kliping berita ekonomi terkait gempa & tsunami jepang (per 12-03-2011)

5

Click here to load reader

Upload: herpuspita

Post on 30-Jul-2015

31 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12-03-2011)

Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12 Maret 2011)

1

Gempa Jepang Belum Berimbas ke Perekonomian Indonesia (Tempo Interaktif, 11 Maret 2011)

Jakarta - Pemerintah memprediksi gempa Jepang belum akan menimbulkan dampak pada perekonomian Indonesia. Jepang memiliki pengalaman dalam kesiapan dan penanggulangan dampak gempa di wilayahnya. Indonesia memiliki hubungan yang cukup bagus dalam perdagangan dengan pemerintah Jepang. "Terlalu pagi kita membicarakannya makanya kita mengharapkan dampak kerusakannya tidak terlalu besar terhadap masyarakat jepang," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Istana Kepresidenan, Jumat (11/3). Gempa Jepang sebesar 8,9 skala richter yang disertai Tsunami menggetarkan bursa Asia hari ini. Gempa yang cukup kuat menimpa Jepang menambah deretan kekhawatiran dipasar finansial global yang masih dihantui oleh gejolak politik di kawasan Timur tengah dan Afrika Utara dan krisis utang zona Eropa. Anjloknya indeks Dow Jones industri lebih dari 200 poin dan menembus dibawah level psikologis 12.000 memberikan sentimen negatif bagi bursa Asia hari ini, ditambah lagi dengan berita gempa yang mengguncang Jepang. Pada perdagangan Jumat (11/3) indeks Nikkei 225 merosot 179,95 poin (1,72 persen) ke level 10.254, posisi terendahnya sepanjang hari ini. Bursa Hong Kong juga anjlok 1,55 persen, bursa Seoul turun 1,31 persen, bursa Singapura terkoreksi 1,04 persen, bursa Australia turun 1,18 persen, serta bursa India juga tergelincir 0,84 persen.

Tsunami Jepang Dikhawatirkan Ganggu Investasi di Indonesia (Tempo Interaktif, 11 Maret 2011)

Jakarta - Bencana tsunami yang terjadi di Jepang bisa mengganggu rencana investasi yang akan berlangsung di Indonesia. "Proyek investasi yang menggunakan mesin dari Jepang, merek-merek kendaraan dan elektronika bisa terganggu," kata Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno pada pesan pendek, Jum'at (11/3). Terutama, investasi yang didukung dari pabrik-pabrik yang belokasi di sekitar Tokyo atau Yokohama. Pernyataan Benny berdasarkan analisa jumlah impor barang-barang dari Jepang. Menurut catatan staf khusus Menteri Perindustian itu, impor Indonesia dari Jepang paling besar adalah mesin. Selain itu, Indonesia juga banyak mengimpor kendaraan dan bagiannya, peralatan listrik, barang karet dan barang dari plastik. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Budi Darmadi mengatakan, saat ini sedang mengecek kepada pemegang merk kendaraan asal Jepang terkait dampak tsunami. "Kami sedang mengecek jaringan pasokan dan menanyakan keberadaan stok barang," kata dia. Sejauh ini, kata Budi, kondisinya masih aman. Sebab, industri kendaraan di Indonesia banyak menggunakan konten lokal. Diantaranya untuk sepeda motor sudah menggunakan konten lokal sebanyak 95 persen. Sementara sebagian komponen lain juga diimpor dari Thailand dan beberapa negara lainnya. Budi memperkirakan gangguan impor Jepang tidak akan terlalu banyak mengganggu industri di Indonesia. "Sebab, tsunami terjadi di pantai timur, sedangkan industri banyak di pantai barat," ujarnya. "Jadi, masih aman, tapi, kami akan lihat lagi perkembangannya," kata Budi.

Gempa di Jepang, pemerintah imbau pengusaha alihkan pasar ke tempat lain (Kontan, 11 Maret 2011)

JAKARTA. Pemerintah menghimbau pengusaha mengalihkan usahanya sementara waktu dari Jepang yang baru saja dihantam gempa berkekuatan 8,9 skala Richter. Deputi Menteri Koordinator Perekonomian bidang Industri Perdagangan Edy Putra Irawady mengatakan, bencana yang menghantam Negeri Sakura tersebut akan berpengaruh pada perekonomian dalam negeri. “Jadi untuk eksportir dan importir serta dunia usaha harus bersabar atau mengalihkan pasar mereka ke pasar baru,” jelasnya, Jumat, (11/3). Edi mengingatkan pengaruh tsunami ini tidak hanya dalam perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Jepang tapi juga investasi Jepang. Sebab, dia bilang, konsentrasi Tokyo terganggu akibat dari bencana tsunami ini.

Page 2: Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12-03-2011)

Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12 Maret 2011)

2

Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang PS Brojonegoro mengatakan, bencana ini jelas ada pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia. Senada dengan Kepala BKF, Ketua Bidang Perbankan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Silmy Karim mengingatkan, gempa dan tsunami di Jepang pasti berimbas ke Indonesia. “Apalagi dia salah satu negara tujuan Ekspor dunia,” terangnya. Simly memaparkan, Jepang dominan di sektor otomotif dan elektronik, sedangkan untuk barang kebutuhan dasar kurang. “Jadi mungkin terjadi perlambatan (ekspor indonesia) alumunium, gas paling besar, CPO dan batubara tidak besar,” ucapnya. Selama 2010, nilai ekspor nonmigas ke Jepang menembus US$ 16,49 miliar dan berada pada peringkat pertama negara tujuan ekspor Indonesia. Pada Januari 2011, nilai ekspor nonmigas ke Jepang adalah sebesar US$ 1,21 miliar atau 10,13% dari total ekspor nonmigas.

Gempa guncang Jepang, indeks regional anjlok 1,7% (Kontan, 11 Maret 2011 | 18:21)

SYDNEY. Gempa yang mengguncang Jepang, tak ayal ikut menekan bursa saham Asia, hari ini. Bahkan, indeks MSCI Asia Pasifik sudah anjlok 1,7% ke 133,87 pada pukul 4.36 sore waktu Tokyo. Penurunannya di pekan ini merupakan yang terbesar sejak Agustus.

Lebih dari delapan saham anjlok untuk setiap satu saham yang naik. Sejak perdagangan pagi, indeks regional juga sudah melemah karena kerusuhan di Timur Tengah, dan naiknya angka klaim pengangguran AS. Hingga pukul 18.10 WIB, indeks Nikkei 225 ditutup jatuh 1,72% ke 10.254. Sementara, indeks Hang Seng terbenam 1,55% ke 23.249,78, dan indeks Kospi terkoreksi 1,31% ke level 1.955,54. Adapun, indeks S&P/ASX 200 jatuh 1,17% ke 4.644,8, dan IHSG tertekan 1,27% ke 3.542,23. Kang Shin Woo, kepala investasi Korea Investment Management Co. menyebut, gempa bumi Jepang menambahkan ketidakpastian pasar yang sudah terganggu dengan gejolak di Timur Tengah dan kekhawatiran utang Eropa. "Ini bisa meningkatkan kekhawatiran terhadap ekonomi Jepang yang telah menunjukkan beberapa tanda-tanda pemulihan," ujarnya. Gavin Parry, direktur Parry International Trading Ltd. juga menilai, gempa dan kebakaran di Tokyo hanya menambah sentimen bearish di regional, yang semakin memberatkan pasar.

Harga Minyak Turun Akibat Gempa Jepang (Indonesia Finance Today, 11-03-2011)

SINGAPURA – Harga minyak turun di perdagangan New York Mercantile Exchange menyusul penghentian operasi kilang minyak Jepang akibat gempa berkekuatan 8,8 Skala Richter di pantai utara Jepang.

Harga minyak turun selama empat hari berturut-turut sebesar 1,8%, setelah gempa dahsyat dan tsunami menerjang negara konsumen minyak terbesar ketiga di dunia itu.

Cosmo Oil Co, kilang minyak di Chiba, di luar Tokyo, mengalami kebakaran yang dipicu percikan api di tanki penyimpanan. JX Nippon Oil & Energy Corp juga menutup operasional kilang di Sendai, Kashima, dan Negishi. “Harga minyak turun sebelum terjadi gempa. Penurunan harga bergantung pada berapa lama kilang akan ditutup. Jika berlangsung lama, maka akan mengurangi permintaan minyak,” kata Victor Shum, ekonom dari Purvin & Gertz di Singapura.

Harga minyak untuk kontrak pengiriman April turun sebesar US$ 1,83 menjadi US$ 100,87 per barel. Minyak jenis Brent untuk pengiriman April juga turun sebesar US$ 2,60, atau 2,3%, menjadi US$ 112,83 per barel.

Page 3: Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12-03-2011)

Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12 Maret 2011)

3

Perusahaan-Perusahaan Jepang Menghitung Kerusakan Akibat Gempa (Indonesia Finance Today, 11-03-2011)

TOKYO – Perusahaan-perusahaan Jepang, termasuk Toyota Motor Corp, menyatakan tengah menghitung kerusakan akibat gempa berkekuatan 8,8 Skala Richter yang mengguncang pantai utara Jepang. Canon Inc menyatakan aktivitas produksi tidak terkena dampak.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Jepang, gempa mengguncang pada pukul 14.46 waktu setempat di 130 kilometer di lepas pantai Sendai, sebelah utara Tokyo.

Shiori Hashimoto, juru bicara Toyota di Tokyo, mengatakan panggilan telepon ke pabrik-pabrik Toyota tidak diangkat. Toyota Boshoku Corp, pemasok Toyota Motor, melaporkan kerusakan di pabrik di Miyagi. Jalan-jalan juga retak di dekat pabrik Asahi Breweries Ltd, produsen bir terbesar, dan Sapporo Holdings Ltd, menyatakan masih menghitung kerusakan di pabrik-pabrik mereka. Seiko Epson Corp juga terus mengumpulkan informasi kerusakan di pusat-pusat produksi produk elektroniknya.

Laporan Kyodo News menyebutkan Bandar Udara Narita di Tokyo ditutup menyusul gempa. Haneda, Bandar udara utama lain di Tokyo, juga tidak beroperasi.

Dampak tsunami Jepang atas ekonomi RI diduga tak besar (Bisnis Indonesia, 11 March 2011)

JAKARTA: Bencana gempa dan tsunami yang menimpa Jepang dipastikan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, terutama kinerja ekspor yang melambat. Namun, dampaknya bersifat sementara dan tidak terlalu besar. Silmy Karim, Staf Ahli Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menuturkan Jepang merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia dan dunia. Karenanya bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang diperkirakan memengaruhi kinerja ekonomi Indonesia, terutama ekspor dan investasi. “Bencana tsunami di Jepang impact-nya pasti ada ke Indonesia. Apa lagi dia salah satu negara tujuan ekspor ima besar dunia. Kalau untuk investasi, mungkin tidak terlalu signifikan pengaruhnya, tapi yang pasti konsumsi mereka terganggu,” ujar dia melalui telepon, hari ini. Menurutnya, cukup banyak industri-industri Jepang yang mengandalkan pasokan bahan baku dari Indonesia. Hal itu yang kemungkinan akan menurunkan kinerja ekspor Indonesia ke ke Negeri Sakura tersebut. “Dampak ekonomi tersebut tidak akan berlangsung lama karena sifatnya temporer. Jepang dominan di sektor otomotif dan elektronik, sedangkan untuk barang-barang kebutuhan dasar kurang. Yang diimpor dari Indonesia itu almunium, gas paling besar, CPO dan batubara tidak banyak. Memang (ekspor Indonesia) akan menurun, tapi tidak signifikan,” paparnya. Silmy, yang juga Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), mengatakan dampak negative bencana tersebut ke Indonesia hanya terjadi selama masa pemulihan. Namun, dengan pengalaman yang cukup banyak dalam menghadapi bencana, diyakini Pemerintah Jepang mampu memulihkan keadaaan dalam waktu yang tidak terlalu lama. “Dampak langsungnya mungkin 3-6 bulan (masa pemulihan Jepang), tapi kan mereka juga butuh konsumsi besar sehingga membuka peluang pasar juga bagi kita,” ucapnya. Perlu diketahui, bagi Indonesia Jepang merupakan pasar ekspor utama. Sepanjang 2010, nilai ekspor non-migas ke Jepang mencapai US$16,49 miliar dan menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor Indonesia. Pada Januari 2011, nilai ekspor non-migas ke Jepang mencapai US$ 1,21 miliar atau 10,13% dari total ekspor non-migas. Bambang Permadi Sumantri Brodjonegoro, Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal, menilai Jepang merupakan negara yang realtif siap menghadapi bencana. Karenanya, meski bencana tsunami Jepang berdampak terhadap perekonomian Indonesia, tetapi dampaknya tidak akan terlalu besar. “Mungkin ada gangguan. Tapi seharusnya tidak ada perubahan besar. Jepang relatif siap menangani dampak bencana,” singkatnya. Sejauh ini, perekonomian Jepang belum sepenuhnya pulih dari dampak krisis keuangan 2008. Hal tersebut tercermin dari pencapaian pertumbuhan ekonominya yang mengalami kontraksi 1,3% pada kuartal IV/2010.

Page 4: Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12-03-2011)

Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12 Maret 2011)

4

Kontraksi ekonomi di Jepang terjadi akibat penurunan konsumsi masyarakat sebesar 0,8%. Kemarin, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan ekspor Indonesia bisa terpangaruh akibat pelambatan ekonomi di Jepang. Namun, secara keseluruhan diperkirakan pengaruhnya tidak terlalu besar karena produk Indonesia tetap dibutuhkan oleh Jepang. “Saya rasa kalau (perlambatan ekonomi )Jepang tetap ada pengaruhnya (ke Indonesia). Tapi kan yang kita ekspor barang-barang (primer) seperti minyak, jadi tetap dubutuhkan mereka,” katanya. Mari menambahkan untuk menjaga kinerja ekspor Indonesia tetap baik, pemerintah melakukan diversifikasi pasar. Terutama mendorong ekspor ke negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi bagus seperti China atau Asean. (msw)

Dampak tsunami Jepang atas ekonomi RI diduga tak besar (Bisnis Indonesia, 11 March 2011)

JAKARTA: Bencana gempa dan tsunami yang menimpa Jepang dipastikan berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, terutama kinerja ekspor yang melambat. Namun, dampaknya bersifat sementara dan tidak terlalu besar. Silmy Karim, Staf Ahli Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), menuturkan Jepang merupakan salah satu negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia dan dunia. Karenanya bencana gempa dan tsunami yang terjadi di Jepang diperkirakan memengaruhi kinerja ekonomi Indonesia, terutama ekspor dan investasi. “Bencana tsunami di Jepang impact-nya pasti ada ke Indonesia. Apa lagi dia salah satu negara tujuan ekspor ima besar dunia. Kalau untuk investasi, mungkin tidak terlalu signifikan pengaruhnya, tapi yang pasti konsumsi mereka terganggu,” ujar dia melalui telepon, hari ini. Menurutnya, cukup banyak industri-industri Jepang yang mengandalkan pasokan bahan baku dari Indonesia. Hal itu yang kemungkinan akan menurunkan kinerja ekspor Indonesia ke ke Negeri Sakura tersebut. “Dampak ekonomi tersebut tidak akan berlangsung lama karena sifatnya temporer. Jepang dominan di sektor otomotif dan elektronik, sedangkan untuk barang-barang kebutuhan dasar kurang. Yang diimpor dari Indonesia itu almunium, gas paling besar, CPO dan batubara tidak banyak. Memang (ekspor Indonesia) akan menurun, tapi tidak signifikan,” paparnya. Silmy, yang juga Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), mengatakan dampak negative bencana tersebut ke Indonesia hanya terjadi selama masa pemulihan. Namun, dengan pengalaman yang cukup banyak dalam menghadapi bencana, diyakini Pemerintah Jepang mampu memulihkan keadaaan dalam waktu yang tidak terlalu lama. “Dampak langsungnya mungkin 3-6 bulan (masa pemulihan Jepang), tapi kan mereka juga butuh konsumsi besar sehingga membuka peluang pasar juga bagi kita,” ucapnya. Perlu diketahui, bagi Indonesia Jepang merupakan pasar ekspor utama. Sepanjang 2010, nilai ekspor non-migas ke Jepang mencapai US$16,49 miliar dan menduduki peringkat pertama negara tujuan ekspor Indonesia. Pada Januari 2011, nilai ekspor non-migas ke Jepang mencapai US$ 1,21 miliar atau 10,13% dari total ekspor non-migas. Bambang Permadi Sumantri Brodjonegoro, Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal, menilai Jepang merupakan negara yang realtif siap menghadapi bencana. Karenanya, meski bencana tsunami Jepang berdampak terhadap perekonomian Indonesia, tetapi dampaknya tidak akan terlalu besar. “Mungkin ada gangguan. Tapi seharusnya tidak ada perubahan besar. Jepang relatif siap menangani dampak bencana,” singkatnya. Sejauh ini, perekonomian Jepang belum sepenuhnya pulih dari dampak krisis keuangan 2008. Hal tersebut tercermin dari pencapaian pertumbuhan ekonominya yang mengalami kontraksi 1,3% pada kuartal IV/2010. Kontraksi ekonomi di Jepang terjadi akibat penurunan konsumsi masyarakat sebesar 0,8%. Kemarin, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan ekspor Indonesia bisa terpangaruh akibat pelambatan ekonomi di Jepang. Namun, secara keseluruhan diperkirakan pengaruhnya tidak terlalu besar karena

Page 5: Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12-03-2011)

Kliping Berita Ekonomi Terkait Gempa & Tsunami Jepang (Per 12 Maret 2011)

5

produk Indonesia tetap dibutuhkan oleh Jepang. “Saya rasa kalau (perlambatan ekonomi )Jepang tetap ada pengaruhnya (ke Indonesia). Tapi kan yang kita ekspor barang-barang (primer) seperti minyak, jadi tetap dubutuhkan mereka,” katanya. Mari menambahkan untuk menjaga kinerja ekspor Indonesia tetap baik, pemerintah melakukan diversifikasi pasar. Terutama mendorong ekspor ke negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi bagus seperti China atau Asean. (msw)

Hatta: Terlalu dini hitung dampak gempa Jepang terhadap ekonomi RI (Bisnis Indonesia, 11 March 2011)

JAKARTA: Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan masih terlalu dini untuk menghitung dampak gempa dan tsunami Jepang terhadap perekonomian nasional.

Pemerintah sendiri berharap dampak kerusakan gempa dan tsunami Jepang tidak terlalu besar terhadap masyarakat negara itu, apalagi masyarakatnya sudah terbiasa menghadapi gempa. "Kami mengharapkan tidak terlalu besar sekali. Kita prihatin terhadap gempa yang skalanya terlalu besar. Tapi terlalu dini membicarakan dampaknya terhadap perekonomian kita," katanya di Istana Presiden, hari ini.

Terkait dengan dampak bencana di Jepang itu, kata Hatta, pemerintah sudah memberikan peringatan melalui BMKG kepada kepada masyarakat di daerah Papua, Maluku, Biak, Sulawesi Utara untuk mewaspadai gelombang rentetannya. "Semua sudah diberikan informasi dan tentu masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan dengan menghindar dari tepi pantai," ujarnya. (msw)

Gempa Jepang Bisa Ganggu Investasi Indonesia (Republika, 11 March 2011)

JAKARTA – Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Jepang dapat mengganggu berlangsungnya proyek investasi di Indonesia yang menggunakan mesin dari Jepang. Demikian dikatakan Staff khusus Menteri Perindustrian Benny Soetrisno, kepada wartawan, Jumat (11/3) petang. Menurutnya impor dari jepang pada 2010 masih didominasi oleh mesin-mesin yang mencapai angka 30 persen. Disusul kemudian kendaraan atau komponennya (19 persen), peralatan listrik(11 persen),. Barang karet (3 persen), dan barang dari plastik (2 persen). “Dari data ini kemungkinan, terganggunya Indonesia bisa terjadi pada proyeksi investasi yang menggunakan mesin dari jepang, merek-merek kendaraan tertentu, dan elektronika, terutama yang pabrik-pabriknya berlokasi sekitar Tokyo atau Yokohama,”paparnya. Sementara itu Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi mengatakan pihakny masih melakukan pengecekan untuk suplai kebutuhan barang atau komponen dari Jepang, “Harusnya masih ada stok,”katanya. Namun sebetulnya dia tidak terlalu mengkhawatirkan mengingat Industri dalam negeri masih banyak local konten. “Sepeda motor 95 persen, //local content//, Apv itu hampir semuanya lokal,”katanya. Lagipula, lanjut dia, daerah tsunami yang terkena di Jepang itu pantai timur. Padahal industi otomotif itu banyak dari barat. Sementara itu berdasarkan data Kementrian Perdagangan impor dari Jepang sepanjang 2010 mencapai 16,965 miliar dolar AS. Dari jumlah itu 16,910 miliar merupakan impor non migas.

___________________________