kode etik jurnalistik xii ipa 2

21

Upload: suryanto-liu

Post on 29-Jun-2015

866 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KODE etik jurnalistik XII IPA 2
Page 2: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Kode Etik Jurnalistik

Kode : sistem pengaturan-pengaturan (system of rules).

Etik : norma perilaku.Perbuatan dikategorikan etis apabila perbuatan tsb. Sesuai dengan aturan-aturan yang menuntun perilaku baik manusia, sebaliknya yang tidak etis apabila segala aturan tingkah laku yang ada dilanggar atau tidak diindahkan.

Jurnalistik : profesi dalam kegiatan tulis menulis berita atau kewartawanan.

Kode Etik Jurnalistik : sejumlah aturan dasar yang mengikat seluruh profesi kewartawanan dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai wartawan.

Page 3: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Kode Etik Jurnalistik

Ada tiga faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya menurut M. Alwi Dahlan, Ph.D

1. Etik Institusional yaitu sistem aturan, peraturan, kebijaksanaan yang dikembangkan oleh institusi.

2. Etik Personal : sistem nilai dan moralitas perorangan yang merupakan hati nurani wartawan, didasarkan pada keyakinan pribadi yang menimbang tindakan yang hendak dilakukan.

3. Etik Profesional : menentukan cara pemberian yang paling tepat sehingga informasi itu mudah diterima oleh khalayak, dalam proporsi yang wajar.

Page 4: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Ciri dari suatu Kode Etik

Kode etik dibuat dan disusun oleh organisasi profesi ybs. Sesuai dengan aturan organisasi dan bukan dari pihak luar.

Sanksi bagi yang melanggar kode etik bukan pidana, melainkan bersifat moral atau mengikat secara moral pada anggota kelompok tersebut.

Daya jangkau suatu kode etik hanya berlaku pada anggota organisasi yang memiliki kode etik tersebut bukan pada organisasi lain.

Page 5: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Aturan main (rules of the game) Pers Nasional

Landasan Idiil : Falsapah Pancasila (Pembukaan UUD 1945)

Landasan Konstitusional : UUD 1945 Landasan Yuridis : UU Pers (UU No. 40/1999) Landasan Profesional : Kode Etik Jurnalistik Landasan Etis : Tata Nilai yang berlaku dalam

masyarakat

Page 6: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Kebebasan Pers (Kemerdekaan Pers)

Kebebasan Pers adalah kebebasan mengemukakan pendapat, baik secara tulisan maupun lisan melalui pers, seperti harian, majalah, bulletin dan sebagainya. Kebebasan pers merupakan manifestasi dari freedom of speech (kebebasan berbicara)

Kebebasan pers diberbagai negara mempunyai pengertian yang berbeda-beda tergantung pada : filsafat negaranya, pola pertumbuhan politiknya, hakikat manusianya, masyarakat dan negaranya, hubungan antara rakyat dan negara, hakikat pengetahuan, serta kebenaran dan moral.

Page 7: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Ciri Kebebasan Pers Indonesia

Pers yang bebas dan bertanggung jawabPers yang sehatPers sebagai penyebar informasi yang objektif

Pers sebagai penyalur aspirasi rakyat, meluaskan komunikasi dan partisifasi masyarakat

Pers yang melakukan kontrol sosial yang konstruktif

Terdapat interaksi positif antara pers, pemerintah dan masyarkat.

Page 8: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Prinsif pertanggungjawaban Pers Nasional (UU No. 40/1999 pasal 5)

Prinsif pertanggungjawaban Pers Nasional (UU No. 40/1999 pasal 5)

Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.

Pers wajib melayani hak jawab, yaitu hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.

Pers wajib melayani hak koreksi, yaitu hak setiap orang untuk mengkoreksi atau membertulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun orang lain.

Page 9: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Menurut S. Tasrif, diakui dan dijaminnya Kebebasan Pers dalam suatu negara bila memenuhi tiga syarat sbb :

Tidak ada kewajiban menurut hukum untuk meminta surat izin terbit bagi suatu penerbitan pers kepada pemerintah.

Tidak ada wewenang menurut hukum pada pemerintah untuk melakukan penyensoran sebelumnya terhadap berita atau karangan yang akan dimuat dalam suatu penerbitan pers.

Tidak ada wewenang menurut hukum pada pemerintah untuk melakukan penerbitan pers, baik untuk selama-lamanya maupun untuk jangka waktu tertentu.

Page 10: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Teori Pers dalam hubungannya dengan Negara (1)Teori Pers dalam hubungannya dengan Negara (1)

1. Teori Libertarian : hubungan antara pers dengan pemerintah bersifat bebas, bahkan pers mempunyai fungsi mengawasi pemerintah.

2. Teori Social Responsibility (pertanggungjawaban sosial) : pers harus menerima dan memenuhi kewajiban tertentu kepada masyarakat dan bertanggung jawab kepada masyarakat.

3. Teori otoritarian : pemerintah mengawasi pers melalui surat izin terbit (SIT), sensor, dan pemberangusan.

Page 11: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Teori Pers dalam hubungannya dengan Negara (2)Teori Pers dalam hubungannya dengan Negara (2)

4. Teori media pembangunan (totalitarian) : pers harus menerima pengawasan dari pemerintah dan menjalankan tugas pembangunan nasional.

5. Teori Media demokratik partisipan : tetap menghendaki kebebasan pers, namun menentang adanya komersialisasi dan monopolitik pers oleh swasta sehingga perlu dikembangkan media partisifasi dan interaktif yang berukuran kecil.

Page 12: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Bentuk-bentuk penyalahgunaan kebebasasn Pers (1)

Penyiaran berita yang tidak memenuhi kode etik jurnalistik. Contoh kesalahn penyebutan nama tersangka dan kurang jelasnya suatu gambar atau peristiwa.

Peradilan oleh pers (trial by pers) : pemberitaan yang terus menerus pada satu pihak, sedangkan pihak lain yang terlibat tidak diberitakan akan menghasilkan berita yang tidak seimbang. Seseorang merasa diadili oleh pers karena pemberitaan yang tidak seimbang tersebut.

Page 13: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Bentuk-bentuk penyalahgunaan kebebasasn Pers (2)

Membentuk opini yang menyesatkan : Tulisan yang dimuat oleh pers kadang dapat menciptakan opini yang sebaliknya dari seseorang. Opini ini tercipta justru menyesatkan karena tidak benar dan tidak berdasarkan fakta.

Tulisan-tulisan bernada fitnah dan provokasi : tulisan yang dimuat amat vulgar, dapat memicu keterlibatan pihak lain dan memancing emosi.

Berita bohong : berita yang tidak kuat sumbernya dapat menciptakan berita yang tidak benar.

Page 14: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Penyakit Pers (syamsul Mu’arif)

Pornografi

Character assasination (pembunuhan karakter)

Berita palsu

Provokasi dan iklan yang menyesatkan

Wartawan yang tidak profesional (biasa mendapat julukan wartawan bodreks)

Page 15: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Mengapa pemerintah harus berupaya dalam mengendalikan kebebasan pers ?… (1)

Agar kebebasan pers yang dimiliki tidak disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan yang tidak sejalan/sesuai dengan fungsi, peran dan tanggung jawab pers.

Agar masyarakat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya untuk meningkatkan perolehan, pengelolaan serta pemanfaatan informasi untuk kehidupan sehari-hari.

Page 16: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

    Mengapa pemerintah harus berupaya dalam

mengendalikan kebebasan pers ?… (2)

Agar insan pers dapat bertanggung jawab untuk memberikan timbal balik yang positif kepada pemerintah, khususnya untuk membantu terlaksananya program-program pemerintah

Mendorong terwujudnya masyarakat yang

demokratis, cerdas, partisifatif, dan bertanggung jawab terhadap pembangunan bangsanya.

Page 17: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers (1)

1. Membuat perangkat hukum atau aturan-aturan dasar tentang kehidupan pers (UUNo. 40/1999);

2. Memberikan pembinaan kepada pers agar lebih maju dan berkembang serta lebih mengoptimalkan kinerja dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

3. Memprakarsai mekanisme dialog antara kompenen pemerintah, pers, dan masyarakat untuk lebih meningkatkan hubungan fungsional antara ketiganya;

Page 18: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan kebebasan pers (2)

4. Membantu pers dalam penerbitan buku-buku tentang pers, sebagai bahan bacaan bagi kalangan pers, pejabat pemerintah serta masyarakat umum;

5. Menghormati pelaksanaan kode etik jurnalistik, maupun pelaksanaan sanksi yang diberikan kepada pelanggarnya;

6. Bersama-sama dalam upaya memberantas pengayakit pers;

7. Menyelenggarakan kegiatan seminar dalam usaha mengembangkan konsepsi, nilai-nilai dan mekanisme.

Page 19: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Dampak yang timbul akibat penyalahgunaan kebebasan pers atau media Massa (1) :

Menyulut konfliks dalam kehidupan masyarakat, karena pemberitaan pers yang tidak objektif

Merugikan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara

Terhambatnya pembangunan nasional karena pers merupakan salah satu pilar (the fourth pillar) dalam pembangunan nasional.

Page 20: KODE etik jurnalistik XII IPA 2

Dampak yang timbul akibat penyalahgunaan kebebasan pers atau media Massa (2) :

Munculnya sikap apriorisme atau selalu berpandangan negatif (jelek) kepada pihak-pihak tertentu karena pemberitaan pers yang selalu menyudutkan (mendeskriditkan) pihak-pihak tertentu.

Menimbulkan pendekatan yang tidak kunjung selesai antara pihak-pihak tertentu, akhirnya akan berujung pada perbuatan-perbuatan merusak satu sama lainnya.

Page 21: KODE etik jurnalistik XII IPA 2