kode etik profesi seorang hakim

15

Click here to load reader

Upload: daniel-samosir

Post on 12-Aug-2015

206 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

Kode Etik Profesi Hakim

Hakim adalah sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan yang pada dasarnya

adalah mengadili.

Profesi Hakim

Seorang hakim akan merasakan sebuah tekanan (pressure) dari luar, yaitu

1. Dari pihak penguasa (politik)

2. Dari atasan langsung

3. Dari masyarakat (demo)

4. Dari pihak yang berperkara

5. Yang terakhir dari diri pribadi (kebutuhan ekonomi, hubungan – keluarga, sahabat,dll)

didalam instansi sebuah hakim (Mahkamah Agung), mempunyai sebuah kode etik profesi

seorang hakim, sebelum menjelaskan kode etik seorang hakim, memiliki sebuah norma dasar,

yaitu

a. Berperilaku adil

b. Berperilaku jujur

c. Berperilaku arif dan bijaksana

d. Bertanggung jawab

e. Menjunjung tinggi harga diri

f. Berintegritas tinggi

g. Berdisiplin tinggi

h. Berperilaku rendah hti

i. Bersikap Mandiri

j. Bersikap profesional

Kode Etik Profesi  Hakim

Kode etik adalah norma dan asas yang diterima oleh suatu kelompok/team tertentu

sebagai landasan tingkah laku. jad ethika profesi seorang hakim yaitu bersifat Universal,

terdapat di negara manapun di seluruh dunia dan mengatur tentang nilai-nila moral, seorang

Page 2: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

hakim harus mentaati kaedah-kaedah, dan aturan-aturan yang berlaku seharusnya dipegang

teguh oleh seorang hakim dlam menjalani profesi seorang hakim, yang dimaksud dengan

kode etik profesi hakim adalah aturan tertulis yang harus dipedomi oleh setiap hakim

Indonesia dalam melaksanakan tugas profesi sebagai hakim.

Dalam menjalankan kode etik profesi hakim ada komisi eksternal dan internal yang

akan mengawasi kode etik profesi hukum antaralain KOMISI KEHORMATAN PROFESI

HAKIM (internal) dan KOMISI YUDISIAL (EKSTERNAL), masing-masing komisi ini

mempunyai tugas dalam mengawasi hakim-hakim agar tetap pada koridor yang telah

ditentukan oleh undang-undang dan kode etik profesi hakim.

Tugas dan wewenang Komisi Kehormatan profesi hakim antara lain:

1.     Komisi Kehormatan Profesi Hakim mempunyai tugas :

a. Memberikan pembinaan pada anggota untuk selalu menjunjung tinggi Kode Etik.

b.   Meneliti dan memeriksa laporan/pengaduan dari masyarakat atas tingkah laku dari

para anggota IKAHI.

c.  Memberikan nasehat dan peringatan kepada anggota dalam hal anggota yang

bersangkutan menunjukkan tanda-tanda pelanggaran Kode Etik.

2.     Komisi Kehormatan Profesi Hakim berwenang :

a.  Memanggil anggota untuk didengar keterangannya sehubungan dengan adanya

pengaduan dan laporan.

b. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan terhadap anggota yang melanggar

Kode Etik dan merekomendasikan untuk merehabilitasi anggota yang tidak terbukti

bersalah.

Tugas dan wewenang Komisi Yudisial(Pasal 13 dan 20 UU No 18 tahun 2011)

Wewenang Komisi Yudisial:

a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung

kepada DPR untuk mendapat persetujuan

b. Menjaga dan menegakan kehormatan,keluhuran martabat, serta prilaku hakim

c. Menetapkan Kode Etik dan/atau Mahkamah Agung

d. Menjaga dan menegakan pelaksanaan Koede Etik dan/atau Pedoman Prilaku Hakim

Page 3: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

Tugas Komisi yudisial

a. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap prilaku hakim;

b. Menerima laporan dari masayarakat berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik

dan/atau Pedoman Prilaku Hakim;

c. Melakukan verifikasi, kalarifikasi, dan investigasi terhadap laporan dugaan

pelanggaran Kode Etik dan/atau Pedoman Prilaku Hkim secara tertutup;

d. Memutuskan benar atau tidaknya laporan dugaan prlanggaran Kode Etik dan/atau

Pedoman Prilaku Hakim; dan

e. Mmengambil langkah hukum dan/atau langkah lain terhadap orang perseorangan,

kelompok orang, atau badan hukum yang merewndahkan kehormatan dan keluhuran

martabat Hakim

Pertanggungjawaban dan LaporanKomisi Yudisial bertanggungjawab kepada publik

melalui DPR, dengan cara menerbitkan laporan tahunan dan membuka akses informasi secara

lengkap dan akurat.

Contoh-contoh dari Kode Etik Profesi Hakim

contoh kode etik seorang hakim memiliki 4 yaitu,

1. Mendengar dengan sopan, dan  beradab

2. Menjawab bijaksana, dan arif

3. Mempertimbangkan tak terpengaruh

4. Memutuskan tak berat sebelah

Kaidah-Kaidah Pokok Kode Etik Profesi Hakim

Seorang hakim mempunyai Kaidah-kaidah pokok Etika Profesi, profesi yang paling pertama

dalam sebuah kaidah yaitu

1. profesi harus dipandang sebagai pelayanan dan oleh krena itu sifat “tanpa pamrih”

menjadi ciri khas dalam mengembang profesi.

2. Pelayanan profesional dalam mendahulukan kepentingan pencari keadilan mengacu

pada nilai-nilai luhur.

3. Pengembangan profesi harus selalu berorientasi pada masyakat sebagai kesuluruhan

4. persaingan dalam pelayanan berlangsung secara sehat sehingga menjamin mutu dan

peningkatan mutu pengemban profesi

Page 4: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

Tri Prasetya Hakim indonesia

Saya berjanji :

1. Bahwa saya senantiasa menjunjung tinggi citra, wibawa dan martabat hakim

indonesia

2. Bahwa saya dalam menjlankan jabatan berpegang teguh pada kode kehormatan hakim

Indonesia.

3. Bahwa saya menjunjung tinggi dan mempertahankan jiwa korps hakim indonesia

Panca Dharma Hakim

1. Kartika : Bintang yang melambangkan KETUHANAN YANG MAHA ESA

2. Cakra : Senjata ampuh dari dewan keadilan yang mampu memusnahkan segala

kebatilan, kezaliman dan       ketidakadilan

3. Candra : Bulan yang menerangi  segala tempat  yang gelap, sinar penerangan dalam

kegelapan

4. Sari :  Bunga yang semerbak wangi mengharumi kehidupan masyarakat

5. Tirta : Air yang membersihkan segala kotoran di dunia

Kode Etik Profesi Hakim Indonesia dalam Praktek

Dasar kode etik profesi hakim diatur dalam UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang

kekuasaan kehakiman. Kekuasaan kehakiman yang dimaksud dalam hal ini tertuang dalam

pasal 1 yaitu kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila,

demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia.

Kekuasaan Kehakiman yang merdeka dalam ketentuan tersebut mengandung

pengertian bahwa kekuasaan kehakiman bebas dari segala campur tangan pihak kekuasaan

ekstra yudisial, kecuali dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kebebasan dalam melaksanakan wewenang yudisial

bersifat tidak mutlak karena tugas hakim adalah untuk menegakkan hukum dan keadilan

berdasarkan Pancasila, sehingga putusannya mencerminkan rasa keadilan rakyat Indonesia.

Page 5: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

Adapun pokok-pokok dari etika profesi Hakim berdasarkan Undang-Undang Nomor 4

Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman yaitu:

a. Kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila yaitu bebas dari

segala campur tangan pihak kekuasaan ekstra yudisial. (Terdapat dalam pasal 1)

b. Peradilan dilakukan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

MAHA ESA”. (Terdapat dalam Pasal 4 ayat (1))

c. Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan. (Terdapat dalam Pasal 4

ayat (2))

d. Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang. (Terdapat

dalam pasal 5)

Kode etik profesi hakim menjadi pedoman bagi Hakim Indonesia, baik dalam

menjalankan tugas profesinya yang bertujuan untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran

maupun dalam pergaulan sebagai anggota masyarakat yang harus dapat memberikan contoh

dan suri tauladan dalam kepatuhan dan ketaatan kepada hukum. Tetapi kenyataannya

sekarang Hakim banyak menyimpang dari kode etik tersebut. Faktanya bisa dilihat dari

media massa ataupun cerita pribadi yang berupa pengalaman dengan melihat secara langsung.

Tetapi, media massa kurang begitu mengekspose karena biasanya kasus pelanggaran kode

etik ini tidak sampai ke publik. Kalaupun ada biasanya akan ditangani oleh komisi yang

dibentuk oleh Komisi Yudisial, Pengurus Pusat IKAHI dan Pengurus Daerah IKAHI untuk

memantau, memeriksa, membina, dan merekomendasikan tingkah laku hakim yang

melanggar atau diduga melanggar Kode Etik Profesi

Banyak realita yang bisa dilihat. Misalnya, hakim disuap agar pihak yang salah tidak

diberikan hukuman yang berat bahkan dibebaslepaskan dari segala tuntutan. Hal ini jelas

melanggar kode etik hakim yaitu yang terdapat dalam UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang

kekuasaan kehakiman pasal 5 ayat (1) dimana Pengadilan mengadili menurut hukum dengan

tidak membeda-bedakan orang. Dalam ayat (2) yaitu Pengadilan membantu pencari keadilan

dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan

yang sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Selain itu, hakim juga sering menggunakan jabatannya tidak pada tempatnya.

Misalnya, seorang hakim menggunakan jabatannya untuk menguntungkan pribadinya karena

orang melihatnya sebagai seorang hakim. Ditambah lagi ketika memanfaatkan jabatn tersebut

Page 6: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

banyak orang lain yang dirugikan. Hal ini bertentengan dengan kode etik profesi yaitu

mempergunakan nama jabatan korps untuk kepentingan pribadi.

Kenyataannya, masih banyak lagi pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Hakim.

Tetapi, memang publik kurang mengetahuinya karena tidak begitu diangkat di ranah publik.

Dan pemberian sanksi nya pun belum begitu tegas terbukti masih banyak terjadi pelanggaran

kode etik yang dilakukan oleh hakim. Padahal, hakim adalah cermin pengadilan. Sehingga,

dengan banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh hakim berarti mencoreng nama

pengadilan sebagai contoh lembaga yang harus diteladani menjadi lembaga yang sudah tidak

percaya lagi kredibilitasnya oleh masyarakat.

Pelanggaran Kode etik Profesi Hakim

1. Melakukan Kolusi dengan siapapun yang berkaitan dengan perkara yang akan dan

sedang ditangani

2. Menerima sesuatu pemberian atau janji dari pihak-pihak yang berperkara

3. Membicarakan suatu perkara yang ditanganinyaa di luar acara persidangan

4. Mengeluarkan pendapat atas suatu kasus yang ditanganinya baik dalam persidnagan

maupun diluar persidangan mendahului putusan

5. melecehkan seseama Hakim, jaksa,Penesahat hukum, para pihak berperkara, ataupun

pihak lain.

6. Memberikan komentar terbuka atas putusan hakim lain, kecuali dilakukan dalam

rangka pengkajian

7. Menjadi anggota atau salah satu partai politik an pekerjaan/jabatan ang dilarang

Undang-undang

8. Mempergunakan nama jabatan korps untuk kepentingan pribadi ataupun

kelompoknya.

Contoh kasus pelangaran kode etik hakim

1. Empat Hakim Tipikor Semarang Melanggar Kode Etik

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Yudisial menemukan bukti pelanggaran kode etik yang

dilakukan oleh empat hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang, Jawa Tengah.

Empat hakim itu meliputi hakim ad hoc dan hakim karier.

Page 7: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

"Itu sudah bukan dugaan lagi, tapi terbukti kuat melanggar kode etik," kata Ketua Komisi

Yudisial Eman Suparman di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman dengan ormas

agama, Senin, 18 Juni 2012.

Hanya, Eman tidak berkenan menyebutkan nama dan pelanggaran keempat hakim

tersebut. "Kami sudah menyerahkannya kepada Mahkamah Agung beserta bukti dan

rekomendasi," ujar Eman.

Rekomendasi yang dikeluarkan Komisi, kata Eman, adalah pemindahan keempat hakim

tersebut. Eman sebenarnya juga berharap agar keempat hakim Tipikor Semarang itu

dipecat.

Selanjutnya, Komisi Yudisial berharap lebih banyak dilibatkan dalam seleksi hakim di

tingkat daerah. Dilibatkannya KY dalam seleksi hakim daerah diharapkan dapat membuat

pengadilan di daerah bisa lebih bersih. "Kami sudah siap jika dilibatkan, tapi tergantung

MA," kata Eman.

Pengadilan Tipikor Semarang menjadi sorotan karena, menurut catatan KY, banyak

meloloskan terdakwa kasus korupsi. Sebut saja yang terakhir kasus korupsi APBD

Sragen, dengan terdakwa mantan Bupati Sragen Untung Wiyono yang divonis bebas.

Bahkan KPK sampai mengajukan pemindahan sidang Wali Kota Soemarmo H.S. dari

Semarang karena rawan intervensi.

2. Hakim Kartini Pernah Dinyatakan Melanggar Kode Etik  

TEMPO.CO, Jakarta - Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang yang Jumat

17 Agustus 2012 lalu dicokok KPK ternyata sudah pernah dinyatakan melanggar kode

etik oleh Komisi Yudisial pada 18 Juni 2012 silam. Data yang dimiliki Tempo serta

penelusuran Indonesia Corruption Watch dan Komite Penyelidikan dan Pemberantasan

Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KP2KKN) Semarang sama-sama menunjukkan hal itu.

Pertengahan 2012 ini, Kartini bersama Lilik Nuraini dan Asmadinata dinyatakan

melanggar kode etik karena sering membebaskan terdakwa korupsi di Pengadilan Tipikor

Semarang. “Pelanggaran kode etik ini memang dilakukan hakim di Semarang,” kata

Ketua Komisi Yudisial Eman Suparman waktu itu.

Tiga sekawan ini memang pernah membuat lima dari tujuh vonis bebas perkara korupsi di

Pengadilan Tipikor Semarang. Kelima orang yang dibebaskan adalah mantan Bupati

Sragen Untung Sarono; terdakwa kasus suap kepada mantan Bupati Kendal, Suyatno;

Page 8: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

terdakwa korupsi pengadaan alat pemancar fiktif RRI Teguh Tri Murdiono, terdakwa

korupsi dan suap pejabat Kabupaten Kendal Heru Djatmiko; dan terdakwa pembobolan

dana Bank Jateng cabang Semarang Yanuelva Etliana.

Selain itu mereka juga mengabulkan pengangguhan penahanan ketua DPRD Grobogan

M. Yaeni, kasus yang akhirnya menyeret Kartini ke dalam bui. Akibat pelanggaran

tersebut, Lilik Nuraini yang selalu menjadi hakim ketua dalam kelima perkara itu

dimutasi ke Makassar. Namun Kartini dan Asmadinata tetap berada di Pengadilan Tipikor

Semarang.

Kemarin Kartini yang menjadi hakim tipikor sejak 2010 akhirnya tertangkap basah

menerima duit Rp 150 juta yang diduga untuk menyuap. Tim penyidik Komisi

Pemberantasan Korupsi menangkapnya setelah upacara peringatan Hari Kemerdekaan di

kantor Pengadilan Negeri Semarang.

3. INILAH.COM, Jakarta - Juru bicara Komisi Yudisial (KY) Asep Rahmat Fajar,

mengungkapkan bahwa pihaknya telah menetapkan 14 hakim nakal yang

terindikasi melakukan pelanggaran kode etik. KY merekomendasikan kepada

Mahkamah Agung (MA) agar mereka dikenakan sanksi tegas.

"Rekomendasi sanksi yang telah dikeluarkan kepada Mahkamah Agung (MA) berjumlah

14 orang," ujar Juru Bicara KY saat dihubungi, Kamis (5/7/2012).

Asep mengatakan, ke-14 hakim terindikasi melanggar kode etik tersebut merupakan hasil

tindaklanjut dari 786 total laporan yang masuk ke KY selama enam bulan terhitung sejak

Januari hingga Juni tahun 2012.

Selanjutnya, Majelis Kehormatan Hakim (MKH) melakukan pemeriksaan laporan yang

masuk dan ditemukan adanya 161 laporan mencurigakan. Setelah dikaji kembali,

mengerucut menjadi 86 hakim dan dilakukan pemeriksaan dan terakhir 14 hakim

terindikasi melanggar kode etik. "Hakim yang telah diperiksa berjumlah 86 orang, semua

untuk hakim pengadilan umum tingkat pertama," ungkapnya.

Dia menambahkan, ke-14 hakim pengadilan umum tingkat pertama itu oleh KY

kemudian direkomendasikan ke MA untuk diberikan sanksi. Dengan perincian 11 hakim

direkomendasikan untuk diberikan sanksi ringan, satu hakim rekomendasi sanksi sedang,

serta 2 hakim rekomendasi sanksi berat.

"Rekomendasi sanksi ringan adalah teguran lisan maupun tertulis, sanksi berat adalah

pemecatan, sedangkan sanksi sedang saya belum tahu," jelasnya.

Page 9: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

Mengenai pelanggaran yang dilakukan para hakim, Asep mengatakan sedikitnya ada dua

jenis pelanggaran. Yakni menyangkut profesionalisme hakim dan integritas yang tinggi.

Sejauhmana pelanggaran kedua poin tersebut, pihaknya tidak bisa menjabarkan lebih

jauh, begitu juga nama-nama ke-14 hakim tersebut. "MKH akan menggelar dua sidang

minggu depan. Sudah ada namanya. Tapi tidak boleh diberitakan," ujar Asep. [mvi]

Daftar pustaka

1. Diktat tentang Kode Etik Hakim Karya Dr. Lintong O siahaan, S.H.,M.H

2. Kode Etik Profesi Hakim

3. UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang kekuasaan kehakiman

4. TEMPO.co, Jakarta

5. Inilah.com

6. Undang-undang No 18 Tahun 2011, tentang komisi yudisial

7. Etika Profesi Hukum, DR.HJ.Jum Anggriani, S.H.,M.H. Utama Jakarta 2010.

Page 10: Kode Etik Profesi Seorang Hakim

TUGAS

ETIKA PROFESI HUKUM

Disusun Oleh :

DANIEL SAMOSIR 3009210138

RINDU ARIFIN SILITONGA 3009

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA2012