department of

University

Muhammadiyah Sumatera

Utara

4-5 April 2017/ UMS,

Surakarta

Page 40: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

Biodata (Anggota)

A. Identitas Diri

Page 41: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dewi Juni Artha, S.S, M.S (P)

2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli

3. Jabatan Struktural -

4. NIP/NIK/Identitas lainnya -

5. NIDN 0107068404

6. Tempat dan Tanggal Lahir P.Siantar , 7 Juni 1984

7. Alamat Rumah

Jl. M.Nawi Harahap komp Pemda Blok H No.2

Medan

8. Nomor Telepon/Faks/ HP 0813-8265-0225

9. Alamat Kantor Jl. Kapten M. Basri No. 3 Medan

10. Nomor Telepon/Faks 061-6619056/061-6625474

11. Alamat e-mail [email protected]

12. Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1= orang; S-2= Orang; S-3= Orang

13. Mata Kuliah yg diampu

1. Vocabulary

2. Reading 2

3. Belajar Pembelajaran Bahasa Inggris

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3

Nama Perguruan Tinggi UISU -

Bidang Ilmu Sastra Inggris -

Tahun Masuk-Lulus 2002 – 2006 -

Judul

Skripsi/Thesis/Disertasi

A Study of Syntactic Function of “More:

in English

-

Nama

Pembimbing/Promotor

Prof. Drs. Jumino Suhadi, MA, Ph.D

Page 42: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra

A. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No.

Tahun

Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

B. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (juta Rp)

1.

C. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Vol/Nomor

/Tahun Nama Jurnal

1.

D. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan/Seminar Ilmiah

Dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan

Ilmiah / seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan tempat

1.

Page 43: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra
Page 44: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra
Page 45: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra
Page 46: Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra