klasifikasi risiko

20

Upload: stain-pekalongan

Post on 21-Jan-2018

1.505 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Klasifikasi risiko
Page 2: Klasifikasi risiko
Page 3: Klasifikasi risiko
Page 4: Klasifikasi risiko

Secara umum risiko dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Risiko Murni, merupakan risiko yang mengakibatkan dua atau lebih kemungkinan kerugian yang menguntungkan dan terjadinya risiko tersebut dapat dicegah. Contohnya:

a. kerugian akibat kerusakan mesin.

b. Kerugian akibat mati listrik.

c. kerugian risiko karena kebakaran gedung.

Risiko murni hanya bisa ditanggulangi tetapi tidak bisa mencegah kerugiannya.

2. Risiko Spekulatif, merupakan risiko yang mengakibatkan dua atau lebih kemungkinan kerugian yang terjadi. Kerugian yang terjadi bisa menguntungkan atau merugikan. Contohnya:

a. mempunyai barang yang dijual dengan nilai Rupiah tetapi dibeli dengan mata uang asing (misalnya, Dollar Amerika) sehingga bila nilai kurs Dollar terhadap rupiah naik dan berdampak pada kerugian jika Anda membeli barang tersebut. Begitu pula sebaliknya.

b. anda membeli mobil tanpa diasuransikan mengandung risiko spekulatif, yaitu bila mengalami musibah maka perusahaan akan mengalami kerugian, tetapi bila tidak mengalami musibah maka perusahaan akan mengalami penghematan atas biaya asuransi yang tidak perlu dikeluarkan.

Page 5: Klasifikasi risiko

Berdasarkan jenis dampaknya maka risiko bisa diklasifikasikan sebagai

berikut:

Risiko sistematik

Merupakan risiko yang dampaknya lebih kompleks dibandingkan

dengan risiko murni dan risiko spekulatif, karena risiko ini akan

memberikan dampak pada bagian-bagian lain. Risiko ini tidak bisa

dideversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang sifatnya

mempengaruhi secara menyeluruh. Contohnya, krisis moneter pada

tahun 1997 di Indonesia telah menyebabkan banyak sekali perusahaan

yang bangkrut dan meningkatnya angka pengangguran.

Risiko spesifik

Risiko yang mempunyai dampak spesifik atau khusus dan tidak dapat

dihindari tetapi bisa diminimalkan tingkat risikonya.

Contoh, berjualan es krim atau AC yang bisa mengalami penurunan

penjualan pada saat musim penghujan. Berjualan payung atau jas hujan

akan mengalami penurunan bila musim hujan telah lewat.

Kita bisa saja mengurangi risiko kerugian dengan melakukan kombinasi

penjualan dari kedua usaha di atas (difersifikasi usaha). Misalnya, pada

saat musim hujan berjualan jas hujan atau payung, dan saat musim

panas berjualan AC atau es krim.

Page 6: Klasifikasi risiko

Risiko pasar merupakan risiko yang

melekat pada instrumen dan aset yang

diperdagangkan di pasar. Risiko ini dapat

muncul dari sumber-sumber mikro

maupun makro. Risiko pasar sistematik

merupakan hasil dari keseluruhan

perubahan harga dan kebijakan dalam

perekonomian, sedangkan risiko

nonsistematik muncul ketika harga aset

atau instrumen yang spesifik mengalami

perubahan akibat suatu peristiwa yang

mempengaruhi instrumen atau aset

Page 7: Klasifikasi risiko

Contoh:Fluktuasi harga di pasar keuangan dapat menyebabkan adanya risiko2 lain seperti , risiko suku bunga, risiko nilai tukar, dan risiko harga komoditi yang kemudian akan berpengaruh pada perusahaan dan memungkinkan terjadinya kerugian.

Page 8: Klasifikasi risiko

2. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko

akibat ketidakmampuan

perusahaan untuk memenuhi

kewajiban yang jatuh tempo

dari sumber pendanaan arus

kas dan atau aset likuid

berkualitas tinggi yang dapat

diagungkan, tanpa mengganggu

aktivitas, dan kondisi keuangan

perusahaan.

Page 9: Klasifikasi risiko

Contoh:

Resiko Likuiditas yang terjadi dalam pasar modal

antara lain yakni ketika perusahaan yang sahamnya

dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh lembaga yang

berwenang seperti pengadilan atau perusahaan

tersebut dibubarkan. Dalam kasus seperti ini hak

klaim dari pemegang saham mendapatkan prioritas

terakhir tentu setelah seluruh kewajiban perusahaan

dapat dilunasi dari hasil penjualan kekayaan

perusahaan. Jika masih ada sisanya, itulah yang akan

dibagi kepada seluruh pemegang saham secara

proporsional. Inilah resiko dari orang yang

berinvestasi di pasar modal. Karenanya si investor

diharuskan untuk selalu mengamati perkembangan

perusahaan-perusahaan yang si investor miliki

sahamnya.

Page 10: Klasifikasi risiko

Risiko kredit adalah risiko kegagalan

nasabah untuk memenuhi kewajibannya secara

penuh dan tepat waktu sesuai dengan

kesepakatan.

Contoh:

Seorang nasabah mengalami gagal bayar untuk

memenuhi kewajiban utangnya secara penuh

pada waktu yang telah disepakati. Akibat dari

risiko ini, bank mengalami ketidakpastian pada

laba bersih dan nilai pasar dari ekuitas yang

muncul dari keterlambatan atau tidak

terbayarnya pokok pinjaman beserta bunganya.

3. Risiko kredit

Page 11: Klasifikasi risiko

4. Risiko operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang disebabakan oleh kegagalan proses internal perusahaan, kesalahan sumber daya manusia, kegagalan sistem, kerugian yang disebabkan oleh kejadian dari luar perusahaan, dan kerugian karena pelanggaran peraturan dan hukum yang berlaku.

Page 12: Klasifikasi risiko

Contoh:

Perusahaan mempunyai risiko

mengalami kesalahan dalam

pencatatan dan perlakuan akuntansi

berdasarkan standar akuntansi yang

berlaku. Untuk itu risiko ini perlu di

kelola, antara lain dengan melakukan

konfirmasi dengan pihak yang

berkaitan, membandingkan data dan

melakukan audit.

Page 13: Klasifikasi risiko

5. Risiko strategis

Adalah risiko akibat ketidaktepatan

perusahaan dalam mengambil

keputusan dan/atau pelaksanaan

suatu keputusan strategik serta

kegagalan dalam mengantisipasi

perubahan lingkungan bisnis.

Page 14: Klasifikasi risiko

Contoh:

Sebuah bank Amerika, CapitalSouth

pada awalnya memfokuskan bisnis

pada penyaluran kredit UKM.

Namun, pada tahun 2003 memutuskan

untuk berekspansi bisnis penyaluran

kredit real estate. Hasilnya portofolio

kredit bank tersebut meningkat tetapi

karena manajemen risiko yang tidak

baik, perusahaan tersebut mengalami

kerugian.

Page 15: Klasifikasi risiko

6. Risiko reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat

menurunnya tingkat kepercayaan

para pemangku kepentingan yang

bersumber dari persepsi negatif

terhadap perusahaan. Risiko ini

timbul antara lain, karena adanya

pemberitaan media dan/ atau rumor

mengenai perusahaan yang bersifat

negatif, serta adanya strategi

komunikasi perusahaan yang kurang

efektif.

Page 16: Klasifikasi risiko

7. Risiko hukum

Risiko ini berhubungan dengan masalah undang-undang, legislasi, dan regulasi yang dapat mempengaruhi pemenuhan kontrak. Risiko ini dapat dikategorikan sebagai risiko operasional. Risiko hukum bisa muncul dari faktor eksternal berupa regulasi yang mempengaruhi aktivitas bisnis tertentu. Selain itu, risiko ini pun bisa muncul dari faktor internal berupa penyelewengan, pelanggaran hukum dan regulasi.

Page 17: Klasifikasi risiko

Contoh:

Akibat dari kebijakan pemerintah mungkin

bisa kita lihat saat pemerintah

memutuskan untuk melakukan

amandemen terhadap undang-undang

perpajakan. Amandemen undang-undang

ini salah satunya menegaskan

diberlakukannya penghapusan pajak

berganda atas transaksi murabahah. Hal

ini tentu sedikit banyak berpengaruh pada

lebih leluasanya bank Islam untuk

menyalurkan pembiayaan dalam bentuk

akad murabahah.

Page 18: Klasifikasi risiko

8. Risiko kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank syariah tidak mematuhi dan/ atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta prinsip syariah. Risiko kepatuhan dapat bersumber antara lain dari perilaku setidaknya, yakni perilaku/ aktivasi bank yang menyimpang atau melanggar dari ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku

Page 19: Klasifikasi risiko

Contoh: Misalnya kepatuhan atas syariat Islam membuat

Bank Muamalat berbeda dengan Bank

Konvensional. Ketika bank Muamalat tidak

tunduk dan patuh terhadap segala ketentuan

syariat Islam, pada saat itulah bank Islam akan

kehilangan identitasnya. Jika bank Islam

meniadakan kemanfaatan atau kemaslahatan

bagi masyarakat, maka masyarakat akan

semakin skeptis dan antipati terhadap bank

Muamalat itu dan menganggap bank Muamalat

tersebut sama saja dengan bank Konvensional.

Kegiatan operasional bank Islam ini secara

menyeluruh dan terintegrasi seharusnya

terinternalisasi pada seluruh prosesbisnis yang

dilakukan oleh bank Islam ini.

Page 20: Klasifikasi risiko

Tidak hanya pada produk-produknya saja yang

menggunakan syariat Islam, namun juga dalam

berbagai proses pengambilan keputusan

manajerial di lingkungan bank Islam. Seperti para

komisaris, direksi, dan seluruh karyawan,

backoffice maupunf ront line, seharusnya berusaha

mengamalkan syariat Islam secara kaffah dan

menerapkannya dalam setiap aktivitas yang

mereka lakukan. Dan bukan hanya akad-akadnya

saja yang menerapkan syariat Islam, tetapi mulai

dari keuangan, pemasaran, SDM, operasi, dan lain

sebagainya. Bagian pemasaran menggunakan

prinsip jujur, amanah, senyum, sapa, dan salam

dalam memasarkan produknya. Sedangkan pada

bagian SDM memasukkan berbagai konsep Islam

seperti akhlak dalam standar kultur dan nilai yang